move, hlm 17 motif print kian menarik - ftp.unpad.ac.id · memiliki ciri khas sendiri, misalnya...

1
Motif Print kian Menarik S TY LE | MINGGU, 30 OKTOBER 2011 | HALAMAN 13 MERAKYAT BAK PISANG Fauzi Nugraha berkeinginan untuk membantu mereka yang putus sekolah lewat bisnis Imah Monyet. Move, Hlm 17 KTZ Tren mode busana digital print terus berlanjut. Tekniknya semakin maju, mampu memanipulasi bentuk tubuh, menampilkan dekorasi yang rumit dan unik, serta mampu menguatkan desain busana. BLITZ Desain Sesuai Usia Tenun Aceh Berlaga di Paris SISKA NURIFAH MI/ROMMY PUJIANTO panjang polos, sementara corak print ada pada atasan- atasan bergaya longgar yang kasual dengan pilihan warna gelap. Wang juga menampilkan gaun biru muda longgar bermotif print untuk label yang baru diluncurkan 2010 lalu ini. Inspirasi motif print memang sangat be- ragam. Kreasi desainer Vassilisa menampil- kan motif print yang terinspirasi dari gaya arsitektur Romawi dan Yunani kuno. Salah satunya ditampilkan dalam rok gaya belle--semilonceng--dengan corak simbol-simbol Roma dan Yunani, yang dipadu atasan berwarna biru langit tanpa lengan dengan potongan le- her berbentuk V. Lain lagi, desainer asal London, Tim Soar, bergerak dari digital print ke techno print dengan garis desain yang lebih bersih. Gaya busananya modern dengan sentuhan androgini dalam pilihan warna-warna gelap. Beberapa kreasinya menggunakan bahan- bahan mengilap dan dilengkapi aksesori kalung choker--me- nempel rapat di leher-- yang tampil berani. Dari Boudicca, ada leg- ging bermotif print dengan corak guratan-guratan berwarna hijau terang dan hitam tampil menarik. Rupanya Best of British terus diminati. Di Jakarta, ini merupa- kan tahun ketiga gelaran yang diadakan setiap enam bulan tersebut. Koleksi yang ditampil- kan dapat langsung dibeli tamu yang hadir. Sebagian besar bah- kan dibuat terbatas, hanya satu atau dua busana per desain. “Banyak desainer London yang tidak diketahui di Asia. Untuk itu, kami mencoba mengeksposnya. Dan kali ini, desainer mencoba mengangkat digital print yang lebih advanced, kuat, cantik, dan menarik,” ungkap Cary Cheng, Public Rela- tions Glamour Inc, penyelenggara Best of British. (M-3) [email protected] B EST of British kembali digelar di Indonesia. Lewat hasil karya mereka, enam desainer asal Inggris, yakni KTZ, Belle Sauvage, Haizhen Wang, Vassilisa, Tim Soar, dan Boudicca, tampaknya masih meneruskan tren digital print lewat total 36 busana wanita yang diperagakan di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (25/10). Koleksi Kokon To Zai (KTZ), misalnya, mengambil inspirasi dari budaya Afrika. Desainer KTZ Marjon Perjoski dan Sasko Bezowski berkolaborasi me- nerjemahkan keindahan bu- daya dan suku-suku Afrika lewat beragam si mbol yang tumpang-tindih ataupun ekspresi permainan warna lewat teknik digital print. Gaun ketat sederhana ber- warna pink cerah sebatas lutut, salah satunya, terlihat semarak dengan tampilan digital print yang kaya. Salah satu motif yang menonjol ialah print kupu-kupu yang manis, ditambah kalung dan akse- sori khas Afrika yang me- nguatkan penampilan. Warna-warna busana yang cerah seperti pink dan biru tampak kian menonjol dengan digital print bercorak pada bahan. Sementara itu, busana print lainnya ditampilkan dengan gaya simpel lewat jaket dan gaun-gaun berlengan tiga perempat. Koleksi terse- but didominasi bahan satin yang lembut serta dipercantik taburan payet pada beberapa busana. Semakin maju Permainan digital print juga ditam- pilkan desainer Belle Sauvage dalam berbagai potongan. Misalnya, gaun koktail berwarna kuning terang polos dengan teknik lipatan diselingi print multiwarna. Ada pula gaun panjang ber- gaya jersey cape dengan print di atas bahan sutra. Adapun desainer muda Haizhen Wang memilih me- nampilkan corak-corak karyanya dalam padu padan celana-celana MI/ADAM DWI DESAINER ternama Indonesia Amy Atmanto akan memamer- kan koleksinya yang dinamai The Grand Aceh Heritage dalam acara International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Prancis, Desember mendatang. Sesuai dengan nama koleksi tersebut, nantinya Amy akan me- nyajikan 10 koleksi busana muslim wanita dengan sentuhan tenun Aceh. Tenun Aceh, ujarnya, memi- liki keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan tenun daerah lainnya di Indonesia. Motifnya pun memiliki ciri khas sendiri, misalnya motif gayo, motif pucuk rebung, motif pintu Aceh, bunga melati, dan beragam motif lainnya. “Tenunnya lembut seperti sutra, kebanyakan dibuat dengan benang emas, dengan perpaduan warna- warna yang cerah. Dengan losoreligi yang luar biasa, (itu) dibuat dalam busana dengan taste global,” ungkap Amy dalam acara media gathering di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (25/10). Keikutsertaan Amy dalam sebuah acara internasional, apalagi dihelat di salah satu kota yang dianggap sebagai kiblat fesyen dunia, meru- pakan upaya mendorong industri kerakyatan. “Juga, percepatan mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020,” tambah Amy yang juga menggagas perkumpulan Cinta Kain Aceh. Melalui empat lini busananya, karya-karya Amy telah menyentuh pasar dunia seperti Brunei, Malay- sia, dan Arab Saudi. (SN/M-3) KECINTAAN pada budaya Pulau Dewata menginspirasi desainer Yani Soemali untuk mengang- kat tenun Bali dalam kreasi- nya. Rabu (26/10) lalu, Yani mempertunjukkan 36 koleksi busana wanita di Hotel Dhar- mawangsa, Jakarta. Dalam koleksinya tersebut, de- sainer berusia 46 tahun itu mencoba mengangkat songket Bali lewat kreasi busana-busana dengan gaya santai dan menarik. Yani memadu- padankan kebaya dan jins, jaket-ja- ket songket, juga gaun-gaun simpel yang cantik tanpa melupakan usia pemakai. “Desain disesuaikan dengan usia sehingga tidak overdress, sesuai postur, lebih colourful, bahannya tidak berat, dan bisa dipakai pada siang hari maupun malam. Koleksi ini diharapkan bisa men- jadi awareness terhadap budaya,” ungkap wanita yang telah terjun di dunia desain mode selama 20 tahun ini. Koleksi tersebut dige- lar Yani sebagai bagian dari rangkaian program bertajuk Aku Cinta Indonesia. Sebelumnya, Yani telah mengangkat beragam batik untuk koleksi busana kreasinya. Songket Bali yang diolah Yani diambil dari para perajin songket di Desa Klungkung, Bali. Menurut rencana, untuk koleksi berikut dalam rangkai- an program yang sama, Yani akan mengangkat koleksi batik madura. (SN/M-3) FOTO-FOTO: MI/RAMDANI Belle Sauvage Tim Soar Boudicca Haizhen Wang MI/ADAM DWI

Upload: vankhanh

Post on 19-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Move, Hlm 17 Motif Print kian Menarik - ftp.unpad.ac.id · memiliki ciri khas sendiri, misalnya motif gayo, motif pucuk rebung, motif pintu Aceh, bunga melati, dan beragam motif lainnya

Motif Print kian Menarik

STYLE| MINGGU, 30 OKTOBER 2011 | HALAMAN 13

MERAKYATBAK PISANG Fauzi Nugraha berkeinginan untuk membantu mereka yang putus sekolah lewat bisnis Imah Monyet.Move, Hlm 17

● KTZ

Tren mode busana digital print terus berlanjut. Tekniknya semakin maju, mampu memanipulasi bentuk tubuh,

menampilkan dekorasi yang rumit dan unik, serta mampu menguatkan desain busana.

BLITZ

Desain Sesuai UsiaTenun Aceh Berlaga di Paris

SISKA NURIFAH

MI/ROMMY PUJIANTO

panjang polos, sementara corak print ada pada atasan-atasan bergaya longgar yang kasual dengan pilihan warna gelap. Wang juga menampilkan gaun biru muda

longgar bermotif print untuk label yang baru diluncurkan 2010 lalu ini.

Inspirasi motif print memang sangat be-ragam. Kreasi desainer Vassilisa menampil-kan motif print yang terinspirasi dari gaya arsitektur Romawi dan Yunani kuno. Salah satunya ditampilkan dalam rok gaya belle--semilonceng--dengan corak

simbol-simbol Roma dan Yunani, yang dipadu atasan berwarna biru langit

tanpa lengan dengan potongan le-her berbentuk V.

Lain lagi, desainer asal London, Tim Soar, bergerak

dari digital print ke techno print dengan garis desain yang lebih bersih. Gaya busananya modern dengan sentuhan

androgini dalam pilihan warna-warna gelap.

Beberapa kreasinya menggunakan bahan-

bahan mengilap dan dilengkapi aksesori kalung choker--me-

nempel rapat di leher-- yang tampil berani.Dari Boudicca, ada leg-

ging bermotif print dengan corak guratan-guratan berwarna

hijau terang dan hitam tampil menarik.

Rupanya Best of British terus diminati. Di Jakarta, ini merupa-kan tahun ketiga gelaran yang diadakan setiap enam bulan tersebut. Koleksi yang ditampil-kan dapat langsung dibeli tamu yang hadir. Sebagian besar bah-kan dibuat terbatas, hanya satu

atau dua busana per desain.“Banyak desainer London yang

tidak diketahui di Asia. Untuk itu, kami mencoba mengeksposnya. Dan kali ini, desainer mencoba mengangkat digital print yang lebih advanced, kuat, cantik, dan menarik,” ungkap Cary Cheng, Public Rela-tions Glamour Inc, penyelenggara Best of British. (M-3)

[email protected]

BEST of British kembali digelar di Indonesia. Lewat hasil karya mereka, enam desainer asal Inggris, yakni KTZ, Belle Sauvage, Haizhen Wang, Vassilisa, Tim Soar, dan

Boudicca, tampaknya masih meneruskan tren digital print lewat total 36 busana wanita yang diperagakan di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (25/10).

Koleksi Kokon To Zai (KTZ), misalnya, mengambil inspirasi dari budaya Afrika. Desainer KTZ Marjon Perjoski dan Sasko Bezowski berkolaborasi me-nerjemahkan keindahan bu-daya dan suku-suku Afrika lewat beragam si mbol yang tumpang-tindih ataupun ekspresi permainan warna lewat teknik digital print.

Gaun ketat sederhana ber-warna pink cerah sebatas lutut, salah satunya, terlihat semarak dengan tampilan digital print yang kaya. Salah satu motif yang menonjol ialah print kupu-kupu yang manis, ditambah kalung dan akse-sori khas Afrika yang me-nguatkan penampilan.

Warna-warna busana yang cerah seperti pink dan biru tampak kian menonjol dengan digital print bercorak pada bahan. Sementara itu, busana print lainnya ditampilkan dengan gaya simpel lewat jaket dan gaun-gaun berlengan tiga perempat. Koleksi terse-but didominasi bahan satin yang lembut serta dipercantik taburan payet pada beberapa busana.

Semakin majuPermainan digital print juga ditam-

pilkan desainer Belle Sauvage dalam berbagai potongan. Misalnya, gaun koktail berwarna kuning terang polos dengan teknik lipatan diselingi print multiwarna.

Ada pula gaun panjang ber-gaya jersey cape dengan print di atas bahan sutra. Adapun desainer muda Haizhen Wang memilih me-nampilkan corak-corak karyanya dalam padu padan celana-celana

MI/ADAM DWI

DESAINER ternama Indonesia Amy Atmanto akan memamer-kan koleksinya yang dinamai The Grand Aceh Heritage dalam acara International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Prancis, Desember mendatang.

Sesuai dengan nama koleksi tersebut, nantinya Amy akan me-nyajikan 10 koleksi busana muslim wanita dengan sentuhan tenun Aceh.

Tenun Aceh, ujarnya, memi-liki keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan tenun daerah lainnya di Indonesia. Motifnya pun memiliki ciri khas sendiri, misalnya motif gayo, motif pucuk rebung, motif pintu Aceh, bunga melati, dan beragam motif lainnya.

“Tenunnya lembut seperti sutra, kebanyakan dibuat dengan benang

emas, dengan perpaduan warna-warna yang cerah. Dengan fi losofi religi yang luar biasa, (itu) dibuat dalam busana dengan taste global,” ungkap Amy dalam acara media gathering di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (25/10).

Keikutsertaan Amy dalam sebuah acara internasional, apalagi dihelat di salah satu kota yang dianggap sebagai kiblat fesyen dunia, meru-pakan upaya mendorong industri kerakyatan.

“Juga, percepatan mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020,” tambah Amy yang juga menggagas perkumpulan Cinta Kain Aceh.

Melalui empat lini busananya, karya-karya Amy telah menyentuh pasar dunia seperti Brunei, Malay-sia, dan Arab Saudi. (SN/M-3)

KECINTAAN pada budaya Pulau Dewata menginspirasi desainer Yani Soemali untuk mengang-kat tenun Bali dalam kreasi-nya. Rabu (26/10) lalu, Yani mempertunjukkan 36 koleksi busana wanita di Hotel Dhar-mawangsa, Jakarta.

Dalam koleksinya tersebut, de-sainer berusia 46 tahun itu mencoba mengangkat songket Bali lewat kreasi busana-busana dengan gaya santai dan menarik. Yani memadu-padankan kebaya dan jins, jaket-ja-ket songket, juga gaun-gaun simpel yang cantik tanpa melupakan usia pemakai.

“Desain disesuaikan dengan usia sehingga tidak overdress, sesuai postur, lebih colourful, bahannya tidak berat, dan bisa dipakai pada siang hari maupun malam. Koleksi

ini diharapkan bisa men-jadi awareness terhadap budaya,” ungkap wanita yang telah terjun di dunia desain mode selama 20 tahun ini.

Koleksi tersebut dige-lar Yani sebagai bagian

dari rangkaian program berta juk Aku Cinta Indonesia. Sebelumnya, Yani telah mengangkat

beragam batik untuk koleksi busana kreasinya.

Songket Bali yang diolah Yani diambil dari para perajin songket di Desa Klungkung, Bali. Menurut rencana, untuk koleksi berikut dalam rangkai-an program yang sama, Yani akan mengangkat koleksi batik madura. (SN/M-3)

FOTO-FOTO: MI/RAMDANI

● Belle Sauvage

● Tim Soar● Boudicca● Haizhen Wang

MI/ADAM DWI