isi pkm jongaya

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Pembangunan kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia, dan sebagai sumber daya pembangunan. Derajat kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan memperkuat daya saing bangsa yang semakin ketat di dunia. Salah satu pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).Puskesmas merupakan sarana kesehatan masyarakat terdepan yang memberi layanan kesehatan kepada masyarakat diseluruh pelosok tanah air.Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, 1

Upload: ridhayanti-fajir-asysyam

Post on 21-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

pkm jongaya

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan

adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Pembangunan

kesehatan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

manusia, dan sebagai sumber daya pembangunan. Derajat kesehatan yang

tinggi akan meningkatkan produktivitas dan memperkuat daya saing bangsa

yang semakin ketat di dunia.

Salah satu pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh

masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).Puskesmas

merupakan sarana kesehatan masyarakat terdepan yang memberi layanan

kesehatan kepada masyarakat diseluruh pelosok tanah air.Puskesmas

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta

aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah

dan masyarakat.Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai

derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

perorangan.

Dalam sarana kesehatan puskesmas, farmasi merupakan salah satu

faktor penting dalam menunjang pelayanan kesehatan.Profesi farmasi saat ini

1

telah mengalami perkembangan yaitu dari orientasi pada obat berubah menjadi

orientasi pada pasien dengan berdasarkan pada asas pharmaceutical care,

yaitu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi farmasis dalam

pekerjaan kefarmasian untuk mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas

hidup pasien.Dengan bertambahnya kesadaran mengenai kesehatan dan

berkembangnya keinginan untuk ikut memikul tanggung jawab bagi kesehatan

pasien tersebut.

Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta

didik untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan, yang dapat

diperoleh melalui pendidikan di kelas, laboratorium maupun lapangan.Untuk

mencapai pengalaman belajar pada tatanan yang nyata dan komprehensif

sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri, maka dilaksanakan Praktik

Kerja Lapangan pada mahasiswa D3 Farmasi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar. Dengan adanya  Praktik Kerja Lapangan

para mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia

kerja, sehingga mampu belajar menghadapi berbagai tantangan dalam dunia

kerja dan belajar untuk menganalsis suatu gejala dan masalah yang timbul

agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi bimbingan

dan pengarahan.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu proses belajar mengajar

yang dilaksanakan pada sarana kesehatan pemerintah atau swasta, untuk

2

mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. Program PKL dilaksanakan

dengan tujuan:

1. Memberikan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi

di lahan praktek kerja dan menumbuhkan rasa tanggung jawab .

2. Memberikan kesempatan untuk dapat menyatukan pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan pada suatu bidang

yang dilaksanakan agar lebih dapat percaya diri dan selalu mandiri dalam

perkembangan karir di masa yang datang.

3. Menambahkan pengertianakan lingkungan organisasi pada sarana

pelayanan kefarmasian dengan berbagai kegiatan di dalamnya.

4. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan

fasilitas guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja professional di masa

yang akan datang.

C. Tujuan Pembuatan Laporan

Salah satu tugas yang harus dilakukan peserta PKL setelah kegiatan

dilokasi adalah membuat laporan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama

melaksanakan PKL. Adapun tujuan pembuatan laporan pelaksanaan antara

lain:

1. Peserta Praktek Kerja Lapangan akan mampu memahami, memantapkan

dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dikampus dan

diterapkan di lapangan kerja.

3

2. Peserta Praktek Kerja Lapangan akan mampu mencari alternative

pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan kerja.

3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun

mahasiswa yang bersangkutan.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarkat, dengan peran serta aktif

masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna, dengan biaya  yang dapat dipikul oleh pemerintah  dan

masyarakat. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2006).

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal.Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya

pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota sesuai dengan

kemampuannya (Depkes RI, 2006).

Pelayanan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan

yang meliputi:

1. Pelayanan pengobatan (kuratif) yaitu merupakan suatu rangkaian dari

pengelolaan obat yang merupakan tahapan akhir dari suatu pelayanan

kesehatan yang akan ikut menentukan efektifitas upaya pengobatan oleh

tenaga medis kepada pasien.

5

2. Upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yaitu merupakan suatu kegiatan

dalam upaya pemulihan kesehatan.

3. Upaya pencegahan (preventif) yaitu merupakan rangkaian kegiatan dalam

rangka pencegahan suatu penyakit dengan memelihara kesehatan

lingkungan maupun perorangan.

4. Upaya peningkatan kesehatan (promotif) yaitu suatu upaya kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan

merupakan konsep kesatuan upaya kesehatan.

Hal tersebut menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas

kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana kesehatan

tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok yang sangat dibutuhkan

oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian

di Puskesmas ditunjukan kepada semua penduduk dan tidak membedakan

jenis kelamin dan golongan umur (Depkes RI, 2006).

Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu

kecamatan, dengan beberapa faktor yaitu: kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya yang merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Apabila di satu

kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah

kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep

wilayah yaitu desa atau kelurahan, dusun atau rukun warga (Depkes RI, 2006).

6

Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas

perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana diantaranya,

yaitu:

1. Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan tempat pelayanan pengobatan

dibawah Puskesmas Induk yang pelayanannya dilakukan oleh seorang

perawat yang bertempat di suatu desa jauh dari Puskesmas Induk.

2. Puskesmas Keliling (Pusling) kegiatannya sama seperti Puskesmas hanya

saja Puskesmas Keliling dilakukan oleh seorang dokter, bidan, perawat,

gizi, dan Asisten Apoteker (AA).

3. Posyandu terbagi 2 yaitu:

a. Posyandu untuk kesehatan ibu dan balita, terutama pelayanan

imunisasi dan gizi terhadap ibu hamil, bayi dan balita.

b. Posyandu lansia (lanjut usia) untuk pelayanan pengobatan bagi usia

lanjut.

4. Posyandu Kesehatan Desa (Poskesdes) disediakan untuk pelayanan

kesehatan yang sifatnya mendasar.

5. Pondok Bersalin Desa (Polindes) yaitu suatu pelayanan yang dilakukan

oleh seorang bidan yang ditempatkan di suatu  desa jauh dari Puskesmas

Induk (Depkes RI, 2003).

B. Organisasi Personalia Puskesmas

Adapun kewajiban dan wewenang dari setiap petugas Puskesmas

adalah sebagai berikut:

7

1. Kepala Puskesmas

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan obat dan pencatatan

pelaporan di Puskesmas.

b. Mengawasi dan membina pelaksanaan pengelolaan obat dan

pencatatan pelaporan.

c. Mengajukan permintaan obat kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK

(Gudang Farmasi Kotamadya) setempat.

d. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kepala Dinas

Kesehatan setempat.

e. Melaporkan semua obat yang hilang, rusak, kadaluarsa dan obat yang

tidak dibutuhkan kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang

Farmasi Kotamadya) setempat.

f. Mengembalikan obat-obat yang tidak dibutuhkan, rusak, dan

kadaluarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang Farmasi

Kotamadya). (Depkes RI, 1994)

2. Petugas Gudang Obat Puskesmas

a. Menerima, menyimpan, memelihara obat yang ada di gudang dan

membuat catatan mutasi obat yang keluar maupun yang masuk gudang

obat Puskesmas dalam kartu stok.

b. Mempersiapkan data penerimaan dan pemakaian obat.

c. Mengkompilasi data pemakaian dan sisa obat dari masing-masing sub-

unit.

8

d. Mempersiapkan laporan pemakaian dan permintaan obat kepada

Kepala Dinas Kesehatan, GFK (Gudang Farmasi Kotamadya).

e. Menerima, menyimpan dan memelihara LPLPO (Laporan Pemakaian

dan Laporan Permintaan Obat) yang sudah diisi.

f. Melayani permintaan oleh kamar obat dan Puskesmas Pembantu.

g. Menerima dan mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dari gudang

simpanannya, kamar obat dan Puskesmas Pembantu.

h. Mempersiapkan laporan obat hilang, rusak dan kadaluarsa.

i. Melaporkan obat yang tidak dipakai, hilang, rusak dan kadaluarsa

kepada Kepala Puskesmas.

j. Menyimpan kartu stok selama 10 tahun. (Depkes RI, 1994).

3. Petugas Kamar Obat Puskesmas

a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang

diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam

bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.

b. Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib (untuk bukti

pengeluaran obat kepada pasien).

c. Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat dan jumlah

penerimaan resep (umum, Askes, dan gratis).

d. Membuat laporan dan secara berkala mengajukan permintaan obat

kepada Kepala Puskesmas/petugas gudang obat.

e. Melayani permintaan obat untuk keperluan Kamar Suntik, Puskesmas

Keliling dan Posyandu.

9

f. Menyimpan dan memelihara obat yang ada di kamar obat.

g. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada petugas gudang

obat. (Depkes RI, 1994).

4. Petugas Kamar Suntik

a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang

diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam

bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.

b. Setiap awal bulan (jika stok hampir habis) mempersiapkan obat kepada

Kepala Puskesmas/petugas kamar obat.

c. Menyimpan obat yang ada di kamar suntik dengan baik/pada tempat

yang sesuai.

d. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala

Puskesmas atau petugas kamar obat. (Depkes RI, 1994).

5. Petugas Obat Puskesmas Pembantu

a. Menyimpan, memelihara dan membuat catatan mutasi obat yang

diterima maupun yang dipakai oleh kamar obat Puskesmas dalam

bentuk Buku Harian Penerimaan dan Pemakaian Obat.

b. Setiap awal bulan mempersiapkan data pemakaian obat, sisa stok dan

melaporkan serta mengajukan permintaan obat kepada Kepala

Puskesmas/petugas gudang obat.

c. Menyimpan resep-resep obat sebagai bukti penggunaan obat.

d. Menyerahkan kembali obat/kadaluarsa kepada Kepala

Puskesmas/petugas gudang obat. (Depkes RI, 1994).

10

6. Petugas Lapangan Puskesmas Keliling/Posyandu

a. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan, mengajukan permintaan

obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas/petugas kamar obat.

b. Mencatat pemakaian dan sisa obat.

c. Menyimpan resep-resep obat sebagai bukti penggunaan obat.

d. Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa

obat kepada Kepala Puskesmas. (Depkes RI, 1994).

C. Fungsi Puskesmas

Adapun fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraaan pembangunan oleh sektor lain, masyarakat dan dunia

usaha wilayah kerjanya, serta secara aktif melaporkan dampak dari

penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya terhadap kesehatan.

Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang di lakukan Puskesmas

adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdaya masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha untuk memiliki kesadaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

11

sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program  kesehatan. Pemberdayaan ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan,

meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan (private goods) adalah pelayanan

yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit

serta memulihkan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

kesehatan perorangan mencakup rawat jalan dan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (publik goods) adalah pelayanan yang

bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan publik, mencegah penyakit tanpa mengabaikan upaya

penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Contoh pelayanan publik

adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga

berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya (Depkes RI, 2003).

12

D. Tujuan Puskesmas

Beberapa tujuan Puskesmas itu sendiri yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata, bermutu dan

terjangkau didukung oleh sumber daya dan manajemen kesehatan yang

handal. Dengan sasaran yang hendak dicapai sebagai berikut:

a. Meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan serta alat kesehatan

dalam jenis dan jumlah sesuai standar di Puskesmas dan jaringannya.

b. Meningkatkan mutu dan askes pelayanan kesehatan di Puskesmas,

Rumah Sakit (RS) dan sarana kesehatan swasta.

c. Meningkatkan ketersediaan dan pendayagunaan SDM (Sumber Daya

Manusia) kesehatan.

d. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pembangunan kesehatan.

e. Meningkatkan pemerataan dan fasilitas pelayanan kesehatan

f. Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat

Meningkatkan status gizi masyarakat melalui program perbaikan gizi

seperti penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi

Besi, Kurang Vitamin A dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.Kegiatan program ini dilakukan harian, bulanan,

semesteran maupun tahunan.

2. Melindungi masyarakat dari penggunaan sediaan farmasi, pangan, alat

kesehatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi standar, dengan

sasaran yang akan dicapai sebagai berikut:

a. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

13

b. Meningkatkan pengawasan penggunaan sediaan farmasi, pangan dan

alat kesehatan.

3. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

dan tidak menular. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni menurunnya

kejadian kematian atau kecacatan akibat penyakit.

4. Meningkatkan upaya pencegahan, penanggulangan kejadian luar biasa

(KLB) dan bencana secara terpadu dengan melibatkan peran aktif

masyarakat. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkan

deteksi dini, respon cepat penanggulangan KLB dan bencana.

5. Meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk

hidup bersih dan sehat.

6. Meningkatkan peran pemegang kepentingan terhadap pembangunan

kesehatan. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkan

kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan yang akan dilaksanakan oleh

organisasi non pemerintah dan institusi lain.

7. Meningkatkan jejaring dengan pemegang kepentingan di bidang

kesehatan. Dengan sasaran yang akan dicapai yakni meningkatkannya

organisasi non pemerintah dan institusi lain yang akan berkonstribusi

dalam pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya dapat dicapai

melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-

fungsi administrasi kesehatan.Selain itu juga didukung oleh informasi

kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta hukum

14

kesehatan.Fungsi-fungsi kesehatan tersebut, terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian serta pertanggungjawaban penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan

kepada apoteker untuk menyediakan obat dan menyerahkan bagi pasien sesuai

peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resap adalah proses kegiatan

yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari

penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada

pasien. Pelayanan terhadap resep merupakan salah satu pelayanan farmasi di

Puskesmas, selain itu penyediaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi

untuk Puskesmas.Pelayanan obat bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai

dengan resep dokter dan dapat informasi bagaimana menggunakannya.

Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non

teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai

penyerahan obat kepada pasien (Anief,2007).

Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah suatu

proses yang merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan. Tujuannya adalah

tersedianya perbekalan farmasi yang bermutu serta jumlah, jenis dan waktu

yang tepat (Depkes RI, 2006).

15

BAB III

URAIAN KHUSUS

A. Sejarah Puskesmas Jongaya

Dasar pemikiran dan perkembangan bahwa untuk memberikan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat utamanya yang

berpenghasilan di wilayah kerja pada:

1. Kelurahan Pa’baeng-baeng

2. Kelurahan Jongaya

3. Kelurahan Bungaya

Maka dengan kerjasama dari berbagai pihak pada tahun 1976 di Jalan

Andi Tonro No. 70 didirikan sebuah Puskesmas yang dengan kesempatan

diberi nama “Puskesmas Jongaya”.

Pada awal berdirinya Puskesmas Jongaya telah dikepalai oleh beberapa

dokter, yaitu:

1. Dr. Nursiah Ba’be (1976 – 1980)

2. Dr. Nurjannah (1980 – 1985)

3. Dr. Sonny Tunggal (1985 – 1988)

4. Dr. Misdat (1988 – 1990)

5. Dr. Nurjannah (1990 – 1992)

6. Dr. Margaretha, P. (1992 – 1996)

7. Dr. Gilbert Kouwagam (1996 – 1998)

8. Dr. Elviera Rostan (1998 – 2004)

9. Dr. Nurhasijati Ningsih (2004 – 2006)

16

10. Dr. Margaretha (2006 – 2007)

11. Dr. Hj. Syamsiah Densi, R. Mars (2007 – 2011)

12. Drg. Asniawaty Idris MARS. (2011)

Dalam proses kegiatannya dapat dibuktikan bahwa keberadaan

Puskesmas Jongaya ini dinyatakan berhasil dilihat dari jumlah pasien yang

dating berobat kurang lebih 100-150 orang perhari yang sebagian besar dari

tingkatan masyarakat pra sejahtera. Dan merupakan salah satu puskesmas

yang telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 sebagai tanda penerapan

pelayanan kesehatan bertaraf Internasional.Mendapat CCP (Citra Pelayanan

Prima) untuk Pelayanan Manula yaitu di atas umur 61 tahun. Dan mendapat

gelar Adipura sebagai Puskesmas terbersih kota Makassar.

B. Visi dan Misi Puskesmas Jongaya

1. Visi

Mampu menjadi pusat pelayanan terbaik dan sehat di Selatan Kota

Makassar.

2. Misi

a. Setiap saat bisa memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada

masyarakat.

b. Setiap saat dan selalu meningkatkan upaya preventif dan promotif.

c. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

kesehatan serta menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.

17

d. Berupaya tetap meningkatkan pengembangan SDM perubahan

perilaku dan disiplin kerja petugas.

C. Motto Puskesmas Jongaya

Kesehatan adalah segalanya, investasi dan harta yang sangat bernilai

“KASIH”

1. Keshatan, suatu hal mendasar dan hak bagi manusia yang hidup sehat dan

selalu diidamkan bagi orang sehat khususnya orang sakit karena kesehatan

2. Adalah suatu tujuan hidup manusia

3. Segalanya akan terwujud bila kesehatan selalu dijaga, dipelihara dan

diobati bila sakit

4. Investasi kita dihari tua untuk hidup lebih bahagia bersama keluarga.

Kesehatan bias disejajarkan bersama

5. Harta yang sangat bernilai.

18

UNIT KESEHATAN MASYARAKATUPAYA PROMOSI KESEHATAN

Desi Rosmalah Sari, SKMUPAYA KIA & KBMatlina, A. Md Keb

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKATHj. Rusdiana, SKM

UPAYA KESEHATAN USIA LANJUTBongko Opu, S.Kep

UPAYA KESEHATAN SEKOLAHMusriah

UPAYA P2M/PTMMurniati, S.Kep

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGANKhaerunnisya, AMKL

UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUTdrg. A. Nunu Appa Sinrang

UPAYA PERKESMASAisyah, AMK

UPAYA KESEHATAN JIWAZainal Abidin, AMK

UPAYA KESEHATAN MATABertha Ellum Mallo, S.Kep

UPAYA KESEHATAN KERJABertha Ellum Mallo, S.Kep

UPAYA PEMBINAAN BATTRANi Nyoman Darminiasih, S.Farm, Apt

UNIT KESEHATAN PERORANGANUPAYA PENGOBATAN

RAWAT JALAN

dr. Hj. Roslyna Abu Bakar

KEPALA PUSKESMASdrg. Asniwaty Idris, MARS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

UNIT PELAYANAN TEKNIS FUNGSIONAL PUSKESMAS

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHAHj. Nurdiana

KEPEGAWAIAN

Hj. NurdianaKEUANGAN

Saenab, A.Md.KebPERLENGKAPANKamasiah, S.ST

JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS

UNIT PUSKESMAS KELILINGDian Trindiana, AMK

UNIT BIDAN/POSKESKELHetty Kusumawardani, A.Md.Keb

D. Struktur Organisasi Puskesmas Jongaya

19

E. Kegiatan Pokok Puskesmas Jongaya

1. Dokter Umum

2. Dokter Gigi

3. P3K/KIA

4. Imunisasi

5. Klinik VCT/HIV – Narkoba

6. Klinik Manula

7. Laboratorium

8. Obat

F. Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Jongaya

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu unit

terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun

pelayanan kefarmasian di Puskesmas Jongaya meliputi:

1. Penerimaan Resep

Resep yang diperoleh dari loket kartu berupa resep dari pasien

ASKES yang berwarna merah muda, pasien Pra Sejahtera (Pra) yang

berwarna hijau, resep manula berwarna biru dan resep dari pasien umum

berwarna kuning.

Resep yang telah dicatat dan dimasukkan dalam catatan harian

untuk digunakan dalam LPLPO (Lembar Permintaan dan Laporan

Pemakaian Obat) tiap bulan.Resep tersebut disimpan berdasarkan tanggal

resep selama kurang lebih tiga tahun.

20

2. Penyelenggaraan Resep dan Penerimaan Obat

Selama melakukan penyiapan obat maka petugas dari kamar obat

harus memahami isi permintaan resep lalu menyiapkan sesuai dengan

permintaan. Untuk obat tablet tertentu petugas di kamar obat sebelumnya

telah menyiapkan dalam bungkusan sak obat sesuai jumlah dan aturan

pakainya. Misalnya 3x1 sebanyak 9 tablet dan untuk 2x1/2 sebanyak 5

tablet.

Untuk mempercepat pelayanan pada umumnya di Puskesmas

dibuat beberapa macam obat racikan sebanyak 100-200 bungkus dalam

bentuk puyer.Racikan puyer ini diberikan pada balita dimana dosisnya

yang diserahkan berdasarkan umur pasien.

Obat yang diberikan di Puskesmas Jongaya pada umumnya untuk

pemakaian selama tiga hari.Apabila obat habis tapi belum juga sembuh

maka pasien dapat berkonsultasi kembali dengan dokter.

3. Penyerahan Obat

Sebelum dilakukan penyerahan obat, harus diperhatikan dan

diperiksa kembali kebenarannya yaitu mengenai:

a. Jenis obat

b. Nama pasien

c. Umur

d. Aturan pemakaian

e. Pemberian informasi

21

Informasi yang diberikan meliputi:

1) Cara Pemakaian Obat

Seperti pada antasida harus diberikan penjelasan yang cukup jelas

tentang cara pemakaian dengan alasan yang jelas.

2) Efek Samping

Diberikan penjelasan yang baik kepada pasien tentang efek

samping yang ditimbulkan oleh obat..

3) Aturan Pakai

Diberikan penjelasan yang baik kepada pasien tentang aturan pakai

obat misalnya 3x1 sehari (pagi 1, siang 1, dan malam 1) dan lain-

lain.

G. Tugas dan Peranan Farmasis di Puskesmas Jongaya

Tugas Pokok Apoteker

1. Menerima resep, meracik, dan mempersiapkan obat sesuai dengan

kebutuhan.

2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan harian obat.

4. Menyusun dan menyimpan arsip obat.

Tugas Tambahan

1. Membuat perencanaan obat dan laporan tahunan.

2. Menghadiri pertemuan, seminar atau lokakarya dan pelatihan.

3. Penuluhan tentang penggunaan obat yang baik dan benar.

22

Pasien Datang Membawa Resep

Asisten Apoteker

Cek / Pemeriksaan

Siapkan Obat

Jelaskan Aturan Pakai

Obat Diserahkan

Pulang

Wewenang

1. Bertanggungjawab atas keluar masuknya resep obat dan harus sesuai

prosedur.

Tugas Pokok Asisten Apoteker

1. Menerima resep, meracik, dan mempersiapkan obat sesuai dengan

kebutuhan.

2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat.

3. Membuat list permintaan obat ke gudang farmasi.

4. Mengelola pemasukan dan pengeluaran obat.

Tugas Tambahan

1. Membuat laporan bulanan gudang obat.

2. Menghadiri pertemuan, seminar atau lokakarya dan pelatihan.

3. Penyuluhan tentang penggunaan obat yang baik dan benar.

Wewenang

1. Bertanggungjawab atas keluar masuknya resep obat dan harus sesuai

prosedur.

2. Bertanggungjawab atas pemasukan dan pengeluaran obat dari gudang obat

Puskesmas.

H. Alur Pelayanan Pasien Ruang Obat Puskesmas Jongaya

23

Tidak Kadaluarsa

Kadaluarsa

Gudang Farmasi Dinkes

Gudang Obat PKM

Unit Pelayanan

Pasien

I. Alur Pemantauan Obat Kadaluarsa/Alkes Puskesmas Jongaya

Keterangan:

Unit Pelayanan

1. Ruang Obat 6. Imunisasi

2. Laboratorium 7. Puskesmas Keliling

3. Ruang Gigi 8. P3K

4. KIA 9. P2M

5. Ruang Tindakan

24

BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan

terjangkau oleh masyarkat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan

hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya 

yang dapat dipikul oleh pemerintah  dan masyarakat. Puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas Jongaya meliputi

pelayanan resep, pembuatan puyer standar serta pencatatan dan pelaporan.Resep

yang dilayani setiap harinya merupakan resep yang terdiri dari pasien umum,

pasien pra sejahtera, pasien askes, dan pasien manula.

Pembuatan puyer standar di Puskesmas Jongaya terdiri atas Puyer I, Puyer

II, Puyer III, Puyer Flu, dan Puyer Dermatitis. Puyer I, II, dan III memiliki

indikasi yang sama yaitu sebagai obat demam, flu disertai batuk yang berlangsung

beberapa hari, perbedaannya terletak pada dosisnya yang berdasarkan pada berat

badan yang ditujukan untuk masing-masing puyer yaitu berturut-turut ≤ 5 kg, 6 –

10 kg, 11 - 15 kg. Puyer flu diindikasikan untuk batuk flu pada anak dengan berat

10 kg.Puyer dermatitis diindikasikan untuk keluhan gatal pada tubuh anak dengan

berat badan 7 – 10 kg.Untuk anak dengan berat badan yang tidak tercantum pada

dosis puyer maka diberikan penyesuaian dosis pada aturan pakai.Seorang farmasis

25

harus berhati-hati dalam mengerjakan resep agar dapat terhindar dari kesalahan

karena dapat berakibat fatal bagi pasien.

Kegiatan lain yang dilakukan di Puskesmas Jongaya adalah pencatatan dan

pelaporan. Pemakaian obat melalui resep-resep yang diterima harus dicatat setiap

hari pada buku catatan agar diketahui berapa banyak pemakaian obat setiap

harinya.Dari pencatatan harian tersebut selanjutnya dibuat laporan bulanan yang

digunakan untuk membuat perencanaan permintaan obat-obatan bulan selanjutnya

yang dirangkum dalam Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO). LPLPO selanjutnya dilaporkan ke Gudang Farmasi Kota yang telah

berganti nama menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) pegelola obat.

Ruang lingkup pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Puskesmas

Jongaya yaitu:

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan

kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan

obat di Puskesmas.  Seleksi adalah proses pemilihan dengan rasional sejumlah

obat di Puskesmas, dengan tujuan untuk menghasilkan sediaan obat yang baik.

Perencanaan, pengadaan dan pemilihan obat dilakukan oleh

Apoteker.Perencanaan tersebut disusun berdasarkan penyakit yang sering

ditemukan (epidemiologi), jumlah keperluan obat (Pola konsumsi) dan

keadaan stok obat.

Perencanaan  tersebut disusun dengan tujuan:

a. Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan.

26

b. Untuk menghindari terjadinya kekosongan stok obat di Puskesmas.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan obat dan alat kesehatan di Puskesmas Jongaya dilakukan

dengan mengisi lembar perencanaan (LPLPO) yang formatnya telah

ditentukan oleh Dinas Kesehatan  Kabupaten / Kota. Untuk mengetahui

pemakaian obat perbulan dapat dilihat dari buku register harian yang biasa

disebut rekapitulasi resep harian. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat) dibuat oleh petugas Apotek biasanya pada akhir bulan, dan

ditanda tangani oleh kepala Puskesmas Jongaya. LPLPO dibuat sebanyak 5

rangkap, 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, 2 rangkap untuk

Gudang Farmasi, 1 rangkap untuk Arsip Puskesmas dan 1 rangkap untuk

Arsip Apotek Puskesmas.

2. Permintaan atau Pengadaan

Permintaan atau pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk

memperoleh jenis dan jumlah obat dengan mutu yang baik, menjamin

tersedianya obat, dengan cepat dan tepat waktu.Oleh karena itu, pengadaan

atau permintaan obat harus memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa

obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang

direncanakan.

Permintaan obat dari Puskesmas Jongaya menggunakan Format

LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).Permintaan

dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab Apotek yang telah ditanda

tangani oleh Kepala Puskesmas.Permintaan dari Puskesmas dilakukan dengan

27

memperhitungkan pemakaian obat dan sisa stok.Jumlah permintaan obat yang

dibuat oleh pihak puskesmas didalam LPLPO biasanya tidak langsung

disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas kesehatan akan

melakukan analisa terlebih dahulu terhadap poin-poin yang tertulis dalam

LPLPO, setelah itu diputuskan berapa jumlah obat yang akan diberikan

kepada Puskesmas yang bersangkutan. Jumlahnya biasanya sama persis

dengan permintaan Puskesmas dalam LPLPO, tetapi juga bisa kurang.

3. Penerimaan

Penyerahan obat-obatan dari Dinas kesehatan Kabupaten/Kota kepada

Puskesmas Jongaya.Barang akan diperiksa kesesuaiannya dengan permintaan

obat dan alat kesehatan sesuai dengan LPLPO. Pengecekan yang dilakukan

meliputi:

a. Jumlah Dan Jenis Obat

b. Bentuk Obat Yang Diminta Sesuai Dengan LPLPO

c. Tanggal Kadaluarsa Dan Nomor Bacth

Pengecekan dilakukan oleh Apoteker, kemudian barang akan disusun

sesuai dengan ketentuan dan cara penyimpanan. Setiap barang yang masuk

akan ditulis pada kartu stok baik Jumlahnya, Tanggal Kadaluarsa, Nomor

Batch, Nomor Faktur dari Gudang Farmasi dan Tanggal Masuk Barang.

Setelah selesai memeriksa, LPLPO ditanda tangani oleh penerima

obat/tenaga kefarmasiaan dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.

4. Penyimpanan

28

Sediaan farmasi dan alat kesehatan disimpan di dalam gudang obat

Puskesmas yang berada tidak jauh dari apotek Puskesmas.Penyimpanan obat-

obat Narkotika dan Psikotropika disimpan dalam lemari yang terkunci.Untuk

obat yang lainnya disusun pada rak-rak yang tersedia pada gudang obat secara

Alfabetis dan menurut sediaan perbekalan farmasi.Rotasi obat atau

pengeluaran obat dari gudang obat Puskesmas Jongaya menggunakan sistem

FIFO dan FEFO.Dengan diberlakukannya sistem FIFO dan FEFO ini,

diharapkan dapat menjamin kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam

pelayanan terhadap masyarakat.

5. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas Jongaya meliputi

pencatatan harian (pencatatan rutin) yang dilakukan setiap hari oleh petugas

Puskesmas menyangkut penerimaan dan pelayanan obat ke sub unit pelayanan

pada kartu stok. Pencatatan berkala dilakukan menyangkut laporan

penerimaan bulanan dan rekapitulasi pemakaian harian obat pada buku

penerimaan dan pemakaian obat bulanan (Buku Rekapan Bulanan).Buku ini

dapat dimanfaatkan untuk membantu petugas unit pelayanan dalam

mengendalikan persediaan obat, terutama jika persediaan telah mencapai

jumlah minimum, maka unit pelayanan dapat mengajukan permintaan obat

tambahan. Pada Pelaporan bulanan dilakukan untuk laporan pemakaian obat

setiap bulan dengan menggunakan format LPLPO. Laporan ini digunakan

sebagai sarana pertanggung jawaban oleh Puskesmas kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melalui gudang farmasi.Laporan tahunan LPLPO dibuat

29

berdasarkan laporan bulanan dengan merekap data yang ada pada tiap laporan

bulanan yang berupa LPLPO mulai dari awal tahun.

6. Pelayanan Resep

Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas apotek yang

mengerjakan resep tersebut harus memeriksa kembali kesesuaian antara jenis,

jumlah serta aturan pakai dengan yang tertulis pada resep. Setelah memastikan

kesesuaian resep kemudian petugas akan menyiapkan obat yang sesuai dengan

resep, apabila obat yang tertera pada resep tidak tersedia di apotek puskesmas

maka petugas mengkonsultasikan dan menyerahkan kembali resep kepada

dokter untuk mengganti obat tersebut. Setelah selesai diganti petugas

menyiapkan obat dan memanggil nama pasien kemudian menyerahkan obat

kepada pasien dengan menanyakan kembali identitas pasien baik Nama

maupun Umur Pasien apakah sudah sesuai dengan yang tertulis pada resep,

hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan penyerahan

obat terhadap pasien dengan Nama yang sama, sehingga tidak berakibat fatal

terhadap kondisi pasien.

Pada saat petugas apotek harus menyerahkan obat disertai dengan

pemberian informasi obat yang jelas dan memastikan bahwa pasien telah

memahami betul cara penggunaan obat, juga memberitahukan kepada pasien

untuk menyimpan obat ditempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-

anak.

30

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,

salah satunya adalah Puskesmas Jongaya. Dalam sarana kesehatan Puskesmas,

farmasi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang pelayanan

kesehatan juga dalam proses manajemen perbekalan farmasi.

Maka dengan adanya Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, sehingga pembangunan nasional

di bidang kesehatan dapat terwujud dengan adanya sarana kesehatan yang

mudah dijangkau oleh masyarakat.

B. Saran

1. Agar Puskesmas Jongaya tetap mempertahankan dan lebih meningkatkan

manajemen pengelolaan obat dan alat kesehatan serta pelayanan

kefarmasian yang sudah ada.

2. Sebaiknya Gudang Farmasi dan ruang obat yang ada di Puskesmas bisa

dibuat lebih luas sehingga obat dan alat kesehatan dapat tersusun dengan

lebih baik.

31

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Mohammad, 2007, PedomanPelayananKefarmasian di Puskesmas,

DepatemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta

Depkes RI, 1994, PedomanKerjaPuskesmasJilid I,

DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta

Depkes RI, 2003, PedomanPengelolaanObatPublikdanPerbekalanKesehatan di

Puskesmas, DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta

Depkes RI, 2006, PedomanPelayananKefarmasian di Puskesmas,

DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta

32

LAMPIRAN

Tempat penyimpanan obat dalam bentuk Tablet Tempat penyimpanan Sirup

33

Tempat penyimpanan salep Pembuatan Puyer

Meja pelayanan

34

Kegiatan PUSKEL PKM Jongaya Kegiatan Penyuluhan Obat Rasional dan Tradisional

35

Tes HIV-AIDS di LAPAS Hasil tes HIV-AIDS

36