isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. pak hadi.docx · web viewsehubungan dengan penelitian...

24
PEMBERITAAN SURAT KABAR WARTA KOTA SEBAGAI MEDIA INFORMASI BAGI MAHASISWA Hadi Surantio Universitas Nasional, Program Studi Ilmu Komunikasi Jl. Sawo Manila, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ABSTRAK Perkembangan teknologi komunikasi sebagai konsekuensi dari era globalisasi, ditandai dengan tersedianya cukup banyak media informasi, apakah media elektronik maupun media cetak. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menyajikan banyak informasi yang relatif banyak dikonsumsi masyarakat. Berbagai jenis informasi yang disajikan oleh surat kabar, menurut masalah yang dikandungnya ada informasi ekonomi, politik, sosial budaya, kriminalitas, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun demikian apakah semua informasi itu dibaca oleh mahasiswa. Jenis informasi apa saja yang mereka baca, dan apakah setelah membaca mereka puas. Metode yang digunakan adalah survei, dengan instrument kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan. Populasinya adalah mahasiswa prodi ilmu komunikasi di enam universitas yaitu : Universitas Nasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Satya Negara Indonesia, Universitas Bhayangkara dan Politeknik Negeri Jakarta. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (85%) membaca surat kabar lima kali seminggu yaitu sebesar 17,50%, dan yang enam kali seminggu 30,84% sedangkan yang membaca rutin tujuh kali seminggu 42,50%. Adapun jenis informasi yang dibaca adalah informasi teknologi 16,66%, informasi bencana alam

Upload: dangliem

Post on 16-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

PEMBERITAAN SURAT KABAR WARTA KOTA SEBAGAI MEDIA

INFORMASI BAGI MAHASISWA

Hadi Surantio

Universitas Nasional, Program Studi Ilmu Komunikasi

Jl. Sawo Manila, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

ABSTRAKPerkembangan teknologi komunikasi sebagai konsekuensi dari era globalisasi, ditandai dengan tersedianya cukup banyak media informasi, apakah media elektronik maupun media cetak. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menyajikan banyak informasi yang relatif banyak dikonsumsi masyarakat. Berbagai jenis informasi yang disajikan oleh surat kabar, menurut masalah yang dikandungnya ada informasi ekonomi, politik, sosial budaya, kriminalitas, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun demikian apakah semua informasi itu dibaca oleh mahasiswa. Jenis informasi apa saja yang mereka baca, dan apakah setelah membaca mereka puas. Metode yang digunakan adalah survei, dengan instrument kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan. Populasinya adalah mahasiswa prodi ilmu komunikasi di enam universitas yaitu : Universitas Nasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Satya Negara Indonesia, Universitas Bhayangkara dan Politeknik Negeri Jakarta. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (85%) membaca surat kabar lima kali seminggu yaitu sebesar 17,50%, dan yang enam kali seminggu 30,84% sedangkan yang membaca rutin tujuh kali seminggu 42,50%. Adapun jenis informasi yang dibaca adalah informasi teknologi 16,66%, informasi bencana alam 15,83%, dan informasi mengenai pendidikan dan kriminalitas sama banyak yaitu 11,66%. Sedangkan informasi yang memuaskan bagi responden adalah teknologi 15,83% informasi bencana alam 15,00% dan informasi pendidikan sebesar 13,33%. Kata Kunci: Media, Mahasiswa, Pemberitaan Surat Kabar

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi yang

sedang kita nikmati saat ini salah

satunya ditandai dengan eksplosi

informasi yang begitu banyak, baik

yang disampaikan media elektronik

maupun media cetak. Setiap hari

kedua media massa ini seolah

saling berlomba memproduksi dan

mendistribusikan informasi kepada

khalayaknya. Sedemikian banyaknya

informasi kadangkala justru

membuat kita bingung untuk

Page 2: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

menentukan alternative informasi

mana yang relevan dengan

kepentingan kita.

Surat kabar sebagai salah satu

media massa cetak juga memainkan

peranan yang strategis dalam

mewarnai akan kebutuhan informasi

kita. Menurut jenis informasi yang

dikandungnya antara lain, ada

informasi ekonomi, politik, sosial

budaya, pendidikan, olah raga,

kriminalitas, dan lain sebagainya.

Timbul persoalan sebagai berikut.

Apakah semua jenis informasi yang

dipublikasikan dibaca oleh

khalayak?. Jenis informasi apa

sebenarnya yang dicari khalayak ?.

Setelah memperolehnya, apakah

mereka merasa puas ?

Untuk menjawab pertanyaan di

atas, tentu perlu dilakukan suatu

penelitian mahasiswa sebagai salah

satu segmen pembaca surat kabar,

tentu menghadapi persoalan yang

relative sama dengan apa yang

dirasakan oleh khalayak pembaca

lainnya. Sementara yang menjadi

objek penelitian adalah Mahasiswa

Ilmu Komunikasi (Survei Terhadap

Surat Kabar Yang Dibaca

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi

UNAS, UPN, UMB, USNI,

UBHARA, PNJ).

PERTANYAAN PENELITIAN

1. Jenis informasi apa yang

dikonsumsi oleh Mahasiswa Ilmu

Komunikasi, ketika membaca

media cetak surat kabar?

2. Apakah setelah mengkonsumsi

jenis informasi tersebut mereka

merasa puas ?

3. Penelitian ini mencoba menguji

apakah konsep-konsep studi

pendekatan Use and

Gratification, apakah juga

berlaku bagi Mahasiswa Ilmu

Komunikasi ?

TINJAUAN PUSTAKA

Uses and Gratification

Pendekatan Use and

Gratification merupakan suatu

pendekatan yang boleh di kata

banyak digunakan para peneliti

dalam menelaah khalayak media. Hal

ini bermula dari banyaknya hasil

penelitian yang gagal membuktikan

prowerful-nya media masa dalam

mempengaruhi khalayaknya, yang

merupakan asumsi teori efek media.

Kegagalan ini disebabkan karena

kurang diperhitungkannya faktor-

Page 3: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

faktor yang berpengaruh dalam

menentukan efek media.

Perspektif yang agak menonjol

saat ini adalah bahwa khalayak aktif

dan selektif dalam mengkonsumsi

informasi dari media masa untuk

memenuhi kebutuhannya. Hal ini

dimungkinkan karena tersedianya

banyak alternative, dimana media

saling berkompetisi satu sama lain.

Dengan kata lain, pemilihan dan

penggunaan media sepenuhnya

ditentukan oleh khalayak.

McQuail dan Windhall juga

mengamati bahwa pendekatan uses

and gratification merupakan

pendekatan yang lain dari teori-teori

tentang efek. Walaupun hanya

menjelaskan tentang proses

penerimaan saja, tidak mencakup

keseluruhan proses, pendekatan ini

memiliki kelebihan yaitu membantu

peneliti memahami arti penting

penggunaan media (Dennis McQuail,

1985).

Pendekatan uses and

gratification itu sebenarnya tidak lain

adalah gabungan dari teori-teori yang

mempunyai perspektif atau

penekanan pada hal yang sama,

yaitu keaktifan dari audiens. Seperti

apa yang dikatakan oleh Melvin

DeFleur (1982) bahwa uses and

gratifications adalah nama umum

untuk sekumpulan pandangan-

pandangan teoritis tertentu yaitu

tidak sistematis yang dihubungkan

oleh penekanan yang terbagi pada

audiens media yang aktif.

Secara keseluruhan pendekatan

ini pada dasarnya memiliki asumsi

bahwa audiens dipandang aktif,

memiliki kebutuhan-kebutuhan

tertentu, tersedianya beberapa

alternatif komunikasi, dan secara

sadar audiens memilih saluran

komunikasi dan pesan-pesan yang

paling memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian, pendekatan uses

and gratifications merupakan

kebalikan dari perspektif teori-teori

terdahulu. Dalam pendekatan ini

audiens tidak lagi dianggap pasif,

akan tetapi mempunyai harapan-

harapan dan kebutuhan-kebutuhan

tertentu.

Dalam menggunakan media,

audiens mempunyai motif-motif

tertentu yaitu mencari informasi

yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Itulah sebabnya audiens aktif dan

selektif dalam memilih dan

menggunakan media.

Page 4: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

Sehubungan dengan penelitian

penulis yang ingin mengetahui

motif-motif apa sebenarnya yang

melatar-belakangi mahasiswa

komunikasi FISIP UNAS membaca

media cetak surat kabar, dan

bagaimana kepuasan yang mereka

peroleh. Maka dalam hal ini, model

surat kabar, dan bagaimana kepuasan

yang mereka peroleh. Maka dalam

hal ini, model pendekatan yang diuji

adalah uses and gratifications.

Pendekatan ini tidak tertarik pada

apa yang dilakukan media massa

pada diri orang, tetapi tertarik pada

apa yang dilakukan orang terhadap

media. Khalayak dianggap aktif

dalam menggunakan media untuk

memenuhi kebutuhannya. Konsep ini

bertolak belakang dengan hypodemic

needle model ataupun the bullet

theory, dimana khalayak dianggap

pasif bagaikan pasien yang disuntik.

KOMUNIKASI MASSA

Seperti dikatakan Blumer

(1979) sebagaimana dikutif oleh

Jalaluddin Rakhmat, bahwa

komunikasi masa berguna (utility),

konsumsi media diarahkan oleh

motif (intentionality), dan khalayak

sebenarnya kepala batu (stubborn).

Maka jelaslah bahwa khalayak

mengkonsumsi media didasarkan

oleh motif-motif tertentu, di mana

khalayak aktif bahkan selektif

mencari informasi yang bermanfaat

untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasannya. Hal ini sekaligus

menjustifikasi pendekatan uses and

gratifications yang mengatakan

bahwa khalayak itu aktif.

Penggunaan media (media use)

hanyalah salah satu cara untuk

memenuhi kebutuhan psikologinya,

dan efek media dianggap sebagai

situasi ketika kebutuhan itu

terpenuhi. Hal lain yang menarik dari

pendekatan uses and gratifications

adalah bahwa khalayak tidak lagi

dipandang semata-mata sebagai

objek komunikasi yang pasif

menerima apa saja yang disuntikkan

sebagaimana hypodemic needle

model. Tetapi khalayak menyaring

informasi yang dibutuhkannya

melalui proses terpaan selektif

(selective exposure) dan persepsi

selektif (selective perception).

Secara keseluruhan pendekatan

ini pada dasarnya memiliki asumsi

bahwa selain khalayak itu aktif,

khalayak juga memiliki kebutuhan

tertentu dimana tersedia beberapa

Page 5: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

alternatif komunikasi dan secara

sadar memilih saluran komunikasi

dan pesan-pesan yang dapat

memenuhi kebutuhannya (Katz et.al

1974 : 205). Berdasarkan hal ini,

pada saat mengkonsumsi khalayak

mempunyai motif-motif tertentu,

yaitu mencari segala sesuatu yang

dapat memenuhi dan memuaskan

kebutuhannya. Oleh karena itu,

khalayak aktif dan selektif dalam

memilih dan menggunakan media.

Aktifitas dan selektifitas

khalayak biasanya dipengaruhi oleh

predisposisi sosialnya, dengan

memilih informasi yang cenderung

memperkokoh keyakinannya dan

menolak informasi yang tidak sesuai

atau bertentangan dengan kebutuhan

dirinya.

Untuk memenuhi kebutuhan

tertentu, terdapat kecenderungan

individu menggunakan media massa.

Ini berarti media masa melakukan

fungsi-fungsi tertentu, apakah to

inform, to educate, to entertain, atau

to advertise produk/jasa. Menurut

Laswell dan Charles Wright. Ada

empat fungsi dan media massa,

yaitu: a. Surveillance, b. Corelation,

c. Socialization, d. Entertainment dan

cultural transmission.

Individu, sebagaimana halnya

mahasiswa mempunyai sejumlah

kebutuhan. Salah satu diantaranya

adalah kebutuhan akan informasi.

Individu berharap dengan membaca

surat kabar akan memenuhi sebagian

dari kebutuhannya. Dalam beberapa

hal, kegiatan ini akan menghasilkan

pemuasan kebutuhan, akan tetapi

dapat pula mengakibatkan

ketergantungan dan perubahan

kebiasaan pada diri individu. Oleh

karena itu, aspek-aspek yang

mendorong seseorang menggunakan

media adalah untuk mencari dan

memenuhi kebutuhan akan

informasi, dan bila ditemukan maka

individu akan merasa puas.

Dalam kaitannya dengan

penggunaan media, berbagai jenis

kebutuhan itu dikategorikan oleh

Katz sebagai berikut :

1. Cognitive Needs :

Kebutuhan yang berkaitan

dengan penambahan

informasi, pengetahuan dan

pemahaman atas

lingkungan kita. Kebutuhan

itu didasari oleh dorongan

untuk memahami dan

menguasai lingkungan dan

memenuhi rasa ingin tahu.

Page 6: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

2. Affective Needs :

Kebutuhan yang berkaitan

dengan menambah

pengalaman estetika,

kesenangan, dan

emosional.

3. Personal integrative needs :

kebutuhan yang berkaitan

dengan penambahan

kredibilitas, kepercayaan,

dan status individu.

Kebutuhan-kebutuhan itu

berasal dari dorongan akan

harga diri (self esteem).

4. Social integrative needs :

kebutuhan yang berkaitan

dengan penambahan kontak

dengan keluarga, teman,

dan dunia. Hal ini

didasarkan atas dorongan

afiliasi individu.

5. Escapist needs : Kebutuhan

yang berkaitan dengan

pelarian diri, mengurangi

ketergantungan, dan

dorongan untuk mencari

hiburan.

PEMANFAATAN MEDIA

Penggunaan media dalam

hubungan dengan pemuasan

kebutuhan itu meliputi jenis media

dan isi media yang dikonsumsi,

terpaan media, dan kontek sosial dari

terpaan media. Selanjutnya,

kebutuhan-kebutuhan yang benar-

benar terpenuhi oleh terpaan media

menunjukkan sebagai kepuasan yang

dicari dan diperoleh (Alexis Tan :

1981). Bahwa motif mengkonsumsi

media atau gratifikasi yang

diperoleh. Khalayak mengkonsumsi

media untuk mencari informasi yang

dapat memenuhi kebutuhannya.

Gratififikasi yang dicari dan

gratifikasi yang diperoleh sangat

dipengaruhi oleh konsumsi media

dan efek pengukuran. Gratifikasi

yang dicari dan gratifikasi yang

diperoleh berkorelasi dengan

variabel terpaan, jenis isi,

ketergantungan media, belief, dan

evaluasi atau penilaian kita terhadap

media.

Berbicara mengenai pemuasan

akan kebutuhan yang dicari dan

diperoleh, tidak bisa lepas dari

konsep need yang dalam psikologi

menggunakan padanan kata motive.

Motive ataupun need seseorang

mengkonsumsi didasarkan pada dua

faktor yaitu : relevansi atau

keterkaitan informasi itu sendiri

dengan diri individu, dan tingkat

Page 7: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

ketidakpastian pesan yang

berhubungan dengan diri subjek.

Semakin besar hubungan informasi

dan semakin besar ketidakpastian

dengan diri subjek, maka semakin

besar kebutuhan individu

berorientasi pada informasi suatu

media (Wener, 1992).

Asumsi pendekatan uses and

gratications bahwa perilaku

penggunaan media dilandasi oleh

kebutuhan-kebutuhan tertentu

khalayak. Namun demikian, bukan

hanya kebutuhan yang menyebabkan

perilaku penggunaan media,

melainkan masih ada faktor lain yang

terlihat di dalamnya. Salah satunya

adalah tersedianya (availability)

media turut mempengaruhi perilaku

penggunaan media oleh khalayak.

Beberapa penelitian yang

menggunakan model ini

menunjukkan keragaman, baik

mengenai jenis informasi dan jumlah

media yang diukur, maupun cara

pengukurannya. Di satu pihak ada

yang mengukur terpaan terhadap

beberapa jenis isi media dan isinya.

Di pihak lain, ada yang hanya

mengukur terapan terhadap suatu

jenis media tertentu dan isi tertentu.

Tentang aspek-aspek terpaan

media yang diukur pada umumnya

meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Waktu yang digunakan

(time spent) dalam

mengkonsumsi media

2. Jenis isi informasi yang

dikonsumsi

3. Frekuensi penggunaan

media dalam kurun waktu

tertentu (per

minggu/bulan).

4. Berbagai hubungan antara

individu yang

mengkonsumsi, baik

dengan isi media maupun

dengan media pada

umumnya (Rosengren,

1985).

Studi Berelson “what missing

the newspaper means” yang

mewancarai khalayak, di mana

selama dua minggu loper koran tidak

mengantar koran mereka, ditemukan

bahwa para pembaca terpaksa

mencari sumber lain dan merasa

sangat kehilangan segalanya dari

surat kabar. Surat kabar dianggap

sesuatu yang telah memasyarakat

dan sebagai media untuk mengetahui

dunia luar, mencari pelarian diri,

santai, hiburan, dan prestise sosial.

Page 8: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

Masyarakat pembaca sadar bahwa

mengetahui dunia luar dari surat

kabar merupakan nilai tersendiri

dalam percakapan sehari-hari.

Mereka merasa tertolong kehidupan

sehari-hari dari membaca isi dan

informasi yang dimuat oleh surat

kabar (Wener, 1992 : 270).

Lebih lanjut dikatakan, bahwa

individu mengetahui persoalan

negara dan masyarakat adalah

sesuatu yang penting bagi mereka,

dan hal ini memenuhi kebutuhan

mereka secara konsisten terutama

bagi mereka yang berpendidikan

tinggi. Surat kabar merupakan media

terpenting yang kemudian disusul

radio dan televisi. Sementara buku

dan film berada di urutan terakhir.

Surat kabar merupakan pusat

pengetahuan dan integrasi dalam

arena sosial politik yang tidak dapat

dibantal keberadaannya. Surat kabar

memberi kontribusi regulasi diri dan

kepercayaan diri bagi pembacanya.

Studi yang dilakukan Ellot dan

Rosenberg (1987) yang meneliti

pembaca surat kabar di Philadelpia,

terlihat hubungan antara kepuasan

yang diperoleh dari surat kabar

dengan penggunaan media. Surat

kabar memenuhi fungsi : surveliance,

social contact, mengisi waktu luang,

dan hiburan. Hasil riset juga

menunjukkan kecenderungan

pembaca mencari fungsi pengawasan

dan kontak sosial dari Surat kabar.

Meskipun sebagian besar

masyarakat secara rutin

menggunakan televisi dan Surat

kabar, namun pada hari-hari tertentu

orang lebih suka membaca Surat

kabar daripada memirsa televisi.

Televisi secara umum lebih

berfungsi untuk hiburan, sedangkan

Surat kabar mengarahkan pembaca

pada pencarian informasi yang lebih

khusus sifatnya untuk memperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

Surat kabar lebih efektif dari pada

televisi dalam meningkatkan

pengetahuan tentang isu apa yang

sedang concern dibicarakan.

Sementara itu, tajuk rencana

memberikan subsidi tersendiri bagi

calon politikus dalam pengumpulan

suara pemilihan umum, ketimbang

apa yang dilakukan oleh televisi.

Juga kesadaran akan tegaknya

hukum lebih mengena bagi pembaca

Surat kabar dari pada pemirsa

televisi. Pembaca Surat kabar dapat

membentuk sikap tentang topik yang

dibaca. Terpaan Surat kabar dapat

Page 9: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

memberikan pengetahuan yang lebih

luas bagi pembaca, karena Surat

kabar menyajikan informasi secara

mendetail dari pada yang dilakukan

televisi (David H. Heaver, 1980 :

371).

Untuk kalangan mahasiswa,

Atkin menemukan bahwa hasil

membaca Surat kabar berkolerasi

positif dengan kelompok diskusi

mahasiswa terhadap berita yang

dipublikasikan. Menurutnya 92%

informasi baru berisi berbagai hal

diperoleh responden dari surat kabar

dan majalah umum. Mereka yang

berpendidikan tinggi sebanyak 90%

di antara mereka membaca Surat

kabar, dan hanya 6% di antara

mereka yang memirsa televisi, itu

tidak lebih tiga jam sehari. Bahkan

mereka complain akan

kekurangrincian berita dari televisi.

Ditemukan juga bahwa terpaan Surat

kabar berkorelasi dengan dunia

realitas pengetahuan mereka,

sedangkan televisi digunakan hanya

untuk hiburan dan pelarian diri.

Pesan media cetak lebih

menghasilkan perubahan pendapa

(opinion) mahasiswa dari pada pesan

yang dikemas televisi untuk pesan

yang sama. Pesan media cetak lebih

diingat mendalam dari pada televisi.

Dalam hubungannya dengan problem

solving, pesan media cetak membuat

orang menjadi lebih kreatif untuk

memecahkan masalah dari pada

solusi yang diperoleh dari televisi

(Peter M.Sandman, 1982 : 262).

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian

survei dengan pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian survei adalah

penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebaai alat pengumpul data

yang pokok.

Sedangkan pendekatan

kuantitatif menekankan analisisnya

pada data-data numerical atau angka

yang disajikan dalam bentuk tabel-

tabel menunjukkan frekuensi dan

angka prosentase.

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok

subjek yang akan dikenai

generalisasi dari hasil penelitian.

Page 10: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa prodi ilmu komunikasi

dari beberapa universitas.

Sampel merupakan sebagai

bagian dari populasi yang menjadi

sumber data sebenarnya dalam suatu

penelitian. Adapun teknik

pengambilan sampel dalam

penelitian ini akan menggunakan

accidental sampling, yaitu

mengambil beberapa mahasiswa

yang mewakili prodinya dengan juga

mempertimbangkan keterwakilan

dari masing-masing semester yang

ada.

Bahan Penelitian

Sebagai bahan penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Variabel X adalah jenis informasi

yang dikonsumsi / dibaca

mahasiswa

Variabel Y adalah kepuasan yang

diperoleh mahasiswa setelah

membaca isi surat kabar.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

dilakukan yaitu dengan cara

menyebarkan kuesioner, dimana

pertanyaan yang dimiliki jawaban

yang telah tersedia. Dengan kata lain,

pertanyaan kuesioner bersifat

tertutup. Dalam hal ini peneliti

memberikan kuesioner secara

langsung kepada responden untuk

mereka isi sendiri dan mengambilnya

setelah responden mengisi semua

pertanyaan yang ada di dalam

kuesioner.

Teknik Analisis Data

Untuk identitas responden :

Variab

el

Alat

Ukur

Skala Hasil

Ukur

Jenis

kelami

n

Kuesio

ner

Nomi

nal

a. Laki-

laki

b. Pere

mpua

n

Usia

respon

den

Kuesio

ner

Nomi

nal

a. 18

tahun

b. 19

tahun

c. 20

tahun

d. 21

tahun

e. 22

tahun

f. 23

Page 11: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

tahun

g. 24

tahun

Semes

ter

Kuesio

ner

Nomi

nal

a. Sem

II

b. Sem

IV

c. Sem

VI

d. Sem

VIII

Untuk jenis informasi dan

kepuasan :

Jenis

inform

asi

Bob

ot

Kepuas

an

Bob

ot

Pentin

g

3 Terpen

uhi

3

Kurang

penting

2 Kurang

terpenu

hi

2

Tidak

penting

1 Tidak

terpenu

hi

1

Dalam menganalisa dan

penelitian menggunakan metode

deskriptif kuantitatif dengan

menyajikannya dalam tabel-tabel

dalam bentuk frekuensi dan

prosentase. Yang dilihat adalah

angka kecenderungan tertinggi

dari masing-masing item-item

variabel yang ditanyakan pada

kuesioner.

Tempat Penelitian

Adapun tempat dilakukannya

penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Prodi ilmu komunikasi

UNAS

2. Prodi ilmu komunikasi UPN

3. Prodi ilmu komunikasi UMB

4. Prodi ilmu komunikasi USNI

5. Prodi ilmu komunikasi

UBHARA

6. Prodi ilmu jurnalistik PNJ

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Setelah melakukan

pengumpulan data pada enam

universitas tempat dilakukannya

penelitian, maka data tersebar dalam

tabel frekuensi dan prosentase

sebagai mana terlihat di bawah ini :

Tabel 1

Jenis Kelamin

n = 120

Jenis

kelamin

Frekuensi Prosentase

Laki-laki 62 51,67

Page 12: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

Perempuan 58 48,33

Jumlah 120 100

Dari tabel di atas terlihat

bahwa jumlah responden laki-laki

(51,67%) sedikit lebih banyak

dibanding perempuan (48,33%).

Tabel 2

Usia Responden

n = 120

Jenis

kelamin

Frekuensi Prosentase

18 tahun 12 10,00

19 tahun 9 7,50

20 tahun 31 25,82

21 tahun 28 23,83

22 tahun 21 17,51

23 tahun 8 6,67

24 tahun 10 8,33

25 tahun 1 0,83

Jumlah 120 100

Dari tabel di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa paling

banyak responden berusia 20 tahun

yaitu sebesar 25,83% dan disusul

mereka yang berusia 21 tahun yaitu

sebanyak 23,33%. Sedangkan yang

berusia 25 tahun hanya satu orang

dengan 0,83%.

Tabel 3

Semester Responden

n = 120

Semester Frekuensi Prosentase

II 32 26,67

IV 34 28,34

VI 31 25,83

VIII 23 19,16

Jumlah 120 100

Dari hasil tabulasi di atas,

maka dapat dikatakan bahwa sebaran

jumlah responden dari berbagai

semester relatif sama. Namun

responden yang berasal dari semester

IV sedikit lebih banyak 28,34%

dibanding semester yang lain.

Tabel 4

Jenis Kelamin

n = 120

Program

Studi

Frekuensi Prosentase

Jurnalistik 30 25,00

Humas 34 28,34

Periklanan 30 25,00

Broadcast 26 21,66

Jumlah 120 100

Dari tabel di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa responden

terbanyak berasal dari program studi

Humas yaitu 28,34% kemudian

disusul dari program studi jurnalistik

Page 13: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

dan pernikahan masing-masing

sebanyak 25% dan yang paling

sedikit berasal dari jurusan Broadcast

yaitu 21,66%.

Tabel 5

Membaca Surat Kabar

n = 120

Membaca

Surat

Kabar

Frekuensi Prosentase

Secara

teratur

102 85,00

Tidak

teratur

18 15,00

Jumlah 120 100

Dari tabel dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian besar

responden membaca Surat kabar

teratur yaitu 85%. Sedang responden

yang membaca surat kabar secara

tidak teratur hanya 15%.

Tabel 6

Frekuensi Membaca

n = 120

Frekuensi

Membaca

Frekuensi Prosentase

1 x

seminggu

0 0,00

2 x

seminggu

3 2,50

3 x

seminggu

3 2,50

4 x

seminggu

5 4,16

5 x

seminggu

21 17,50

6 x

seminggu

37 30,84

7 x

seminggu

51 42,50

Jumlah 120 100

Dari tabel di atas dapat

dikatakan bahwa paling banyak

responden yang membaca surat

kabar tujuh kali dalam seminggu

sebanyak 42,50%. Kemudian disusul

mereka yang membaca enam kali

dalam seminggu sebanyak 30,84%.

Tabel 7

Jenis Informasi

n = 120

Jenis Informa

si

Penting Kurang penting

Tidak penting

Frek

Prosen

Frek

Prosen

Frek

Prosen

Ekonomi

3 2,50 8 6,66 10 8,33

Politik 2 1,66 9 7,50 14 11,66

Sosial budaya

12 10,00

3 2,50 7 5,83

Olahraga

9 7,50 4 3,33 9 7,50

Kriminalitas

14 11,66

6 5,00 8 6,66

Hukum 13 10,8 7 5,83 11 9,16

Page 14: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

3Pertanian

1 0,83 12 10,00

15 12,50

Kehormatan

1 0,83 18 15,00

12 10,00

Bencana alam

19 15,83

6 5,00 5 4,16

Teknologi

20 16,66

8 6,66 3 2,50

Industri 3 2,50 7 5,83 6 5,00Agama 2 1,66 8 6,66 3 2,50Pendidikan

14 11,66

6 5,00 6 5,00

Pemerintahan

5 4,16 8 6,66 8 6,66

Iklan 2 1,66 10 8,33 3 2,50Jumlah 12

0100 12

0100 12

0100

Dari tabel di atas dapat

digambarkan bahwa informasi

tentang teknologi dianggap penting

yaitu 16,66. Kemudian disusul

informasi mengenai bencana alam

yaitu sebesar 15,83% dan informasi

tentang pendidikan dan kriminalitas

sama banyak yang menganggap

penting yaitu sebesar 11,60%.

Sedangkan informasi yang dianggap

tidak penting adalah informasi

tentang pertanian sebesar 12,50%

dan politik 11,66 serta informasi

tentang kehutanan sebesar 10%.

Tabel 8

Kepuasan Informasi

n = 120

Kepuas Penting Kurang Tidak

an Informa

si

penting pentingFrek

Prosen

Frek

Prosen

Frek

Prosen

Ekonomi

4 3,33 7 8 8 6,66

Politik 3 2,50 8 9 9 7,50Sosial budaya

11 9,16 5 8 8 6,66

Olahraga

8 6,66 5 10 10 8,33

Kriminalitas

12 10,00

8 7 7 5,83

Hukum 11 9,16 9 8 8 6,66Pertanian

2 1,66 4 3 3 2,50

Kehormatan

1 0,83 3 2 2 1,66

Bencana alam

18 15,00

16 14 14 11,66

Teknologi

19 15,83

20 17 17 14,16

Industri 4 3,33 5 6 6 5,00Agama 5 4,16 7 9 9 7,50Pendidikan

16 13,33

13 12 12 10,00

Pemerintahan

5 4,16 8 6 6 5,00

Iklan 1 0,83 2 1 1 0,83Jumlah 12

0100 12

0100 12

0100

Dari tabel di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa kepuasan

informasi yang diperoleh ada pada

informasi teknologi yaitu sebesar

15,83 dan bencana alam sebesar

15%, dan disusul informasi tentang

pendidikan sebesar 13,33%.

Sedangkan informasi yang tidak

terpuaskan ada pada informasi

teknologi yaitu sebesar 14,6% dan

disusul informasi mengenai bencana

Page 15: isip.usni.ac.idisip.usni.ac.id/jurnal/5. Pak Hadi.docx · Web viewSehubungan dengan penelitian penulis yang ingin mengetahui motif-motif apa sebenarnya yang melatar-belakangi mahasiswa

alam yaitu 11,66% dan informasi

mengenai pendidikan yaitu sebesar

10%.

DAFTAR PUSTAKA

Elihu Katz, Jay G. Blunder, Utilization of Mass Communication, Current Perspective on Gratification Research, Sage Publication, London, 1974.

Furkonulhakim Kokon, Penelitian dan Komunikasi Pembangunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Penerangan, Deppen RI, 1986.

Fisher Aubrey, Penyunting : Jalaluddin Rakhmat, Teori – Teori Komunikasi, Remadja Karya, Bandung, 1986.

Malo Manase, Sri Trisnoningtias, Metode Penelitian Masyarakat, Pusat Antar Universitas Indonesia, 1990.

McQuil, Dennis, Alihbahasa Agus Darma dan Aminuddin, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1989.

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung, 1984.