desain sistem pengendalian intern pemerintah-bbksda...
TRANSCRIPT
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR i
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (1) tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Balai Besar KSDA Jawa Barat yang merupakan salah
satu UPT Ditjen KSDAE wajib menyelenggarakan SPIP.
Dalam rangka menciptakan penyelenggaraan SPIP secara komprehensif dan sistematis, Balai
Besar KSDA Jawa Barat perlu menyusun suatu Desain Penyelenggaraan SPIP. Desain
Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Balai Besar KSDA Jawa Barat ini memuat informasi
tentang unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern. Berdasarkan informasi yang disajikan ini,
seluruh pejabat dan pegawai diharapkan mempunyai kesamaan persepsi dalam membangun
dan menginternalisasikan SPIP dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Balai Besar KSDA Jawa
Barat.
Harapan kami, desain ini tidak hanya menjadi dokumen kerja saja, namun diharapkan bisa
menjadi acuan atau panduan dalam pengembangan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Balai
Besar KSDA Jawa Barat.
Bandung, 3 April 2017
Kepala Balai Besar,
Ir. Sustyo Iriyono, M.Si.
NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
II. ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN ............................................................. 3
A. Penilaian Lingkungan Pengendalian .............................................................. 3
B. Rencana Tindak Perbaikan ........................................................................... 6
III. PENILAIAN RESIKO ............................................................................................ 7
A. Identifikasi Risiko ........................................................................................ 7
B. Analisis Risiko .............................................................................................. 15
IV. KEGIATAN PENGENDALIAN ................................................................................ 27
V. INFORMASI DAN KOMUNIKASI ........................................................................... 37
VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ............................................................................ 38
LAMPIRAN
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka setiap Menteri/Pimpinan Lembaga wajib
melakukan pengendalian intern atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Pengendalian intern tersebut dimaksudkan untuk mencapai pengelolaan keuangan negara
yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Dalam rangka memberikan panduan
pelaksanaan pengendalian intern bagi Kementerian/Lembaga,
Berkaitan dengan penyelenggaraan SPIP tersebut diatas, maka Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.38/Menlhk-I/2015 tanggal 28 Juli 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
pengendalian Intern Pemerintah lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Aturan tersebut dimaksudkan untuk memberi arahan penyelenggaraan pemerintahan
dalam melaksanakan kegiatan mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai
dengan pertanggungjawaban pada tingkat satker pusat dan UPT dapat terlaksana secara
tertib, terkendali serta efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk dapat menyelenggarakan SPIP secara efektif, efisien dan terarah
adalah dengan menyusun suatu rencana kerja atau desain penyelengaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintahan. Desain penyelenggaraan SPIP berisi rencana
pelaksanaan seluruh unsur SPIP, yang mencakup unsur lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian
intern dalam kurun waktu satu tahun.
Dalam rangka memberikan arah yang tepat dalam penyelenggaraan SPIP, maka Balai
Besar KSDA Jawa Barat perlu menyusun suatu Desain Penyelenggaraan SPIP sehingga
dapat terpetakan unit-unit atau kegiatan yang menjadi prioritas untuk penyelenggaraan
SPIP dan penyusunan rencana penyelenggaraannya.
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 2
B. Tujuan
Tujuan disusunnya desain penyelenggaraan SPIP adalah agar penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintahan di Balai Besar KSDA Jawa Barat dapat terselenggara
secara optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui :
1. Kegiatan yang efektif dan efisien;
2. Laporan keuangan yang dapat diandalkan;
3. Pengamanan aset Negara;
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 3
BAB II
ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Analisis lingkungan pengendalian merupakan tahap pertama dalam menyusun desain
penyelenggaraan SPIP, yang dilakukan dengan urut-urutan langkah kerja sebagai berikut :
A. Penilaian Lingkungan Pengendalian
Pada tahap ini dilakukan analisis dan penilaian terhadap kualitas lingkungan pengendalian
yang ada di satker saat ini (existing). Tujuannya adalah untuk mengetahui sub unsur dari
unsur lingkungan pengendalian mana yang dapat dikategorikan baik, cukup, dan kurang.
Terhadap sub unsur dari unsur lingkungan pengendalian yang berkategori kurang, perlu
ditindaklanjuti dengan menyusun/merumuskan bentuk tindakan perbaikan yang akan
dilaksanakan, guna meminimalisir terjadinya risiko.
Sub unsur dari unsur lingkungan pengendalian yang perlu dipetakan (dianalisis, dinilai, dan
didokumentasikan) adalah sub unsur yang berada di dalam batas kewenangan satker, yang
mencakup sub unsur berikut :
1) penegakan integritas dan nilai etika;
2) komitmen terhadap kompetensi;
3) kepemimpinan yang kondusif;
4) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab;
5) pembinaan SDM;
6) hubungan kerja yang baik.
Penilaian terhadap 6 sub unsur (23 parameter) dilakukan dengan melibatkan seluruh
pegawai dengan harapan diperoleh hasil yang lebih objektif, yaitu dengan cara membuat
angket berupa kuesioner anonim (tidak menyebut identitas responden) yang berisi
pertanyaan atau pendapat sesuai parameter-parameter tersebut. Jawaban quesioner akan
mencerminkan persepsi seluruh pegawai atas kualitas lingkungan pengendalian di Balai
Besar KSDA Jawa Barat lebih objektif.
Penilaian Lingkungan Pengendalian dilaksanakan secara acak terhadap pegawai di Balai
Besar KSDA Jawa Barat sebanyak 86 orang dengan rincian jumlah responden sebagai
berikut :
1. Bidang Tata Usaha sebanyak 10 orang
2. Bidang Teknis sebanyak 10 orang
3. Bidang KSDA Wilayah I sebanyak 16 orang
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 4
4. Bidang KSDA Wilayah II sebanyak 25 orang
5. Bidang KSDA Wilayah III sebanyak 25 orang
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut diatas, diperoleh data penilaian lingkungan
pengendalian sebagaimana tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penilaian Lingkungan Pengendalian
No Sub Unsur Parameter penilaian Hasil
Penilaian*) Rencana Tindak
Perbaikan **)
1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika
a. Apakah satker telah menyusun dan atau menerapkan aturan perilaku dan kode etik PNS.
Cukup -
b. Apakah unsur pimpinan telah memberikan penghargaan kepada pegawai berdasarkan prestasi dan kinerja.
Cukup -
c. Apakah unsur pimpinan satker telah menerapkan tindakan disiplin yang tepat terhadap penyim-pangan kebijakan prose-dur atau pelanggaran aturan perilaku.
Cukup -
d. Apakah unsur pimpinan satker telah memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku dan kode etik pada setiap tingkatan pimpinan satker.
Cukup -
e. Apakah unsur pimpinan telah menyusun kebijakan dan target penugasan yang realistis.
Cukup -
2 Komitmen terhadap kompetensi
a. Apakah satker telah mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi/jabatan.
Cukup -
b. Apakah telah disusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing fungsi/jabatan.
Cukup -
c. Apakah satker telah menyusun rencana peningkatan kompetensi bagi pegawainya.
Cukup -
d. Apakah pimpinan telah memiliki kemampuan manajerial dan penga-laman teknis yang cukup dalam pengelolaan instansi pemerintah.
Cukup -
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 5
No Sub Unsur Parameter penilaian Hasil
Penilaian*) Rencana Tindak
Perbaikan **)
3 Kepemimpinan yang kondusif
a. Apakah unsur pimpinan sudah mempertim-bangkan faktor risiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Cukup -
b. Apakah unsur pimpinan satker telah menerapkan manajemen berbasis kinerja.
Cukup -
c. Apakah unsur pimpinan satker telah memberikan dukungan yang memadai dalam hal penyusunan laporan keuangan, pengelolaan pegawai, dan pengawasan.
Cukup -
d. Apakah unsur pimpinan satker melakukan interaksi yang cukup intensif dengan level di bawahnya.
Cukup -
e. Apakah unsur pimpinan satker memiliki sikap yang positif dan responsif terhadap laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan, penganggaran, dan keuangan.
Cukup -
f. Apakah unsur pimpinan telah menetapkan mutasi pegawai berdasarkan pola mutasi yang jelas.
Cukup -
4. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
a. Apakah wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya.
Cukup -
b. Apakah pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang diterimanya itu terkait dengan pihak lain di dalam instansinya, dan juga terkait dengan sistem pengendalian.
Cukup -
c. Apakah pimpinan telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Cukup -
5. Pembinaan SDM a. Apakah unsur pimpinan satker telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalah-pahaman, dan men-dorong berkurangnya tindak pelanggaran.
Cukup -
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 6
No Sub Unsur Parameter penilaian Hasil
Penilaian*) Rencana Tindak
Perbaikan **)
b. Apakah unsur pimpinan satker berupaya agar pegawai memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serta memahami apa yang diharapkan pimpinannya.
Cukup -
6. Hubungan kerja yang baik
a. Apakah satker memiliki hubungan kerja yang baik dengan Kementerian Keuangan.
Cukup -
b. Apakah satker memiliki hubungan kerja yang baik dengan instansi pengawasan.
Cukup -
c. Apakah satker memiliki hubungan kerja yang baik dengan instansi/lembaga terkait lainnya
Cukup -
Catatan : terhadap parameter penilaian yang memiliki nilai kurang maka harus disusun rencana
tindak lanjut perbaikannya.
Dari data hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan sub unsur
lingkungan pengendalian di Balai Besar KSDA Jawa Barat sudah cukup baik, hal ini
berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner, diperoleh data bahwa rata-rata responden
memberikan penilaian pada tiap parameter penilaian dengan nilai “cukup”.
B. Rencana Tindak Perbaikan
Terhadap sub unsur di dalam unsur lingkungan pengendalian yang masih dinilai kurang,
harus direspon dengan merumuskan bentuk tindakan/aktivitas yang akan dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan atau meningkatkan kualitasnya dalam rangka meminimalisir
kemungkinan munculnya risiko.
Berdasarkan hasil penilaian lingkungan pengendalian tersebut diatas, maka rencana tindak
lanjut perbaikan belum perlu dilakukan dikarenakan berdasarkan hasil kuesioner diperoleh
nilai “cukup”.
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 7
BAB III
PENILAIAN RESIKO
Risiko secara sederhana adalah segala kemungkinan yang diperkirakan akan dapat
menggagalkan atau menghambat tercapainya tujuan dari suatu kegiatan. Penilaian risiko terdiri
dari identifikasi risiko dan analisis risiko, dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut :
A. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah mencari atau mengeksplorasi area-area atau wilayah yang
diperkirakan mengandung risiko yang kemungkinan dapat menyebabkan tidak tercapainya
tujuan suatu satker/kegiatan, sekaligus memprediksi jenis risikonya. Identifikasi risiko
dilakukan dengan cara melakukan pemetaan risiko. Sumber risiko berasal dari pelaksanaan
kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi (tusi) organisasi serta tugas/kegiatan lainnya, baik
yang tercantum dalam dokumen anggaran maupun yang tidak tercantum dalam dokumen
anggaran. Selain itu, eksplorasi risiko dilakukan melalui temuan hasil audit yang dilakukan
oleh Inspektorat Jenderal maupun BPK RI.
Hasil identifikasi risiko berupa titik-titik risiko, yang selanjutnya ditandai dengan kode R,
misalnya R1, R2, R3, dst. Titik-titik risiko yang sudah teridentifikasi tersebut selanjutnya
disebut risiko teridentifikasi.
Berdasarkan hasil penelahaan bersama antara pihak manajemen Balai Besar KSDA Jawa
Barat dengan penanggung jawab kegiatan terhadap tugas dan fungsi Balai Besar KSDA
Jawa Barat dan temuan hasil audit; maka disepakati bahwa berdasarkan penelaahan
tersebut ditemukan adanya potensi terjadinya 135 buah risiko sebagaimana tampak dalam
bentuk tabel 2 :
Tabel 2. Rekapitulasi Risiko Teridentifikasi
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
1. Penatausahaan Persuratan dan Kearsipan
R1 Pengagendaan, distribusi dan pengiriman surat belum tertib dan sesuai ketentuan
R2 Pengarsipan surat belum sesuai ketentuan
R3 Belum ada buku agenda/kendali untuk peminjaman surat
R4 Pengkategorian file aktif/inaktif belum sesuai ketentuan
R5 Lemari arsip masih kurang
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 8
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
R6 Komputer untuk aplikasi tata naskah belum tersedia khusus
R7 Tidak dianggarkannya anggaran untuk penatausahaan kearsipan
R8 Paraf Koordinasi Belum Maksimal
R9 Keterlambatan pemberian/ pencetakan lembar disposisi
2. Penatausahaan BMN R10 Pengelolaan barang hasil pengadaan/penerimaan hibah belum sesuai ketentuan
R11 BMN belum/terlambat dicatat dan dinomori
R12 Daftar Barang Ruangan belum/ terlambat dibuat
R13 Kartu Identitas Barang belum/terlambat dibuat
R14 SK Penunjukan penanggung jawab kendaraan bermotor dan rumah dinas belum/terlambat dibuat
R15 Peminjaman barang belum disertai bon peminjaman
R16 Inventarisasi BMN belum dilaksanakan
R17 BMN yang rusak berat belum diusulkan penghapusannya
R18 Rekonsiliasi BMN terlambat dilaksanakan
R19 Laporan BMN belum/terlambat dibuat
R20 Komputer khusus untuk pengelolaan BMN belum tersedia
R21 Belum semua BMN dibuat Penetapan Status Penggunaan
R22 BMN Rumah jabatan belum ada Surat Keputusan Penetapan Golongan Rumah Jabatan
3. Penatausahaan Persediaan
R23 Pengelolaan barang persediaan belum sesuai ketentuan
R24 Komputer khusus untuk penatausahaan persediaan belum tersedia
R25 Pengadaan Barang alat tulis kantor satu pintu
R26 Stok barang persediaan sulit dipantau setiap saat
R27 BAST Hasil Kegiatan fisik belum sesuai ketentuan
4. Pengelolaan Kepegawaian
R28 Daftar urutan kepangkatan belum disusun
R29 Usulan kenaikan pangkat/ golongan dan gaji berkala belum/terlambat disusun
R30 Rekapitulasi Absensi Pegawai belum dibuat
R31 Usulan pembayaran tunjangan kinerja tidak sesuai
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 9
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
ketentuan dan terlambat disusun
R32 SKP belum dibuat/ dimutakhirkan
R33 Tugas yang dilaksanakan tidak sesuai dengan SKP.
R34 Kontrak hubungan kerja belum/terlambat dibuat
R35 Usulan tanda jasa/satya lencana belum/terlambat dibuat
R36 Karya siswa dan ijin belajar belum sesuai ketentuan
R37 Analisis kebutuhan pegawai dan kebutuhan pegawai belum/terlambat dibuat
R38 Bazetting kepegawaian belum/terlambat dibuat
R39 Data ijin dan cuti pegawai belum sesuai ketentuan
R40 Usulan pensiun/masa persiapan pensiun terlambat dibuat
R41 Usulan PAK pejabat fungsional belum/terlambat disusun
R42 Tim Penilai Pendahuluan DUPAK belum/terlambat menilai
R43 DUPAK terlambat dikirim
R44 Uraian jabatan belum/terlambat dibuat
5. Penatausahaan Keuangan
R45 SK Pengelolaan Keuangan terlambat diterbitkan
R46 SPJ belum sesuai ketentuan
R47 Bukti belanja (SPj) terlambat dibuat.
R48 Terjadi pagu minus
R49 Penyimpanan arsip SPJ tidak tertib dan rapi
R50 Keterlambatan pemeriksaan Kas oleh KPA
R51 BKU dan laporan terlambat dibuat oleh Bendahara
R52 SPTJM yang dibuat tidak sesuai dengan bukti pembayaran
R53 Ringkasan kontrak terlambat dibuat
R54 Penandatanganan cek kosong oleh KPA
R55 Pembuatan dan pengiriman speciment tanda tangan KPA, PPSPM dan Bendahara terlambat
R56 Jumlah uang kas harian melebihi ketentuan
R57 Komputer untuk pengelolaan anggaran tidak tersedia
R58 SK Penunjukkan Bendahara Penerima belum/terlambat dibuat
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 10
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
6. Pengadaan Barang/ Jasa R59 Penyampaian rencana kegiatan pengadaan tidak di awal tahun
R60 Pemaketan pekerjaan dan penyusunan HPS tidak bisa ditentukan dari awal
R61 HPS yang ditetapkan terlalu rendah
R62 Waktu pelaksanaan pekerjaan terbatas
R63 Barang yang diterima tidak sesuai spesifikasi teknis
7. Program dan Anggaran R64 Penyusunan dan pembahasan Renja belum disertai dengan data pendukung
R65 Penyusunan dan pembahasan Rapat RKA K/L belum disertai dengan data pendukung
R66 Rapat Koordinasi Teknis dan Rapat Pemantapan pembahasan Anggaran belum mengacu kepada Prioritas Nasional
R67 Pembagian kewenangan DIPA kepada masing-masing PPK belum dilengkapi dengan TOR/RPK
R68 Usulan revisi anggaran oleh masing-masing Pelaksana Kegiatan belum dilengkapi data pendukung yang lengkap
R69 Rekapitulasi usulan revisi dalam aplikasi RKA K/L dan persetujuan PA Setditjen KSDAE terkait output belum termasuk dalam Prioritas Nasional.
R70 Usulan Revisi Anggaran ke Kanwil DJPb tidak sesuai ketentuan
8. Kerjasama Kemitraan R71 Permohonan kerjasama belum sesuai ketentuan
R72 Rekomendasi teknis dari bidang teknis terlalu lama
R73 Penyusunan RPP belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R74 Penyusunan RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R75 Evaluasi RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R76 Laporan tahunan belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R77 Evaluasi Perjanjian Kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R78 Laporan akhir kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
R79 Berita Acara Serah Terima Barang belum sesuai ketentuan
9. Pelaporan rutin R80 Penyampaian Laporan rutin kesekretariatan tidak
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 11
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
kesekretariatan tepat waktu
R81 Format Laporan rutin kesekretariatan belum sesuai ketentuan
R82 Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
R83 Penandatanganan Laporan rutin kesekretariatan oleh Kepala Bagian Tata Usaha terlalu lama
R84 Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
10. Pelaporan Tahunan/ Capaian Rencana Kerja
R85 Sumber data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja belum lengkap
R86 Pengolahan/input data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
R87 Pembahasan data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja tingkat Balai Besar KSDA terlambat
R88 Penandatangan/pengesahan Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja terlalu lama
R89 Pengiriman Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
11. Penyusunan Laporan Statistik
R90 Sumber data Laporan Statistik belum lengkap dan tidak sesuai format
R91 Pengolahan/input data Statistik oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
R92 Pembahasan data Laporan Statistik tingkat Balai Besar KSDA terlambat
R93 Penandatangan/pengesahan Laporan Statistik terlalu lama
R94 Pengiriman Laporan Statistik kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
12. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
R95 Sumber data Laporan Kinerja (LKj) belum lengkap dan tidak sesuai format
R96 Pengolahan/input data Laporan Kinerja (LKj) oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
R97 Pembahasan data Laporan Kinerja (LKj) tingkat Balai Besar KSDA terlambat
R98 Penandatangan/pengesahan Laporan Kinerja (LKj) terlalu lama
R99 Pengiriman Laporan Kinerja (LKj) kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
13. Pelaporan Sistem Informasi Pendataan
R100 Sumber data Laporan SIDAK belum lengkap dan tidak sesuai format
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 12
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
Konservasi (SIDAK) R101 Pengolahan/input data SIDAK oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
14. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Anggaran
R102 Sumber data Laporan Monev Anggaran belum lengkap
R103 Pengolahan/input data Laporan Monev Anggaran oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
15. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Bapennas
R104 Sumber data Laporan Monev Bapennas belum lengkap
R105 Pengolahan/input data Laporan Monev Bapennas oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
16. Pelaporan kegiatan R106 Penyampaian Laporan Kegiatan tidak tepat waktu
R107 Pendistribusian disposisi laporan kegiatan terlalu lama
17. Pengumpulan dan penyimpanan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
R108 Belum terkumpulnya semua data potensi jasa lingkungan
R109 Penyimpanan dokumen data potensi lingkungan tidak rapi
R110 Data belum terakumulasi dalam bentuk system database yang terintegrasi
R111 SOP belum terdokumentasi dengan baik
18. Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar
R112 Pemegang izin tidak/terlambat menyampaikan kewajiban-kewajiban
R113 Pemegang izin kurang memahami alur prosedur perizinan
R114 Kurangnya monitoring dan peringatan
R115 SOP belum terdokumentasikan dengan baik.
19. Pelayanan promosi dan pemasaran
R116 Pelayanan belum dilakukan secara on line
R117 Kurang tersedianya media promosi dan pemasaran
R118 Waktu pengajuan permohonan sudah pada enjury time sehingga pelayanan tidak maksimal
R119 Terlambatnya pelayanan SIMAKSI karena pihak pemohon kurang kooperatif
20. Administrasi perizinan di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya
R120 Data belum terakumulasi dalam bentuk system database yang terintegrasi
R121 Sarpras pendukung kurang memadai (microchip reader, chip, tagging, dll)
R122 Terlambatnya pendistribusian surat sehingga pelayanan terlambat.
21. Pelaksanaan koordinasi teknis pemberdayaan
R123 Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan pelaporan tidak jelas
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 13
No
Sumber Risiko
(Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Risiko Teridentifikasi
Kode Deskripsi Risiko
masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
R124 Tidak adanya koordinasi dengan pihak terkait
22. Pengumpulan data perlindungan dan pengamanan hutan
R125 Sering telatnya laporan data tentang permasalahan gangguan keamanan kawasan dari wilayah
R126 Penyimpanan dokumen data gangguan keamanan kawasan belum rapi
R127 Data belum terakumulasi dalam bentuk sistem database yang terintegrasi masih manual
R128 Laporan kegiatan perlindungan dan pengamanan belum tersusun dengan baik
23. Pengumpulan data kebakaran hutan dan lahan
R129 Sering telatnya laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan dari wilayah
R130 Penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan kawasan belum rapi
R131 Data belum terakumulasi dalam bentuk sistem database yang terintegrasi masih manual
R132 Laporan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan belum tersusun dengan baik
24. Penyusunan Rencana Kegiatan Pengamanan Kawasan
R133 Rencana kegiatan tidak menjawab permasalahan di lapangan.
R134 Penyusunan rencana tidak didasarkan atas data dan informasi yang akurat
R135 Masih terjadinya gangguan terhadap kawasan
Setelah seluruh risiko teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan pemetaan
risiko. Pemetaan risiko mencakup dua dimensi, yaitu sumber risiko dan letak terjadinya
risiko atau disebut wilayah risiko. Jika disajikan pada suatu matriks, maka sumber risiko
sebagai baris matriks sedangkan wilayah risiko sebagai kolom matriks.
Output dari identifikasi risiko berwujud peta risiko.
Tabel 3. Pemetaan Risiko
Sumber risiko (Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Wilayah risiko (letak terjadinya risiko)
Capaian kinerja
Laporan keuangan
Neraca LRA
Kas Perse- diaan
Pi utang
Aset Tetap
Aset Lain
Pnda patan
Belanja
1. Penatausahaan Persuratan dan Kearsipan
R1 s.d. R9
- - - - - - -
2. Penatausahaan BMN R10 s.d. R22
- - - - - - -
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 14
Sumber risiko (Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Wilayah risiko (letak terjadinya risiko)
Capaian kinerja
Laporan keuangan
Neraca LRA
Kas Perse- diaan
Pi utang
Aset Tetap
Aset Lain
Pnda patan
Belanja
3. Penatausahaan Persediaan
R23 s.d. R27
- - - - - - -
4. Pengelolaan Kepegawaian R28 s.d. R44
- - - - - - -
5. Penatausahaan Keuangan R45 s.d. R58
- - - - - - -
6. Pengadaan Barang/ Jasa R59 s.d. R63
- - - - - - -
7. Program dan Anggaran R64 s.d. R70
8. Kerjasama Kemitraan R71 s.d. R79
- - - - - - -
9. Pelaporan rutin kesekretariatan
R80 s.d. R84
- - - - - - -
10. Pelaporan Tahunan/ Capaian Rencana Kerja
R85 s.d. R89
- - - - - - -
11. Penyusunan Laporan Statistik
R90 s.d. R94
- - - - - - -
12. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
R95 s.d. R99
- - - - - - -
13. Pelaporan Sistem Informasi Pendataan Konservasi (SIDAK)
R100 s.d.
R101 - - - - - - -
14. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Anggaran
R102 s.d.
R103 - - - - - - -
15. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Bapennas
R104 s.d.
R105 - - - - - - -
16. Pelaporan kegiatan R106 s.d.
R107 - - - - - - -
17. Pengumpulan dan penyimpanan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
R108 s.d.
R111 - - - - - - -
18. Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar
R112 s.d.
R115 - - - - - - -
19. Pelayanan promosi dan pemasaran
R116 s.d.
- - - - - - -
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 15
Sumber risiko (Kegiatan dan kegiatan lainnya)
Wilayah risiko (letak terjadinya risiko)
Capaian kinerja
Laporan keuangan
Neraca LRA
Kas Perse- diaan
Pi utang
Aset Tetap
Aset Lain
Pnda patan
Belanja
R119
20. Administrasi perizinan di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya
R120 s.d.
R122 - - - - - - -
21. Pelaksanaan koordinasi teknis pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
R123 s.d.
R124 - - - - - - -
22. Pengumpulan data perlindungan dan pengamanan hutan
R125 s.d.
R128 - - - - - - -
23. Pengumpulan data kebakaran hutan dan lahan
R129 s.d.
R132 - - - - - - -
24. Penyusunan Rencana Kegiatan Pengamanan Kawasan
R133 s.d.
R135 - - - - - - -
Sebagaimana terlihat pada tabel, pemetaan risiko dimulai dengan penulisan kegiatan
dan/atau kegiatan lainnya pada kolom sumber risiko, dilanjutkan dengan mengeksplorasi
titik-titik kemungkinan terjadinya risiko pada wilayah risiko (kinerja dan laporan keuangan).
Pemetaan risiko pada wilayah risiko dilakukan pada seluruh sumber risiko yang dimiliki
Balai Besar KSDA Jawa Barat, yaitu pada setiap kegiatan maupun kegiatan lainnya.
B. Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan tahap lanjutan dari identifikasi risiko. Seluruh risiko teridentifikasi
harus dikaji lebih lanjut dalam rangka memilih dan menetapkan risiko-risiko mana saja
yang dinilai cukup signifikan selanjutnya disebut risiko signifikan. Untuk dapat menetapkan
apakah suatu risiko teridentifikasi dapat dikategorikan sebagai risiko signifikan atau tidak,
terlebih dahulu harus dibangun kriteria risiko signifikan. Jika suatu risiko teridentifikasi
memenuhi kriteria dimaksud maka risiko teridentifikasi itu ditetapkan menjadi risiko
signifikan.
Ada dua faktor yang memengaruhi tingkat signifikansi suatu risiko, yaitu: (1) dampak risiko
terhadap ketercapaian tujuan kegiatan dan laporan keuangan, dan (2) frekuensi munculnya
risiko. Resultante dari kedua faktor tersebut akan menentukan signifikansi suatu risiko
teridentifikasi.
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 16
Suatu risiko teridentifikasi ditetapkan sebagai risiko signifikan, jika memiliki bobot risiko
bernilai 8 atau lebih. Untuk itu maka seluruh risiko teridentifikasi harus diukur bobot
risikonya dalam rangka memilih dan menetapkannya sebagai risiko signifikan.
Tabel 4. Rincian Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
1. Penatausahaan Persuratan dan Kearsipan
R1 Pengagendaan, distribusi dan pengiriman surat belum tertib dan sesuai ketentuan
1 2 2 Tidak Signifikan
R2 Pengarsipan surat belum sesuai ketentuan
1 3 3 Tidak Signifikan
R3 Belum ada buku agenda/kendali untuk peminjaman surat
2 3 6 Tidak Signifikan
R4 Pengkategorian file aktif/inaktif belum sesuai ketentuan
1 1 1 Tidak Signifikan
R5 Lemari arsip masih kurang 2 3 6 Tidak Signifikan
R6 Komputer untuk aplikasi tata naskah belum tersedia khusus
2 3 6 Tidak Signifikan
R7 Tidak dianggarkannya anggaran untuk penatausahaan kearsipan
2 2 4 Tidak Signifikan
R8 Paraf Koordinasi Belum Maksimal 1 3 3 Tidak Signifikan
R9 Keterlambatan pemberian/ pencetakan lembar disposisi
2 2 4 Tidak Signifikan
2. Penatausahaan BMN
R10 Pengelolaan barang hasil pengadaan/penerimaan hibah belum sesuai ketentuan
2 3 6 Tidak Signifikan
R11 BMN belum/terlambat dicatat dan dinomori
3 3 9 Signifikan
R12 Daftar Barang Ruangan belum/ terlambat dibuat
3 3 9 Signifikan
R13 Kartu Identitas Barang belum/terlambat dibuat
1 3 3 Tidak Signifikan
R14 SK Penunjukan penanggung jawab kendaraan bermotor dan rumah dinas belum/terlambat dibuat
1 3
3 Tidak Signifikan
R15 Peminjaman barang belum disertai bon peminjaman
1 4 4 Tidak Signifikan
R16 Inventarisasi BMN belum dilaksanakan
1 3 3 Tidak Signifikan
R17 BMN yang rusak berat belum diusulkan penghapusannya
2 4 8 Signifikan
R18 Rekonsiliasi BMN terlambat 1 5 5 Tidak
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 17
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
dilaksanakan Signifikan
R19 Laporan BMN belum/terlambat dibuat
1 4 4 Tidak Signifikan
R20 Komputer khusus untuk pengelolaan BMN belum tersedia
1 4 4 Tidak Signifikan
R21 Belum semua BMN dibuat Penetapan Status Penggunaan
2 3 6 Tidak Signifikan
R22 BMN Rumah jabatan belum ada Surat Keputusan Penetapan Golongan Rumah Jabatan
2 3 6 Tidak Signifikan
3. Penatausahaan Persediaan
R23 Pengelolaan barang persediaan belum sesuai ketentuan
2 3 6 Tidak Signifikan
R24 Komputer khusus untuk penatausahaan persediaan belum tersedia
1 3 3 Tidak Signifikan
R25 Pengadaan Barang alat tulis kantor satu pintu
1 3 3 Tidak Signifikan
R26 Stok barang persediaan sulit dipantau setiap saat
3 3 9 Signifikan
R27 BAST Hasil Kegiatan fisik belum sesuai ketentuan
2 3 6 Tidak Signifikan
4. Pengelolaan Kepegawaian
R28 Daftar urutan kepangkatan belum disusun
1 3 3 Tidak Signifikan
R29 Usulan kenaikan pangkat/ golongan dan gaji berkala belum/terlambat disusun
1 5 5 Tidak Signifikan
R30 Rekapitulasi Absensi Pegawai belum dibuat
1 4 4 Tidak Signifikan
R31 Usulan pembayaran tunjangan kinerja tidak sesuai ketentuan dan terlambat disusun
1 5 5 Tidak Signifikan
R32 SKP belum dibuat/ dimutakhirkan 1 5 5 Tidak Signifikan
R33 Tugas yang dilaksanakan tidak sesuai dengan SKP.
1 4 4 Tidak Signifikan
R34 Kontrak hubungan kerja belum/terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
R35 Usulan tanda jasa/satya lencana belum/terlambat dibuat
2 3 6 Tidak Signifikan
R36 Karya siswa dan ijin belajar belum sesuai ketentuan
1 4 4 Tidak Signifikan
R37 Analisis kebutuhan pegawai dan kebutuhan pegawai belum/terlambat dibuat
1 4 4 Tidak Signifikan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 18
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
R38 Bazetting kepegawaian belum/terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
R39 Data ijin dan cuti pegawai belum sesuai ketentuan
1 4 4 Tidak Signifikan
R40 Usulan pensiun/masa persiapan pensiun terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
R41 Usulan PAK pejabat fungsional belum/terlambat disusun
2 4 8 Signifikan
R42 Tim Penilai Pendahuluan DUPAK belum/terlambat menilai
1 5 5 Tidak Signifikan
R43 DUPAK terlambat dikirim 1 5 5 Tidak Signifikan
R44 Uraian jabatan belum/terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
5. Penatausahaan Keuangan
R45 SK Pengelolaan Keuangan terlambat diterbitkan
1 5 5 Tidak Signifikan
R46 SPJ belum sesuai ketentuan 1 4 4 Tidak Signifikan
R47 Bukti belanja (SPj) terlambat dibuat.
2 4 8 Signifikan
R48 Terjadi pagu minus 1 4 4 Tidak Signifikan
R49 Penyimpanan arsip SPJ tidak tertib dan rapi
2 3 6 Tidak Signifikan
R50 Keterlambatan pemeriksaan Kas oleh KPA
1 3 3 Tidak Signifikan
R51 BKU dan laporan terlambat dibuat oleh Bendahara
1 4 4 Tidak Signifikan
R52 SPTJM yang dibuat tidak sesuai dengan bukti pembayaran
1 3 3 Tidak Signifikan
R53 Ringkasan kontrak terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
R54 Penandatanganan cek kosong oleh KPA
1 5 5 Tidak Signifikan
R55 Pembuatan dan pengiriman speciment tanda tangan KPA, PPSPM dan Bendahara terlambat
1 5 5 Tidak Signifikan
R56 Jumlah uang kas harian melebihi ketentuan
1 3 3 Tidak Signifikan
R57 Komputer untuk pengelolaan anggaran tidak tersedia
1 5 5 Tidak Signifikan
R58 SK Penunjukkan Bendahara Penerima belum/terlambat dibuat
1 5 5 Tidak Signifikan
6. Pengadaan R59 Penyampaian rencana kegiatan 4 1 4 Tidak
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 19
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
Barang/ Jasa pengadaan tidak di awal tahun signifikan
R60 Pemaketan pekerjaan dan penyusunan HPS tidak bisa ditentukan dari awal
3 2 6 Tidak signifikan
R61 HPS yang ditetapkan terlalu rendah
2 3 6 Tidak signifikan
R62 Waktu pelaksanaan pekerjaan terbatas
1 3 3 Tidak signifikan
R63 Barang yang diterima tidak sesuai spesifikasi teknis
1 4 4 Tidak signifikan
7. Program dan Anggaran
R64 Penyusunan dan pembahasan Renja belum disertai dengan data pendukung
5 3 15 Signifikan
R65 Penyusunan dan pembahasan Rapat RKA K/L belum disertai dengan data pendukung
5 4 20 Signifikan
R66 Rapat Koordinasi Teknis dan Rapat Pemantapan pembahasan Anggaran belum mengacu kepada Prioritas Nasional
2 3 6 Tidak Signifikan
R67 Pembagian kewenangan DIPA kepada masing-masing PPK belum dilengkapi dengan TOR/RPK
3 4 12 Signifikan
R68 Usulan revisi anggaran oleh masing-masing Pelaksana Kegiatan belum dilengkapi data pendukung yang lengkap
4 4 16 Signifikan
R69 Rekapitulasi usulan revisi dalam aplikasi RKA K/L dan persetujuan PA Setditjen KSDAE terkait output belum termasuk dalam Prioritas Nasional.
3 2 6 Tidak Signifikan
R70 Usulan Revisi Anggaran ke Kanwil DJPb tidak sesuai ketentuan
3 2 6 Tidak Signifikan
8. Kerjasama Kemitraan
R71 Permohonan kerjasama belum sesuai ketentuan
4 2 8 Signifikan
R72 Rekomendasi teknis dari bidang teknis terlalu lama
4 3 12 Signifikan
R73 Penyusunan RPP belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
4 4 16 Signifikan
R74 Penyusunan RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
4 4 16 Signifikan
R75 Evaluasi RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
3 3 9 Signifikan
R76 Laporan tahunan belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
4 3 12 Signifikan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 20
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
R77 Evaluasi Perjanjian Kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
4 3 12 Signifikan
R78 Laporan akhir kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
4 3 12 Signifikan
R79 Berita Acara Serah Terima Barang belum sesuai ketentuan
4 3 12 Signifikan
9. Pelaporan rutin kesekretariatan
R80 Penyampaian Laporan rutin kesekretariatan tidak tepat waktu
4 4 16 Signifikan
R81 Format Laporan rutin kesekretariatan belum sesuai ketentuan
4 4 16 Signifikan
R82 Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
2 4 8 Signifikan
R83 Penandatanganan Laporan rutin kesekretariatan oleh Kepala Bagian Tata Usaha terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
R84 Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
2 4 8 Signifikan
10. Pelaporan Tahunan/ Capaian Rencana Kerja
R85 Sumber data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja belum lengkap
2 4 8 Signifikan
R86 Pengolahan/input data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
2 4 8 Signifikan
R87 Pembahasan data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja tingkat Balai Besar KSDA terlambat
1 4 4 Tidak Signifikan
R88 Penandatangan/pengesahan Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
R89 Pengiriman Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
1 4 4 Tidak Signifikan
11. Penyusunan Laporan Statistik
R90 Sumber data Laporan Statistik belum lengkap dan tidak sesuai format
2 4 8 Signifikan
R91 Pengolahan/input data Statistik oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
2 4 8 Signifikan
R92 Pembahasan data Laporan 1 4 4 Tidak
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 21
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
Statistik tingkat Balai Besar KSDA terlambat
Signifikan
R93 Penandatangan/pengesahan Laporan Statistik terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
R94 Pengiriman Laporan Statistik kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
1 4 4 Tidak Signifikan
12. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
R95 Sumber data Laporan Kinerja (LKj) belum lengkap dan tidak sesuai format
2 4 8 Signifikan
R96 Pengolahan/input data Laporan Kinerja (LKj) oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
2 4 8 Signifikan
R97 Pembahasan data Laporan Kinerja (LKj) tingkat Balai Besar KSDA terlambat
1 4 4 Tidak Signifikan
R98 Penandatangan/pengesahan Laporan Kinerja (LKj) terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
R99 Pengiriman Laporan Kinerja (LKj) kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
1 4 4 Tidak Signifikan
13. Pelaporan Sistem Informasi Pendataan Konservasi (SIDAK)
R100 Sumber data Laporan SIDAK belum lengkap dan tidak sesuai format
2 4 8 Signifikan
R101 Pengolahan/input data SIDAK oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
14. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Anggaran
R102 Sumber data Laporan Monev Anggaran belum lengkap
1 4 4 Tidak Signifikan
R103 Pengolahan/input data Laporan Monev Anggaran oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
15. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Bapennas
R104 Sumber data Laporan Monev Bapennas belum lengkap
1 4 4 Tidak Signifikan
R105 Pengolahan/input data Laporan Monev Bapennas oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
16. Pelaporan kegiatan
R106 Penyampaian Laporan Kegiatan tidak tepat waktu
2 4 8 Signifikan
R107 Pendistribusian disposisi laporan kegiatan terlalu lama
1 4 4 Tidak Signifikan
17. Pengumpulan dan
R108 Belum terkumpulnya semua data potensi jasa lingkungan
3 2 6 Tidak Signifikan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 22
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
penyimpanan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
R109 Penyimpanan dokumen data potensi lingkungan tidak rapi
4 2 8 Signifikan
R110 Data belum terakumulasi dalam bentuk system database yang terintegrasi
3 2 6 Tidak Signifikan
R111 SOP pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
belum terdokumentasi dengan baik
4 3 12 Signifikan
18. Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar
R112 Pemegang izin pemanfatan TSL tidak/terlambat menyampaikan kewajiban-kewajiban
4 3 12 Signifikan
R113 Pemegang izin kurang memahami alur prosedur perizinan
3 2 6 Tidak Signifikan
R114 Kurangnya monitoring dan peringatan
4 3 12 Signifikan
R115 SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL belum terdokumentasikan dengan baik.
4 3 12 Signifikan
19. Pelayanan promosi dan pemasaran
R116 Pelayanan belum dilakukan secara on line
3 2 6 Tidak Signifikan
R117 Kurang tersedianya media promosi dan pemasaran
3 2 6 Tidak Signifikan
R118 Waktu pengajuan permohonan sudah pada enjury time sehingga pelayanan tidak maksimal
3 3 9 Signifikan
R119 Terlambatnya pelayanan SIMAKSI karena pihak pemohon kurang kooperatif
3 2 6 Tidak Signifikan
20. Administrasi perizinan di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya
R120 Data belum terakumulasi dalam bentuk system database yang terintegrasi
3 2 6 Tidak Signifikan
R121 Sarpras pendukung kurang memadai (microchip reader, chip, tagging, dll)
3 2 6 Tidak Signifikan
R122 Terlambatnya pendistribusian surat sehingga pelayanan terlambat.
3 3 9 Signifikan
21. Pelaksanaan koordinasi teknis pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
R123 Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan pelaporan tidak jelas
3 3 9 Signifikan
R124 Tidak adanya koordinasi dengan pihak terkait
3 2 6 Tidak Signifikan
22. Laporan data R125 Sering telatnya laporan data 4 4 16 Signifikan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 23
No Sumber Risiko Risiko Teridentifikasi Nilai *)
BR Simpulan
**) Kode Deskripsi Risiko FR DR
perlindungan dan pengamanan hutan
terbaru permasalahan gangguan keamanan kawasan dari wilayah
R126 Penyimpanan dokumen data gangguan keamanan kawasan belum rapi
2 2 4 Tidak Signifikan
R127 Data belum terakumulasi dalam bentuk sistem database yang terintegrasi masih manual
3 2 6 Tidak Signifikan
R128 SOP pelaporan data perlindungan dan pengamanan hutan belum terdokumentasi dengan baik
3 3 9 Signifikan
23. Laporan data kebakaran hutan dan lahan
R129 Sering telatnya laporan data terbaru permasalahan kebakaran hutan dan lahan dari wilayah
4 4 16 Signifikan
R130 Penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan kawasan belum rapi
3 2 6 Signifikan
R131 Data belum terakumulasi dalam bentuk system database yang terintegrasi masih manual
3 2 6 Tidak Signifikan
R132 SOP pelaporan data kebakaran hutan dan lahan belum terdokumentasi dengan baik
3 3 9 Signifikan
24. Penyusunan Rencana Kegiatan Pengamanan Kawasan
R133 Rencana kegiatan tidak menjawab permasalahan di lapangan.
3 2 6 Tidak Signifikan
R134 Penyusunan rencana tidak didasarkan atas data dan informasi yang akurat
3 2 6 Tidak Signifikan
R135 Masih terjadinya gangguan terhadap kawasan
3 3 9 Signifikan
Keterangan:
*) FR : frekuensi timbulnya risiko; DR : dampak risiko; BR : bobot risiko, yaitu PR x DR.
**) Diisi dengan pilihan : S (signifikan) atau TS (tidak signifikan). Suatu risiko teridentifikasi dapat
ditetapkan sebagai risiko signifikan jika memiliki BR bernilai 8 atau lebih.
Dari tabel 4 tampak bahwa sebanyak 90 risiko memiliki bobot risiko (BR) dibawah 8
sehingga tidak memenuhi kriteria risiko signifikan, sedangkan risiko yang signifikan adalah
sebanyak 45 risiko selanjutnya disajikan dalam tabel 5.
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 24
Tabel 5. Rincian Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi
No. Sumber Risiko Tujuan Kegiatan Risiko Signifikan
1. Penatausahaan BMN
Penatausahaan BMN tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku
BMN belum/terlambat dicatat dan dinomori
Daftar Barang Ruangan belum/ terlambat dibuat
BMN yang rusak berat belum diusulkan penghapusannya
2. Penatausahaan Persediaan
Penatausahaan barang Persediaan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Stok barang persediaan sulit dipantau setiap saat
3. Pengelolaan Kepegawaian
Pengelolaan administrasi kepegawaian tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Usulan PAK pejabat fungsional belum/terlambat disusun
4. Penatausahaan Keuangan
Pengelolaan SPj keuangan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akuntabel
Bukti belanja (SPj) terlambat dibuat.
5. Program dan Anggaran
Penyusunan dan pembahasan Renja dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Penyusunan dan pembahasan Renja belum disertai dengan data pendukung
Penyusunan dan pembahasan Rapat RKA K/L belum disertai dengan data pendukung
Pembagian kewenangan DIPA kepada masing-masing PPK belum dilengkapi dengan TOR/RPK
Usulan revisi anggaran oleh masing-masing Pelaksana Kegiatan belum dilengkapi data pendukung yang lengkap
6. Kerjasama Kemitraan
Penyusunan dokumen kerjasama kemitraan dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Permohonan kerjasama belum sesuai ketentuan
Rekomendasi teknis dari bidang teknis terlalu lama
Penyusunan RPP belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penyusunan RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Evaluasi RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Laporan tahunan belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Evaluasi Perjanjian Kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Laporan akhir kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 25
No. Sumber Risiko Tujuan Kegiatan Risiko Signifikan
Berita Acara Serah Terima Barang belum sesuai ketentuan
7. Pelaporan rutin kesekretariatan
Laporan rutin kesekretarian (bulanan, triwulan, semester) dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Penyampaian Laporan rutin kesekretariatan tidak tepat waktu
Format Laporan rutin kesekretariatan belum sesuai ketentuan
Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh petugas operator/ pengolah data terlalu lama
Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan kepada Setditjen KSDAE terlalu lama.
8. Penyusunan Laporan Tahunan/ Capaian Rencana Kerja
Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Sumber data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja belum lengkap
Pengolahan/input data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
9. Penyusunan Laporan Statistik
Laporan Statistik dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Sumber data Laporan Statistik belum lengkap dan tidak sesuai format
Pengolahan/input data Statistik oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
10. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
Laporan Kinerja dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Sumber data Laporan Kinerja (LKj) belum lengkap dan tidak sesuai format
Pengolahan/input data Laporan Kinerja (LKj) oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
11. Pelaporan Sistem Informasi Pendataan Konservasi (SIDAK)
Laporan SIDAK dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Sumber data Laporan SIDAK belum lengkap dan tidak sesuai format
12. Penyampaian laporan kegiatan
Laporan kegiatan dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Penyampaian Laporan Kegiatan tidak tepat waktu
13. Pengumpulan dan penyimpanan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
Tersusunnya data dan bahan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan yang tertib
Penyimpanan dokumen data potensi lingkungan tidak rapi
SOP pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan belum terdokumentasi dengan baik
14. Pengembangan dan
Adanya data dan informasi tingkat
Pemegang izin tidak/ terlambat menyampaikan kewajiban-kewajiban
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 26
No. Sumber Risiko Tujuan Kegiatan Risiko Signifikan
pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar
keberhasilan kegiatan penangkaran dan peredaran TSL
Kurangnya monitoring dan peringatan
SOP Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar belum terdokumentasikan dengan baik
15. Pelayanan promosi dan pemasaran
Memberikan pelayanan prima kepada setiap lapisan masyarakat
Waktu pengajuan permohonan sudah pada enjury time sehingga pelayanan tidak maksimal
16. Administrasi perizinan di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya
Pemohon mengetahui seluruh persyaratan/ kelengkapan yang harus dipenuhi dalam pengajuan izinnya
Terlambatnya pendistribusian surat sehingga pelayanan terlambat
17. Pelaksanaan koordinasi teknis pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
Tercapainya koordinasi yang baik sesuai dengan tupoksi masing-masing yang ditunjang dengan data dan pelaporan yang jelas
Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan pelaporan tidak jelas
18. Laporan data perlindungan dan pengamanan hutan
Tersusunnya data perlindungan dan pengamanan hutan yang tertib dan up to date
Sering telatnya laporan data terbaru permasalahan gangguan keamanan kawasan dari wilayah
SOP pelaporan data perlindungan dan pengamanan hutan belum terdokumentasi dengan baik
19. Laporan data kebakaran hutan dan lahan
Tersusunnya data kebakaran hutan dan lahan yang tertib dan up to date
Sering telatnya laporan data terbaru permasalahan kebakaran hutan dan lahan dari wilayah
Penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan kawasan belum rapi
SOP pelaporan data kebakaran hutan dan lahan belum terdokumentasi dengan baik
20. Penyusunan Rencana Kegiatan Pengamanan Kawasan
Keamanan Kawasan konservasi aman dari segala gangguan
Masih terjadinya gangguan terhadap kawasan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 27
BAB IV
KEGIATAN PENGENDALIAN
Kegiatan pengendalian dilaksanakan selama satu tahun untuk setiap risiko signifikan yang telah
ditetapkan berdasarkan tabel 6. Kegiatan pengendalian yang dirumuskan pada dasarnya
mencakup dua hal, yaitu (1) kebijakan pengendalian dan (2) prosedur pengendalian tentang
bagaimana cara melakukan kebijakan itu, atau yang disebut dengan SOP pengendalian.
Berdasarkan hasil penilaian risiko sebagaimana telah diuraikan pada Bab III di atas, selanjutnya
dibuat Rencana Penyelenggaraan Kegiatan Pengendalian sebagai berikut :
1. Nama Kegiatan : Penatausahaan BMN
Tujuan Kegiatan : Penatausahaan BMN tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian
Prosedur
pengendalian
1. BMN belum/terlambat
dicatat dan dinomori
Pendataan dan Inventarisasi
kembali BMN yang belum
dinomori
SOP Pengendalian
Nomor 1
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
2. Daftar Barang Ruangan
belum/terlambat dibuat
Pendataan dan Inventarisasi
daftar barang disetiap
ruangan lingkup Balai Besar
KSDA Jawa Barat
SOP Pengendalian
Nomor 2
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
3 BMN yang rusak berat
belum diusulkan
penghapusannya
Pendataan BMN yang rusak
berat secara menyeluruh
lingkup Balai Besar KSDA
Jawa Barat
SOP Pengendalian
Nomor 3
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
2. Nama Kegiatan : Penatausahaan Persediaan
Tujuan Kegiatan : Penatausahaan barang Persediaan tertib sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian
Prosedur
pengendalian
1. Stok barang persediaan
sulit dipantau setiap
saat
Pendataan/Stock Opname
Barang Persediaan
SOP Pengendalian
Nomor 4
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 28
3. Nama Kegiatan : Pengelolaan Kepegawaian
Tujuan Kegiatan : Pengelolaan administrasi kepegawaian tertib sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
No. Risiko signifikan Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian
Prosedur
pengendalian
1. Usulan PAK pejabat
fungsional belum/
terlambat disusun
Sosialisasi dan penyampaian
informasi kepada pejabat
fungsional dalam
penyusunan DUPAK
SOP Pengendalian
Nomor 5
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
4. Nama Kegiatan : Penatausahaan Keuangan
Tujuan Kegiatan : Pengelolaan SPj keuangan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan akuntabel
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian
Prosedur
pengendalian
1. Bukti belanja (SPj)
terlambat dibuat.
Sosialisasi dan penyampaian
informasi kepada pelaksana
kegiatan lingkup Balai Besar
KSDA Jawa Barat
SOP Pengendalian
Nomor 6
(terlampir)
Kepala Sub
Bagian Umum
5. Nama Kegiatan : Program dan Anggaran
Tujuan Kegiatan : Penyusunan dan pembahasan Renja dapat disusun tepat waktu, valid,
akurat dan sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Penyusunan dan pembahasan Renja belum disertai dengan data pendukung
Setiap usulan rencana kegiatan dan rapat pembahasan agar masing-masing Subbagian/Seksi harus melengkapi data dukung berupa KAK tahapan kegiatan.
SOP Pengendalian Nomor 7
(terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
2. Penyusunan dan pembahasan Rapat RKA K/L belum disertai dengan data pendukung
Setiap usulan kegiatan prioritas oleh masing-masing Subbagian/ Seksi harus sesuai pagu dan dilengkapi data dukung berupa KAK tahapan kegiatan serta gambar dan RAB untuk pembangunan atau renovasi Sarpras
SOP Pengendalian Nomor 8
(terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 29
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
Pengelolaan.
3. Pembagian kewenangan DIPA kepada masing-masing PPK belum dilengkapi dengan TOR/RPK
Masing-masing pelaksana menyusun RPK detail dan lokus kegiatan merujuk kepada pembagian DIPA kepada masing-masing PPK.
SOP Pengendalian Nomor 9
(terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
4. Usulan revisi anggaran/kegiatan oleh masing-masing Pelaksana Kegiatan belum dilengkapi data pendukung yang lengkap
Usulan revisi anggaran/ kegiatan melalui PPK dengan Nota Dinas dilengkapi SKB tahapan kegiatan, rincian anggaran sesuai SBU, data dukung kegiatan dan penjelasan dilakukannya revisi.
SOP Pengendalian Nomor 10 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
6. Nama Kegiatan : Kerjasama Kemitraan
Tujuan Kegiatan : Penyusunan dokumen kerjasama kemitraan dapat disusun tepat waktu,
valid, akurat dan sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Permohonan kerjasama belum sesuai ketentuan
Permohonan mitra sesuai Permenhut P.85 tahun 2014 harus dilengkapi persyaratan dan peta wilayah kerja usulan PKS.
SOP Pengendalian Nomor 11 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
2. Rekomendasi teknis dari bidang teknis terlalu lama
Penentuan tata waktu masukan/kajian teknis dari Bidang Teknis
SOP Pengendalian Nomor 12 (terlampir)
Kepala Seksi P2
3. Penyusunan RPP belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu penyusunan RPP oleh Bidang KSDA Wilayah dengan mitra untuk area lingkup Bidang Wilayah dan oleh Bidang Teknis untuk area lintas Bidang Wilayah
SOP Pengendalian Nomor 13 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
4. Penyusunan RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu penyusunan RKT oleh Bidang KSDA Wilayah dengan mitra untuk area lingkup Bidang Wilayah dan oleh Bidang Teknis untuk area lintas Bidang Wilayah dengan mempertimbangkan double akun dengan angaran dalam DIPA
SOP Pengendalian Nomor 14 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
5. Evaluasi RKT belum Penentuan tata waktu SOP Pengendalian Kepala
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 30
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
tepat waktu dan sesuai ketentuan
pelaksanaan evaluasi dengan melibatkan seksi/subbagian terkait.
Nomor 15 (terlampir)
Subbagian Program dan Kerjasama
6. Laporan tahunan belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu penyusunan laporan tahunan oleh mitra setelah habis masa RKT.
SOP Pengendalian Nomor 16 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
7. Evaluasi Perjanjian Kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu penyusunan evaluasi kegiatan dengan melibatkan seksi/subbagian terkait sebelum berakhir masa berlaku PKS.
SOP Pengendalian Nomor 17 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
8. Laporan akhir kerjasama belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu penyusunan laporan akhir kerjasama disusun oleh mitra setelah habis masa PKS.
SOP Pengendalian Nomor 18 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
9. Berita Acara Serah Terima Barang belum sesuai ketentuan
BAST disusun berkoordinasi dengan Subbagian Umum sebagai dasar pengurusan barang dalam SIMAK BMN selanjutnya.
SOP Pengendalian Nomor 19 (terlampir)
Kepala Subbagian Program dan Kerjasama
7. Nama Kegiatan : Pelaporan rutin kesekretariatan
Tujuan kegiatan : Laporan rutin kesekretarian (bulanan, triwulan, semester) dapat disusun
tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
Penentuan tata waktu Penyampaian laporan rutin
kesekretariatan (bulanan,
triwulan, semester)
SOP Pengendalian Nomor 20
(terlampir)
Kepala SKW 1 s/d 6, Kepala Seksi P2, Kepala Seksi P3, Kasubbag Umum, Kasubbag Program dan Kerjasama, Kasubbag Data, Evlap, Kabid KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid Teknis
2. Format Laporan rutin kesekretariatan belum sesuai ketentuan
Penyusunan dan sosialisasi format laporan rutin
kesekretariatan (bulanan,
SOP Pengendalian Nomor 21
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 31
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
triwulan, semester)
3. Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh petugas operator/ pengolah data terlalu lama
Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh petugas operator/pengolah data
SOP Pengendalian Nomor 22
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
4. Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan kepada Setditjen KSDAE terlalu lama
Penentuan tata waktu Pengiriman Laporan bulanan oleh petugas pengolah surat keluar
SOP Pengendalian Nomor 23
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Umum
8. Nama Kegiatan : Penyusunan Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja
Tujuan kegiatan : Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja dapat disusun tepat
waktu, valid, akurat dan sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Sumber data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja belum lengkap
Penyusunan blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja
SOP Pengendalian
Nomor 24
(terlampir)
Kepala Seksi P2, Kepala Seksi P3, Kasubbag Umum, Kasubbag Program dan Kerjasama, Kasubbag Data, Evlap
2. Pengolahan/input data Laporan Tahunan/ Capaian Rencana Kerja oleh petugas operator/ pengolah data terlalu lama
Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja oleh petugas operator/pengolah data
SOP Pengendalian
Nomor 25
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
9. Nama Kegiatan : Penyusunan Laporan Statistik
Tujuan kegiatan : Laporan Statistik dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan
sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Sumber data Laporan Statistik belum lengkap
Penyusunan blanko isian SOP Pengendalian
Kepala Sub Bagian Data,
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 32
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
dan tidak sesuai format Laporan Statistik Nomor 26
(terlampir)
Evlap dan Kehumasan
2. Pengolahan/input data Statistik oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan Statistik oleh petugas operator/pengolah data
SOP Pengendalian
Nomor 27
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
10. Nama Kegiatan : Penyusunan Laporan Kinerja (LKj)
Tujuan kegiatan : Laporan Kinerja dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai
ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Sumber data Laporan Kinerja (LKj) belum lengkap dan tidak sesuai format
Penyusunan blanko isian Laporan Kinerja
SOP Pengendalian
Nomor 28
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
2. Pengolahan/input data Kinerja oleh petugas operator/pengolah data terlalu lama
Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan Kinerja oleh petugas operator/pengolah data
SOP Pengendalian
Nomor 29
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
11. Nama Kegiatan : Pelaporan Sistem Informasi Pendataan Konservasi (SIDAK)
Tujuan kegiatan : Laporan SIDAK dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai
ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Sumber data Laporan SIDAK belum lengkap dan tidak sesuai format
Penyusunan blanko isian Laporan Kinerja
SOP Pengendalian
Nomor 30
(terlampir)
Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 33
12. Nama Kegiatan : Penyampaian laporan kegiatan
Tujuan kegiatan : Laporan kegiatan dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan
sesuai ketentuan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan
pengendalian
Prosedur pengendalian
1. Penyampaian Laporan Kegiatan tidak tepat waktu
Penentuan tata waktu Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan
SOP Pengendalian
Nomor 31
(terlampir)
Kepala SKW 1 s/d 6, Kepala Seksi P2, Kepala Seksi P3, Kasubbag Umum, Kasubbag Program dan Kerjasama, Kasubbag Data, Evlap, Kabid KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid Teknis
13. Nama Kegiatan : Pengumpulan dan penyimpanan bahan pelaksanaan
Pengembangan dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Tujuan kegiatan : Tersusunnya data dan bahan pengembangan dan pemanfaatan
jasa lingkungan yang tertib
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Penyimpanan dokumen data potensi lingkungan tidak rapi
Penataan dokumen potensi lingkungan
SOP Pengendalian
Nomor 32 (terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
2. SOP pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan belum
terdokumentasi dengan baik
Disusunnya SOP
pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan serta
Juklak/juknis
SOP Pengendalian
Nomor 33 (terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 34
14. Nama Kegiatan : Pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa
liar
Tujuan kegiatan : Adanya data dan informasi tingkat keberhasilan kegiatan penangkaran dan
peredaran TSL
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Pemegang izin
pemanfatan TSL tidak/
terlambat
menyampaikan
kewajiban-kewajiban
Dilaksanakannya monev/
bimtek serta teguran baik
lisan ataupun tulisan
SOP
Pengendalian
Nomor 34
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
2. Kurangnya monitoring
dan peringatan
Peningkatan sistem
monitoring dan
pengawasan
SOP
Pengendalian
Nomor 35
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
3. SOP Pemanfaatan dan
Pelayanan TSL belum
terdokumentasikan
dengan baik.
Disusunnya SOP
Pemanfaatan dan
Pelayanan TSL serta
Juklak/juknis
SOP
Pengendalian
Nomor 36
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
15. Nama Kegiatan : Pelayanan promosi dan pemasaran
Tujuan kegiatan : Memberikan pelayanan prima kepada setiap lapisan masyarakat
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Waktu pengajuan
permohonan sudah
pada enjury time
sehingga pelayanan
tidak maksimal
Memberikan pemahaman agar permohonan diajukan sedini mungkin sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku
SOP
Pengendalian
Nomor 37
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
16. Nama Kegiatan : Administrasi perizinan di bidang konservasi sumber daya alam
dan ekosistemnya
Tujuan kegiatan : Pemohon mengetahui seluruh persyaratan/ kelengkapan yang harus
dipenuhi dalam pengajuan izinnya
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Terlambatnya
pendistribusian surat
sehingga pelayanan
terlambat.
Disusunnya SOP Pelayanan
perizinan dan pemanfaatan
TSL serta Juklak/juknis
SOP
Pengendalian
Nomor 38
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 35
17. Nama Kegiatan : Pelaksanaan koordinasi teknis pemberdayaan masyarakat di
dalam dan sekitar kawasan
Tujuan kegiatan : Tercapainya koordinasi yang baik sesuai dengan tupoksi masing-masing
yang ditunjang dengan data dan pelaporan yang jelas
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan
dan pelaporan tidak
jelas
Membuat SK pembagian
tugas terkait pelaksanaan
dan pelaporan
pemberdayaan masyarakat
SOP
Pengendalian
Nomor 39
(terlampir)
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
18. Nama Kegiatan : Laporan data perlindungan dan pengamanan hutan
Tujuan kegiatan : Tersusunnya data perlindungan dan pengamanan hutan yang tertib
dan up to date
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Sering telatnya laporan
data permasalahan
gangguan keamanan
kawasan dari wilayah
Penentuan tata waktu
penyampaian laporan data
permasalahan gangguan
keamanan kawasan dari
wilayah
SOP
Pengendalian
Nomor 40
(terlampir)
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
2. SOP pelaporan data
perlindungan dan
pengamanan hutan
belum terdokumentasi
dengan baik
Disusunnya SOP pelaporan
data perlindungan dan
pengamanan hutan serta
Juklak/juknis
SOP
Pengendalian
Nomor 41
(terlampir)
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
19. Nama Kegiatan : Laporan data kebakaran hutan dan lahan
Tujuan kegiatan : Tersusunnya data kebakaran hutan dan lahan yang tertib dan up to
date
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Sering telatnya laporan
data permasalahan
kebakaran hutan dan
lahan dari wilayah
Penentuan tata waktu
penyampaian laporan data
permasalahan kebakaran
hutan dan lahan dari
wilayah
SOP
Pengendalian
Nomor 42
(terlampir)
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
2. Penyimpanan dokumen Penataan penyimpanan
dokumen data kebakaran
SOP
Pengendalian Kepala Seksi Perencanaan,
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 36
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
data kebakaran hutan
dan lahan kawasan
belum rapi
hutan dan lahan kawasan
belum rapi
Nomor 43
(terlampir)
Perlindungan dan Pengamanan
3. SOP pelaporan data
kebakaran hutan dan
lahan belum
terdokumentasi dengan
baik
Disusunnya SOP pelaporan
data kebakaran hutan dan
lahan serta Juklak/juknis
SOP
Pengendalian
Nomor 44
(terlampir)
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
20. Nama Kegiatan : Penyusunan Rencana Kegiatan Pengamanan Kawasan
Tujuan kegiatan : Keamanan Kawasan konservasi aman dari segala gangguan
No. Risiko signifikan
Aktivitas/tindakan pengendalian Penanggung
Jawab Kebijakan pengendalian Prosedur
pengendalian
1. Masih terjadinya
gangguan terhadap
kawasan
Penyusunan SOP
pengamanan kawasan
konservasi
SOP
Pengendalian
Nomor 45
(terlampir)
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 37
BAB V
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Terhadap ketiga unsur desain penyelenggaraan SPIP (lingkungan pengendalian, analisis risiko
dan kegiatan pengendalian) yang telah teridentifikasi, maka perlu dikomunikasikan kepada
seluruh pegawai Balai Besar KSDA Jawa Barat. Dengan dikomunikasikannya desain
penyelenggaraan SPIP beserta SOP-SOP pengendaliannya, maka para pegawai diharapkan akan
mengetahui peran dirinya dalam penyelenggaraan sistem pengendalian intern di Balai Besar
KSDA Jawa Barat, dengan kata lain, para pegawai diharapkan akan dapat mengetahui tentang
“siapa harus melakukan apa, dengan prosedur bagaimana”.
Aktivitas informasi dan komunikasi dalam rangka penyelenggaraan SPIP selama kurun waktu
satu tahun yang akan dilakukan Balai Besar KSDA Jawa Barat disajikan dalam tabel 6 sebagai
berikut :
Tabel 6. Informasi dan komunikasi terkait penyelenggaraan SPIP
No. Tindakan yang akan diambil Waktu pelaksanaan
1. Sosialisasi desain penyelenggaraan SPIP kepada seluruh pegawai.
Mei 2017
2. Rapat bulanan evaluasi penyelenggaraan SPIP antara manajemen dan penanggung jawab kegiatan
Setiap awal bulan
3. Pemberian reward terhadap penanggung jawab pelaksana SPIP terbaik
Desember
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 38
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Dalam rangka mengoptimalkan penyelenggaraan SPIP, maka perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi atas penyelenggaraan SPIP secara berkala. Pemantauan pengendalian intern bertujuan
untuk memastikan bahwa sistem pengendalian intern di suatu satker telah berjalan sesuai
dengan yang telah dirancang di dalam desain penyelenggaraan SPIP. Pemantauan dilaksanakan
secara triwulanan.
Hasil pemantauan setiap triwulan direkapitulasi untuk mendapatkan hasil evaluasi selama satu
tahun, yang digunakan antara lain untuk bahan perbaikan dalam penyelenggaraan SPIP tahun
berikutnya.
Pemantauan/evaluasi ini menjadi tanggung jawab manajemen dan penanggung jawab
kegiatan, sedangkan satgas dapat membantu dalam menyusun rekapitulasinya.
Tabel 7. Pemantauan/evaluasi Penyelenggaraan SPIP
No. Kegiatan/kegiatan
lainnya Kebijakan
Pengendalian Hasil
Pantauan Kendala
Tindakan Perbaikan
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
dst dst dst dst dst dst
Petunjuk pengisian: kol 2 : Nama kegiatan/kegiatan lainnya sesuai Desain Pengendalian. kol 3 : Kebijakan pengendalian sesuai dengan yang tercantum pada Desain Pengendalian. kol 4 : diisi dengan pilihan nilai : E (efektif) atau TE (tidak efektif). kol 5 : diisi kendala yang ada secara ringkas, jika kol 4 berisi TE. kol 6 : diisi tindakan perbaikan yang telah atau akan diakukan jika kol 4 berisi TE. Untuk evaluasi maka kata pemantauan pada kolom 4 diganti dengan evaluasi.
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 40
SOP Pengendalian Nomor 1
1. Resiko yang akan diatasi : BMN belum/terlambat dinomori
2. Kebijakan Pengendalian : Pendataan dan Inventarisasi kembali BMN yang belum
dinomori
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk mendata dan menginventarisi BMN
b. Kepala Sub Bagian Umum menginstruksikan kepada Petugas BMN untuk mendata dan menginventarisi BMN
c. Petugas BMN Mendata dan Meninventarisir BMN dan memberi Nomor BMN sesuai dengan ketentuan dan membuat laporan kepada Kepala Sub Bagian Umum
d. Kepala Sub Bagian Umum melaporkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha tentang data BMN yang telah diberi nomor
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 41
SOP Pengendalian Nomor 2
1. Resiko yang akan diatasi : Daftar Barang Ruangan belum/terlambat dibuat
2. Kebijakan Pengendalian : Pendataan dan Inventarisasi daftar barang disetiap
ruangan lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk melakukan pendataan dan Inventarisasi daftar barang disetiap ruangan lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
b. Kepala Sub Bagian Umum menginstruksikan kepada Petugas BMN dan Bagian Perlengkapan untuk mendata dan menginventarisi BMN yang ada diruangan
c. Petugas BMN dan Bagian Perlengkapan Mendata dan Meninventarisir BMN tiap ruangan dan membuat laporan kepada Kepala Sub Bagian Umum
d. Petugas BMN dan Bagian Perlengkapan membuat daftar BMN dan dipasang pada tiap ruangan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 42
SOP Pengendalian Nomor 3
1. Resiko yang akan diatasi : BMN yang rusak berat belum diusulkan penghapusannya
2. Kebijakan Pengendalian : Pendataan BMN yang rusak berat secara menyeluruh
lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk mendata dan menginventarisi BMN yang rusak berat baik di Kantor Balai maupun di lapangan
b. Kepala Sub Bagian Umum menginstruksikan kepada Petugas BMN dan Bagian Perlengkapan untuk mendata dan menginventarisi BMN yang rusak berat baik di Kantor Balai maupun di lapangan
c. Petugas BMN dan Bagian Perlengkapan mendata dan menginventarisir BMN yang kondisinya rusak berat berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan melihat umur ekonomis BMN dan membuat laporan kepada Kepala Sub Bagian Umum
d. Kepala Sub Bagian Umum melaporkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha tentang data BMN yang yang kondisinya rusak berat
e. Kepala Bagian Tata Usaha melaporkan kepada Kepala Balai Besar tentang data BMN yang yang kondisinya rusak berat
f. Kepala Balai Besar memerintahkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha untuk membuat Surat Keputusan Panitia Penghapusan BMN
g. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk membuat Surat Keputusan Panitia Penghapusan BMN
h. Kepala Balai Besar menandatangani Surat Keputusan Panitia Penghapusan BMN.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 43
SOP Pengendalian Nomor 4
1. Resiko yang akan diatasi : Stok barang persediaan sulit dipantau setiap saat
2. Kebijakan Pengendalian : Pendataan/Stock Opname Barang Persediaan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk mendata dan melakukan stock opname terhadap barang persediaan
b. Kepala Sub Bagian Umum menginstruksikan kepada Petugas Persediaan untuk mendata dan melakukan stock opname terhadap barang persediaan
c. Petugas Persediaan mendata dan melakukan stock opname barang persediaan yang ada di gudang serta membuat laporan kepada Kepala Sub Bagian Umum
d. Kepala Sub Bagian Umum melaporkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha tentang data BMN yang yang kondisinya rusak berat
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 44
SOP Pengendalian Nomor 5
1. Resiko yang akan diatasi : Usulan PAK pejabat fungsional belum/terlambat disusun
2. Kebijakan Pengendalian : Sosialisasi dan penyampaian informasi kepada pejabat
fungsional dalam penyusunan DUPAK
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha menginstruksikan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk mendata seluruh pejabat fungsional tertentu lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
b. Kepala Sub Bagian Umum menginstruksikan kepada Bagian Kepegawaian untuk mendata seluruh pejabat fungsional tertentu lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat (Polhut, PEH, Penyuluh Kehutanan, Arsiparis, Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, Pranata Komputer)
c. Bagian Kepegawaian membuat laporan kepada Kepala Sub Bagian Umum
d. Kepala Sub Bagian Umum melaporkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha
e. Kepala Bagian Tata Usaha membuat Memo kepada pejabat fungsional untuk menyusun DUPAK tiap semester
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 45
SOP Pengendalian Nomor 6
1. Resiko yang akan diatasi : Bukti belanja (SPj) terlambat dibuat
2. Kebijakan Pengendalian : Sosialisasi dan penyampaian informasi kepada pelaksana
kegiatan lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar menginstruksikan agar penyelesaian bukti belanja (SPj) tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan
b. Para Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan kepada para penanggung jawab kegiatan/pemegang persekot kegiatan untuk menyampaikan informasi kepada pelaksana kegiatan terkait penyampaian bukti belanja (SPJ) secara tepat waktu dan sesuai ketentuan
c. Pejabat Pembuat Komitmen I melakukan monitoring kepada verifikator dan bendahara pengeluaran terkait penyampaian bukti belanja (SPj) dari pelaksana kegiatan
d. Pejabat Pembuat Komitmen I mengingatkan pelaksana kegiatan jika penyampaian bukti belanja (SPJ) tidak tepat waktu dan tidak sesuai ketentuan
e. Kepala Balai Besar melakukan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan DIPA dan penyampaian SPJ
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 46
SOP Pengendalian Nomor 7
1. Resiko yang akan diatasi : Penyusunan dan pembahasan Renja belum disertai
dengan data pendukung
2. Kebijakan Pengendalian : Setiap usulan rencana kegiatan dan rapat pembahasan
agar masing-masing Subbagian/Seksi harus melengkapi
data dukung berupa KAK tahapan kegiatan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar menginstruksikan agar setiap penyusunan dan pembahasan Renja disertai dengan data pendukung
b. Kepala Bagian atau Kepala Bidang memerintahkan Subbagian/Seksi agar mengusulkan kegiatan berdasarkan urutan skala prioritas dalam penyelesaian masalah pada wilayah kerja dan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
c. Subbagian/Seksi melalui Kepala Bagian atau Kepala Bidang masing-masing mengusulkan kegiatan dengan urutan skala prioritas dalam penyelesaian masalah pada wilayah kerja dan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
d. Usulan kegiatan yang disampaikan dalam rapat Renja dilampiri oleh data dukung berupa tahapan kegiatan sesuai SKB, lokasi kegiatan dan output serta outcome sebagai keluaran kegiatan.
e. Usulan disampaikan kepada Subbagian Program dan Kerjasama dalam bentuk soft copy dan hard copy pada waktu pelaksanaan Rapat Renja.
f. Usulan yang disampaikan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dalam rapat yang dipimpin oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 47
SOP Pengendalian Nomor 8
1. Resiko yang akan diatasi : Penyusunan dan pembahasan Rapat RKAK/L belum
disertai dengan data pendukung
2. Kebijakan Pengendalian : Setiap usulan kegiatan prioritas oleh masing-masing
Subbagian/ Seksi harus sesuai pagu dan dilengkapi data
dukung berupa KAK tahapan kegiatan serta gambar dan
RAB untuk pembangunan atau renovasi Sarpras
Pengelolaan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar menginstruksikan agar setiap penyusunan dan pembahasan Rapat RKAK/L disertai dengan data pendukung:
b. Kepala Bagian atau Kepala Bidang memerintahkan Subbagian/Seksi agar mengusulkan kegiatan berdasarkan urutan skala prioritas dalam penyelesaian masalah pada wilayah kerja dan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
c. Subbagian/Seksi melalui Kepala Bagian atau Kepala Bidang masing-masing mengusulkan kegiatan dengan urutan skala prioritas dalam penyelesaian masalah pada wilayah kerja dan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
d. Usulan kegiatan yang disampaikan dalam rapat penyusunan RKAK/L oleh data dukung berupa KAK tahapan kegiatan sesuai SKB, lokasi kegiatan dan atau Gambar dan RAB untuk pembangunan atau renovasi Sarpras Pengelolaan.
e. Usulan disampaikan kepada Subbagian Program dan Kerjasama dalam bentuk soft copy dan hard copy pada waktu pelaksanaan Rapat Penyusunan RKAK/L.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 48
SOP Pengendalian Nomor 9
1. Resiko yang akan diatasi : Pembagian kewenangan DIPA kepada masing-masing PPK
belum dilengkapi dengan TOR/RPK
2. Kebijakan Pengendalian : Masing-masing pelaksana menyusun RPK detail dan lokus
kegiatan merujuk kepada pembagian DIPA kepada
masing-masing PPK
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar memerintahkan agar setiap pelaksana menyusun RPK detail dan lokus kegiatan merujuk kepada pembagian DIPA kepada masing-masing PPK.
b. Para PPK memerintahkan para penanggung jawab kegiatan/pemegang persekot kegiatan menyusun TOR/RPK kegiatan masing-masing sesuai pembagian DIPA ke masing-masing PPK sebelum dilaksanakannya kegiatan
c. Penanggung jawab kegiatan/ pemegang persekot kegiatan mendisposisikan kepada staf dibawahnya agar menyusun TOR/RPK kegiatan sebelum dilaksanakannya kegiatan.
d. TOR/RPK yang disusun mengacu kepada pembagian DIPA dengan memuat Judul Kegiatan, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Pendahuluan, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup Kegiatan, Output Kegiatan, Dasar Pelaksanaan, Lokasi dan Waktu Kegiatan, Personil, Sarana Pendukung, Tahapan Kegiatan, Metode Pelaksanaan Kegiatan, dan Penutup.
e. TOR/RPK disusun oleh Penanggung jawab kegiatan/ pemegang persekot kegiatan, dinilai oleh Kabag/Kabid dan disahkan oleh Kepala Balai Besar.
f. TOR/RPK dibuat dan disahkan paling lambat pada akhir bulan Februari tahun berjalan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan masing-masing Subbagian/Seksi.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 49
SOP Pengendalian Nomor 10
1. Resiko yang akan diatasi : Usulan revisi anggaran/kegiatan oleh masing-masing
Pelaksana Kegiatan belum dilengkapi data pendukung
yang lengkap
2. Kebijakan Pengendalian : Usulan revisi anggaran/kegiatan melalui PPK dengan Nota
Dinas dilengkapi SKB tahapan kegiatan, rincian anggaran
sesuai SBU, data dukung kegiatan dan penjelasan
dilakukannya revisi
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar memerintahkan agar setiap usulan revisi kegiatan yang diusulkan oleh PPK dilengkapi SKB, tahapan kegiatan, rincian anggaran sesuai SBU, data dukung kegiatan dan penjelasan dilakukannya revisi
b. PPK memerintahkan Subbagian/Seksi menyusun usulan revisi Rencana Anggaran dan Kegiatan kegiatan masing-masing sesuai pembagian DIPA ke masing-masing PPK.
c. Subbagian/Seksi menyusun usulan revisi Rencana Anggaran dan Kegiatan
d. Usulan revisi dimaksud untuk mengatasi masalah prioritas yang belum terakomodir dalam RKAK/L DIPA berjalan, sedang penanganan permasalahan harus segera dilakukan.
e. Dalam usulan revisi diusahakan masih dalam Output Komponen Kegiatan dalam DIPA dan tidak menambah nilai PAGU dalam DIPA dengan mempertimbangkan akun 524 sebesar 12,5% dari nilai Pagu Output dan 20% berupa perjalanan koordinasi dan konsultasi dari total akun 524.
f. Subbagian/Seksi menyampaikan usulan revisi Rencana Anggaran dan Kegiatan kepada PPK
g. Usulan revisi kegiatan disampaikan PPK kepada Kepala Balai Besar selaku KPA dengan Nota Dinas dilengkapi SKB tahapan kegiatan, rincian anggaran sesuai SBU, data dukung kegiatan dan penjelasan dilakukannya revisi serta dilampirkan matrik sebelum dan sesudah revisi dalam 1 output dan atau antar output.
h. Disposisi Kepala Balai Besar untuk diproses atau tidak diproses.
i. Direkam dalam Aplikasi RKAK/L dan dilakukan proses revisi sampai terbit DIPA Revisi dari Kemenkeu melalui DJPb.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 50
SOP Pengendalian Nomor 11
1. Resiko yang akan diatasi : Permohonan kerjasama belum sesuai ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Permohonan kerjasama mitra sesuai Permenhut P.85
tahun 2014 harus dilengkapi persyaratan dan peta
wilayah kerja usulan PKS.
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Usulan permohonan kerjasama dari mitra, sesuai disposisi Kepala Balai Besar dilakukan sortir surat tergolong kerjasama penguatan fungsi atau kerjasama strategis.
b. Untuk kerjasama strategis, di buat surat balasan kepada pemohon bahwa berdasarkan P.85 kerjasama strategis disampaikan kepada Menteri LHK cq. Direktorat Jenderal KSDAE dengan menyertakan kelengkapannya. Sebagai salah satu syarat kelengkapan pemohon mengajukan pertimbangan teknis kepada Kepala Balai Besar Jawa Barat.
c. Dilakukan telaahan terhadap proposal permohonan kerjasama, apakah telah memenuhi syarat sesuai P.85 atau belum dengan tata waktu maksimal 7 hari kerja.
d. Apabila telah memenuhi syarat sesuai P.85 dilakukan proses selanjutnya dengan membuat draf naskah kerjasama dan mengundang mitra yang bersangkutan untuk ekspose rencana kegiatan yang akan dilakukan.
e. Untuk proposal yang belum sesuai dengan P.85 dibalas surat kepada pemohon untuk melengkapi proposal yang diajukan sesuai dengan P.85 tahun 2014 tentang Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan KSA dan KPA.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 51
SOP Pengendalian Nomor 12
1. Resiko yang akan diatasi : Rekomendasi teknis dari bidang teknis terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu masukan/kajian teknis dari Bidang
Teknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
I. Kerjasama Penguatan Fungsi KSA dan KPA
a. Penyusunan naskah kerjasama dilakukan setelah mendapat masukan secara teknis/syarat teknis dari Bidang Teknis KSDA sesuai keperluan.
b. Kajian/masukan secara teknis dari Bidang Teknis KSDA paling lambat 5 hari kerja
c. Penyusunan draf naskah kerjasama dilakukan oleh subbagian program dan kerjasama bersama mitra pemohon.
d. Draf naskah kerjasama disusun mengacu pada Permenhut P.85 tahun 2014 tentang Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan KSA dan KPA dan atau P.78 tahun 2015 tentang Pedoman Kerja Sama Dalam Negeri Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
e. Pembahasan draf perjanjian kerjasama dilakukan oleh subbagian program dan kerjasama dengan mitra pemohon dengan mengundang struktural terkait
f. Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama dilakukan oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat dengan ketua/pimpinan lembaga pemohon.
g. Naskah perjanjian kerjasama yang telah di tanda tangani dilaporkan kepada Direktur Jenderal KSDAE melaui Sekditjen KSDAE.
II. Kerjasama Strategis
a. Pertimbangan teknis disusun berdasarkan permohonan mitra melalui surat yang disampaikan kepada Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
b. Penyusunan pertimbangan teknis sebagai syarat perjanjian kerjasama strategis dilakukan oleh bidang teknis dengan melibatkan subbagian kerjasama dan Bidang KSDA Wilayah.
c. Hasil pengecekan lapangan dituangkan dalam Berita Acara dan laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal dan mitra sebagai pemohon.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 52
SOP Pengendalian Nomor 13
1. Resiko yang akan diatasi : Penyusunan RPP belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyusunan RPP oleh Bidang KSDA
Wilayah dengan mitra untuk area lingkup Bidang Wilayah
dan oleh Bidang Teknis untuk area lintas Bidang Wilayah
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaa Program, disusun oleh Bidang KSDA Wilayah untuk wilayah kerjasama dalam satu lingkup Bidang KSDA Wilayah dan atau disusun oleh Bidang Teknis KSDA untuk wilayah kerjasama lintas Bidang KSDA Wilayah.
b. RPP disusun dengan mengacu kepada Naskah Perjanjian Kerjasama yang telah di tandatangani dengan ruang lingkup kegiatan yang telah di tetapkan.
c. RPP disusun bersamaan dengan penyusunan RKT tahun pertama setelah ditandatanganinya perjanjian kerjasama.
d. Pembahasan RPP dan RKT pertama dengan melibatkan subbagian program dan kerjasama untuk memberikan masukan terkait Standar Biaya Kegiatan dan menghindari terjadinya dobel akun terhadap kegiatan yang di sepakati dalam RPP dengan anggaran kegiatan dalam DIPA Balai Besar KSDA Jawa Barat.
e. RPP dan RKT pertama ditandatangani oleh Bidang KSDA Wilayah atau Bidang Teknis KSDA diketahui oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
f. Apabila sampai dengan satu tahun RPP dan RKT pertama belum dapat disusun, Subbagian Program dan Kerjasama memberikan peringatan kepada mitra dengan tebusan bidang wilayah dan atau bidang teknis sampai peringatan 3 kali.
g. Dalam peringatan 3 kali mitra belum dapat menyusun RPP dan RKT nya, maka Subbagian program memberitahukan kepada Mitra bahwa sesuai dengan pasal dalam PKS yang telah di tandatangani secara otomatis Naksah PKS dianggap tidak berlaku lagi dengan ditembuskan kepada Dirjen KSDAE dan Direktorat terkait.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 53
SOP Pengendalian Nomor 14
1. Resiko yang akan diatasi : Penyusunan RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyusunan RKT oleh Bidang KSDA
Wilayah dengan mitra untuk area lingkup Bidang Wilayah
dan oleh Bidang Teknis untuk area lintas Bidang Wilayah
dengan mempertimbangkan double akun dengan angaran
dalam DIPA
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Program, disusun oleh Bidang KSDA Wilayah untuk wilayah kerjasama dalam satu lingkup Bidang KSDA Wilayah dan atau disusun oleh Bidang Teknis KSDA untuk wilayah kerjasama lintas Bidang KSDA Wilayah.
b. RKT disusun dengan mengacu kepada RPP yang telah di tandatangani dengan ruang lingkup perjanjian kerjasama yang telah di tetapkan.
c. RKT disusun pada bulan Januari tahun berjalan dengan masa berlaku tahun tanwin.
d. Pembahasan RKT dengan melibatkan subbagian program dan kerjasama untuk memberikan masukan terkait Standar Biaya Kegiatan dan menghindari terjadinya dobel akun terhadap kegiatan yang di sepakati dalam RPP dengan anggaran kegiatan dalam DIPA Balai Besar KSDA Jawa Barat.
e. RKT ditandatangani oleh Bidang KSDA Wilayah atau Bidang Teknis KSDA diketahui oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
f. Apabila sampai dengan bulan Februari tahun berjalan RKT belum dapat disusun, Subbagian Program dan Kerjasama memberikan peringatan kepada mitra dengan tebusan bidang wilayah dan atau bidang teknis sampai peringatan 3 kali.
g. Dalam peringatan 3 kali mitra belum dapat menyusun RKT nya, maka Subbagian program memberitahukan kepada Mitra bahwa sesuai dengan pasal dalam PKS yang telah di tandatangani secara otomatis Naksah PKS dianggap tidak berlaku lagi dengan ditembuskan kepada Dirjen KSDAE dan Direktorat terkait.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 54
SOP Pengendalian Nomor 15
1. Resiko yang akan diatasi : Evaluasi RKT belum tepat waktu dan sesuai ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu pelaksanaan evaluasi dengan
melibatkan seksi/subbagian terkait
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Evaluasi RKT tahun berjalan dilakukan paling lambat bulan Desember tahun RKT, dilakukan bersama-sama oleh Subbagian Program dan Kerjasama dengan melibatkan seksi/subbagaian terkait.
b. Evaluasi RKT dilakukan untuk mengontrol realisasi kegiatan pada tahun berjalan baik dalam pertanggung jawaban administrasi keuangan maupun administrasi pelaporan kegiatannya. Hasil evaluasi di buat matrik dan risalah rapat pelaksanaan realisasi.
c. Dalam risalah rapat yang ditanda tanggani oleh pimpinan rapat dengan mitra, kegiatan yang belum terealisasi dicarry over pada RKT tahun selanjutnya.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 55
SOP Pengendalian Nomor 16
1. Resiko yang akan diatasi : Laporan tahunan belum tepat waktu dan sesuai
ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyusunan laporan tahunan oleh
mitra setelah habis masa RKT
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan tahunan disusun oleh Mitra sebagai akibat dari dilaksanakannya kegiatan dalam RKT.
b. Laporan tahunan paling lambat bulan Januari setelah habis masa RKT tahun sebelumnya.
c. Laporan tahunan disampaikan kepada Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
d. Laporan tahunan di verifikasi bidang wilayah dan atau bidang teknis secara kelengkapan dan data dukungnya. Hasil telaahan dan pencermatan laporan dijadikan bahan masukan dalam pembahasan penyusunan RKT tahun berikutnya.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 56
SOP Pengendalian Nomor 17
1. Resiko yang akan diatasi : Evaluasi Perjanjian Kerjasama belum tepat waktu dan
sesuai ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyusunan evaluasi kegiatan
dengan melibatkan seksi/subbagian terkait sebelum
berakhir masa berlaku PKS
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Evaluasi akhir perjanjian kerjasama dilakukan paling lambat 3 bulan, dilakukan bersama-sama oleh Subbagian Program dan Kerjasama dengan melibatkan seksi/subbagaian terkait.
b. Evaluasi akhir perjanjian kerjasama dilakukan untuk mengontrol realisasi kegiatan kerjasama baik dalam pertanggung jawaban administrasi keuangan maupun administrasi pelaporan kegiatannya. Hasil evaluasi di buat matrik dan risalah rapat pelaksanaan realisasi.
c. Dalam risalah rapat yang ditanda tanggani oleh pimpinan rapat dengan mitra, realisasi kegiatan dapat dijadikan pertimbangan apabila mitra mengajukan perpanjangan perjanjian kerjasama baru setelah habis masa PKS nya.
d. Hasil evaluasi disampaikan kepada Dirjen KSDAE dan ditembuskan kepada Direktorat terkait seperlunya.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 57
SOP Pengendalian Nomor 18
1. Resiko yang akan diatasi : Laporan akhir kerjasama belum tepat waktu dan sesuai
ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyusunan laporan akhir
kerjasama disusun oleh mitra setelah habis masa PKS
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan akhir kerjasama disusun oleh Mitra sebagai akibat dari dilaksanakannya kegiatan perjanjian kerjasama.
b. Laporan akhir kerjasama paling lambat 2 bulan setelah habis masa PKS.
c. Laporan akhir kerjasama disampaikan kepada Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat.
d. Laporan akhir kerjasama di verifikasi bidang wilayah dan atau bidang teknis secara kelengkapan dan data dukungnya. Hasil telaahan dan pencermatan laporan dijadikan bahan dalam penyusunan BAST barang/jasa terhadap perjanjian kerjasama yang menghasilkan Barang/Jasa akibat kegiatan PKS nya.
e. Laporan akhir kerjasama disampaikan kepada Dirjen KSDAE dan ditembuskan kepada Direktorat terkait.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 58
SOP Pengendalian Nomor 19
1. Resiko yang akan diatasi : Berita Acara Serah Terima Barang belum sesuai
ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : BAST disusun berkoordinasi dengan Subbagian Umum
sebagai dasar pengurusan barang dalam SIMAK BMN
selanjutnya
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. BAST adalah Berita Acara Serah Terima baik berupa Barang dan atau Jasa yang dibuat mengacu kepada realisasi kegiatan selama masa perjanjian kerjasama.
b. Berita Acara Serah Terima dibuat oleh Subbagian Program dan Kerjasama dengan terlebih dahulu mendapatkan hasil verifikasi dari Subbagian Umum tentang penerimaan barang dan atau jasa terkait data jenis barang, harga perolehan, tahun perolehan, kondisi barang dan keterngan lain yang diperlukan dam BAST.
c. BAST ditanda tangani oleh Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat dengan Mitra.
d. BAST merupakan dasar untuk proses berikutnya yang dilakukan oleh Subbagian Umum dalam pencatatan Barang/Jasa dalam SIMAK BMN.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 59
SOP Pengendalian Nomor 20
1. Resiko yang akan diatasi : Laporan rutin kesekretarian (bulanan, triwulan, semester)
dapat disusun tepat waktu, valid, akurat dan sesuai
ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Penyampaian laporan rutin
kesekretarian (bulanan, triwulan, semester)
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar memerintahkan agar penyampaian laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) tepat waktu
b. Laporan rutin kesekretarian (bulanan, triwulan, semester) disusun Kepala SKW 1 s/d 6, Kepala Seksi P2, Kepala Seksi P3, Kasubbag Umum, Kasubbag Program dan Kerjasama, Kasubbag Data, Evlap paling lambat tanggal 3 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
c. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) diterima oleh Kabid KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid Teknis paling lambat tanggal 3 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
d. Untuk mempercepat proses pelaporan, maka Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) dilaporkan kepada Kabid KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid
Teknis dapat berupa email,
e. Dokumen Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) tetap dicetak dan dikirim ke Kabid KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid Teknis
f. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) disampaikan oleh Kabid
KSDA Wilayah I s/d III, Kabag TU, Kabid Teknis kepada Kepala Balai Besar paling lambat tanggal 5 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
g. Kepala Balai Besar menurunkan disposisi laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) kepada Kabag TU paling lambat tanggal 6 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
h. Kabag TU memberikan disposisi laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) kepada Kasubbag Data, Evlap dan Kehumasan paling lambat tanggal 6 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
i. Kasubbag Data, Evlap dan Kehumasan memberikan disposisi laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) kepada operator/pengolah data paling lambat tanggal 6 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 60
SOP Pengendalian Nomor 21
1. Resiko yang akan diatasi : Format Laporan rutin kesekretariatan belum sesuai
ketentuan
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan dan sosialisasi format laporan rutin
kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester)
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan
untuk menyusun format laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) sesuai ketentuan
b. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan memerintahkan staf operator/pengolah data untuk menyusun format laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) sesuai ketentuan
c. Staf operator/pengolah data untuk menyusun format laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) sesuai ketentuan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala
Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai konsep memo Kepala Balai Besar
d. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyampaikan format laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) yang telah disusun kepada Kepala Bagian Tata Usaha disertai konsep memo Kepala Balai Besar
e. Kepala Bagian Tata Usaha menyampaikan konsep memo dilampiri format laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) kepada Kepala Balai Besar untuk selanjutnya diedarkan kepada kabag/kabid lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 61
SOP Pengendalian Nomor 22
1. Resiko yang akan diatasi : Pengolahan/input data Laporan rutin kesekretariatan oleh
petugas operator/ pengolah data terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan rutin
kesekretariatan oleh petugas operator/pengolah data
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) disusun oleh petugas operator/pengolah data paling lambat tanggal 9 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
b. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) diserahkan oleh petugas operator/pengolah data kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai surat pengantar kepada Setditjen KSDAE paling lambat tanggal 9 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
c. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyerahkan Laporan rutin kesekretariatan
(bulanan, triwulan, semester) kepada Kepala Bagian Tata Usaha an. Kepala Balai Besar KSDA untuk ditandatangani paling lambat tanggal 9 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 62
SOP Pengendalian Nomor 23
1. Resiko yang akan diatasi : Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan kepada
Setditjen KSDAE terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Pengiriman Laporan bulanan oleh
petugas pengolah surat keluar
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) dikirim oleh petugas pengolah surat keluar kepada Setditjen KSDAE paling lambat tanggal 10 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
b. Pengiriman Laporan rutin kesekretariatan (bulanan, triwulan, semester) kepada Setditjen KSDAE menggunakan fasilitas pengiriman yang cepat/kilat sehingga dalam waktu 1 (satu) atau 2 (dua) hari sudah dapat diterima oleh Setditjen KSDAE
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 63
SOP Pengendalian Nomor 24
1. Resiko yang akan diatasi : Sumber data Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja
belum lengkap
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan blanko isian Laporan Tahunan/Capaian
Rencana Kerja
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan untuk menyusun blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja sesuai ketentuan
b. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan memerintahkan staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja sesuai ketentuan
c. Staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja sesuai ketentuan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyampaikan format blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja yang telah disusun kepada Kepala Bagian Tata Usaha disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
e. Kepala Bagian Tata Usaha menandatangani Nota Dinas dilampiri format blanko isian Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja untuk selanjutnya diedarkan kepada Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Subbagian Data, Evlap dan Kehumasan, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3
f. Blanko Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja diisi dan diserahkan oleh Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3 kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan paling lambat tanggal 31 setiap bulan Januari tahun berikutnya
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 64
SOP Pengendalian Nomor 25
1. Resiko yang akan diatasi : Pengolahan/input data Laporan Tahunan/Capaian
Rencana Kerja oleh petugas operator/pengolah data
terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan
Tahunan/Capaian Rencana Kerja oleh petugas
operator/pengolah data
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja disusun oleh petugas operator/pengolah data paling lambat tanggal 15 setiap bulan Februari tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
b. Laporan Tahunan/Capaian Rencana Kerja diserahkan kepada Kepala Balai Besar KSDA untuk ditandatangani paling lambat tanggal 15 setiap bulan Februari tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 65
SOP Pengendalian Nomor 26
1. Resiko yang akan diatasi : Sumber data Laporan Statistik belum lengkap dan tidak
sesuai format
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan blanko isian Laporan Statistik
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan untuk menyusun blanko isian Laporan Statistik sesuai ketentuan
b. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan memerintahkan staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Statistik sesuai ketentuan
c. Staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Statistik sesuai ketentuan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyampaikan format blanko isian Laporan Statistik yang telah disusun kepada Kepala Bagian Tata Usaha disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
e. Kepala Bagian Tata Usaha menandatangani Nota Dinas dilampiri format blanko isian Laporan Statistik untuk selanjutnya diedarkan kepada Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Subbagian Data, Evlap dan Kehumasan, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3
f. Blanko Laporan Statistik diisi dan diserahkan oleh Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3 kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan paling lambat tanggal 28 setiap bulan Februari tahun berikutnya
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 66
SOP Pengendalian Nomor 27
1. Resiko yang akan diatasi : Pengolahan/input data Statistik oleh petugas
operator/pengolah data terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Statistik
oleh petugas operator/pengolah data
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan Statistik disusun oleh petugas operator/pengolah data paling lambat tanggal 20 setiap bulan April tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
b. Laporan Statistik diserahkan kepada Kepala Balai Besar KSDA untuk ditandatangani paling lambat tanggal 21 setiap bulan April tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 67
SOP Pengendalian Nomor 28
1. Resiko yang akan diatasi : Sumber data Laporan Kinerja (LKj) belum lengkap dan
tidak sesuai format
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan blanko isian Laporan Kinerja (LKj)
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan untuk menyusun blanko isian Laporan Kinerja (LKj) sesuai ketentuan
b. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan memerintahkan staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Kinerja (LKj) sesuai ketentuan
c. Staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan Kinerja (LKj) sesuai ketentuan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyampaikan format blanko isian Laporan Kinerja (LKj) yang telah disusun kepada Kepala Bagian Tata Usaha disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
e. Kepala Bagian Tata Usaha menandatangani Nota Dinas dilampiri format blanko isian Laporan Kinerja (LKj) untuk selanjutnya diedarkan kepada Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Subbagian Data, Evlap dan Kehumasan, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3
f. Blanko Laporan Kinerja (LKj) diisi dan diserahkan oleh Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3 kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan paling lambat tanggal 31 setiap bulan Januari tahun berikutnya
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 68
SOP Pengendalian Nomor 29
1. Resiko yang akan diatasi : Pengolahan/input data Laporan Kinerja (LKj) oleh petugas
operator/pengolah data terlalu lama
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Pengolahan/input data Laporan
Kinerja (LKj) oleh petugas operator/pengolah data
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Laporan Kinerja (LKj) disusun oleh petugas operator/pengolah data paling lambat tanggal 15 setiap bulan Februari tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
b. Laporan Statistik diserahkan kepada Kepala Balai Besar KSDA untuk ditandatangani paling lambat tanggal 15 setiap bulan Februari tahun berikutnya dari periode tahun yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 69
SOP Pengendalian Nomor 30
1. Resiko yang akan diatasi : Sumber data Laporan SIDAK belum lengkap dan tidak
sesuai format
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan blanko isian Laporan SIDAK
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Tata Usaha memerintahkan Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan untuk menyusun blanko isian Laporan SIDAK sesuai ketentuan
b. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan memerintahkan staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan SIDAK sesuai ketentuan
c. Staf operator/pengolah data untuk menyusun blanko isian Laporan SIDAK sesuai ketentuan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan menyampaikan format blanko isian Laporan SIDAK yang telah disusun kepada Kepala Bagian Tata Usaha disertai konsep Nota Dinas Kepala Bagian Tata Usaha
e. Kepala Bagian Tata Usaha menandatangani Nota Dinas dilampiri format blanko isian Laporan SIDAK untuk selanjutnya diedarkan kepada Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Subbagian Data, Evlap dan Kehumasan, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3
f. Blanko Laporan SIDAK diisi dan diserahkan oleh Kepala Subbagian Umum, Kepala Subbagian Program dan Kerjasama, Kepala Seksi P2 dan Kepala Seksi P3 kepada Kepala Sub Bagian Data, Evlap dan Kehumasan paling lambat tanggal 31 setiap bulan berjalan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 70
SOP Pengendalian Nomor 31
1. Resiko yang akan diatasi : Penyampaian Laporan Kegiatan tidak tepat waktu
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu Penyusunan dan penyampaian
laporan kegiatan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar memerintahkan agar penyampaian laporan kegiatan yang bersumber dari DIPA tepat waktu
b. Laporan kegiatan yang bersumber dari DIPA disusun oleh pelaksana kegiatan paling lambat 7 hari setelah selesai kegiatan
c. Laporan kegiatan dilaporkan kepada pejabat pemberi perintah (Kepala Balai Besar KSDA, Kepala Bidang KSDA Wilayah) paling lambat 7 hari setelah selesai kegiatan dalam bentuk dokumen
d. Kepala Bidang KSDA Wilayah I s/d III melaporkan rekapitulasi Laporan kegiatan beserta laporan kegiatnnya paling lambat setiap tanggal 5 setiap bulan berikutnya dari periode yang dilaporkan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 71
SOP Pengendalian Nomor 32
1. Resiko yang akan diatasi : Penyimpanan dokumen data potensi lingkungan tidak rapi
2. Kebijakan Pengendalian : Penataan dokumen potensi lingkungan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis menginstruksikan dan memerintahkan Kepala Seksi Pemanfaatan untuk menghimpun seluruh dokumen terkait data potensi lingkungan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menginstruksikan dan memerintahkan kepada staf pengolah data pemanfaatan dan pelayanan untuk menghimpun seluruh dokumen terkait data potensi lingkungan
c. Pengolah data pemanfaatan dan pelayanan menghimpun seluruh dokumen terkait data potensi
lingkungan dan menysun rekapitulasinya
d. Pengolah data pemanfaatan dan pelayanan melaporkan kepada Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan rekapitulasi seluruh dokumen terkait data potensi lingkungan yang telah dihimpun
e. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan melaporkan kepada Kepala Bidang Teknis rekapitulasi seluruh dokumen terkait data potensi lingkungan yang telah dihimpun.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 72
SOP Pengendalian Nomor 33
1. Resiko yang akan diatasi : SOP pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
belum terdokumentasi dengan baik
2. Kebijakan Pengendalian : Disusunnya SOP pengembangan dan pemanfaatan jasa
lingkungan serta Juklak/juknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis menginstruksikan dan memerintahkan Kepala Seksi Pemanfaatan untuk
menyusun SOP serta juklak/juknis terkait pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menginstruksikan dan memerintahkan kepada staf analis data pemanfaatan dan pelayanan untuk untuk menyusun SOP serta juklak/juknis terkait
pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
c. Analis data pemanfaatan dan pelayanan melakukan analisis data, aturan tentang
pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan menginventarisir hal-hal yang perlu disusun SOP dan juklak/juknisnya
d. Analis data pemanfaatan dan pelayanan melakukan penyusunan draft SOP dan juklak/juknis
e. Analis Pengolah data pemanfaatan dan pelayanan melaporkan kepada Kepala Seksi
Pemanfaatan dan Pelayanan draft SOP dan juklak/juknis pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan
f. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan melaporkan kepada Kepala Bidang Teknis draft SOP
dan juklak/juknis pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan untuk selanjutnya dilakukan pembahasan ditingkat Balai Besar KSDA
g. SOP dan juklak/juknis pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan disahkan oleh Kepala Balai Besar KSDA
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 73
SOP Pengendalian Nomor 34
1. Resiko yang akan diatasi : Pemegang izin pemanfatan TSL tidak/ terlambat menyampaikan
kewajiban-kewajiban
2. Kebijakan Pengendalian : Dilaksanakannya monev/ bimtek serta teguran baik lisan
ataupun tulisan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menginstruksikan dan memerintahkan kepada staf pengolah/analis data pemanfaatan dan pelayanan untuk menginventarisir kewajiban pemegang izin pemanfatan TSL yang harus dipenuhi
b. Pengolah/analis data pemanfaatan dan pelayanan melakukan inventarisasi dan merekap kewajiban pemegang izin pemanfatan TSL yang harus dipenuhi (laporan bulanan, triwulan, tahunan dan laporan lainnya)
c. Analis Pengolah data pemanfaatan dan pelayanan melaporkan kepada Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan rekapitulasi hasil inventarisasi kewajiban pemegang izin pemanfatan TSL yang harus dipenuhi (laporan bulanan, triwulan, tahunan dan laporan lainnya)
d. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menginventarisir pemegang izin pemanfaatan TSL yang belum/tidak melaporkan kewajibannya dan melaporkannya kepada Kepala Bidang Teknis.
e. Kepala Bidang Teknis melaporkan kepada Kepala Balai Besar KSDA daftar pemegang izin pemanfaatan TSL yang belum/tidak melaporkan kewajibannya, sekaligus menyampaikan surat teguran lisan maupun tulisan
f. Kepala Balai Besar KSDA memerintahkan staf untuk melakukan bimtek dan atau sekaligus menyampaikan surat teguran lisan maupun tulisan
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 74
SOP Pengendalian Nomor 35
1. Resiko yang akan diatasi : Kurangnya monitoring dan peringatan
2. Kebijakan Pengendalian : Peningkatan sistem monitoring dan pengawasan
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Balai Besar KSDA memerintahkan Kepala Bidang Teknis dan Kepala Bidang KSDA Wilayah I s/d III untuk meningkatkan dan memperketat monitoring/pengawasan
pemanfataan TSL terkait identifikasi jenis TSL dan legalitas asal usul serta dokumen pendukungnya.
b. Kepala Bidang Teknis memerintahkan Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan, dan Kepala
Bidang KSDA Wilayah I s/d III memerintahkan Kepala SKW 1 s/d 6 untuk meningkatkan
dan memperketat monitoring/pengawasan pemanfataan TSL terkait identifikasi jenis TSL dan legalitas asal usul serta dokumen pendukungnya.
c. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan dan Kepala SKW 1 s/d 6 memerintahkan kepada
staf teknis untuk meningkatkan dan memperketat monitoring/pengawasan pemanfataan TSL
terkait identifikasi jenis TSL dan legalitas asal usul serta dokumen pendukungnya.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 75
SOP Pengendalian Nomor 36
1. Resiko yang akan diatasi : SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL belum
terdokumentasikan dengan baik
2. Kebijakan Pengendalian : Disusunnya SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL serta
Juklak/juknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menyusun draft SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL sesuai dengan anggaran DIPA Tahun 2017
b. Pembahasan draft SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL, untuk meminta masukan (saran-pendapat) dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis
c. Melakukan perbaikan SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL berdasarkan masukan (saran-pendapat) dari dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis, selanjutnya dilakukan pembahasan finalisasi.
d. SOP ditandatangani Kepala Balai Besar KSDA
e. Dokumen Surat Keputusan tentang SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL dan dilaporkan kepada Kasubag Umum serta petugas BMN untuk menjadi barang persediaan.
f. Sosialisasi SOP Pemanfaatan dan Pelayanan TSL.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 76
SOP Pengendalian Nomor 37
1. Resiko yang akan diatasi : Waktu pengajuan permohonan sudah pada enjury time
sehingga pelayanan tidak maksimal.
2. Kebijakan Pengendalian : Memberikan pemahaman agar permohonan diajukan sedini
mungkin sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menyusun draft SOP Pelayanan perizinan dan
pemanfaatan TSL, yang di dalamnya terdapat proses surat masuk hingga terbit output pelayanan sesuai dengan anggaran DIPA Tahun 2017
b. Pembahasan draft SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL, untuk meminta masukan (saran-pendapat) dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis
c. Melakukan perbaikan SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL berdasarkan masukan (saran-pendapat) dari dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis, selanjutnya dilakukan pembahasan finalisasi.
d. SOP ditandatangani Kepala Balai Besar KSDA
e. Dokumen Surat Keputusan tentang SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL dan dilaporkan kepada Kasubag Umum serta petugas BMN untuk menjadi barang persediaan.
f. Sosialisasi SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 77
SOP Pengendalian Nomor 38
1. Resiko yang akan diatasi : Terlambatnya pendistribusian surat sehingga pelayanan
terlambat.
2. Kebijakan Pengendalian : Disusunnya SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL
serta Juklak/juknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menyusun draft SOP Pelayanan perizinan dan
pemanfaatan TSL, yang di dalamnya terdapat proses surat masuk hingga terbit output pelayanan sesuai dengan anggaran DIPA Tahun 2017
b. Pembahasan draft SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL, untuk meminta masukan (saran-pendapat) dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis
c. Melakukan perbaikan SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL berdasarkan masukan (saran-pendapat) dari dari Bidang KSDA Wilayah I s/d III, SKW 1 s/d 6 dan staf teknis, selanjutnya dilakukan pembahasan finalisasi.
d. SOP ditandatangani Kepala Balai Besar KSDA
e. Dokumen Surat Keputusan tentang SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL dan dilaporkan kepada Kasubag Umum serta petugas BMN untuk menjadi barang persediaan.
f. Sosialisasi SOP Pelayanan perizinan dan pemanfaatan TSL.
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 78
SOP Pengendalian Nomor 39
1. Resiko yang akan diatasi : Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan pelaporan tidak
jelas
2. Kebijakan Pengendalian : Membuat SK pembagian tugas terkait pelaksanaan dan
pelaporan pemberdayaan masyarakat
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan menyusun draft SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis untuk menyusun draft SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
c. Staf teknis untuk menyusun draft SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan
d. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan melaporkan draft SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat kepada Kepala Bidang Teknis KSDA untuk selanjutnya dilakukan pembahasan
e. SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pembahasan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. Dokumen SK Pembagian Tugas dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 79
SOP Pengendalian Nomor 40
1. Resiko yang akan diatasi : Sering telatnya laporan data permasalahan gangguan
keamanan kawasan dari wilayah
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyampaian laporan data
permasalahan gangguan keamanan kawasan dari
wilayah
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis untuk menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan
c. Staf teknis menyusun draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
d. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan melaporkan draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan kepada Kepala Bidang Teknis KSDA
e. Draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pencermatan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 80
SOP Pengendalian Nomor 41
1. Resiko yang akan diatasi : SOP pelaporan data perlindungan dan pengamanan hutan
belum terdokumentasi dengan baik
2. Kebijakan Pengendalian : Disusunnya SOP pelaporan data perlindungan dan
pengamanan hutan serta Juklak/juknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis untuk menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan
c. Staf teknis menyusun draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
d. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan melaporkan draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan kepada Kepala Bidang Teknis KSDA
e. Draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pencermatan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan gangguan keamanan kawasan, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 81
SOP Pengendalian Nomor 42
1. Resiko yang akan diatasi : Sering telatnya laporan data permasalahan kebakaran
hutan dan lahan dari wilayah
2. Kebijakan Pengendalian : Penentuan tata waktu penyampaian laporan data
permasalahan kebakaran hutan dan lahan dari wilayah
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis untuk menyusun tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan
c. Staf teknis menyusun draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
d. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan melaporkan draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan kepada Kepala Bidang Teknis KSDA
e. Draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pencermatan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data permasalahan kebakaran hutan dan lahan, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 82
SOP Pengendalian Nomor 43
1. Resiko yang akan diatasi : Penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan
kawasan belum rapi
2. Kebijakan Pengendalian : Penataan penyimpanan dokumen data kebakaran hutan
dan lahan kawasan belum rapi
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis perlindungan untuk menata penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan kawasan berdasarkan wilayah kerja
b. Staf teknis perlindungan menata penyimpanan dokumen data kebakaran hutan dan lahan kawasan berdasarkan wilayah kerja
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 83
SOP Pengendalian Nomor 44
1. Resiko yang akan diatasi : SOP pelaporan data kebakaran hutan dan lahan belum
terdokumentasi dengan baik
2. Kebijakan Pengendalian : Disusunnya SOP pelaporan data kebakaran hutan dan
lahan serta Juklak/juknis
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan menyusun tata waktu penyampaian laporan data data kebakaran hutan dan lahan
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis untuk menyusun tata waktu penyampaian data kebakaran hutan dan lahan
c. Staf teknis menyusun draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data kebakaran hutan dan lahan dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
d. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan melaporkan draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data kebakaran hutan dan lahan kepada Kepala Bidang Teknis KSDA
e. Draft Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data kebakaran hutan dan lahan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pencermatan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. Memo Kepala Balai Besar perihal tata waktu penyampaian laporan data kebakaran hutan dan lahan, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001
|Desain Sistem Pengendalian Intern Pemerintah-BBKSDA JABAR 84
SOP Pengendalian Nomor 45
1. Resiko yang akan diatasi : Masih terjadinya gangguan terhadap kawasan
2. Kebijakan Pengendalian : Penyusunan SOP pengamanan kawasan konservasi
3. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Teknis KSDA memerintahkan Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan menyusun SOP pengamanan kawasan konservasi
b. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan memerintahkan staf teknis perlindungan untuk menyusun draft SOP pengamanan kawasan konservasi
c. Staf teknis menyusun draft SOP pengamanan kawasan konservasi dan melaporkannya kepada Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan
d. Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengamanan melaporkan draft SOP pengamanan kawasan konservasi kepada Kepala Bidang Teknis KSDA
e. SOP pengamanan kawasan konservasi yang telah diperbaiki berdasarkan hasil pembahasan selanjutnya di tandatangani oleh Kepala Balai Besar KSDA
f. SOP pengamanan kawasan konservasi, selanjutnya disitribusikan dan disosialisasikan ke Bidang KSDA Wilayah I s/d III dan SKW 1 s/d 6
Bandung, April 2017 Kepala Balai Besar, Ir. Sustyo Iriyono, MSi. NIP. 19620621 199002 1 001