isi identifikasi risiko rahmat laundry
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak sekali usaha-usaha kecil yang bermunculan, mulai dari
bisnis makanan/kuliner, dagang, manufaktur (usaha rumahan) dan bahkan jasa.
Sebelum mendirikan suatu usaha, hendaknya seorang yang akan mendirikan usaha
mengenali mengenai apa saja risiko yang akan dihadapinya setelah usaha tersebut
dijalankan. Hal itu diperlukan sebagai pengetahuan agar pendiri mengetahui
tindakan apa yang harus diakukan untuk menangani risiko yang akan dihadapi.
Laundry merupakan salah satu contoh bisnis yang bergerak dalam bidang
jasa pencucian pakaian. Saat ini, laundry merupakan salah satu pilihan bisnis yang
menarik. Kelebihan yang membuat bisnis laundry menjadi menarik salah satunya
adalah berisiko rendah dan karena tidak memproduksi barang, usaha tidak
berisiko akan kesulitan akibat produk yang tidak laku. Tahun 1998 saat Indonesia
dilanda krisis ekonomi, banyak bisnis di berbagai bidang yang gulung tikar.
Namun ternyata, banyak bisnis di bidang jasa yang tetap kekar dan tidak
terpengaruh akan kendala krisis. Karena bisnis jasa tidak memproduksi barang
dan tidak terlalu terpengaruh akan naik turunnya harga barang.
Rahmat Laundry merupakan bisnis laundry kiloan yang ada di Jl. Jawa IV
no.3, Jember. Usaha ini dipilih oleh pemiliknya karena pemilik memanfaatkan
peluang yang ada yaitu gaya hidup masyarakat sekitarnya/target pasar, yang rata-
rata mahasiswa, yang malas mencuci; perubahan gaya hidup dan tuntutan
kesibukan target pasarnya yang tidak memiliki waktu untuk mencuci; dan trend
mencuci di laundry yang menjadi bagian dari gaya hidup masyarakar saat ini.
Usaha “Rahmat Laundry” tersebut dipilih oleh kelompok kami untuk
diobservasi mengenai manajemen risiko dalam menjalankan usaha tersebut. Setiap
usaha/bisnis pasti memiliki risiko masing-masing tidak terkecuali bisnis laundry
ini. Untuk itu, setiap bisnis perlu mengidentifikasi risiko apa saja yang mungkin
akan dialami dalam menjalankan usaha ini. Setelah identifikasi risiko dilakukan
pemilik jadi tahu tentang kemungkinan risiko yang akan dihadapi sehingga
2
dengan adanya informasi tentang risiko tersebut pemilik usaha dapat melakukan
peminimalan risiko yang juga pastinya akan meminimalkan biaya dan hal ini juga
berpengaruh pada tingkat laba yang akan diperoleh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana deskripsi umum usaha yang diobservasi?
2. Apa saja kemungkinan risiko yang akan dialami?
3. Apa tindakan yang telah dilakukan pemilik untuk menangani risiko-risiko
tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui deskripsi umum usaha yang diobservasi (Rahmat Laundry).
2. Mengetahui risiko apa saja yang mungkin dialami dalam menjalankan
usaha.
3. Mengetahui dan mengerti cara untuk menangani risiko-risiko tersebut.
1.3.2 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang risiko yang
mungkin dialami dalam mendirikan dan menjalankan usaha laundry.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi universitas, makalah ini dapat memberikan informasi tentang
identifikasi risiko pada usaha ‘Rahmat Laundry’.
2. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru
tentang risiko apa saja yang mungkin dialami dalam usaha laundry.
BAB 2. PEMBAHASAN
Organisasi akan berjalan dengan baik bila didukung dengan manajemen
yang baik pula. Untuk organisasi bisnis manajemen bidang pemasaran merupakan
bidang yang tidak kalah pentingnya dengan bidang lainnya dan bisa dikatakan
kalau pemasaranlah yang paling penting. Unsur utama proses manajemen
pemasaran adalah strategi dan rencana pemasaran yang mendalam dan kreatif
yang dapat memandu kegiatan pemasaran. Mengembangkan strategi dan rencana
pemasaran sebaiknya melalui tahapan-tahapan yang matang sehingga dapat
menghasilkan output yang baik bagi organisasi atau perusahaan yang sedang
mencoba memulai usahanya.
2.1 Deskripsi Umum Usaha
2.1.1 Deskripsi Usaha Rahmat Laundry
Usaha yang diobservasi oleh kelompok kami yaitu usaha Rahmat Laundry
yang bergerak dibidang jasa, dengan alamat Jalan Jawa IV nomor 3 Jember no
telp 0331-7279790. Pemilik usaha ini adalah Rahmat Aryono. Rahmat Laundry
menganut sistem kiloan, awal didirikan pada Maret 2011, modal awal 5 juta (tidak
termasuk modal barang dan tempat). Tempat yang digunakan adalah bagian dari
rumah sendiri sehingga tidak perlu biaya sewa, awalnya modal mesin cuci
sebanyak 2 buah dan sekarang berkembang menjadi 3 mesin cuci ditambah
sebuah pengering. Rata-rata per hari menerima permintaan sebanyak 50-80
transaksi dan rata-rata berat per permintaan adalah 2-3 kilo pakaian.Target pasar
dominan adalah mahasiswa. Transaksi bila musim hujan semakin bertambah
banyak, sedangkan pada musim kemarau transaksi normal.
Tarif yang dikenakan:
Cuci kering setrika Rp3000,-/kg
Cuci kering Rp2000,-/kg
Cuci kilat (3 jam selesai dan komplit) Rp 7500.-/kg
4
Cuci basah Rp 1500,-/kg
Memiliki pekerja 9 orang, dengan 8 orang sebagai yang melaundry dan 1
orang menjaga galeri / yang melayani menerimaan dan pengambilan laundryan.
Masa kerja 6 hari dalam seminggu. Mulai buka jam 07.00-21.00.
Keunikan usaha: hasil pelayanan yang bersih dan parfum pakaian yang digunakan
berasal dari pewangi racikan sendiri.
2.1.2 Layanan Tambahan yang Disediakan dalam Usaha Rahmat Laundry
Layanan pencucian kilat dalam waktu tiga jam. Dan yang menjadikan
Rahmat Laundry kiloan ini special ialah harga jual jasa yang terjangkau, kualitas
baik, proses pencucian dipisah-pisah masing-masing konsumen (tidak dicampur),
konsumen dapat memilih pewangi yang digunakan sesuai selera, lokasi usaha
yang mudah dijangkau konsumen, memiliki penampilan yang berbeda,
memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen, serta memberikan layanan one
day service (satu hari selesai).
Peralatan-peralatan standar usaha laundry yang disediakan adalah sebagai
berikut:
1. Mesin Cuci
2. Mesin pengering
3. Setrika
4. Timbangan digital
5. Pewangi pakaian
2.1.3 Prosedur Penanganan Pelanggan
I. Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
1. Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
2. Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan
dicuci, apakah ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus
dicuci khusus untuk menghindari kesalahan pencucian.
5
3. Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen
diminta menunggu ditempat yang telah disediakan.
4. Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
5. Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota
pembayaran, nota tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa
jumlah kilogram dan berapa jumlah unit pakaian yang akan di-laundry,
dan berapa total pembayarannya, serta keterangan lain (jika diperlukan)
6. Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan
untuk memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis
dalam nota pembayaran tersebut.
7. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada
konsumen.
8. Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap
“LUNAS” oleh bagian penerimaan pelanggan.
9. Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada
saat pengambilan cucian.
II. Pencucian
Dilakukan oleh bagian pencucian :
1. Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
2. Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan
nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
3. Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
4. Proses penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan
kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.cuci dilakukan dengan
menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar
5. Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
6. Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian diambil
dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk
selanjutnya disetrika.
6
III. Setrika Cucian Bersih
Dilakukan oleh bagian setrika :
1. Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan ke ruang setrika
untuk disetrika.
2. Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih kepada
box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara konsumen yang
satu dengan konsumen yang lain.
3. Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan bahan kain yang
akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara
menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins,
setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang
berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
IV. Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
1. Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan
plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapi dan
wangi sampai dengan diambil oleh konsumen.
2. Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian
yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah
pakaian, dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
3. Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus
memperhatikan kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan
tidak cukup, gunakan dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja
dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.
4. Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
5. Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas
plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap
ke-2.
6. Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian
ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
7
V. Serah Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
1. Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota
rangkap ke-1
2. Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai
dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
3. Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas), maka petugas
wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
4. Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
5. Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian
diserahterimakan kepada konsumen.
6. Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
7. Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH
DIAMBIL” diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2
diarsipkan sebagai bukti transaksi.
2.1.4 Prosedur Komplain Pelanggan
Komplain diterima oleh administrasi / kasir dan ditanggungjawabi oleh
semua bagian yang terkait. Komplain kurang bersih langsung direspon dan
dikerjakan pada bagian yang dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan
apapun dan langsung dikerjakan. Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur,
harus dipastikan hal tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika
benar, harus ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
Komplain pakaian hilang, harus dipastikan bahwa kehilangan tersebut
akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar, harus
ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan maaf
bahwa hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucher
gratis untuk pencucian selanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian
hilang, pada waktu serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen,
8
bagian kasir harus meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum
meninggalkan tempat.
2.1.5 Kunci Sukses Usaha Rahmat Laundry
1. Tempat yang aman dan nyaman.
2. Pelayanan yang cepat, cermat, dan memuaskan (mengutamakan kualitas).
3. Harga terjangkau
4. Menggunakan bahan-bahan yang tidak menimbulkan kerusakan warna
atau bahan pakaian.
5. Tersedia area basah dan area kering, sehingga tidak mengganggu proses
pencucian, proses pengeringan, dan proses setrika.
6. Tersedia setrika uap yang dapat digunakan untuk menyetrika pakaian dari
bahan khusus.
2.2 Risiko yang Mungkin Dihadapi
Semua usaha pasti memiliki risiko mulai risiko rendah hingga risiko tinggi
tidak terkecuali usaha Rahmat Laundry ini. Berikut ini beberapa risiko yang
mungkin akan dihadapi usaha Rahmat Laundry.
1. Pada saat masa liburan perkuliahan seperti liburan semester, Rahmat Laundry
mengalami penurunan pemasukan, hal ini dikarenakan sebagian besar
pelanggan merupakan mahasiswa yang pada musim liburan rata-rata
mahasiswa pulang ke daerah asalnya dan hanya beberapa yang merupakan
warga sekitar.
2. Risiko persaingan, banyaknya usaha sejenis yang berada di sekitar pasar
laundry ini yang menjadi pesaing pemilik. Meskipun daerah di sekitar
kampus sudah banyak didirikan usaha laundry, Rahmat Laundry tidak terlalu
terpengaruh karena Rahmat Laundry memiliki pelayanan yang cukup baik
dan pelanggannya sudah banyak. Hal tersebut juga didukung oleh lokasinya
yang strategis dan sangat dekat dengan mahasiswa, sebagai pelanggannya
dimana mahasiswa sangat diuntungkan karena biasanya mahasiswa enggan
9
untuk pergi jauh hanya untuk laundry saja. Selain itu, tarif yang dikenakan
kepada pelanggan sama dengan tarif laundry lainnya.
3. Risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha ini terutama dalam proses
laundry juga beragam, tidak jarang pelanggan mengeluh tentang baju mereka
yang terkena noda. Beberapa risiko yang dihadapi oleh Rahmat Laundry
mengenai jasa yang diberikan dan risiko ini hampir dialami semua usaha
laundry sebagai berikut.
Terkena luntur karenakan proses pencuciannya tercampur oleh pakaian
yang berwarna lain.
Baju yang tertukar dengan pelanggan lain, atau menyelip ke pelanggan
lain bahkan hilang.
Baju putih yang tidak lagi putih karena tidak dicuci secara maksimal
sehingga warna pakaian menjadi pudar.
Bau tidak sedap pada baju dikarenakan musim hujan yang menyebabkan
lembab sehingga pakaian menjadi bau.
Keterlambatan proses laundry dikarenakan ada masalah pada mesin
cuci,dan tenaga kerja yang kurang memadai.
4. Risiko penyetrikaan, pada prosesr penyetrikaan terdapat risiko kecelakaan
terhadap pekerja di bagian pekerjaannya misalnya tangan pekerja terkena
setrika pada saat penyetrikaan.
5. Risiko cuaca – apabila musim hujan baju bisa saja tidak cepat kering yang
dapat membuat keterlambatan penyelesaian laundry. Tetapi justru transaksi
mengalami kenaikan dikarenakan kebanyakan mahasiswa yang melaundrykan
pakaiannya pada musim hujan seperti saat ini. Alasan mereka karena pada
musim hujan, mereka tidak bisa menjaga pakaiannya bila hujan sedangankan
mahasiswa sibuk di kampus.
6. Risiko kerusakan mesin – proses pelaundyan yang dilakukan setiap hari
membuat mesin cuci yang digunakan mudah rusak sehingga diperlukan
alternatif solusi untuk menyediakan tukang service yang cepat dalam
memperbaiki mesin supaya proses laundry tidak tertunda.
10
7. Risiko bahan baku – harga bahan baku yang kurang stabil membuat pemilik
harus menyediakan dana cadangan yang harus dianggarkan untuk jaga-jaga
bilamana harga bahan baku naik.
8. Risiko dari pelanggan yang bajunya tidak di ambil dalam jangka waktu lama.
9. Risiko depresiasi bangunan – bangunan yang digunakan untuk tempat
produksi bisa saja mengalami kerusakan meskipun kerusakan itu tidak terlalu
mengganggu proses laundry.
10. Risiko tenaga kerja – tenaga kerja juga dapat menjadi sumber risiko usaha
misalnya tenaga kerja yang tidak mau melanjutkan untuk bekerja lagi pada
perusahaan dikarenakan pelayanan yang tidak memuaskan oleh pemilik atau
adanya urusan yang menghambat dalam dia untuk meneruskan pekerjaan.
Semua kemungkinan tersebut hanya sebagian yang benar-benar telah
dialami usaha Rahmat Laundry yaitu: risiko kecelakaan pada saat penyetrikaan,
risiko bahan baku, risiko keterlambatan, risiko kerusakan mesin, risiko penurunan
pelayanan karena musim libur. Semua risiko tersebut bisa diminimalisir karena
manajemen risiko yang sangat baik oleh pemilik.
2.3 Alternatif Solusi Menangani Risiko
Setelah penjabaran risiko diatas, perusahaan Rahmat Laundry perlu
mengantisipasi setiap risiko yang mungkin dihadapi dengan perencanaan alternatif
solusi dalam menangani risiko yang matang, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Jumlah tenaga kerja yang sewaktu-waktu dapat berkurang karena
mengundurkan diri dan pulang kampung.
Tenaga kerja sangat penting dalam operasional perusahaan. Bila
tenaga kerja kurang maka perusahaan tidak akan bekerja secara maksimal. Bila
tenaga kerja melimpahpun akan berdampak negatif bagi kelangsungan
perusahaan, diantaranya adalah biaya tenaga kerja meningkat tetapi input bagi
perusahaan tidak maksimal. Kondisi perusahaan yang dapat membuat tenaga
kerja siap bekerja dengan professional sangat diperlukan. Perlu adanya analisis
risiko dan pengendaliannya. Peusahaan harus mampu memberikan tunjangan
11
bagi tenaga kerja, memberikan kesempatan bagi tenaga kerja untuk menikmati
waktu liburnya, serta memberikan hak dan kewajibannya secara seimbang.
2. Mesin rusak
Selain tenaga kerja, mesin juga sangat diperlukan dalam usaha
laundry ini. Perusahaan harus memperhatikan masa pakai dan meramalkan
besarnya penyusutan dari mesin tersebut. Ketika mesin mengalami kerusakan
perusahaan mampu mengganti dengan akumulasi penyusutan yang telah
diramalkan atau perusahaan dapat mengganti mesin tersebut dengan mesin
yang baru sehingga perusahaan tetap dapat beroperasi secara normal.
Alternatif lain untuk meminimalisir biaya, usaha Rahmat Laundry ini
biasanya memperbaiki sendiri bila terjadi kerusakan pada mesin cuci atau
mesin pengeringnya.
3. Bangunan rusak
Meskipun usaha Rahmat Laundry ini menggunakan bangunan sendiri
pada awal mendirikan usaha, tetap harus diperhatikan berapa nilai dari
bangunan tersebut kemudian dalam jangka waktu berapa lama bangunan itu
diperkirakan akan rusak sehingga perusahaan dapat merenovasinya dengan
anggaran yang telah diramalkan.
4. Baju yang hilang, tertukar dan rusak
Risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha ini terutama dalam
proses laundry juga beragam, tidak jarang pelanggan mengeluh tentang baju
mereka yang terkena noda. Beberapa risiko yang dihadapi oleh Rahmat
Laundry adalah baju terkena luntur, adanya baju yang tertukar dengan
pelanggan lain, atau menyelip ke pelanggan lain bahkan hilang, baju putih
yang tidak lagi putih, baju yang tidak diambil dalam jangka waktu tertentu
bahkan bau apek pada baju.
Untuk mengatasi keluhan pelanggan tentang kelunturan baju, Rahmat
Laundry mengambil langkah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk
membersikan atau menghilangkan kelunturan baju tersebut. Dan sebelumnya
Rahmat Laundry telah menetapkan aturan bahwa bila ada baju yang luntur
harus diberi tahu, dan bila tidak diberitahu maka bila terjadi kelunturan maka
12
bukan dari tanggung jawab dari Rahmat Laundry.serta membedakan pakaian
yang berwarna dan putih sekaligus. Untuk mengatasi keadaan baju pelanggan
yang tertukar, maka Rahmat Laundry memberikan tanda-tanda berupa nama,
no telp/HP yg dapat dihubungi dan no ID pada baju-baju pelanggan mendata
pada awal pemasukan cucian.Menimbang berat paket sebelum dan sesudah
laundry selesai.Mencucinya juga per pake atau per satu orang.Setelah di cek
dan mendapat hasil yang menyatakan kalau bajunya benar-benar hilang maka
pemilik bersedia menggantinya.
Untuk mengatasi cucian yang berwarna putih, biasanya Rahmat
Laundry memisahkan cucian tersebut dengan pakaian yang
berwarna.Kemudian menambahkan pemutih sehingga baju tersebut tetap
putih dan tidak berubah warna. Untuk mengatasi permasalahan baju yang
tidak segera diambil dalam jangka waktu tertentu yang biasanya sangat lama,
perusahaan memberikan batasan waktu utnuk pengamilan. Jika dalam batas
waktu yang diberikan baju tidak juga diambil maka baju tersebut menjadi hak
milik perusahaan. Untuk mengatasi bau apek yang terjadi pada pakaian
pelanggan, dapat diatasi dengan memberikan pengharum, dan menjemur
pakaian dengan kering di bawah sinar matahari. Sedangkan pada saat musim
hujan, untuk pengeringan Rahmat Laundry menyediakan fasilitas pengering
bagi pelanggan yang ingin pakaiannya kering dengan cepat.
5. Perubahan cuaca (hujan/kemarau)
Usaha Laundry sangat bergantung dengan cuaca. Biasanya pada
musim kemarau tingkat transaksi yang terjadi adalah normal, berbeda pada
saat musim penghujam, jumlah konsumen meningkat dan hal ini sangat
menguntungkan. Tetapi disisi lain perusahaan Rahmat laundry juga harus
mengantisipasi semakin lamanya barang (baju) berada di tempat laundry.
Peusahaan harus menggunakan mesin pengering sehingga membantu baju
kering lebih cepat. Alternatif yang bisa digunakan perusahaan adalah dengan
menambah mesin cuci atau dengan meningkatkan daya tenaga kerjanya.
13
6. Bahan baku seperti pewangi dan sabun cuci
Pada awal mula usaha didirikan, bahan baku untuk perusahaan
laundry ini mendatangkan dari distributor. Namun ketika berjalannya waktu,
beberapa kali distributor terlambat dalam mengirimkan bahan baku tersebut.
Untuk mengantisipasi agar perusahaan dapat tetap berjalan, perusahaan
rahmat laundry sekarang memproduksi sendiri bahan bakunya seperti
pewangi. Sehingga keterlambatan distributor dapat diminimalisir. Biasanya
juga terjadi ketidakstabilan harga karena harga pasar yang selalu berubah-
ubah. Dengan memproduksi sendiri perusahaan dapat sedikit menekan
ketidakstabilan harga tersebut.
7. Jumlah pelanggan menurun akibat musim liburan
Pada saat liburan perkuliahan seperti liburan semester, dan liburan
Natalan, Rahmat Laundry mengalami penurunan pemasukan. Hal ini
dikarenakan sebagian besar pelanggan merupakan mahasiswa dan hanya
beberapa yang merupakan warga sekitar. Perusahaan Rahmat Laundry perlu
mengantisipasi hal ini. Antisipasi yang bisa dilakukan Rahmat Laundry
adalah dengan memberikan pelayanan yang maksimal dan memuaskan
kepada pelanggan tetapnya yaitu warga sekitar sehingga aktivitas produksi
tetap berjalan meskipun tak seramai ketika masa kuliah aktif.
8. Banyaknya jumlah kompetitor
Meskipun daerah di sekitar kampus yang menjadi target sudah banyak
didirikan usaha laundry. Target konsumen dan lokasi yang sama tidak
membuat perusahaan Rahmat Laundry terpengaruh banyak karena perusahaan
ini memberikan pelayanan yang cukup baik dan juga jumlah
pelanggannyapun sudah banyak. Keberadaan lokasi usaha yang sangat dekat
dengan kampus dan kost-kostan sehingga mahasiswa sangat diuntungkan
karena tidak perlu jauh-jauh untuk mencucikan baju.
9. Keterlambatan proses laundry
Dan terakhir yang menjadi risiko dari Rahmat Laundry adalah
keterlambatan proses laundry terutama pada saat musim hujan. Selain jumlah
laudryan yang menumpuk dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat yang
14
dapat menyebabkan keterlambatan. Dan untuk mengatasinya Rahmat
Laundry berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi keterlambatan itu
dengan cara menggunakan pengering dan lembur pada malam hari supaya
pada keesokan harinya saat matahari terbit, pakaian itu sudah dapat di
keringkan.
10. Kecelakaan kerja
Setiap proses yang dilakukan pastilah memiliki risiko terjadinya
kesalahan dan kecelakaan kerja. Dalam kegiatan operasional ini, resiko
terjadinya kecelakaan ketika proses penyetrikaan dapat diantisipasi dengan
memberikan peringatan kepada para tenaga kerja untuk lebih berhati-hati.
Bila kecelakaan kerja telah terjadi maka perusahaan akan memberikan
pelayanan kesehatan. Tenaga kerja adalah sumber daya yang harus
dipertahankan sehingga harus ada pelayanan yang baik pula.
15
BAB 3. KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Internet