ftir identification (pet)

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekuensi. Perubahan gambaran intensitas gelombang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier Transform). Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (δ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red. Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated 1 | Karakterisasi Material Lanjut - PET

Upload: aristya90

Post on 25-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy)Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama

dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan

pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran

dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang

dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari

Perancis. Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah

waktu atau daerah frekuensi. Perubahan gambaran intensitas gelombang radiasi

elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi

Fourier (Fourier Transform).

Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red dilengkapi dengan

cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra

merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak

( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2

yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (δ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang

diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik

dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut

sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red. Pada sistem optik Fourier Transform Infra

Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation)

yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal

radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang

digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine

Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT

lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS,

yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih

cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang

diterima dari radiasi infra merah.

Pada metode penggunaan karakterisasi material menggunakan FTIR spektroskopi ini

menggunakana spektrum sinar merah (infrared). Ini dikarenakan bahwa sinar inframerah

memiliki panjang gelombang yang paling panjang dari spektrum sinar warna lainnya. Sinar

memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu berdasarkan apa yang telah diteliti

1 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

sebelumnya. Penjelasan pada panjang gelombang sinar dan penjelasan sinar merah pada

khususnya diterangkan pada Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1 : Spektrum cahaya dan pembagian cahaya infrared dengan panjang gelombangnya

Dari pemeriksaan karakterisasi menggunakan FTIR maka akan dihasilkan grafik dari

material yang dilakukan scanning. Dari grafik yang dimunculkan maka harus dilakukan

identifikasi dari setiap puncak (peak) grafik yang muncul. Dari setiap puncak yang muncul

akan menunjukkan angka – angka tertentu. Dari angka – angka puncak dapat

diidentifikasikan berupa ikatan kimia yang terjadi. Dan ikatan – ikatan tersebut dapat

menunjukkan merupakan material original.

2 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

Dari hasil grafik dapat langsung mengidentifikasi material yang dikarakterisasi.

Contoh dari bentuk grafi dengan pengujian menggunakan FTIR dapat dilihat pada Gambar 2

dibawah ini :

Gambar 2 : Hasil dari karakterisasi menggunakan FTIR spektroskopi

3 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul

Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik

berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah

sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa ( m1 dan

m2 ) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat

untuk mengadakan perubahan vibrasi.

Panjang gelombang atau bilangan gelombang dan kecepatan cahaya dihubungkan

dengan frekwensi melalui bersamaan berikut : Energi yang timbul juga berbanding lurus

dengan frekwesi dan digambarkan dengan persamaan Max Plank.

Dalam spektroskopi infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah

nilai yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan. Panjang gelombang

biasanya diukur dalam mikron atau mikro meter ( オm ).

Sedangkan bilangan gelombang adalah frekuensi dibagi dengan kecepatan cahaya,

yaitu kebalikan dari panjang gelombang dalam satuan cm-1.

Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas

senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola

yang saling terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini. Jika pegas

direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka energi potensial dari sistim

tersebut akan naik.

Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :

1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.

2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan

3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya..

Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu

senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa

tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:

a. Cepat dan relatif murah

b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul

4 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

c. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan

oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa

tersebut.

Tabel 1. Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi

Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1)

C-H Alkana 2850-2960, 1350-1470

C-H Alkena 3020-3080, 675-870

C-H Aromatic 3000-3100, 675-870

C-H Alkuna 3300

C=C Alkena 1640-1680

C=C aromatik (cincin) 1500-1600

C-O Alcohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300

C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760

O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640

O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)

O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)

N-H Amina 3310-3500

C-N Amina 1180-1360

-NO2 Nitro 1515-1560, 1345-1385

2.2 Jenis Vibrasi Molekul

Ada dua jenis vibrasi yaitu:

1. Vibrasi ulur (Stretching Vibration), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan panjang ikatan suatu ikatan

2. Vibrasi tekuk (Bending Vibrations), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan sudut ikatan antara dua ikatan

Vibrasi tekuk itu sendiri dibagi lagi menjadi empat:

1. Scissoring

2. Rocking

5 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

3. Wagging

4. Twisting

Gambar 3 :beberapa macam gerakan – gerakan molekul

2.3 Perubahan Energi Vibrasi

Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi

peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang

menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya

disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu

:

1. Vibrasi Regangan (Streching)

2. Vibrasi Bengkokan (Bending)

2.4 Vibrasi Regangan (Streching)

Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya

sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah.

Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:

1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang

datar.

2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih

dalam satu bidang datar.

2.5 Vibrasi Bengkokan (Bending)

Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka

dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi

atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis,

yaitu :

6 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih

dalam bidang datar.

2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih

dalam bidang datar.

3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.

4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang

menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

2.6 Penggunaan dan Aplikasi

Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian dan digunakan dalam

industri yang sederhana dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas. Alat

spektroskopi inframerah cukup kecil dan mudah dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat

digunakan. Dengan meningkatnya teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik.

Spektroskopi inframerah mempunyai ketepatan yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan

anorganik. Spektroskopi inframerah juga sukses kegunaannya dalam

semikonduktormikroelektronik: untuk contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu

semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium nitrida, zinc selenida, silikon amorp,

silikon nitrida, dan sebagainya.

2.7 Daerah Identifikasi

Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya

goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 ・ 400 cm-1.

Karena di daerah antara 4000 ・2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna

untuk identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh

vibrasi regangan. Sedangkan daerah antara 2000 ・400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena

vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.

Dalam daerah 2000 ・ 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang

unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint

region). Meskipun pada daerah 4000 ・2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada

daerah 2000 ・400 cm-1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan

bahwa dua senyawa adalah sama.

2.8 Penafsiran Spektrum Inframerah

7 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

Untuk penafsiran spektrum inframerah tidak ada aturan kaku, namun syarat-syarat

tertentu yang harus dipenuhi sebagai upaya untuk menafsirkan suatu spektrum adalah :

1. Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai

2. Spektrum diperoleh dari senyawa murni

3. Spektroskopi harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan frekuensi

atau panjang gelombangnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar

yang dapat diandalkan, seperti polistirena film.

4. Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, maka

konsentrasi larutan dan ketebalan sel harus ditunjukkan.

Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pd sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor

(gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi

yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron.

Kromofor-kromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu

menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah

sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang

mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya gugus

auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke

panjang gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan peningkatan

intensitas (hyperkromik).

2.9 Komponen dari suatu Spektroskopi berkas tunggal yaitu :

1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spectrum

dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.

2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-

panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

3. Suatu wadah sampel (kuvet)

4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya menjadi suatu

isyarat listrik.

5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu

memadai untuk di baca.

6. Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).

8 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

2.10 Material Uji (Pelet) Gelas Air Mineral / PET (Polyethylene Terephthalate)

Gelas air mineral merupakan wadah atau botol yang terbuat dari polymer, yaitu

biasa disebut PET (Polyethylene Terephthalate). Material polimer ini adalah suatu resin

polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri

kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman dan wadah makanan, aplikasi

thermoforming, dan dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin teknik. PET merupakan

salah satu bahan mentah terpenting dalam kerajinan tekstil.

PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semi-kristal

yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya.

Monomernya dapat diproduksi melalui esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol,

dengan air sebagai produk sampingnya. Monomer PET juga dapat dihasilkan melalui reaksi

transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat dengan metanol sebagai hasil samping.

Polimer PET dihasilkan melalui reaksi polimerasi kondensasi dari monomernya. Reaksi ini

terjadi sesaat setelah esterifikasi/transesterifikasinya dengan etilen glikol sebagai produk

samping (dan etilen glikol ini biasanya didaur ulang).

Material gelas air mineral yang terbuat dari jenis polimer ini hanya bisa dipakai

sekali saja, setelah itu harus dilakukan pendauran ulang. Dikarenakan material ini memiliki

sifat menyerap air yang telah dikemas sebelumnya, dan menjadikan gelas air mineral yang

dibuat dari polimer jenis ini menjadi terkontaminasi dan harus sekali pakai saja.

Dan material ini juga memiliki sifat mekanik yang baik dari jenis – jenis material

polimer lainnya. Dibawah ini merupakan tabel sifat mekanik dari polimer PET :

Tabel 2 : Mekanik Properti dari Polimer PET

9 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan BahanAlat dan bahan yang dipersiapkan untuk pengujian karakteristik yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Bahan material dari Gelas air mineral

2. Alat uji mesin FTIR Spektroskopi di Lab Teknik Material dan Metalurgi ITS

Gambar 4 : Gelas air mineral sebagai benda uji (kanan) dan seperangkat alat uji FTIR Spektroskopi terintegrasi dengan komputer

3.2 Prosedur Kerja

Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah:

1. Menyiapkan sampel

2. Memasang detektor

3. Memanaskan alat FTIR selama 30 menit

4. Menyalaka komputer dan mengaktifkan program OMNIC

5. Memasang tip pada detektor

6. Merekam spektrum gelombang tempat spesimen (background) dan menggunakannya

sebagai acuan

7. Meletakkan sampel di tempat sampel lalu ditekan dengan tip

8. Merekam spektrum gelombang sampel lalu menyimpannya

9. Menganalisa jumlah dan panjang gelombang puncak-puncak di grafik

10. Mencetak grafik

11. Menganalisa jenis ikatan yang terdapat pada material polimer

12. Menentukan jenis material tersebut

10 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Grafik FTIR

Setelah melakukan proses karakterisasi pada material gelas air

mineral dengan menggunakann FTIR Spektroskopi, maka hasil

keluarannya adalah berupa grafik dengan sumbu x sebagai nomor

gelombang dan sumbu y sebagai prosentase penyerapan seperti pada

Gambar 5 di bawah ini :

Gambar 5 : Grafik hasil karakterisasi material gelas air mineral dengan

menggunakan FTIR Spektroskopi

Dari grafik yang dihasilkan terdapat beberapa peak yang muncul

dengan berbagai transmisi, dari mulai low, medium dan high. Dari peak –

peak yang muncul, dijelaskan pada Tabel 3 dibawah ini :

N

o.

Wavenumber Position % Transmittance

11 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

1. 820 91,5

2. 860 87

3. 940 84

4. 950 87,5

5. 1100 95

6. 1385 85

7. 1395 57

8. 1495 69,5

9. 1780 97

10

.

2310 96,5

11

.

2350 92

12

.

2830 68

13

.

2850 67,8

14

.

2910 49

15

.

2950 55

Setelah dilakukan analisis terhadap peak-peak yang terbentuk

pada grafik hasil uji FTIR pada sampel jurigen air maka dapat diidentifikasi

gugus fungsi yang menyusun sampel seperti pada Tabel 4 :

N

o.

Wavenumber Range Gugus Fungsi

1. 1100 1050 – 1150 C-O (Alcohols)

2. 1395 1450 – 1600 C-H (Aromatic Alcohol

(Ring)

3. 1780 1670 – 1780 C=O (Carbonyl

12 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

Compounds)

4. 2910 2850 – 2960 C-H stretch (Alkanes)

4.2 Pembahasan

Pengujian spektroskopi infrared yang digunakan disini adalah

mengunakan Fourier Transmision Infra Red (FTIR). Sampel yang

digunakan adalah sampel polymer berupa jurigen air. Pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi penyusun polymer sampel

beserta jenis polymer sampel.

Sebelum pengujian dilakukan terlebih dulu melekukan preparasi

sampel. Sampel untuk uji FTIR ini berbentuk padat sehingga preparasinya

cukup dengan memotongnya ukuran 2x3 cm. Sampel yang sudah siap

kemudian diletakkan diatas sample pan dan alat uji FTIR diaktifkan.

Sinyal Infrared yang ditransmisikan akan diserap oleh atom-atom

sampel. Setiap jenis vibrasi memiliki daya serap sendiri-sendiri. Perilaku

berbeda dalam penyerapan infrared oleh vibrasi atom ini akan

memberikan informasi tersendiri dalam bentuk peak-peak pada hasil uji

FTIR. Hasil uji FTIR menunjukkan adanya 4 buah peak yaitu pada

frekwensi 1100 cm-1 disebabkan oleh vibrasi C-O (Alcohols), pada

frekwensi 1395 cm-1 disebabkan oleh vibrasi C-H (Aromatic Alcohol), pada

frekwensi 1780 cm-1 disebabkan oleh vibrasi C=O (Carbonyl Compounds),

dan pada frekwensi 2910 cm-1 disebabkan oleh vibrasi C-H stretch

(alkana).

Pengujian FTIR juga memberikan informasi mengenai jenis material

polymer yang diuji berdasarkan kecocokan dengan database standarnya.

Hasil pengujian ini menunjukkan adanya kecocokan sampel dengan

material Polyethylene Terephthalate (PET).

Rumus struktur untuk material Polyethylene Terephthalate adalah :

13 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T

Sehingga dengan peak – peak yang terbentuk, maka sesuai

dengan gugus fungsi pembentuk polyethylene ini dengan bahan uji

berupa gelas air mineral sesuai dengan peak – peak yang dicocokkan

dengan buku panduan gugus fungsi.

Untuk pengaplikasian dari polymer Polyethylene Terephthalate (PET)

yaitu digunakan untuk botol air mineral sekali pakai dan plastik – plastik

aplikasi cairan lainnya.

Gambar 6 : Aplikasi pembungkus minuman untuk polimer Polyethylene Terephthalate

(PET)

14 | K a r a k t e r i s a s i M a t e r i a l L a n j u t - P E T