kelompok 5 faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia

31
Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia Kelompok V Vicka Cahaya Agustin 05-511-1111- 004 Fitri Yanti 05-511-1111- 010

Upload: resna-unetunah-muthmainnah

Post on 28-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Kelompok V

Vicka Cahaya Agustin 05-511-1111-004

Fitri Yanti 05-511-1111-010

Dini Anggraeni05-511-1111-025

Page 2: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

D III Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUKABUMI

2014

Kata Pengantar

Page 3: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan karunia yang

telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kesehatan Lansia” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata

kuliah Keperawatan Gerontik di Universitas Muhammadiyah Kota Sukabumi (UMMI).

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna, untuk itu

kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Selama penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta

dorongan dari semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Maka dari itu pada

kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan dari

semuanya, kami berharap semoga semuanya mendapatkan balasan dan lindungan dari Allah

SWT, Amin...

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran kita

semua. Khususnya dilingkungan Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Sukabumi, 1 Maret 2014

Penyusun

Page 4: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara individu, manusia pada usia di atas 50 tahun terjadi proses penuaan secara

alamiah, sehingga timbul masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. Serta

dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit

juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif).

Perubahan status sosial lansia dapat mempengaruhi kepribadian, yang berakibat

tidak baik bagi lansia jika tidak mampu menghadapinya. Demikian halnya pada aspek

ekonomi, kondisi lanjut usia akan menyebabkan kemunduran di bidang ekonomi, yang

ditandai adanya masa pensiun yang berakibat turunnya pendapatan, hilangnya fasilitas-

fasilitas, kekuasaan, wewenang dan penghasilan. Sedangkan pada aspek psikologi pada

umumnya setiap lansia menginginkan keadaan panjang umur, menghemat tenaga, tetap

berperan sosial, mempertahankan hak dan hartanya, tetap berwibawa, meninggal secara

terhormat. Apabila proses usia lanjut tersebut tidak sesuai dengan keinginan-keingianan

tadi, maka akan dirasakan sebagai beban mental yang cukup besar yang dapat

menyebabkan gangguan dalam keseimbangan mental.

Jumlah dan persentase lansia yang berusia 50 tahun ke atas di Indonesia senantiasa

terus meningkat dari tahun ke tahun dan besarnya, pada tahun 1980 adalah sebanyak 11,4

% dari jumlah penduduk, tahun 1985 sebanyak 13,3 %, tahun 1990 sebanyak 16 %,

tahun 2000 sebanyak 22,2 % dan pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan sebanyak

29,12 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (Darmojo dalam Nugroho, 2008).

Secara umum masalah kesehatan pada seorang lansia diawali dengan terjadinya masalah

pada usia 45 tahun atau lebih, sehingga pada usia terebut dikatakan sebagai pra lansia

(Dinkes. Prop. Jabar, 2003).

Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah

usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu

mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. Dalam peningkatan peran serta masyarakat

Page 5: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut.

Page 6: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Lansia

Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,

ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan

melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan

fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia

yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase

hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).

Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang

mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya

sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU

no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah

mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus

diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri

dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia

digolongkan menjadi 4, yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun

3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas

(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini

dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya

Page 7: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua

(lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis

maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa pendapat

mengenai pengertian masa tua :

1. Menurut Hurlock (2002)

Tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang

berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai

pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang.

Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua

atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,

Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang

dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

2. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190)

Ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu

menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang

tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun

keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut.

Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari

60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia

maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

3. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995)

Masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan

keberhasilannya.

4. Badan kesehatan dunia (WHO)

Menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang

berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak

menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan

terintegrasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4

yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74

tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90

tahun.

Page 8: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

B. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Pada Lansia

Jumlah penduduk Ianjut usia (Iansia) pada dasawarsa ini mengalami peningkatan

yang cukup pesat. Fakta yang terjadi di masa kini yaitu Usia Harapan Hidup (UHH) kaum

wanita melampaui kaum Iaki-Iaki (patmonodewo et aI. 2001).

Wanita Iansia beresiko tinggi mengalami masaIah gizi, hal ini terjadi karena kondisi

tubuh Iansia mulai mengalami penurunan sebagai bagian dari proses penuaan. Masalah

gizi dan kesehatan Iansia adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Melalui gizi yang

baik, usia produktif dapat ditingkatkan sehingga wanita Iansia tetap dapat ikut serta

berperan daIam pembangunan (Astawan dan Wahyuni 1988).

Page 9: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Pada Lansia (Lanjut Usia)

Kesehatan lansia (lanjut usia) dapat dilihat dari kesehatan fisik dan psikisnya.

Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik terhadap

serangan penyakit. Faktor kesehatan psikis meliputi penyesuaian terhadap kondisi

kesehatan lanjut usia.

1. Kesehatan Fisik

Kesehatan lansia yang paling utama adalah kesehatan fisik. Keadaan fisik

merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik, pancaindera,

potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap tertentu

( Prasetyo,1998). Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri

kembali dengan ketidak berdayaannya.

Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti

gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik, metabolik,

neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih,

mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan

menurunnya konsentrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Joseph J. Gallo (1998)

mengatakan untuk menkaji fisik pada orang lanjut usia harus dipertimbangkan

keberadaannya seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, gerakan yang terbatas,

dan waktu respon yang lamban.

Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi

kognitif dan psikomotorik. Menurut Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi proses

belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan

reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi

hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,

koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan.

2. Kesehatan Psikis

Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang lanjut usia secara

otomatis akan timbul kemunduran kemampuan psikis. Salah satu penyebab

menurunnya kesehatan psikis adalah menurunnya pendengaran. Dengan menurunnya

fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang lanjut usia maka banyak dari mereka

Page 10: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang lain sehingga mudah

menimbulkan perasaan tersinggung, tidak dihargai dan kurang percaya diri.

Menurunnya kondisi psikis ditandai dengan menurunnya fungsi kognitif.

Zainudin (2002). Lebih lanjut dikatakan dengan adanya penurunan fungsi kognitif

dan psiko motorik pada diri orang lanjut usia maka akan timbul beberapa kepribadian

lanjut usia sebagai berikut:

a. Tipe kepribadian Konstruktif, pada tipe ini tidak banyak mengalami gejolak,

tenang dan mantap sampai sangat tua.

b. Tipe Kepribadian Mandiri, pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post

power syndrom, apabila pada masa lanjut usia tidak diisi dengan kegiatan yang

memberikan otonomi pada dirinya.

c. Tipe Kepribadian Tergantung, pada tipe ini sangat dipengaruhi kehidupan

keluarga . Apabila kehidupan keluarga harmonis maka pada masa lanjut usia tidak

akan timbul gejolak. Akan tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan

yang ditinggalkan akan menjadi merana apalagi jika terus terbawa arus kedukaan.

d. Tipe Kepribadian Bermusuhan, pada tipe ini setelah memasuki masa lanjut usia

tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya. Banyak keinginan yang kadang-

kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi

ekonomi rusak.

e. Tipe Kepribadian Kritik Diri, tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena

perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah

dirinya.

3. Karakteristik Resiko Tinggi

Lansia mengalami perubahan fisiologik, psikolosik dan sosial. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada lansia tersebut dapat menjadi faktor risiko bagi lansia

(Springhouse, 2002). Perubahan tubuh yang terjadi pada lansia akan terjadi terus

menerus seiring peningkatan usia dan perubahan spesifik pada lansia dipengaruhi

oleh kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor dan lingkungan (Potter & Perry, 2009).

Kategori yang berhubungan dengan kondisi resiko terhadap perubahan status

kesehatan adalah resiko biologik termasuk resiko terkait usia: resiko lingkungan

termasuk psikologik, sosial ekonomi dan kejadian hidup: resiko perilaku didalamnya

resiko gaya hidup (Stanhope & Lancaster, 2004).

McMurray (2003) faktor yang berhubungan dengan risiko pada individu yaitu

faktor biologik termasuk predisposisi genetik, terpapar elemen lingkungan dan

Page 11: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

adanya perilaku manusia. Karakteristik risiko yang dijelaskan oleh para ahli tersebut

pada prinsipnya sama, bahwa karakteristik risiko yaitu risiko biologik, risiko sosial,

risiko ekonomi, risiko kejadian hidup dan resiko gaya hidup. Berdasarkan hal

tersebut, maka dibawah ini diuraikan faktor yang ada pada individu lansia.

a. Risiko Biologik (Biological Risk)

Beberapa kondisi penyakit akibat genetik berkontribusi pada resiko

biologik untuk kondisi tertentu. Faktor yang berkontribusi pada resiko biologik

seperti pola penyakit kardiovaskuler yang terjadi pada beberapa generasi dalam

keluarga. Beberapa hasil riset mendukung bahwa eek positif dari diet, latihan dan

manajemen stres dapat mencegah dan menunda munculnya penyakit

kardiovaskular (Stanhope & Lancaster, 2004). Pengaruh genetik, ras, gender, akan

mempengaruhi status kesehatan individu (Maurier & Smith, 2005).

Adanya ketidakmampuan dan gangguan pergerakan dasar dapat menjadi

faktor resiko dan lansia (Miller,1995). Karakteristik lansia yang berisiko

mendapatkan perlakuan pengabaian dari anggota keluarga antara lain adanya

penurunan kondisi kesehatan dan kerusakan fungsi fisik (Lachs & Pillemer,

2011).

b. Risiko Sosial (Social Risk)

Pentingnya risiko sosial pada kesehatan adalah untuk meningkatkan harga

diri. Kondisi ini akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti tingginya

angka kejadian kejahatan, individu yang tanpa rekreasi,individu dengan

kontaminasi dan tingginya stres lingkungan. Beban psikologis akan menghasilkan

stres dalam diri dan juga berefek manjadi stresor baru bagi prang lain. Jika

sumber tidak adekuat dan proses koping tidak ada, maka penurunan dalam

kesehatan akan terjadi (Stanhope & Lancaster, 2004).

Dampak kemiskinan akan mempengaruhi kondisi psikologik dan kondisi

psikologik akan mempengaruhi status kesehatan individu (Maurier & Smith,

2005). Kurangnya dukungan sosial serta adanya pengertian yang salah tentang

penuaan akan menjadi faktor risiko bagi lansia (Miller, 1995).

Resiko kejadian penyakit dapat disebabkan oleh lingkungan fisik berupa

kondisi polusi, suhu lingkungan yang ekstrim panas atau dingin, tidak adekuatnya

kondisi perumahan atau pilihan tempat berlindung. Faktor resiko dapat terjadi

ketika individu tidak mempunyai pilihan lain saat harus bekerja di luar rumah

dengan kondisi pekerjaan yang beresiko untuk kesehatan (McMurray, 2003).

Page 12: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Memasuki tahapan usia lanjut, secara sosial individu akan mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan akan lebih terasa pada individu yang

mempunyai kedudukan soial sebelumnya. Munculnya perasaan kehilangan

perlakuan yang selama ini di dapatkan seperti dihormati, diperhatikan dan

diperlukan. Kondisi ini akan berdampak pada semangat dan suasana hati serta

kesehatan lansia.

Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, tersendiri atau secara

bersama-sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara psikologis. Hal

tersebut dapat menjadi stressor yang kalau tidak diantisipasi akan menimbulkan

stres beserta manifestasi dan gangguan kesehatan (Depkes, 2003).

c. Risiko Ekonomi (Economic Risk)

Kemiskinan merupakan risiko untuk timbulnya masalah kesehatan. Risiko

ekonomi merupakan cerminan hubungan antara sumber keuangan dan kebutuhan.

Memiliki sumber finansial yang adekuat berarti mempunyai kemampuan

memenuhi kebutuhan akses yang berhubungan dengan kesehatan seperti tempat

tinggal yang layak, pakaian, makanan, pendidikan, perawatan kesehatan

(Stanhope & Lancaster, 2004). Rendahnya status ekonomi serta kemiskinan akan

mempengaruhi status kesehatan seseorang (Maurier & Smith, 2005). Menurut

Miller (1995) kemiskinan dapat menjadi faktor risiko bagi lansia.

d. Risiko Kejadian Hidup (Life Event Risk)

Transisi adalah pergerakan dari satu tahap ke tahap yang lain, dan ini

merupakan kondisi yang beresiko bagi individu. Masa transisi merupakan situasi

akan mempengaruhi dan menyebabkan beberapa perubahan seperti perubahan

perilaku, jadwal, pola komunikasi, harus membuat keputusan baru, pemulihan

peran, pembelajaran keterampilan baru dan perubahan dalam menggunakan

sumber-sumber yang baru (Stanhope & Lancaster, 2004).

e. Risiko Gaya Hidup (Life Style Risk)

Kekuasaan kesehatan seseorang dan perilaku yang berisiko yang disebut

gaya hidup. Perilaku dan pola kebiasaan dipengaruhi oleh lingkungan tempat

tinggal. Lansia dengan penurunan fungsi tubuh cenderung mengalami penyakit

fisik, dan mengalami konsekwensi akibat dari perilaku hidup dan pola kebiasaan,

serta sikap lansia yang mempengaruhi masalah kesehatan (Stanhope & Lancaster,

2004).

Page 13: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Perilaku gaya hidup mempengaruhi seseorang sehingga termasuk dalam

kategori individu yang beresiko (Maurier & Smith, 2005).

Secara umum risiko perilaku termasuk di dalamnya mengkonsumsi

makanan yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak sehat, merokok, menggunakan

alkohol, partisipasi pada aktifitas yang berbahaya, dan terpapar sumber stressor

seperti adanya perilaku kekerasan (McKie et al.,1993 dalam McMurray, 2003).

Secara alamiah, bila kondisi terpapar faktor risiko perilaku terjadi dalam

jangka waktu yang lama, maka akan menimbulkan efek pada level risiko yang

akan dihadapi oleh individu berupa penyakit ataupun injuri (McMurray, 2003).

Ditemukan 70% ketidakmampuan fisik pada lansia yang dihubungkan dengan

hasil proses penuaan karena perilaku tidak sehat atau gaya hidup yang tidak sehat

(Mauk, 2010).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia (Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan)

1. SosialPada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan ataus

adarakan kematian, penyakit kronis dan ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas

fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial, dari segi ekonomi

akibat dari pemberhentian jabatan atau pensiun juga dapat mempengaruhi kesehatan

lansia. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko lansia untuk mengalami disabilitas

dan kematian lebih awal. Dukungan social yang tidak cukup, sangat erat

hubungannya dengan peningkatan kematian, kesakitan dan depresi juga kesehatan

dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Lansia yang tidak mendapatkan dukungan social yang cukup 1,5 kali lebih besar

kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun kedepan dari pada mereka

yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup. Oleh karena itu dibutuhkan

dukungan sosial yang tinggi ,memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut

dicintai dan dihargi. Lansia dengan dukungan sosial yang tinggi merasa bahwa orang

lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal itu dapat mengarahkan

individu kepada gaya hidup yang sehat.

Page 14: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

2. Ekonomi

Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia secara

umum yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan orang lain,

sedangkan lansia yang tidak memiliki pendapatan akan menggantungkan hidupnya

pada anak atau saudaranya. Lansia yang tidak memiliki cukup pendapatan

meningkatkan resiko untuk menjadi sakit dan disabilitas.

Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi mereka untuk

membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan pelayanan kesehatan. Lansia

yang sangat rentan adalah yang tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada

tabungan, tidak ada pensiun dan tidak dapat membayar keamanan atau merupakan

bagian dari keluarga yang sedikit atau pendapatan yang rendah.

3. Lingkungan

Perhatian spesifik harus diberikan pada lansia yang hidup dan tinggal di

pedesaan dimana pola penyakit dapat berbeda tergantung pada kondisi lingkungan

dan keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung. Urbanisasi dan migrasi untuk

mencari pekerjaan membuat lansia semakin terisolasi di pedesaan dengan

keterbatasan bahkan ketiadaan akses untuk pelayanan kesehatan.

Akses dan ketersediaan transportasi umum dibutuhkan baik di kota maupun di

pedesaan sehingga orang dengan segala usia dapat berpartisipasi secara penuh di

keluarga dan kehidupan masyarakat. Ini sangat penting untuk lansia yang memiliki

masalah mobilitas. Resiko-resiko pada lingkungan fisik menyebabkan kelemahan dan

cidera yang menyakitkan di antara lanjut usia. Cidera dari jatuh, terbakar, kecelakaan

lalu lintas adalah yang paling sering. Air yang bersih, udara yang bersih dan makanan

yang aman terutama sangat penting untuk sebagian besar kelompok usia rentan dan

mereka yang mempunyai penyakit kronisdan system kekebalan yang menurun.

(WHO, 2002)

4. Pandangan Secara Islam

a. Faktor Sosial Ekonomi

Agama Islam memandang lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana

perhatiannya terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan dengan baik

para lansia dan mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak dianggap

sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan

penghormatan terhadap mereka adalah hal yang ditekankan dalam Islam.

Page 15: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Nabi Muhammad Saw bersabda, “penghormatan terhadap para lansia

muslim adalah ketundukan kepada Tuhan”. (http://indonesian.irib.ir).

Dalam Islam, penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para

lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya bahwa lansia adalah

harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh sebab itu,

lansia harus dihormati, dicintai dan diperhatikan serta pengalaman-

pengalamannya harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad Saw bersabda, “hormatilah

orang-orang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-orang yang

lebih muda dari kalian”. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat

berkewajiban memperhatikan kondisi para lansia.

Mereka yang beragama Islam aktif dalam perkumpulan keagamaan, seperti

Yasinan yang dilakukan tiap minggu dan pengajian setiap bulan. Kegiatan ini

dihadiri tidak hanya oleh orang lanjut usia saja. Tetapi juga dihadiri oleh

bapak/ibu yang masih muda, dan pra lanjut usia. Mereka berkumpul bersama

untuk melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini didukung teori pertukaran sosial

dimana mereka melakukan kegiatan yang cara pencapaiannya dapat berhasil jika

dilakukan dengan berinteraksi dengan orang lain (Gulardi, 1999). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa Kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut

usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga

dan teman-teman (Hurlock, 1994). Kemajuan sosio-ekonomi, yang pada akhirnya

akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia

harapan hidup.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama

menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan

optimisme. Studi lain menyatakan bahwa praktisi religius dan perasaan religius

berhubungan dengan sense of well being, terutama pada wanita dan individu

berusia di atas 75 tahun (Koenig, Smiley, & Gonzales, 1988 dalam Santrock,

2006). Studi lain di San Diego menyatakan hasil bahwa lansia yang orientasi

religiusnya sangat kuat diasosiasikan dengan kesehatan yang lebih baik

(Cupertino & Haan, 1999 dalam Santrock, 2006).

Hasil studi menyebutkan bahwa aktivitas beribadah atau bermeditasi

diasosiasikan dengan panjangnya usia (McCullough & Others, 2000 dalam

Santrock, 2006). Hasil studi lainnya yang mendukung adalah dari Seybold&Hill

(2001 dalam Papalia, 2003) yang menyatakan bahwa ada asosiasi yang positif

Page 16: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

antara religiusitas atau spiritualitas dengan well being, kepuasan pernikahan, dan

keberfungsian psikologis; serta asosiasi yang negatif dengan bunuh diri,

penyimpangan, kriminalitas, dan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Hal ini mungkin terjadi karena dengan beribadah dapat mengurangi stress

dan menahan produksi hormon stres oleh tubuh, seperti adrenalin. Pengurangan

hormon stress ini dihubungkan dengan beberapa keuntungan pada aspek

kesehatan, termasuk sistem kekebalan tubuh yang semakin kuat (McCullough &

Others, 2000 dalam Santrock, 2006). Agama dapat memainkan peran penting

dalam kehidupan orang-orang tua (Mcfadden, 1996).

b. Faktor lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh besar bagi kesehatan fisik dan mental

manusia. Agama Islam memiliki perhatian khusus terhadap masalah lingkungan.

Rasulullah bersabda, "Alam dan seluruh tanah di muka bumi adalah masjid dan

tempat ibadah". (http://indonesian.irib.ir). Aspek lingkungan yang dipengaruhi

kualitas dan keterjangkauan sarana kesehatan, keadaan tempat tinggal, sumber

finansial, serta kesempatan rekreasi pada lansia juga akan mempengaruhi

kesehatan lansia.

Sebagai contoh, bila di daerah lansia itu tinggal sulit diakses pelayanan

kesehatan karena jauhnya jarak atau medan yang tidak bersahabat, hal ini akan

menghambat lansia mendapat pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi kesehatanya. Contoh lain, lingkungan tinggal yang mendukung

aktivitas keagamaan, atau anggota masyarakat yang islami atau

keterjangkauannya tempat-tempat ibadah hal ini akan mendukung peningkatan

perkembangan spiritualitas lansia menjadi lebih matang. Pada akhirnya

membantu lansia untuk menghadapi kenyataan termasuk dampak dari penuaan

fisik yang dialami, dan mengahadapi kenyataan tersebut. Sehingga lansia dapat

berperan aktif dalam kehidupan

5. Penelitian Di Beberapa Negara Maju

a. Amerika Serikat

Hasil penelitian di Amerika serikat mengungkapkan bahwa populasi

penduduk yang berusia 64 tahun atau lebih mengalam peningkatan yaitu dari 37

juta pada 2006 menjadi 71,5 juta pada 2030. Menurut laporan 2,3 juta lansia

Amerika menglami kemiskinan, untuk itu pemerintah Amerika meyediakan

Asuransi Kesehatan Medicare untuk memudahkan lansia ke pelayanan kesehatan.

Page 17: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

Selain faktor ekonomi factor social juga berperan penting di Amerika,

penduduk lansia memiliki strata sosial di bawah kaum muda. Selain itu, factor

lngkungan juga berperan penting, karena pertumbuhan industri di Amerika sangat

tinggi sehingga risiko terpapar panas, mikroba dan polutan lainnya juga sangat

tinggi untuk setiap penduduk termasuk lansia. Untuk mengatasi hal tersebut

Amerika memiliki Environmental Protection Agency (EPA) mengatasi masalah

air, climte change, emergencies, green living, health and safety, land and cleanup,

pesticides, chemicals, and toxics, waste, and water.

b. Kanada

Pendapatan rata-rata untuk pria dan wanita usia 55 dan menurun. Penelitian

di kanada menunjukkan bahwa lansia miskin/pendapatan yang menurun

menunjukkan hubungan yang kuat dengan status sosial ekonomi, misalnya, tahun

1979 kanada survei kesehatan mengungkapkan bahwa di antara wanita yang

berusia 70 dan atas, tingkat peradangan kronis hipertensi adalah dalam tertinggi

kelompok sosial-ekonomi terendah dan tertinggi di antara orang-orang di kelas

sosio-ekonomi. Selain itu, Orang-orang memiliki pendapatan rata-rata terendah

adalah dua kali lipat untuk meninggal antara 65 dan 70 tahun sebagai orang

dalam tertinggi laba bersih kelompok.

Studi lain telah menunjukkan bahwa angka harapan hidup dari orang yang

hidup di garis kemiskinan yang lebih pendek dengan sembilan tahun dari mereka

memiliki tetangga yang kaya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Kanada

memberikan jaminan kesehatan pada lansia dengan mengalokasikan dana sekitar

13,3 milyar. Selain factor ekonomi, faktor lingkungan memagang peranan

penting, Negara maju memiliki industry yang maju pula sehingga resiko terpapar

akibat lingkungan juga beresiko tinggi mengganggu kesehatan lansia.

c. Jepang

Masalah social ekonomi dan lingkungan di jepang juga menjadi masalah

terhadap kesejahteraan lansia. Namun demikian, Jepang menyediakan asuransi

kesehatan nasiona yang mencakup hamper seluruh penduduk termasuk lansia,

pada umumnya mereka membayar 70% dari biaya medis kecuali 30% untuk anak-

anak dan lansia. Namun , angka kejadian bunuh diri lansia akibat depresi tetap

tinggi di jepang merasa kesepian serta tidak mendapat perhatian dari anak-anak

mereka.

Page 18: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

d. Australia

Secara empirik, pembangunan nasional (sosial-ekonomi) yang sedang

berjalan serta keadaan lingkungan sekitar juga memiliki kontribusi dalam bidang

kesehatan masyarakat. Indikatornya tampak jelas dengan menurunnya angka

kematian dan penyakit menular, yang diikuti pula meningkatnya angka harapan

hidup.

Selama bertahun-tahun, negara Persemakmuran Australia telah

melaksanakan banyak program yang bermanfaat bagi warga negaranya. Sebagai

hasilnya, rakyat Australia secara umum menikmati standar hidup yang tinggi,

kesehatan yang baik, dan sistem perawatan medis yang terbaik. Pemerintah

mendanai banyak pelayanan medis dan farmasi di banyak rumah sakit umum

maupun tempat perawatan lansia.

Pemerintah Australia juga merupakan sumber dana utama bagi penelitian

kesehatan dan pelatihan tenaga ahli dan teknisi di bidang perawatan kesehatan. Di

australia orang lansia juga lebih diperhatikan. Mereka dapat menikmati layanan

publik di tengah keterbatasan fisik yang dialami. Kebijakan terhadap orang lansia

ditangani langsung oleh lembaga setingkat kementerian, seperti Departemen

Kesehatan dan Lanjut Usia Australia.

Program pemerintah australia sendiri mengalokasikan 1,2 milyar dolar untuk

meningkatkan staff perawatan manula dan disediakan 270-juta dolar untuk

penanganan dementia. Dengan fasilitas tersebut secara tidak langsung akan

meningkatkan derajat kesehatan lansia di negara tersebut.

e. Singapura

Singapura untuk meningkatkan pelayanan sosial bagi kesejahteraan lanjut

usia, fasilitas yang memadai dan ditunjang tenaga profesional sangat mendukung

untuk meningkatkan Pelayanan dan pemberdayaan Lanjut Usia. Tsao Foundation

(Hua Mei Center) merupakan UPT khusus lanjut Usia dengan ekonomi

menengah keatas dengan fasilitas seperti rumah sakit, memiliki visi “ we envision

a society for all ages that supports aktive ageing and values the contributions of

older people.

Sama halnya dengan Hua Mei Center, National Council of Social Service

(NCSS) merupakan UPT yang berfokus pada adding colours to the lives of

seniors, forget full but not forgetten, help for those help others, going beyond

basic care memiliki sarana penunjang bagi kesejahteraan lanjut usia. Dengan

Page 19: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

sarana dan prasarana yang memadai tersebut pasti akan meningkatkan derajat

kesehatan lansia di negara tersebut.

Page 20: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jumlah penduduk Ianjut usia (Iansia) pada dasawarsa ini mengalami peningkatan

yang cukup pesat. Fakta yang terjadi di masa kini yaitu Usia Harapan Hidup (UHH) kaum

wanita melampaui kaum Iaki-Iaki (patmonodewo et aI. 2001).

Wanita Iansia beresiko tinggi mengalami masaIah gizi, hal ini terjadi karena kondisi

tubuh Iansia mulai mengalami penurunan sebagai bagian dari proses penuaan. Masalah

gizi dan kesehatan Iansia adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Melalui gizi yang

baik, usia produktif dapat ditingkatkan sehingga wanita Iansia tetap dapat ikut serta

berperan daIam pembangunan (Astawan dan Wahyuni 1988).

Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai

dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia

mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak.

B. SaranSemoga makalah yang berjudul factor-faktor kesehatan pada lansia dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Page 21: Kelompok 5 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 200.

2. http://www.geocities.ws/klinikikm/kesehatan-ingkungan/status kesehatan.jpg

3. http://wimee.wordpress.com/2011/06/20/teori-h-l-blum