isi agama

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari semua kitab suci semua agama sudah dijelaskan mengapa manusia perlu Tuhan. Di dasari oleh berbagai macam dalil-dalil yang sudah dibuktikan selama berabad-abad oleh para penganut masing- masing agama. Itupun masih banyak yang menyangkal keberadaan Tuhan, hingga suatu saat si atheis terpojok, dan terancam maut, barulah dia menyeru dan meminta pertolongan kepada Tuhan. B. Rumusan Masalah - Mengapa Manusia perlu TUHAN ? C. Tujuan Pembahasan - Mengetahui secara singkat mengapa manusia perlu TUHAN

Upload: aan-sii-diadems

Post on 02-Oct-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perawat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDari semua kitab suci semua agama sudah dijelaskan mengapa manusia perlu Tuhan. Di dasari oleh berbagai macam dalil-dalil yang sudah dibuktikan selama berabad-abad oleh para penganut masing-masing agama. Itupun masih banyak yang menyangkal keberadaan Tuhan, hingga suatu saat si atheis terpojok, dan terancam maut, barulah dia menyeru dan meminta pertolongan kepada Tuhan.B. Rumusan Masalah Mengapa Manusia perlu TUHAN ?C. Tujuan Pembahasan Mengetahui secara singkat mengapa manusia perlu TUHAN

BAB IIPEMBAHASANa. ManusiaManusia adalah makhluk yang unik. Beragam definisi tentang manusia ditampilkan oleh para ahli dengan unik. Dan uniknya lagi tak ada satu pun dari mereka yang sepakat mengenai definisi manusia tersebut. Devinisi yang di berikan mereka saling bertolak belakang satu sama lainnya.mereka mendefisikan manusia berdasarkan latar belakang disiplin keilmuan masing-masing.Kaum logika mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang berfikir(Homo Sapien). Kalangan ekonomi mengartikan manusia sebagai mahluk yang selalu ingin memenuhi kebutuhan ekonominya(Homo Economicus). Kelompok menejemen melukiskan manusia sebagai makhluk yang selalu menjalankan kegiatan administrasi(Homo Administraticus).Ahli psikologi menerjemahkan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan psikis(Homo Motorik)dan makhluk yang digerakkan oleh lingkungan nya(Homo Mecanicus).Sedangkan kalangan adamawan mendesain manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan menyembah kepada-Nya, dan kepada-Nya pula akan dikembalikan.Semua definisi itu mengandung kebenaran. Manusia, terlepas dari berbagai macam karakter dan kepribadian yang melingkupinya, selalu melakukan karakteristik-karakteristik seperti yang telah didefinisikan olah para ahli. Pada kenyataannya manusia selalu berfikir. Manusia juga sepanjang hidupnya tak pernah berhenti dan selalu berusaha menyukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Manusia tak pernah lepas dari keinginan-keinginan. Manusia dalam banyak hal sering berperilaku mengikuti lingkungannya.Terlepas dari itu semua. Manusia merupakan ciptaan Tuhan. Bahkan dalam hal ini telah dijelaskan dalam al-Quran surat al-Muminun ayat 12-14 dengan jelas Allah swt menjabarkan bagaimana Ia menciptakan manusia. Yang artinya:Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah Pencipta yang paling baik.Dalam ayat tersebut dengan jelas Allah swt menjabarkan dengan detail bagaimana proses penciptaan manusia. Maka jelaslah bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan. Lain dari itu semua manusia mempunyai sifat-sifat yang cenderung seperti tanah, mudah berubah-ubah tergantung dimana tanah itu berada.Para ahli telah mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial (tidak bisa hidup sendirian / saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain). Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk individu (bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain). Tapi dalam praktek dan kenyataannya manusia adalah makhluk sosial itu tidak dapat dipungkiri lagi. Didalam kehidupan sosial manusia sellu membutuhkan satu sama lain sehingga terjadilah interaksi diantaranya.

b. TuhanAllah swt adalah salah-satunya Tuhan yang pantas disembah kerena Allah ialah Rabb semesta. yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada diseluruh jagat ini. Allahlah yang Maha Pencipta yang telah menciptakan alam dan seisinya termasuk kita manusia. Allah swt telah berfirman dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 29, yang artinya:Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu dan Dia berkehendak.Dalam ayat tersebut jelaslah bahwa Allahlah yang telah menciptakan bumi dan juga alam semesta ini. Hanya untuk-Nya kita diciptakan dan hanya kepada-Nya lah kita kembali. Ketika mendengar nama Allah swt seharusnya hanya satu yang ada dibenak kita, yaitu rasa cinta, cinta terhadap-Nya, segala sesuatu yang kita lakukan apabila didasari dengan rasa cinta terhadap-Nya. Semua akan terasa ringan, indah, mudah dan terasa terlindungi. Dialah tempat kita mengadu dan kita sebagai makhluk yang diciptakan-Nya, kita harus melakukan apa yang telah diperintakan-Nya dan menjauhi segala apa yang telah dilarang-Nya. Kita sebagai mahluk ciptaan-Nya diperintahkan untuk selalu taat terhadap segala yang telah ditetapkan oleh-Nya. Adapun juga larangan-Nya yang harus kita jauhi. Oleh karena itu hubungan manusia dengan Tuhan akan lebih dekat.Dalam hal ini, untuk mendekatkan diri kepada Allah manusia harus senantiasa memiliki aqidah yang baik, sehingga Allah pun akan senantiasa menerima kita sebagai hambanya yang bertaqwa. Al-Quran menyebut aqidah dengan istilah iman sedangkan syariah disebut dengan istilahamal shalih. oleh karena itu, setiap kita mencoba untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka kita harus melakukannya disertai dengan amal shalih. Dalam menjalani kehidupan kita harus senantiasa seimbang, antara kehidupan duniawi maupun kehidupan akhirat, agar kita senantiasa mendapatkan kebaikan dalam kedua kehidupan tersebut. Semua yang kita lakukan harus karena Allah semata, agar kita selalu di ridhoi untuk menuju kejaln-Nya yang lurus.

c. Hubungan Manusia dan Tuhan