isbn : 978-602-6864-15-4 petunjuk teknis pendampingan...

24
ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan Kawasan Perkebunan Pala Peningkatan Produksi dan Produktivitas Oleh : Wawan Sulistiono Himawan Bayu Aji Slamet Hartanto Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2 0 1 9

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS

Pendampingan Kawasan Perkebunan Pala Peningkatan Produksi dan Produktivitas Oleh : Wawan Sulistiono Himawan Bayu Aji Slamet Hartanto Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2 0 1 9

Page 2: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

i

KATA PENGANTAR Propinsi Maluku Utara merupakan salah satu daerah

sentra pengembangan Pala yang ditetapkan oleh Dirjen

Perkebunan Kementerian Pertanian. Daerah pengembangan

tanaman pala berkelanjutan meliputi Kabupaten Halmahera

Selatan, Halmahera Utara dan Halmahera Tengah. Beberapa

kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan, dan rehabilitasi.

Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, maka dirasa

perlu melakukan pendampingan teknis.

Agar terwujudnya pemahaman dan pandangan yang sama untuk pelaksanaan pendampingan perkebunan pala tahun 2018, maka perlu disusun petunjuk teknis (JUKNIS) di tingkat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab pelaksanaan pendampingan perkebunan pala baik peneliti dan penyuluh pertanian di Maluku Utara. Petunjuk Teknis ini berciri spesifik lokasi dan sesuai potensi sumberdaya serta kebutuhan di daerah sentra pala terutama di Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara.

Maluku Utara, Januari 2019 Kepala Balai BPTP Maluku Utara Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, MSi

Page 3: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar ..........................................................................i Daftar Isi ................................................................................. ii Daftar Tabel ............................................................................ iii Daftar Ganbar ......................................................................... iv I. Pendahuluan .........................................................................1

1.1. Latar Belakang .............................................................1 1.2. Sasaran ........................................................................2 1.3. Tujuan ...........................................................................3 1.4. Keluaran........................................................................3

II. Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ...................................... 4

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan kegiatan ............................ 4

III. Metodologi Pelaksaan Kegiatan ......................................... 6 3.1. Ruang Lingkup ............................................................. 6 3.2. Lokasi, jenis, dan Volume ............................................. 8

IV. Pelaksanaan Pendampingan .............................................. 9

4.1. Perumusan Masalah Petani Pala .................................. 9 4.2. Inovasi Teknologi .......................................................... 9 4.3. Survai Pala Hutan untuk Penguatan Sistem Usaha Tani

Pala ........................................................................... 18

Page 4: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1 .................................................................................. 10 Tabel 2 .................................................................................. 19

Page 5: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bibit pala bersertifikat Varietas Ternate 1............... 13 Gambar 2. Pembuatan rorak dan memasukkan bahan organik ke dalam rorak ......................................................... 13 Gambar 3. Pemberian mikoriza arbuskular pada lubang rorak . 14 Gambar 4. Penjelasan fungsi rorak pada kelompok tani .......... 15 Gambar 5. Sistem pembuatan rorak untuk 5 tau pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan ....................... 15 Gambar 6. Calon batang (a) atas dan bawah (b) untuk epicotyl grafting ................................................................ 16 Gambar 7. Workshop pendampingan pala dan pelatihan epi epicotyl grafting .................................................... 17 Gambar 8. Teknik penyambungan bibit pala pada epicotyl grafting ............................................................................. 17 Gambar 9. Kebun pala hutan di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Halmahera Tengah ...................................... 18

Page 6: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman Pala (Myristica sp) di Maluku Utara merupakan

salah satu komoditas perkebunan yang menempati luas lahan

ke 3 setelah kelapa dan cengkeh sehingga berberan penting

terhadap perkembangan ekonomi daerah-keluarga tani.

Disamping itu produksi pala Maluku Utara berada di urutan ke

dua Nasional setelah Aceh yaitu sebesar 24,22% terhadap total

produksi Nasional. Total Produksi pala Maluku Utara sebesar

4.436 ton.

Tanaman Pala Maluku Utara sudah dikenal sejak abab ke -

16 sebagai pala Banda. Budidaya pala seluruhnya diusahakan

oleh perkebunan rakyat. Usaha pala di memiliki banyak

keistimewaan antara lain: (a) memiliki pohon induk sebagai

sumber benih, pohon disebut pohon induk terpilih (PIT) yang

sudah di sertifikasi; (b) pohon pala merupakan tanaman

berdaun selalu hijau (evergreen) sehingga dapat digunakan

sebagai tanaman pelindung dan ditanam secara agroforestry

sehingga bermanfaat sebagai tanaman penjaga ekosistem; (c)

Pemanfaatan berbagai produk pala sangat beragam. Pala selain

dimanfaatkan biji pala dan fulinya, juga dapat dimanfaatkan

daging buah pala untuk permen pala, sirup pala, manisan pala.

Komoditas pala merupakan sumber pendapatan keluarga

tani dan mampu menopang perekonomian daerah,

pengembangan wilayah dan pengentasan kemiskinan. Oleh

karena itu program pengembangan pala terus dilakukan di

Propinsi Maluku Utara. Program tersebut mencakup

pengembangan wilayah dengan dibuat sentra pengembangan

tanaman pala berkelanjutan serta pengembangan pertanaman

itu sendiri yang mencakup intensifikasi, peremajaan tanaman

tua, dan ekstensifikasi. Di Maluku Utara sentra pengembangan

Tanaman pala menurut Dirjen Perkebunan Kementerian

Page 7: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

2

Pertanian R.I. adalah Halmahera Tengah, Halmahera Utara, dan

Halmahera Selatan.

Namun demikian dalam budidaya dan pengembangan pala

di daerah tersebut umumnya memiliki permasalahan. Beberapa

permasalahan antara lain belum menggunakan bibit unggul

bersertifikat, pemeliharaan dan bercocok tanam belum intensif,

banyaknya pala tidak berbuah yaitu pala jantan dalam satu

lahan, populasi tanaman sangat padat karena jarak tanam

terlalu rapat sehingga kelembaban tinggi.

Mempertimbangan beberapa masalah dan potensi pala

tersebut, maka diperlukan upaya pendampingan kawasan

perkebunan pala. Sebagai tindak lanjut di lapangan diperlukan

petunjuk teknis pendampingan perkebunan pala. Tujuan

petunjuk teknis ini untuk mencapai kesamaan kerja di lapangan

dan efektifitas pengembangan kawasan pala untuk

meningkatkan produktivitas serta peran petani.

1.2. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah:

1. Terealisasinya pendampingan kawasan perkebunan pala

pada kawasan desa sentra Pala di Halmahera Tengah

dengan melibatkan Gapoktan, Penyuluh, aparat Desa dan

keluarga taninya.

2. Terealisasinya pertemuan kelompok tani/Gapoktan

diawal pendampingan untuk mengetahui permasalah

budidaya pala di lokasi pendampingan dan model

pendampingan dan inovasi teknologi yang diterapkan.

3. Teralisasinya bimbingan teknis budidaya dan pemecahan

permasahan pala di lokasi pendampingan

4. Terealisasinya demplot inovasi teknologi pala pada luas

kebun minimal 0,5 ha untuk setiap satu kelompok tani.

Page 8: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

3

Diharapkan terdapat 3 kelompok tani dalam kegiatan

tersebut yang diwakili ketua kelompok.

5. Teralisasi pengukuran keberhasilan pendampingan

dengan alat ukur statistika untuk tingkat adopsi inovasi

teknologi dan penerimaan petani.

1.3. Tujuan

Tujuan pendampingan kawasan perkebunan pala di Sagea

Halmahera Tengah adalah:

1. Mengoptimalkan sumberdaya dalam pengembangan dan

peningkatan produksi pala

2. Mengoptimalkan penggunaan inovasi teknologi yang

aplikatif di lokasi pendampingan

3. Terjadi perubahan ketrampilan, pengetahu dan sikap

petani terhadap inovasi teknologi budidaya pala

1.4. Keluaran

Keluaran dari pendampingan kawasan perkebunan pala di

Sagea Halmahera Tengah adalah:

1. Sumber daya lokal perkebunan pala di tingkat petani di

manfaatkan secara optimal seperti pupuk organik,

pembuatan lubang pemupukan organik, pemanfatan

benih pala bersertifikat, dan peran penyuluhan dan

dukungan keluarga tani

2. Inovasi teknologi aplikatif yang dapat membantu

penyelesaian masalah budidaya pala dan meningkatkan

produktivitasnya

3. Peningkatan secara nyata pada pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang tercermin dari hasil analisa

persepsi petani terhadap adopsi teknologi.

Page 9: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

a. Lokasi kegiatan:

- Lokasi kegiatan merupakan daerah sentra produksi pala

serta memiliki kesesuaiam untuk budidaya pala di

Maluku Utara dengan pendapatan masyarakat masih

relatif rendah. Disamping itu, lokasi kegiatan merujuk

dari program bidang perkebunan Dinas Pertanian

Provinsi Maluku Utara.

- Relatif berada pada satu desa, hamparan, status lahan

sebagai hak milik, terdapat dukungan infrasruktur,

terdapat kelembagaan petani aktif, terdapat dukungan

penyuluh dan aparat Desa.

b. Kelompok tani/petani sasaran

- Petani sasaran sebagai tempat demplot, temu teknis,

worshop dalam program pendampingan adalah

anggota kelompok tani yang sudah ditetapkan dengan

surat keputusan Bupati/Walikota atau Kepala Dinas

Kabupaten yang menangani bidang perkebunan.

- Kelompok tani yang sudah ada dan aktif, dan memiliki

kebun pala

- Jumlah anggota minimal 20 orang

- Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk

memperbaiki budidaya dan meningkatkan produksi

serta terbuka dalam menerima masukan inovasi

teknologi

c. Spesifikasi teknis

Spesifikasi teknis pendampingan perkebunan pala

untuk demplot salah satu inovasi teknologi adalah :

Page 10: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

5

a) Lahan perkebunan pala

- Perkebunan pala milik petani kelompok yang

memiliki tanaman belum menghasilkan

- Perkebunan pala milik petani dengan tanaman

pala menghasilkan atau tanaman produktif

umur 5-20 tahun

- Kebun pala merupakan lahan hamparan

- Lokasi kebun dapat diakses untuk

pendampingan perlakuan dan pengamatan

b) Iovasi teknologi

- Inovasi teknologi yang digunakan adalah yang

memiliki tingkat aplikatif (mudah dan sesuai

dengan sumberdaya petani/lahan).

- Sasaran demplot adalah kebun petani contoh

dari masing-masing ketua kelompok.

c) Penyediaan bibit

- Merupakan varietas unggul yang sudah

direlaase Menteri Pertanian, yaitu Ternate 1,

Tidore 1, Tobelo 1 dan Makian.

- Bibit tersertifikasi (benih sebar) dengan umur

minimal 8 bulan (8-13 bulan). Bibit telah diuji

mutu bibit oleh UPT perbenihan Provinsi

(BP2STP).

- Ukuran polibag 15 x 20 cm

- Bibit sehat (bebas dari hama dan penyakit)

Page 11: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

6

III. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pendampingan kawasan

perkebunan pala meliputi persiapan, identifikasi wilayah

dan merumuskan inovasi teknologi aplikatif di kawasan

pendampingan, penerapan inovasi teknologi

pendampingan, pendampingan dan evaluasi. Ruang lingkup

tersebut dijabarkan dibawah ini:

1. Persiapan

Pada kegiatan persiapan, tahapan kerja adalah:

a. Sinkronisasi kebijakan

Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari

program pengembangan kawasan perkebunan

oleh kementerian pertanian (Dirjen Perkebunan)

yang sesuai dengan wilayah kerja Maluku Utara.

Kegiatan selanjutnya adalah koordinasi dengan

Dinas Pertanian-Perkebunan Provinsi Maluku

Utara untuk mendapatkan peta pengambangan

kawasan pala dan program yang telah

dilaksanakan.

b. Menetapkan wilayah pendampingan.

Wilayah pendampingan ditetapkan berdasarkan

masukan dari dinas Pertanian-Perkebunan

Provinsi Maluku Utara terkait program yang sudah

dijalankan dan kelayakan teknis berupa kondisi

fisik perkebunan pala. Wilayah yang didampingi

adalah Kabupaten Halmahera Tengah dengan

Desa Sagea Kecamatan Weda Utara. Lokasi ini

dipilih karena telah menerima program

pengembangan pala berupa penyaluran saprodi

seperti bibit, pupuk dan sarana pembibitan.

Page 12: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

7

2. Identifikasi masalah di wilayah pendampingan.

Identifikasi masalah di desa Pendampingan adalah:

a. Melakukan pertemuan kelompok tani dalam satu

desa kawasan pendampingan pala dan membuat

rincian permasalahan budidaya pala.

b. Menyusun upaya penyelesaian masalah dengan

invasi teknologi, penyampaian materi dan

pendampingan.

c. Membuat peta jalan pendampingan kawasan

pala.

3. Penerapan teknik pendampingan dan inovasi

teknologi.

Penerapan teknologi yang digunakan dan cara

pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Memberikan materi dan workshop pengetahuan

terhadap pengetahuan budidaya yang diperlukan

untuk merubah pengetahuan petani dan

kelompok tani

b. Menerapkan demplot inovasi untuk masalah

lapangan budidaya yang mewakili semua

kelompok tani di kawasan desa tempat

pendampingan. Luas lahan demplot seluas 0,5 ha

untuk setiap kelompok tani pada tanaman belum

menghasilkan

c. Menyalurkan materi dan paket inovasi teknologi

yang dibutuhkan seperti pupuk pelengkap cair,

perangsang pertumbuhan, alat pertanian kecil

untuk penerapan teknologi seperti handsprayer,

bibit bersertifikat.

4. Pendampingan dan evaluasi

Pendampingan tentang teknologi dilakukan setelah

penerapan inovasi dan penyerahan sarana input

Page 13: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

8

produksi inovasi. Pendampingan tentang teknologi

yang diberikan dilakukan secara berkala pada

kegiatan tahap berikutnya. Evaluasi dilakukan pada

akhir kegiatan dengan kuisioner tingkat adopsi

teknologi yang dihadiri oleh semua kelompok tani.

Pendampingan dan pelaksanaan melibatkan

penyuluh setempat.

3.2. Lokasi, Jenis, dan Volume Kegiatan

a. Lokasi kegiatan pendampingan perkebunan pala tahun

2018 di kawasan sentra pengembangan pala di

Kabupaten Halmahera Tengah Kecamatan Weda Utara

Desa Sagea.

b. Jenis dan volume pendampingan:

Jenis pendampingan terbagi atas tiga kegiatan yaitu: a)

penyampaian materi dalam bentuk penyuluhan dan

workshop sesuai kebutuhan petani dua kali pertemuan

materi, b) demplot inovasi teknologi dilakukan di tiap

lahan ketua kelompok tani atau yang mewakili, c)

Penyaluran sarana produksi penerapan inovasi

teknologi ke Ketua kelompok dan anggota: hand sprayer

untuk ketua kelompok, pupuk pelengkap sair dan

perangsang pertumbuhan ke setiap anggota kelompok

yang aktif (3 Kelompok).

Page 14: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

9

IV. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN

4.1. Perumusan Masalah Petani Pala

Kegiatan ini dimulai dengan pertemuan petani untuk

kegiatan semacam RRA (Rapid Rural Appraisal). Pertemuan

gabungan kelompok tani menggali permasalahan dan

potensi pala. Disamping itu mengidentifikasi jenis bantuan

yang telah diterima oleh dari Dinas Perkebunan Provinsi

sebelumnya, yaitu (1) bibit pala, (2) sarana pembibitan dan

(3) pupuk organik granul.

Masalah yang dihadapi petani di catat dan di kumpulkan untuk dicari pemecahannya. Bahan tersebut digunakan untuk menentukan teknik pendampingan. Potensi sumber daya perkebunan pala ditingkat petani, juga digali. (Tabel 1).

4.2. Inovasi Teknologi.

a) Bibit bermutu

Penyaluran bibit pala bersertifikat sebanyak 1000 bibit.

Varietas pala yang disalurkan adalah varietas Ternate 1.

Bibit pala tersebut untuk 3 kelompok tani di lokasi

pendampingan Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara,

Kabupaten Halmahera Tengah. Tujuan penyaluran bibit

adalah:

1. Memberi contoh varietas yang bermutu dalam

upaya peningkatan produksi dan produktivitas pala.

2. Membantu petani untuk program peremajaan

kebun pala

3. Membantu petani dalam perbenihan

/mengusahakan bibit perbenihan pala

Page 15: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

10

Tabel 1.

No. Permasalahan Nama Petani &

Kelompak tani/Desa

Pemecahan masalah Teknik pendampingan

1. Banyak pala tidak berbuah, pala jantan diantara hamparan pala (40-60%).

Bapak Ramli Samsudin. Gosora/ Sagea

Bibit bermutu, bersertifikat yang jelas kuailitasnya dari PIT blok penghasil tinggi.

1. Penyaluran bibit pala bermutu bersertifikat dari PIT, Varietas Ternate 1.

2. Workshop-pelatihan membuat bibit sambung epicotly grafting.

2. Bagaimana menentukan pala berbuah sejak ditanam (bibit).

Bapak Ramli Samsudin. Gosara/ Sagea

1. Bibit bermutu bersertifikat. 2. Membuat inovasi

pembibitan pala berbuah

3. Bagaimana teknik pemupukan pala yang tepat serta tanah yang sesuai untuk bertanam pala.

Samsudin Wahid.Gebam Lestari/Sagea

1. Pemupukan organik menggunakan sumber daya lokal.

2. Membuat wadah pupuk organik-rorak-

3. Uji kesuburan tanah di lahan pala.

4. Kesuaian lahan berdasarkan AEZ.

1. Demplot teknologi rorak untuk serasah bahan organik di kebun petani sebanyak 3 lokasi.

2. Dempot introduksi pemberian mikoriza untuk merangsang perkembangan akar tanaman pala belum menghasilkan.

Page 16: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

11

4. Penanggulangan hama penggerek batang.

Salim Ibrahim. Maju bersama/Sagea

Penyampaian materi budidaya pala sehat dan hama penting pala dan penanggulangannya.

1. Workshop penyampaian materi perlindungan tanaman.

2. Penyaluran alat dan bahan pendukung pengendalian hama dan penyakit dan pertumbuhan tanaman seperti Gandasil B, Dithane M 45, dan hand sprayer.

5. Penanggulangan penyakit kering pucuk (kering dari atas) .

Harid Muslim. Fogogoru/Sagea

Penyampaian materi budidaya pala sehat dan penyakit penting pala dan penanggulangannya .

6. Pala hutan lebih mampu bertahan dari serangan hama dan penyakit. Produksinya tinggi 3000 buah per panen per pohon, 10.000 per panen per tahun.

Harid Muslim (Fogogoru), Ramli Samsudin (Gosara), Salim Ibrahim (Maju Bersama), Sagea.

1. Menjaga dan memanfattkan potensi pala hutan.

2. Mengukur peran pala hutan terhadap pendapatan keluarga tani.

1. Survai kondisi pala hutan, aspek ekologis dan sosial ekonomi.

2. Penyuluhan, penyampaian peran pala hutan terhadap ekologi, sosial, dan pendapatan petani.

Page 17: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

12

7. Waktu tanam bibit yang tepat dan Perlakuan saat penanaman yang tepat agar bibit tidak mudah mati.

Ramli Samsudin. Maju Bersama/ Sagea

Pemanfaatan data curah hujan setempat. Meneruskan teknologi petani yaitu membuat penaung bibit pala saat pindah tanam.

1. Penyuluhan, workshop materi.

2. Koordinasi dengan PPL setempat.

Page 18: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

13

Gambar 1. Bibit Pala Bersertifikat Varietas Ternate 1

b). Teknologi pemupukan organik dan rorak Pemupukan organik dilakukan dengan pembuatan

rorak. Rorak merupakan lubang di tanah untuk menimbun

bahan organik yang posisinya di bawah tajuk tanaman.

Pembuatan rorak dilakukan di 3 lokasi kebun petani yang

mewakili 3 kelompok tani. Contoh rorak dalam satu kebun

terdiri atas 12 tanaman.

Gambar 2. Pembuatan rorak dan memasukan bahan organik (daun kering dan batang pisang) ke rorak pada pala belum menghasilkan (a,b)

Dilakukan juga pemberian mikoriza pada lubang rorak.

Tujuan pemberian mikoriza adalah untuk membantu meningkatkan perkembangan perakaran tanaman pala (Gambar 3).

b a

Page 19: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

14

Gambar 3. Pemberian mikoriza arbuskula pada lubang rorak

Dalam pelaksanaan demplot rorak, kombinasi mikoriza

(6-12 g) serta bahan organik dimasukan dalam lubang rorak.

Rorak berukuran panjang 1 m lebar 0,5 m dan dalam 40 cm.

Letak rorak dari pagkal batang pala belum menghasilkan

adalah 5m atau di ujung luar kanopi pohon (Gambar 3).

Dalam pembuatan rorak tersebut, kelompok

tani/petani kooperator di beri pengetahuan/wawasan

tentang pentingnya rorak dan cara pembuatan rorak

berikutnya (Gambar 4).

Pentingnya rorak:

1. Rorak berfungsi menahan aliran permukaan sehingga

mengurangi erosi tanah subur (unsur hara) oleh air

2. Rorak berfungsi menimbun bahan organik seperti daun

kering, daging buah pala, gedebog pisang, dan serasah

organik lain sehingga terkumpul dan kebun menjadi

bersih.

3. Meningkatkan dan mewujudkan sanitasi kebun

sehingga menekan serangan hama busuk buah dan

jamur cendawan lainnya.

4. Membuat bahan organik di lubang rorak tersebut

sehingga memacu perkembangan kesuburan tanah,

mikroorganisme tanah, dan merangsang

perkembangan perakaran.

Page 20: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

15

5. Meningkatkan pertumbuhan tanaman pala dan

diharapkan meningkatkan produktivitas tanaman.

Gambar 4. Penjelasan fungsi rorak kepada kelompok tani pala

Pengetahuan selanjutnya adalah rorak berjalan atau

pembuatan rorak berikutnya. Hal ini dilakukan bila rorak

yang dibuat sudah penuh bahan organik. Pada umur rorak

sekitar 6-12 bulan diperkirakan sudah penuh bahan organik.

Oleh karena itu segera dibuat rorak berikutnya disisi lain

dari batang tanaman. Kegiatan tersebut begitu seterusnya

hingga pada tahun ke 5 sisi perakaran tanaman pala

terdapat humus tanah/bahan organik yang baik dari rorak.

Gambar 5. Sistem pembuatan rorak untuk 5 tahun

pemeliharaan pada tanaman pala belum menghasilkan

Rorak III

(Tahun

Rorak II

(tahun

Rorak V

(tahun Pangkal

pohon

Rorak I

Rorak IV Kanopi pohon pala

Page 21: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

16

Dengan demikian pada saat tahun ke 4-5, perakaran tanaman berkembang bagus dan akan memacu pertumbuhan tanaman untuk berbunga dan berbuah secara baik (Gambar 5).

c). Sambung epicotly grafting Materi sambung epicotly grafting disampikan untuk

menjawab permasalahan banyaknya persentase bibit pala

yang yang tidak berbuah setelah 5 tahun ditanam.

Sambung epicotly grafting dilakukan dengan menyiapkan

batang bawah dari bibit muda berumur 20-40 hari setelah

berkecambah. Tunas batang atas diambil dari pohon pala

yang berproduksi tinggi yaitu pohon induk terpilih (PIT)

dari kawasan blok penghasil tinggi (BPT).

Gambar 6. Calon batang atas (a) dan bawah untuk epicotly grafting (b)

Teknis penyambungan dilakukan dengan membuat

belahan pada batang bawah setelah batangnya di potong

diatas kotiledon. Kemudian batang atas dibuat sayatan dari

kedua sisi batang dan selanjutnya dimasukkan pada celah

belahan batang bawah. Ciri teknis penyambungan ini adalah

a b

Page 22: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

17

menyambung tunas pucuk diatas kotiledon batang bawah

yang berumur muda (20-40 hari setelah kecambah).

Gambar 7. Workshop pendampingan pala dan pelatihan sambung epicotly grafting

Gambar 8. Teknik penyambungan bibit pala pada epicotly grafting

Dalam pelatihan epicotly grafting, peserta diberi

pemahaman dan pengetahuan tentang prinsip

penyambungan ini dan manfaatnya. Manfaat epicotly

grafting antara lain:

1. Penyembuhan luka sambungan lebih cepat, kalus

cepat terbentuk, jaringan batang bawah dan atas

b a

Page 23: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

18

cepat bersatu. Hal ini karena umur batang bawah

relatif muda yaitu 20-40 hari setelah berkecambah.

2. Biibit yang dihasilkan lebih cepat yaitu 3-4 bulan lebih

cepat dari teknis perbanyakan benih secara generatif.

Oleh karena itu pada teknis ini tidak memelihara

batang bawah lebih lama.

3. Memberikan harapan pala berbuah sejak di

persemaian lebih besar. Hal ini karena batang atas

berasal dari pala yang berbuah dengan produksi

tinggi.

4.3. Survei Pala Hutan untuk Penguatan Sistem Usaha Tani Pala

Pada kegiatan ini dilakukan untuk menyimpulkan

keberadaan pala hutan dari sisi aspek, ekologi, sosial dan

ekonomi petani. Pala hutan merupakan tanaman pala yang

telah ada dan berumur lebih dari 30 tahun. Petani tidak

menanam pala tersebut. Survei dilakukan untuk

mengetahui beberapa kharakteristik pala hutan antara lain

(Tabel 2).

Gambar 9. Kebun pala hutan di Desa Sagea, Kecamatan Weda

Utara, Halteng

Page 24: ISBN : 978-602-6864-15-4 PETUNJUK TEKNIS Pendampingan ...malut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/publikasi/Juknis/Buku... · kegiatan tersebut yaitu intensifikasi, peremajaan,

19

Tabel 2.

No. Kharisteristik

Ekologis 1. Populasi tanaman/jarak tanam Rapat dan tidak menentu.

Jarak rapat 5-7 m dan jarak longgar 8-9 m.

2. Umur tanaman Lebih dari 30 tahun 3. Kondisi topografi Lerang dengan kemiringan

70%. 4. Kondisi fisik tanah Tanah berbatu dan dilapisi

humus 5. Campuran pohon lainnya Banyak campuran pohon

lainnya 40-60%. 6. Kondisi kanopi pohon Percabangan/letak cabang

pertama berada di posisi batang yang tinggi.

7. Produksi buah 3000-5000 per pohon 8. Interval panen dalam 1 tahun 1 kali per tahun Sisiologi petani

10. Jarak kebun dari rumah petani .> 10 km 11. Interval waktu petani ke kebun pala

hutan per tahun 1-2 kali per tahun

12. Tenaga kerja saat petani ke lokasi pala

hutan

Kelapa rumah tangga.

13. Luasan kepemilikan lahan 0,5-1 ha.

Berdasarkan Tebal 2, maka keberadaan pala hutan

bagi petani di Desa Sagea sebagai tanaman pendukung

pendapatan petani. Petani juga memiliki kebun pala yang

diusahakan sendiri (ditanam sendiri). Oleh karena itu teknik

budidaya pala yang baik dan benih bermutu sangat

diperlukan untuk pendapatan petani pala.