isi kajian.pdf

105
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD 1 I.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas pokok bagi suatu Pemerintah Daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat berwujud pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya manusia. Untuk menjalankan fungsi pembangunan tersebut Pemerintah Daerah memerlukan anggaran biaya yang biasanya didapatkan melalui APBD. Besarnya kebutuhan dana untuk mendukung program-program pembangunan daerah tentunya tidak dapat seluruhnya dibiayai oleh APBD yang tersedia, masih banyak program-program pembangunan yang belum tersentuh oleh pembiayaan APBD. Pemerintah semakin aktif mencari solusi pembiayaan alternatif untuk mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD. Alternatif pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya bersumber dari dana yang justru malah tidak membebani pemerintah daerah dimasa mendatang seperti kekurangan tersebut diambilkan dari dana hutang yang justru kedepan akan membebani APBD lebih besar. Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana- dana CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut merupakan bagian keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan berbagai pihak. Dana CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU No 25 tahun 2007 serta PT. No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang mengatur perihal CSR, namun cakupannya masih sangat terbatas pada perusahaan-perusahaan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan PENDAHULUAN

Upload: henny-sugiharti

Post on 26-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

1

I.1 Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas

pokok bagi suatu Pemerintah Daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat

berwujud pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya

manusia. Untuk menjalankan fungsi pembangunan tersebut Pemerintah

Daerah memerlukan anggaran biaya yang biasanya didapatkan melalui

APBD. Besarnya kebutuhan dana untuk mendukung program-program

pembangunan daerah tentunya tidak dapat seluruhnya dibiayai oleh APBD

yang tersedia, masih banyak program-program pembangunan yang belum

tersentuh oleh pembiayaan APBD.

Pemerintah semakin aktif mencari solusi pembiayaan alternatif

untuk mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD.

Alternatif pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya

bersumber dari dana yang justru malah tidak membebani pemerintah

daerah dimasa mendatang seperti kekurangan tersebut diambilkan dari

dana hutang yang justru kedepan akan membebani APBD lebih besar.

Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana-

dana CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut

merupakan bagian keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan

mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan berbagai

pihak. Dana CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU

No 25 tahun 2007 serta PT. No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap

perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang

mengatur perihal CSR, namun cakupannya masih sangat terbatas pada

perusahaan-perusahaan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan

PENDAHULUAN

Page 2: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

2

sumberdaya alam. Alhasil maraknya kegiatan CSR yang dilakukan pihak-

pihak swasta dalam sepuluh tahun terakhir ini masih terkesan tidak

terarah dan hanya untuk publikasi. Bahkan ada perusahan yang salah

kaprah mengartikan CSR dan menjadikan CSR sebagai media promosi

terselubung. Menurut Garriga dan Mele (2004) perusahan semacam ini

adalah perusahan yang masih menerapkan asas instrument dalam

pelaksaan CSR, asas yang melihat CSR sebagai instrument penambah

keuntungan semata.

Sepertihalnya permasalahan yang berkembang umum di Indonesia

permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Banyuwangi juga serupa.

Terbatasnya pembiayaan pembangunan dari APBD membuat banyak

program-program yang tidak terakomodir sehingga pemerintah daerah

Kabupeten Banyuwangi perlu mencari solusi pembiayaan program

pembangunan alternative salah satunya adalah dengan bersinergi dengan

program CSR. Berdasarkan definisi, fungsi dan manfaat dari CSR dengan

fungsi pemerintah yang dijabarkan sebelumnya maka sangat tepat jika

antara pemeritah dengan program CSR. Dana CSR ini dapat menjadi

alternatif pembiayaan yang tepat dalam mendukung pembiayaan non

APBD sebab tidak membebani pemerintah dibandingkan apabila

menggunakan dana pinjaman.

Dalam penjelasan sebelumnya diuraikan bagaimana permasalahan

yang kerap terjadi dalam pengelolaan CSR yaitu tidak terkoordinir dan

terarah, yang mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan CSR.

Kekurangefektifnya program CSR terlihat dari masih seringnya terjadi

tumpang tindih wilayah penyaluran program CSR, terkadang terdapat

daerah yang dimasuki oleh beberapa program CSR dari beberapa

perusahaan padahal didaerah lainnya terdapat daerah yang tidak terjamah

oleh program CSR padahal daerah tersebut potensial. Selain permasalahan

program yang kerap tumpang tindih permasalahan lain adalah kurang

terkontrolnya program CSR yang mengakibatkan banyak program yang

Page 3: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

3

bersifat hit and run sehingga dampak dan manfaat dari program tersebut

tidak ada keberlanjutannya.

Permasalahan yang terjadi dalam program CSR ini hendaknya dapat

di cari solusinya terutama oleh pemerintah daerah sebagai lembaga yang

memiliki fungsi regulator agar supaya program CSR memiliki manfaat yang

lebih luas baik manfaat bagi perusahaan sebagai pihak yang

mengeluarkan dana CSR juga bagi Pemerintah Daerah sebagai dana non

APBD yang membantu meringankan program pembangunan tentunya juga

manfaat bagi masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan uraian

tersebut maka kajian mengenai Sinergitas Pembiayaan Pembangun

Non APBD ini adalah memberikan gambaran yang komprehensif sebagai

bahan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah program-program pembangunan Kabupaten

Banyuwangi yang potensial dibiayai oleh pembiayaan Non

APBD?

2. Bagaimana potensi dan permasalahan penyaluran CSR di

Kabupaten Banyuwangi?

3. Bagaimana strategi dalam mensinergikan program

Pembangunan Pemerintah Daerah dengan Program CSR di

Kabupaten Banyuwangi?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisa Program-program pembangunan Kabupaten

Banyuwangi yang potensial di biayai oleh pembiayaan Non

APBD.

2. Menganalisa Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di

Kabupaten Banyuwangi.

3. Menyusun Strategi dalam mensinergikan program Pembangunan

Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten

Banyuwangi.

Page 4: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

4

II.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi CSR diartikan oleh Howard.R Bowen dalam bukunya yang

berjudul Social Responsibility of the businessman tahun 1953. Menurut

Bowen, CSR adalah tanggung jawab seorang pengusaha yang mencoba

berkomitmen menunjukkan sebuah nilai misi sosial

Bradshaw dan Harahap mengemukakan ada tiga bentuk tanggung

jawab sosial perusahaan, yaitu :

1. Corporate Philanthrophy, tanggung jawab perusahaan sebatas

kedermawanan atau kerelaan belum sampai tanggung jawabnya.

Bentuk tanggung jawab ini biasanya merupakan kegiatan amal,

sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung

berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Misalnya,perusahaan

BUMN mengadakan bakti sosial dengan membagikan sembako

kepada masyarakat.

2. Corporate Responsibility, kegiatan pertanggungjawaban merupakan

bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketentuan Undang-

undang atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.

3. Tanggung jawab sosial perusahaan sudah merupakan bagian dari

kebijakannya. Misalnya,pada PT. Indosat menerapkan CSR

berdasarkan ISO 26000 yang dilakukan tidak terbatas hanya pada

pengembangan dan peningkatan kualitas masyarakat pada

umumnya, namun juga menyangkut tata kelola perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA

Page 5: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

5

baik (Good Corporate Governance). Kepedulian terhadap

pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia,

mengembangkan Green Environment serta memberikan dukungan

dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial

Carrol dalam Solihin menjelaskan komponen-komponen tanggung

jawab sosial perusahaan ke dalam empat kategori yaitu:

1. Ekonomi responsibilities

Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab

ekonomi karena lembaga bisnis terdiri atas aktivitas ekonomi yang

mengahasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara

menguntungkan.

2. Legal responsibilities

Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan menaati hukum dan

peraturan yang berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada

hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif.

3. Ethical responsibilities

Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis.

Etika bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku

bisnis secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi)

untuk menilai sebuah isu dimana penilaian ini merupakan pilhan

terhadap nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat.

4. Discretionary responsibilities

Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat

memberikan manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut

dipenuhi oleh perusahaan melalui berbagai program yang bersifat

filantropis.

Page 6: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

6

Carroll menggambarkan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun

dari tanggung jawab ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung

jawab hukum, lantas tanggung jawab etika , dan tanggung jawab

filantropis berada di puncak piramida.

Masih menurut Carroll dalam Susanto (2007:32-33), tanggung

jawab ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar

dapat menghidupi karyawan, membayar pajak, dan kewajiban-kewajiban

perusahaan lainnya. Kemudian sebagai perwujudan dari tanggung jawab

sosial perusahaan di bidang hukum perusahaan mesti mematuhi hukum

yang berlaku sebagai representasi dari rule of the game. Berikutnya

tanggung jawab sosial juga harus tercermin dalam tindakan etis

perusahaan, dan memuncaknya adalah tanggung jawab filantrofis yang

mengharuskan perusahaan untuk berkontribusi terhadap komunitasnya.

Gambar II.1 Piramida CSR Carrol

Page 7: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

7

II.2 Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia

Pelaksanaan Program CSR di Indonesia telah dilakukan dengan

berbagai aturan sebagai berikut

1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah sebagai

berikut:

Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi

lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi

pencemaran dan perusakan (Pasal 6:1).

Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat

mengenai pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 6:2).

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau

kegiatan (Pasal 16:1).

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun

(Pasal 17:1).

2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Undang-undang ini banyak mengatur tentang kewajiban dan

tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya.

Perlindungan konsumen ini bertujuan untuk menumbuhkan

kesadaran corporate tentang pentingnya kejujuran dan

tanggung jawab dalam perilaku berusaha. Hal-hal lain yang

diatur di sini adalah larangan-larangan pelaku usaha,

pencantuman klausula baku dan tanggung jawab pelaku usaha.

Page 8: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

8

3. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Beberapa ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah

sebagai berikut.

Setiap penanam modal berkewajiban (Pasal 15):

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi

kegiatan usaha penanaman modal;

Yang dimaksud dengan "tanggung jawab sosial

perusahaan" adalah tanggung jawab yang melekat

pada setiap perusahaan penanaman modal untuk

tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang,

dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan

budaya masyarakat setempat (penjelasan pasal 15

Huruf b).

Setiap penanam modal bertanggung jawab (Pasal 16)

menjaga kelestarian lingkungan hidup;

menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,

dan kesejahteraan pekerja; … Pasal 34:

(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi

kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15

dapat dikenai sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan usaha

b. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal; atau

c. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal.

Page 9: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

9

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diberikan oleh instansi atau lembaga yang

berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau

usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan pengaturan-pengaturan di atas, kewajiban dan

tanggung jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik

modal saja, melainkan juga kepada karyawan dan keluarganya,

konsumen dan masyarakat sekitar, serta lingkungan hidup.

4. UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang ini diundangkan secara resmi pada tanggal 16

Agustus 2007. Ketentuan dalam Pasal 74 ayat (1): Perseroan

yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Bagi BUMN yang sudah melakukan alokasi biaya untuk bina

wilayah atau yang sejenis sebelum diterbitkan Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), maka dalam

pelaksanaannya agar dilakukan sesuai dengan mekanisme

korporasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG).

Bagi BUMN yang sumber dana Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL)-nya berasal dari penyisihan laba, maka

tetap melaksanakan PKBL sesuai dengan alakosi dana yang

disetujui RUPS.

Bagi BUMN yang sumber dana Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL)-nya dibebankan atau menjadi biaya

Page 10: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

10

perusahaan sebagai pelaksanaan Pasal 74 UUPT, maka

dalam pelaksanaannya agar tetap berpedoman pada

peraturan menteri Negara BUMN No: Per-05/MBU/2007,

sampai adanya penetapan lebih lanjut dari menteri Negara

BUMN.

Selengkapnya tentang Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007

tersebut adalah sebagai berikut:

Bab V – Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Pasal 74:

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam

wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan

yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhitungkan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah

Bunyi Pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008:…..Badan Usaha Milik

Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian

Page 11: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

11

laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil

dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan

pembiayaan lainnya. PKBL merupakan Program Pembinaan

Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN

melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah

penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar

2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan

maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina

Lingkungan (CSR). Ketentuan UU inilah yang dijadikan dasar

bagi penataan tentang pemanfaatan CSR di Indonesia.

6. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 15 April 2009

Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya 15 April 2009

menolak gugatan uji material oleh Kadin terhadap pasal 74

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas (UU PT) mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial

dan Lingkungan (TJSL) bagi perusahaan yang berkaitan dengan

sumber daya alam. Karena putusan MK bersifat final dan

mengikat, maka lebih baik kita melihat dari sisi positifnya, yaitu

sinergi antara pasal PJSL dengan UU Pajak Penghasilan 36/2008

(UU PPh) pasal 6 ayat 1 huruf a yang sekarang memberlakukan

beberapa jenis sumbangan sosial sebagai biaya, yaitu :

Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana

nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan

Pemerintah;

Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan

yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

Biaya pembangunan infrasrtuktur sosial yang ketentuannya

diatur dengan Peraturan Pemerintah;

Page 12: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

12

Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah:dan

Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan komitmen

perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik

bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat di

sekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada,

yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan.

Beberapa perusahaan memang mampu mengangkat status CSR ke tingkat

yang lebih tinggi dengan menjadikannya sebagai bagian dari upaya brand

building dan peningkatan corporate image. Namun upaya-upaya CSR

tersebut masih jarang yang dijadikan sebagai bagian dari perencanaan

strategis perusahaan.

Page 13: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

13

III.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis

penelitian deskriptif kuantitatif, karena memberikan uraian mengenai hasil

penelitian yang dimuat dalam satu analisis yang terkait dengan hasil

penelitian. Sedangkan untuk menganalisis permasalahan ini menggunakan

deskriptif evaluatif

III.2 Lingkup Penelitian

Lingkup yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah wilayah yang

mendapatkan progam CSR di Kabupaten Banyuwangi. Metode

pengambilan sampel adalah dalam penelitian ini adalah Purposive random

sampling, Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk

tujuan tertentu saja. Purposive sampling juga bisa berarti sampling yang

menentukan target kelompok tertentu. Ketika populasi yang diinginkan

untuk penelitian ini adalah langka atau sangat sulit untuk ditemukan dan

diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling mungkin adalah

satu-satunya pilihan.

III.3 Data dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

data primer. Data sekunder yaitu data yang tidak diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk

melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyusunan rencana aksi.

METODOLOGI PENELITIAN

Page 14: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

14

a. Data Primer : pengumpulan data dilakukan melalui wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Untuk wawancara terstruktur

seluruh pertanyaan akan dituangkan dalam sebuah uraian-uraian

maupun susunan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden

dalam proses wawancara, telah disiapkan sebelumnya dan

dituangkan dalam wujud suatu kuesioner.

Wawancara terstruktur akan dipergunakan untuk menggali

informasi yang bersumber dari responden yang merupakan

pemangku kepentingan atau key informan yang berkaitan dengan

pengelolaan CSR di Kabupaten Banyuwangi

b. Data Sekunder : Data diperoleh dari literatur-literatur yang ada

serta badan-badan terkait yang sesuai dengan kajian yaitu

pengelolaan program CSR. Data tersebut dapat berupa dokumen

laporan SPJ dari Dinas di Kabupaten Banyuwangi terkait mengenai

penyaluran CSR, literature peraturan–peraturan yang mengatur

pengelolaan CSR, dokumen–dokumen lainnya yang yang berkaitan

dengan implementasi CSR.

III.4 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui

penggabungan atau kolaborasi dari beberapa pengumpulan data penelitian

yaitu:

1. Kuisioner,

2. Focus Group Discussion (FGD),

3. Wawancara.

III.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis

data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan, permasalahan, dan

metode yang digunakan. Data penelitian yang berupa data primer, data

Page 15: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

15

sekunder, dan informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara

manual dan dianalisis.

III.6 Analisa Data Model Interaktif Pendekatan SWOT

Dalam merumuskan dan menyusun strategi sinergitas pembiayaan

non APBD, peneliti akan menggunakan model analisa SWOT dimana

Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi

kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities),

dan Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu

tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam

skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut diperlukan kajian dari

aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun

eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga dalam

mencapai tujuan.

Tabel III.6 Matrik Analisa SWOT

Page 16: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

16

Dari hasil analisa SWOT ini kemudian akan digunakan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih besar untuk kemudian bisa digunakan

sebagai visi misi institusi serta strategi yang ingin dicapai. Visi merupakan

capaian jangka panjang yang diinginkan dan diimpikan oleh seluruh

stakeholders dalam suatu proses pembangunan. Tujuan penetapan visi

antara lain adalah :

1) mencerminkan apa yang akan dicapai

2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik

4) memiliki orientasi terhadap masa depan.

III.7 Analisa Ziel Orentierte Project Planung (ZOPP)

Metode Ziel Orentierte Project Plannung ZOPP adalah perencanaan

yang berorientasi kepada tujuan ZOPP adalah singkatan dari

Ziel, berarti Tujuan

Orienterte, berarti Berorientasi

Projekt, berarti proyek

Planung, berarti perencanaan

Perencanaan dengan menggunakan ZOPP mempunyai kegunaan

untuk meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui

keadaan yang ingin diperbaiki melalui proyek merumuskan tindakan-

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan

sebagai dasar pelaksanaan proyek. Metode ZOPP (Ziel Orentierte Project

Planung) ini adalah melalui tujuan yang bermanfaat yang dapat di

rumuskan apabila sebab-sebab dan akibat-akibat dari masalah-masalah

yang akan di tanggulangi telah di analisis secara mendalam, yang

digambarkan dalam suatu analisis permasalahan, dalam pengertian,

bukanlah hipotesis yang berdasarkan pemikiran teoritis, tetapi masalah-

masalah yang benar-benar yang di alami masyarakat.

Page 17: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

17

Tabel III.7 Langkah langkah Dalam Metode ZOPP

Analisis Partisipasi Analisis dari kelompok sasaran proyek, serta orang-orang atau instansi lain yang berpartisipasi dan terlibat dalam proyek.

Analisis Masalah 1 Mengidentifikasi semua masalah inti yang diekspresikan dalam kalimat negatif.

Analisis Masalah 2 Menganalisis penyebab dan akibat dari masalah inti, menjadi pohon masalah.

Analisis Tujuan Pohon masalah yang ditransformasi menjadi pohon tujuan dengan cara mengubah pernyataan masalah menjadi kondisi positif yang akan dicapai di masa depan.

Diskusi Alternatif Mengidentifikasi solusi alternatif yang potensial dengan menggunakan pohon tujuan yang ada.

Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 1

Menentukan asumsi asumsi penting, menetapkan indikator, alat verifikasi.

Menyusun Matriks Perencanaan Proyek 2

Menganalisis seberapa relevan asumsi, resiko dan memasukkannya dalam konsep proyek dan memeriksa seberapa jauh pelaksanaan proyek menuju menjamin hasil/output.

Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 3

Memutuskan spesifikasi dari jumlah dan biaya dari setiap aktualisasi.

Masalah dan penyebabnya tidak berada dalam isolasi, tetapi terkait

dengan orang, kelompok dan organisasi. Oleh sebab itu, kita hanya bisa

berbicara tentang masalah jika kita meiliki pemahaman dan gambaran

yang komprehensif tentang kepentingan dari kelompok, individu dan

institusi yang terlibat. Hasil analisis dicatat dalam bentuk dokumen sbb:

Review partisipasi

Pohon masalah

Pohon tujuan, indikasi alternatif potensial.

Solusi

Page 18: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

18

Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan program

pembangunan ke depan masih dihadapkan beberapa persolan utama dan

mendasar. Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi

2011-2015 Persoalan pembangunan tersebut antara lain: 1) Pendidikan

dan kesehatan, 2) Kemiskinan & pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor

pertanian, 4) Akselarasi perkembangan pariwisata yang masih lambat, 5)

Infrastruktur, 6) Degradasi lingkungan, 7) Tata kelola pemerintahan

berbasis prinsip-prinsip good governance.

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI,

SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN

PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA.

Visi pembangunan tersebut diwujudkan dalam misi pembangunan

sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-

2015 sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif

dan transparan;

2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku

usaha dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mempercepat

peningkatan kesejahteraan masyarakat;

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

KABUPATEN BANYUWANGI

Page 19: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

19

3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

dengan mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada

pemberdayaan masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian

lingkungan;

4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi

investasi pembangunan melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk

pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber

daerah, khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat;

6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM)

yang beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa;

7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidangkesehatan, pendidikan dan

sosial dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kearifan lokal;

8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik

dengan memperhatikan kelestarian lingkungan;

9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan

bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan

daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang

berkeadilan.

Page 20: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

20

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam bab

sebelumnya setiap tahunnya menunjukan angka perkembangan yang

sangat baik. Hal tesebut terlihat dengan terus meningkatnya angka

pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun bahkan mendekati angka

pertumbuhan Propinsi. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi

pada umumnya merata disumbang oleh seluruh sektor yang ada baik

sektor pertanian, pertambangan, industri, jasa serta sektor lainnya.

tumbuhnya perekonomian tersebut menjadi indikator bahwa kondisi usaha

semakin berkembang yang konsekuensi akhirnya adalah dengan

meningkatnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.

Peningkatan keuntungan perusahaan semestinya harus dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan yang beragam bukan hanya sebatas

peningkatan kesejahteraan pegawai namun harus diwujudkan dalam

bentuk lainnya seperti keperdulian sosial. Bentuk keperdulian terhadap

lingkungan diluar perusahaan merupakan hal yang harus dilakukan sebab

tanpa disadari bagi beberapa jenis usaha keberadaan mereka akan

membawa suatu dampak (eksternalitas) ke sekitar seperti dengan

dibangunya suatu pabrik akan membawa dampak terhadap pencemaran

baik air maupun udara. Wujud keperdulian tersebut dikenal sebagai

Tanggung Jawab Sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

(CSR).

Pentingnya keperdulian sosial perusahaan dipertegas dengan

munculnya UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang

mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab sosialnya.

GAMBARAN UMUM

IMPLEMENTASI KEGIATAN CSR

Page 21: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

21

Dalam pelaksanaan masih ditemui berbagai variasi kendala dalam

pelaksanaan program CSR tersebut seperti kurang terencanaannya

pelaksanaan yang akhirnya berdampak kepada kekurang tepatan sasaran

pelaksanaan, adanya tumpang tindih wilayah pelaksanaan dan berapa

permasalahan lainnya. permasalahan tersebut menunjukan bahwa belum

terjadinya sinergitas dalam pelaksanaan CSR baik dari segi perusahaan

maupun dari segi tingkat koordinasi dengan pemerintahan daerah.

Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi terdapat sekitar 14

perusahaan yang melaporkan kegiatan CSR mereka ke Pemerintah Daerah

dengan total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 17.422 milliar dengan

beragam kegiatan CSR. Perusahaan dan ragam kegiatan CSR yang telah

dilaksanakan oleh ke-14 perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut :

Tabel V.1 Ragam Kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2012

No Uraian Kegiatan CSR

1 PT. BCA Persero

- Sosialisasi Tabunganku & Pemberian Sumbangan

- Pemberian Sumbangan

2 PT. PELNI

PROGRAM KEMITRAAN

- Program Kemitraan Tahun 2007

- Program Kemitraan Tahun 2008

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2008

- Program Kemitraan Tahun 2009

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2009

- Program Kemitraan Tahun 2010

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2010

- Program Kemitraan Tahun 2011

PROGRAM BINA LINGKUNGAN

- Program Bina Lingkungan Tahun 2008

- Program Sembako Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2008

- Program Bina Lingkungan Tahun 2009

- Program Bina Lingkungan Tahun 2010

Page 22: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

22

No Uraian Kegiatan CSR

- Program Bazar Murah Tahun 2010

- Program Gizi Sehat Tahun 2011

- Program Penghijauan Tahun 2011

3 PT. Bank Jatim

PROGRAM KEMITRAAN (sudah dilaksanakan)

- Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2010

- Program Penanggulangan Kemiskinan (sedang dilaksanakan)

- Rehabilitasi dan Plesterisasi Rumah

Masih Dikaji :

- Pendidikan

- Budaya

- Kesehatan

- Pelestarian Alam dan Lingkungan

- Pengembangan prasarana dan /atau Prasarana Umum

- Pemberian Armada Ambulance

4 PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) KETAPANG

- ID Card

- Kaos Lengan Pendek, Rompi dan Topi untuk asongan

- Kotak Acrylyc untuk pedagan asongan

- Kaos untuk pedagang lesehan

- Khitanan Umum

- Bantuan Pembangunan Masjid

- Bantuan Renovasi Masjid

- Bantuan Renovasi Musholla

- Sepeda Motor Pengangkut Sampah

- Renovasi Musholla

- Renovasi Masjid

- Khitanan Masal

- Santunan Anak Yatim

- Sosialisasi KUR

- Tendanisasi PKL

- Bantuan Pembangunan TPQ

- Bantuan Bibit Tanaman Produktif

5 PT. Perhutani

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

Page 23: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

23

No Uraian Kegiatan CSR

- Penyaluran Dana Pinjamam Lunak CSR/PKBL (Tahap I)

1. Sektor Perdagangan Obat2n Pertanian

2. Sektor Perdagangan Empon2

3. Sektor Industri Ringan (aneka kripik)

4. Sektor Pertanian (budaya buah naga)

5. Sektor peternakan

- Rencana Permohonan Dana Pinjaman Lunak CSR/PKBL (Tahap II)

1. Sektor Pertanian

2. Sektor Perikanan

3. Sektor Peternakan

4. Sektor Peternakan

5. Sektor Pertanian

6. Sektor Industri

7. Sektor Peternakan

PERHUTANI KPH BANYUWANGI BARAT

- Penyaluran dana pinjaman lunak

- Penyaluran dana pinjaman lunak

PERHUTANI KPH BANYUWANGI UTARA

- Penyaluran Pinjaman PKBL

- Bantuan Pendidikan SD Fillial

- Bantuan Perbaikan Sarana MCK

- Bantuan Genteng Kaca

- Bantuan Sunatan Massal

- Bantuan Hutan Kota

- Bantuan Pelatihan PKBL

6 PERKEBUNAN KALIKLATAK

Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi

- Donatur Poskesdes

- Posyandu

- Donatur SLB, YPAC, Yayasan Kanker

- Bantuan sarana pendidikan siswa siswi berprestasi

- Bantuan kesejahteraan Guru-guru TK di Kec. Kalipuro

- Bantuan kesejahteraan Guru-guru SDN II & IV Gombengsari

- Pelatihan Lancar Baca Tulis (Pengentasan Buta Aksara)

- TK (Taman Kanak-kanak)

- Bantuan Honor Guru Ngaji serta lomba rohani untuk anak-anak

(Membaca Ayat Suci, Shalat)

Page 24: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

24

No Uraian Kegiatan CSR

- PKK (Pembinaan/Pendidikan Kesejah-teraan keluarga) dalam wadah PKP (Perkumpulan keluarga pegawai), PKK (perkumpulan keluarga karyawan) dan RIKA (rukun istri karyawan), mengadakan lomba kebersihan dan keindahan dalam rangka HUT perkebunan.

- Pelestarian Budaya (kesenian) dan kegiatan Olahraga

- Bantuan untuk BBM / operasional kepala lingkungan

7 PT. CANDI NGRIMBI

- Bantuan Rutin

- Bantuan Sembako

- Pembersihan kanan-kiri jalan buat sudetan air

- Pembersihan kanan-kiri jalan

- Pemberian Sembako

- Pembersihan dan potong rumput kanan kiri jalan

8 PT. ASKES BANYUWANGI

- Bantuan Rumah Sehat Layak Huni untuk RTM

- Bantuan Sarana Peningkatan Kesehatan

- Bantuan Pos Kamling dan MCK

9 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi

- Mandiri Peduli Pendidikan

- Business Meeting

- Bantuan pembangunan sarana ibadah

- Mandiri Peduli Pendidikan

- Program Kemitraan Bina Lingkungan (Kelompok tani benih)

- Mandiri Peduli Kesehatan

10 Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (GAPASDAP) Banyuwangi

- Bantuan Bedah Rumah

11 PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tanjung Wangi

- Beasiswa Pendidikan

- Bantuan 1.028 Kacamata Baca Siswa

- Penghijauan Penanaman 500 Bibit Trembesi

- Peningkatan Kualitas Rumah Miskin

- Pemberdayaan Usaha Mandiri Masyarakat Pembuatan dan Pengolahan Kerupuk Ikan

- Perlindungan Keanekaragaman Hayati (Budidaya Penyu Laut)

- Pertamina Sehati (Bantuan Sarana Posyandu & Pemantapan Kinerja Kader Posyandu)

- Penataan PKL Pelabuhan Tanjung Wangi

Page 25: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

25

No Uraian Kegiatan CSR

12 PDAM Kabupaten Banyuwangi

- Gebyar Hadiah Pelanggan

- Penghijauan

- Bantuan Sosial

- Bantuan Sosial

- Pipa Langring

- Persewangi

- Zakat dan Yatim Piatu

- Qurban

- Bantuan Kekeringan

- Kemitraan dengan Kepolisian

13 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO TBK Kantor Cabang Jember

- Sarana Promosi Neon Box

- Sarana Promosi Tenda

Pembangunan Jalan Mushola Mbah Saeran

- Pembangunan Jalan Mushola Pak Tarip

- Pembangunan Pemasaran Keramik Lantai Miftahul Hidayat Blok Agung

14 PTPN XII (Persero) Wil. 1 Jember

BINA LINGKUNGAN

- Pasewaran

a. Kegiatan Anak Yatim Lomba Tartir Al-Qur'an, Adzan, dll

b. Bantuan biaya pendidikan

c. Sarana ibadah

- Kaliselogiri

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Pembangunan saluran air bersih

- Sumberjambe

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Bantuan perbaikan jalan

c. Bantuan kayu & batu utk pemb. Desa

d. Pembuatan taman terbuka

e. Infaq Bayuwangi (Ibuwangi)

f. Bantuan Pondok Pesantren Darul Atam

- Sungailembu

a. Perbaikan Jalan Ds. Gunung Gamping; S.Lembu 3,78 Km lbr 4 Mtr

b. Pembangunan Balai Desa Sumberagung

c. Bantuan biaya pendidikan

d. Partisipasi perbaikan gereja

e. Partisipasi perbaikan gereja

Page 26: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

26

No Uraian Kegiatan CSR

- Kalisepanjang

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Rehab Masjid Ar Roudloh

c. Rebab Mushola Al Burdah

- Kaletelpak

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Pembangunan asrama

c. Pembangunan Madrasah Dinniyah

d. Pengadaan Mebel

- Kalirejo

a. 2 rehab Masjid

b. Bantuan Ponpes

c. Bantuan Puskesmas

d. Bantuan biaya pendidikan

- Kalikempit

a. Pengaspalan Jalan desa

b. Rehab Gedung Madrasah

- Jatirono

a. Sarana belajar meja dan bangku

b. Renovasi Mushola

- Malangsari

Bantuan Biaya Pendidikan Anak Sekolah

- Gunung Gumitir

NIHIL

MITRA BINAAN

- Kendenglembu (Sapi Kereman)

- Jatirono (Sapi Kereman)

- Gunung Gumitir (Perdagangan/Toko)

- Malangsari (Pembinaan Kopi Rakyat)

- Sumberjambe (Sapi Kereman)

- Kalirejo (Sapi ISS)

15 BANK INDONESIA JEMBER

- Bantuan buku perpustakaan

- Program pemberdayaan usaha tani beras organik dengan pendekatan Solitude Coorperative Farming di Kab. Bwi

- Program cooling unit koperasi ternak sapi perah "Dadi Mulyo" Kab. Bwi - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki

Sumber : Bappeda Kabupaten Banyuwangi

Page 27: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

27

Pemerintah Daerah salah satu fungsi utamanya adalah

melaksanakan pembangunan daerah yang biasanya didanai oleh dana

APBD, namun karena keterbatasan dalam segi jumlah anggaran maka

tidak keseluruhan program mampu untuk dijalankan. CSR merupakan

salah satu alternatif sumberdana bagi pembangunan, namun dengan

dengan berbagai permasalahan yang terjadi tersebut dimana apabila

program CSR tersebut dilaksanakan dengan terencana dan merata mampu

membantu pelaksanaan program pembangunan pemerintah.

Dalam kajian ini sampel penelitian yang diambil adalah didasarkan

kepada 3 (tiga) jenis perusahaan yaitu perusahaan BUMN yang ada di

Kabupaten Banyuwangi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta

perusahaan swasta. Dimana pada dasarnya dari sampel yang diambil

mereka pada umumnya telah melakukan kegiatan CSR dengan beragam

entuk serta beragam permasalahan yang melingkupinya. Berbagai

implementasi dalam pelaksanaan program CSR dari sampel yang diambil

adalah sebagai berikut :

A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Untuk perusahaan dengan jenis BUMN sampel yang dapat diambil

keterangannya adalah perusahaan PT. Pelindo, PT. ASDP, PT. Bank

Mandiri.

1. PT. Pelindo

a. Profil Perusahaan dan Responden

Kami mewawancarai Ibu Indah sebagai responden, Beliau

adalah salah satu staf di bidang keuangan yang juga mengurusi

CSR Pelindo.

b. Penjelasan Mengenasi CSR Perusahaan

PT. Pelindo memiliki 2 jenis CSR yang diberikan kepada

masyarakat dan kebijakan megnenai CSR ini merupakan kebijakan

dari pusat. CSR yang mereka lakukan adalan Progam Kemitraan

Page 28: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

28

dan Program Bina Lingkungan dimana biasa disebut PKBL.

Keduanya merupakan program yang sangat berbeda.

Program Kemitraan merupakan program yang mefokuskan

pada aspek ekonomi, dimana dalam program ini masyarakat desa

dibina dan diberikan permodalan untuk melakukan usaha. Bagian

keuangan PT. Pelindo membentuk tim yang bertugas untuk

melakukan survey untuk mencari desa yang sekiranya pantas untuk

dibina.

Pembinaan dilakukan melalui kerjasama dengan konsultan

luar. Sebelum dana diturunkan PT. Pelindo dan konsultan tersebut

memberikan pembinaan yang intensif di awal dan pembinaan

secara berkala selanjutnya. Hal ini ditujukan agar warga desa

tersebut memiliki keahlian khusus yang nantinya dapat menciptakan

produk khusus dari desa tersebut serta tentu saja pengelolaan

keuangan dan organsiasi yang baik. Salah satu contohnya adalah

Desa Gombongsari yang dibina serta diberi dana untuk

menciptakan produk berupa anyaman bambu.

Selain itu sebelum dana dicairkan pemohon dana perlu

mengajukan proposal yang nantinya harus disetujui oleh PT.

Pelindo dan juga pihak Pelindo pusat yang bertanggung jawab

mengenai hal ini. Setelah proposal diajukan maka tim akan

melakukan survey ke tempat yang bersangkutan untuk menilai

apakah benar-benar ada usaha yang akan didanai. Apabila lolos

tahap ini, maka pemohon dana harus menyertakan agunan berupa

BPKB kendaran, surat tanah, atau surat rumah tergantung dari

jumlah yang diajukan.

Dana yang diberikan nanti harus dikembalikan ke PT. Pelindo

melalui Bank Jatim sebagai perantara. Seluruh dana wajib

dikembalikan dalam waktu sekurang-kurangnya 3 bulan dengan

bunga ringan. Apabila dalam tiga bulan dana belum kembali maka

tim CSR akan mendatangi rumah warga untk mencari tahu

Page 29: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

29

penyebabnya. Apabila penyebabnya adalah adanya kendala dalam

pengelolaan maka tim akan membantu semampunya untuk

memperbaiki pengelolaan. Pelindo tidak berniat untuk menyita

barang jaminan, namun menunggu hingga dana dapat kembali.

Kendala dari program ini adalah letak desa binaan yang

cukup terpencil sehingga relatif sulit dijangkau. Selain itu juga

masalah pengembalian yang terkadang sulit (kredit macet). Namun

untuk masalah kredit macet ini, perusahaan akan terus berusaha

melakukan penagihan.

Program selanjutnya adalah Program Bina Lingkungan.

Program ini pada intinya adalah memberikan dana sosial secara

sukarela kepada masyarakat. Yang paling sering dilakukan adalah

bantuan dana dalam pembangunan masjid dan fasilitas umum

seperti sekolah dsb. Selain itu dalam aspek lingkungan, perusahaan

juga telah melakukan penghijauan di beberapa daerah. Dana hibah

PKBL ini juga Program ini tidak memiliki banyak hambatan karena

sifatnya sosial.

Penentu kebijakan dari Program Ini adalah dari pusat. Ketika

ditanya mengenai motivasi mengapa melakukan bina lingkungan

dalam hal tertentu maka jawaban yang diberikan adalah karena

memang hal tersebut keputusan dari pusat. Tim yang melakukan

survey adalah tim dari Pelindo Banyuwangi dan juga perwakilan dari

pusat Pelindo.

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki responden sudah

cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pemberian kejelasan dua

program CSR hingga teknis pelaksanaan CSR tersebut. Responden

telah memahai kewajiban CSR meskipun belum sampai pemahaman

ke ranah Undang-Undang. Selain itu, responden juga telah dapat

memahami tujuan dari diadakan CSR dimana memang CSR

merupakan kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan.

Page 30: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

30

Responden juga telah mengerti bahwa setiap BUMN pasti memiliki

CSR dimana hal tersebut merupakan instruksi yang diberikan dari

pusat.

d. Sinergitas Dengan Pemerintah

Dalam malakukan CSR, selama ini Pelindo selalu melakukan

koordinasi dengan pemerintah. Hal ini ditujukan agar daerah yang

dituju benar-benar tepat sasaran. Responden mengatakan bahwa

memang yang lebih mengerti kondisi masyarkat adalah pemerintah

itu sendiri oleh karena itu sinergitas perlu dibangun agar CSR dapat

tepat sasaran

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PT. Pelindo maka jika di petakan dalam analisa SWOT

maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

Tabel V.2 Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Pelindo

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Perusahaan memiliki tim khusus untuk

melakukan CSR

Keterlibatan pusat sangat tinggi, hal ini terlihat

ketika melakukan survey tim pusat selalu

mendampingi

Perusahaan melakukan koordinasi dengan baik

dengan pemerintah

2 Weakness

(Kelemahan)

Pemahaman CSR yang terbatas pada PKBL

Program CSR merupakan kebijakan dari pusat

Page 31: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

31

3 Oportunity (Peluang) Perusahaan memiliki konsultan eksternal yang

bekerja sama untuk melaksanakan CSR

Luasnya daerah yang menjadi lingkup CSR

perusahaan, sehingga banyak daerah yang

berpotensi mendapat penyaluran CSR

4 Threat (Ancaman) Dana kemitraan yang dikeluarkan tidak

semuanya dapat kembali dalam waktu yang

ditentunkan (3 bulan)

Sumber : wawancara lapang diolah

2. PT. ASDP

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah BUMN di

Indonesia yang bergerak dalam jasa angkutan penyeberangan

dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang,

kendaraan dan barang. Dalam kajian ini responden adalah

Bapak Thoyib Armanu selaku Kabag Umum

b. Penjelasan tentang CSR Perusahaan

Seperti BUMN pada umumnya, program CSR yang

dilakukan oleh ASDP sampai saat ini adalah program PKBL (

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Program Kemitraan

diwujudkan dalam bentuk pemberian modal usaha kepada

masyarakat yang membutuhkan dengan adanya jaminan atau

agunan. Namun sampai saat ini program kemitraan belum bisa

dilaksanakan dikarenakan masyarakat sekitar ASDP keberatan

dengan adanya agunan yang disyaratkan untuk mendapatkan

pinjaman lunak dari perusahaan. Sedangkan program lainnya

adalah program Bina lingkungan yang sampai saat ini masih

Page 32: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

32

berjalan. Program bina lingkungan ini diwujudkan dalam bentuk

bantuan pembangunan sarana umum dan tempat ibadah yang

bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Di tahun 2013 nanti

berdasarkan permintaan dari pemerintah Kabupaten

Banyuwangi untuk merapikan pedagang kaki lima di sekitar

pelabuhan ketapang, maka direncanakan akan diberikan

gerobak oleh PT. ASDP kepada para pedagang kaki lima (PKL)

yang sering berjualan di areal pelabuhan dengan harapan para

pedagang itu bisa berjualan lebih tertib dan tidak mengganggu

keindahan jalan sekitar Pelabuhan.

c. Sinergitas dengan Pemerintah

bentuk sinergi yang selama ini sudah dilakukan oleh PT.

ASDP dengan pemerintah baru sebatas koordinasi dengan

pemerintah wilayah setempat yang akan menjadi tempat

mereka memberikan dana hibah bina lingkungan seperti

perangkat Desa, Kelurahan atau Kecamatan. Sehingga

diharapkan bantuan dana hibah yang diberikan bisa tepat

sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sedangkan

koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten baru sebatas

pelaporan terkait kegiatan sosial apa saja yang telah dilakukan

perusahaan

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PT. ASDP maka jika di petakan dalam analisa SWOT

maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

Page 33: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

33

Tabel V.3 Analisa SWOT kegiatan CSR PT. ASDP

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Program PKBL sudah diupayakan untuk

berjalan dengan rutin setiap tahun

Kesediaan untuk berkoordinasi dengan

pemerintah terkait pengelolaan dana hibah

bina lingkungan

2 Weakness

(Kelemahan)

Cakupan program CSR masih sebatas di

sekitar masyarakat yang tinggal di daerah

ketapang ( Cakupan wilayah terbatas)

3 Oportunity (Peluang) Cakupan wilayah yang diberikan dana hibah

bina lingkungan masih bisa diperluas

4 Threat (Ancaman) Program Kemitraan belum bisa dijalankan

karena masyarakat sekitar belum mampu

mengikuti prosedur pemberian dana program

kemitraan yang mensyaratkan adanya

jaminan atau agunan

Minimnya koordinasi dengan pemerintah

Kabupaten Banyuwangi terkait pengelolaan

CSR Perusahaan dikarenakan koordinasi

hanya dilakukan dengan perangkat desa

setempat

Sumber : wawancara lapang diolah

3. PT. Bank Mandiri

a. Profil Perusahaan dan Responden

Responden kami bernama Bpk. Dandung M. Qomari.

Beliau adalah Kepala Cabang PT. Bank Mandiri Banyuwangi.

b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan

Page 34: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

34

Perusahaan memiliki program CSR dari beberapa aspek

yaitu: pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan hidup,

pembangunan prasarana umum, dan pemberdayaan

perekonomian masyarakat. Dari kelima aspek CSR tersebut yang

menjadi fokus utama perusahaan adalah dibidang pendidikan

dan pemberdayaan masyarakat.

Ada beberapa hal CSR yang dilakukan perusahaan dalam

aspek pendidikan. Yang pertama adalah, perusahaan

memberikan sumbangan berupa buku untuk perpustakaan.

Kedua, perusahaan juga memberikan edukasi kepada anak-anak

SMA dan juga mahasiswa mengenai perbankan. Hal ini

ditujukan supaya siswa SMA dan juga memiliki pandangan yang

lebih luas mengenai aktivitas-aktivitas perbankan dan juga

memberikan pemahaman mengenai dunia perbankan dalam

konteks dunia kerja.

Dalam hal pemberdayaan masyarakat, perusahaan

memiliki program PKBL dimana program ini bertujuan untuk

memberikan permodalan dengan suku bunga yang lunak. Bank

Mandiri memberikan suku bunga sebesar 6%. Sasaran dari

program ini adalah masyarakat yang sebenarnya tidak cukup

secara prasyarat untuk mendapatkan pendanaan dari Bank,

namun mereka memiliki usaha dan membutuhkan tambahan

dana. Selain memberikan kredit lunak, perusahaan juga

memberikan pembinaan. Dalam melakukan hal ini, bank harus

bersifat sangat selektif. Tahun lalu, perusahaan mengeluarkan

CSR melalui program ini seesar 800 juta.

Keharusan bersikap selektif akhirnya membawa

perusahaan dalam keputusan untuk membentuk tim khusus

yang bertugas untuk melakukan validasi secara langsung

kepada calon pihak yang akan diberikan dana PKBL tersebut.

Dalam beberapa kasus, pemberian dana tidak disetujui karena

Page 35: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

35

ketika dilakukan validasi ternyata tidak sesuai dengan data yang

diterima perusahaan. Dengan adanya validasi ini maka

perusahaan dapat memastikan bahwa dana diberikan kepada

pihak yang tepat dan menghindari moral hazard yang merugikan

mental masyarakat itu sendiri.

Selain itu masih dalam program PKBL, perusahaan juga

memberikan bantuan langsung. Dalam hal ini perusahaan telah

memberikan dana langsung kepada beberapa pura yang ada

dan beberapa bantuan langsung lainnya.

Hambatan dari program CSR PKBL adalah adanya

anggapan di masyarakat bahwa program CSR ini hanya

memberikan bantuan tanpa ada prasyarat-prasyarat. Hal ini juga

karena ada perusahaan lain yang memberikan bantuan serupa

tanpa prasyarat atau dengan prasyarat yang lunak serta dengan

pengawasan dan validasi yang kurang memadai. Hal ini

menyebabkan munculnya mindset yang buruk di masyarakat

dan juga menumbuhkan sikap konsumtif dalam masyarakat.

Dengan adanya bantuan semacam ini, perusahaan selalu

mendapat masukan yang bersifat membanding-bandingkan

dengan perusahaan lain yang memiliki CSR sejenis yang

akhirnya berdampak pada berkurangnya masyarakat yang

mengajukan dana pada perusahaan.

Hambatan lainnya adalah pemahaman kurangnya peran

dari pemerintah dalam memberikan data sasaran masyarakat.

Data yang diberikan pemerintah seringkali kurang bagus. Hal ini

menyebabkan selama ini dalam mencari pihak-pihak yang

membutuhkan bantuan, perusahaan melakukan survey sendiri

dan tidak hanya bersandarkan dari data pemerintah.

Page 36: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

36

c. Pemahaman Mengenai CSR

CSR yang baik adalah CSR yang menyentuh masyarkat.

Hal ini lah yang dipahami perusahaan sebagaimana terucap oleh

responden. Selain itu perusahaan mamahami bahwa CSR yang

diberikan perusahaan adalah CSR yang harus dapat membangun

tidak hanya secara ekonomi namun juga secara mental. Hal ini

tercermin dari pernyataan responden bahwa CSR yang diberikan

perusahaan adalah CSR yang bersifat bantuan finansial

permodalan agar pihak yang menerima CSR dapat merdeka

secara ekonomi.

Perusahaan juga memahami bahwa CSR harus diberikan

dan dialokasikan setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari

pernyataan responden bahwa perusahaan tanpa dipaksa tetap

harus mengeluarkan dana CSR dan alokasi dana tersebut harus

dikeluarkan secara efektif dan tepat sasaran.

d. Sinergitas dengan Pemerintah

Perusahaan menganggap pemerintah kurang memberikan

kontribusi yang baik dalam membantu terlaksananya program

CSR perusahaan. Responden mengatakan bahwa data yang

diberikan pemerintah terkadang merupakan data yang kurang

baik sehingga perusahaan masih harus melakukan validasi

sendiri terhadap target CSR. Namun perusahaan telah

melakukan komunikasi secara terus menerus dengan

pemerintah.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahaan PT. Bank Mandiri maka jika dipetakan dalam analisa

SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

Page 37: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

37

Tabel V.4 Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Bank Mandiri

Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Pemahaman yang baik mengenai CSR (CSR

bersifat keharusan, CSR harus menyentuh

masyarakat, dsb.)

Besarnya dana yang dialokasikan untuk CSR

(tahun lalu PKBL 800jt)

Perusahaan memiliki CSR dari beberapa

aspek (Pendidikan, kesehatan, PLH,

pembangunan saran umum, dan

pemberdayaan ekonomi masy.) meskipun

tergantung fokus mana yang dipilih

perusahaan.

Perusahaan dapat secara bebas

melaksanakan CSR sesuai dengan kebijakan

cabang (karena cabang lebih mengerti

masyarakat sekitar).

2 Weakness

(Kelemahan)

Kurang memiliki data yang baik untuk

mencari target CSR yang tepat

Data yang diberikan pemerintah untuk

keperluan CSR bukan data yang baik

3 Oportunity (Peluang) Masih banyak aspek yang dapat dijangkau

4 Threat (Ancaman) Pengetahuan masyarakat yang kurang

mengenai CSR (CSR hanya pemberian cuma-

Cuma)

Page 38: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

38

4. PT. Askes

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT. Askes adalah BUMN yang bergerak di bidang asuransi

kesehatan yang mengcover seluruh Pegawai Negeri di

indonesia. Responden dalam penelitian lapang di PT Askes

adalah Bapak Agus selaku Staf PKBL dan Bagian Umum.

b. Penjelasan Tentang CSR perusahaan

Program CSR yang dilakukan oleh PT. ASKES sampai saat

ini berbentuk PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).

Program kemitraan ini dilakukan dengan cara pemberian

pinjaman lunak kepada masyarakat yang membutuhkan modal

untuk menjalankan sebuah bisnis baru. Pinjaman ini bisa

diberikan selama masyarakat memiliki barang yang bisa

dijaminkan seperti surat kendaraan bermotor, rumah dan tanah.

Sedangkan program Bina lingkungan sampai saat ini dilakukan

dengan pemberian dana hibah untuk pembangunan sarana

pendidikan, sosial maupun tempat ibadah. Pada tahun 2012 lalu,

Program Bina lingkungan PT. ASKES dilakukan dengan

pemberian dana hibah untuk pembangunan rumah sehat di

sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

Pemberian dana hibah untuk pembangunan 100 rumah sehat ini

dilakukan atas permintaan Bupati Banyuwangi kepada direktur

PT. ASKES secara langsung yang mengharapkan ada

perusahaan yang bersedia memberikan dana nya untuk

merehabilitasi rumah kurang layak yang ada di Kabupaten

Banyuwangi. Selain itu PT. ASKES juga memiliki program

beasiswa untuk anak-anak dari karyawan PT. ASKES yang

berprestasi.

Page 39: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

39

Untuk PT. ASKES Banyuwangi sendiri dalam proses

pelaksanaan program CSR hanya sebagai fasilitator yang

menghubungkan masyarakat yang membutuhkan dengan

penentu kebijakan CSR di perusahaan yaitu kantor pusat di

Jakarta. Sehingga ASKES Banyuwangi tidak memiliki wewenang

untuk menentukan bisa atau tidaknya bantuan diberikan pada

masyarakat yang membutuhkan. Untuk pelaporan program CSR

yang telah dilakukan oleh perusahaan sampai saat ini

pertanggungjawaban perusahaan hanya pada Kementrian BUMN

secara langsung meskipun PT. ASKES Banyuwangi tetap

memberikan laporan CSR mereka pada pemerintah setempat

sebagai bentuk pemberitahuan.

c. Pemahaman mengenai CSR

Pemahaman PT. ASKES terkait program CSR sendiri

sampai saat ini sesuai dengan Undang-Undang Tentang CSR

yang mewajibkan 2,5% dari laba bersih perusahaan digunakan

untuk kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk tanggung jawab

perusahaan. Untuk pemahaman mengenai program CSR sendiri

perusahaan hanya terfokus pada program-program PKBL

d. Sinergitas dengan pemerintah

sampai saat ini sinergitas PT. ASKES dengan pemerintah

Kabupaten Banyuwangi hanya sebatas pemberian laporan

formal mengenai kegiatan sosial yang telah dilakukan

perusahaan. Untuk sinergitas dengan pemerintah setempat, PT.

ASKES Banyuwangi masih belum bisa dilakukan dikarenakan

sampai saat ini mereka hanya sebagai fasilitator saja dan bukan

sebagai penentu kebijakan terkait program CSR itu sendiri.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PT. Askes maka jika dipetakan dalam analisa

SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

Page 40: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

40

Tabel V.5 Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Askes

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Dana PKBL yang disediakan oleh PT. ASKES

pusat tergolong tinggi

2 Weakness

(Kelemahan)

Kesadaran perusahaan tentang CSR baru

sebatas pengaplikasian PKBL

Penyaluran dana PKBL hanya tergantung

permintaan masyarakat

Penyaluran dana PKBL ditentukan terpusat

oleh PT. ASKES Jakarta

3 Oportunity

(Peluang)

-

4 Threat (Ancaman) Ketidakmampuan PT. ASKES Banyuwangi

untuk berkoordinasi dengan pemerintah

setempat mengenai pengelolan CSR

Sumber : wawancara lapang diolah

B. BUMD

1. PDAM

a. Profil Perusahaan dan Responden

PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum yang

bergerak pada penyediaan air bersih di Kabupaten Banyuwangi.

Sampai saat ini jangkauan Wilayah PDAM Banyuwangi

mencakup 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

Dalam penelitian lapang yang menjadi responden adalah bapak

Agus Tjahyono selaku kepala bagian produksi dan distribusi

PDAM Banyuwangi.

Page 41: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

41

b. Penjelasan tentang CSR perusahaan

PDAM termasuk salah satu perusahaan yang rutin dan

konsisten menerapkan prinsip CSR meskipun tidak ada instruksi

mengenai keharusan melakukan program ini. Program CSR yang

telah dilakukan oleh PDAM terbagi ke dalam beberapa hal :

1) Pemberian Kompensasi 5-10 juta per tahun pada desa yang

salah satu sumber airnya digunakan oleh PDAM

2) Pemberian fasilitas air gratis untuk sarana umum seperti tempat

ibadah, pendidikan dan sosial yang dilewati oleh pipa air PDAM

3) Pemberian fasilitas air siap minum gratis untuk acara-acara

sosial dan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat.

4) Berdasarkan kesepakatan seluruh karyawan PDAM Kabupaten

Banyuwangi, maka setiap bulannya akan ada pemotongan gaji

mulai 10rb-50rb rupiah tergantung dari jabatannya yang

nantinya dari dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk

program santunan dan tali asih pada masyarakat yang

membutuhkan

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki oleh PDAM

Banyuwangi sampai saat ini tergolong sudah tepat karena bagi

manajemen PDAM sendiri keberadaan mereka sudah

sepantasnya juga berdampak positif bagi lingkungan disekitar

mereka. Hal ini sebagai kompensasi kegiatan produksi dan

distribusi mereka yang mungkin menyebabkan masyarakat

sekitar terganggu ketika ada pemasangan pipa PDAM maupun

ketika sumber air di desa mereka diambil.

d. Sinergitas dengan Pemerintah

Sampai saat ini PDAM Banyuwangi belum memiliki alur

koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Kabupaten terkait

pelaksanaan CSR di perusahaan. Koordinasi yang dilakukan

Page 42: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

42

sampai saat ini baru sebatas adanya surat edaran bupati yang

menyebutkan mengenai keharusan perusahaan untuk

melakukan tanggung jawab sosialnya. Namun PDAM secara

tersirat mengungkapkan kesiapannya untuk berkoordinasi

dengan pemerintah terkait program CSR asalkan tidak

mempengaruhi dan berdampak negatif pada kebijakan CSR

perusahaan yang telah ada sebelumnya. Kesiapan PDAM ini

dikarenakan pada kenyataannya walaupun belum ada intruksi

terkait CSR pun perusahaan telah melakukan program tanggung

jawab sosialnya secara rutin sebagai bentuk kesadaran dan

tanggung jawab perusahaan secara moral kepada masyarakat

sekitar.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PDAM maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka

hasil analisa adalah sebagai berikut :

Tabel V.6 Analisa SWOT kegiatan CSR PDAM Kabupaten

Banyuwangi

Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Kesadaran mengenai pentingnya CSR bagi

perusahaan sudah terbentuk dengan atau

tanpa peraturan pemerintah

Laba Perusahaan Cukup tinggi dan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun

Kesiapan untuk berkoordinasi dengan

pemerintah terkait pengelolaan CSR

2 Weakness

(Kelemahan)

Program CSR yang di buat masih belum

beragam. Karena sampai saat ini program-

programnya CSR nya masih berupa

kompensasi dari pengelolaan air mereka

Page 43: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

43

Indikator Deskripsi

Kurangnya data yang dimiliki perusahaan

terkait wilayah yang membutuhkan bantuan

perusahaan

3 Oportunity (Peluang) Masih banyak bidang lainnya yang potensial

untuk dikembangkan melalui program CSR

perusahaan

4 Threat (Ancaman) Belum adanya koordinasi secara intensif

dengan pemerintah setempat

Karena belum ada koordinasi menyebabkan

jalannya CSR perusahaan masih tergantung

dari internal perusahaan sendiri

Sumber : wawancara lapang diolah

C. SWASTA

1. PT. Candi Ngrimbi

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT. Candi Ngrimbi adalah perusahaan swasta dengan

pusat di Surabaya yang bergerak di bidang penambangan

belerang yang terletak di Desa Tamansari dan dekat dengat

tempat wisata yang juga sumber belerang Kawah Ijen.

Penambangan aktif diadakan mulai pukul 6 pagi higga pukul 4

sore hari.

Responden bernama Bapak Budi. Beliau adalah Kepala

Bagian keuangan PT. Candi Ngrimbi. Beliau bertempat tinggal

tidak jauh dari tempatnya bekerja.

b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan

Responden menjelaskan bahwa CSR yang dilakukan oleh

perusahaan adalah CSR yang bersifat sosial, yakni pemberian

satunan kepada yayasan yatim piatu di sekitar Tamansari.

Santunan diberikan dalam bentuk uang tunai sebersar

Page 44: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

44

Rp. 1.000.000,- setiap bulannya dimana uang tersebut nantinya

bebas digunakan oleh pengurus yayasan yatim piatu tersebut.

Selain itu perusahaan juga aktif dalam memberikan

bantuan dana pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

warga sekitar. Salah satu contoh yang diutarakan responden

adalah membantu memberikan dana dalam kegiatan kompetisi

bola voli warga sekitar.

Berdasarkan apa yang diucapkan responden, ada

beberapa alasan yang menyebabkan mengapa perusahaan

memilih untuk melakukan CSR dalam bentuk tersebut. Adanya

kepedulian terhadap yatim piatu di kalangan warga sekitar

menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, PT. Candi Ngrimbi

pusat juga menyarankan agar unit tersebut menjalan CSR di

kalangan sekitar warga saja.

Responden juga mengatakan bahwa perusahaan

bertanggung jawab juga terhadap kondisi jalan yang setiap hari

dilalui untuk melakukan kegiatan penambangan. Oleh karena

itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa kondisi jalan

tesebut selalu dala keadaan yang baik. Mengingat juga bahwa

jalan yang dilalui juga merupakan jalan utama menuju wisata

kawah ijen yang cukup terkenal secara Internasional.

Responden kurang yakin kapan edaran mengenai CSR

dari pemerintah diterima oleh perusahaan, antara tahun 2010

atau 2011. Namun bukan berarti CSR belum dilakukan sebelu

itu. Perusahaan telah lama memberikan bantuan keapda warga

sekitar bahkan sejak beberapa tahun sebelum surat edaran

tersebut diberikan. Bantuan yang diberikan adalah dalam bentuk

uang tunai yang diberikan sesuai dengan keperluan warga

selama warga mengajukan permohonan kepada perusahaan.

Ada satu hal yang cukup menarik dari CSR PT. Candi

Ngrimbi. Ketika kondisi Gunung Ijen sedang aktif, ada larangan

Page 45: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

45

dari pemerintah untuk mendekati kawah gunung tersebut. Hal

ini menyebabkan perusahaan tidak dapat melakukan produksi

sehingga tidak ada pemasukan sama sekali. Namun karena ada

rasa “sungkan” dengan yayasan yang selalu diberikan dana CSR,

perusahaan tetap memberikan dana CSR sebesar 1 juta pada

yayasan tersebut.

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman yang dimiliki oleh respoden mengenai CSR

masih kurang. Sebelum surat edaran dari bupati masuk,

responden belum mengerti apa-apa mengenai CSR meskipun

perusahaan telah melaksanakan CSR dalam bentuk bantuan

kepada masyarakat. Responden baru menyadari bahwa

perusahaan telah melakukan CSR setelah edaran diterima.

Pengetahuan responden hanya sebatas surat edaran dari

Bupati yang intinya adalah mewajibkan perusahaan untuk

meluangkan sekian persen pendapatannya untuk membangun

masyarakat sekitar perusahaan. Ketika dilakukan wawancara

dan diberi pertanyaan mengenai undang-undang yang

mewajibkan CSR, responden menjawab belum mengerti hal

tersebut.

Responden juga sempat kebingungan dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan

dimana sifatnya individu. Responden menganggap hal tersebut

bukan terasuk CSR meskipun hal tersebut dapat digolongkan

dalam kegiatan sosial. Dan seiring dengan berjalannya

wawancara, responden menganggap bahwa hal tersebut bukan

termasuk CSR.

d. Sinergitas dengan Pemerintah

Komunikasi antara perusahaan dan aparat pemerintah

setempat masih terus dilakukan. Responden menyatakan bahwa

kepala desa setempat selalu meminta perusahana agar terus

Page 46: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

46

melaporkan kegiatan CSR yang dilakukan. Untuk perihal

sinegitas antara pemeritah dan perusahaan, responden belum

berani menjawab dikarenakan apabila benar-benar terjadi maka

perusahaan tersebut, yang merupakan unit usaha dengan pusat

di Surabaya, masih perlu mengkomunikasikan perihal sinergitas

tersebut kepada pusat.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PT. Ngrimbi maka jika dipetakan dalam analisa SWOT

maka hasil analisa adalah sebagai berikut:

Tabel V.7 Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Ngrimbi

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Pemahaman CSR yang merupakan bagian

dari ibadah (sehingga tetap memberi CSR

meskipun kondisi rugi)

2 Weakness

(Kelemahan)

Pemahaman CSR yang masih lemah karena

hanya berdasar dari edaran pemerintah.

Keputusan pemberian CSR harus sesuai

dengan persetujuan pusat

Koordinasi yang dilakukan hanya dengan

kepala desa

3 Oportunity (Peluang) Masyarakat sekitar perusahaan merasa cukup

terbantu dengan CSR perusahaan

4 Threat (Ancaman) Perusahaan belum berani melakukan sinergi

lebih lanjut karena semua tergantung dari

keputusan PT. Candi Ngrimbi pusat

Sumber : wawancara lapang diolah

Page 47: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

47

2. PT. Bank Central Asia (BCA)

a. Profil Perusahaan dan Responden

Bank BCA adalah salah satu perusahaan swasta yang ada

di kabupaten banyuwangi dan bergerak di bidang jasa

perbankan. Responden kami adalah Bapak Hadi Waskito selaku

Kepala Operasional BCA Banyuwangi.

b. Penjelasan Tentang CSR yang telah dilakukan perusahaan

Berdasarkan penjelasan responden, sampai saat ini BCA

tidak hanya berfokus pada bidang bisnis belaka namun juga

berfokus pada pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Proses

pemberdayaan sosial masyarakat ini ada sebagai bentuk

tanggungjawab sosial perusahaan. Pelaksanaan CSR di BCA

sendiri ada yang dilakukan oleh BCA pusat namun ada pula yang

pelaksanaannya diserahkan kepada daerah yang itu artinya

dilakukan oleh kantor cabang masing-masing.

Sampai saat ini ada beberapa program perusahaan yang

telah dilaksanakan sebagai bentuk CSR perusahaan:

1. Donor darah untuk karyawan BCA setiap 2 bulan sekali

2. Bantuan beasiswa secara rutin tiap tahun untuk karyawan

agar dapat melanjutkan sekolahnya

3. Bantuan dana hibah untuk tempat-tempat ibadah

masyarakat

4. Bantuan alat olahraga untuk sekolah maupun universitas

yang menjalin kerjasama dengan Bank BCA Banyuwangi.

Selain beberapa program diatas,ada pula program khusus

dari BCA pusat untuk berkontribusi pada pengembangan sosial

masyarakat dan budaya seperti :

Page 48: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

48

1. Diterbitkannya kartu kredit dengan motif batik beberapa saat

setelah batik diresmikan sebagai warisan budaya indonesia

2. Pemberian bantuan dana untuk atlet nasional kita yang akan

berlaga di luar negeri

c. Sinergitas dengan Pemerintah

Menurut pengakuan responden, untuk kerjasama dengan

pihak pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah

pemerintah Kabupaten masih belum maksimal. selama ini

koordinasi masih sebatas surat edaran yang dikeluarkan oleh

bupati tentang kewajiban melaksanakan program CSR bagi

perusahaan. Selain itu belum ada forum yang digunakan untuk

keperluan koordinasi intens antara pihak BCA dengan

pemerintah padahal untuk Bank BCA sendiri selalu melakukan

koordinasi intens dengan bank-bank lainnya melalui forum

komunikasi perbankan se Banyuwangi. Inilah yang

menyebabkan sampai saat ini pihak BCA Banyuwangi masih

mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan program-

program CSR yang dimiliki. karena kurangnya data dan

informasi yang dimiliki oleh pihaknya terkait kebutuhan

masyarakat banyuwangi sendiri. Untuk itu ke depannya pihak

BCA Banyuwangi mengharapkan adanya komunikasi yang jelas

dengan pemerintah sehingga program-program perusahaan bisa

benar-benar menimbulkan kemanfaatan yang jelas bagi

masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara

dengan perusahan PT. Bank Central Asia (BCA) maka jika dipetakan dalam

analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut:

Page 49: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

49

Tabel V.8 Analisa SWOT kegiatan CSR PT.Bank Centra Asia (BCA)

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) BCA memiliki program CSR pusat dan juga

memiliki program CSR dari cabang, sehingga

banyak CSR yang dilakukan

2 Weakness

(Kelemahan)

CSR yang diberikan belum memiliki alasan

dan fokus yang jelas, seperti ada donor

darah, operasi katarak, bantuan terhadap

acara sekitar, dsb.

Kurangnya data yang dimiliki untuk

menunjang CSR

3 Oportunity (Peluang) Banyaknya aspek dan lingkup yang bisa

dijangkau oleh persuahaan

4 Threat (Ancaman) kurang data untuk menunjang jalannya CSR

perusahaan

Sumber : wawancara lapang diolah

Page 50: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

50

VI.1 Strategi Sinergitas Pembiayaan Pembangunan Non APBD

Berdasarkan pengamatan dilapangan terhadap beberapa sampel

dari perusahaan BUMN, BUMD, serta Swasta terhadap dinamika

pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate

social responsibility (CSR) didapatkan gambaran umum sebagai berikut:

Tabel VI.1.1 Uraian Temuan Lapang Kegiatan CSR dunia usaha di

Kabupaten Banyuwangi

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Adanya kesadaran beberapa perusahaan

mengenai pelaksanaan program CSR

Peraturan beberapa perusahan yang

mendukung

Dukungan finansial perusahaan

Beragamnya kegiatan CSR yang dilakukan

perusahaan.

2 Weakness

(Kelemahan)

Lemahnya koordinasi, baik antara

perusahaan dengan perusahaan ataupun

antara perusahaan dengan pemerintah.

Lemahnya koordinasi berdampak kepada

lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan

CSR

MEMBANGUN SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Page 51: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

51

No Indikator Deskripsi

Belum terbentuknya forum yang menaungi

Belum adanya payung hukum yang

memayungi adanya sinergitas

3 Oportunity (Peluang) Peraturan Daerah yang menghimbau

kegiatan CSR dari masing-masing

perusahaan

Semakin bertambahnya dunia usaha di

Kabupaten Banyuwangi

Semakin tumbuhnya perekonomian yang

berimbas kepada peningkatan laba

perusahaan.

Adanya kemauan dari beberapa perusahaan

untuk saling bersinergi

4 Threat (Ancaman) Pemahaman yang salah dari masyarakat

mengenai program CSR.

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan

Perbedaan kepentingan dari masing-masing

perusahaan

Minimnya data dalam menunjang

pelaksanan CSR

Salah satu yang paling menonjol dari beberapa bentuk kekuatan

dalam kegiatan CSR dari berbagai dunia usaha yang berada di Kabupaten

Banyuwangi adalah sudah mulai munculnya kesadaran akan pentingnya

kegiatan CSR, kekuatan tersebut semakin tumbuh dengan didukung oleh

peraturan perusahaan dalam pelaksanaan program CSR di perusahaan.

Hal tersebut memang bukan muncul disemua jenis usaha namun masih

sebagian, terdapat perusahaan yang malah tidak memahami apa yang

Page 52: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

52

dimaksud dengan CSR tersebut sehingga mereka tidak melakukan

kegiatan CSR. Pemahaman mengenai CSR ini dapat menjadi suatu

hambatan dalam pelaksanaan program CSR yang dapat berimbas kepada

kekurangtepatan bentuk kegiatan CSR yang dilakukan serta salahnya

sasaran dari kegiatan tersebut.

Pengetahuan perusahaan terhadap pemahaman CSR juga ditunjang

oleh belum adanya komunikasi yang intensif antara perusahaan dengan

perusahaan maupun perusahaan dengan pemerintah daerah. Pemerintah

daerah sebenarnya telah mengeluarkan Peraturan Bupati yang

menghimbau setiap perusahaan melakukan program keperdulian sosial /

CSR namun karena masih kurang intensifnya sosialisasi dan pengawasan

masih banyak perusahaan yang masih enggan untuk melakukan program

tersebut terutama untuk perusahaan-perusahaan swasta, sedangkan

perusahaan BUMN pengamatan dilapangan seluruhnya telah melakukan

program CSR karena diperkuat dengan adanya peraturan menteri BUMN

yang mengharuskan setiap perusahaan BUMN untuk menjalankan program

CSR. Tingkat kesadaran dan pemahaman perusahaan yang kurang,

ditunjang oleh lemahnya sosialisasi semakin diperparah dengan tingkat

kepentingan perusahaan yang berbeda-beda dapat menjadi ancama

terhadap sinergitas pembiayaan non APBD sebab dengan perusahaan

yang tingkat kepentingan yang berbeda apalagi berseberangan maka akan

sangat sulit untuk bersinergi dalam program CSR ini.

Setelah mendapatkan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE

(Eksternal Factor Evaluation) maka langkah selanjutnya adalah membuat

matrik SWOT dimana Matriks Strength – Weaknesses – Opportunities -

Threat (SWOT) merupakan matching tool yang penting untuk membantu

mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi SO (Strength-

Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-

Threat), dan strategi WT (Weakness-Threat). Keempat tipe strategi

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 53: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

53

Strategi SO (Strength-Opportunitiy), strategi ini

menggunakan kekuatan internal Pemerintah Daerah untuk

meraih peluang-peluang yang ada di luar Pemerintah Daerah.

Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi bertujuan

untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal pemerintah

daerah sinergitas pembiayaan non APBD dengan memanfaatkan

peluang-peluang eksternal.

Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini

pemerintah daerah berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan

taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan

internal serta menghindari ancaman.

Berdasarkan matrik IFE dan EFE maka matrik SWOT bagi program

Sinergitas Pembiayaan non APBD diuraikan sebagai berikut:

Tabel VI.1.2 Matching Tool Strategi Sinergitas Pembiayaan

Non APBD

Streght (Kekuatan) Adanya kesadaran beberapa

perusahaan mengenai pelaksanaan program CSR

Peraturan beberapa perusahan yang mendukung

Dukungan finansial perusahaan

Beragamnya kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan.

Weakness (Kelemahan) Kurang bervariasinya kegiatan CSR disebabkan kurangnya pengetahuan dari beberapa perusahaan

Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan dengan perusahaan ataupun antara perusahaan dengan pemerintah.

Lemahnya koordinasi berdampak kepada lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR

Belum terbentuknya forum yang menaungi

Belum adanya payung hukum yang memayungi adanya sinergitas

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Page 54: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

54

Opportunity (Peluang) Peraturan Daerah yang menghimbau kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan

Semakin bertambahnya dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi Semakin tumbuhnya perekonomian yang berimbas kepada peningkatan laba perusahaan. Adanya kemauan dari beberapa perusahaan untuk saling bersinergi.

Strategi SO Mengembangkan ragam kegiatan program CSR yang lebih bermanfaat dan cakupan wilayah yang semakin luas.

Strategi WO Membentuk sebuah forum yang menaungi kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi

Membentuk payung hukum untuk pelaksanaan CSR.

Membuat sebuah pertemuan rutin untuk membahas isu strategis pembangunan

Treath (Ancaman)

Pemahaman yang salah dari masyarakat mengenai program CSR.

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan

Perbedaan kepentingan dari masing-masing perusahaan

Minimnya data dalam menunjang pelaksanan CSR

Strategi ST

Intensitas sosialisasi program CSR ke Masyarakat Peningkatan koordinasi dan komunikasi antar perusahaan serta pemerintah

Strategi WT

Memperkuat fungsi dari forum, utamanya terhadap komunikasi baik antar perusahaan maupun pemerintah.

Dari berbagai daftar kekuatan (streght), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity) serta ancaman (treath) akan di dapatkan matching

tool dimana tujuan matching tool ini juga untuk melihat strategi yang

akan muncul bilamana diketahui jenis kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Apabila dalam upaya untuk mensinergikan pembiayaan non

APBD diketahui kekuatannya adalah sudah mulai munculnya kesadaran

untuk melakukan CSR serta adanya peluang yang dimiliki yaitu semakin

berkembangnya dunia usaha dengan semakin meningkatnya

Page 55: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

55

perekonomian di Kabupaten Banyuwangi maka strategi yang dapat diambil

adalah dengan semakin meningkatkan ragam kegiatan CSR dari saat ini.

Lalu pendekatan ini bila dikaitkan antara kelemahan dan peluang

maka dapat dimana dalam upaya sinergitas pembiayaan non APBD

memiliki kelemahan berupa masih rendahnya koordinasi antar perusahaan

maupun dengan pemerintah dilihat dari sisi peluang yang memperlihatkan

adanya kemauan perusahaan untuk bersinergi maka alternatf terhadap

strateginya adalah dengan membentuk forum yang menaungi kegiatan

CSR dimana elemen dalam forum tersebut terdiri dari perusahaan-

perusahaan baik perusahaan sejenis maupun lintas perusahaan serta

elemen pemerintah. Agenda yang terdapat dalam forum tersebut

setidakanya dapat membahas mengenai berbagai perpektif CSR , isu-isu

strategis pengembangan CSR di Banyuwangi maupun membahas

permasalahan-permasalahan yang melingkupi kegiatan CSR.

Dari segi kekuatan dilihat dari segi ancaman terhadap sinergitas

pembiayaan non APBD dapat terlihat alternatif strategi yang dapat

dimunculkan bilamana terdapat kemauan perusahaan untuk melakukan

CSR namun terdapat ancaman yaitu persepsi masyarakat yang salah

mengenai program CSR maka alternative straegi yag dapat muncul adalah

dengan mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar tujuan dari

pelaksanaan program CSR dapat terlaksana.

Dilihat dari segi kelemahan dan ancaman salah satu alternatif yang

dapat muncul apabila melihat jenis kelemahan dilihat dari segi ancaman

seperti bila kelemahan berupa kurangnya komunikasi dengan melihat

ancaman mengenai tingkat kepentingan masing-masing perusahaan yang

berbeda bahkan terdapat perusahaan yang tingkat otoritasnya ditentukan

oleh perusahaan pusat maka strategi yang muncul adalah dengan

mengintensifkan keberadaan forum agar komunikasi antar perusahaan

Page 56: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

56

dapat meningkat dan tercipta berbagai solusi terhadap permasalahan

komunikasi antar perusahaan.

Penggunaan analisa SWOT sangat berguna untuk membuat

alternatif-alternatif terhadap suatu tujuan dengan mempertimbangkan

unsur kekuatan (streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),

dan ancaman (treath). Berdasarkan unsur-unsur tersebut akan tercipta

berbagai alternatif strategi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai jika

dalam kajian ini adalah untuk tujuannya membuat sinergitas pembiayaan

non APBD maka dengan pendekatan tersebut akan lahir alternatif strategi

terhadap tujuan yang hendak dicapai.

Page 57: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Masalah Internal

jenis dan ragam kegiatan terbatas

Pemahaman CSR yang masih

kurang

Otoritas Terbatas

peraturan perusahaan

Masalah Ekternal

sasaran kurang tepat

kurangnya data yang akurat

kekurang berhasilan kegiatan

Pandangan salah mengenai

masyarakat

Masalah Kelembagaan

Berjalan Sendiri-sendiri

Belum adanya forum

kepentingan berbeda

Belum adanya ketentuan yang

tegas

tidak dijalankanya

CSR

Fungsi Pengawasan

kurang

keterbatasan aparatur

Gambar V.1.1 Diagram Pohon Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Page 58: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

58

Untuk mencapai tujuan terciptanya sinergitas pembiayaan non APBD di

Kabupaten Banyuwangi berdasarkan pendekatan alat analisis akar masalah

terdapat beberapa permasalahan yang dapat menjadi penghambat

tersinerginya pembiayaan non APBD. Dalam gambar tersebut permasalahan-

permasalahan yang terdapat pada bagian yang paling bawah adalah

permasalahan yang harus segera di buatkan solusinya, semisal adanya

pemahaman yang kurang dari perusahaan mengenai definisi CSR maka

berdampak kepada kurang beragamnya pelaksanaan CSR atau perusahaan

bingung mengenai kegiatan CSR apa yang hendak dilakukan. Artinya dengan

permasalahan tersebut pemerintah daerah harus membuat solusi agar

perusahaan mendapatkan pemahaman yang luas mengenai kegiatan CSR,

berdasarkan analisa akar masalah maka solusi untuk mengatasi permasalahn

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel VI.1.3 Jenis Masalah Dan Solusi permasalah Berdasarkan

Analisa Akar Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD

No Jenis Permasalahan Solusi Permasalahan

1 Pemahaman CSR yang masih kurang

Diadakannya sosialisasi ataupun workshop mengenai kegiatan CSR kepada perusahaan

2 Peraturan perusahaan Pemerintah Daerah Melakukan Mediasi kepada perusahaan induk

3 Kurangnya data yang akurat Pengakurasian dan Pensinergian data dari masing-masing SKPD

4 Pandangan masyarakat yang salah terhadap program CSR

Mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat

5 Belum adanya forum dan perbedaan kepentingan.

Mensinergikan kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan dalam suatu wadah forum.

6 Tidak terlaksanakannya CSR oleh beberapa perusahaan

Sosialisasi dan Pembuatan peraturan yang tegas

Page 59: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

59

VI.2 Program dan Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR

per Wilayah

Bantuan dana CSR yang dilakukan di Banyuwangi disebar di 24 Kecamatan

yang ada di Kabupaten Banyuwangi. dalam pembagiannya, dana CSR ini

dikelompokkan dalam 9 bidang meliputi bidang pertanian, ketahan pangan,

peternakan , kelautan perikanan, lingkungan hidup, Koperasi dan UMKM,

Pemberdayaan masyarakat, pendidikan serta perdagangan. Pada bagian ini

akan dijelaskan mengenai pembagian CSR di 9 bidang tersebut serta beberapa

kecamatan yang memperoleh bantuan dana CSR.

1. Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan

berdasarkan struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor pertanian

tersusun atas beberapa sub sektor yang sangat potensial. Peranan sub sektor

tanaman bahan makanan dapat menyumbang produksi padi Jawa Timur, yang

mana Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah lumbung padi.

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa

Timur yang mempunyai luas daerah terbesar, sehingga dengan adanya

ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut, kesempatan untuk

dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang besar. Pada tahun

2010 produksi padi sawah dan ladang sebesar 852.536 ton (dalam bentuk

gabah kering giling) telah mengalami kenaikan sebesar 10,95 persen dibanding

tahun 2009. Sedangkan untuk produksi tanaman sayuran, didominasi cabe

besar, sawi/petsai dan tomat.

Untuk pengembangan di sektor pertanian, maka pemerintah bekerja

sama dengan stakeholder yang ada mendanai beberapa kegiatan daerah

dengan dana CSR. Untuk program CSR bidang pertanian pada umumnya

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam produksi yang

Page 60: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

60

berkaitan dengan pertanian seperti perusahaan pupuk, perusahaan kimia untuk

obat-obatan pertanian, perusahaan bibit pertanian dan perusahaan sejenisnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut pada orientasi utama program CSR yang

disalurkan pada umumnya diprioritaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan pertanian, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan lain dapat

menyalurkan bantuan program CSR ke dalam bidang pertanian.

a. Bidang Tanaman Pangan

Untuk pertanian tanaman pangan menurut Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Kehutanan setidaknya terdapat tiga (3) program yang dapat disinergikan

dengan program CSR perusahaan. Salah satu bentuk program yang dapat

disinergikan adalah bantuan alat pengolahan tanah (hand tractor), Rehabilitasi

jaringan irigasi tingkat usaha tani, serta bantuan penguatan modal bagi

gabungan kelompok tani mitra Bulog. Wilayah tersebut dinilai oleh pihak Dinas

tingkat ketersediaan masih kurang dan belum sepenuhnya mampu terfasilitasi

melalui dana dari Dinas.

Bagi perusahaan yang memiliki perencanaan penyaluran program

dibidang pertanian semisal penyaluran dana CSR untuk pembangunan irigasi

pertanian, maka perusahaan dapat memperhatikan wilayah di Kecamatan

Sempu dan Kecamatan Genteng, karena diwilayah tersebut berdasarkan

informasi Dinas tingkat ketersediaan sistem irigasi pertanian masih

membutuhkan penambahan, selain itu juga karena wilayah tersebut merupakan

wilayah potensi pertanian tanaman pangan yaitu termasuk sebagai wilayah

penghasil tanaman padi sehingga ketersediaan saluran irigasi memang sangat

penting sebagai penyuplai kebutuhan air untuk proses tanam komoditas

tersebut.

b. Bidang Tanaman Holtikultura

Untuk sektor pertanian bidang tanaman holtikultura yang menangani

masalah pertanian buah-buahan dan tanaman hias setidaknya terdapat 5

Page 61: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

61

program yang dapat disinergikan dengan program CSR seperti kebutuhan

pengadaan sumur bor bagi kebutuhan pengairan pertanian tanaman

holtikultura komoditas jambu biji daging merah serta komoditas jeruk siam.

Dimana wilayah yang membutuhkan pengadaan sumur tersebut adalah di Desa

karangdoro Kecamatan Tegalsari untuk komoditas jambu biji daging merah

karena wilayah tersebut potensi pertanian komoditas tersebut sedang menjadi

perhatian namun masih membutuhkan dukungan system pengairan untuk

proses pertaniannya. Selain pengadaan sumur bor tingkat kebutuhan

lainnya di bidang tanaman holtikultur adalah kebutuhan pengadaan keranjang

panen, serta bantuan modal untuk pembelian benih tanaman holtikutur seperti

benih pohon jeruk yang terdapat di Kecamatan Bangorejo. Perusahaan–

perusahaan yang hendak menyalurkan dana CSR di bidang holtikultura dapat

memperhatikan informasi tersebut sebagai dasar pertimbangan untuk jenis

penyaluran dan wilayah penyaluran.

c. Bidang Perkebunan

Bidang perkebunan Kabupaten Banyuwangi menyimpan potensi yang

sangat besar karena ditunjang dengan kondisi geografis daerah terutama

Banyuwangi bagian barat yang merupakan daerah dataran tinggi. Beragam

potensi perkebunan yang dimiliki Banyuwangi diantaranya adalah perkebunan

kopi, perkebunan kelapa, karet, kakao, Lada, dan beragam tanaman

perkebunan lainnya.potensi tersebut sangat disayangkan apabila tidak mampu

terkelola dengan optimal hanya karena kurangnya pendanaan

Perusahaan yang perduli terhadap kondisi pertanian dan memiliki

perencanaan penyaluran dana CSR bidang perkebunan maka dapat menjadi

pertimbangan seperti pengembangan tanaman kopi arabika dengan wilayah

sasaran Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Wongsorejo.

Page 62: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

62

2. Peternakan

Sektor peternakan saat ini sedang mendapatkan perhatian tinggi dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi terutama peternakan sapi perah

dan sapi potong. Pemerintah sedang serius untuk terus mengembangkan

sentra-sentra peternakan sapi seperti wilayah Kecamatan Licin untuk

peternakan sapi perah dan Kecamatan Wongsorejo untuk peternakan sapi

potong disamping wilayah lainnya di Kabupaten Banyuwangi.

Agar dapat menghasilkan pembangunan yang maksimal maka program-

program tersebut hendaknya dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder

yang lainnya dan tidak hanya mengandalkan sumber dari Pemerintah Daerah.

Seperti di Kecamatan Purwoharjo dan Cluring dana CSR digunakan untuk

pembuatan biogas. Pembuatan biogas diharapkan dapat membantu peternak

memanfaatkan limbah ternak dengan memanfaatkannya menjadi biogas yang

bisa menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. Selain itu untuk

mendukung program pemerintah mengembangkan daerah peternakan di

Kecamatan Licin, maka dana CSR digunakan untuk membantu daerah setempat

dengan mendistribusikan bibit sapi unggul di Kecamatan tersebut.

3. Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah Desa

Selain di bidang pertanian terdapat permasalahan lainnya yang menjadi

program pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah permasalahan

sosial.Salah satu permasalahan sosial yang kerap melanda berbagai daerah

tidak terkecuali untuk negara maju adalah permasalahan kemiskinan. Di

Kabupaten Banyuwangi permasalahan kemiskinan terjadi merata di setiap

Kecamatan dengan daerah yang memiliki jumlah kemiskinan yang tertinggi

adalah Kecamatan Rogojampi dan Kalipuro kemiskinan memberikan dampak

terhadap beberapa hal seperti tidak tercukupinya kebutuhan dasar mereka

karena rendahnya tingkat pendapat yang diterima masyarakat. Salah satu

kebutuhan dasar masyarakat selain kebutuhan akan pangan adalaha kebutuhan

akan tempat tingga yang layak. Kebutuhan tempat tinggal yang layak tersebut

Page 63: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

63

menjadi kebutuhan dasar karena akan memberikan dampak terhadap tingkat

kesehatan masyarakat.

4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Pencapaian perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang besar, salah

satu sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah berasal dari bentuk

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). sektor ini menjadi penopang utama

dalam struktur perekonomian daerah dengan jumlah UMKM sudah mencapai

lebih dari 200.000 UMKM. karena peranannya yang penting dalam

perekonomian maka diperlukan perhatian yang serius untuk menjaga agar

usaha tersebut terus tumbuh dan berkembang. Pengembangan UMKM

diharapkan agar perekenomian di Banyuwangi dapat berkembang serta

menjadikan usaha kecil mampu bersaing dengan usaha besar dengan

mempunyai nilai tambah tersendiri. Fasilitas yang bisa didanai dari dana CSR

diantaranya yaitu fasilitas sarana tenda, fasilitas sarana kaos dan fasilitas

ketrampilan . program pengembangan ketrampilan bagi para pedagang kecil

dan menengah diharapkan mampu memperbaiki pedagang kecil agar dapat

bersaing dengan pedagang lainnya. Pelatihan ini juga sangat berguna bagi para

pedagang, dikarenakan masih banyak pedagang yang kurang terampil dalam

penjualan serta pengelolaan usaha, pengembangan keterampilan bagi PKL

diberikan di beberapa Kecamatan di antaranya Purwoharjo, Glagah, dan Giri.

5. Perikanan

Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil

ikan terbesar di Jawa Timur, salah satu daerah di Banyuwangi penghasil ikan

yaitu di daerah Muncar yang memiliki pelabuhan ikan.Produksi ikan di

Kabupaten Banyuwangi setiap tahun naik. Berdasarkan data di Dinas Perikanan

dan Kelautan Banyuwangi, tahun 2011 produksi ikan di Banyuwangi mencapai

57 ribu ton per tahun. Sementara di tahun 2012 naik menjadi 66 ribu ton.

Untuk meningkatkan potensi perikanan serta mensejahterakan

masyarakat pesisir, maka Pemerintah Banyuwangi melakukan program-program

Page 64: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

64

yang di danai oleh CSR dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pesisir. Dana tersebut akan digunakan dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, kesehatan, dan lingkungan. Pasalnya, potensi

yang dimiliki sektor kelautan dan perikanan di Banyuwangi sangatlah besar.

Beberapa program yang dibaiayai dengan dana CSR diantaranya

mengenai pengolahan hasil laut. Pengolahan hasil laut diantaranya yaitu

pembuatan nugget, pembuatan gel, pembuatan bakso, dll. Pelatihan

ketrampilan ini bertujuan agar pengolahan hasil laut tidak hanya berhenti pada

penjualan bahan mentah hasil laut, namun sudah berupa hasil olahan yang

menghasilkan nilai jual lebih tinggi dibandingkan hanya menjual hasil laut. Dan

hal ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir.

Program–program lain yang dapat didanai oleh dana CSR yaitu bantuan

peralatan pemasaran seperti freezer dan coolbox. Penggunaan freezer

diharapkan membantu penyimpanan ikan agar lebih tahan lama dan tetap

segar sehingga tidak membuat rugi nelayan jika ikan yang didapat tidak terjual

semua.

Program lain yang dibiayai oleh dana CSR di bidang perikanan yaitu

gerakan makan ikan yang ditujukan kepada seluruh warga Banyuwangi. Hal ini

mengingat bahwa Banyuwangi memiliki potensi yang baik di bidang perikanan,

maka dengan peningkatan jumlah konsumsi ikan karena pentingnya protein

bagi tubuh maka nantiya diharapkan akan berdampak pada pendapatan

nelayan.

6. Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan

Dana CSR di Banyuwangi juga tidak luput pada program pembangunan

pada bidang perindustian, perdagangan dan pertambangan. Untuk peningkatan

pada bidang tersebut maka pembangunan program yang didanai oleh CSR di

Banyuwangi banyak ditujukan pada IKM. adanya bantuan ini diharapkan dapat

meningkatkan kualitas usaha masyarakat di Banyuwangi, dapat menciptkan

sebuah kemandirian dan bisa bersaing dengan usaha besar. Bantuan program

yang diberikan berupa peralatan produksi, bantuan pinjaman dengan bunga

Page 65: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

65

rendah, serta ketrampilan dalam bidang pemasaran. Bantuan program yang di

danai dengan CSR lebih banyak pada bantuan peralatan IKM gula sehat. Hal ini

dikarenakan gula merupakan industri inti dan perlu dikembangkan untuk

kemajuan daerah Banyuwangi. Penerima bantuan peralatan gula ditujukan di

Kecamatan Rogojampi, Srono, Bangorejo, Pesanggaran dan Siliragung.

Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan daerah di Banyuwangi yang

merupakan sentra IKM di sektor gula.

7. Lingkungan Hidup

Kepedulian terhadap lingkungan sangat perlu perhatian khusus. Hal ini

karena lingkungan berperan banyak untuk kelangsungan hidup sebuah

perusahaan. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik

faktor alami ataupun karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya

lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini

bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada

lingkungan tersebut dan menghambat aktivitas manusia. Maka dari itu, maka

diperlukan program-program khusus untuk menjaga dan melestarikan

lingkungan sekitar.

semakin meningkatnya kuantitas perusahaan-perusahaan yang

beroperasi di Banyuwangi dengan melakukan kegiatan eksploitasi serta

ekstraksi terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam harus pula

berbanding lurus dengan kualitas pertanggungjawaban dan penanganan

dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan operasionalnya terhadap

lingkungan dan sumber daya alam sehingga, akan tercipta harmonisasi dan

keseimbangan antara kegiatan perekonomian (profit), sosial (people) dan

pelestarian terhadap lingkungan hidup (planet) oleh korporasi sesuai dengan

prinsip Triple Bottom Lines CSR (Keuntungan, tanggung jawab sosial dan

kelestarian lingkungan) sebagai tonggaknya. Pada tabel 7.4 dapat dilihat

mengenai program- program yang dilakukan untuk lingkungan hidup di

Banyuwangi, diantaranya yaitu pemeriksaan kesehatan masyarakat,

pembentukan IPAL biogas, dan sebagainya.

Page 66: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

66

Tabel VI.2.1.1 Program-program Pembangunan Bidang

Lingkungan Hidup Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR

NO PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN

LOKASI KETERANGAN

1. Pemeriksaan kesehatan masyarakat sekitar pabrik terkait disfungsi paru-paru akibat debu semen dan asbes

Sekitar pabrik semen, asbes, mebeuler dan pecahan batu.

2. Pembentukan bank sampah (konsep : pinjam uang, bayar pakai sampah)

Lokasi timbulan sampah, lokasi padat penduduk, contoh : perumahan GGM, Sobo, Sutri, Brawijaya dll.

3. Pembentukan patroli lingkungan oleh my darling (masyarakat sadar lingkungan)

Sekitar pabrik yang berpotensi mencemari lingkungan, patrol perairan untuk kerusakan terumbu karang dan patrol sungai untuk pencemaran air.

4. Kemah hijau dan sekolah alam siswa SD/SMP, pembentukan karakterpeduli lingkungan

Kalongan licin, watudodol kalipuro, paltuding kawah ijen, trianggulasi alas purwo.

5. Pembuatan portaible biogas digester dari limbah rumah tangga (sisa makanan)

Pilot projek di beberapa perumahan

6. Pembuatan IPAL Biogas Masyarakat petani ternak

7. Bantuan sarana pengelolaan sampah dengan system 3 R (Reduse, Reuse, Recycle)

Masyarakat Kabupaten Banyuwangi

8. Penanaman pohon daerah penangkap air

Sekitar sumber-sumber air, sempadan sungai

9. Penghijauan tanaman pantai dan tanaman produktif

Jalan lingkar timur (Kel. Mandar, Kepatihan, Karangrejo, Kertosari) kawasan pelabuhan ketapang.

10. Pembuatan Biopori Lahan yang cenderung kurang produktif

11. Sanitasi lingkungan / MCK (Mandi, Cuci, Kaskus)

Masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai MCK

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup

8. Pendidikan

Pendidikan merupakan unsur paling penting suatu bangsa. Kemajuan

suatu bangsa merupakan cerminan dari kemajuan pendidikan rakyatnya.

Page 67: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

67

Kemajuan di bidang pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak tidak

hanya pemerintah. Dengan peran serta lembaga-lembaga terkait, tentunya

dapat membantu meringankan beban pemerintah guna memajukan pendidikan

termasuk di daerah Banyuwangi. Peningkatan di bidang pendidikan diharapkan

menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik. Program bidang

pendidikan yang didanai oleh CSR di daerah Banyuwangi dapat dilihat pada

tabel 7.5. pengembangan di bidang pendidikan di Banyuwangi tidak hanya

dilakukan dengan program peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta

bantuan dan penghargaan bagi siswa. Namun juga termasuk penghargaan bagi

guru yang berprestasi. Hal ini dikarenakan guru dianggap sebagai salah satu

indikator keberhasilan pendidikan di indonesia.

Tabel VI.2.1.2 Program-program Pembangunan Bidang

Pendidikan Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR

Nomor Pelaksanaan Program / Kegiatan pembangunan

Lokasi / Keterangan

1 Pembangunan taman posyandu Masing - masing desa se Kabupaten Banyuwangi

2 Pembelian alat peraga, perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu bagi Siswa SD, SMP, SMA dan SMK

Siswa se Kabupaten Banyuwangi

3 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi kurang mampu

Siswa kurang mampu

4 Pemberian besiswa bagi siswa berprestasi

Siswa yang berprestasi

5 Pemberian penghargaan bagi guru berprestasi

Guru berprestasi

6 Pemberian Penghargaan bagi siswa berprestasi SD, SMP, SMA dan SMK

Siswa berprestasi

Sumber: Dinas Pendidikan

9. Ketahanan Pangan

Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pangan nasional di Jawa

Timur, yang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi produksi

pangan nasional. Sektor pertanian di Banyuwangi tidak hanya berperan

Page 68: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

68

terhadap ketahanan pangan tetapi juga mempunyai andil yang sangat besar

terhadap sumber pendapatan, kesempatan kerja, serta perekonomian regional

maupun nasional.

Namun, permasalahan ketahanan pangan di berbagai daerah termasuk

di Banyuwangi sebagai implikasi berkembangnya sektor jasa, perdagangan,

konstruksi, dan beberapa sektor non pertanian lainnya, telah terjadi konversi

lahan pertanian sehingga luas garapan usaha tani semakin berkurang dan

kapasitas produksi semakin menurun. Ini merupakan problem yang harus

dihadapi dihadapi bersama. Dukungan semua pihak diperlukan untuk menekan

laju konversi lahan pertanian antara lain melalui perencanaan dan pengendalian

tata ruang, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan; meningkatkan produktivitas

dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Banyuwangi, maka dilakukan

program-program pengembangan dan peningkatan baik di sektor pertanian

maupun non pertanian untuk ketahanan pangan di Banyuwangi. Beberapa

program yang perlu ditingkatkan dan didanai oleh biaya CSR meliputi beberapa

sektor yaitu: pertanian, peternakan, dan perikanan.

Di bidang pertanian bantuan yang diberikan dari dana CSR yaitu berupa

pemberian bibit tanaman sayur .Pemberian bibit diharapkan dapat

mendongkrak petani sayur untuk peninngkatan produksinya. Pembagian bibit

sayur di antaranya bibit tomat, terong, kacang panjang, cabe besar dan cabe

kecil. Pemberian bibit sayur dikarenakan karena produksi sayur di Banyuwangi

rendah dibandingkan dengan padi. Kesulitan mendapatkan bibit unggul

mengakibatkan produksi sayur rendah.

Bantuan lain yang diberikan yaitu di bidang peternakan , perikanan dan

pupuk. Hal ini juga bertujuan agar pengembangan bidang tidak hannya di

pertanian, namun juga ke semua bidang. Pemberian bantuan di bidang

peternakan yaitu berupa pemberian bibit ayam buras, bibit itik, dan di bidang

perikanan yaitu pemberian bibit lele di Kecamatan Licin.

Page 69: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

69

VI.3 Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah

Kecamatan

Dalam peningkatan CSR telah dijelaskan bahwa ada 9 bidang dinas yang

memperlihatkan keinginan untuk mensinergikan program pembangunannya

dengan program CSR dengan berbagai program dan kegiatan yang tersebar di

24 Kecamatan di daerah Banyuwangi. Di Banyuwangi sendiri terdapat 24

Kecamatan yang masing-masing wilayah mendapatkan bantuan sesuai dengan

kebutuhan wilayah tersebut. Berikut akan di jelaskan program–program yang

didanai oleh dana CSR di 24 Kecamatan yang tersebar luas di Kabupaten

Banyuwangi.

a. Kecamatan Gambiran

Kecamatan Gambiran merupakan

salah satu Kecamatan yang ada di

Kabupaten Banyuwangi. Secara

geografis, Kecamatan Gambiran

berbatasan langsung dengan

Kecamatan Genteng dan Bangorejo di

sebelah utara dan selatan sedangkan

di sebelah Barat dan timur,

Kecamatan Gambiran berbatasan

langsung dengan Kecamatan

Tegalsari dan Cluring.

Program CSR di Kecamatan ini masih

dalam 2 lingkup yaitu di bidang

pertanian dan kelautan perikanan. Di

bidang pertanian, program yang masih terbuka untuk dikembangkan adalah

bantuan penguatan untuk modal gabungan Kelompok tani. Sedangkan di

bidang kelautan program yang masih terbuka untuk dikembangkan adalah

program penguatan gerakan memasyarakat makan ikan seperti yang

ditunjukkan dalam tabel VI.3.1

Page 70: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

70

Tabel VI.3.1 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Gambiran

No Program

Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan

1 Bantuan penguatan modal bagi Gabungan Kelompok Tani

Mitra Bulog

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

b. Kecamatan Bangorejo

Pada Kecamatan Bangorejo sudah

banyak program-program yang

dikembangkan dengan bantuan dana

CSR. Salah satu contohya yaitu di

bidang peternakan. Potensi peternakan

Banyuwangi ini masih diperkaya

produksi kulit. Program yang

mendukung pengembangan peternakan

di Kecamatan ini yaitu pembuatan

biogas dan pabrik pakan ternak, hal ini

dikarenakan Kecamatan Bangorejo

memiliki potensi pada bidang

peternakan. Untuk menigkatkan nilai

tambah pada bidang peternakan maka

program yang dapat disenrgikan adalah

pembuatan pabrik pakan ternak dan

biogas. Pembuatan pabrik pakan ternak dibuat dengan tujuan untuk

mengurangi ketergantungan produk pakan jadi dari luar kabupaten dengan

harga pembelian yang tinggi. Dengan dibentuknya pabrik pakan ternak di

Page 71: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

71

Kecamatan ini, diharapkan mempermudah peternak dalam mengelola

peternakannya.

Untuk pembuatan biogas diharapkan mampu menggunakan sisa kotoran

ternak yang melimpah di kecamatan ini dan menjadikan kecamatan bungorejo

menjadi Kecamatan mandiri. Selain di bidang ternak pengembangan program

untuk kemajuan daerah dapat dilihat pada tabel VI.3.2

Tabel VI.3.2 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Bangorejo

No Keterangan

Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan

1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura (komoditas jeruk siam)

2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas buah naga)

3 Bantuan modal untuk pembenihan jeruk dalam rangka mendukung kawasan

hortikultura

4 Pengembangan tanaman kelapa gejah

5 Intensifikasi tanaman kelapa

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak

layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Peternakan

8 Pabrik pakan ternak

9 Biogas

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

10 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

14 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

15 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

16 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Page 72: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

72

c. Kecamatan Banyuwangi

Kecamatan Banyuwangi merupakan ibu

kota dari kabupaten ini. Di Kecamatan

Banyuwangi dapat dikatakan sebagai pusat

perdagangan di kabupaten Banyuwangi.

Dari data Banyuwangi dalam angka tahun

2010 tercatat industri rumah tangga yang

bersifat informal sebanyak 416 industri

dengan penyerapan tenaga kerja sekitar

2.958 orang dan Industri kecil formal

sebanyak 130 industri dengan penyerapan

tenaga kerja sebanyak 891 orang. Hal ini

telah dapat menunjukkan bahwa

Kecamatan Banyuwangi merupakan pusat perdagangan di Kabupaten ini.

Untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada di Kecamatan

Banyuwangi maka program pemerintah yang dapat disinergikan dengan CSR

dapat dilihat pada tabel VI.3.3 karena Kecamatan Banyuwangi merupakan

Iibukota dari Kabupaten ini, maka akses perusahaan swasta dan pemerintah

untuk pengembangan daerah lebih mudah. Banyak program-program dari

berbagai bidang yang dilakukan di Kecamatan ini. Seperti bidang

pemberdayaan masyarakat, perikanan, peternakan dan ketahanan pangan.

Tabel VI.3.3 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Banyuwangi

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Peternakan

3 Alat pemotong rumput (chooper)

Bidang Perindustrian,Perdagangan dan Pertambangan

Page 73: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

73

No Keterangan

4 Bantuan peralatan membatik dan pelatihan untuk penumbuhan WUB dalam rangka pengembangan OVOP

5 home industry mamin dalam rangka penerapan good manufacturing practices

6 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi Industri kecil

7 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi pedagang kecil

8 Bantuan tenda dan gerobak dagang bagi PKL

9 Bantuan subsidi harga bahan pokok untuk pelaksanaan pasar murah

10 Fasilitasi promosi produk - produk unggulan IKM

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

14 Rehabilitasi ekosistem pantai

15 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

16 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

17 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

18 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Ketahanan Pangan

19 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan

Dinas Koperasi dn UMKM

20 Fasilitas sarana Tenda

21 Fasilitasi sarana Kaos

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

d. Kecamatan Cluring

Kecamatan Cluring terletak di sebelah

barat dari Kecamatan Muncar Kabupaten

Banyuwangi. Letaknya yang dekat

dengan daerah muncar yang merupakan

tempat pelelangan ikan di Banyuwangi

membuat Kecamatan ini juga memiliki

potensi pemasaran perikanan yang juga

perlu untuk dikembangkan seperti

program bantuan peralatan pemasaran

produk perikanan bagi kelompok

pemasar dan juga program pelatihan

Page 74: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

74

dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi. Beberapa program

yang dapat dilakukan di Kecamatan Cluring dalam rangka mengembangkan

potensi daerah dapat dilihat pada tabel VI.3.4

Tabel VI.3.4 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Cluring

No Keterangan

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

1 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Peternakan

2 Biogas

Bidang Kelautan Perikanan

3 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

4 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

e. Kecamatan Genteng

Genteng merupakan salah satu

Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

yang merupakan pusat perdagangan

ketiga setelah Banyuwangi dan

Rogojampi. Karena merupakan salah satu

pusat perdagangan, cukup banyak

program-program yang masih

membutuhkan pengembangan lebih

lanjut seperti bantuan rehabilitasi

jaringan irigasi di bidang pertanian,

program pengentasan kemiskinan dngan

bantuan sosial bagi rumah yang tidak

layak, Pelatihan dan bantuan alat

pengolah produk perikanan konsumsi di

Page 75: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

75

bidang perikanan dan lainnya. Program–program pengembangan desa

melalui dana CSR yang dapat dilakukan di Kecamatan Genteng dapat

dilihat lebih jelas pada Tabel VI.3.5

Tabel VI.3.5 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Genteng

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

7 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

f. Kecamatan Giri

Beberapa program yang dapat

dilakukan di Kecamatan Giri dalam

rangka mengembangkan potensi

daerah dapat dilihat pada tabel VI.3.6

program yang dilakukan sangat

beragam di banyak bidang. Dan

program wajib yang dibuat oleh

pemerintah dengan bantuan dana CSR

adalah di bidang perikanan yaitu

gemar makan ikan (GEMARIKAN). Hal

ini mendukung dan menguatkan

daerah Banyuwangi sebagai penghasil

ikan yang sangat potensial. Walaupun

Page 76: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

76

Kecamatan giri bukan daerah pesisir, namun program ini dilaksanakan

guna mensosialisasikan betapa pentingnya ikan dengan kandungan

protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini juga menunjukkan

bahwa tingkat daya beli masyarakat rendah di daerah penghasil ikan.

Maka program ini dilaksnakan guna meningkatkan kesadaran masyrakat

akan pentingnya ikan sebagai sumber protein tinggi.

Tabel VI.3.6 Program - Program yang dapat di danai oleh dana CSR

di Kecamatan Giri

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa

Bidang Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

4 Fasilitas sarana Tenda

5 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

g. Kecamatan Glagah

Bidang pertanian, perkebunan, dan

kehutanan memiliki wilayah yang cukup luas

di Kecamatan Glagah sehingga dalam

perkembangannya saat ini masih banyak

sekali program-program yang dapat

dikembangkan lebih lanjut di daerah ini

seperti rehabilitasi tanaman kopi robusta,

intensifikasi tanaman kopi robusta,

pengembangan tanaman kelapa gejah,

rehabilitasi tanaman cengkeh,

pengembangan tanaman pala, modal usaha

kelompok tani kopi, pasca panen kopi.

Page 77: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

77

Untuk lebih jelasnya, beberapa program yang dapat dilakukan di

Kecamatan Glagah dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat

dilihat pada tabel VI.3.7.

Tabel VI.3.7 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Glagah

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Kelautan Perikanan

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

10 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

h. Kecamatan Glenmore

Kecamatan Glenmore memiliki sumber

daya alam yang potensial berupa

perkebunan kopi, kakao, dan karet.

Kecamatan ini terdiri dari 7 desa

dengan 38 dusun. Kecamatan ini

terlibat aktif dalam program

pemberdayaan masyarakat.

Potensi perkebunan yang ada di daerah

ini membuat cukup banyak program

yang dapat dilakukan untuk

mengembangkannya lebih jauh seperti

Page 78: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

78

program rehabilitasi, intensifikasi dan pengembangan tanaman kopi sehingga

diharapkan ke depannya dapat meningkatkan potensi Kecamatan Glenmore

secara maksimal. Beberapa program lain yang dapat dilakukan di Kecamatan ini

dengan bantuan dana CSR dapat dilihat pada tabel VI.3.8

Tabel VI.3.8 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Glenmore

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Intensifikasi tanaman kelapa

8 Pasca panen kopi

Bidang Kelautan Perikanan

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

i. Kecamatan Kabat

Kecamatan Kabat merupakan salah

satu Kecamatan di Banyuwangi yang

memiliki potensi di bidang pertanian

dan perikanan. Namun potensi desa

di daerah ini lebih menonjol di

bidang perikanan. Hal ini

dikarenakan karena Kecamatan

Kabat merupakan daerah pesisir

yang sebagian besar mata

pencaharian penduduk sebagai

nelayan. Untuk mengembangkan

Page 79: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

79

daerah ini, maka pemerintah memiki program yang dapat disinergikan

dengan dana CSR. Program-program tersebut dapat dilihat pada tabel

VI.3.9

Tabel VI.3.9 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Kabat

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

BidangPemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

8 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

j. Kecamatan Kalibaru

Program yang dapat didanai di Kecamatan

Kalibaru di dominasi oleh bidang

perkebunan. Hal ini sesuai sekali karena di

Kecamatan Kalibaru memiliki potensi alam

yang baik di bidang perkebunan. Program

yang masih potensial untuk di danai lebih

lanjut seperti rehabilitasi tanaman cengkeh,

modal usaha kelompok tani kopi,

pengembangan tanaman tebu rakyat,

bidang pemberdayaan masayarakat dan

Pemerintah Desa, program pengentasan

kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial

Page 80: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

80

rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang

tersebar di 2 desa. Beberapa program lain yang dapat dilakukan di Kecamatan

Kalibaru dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel

VI.3.10.

Tabel V.3.10 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Kalibaru

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Modal usaha kelompok tani kopi

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

7 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 2 desa

Bidang Kelautan Perikanan

9 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

10 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

k. Kecamatan Kalipuro

Di Kecamatan Kalipuro terdapat pelabuhan

penyeberangan antara pulau Jawa dan Bali,

yaitu di daerah Ketapang sehingga letaknya

cukup strategis dan ramai karena merupakan

perlintasan antara Jawa bagian barat dengan

pulau Bali. Beberapa program di bidang

kelautan dan perikanan yang berpotensi

untuk dikembangkan lebih lanjut seperti

Pengadaan bantuan rumpon laut dalam /

dangkal, Gerakan memasyarakatkan makan

ikan (GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi

masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat

pengawas (POKMASWAS) perairan. Program-program lain di Kecamatan

Page 81: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

81

Kalipuro yang dapat di danai oleh CSR dapat dilihat pada Tabel VI.3.11 dibawah

ini.

Tabel VI.3.11 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

Di Kecamatan Kalipuro

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Intensifikasi tanaman kelapa

8 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

10 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

12 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

13 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

14 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

15 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

16 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

l. Kecamatan Licin

Licin adalah sebuah Kecamatan di

Kabupaten Banyuwangi di Propinsi Jawa

Timur, Kecamatan ini dibentuk dari

Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi

menurut Peraturan Daerah No. 31 Tahun

2004. Secara Geografis, saat ini Kecamatan

Licin berbatasan langsung dengan

Kecamatan Glagah, Kalipuro, dan Songgon.

Selain memiliki potensi yang cukup baik di

bidang perkebunan dan kehutanan, wilayah ini juga memiliki potensi yang

Page 82: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

82

bagus di bidang peternakan sehingga program distribusi sapi perah menjadi

salah satu hal yang sangat potensial untuk dikembangkan melalui program

CSR. Tabel VI.3.12 menggambarkan program-program lain di kecamatan licin

yang potensial untuk didanai oleh CSR.

Tabel VI.3.12 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Licin

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 pengembangan tanaman tebu rakyat

8 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Peternakan

10 Distribusi bibit sapi perah

Bidang Kelautan Perikanan

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Bidang Ketahanan Pangan

12 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

m. Kecamatan Muncar

Kecamatan Muncar adalah Kecamatan yang

memiliki potensi perikanan yang sangat tinggi.

Hasil tangkapan nelayan di Kecamatan Muncar

di antaranya ikan lemuru, ikan tongkol, dan

ikan layang. Di Kecamatan Muncar terdapat

puluhan pabrik pengolahan ikan. Hasil ikan

Page 83: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

83

dan pengolahan ikan di Kecamatan Muncar banyak di ekspor ke negara lain

seperti Hongkong, Singapura dan Belanda. Selain penghasil ikan Kecamatan

Muncar merupakan sentra penghasil semangka terutama di Desa Tembokrejo

dan Desa Bagorejo.

Sebagai Kecamatan penghasil ikan terbesar di Banyuwangi dan

merupakan potensi daerah Banyuwangi maka pemerintah bekerja sama dengan

swasta memberikan bantuan di Kecamatan Muncar melalui dana CSR. Beberapa

program yang ditujukkan di Kecamatan Muncar sebagian besar merujuk pada

perikanan, hal ini dikarenakan memang di kecamatan muncar merupakan

penghasil ikan. Untuk lebih mengembangkan daerah ini maka program-program

yang perlu dilakukan di Kecamatan Muncar melalui dana CSR dapat dilihat pada

tabel VI.3.13

Tabel VI.3.13 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Muncar

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan alat pengolah tanah (hand traktor)

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

3 Intensifikasi tanaman kelapa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Rehabilitasiekosistem pantai

8 Rehabilitasi terumbu karang

9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

BIdang Koperasi dan UMKM

13 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Page 84: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

84

n. Kecamatan Pesanggaran

Pesanggaran adalah sebuah Kecamatan

di barat daya Kabupaten Banyuwangi

yang memiliki wilayah cukup luas. Di

Kecamatan ini merupakan Kecamatan

yang memiliki potensi di bidang kelautan

perikanan karena letaknya yang berada

di tepi pantai selatan pulau Jawa.

Beberapa program pengembangan

potensi daerah di Kecamatan ini meliputi

3 bidang, yaitu bidang pertanian,

perindustrian dan kelautan perikanan.

Diantara ketiga bidang itu, ada satu

bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan kembali yaitu bidang

kelautan dan perikanan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel VI.3.14

Tabel VI.3.14 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Pesanggaran

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Pengembangan tanaman lada

3 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Rehabilitasi terumbu karang

8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

10 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

11 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Page 85: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

85

o. Kecamatan Purwoharjo

Pada Kecamatan Purwoharjo

program-program yang di danai oleh CSR

meliputi segala aspek. Dari hal ini dapt

disimpulkan bahwa Kecamatan

Purwoharjo memiliki potensi yang besar

untuk pengembangan Kabupaten

Banyuwangi. Mulai dari bidang pertanian

hingga koperasi dan UMKM. Diantara

bidang yang ada tersebut,bidang

perikanan dan kelautan menjadi bidang

yang lebih potensial untuk dikembangkan

lebih lanjut dengan program-program

yang ada seperti Pelatihan dan bantuan

alat pengolahan produk perikanan non konsumsi, Pelatihan dan bantuan alat

pengolah produk perikanan konsumsi, Bantuan peralatan pemasaran produk

perikanan ikan bagi kelompok pemasar, Pengadaan bantuan rumpon laut

dalam/dangkal, Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN),

Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan sarana

bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Pada tabel VI.3.15 dapat dilihat lebih jelas mengenai program-program yang

didanai oleh CSR pada kecamatan Purwoharjo.

Tabel VI.3.15 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Purwoharjo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 9 desa

Page 86: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

86

No Keterangan

Bidang Peternakan

3 Alat Pasteurisasi susu

4 Biogas

5 Distribusi bibit sapi perah

Bidang Kelautan Perikanan

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

7 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

8 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

13 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

p. Kecamatan Rogojampi

Kecamatan Rogojampi merupakan salah

satu Kecamatan di Banyuwangi yang

memiliki potensi di bidang pertanian

dan perikanan. Namun potensi di

daerah ini lebih menonjol di bidang

perikanan. Hal ini dikarenakan karena

Kecamatan Rogojampi merupakan

daerah pesisir yang sebagian besar

mata pencaharian penduduk sebagai

nelayan. Untuk mengembangkan

daerah ini, maka pemerintah memiki

program yang dapat disinergikan

dengan dana CSR. Program-program

tersebut dapat dilihat pada tabel VI.3.16

Page 87: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

87

Tabel VI.3.16 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Rogojampi

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 16 desa

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Rehabilitasiekosistem pantai

9 Rehabilitasi terumbu karang

10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

14 Fasilitas sarana Tenda

15 Fasilitasi sarana Kaos

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

q. Kecamatan Siliragung

Siliragung adalah sebuah Kecamatan di

kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa

Timur Kecamatan ini dibentuk pada tanggal

8 Juli 2004 dari Kecamatan Pesanggaran

menurut Perda No. 33 Tahun 2004.

Kecamatan Siliragung merupakan daerah

pesisir sehingga daerah ini banyak

menghasilkan hasil laut. Dalam

pengembangan daerah ini, maka

Page 88: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

88

pemerintah bersinergi dengan swasta mendanai program dengan dana CSR

dengan tujuan meningkatkan potensi daerah agar menjadi lebih maju dan

berkembang. Pada tabel VI.3.17 dapat dilihat mengenai program dari dana

CSR.

Tabel VI.3.17 Program-Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Siliragung

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa

Dinas Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Dinas Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

r. Kecamatan Sempu

Kecamatan Sempu merupakan salah

satu Kecamatan di Banyuwangi yang

memiliki potensi di bidang pertanian.

Pertanian merupakan sektor unggulan di

Kabupaten Banyuwangi. Untuk

mengembangkan potensi pertanian di

Kecamatan tersebut maka banyak

program-program pemerintah yang

bekerja sama dengan swasta yang

didanai dari dana CSR yang dilakukan

Page 89: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

89

utnuk pengembangan di bidang pertanian, namun tidak melupakan bidang lain

seperti pemberdayaan masyarakat dan perikanan. Program-program yang

berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut melalui didanai melalui dana CSR

dapat dilihat pada tabel VI.3.18

Tabel VI.3.18 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Sempu

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

3 Rehabilitasi tanaman cengkeh

4 Modal usaha kelompok tani kakao

5 Intensifikasi tanaman kelapa

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa

Dinas Kelautan Perikanan

8 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

9 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

s. Kecamatan Singojuruh

Kecamatan Singojuruh merupakan

salah satu Kecamatan di Banyuwangi.

Program-program yang dapat

dilaksanakan dengan bantuan dana CSR

dapat dilihat tabel VI.22. pada

Kecamatan ini program yang paling

banyak dibutuhkan yaitu pemberdayaan

masyarakat, yaitu bantuan sosial rumah

yang tidak layak huni tersebar di 11

desa. Kecamatan ini merupakan

Page 90: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

90

kecamatan ke-2 yang paling banyak membutuhkan bantuan di bidang

pemberdayaan masyarakat, kurang lebih sebanyak 1.519 rumah yang perlu

bantuan. Namun, selain membutuhkan bantuan di bidang pemberdayaan

masyarakat, wilayah ini juga membutuhkan bantuan pengembangan program di

bidang pertanian, kehutanan dan perkebunan karena potensi di bidang ini juga

berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Program yang

masih berpotensi untuk dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat pada

tabel VI.3.19 dibawah ini.

Tabel VI.3.19 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Singojuruh

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 11 desa

Dinas Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

t. Kecamatan Songgon

Kecamatan Songgon merupakan salah

satu Kecamatan di Banyuwangi yang

memiliki potensi di bidang pertanian.

Untuk mengembangkan potensi di

kecamatan tersebut maka banyak

program-program pemerintah yang

bekerja sama dengan swasta yang

didanai dari dana CSR yang dilakukan

untuk pengembangan di bidang

pertanian, namun tidak melupakan

bidang lain seperti pemberdayaan

Page 91: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

91

masyarakat dan perikanan. Bidang Pertanian memiliki potensi yang besar untuk

dikembangkan melalui program-program yang dibuat melalui CSR seperti

rehabilitasi, intensifikasi dan pengembangan tanaman kopi robusta. Program-

program lain yang berpotensi dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat

pada tabel VI.3.20

Tabel VI.3.20 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Songgon

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Modal usaha kelompok tani kakao

8 Intensifikasi tanaman kelapa

9 pengembangan tanaman tebu rakyat

10 Pasca panen kopi

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

11 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 4 desa

Dinas Kelautan Perikanan

12 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

u. Kecamatan Srono

Kecamatan Srono merupakan salah satu

Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

yang memiliki potensi daerah berupa

produksi gula kelapa. Dan sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai pengrajin gula. Diketahui dari

data Banyuwangi dalam angka bahwa

Kecamatan Srono memiliki jumlah

Page 92: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

92

penyerapan tenaga kerja terbanyak di Kabupaten Banyuwangi. Tercatat

sebanyak 12.591 orang pekerja di industri kecil non formal dan sebanyak 726

orang di industri kecil formal. Dalam pemebrian bantuan pada masyarakat

melalui bantuan CSR di kecamatan srono lebih banyak pada pengembangan

industri gula serta pengembangan tanaman penghasil gula seperti kelapa dan

tebu. Pada tabel VI.3.21 dapat dilihat menegnai program-program CSR yang

ada di Kecamatan Srono.

Tabel VI.3.21 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Srono

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

3 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa

BidangPerindustrian,perdagangan dan Pertambangan

5 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

7 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

v. Kecamatan Tegaldlimo

Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah

satu Kecamatan yag merupakan daerah

pesisir. Dengan demikian Tegaldlimo

memiliki potensi daerah di bidang

perikanan. Untuk menguatkan potensi

desa di daerah ini maka beberapa program

dirancang untuk menjadikan Kecamatan

ini lebih baik serta tidak ada ketimpangan

antara kecamatan satu dengan lainnya

Page 93: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

93

seperti program melalui Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan

bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan

rendah yang tersebar di 6 desa. Tabel VI.3.22 menyajikan program-program

lain yang berpotensi di danai oleh CSR.

Tabel VI.3.22 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Tegaldlimo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa

Bidang Kelautan Perikanan

3 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

6 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

7 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

8 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

w. Kecamatan Tegalsari

Kecamatan Tegalsari memiliki potensi

daerah di bidang pertanian. Salah satu

hasil pertanian yang ada di Kecamatan

Banyuwangi adalah labu kuning dan jambu

biji. Untuk meningkatkan kesejahteraan

petani di Kecamatan ini, maka diperlukan

bantuan agar produk hasil pertanian

utamanya memiliki nilai ekonomi yang lebih

tinggi. Selain pertanian, bidang kehutanan

dan perkebunan juga tidak kalah penting

untuk dikembangkan melalui program CSR

sehingga mampu meningkatkan kehidupan

Page 94: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

94

ekonomi masyarakatnya seperti pengadaan sumur bor mendukung kawasan

hortikultura (komoditas jambu biji daging merah), pengadaan keranjang panen

buah (komoditas jambu biji daging merah), pengembangan tanaman kelapa

gejah, pengembangan tanaman tebu rakyat.

Beberapa bantuan pemerintah dan swasta lain yang dapat dilakukan melalui

program CSR dapat dilihat melalui tabel VI.3.23

Tabel VI.3.23 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Tegalsari

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura(komoditas jambu biji daging merah)

2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas jambu biji daging merah)

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 pengembangan tanaman tebu rakyat

BidangKelautan Perikanan

5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

x. Kecamatan Wongsorejo

Kecamatan Wongsorejo merupakan

salah satu Kecamatan di Banyuwangi

yang memiliki potensi di bidang

perikanan. Kecamatan Wongsorejo

merupakan Kecamatan yang berada di

daerah pesisir. Hasil tangkap ikan di

Kecamatan ini seperti ikan

kakap,kerapu dan udang. Selain itu,

hasil non ikan seperti cumi-cumi,

kepiting juga bisa di dapatkan di

daerah ini. Untuk peningkatan potensi

daerah maka di Kecamatan ini

Page 95: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

95

program-program dari dana CSR lebih banyak dilakukan untuk pengembangan

ekosistem air. Upaya pengembangan daerah laut perlu dilakukan untuk

meningkatkan tidak sekedar jumlah produksinya saja tetapi juga kualitasnya,

sehingga memenuhi standar untuk dieksport. Disamping itu karena jenis-jenis

ikan kerapu atau kakap merupakan ikan karang, maka upaya penangkapannya

hendaklah juga memperhatikan kelestarian lingkungan terumbu karang sebagai

habitat ikan-ikan karang tersebut. Program program CSR dapat dilihat lebih

lengkap pada tabel VI.3.24

Tabel VI.3.24 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Wongsorejo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kopi arabika

2 Pegembangan Tanaman Kelapa Gejah

3 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 12 desa

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Rehabilitasiekosistem pantai

9 Rehabilitasi terumbu karang

10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN)

12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

14 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Page 96: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

96

VI.4 Model Kelembagaan Pengembangan Forum CSR

Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pemanfaat dana CSR sebagai

upaya mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah maka

diperlukan suatu wadah untuk mensinergikan CSR dengan pembangunan

daerah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah pemerintah daerah

dapat menginisiasi membentuk forum CSR. Forum CSR ini merupakan suatu

wahana bertemunya pemerintah daerah, dunia usaha (BUMN, BUMD,

Perusahaan, etc.), organisasi kemasyarakatan, LSM, lembaga pendidikan, dan

stakeholders lainnya.

Gambar. VI.4

Model Kelembagaan Pengembangan Forum CSR

Sumber: Penulis, 2013

Pemerintah Daerah dapat menginisiasi pembentukan forum CSR.

Pemerintah Daerah harus memiliki semacam tim ad hoc (satgas/pokja) yang

khusus menangani CSR ini. Satgas/pojka ini dapat dinamakan sebagai Tim

Fasilitasi CSR (TF-CSR). Pokja ini terdiri dari SKPD-SKPD yang terkait, dimana

salah satu SKPD dapat menajdi koordinator Pokja ini, Misalnya Bappeda. Pokja

ini melakukan sosialisasi-sosialisasi penetingnya sinergi swasta dalam

mendukung perekonomian daerah kesejahteraan masyarakat melalui sinergi

Page 97: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

97

CSR dengan program pembangunan daerah. Pemerintah Daerah dapat

mengundang pihak swasta (kalangan usaha), perguruan tinggi, organisasi

kemasyarakatan, dan stakeholders lainnya untuk mendorong pembentukan

forum CSR. Alangkah lebih baik jika forum CSR diberikan payung hukum,

misalnya melalui Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Dalam forum CSR ini, pemerintah daerah dapat memberikan fasilitasi

kepada dunia usaha untuk menyalurkan program CSR-nya. Di sisi lain,

Pemerintah Daerah harus memiliki data base terkait sasaran-sasaran yang

dapat dibiayai oleh CSR. Dengan adanya data base ini, perusahaan memiliki

pilihan untuk menyalurkan dana CSR-nya sesuai dengan minat dan kompetensi

dari masing-masing perusahaan. Dalam hal ini, Perusahaan dapat bekerjasama

dengan perguruan tinggi maupun organisasi kemasyarakatan untuk membantu

atau memediasi penyaluran dana CSR perusahaan kepada kelompok sasaran.

Di kalangan perusahaan, antar perusahaan dapat membentuk wadah

tersendiri antar perusahaan sebagai media komunikasi antar perusahaan dalam

hal penyusunan program CSR. Wadah ini dapat dinamkan Forum Pelaksana CSR

(FP-CSR). FP-CSR harus dapat menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi

koordinator, dimana tugas koordinator FP-CSR ini adalh menajalin komunikasi

yang intensi dengan koordinatir TF-CSR. Dengan terjalinnya komunikasi yang

baik antar keduanya diharapkan dapat menimbulkan sinergi antar program CSR

dan program pembangunan daerah.

Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam pelaksanaan CSR karena

perguruan tinggi memiliki kompetensi dalam hal pemberdayaan masyarakat,

pembinaan maupun pendampingan bagi pengembangan kelompok masyarakat.

Selain itu, organisasi kemasyarakat dapat dilibatkan dalam pelaksanaan

program CSR, karena organisasi kemasyarakatan biasanya memiliki modal

sosial yang kuat yaitu trust (kepercayaan) dan keeratan hubungan dengan

masyarakat. Sehingga hal ini dapat menjadi garansi bagi penyaluran dana CSR.

Page 98: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

98

VI.5 Sinergi Program Pembangunan Daerah dengan CSR

Dalam rangka mendorong sinergi dan arah yang lebih jelas prgram CSR

dengan program pembangunan daerah, maka perlu ada “rule of game” atau

aturan main yang jelas di dalam foum CSR. Perusahaan-perusahaan setiap

tahun dapat menyusun program CSR-nya masing-masing, kemudian

menyampaikan rencana program CSR-nya kepada koordinator FP-CSR.

Kumpulan dari berbagai rencana program CSR yang telah disusun oleh masing-

masing perusahaan yang tergabung dalam FP-CSR kemudian disampaikan

kepada TF-CSR melalui koordinator FP-CSR. Selanjutnya, TF-CSR ini akan

mensinergikan dengan program pembangunan daerah, bisanya akan

disinergikan dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

Gambar VI.5

Model Sinergi Program Pembangunan Daerah dengan CSR

Sumber: Penulis, 2013

Perusahaan-perusahaan yang belum tergabung di dalam FP-CSR dapat

menyampaikan program-program CSR-nya langung kepada TF-CSR. TF-CSR

dapat mengarahkan perusahaan-perusahaan yang belum tergabung dalam FP-

CSR untuk bergabung dalam FP-CSR agar lebih memudahkan dalam sinergi dan

koordinasi.

FP-CSR

Program CSR

Page 99: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

99

VII.1 Kesimpulan

Merujuk kepada hasil pengamatan di lapangan mengenai

pelaksanaan program CSR yang kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan

penelitian mengenai sinergitas pembiayaan non APBD terdapat beberapa

poin yang dapat dikemukanan yaitu :

1. Program–program pembangunan yang potensial dibiayai oleh

pembiayaan non APBD berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi bersadarkan isu

strategis terdapat enam hal yaitu :

a. Mengenai pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan,

b. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran,

c. Pembangunan pertanian dan peningkatan pariwisata,

d. Pembangunan infrastruktur,

e. Mengatasi permasalahn degradasi lingkungan,

f. serta peningkatan good government pemerintah daerah.

Program tersebut potensial sesuai dengan perencanaan

pembangunan pembangunan jangka menengah daerah, sehingga

pelaksanaan pembiayaan non APBD dapat lebih terarah dan dapat

mendukung program karena sejalan dengan rencana pembangunan

daerah Kabupaten Banyuwangi.

PENUTUP

Page 100: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

100

2. Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi

berdasarkan observasi lapangan adalah :

a. Potensi :

Sudah banyak perusahaan yang melakukan program CSR dengan

berbagai variasi pelaksanaan kegiatan,

Sudah munculnya kesadaran untuk melakukan CSR,

Adanya dukungan peraturan perusahaan untuk melakukan CSR,

Adanya keterbukaan perusahaan untuk saling bersinergi,

Pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan semakin

berkembangnya usaha dan industri yang kemudian akan berimbas

kepada semakin besarnya dana CSR yang akan disalurkan ke

Masyarakat.

b. Permasalahan :

Masih minimnya pengetahuan mengenai CSR yang menyebabkan

banyak perusahaan tidak memahami definisi dan manfaat CSR

sehingga mereka tidak melakukan CSR,

Minimnya data yang akurat menyebabkan perusahaan kesulitan

untuk menetapkan sasaran kegiatan sehingga kerap mereka

masih harus melakukan observasi ulang saran kegiatan,

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan utamanya perusahaan

yang meiliki induk di Jakarta atau Surabaya karena otoritas

penentuan program CSR ditentukan oleh pusat.

3. Permasalahan umum yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi mengenai

pelaksanaan program CSR adalah kurang terarahnya dan terkoordinirnya

pelaksanaan yang diakibatkan belum adanya forum yang mampu

mengakomodir pelaksanaan kegiatan CSR dari semua stakehorlder yang

melaksanakan CSR.

Page 101: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

101

VII.2 Saran

a. Agar pelaksanaan program CSR tidak terjadi simpang siur maka

hendaknya disesuaikan dengan perencanaan pembangunan daerah.

Terdapat beberapa alternatif bentuk CSR dengan mengacu kepada

rencana pembangunan jangka menengah daerah yaitu:

Tabel VII.2 Program Pembangunan yang dapat dibantu dengan CSR

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

1 Pendidikan

1. Rehabilitasi bangunan sekolah dan sarana

penunjang

2. Penyediaan buku-buku sekolah

3. Penyediaan alat-alat praktek & peraga

pengajaran

4. Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi

dan tidak mampu

5. Pemberian seragam sekolah bagi siswa tidak

mampu

6. Pelatihan dan bimibingan bagi peningkatan

kompetensi guru

7. Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi

siswa

8. Mempermudah akses magang bagi siswa SMK

dan sederajat.

Page 102: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

102

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

2 Kesehatan

1. Peningkatan program sosial melalui layanan

gratis, misalnya operasi katarak, khitan

massal, pemeriksaan gigi, konsultasi dan

pemeriksaan kesehatan.

2. Penyuluhan kesehatan masyarakat dan

lingkungan.

3. Peningkatan gizi masyarakat.

4. Bantuan peralatan kesehatan di tingkat

posyandu dan puskesmas pembantu.

5. Peningkatan partisipasi dalam pencegahan

wabah penyakit, misalanya bantuan fogging.

3 Infrastruktur

1. Bantuan penyediaan air bersih di daerah

terisolasi dan daerah kekeringan.

2. Penydiaan sanitasi di pusat-pusat kemiskinan

Bayuwangi.

3. Bantuan perbaikan infrastruktur jalan

pedesaan.

4. Bantuan penyediaan penerangan di kawasan

terpencil

5. Peningkatan akses informasi bagi masyarakat

melalui penyediaan Wifi gratis di pusat-pusat

bertemunya masyarakat, misalnya Alun-alun,

pusat perbelanjaan, dan kantor pemerintahan.

Page 103: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

103

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

4 Kemiskinan

1. Rehabilitasi rumah bagi keluarga miskin

2. Bantuan modal usaha untuk keluarga miskin.

3. Pelatihan dan pendampingan pemberdayaan

ekonomi masyarakat.

5 Pengangguran

1. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi

masyarakat, khususnya generasi muda di

Banyuwangi

2. Prioritas tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja

bagi perusahaan-perusahaan yang berada di

Banyuwangi

3. Bantuan modal usaha bagi calon wirausaha

muda melalui kompetisi (dengan kompetisi

busines plan atau proposal usaha)

6 Sektor UMKM

1. Pembinaan dan pendampingan UMKM di

Kabupaten Banyuwangi

2. Peningkatan kerjasama antara UMKM dan

industri besar.

3. Bantuan modal usaha bagi UMKM yang

berpotensi ekspor.

4. Bantuan modal usaha untuk pemberdayaan

ekonomi kaun perempuan

Page 104: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

104

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

7 Sektor Pertanian

1. Bantuan sarana dan prasarana pertanian bagi

petani miskin

2. Membuat pilot project untuk pengembangan

vaietas tertentu dalam rangka meningkatkan

produktivitas pertanian

3. Memberikan prnyuluhan dan pendampingan

bagi petani dalam rangka proses produksi dan

pengendalian hama serta pasca panen.

4. Kerjasama petani dan industri besar untuk

kepastian pembilian hasil-hasil pertanian yang

dapat mendukung input industri di

Banyuwangi.

8

Sektor Pariwisata

1. Promosi wisata di banyuwangi

2. Memberikan paket-paket murah untuk

wisatawan berlibur di Banyuwangi

3. Peningkatan frekwensi gelar wisata dan

festival seni dan budaya Banyuwangi

4. Pembangunan infrastruktur penunjang

pariwisata

9 Lingkungan

1. Bantuan rehabilitasi lingkungan, misalnya

penanaman pohon.

2. Membantu dalam pengelolalaan sampah

Page 105: Isi Kajian.pdf

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

105

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

3. Memberikan kompensasi bagi masyarakat di

sekitar industri besar yang terkena dampak

polusi akibat proses produksi

10 Peningkatan good governance

pemerintah daerah

1. Bantuan teknis penyusunan perencanaan

pembangunan yang dapat diberikan oleh

lembaga perguruan tinggi.

2. Mempublikasikan program-program

pembangunan daerah dan keberhasilannya

melalui media cetak dan media informasi

lainnya.

Mendorong terbentuknya forum yang mampu menfasilitasi segala

kebutuhan yang berkaitan pelaksanaan kegiatan CSR ini. Forum tersebut

merupakan kumpulan dari beragam perusahaan yang mempunya visi

dan misi yang sama terhadap pentingnya pelaksanaan program CSR.

Dengan adanya forum tersebut diharapkan akan berfungsi sebagai :

a. Wadah untuk menampung aspirasi mengenai kegiatan CSR.

b. Wadah untuk bertukar fikir mengenai permasalahan yang melingkupi

pelaksanaan CSR yang kemudian dicarikan solusi terhadap

permasalahn tersebut.