ironi pancasila

4
26/04/13 Ironi Pancasila | Al-Khilafah.org www.al-khilafah.org/2013/04/ironi-pancasila.html 1/4 Go Jumat, 26 April 2013 09:43:59 PM You are here : Home » artikel, Headline, Opini » Ironi Pancasila Ironi Pancasila Posted by Admin on 4/26/2013 02:59:00 PM in artikel, Headline, Opini | 0 comments Pancasila itu sakti. Pancasila itu sakral. Pancasila itu suci. Pancasila itu harga mati. Pancasila itu asas; asas dari segala asas. Karena sakral, Pancasila tak boleh direndahkan. Ada kesan, di negeri ini orang boleh saja melecehkan Islam, mencampakkan Al-Quran, termasuk menghina Rasulullah sang teladan. Sebagian menganggap hal itu sebagai bagian dari ekspresi kebebasan yang dijamin demokrasi. Namun, tidak dengan Pancasila. Merendahkan dan menghina Pancasila adalah kejahatan tak terperi dan pastinya anti- demokrasi. Karena suci, Pancasila tak boleh diusik dan dikritisi. Ada kesan di negeri demokrasi ini Islam boleh saja diusik; al-Quran dan as-Sunnah boleh dikritisi. Namun, tidak dengan Pancasila. Sebab, bagi sebagian orang Pancasila itu lebih tinggi dari al-Quran maupun as-Sunnah. Pancasila digali dari nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia. Adapun al-Quran dan as-Sunnah hanyalah bersumber dari perkataan Tuhannya umat Islam semata. Karena itu, semua aturan dan perundang-undangan yang ada di negeri ini boleh tidak merujuk bahkan bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah, tetapi haram berseberangan dan berlawanan dengan Pancasila. Karena harga mati, Pancasila tak boleh ditawar-tawar. Menawar Pancasila adalah tindakan amoral, bahkan kriminal. Lain halnya dengan syariah Islam. Di negeri demokrasi ini, hukum Islam hanyalah pilihan; boleh diambil atau dicampakkan. Sebaliknya sebagai asas, Pancasila tak boleh sekadar jadi pilihan. Asas negara boleh saja tidak berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, tetapi haram jika tidak berdasarkan Pancasila. Maka dari itu, menurut Pancasilais sejati, jika negara saja harus berasaskan Pancasila, maka apalagi Parpol dan Ormas yang merupakan organisasi lebih kecil, tentu lebih wajib berasaskan Pancasila. **** Pancasila itu ‘saudara kandung’ UUD ’45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Keempatnya adalah pilar kebangsaan yang tak boleh dipilah-pilah dan dipilih-pilih. Pancasilais sejati adalah pemangku UUD ‘45, penjaga kesatuan NKRI sekaligus pemelihara Bhineka Tunggal Ika. Namun, tunggu dulu! Semua itu ternyata bergantung pada tafsiran sang penguasa. Ada kesan, di negeri ini penguasa boleh tidak melaksanakan Pancasila dan UUD ’45. Penguasa, misalnya, boleh menyerahkan kekayaan alam negeri ini kepada pihak asing meski itu bertentangan dengan prinsip keadilan dalam Pancasila dan berseberangan dengan amanat UUD ’45. Penguasa boleh membuat UU Migas, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU Minerba, dll yang memungkinkan pihak asing menjajah dan menjarah sumber- sumber kekayaan alam milik rakyat negeri ini. Tak masalah jika semua UU itu merugikan rakyat. Asal tidak merugikan pihak asing, hal itu tak bisa dianggap bertentangan dengan amanat dalam Pembukaan UUD ’45 yang mengandung spirit: segala bentuk penjajahan di muka bumi harus dihapuskan. Penguasa boleh melepaskan Timor-Timur atas rekayasa dan tekanan penjajah meski itu bertentangan dengan prinsip menjaga kesatuan NKRI. Penguasa pun tak perlu merasa berdosa saat membiarkan Organisasi Papua Merdeka atau Republik Maluku Selatan tetap leluasa melakukan gerakan makar dan A DS TERPOPULER TERBA RU COMMENT Live Streaming Angkringan Dakwah #10 "GELAP TERUS KAPAN TERANGNYA?" Ahad, 21 April 2013 Pukul 20.00-22.00 WIB MP3 NEW!!! Tabligh Akbar bersama Ustadz Hari Moekti di Kampus ISI Yogyakarta Materi dan Rekaman MP3 Refleksi Akhir Tahun 2012 Yogyakarta + Foto IBC Gel. Pertama bersama Ustadz Dwi Condro Triono, PhD [update 2 minggu sekali] IBC Gel. Kedua bersama Ustadz Dwi Condro Triono, PhD [update 2 minggu sekali] Download Screensaver Ideologis "Kehancuran Kapitalisme" (untuk Windows) [6MB] Tesis "TSAQOFAH DAN METODE HIZBUT TAHRIR DALAM MENDIRIKAN NEGARA KHILAFAH ISLAMIYAH" (Arab dan Indonesia) Home Streaming HTI Yogyakarta Download Ebook Download MP3 Al Khilafah TV Pasar Al Khilafah Contact Us HOM E BERITA » KHILAFAH » TSAQOFAH ARTIKEL » TAUSIYAH » LINK FAQ » WALLPAPER AL KHILAFAH TV

Upload: alatsurveypemetaan

Post on 22-Jun-2015

191 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ironi Pancasila

26/04/13 Ironi Pancasila | Al-Khilafah.org

www.al-khilafah.org/2013/04/ironi-pancasila.html 1/4

Go

Jumat, 26 April 2013 09:43:59 PMYou are here : Home » artikel, Headline, Opini » Ironi Pancasila

Ironi Pancasila

Posted by Admin on 4/26/2013 02:59:00 PM in artikel, Headline, Opini | 0 comments

Pancasila itu sakti. Pancasila itu sakral.

Pancasila itu suci. Pancasila itu harga mati.

Pancasila itu asas; asas dari segala asas.

Karena sakral, Pancasila tak boleh direndahkan.

Ada kesan, di negeri ini orang boleh saja

melecehkan Islam, mencampakkan Al-Quran,

termasuk menghina Rasulullah sang teladan.

Sebagian menganggap hal itu sebagai bagian

dari ekspresi kebebasan yang dijamin

demokrasi. Namun, tidak dengan Pancasila.

Merendahkan dan menghina Pancasila adalah

kejahatan tak terperi dan pastinya anti-

demokrasi.

Karena suci, Pancasila tak boleh diusik dan dikritisi. Ada kesan di negeri demokrasi ini Islam boleh saja

diusik; al-Quran dan as-Sunnah boleh dikritisi. Namun, tidak dengan Pancasila. Sebab, bagi sebagian orang

Pancasila itu lebih tinggi dari al-Quran maupun as-Sunnah. Pancasila digali dari nilai-nilai luhur nenek

moyang bangsa Indonesia. Adapun al-Quran dan as-Sunnah hanyalah bersumber dari perkataan Tuhannya

umat Islam semata. Karena itu, semua aturan dan perundang-undangan yang ada di negeri ini boleh tidak

merujuk bahkan bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah, tetapi haram berseberangan dan

berlawanan dengan Pancasila.

Karena harga mati, Pancasila tak boleh ditawar-tawar. Menawar Pancasila adalah tindakan amoral, bahkan

kriminal. Lain halnya dengan syariah Islam. Di negeri demokrasi ini, hukum Islam hanyalah pilihan; boleh

diambil atau dicampakkan.

Sebaliknya sebagai asas, Pancasila tak boleh sekadar jadi pilihan. Asas negara boleh saja tidak

berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, tetapi haram jika tidak berdasarkan Pancasila. Maka dari itu, menurut

Pancasilais sejati, jika negara saja harus berasaskan Pancasila, maka apalagi Parpol dan Ormas yang

merupakan organisasi lebih kecil, tentu lebih wajib berasaskan Pancasila.

****

Pancasila itu ‘saudara kandung’ UUD ’45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Keempatnya adalah pilar

kebangsaan yang tak boleh dipilah-pilah dan dipilih-pilih. Pancasilais sejati adalah pemangku UUD ‘45,

penjaga kesatuan NKRI sekaligus pemelihara Bhineka Tunggal Ika.

Namun, tunggu dulu! Semua itu ternyata bergantung pada tafsiran sang penguasa. Ada kesan, di negeri ini

penguasa boleh tidak melaksanakan Pancasila dan UUD ’45. Penguasa, misalnya, boleh menyerahkan

kekayaan alam negeri ini kepada pihak asing meski itu bertentangan dengan prinsip keadilan dalam

Pancasila dan berseberangan dengan amanat UUD ’45. Penguasa boleh membuat UU Migas, UU Listrik,

UU Penanaman Modal, UU Minerba, dll yang memungkinkan pihak asing menjajah dan menjarah sumber-

sumber kekayaan alam milik rakyat negeri ini. Tak masalah jika semua UU itu merugikan rakyat. Asal tidak

merugikan pihak asing, hal itu tak bisa dianggap bertentangan dengan amanat dalam Pembukaan UUD ’45

yang mengandung spirit: segala bentuk penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.

Penguasa boleh melepaskan Timor-Timur atas rekayasa dan tekanan penjajah meski itu bertentangan

dengan prinsip menjaga kesatuan NKRI. Penguasa pun tak perlu merasa berdosa saat membiarkan

Organisasi Papua Merdeka atau Republik Maluku Selatan tetap leluasa melakukan gerakan makar dan

ADS TERPOPULER TERBARU COMMENT

Live Streaming Angkringan Dakwah #10

"GELAP TERUS KAPAN TERANGNYA?"

Ahad, 21 April 2013

Pukul 20.00-22.00 WIB

MP3 NEW!!!

Tabligh Akbar bersama Ustadz Hari Moekti di Kampus ISI

Yogyakarta

Materi dan Rekaman MP3 Refleksi Akhir Tahun 2012

Yogyakarta + Foto

IBC Gel. Pertama bersama Ustadz Dwi Condro Triono, PhD

[update 2 minggu sekali]

IBC Gel. Kedua bersama Ustadz Dwi Condro Triono, PhD

[update 2 minggu sekali]

Download Screensaver Ideologis "Kehancuran

Kapitalisme" (untuk Windows) [6MB]

Tesis "TSAQOFAH DAN METODE HIZBUT TAHRIR DALAM

MENDIRIKAN NEGARA KHILAFAH ISLAMIYAH" (Arab dan

Indonesia)

Home Streaming HTI Yogyakarta Download Ebook Download MP3 Al Khilafah TV Pasar Al Khilafah Contact Us

HOME BERITA » KHILAFAH » TSAQOFAH ARTIKEL » TAUSIYAH » LINK FAQ » WALLPAPER AL KHILAFAH TV

Page 2: Ironi Pancasila

26/04/13 Ironi Pancasila | Al-Khilafah.org

www.al-khilafah.org/2013/04/ironi-pancasila.html 2/4

Organisasi Papua Merdeka atau Republik Maluku Selatan tetap leluasa melakukan gerakan makar dan

tindakan separatis. Karena didukung pihak asing, semua itu juga tak bisa disebut sebagai anti NKRI.

Penguasa juga tak perlu merasa bersalah saat jutaan anak tak bersekolah, anak-anak yatim terlantar di

jalanan dan banyak orang-orang miskin mati kelaparan. Tak perlu pula penguasa berkecil hati ketika

kemiskinan membelenggu puluhan juta rakyat negeri ini dan pengangguran melanda jutaan angkatan kerja

di berbagai lini. Tak perlu pula penguasa merasa tak tega saat harus menaikkan harga BBM, gas dan listrik

yang membuat rakyat tambah melarat, bahkan sekarat. Ada kesan, asal bisa memuaskan para kapitalis di

dalam negeri atau kapitalis asing, kebijakan anti subsidi itu tidak bisa dianggap sebagai bertentangan

dengan semangat dalam pasal-pasal yang ada dalam UUD ’45. Tak bisa pula kebijakan itu disebut tidak adil

dan anti Pancasila. Ada kesan, yang disebut tidak adil itu jika rakyat menikmati subsidi, sementara pihak

asing tak leluasa menikmati keuntungan tinggi.

Ada pula kesan, yang bisa disebut anti Pancasila dan UUD ’45 itu adalah pihak-pihak yang berusaha

menerapkan syariah Islam secara formal dalam negara meski dengan niat untuk menyelamatkan negeri

yang terpuruk ini. Yang dinamakan anti NKRI adalah saat ada sekelompok orang memperjuangkan tegaknya

kembali Khilafah meski untuk mempersatukan negeri sekaligus membebaskannya dari segala bentuk

penjajahan di semua lini. Yang anti kebhinekaan itu adalah yang mendukung perda-perda berbau syariah

dan menolak pendirian gereja ilegal di tengah komunitas kaum Muslim.

*****

Jika demikian kenyataannya, jangan disalahkan jika ada yang beranggapan bahwa Pancasila sejatinya

hanyalah cap dan label. Mereka yang korupsi, melakukan praktik suap-menyuap atau biasa menerima

gratifikasi—termasuk gratifikasi seks—tak pernah dicap menyeleweng dari Pancasila. Mereka yang

menggadaikan kekayaan negeri milik rakyat serta menjual negara dan harga diri bangsa kepada pihak asing

juga tak pernah dilabeli berseberangan dengan Pancasila. Mereka yang terus mempraktikkan serta

mempropagandakan sekularisme, pluralisme dan liberalisme—meski semua itu telah nyata membahayakan

negeri ini—tak pernah pula dituduh anti Pancasila.

Sebaliknya, Anda yang tak pernah korupsi, menolak segala bentuk gratifikasi, enggan melakukan praktik

suap-menyuap dan anti terhadap tindakan amoral lainnya tak berarti Anda bisa aman dari labelisasi. Siap-

siaplah Anda untuk dicap anti Pancasila, dilabeli anti UUD ’45 serta dituduh anti NKRI dan anti kebhinekaan

jika Anda adalah seorang Muslim yang taat; yang menghendaki tegaknya Islam secara total dalam semua

aspek kehidupan; yang menginginkan penerapan syariah secara kaffah, apalagi berjuang demi mewujudkan

kembali Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.

Namun demikian, tentu Anda tak perlu berkecil hati. Pasalnya, di negeri ini sepertinya tak ada yang namanya

Pancasilais sejati. Yang malah banyak ditemukan adalah mereka yang—sengaja atau tidak—memperalat

Pancasila untuk kepentingan pribadi, partai bahkan pihak asing yang justru telah banyak merusak negeri ini.

Karena itu, tetaplah istiqamah dalam perjuangan mengembalikan Khilafah yang akan menerapkan syariah

Islam secara kaffah.

Wama tawfiqi illa b ilLah wa ‘alayhi tawakaltu wa ilayhi unib . [Arief B. Iskandar] [www.al-khilafah.org]

0

Sarankan 19 orang menyarankan ini. Jadilah orang pertama di antara teman-

teman.

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini....

Artikel Terkait lainnya

Headline

"Ustadz, Saya Mau Break Dulu Dari Dakwah..."

Hukum Shalat Jum’at Tanpa Adanya Khalifah

Mengapa harus Kartini? (Kritik atas Perayaan Hari kartini)

Mengapa Muktamar Khilafah (lagi)?

Rencana Kenaikan Harga BBM : Rencana Bebani Rakyat

Opini

Mengapa harus Kartini? (Kritik atas Perayaan Hari kartini)

Mengapa Muktamar Khilafah (lagi)?

Ajang Pamer Aurat Miss World, Hati-Hati Menjadi Syaithan Bisu Tanpa sadar

Jawaban Ke#galauan

Dapatkan update berita dan

artikel situs ini melalui mobile

device/handphone anda di

www.al-khilafah.org?m=1

Dengarkan Lewat Winamp atau

windows media player klik

disini

Select Language ▼

Gema Pembebasan

Daerah Solo Tolak

Kenaikan Harga

BBM

Muktamar Khilafah

2013: Testimoni 100

Tokoh Muslimah

Indonesia [Bagian 4]

Muktamar Khilafah

2013: Testimoni 100

Tokoh Muslimah

Indonesia Bagian 3

Page 3: Ironi Pancasila

26/04/13 Ironi Pancasila | Al-Khilafah.org

www.al-khilafah.org/2013/04/ironi-pancasila.html 3/4

Newer Post Older Post

Jawaban Ke#galauan

Buah Dari Sekulerisme : Saat Sholat berkiblat ke Ka’bah, Namun Mu’amalah & ‘Uqubat berkiblat ke Barat

artikel

"Ustadz, Saya Mau Break Dulu Dari Dakwah..."

Mengapa harus Kartini? (Kritik atas Perayaan Hari kartini)

Mengapa Muktamar Khilafah (lagi)?

Rencana Kenaikan Harga BBM : Rencana Bebani Rakyat

Bantahan Hizbut Tahrir Indonesia terhadap buku “Hizbut Tahrir Dalam Sorotan” Karya Idrus Ramli

0 COMMENTS

TINGGALKAN KOMENTAR

Subscribe by email

Enter your comment...

Comment as: KALAM-UPI (Google) Sign out

Publish Preview

Home

Followers (445)

Follow this blog

Hadist

Subscribe to RSS Feed

Receive feed updates via your feed reader

Subscribe Fanspage

Peringatan: P lugin komentar ini beroperasi di dalam mode kesesuaian, tetapi belum mempuny ai kiriman apa pun. Pertimbangkan untukmenetapkan 'href' y ang jelas seperti diusulkan di dokumentasi plugin komentar untuk mendapatkan manfaat dari semua fitur plugin.

KomentariKirimkan sebagai Jual Kerajinan Tangan (Bukan Anda?)

Tambahkan Komentar...

Kirim ke Profil

Page 4: Ironi Pancasila

26/04/13 Ironi Pancasila | Al-Khilafah.org

www.al-khilafah.org/2013/04/ironi-pancasila.html 4/4

dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam

se-takar-an makanan pun (mudyun)." Kami

bertanya lagi, "Dari mana (bangsa) yang

melakukan demikian? Beliau menjawab, "Dari

bangsa Ruum. (Note : kita tahu Israel adalah

imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang

datang menjajah Palestine sejak tahun 1917).

Kemudian diam sejenak.

Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam, "Akan segera tegak

berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (red.

Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),

Kholifah akan membagi bagikan harta, dengan

tanpa menghitung-hitung jumlahnya. (Shohih

Muslim : 5189)

Dari Nu'man bin Basyir: Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam bersabda: "Masa Kenabian itu

berlangsung di tengah-tengah kalian selama yang

dikehendaki Allah, kemudian Dia mengangkatnya

bila Ia hendak mengangkatnya. Kemudian

berlangsung masa khilafah di atas manhaj

kenabian selama yang dikehendaki Allah,

kemudian Dia mengangkatnya bila Allah hendak

mengangkatnya. Kemudian berlangsung masa

kerajaan yang menggigit selama yang dikehendaki

Allah, kemudian Dia mengangkatnya bila Dia

hendak mengangkatnya. Kemudian berlangsung

masa kerajaan yang sewenang-wenang selama

yang dikehendaki Allah, kemudian Dia

mengangkatnya bila Ia hendak mengangkatnya.

Kemudian akan ada khilafah di atas manhaj

kenabian." Kemudian beliau diam. [HR. Ahmad

IV/273, Al-Baihaqi]

Email Subscription

Receive feed updates via email

Keep updates via Facebook

Keep updates via Facebook

Keep updates via Twitter

Keep updates via Twitter

Al Khilafah on Facebook

Copyleft 2009-2011. Al Khilafah Edit by Cah Mbudur

Hak Cipta Hanya Milik Allah SWT. Seluruh artikel di w ebsite ini silakan disebarluaskan tanpa perlu meminta izin kepada kami.

Find us on Facebook

al-khilafah.org

Like

3,998 people like al-khilafah.org.

Facebook social plugin