ir menjadi bersisik, berfisur, -...

10
Cheilosis/Cheilitis Cheilosis merupakan suatu kelianan noninflamasi berupa fisur dan scale pada bibir dan dihubungkan dengan kekurangan vitamin ribovlavin dalam diet. Sedangkan Cheilitis merupakan suatu kelainan inflamasi dan menyebabkan bibir pecah-pecah Etiologi secara umum: a. Infeksi karena virus, bakteri, ataupun candida. b. Alergi dapat terjadi karena hipersensitivitas local terhadap antibiotic, makanan, kosmetik, atau bahan-bahan kimia tertentu seperti pasta gigi. c. Fotosensitivitas dapat menyebabkan cheilitis kronis. Bibir menjadi bersisik, berfisur, dan bengkak, bahkan dapat mengakibatkan prekanker atau premalignant. Klasifikasi a. Contact Cheilitis Merupakan kelainan inflamasi akut yang terjadi pada bibir. Etiologinya dapat berupa kontak langsung dengan bahan kimia. Gambaran klinis berupa mild edema dan eritema yang disertai dengan thick scaling dan iritasi pada vermilion border bibir. Diagnosis banding (DD/) berupa exfoliative cheilitis. Perawatan yang dilakukan adalah penghentian kontak dengan bahan kimia dan topical steroid b. Actinic Cheilitis Merupakan kelainan degenerative kronis pada bibir bawah dengan etiologi berupa paparan sinar matahari jangka panjang. Hal ini merupakan masalah yang biasanya terjadi pada orang-orang dengan kulit yang sensitif dan cenderung mudah mengalami sunburn. Pekerjaan di luar ruangan jelas berhubungan dengan masalah ini, mengarah pada istilah yang umum digunakan seperti farmer’s lip dan sailor’s lip. Individu dengan paparan sinar

Upload: trannguyet

Post on 03-Mar-2019

377 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Cheilosis/Cheilitis

Cheilosis merupakan suatu kelianan noninflamasi berupa fisur dan scale pada bibir

dan dihubungkan dengan kekurangan vitamin ribovlavin dalam diet. Sedangkan Cheilitis

merupakan suatu kelainan inflamasi dan menyebabkan bibir pecah-pecah

Etiologi secara umum:

a. Infeksi karena virus, bakteri, ataupun candida. b. Alergi dapat terjadi karena hipersensitivitas local terhadap antibiotic, makanan,

kosmetik, atau bahan-bahan kimia tertentu seperti pasta gigi. c. Fotosensitivitas dapat menyebabkan cheilitis kronis. Bibir menjadi bersisik,

berfisur, dan bengkak, bahkan dapat mengakibatkan prekanker atau premalignant.

Klasifikasi

a. Contact Cheilitis

Merupakan kelainan inflamasi akut yang terjadi pada bibir. Etiologinya dapat berupa

kontak langsung dengan bahan kimia. Gambaran klinis berupa mild edema dan eritema

yang disertai dengan thick scaling dan iritasi pada vermilion border bibir. Diagnosis

banding (DD/) berupa exfoliative cheilitis. Perawatan yang dilakukan adalah penghentian

kontak dengan bahan kimia dan topical steroid

b. Actinic Cheilitis

Merupakan kelainan degenerative kronis pada bibir bawah dengan etiologi berupa

paparan sinar matahari jangka panjang. Hal ini merupakan masalah yang biasanya terjadi

pada orang-orang dengan kulit yang sensitif dan cenderung mudah mengalami sunburn.

Pekerjaan di luar ruangan jelas berhubungan dengan masalah ini, mengarah pada istilah

yang umum digunakan seperti farmer’s lip dan sailor’s lip. Individu dengan paparan sinar

matahari kronis dan immunocompromised, terutama penerima transplan, memiliki resiko

mengembangkan kanker pada vermillion bibir bawah.

Actinic cheilosis jarang terjadi pada individu yang lebih muda dari 45 tahun. Hal ini

lebih sering terjadi pada pria dengan rasio pria:wanita 10:1 pada beberapa studi. Lesi

tersebut berkembang sangat lambat sehingga pasien tidak sadar akan perubahannya.

Perubahan klinis paling awal adalah atropi batas vermillion bibir bawah, ditandai dengan

area halus dan berbintik pucat. Tanda yang paling sering terlihat adalah menjadi tidak

jelasnya batas antara daerah vermillion dan daerah kutanous bibir. Seiring dengan

berkembangnya lesi, daerah vermillion yang lebih kering akan menjadi kasar dan

bersisik. Area ini menebal dan dapat tampak seperti lesi leukoplakia, terutama ketika

meluas mendekati batas basah bibir. Pasien mungkin melaporkan bahwa material bersisik

dapat dikelupas, namun akan terbentuk lagi dalam beberapa hari. Pada perkembangan

yang lebih lanjut, dapat terbentuk ulserasi kronis, terutama pada tempat trauma ringan

dari rokok. Ulserasi tersebut dapat bertahan selama berbulan-bulan dan sering

menggambarkan perkembangan

Gambaran Histopatologi actinic cheilosis biasanya ditandai oleh atropi dari stratified

squamous epithelium dan sering menunjukkan produksi keratin. Dapat ditemui berbagai

derajat displasia epitel. Di sekitar epitelium yang displasia, terdapat sel-sel inflamasi

kronik ringan yang biasa menginfiltrasi. Jaringan konektif di bawahnya selalu

menunjukkan perubahan amorphous, acelullar, dan basophilic yang dikenal sebagai solar

(actinic) ekstosis, perubahan kolagen dan serat elastis yang disebabkan oleh cahaya.

Perawatan dapat diberikan medikasi berupa sunscreen dengan SPF yang tinggi (>15) dan

kurangi frekuensi terpapar cahaya matahari.

c. Angular Cheilitis

Merupakan kelainan pada sudut mulut dengan etiologi berupa penurunan dimensi

vertical, trauma mekanis, kekurangan zat besi, kekurangan riboflavin, pengaruh Candida

albicans, staphylococci, streptococci.

Etiologi lain dapat berupa:

- Kontak iritan

22% kasus Angular Cheilitis selalu berhubungan dengan iritan. Sudut bibir

merupakan tempat untuk berkumpulnya enzim saliva, sehingga pada saat berkontak

dengan iritan yang cukup lama pada tempat tersebut maka akan timbul perubahan

antomi dari normalnya. Angular Cheilitis yang disebabkan oleh iritasi banyak

ditemukan pada pasien yang memiliki eksim karena kulitnya yang sangat sensitif.

- Dermatitis kontak alergi

Pada saat alergen berkontak pada oral mukosa dan bibir, maka yang sering timbul

hanya cheilitis. Di samping itu, dengan adanya iritan Angular Cheilitis dapat memberi

kecenderungan pasien untuk terkena dermatitis kontak alergi. Hal ini dikarenakan

meningkatnya penetrasi alergen di tempat tersebut. Patch test perlu dilakukan pada

pasien yang tidak merespon pengobatan non-spesifik.

- Infeksi Penyakit

Kulit membentuk fissure yang meradang biasanya diakibatkan oleh penyebab

lokal seperti, candida albicans, staphylococcus aurelius dan pertumbuhan berlebih

dari beta streptococci. Selain itu virus herpex simplex dapat terjadi di batas vermilion

bibir setelah vesikel pecah dan hanya tersisa krusta di sekitar sudut bibir. Hal tersebut

dapat terjadi selama 5-7 hari dan dapat rekuren di tempat yang sama

Gambaran klinis berupa eritema, macerasi, fissuring, erosi, dan krusta pada

commisure bibir. Pasien kadang mengeluh sensasi terbakar dan kering. Pengobatan

untuk Stomatitis angular termasuk penerapan salep, penggunaan obat-obatan dan juga

menggunakan obat racikan. Pengobatan ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan

tingkat di mana penyakit telah menyebar. Dalam beberapa kasus, penyakit ini juga

disertai oleh infeksi jamur (yang disebabkan oleh air liur yang terinfeksi candida, jika

pasien sudah menderita kandidosis) sehingga dapat menggunakan krim/salep anti-

jamur dan obat-obatan yang digunakan untuk hal yang sama.

Pengobatan cheilosis melibatkan penghapusan infeksi kronis dan kondisi

seperti yang dapat menyebabkan infeksi lebih dalam rongga mulut, restorasi tingkat

vitamin dalam tubuh pasien (yang mencakup dosis obat yang mengandung tingkat

tinggi Vitamin B2, Asam Folat dan beberapa bahan lainnya), aplikasi krim antijamur,

salep anti-inflamasi, dll.

d. Cheilitis Glandularis

Sebuah diagnosa klinis yang menunjuk pada penyakit inflammatory lunak yang

esensial, tidak umum dan belum dipahami dengan baik pada kelenjar-kelenjar sub-

mukosa di bibir bawah (yang merupakan kondisi inflamasi kronis kelenjar saliva minor).

Cheilitis glandularis merupakan sebuah manifestasi klinis yang tidak umum dari cheilitis

yang terjadi sebagai respon terhadap 1 atau lebih sumber iritasi kronis yang

berbeda. Pembesaran bibir terkait dengan inflamasi, hyperemia, edema, dan fibrosis.

Penyakit ini paling sering terjadi antara usia 40an sampai 60an; akan tetapi, rentang

usia cukup luas. Cheilitis glandularis kebanyakan hanya mengenai bibir bawah. Kondisi

ini terlihat sebagai pembesaran yang progresif dan multinodular, penonjolan, dan

pengerasan kulit.

Gambaran klinis ditandai dengan pembesaran dan penonjolan mukosa labial bawah

yang menyebabkan tidak jelasnya batas antara mukosa dan vermilion (bagian bibir yang

berwarna merah). Dengan adanya pengaruh eksternal dan paparan kronis, membran

mucus bawah yang lembut akan mengalami perubahan akibat pengaruh lingkungan,

mengakibatkan erosi, pembisulan, pengerasan kulit, dan terkadang infeksi. Intinya,

kerentanan terhadap injury akibat radiasi akan meningkat. Dengan demikian, Cheilitis

glandularis bisa dianggap sebagai faktor predisposisi yang potensial untuk terjadinya

cheilitis actinic dan squamous cell carcinoma. Diagnosis banding (DD/) berupa

hyperhidrosis dan actinic cheilitis.

Perawatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan untuk pengobatan didasarkan

pada informasi diagnostik yang diperoleh dari analisis histopatologi, identifikasi faktor-

faktor etiologi yang kemungkinan bertanggungjawab untuk kondisi ini, dan upaya-upaya

untuk menghindari atau memberantas penyebab-penyebab tersebut.

e. Cheilitis Granulomatosa

Kelainan kronis bibir yang jarang terjadi dengan etiologi belum diketahui. Gejala

biasanya berupa lesi tidak nyeri, persisten dan bengkak menyebar. Sedangkan keadaan

klinisnya bisa terdapat vesikel kecil, erosi dan luka. Diagnosis banding (DD/) berupa

cheilitis glandularis, Crohn disease, sarcoidosis, cystic fibrosis, lymphangioma,

angioneurotic edema. Perawatan yang dilakukan berupa pemberian topikal atau sistemik

kortiksteorid dan tetrasiklin.

f. Exfoliative cheilitis

Exfoliative Cheilitis merupakan kelainan inflamasi kronis yang superficial dari

vermilion bibir dengan ciri khas berupa persistent scaling. Etiologinya belum

diketahui, namun seringkali dianggap akibat kebiasaan pasien itu sendiri, seperti

menghisap-hisap bibir, menggigit-gigit bibir, dll. Mayoritas pasien mengalami

personality disorder.

Gambaran klinisnya berupa scaling, crusting, dan eritema di vermilion bibir

berbulan-bulan hingga menahun. Pola ini bersifat repetitive, menghasilkan bibir yang

kekuningan, penebalan hiperkeratosis, crusting, dan fissuring. Prosesnya bermula dari

tengah-tengah bibir bawah dan menyebar hingga ke seluruh bibir bawah (atau kedua

bibir). Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita muda dan dapat menyebabkan masalah

kosmetik. Chronic exfoliative cheilitis mudah sekali untuk dikontaminasi oleh

candida. DDnya adalah Contact cheilitis, actinic cheilitis.

Sebelum dilakukan perwawatan harus dipastikan bahwa lesi ini bukan contact

cheilitis atau actinic cheilitis. Terapi biasanya simtomatik bisa diberikan pelembab,

steroid, atau topical tacrolimus ointment 0,1% namun beberapa kasus dapat sembuh

sendiri. Menghilangkan kekhawatiran pasien dapat membantu. Namun, beberapa

pasien membutuhkan psikoterapi atau tranquilizer.