isi_referat kesehatan lansia

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lansia tidak hanya menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan tetapi juga sebagai tantangan dalam pembangunan (1). Di Indonesia, tahun 2000 proporsi penduduk lansia adalah 7,18 persen dan tahun 2010 meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020 diperkirakan proporsi lansia dari total penduduk Indonesia mungkin mencapai 11,34 persen. Menurut U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009, penduduk lansia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007 jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah 1

Upload: daniel-lumban-gaol

Post on 24-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lansia tidak hanya menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan tetapi juga sebagai tantangan dalam pembangunan (1). Di Indonesia, tahun 2000 proporsi penduduk lansia adalah 7,18 persen dan tahun 2010 meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020 diperkirakan proporsi lansia dari total penduduk Indonesia mungkin mencapai 11,34 persen. Menurut U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009, penduduk lansia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan, pada tahun 2007 jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah Cina, India dan Jepang. (1,2). Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas hidup manusia termasuk lansia. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1993, arahan PJPT II antara lain adalah mengenai perlunya diberikan perhatian pada penduduk lansia, mengingat kelompok penduduk lansia memiliki pengalaman luas, kearifan, dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan. Pada Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap sehat dan produktif (3). Dari sisi kualitas hidup penduduk lansia cenderung mengalami masalah kesehatan. Data menunjukkan bahwa ada kecenderungan angka kesakitan lanjut usia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian berbagai pihak. Lansia yang sakit-sakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat, dan bahkan pemerintah, sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan masa lansia menjadi tetap sehat, produktif, dan mandiri. Hal ini tidak akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan masa lanjut usia sejak usia dini (2). Penyebab penyakit pada golongan lansia disebabkan karena menurunnya fungsi berbagai alat tubuh oleh adanya proses penuaan. Sel-sel banyak diganti, produksi hormon menurun, dan produksi zat-zat untuk daya tahan tubuh seorang lansia akan mundur. Penyakit atau keluhan yang umum diderita para lansia adalah penyakit hipertensi ,reumatik, penyakit jantung, penyakit paru, diabetes mellitus, jatuh, lumpuh separuh badan, TBC paru, patah tulang, kanker, dan juga kekurangan gizi (4). Makin meningkatnya harapan hidup makin kompleks penyakit yang diderita oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi. Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung dan penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih muda (5). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (4). Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah rumah sakit. Puskesmas merupakan unit pelaksana yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di tingkat wilayah kecamatan. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu dengan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Peran puskesmas menjadi sangat strategis, karena berada pada lini pertama pelayanan kesehatan di masyarakat. Sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya suatu masalah kesehatan serta kemampuan untuk menganalisa berbagai masalah berikut strategi pemecahannya berada pada puskesmas (4).Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (4).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lansia 1. Pengertian Lansia yaitu lanjut usia atau manusia usia lanjut (manula). Usia lanjut adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam pembangunan (3). Menurut dokumen Pelembagaan Lanjut Usia dalam Kehidupan Bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI, batas usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih, sebelumnya berdasarkan UU No 4 tahun 1965 yang dimaksud usia lanjut dalam program pemerintah adalah mereka yang berusia 55 tahun keatas. Hal ini selaras berdasarkan usia harapan hidup yang makin meningkat. Pada tahun 1991 usia harapan hidup mencapai 64,7 tahun untuk perempuan dan untuk laki-laki 61 tahun sedangkan pada tahun 1995 meningkat menjadi 66,7 tahun untuk perempuan dan 62,9 tahun untuk laki-laki. WHO mengelompokkan usia lanjut atas tiga kelompok, yaitu (3,6) :-middle age (45-59 tahun)-elderly age (60-74 tahun)-old age (75-90 tahun)

2. Karakteristik LansiaBeberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah (7):a. Jenis kelamin; lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia pria dan wanita. Misalnya lansia pria dengan hipertropi prostat, maka wanita mungkin menghadapi osteoporosis.b. Status perkawinan; status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda/duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.c. Living arrangement; misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, anak atau keluarga lainnya. Tanggungan keluarga; masih menanggung anak atau anggota keluarga. Tempat tinggal; rumah sendiri, tinggal dengan anak. Dewasa ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya, baik lansia sebagai kepala keluarga atau bagian dari keluarga anaknya. Namun akan cenderung bahwa lansia akan ditinggalkan oleh keturunannya dalam rumah yang berbeda.d. Kondisi kesehatan Kondisi umum; kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari, mandi, buang air kecil dan besar. Frekuensi sakit; frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak produktif lagi bahkan mual tergantung kepada orang lain. Bahkan ada yang karena penyakit kroniknya sudah memerlukan perawatan khusus.e. Keadaan ekonomi Sumber pendapatan resmi; pensiunan ditambah sumber pendapatan lain kalau masih bisa aktif.Penduduk lansia di daerah pertanian menunjukkan proporsi lebih besar dibandingkan dengan di daerah non pertanian. Lapangan kerja sektor pertanian cukup banyak menyerap tenaga kerja lansia, di samping sektor perdagangan dan sektor jasa. Sumber pendapatan keluarga; ada tidaknya bantuan keuangan dari anak/keluarga lainnya, atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung padanya. Kemampuan pendapatan; lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun sampai seberapa besar pendapatan lansia dapat memenuhi kebutuhannya.

3. Permasalahan pada LansiaPeningkatan jumlah lansia ini terjadi baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Secara relatif peningkatan penduduk lansia di negara maju tampak lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara berkembang. Namun demikian lansia di negara berkembang secara absolut lebih banyak dibandingkan dengan negara maju. Hal ini menunjukkan bahwa masalah lansia tidak hanya di negara maju saja tetapi juga negara berkembang (7). Di Indonesia tahun 2000 proporsi penduduk lansia adalah 7,18 persen dan tahun 2010 meningkat sekitar 9,77 persen, sedangkan tahun 2020 diperkirakan proporsi lansia dari total penduduk Indonesa dapat sampai 11,34 persen. Menurut U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009, penduduk lansia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (1,2).

Gambar 1. Grafik perkembangan penduduk lanjut usia Indonesia (2)Adapun permasalahan khusus pada lansia antara lain (8): Proses penuaan yang terjadi secara alami dengan konsekuensi timbulnya masalah fisik, mental dan sosial. Perubahan sosialisasi karena produktivitas yang mulai menurun, berkurangnya kesibukan sosial dan interaksi dengan lingkungan. Produktivitas yang menurun dengan akibat terbatasnya kesempatan kerja karena kemampuan dan ketrampilan menurun, namun kebutuhan hidup terus meningkat.

2.2 Contoh Penyakit LansiaKencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2

Kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah yang disebabkan oleh tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau gula dalam darah sebagai sumber energi. Penyakit ini terdiri dari beberapa tipe, tipe tersering yang dapat ditemui adalah diabetes mellitus tipe 2.

Gejala klasik :

Cepat merasa haus. Penderita akan cepat merasa haus dan sering minum. Sering kali penderita tidak menyadari ini sebagai gejala karena merasa banyak minum baik untuk fungsi ginjal. Sering buang air kecil (BAK). Seringkali penderita mengira penyebab sering BAK karena penderita sering minum air dan bukan akibat dari suatu penyakit. Selain itu, gejala ini juga dapat mengganggu tidur di malam hari karena bolak balik terbangun untuk BAK. Cepat merasa lapar. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan gula di dalam darah sebagai sumber energi, padahal kadar gula di dalam darah sudah tinggi. Karena tidak adanya sumber energi maka tubuh merasa kelaparan sehingga selalu ingin makan. Gejala akibat komplikasi dari penyakit ini muncul sebagai akibat dari kelaparan pada sel - sel tubuh. Kelaparan dalam jangka panjang menyebabkan sel tersebut mati. Kesemutan pada ujung - ujung jari tangan dan kaki. Apabila gejala ini muncul artinya telah terjadi kerusakan pada ujung - ujung saraf. Keluhan lama - lama akan bertambah berat sehingga merasa baal atau mati rasa. Apabila sudah baal penderita sering tidak sadar apabila kakinya terluka. Pengelihatan menjadi buram. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh kelainan dari retina, kornea, maupun lensa dari mata. Luka yang sulit sembuh. Sel - sel pada tubuh sulit untuk memperbaiki diri untuk menutup luka yang terjadi. Selain itu, kadar gula yang tinggi disukai oleh kuman - kuman sehingga mudah terjadi infeksi dan mempersulit penutupan luka.Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini antara lain:

Kebiasaan makan makanan manis Kelebihan berat badan Genetik Jarang berolah raga

Osteoartritis(OA)

OA merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan obesitas.

Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:

Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah beristirahat Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30 menit. Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari - hari dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi - sendi yang menopang tubuh seperti lutut, panggul, dan punggung.Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Disebut osteoporosis apabila massa tulang