isi referat foto thorax

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray. Dosis radiasi yang digunakan pada orang dewasa untuk membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv. Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu. Secara umum kegunaan foto thorax/ CXR adalah: - Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler) - Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, hematothorax) - Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB) 1

Upload: ayurachamasari

Post on 26-Dec-2015

356 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

radiologi

TRANSCRIPT

Page 1: isi referat foto thorax

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi

radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi

thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi

terionisasi dalam bentuk x-ray. Dosis radiasi yang digunakan pada orang

dewasa untuk membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv.

Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan

dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax

termasuk paru-paru, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan

gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering

digunakan untuk skrining penyakit  paru yang terkait dengan pekerjaan di

industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.

Secara umum kegunaan foto thorax/ CXR adalah:

- Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)

- Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, hematothorax)

- Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)

- Untuk memeriksa keadaan jantung

- Untuk memeriksa keadaan paru

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan referat ini adalah:

1. Mengetahui pengertian foto thorax.

2. Mengetahui macam – macam cara pemeriksaan

3. Mengetahui indikasi dilakukan foto thorax.

4. Mengetahui pemilihan proyeksi pada foto thorax.

5. Mengetahui kriteria kelayakan foto thorax

6. Mengetahui interpretasi foto thorax

7. Mengetahui syarat foto thorax normal

8. Mengetahui syarat foto thorax pa

1

Page 2: isi referat foto thorax

9. Mengetahui thorax normal

10. Mengetahui kelainan radiologi thorax

1.3. Manfaat

1. Mengetahui jenis pemeriksaan foto thorax

2. Mengetahui indikasi dilakukan foto thorax

3. Mengetahui Proyeksi Pada Posisi Foto Thorax

4. Mengetahui mendeskripsikan atau menginterpretasikan foto thorax normal

dengan sistematis

5. Kriteria Kelayakan Foto

6. Interpretasi Foto Thorax

7. Syarat Foto Thorax Normal

8. Kelainan Foto Thorax

9.

2

Page 3: isi referat foto thorax

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis Pemeriksaan Foto Thorax

1. Fluoroscopy Thorax

Adalah cara pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus

sinar rontgen dan suatu tabir yang bersifat fluorosensi bila terkena sinar

tersebut. Umumnya cara ini tidak dipakai lagi, hanya pada keadaan

tertentu yaitu bila kita ingin menyelidiki pergerakan suatu organ /

system tubuh seperti dinamika alat-alat peredaran darah, misalnya

jantung dan pembuluh darah besar, serta pernapasan berupa diafragma

dan aerasi paru-paru.

2. Rontgenography

Adalah pembuatan foto rontgen thorax, yang biasanya dibuat

dengan arah postero-anterior (PA) dan lateral bila perlu. Agar distorsi

dan magnifikasi yang diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak

antara tabung dan film harus 1,80 meter dan foto dibuat sewaktu

penderita sedang bernapas dalam (inspirasi maksimal).

3. Bronchography

Adalah pemeriksaan percabangan bronkus, dengan cara mengisi

saluran bronchial dengan salah satu bahan kontras yang bersifat opaque

(menghasilkan bayangan putih pada foto). Bahan kontras tersebut

biasanya mengandung jodium (lipiodol, dionosil, dsb).

Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada bronkiektasis untuk

meneliti letak, luas, dan sifat bagian-bagian bronkus yang melebar dan

pada tumor yang terletak dalam lumen bronkus (space occupying

lesions), yang mungkin mempersempit bahkan menyumbat sama sekali

bronkus bersangkutan.

3

Page 4: isi referat foto thorax

4. Tomography

Istilah lainnya adalah Plannigrafi, Laminagrafi, atau Stratigrafi.

Pemeriksaan lapis demi lapis dari rongga dada, biasanya untuk evaluasi

adanya tumor atau atelektase yang bersifat padat.

5. Computerized Tomography (Ct-Scan)

Adalah tomography tranversal, dengan X-ray dan computer.

Pemeriksaan ini terutama pada daerah mediastinum.

6. Arteriography

Mengisi kontras pada pembuluh darah pulmonale, sehingga

dapat diketahui vaskularisasi pada mediastinum atau pada paru.

4

Page 5: isi referat foto thorax

7. Angiocardiography

Adalah pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung dan

pembuluh darah besar dengan sinar rontgen (fluoroskopi atau

rontgenografi), dengan menggunakan suatu bahan kontras radioopaque,

misalnya Hypaque 50% dimasukkan dalam salah satu ruang jantung

melalui kateter secara intravena.

2.2. Indikasi Pemeriksaan Foto Thorax

Indikasi dilakukan antara lain :

1. Infeksi traktus respirasi bawah (TBC Paru, Bronkitis, Pneumonia)

2. Batuk kronis / berdarah

3. Trauma dada

4. Tumor

5. Nyeri dada

6. Metastase neoplasma

7. Penyakit paru kerja

8. Aspirasi benda asing

9. Persiapan pasien pre-operasi

10. Pemeriksaan berkala (follow up) yang objektif

2.3. Pemilihan Proyeksi Pada Posisi Foto Thorax

1. Posisi PA (Postero Anterior)

Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya

scapula tidak menutupi parenkim paru.

5

Page 6: isi referat foto thorax

2. Posisi AP (Antero Posterior)

Dilakukan pada anak-anak atau pada pasien yang tidak koorperatif. Film

diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru.

Jantung juga terlihat lebih besar daripada posisi PA.

3. Posisi lateral dextra & sinistra

6

Page 7: isi referat foto thorax

Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyektil

lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka

dibuat proyeksi lateral kanan, berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga

dibuat dalam posisi berdiri

4. Posisi lateral decubitus

Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu, yaitu bila klinis diduga ada cairan

bebas dalam cavum pleura, tetapi tidak terlihat pada posisi PA atau lateral.

Penderita terbaring pada satu sisi (kanan atau kiri). Film diletakkan di punggung

penderita dan diberikan sinar dari depan arah horizontal.

5. Posisi apical (lordotik)

Foto ini dibuat pada foto PA bila menunjukkan kemungkinan adanya kelainan

pada daerah kedua apex paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat

setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di

apex.

7

Page 8: isi referat foto thorax

6. Foto Oblique Iga

Hanya dibuat bila pada PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan

pada daerah apeks kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat

setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan dalam menginterpretasikan suatu

lesi di apeks paru.

7. Posisi ekspirasi

Adalah foto thorax PA atau AP yang diambil pada saat penderita dalam

ekspirasi penuh. Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya

pneumothorax yang diduga secara klinis atau suatu benda asing yang terinhalasi.

8

Page 9: isi referat foto thorax

2.4. Kriteria Kelayakan Foto

Foto thorax harus memenuhi beberapa criteria tertentu sebelum dinyatakan

layak baca. Di antara lain :

1. Faktor Kondisi

Yaitu faktor yang menentukan kualitas sinar-X selama di kamar rontgen

(tempat expose). Faktor kondisi meliputi hal-hal berikut yang biasa dinyatakan

dengan menyebut satuannya.

Waktu / lama exposure milliseconds (ms)

Arus listrik tabung mili Ampere (mA)

Tegangan tabung kilovolt (kV)

Ketiga hal di atas akan menentukan kondisi foto apakah

Cukup / normal

Kurang bila foto thorax terlihat putih (samar-samar)

Lebih bila foto thorax terlihat sangat hitam

Dalam membuat foto thorax ada dua kondisi yang dapat sengaja dibuat,

tergantung bagian mana yang ingin diperiksa yaitu :

a. Kondisi pulmo (kondisi cukup) foto dengan kV rendah

Inilah kondisi standard pada foto thorax, sehingga gambaran parenkim dan

corakan paru dapat terlihat. Cara mengetahui apakah suatu foto rontgen pulmo

kondisinya cukup atau tidak :

Melihat lusensi udara (hitam) yang terdapat di luar tubuh

Memperhatikan vertebrae thorakalis :

- Pada proyeksi PA kondisi cukup : tampak VTh I-IV

- Pada proyeksi PA kondisi kurang : hanya tampak VTh I

b. Kondisi kosta (kondisi keras / tulang) foto dengan kV tinggi

Cara mengetahui apakah suatu pulmo kondisinya keras atau tidak :

Pada foto kondisi keras, infiltrate pada paru tidak terlihat lagi. Cara

mengetahuinya adalah dengan membandingkan densitas paru dengan

jaringan lunak. Pada kondisi keras densitas keduanya tampak sama.

Memperhatikan vertebra thorakalis

- Proyeksi PA kondisi keras : tampak VTh V-VI

9

Page 10: isi referat foto thorax

- Proyeksi PA kondisi tulang : yang tampak VTh I-XII selain itu densitas

jaringan lunak dan kosta terlihat mirip

2. Inspirasi Cukup

Foto thorax harus dibuat dalam keadaan inspirasi cukup. Cara

mengetahuinya adalah :

a. Foto dengan inspirasi cukup :

Diafragma setinggi VTh X (dalam keadaan expirasi diafragma setinggi

VTh VII-VIII)

Kosta VI anterior memotong dome diafragma

b. Foto dengan inpirasi kurang :

Ukuran jantung dan mediastinum meningkat sehingga dapat

menyebabkan salah interpretasi

Corakan bronkovesikuler meningkat sehingga dapat terjadi salah

interpretasi

3. Posisi Sesuai

Seperti telah diterangkan di atas, posisi standard paling banyak dipakai

adalah PA dan lateral. Foto thorax biasanya diambil dalam posisi erect.

Cara membedakan foto thorax posisi AP dan PA adalah :

Pada foto AP scapula terletak dalam bayangan thorax sementara pada

foto PA scapula terletak di luar bayangan thorax

Pada foto AP clavicula terlihat lebih tegak dibandingkan foto PA

Pada foto PA jantung biasanya terlihat lebih jelas

Pada foto AP gambaran vertebrae biasanya terlihat lebih jelas

Untuk foto PA label terletak sebelah kiri foto sementara pada foto AP

label terletak di sebelah kanan foto

10

Page 11: isi referat foto thorax

Cara membedakan foto posisi erect dengan supine :

Erect

Di bawah hemidiafragma sinistra terdapat gambaran udara dalam fundus

gaster akibat aerofagia. Udara ini samar-samar karena bercampur dengan

makanan. Jarak antara udara gaster dengan permukaan diafragma adalah 1

cm atau kurang. Udara di fundus gaster ini disebut Magenblase.

Terdapat gas di flexura lienalis akibat bakteri komensal yang hidup di

tempat itu. Warna lebih gelap.

Supine

Udara magenblase bergerak ke bawah (corpus gaster) sehingga jarak udara

magenblase dengan diafragma kurang lebih 3 cm. Jadi pada posisi supine

udara magenblase jarang terlihat.

4. Simetris

Jarak antara sendi sternoklavikularis dekstra dan sinistra terhadap garis

median adalah sama. Jika jarak antara foto kanan dan kiri berbeda maka foto

tidak simetris.

5. Foto thorax tidak boleh terpotong.

2.5. Interpretasi Foto Thorax

Cara sistematis membaca foto thorax antara lain :

Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat saat penderita inspirasi

penuh. Foto yang dibuat pada waktu ekspirasi bisa menimbulkan keraguan

karena bisa menyerupai suatu penyakit misalnya kongesti paru,

kardiomegali, atau mediastinum melebar. Kesampingkan bayangan yang

terjadi karena rambut, pakaian, atau lesi kulit.

Cek apakah eksposure sudah benar (bila sudah diperoleh densitas yang

benar, maka jari yang diletakkan di belakang “daerah hitam” pada foto tepat

dapat terlihat). Foto yang pucat karena “underexposed” harus

diinterpretasikan dengan hati-hati, gambaran paru dapat memberi kesan ada

11

Page 12: isi referat foto thorax

edema paru atau konsolidasi. Foto yang hitam karena “underexposed” bisa

memberikan kesan emfisema.

Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, dll) normal.

Cek jaringan lunak yaitu kulit , subcutan fat, musculi seperti pectoralis

mayor, trapezius, dan sternocleidomastoideus. Pada wanita terlihat mamae

serta nipple.

Cek apakah posisi diafragma normal : diafragma kanan biasanya 2,5 cm

lebih tinggi dibanding kiri. Normalnya pertengahan costae VI depan

memotong pada pertengahan hemidiafragma kanan.

Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral.

Cek mediastinum superior apakah melebar, ataukah ada massa abnormal,

dan carilah trakea.

Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar. Lebar jantung

pada orang dewasa (posisi berdiri) harus kurang dari separuh lebar dada.

Atau dapat ditentukan melalui CTR (Cardio Thoracalis Ratio).

Cek hilus dan bronkovaskular pattern. Hilus adalah bagian tengah pada paru

dimana tempat masuknya pembuluh darah, bronkus, syaraf dan pembuluh

limfe. Hilus kiri normal lebih tinggi daripada hilus kanan.

2.6. Syarat Foto Thorax Normal

1. Posisi penderita simetris

Hal ini dapat dievaluasi dengan melihat apakah proyeksi tulang korpus vertebra

toracal terletak di tengah sendi sternoclaviculer kanan dan kiri.

2. kondisi sinar x sesuai.

jumlah sinar dan kualitas sinar cukup

3. Film meliputi seluruh kavum thorax, mulai dari puncak cavum thorax sampai

sinus phrenicocostalis kanan dan kiri dapat terlihat pada film tersebut.

2.7. Kelainan Foto Thorax

Berikut ini kelainan radiologi thorax :

1. Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga mirip suatu penyakit.

- Sendi sternoclavicula sama jauhnya dari garis tengah

12

Page 13: isi referat foto thorax

- Diafragma letak tinggi,

- Corakan meningkat pada kedua lobus bawah,

- diameter jantung bertambah.

2. Pada jantung : Cardiomegali

Setelah dibuat garis-garis seperti di atas selanjutnya kita hitung

menggunakan rumus perbandingan :

CTR= A+B/C x 100%

Ketentuan :

Jika nilai perbandingan di atas nilai 50% dapat dikatakan telah

terjadi pembesaran jantung (cardiomegali).

- Apex cordis tergeser ke bawah kiri pada pembesaran ventrikel kiri

13

Page 14: isi referat foto thorax

- Apex cordis terangkat lepas dari diafragma pada pembesaran ventrikel

kanan

3. Pada Mediastinum : Massa Mediastinum

4. Pada Pulmo :

a. Oedema Paru

- Bayangan dengan garis tidak tegas

- Terdapat suatu bronkogram udara

- Tanda “Silhouette” yaitu hilangnya visualisasi bentuk

diafragma atau mediastinum berdekatan

14

Page 15: isi referat foto thorax

b. Pemadatan Paru, Misalnya Tbc Paru, Pneumonia

TB Paru

Pneumonia

- Terlihat pemadatan bercak-bercak dengan bayangan tidak jelas

- Terlihat adanya kavitas (pembentukan abses)

15

Page 16: isi referat foto thorax

c. Kolaps Paru / Atelektasis

Tampak perselubungan homogen pada lapangan paru sebelah kiri yang

menutupi batas kiri jantung, diafragma, dan sinus disertai dengan shift

midline ke kiri.

- Terdapat bayangan lobus yang kolaps

- Ditemukan tanda “Silhouette”

- Pergeseran struktur untuk mengisi ruangan yang normalnya

ditempati lobus kolaps

- Pada kolaps keseluruhan paru tampak opaque dan ada pergeseran

hebat pada mediastinum dan trakea

16

Page 17: isi referat foto thorax

d. Massa paru, misal : abses paru, kista hydatid

- Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus

- Terdapat bayangan sferis

e. Bayangan kecil tersebar luas

- Bayangan cincin 1 cm bersifat diagnostic bagi bronkiektasis

- Kalsifikasi paru yang kecil tersebar luas dapat timbul setelah infeksi paru

oleh TB

- Area pemadatan kecil berbatas tidak jelas menunjukkan adanya

bronkiolitis

f. Bayangan garis

17

Page 18: isi referat foto thorax

- Biasanya tidak lebih tebal dari garis pensil, yang terpenting adalah garis

septal, dapat terlihat pada limfangitis Ca.

g. Sarkoidosis

- Terlihat limfadenopati hilus dan paratrachealis

- Bayangan retikulonodularis pada paru.

h. Fibrosis paru

18

Page 19: isi referat foto thorax

- Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan kurang jelasnya

garis bentuk pembuluh darah,kemudian terlihat nodulus berbatas tak jelas

dengan garis penghubung.

- Volume paru menurun, sering jelas, dan translusensi sirkular terlihat

memberikan pola yang dikenal sebagai “paru sarang tawon”, kemudian

jantung dan arteria pulmonalis membesar karena semakin parahnya

hipertensi pulmonalis.

i. Neoplasma

- Bayangan bulat dengan tepi tak beraturan berlobulasi dan tepi

infiltrasi

- Terdapat kavitas dengan massa

5. Pada Pleura :

19

Page 20: isi referat foto thorax

a. Efusi Pleura

- Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih tinggi di lateral daripada

medial, juga dapat berjalan ke dalam fissure terutama ke ujung

bawah fissure oblique

b. Fibrosis Pleura

- Penampilannya serupa dengan cairan pleura, tetapi selalu lebih kecil

daripada bayangan asli. Sudut costophrenicus tetap terobliterasi.

c. Kalsifikasi Pleura

20

Page 21: isi referat foto thorax

- Plak kalsium tak teratur, dapat terlihat dengan atau tanpa disertai penebalan

pleura

d. Pneumothorax

- Garis pleura yang membentuk tepi paru yang terpisah dari dinding dada,

mediastinum, atau diafragma oleh udara

- Tidak ada bayangan pembuluh darah di luar garis ini

e. Hematothorax

Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura. Sumber darah

mungkin dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar.

Meskipun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya

50% diperlukan untuk membedakan hematotoraks dari efusi pleura

21

Page 22: isi referat foto thorax

berdarah, sebagian besar tidak setuju pada setiap perbedaan yang spesifik.

Biasanya akibat dari trauma tumpul atau penetrasi. Lebih jarang, mungkin

merupakan komplikasi dari penyakit, dapat induksi iatrogenik, atau

mungkin berkembang secara spontan.

BAB III

22

Page 23: isi referat foto thorax

KESIMPULAN

1. Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi

radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang

mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya.

2. Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :

-       untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)

-       untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)

-       untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)

-       untuk memeriksa keadaan jantung

-       untuk memeriksa keadaan paru-paru

3. Macam-Macam Pemeriksaan: Fluoroscopy Thorax, Rontgenography,

Tomography, Computerized Tomography (Ct-Scan), Bronchography,

Arteriography, Angiocardiography

4. Indikasi Pemeriksaan Foto Thorax: Infeksi traktus respirasi bawah (TBC

Paru, Bronkitis, Pneumonia), Batuk kronis / berdarah, Trauma dada, Tumor,

Nyeri dada, Metastase neoplasma, Penyakit paru kerja, Aspirasi benda

asing, Persiapan pasien pre-operasi, Pemeriksaan berkala (follow up) yang

objektif.

5. Pemilihan Proyeksi Pada Posisi Foto Thorax: Posisi PA (Postero

Anterior)AP (Antero Posterior), lateral dextra & sinistra, lateral decubitus,

apical (lordotik), Foto Oblique Iga, ekspirasi.

6. Kriteria Kelayakan Foto : Faktor Kondisi, Inspirasi Cukup, Posisi Sesuai,

Simetris, Foto thorax tidak boleh terpotong.

7. Interpretasi Foto Thorax

Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat saat penderita

inspirasi penuh

Cek apakah eksposure sudah benar (bila sudah diperoleh densitas yang

benar

Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, dll) normal

Cek jaringan lunak yaitu kulit , subcutan fat, musculi

Cek apakah posisi diafragma normal

Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral

23

Page 24: isi referat foto thorax

Cek mediastinum superior apakah melebar, ataukah ada massa

abnormal, dan carilah trakea

Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar

Cek hilus dan bronkovaskular pattern

8. Syarat Foto Thorax Normal: Posisi penderita simetris, kondisi sinar x

sesuai, Film meliputi seluruh kavum thorax, mulai dari puncak cavum

thorax sampai sinus phrenicocostalis kanan dan kiri dapat terlihat pada film

tersebut.

9. Kelainan Foto Thorax: Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga

mirip suatu penyakit, Pada jantung : Cardiomegali, Pada mediastinum :

Massa Mediastinum. Pada pulmo :Oedema paru, Pemadatan paru, misalnya

TBC Paru, Pneumonia, Kolaps Paru / Atelektasis, Massa paru, Bayangan

kecil tersebar luas, Bayangan garis, Sarkoidosis, Fibrosis paru, Neoplasma.

Pada pleura : Efusi pleura, Fibrosis Pleura, Kalsifikasi Pleura,

Pneumothorax, Hematothorax. Pada Diafragma: Paralisis Diafragma,

Eventrasi Diafragma

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjahriar, Rasad . 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

2. Rusdi Gazali,Malueka.2008. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka

Cendekia Press

3. Amstrong Peter, L.Wastie Martin. 1989. Pembuatan Gambar Diagnostik.

Jakarta : EGC.

24

Page 25: isi referat foto thorax

4. Palmer et al. 1995. Petunjuk Membaca Foto untuk Dokter Umum.

Jakarta:EGC

25