isi jurnal hipertensi

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah seseorang. Dikatakan tinggi apabila peningkatan tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price dan Wilson, 2006). Hipertensi terbagi menjadi dua jenis utama yaitu hipertensi esensial (hipertensi primer/idiopatik), hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan hipertensi yang kedua adalah hipertensi sekunder yang diakibatkan oleh penyakit lain, misalnya karena penyakit diabetes melitus (DM). Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh, hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal (Dewi, 2013). Hipertensi cenderung dialami oleh orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya usia, maka tubuh pun akan mengalami perubahan seperti: elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan 1

Upload: atika-niken

Post on 11-Apr-2016

59 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh tingginya tekanan

darah seseorang. Dikatakan tinggi apabila peningkatan tekanan sistolik sedikitnya

140 mmHg dan tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price dan Wilson, 2006).

Hipertensi terbagi menjadi dua jenis utama yaitu hipertensi esensial (hipertensi

primer/idiopatik), hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan

hipertensi yang kedua adalah hipertensi sekunder yang diakibatkan oleh penyakit

lain, misalnya karena penyakit diabetes melitus (DM).

Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh,

hampir 1 miliar orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Setiap

tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun)

disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal (Dewi, 2013).

Hipertensi cenderung dialami oleh orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan

karena semakin bertambahnya usia, maka tubuh pun akan mengalami perubahan

seperti: elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi

kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah

yang disebabkan kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Prevalensi 6-15% pada orang dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi

hanya ditemukan pada golongan orang dewasa. Banyak penderita hipertensi

diperkirakan sebesar 15 juta penduduk Indonesia yang kontrol hanya 4%.

Terdapat 50% penderita hipertensi tidak menyadari dirinya sebagai penderita

hipertensi. Terdiri dari 70% adalah hipertensi ringan dan 90% hipertensi esensial,

hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

1

Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 adalah 8.3% (pengukuran

standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90 mmHg). Pada tahun

2010 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran

standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmHg).

Selanjutnya akan diestimasi akan meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan

menjadi 42 % pada tahun 2025 (Zamhir, 2011).

Angka tersebut bisa dirubah dengan penanganan yang cepat dan tepat, karena

hipertensi bisa dicegah dengan merubah pola hidup yang sehat. Pada bab

selanjutnya akan dibahas mengenai penanganan untuk kasus hipertensi.

2

BAB II

ANALISIS JURNAL

2.1 Analisis Jurnal 1

Judul Jurnal : Chinese Herbal Therapy and Western Drug Use, Belief and

Adherence for Hypertension Management in the Rural Areas

of Heilongjiang Province, China

Tanggal Publikasi :29 April 2015

Penulis :Xia Li, Mingkai Peng, Yuan Li, Zheng Kang, Yanhua Hao,

Hong Sun, Lijun Gao, Mingli Jiao, Qunhong Wu, Hude Quan

Latar Belakang : Obat tradisional Cina (TCM) termasuk terapi herbal Cina

telah banyak dipakai di Cina. Namun, tidak banyak yang tahu

tentang penggunaan terapi herbal Cina untuk hipertensi, yang

merupakan salah satu kondisi kronis yang paling umum di

Cina. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai

pengguna terapi herbal Cina dan obat barat, pengetahuan

mengenai hipertensi, dan kepatuhan menggunakan obat

herbal Cina dan obat barat dan faktor-faktor penentu

penggunaan terapi herbal Cina antara pasien dengan

hipertensi di daerah pedesaan Provinsi Heilongjiang, Cina.

Metode : Menggunakan metode tatap wajah atau wawancara dengan

665 responden hipertensi berusia 30 tahun ke atas di

pedesaan Provinsi Heilongjiang, Cina. Dari 665 responden,

39,7% adalah laki-laki, 27,4% berusia 65 tahun atau lebih.

Pada survei, 14,0% dilaporkan menggunakan terapi herbal

Cina dan 71,3% dilaporkan menggunakan obat barat untuk

manajemen hipertensi. Mayoritas pasien memiliki tingkat

kepatuhan yang rendah terhadap pengobatan (80,6% untuk

pengguna terapi herbal Cina dan 81,2% untuk pengguna obat

3

Barat). Ketika responden merasa bahwa tekanan darah

mereka berada di bawah kontrol, 72,0% dari pengguna terapi

herbal Cina dan 69,2% dari pengguna obat Barat kadang-

kadang berhenti minum obat mereka. Pasien hipertensi

dengan tingkat pendidikan tinggi atau kualitas hidup yang

lebih baik mungkin lebih memilih menggunakan terapi

herbal Cina.

Hasil : Dari 665 responden dengan diagnosa hipertensi, 39,7%

adalah laki-laki, 27,4% berusia 65 tahun atau lebih, 85,7%

menikah, 23,9% adalah buta aksara, 57,3% memiliki

penyakit kronis dan 58,9% memiliki rasa sakit atau masalah

ketidaknyamanan. Pada saat wawancara, 14,0% dari

responden melaporkan menggunakan terapi herbal Cina dan

71,3% melaporkan menggunakan obat Barat untuk

mengontrol tekanan darah. Tingkat penggunaan terapi herbal

Cina bervariasi berdasarkan jenis kelamin (13,6% untuk laki-

laki dan 14,2% untuk perempuan), pendidikan (8,2% untuk

buta huruf, 13,8% untuk SD, dan 20,5% untuk SMP atau

tingkat pendidikan yang lebih tinggi), dan berdasarkan

kualitas hidup. Di antara pengguna terapi herbal Cina dan

pengguna obat Barat rata-rata tingkat tekanan darahnya sama.

22,6% dari pengguna terapi herbal Cina tekanan darah berada

di bawah control dan 22,4% untuk pengguna obat Barat.

Lebih banyak pengguna terapi herbal Cina dari pengguna

narkoba Barat yang mengetahui bahwa tekanan darah tinggi

bisa menyebabkan stroke (48,4% vs 35,7%). Tingkat

kepatuhan terhadap pengobatan di antara pengguna terapi

herbal Cina dan pengguna obat Barat adalah sama (80,6% vs

81,2%). Hanya 28.0% dari pengguna terapi herbal Cina dan

30,8% dari pengguna obat Barat yang terkadang tidak

4

berhenti minum obat ketika merasa bahwa tekanan darah di

bawah kontrol. Tingkat kepatuhan yang rendah berkaitan

dengan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai hipertensi.

Responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau

dengan kualitas hidup yang lebih baik lebih cenderung

menggunakan terapi herbal Cina. Hasil dari metode

wawancara yang dilakukan, ditemukan bahwa pertama,

hanya 14,0% dari pasien dengan diagnosa hipertensi

mengontrol tekanan darah mereka menggunakan terapi

herbal Cina dan 71,3% menggunakan obat barat. Kedua,

faktor yang terkait dengan penggunaan terapi herbal Cina

adalah tingkat pendidikan dan kualitas hidup. Ketiga,

keyakinan tentang terapi herbal Cina yang tidak terkait

dengan modalitas manajemen hipertensi. Keempat, tingkat

kepatuhan pengobatan antara pengguna terapi herbal Cina

dan pengguna obat Barat adalah sama. Banyak pasien

berhenti minum obat ketika tekanan darah mereka di bawah

kontrol.

Kesimpulan : Hanya sebagian kecil pasien dengan hipertensi di daerah

pedesaan menggunakan terapi herbal Cina untuk mengontrol

tekanan darah mereka. Penggunaan dikaitkan dengan tingkat

pendidikan dan kualitas hidup. Sebagian besar pasien

menggunakan obat Barat berupa anti-hipertensi. Pasien

dengan hipertensi di daerah pedesaan memiliki tingkat

kepatuhan pengobatan baik menggunakan terapi herbal Cina

atau pun obat Barat dan pasien juga memiliki tingkat

pengetahuan tentang komplikasi hipertensi yang rendah.

Program pendidikan harus menekankan bahwa pasien dengan

hipertensi tidak boleh memberhentikan pengobatan mereka

ketika tekanan darah mereka normal

5

2.2 Analisi Jurnal 2

Judul jurnal : Use of family member-based supervision in the management

of patients with hypertension in rural china

Tahun publikasi : 2014

Penulis : Susan huang, Ye chen, Jing Zhou dan Jianming Wang.

Latar Belakang : Ketidakpatuhan dalam meminum obat merupakan masalah

utama dalam pengelolaan hipertensi. Tekanan darah juga

tidak dapat dikendalikan oleh sebagian masyarakat. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terapi

berbasis anggota keluarga untuk pasien dengan hipertensi

dengan menyediakan cara yang terjangkau untuk mengakses

layanan kesehatan yang penting dan untuk memastikan

kontrol tekanan darah. Terbatasnya pendidikan kesehatan,

penyuluhan mengenai pengobatan antihipertensi, dan usia

yang terkait dengan kepatuhan pasien dalam pengukuran

tekanan darah secara teratur dan minum obat. Para pasien

biasanya membeli obat mereka dari toko obat, mengikuti

rekomendasi dari pegawai, teman, atau iklan di radio atau

televisi. Pasien menggunakan dosis berdasakan pengalaman

mereka dan merubah dosis yang dianjurkan.

Metode : Penelitian ini menerapkan pendekatan metode campuran

menggunakan desain studi kualitatif dan kuantitatif

Yangzhong, daerah pedesaan di Republik Rakyat Cina.

Dilakukan penelitian kuantitatif sebanyak 188 pasien dengan

hipertensi diundang untuk berpartisipasi dalam intervensi

percobaan berbasis anggota keluarga 6 bulan.

Hasil : Pendidikan kesehatan juga diperkuat secara signifikan dalam

beberapa tahun terakhir. Para pasien dengan hipertensi

menginginkan pasangan mereka atau anak sebagai pengawas.

Setelah di intervensi selama 6 bulan, proporsi pasien dengan

6

tekanan darah yang tidak terkontrol menurun. Pengawasan

eksternal oleh anggota keluarga dapat diterima dan layak

untuk pasien dengan hipertensi dan menunjukkan efek yang

menguntungkan berkaitan dengan peningkatan kepatuhan

pengobatan dan kontrol tekanan darah. Pasien yang memilih

anggota keluarga sebagai pengamat untuk mengawasi

pengobatan pasien dilatih secara teratur, mengawasi pasien

dalam menggunakan obat dan mencatat kepatuhan mereka,

dan bertanggung jawab atas mengingatkan pasien untuk

mencari perawatan kesehatan yang tepat waktu dan untuk

memantau tekanan darah secara teratur.

Kesimpulan : Peran keluarga merupakan peran yang sangat penting dalam

mengawasi dan membantu dalam perawatan pasien hipertensi.

Pasien hipertensi membutuhkan pengawasan dan bantuan

eksternal seperti pengawasan atau pengingat adalah penting

untuk pengukuran tekanan darah dan pengobatan

antihipertensi. Terdapat perubahan signifikan dalam nilai-nilai

dan tingkat tekanan darah setelah intervensi dilakukan.

7

2.3 Analisis Jurnal 3

Judul Jurnal : Patients’ view and experiences of technology based self-

management tools for the treatment of hypertension in the

community: A qualitative study (Pandangan dan pengalaman

pasien terhadap teknologi berbasis alat manajemen mandiri

untuk perawatan hipertensi dalam komunitas: Sebuah studi

kualitatif)

Tahun publikasi : 2015

Penulis : Liam Glynn, Monica Casey, Jane Walsh, Patrick S. Hayes,

Richard P. Harte and David Heaney

Latar Belakang : Pasien dengan hipertensi dalam masyarakat sering gagal

untuk memenuhi tujuan perawatan. Cara tepat untuk mengatur

dan memberikan perawatan pasien hipertensi tidak

diidentifikasi dengan jelas. Kekuatan komputasi kapasitas

perangkat mobile, bersama dengan hubungan unik individu

dengan teknologi yang lebih baru, menunjukkan bahwa

mereka memiliki potensi untuk mempengaruhi perilaku.

Namun, sedikit yang diketahui mengenai pandangan dan

pengalaman pasien menggunakan teknologi tersebut untuk

mengelola hipertensinya dan perilaku gaya hidup yang terkait.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi

pandangan dan pengalaman pasien menggunakan teknologi

berbasis alat manajemen mandiri untuk perawatan tekanan

darah tinggi dalam masyarakat.

Metode : Kelompok fokus studi ini dilaksanakan dengan pasien

hipertensi lebih dari 45 tahun yang direkrut dalam komunitas

pengaturan di Irlandia. Direkam dan dicatat semi-terstruktur

wawancara dengan tujuan sampel melibatkan 50 peserta

8

dalam enam kelompok fokus yang digunakan. Analisis

kerangka digunakan untuk menganalisa data.

Hasil : Saling berkaitan empat tema kunci yang muncul dari analisis:

individualisasi, kepercayaan, motivasi, dan komunikasi.

Globalisasi teknologi yang lebih baru telah memicu banyak

perubahan perilaku besar dan tersebar luas dalam masyarakat,

terdapat pengguna yang unik dalam penggunaan dan interaksi

dengan teknologi tersebut. Kepercayaan adalah sebuah isu

yang pernah hadir dalam istilah dari dampak potensial

keterlibatan dengan penyedia layanan kesehatan dan motivasi

di sekitar manajemen mandiri. Potensi kemampuan teknologi

untuk mempengaruhi motivasi harus dipilih dengan hati-hati

dan disesuaikan untuk memfasilitasi komunikasi antara pasien

dan penyedia layanan kesehatan.

Kesimpulan :Teknologi yang lebih baru seperti perangkat mobile dan

internet telah mencakup masyarakat di seluruh dunia,

meskipun terdapat tantangan teknologi dan keprihatinan

mengenai privasi dan keamanan. Dalam desain dan

pengembangan teknologi berbasis alat manajemen mandiri

untuk perawatan hipertensi, fleksibilitas dan keamanan sangat

penting untuk memungkinkan dan mendorong pasien untuk

menyesuaikan, personalisasi dan terlibat dengan perangkat

mereka.

9

2.4 Analisis Jurnal 4

Judul jurnal : Hypertension in older people: assessment and

Management (Hipertensi pada lansia: pengkajian

dan manajemen).

Tahun publikasi : Maret 2014.

Penulis : Katherine Potts (North Bristol NHS Trust, Cardiac

Specialist Nurse).

Latar belakang : Diperkirakan bahwa setidaknya seperempat dari

orang dewasa yang hipertensi, dengan jumlah ini

meningkat untuk lebih dari setengah dari orang-orang

di atas usia 60 (NationalInstitute for Health and Care

Excellence (NICE), 2011). Prediksi adalah bahwa 1,56

miliar orang secara global akan memiliki diagnosis

hipertensi pada tahun 2025 (Joffres et al, 2013). Itu

adalah salah satu penyebab untuk mencegah kematian

dini di UK karena faktor risiko utama untuk stroke,

miokard infark, gagal jantung, penyakit ginjal kronis

dan penurunan kognitif (NICE, 2011). Hipertensi

memiliki faktor risiko yang besar untuk kerusakan

kognitif vaskular termasuk penyakit Alzheimer dan

demensia (Faraco dan Iadecola, 2013). Pengobatan

untuk hipertensi memiliki proporsi biaya obat dalam

perawatan primer, diperkirakan pada 1 milyar (NICE,

2011). Pengobatan dengan obat terapi dan juga gaya

hidup adalah intervensi kunci untuk memberikan

perlindungan terhadap hasil yang merugikan yang

terkait dengan tekanan darah tinggi.

10

Pengkajian : European Society of Cardiology hypertention,

sebagai pedoman merekomendasikan bahwa di pasien

yang lebih tua yang diabetes atau dengan hipotensi

orthostatic, yang dibahas nanti dalam artikel, tekanan

darah harus diukur duduk dan juga pernah berdiri

setelah 1 menit dan 3 menit (Mancia et al, 2013).

Ketika mengukur tekanan darah, denyut jantung juga

selalu bisa diukur dan didokumentasikan sebagai

denyut jantung cepat istirahat. Bukti denyut jantung

tidak teratur mungkin memerlukan lebih lanjut

penyelidikan dan dapat menunjukkan risiko yang lebih

tinggi dari peristiwa-peristiwa yang tak diinginkan.

Lain praktik yang baik untuk pengukuran tekanan

darah sebagai direkomendasikan oleh panduan

internasional, seperti petunjuk Eropa (Mancia et al,

2013) sebagai panduan terbaru dari NICE 2011.

Hasil : A. Praktek untuk manajemen tekanan darah:

1. Izinkan individu untuk duduk selama 3-5 menit

sebelum mengecek tekanan darah. Harus juga

diperiksa setelah individu telah mengosongkan

kandung kemih

2. Mengambil setidaknya dua bacaan dalam posisi

duduk (duduk bersama mereka kembali didukung

dan kaki beristirahat di tanah untuk setidaknya 5

menit), dengan pengukuran diambil 1-2 menit

terpisah.

3. Menggunakan manset tekanan darah ukuran

sesuai dengan lengan yang lebih disukai ke

pergelangan tangan atau perangkat jari.

11

4. Memiliki manset pada tingkat jantung, apa pun

posisi pasien.

5. mengukur tekanan darah di kedua lengan untuk

memeriksa perbedaan setidaknya sekali. Jika

perbedaan dicatat kemudian pembacaan harus

diambil dari lengan dengan membaca lebih tinggi.

6. Mengukur tekanan darah postural orang tua,

penderita diabetes dan orang-orang dengan

dugaan hipotensi orthostatic. Tekanan darah harus

diukur 1 dan 3 menit setelah berdiri.

7. Setiap kali tekanan darah diukur denyut nadi

harus juga diperiksa setelah tekanan darah telah

diukur dalam posisi duduk.

8. Semua staf seharusnya telah menerima pelatihan

yang sesuai.

Kesimpulan :Hipertensi adalah masalah umum pada orang tua dan

cenderung mempengaruhi sebagian besar individu

dalam perumahan dan perawatan rumah. Staf harus

menyadari praktek yang baik dalam pengukuran

tekanan darah seperti ini adalah kunci untuk

pengkajian, diagnosis dan memeriksa efektivitas

pengobatan. Mereka juga memiliki peran penting

untuk bermain dalam manajemen hipertensi dengan

obat dan modifikasi gaya hidup, yang memiliki

dampak signifikan pada pengurangan tekanan darah

dan pengurangan risiko yang lebih tua populasi.

12

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Klien

Seorang perempuan berusia 51 tahun diantar keluarganya ke UGD. Hasil

pengkajian didapatkan pasien mengeluh pusing, pandangan kabur. Kesadaran

compos mentris, tampak memejamkan mata. Tanda vital: tekanan darah 185/120

mmHg, frekuensi nadi 96 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, suhu 37 C, akral

hangat, CRT < 3 detik. Riwayat memiliki darah tinggi dengan tensi tertinggi

170/100 mmHg. Pasien sering mengeluh sakit kepala dan untuk mengurangi

sakitnya pasien meminum analgetik (panadol tablet), diberikan dokter obat

captopril tablet 12,5 mg tidak teratur meminumnya. Pasien tidak memiliki

penyakit DM (Diabetes Melitus). Riwayat di keluarga memiliki penyakit darah

tinggi yaitu ayah, ibu, dan kakak pasien. Terapi oksigen 3 liter/menit. Perdipin 0,5

mg/KgBB/menit, drip perdipin 10 mg dalam dextrose 100cc = 15 cc/jam.

Chinese Herbal Therapy and Western Drug Use, Belief and Adherence for

Hypertension Management

3.2 Tindakan Berdasarkan evidence based practice: Terapi Obat Herbal Cina

dan Penggunaan Obat Barat, Kepercayaan dan Ketaatan dalam

Penatalaksanaan Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian dan kondisi klien, klien dapat menjalani terapi

obat herbal cina yang didampingi dengan obat Barat. Obat tradisional Cina

(TCM) memiliki sejarah yang panjang dan termasuk di dalamnya terapi herbal

Cina, pijat, scrapping, cupping, dan akupunktur. Terapi herbal Cina secara luas

digunakan di Cina dan terkenal dan dianggap sebagai penggobatan yang aman,

dengan biaya yang efektif dan tidak memiliki efek samping. Quan dkk.

melaporkan bahwa 66% dari orang Kanada Cina bahkan percaya bahwa terapi

herbal bisa menyembuhkan penyakit kronis dan 70% diantaranya percaya bahwa

terapi herbal telah diuji secara ilmiah sebagai pengobatan yang efektif.

13

Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Fang, di Cina menunjukkan

bahwa 38,3% responden Cina menggunakan TCM untuk manajemen penyakit

kronis. Zhao dkk. melaporkan bahwa karakteristik pengguna TCM di China

didominasi oleh warga perkotaan, perempuan, dan orang-orang yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi, dan pendapatan tinggi.

Hipertensi adalah salah satu kondisi kronis yang paling umum di Cina (18,8%

prevalensi rate), yang mempengaruhi sekitar 200 juta pasien. Dari 200 juta

pasien, 110 juta pasien berada di daerah pedesaan. Penyakit hipertensi

membutuhkan biaya 31890000000 Yuan (sekitar 4,8 miliar dolar AS) per tahun,

yang menyumbang 5,6% dari total pengeluaran kesehatan. Inti dari terapi herbal

Cina adalah diferensiasi sindrom, diagnosis sindrom dengan manifestasi klinis

dan memperlakukan pasien dengan pendekatan holistik dengan menyesuaikan

berbagai aspek tubuh untuk memulihkan ketertiban dan keharmonisan tubuh.

Berdasarkan TCM prinsip berbagai terapi herbal Cina telah diciptakan, dan

pedoman klinis telah dikembangkan. Misalnya Tian-Ma-Gou-Teng-Yin (formula

herbal Cina) umumnya digunakan sebagai terapi antihipertensi. Saat ini, herbal

Cina diproduksi sebagai tablet dan tersedia di pasar sebagai obat non-resep.

Namun, sedikit yang mengetahui bahwa TCM digunakan untuk kontrol tekanan

darah.

3.3 Tindakan Berdasarkan evidence based practice: Efek dari pengawasan

keluarga terhadap pasien hipertensi

Pada kasus ini seseorang perempuan berusia 51th kurang mengetahui

penggunaan obat yang tepat dan teratur serta kurangnya peran keluarga. Keluarga

memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan pasien dengan hipertensi,

karena dukungan keluarga juga dapat mempengaruhi pengobatan dan

kesembuhan pasien. Ketidakpatuhan dalam meminum obat dapat menyebabkan

kesulitan dalam mengontrol penyakit dan merugikan reaksi obat yang diberikan.

Pasien menggunakan obat berdasarkan pengalaman yang telah dialami,

apabila tekanan darah tinggi pasien akan menggunakan obat sebanyak- banyaknya

14

yang melebihi dosis yang diberikan sedangkan apabila tekanan darah telah turun

maka pasien tidak menggunakan obat tersebut, hal tersebut diakibatkan karena

kurangnya pengetahuan pasien dalam penggunaan obat. Maka perlu diadakan

penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan sebaiknya pasien memiliki

pengingat seperti, kalender yang dirancang bisa menjadi alat yang berguna untuk

membantu mereka dalam meningkatkan kepatuhan mereka dalam pengobatan

serta penyediaan untuk konsultasi gratis dengan dokter mengenai hipertensi.

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa pasien dapat diawasi oleh orang awam,

seperti anggota keluarga tetapi bukan dokter, untuk mencapai kepatuhan

pengobatan yang memuaskan dan kontrol tekanan darah. Tekanan darah pasien

diukur dalam mmHg menggunakan sphygmomanometer merkuri dan tercatat

dalam, tekanan darah sistolik dan diastolik.

Selama percobaaan 6 bulan pengamat keluarga dilatih secara teratur;

pengamat keluarga mengawasi pasien dalam menggunakan obat dan mencatat

kepatuhan pasien dan pengamat keluarga bertanggung jawab atas mengingatkan

pasien untuk mencari perawatan kesehatan yang tepat waktu dan dapat memantau

tekanan darah secara teratur.

3.4 Tindakan Berdasarkan evidence based practice: Teknologi berbasis alat

manajemen mandiri untuk perawatan hipertensi dalam komunitas

Penatalaksanaan hipertensi pada kasus ini hanya menggunakan upaya

farmakologi yaitu menggunakan obat analgetik, captopril dan perdipin. Namun,

tekanan darah tujuan tercapai hanya dalam 25-40% pada pasien yang mengambil

perawatan obat anti hipertensi sedangkan penggunaan self-monitoring tekanan

darah oleh pasien dan profesional telah memperoleh popularitas dan sekarang

direkomendasikan pada pasien tertentu dalam pedoman nasional dan

internasional. Jelaslah bahwa upaya penatalaksanaan nonfarmakologi seperti

intervensi untuk meningkatkan kontrol tekanan darah dapat diatur dan difasilitasi

oleh teknologi baru terutama perangkat mobile seperti smartphone. Potensi

15

teknologi pada umumnya, dan perangkat mobile khususnya dapat mempengaruhi

perilaku manusia.

Gambar 1. Pedoman instrumen pada perangkat mobile dalam fokus

diskusi kelompok

Orang-orang cenderung berinteraksi dengan perangkat mobile mereka secara

teratur dan terus diulang, kemampuan multi-penggunaan perangkat tersebut serta

fakta bahwa mereka membawanya kemana pun mereka pergi menjadikan

perangkat mobile memiliki potensi untuk mendorong dan memfasilitasi masing-

masing pasien untuk menggunakan teknologi dalam meningkatkan dan

mengelola kesehatan mereka secara berkelanjutan.

Kesehatan terkait perubahan perilaku didorong oleh teknologi merupakan

fenomena yang relatif baru tetapi tampaknya memiliki potensi dan berpengaruh

positif untuk mengubah manajemen diri hipertensi dan gaya hidup lainnya

dengan cara yang unik. Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi ini

di desain dan dikembangkan untuk meningkatkan manajemen diri hipertensi dan

perilaku gaya hidup. Penting untuk membangun fleksibilitas yang cukup dalam

sistem atau intervensi untuk memfasilitasi dan mendorong pasien untuk

menyesuaikan, personalisasi dan memprioritaskan pendekatan mereka untuk

manajemen diri. Selain itu, dalam kaitannya dengan pengenalan teknologi baru

16

atau platform untuk keterlibatan, sangat penting bahwa setiap usaha dilakukan

untuk meringankan kekhawatiran pasien dan menciptakan kepercayaan dalam hal

kualitas dan keamanan.

Identifikasi kebutuhan seseorang dan integrasi tujuan pribadi mereka telah

terbukti menjadi hal penting untuk memulai dan menjalankan proses perubahan.

Kemudian, ketika merancang teknologi harus dipastikan bahwa tuntutan

teknologi tidak melebihi kemampuan pengguna.

Berdasarkan pemaparan di atas, teknologi berbasis alat manajemen diri untuk

perawatan hipertensi sangat sesuai diterapkan pada kasus ini. Dengan

menggunakan teknologi ini memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pasien

dalam pengontrolan tekanan darah dan perubahan gaya hidup terkait dengan

hipertensi.

3.5 Tindakan Berdasarkan evidence based practice: Hipertensi pada lansia:

pengkajian dan manajemen

Dalam kasus disebutkan bahwa klien berusia 51 tahun memiliki riwayat

hipertensi. Dan keluarga klien memiliki riwayat darah tinggi juga yaitu ayah, ibu

dan kakak klien. Menurut jurnal yang berjudul Hypertension in older people:

assessment and Management (Hipertensi pada lansia: pengkajian dan

manajemen), yang ditulis oleh Katherine Potts,hipertensi dapat diatasi dengan

dengan cara manjemen tekanan darah klien. Berikut ini adalah cara untuk

manajemen tekanan darah klien dengan kasus hipertensi:

1. Izinkan individu untuk duduk selama 3-5 menit sebelum mengecek

tekanan darah. Harus juga diperiksa setelah individu telah mengosongkan

kandung kemih

2. Mengambil setidaknya dua bacaan dalam posisi duduk (duduk bersama

mereka kembali didukung dan kaki beristirahat di tanah untuk setidaknya

5 menit), dengan pengukuran diambil 1-2 menit terpisah.

3. Menggunakan manset tekanan darah ukuran sesuai dengan lengan yang

lebih disukai ke pergelangan tangan atau perangkat jari.

17

4. Memiliki manset pada tingkat jantung, apa pun posisi pasien.

5. mengukur tekanan darah di kedua lengan untuk memeriksa perbedaan

setidaknya sekali. Jika perbedaan dicatat kemudian pembacaan harus

diambil dari lengan dengan membaca lebih tinggi.

6. Mengukur tekanan darah postural orang tua, penderita diabetes dan orang-

orang dengan dugaan hipotensi orthostatic. Tekanan darah harus diukur 1

dan 3 menit setelah berdiri.

7. Setiap kali tekanan darah diukur denyut nadi harus juga diperiksa setelah

tekanan darah telah diukur dalam posisi duduk.

8. Semua staf seharusnya telah menerima pelatihan yang sesuai.

Setelah manajemen tekanan darah dilakukan, maka intervensi selanjutnya

adalah dengan memberikan edukasi untuk merubah pola hidup klien supaya lebih

sehat. Modifikasi gaya hidup yang bisa dilakukan seperti pembatasan garam 5-6

g per hari, konsumsi alkohol moderat, peningkatan konsumsi sayuran, buah-

buahan dan produk susu rendah lemak, pengurangan berat terhadap indeks massa

tubuh 25 kg/m2, latihan jasmani yang teratur, dan berhenti merokok

Dan intervensi yang terakhir adalah dengan pemberian obat. Perawat bisa

berkolaborasi dengan dokter mengenai terapi obat yang tepat untuk klien

tersebut.

Tabel 1. Jenis-jenis obat yang bisa diberikan untuk kasus hipertensi serta efek

sampingnya

Golongan Obat Contoh obat Efek Samping

Diuretik tiazid Indapamide,bendrofluazide

Kelemahan, kebingungan, elektrolitkelainan, asam urat, kelelahan, haus,pusing, kejang otot, gangguan pencernaan

Kalciumchannel blocker

Amlodipine,diltiazem, felodipine,lercanidipine

Mual, palpitasi, pembilasan, Pembengkakanpergelangan kaki, sakit kepala, pusing,

18

kelelahan,gangguan tidur, rasa sakit perut, bradikardia dan masalah konduksi

Angiotensinconvertingenziminhibitor

Lisinopril, perindopril,Ramipril, enalapril

Tekanan darah rendah, hilangnya rasa,perburukan fungsi ginjal, angioedema,efek pencernaan,sakit kepala, pusing, perubahan fungsi hati, kelelahan

Angiotensin-Reseptor IIAntagonis

Candesartan,irbesartan, losartan,valsartan, telmisartan

Pusing, angioedema, tingkat kalium tinggi

Beta-blockers Bisoprolol, atenolol,metoprolol, propranolol, carvedilol

Bradikardia, hipotensi, masalah konduksi jantung, perifervasokonstriksi, bronkospasme,dyspnoea, kelelahan, sakit kepala, pusing

Alpha blockers Doxazosin, prazosin Sesak napas, kelelahan,pingsan, kantuk, hipotensi,hipotensi postural, mulut kering,sakit kepala, gangguan gastro-intestinal

3.6 Peran Perawat dalam Menangani Masalah Kesehatan Tersebut

19

Berdasarkan kasus di atas, perempuan usia 51th mengalami defisiensi

pengetahuan. Sehingga perawat perlu menganjurkan keluarga terdekat seperti

suami dan anak untuk mengikuti penyuluhuan kesehatan tentang pencegahan,

perawatan, dan pemberian obat pada seseorang yang menderita hipertensi,

menganjurkan pasien untuk patuh dalam meminum obat secara teratur dan sering

mengontrol tekanan darah, perawat perlu mengajarkan suami atau anaknya cara

pemberian obat pada perempuan tersebut dan perawat harus memberi tahu

istrinya dampak pemberian obat yang kurang tepat waktu serta perawat harus

memberikan edukasi pada bapak dan anak tentang beberapa cara perawatan

hipertensi. Selain itu untuk mengotrol tekanan darah pasien, perawat dapat

mengajarkan dan menyarankan kepada pasien untuk menggunakan bantuan

teknologi seperti smartphone yang dapat merubah perilaku seseorang dan gaya

hidupnya. Perawat juga dapat memberikan pengetahuan kepada pasien tentang

teapi obat herbal Cina.

BAB IV

20

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Hipertensi adalah masalah umum pada orang tua. Perawat harus menyadari

praktek yang baik dalam pengukuran tekanan darah yang merupakan kunci untuk

pengkajian, diagnosis dan memeriksa efektivitas pengobatan. Perawat juga

memiliki peran penting untuk bermain dalam manajemen hipertensi dengan obat

dan modifikasi gaya hidup, yang memiliki dampak signifikan pada pengurangan

tekanan darah dan pengurangan risiko. Sebagian kecil pasien dengan hipertensi di

daerah pedesaan menggunakan terapi herbal Cina untuk mengontrol tekanan

darah mereka. Penggunaan dikaitkan dengan tingkat pendidikan dan kualitas

hidup. Sebagian besar pasien menggunakan obat Barat berupa anti-hipertensi.

Pasien dengan hipertensi di daerah pedesaan memiliki tingkat kepatuhan

pengobatan rendah dan tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi yang

rendah pula. Sehingga program pendidikan harus menekankan bahwa pasien

dengan hipertensi tidak boleh memberhentikan pengobatan mereka ketika tekanan

darah mereka normal. Di sini lah peran keluarga merupakan peran yang sangat

penting dalam mengawasi dan membantu dalam perawatan pasien hipertensi.

Pasien hipertensi membutuhkan pengawasan dan bantuan eksternal seperti

pengawasan atau pengingat adalah penting untuk pengukuran tekanan darah dan

pengobatan antihipertensi. Pengingat dapat berupa teknologi yang lebih baru

seperti perangkat mobile dan internet telah mencakup masyarakat di seluruh

dunia, meskipun terdapat tantangan teknologi dan keprihatinan mengenai privasi

dan keamanan. Dalam desain dan pengembangan teknologi berbasis alat

manajemen mandiri untuk perawatan hipertensi, fleksibilitas dan keamanan

sangat penting untuk memungkinkan dan mendorong pasien untuk menyesuaikan,

personalisasi dan terlibat dengan perangkat mereka.

4.2 Saran

21

Pasien hipertensi perlu mendapatkan perhatian lebih dalam mengontrol

tekanan darah meraka. Dibutuhkan pengawasan terutama oleh keluarga dan

pengingat menggunakan teknologi. Tidak hanya penatalaksanaan farmakologi

melainkan juga penatalaksanaan nonfarmakologi yang penting untuk dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Glynn, Liam et.al. 2015. Patients’ view and experiences of technology based self-

management tools for the treatment of hypertension in the community: A

qualitative study. Diperoleh melalui http://search.ebscohost.com diakses pada 22

Oktober 2015 pukul 15.45.

Huang, Susan et.al. 2014. Use of family member-based supervision in the

management of patients with hypertension in rural china. Diperoleh melalui

http://search.ebscohost.com diakses pada 22 Oktober 2015 pukul 16.00.

Li, Xia et.al. 2015. Chinese Herbal Therapy and Western Drug Use, Belief and

Adherence for Hypertension Management in the Rural Areas of Heilongjiang

Province, China. Diperoleh melalui http://search.ebscohost.com diakses pada 27

Oktober 2015 pukul 14.00.

Potts, Katherine. 2014. Hypertension in older people: assessment and Management.

Diperoleh melalui http://search.ebscohost.com diakses pada 22 Oktober 2015

pukul 13.30.

22