isolasi mikroba lia ardyta

47
ISOLASI MIKROBA lia ardyta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam- macamnya mediapenunjang pertumbuhan mikroba. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Populasi mikroorganisme dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang mengandung hanya satu mikroorganisme saja dilaboratorium. Teknik pemisahan tersebut dikenal sebagai teknik isolasi, gunanya untuk mempermudah pengamatan terhadap sifat-sifat setiap jenis mikroorganisme yang diinginkan. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan

Upload: thresyadesri3723743

Post on 12-Aug-2015

362 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

ISOLASI MIKROBA lia ardyta

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan.

Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi,

mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang

berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya

pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya.

Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-

macamnya mediapenunjang pertumbuhan mikroba. Media adalah substansi yang memenuhi

kebutuhan nutrisi mikroorganisme.

Populasi mikroorganisme dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies tersendiri,

melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga

biakan campuran. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang

mengandung hanya satu mikroorganisme saja dilaboratorium. Teknik pemisahan tersebut

dikenal sebagai teknik isolasi, gunanya untuk mempermudah pengamatan terhadap sifat-

sifat setiap jenis mikroorganisme yang diinginkan.

Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam

skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam

suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut

tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal

dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis

nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi

optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.

B.     Rumusan masalah

Page 2: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

      Rumusan masalah dalam melakukan praktikum ini adalah :

1.      bagaimana metode-metode yang dilakukan dalam memisahkan mikroba tertentu dari

populasi campurannya dan mendapatkan kultur murni ?

2.      bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni ?

C.    Tujuan

      Tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah :

1.      Untuk mengetahui metode-metode dalam memisahkan mikroba tertentu dari populasi

campurannya dan mendapatkan kultur murni.

2.      Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan

dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, mikroorganisme lebih menguntungkan

karena pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh pada substrat yang murah, lebih mudah

ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan kondisi pertumbuhan dan rekayasa genetik, serta

mampu menghasilkan enzim yang ekstrim (Buckle,2003:78 ).

            Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang

berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri,

khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah

beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman

sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang

akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba

yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk

mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992:321).

Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran

menjadi biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu).

Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak

sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa faktor

salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Schegel, 1994 :41).

Page 3: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi dan khamir (miroorganisme)

yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebara, metode

pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah

teknik cawan dan cawan gores. Kedua metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu

mengencerkan mikroorganisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat

dipisahkan dengan lainnya (Hadioetomo, 1993 :17).

Metode piringan tuangan (pour-plate metod) pertama kali mengadakan piaraan

biasanya diperoleh dari piaraan campuran, piaraan pertama disebut primary culture dan

sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan tetapi harus diadakan peremajaan

dengan memindahkannya ke medium baru yang disebut piaraan turunan (Sub-culture) yaitu

piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama. Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi

fage ialah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sebelum

diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan

metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum

tersebut pijar (Irianto, 2006:87).

Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan

dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi

bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan

dengan goresan dan metode agar tuang. Sebelum bakteri diinokulasi, tangan dan tempat

kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi

disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Volk, 1993:98).

Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran

nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Dengan menggunakan medium

pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dandengan medium tumbuh dapat

dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan

perhitungan jumlah mikroba (Pelczar,1986 :51).

Page 4: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

B. Pembahasan

Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri, fungi dankhamir

(mikroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode

sebar.Pada praktikum ini teknik yang digunakan adalah  teknik  cawan gores. Metode ini

didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa

sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya.

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode yang digunakan untuk memisahkan

mikroba dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni, dan bisa mengetahui

karakteristik mikroba yang tumbuh apad kultur murni. Sampel yang digunakan untuk

mendapatkan mikroba adalah sampel somay, es kelapa dan pangsit. Sedangkan sampel air

yang digunakan adalah aquades. Dilakukan serangkaian pengenceran pada sampel untuk

mengisolasi bakteri dari beberapa sampel (Somay, pangsit dan es kelapa)  yang mudah

tersuspensi atau terlarut atau zat cair. Pengenceran dilakukan dengan suatu sampel dari

suatu suspense yang berupa campuran diencerkan dalam suatu tabung tersendiri

secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain.  Pengenceran ini bertujuan

untuk mempermudah dalam perhitungan dalam jumlah koloni mikroba yang tumbuh, baik

warna maupun karakteristik lainnya.

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasi dari

bakteri dan fungi. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid,tidak beraturan dan

menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak dan licin. Warna yang

dapat dilihat dari koloni bakteri pada beberapa sampel  ini adalah bervariasi, diantaranya

ada yang berwarna keruh, putih dan ada juga yang bening. Akan tetapi terdapat sekitar dua

sampelair yang tidak terkontaminasi oleh bakteri.

Menurut data SNI ( Standar Nasional Indonesia ) pada batasan maksimum cemaran

mikroba dalam pangan, pada somay dan es batas maksimum cemaran mikrobanya yaitu 1 x

104 koloni/gram. Sedangkan hasil yang didapat melebihi batas maksimum yaitu pada somay

pada media Na 1x106 CFU/g dan pada PCA 5x106 CFU/g, kemudian  pada es kelapa muda

didapatkan Na 2x106 CFU/g. sedangkan pada standar Mie yaitu 1x106 dan hasil yang didapat

juga melebihi standar yaitu pada media PCA 54x106 CFU/g dan pada media Na dan PDA

berturut-turut 124x106 dan 108x106. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tersebut tidak

layak dikonsumsi oleh masyarakat karena cemaran mikrobanya cukup banyak dan dapat

menyebabkan penyakit pada manusia yang mengkonsusinya. Didapatkannya hasil diatas

yang melebihi SNI kemungkinan terjadi beberapa factor, yaitu mungkin pada saat

Page 5: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

pengenceran telah terkontaminasi dan bisa saja alat-alat yang digunakan kurang steril

dilaboratorium.

Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di

laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran

menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran

menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi

jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan

satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu

spesies dikenal beberapa cara, yaitu : cara cawan gores, cara cawan tuang dan cara cawan

sebar.

Pada praktikum ini juga, ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengisolasian

mikroba, yaitu isolasi pada agar cawan, dan isolasi pada medium cair. Pada isolasi agar

cawan dengan prinsip mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies

yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak

pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara

dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar

cawan tuangdan Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan

menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari

satusel. Metode isolasi pada medium cair kita dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat

tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.

Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Jika

semakin tinggi pengenceran yang dilakukan  maka peluang untuk mendapatkan satu sel

semakin besar.

Koloni-koloni yang telah ditemukan pada masing-masing medium kemudian

diidentifikasikan morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni,

elevasi serta jumlah koloninya. Pada masing-masing media sendiri terdapat keanekaragaman

dalam morfologi tersebut.

Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adanya

penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh

mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri

berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan

pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui

makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi.

Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni.

Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan

Page 6: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih à jika

sudah ada spora à terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi

hifa, yaitu :

aseptat atau senosit, Septat dengan sel-sel uninukleat, septat dengan sel-sel multinukleat.

Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi

jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap

prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium

perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan.

Kultur murni atau biakkan murni sangat berguna didalam mikrobiologi yaitu untuk

menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural,

morfologis, fisiologis maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu

macam mikroorganisme

BAB V

PENUTUP

A.    Simpulan

1.    Teknik isolasi mikroba yang dilakukan menggunakan metode kuadran untuk mendapatkan

biakan murni

2.     Sebelum diisolasi biakan bakteri berbentuk irregular, bertepi undulate, elevation convex,

berwarna cream dan berlendir. Hasil yang diperoleh juga sama dengan bakteri sebelum

diisolasi.

B.     Saran

Dalam pengerjaan isolasi dan pemurnian mikroba ini harus benar-benar steril sehingga

tidak tejadi kontaminasi dan kerusakan media dan dan didapatkan kultur murni sesuai

diinginkan.

Page 7: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

DAFTAR PUSTAKA

Schegel, H., 1994. Mikrobiologi Umum. UGM-Press. Yogyakarta.

Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta

Fardiaz, S. 1992.Mikrobiologi Pangan I . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hadioetomo,R.S.1993 .Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur        Dasar

dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Pelczar,M.J dan E.C.S Chan. 1986.Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas        Indonesia

Press. Jakarta

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama Widya. Bandung.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Page 8: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

PERCOBAAN VI“PENANAMAN DAN ISOLASI MIKROBA”

O L E H :

NAMA                               : LIA ARDYTA

NIM                                   : F1F1 10 059

KELOMPOK                   : I ( SATU )

PRODY                             : FARMASI

AS. PEMBIMBING         : ANGGRAENI PUSVITA,  S.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI

2012

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan tempat

         Praktikum ini dilaksanakana pada hari kamis tanggal 29 maret – 2 april 2012

bertempat dilaboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Haluoleo, Kendari.

B.     Alat dan bahan

1.      Alat

        Alat yang digunakan dalam praktikum penanaman dan isolasi mikroba dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 1 : Alat yang digunakan beserta fungsi

Page 9: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

No Nama alat Fungsi

1 Lampu Spiritus Untuk sterilisasi secara

fisik dan untuk

memijarkan ose

2 Jarum inokulasi Untuk mengambil

mikroorganisme yang

tumbuh pada medium

3 Cawan petri Sebagai wafah yang

dipakai untuk

menumbuhkan mikroba

dan tempat untuk agar

cawan

4 Tabung reaksi Sebagai wadah untuk

menumbuhkan mikroba

5 Incubator Sebagai tempat

menginkubasi media

6 Mikro pipet/pipet volume Untuk meindahkan larutan

pada volume tertentu

7 Botol ampul Sebagai wadah aquades

yang telah disterilkan

8 Laminar air flow Sebagai tempat kerja yang

memungkinkan tidak

terjadinya kontaminasi

dengan lingkungan luar

9 Ose bulat Untuk menggores pada

permukaan medium yang

telah ditumbuhi

mikroorganisme

2.      Bahan

http://lia-ardyta.blogspot.com/2012/04/isolasi-mikroba-lia-ardyta.html

Isolasi Mikroorganismeoleh: NurfiLaila     Pengarang : Wadimas 

Summary rating: 3 stars (3 Tinjauan) 

Kunjungan : 893 

kata:300 

Page 10: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

More About : isolasi mikroba

  

 

 

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu

medium buatan. Adapun prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam - macam mikroba. 

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba di antaranya: 

1. Isolasi pada agar cawan 

Yaitu dengan cara mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat

dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut

setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. 

2. Isolasi pada medium cair 

Isolasi ini dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan, tetapi hanya dapat tumbuh

pada kultur cair. Dalam metode ini perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. 

3. Isolasi sel tunggal 

Hal ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan

metode agar cawan. Sel mikroorganisme dapat dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. 

Menurut Nuniek (2002), isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 

- Isolasi mikroba dengan cara penggoresan 

Tujuannya untuk menghasilkan koloni - koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang

pekat. 

- Isolasi mikroba dengan cara penaburan 

Cara penaburan merupakan cara kedua di samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dan

biakan campuran mikroba.

Diterbitkan d

Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2255854-isolasi-mikroorganisme/#ixzz2MO2EreOZ

Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB 1

PENDAHULUAN

Page 11: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

1.1  Latar Belakang

Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-beratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran   pencernaan   dan   kulit.   Sebagai   contoh,   sekali   bersin   dapat   menyebarkan   beribu-ribu mikroorganisme (pelzar, 1986).

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang   liat  atau  padat,  misatnya  daging  maka  zat   tersebut  dihancurkan   terlebih  dahulu.  Tehadap bakteri  yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air  tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan   petri   yang   berisi   media   agar   steril   beberapa   saat.   Di   dalam   laboratorium   mikrobiologi, populasi  bakteri   ini  dapat  diisolasi  menjadi  kultur  murni  yang  terdiri  dari   satu   jenis  yang  dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya (sutedjo, 1996).

Isolasi   merupakan   cara   untuk   memisahkan   atau   memindahkan   mikroba   tertentu   dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator (Pleczar, 1986).

Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba ialah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang ada serta membedakan   bahwasetiap   mikroorganisme   memiliki   bentuk,   tepi   serta   permukaan   koloni   yang berbeda – beda.

1.2  Tujuan

          Mengetahui metode - metode isolasi

          Mengetahui teknik isolasi mikroba

          Mengetahui fungsi isolasi mikroba

Page 12: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Populasi  mikroorganisme  yang  ada  di   alam sekitar   kita   ini   sangatlah  besar  dan   cukup kompleks.   Beratus   spesies   mikroba   menguasai   setiap   bagian   tubuh   kita   seperti   mulut,   saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin  dapat  menebarkan  beribu-   ribu  mikroorganisme.  Udara,   tanah,  dan  air   yang  merupakan komponen   alam   sebagai   tempat   tinggal   kita   juga   dihuni   oleh   beragam   mikroorganisme.   Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri,  khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang  ada  di   lingkungan   ini   sangatlah  beraneka   ragam dan masih  dalam bentuk  campuran  Oleh karena itu,  di  dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan   isolasi.   Isolasi   mikroba  berarti  memisahkan   satu   jenis   mikroba  dari   biakan   campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk) Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi   campuran  yang   rumit   ini,  atau  yang  biasanya  dikenal  dengan   istilah  biakan  campuran, menjadi  spesies yang berbeda- beda yang dikenal  dengan  istilah biakan murni,  dengan kata  lain terdiri  dari  beberapa  jenis  mikroorganisme atau belum murni.  Biakan murni   ini   terdiri  dari   satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996)

Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama   dengan   bakteri   saprob.   Untuk   menyendirikan   atau   mengasingkan   suatu   spesies   dikenal beberapa cara, yaitu : 1. Dengan pengenceran. Cara ini dilakukan pertama kali oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi ada juga kemungkinan hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal   yang  kita  peroleh   tersebut  merupakan   koloni   yang  murni,  maka  kita  dapat  mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. 2. Dengan penuangan Robert Koch (1843-  1905)  mempunyai  metode  yang   lain,   yaitu  dengan  mengambil   sedikit   sampel   campuran bakteri  yang mudah diencerkan,  kemudian sampel   tersebut  di  sebar  dalam suatu  medium yang terbuat  dari   kaldu  dan  gelatin  encer.  Dengan  demikian  dia  memperoleh  suatu  piaraan  adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. Dalam mengisolasi bakteri,kapang dan khamir dapat menggunakan beberapa metode yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Tetapi, yang paling sering digunakan adalah metode cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies  individu spesies dapat dipisahkan dari   lainnya  :  1.  Metode cawan gores  Metode  ini  mempunyai  dua keuntungan yaitu 

Page 13: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang   lumayan   yang   biasanya   diperoleh   dari   pengalaman.   Metode   cawan   gores   yang   dilakukan dengan  baik  kebanyakan  akan  menyebabkan   terisolasinya  mikroorganisme  yang  diinginkan.  Dua macam kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-  baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi  kurang  lanjut  dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen   pada   umumnya   tidak   diketahui   sebelumnya,   maka   pengenceran   perlu   dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau pemurnian   dari   mikroorganisme   lain   perlu   dilakukan   karena   semua   pekerjaan   mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi Mikroba (sandjaja, 1994).

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: isolasi pada agar cawan, isolasi pada medium cair,  dan  Isolasi  sel   tunggal.  1)   Isolasi  pada agar cawan Prinsip  isolasi  pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari   organisme   lainnya.   Setiap   koloni   yang   terpisah   yang   tampak  pada   cawan   tersebut   setelah inkubasi  berasal  dari   satu   sel   tunggal.  Terdapat  beberapa  cara  dalam metode  isolasi  pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni  berasal  dari   satu sel.  Metode agar  tuang Berbeda dengan metode gores  kuadran,  cawan tuang   menggunakan   medium   agar   yang   dicairkan   dan   didinginkan   (50oC),   yang   kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapet tumbuh pada agar cawan. Metode ini juga perlu   dilakukan   pengenceran   dengan   beberapa   kali   pengenceran.   Semakin   tinggi   pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3) Isolasi sel tunggal Metode ini dilakukukan apabila mikroorganisme berukuran besar dan tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium   cair.   Sel   mikroorganisme   dilihat   dengan   menggunakan   perbesaran   sekitar   100   kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (gandjar, 2006).

Page 14: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pada pratikum mikrobilogi ini tentang isolasi dan morfologi koloni mikroba yang dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 10.00 – 12.00 WITA dan dilanjutkan pengamatan pada pada hari   jum’at, pada tanggal 1 April  2011 pada pukul 16.00 – 17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium   Mikrobiologi   dan   Bioteknologi   Fakultas   Matematika   dan   Ilmu   Pengetahuan   Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

     Neraca analitik

     Sepatula

     Bunsen

     Tabung reaksi

     Labu erlenmeyer

     Blue tip

     Mikro pipet

     Cawan petrids

     Vortex

     Rak tabung reaksi

     Almunium foil

     Inkubator

3.2.2 Bahan

     Media PDA

     Media NA

Page 15: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

     Tanah bengkel

     Tanah humus

     Air kolam

     Air minum

     Air sungai

     Garam fiologi 0,9%

3.3 Cara Kerja

3.3.1 pengenceran bertingkat sampel

1.         Di seterilkan tangan terlebih dahul dengan menggunakan alkohol sebelum melakukan kegiatan.

2.         Di siapkan sempel tanah bengkel yang sudah di timbang dengan neraca analaitik sebanyak 1 gram.

3.         Di ambil 3 tabuung reaksi yang di tutup almunium foil dengan label pengenceran 10-1 sampai 10-

3 yang telah di isi denga larutan garam fisiologi 9 ml.

4.         Di ambil tabung 10-1 di buka almunium foilnya kemudian di panaskan mulut tabung reaksi di atas lampu bunsen.

5.         Di ambil sampelyang sudah di timbang kemudian di masukan ke dalam tabung reaksi 10-1.

6.         Di hompgenkan dengan vortex.

7.         Di ambil 1 ml campuran pada pengenceran 10-1  dan di masukan ke dalam tabung pengenceran 10-2.

8.         Di homogenkan menggunakan vortex.

9.         Di ambil 1ml campuran pada pengenceran 10-2 dan di masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-3.

10.     Di homogenkan.

3.3.2 pembuatan biakan pada medi NA

1.         Di ambil cawan petri dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen.

2.         Di ambil tabung reaksi pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu bunsen.

3.         Di panaskan mulut tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10-2 lalu di masukan ke cawan petri.

4.         Di ambil media NA yang sudah di seterilkan di buka tutup almunium foil kemudian dipanskan mulut labu erlenmeyer dengan lampu bunsen.

5.         Di tuangkan media NA sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.

Page 16: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

6.         Di tutup rapat mulut erlenmeyer dan cawan petri di dekat bunsen.

7.         Di beri label pada cawan petri dengan label NA 10-2.

8.         Di ulangi langkah diatas pada pengenceran 10-3.

9.         Di homogenkan dengan bentuk angka delapan

10.     Di inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam.

11.     Di amati perubaha yang terjadi.

3.3.3 pembuatAn biakan pada media PDA

1.         Di ambil cawan petri dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen.

2.         Di ambil tabung reaksi pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu bunsen.

3.         Di panaskan mulut tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10-2 lalu di masukan ke cawan petri.

4.         Di ambil media PDA yang  mencair di buka tutup almunium foilnya.

5.         Di panaskan mulut labu erlenmeyer didekat lampu bunsen.

6.         Di tuangkan media PDA sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.

7.         Di tutup rapat mulut  erlenmeyer   ,  dan di  panaskan  lagi  pinggirnya cawan petri  di  dekat   lampu bunsen.

8.         Di beri label pada cawan petri dengan label PDA 10-2.

9.         Di ulangi langkah dan perlakuan diatas pada pengenceran 10-3.

10.     Di homogenkan dengan bentuk angka delapan

11.     Di inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam.

Page 17: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

12.     Di   amati   perubaha   yang   terjadi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengammatan

4.1.1 Tabel hasil pengamatan isolasi dan identifikasi mikroba

Pengenceran Pengamatan

PDA 10-2 Jumlah spesies        : 2

Sp -1  :   form          : filamentous

Elevation  : convex

Margin      : filamentous

warna        : putih susu

Sp -2  :   form          : circular

Elevation  : convex

Margin      : Undulate

warna        : putih bening

PDA 10-3 Jumlah spesies        : 1

Sp -1  :   form          : filamentous

Elevation  : flat

Margin      : filamentous

warna        : putih

Page 18: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

NA 10-3 Jumlah spesies        : 4

Sp -1  :   form          : punchtiform

Elevation  : convex

Margin      : entire

warna        : putih tua

Sp -2  :   form          : irregular

Elevation  : convex

Margin      : lobate

warna        : putih susu

Sp -3  :   form          : punchtiform

Elevation  : convex

Margin      : undulate

warna        : kuning susu

Sp -4  :   form          : circular

Elevation  : flat

Margin      : Undulate

warna        : putih bening

NA 10-3 Jumlah spesies        : 3

Sp -1  :   form          : irreguler

Elevation  : convex

Margin      : lobate

warna        : putih bening

Page 19: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Sp -2  :   form          : circular

Elevation  : convex

Margin      : Undulate

warna        : putih susu

Sp -3  :   form          : circular

Elevation  : convex

Margin      : undulate

warna        : kuning putih

4.2 Pembahasan

Isolasi mikroba adalah memisah satu jenis mikroba denga mikroba lainya yang terdapat dialam dan menumbuhkannya dalam satu medium buatan (sutedjo, 1996).

Prinsip isolasai mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrba dengan mikroba lainnya yang berasal dari bermacam – macam campuran mikroba (sutedjo, 1996)

Metode yang digunakan pada percobaan kali ini menggunakan metode isolasi tuang yang merupakan metode metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah di encerkan dans empel tersebut kemudian di sebarkan atau di tuang  dari medium dari kaldu dan gelatin encer (sandjaja, 1994).

Bakteri adalah   kelompok   besar Prokariota,   selain Archaea,   yang   berukuran   sangat   kecil serta  memiliki  peran  besar  dalam kehidupan  di bumi.  Mereka  sangatlah  kecil   (mikroskopik)  dan kebanyakanuniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, kerangka   sel,   dan organ -   organ   lain   seperti mitokondria dan kloroplas.   Struktur   sel   bakteri memiliki   sel   lebih   kompleks,   yang   disebut eukariota.   Seperti   prokariota   (organisme   yang   tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur  bakteri   yang  paling  penting  adalah dinding   sel.  Bakteri  dapat  digolongkan  menjadi  dua kelompok  yaitu Gram positif  dan  Gram negatif  didasarkan  pada  perbedaan   struktur  dinding   sel. Bakteri   Gram   positif   memiliki   dinding   sel   yang   tersusun   dari   lapisan peptidoglikan yang   tebal dan asam teikoat. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar dari lipopolisakarida: terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada periplasma (di antara lapisan luar   dan   membran   sitoplasma).   Banyak   bakteri   memiliki   struktur   di   luar   sel   lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dankonjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan   struktur biofilm.   Bakteri   juga   memiliki kromosom, ribosom,   dan   beberapa   spesies   lainnya 

Page 20: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

1.         Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi

sebagai berikut: Mikrococcus jika kecil dan tunggal, Diplococcus jka bergandanya dua-

dua, Tetracoccus jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar, Sarcina jika bergerombol

membentuk kubus, Staphylococcus jika bergerombol, Streptococcus jika bergandengan membentuk

rantai

2.         Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai   berikut: Diplobacillus jika   bergandengan   dua-dua, Streptobacillus jika   bergandengan membentuk rantai.

3.         Spiril   (Spirilum)   adalah   bakteri   yang   berbentuk   lengkung   dan   mempunyai   variasi   sebagai berikut:Vibrio (bentuk koma) jika lengkung kurang dari setengah lingkaran, Spiral jika lengkung lebih dari setengah lingkaran (Gandjar, 2006)

Media NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan  untuk  pertumbuhan  mayoritas  dari  mikroorganisme  yang  tidak  selektif,  dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton,   dan   agar.   Na   merupakan   salah   satu   media   yang   umum   digunakan   dalam   prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan   sampel   pada   uji   bakteri,   dan   untuk   mengisolasi   organisme   dalam   kultur   murni (Sandjaja, 1994).

Media   PDA   (Potatos   Dexstose   Agar)   adalah   merupakan   media   yang   umum   digunakan dalam kultuvasi bakter. Media PDA terdapat macam zat nutrisi organik yang di gunakan dalam media biakan  untuk  menumbuhkan  atau  mengidentifikasi  yeast  dan  kapang.  Dalam suatu  sampel  atau produk makanan. Media PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Ada   beberapa   metode   yang   digunakan   dalam   percobaan   isolasi   dan   identifikasi   dasar mikroba dan metode yang diunakan antara lain, teknik pengenceran bertingkat tujuan dari teknik pengenceran  bertingkat   yaitu  memeperkecil   atau  mengurangi   jumlah  mikroba   yang   trsusupensi dalam   cairan.   Penentuan   besar   atau   banyaknya   tingkat   pengenceran   tergantung   pada   prkiraan jumlah mikroba dan sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan   selanjutnya   sehingga   pengenceran   berikutnya   mengandung   1/10   sel   mikroorganismedan pengenceran sebelumnya. Dan metode ppour plate atau agar tuang dalam teknik ini memerlukan agar yang belum padat (> 450C) untuk di tuang bersama susupensi bakteri kedalam ke cawan petri lalu kemudian di homogenkan dan di biarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel – sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar   saja melainkan sel yang ada di dalam agar sehingga terdapat oksigen dan ada yang tumbuh didalam agar yang tidak banyak mengandung oksigen (pleczar. 1986)

Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri dengan label NA 10-2terdapat   tiga   jumlah   sepesies   mikroba.   Spesies   yang   pertama   memiliki   bentuk   irreguler permukaan convex dan tepi lobate dengan warna putih bening. Spesies yang ke dua memiliki bentuk carcular,  permukaan  convex  dan   tepi  undulate,  dengan  warna  putih susu.  epesies  yang  ke  tiga memiliki bentuk yang circular, permukaan convex, dan tepi undulate, dengan warna kuning putih. 

Page 21: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Pada   cawaan  petri   dengan   label  NA  10-3 terdapat  empat   jumlah   spesies  mikroba.   Spesies   yang pertama memiliki  bentu punchtiform, permukaan convex,  dan tepi  entire,  dengan warna kuning tua.spesies yang ke dua memiliki bentuk irreguler. Permukaan convex dan tepi lobate, dengan warna putih susu. Spesies yang ke tiga memiliki bentuk punchtiform, permukaan convex dan tepi undulate dengan warna kuning putih. Spesies yang ke empat memiliki bentuk circular, permukaan flat, tepi undulate,  dan warna putih bening.  Pada cawan petri  dengan label  PDA 10-2 terdapat dua jumlah spesies   mikroba.   Spesies   yang   pertama   memiliki   bentuk   filamentaous,   permukaan   convex,   tepi filamentous  dan  warna  putih   susu.   Spesies   yang   kedua   ini  memiliki   bentuk   cicular,   permukaan convex  dan   tepi  undulate,  dengan  warna  puti  bening.  Pada   cawan  petri   dengan   label  PDA  10-

3 terdaat satu jumlah spesies mikroba. Spesies mikroba ini memiliki bentuk filamentous, permukaan flat, tepi filamentous, dengan warna putih.

Faktor kesalahan pada percobaan kali ini yaitu, pengambilan bahan atau sampel yang akan digunakan salah, kedua metode pengambilan sampel yang tidak benar, ketiga kecerobohan dalam melakukan percobaan, tergesa –gesa dan kurang teliti.

Page 22: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari   hasil   percobaan   tentang   isolasi   dan   identifikasi   dasar   mikroba   dapat   disimpulkan bahwa :

          Metode –metode untuk melakukan isolasi mikroba itu ada tiga yaitu :

1.        Isolasi pada agar cawan

2.        Isolasi pada medium cair

3.        Isolasi sel tunggal

          Teknik – teknik untuk melakukan isolasi mikroba antara lain :

1.        Teknik goresan

2.        Teknik tuang / taburan

3.        Teknik sebar

4.        Teknik pengenceran

5.        Micromanipilator

          Fungsi   isolasi   mikroba   adalah   untuk   memisahkan   satu   jenis   mikroba   yang   berasal   dari   biakan campuran menjadi biakan murni.

5.2    Saran

Cobalah dalam pratikum digunakan  teknik   isolasi  yang  lain  contohnya  tekik  gores  atau teknik taburan.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan.html

Teknik Isolasi Mikroba

BAB I

PENDAHULUAN

Page 23: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

I.1 Latar Belakang

          Dalam   bidang   ilmu   mikrobiologi,   untuk   dapat   menelaah   bakteri   khususnya   dalam   skala laboratorium,  maka  terlebih  dahulu  kita  harus  menumbuhkan  mereka dalam suatu  biakan  yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari  mikroba lain.  Biakan yang semacam ini  biasanya dikenal  dengan istilah biakan murni,  untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang di isyaratkan oleh bakteri dan juga macam-macam   lingkungan   fisik   yang   menyediakan   kondisi   optimum   bagi   pertumbuhan   bakteri tersebut.

          Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan   alamiahnya.   Pemisahan   mikroorganisme   dari   lingkungannya   ini   bertujuan   untuk memperoleh biakan bakteri  yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri  lainnya dan disebut biakan murni.

          Kegagalan dalam pemindakan mikroba dapat menyebabkan kontaminasi pada pertumbuhan mikroba, sehingga yang melatar belakangi pengadaan praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik isolasi mikroorganisme agar tidak terjadi kontaminasi dalam pertumbuhan mikroba.

I.2 Tujuan

          Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroorganisme.

I.3 Waktu Dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5 januari 2012, pukul 13.00-13.45 WITA,  di laboratorium biologi dasar FMIPA universitas hasanuddin makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Populasi   mikroorganisme   yang   ada   di   alam   sekitar   kita   ini   sangatlah   besar   dan   cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Terdapat dalam jumlah yang cukup  besar,   sebagai   contoh   sekali   kita  bersin  dapat  menyebarkan  beribu-ribu  mikroorganisme (Pelczar, 1988).

Teknik   isolasi   mikroba   adalah   suatu   usaha   untuk   menumbuhkan   mikroba   diluar   dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi   diperlukan   beberapa   tahap   penanaman   sehingga   berhasil   diperoleh   koloni   tunggal. Koloni yang tunggal  ini  kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau  untuk  mengetahui  mikroba yang dipakai  untuk  bioremediasi  holokarbon  (Ferdiaz, 1992).

Teknik Pemindahan Biakan

            Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. 

Page 24: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur   (   bukan   dari   substrat).   Kegagalan   dalam   hal   pemindahan   biakan   dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana dan As’adi, 2012).

            Pemindahan   bakteri   dari   medium   lama   kemedium   baru   memerlukan   banyak   ketelitian. Terlebih   dahulu   kita   harus   mengusahakan   agar   semua   alat-alat   yang   kan   digunakan   untuk mengerjakan   medium   dan   pengerjaan   inokulasi   benar-benar   steril.   Hal   ini   untuk   menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni ( Dwidjoseputro, 1990).

Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme

1.      Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)

Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45  C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun  kesemua  metode  bertujuan  untuk  meletakkan   sebagian  besar  organism  pada  beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu   bagian   ke   bagian   lain.   Cawan   petri,   bakteri   yang   tertinggal   pada   kawat   gelang   semakin berkurang.   Jika  dilakukan   secara   sempurna,   goresan  akhir  akan  meninggalkan  bakteri   individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri   individual   akan   benar-benar   terpisah   satu   sama   lain.   Kemudian   koloni   tunggal   dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana, 2011)

Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :

A.    Goresan Sinambung

Seperti gambar di bawah ini :

B. Goresan T

Page 25: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Seperti gambar di bawah ini :

C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)

  Seperti gambar di bawah ini :

 

2.      Metode Tuang (pour-plate method)

            Terdiri  atas  penginokulasian  biakan campuran kedalam tabung uji  yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium.   Campuran   itu   kemudian   ditungkan   kedalam   cawan   petri   steril   dan   dibiarkan   padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil  sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni.  Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali  dengan organism yang berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Dwiyana, 2011).

3.      Teknik Sebar (spread plate)

Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011).

4.      Teknik Pengenceran (dilution method)

Suatu   sampel   dari   suatu   suspensi   yang   berupa   campuran   bermacam-   macam   spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- 

Page 26: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Trianda, 2011)

5. Teknik Micromanipulator

Mengambil  satu bakteri  dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian   ditempatkan   dalam   mikromanupulator.   Kemudian   ditempatkan   dalam   medium   encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).

            Menurut Admin (2008), terdapat berbagai cara untuk mengisolasi mikroba yakni :

1)      Isolasi pada cawan

Prinsip   pada   metode   isolasi   pada   cawan   adalah   mengencerkan   mikroorganisme   sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode  isolasi  pada cawan,  yaitu  : metode gaores kuadran dan metode agar cawan tuang.   Metode   gores   kuadran   ,   bila   metode   ini   dilakukan   dengan   baik   akan   menghasilkan terisolasinya   mikroorganisme,   dimana   setiap   koloni   berasal   dari   setiap   sel.   Metoe   agar   tuang berbeda dengan metoe gores kuadran, cawan tunag menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan, pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.

2)      Isolasi pada medium cair

Metode  isolasi  pada medium cair  dilakukan bila  mikroorganisme tidak dapat   tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengencaran   dengan   beberapa   serial   pengenceran.   Semakin   tinggi   pengenceran   peluang   untuk mendapatkan satu sel semakin besar .

3)      Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar  yang tiak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair, sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan pembesaran sekitar 100 X, kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator yang dilakukan secara aseptik.

                      

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1 Alat

Alat   yang   digunakan   pada   praktikum   ini   adalah   : Cawan petri, Bunsen, Swab, Enkas,Spoit, Batang L dan Inkubator.

III.2 Bahan

Page 27: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Biakan bakteri, Medium NA,dan Alkohol 70%.

III.3 Cara Kerja

  Isolasi mikroba dialam sekitar

1.      Tangan dibersihakan dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian dimasukkan kedalam enkas.

2.      Cawan petri yang berisi medium NA dilidah apikan agar mikroba yang menempel pada cawan petri mati.

3.      Kemudian dengan menggunakan swab sampel diambil dari belakang leher.

4.      Sampel yang telah diambil dioleskan kepermukaan cawan petri yang telah berisi medium NA.

5.      Setelah itu kembali  dilidah apikan dan diberi   label sesuai perlakuan kemudian dibungkus dengan posisi terbalik agar uap dalam cawan petri tidak menetes pada medium.

6.      Diinkubasi dalam incubator selama42-48 jam pada suhu 37 C.

  Isolasi mikroorganisme dengan metode tuang

1.      Tangan  dibersihkan  dengan  menggunakan  alkohol   70%  sebelum  mengerjakan  percobaan  dalam enkas.

2.      Cawan petri disterilkan dengan cara dilidah apikan mulut cawan petri

3.      Biakan bakteri diambil dengan menggunakan spoit sebanyak 1 ml kemudian disemprotkan kedalam cawan petri lalu mendium NA dituangkan  kedalamnya.

4.      Cawan petri ditutup dan dilidah apikan kembali lalu diberi label sesuai perlakuan.

5.      Cawan petri digoyangkan memutar dengan teknik 8 agar merata kemudian didiamkan sampai padat.

6.      Dibungkus lalu diinkubasi dalam incubator selama  24-48 jam dengan suhu 37 C.

  Isolasi mikroorganisme dengan cara tabur

1.      Tangan   terlebih   dahulu   debersihkan   dengan   menggunakan   alkohol   70%   sebelum   melakukan percobaan dalam enkas.

2.      Medium NA dituang kedalam cawan petri  tunggu beberapa saat lalu dengan menggunakan spoit biakan bakteri diambil sebanyak 1 ml dan disemprotkan kedalam cawan petri yang berisi medium NA lalu diratakan dengan menggunakan batang L.

3.      Cawan petri ditutup lalu dilidah apikan kembali.

4.      Cawan petri didiamkan sampai padat lalu dibungkus.

5.      Diinkubasi dalam incubator selama 24-48 jam dengan suhu 37 C.

Page 28: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

   Isolasi mikroba di sekitar kita                         

          (Dibelakang telinga)                                  Metode tabur

 

                Mikroba tumbuh berbentuk                       Mikroba tumbuh pada

                  koloni  goresan sinambug                  Mikroba tumbuh hanya pada 

                                                                                     permukaan medium    

                

     Metode  Tuang

                   Seluruh bagian medium 

IV.2 Pembahasan

Page 29: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Pengisolasian   merupakan   suatu   cara   untuk   memisahkan   atau   memindahkan   mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya  berasal   dari   pembelahan  dari   satu   sel   tunggal.  Manfaat  dilakukannya   kultur  murni adalah   untuk   menelaah   atau   mengidentifikasi   mikroba,   termasuk   penelaahan   ciri-ciri   kultural, morfologis,  fisiologis,  maupun serologis,   yang  memerlukan  suatu  populasi   yang   terdiri  dari   satu macam mikroorganisme saja.

Metode tuang adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam

media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur

bakteri. Dimana kelebihan metode ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar

merata pada media agar, metode ini cocok untuk isolasi mikroba yang bersifat anaerob.

Kekurangan metode ini adalah kurang cocok apabila digunakan untuk isolasi mikroba yang

bersifat aerob.

Metode sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media

agar dengan cara menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar

yang telah memadat. Bedanya dengan metode tuang adalah pencampuran stok kultur

bakteri dilakukan setelah media agar memadat, sedangkan metode tuang kultur

dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).

Dari hasil pengamatan pada Isolasi mikroba disekitar kita, digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan mengisolasi mikroba yang berasal dari belakang telinga. Setelah melakukan pengerjaan dan diinkubasi diinkubator, diperoleh hasil bahwa ditemukannya bentuk zig-zag dalam cawan petri atau berbentuk goresan sinambung berwarna putih yang menandakan adanya mikroba, sedangkan nama   dan   jumlah   bakteri   tidak   dapat   kami   ketahui   karena   tidak   adanya   pengamatan   yang dilakukan. Pertumbuhan mikroba pada belakang telinga sangat mungkin terjadi. Paparan  keringat, debu,   kotoran,   dan   polusi   dapat   menyebabkan   pertumbuhan   mikroba   pada   belakang telinga.   Belakang   telinga   pertumbuhan   mikrobanya   sedikit   kemungkinan   karena jarang kontak dengan lingkungan atau benda-benda yang merupakan sumber mikroba.

Pada percobaan isolasi dengan cara penuangan menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Dimana terlebih dahulu biakan mikroba disemprotkan pada cawan petri kemudian diberi medium NA,   setelah   diinkubasi   dalam   inkubator   dari   hasil   pengamatan   dapat   dilihat   bahwa  terdapat mikroba  di   seluruh   bagian   media   (dasar   dan   permukaan) danpertumbuhan mikroba tidak merata. Hal   ini mungkin disebabkan   karena   pada   saat   mengisolasi   medium   tersebut   tidak rata. Adanya mikroba yang tumbuh diseluruh permukaan medium disebabkan karena pemberian biakan bakteri terlebih dahulu kemudian pemberian NA.

Pada percobaan isolasi dengan cara tabur juga menggunakan medium NA,  dimana medium NA yang terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri  dan didiamkan beberapa saat sampai memadat   kemudian   biakan   bakteri   dimasukkan   lalu   diratakan   dengan   menggunakan   batang   L. setelah diinkubasi dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa terdapat cukup banyak mikroba yang tumbuh   disekitar   permukaan   cawan   petri   secara   merata. Hal   tersebut   terjadi   karena   sel   yang terletak di atas atau dalam perbenihan padat tidak dapat bergerak, maka tiap sel yang ditaruh pada atau dalam perbenihan padat akan tumbuh dan membentuk koloni dipermukaan cawan petri saja.

BAB V

PENUTUP

Page 30: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Dalam   suatu   substrat   atau   media   dapat   tumbuh   dari   satu   jenis   mikroorganisme,dengan demikian lalu dikembangkan suatu teknik pemisahan yang disebut teknik isolasi.

Ada beberapa macam teknik isolasi diantaranya yaitu

1.      Teknik menggores adalah apabila mikroorganisme berada dalam suatu suspense atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi diambil dan digoreskan pada medium tertentu maka cara ini disebut cara menggores.

2.      Teknik menuang yaitu apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan berada dalam satu suspensi, untuk memisahkan dituangkan kedalam medium tertentu maka disebut teknik menuang.

3.      Metode sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di  dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat.

V.2 Saran

Sebaiknya sebelum  melakukan   percobaan, praktikan   diberi   waktu   untuk   membaca   buku penuntun praktikum agar dalam proses praktikum sudah ada bayangan mengenai percobaan yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar

Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar

Firebiology. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme.  www.Firebiology.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian  

Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta

Sadiqul iman. 2010. Isolasi Dan Pemurnian Mikroba.  www.Sadiqul Iman.4shared.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian 

Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mkrobiologi.  www.Trianda.herisonsurbakti.com.  Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian 

http://maskiahbiologi09.blogspot.com/2012/05/teknik-isolasi-mikroba.html

laporan mikrobiologi teknik isolasi mikroba

BAB I

Page 31: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

 Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran.

Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian,

agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat

pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang

harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai

dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang

terdiri dari sel-sel dari satu spesies.

Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara.

Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi

dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh

berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga

sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau

perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan

kehidupan manusia.

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun

udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme

tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu

manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk

memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh

kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal

dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena

semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi

mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun

serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk

mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain

sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh.

B.     Tujuan   Adapun tujuan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut :

1.   Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.

2.   Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain

sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.     

Page 32: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba

lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang

tetap pada tempatnya  (Nur, I. dan Asnani, 2007).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari

suatubiakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan

gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud

untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah

dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain

digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi,

fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies  (Dwidjoseputro,

2005).

Page 33: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

         Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh

biakan murni yaitu :

1.  Metode cawan gores

            Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode

cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya

mikroorganisme yang diinginkan.

2.  Metode cawan tuang

            Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme

adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan

didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di

dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu

dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut

mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini

memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.

Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang

biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik

kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua

macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai

mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-

baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan

cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan

sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).

         Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar

lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :

1.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk

koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum

kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul

mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang

berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan

ada yang keriting.

2.      Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan

sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih,

serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.

3.      Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena

itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak

dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan

gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu

mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk,

serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.

Page 34: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah

inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat,

dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba

tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk

diperhatikan (Ratna,1990).

Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar

terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni

maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

 

BAB III

METODOLOGI

A.      Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum  adalah sebagai berikut :

Hari/Tanggal                    : Rabu, 04 April 2012

Waktu                              : 13.15 – Selesai WITA

Tempat                             :  Laboratorium Mikrobiologi Dasar FMIPA UNTAD

B.      Alat dan Bahan

1.      Alat

                     Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1.   Hot plate

2.   Jarum ose

3.   Cawan Petri

4.   Bunsen

5.   Inkubator

Page 35: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

6.   Hand sprayer

7.   Kertas

8.   Erlenmeyar

2.      Bahan

                     Adapun bahan-bahan yang dipakai adalah sebagai berikut :

1.      Alkohol (ethanol)

2.      Sampel bakteri

3.      Medium NA

4.      Medium PDA

C.    Prosedur Kerja

a.      Membuat PCA (Plating Count Agar)

1.      Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 % secara menyeluruh pada telapak sampai permukaan lengan.

2.      Mensterilkan cawan petri dengan melidah-apikan cawan petri secara merata.

3.      Mensterilkan mulut Erlenmeyer dengan cara melidah-apikan pada api Bunsen.

4.      Memasukkan   medium   dengan   cara   membuka   penutup   cawan   petri   dengan   sudut   30o dan mendekatkannya pada api Bunsen.

5.      Menutup kembali cawan petri lalu member label pada bagian bawahnya.

6.      Menunggu sampai medium yang telah dibuat memadat.

b.      Isolasi Bakteri (Teknik Goresan Langsung)

1.         Mensterilkan   jarum ose  dengan  membakar   sampai   pijar  pada  api bunsen   lalu  mencelupkan   ke dalam larutan alkohol 70 %

2.         Melidah-apikan kembali jarum ose pada api Bunsen.

3.         Menyentuhkan jarum ose ke atas bakteri, lalu menggoreskan secara langsung keagar cawan. Model goresan langsung seperti gambar :

Page 36: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

4.         Membungkus agar   cawan   tersebut  dengan  menggunakan   kertas   secara   terbalik   dan   setelah   itu menyimpan ke inkubator dengan suhu 37 oC selama 48 jam.

Page 37: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

B.   Pembahasan

Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan

dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah

suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan

mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang

sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di

kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk

koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama

dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.

Percobaan ini diawali dengan tahap pengenceran. Dalam hal ini, medium agar yang

digunakan diencerkan terlebih dahulu selama ±15 menit pada Hot Plate dengan suhu 300°C.

Hal ini bertujuan agar medium yang digunakan dapat mencair setelah disimpan selama

beberapa hari di refrigerator. Setelah diencerkan dengan menggunakan Hot Plate, medium

ini didinginkan sekitar 5 menit namun tidak jangan sampai dingin sekali.Hal ini dilakukan

untuk menghindari medium agar tidak kembali mengeras. Setelah agak dingin, medium

ini pun siap untuk digunakan.

Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya

akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium initerlebih dahulu

disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar

tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja

dilakukan terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang

disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.

Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk

memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu

harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum

ose tersebut didiamkan selama ±2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk mendinginkan jarum ose-

nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri

yang berisi objek mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.

Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan.

Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan jarum ose yang

sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi

jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam cawan

petri secara zig-zag,

Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri dan

menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.

Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur

bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada

praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan

Page 38: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi

adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat

ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh

kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-

alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan

udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus

dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini

menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat

pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan

yang sesuai untuk petumbuhan.

Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba hanya pada

medium NA, sedangkan pada medium PDA tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal

ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh

pada medium NA. Jadi yang akan dibahas pada kali ini adalah bagaimana pertumbuhan

mikroba pada medium NA. Pada cawan petri pertama, jumlah koloni yang tumbuh adalah

sebanyak 8 koloni dan memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi berlekuk, bentuk

tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri

kedua, jumlah koloni yang ditemukan adalah sebanyak 4 koloni dan berwarna kream, tepi

berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada

cawan petri ketiga dan keempat, masing-masing ditemukan mikroba dengan jumlah 5 koloni

dan 1 koloni, dan untuk morfologinya sama dengan pada cawan petri kedua. Untuk cawan

petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi seperti warna

kream, tepi tak beaturan, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan

tekstur kusam.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut diatas maka dapat dikatakan percobaan tersebut belum berhasil. Menurut Ratna (1990), bila menggunakan teknik menggores yang baik maka pada suatu area  tertentu  pada permukaan medium yang digores,   sel-sel  bakteri  akan terpisahkan satu  dari lainnya.  Sel-sel   tunggal  yang   terpisahkan  seperti   ini  disebut   sel   induk.  Bagi  kebanyakan bakteri, setelah masa inkubasi selama 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal. Dengan perkataan lain, satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar   sel   anak.   Karena   itu,   hendaklah   dipahami   bahwa   pertumbuhan   bakteri   sesungguhnya merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.

Page 39: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

         Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut:

1.      Teknik   isolasi   mikroorganisme   adalah   suatu   usaha   untuk  menumbuhkan   mikroba   diluar   dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.

2.      Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode goresan radian, langsung dan kuadran.

3.      Medium   yang   digunakan   untuk   biakkan   murni   adalah   medium   NA   untuk   biakkan   bakteri   dan medium PDA untuk biakkan kapang.

B.     Saran

Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memperhatikan lagi pada saat

praktikum dilaksanakan.  Agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang bisa

mempengaruhi hasil yang diperoleh. 

 

Page 40: Isolasi Mikroba Lia Ardyta

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat

untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Djida, N., 2000,  Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum,  UNHAS      Press:  Makassar.

Dwidjoseputro, 1980,  Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo, R. S., 1993,  Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

http://disachem.blogspot.com/2012/04/laporan-mikrobiologi-teknik-isolasi.html