repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/jurnal - eksistensi ipdn.docx · web...

60
EKSISTENSI INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN DALAM MENGISI JABATAN PADA PEMERINTAHAN DAERAH Oleh: Bayi Priyono NPM. 129313033 Abstrak Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan (ambtenorganisatie) dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai fungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan kerja yang terinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan negara adalah organisasi jabatan. Jabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang. Melalui penelitian yuridis normatif, penelitian ini menemukaneksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mengisi jabatan pada pemerintahan daerah berdasarkan hukum tata negara indonesia. Eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan berkontribusi dalam pengisian jabatan pada pemerintahan daerah meruapakan pembaharuan terhadap sumber daya aparatur. Berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan amanat kedua UU tersebut dalam pengisian jabatan di pemerintahan daerah dengan menerapkan sistem merit dalam pelaksanaan pengisian jabatan pada pemerintahan daerah yaitu dengan didasarkan kualifikasi dan kompetensi. Kata Kunci: Eksistensi Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Kepamongprajaan, Pengisian Jabatan. Abstract In the perspective of public law, the state is the organization office (ambtenorganisatie) in the form of social reality, the state is an organization

Upload: buitram

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

EKSISTENSI INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN DALAM

MENGISI JABATAN PADA PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh:Bayi Priyono

NPM. 129313033

AbstrakDalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan

(ambtenorganisatie) dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai fungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan kerja yang terinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan negara adalah organisasi jabatan. Jabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang. Melalui penelitian yuridis normatif, penelitian ini menemukaneksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mengisi jabatan pada pemerintahan daerah berdasarkan hukum tata negara indonesia. Eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan berkontribusi dalam pengisian jabatan pada pemerintahan daerah meruapakan pembaharuan terhadap sumber daya aparatur. Berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan amanat kedua UU tersebut dalam pengisian jabatan di pemerintahan daerah dengan menerapkan sistem merit dalam pelaksanaan pengisian jabatan pada pemerintahan daerah yaitu dengan didasarkan kualifikasi dan kompetensi.

Kata Kunci: Eksistensi Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Kepamongprajaan, Pengisian Jabatan.

AbstractIn the perspective of public law, the state is the organization office

(ambtenorganisatie) in the form of social reality, the state is an organization with regard to the various functions. The meaning is a function of the environment in relation to a detailed job overall. These functions of public office is an organization called the office. Position is in accordance with the institution’s own established scope of work for a long time and he was given the duty and authority. Through normative juridical research, this study found IPDN existence as an institution of higher education civil servantsin filling positions in local government based on constitutional law Indonesia. IPDN existence as an institution of higher education civil servants contribute in filling positions in local government meruapakan update our personnel resources. The enactment of Law No. 23 Year 2014 on Regional Government, as amended by Law No. 9 Year 2015 on the amendment of Law No. 23 Year 2014 on Regional Government and Law No. 5 of 2014 concerning the State Civil Apparatus, with the mandate of the two laws in filling positions in local governance by implementing a merit system in the implementation of filling positions in local government is to be based qualifications and competence.

Page 2: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Keywords: Existence Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Civil Cervants, Charging Position.I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan

(ambtenorganisatie) menurut Logemann, dalam bentuk kenyataan sosialnya,

negara adalah organisasi yang berkenaan dengan berbagai fungsi. Yang

dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan kerja yang terinci dalam

hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan negara

adalah organisasi jabatan. Jabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup

pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama dan kepadanya diberikan tugas dan

wewenang (Ridwan HR, 2013:70-71). Menurut Bagir Manan, jabatan adalah

lingkungan kerjaan tetap yang berisi fungsi-fungsi tertentu yang secara

keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi (Bagir

Manan, 1999:1). Negara berisi berbagai jabatan, ataupun lingkungan kerja

tetap dengan berbagai fungsi untuk mencapai tujuan negara. Dengan perkataan

lain, jabatan adalah suatu lingkungan pekerjaan tetap (kring van vaste werk

zaamhaden) yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara (Utrech, E,

1988:200). Jabatan itu bersifat tetap, sementara penanggung jawab atau pejabat

(ambtsdrager) dapat berganti-ganti. F.C.M.A Michiels, mengatakan bahwa:

“het ambt blijft, de ambtsdragers wissilen als gevolg van verkiezingen of

benoeming” (jabatan itu tetap, para pejabat berganti-ganti sebagai akibat dari

pemilihan atau pengangkatan). Sebagai contoh, jabatan Presiden dan Wakil

Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, dan lain-lain relatif bersifat

Page 3: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

tetap, sementara pemegang jabatan atau pejabatnya berganti-ganti (Ridwan

HR, 2013:71).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Logemann bahwa negara adalah

organisasi jabatan, maka negara Republik Indonesia juga merupakan organisasi

jabatan. Sebagai organisasi jabatan, Negara Republik Indonesia terdiri dari dua

susunan, organisasi pemerintahan yaitu:

1. Susunan organisasi pemerintahan pusat yang di dalamnya berisi jabatan-

jabatan ataupun lembaga negara, seperti:

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);

b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);

c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD);

d. Presiden (dan Wakil Presiden);

e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

f. Mahkamah Agung (MA); dan

g. Mahkamah Konstitusi (MK).

2. Susunan organisasi Pemerintahan Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota)

yang di dalamnya berisi jabatan-jabatan ataupun lembaga kenegaraan di

tingkat daerah, yaitu:

a. Pemerintah Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Provinsi; dan

b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota.

Pemerintahan Daerah Provinsi dipimpin oleh Gubernur yang memimpin

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berupa Dinas, Badan, dan Kantor,

Page 4: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

sedangkan Pemerintah Daerah Kabuaten/Kota dipimpin oleh Bupati/Walikota

beserta segenap jabatan-jabatan, yang ada dalam SKPD Kabupaten/Kota.

Semua jabatan yang ada baik pada susunan organisasi pemerintah pusat

maupun pada susunan organisasi pemerintah daerah memerlukan pengisiannya

dengan pejabat, apakah dilakukan melalui pemilihan ataukah melalui

pengangkatan. Dalam konteks pengsian jabatan yang ada pada susunan

organisasi pemerintah daerah khususnya, eksistensi Institut Pemerintahan

Dalam Negeri (IPDN) menjadi relawan dan penting untuk diteliti dikatakannya

demikian karena IPDN adalah institusi pendidikan tinggi yang mencetak atau

menghasilkan pamong praja. Yang tentu saja dimaksudkan untuk mengisi

jabatan-jabatan yang ada pada pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota).

Pengisian jabatan negara (staatsorganen, staatsambten) merupakan

salah satu unsur penting dalam hukum tata negara (SriSoemantri,2006:174).

Tanpa diisi dengan pejabat (ambtsdrager), fungsi-fungsi jabatan negara tidak

mungkin dijalankan sebagaimana mestinya. Pengisian jabatan tidak hanya

dilakukan sekali namun dilaksanakan secara reguler setiap periode tertentu

untuk memilih pejabat pemimpin daerah guna menunjang berjalannya fungsi

negara. Tanpa mekanisme pengisian yang jelas, pengisian pemangku jabatan

sebagai pelaksana jabatan tidak dapat berjalan. Dalam konsepsi Negara

Kesatuan Republik Indonesia selanjutnya disebut (NKRI) yang menerapkan

desentralisasi, pengisian jabatan merupakan bentuk pengisian pejabat negara

agar pelaksanaan fungsi pemerintahan daerah sebagai bagian dari pemerintahan

pusat dapat terlaksana.

Page 5: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Pejabat atau organ dalam birokrasi pemerintah sangat terkait dengan

rekrtumen menurut Miftah Thoha dibagi menjadi dua jenis, yaitu:Pertama,

rekrutmen jabatan negara adalah berasal dari kekuatan politik melalui

pemilihan umum maupun pengangkatan oleh pejabat politik yang dipilih

rakyat. Kedua, Rekrutmen pejabat birokrasi adalah berasal dari pejabat

pegawai negeri yang memenuhi persyaratan pemerintah diangkat oleh pejabat

yang berhak mengangkatnya (Ni’matul Huda,2005:8).Penerapan sistem

merit (merit system) yaitu adanya kesesuaian antara kecakapan yang dimiliki

seorang pegawai dengan jabatan yang dipercayakan kepadanya, meliputi

tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal (diklatpim),

pendidikan dan latihan teknis, tingkat pengalaman kerja, dan tingkat

penguasaan tugas dan pekerjaan (SriSoemantri,2006:174). Sedangkan faktor-

faktor yang mempengaruhi penerapan sistem merit (merit system) dalam

kebijakan promosi jabatan di daerah meliputi regulasi, kontrol eksternal dan

komitmen (Taufik, 2011).

Penyelenggaraan pendidikan kader pemerintahan di lingkungan

Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) terbentuk melalui proses perjalanan

sejarah yang panjang. Jabatan Pamong Praja sudah lama dikenal dalam

penyelenggaraan pemerintahan.Tugas utama yang diemban oleh para Pamong

Praja adalah tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan umum. Tugas-tugas

ini antara lain adalah pembinaan ideologi Pancasila, pembinaan kesatuan

bangsa, pembinaan politik dalam negeri, hingga tugas pembinaan

ketenteraman, dan ketertiban umum. Selain itu, para Pamong Praja juga

memiliki tugas untuk melakukan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan di

Page 6: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

daerah-daerah, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang tidak ditangani oleh

instansi pemerintahan.

Dalam pembentukkan birokrasi sebagaimana tersebut di atas,

pemerintah membentuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai

bentuk kebijakan regionalisasi merupakan pilihan paling mungkin yang telah

diambil oleh Presiden sebagai hasil evaluasi IPDN secara menyeluruh sejak

tahun 2004. Alasan regionalisasi pada dasarnya merujuk dari dokumen hasil

tim evaluasi IPDN saat itu, yaitu bertambahnya jumlah praja tanpa diimbangi

oleh kapasitas yang tersedia cenderung menimbulkan gesekan konflik baik

secara vertikal maupun horizontal. Kondisi ini hanya mungkin dilakukan

melalui perluasan kampus sebagaimana tertuang dalam salah satu opsi yang

diajukan waktu itu, yaitu regionalisasi (Muhadam Labolo, 2013).

Perkembangan birokrasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia tidak

terlepasdari faktor kesejarahan. Pencapaian birokrasi sekarang ini merupakan

perjalanan sejarah yang panjang. Dengan menggunakan secara seksama fakta

sejarah, akan diperoleh perhatian yang lebih tepat mengenai fakta yang kini

ada, dengan mengenali fase perkembangannya dan nilai-nilai birokratisme

yang tercermin dalam sikap dan perilaku aparatur negara sehingga dapat

memproyeksikan kinerja birokrasi pemerintah dan karakteristik pelayanannya

di masa mendatang (Moeljarto Tjokrowinoto, 1996:188). Fenomena birokrasi

di Indonesia telah lama muncul sejak masa kerajaan yang secara periodik terus

berkembang membentuk nilai-nilai kehidupan birokratisasi khas Indonesia.

Untuk kejelasan selanjutnya, perkembangan birokrasi Indonesia dibagi

Page 7: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

kedalam tiga zaman yaitu masa kerajaan, masa kolonial dan masa merdeka

(Lijan Poltak Sinambela, 2006:94).

Dalam kehidupan kenegaraan modern, birokrasi semakin menjadi

perangkat sentral untuk memenuhi kepentingan masyarakat. Pada abad kedua

puluh satu inibirokrasi menjadi demikian penting, dan masyarakat hanya akan

mendapat pelayanan publik secara memuaskan jika itu diselenggarakan melalui

birokrasi modern. Olehkarena itu, setidaknya ada tiga alasan kehadiran

birokrasi dirasa semakin diperlukan, yaitu: Pertama, pluralisme politik.

Diferensiasi pola kehidupan masyarakat mengakibatkan terbentuknya

pluralisme politik yang belum pernah terjadi pada zaman sebelumnya. Untuk

menjawab aspirasi masyarakat yang beraneka ragam, pemerintah harus

melakukan departemenisasi yang sangat luas, dan itu hanya bisa dilaksanakan

melalui birokrasi. Kedua, proses konsentrasi. Ini terjadi karena begitu banyak

tugas-tugas finansial yang mesti dilaksanakan oleh birokrat sehingga mau tidak

mau harusdapat memelihara gerak langkah birokrasi dengan sistem

pertanggungjawaban yang pasti. Ketiga, kompleksitas teknologi. Hal ini juga

menghendaki dibuatnya pola-pola rasional yang telah menjadi ciri khas

birokrasi. Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah bahwa rasionalitas

birokrasi hendaknya tanggap terhadapkehendak rakyat, bukan sekedar

mengutamakan rasionalitas yang kaku (Wahyudi Kumaratomo, 1992:71).

Secara konseptual birokrasi mengandung pengertian adanya pengaturan

agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu (Diah Anggraeni,2014:70). Keberadaan birokrasi

yang demikian penting, maka peranbirokrasi menjadi sangat menentukan

Page 8: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

“hitam putihnya” kehidupan negara danmasyarakat. Apabila birokrasi

mempunyai kinerja yang baik, inovatif, kreatif danproduktif, maka akan

baiklah negara dan masyarakatnya. Sebaliknya, apabila birokrasi tidak baik dan

tidak produktif, maka juga akan menghancurkan negara. Dengan kata lain,

peran birokrasi dapat memiliki akibat ganda yang saling bertolak belakang bagi

masyarakat. Di satu sisi dapat menjadi lembaga yang sangat bermanfaat bagi

masyarakat mencapai tujuan-tujuan hidupnya, namun pada sisi lainbirokrasi

juga dapat menyengsarakan, menindas, mengeksploitasi, dan bahkan dapat

mendorong masyarakat menuju kehancuran (Amitai Etzioni, 1986:35).

Usaha pemerintah yang demikian besar dalam menjadikan birokrasi

sebagaialat dan mesin administrasi pemerintah yang handal dan terpercaya,

padaakhirnya menjadikan birokrasi muncul sebagai kekuatan besar tanpa

pengimbangdari luar (masyarakat), terlebih pemerintah sendiri sering bertindak

represifterhadap setiap gerakan kritis yang muncul di masyarakat. Dalam

hubungan ini, Harry Benda dan Ruth Mc Vey sempat memberikan ciri kepada

pemerintah sebagai beambtenstaat, yang pada hakikatnya merupakan ciri

kolonial dulu (colonial legacy). Manifestasi dari beambtenstaat adalah; a)

kekuasaan ambtenaar (pegawai) lebih besar dan relatif dominan; b)

pengambilan keputusan seolah-olah terisolasi (insulated) dari proses politik; c)

berbagai rekayasa seringkali dilakukan untuk menjamin stabilitas dan status

quo; d) menekankan pada administrasi dan teknikalitas serta keahlian

teknokratis dan menempatkan posisi politik dalam posisi sekunder (Moeljarto

Tjokrowinoto, 2004:160).

Page 9: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Berbicara mengenai birokrasi, maka di Indonesia persepsi orang tidak

lain adalah birokrasi pemerintah dan seringkali diartikan sebagai officialdom

atau kerajaan pejabat yaitu suatu kerajaan yang raja-rajanya adalah para pejabat

dari suatu bentuk organisasi yang digolongkan modern. Yahya Muhaimim,

mengungkapkan bahwa, birokrasi sebagai keseluruhan aparatur pemerintah

yang membantu pemerintah di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan

mereka ini menerima gajidari pemerintah. Oleh karena itu, birokrasi berfungsi

menghubungkan pemerintah dengan rakyat dalam segi pelaksanaan

kepentingan masing-masing. Pandangan yangsama juga diungkapkan

M.Mas’ud Said bahwa, birokrasi pada dasarnya merupakan mata rantai yang

menghubungkan pemerintah dengan rakyatnya, dengan demikian birokrasi

merupakan alat pemerintah yang bekerja untuk kepentingan masyarakat secara

keseluruhan.

Dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan, tidak dapat dipungkiri

bahwanegara memerlukan entitas birokrasi. Birokrasi adalah satu-satunya

lembaga yang memiliki struktur jaringan terlengkap di seluruh wilayah negara

atau daerah. Oleh karena fungsinya sebagai alat penyelenggara pemerintahan,

keberadaan institusi birokrasi meliputi setiap desa atau kelurahan yang ada

dalam suatu negara ataudaerah. Dengan struktur dan jaringan semacam ini,

tentu saja birokrasi menjadi satu-satunya institusi yang mampu menjangkau

dan berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan manusia secara

menyeluruh. Dengan demikian, semua sumber kekuasaan yang dimiliki oleh

birokrasi itu menjadikan birokrasi sebagai institusi atau lembaga yang dominan

dan dibutuhkan oleh semua pihak, bahkan hampir tidak mungkin ada satu

Page 10: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

orang pun atau kelompok yang hidup di negara modern yang tidak bergantung

pada birokrasi.

Pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta

meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam

mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab

serta memperkuat persatuan dan kesatuan. Pembangunan daerah bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui

pembangunan di bidang ekonomi yang serasi dan terpadu, baik antar sektor

maupun antar pembangunan sektoral yang perencanaan pembangunannya

dilakukan oleh pemerintah daerah secara efesien dan efektif menuju

tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan yang merata di seluruh pelosok

tanah air (Ginanjar Kartasasmita, 1996:336). Melihat hal tersebut, pemberian

otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Prinsip dalam menjalankan otonomi daerah adalah dapat menjamin

hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah atas dasar keutuhan

negara kesatuan (Agussalim Andi Gadjong, 2007:110). Sedangkan menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

selanjutnya disebut (UU No. 23 Tahun 2014), menyatakan “efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan

lebihmemperhatikan aspek-aspek hubungan antara PemerintahPusat dengan

Page 11: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan

tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Hubungan pemerintah pusat dengan daerah dapat dirunut dari alinea

ketiga dan keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Alinea ketiga memuat pernyataan

kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan alinea keempat memuat pernyataan

bahwa setelah menyatakan kemerdekaan, yang pertama kali dibentuk adalah

Negara Republik Indonesia yaitu Pemerintah yang bertanggung jawab

mengatur dan mengurus bangsa Indonesia.Dalam UU No. 23 Tahun 2014, juga

diadopsi kembali asas umum penyelenggaraan negara, yaitu kepastian hukum,

tertib penyelenggara negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,

profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan keadilan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa Negara

Indonesia adalah Negara Kesatuan berbentuk Republik. Ketentuan

konstitusional ini memberikan pesan bahwa negara Republik Indonesia yang

diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dibangun dalam bentuk

kerangka negara yang berbentuk kesatuan, bukan federasi. Oleh karena itu

daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri (otonomi daerah) tanpa lepas dari bingkai negara kesatuan

(Jimly Asshiddiqie, 2002:23).Penerapan otonomi daerah juga memberikan

peluang kepada daerah, bahwa daerah dapat dan mempunyai kesempatan

untuk mengatur rumah tangga daerahnya masing-masing sesuai dengan

potensi, kemampuan dan karakteristiknya. Walaupun demikian betapapun

Page 12: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

luasnya otonomi yang dimilki oleh suatu daerah pelaksanaannya tetap harus

ada harmonisasi antara daerah dengan provinsi, pemerintah pusat serta daerah

dengan daerah lainnya dalam kerangka NKRI. Dengan kerjasama dan

harmonisasi antar daerah itu akan didapati kemudahan dan kelancaran dalam

penyelenggaraan otonomi daerah (Bagir Manan, 2002:ix).

Konsep desentralisasi di Indonesia menganut prinsip bahwa asas

desentralisasi bersama dengan asas dekonsentrasi. Ini berarti, pertama, bahwa

ada urusan pemerintahan dan pembangunan yang sifatnya nasional yang tidak

diserahkan kepada daerah, baik dalam bentuk otonomi maupun tugas

pembantuan (medebewind). Urusan pembangunan tersebut tetap dikelola oleh

pusat dan/atau oleh pejabat perwakilan pusat di daerah; kedua, pelaksanaan

asas dekonsentrasi merupakan jalur intervensi dan pengawasan secara langsung

oleh pusat terhadap urusan yang sudah diserahkan menjadi hak, wewenang dan

tanggung jawab pemerintah daerah. Artinya, pengawasan secara langsung oleh

pusat kepada daerah sangat kuat, karena dalam konsep desentralisasi di

Indonesia aparat dekonsentrasi adalah juga merupakan alat pengawas yang

efektif (E. Koswara, 1998: 157).Tujuan utama dari kebijakan desentralisasi itu

sendiri, di satu sisi sebanarnya bertujuan membantu meringankan pemerintah

pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik,

pada saat yang bersamaan juga memberikan kesempatan kepada pemerintah

beserta masyarakat daerah untuk memberdayakan dirinya secara mandiri (M.

Ryass Rasyid, 2003:172-173).

Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan

Page 13: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan

keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan

kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem NKRI. Aspek hubungan

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras (Kristian Widya

Wicaksono,2006:41). Dalam hal pengisian jabatan pada pemerintahan daerah

melalui pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara belum berdasarkan pada

perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan

dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon dalam rekrutmen,

pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan dengan tata

kelola pemerintahan yang baik.

Dengan demikian, untuk memungkinkan fungsi-fungsi yang melekat

atau dilekatkan pada jabatan dapat terlaksana, harus ada pemangku jabatan atau

pejabat yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Hal ini membawa

konsekuensi, selain ada pemangku jabatan harus ada pranata pengisian jabatan.

Dilihat dalam sudut pandang sistem pengisian jabatan, setidaknya ada dua

aspek penting yang harus dipertimbangkan. Pertama, pengisian tersebut

memerlukan atau tidak memerlukan partisipasi atau dukungan dari rakyat

(publik). Kedua, pengisian tersebut harus dilaksanakan secara kolegial atau

oleh perorangan tertentu. Perbedaan ini penting, bukan hanya berkaitan dengan

tata cara (prosedur), tetapi berkaitan dengan pertanggungjawaban dan

pengawasan serta kendali terhadap pemangku jabatan atau pejabat tertentu.

Pada negara hukum yang demokratis (democratische rechtsstaad) tidak

ada jabatan yang atau pemangku yang tidak bertanggungjawab. Tiap jabatan

Page 14: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

yang secara langsung dipertanggungjawabkan kepada publik semestinya

berada di bawah pengawasan langsung dari publik, pengisiannya senantiasa

memerlukan keikutsertaan atau pengukuhan publik. Sebaliknya, jabatan-

jabatan yang tidak memerlukan pertanggungjawaban secara langsung dan juga

tidak memerlukan pengawasan serta kendali langsung oleh publik dapat diisi

tanpa partisipasi atau dukungan langsung dari publik. Berdasarkan kriteria itu,

pengisian jabatan dapat dibedakan menjadi pengisian jabatan dengan pemilihan

dan pengisian jabatan dengan pengangkatan (Dony Septriana Rosady, 2013).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dalam penelitian ini ada

beberapa identifikasi masalah yang dirumuskan dan dicarikan penyelesaiannya

secara ilmiah, yaitu:

1. Apakah eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi

kepamongprajaan berkontribusi dalam pengisian jabatan pada

pemerintahan daerah?

2. Apa konsep tepat yang dapat ditawarkan agar eksistensi IPDN sebagai

lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan berkontribusi secara

signifikan dalam pengisian jabatan pada pemerintah daerah?

II. METODE PENELITIAN

Dalam rangka penelitian mengenai eksistensi IPDN sebagai lembaga

pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mengisi jabatan pada pemerintahan

daerahmenggunakan penelitian deskriptif analitis adalah metode yang mengkaji

Page 15: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif

bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antar-fenomena yang diteliti (Nazir,

1999:63-64). Berkaitan dengan topik penelitian ini, maka akan dikaji data sekunder

yang berkaitan dengan Bagaimana eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan

tinggi kepamongprajaan dalam mengisi jabatan pada pemerintahan daerah.

Sedangkan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pendekatan yuridis normatif, yaitu menetapkan standar atau norma tertentu

terhadap suatu fenomena dengan mengkaji data sekunder. Penelitian hukum

normatif merupakan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data

sekunder (Soemitro, 1990:11).

III. PEMBAHASAN MENGENAI EKSISTENSI INSTITUT PEMERINTAHAN

DALAM NEGERI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI

KEPAMONGPRAJAAN DALAM MENGISI JABATAN PADA

PEMERINTAHAN DAERAH

A. Kontribusi IPDN Dalam Pengisian Jabatan Pada Pemerintahan Daerah

Negara sebagai suatu institusi, mempunyai peranan yang cukup penting

dalam upaya mempertahankan stabilitas sistem dan kompleksitas masyarakat

pada setiap perubahan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peranan

tersebut dilakukan melalui alat (perangkat) perlengkapan negara atau institusi-

Page 16: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

institusi lain yang dapat menunjang penyelenggaraan peran negara. Di dalam

perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin maju dituntut adanya

kehadiran birokrasi yang dapat bersinergi dengan perkembangan yang terjadi.

Pembaharuan birokrasi merupakan sebuah upaya yang harus diwujudkan

dalam kerja nyata pemerintahan guna melahirkan sistem pemerintahan yang

kuat dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila adalah rumusan saripati seluruh filsafat kebangsaan yang

mendasari pembangunan negara, sedangkan UUD 1945 adalah dasar hukum

tertinggi yang menjadi pedoman dan rujukan semua peraturan perundang-

undangan. Pancasila dan UUD 1945 mengandung nilai-nilai dasar

(fundamental values) yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dicita-

citakan dan akan terus diperjuangkan. Nilai-nilai ini adalah kemerdekaan,

kesetaraan, kemandirian, kedaulatan, keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan

(Saafroedin Bahar, 1998:415). Dalam mencapai tujuan dari negara dan

menjalankan negara, dilaksanakan oleh pemerintah. Mengenai pemerintah

terdapat dua pengertian, yaitu pemerintah dalam arti luas dan pemerintah

dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas (regering) adalah pelaksanaan

tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang

diserahi wewenang mencapai tujuan negara. Sedangkan, pemerintah dalam arti

sempit (bestuur) mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas

pemerintahan (Kuntjoro Purbopranoto, 1981:1).

Negara hukum lahir dari/sebagai reaksi terhadap pemerintah yang

absolut yang tidak menghargai eksistensi hak asasi manusia (Sunaryati

Hartono,1976:27). Secara umum dapat diartikan bahwa negara hukum adalah

Page 17: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

negara di mana tindakan pemerintah maupun rakyatnya didasarkan pada

hukum untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang pihak pemerintah

(penguasa) dan tindakan rakyat yang dilakukan menurut kehendaknya sendiri

(Mashudi, 2011:32). Negara merupakan organisasi tertinggi di antara satu

kelompok atau beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita

untuk bersatu hidup di dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan

yang berdaulat (Mahfud M.D, 2000:64).

Paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan.

Sebab pada akhirnya, hukumlah yang mengatur dan membatasi kekuasaan

negara (pemerintahan). Hukum ditempatkan sebagai aturan dalam

penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan, dimana

tujuan hukum itu sendiri antara lain diletakkan untuk menata masyarakat yang

damai, adil, dan bermakna. Artinya, sasaran dari negara hukum adalah

terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan yang

bertumpu pada keadilan, kedamaian, dan kemanfaatan atau kebermaknaan.

Dalam negara hukum, eksistensi hukum dijadikan instrumen dalam menata

kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan (Ridwan HR,

2013:15).

Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu

negara hukum terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau

peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Hukum tata

negara membutuhkan hukum lain untuk menyelenggarakan persoalan-

persoalan yang bersifat teknis, yakni hukum administrasi negara. Mengingat

negara merupakan sebagai organisasi kekuasaan, maka pada akhirnya hukum

Page 18: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

administrasi negara akan muncul sebagai instrumen pedoman dalam

melaksanakan kekuasaan pemerintahan dan sekaligus sebagai instrumen untuk

mengawasi penggunaan kekuasaan pemerintahan. Keberadaan hukum

administrasi negara muncul karena adanya penyelenggaraan kekuasaan negara

dan pemerintahan dalam suatu negara hukum, yang menuntut dan

menghendaki penyelenggaraan tugas-tugas kenegaraan, pemerintahan dan

kemasyarakatan yang berdasarkan hukum.Salah satu muatan paling penting

dari suatu konstitusi adalah penyelenggaraan kekuasaan negara itu dijalankan

oleh organ-organ negara. Organ atau lembaga negara merupakan subsistem

dari keseluruhan sistem penyelenggaraan kekuasaan negara. Sistem

penyelenggaraan kekuasaan negara menyangkut mekanisme dan tata kerja

antar organ-organ negara itu sebagai satu kesatuan yang utuh dalam

menjalankan kekuasaan negara. Sistem penyelenggaraan kekuasaan negara

menggambarkan secara utuh mekanisme kerja lembaga-lembaga negara yang

diberi kekuasaan untuk mencapai tujuan negara.

Negara adalah wadah bangsa untuk mencapai cita-cita atau tujuan

bangsa. Tujuan negara adalah merupakan kepentingan utama daripada tatanan

suatu negara (Soehino, 2000:147). Tidak ada suatu negara yang tidak

mempunyai tujuan. Tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 dalam Alinea Keempat, yakni: “…Untuk membentuk

suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

Page 19: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

…”.Setiap negara kesatuan (unitary state, eenheidstaat) dapat disusun dan

diselenggarakan menurut asas dan sistem sentralisasi atau desentralisasi.

Negara kesatuan yang disusun dan diselenggarakan menurut asas dan sistem

sentralisasi mengandung arti bahwa wewenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan (single centralized goverment) atau oleh pusat bersama-

sama organnya yang dipencarkan di daerah-daerah. Sentralisasi yang disertai

pemencaran orang-orang yang menjalankan sebagian wewenang pemerintahan

pusat di daerah di kenal sebagai dekonsentrasi (centralisatie met

deconcentratie).

Dalam pada itu, suatu negara kesatuan dikatakan menganut asas dan

sistem desentralisasi apabila wewenang untuk mengatur dan mengurus

penyelenggaraan pemerintahan tidak semata-mata dilakukan oleh pemerintah

pusat (central government) melainkan juga dilakukan oleh satuan-satuan

pemerintahan tingkat lebih rendah yang mandiri (zelfstanding) ataupun bersifat

otonom (teritorial maupun fungsional). Desantralisasi bukan sekedar

pemencaran wewenang (spreading van bevoegheid) tetapi mengandung juga

pembagian kekuasaan (scheiding van machten) untuk mengatur dan mengurus

penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah pusat dan satuan-satuan

pemerintahan tingkat lebih rendah. Karena desentralisasi senantiasa berkaitan

dengan status mandiri atau otonom (I Gde Pantja Astawa, 2009:26).

Dalam konsep otonomi daerah, kepala daerah memiliki peran penting.

Tidak dapat dipungkiri, saat ini kepala daerah otononomi memiliki peran yang

menentukan dalam pemerintah daerah. Kewenangan besar yang dimiliki kepala

daerah akan menentukan pembangunan dan kesejahteraan daerah berdasarkan

Page 20: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

prakarsa masingmasing daerah. Bisa dikatakan, keberhasilan pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah akan ditentukan oleh kepala daerah

yang memimpin. Untuk itulah, diperlukan kepala daerah yang berkualitas.

Namun, dalam konteks demokrasi dewasa ini tidak hanya kepala daerah yang

berkualitas yang diperlukan namun juga kepala daerah yang memiliki

aksepbilitas dan akuntabilitas yang baik sesuai dengan kehendak rakyat sebagai

pemilik kedaulatan. Oleh karena itulah, diperlukan mekanisme pengisian

jabatan kepala daerah dan aparatur pemerintah daerah yang demokratis.

Di Indonesia pembaharuan pemerintahan dimaknai sebagai

pembangunan pemerintahan untuk memenuhi dan melindungi kebutuhan dan

tuntutan yang diperintahkan akan jasa publik dan layanan sipil (M. Ryass

Rasyid. 1997: 2-3). Sejalan dengan itu, setiap warga negara dan masyarakat

diharapkan menyadari hak, kewajiban, dan tanggungjwabnya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Sedangkan birokrasi diharapkan menjiwai perannya

sebagai “abdi masyarakat” yang bijak dan santun, berpegang pada netralitas

politik tetapi setia menjalankan tugas sebagai “abdi negara” dan harus dapat

meningkatkan etika, kemampuan profeional dan integritasnya sebagai abdi

masyarakat dan abdi negara (Lexie M. Giroth dan Jacson F.R. Giroth.

2004:41). Dalam organisasi pemerintahan, sumber daya manusia sering disebut

sebagai aparatur yaitu pegawai yang melaksanakan tugas-tugas kelembagaan.

Pemerintah senantiasa ada di dalam setiap negara berdaulat, karena

negara merupakan suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed)

oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya

ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol)

Page 21: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

monopolistis dari kekuasaan yang sah (Miriam Budiardjo, 2008:40). Dalam hal

ini, negara memiliki kekuasaan yang sah untuk mengatur dan mengurus

kehidupan warga negara dan diharapkan seluruh warga negara senantiasa taat

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh negara

(Diah Anggraeni,2014:30).Di dalam makna negara terkandung sebuah

kekuasaan dengan sistem nilai yang dapat digunakannya secara sah

(legitimate). Seiring dengan itu, lembaga pemerintah secara bertahap

mengalami deferensiasi dan spesialisasi, bergeser dari pemerintah dalam arti

totaliter (terluas) ke pemerintah dalam arti sempit, yaitu eksekutif. Dalam

negara yang menganut paham pemerintah dalam arti luas dan untuk

menciptakan keadilan, kekuasaan yudikatif dipisahkan dari kekuasaan

eksekutif-yudikatif. Dalam negara yang menganut paham pemerintahan dalam

arti sempit berarti eksekutif (Delly Mustafa, 2014:97).

Dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian

kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-

prinsip yang digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan yang sesuai

dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang

berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak

ikut aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan, dari prinsip-

prinsip pemilihan tersebut, bahwa pemilihan merupakan kegiatan politik yang

sangat penting dalam proses penyelenggaraan kekuasaan dalam sebuah negara

yang menganut prinsip-prinsip demokrasi (Dahlan Thaib. 2009:98). Secara

umum desentralisasi mempunyai tiga tujuan yaitu: pertama; desentralisasi

politik dengan tujuan untuk membangun infra struktur dan supra struktur

Page 22: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

politik tingkat lokal menjadi lebih demokratis; kedua desentralisasi

administrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintahan lokal yang

mampu memaksimalkan nilai-nilai efektifitas, efisiensi, kesetaraan(equity),

ketiga desentralisasi ekonomi dengan harapan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan agar menjadi lebih baik dibandingkan keadaan

sebelumnya (Eko Prasojo. 2003:138).

Menurut Logemann, negara adalah organisasi jabatan. Negara berisi

berbagai jabatan atau lingkungan kerja tetap dengan berbagai fungsi untuk

mencapai tujuan negara. Jabatan beserta fungsi-fungsi yang melekat atau

dilekatkan padanya bersifat abstrak dan statis. Agar jabatan beserta fungsi-

fungsi tersebut menjadi kongkrit dan bergerak mencapai sasaran atau tujuan,

harus ada pemangku jabatan yaitu para pejabat, sebagai orang perorang

(natuurlijkpersoon) yang duduk atau atau didudukkan dalam suatu jabatan

dengan tugas dan wewenang (taak en bevoegdheid) untuk merealisasikan

berbagai fungsi jabatan tertentu. hubungan pemangku jabatan sebagai

personifikasi jabatan tidak berlaku terus menerus, tetapi hanya selama dia

memangku suatu jabatan. Jadi tugas dan wewenang tidak melekat pada

pemangku jabatan namun pada jabatan. Jabatan itu konsep abstrak sehingga

tidak dapat bertindak. Oleh karena itu agar jabatan dapat bertindak harus ada

perantaraan yaitu manusia sebagai pemangku jabatan (Harun Alrasyid, 1999:5).

Tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan

fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan,

kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas

pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural and

Page 23: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

political development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial

(economic and social development) yang diarahkan meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat. Secara struktural birokrasi

di bawah pejabat politik, akan tetapi secara hukum birokrasi mempunyai

kedudukan peran yang sama. Dalam hal ini undang-undang tentang

kelembagaan birokrasi harus mengatur bahwa pejabat politik tidak boleh

mengganti dan memberhentikan pejabat birokrasi sepanjang pejabat birokrasi

tersebut tidak melanggar undang-undang, di hukum, korupsi, dan moral hazard.

Karier pejabat birokrasi harus dijamin sampai pensiun. Dengan demikian

diharapkan penyelenggaraan pemerintahan bisa stabil dan netralitas birokrasi

bisa dijamin (Miftah Thoha, 2003:6).

Sebagai lembaga pendidikan pencetak pamong praja IPDN siap

membangun pemerintahan daerah melalui pembenahan kualitas lulusannya.

Bahkan, untuk menjamin mutu lulusan IPDN telah menerapkan strategi

manajemen kualitas mutu pendidikan yang berbasis pada quality control yang

ketat guna menghasilkan pamong praja yang tangguh dan unggul. Upaya ini

diharapkan dapat mendukung upaya percepatan pembangunan hingga ke

pelosok daerah di era otonomi daerah. Penyiapan aparatur pemerintahan yang

mampu memberikan pelayanan secara cepat, transparan, dan hasil layanan

yang optimal merupakan bagian dari upaya pembaruan birokrasi pemerintahan.

Strategi yang dapat ditempuh adalah dengan memperpendek birokrasi dan

mendelegasikan pelayanan publik ke tingkat stuktur yang lebih rendah.

IPDN dibentuk dalam upaya pengembangan sumber daya aparatur

birokrasi pemerintahan daerah agar dapat menciptakan aparatur dengan

Page 24: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

pencapaian kapasitas dan prestasi. Karena dalam pengisian jabatan berdasarkan

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, diatur secara eksplisit

kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara yang berbasis merit yang

berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar,

dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,

asalusul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.

Penegasan sistem merit dalam manajerial aparatur ini merupakan bentuk

inovasi mekanisme perencanaan tata kelola birokrasi Indonesia. Hal ini karena

dalam penegasan sistem merit birokrasi Indonesia tersebut, terdapat

perencanaan strategis yang mencoba mengarahkan kelembagaan birokrasi

Indonesia dengan semangat good governance.

Eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan

berkontribusi dalam pengisian jabatan pada pemerintahan daerah meruapakan

pembaharuan terhadap sumber daya aparatur merupakan bentuk reformasi

birokrasi harus diarahkan untuk mewujudkan tata kelolapemerintahan yang

baik dan pemerintahan yang bersih serta masyarakatyang demokratis dan

multikultural. Keberhasilan organisasi pemerintahan dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya sangat ditentukan oleh sumber daya yang tersedia yang

dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan dalam upaya mengatasi

permasalahan, pengisian jabatan aparatur pada organ pemerintahan dapat

menentukan tata kelola pemerintahan.

B. Konsep Pengisian Jabatan Pada Pemerintahan Daerah

Page 25: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah mengakibatkan

terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari paradigma

sentralistis ke arah desentralisasi yang ditandai dengan pemberian otonomi kepada

daerah. Pemberian otonomi ini dimaksudkan khususnya untuk lebih memandirikan

daerah serta pemberdayaan masyarakat (empowering). Pada perkembangan birokrasi

seringkali digunakan sebagai terminologi yang merefleksikan struktur dan proses dalam

pemerintah. Birokrat adalah aparatur yang menjalankan pemerintahan, dari mulai

pegawai biasa sampai pada kalangan pejabat yang memiliki kewenangan. Birokratis

sering digunakan sebagai terminologi proses dalam sistem dan administrasi

pemerintahan. Berlakunya UU No. 5 Tahun 2014 salah satu bentuk reformasi birokrasi

di Indonesia, dimana sistem birokrasi menekankan pada efektivitas dan efisiensi.

Promosi pegawai dilakukan berbasis karier terbuka (kompetisi) sebagai

hak pegawai aparatur yang memenuhi syarat. Penempatan jabatan seharusnya

terencana dan tertata dengan baik agar memberikan kepuasan kerja bagi

pegawai bahkan memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja.

Pengisian jabatan yang dilakukan semata-mata karena meneruskan tradisi atau

budaya dan dikarenakan kedekatannya pada pimpinan maka akan sulit untuk

membawa perubahan bagi organisasi. Sedangkan pemimpin yang tepat dan

terlatih dengan baik akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan.

Pemimpin yang berkualitas memiliki strategi untuk mencapai keberhasilan

organisasi serta mampu mencegah penyimpangan dalam organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, Kementerian Pemberdayaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) telah meluncurkan

program Grand Design Reformasi Birokrasi yang dipertajam dengan rencana

aksi 9 (sembilan) program percepatan reformasi birokrasi dan salah satu

Page 26: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

diantaranya adalah program sistem promosi PNS secara terbuka. Program ini

bertujuan untuk menjamin tersedianya para pejabat aparatur yang memiliki

kompetensi jabatan sesuai kompetensi dan persyaratan yang diperlukan oleh

jabatan tersebut. Untuk mencapai hal ini, perlu diadakan promosi jabatan

structural berdasarkan sistem merit dan terbuka, dengan mempertimbangkan

kesinambungan karier PNS yang bersangkutan. adapun pengisian jabatan

tinggi dengan memperhatikan prinsip dalam sistem merit, yaitu:

1. Melakukan rekrutmen, seleksi dan prioritas berdasarkan kompetisi yang

terbuka dan adil;

2. Memperlakukan Pegawai Aparatur Sipil Negara secara adil dan setara;

3. Memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang

setara dan menghargai kinerja yang tinggi;

4. Menjaga standar yang tinggi untuk integritas, perilaku dan kepedulian

untuk kepentingan masyarakat;

5. Mengelola Pegawai Aparatur Sipil Negara secara efektif dan efisien;

6. Mempertahankan atau memisahkan Pegawai Aparatur Sipil berdasarkan

kinerja yang dihasilkan;

7. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi kepada

Pegawai Aparatur Sipil Negara;

8. Melindungi Pegawai Aparatur Sipil Negara dari pengaruh-pengaruh politis

yang tidak pantas/tepat;

9. Memberikan perlindungan kepada Pegawai Aparatur Sipil dari hukum

yang tidak tidak adil dan tidak terbuka.

Page 27: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Paradigma pengangkatan dalam pengisian jabatan merupakan bagian

dari manajemen PNS yang erat kaitannya dengan jenjang kepangkatan yang

ditetapkan untuk jabatan tersebut. Implikasi dari jenjang kepangkatan adalah

pegawai yang lebih rendah pangkatnya seharusnya tidak dapat membawahi langsung

pegawai yang pangkatnya lebih tinggi guna menjamin kualitas dan objektivitas. Hal

inilah yang mengantarkan karier kepegawaian yang cenderung memprioritaskan pada

faktor senioritas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan jabatan, dan

pengalaman yang dimiliki. Pada dasarnya, pengisian jabatan diharapkan dapat

menunjang motivasi dan profesionalisme dalam bekerja (Tedi Sudrajat, 2014:62).

Memahami sistem merit dalam kaitannya dengan promosi jabatan

secara terbuka didalam UU No 5 Tahun 2014, tentunya terlebih dahulu  perlu

dipahami dahulu hakekat reformasi birokrasi, karena promosi jabatan secara

terbuka adalah bagian dari agenda reformasi birokrasi.  Patut dipahami,  bahwa

reformasi birokrasi merupakan konsep yang luas ruang lingkupnya, mencakup

pembenahan struktural dan kultural. Secara lebih rinci meliputi reformasi

struktural (kelembagaan), prosedural, kultural, dan etika birokrasi. Reformasi

birokrasi pemerintahan diartikan sebagai penggunaan wewenang untuk

melakukan pembenahan dalam bentuk penerapan peraturan baru terhadap

sistem administrasi pemerintahan untuk mengubah tujuan, struktur maupun

prosedur yang dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan

pembangunan.

Peningkatan kualitas melalui pelatihan dan pendidikan menjadi kunci

peningkatan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan berkualitas.

Melalui kegiatan pengembangan pendidikan dan pelatihan sebagai instrument

penguatan kapasitas sumber daya aparatur negara dalam rangka

Page 28: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

memaksimalkan kinerja dengan pengalaman dan pendidikan yang lebih luas

berdampak kepada etos kerja dan psikologi sumber daya aparatur untuk

meningkatkan kinerjanya. Sumber daya manusia aparatur merupakan kunci utama

dari keberhasilan organisasi publik. Sebagai peran penting dalam pengelolaan lembaga

pemerintahan yang bertumpu kepada pelayanan masyarakat, sumber daya aparatur

pelayanan publik diharapkan menjadi hal utama dalam penyelenggaraan negara.

Lulusan IPDN sebagai Pamong Praja Muda diserahkan kepada

kontingen asal Pamong Praja Muda, kemudian kontingen menyerahkan kepada

Gubernur kemudian diserahkan kepada Bupati/Walikota, melalui Sekretaris

Daerah/Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Praja muda tersebut ditempatkan

di perangkat daerah dengan cara pengangkatan. Apabila melihat hal di atas,

penermpatan Pamong Praja Muda tidak diberikan kesempatan untuk memilih

berdasarkan kompetensi atau latar belakang pendidikan Pamong Praja Muda

tersebut. Sekretaris Daerah (Sekda) mempunyai peranan penting dalam

mengawal proses perubahan dengan cara melakukan gerakan reformasi

birokrasi. Karena itu, Sekda perlu menata birokrasi dengan mewujudkan

pelayanan prima, supaya harapan masyarakat untuk hidup lebih baik tercapai,

dan mereka  bisa merasakan keberadaan pemerintah. Selain itu, akuntabilitas

kinerja perlu diperhatikan demi terwujudnya pemerintah yang lebih

berdayaguna, bersih, dan bertanggung jawab (Kemenpan RB. 2015).

Menurut sistem merit atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi,

dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan

kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan,

dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif,

sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Apabila merujuk kepada

Page 29: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

sistem merit tersebut, Praja Muda setelah diserahkan ke Bupati/Walikota

kemudian ditempatkan pada perangkat daerah seharusnya dapat disediakan

sebuah lembaga untuk mengetahui minat dan kompetensi melalui uji

kompetensi, sehingga Praja Muda dapat mengaplikasikan hasil pendidikan di

IPDN sesuai dengan latar belakang Praja Muda tersebut.

Pamong praja meruapakan perangkat di daerah mempunyai tugas pokok

(mission), yang meliputi: pembinaan ketentraman dan ketertiban, pembinaan

politik dalam negeri, koordinasi, pengawasan serta tugas residual. Tugas pokok

ini akan mengalami pasang naik dan pasang surut seiring dengan perubahan

masyarakat maupun pemerintah. Salah satu prioritas pembangunan nasional

dalam Rencana Strategi Kemendagri, yang sekaligus merupakan salah satu

bagian penugasan IPDN, yaitu: menyelenggarakan pendidikan

kepamongprajaan dalam rangka menyediakan dan mengembangkan sumber

daya manusia aparatur yang handal dan sesuai kebutuhan, dengan misi

mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta bertujuan

meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM)

aparatur lingkup Depdagri dan Pemerintah Daerah dengan tersedianya kader

aparatur pemerintah yang profesional dan berkualitas pada derajat program

vokasi.

Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah mengakibatkan

terjadinya pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari paradigma

sentralistis ke arah desentralisasi yang ditandai dengan pemberian otonomi kepada

daerah. Pemberian otonomi ini dimaksudkan khususnya untuk lebih memandirikan

daerah serta pemberdayaan masyarakat (empowering). Pada perkembangan birokrasi

Page 30: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

seringkali digunakan sebagai terminologi yang merefleksikan struktur dan proses dalam

pemerintah.Promosi pegawai dilakukan berbasis karier terbuka (kompetisi)

sebagai hak pegawai aparatur yang memenuhi syarat. Penempatan jabatan

seharusnya terencana dan tertata dengan baik agar memberikan kepuasan kerja

bagi pegawai bahkan memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja.

Pengisian jabatan yang dilakukan semata-mata karena meneruskan tradisi atau

budaya dan dikarenakan kedekatannya pada pimpinan maka akan sulit untuk

membawa perubahan bagi organisasi. Sedangkan pemimpin yang tepat dan

terlatih dengan baik akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan.

Pengembangan pegawai adalah hak pegawai ASN. Sumber daya

aparatur merupakan aset sehingga perlu pengembangan. Pengembangan

pegawai dilakukan dengan beberapa cara, seperti diklat, seminar, kursus,

pemagangan, dan pertukaran PNS dan swasta. Promosi pegawai dilakukan

berbasis karir terbuka (kompetisi) sebagai hak pegawai ASN yang

memenuhisyarat. UU No. 5 Tahun 2014 juga menjaminkesejahteraan pegawai

dalam bekerja, yaitu berdasarkan beban kerja, tanggung jawab, resiko

pekerjaan dan kinerja, dengan mengedepankan manajemen kinerja yang

menjamin objektivitas pembinaan pegawai ASN yang didasarkan pada prestasi

dan sistem karir, serta adanya sanksi atas tidak tercapainya kinerja. Lulusan

IPDN sebagai Pamong Praja diserahkan kepada kontingen asal Pamong Praja,

kemudian kontingen menyerahkan kepada Gubernur kemudian diserahkan

kepada Bupati/Walikota, melalui Sekretaris Daerah/Kepala Badan

Kepegawaian Daerah, Praja muda tersebut ditempatkan di perangkat daerah

dengan cara pengangkatan. Apabila melihat hal di atas, penermpatan Pamong

Page 31: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Praja Muda tidak diberikan kesempatan untuk memilih berdasarkan

kompetensi atau latar belakang pendidikan Pamong Praja.

Berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan amanat kedua UU tersebut dalam

pengisian jabatan di pemerintahan daerah dengan menerapkan sistem merit

dalam pelaksanaan pengisian jabatan pada pemerintahan daerah yaitu dengan

didasarkan kualifikasi dan kompetensi. Adapun pengisian jabatan pada

pemerintahan dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pemilihan dan cara

pengangkatan. Dalam pelaksanaan UU No. 5 Tahun 2014, agar dapat

dilaksanakan secara maksimal dalam pengisian jabatan pada pemerintahan

daerah dapat segera mengeluarkan peraturan pelaksana berupa Peraturan

Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur Petunjuk

Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis pengisian jabatan, sehingga pengisian

jabatan dengan sistem merit dapat dilaksanakan.

Kondisi eksisting untuk penempatan suatu penempatan pada suatu

jabatan pemerintahan daerah, dibahas oleh Baperjakat (Badan Pertimbangan

Jabatan dan Kepangkatan), yang mana anggotanya terdiri dari jajaran birokrasi,

sehingga Baperjakat di bawah Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota).

Dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

dan UU No. 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota,

dimana Kepala Daerah tersebut diusung oleh partai politik. Oleh karena itu,

dikhawatirkan pengangkatan jabatan pemerintahan daerah dapat bermuatan

Page 32: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

politis, yaitu pejabat pemerintahan yang mendukung Kepala Daerah (Gubernur,

Bupati/Walikota) terpilih akan mendapatkan jabatan-jabatan pemerintahan

daerah yang strategis. Dalam hal ini, diberlakukannya UU No. 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa pengisian jabatan dilakukan dengan

sistem merit yang didasarkan pada kompetensi artinya mempunyai persyaratan

latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan dijabat

tersebut, kualifikasi artinya memenuhi persyaratan normatif.

Penerapan sistem merit pada pengisian jabatan pemerintahan daerah

didasarkan pada UU No. 5 Tahun 2014, akan menghindarkan dari campur

tangan politis. Dalam hal pengisian jabatan pada pemerintahan daerah dapat

dibentuk tim yang bersifat independen yang anggotanya terdiri dari Perguruan

Tinggi dan Tenaga Ahli lain yang berkaitan dengan jabatan pemerintahan

daerah yang akan diisi. Pengisian jabatan pemerintahan daerah dilaksanakan

dengan cara kompetisi (penyaringan) bagi yang telah memenuhi persyaratan

melalui fit and poper test (uji kelayakan), sehingga didapat calon pejabat

publik yang benar-benar mempunyai kemampuan di bidangnya dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya dapat dilaksanakan secara maksimal.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Eksistensi IPDN sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan

berkontribusi dalam pengisian jabatan pada pemerintahan daerah

meruapakan pembaharuan terhadap sumber daya aparatur. Keterkaitan

antara kinerja dengan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan

Page 33: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

organisasi publik, sesungguhnya bermuara pada kemampuan daerah untuk

mempersiapkan jajaran birokrasi yang ada bagi penyelenggaraan

pelayanan publik secara optimal dan berdayaguna. Hal ini merupakan

konsekuensi logis dari pelaksanaan otonomi yang berbasis pada

kemampuan daerah. Dalam upaya untuk mewujudkan birokrasi yang

memiliki kompetensi dan profesional, IPDN sebagai lembaga pendidikan

tinggi kepamongprajaan memberikan kontribusi dalam pengisian jabatan

pada pemerintahan daerah.

2. Berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU

No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan amanat kedua

UU tersebut dalam pengisian jabatan di pemerintahan daerah dengan

menerapkan sistem merit dalam pelaksanaan pengisian jabatan pada

pemerintahan daerah yaitu dengan didasarkan kualifikasi dan kompetensi.

Adapun pengisian jabatan pada pemerintahan dilakukan dengan dua cara,

yaitu cara pemilihan dan cara pengangkatan. Dalam hal ini,

diberlakukannya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

bahwa pengisian jabatan dilakukan dengan sistem merit yang didasarkan

pada kompetensi artinya mempunyai persyaratan latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan dijabat tersebut,

kualifikasi artinya memenuhi persyaratan normatif.

B. Saran

Page 34: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

1. Dalam upaya peningkatan sumber daya aparatur dalam mengembangkan kualitas

dan kompetensi para pejabat dalam pengisian jabatan pada pemerintahan daerah

dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur yang berkualitas dan profesional.

Dalam pengisian jabatan perlu dibentuk tim yang bersifat independen yang

anggotanya terdiri dari Perguruan Tinggi dan Tenaga Ahli lain yang

berkaitan dengan jabatan pemerintahan daerah yang akan diisi. Pengisian

jabatan pemerintahan daerah dilaksanakan dengan cara kompetisi

(penyaringan) bagi yang telah memenuhi persyaratan melalui fit and poper

test (uji kelayakan), sehingga didapat calon pejabat publik yang benar-

benar mempunyai kemampuan di bidangnya dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya dapat dilaksanakan secara maksimal.

2. Promosi pegawai dilakukan berbasis karier terbuka (kompetisi) sebagai

hak pegawai aparatur yang memenuhi syarat. Untuk menjamin tersedianya

para pejabat aparatur yang memiliki kompetensi jabatan sesuai kompetensi

dan persyaratan yang diperlukan oleh jabatan. Penempatan jabatan perlu

dilaksanakan secara terencana dan tertata dengan baik agar memberikan

kepuasan kerja bagi pegawai bahkan memberikan motivasi untuk

meningkatkan prestasi kerja. Menurut sistem merit atau perbandingan

antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan

dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dimiliki oleh calon

dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan

yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif.

V. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Page 35: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Agussalim Andi Gadjong. 2007. Pemerintahan Daerah: Kajian Politik dan Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia.

Amitai Etzioni. 1986. Organisasi-Organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Bagir Manan.2002. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah.Cetakan Kedua. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII.

Dahlan Thaib. 2009. Ketatanegaraan Indonesia, Perspektif Demokrasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Total Media.

Delly Mustafa. 2014. Birokrasi Pemerintahan. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.

Diah Anggraeni. 2014. Reformasi Birokrasi Pelayanan Publik. Bandung: Indra Prahasta.

Eko Prasojo. 2003. Problem dan Perspektif Desentralisasi Politik di Indonesia Dalam Otonomi Daerah Evaluasi dan Perspektif. Jakarta: Yayasan Rimba Persada.

Ginanjar Kartasasmita. 1996.Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Harun Alrasyid. 1999. Pengisian Jabatan Presiden. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

I Gde Pantja Astawa. 2009. Problematika Hukum Otonomi Daerah di Indonesia. Bandung: Alumni.

Keith Dowding. 1995.The Civil Service. New York: Routledge Publisher.

Koswara., E. 1998.Pembangunan Administrasi di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Kristian Widya Wicaksono. 2006.Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kuntjoro Purbopranoto. 1981. Perkembangan Hukum Administrasi Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Lexie M. Giroth dan Jacson F.R. Giroth. 2004. Reformasi dan Performansi Pamong Praja. Bandung: Indra Prahasta.

Lijan Poltak Sinambela. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan dan Implemtasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahfud M.D. 2000. Dasar dan Stuktur Ketatanegaraan Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Reneka Cipta.

Mashudi. 2011. Hak Mogok Dalam hubungan Industrial Pancasila. Bandung: CV Utomo.

Miftah Thoha. 2003. Birokrasi dan Politik di Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 36: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Moeljarto Tjokrowinoto. 1996. Pembangunan: Dilema dan Tantangannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

........................................ 2004. Birokrasi Dalam Polemik. Malang: Pustaka Pelajar.

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahin. 1988. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara UI.

Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ni’matul Huda. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

Ridwan HR. 2013. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Keempat, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Ryass Rasyid. M.,1997. Makna Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi Etika dan Kepemimpinan. Jakarta: Yarsif Watampone.

............................... 2003. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka.

Soehino. 2000. Ilmu Negara. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

SriSoemantri. 2006. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni.

Sunaryati Hartono. 1976. Apakah The Rule of Law itu?. Bandung: Alimni.

Utrech, E. 1988. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Surabaya: Pustaka Tinta Emas.

Wahyudi Kumaratomo. 1992. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Press.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Keempat.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).

Page 37: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2009 tentang Statuta Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2009 tentang Rencana Induk Pengembangan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2013 tentang Pelantikan Lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri Sebagai Pamong Praja Muda.

Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah.

C. Sumber Lain

Bagir Manan. 1999. Pengisian Jabatan Presiden Melalui (Dengan) Pemilihan Langsung. Bandung: Makalah.

Delasanova Lumintang. 2013. Rekonstruksi Regulasi Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Oleh Birokrasi Pemerintahan Dalam Implementasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Unsrat Manado: Jurnal Vol. I/No. 2/April-Juni.

Dony Septriana Rosady. 2013. Jabatan, Pejabat, dan Pengisian Jabatan. <http//www.hukum.kompasiana.com/2013/07/01/jabatan-pejabat-dan-pengisian-jabatan-573409.html> [04/02/15].

IPDN. (tanpa tahun). Sejarah Singkat. <http//www.ipdn.ac.id/index.php> [07/11/14].

Jimly Asshiddiqie. 2002. Konsolidasi Naskah UUD1945 Setelah Perunbahan Kedua. Jakarta: Pusat Studi Negara, FH UI.

Kemenpan RB. 2015. Peran Sekda Makin Strategis. <http//www.menpan.go.id/berita-terkini/2633-peran-sekda-makin-strategis.html> [24/03/15].

Miftah Thoha. 2009. Reformasi Sistem dan Perlikau Birokrasi Menuju Tata Kepemerintahan Yang Baik. Jatinangor: Jurnal Ilmu Pemerintahan IPDN.

Muhadam Labolo. 2013. Perspektif Pemerintahan: Mengapa IPDN Dipertahankan. <htttp//muhadamlabolo.blogspot.com/2013/10/mengapa-ipdn-dipertahankan.html> [19/10/14].

Saafroedin Bahar. 1998. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jakarta: Sekretariat Negara RI.

Page 38: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/6864/1/Jurnal - Eksistensi IPDN.docx · Web viewJabatan adalah sesuai lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk lama

Sambutan Presiden Republik Indonesia pada pelantikan Pamong Praja Muda IPDN XX Tahun 2013. <http//www.setneg.go.id/index.php> [07/11/14].

Taufik Nurohman. 2011. Merit System Dalam Birokrasi Indonesia. <http//www.taufiknurohman25.blogspot.com/2011/02/merit-system-dalam-birokrasi-indonesia.html> [23/12/14].

Tedi Sudrajat. 2014. Eksistensi Kebijakan Pengisian Jabatan Struktural Dalam Rangka Pengembangan SDM Aparatur Berbasis Merit. Malang: Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS Vol. 8 No. 1.