ipa terpadu

8
PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah IPA Terpadu Dosen Pengampu : Dr. Sarwanto, M.Pd dan Fahrizal Eko Setiono, S.Pd, M.Pd Disusun Oleh : Eva Yulita S K2312024 Faqih Abdul Bashir K2312025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Upload: faqihabdulbashir

Post on 14-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTEDTugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah IPA TerpaduDosen Pengampu : Dr. Sarwanto, M.Pd dan Fahrizal Eko Setiono, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :Eva Yulita SK2312024Faqih Abdul Bashir K2312025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTEDThe Nested Model (Model Tersarang) model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek, kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.Kurikulum model tersarang masih bersifat terpisah antar mata plajaran tetapi setiap mata pelajaran mempunyai target yang bersifat keterampilan ganda(multiple skill). Pada satu mata pelajaran bisa memuat target keterampilan berpikir, sosial, ketrampilan penguasaan konsep standar, dan keterampilan mengorganisasi grafik atau diagram,Tiga kelompok kecakapan yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran dapat kita perhatikan pada tabel berikut ini.Kecakapan berpikirKecakapan sosialKecakapan mengorganisasi

1. Memprediksi1. Mendengar dengan perhatian1. Jaringan

2. Menyimpulkan2. Mengklarifikasi2. Diagram venn

3. Membandingkan3. Mengungkapkan3. Bagan

4. Mengelompokkan4. Membesarkan hati4. Siklus

5. Merata-rata5. Menerima gagasan5. Bagan setuju / tidak

6. Menyusun hipotesa6. Menolak6. Daftar / matrik

7. Memprioritaskan7. Pandangan setuju7. Peta konsep

8. Mengevaluasi8.meringkas8. Membuat kerangka

Kelebihan model ini antara lain: a. Guru dapat memadukan beberapa keterampilan dalam satu mata pelajaranb. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luasc. Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.d. Pelajaran dapat berkembang dengan cara menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswae. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran (konten) strategi berfikir, keterampilan social, dll. Maka satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi

Kekurangan model ini antara lain:a. Jika tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa ketrampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa ketika prioritas pelajaran menjadi kabur.b. Dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.c. Jika proses tidak dilakukan dengan cermat akan membuat siswa bingung, karena diarahkan untuk melakukan beberapa tugas secara sekaligus

Tahapan:a. Perencanaan1. Menentukan konten dan jenis keterampilan yang dipadukan2. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicatorLangkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.3. Menentukan keterampilan keterampilan lain yang akan dikembangkan4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator) Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan degree.5. Menentukan langkah-langkah pembelajaranLangkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

b. PelaksanaanDilakukan sesuai langkah langkah pembelajaran mengikuti sekenario yang sudah ditetapkan. Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi1. Guru hendaknya tidak menjadi sigle actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok3. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.c. EvaluasiTahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested (Tersarang) Pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) dikembangkan dengan landasan sebagai berikut (Depdikbud, 1996: 5)a. ProgresivismeAliran progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami, tidak artificial.pembelajaran di sekolah tidak seperti dalam keadaan dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada kebanyakan siswa.b. KonstruktivismePada dasarnya aliran konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.Belajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini member penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri (Suparno, 1997:18)

c. Developmentally Appropriate PracticePrinsip dalam developmentally appropriate practice ini menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia, dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat dan bakat siswa. Misalnya untuk siswa SLTP yang berusia rata-rata 11 sampai 15 tahun (tahap operasi formal) sesuai perkembangan kognitif Piaget, telah memiliki kemampuan pemikiran abstrak sehingga dapat dirancang pembelajaran yang memberikan siswa dapa memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen.Teori Piaget merupakan teori perkembangan kognitif yang sangat terkenal. Piaget membagi perkembangan kognitif anak dan remaja ke dalam empat tahap: sensorimotor, pra operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap individu melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari tahap tersebut