motif-motif rumah ibadah bali

15
Tempat Ibadah ( Pura ) di Bali

Upload: jaseline-angela

Post on 26-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Presentasi Pelajaran Sejarah Seni Rupa Indonesia Jurusan DKV Fakultas Seni Rupa dan Desain 2013 Untar

TRANSCRIPT

Tempat Ibadah ( Pura ) di Bali

Definisi PURA :• Pura adalah istilah untuk tempat ibadah agama Hindu di

Indonesia. Pura di Indonesia terutama terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang mempunyai mayoritas penduduk penganut agama Hindu

• Kata "Pura" sesungguhnya berasal dari akhiran bahasa Sanskerta yang artinya adalah kota, kota berbenteng, atau kota dengan menara atau istana

• Dalam perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah "Pura" menjadi khusus untuk tempat ibadah.

• Istilah "Puri" menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.

• Pura dirancang sebagai tempat ibadah di udara terbuka yang terdiri dari beberapa lingkungan yang dikelilingi tembok. Masing-masing lingkungan ini dihubungkan dengan gerbang atau gapura yang penuh berukiran indah

• Karang asti pada bagian kaki/bawah• Karang simbar dan karang bunga dibagian tengah• Karang goak atau manuk (motif kepala gagak atau ayam)

dibagian atas atau pada puncak bangunan.

Fisik bangunan tempat pemujaan terdiri daribagian kepala, badan dan kaki dengan unsur-unsurornamen antara lain :

Karang Asti / Karang Gajah

• Definisi : -Karang Gajah adalah ragam hias yang berbentuk (berpolakan) kepala gajah yang belalainya melengkung kebawah-Karang Asti adalah ragam hias yang berbentuk kepala gajah yang belalainya mencuat keatas.

• Biasa ditempatkan pada bagian bawah dari sebuah bangunan, karena gajah biasanya hidup ditanah. Ada kepercayaan pada masyarakat Bali yang mengetengahkan bentuk penyatuan antar hidup dan kehidupan dari makhluk hidup dengan tanah atau bumi membuat jenis kekarangan ini ditempatkan pada alas pura/bangunan suci sebagai bentuk penyatuan dengan tanah atau pertiwi sebagai pemberi kehidupan.

•Dalam kepercayaan masyarakat Bali, karang gajah dipilih sebagai hiasan pada bagian bebatuan dibagian dasar bangunan karena gajah mempunyai kekuatan fisik yang tinggi, ia mampu mengokohkan keutuhan bangunan dengan kekuatan otot badannya

• Dalam cerita pewayangan gajah dilambangkan sebagai Dewa yang mempunyai sifat pandai, bijaksana, dan bersikap hati-hati dalam segala usahanya

Karang Simbar dan Karang Bunga

• Karang Simbar merupakan hisan yang menyerupai tumbuh-tumbuhanyang mirip tanduk menjangan dengan daun terurai menjalar kebawah.

•Karang Bunga adalah jenis ragam hias yang berbentuk bungadengan kelopak dan seberkas daun.

• Karang simbar dipakai untukhiasan-hiasan sudut bebaturandi bagian atas pada pasangan batuatau tatahan kertas pada bangunanpada bangunan bade wadah,bukur atau hiasan-hiasansementara lainnya.

Karang Goak / Manuk

• Goak adalah nama burung(Gagak dalam Bahasa Bali )

• Karang Goak dalah replika kepala burungtanpa rahang bawah, dari mulutnya keluarsejenis tanaman pidpid dan simbar.

• Disebut pula karangmanuk karena serupa puladengan kepala ayam dengan penekanan padaparuhnya

• Sesuai dengan kehidupan manuk atau gagak sebagai binatang bersayap,Karang Guak ini umumnya ditemukan pada sudut-sudut bangunanpada posisi yang lebih tinggi dan sudutu0sudut bebaturan di bagian atas.

• Karang Goak sebagai hiasan bagian pipi dan kepalanya dilengkapi denganhiasan patra punggel.

• Karang Goak umumnya disatukan dengan karang Simbardari jenis flora yang ditempatkan di bagian bawah Karang Goak.

Karang Boma

• Boma adalah simbol penjaga daripengaruh negatif yang berasal dari alamJahat yang dapat merusak keseimbanganhidup.

• Karang boma merupakan simbol dari kepalabhuta kala.

• Bhutakala artinya ruang dan waktu.

• Karang Boma juga mengingatkan kita padakisah Bomantaka, yang terlahir dari pertemuanWaraha Awatara (Wisnu) dan Dewi Pertiwiatau dengan kata lain pertemuan antaratanah dan air yang menyebabkanterjadinya kehidupan.

• Di dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan:Iking tang janma wwang, ksanikabhawa ta ya, tan pahilawan kedapning kilat, durlaba towi, matangyanpongakena ya ri kagawayanning dharma sadhana,sakaranangin manasanang sangsara, swargaphala kunan.

• Terjemahan :Kelahiran menjadi manusia pendek dan cepat keadaannya itu, tak tak ubahnya dengan gerlapan kilat, dan amatsukar pula untuk diperoleh; oleh karenanya itu,gunakanlah sebaik-baiknya kesempatanmenjadi manusia ini untuk melakukan penunaian dharma,yang menyebabkan musnahnya proses lahir dan mati,sehingga berhasil mencapi sorga.

• Dalam konsep rwabhineda, hitam dan putih ( baik dan buruk ) haruslah seimbangagar hidup yang harmonis dapat tercipta, oleh karena itu sebagai penyeimbangannyadibuatlah “Boma”.

• Boma digambarkan dengan muka seram dan mulut yang dibuka, tangan Bomaseakan-akan menangkap segala keinginan jahat.

• Karang Boma diletakkan di pintu masuk tempat ibadah sebagai penetral kekuatanjahat.

Karang Tapel

• Tapel, dalam bahasa Bali artinya Topeng (Mask).

• Serupa dengan Karang Boma dalam bentuk yanglebih kecil hanya dengan bibir atas gigi datar memilikitaring runcing dengan mata bulat dan hidung kedepanlidah menjulur. disertai dengan sulur dedaunanyang disebut sebagai Pipid.

• Hiasan ini ditempatkan pada peralihan bidangdibagian tengah,.

• Karang tapel menandakan bahwa badan kita sesungguhnya sesuatu yang tidak kekal.Janganlah kecantikan, ketampanan masa muda menghalangi tujuan manusiayang sesungguhnya. Namun demikian bukan berarti kita mengabaikan badan ini tetapibersyukurlah bahwa melalui badan ini manusia mampu mengetahui baik dan buruk.

• Sarasamuscaya sloka 2 menyebutkan:Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayakenikang subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma ikang asubhakarma,phalaning dadi wwang.

• Terjemahan :Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusiasajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk,leburlah kedalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu; demikianlahgunanya menjadi manusia.

• Dari penjelasan diatas menjelaskan bahwadalam pemberian motif kekarangan memilikimaksud dan tujuan, baik berupa pesankepada penghuninya, konstruksi, maupun Mampu sebagai identitas sosial daripenghuninya, walaupun pembahasanmakna motif kekarangan tidak semuadilengkapi namun hal diatas setidaknyamampu memberikan gambaran yangsama dengan yang lainnya.