iriani tugas proses nitrogen
TRANSCRIPT
NAMA : IRIANI PUSPITASARI S
NPM : 140210077001
PROSES NITROGEN
Metabolisme nitrogen
Metabolisme nitrogen mencakup jalur-jalur sirkulasi (turnover) dan ekskresi nitrogen dalam
organisme maupun proses-proses biologis daur nitrogen di alam:
Fiksasi nitrogen biologis
Asimilasi nitrogen
Amonififkasi
Nitrifikasi
Dissimilatori Reduksi Nitrat, Asilmilasi Nitrat dan Denitrifikasi
1. Fiksasi Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% udara. Siklus nitrogen adalah
transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah
nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi
nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan
polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam
air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen
dari dalam tanah berupa ammonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-).
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah
menjadi molekul protein. Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan
berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi
merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium
dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba
(brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa
(lucerna) (Rompas, 1998). Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri
Azospirillum lipoferum dan akar tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens,
juga jenis rumput tropikal Paspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama
bakteri Azotobacter paspalli di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998)
2. Asimilasi NH3
Beberapa tanaman dapat memperoleh sumber nitrogen dari tanah, dan penyerapan akar
mereka baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Semua nitrogen yang diperoleh oleh
hewan dapat ditelusuri kembali untuk makan tanaman itu sendiri melalui beberapa tahapan
rantai makanan. Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui akar
rambut mereka. Jika nitrat diserap, pertama-tama dikurangi menjadi ion nitrit dan ion
amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat intens, dan klorofil . Pada
tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen beberapa adalah
berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari bintil akar. Hewan, jamur, dan
organisme heterotrofik lainnya menyerap nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan lain
molekul organik kecil.
3. Amonififkasi
Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas
amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut
dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas dan nitrosococcus mengubah amoniak dan
senyawa ammonium menjadi nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Amonifikasi
dilakukan oleh tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Pada lingkungan asam atau netral,
NH3 ada dalam bentuk ion NH4+. Pada lingkungan basa, NH3 akan dilepas ke atmosfir. Ion
NH4+ merupakan bentuk N yang dapat digunakan oleh berbagai organisme termasuk
mikroorganisme
4. Nitrifikasi
Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan oleh sekelompok
jasad renik/bakteri dan berlangsung dalam dua tahap yang terkoordinasikan. Masing-masing
dilakukan oleh bakteri/jasad renik yang berbeda pada tahap-tahapan proses nitrifikasi
(Mas’ud, 1992), sebagai berikut :
Tahap Pertama (nitrisasi)
Menurut Rompas (1998), bakteri autotrofi (bakteri nitrifikasi) dapat menggunakan N-
anorganik untuk melakukan nitrifikasi, seperti genera bakteri Nitosomonos, Nitrosococcus,
Nitrosospira, Nitrosovibrio, dan Nitrosolobus. Pada proses tahap pertama reaksi berlangsung
dari ammonium ke nitrit yang melibatkan bakteri Nitrosomonos dan Nitrosococcus dengan
persamaan reaksi.
Tahap Kedua (nitrisasi)
Sedangkan reaksi kedua diperankan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus spp yang
melakukan oksidasi dari nitrat ke nitric dengan persamaan reaksi. Reaksi nitrifikasi seperti di
atas dapat berlangsung jika adanya oksigen. Proses oksidasi dari No2 ke nitrit umumnya lebih
cepat daripada proses oksidasi dari NH4 ke nitrit, dan nitrit ini terakumulasi di lingkungan.
5. Dissimilatori Reduksi Nitrat, Asilmilasi Nitrat dan Denitrifikasi
Denitrifikasi merupakan proses pereduksian senyawa N-nitrat menjadi gas nitrogen
dan/atau gas nitrogen oksida, dengan nitrogen bertindak sebagai penerima hydrogen.
Produksi nitrogen bebas dari senyawa-senyawa organic tidaklah melalui aksi
mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung oleh saling tindak antara asam nitrat
bebas dengan senyawa amino, yang keduanya dihasilkan secara bersama melalui biang
bakteri (Mas’ud, 1992).
Menurut Rompas (1998), dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat memanfaatkan nitrat
untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron, sehingga mengurangi gas-gas
produk akhir seperti NO, N2O atau N2 , tahapan dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
Gas dinitrogen dan nitrogen oksida adalah dua komponen produk akhir yang sangat
penting dan N2 biasanya diproduksi dari N2O sedang dari NO dapat terjadi tetapi dalam
kondisi tertentu. Terbentuknya N2O dan N2 tidak saja dari nitrat selama respirasi, tetapi
dapat juga konversi dengan cara asimilasi ke NH4 + dalam komponen organic biomasa.
Tentu pula mikroorganisme dapat merubah NO3- ke NH4+ melalui mekanisme diasimilasi
pada kondisi anaerob, mekanisme ini bersama denitrifikasi adalah proses memanfaatkan
energi. Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan
beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen
dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02),
dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar
Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri
dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang
bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit,
yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh
akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali,
dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Gbr. Siklus Nitrogen di Alam
DAUR SULFUR
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari
dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan
sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas
H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk
mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh
gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif
dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat
dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh
lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk
membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang
misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai
berikut:
1. H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik.
Selain itu ada beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum
dan Desulfibro yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida
(H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus.