iosdanpertumbuhanperusahaan-130321091852-phpapp02

Upload: andi-alimuddin-rauf

Post on 17-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)

    PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

    TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

    SKRIPSI

    oleh :

    Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    YOGYAKARTA

    2006

    i

  • KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

    TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

    SKRIPSI

    Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 (S-1)

    Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

    Yogyakarta

    oleh :

    Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    YOGYAKARTA 2006

    ii

  • PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

    pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

    dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

    pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari

    terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima

    hukuman/sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

    Yogyakarta,.2006

    Penyusun,

    (Aprilia Setiarini)

    iii

  • HALAMAN PENGESAHAN

    KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH

    TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

    HASIL PENELITIAN

    Diajukan oleh:

    Nama : Aprilia Setiarini No. Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi

    Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing, Pada tanggal.....................................,2006

    Dosen Pembimbing,

    (Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si)

    iv

  • BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

    SKRIPSI BERJUDUL

    KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP

    ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN

    Disusun Oleh : APRILIA SETIARINI Nomor mahasiswa: 01312335

    Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal :-------------------------

    Pembimbing Skripsi/Penguji : Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si Penguji :

    Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Islam Indonesia

    Drs. Suwarsono, MA

    v

  • HALAMAN PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini untuk:

    Bapak dan Ibu-Ku yang sangat Kuhormati, Kusayangi, dan Kucintai

    yang slalu mengiringi-Ku dengan Doa, semangat, dan motivasi serta

    berjuang dengan memeras keringat dan air mata hanya untuk satu impian

    mulia

    yaitu masa depan yang cerah bagi-Ku (anaknya)

    Adik-adikku yang sangat Kusayangi dan Kucintai

    yang selalu mendorong dan memberi semangat untukku.

    Saudara dan sahabat-sahabatku

    Akhir kata kupanjatkan Puji Syukur Ku kepada Allah SWT

    Dan Nabi Besar Muhammad SAW

    karna kutahu sgala kekurangan adalah milikKu

    dan kesempurnaan adalah MilikNya (Allah SWT)

    vi

  • MOTTO

    Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan. Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. Ketika kumohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi. Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong. Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku menerima segala yang kubutuhkan. (Terjemahan bebas dari History of prayer)

    Tuhan karuniakanlah diriku ketentraman batin untuk menerima hal-hal yang tidak mungkin kuubah,

    keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.

    Pelajarilah ilmu,

    Barang siapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibabdah.

    Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya orang yang

    tidak tahu, itu sedekah. Memberikan kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan

    (Abusy Syaikh Ibnu Hibbah dan Ibu Abdil Baar)

    (ilya Al-Ghozali, 1986)

    Kau memperoleh kekuatan, keberanian dan rasa percaya diri

    dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi rasa takutmu

    (Eleanor Roosevelt)

    Berpikirlah seperti orang yang suka bertindak, dan bertindaklah

    seperti orang yang suka berpikir.

    vii

  • KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim,

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang pada akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul KORELASI INVESTMENT

    OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK

    BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

    universitas Islam Indonesia.

    Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan

    bantuan, dukungan, dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak,

    maka dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

    1. Bapak Drs.Edy Suandi Hamid, M.Ec selaku Rektor Universitas Islam

    Indonesia, Yogyakarta.

    2. Bapak Drs. Suwarsono, M.A, selaku dekan fakultas Ekonomi Universitas

    Islam Indonesia..

    3. Ibu Dra Noor Endah Cahyawati, M.Si, selaku dosen pembimbing utama

    yang dengan sabar berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan

    petunjuk, bantuan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

    4. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besar mbah Amo yang selalu

    memberikan kasih sayang, nasehat, doa dan dukungan yang selalu

    menjadi motivasi utama untuk terus berusaha.

    5. Adek-adekku tersayang, dede (cepet lulus ya....moga cita-citamu tercapai,

    kudoakan bisa ke Belanda amien....) acica (belajar yang rajin biar cepet

    ke jogja kaya mba yiying ok....!) tante arum (kapan skripsi?)

    6. My lovely friends Butet (makasih atas semua bantuanmu..) Ema (makasih

    note booknya ya....jangan pacaran terus skripsinya dikerjain..) Teteh

    viii

  • (makasih bantuannya ya, jgn lupa undangannya....).Thanks for everything

    sukses buat kalian.

    7. My true friends Dayat kai, Riza bangjuri, ogaoneng,

    asenshampoo, noni, astri, listi, arno dll. Makasih ya kalian telah

    memberi warna dalam hidupku.

    8. Kos Pondok Kunthi mheni, mtari, manis (kapan neh nyusul

    MLies..?kasih kabar ya....), lina (skripsine piye..? jgn ganti dosen terus

    ya..mantepin satu aja), santul (wah lu ga sopan ngeduluin gw...) Joy

    (jadilah cewek sejati....), Endahgundul (jangan pacaran terus tar ga

    panen-panen lho....), mIndah (tetep semangat and keep smiling....). kos

    lama: mcipunk (mantepin di jkt tar aq nyusul), mreni, ikajool, meno,

    majeng, dian siko, nani, yeti dll) kapan kos bareng lagi......?

    9. Keluarga besar HMI KOMFAK EKONOMI UII, selamat berjuang di

    HMI

    10. Temen-temen seperjuangan (Mawar, Nia, Epri) akhirnya kita ujian bareng.

    11. Temen-temen yang ga jelas (Denny, mkuncung, miman, mardi, medy)

    kok bisa ya aku kenal ma kalian bener-bener ga jelas...

    12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

    tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

    oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

    membangun guna kesempurnaan tulisan ini.

    Yogyakarta, 18 april 2006

    (Aprilia Setiarini)

    ix

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME....................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

    HALAMAN BERITA ACARA UJIAN................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

    HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

    KATA PENGANTAR............................................................................... viii

    DAFTAR ISI.............................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

    ABSTRAKSI.............................................................................................. xv

    BAB I PEDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 4

    1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 5

    1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

    1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

    1.6. Sistematika Pembahasan ................................................................. 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS) ...................................... 8

    2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS ............................................................ 10

    2.3 Pengujian Kandungan Informasi .......................................................... 13

    2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 20

    2.5 Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 23

    x

  • BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel ...................................................................... 27

    3.2 Data dan Sumber Data .................................................................... 28

    3.3 Periode Pengamatan ........................................................................ 29

    3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan Tidak bertumbuh ....................... 30

    3.5 Pengukuran Variabel Penelitian

    3.5.1Variabel Dependen.................................................................. 32

    3.5.2 Variabel Independen .............................................................. 34

    3.6 Model Analisis ............................................................................... 35

    3.7 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 36

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Deskriptif .......................................................................... 40

    4.2 Pengujian Normalitas Data ............................................................. 44

    4.3 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS

    terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 45

    4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS

    terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 47

    4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ

    terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 48

    4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ

    terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 50

    4.7 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA

    terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 51

    4.8 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA

    terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 52

    4.9 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap

    CAR pada perusahaan Tumbuh ...................................................... 54

    4.10 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap

    CAR pada perusahaan tidak Tumbuh ............................................. 55

    xi

  • 4.11 Analisis............................................................................................... 56

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan. ................................................................................. 60

    5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................ 63

    5.3 Saran............................................................................................. 63

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 65

    LAMPIRAN............................................................................................... 66

    xii

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ........................................................... 28

    Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh.................................... 41

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Tumbuh ......................... 41

    Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tumbuh....................... 44

    Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tidak Tumbuh ............ 45

    Tabel 4.5 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR

    perusahaan Tumbuh .................................................................. 46

    Tabel 4.6 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR

    perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 47

    Tabel 4.7 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR

    perusahaan Tumbuh .................................................................. 49

    Tabel 4.8 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR

    perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 50

    Tabel 4.9 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR

    perusahaan Tumbuh .................................................................. 51

    Tabel 4.10 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR

    perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 53

    Tabel 4.11 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR

    perusahaan Tumbuh .................................................................. 54

    Tabel 4.12 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR

    perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 55

    xiii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan Tumbuh) ................................ 66

    2. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan tidak bertumbuh) ................... 70

    3. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tumbuh ........................................... 74

    4. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tidak bertumbuh ............................. 78

    5. Analisis Deskriptif ................................................................................ 82

    6. Pengujian Normalitas Data ................................................................... 83

    7. Pengujian Korelasi Proksi IOS ............................................................. 84

    xiv

  • KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN

    TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL

    RETURN PERUSAHAAN

    ABSTRAKSI

    Penelitian ini bertujuan menguji korelasi investment opportunity set (IOS) sebagai proksi pertumbuhan suatu perusahaan terhadap abnormal return perusahaan. Variabel proksi IOS yang digunakan adalah market to book value of assets (MKTBKASS), market to book value of equity (MKTBKEQ), ratio of capital expenditures to book value of asset (CAPBVA), dan rasio EPS/Price. Nilai masing-masing indikator dianalisis menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Keempat variabel proksi IOS dikorelasi dengan besarnya cumulative abnormal return menggunakan beta saham yang dikoreksi dengan menggunakan metode Fowler dan Rourke (1983) dengan menggunakan periode maju empat hari dan mundur empat hari.

    Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan cummulative abnormal return, dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian menggunakan one sample kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian, variable proksi IOS tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric correlation model Kendalls tau_b. Pemilihan sampel perusahaan secara purposive dan dilakukan selama lima tahun periode pengamatan yaitu yahun 1999-2003, dan terpilih sebanyak 160 perusahaan tumbuh dan 160 perusahaan tidak tumbuh. Hasil pengujian nonparametris correlation model dengan uji Kendalls tau_b menunjukkan bahwa rasio proksi IOS MKTBKASS berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKASS berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, MKTBKEQ berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKEQ tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, CAPBVA tidak berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, CAPBVA berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, E/P berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, dan E/P tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh. Kata Kunci : Investment Opportunity Set (IOS), Nonparametric Kendalls tau_b, one sample kolmogorov smirnov test, abnormal return, dan Cummulative abnormal Return.

    xv

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang

    diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal

    perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat

    memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan

    kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan

    perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang

    ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt

    dalam Nugroho dan Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang

    bertumbuh akan direspon positif oleh pasar.

    Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai aset

    perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan

    perusahaan. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya

    kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung &

    Charoenwong dalam Nugroho dan Hartono (2002). Gaver dan Gaver dalam

    Fijrijanti dan Hartono (2000), menyatakan kesempatan investasi atau pilihan-

    pilihan pertumbuhan (growth options) suatu perusahaan merupakan sesuatu yang

    melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Oleh

    karena itu, Investment Opportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi.

    1

  • Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan

    perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai

    proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat

    digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten.

    Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan

    proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai

    variabel kebijakan perusahaan. Sami et al. dalam Prasetyo (2000) menunjukkan

    bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal

    kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek deviden.

    Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisis Perbedaan Perusahaan

    Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan

    Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi

    Investment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari PPE/BVA, P/E, MVE/BE,

    MVA/BVA, CAP/MVA dan VAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak

    ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh

    dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon

    perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan

    kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang

    tumbuh dan tidak tumbuh (market debt/equity).

    Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set

    Kesempatan Investasi dengan kebijakan dan Deviden Perusahaan, serta

    implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proksi IOS yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah PPE/BVA, MVE/BVE, P/E MVA/BVA,dan CAP/BVA.

    2

  • Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap

    pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang terceminkan pada perbedaan

    reaksi pasar terhadap growth firms dan nongrowth firms.

    Norpratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham

    dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa hanya MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA

    mempunyai hubungan signifikan terhadap CAR, sedangkan EP tidak.

    Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai proksi IOS,

    mendorong peneliti mereplikasi penelitian Norpratiwi (2001), untuk menganalisis

    hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan

    menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, E/P dan CAPBVA. Berbeda

    dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membedakan perusahaan sampel

    menjadi perusahan tumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat lebih jelas apakah

    keempat proksi IOS tersebut berkorelasi terhadap CAR pada masing-masing

    kelompok sampel.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, judul penelitian ini:

    KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN

    TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN

    PERUSAHAAN.

    3

  • 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

    Pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

    korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    2. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

    korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    3. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

    korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    4. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

    korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    5. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

    korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    6. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

    korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    7. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi positif terhadap

    abnormal return perusahaan tumbuh.

    8. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi negatif terhadap

    abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    4

  • 1.3 Batasan Masalah

    Penelitian ini dibatasi oleh:

    1. Proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan E/P yang termasuk dalam

    proksi yang berbasis pada harga.

    2. Proksi IOS CAPBVA yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada

    investasi.

    1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

    value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

    value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

    value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

    value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak

    bertumbuh..

    5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

    expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh.

    5

  • 6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

    expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

    tidak bertumbuh.

    7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

    share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

    share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

    1. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan IOS dengan

    Abnormal Return perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam

    pengambilan keputusan investasi.

    2. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai alternatif

    gabungan proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi

    pertumbuhan perusahaan.

    3. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai hubungan

    proksi Investment Opportunity Set (IOS) terhadap abnormal return.

    6

  • 1.6 Sistematika Pembahasan

    BAB I: PENDAHULUAN

    Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang tema yang

    diangkat, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian

    dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

    BAB II: KAJIAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melandasi

    penelitian ini tentang korelasi antara proksi IOS perusahaan

    tumbuh dan tidak bertumbuh terhadap abnormal return

    perusahaan.

    BAB III: METODE PENELITIAN

    Pada bab ini akan diuraikan tentang metode pengumpulan data,

    variabel penelitian dan teknik analisis data.

    BAB IV: ANALISIS DATA

    Pada bab ini akan menguraikan deskripsi data, prosedur pengujian

    hipotesis dan hasil pengujian hipotesis.

    BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari analisis

    penelitian, keterbatasan dan juga saran-saran yang bisa

    dikemukakan oleh peneliti.

    7

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

    Myers dalam Smith dan Watts yang dikutip dari Subekti dan Kusuma

    (2000), menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil

    (asset in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Menurut

    Gaver dan Gaver dalam Subekti dan Kusuma (2000) opsi investasi masa depan

    tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang

    didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan

    kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan

    mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam

    suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat

    tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut para

    peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS

    sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya.

    Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi

    pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam

    klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh.

    Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur

    antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau

    diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas,

    penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan

    8

  • lain-lain. Gaver dan Gaver dalam Pagalung (2000) menyatakan bahwa pilihan

    pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel dan tidak hanya berupa projek

    baru. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil atau

    aktif melakukan penelitian & pengembangan. Perusahaan kecil seringkali

    menghadapi keterbatasan atau kesulitan pilihan dalam menentukan dan

    menjalankan projek baru, atau kesulitan dalam merestrukturisasi aset yang ada,

    sementara perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam

    industrinya (Mueller dalam Gaver dan Gaver yang dikutip oleh Nugroho dan

    Hartono. 2002). Bahkan perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif

    dalam mengeksplorasi kesempatan yang muncul.

    Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh

    perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat

    berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang

    memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan

    memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka

    perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan

    brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang

    akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati

    (2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment

    setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber

    daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan

    adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas

    variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi

    9

  • hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang

    diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang

    hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam

    rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi

    secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Nugroho dan

    Hartono. 2002).

    Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang

    luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat

    tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang

    akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga

    perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam

    perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari

    berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai

    dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan

    bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS memiliki hubungan dengan berbagai

    variabel kebijakan perusahaan.

    2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS

    Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan

    keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kususma.

    2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prasetyo.2000, menyatakan bahwa

    proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

    10

  • 1. Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan

    bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga

    pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek

    pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga

    saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih

    tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)

    dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada

    harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang

    dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan

    dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah

    sebagai berikut:

    market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989; Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991):

    Tobins Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan Denis 1994)

    ratio of property, plant, and equipment to firm value, PPE (Skinner 1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan

    Sharma, 2001).

    ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan Watts 1992; Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999; dan Jones dan

    Sharma, 2001)

    market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan Picur 1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan Hossain 1996; Baber,

    11

  • Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999;

    Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999;

    Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan

    Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001; Jones dan

    Sharma 2001)

    Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998; Chung dan Charoenwong, 1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang

    1996, Cahan dan Hossain 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur

    dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan

    Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan Belkaouli 2001;

    Belkaouli dan Picur 2001, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

    2. Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada

    gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara

    positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering

    digunakan oleh peneliti antara lain:

    Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999). Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA, (Jones dan

    Sharma 2001).

    Rasio capital expenditure to market value of assets (CAPMVA) 3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan

    proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai

    jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi

    12

  • yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan

    aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:

    Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993, Smith dan Watts 1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang1996, Kallapur dan

    Trombley 1999, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

    Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley 1999).

    2.3 Pengujian Kandungan Informasi

    Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar

    terhadap suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi

    (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

    pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

    adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur

    dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

    menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat

    dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan

    memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya suatu pengumuman tidak

    mempunyai kandungan informasi, jika tidak memberikan abnormal return kepada

    pasar, Hartono (2003).

    Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

    sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return

    ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak

    normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

    13

  • dengan return ekspektasi, Hartono (2003). Abnormal return dapat dihitung dengan

    persamaan sebagai berikut:

    ARit = Rit - E (Rit)

    Notasi:

    ARit = Abnormal return saham ke-i pada periode jendela ke-t

    Rit = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode jendela ke-t

    E (Rit) = Return ekspektasian saham ke-i untuk periode jendela ke-t

    Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

    merupakan selisih harga sekarang relative terhadap harga saham sebelumnya yang

    dihitung dengan rumus:

    ( )1t,i

    1t,it,it,i P

    PPR

    =

    Notasi:

    Ri,t = return saham i pada hari t

    Pi,t = harga penutupan saham pada hari t

    Pi,t-1 = harga penutupan saham i pada hari t-1

    Return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Menurut

    Brown dan Warner dalam Hartono (2003) ada tiga model yang digunakan untuk

    mengestimasi return ekspektasian, yaitu:

    1. Model Return Rata-Rata Disesuaikan (Mean Adjusted Model)

    Model ini menganggap bahwa return ekspektasian dari suatu

    saham adalah konstanta yang nilainya sama dengan rata-rata return

    14

  • realisasi sebelumnya selama periode estimasi Hartono (2000). Persamaan

    dalam model ini dapat dibuat sebagai berikut

    Notasi:

    ( )T

    R

    RE

    2

    1

    t

    tjj,i

    t,i

    ==

    E(Ri,t) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

    periode I

    Ri,t = Return sesungguhnya saham ke-I pada periode estimasi ke-j

    T = Lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2

    2. Model Pasar (Market Model)

    Model ini menganggap bahwa tingkat pengembalian yang

    diharapkan dan tingkat pengembalian portofolio pasar mempunyai

    hubungan linier. Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa

    besarnya return ekspektasi hanya tergantung pada risiko sistematis saham

    yang bersangkutan (beta saham yaitu seberapa jauh fluktuasi return saham

    dipengaruhi oleh fluktuasi return portofolio pasar (Budiarto, 2002).

    Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua tahap

    (Hartono, 2003), yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan

    menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

    model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi dalam periode

    pengamatan. Model return ekspektasi dapat dibentuk dengna

    menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). Model OLS

    ini dapat dibentuk dengan persamaan:

    15

  • E[Ri,t] = i + i . Rmt + i,t

    Notasi:

    E[Ri,t] = tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

    periode t

    i = intercept untuk saham ke-i,

    i = koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i

    Rm,t = tingkat pengembalian indeks pasar pada periode t

    i,t = kesalahan residu saham ke-I pada periode t

    Hartono (2003) mengemukakan bahwa estimasi beta dengan

    menggunakan model OLS pada dasarnya mengandung kelemahan karena

    bisa menimbulkan beta yang bias sehingga hasilnya juga kemungkinan

    akan bias. Permasalahan beta yang bias ini banyak terjadi pada estimasi

    beta saham saham di pasar modal yang tipis, karena munculnya

    perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading).

    Perdagangan yang tidak sinkron dapat disebabkan karena transaksi

    perdagangan di pasar sangat jarang terjadi atau beberapa saham tidak

    mengalami perdagangan untuk beberapa waktu Budiarto dan Murtanto

    (2002). Ketidaksamaan waktu antara return saham dan return pasar dalam

    perhitungan beta menyebabkan beta menjadi bias.

    Beberapa metode dapat digunakan untuk mengoreksi bias beta

    yang terjadi akibat perdagangan yang tidak sinkron. Metode-metode ini

    diantaranya adalah (Hartono, 2003):

    16

  • a) Metode Scholes dan William

    Metode ini mengemukakan suatu model koreksi Beta dengan cara

    melakukan beberapa kali regresi untuk mendapatkan Beta dengan

    beberapa led dan lag. Rumus untuk menghitung Beta koreksi Scholes

    dan William adalah sebagai berikut:

    ni niiiiii

    n

    2...22121...... 21012

    ++++++++++++=

    +++

    Dimana, i adalah beta saham i, i-n menunjukkan beta lag n, i adalah beta saham i yang dihitung dengan regresi OLS, i+n menunjukkan beta

    lead n, serta menunjukkan first serial correlation coefficient antara

    rmt dan rmt-1 dalam hal ini rmt dihitung dari rata-rata return seluruh

    saham.

    b) Metode Dimson

    Dimson (1979), mengemukakan sebuah metode lain untuk

    mengoreksi bias beta, yang lebih dikenal sebagai metode Aggregate

    Coefficient Model (ACM), karena Beta yang dihasilkan dari metode ini

    merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien beta dari persamaan

    regresi berganda untuk n jumlah periode lag dan lead yang digunakan.

    Rumus yang dipakai untuk mengoreksi bias beta saham i dalam

    metode Dimson dengan n-lag dan n-lead, adalah sebagai berikut:

    Rit = + 1-n Rmt-n + + i-i Rmt-1 + i0 Rmt + i+n Rmt+1 + + i+n Rmt+n + eit

    17

  • Beta saham yang telah dikoreksi berdasarkan metode Dimson

    merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien Beta dalam regresi

    berganda di atas, atau bisa ditulis dalam persamaan seperti berikut ini:

    i = i-n + + i-i + i0 + i+n + + i+n

    c) Metode Fowler dan Rorke

    Fowler dan Rorke (1983), juga menggunakan metode koreksi bias beta

    yang merupakan pengembangan dan sekaligus koreksi atas metode

    koreksi bias beta yang dikemukakan oleh Dimson (1979).

    Penjumlahan koefisien-koefisien regresi untuk mengoreksi bias beta

    tanpa mengalihkan terlebih dahulu dengan bobot masing-masing

    (seperti yang digunakan dalam metode Dimson), tetapi akan

    menghasilkan bias Beta. Oleh karena itu, perhitungan beta saham yang

    telah dikoreksi dengan metode Fowler dan Rorke merupakan

    penjumlahan dari hasil perkalian antara sebuah koefisien regresi

    dengan bobotnya masing-masing.

    Rumus untuk menghitung beta dalam metode Fowler dan Rorke,

    misalnya untuk empat lead dan empat lag, adalah sebagai berikut:

    Rit = + i-4 Rmt-4 + i-3 Rmt-3 + i-2 Rmt-2 + i-1 Rmt-1 + i0 Rmt + i+1 Rmt+1 + i+2 Rmt+2 + i+3 Rmt+3+ i+4 Rmt+4 + eit

    i = w4i-4 + w3i-3 + w22-2 + w1i-1 + i0 + w1i+1 + w22+2 + w33+3 + w4i+4

    Sedangkan bobot yang digunakan untuk mengalihkan koefisien-

    koefisien regresi sebanyak n-periode dari rumus sebagai berikut:

    18

  • W1 = 4321

    432122221

    2221++++++++

    W2 = 4321

    432122221

    221++++++++

    W3 = 4321

    432122221

    21++++

    ++++

    W4 = 4321

    432122221

    1++++

    ++++

    Pengembangan berbagai metode koreksi bias beta seperti yang telah

    dikemukakan tersebut, selanjutnyan mendorong penelitian untuk

    membuktikan metode koreksi bias beta manakah yang merupakan

    metode koreksi terbaik diantara berbagai metode koreksi bias beta

    yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto (1999)

    di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan data return harian

    dari 77 saham yang terdaftar di BEJ dari tanggal 22 mei 1995 sampai

    dengan tanggal 31 mei 1997, penelitian tersebut mencoba untuk

    membandingkan metode estimasi beta dengan regresi OLS dengan

    ketiga metode koreksi Scholes dan William (1977), Dimson (1979),

    dan Fowler & Rorke (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    metode koreksi bias beta yang paling efisien di BEJ adalah metode

    Fowler & Rorke empat lead dan empat lag. Hal ini ditunjukkan oleh

    nilai rata-rata beta saham yang paling mendekati nilai satu, yaitu

    sebesar 1,009.

    19

  • 3. Model Return Pasar Disesuaikan (Market- Adjusted Model)

    Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk

    mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

    tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka peril menggunakan

    periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas

    yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2003).

    Model estimasi return pasar disesuaikan dapat dibentuk denga persamaan

    sebagai berikut:

    E(Ri,t) = Rm,t

    Notasi:

    E(Ri,t) = return ekspektasian untuk saham I pada periode ke-t

    Rm,t = return indeks pasar pada periode ke-t

    2.4 Penelitian-Penelitian Terdahulu

    Kallapur dan Trombley (1999) melakukan penelitian dengan judul The

    Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth.

    Sample yang digunakan adalah semua perusahaan yang informasi laporan

    keuangan dan nilainya tersedia dalam berkas-berkas Standars and Poors

    Compustat Primary- Suplementary-Tertiary. Jumlah sample minimumnya 2.945

    perusahaan (1978) dan maksimalnya 4.039 perusahaan (1978). Sedangkan data

    yang digunakan terdiri dari 14 tahun sample dari tahun 1978-1991. Banyak

    jumlah sample dan panjangnya waktu merupakan kelebihan yang telah dilakukan

    Kallapur dan Trombley. Hasil analisis univariate variable-variabel perkiraan IOS

    20

  • berbasis harga berkorelasi negatif dengan peningkatan angka pembukuan

    berikutnya. Hasil ini sesuai dengan yang diperkirakan. Anehnya, rasio perolehan

    harga (hanya dihitung dari perusahaan dengan angka pendapatan positif) tidak

    menunjukkan korelasi signifikan dengan peningkatan yang dicapai berikutnya.

    Hasil ini tidak sesuai dengan yang diperkirakan.

    Subekti dan Kusuma (2000) telah melakukan penelitian dengan judul

    Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan Pendanaan dan

    Dividen Perusahaan, serta implikasinya pada perubahan harga saham.

    Karakteristik penelitian ini adalah memperluas topic pembahasan mengenai

    implikasinya pada perubahan harga saham. Sample yang digunakan yaitu

    perusahaan go public yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1992 atau sebelumnya,

    tepatnya 1992-1996 subekti dan Kusuma (2000) menggunakan 5 nilai IOS,

    yaitu: PPE/BVA, MVE/BVE, P/E, MVA/BVA, CAP/BVA. Semua nilai IOS

    tersebut kemudian dianalisis menggunakan common factor analysis. Indeks factor

    yang diperoleh selanjutnya diurutkan mulai dari yang tertinggi sampai pada yang

    terrendah. Empat puluh persen indeks tertinggi merupakan kelompok perusahaan

    yang tumbuh, sebaliknya empat puluh persen indeks terrendah merupakan

    kelompok perusahaan yang tidak tumbuh, sedangkan sample yang indeks

    faktornya berada ditengah sebanyak dua puluh persen akan dihilangkan dari

    sample karena dianggap kurang ekstrim untuk membedakan klasifikasi

    pertumbuhan perusahaan. Sebelum dikorelasikan, rata-rata realisasi pertumbuhan

    akan diperingkat dari yang tertinggi sampai yang terrendah berdasarkan peringkat

    nilai IOS. Hasilnya mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak efektif

    21

  • jika diproksikan dengan satu variable IOS saja. Semakin banyak variable IOS

    menunjukkan hasil yang semakin kuat (Sami dkk, 1999, dalam Subekti dan

    Kusuma).

    Norpratiwi (2001) menganalisis korelasi investment opportunity set (IOS)

    terhadap return saham, dengan sampel 64 perusahaan selama tiga tahun (dari

    tahun 1994 sampai tahun 1996). Proksi IOS yang digunakan adalah MKTBKASS,

    MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P. Hasilnya menunjukkan bahwa variable proksi

    IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai korelasi terhadap

    CAR. Tetapi rasio EP tidak memiliki korelasi terhadap CAR.

    Nugroho dan Hartono (2002), melakukan penelitian dengan judul

    Gabungan Proksi IOS dan hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan. Proksi

    IOS yang digunakan adalah proksi berbasis harga saham (MVE/BE, TOBINQ,

    VPPE dan VDEP), proksi berbasis investasi (IONS, CAPBVA dan CAPMVA),

    dan proksi berbasis pada varian (VARRET dan BETA). Hasilnya menunjukkan

    bahwa hasil uji korelasi pada semua model yang dikembangkan menunjukan hasil

    yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa IOS berkorelasi positif

    dengan realisasi pertumbuhan, sehingga mampu memberi reaksi dan sinyal ke

    pasar modal, khususnya pada peristiwa disekitar tanggal publikasi laporan

    keuangan.

    22

  • 2.5 Pengembangan Hipotesis

    1) Market Value to Book of Assets (MKTBKASS)

    Rasio market value to book of asset merupakan proksi IOS berdasarkan

    harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan

    berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya.. Bagi

    para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi

    perusahaan. Indikasi adanya perusahaan yang bertumbuh merupakan informasi

    yang dapat digunakan investor untuk memperoleh abnormal return. Semakin

    tinggi MKTBKASS semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam

    usahanya, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk

    bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, return saham meningkat

    dan pada akhirnya semakin tinggi pula abnormal return yang diperoleh.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif pertama dan kedua dalam

    penelitian ini adalah:

    HA1: Market Value to Book of Asset berkorelasi positif terhadap abnormal return

    perusahaan tumbuh.

    HA2: Market Value to Book of Asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

    perusahaan tidak bertumbuh.

    2) Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ)

    Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan harga.

    Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat

    23

  • diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga

    penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan

    pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam

    mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila

    suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan

    usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh,

    maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada

    akhirnya semakin meningkat pula abnormal return yang diperoleh. Dengan

    demikian hipotesis alternatif ketiga dan keempat dalam penelitian ini adalah:

    HA3: Market Value to Book of Equity berkorelasi positif terhadap abnormal

    return perusahaan tumbuh.

    HA4: Market Value to Book of Equity berkorelasi negatif terhadap abnormal

    return perusahaan tidak bertumbuh.

    3) Ratio of Capital Addition to Asset Book Value (CAPBVA)

    Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham

    perusahaan. Dengan tambahan modal saham ini perusahaan dapat

    memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya, sehingga

    berpotensi sebagai perusahaan bertumbuh. Para investor dapat melihat seberapa

    besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagi capital

    expenditure dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham,

    semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai

    24

  • tambahan investasi, sehingga perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk

    dapat bertumbuh. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham

    pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan abnormal return

    perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif kelima dan

    keenam penelitian ini adalah:

    HA5: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi positif terhadap abnormal

    return perusahaan tumbuh.

    HA6: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi negatif terhadap abnormal

    return perusahaan tadak bertumbuh.

    4) Earning to Share / price ratio (EPS/Price)

    Rasio earning to price atau rasio laba per lembar saham terhadap harga

    pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar

    earning power yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang stabil akan

    memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earning to share/price, sebaliknya

    perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning to

    share/price yang fluktuatif.

    Bila E/P perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif), dapat

    diartikan perusahaan sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi

    pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap harga saham,

    25

  • dan pada akhirnya abnormal return yang diperoleh akan semakin tinggi. Dengan

    demikian hipotesis alternatif ketujuh dan kedelapan dalam penelitian ini adalah

    HA7: Earning to Share / price ratio berkorelasi positif terhadap abnormal return

    perusahaan tumbuh.

    HA8: Earning to Share / price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return

    perusahaan tidak bertumbuh.

    26

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di BEJ antara periode 1999-2003. Metode yang digunakan dalam

    pemilihan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan

    sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah

    sebagai berikut:

    1. Perusahaan sampel memiliki umur 5 tahun atau lebih pada tahun 1999. Hal ini

    didasari adanya anggapan bahwa perusahaan yang berusia 5 tahun atau lebih

    umumnya relatif mapan secara financial.

    2. Perusahaan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada

    periode 1999-2003.

    3. Perusahaan sampel terpilih sebagai growth firms dan nongrowth firms sesuai

    dengan seleksi pertumbuhan perusahaan.

    Berdasarkan kriteria diatas, proses pemilihan sampel penelitian ini dapat dilihat

    pada tabel 3.1 berikut:

    27

  • Tabel 3.1

    Proses pemilihan sampel.

    No Keterangan Jumlah Sampel 1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari

    tahun 1999 sampai dengan tahun 2003

    Perusahaan memiliki umur kurang dari 5 tahun

    Perusahaan sampel tidak memiliki data keuangan

    lengkap

    Perusahaan yang tidak termasuk kelompok

    growth/nongrowth dalam seleksi pertumbuhan

    Perusahaan sampel

    755

    (198)

    (14)

    (223)

    320

    3.2 Data dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (archival)

    yang terdiri dari data perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang

    mempunyai kriteria seperti yang telah disebutkan diatas. Data yang diperlukan

    dalam penelitian ini antara lain:

    1. Data akuntansi berupa laporan keuangan perusahaan sampel, total asset, total

    ekuitas, harga penutupan saham, jumlah lembar saham beredar, fixed asset,

    yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Data tersebut

    digunakan untuk menentukan kelompok growth dan nongrowth firms.

    28

  • 2. Data tanggal publikasi laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir

    pada 1999-2003, diperoleh dari Bursa Efek Jakarta Fakultas Ekonomi UII.

    Data ini digunakan untuk menentukan Abnormal return diseputar tanggal

    publikasi (periode jendela).

    3. Data abnormal return selama empat hari, yaitu hari ke-0 sampai hari ke-3

    sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Data abnormal return yang

    digunakan adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR)

    dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag. Data ini

    diperoleh dari Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi UGM.

    3.3 Periode Pengamatan

    Penelitian ini merupakan event study yang melihat reaksi pasar terhadap

    adanya publikasi laporan keuangan. Jika pengumuman mengandung informasi

    (information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu

    pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

    adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Pada penelitian ini

    reaksi pasar tersebut diukur dengan menggunakan abnormal return sebagai nilai

    perubahan harga.

    Untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar terhadap adanya publikasi

    laporan keuangan, periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah empat hari yakni hari ke o adalah hari pengumuman peristiwa dan tiga hari

    setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Penentuan periode pengamatan

    selama empat hari, karena peneliti menganggap bahwa pengumuman laporan

    29

  • keuangan merupakan peristiwa yang bersifat rutin (setiap tahun terjadi) sehingga

    peristiwa tersebut kemungkinan sudah diantisipasi oleh investor dan nilai

    ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor. Disamping itu,

    penggunaan periode pengamatan yang relatif pendek bertujuan untuk

    memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi dari peristiwa lain yang terjadi

    yang mempengaruhi harga saham seperti, pembagian deviden, penerbitan saham

    baru, rencana merger dan berbagai peristiwa lainnya.

    3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan tidak Bertumbuh

    Sejalan dengan Gaver dan Gaver (1993) dan Sami et al.(1999), penelitian

    ini menentukan kelompok growth firms dan non-growth firms dengan empat

    proksi, sebagai berikut:

    Market-to-book assets (MKTBKASS) Market-to-book equity (MKTBKEQ) Earning/ price ratio (EP) Capital addition to asset book value (CAPBVA)

    Penggunaan ke empat indikator tersebut di disesuaikan dengan

    ketersediaan data yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory.

    Selanjutnya nilai dari masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

    menggunakan commom factor analysis. Jumlah faktor yang dapat digunakan

    adalah sesuai dengan jumlah variabel indikator. Akan tetapi jumlah faktor yang

    dapat digunakan lebih lanjut adalah faktor-faktor yang mempunyai nilai

    eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu (Hair et.al.,1995, p. 364-419) atau

    30

  • jumlah eigenvalues-nya sama dengan atau melebihi total communalities dari

    semua variabel yang digunakan (Gaver dan Gaver dalam Prasetyo, 2000).

    Common factor analysis adalah model factor yang didasarkan pada suatu

    pengurangan matrik korelasi. Communality adalah jumlah varian variable-variabel

    asli yang terbagi pada semua variable yang termasuk dalam analisis

    Faktor-faktor yang mempunyai nilai eigenvalues yang sama atau lebih dari

    satu dianggap telah mewakili nilai-nilai dari keseluruhan variable. Dalam

    penelitian ini jumlah faktor yang digunakan sebanyak dua faktor (yaitu: Faktor 1

    dan Factor 2). Skor ke dua factor tersebut kemudian dijumlahkan untuk

    memperoleh suatu indeks tertentu. Indeks tersebut selanjutnya diperingkat dari

    nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen indeks tertinggi

    dikelompokkan sebagai growth firms, dan tiga puluh persen nilai indeks terrendah

    dikelompokkan sebagai non-growth firms. Penetapan tiga puluh persen ini adalah

    dalam rangka memenuhi jumlah sample agar mencapai (N=30) untuk masing-

    masing kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi asumsi central limit

    theorem. Alasan menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan

    tiga puluh persen terakhir sebagai penetapan perusahaan growth dan non-growth

    adalah sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

    ekstrim.

    Pengukuran variable proksi IOS sebagai rasio penentu perusahaan

    bertumbuh dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    31

  • Market-to-book assets (MKTBKASS) = (Total assets - Total Common Equity + Share outstanding x Share

    closing)/Total asets

    Market-to-book equity (MKTBKEQ) =(Shares outstandingxShare closing price)/Total Common Equity

    Earning/price ratio (EP) The ratio of total capital expediture to book total assets (CAPBVA)

    =Capital expenditure/Total asses

    3.5 Pengukuran Variabel Penelitian

    3.5.1. Variabel Dependen

    Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumulative

    abnormal return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return didalam

    periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Hamid dalam Adi prasetyo,

    2000) selama periode pengamatan. CAR dapat dibentuk dengan persamaan

    sebagai berikut:

    CARi,t = =t

    tnn,i

    5

    AR

    Dimana:

    CAR i,t = akumulasi abnormal return saham ke-I pada hari ke-t selama periode

    pengamatan

    ARi,n = abnormal return untuk saham ke-I pada hari ke-n, yaitu lima hari

    setelah publikasi laporan keuangan.

    32

  • Abnormal return merupakan selisih return sesungguhnya yang terjadi

    dengan return ekspektasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung

    abnormal return adalah sebagai berikut:

    1. Menghitung return tiap-tiap saham secara individual

    1t

    1ttit P

    PPR=

    Dimana:

    Ri,t = return saham I pada periode t

    Pt = harga saham I pada hari t

    Pt-1 = harga saham I pada hari t-1

    2. Menghitung return pasar harian dengan rumus:

    1t

    1ttMj IHSG

    IHSGIHSGR

    =

    Dimana:

    RMj = return pasar

    IHSGt = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t

    IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t-1

    3. Menghitung return ekspektasi (expected return) dengan menggunakan

    market model. Expected return dapat dihitung dengan rumus:

    E(R)i,t = i + i RMt

    Dimana:

    E(R)it = expected return saham I pada periode t

    i = taksiran intercept saham I

    i = taksiran slope (resiko)saham I

    33

  • RMt = return pasar pada periode t

    4. Selanjutnya dihitung abnormal return tiap-tiap saham selama event period

    ARi,t = Ri,t - E(Ri,t)

    Dimana:

    ARi,t = abnormal return sekuritas ke-I pada periode ke-t

    Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada

    period eke-t

    E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode ke-t

    Dalam penelitian ini data abnormal return model pasar beta koreksi

    (ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag

    telah dihitung oleh PPA FE UGM, sehingga dalam penelitian ini penulis tidak

    menghitung sendiri tetapi mengambil langsung data abnormal return model pasar

    beta koreksi dari PPA FE UGM.

    3.5.2. Variabel Independen

    Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Investment Opportunity Set (IOS). Akan tetapi karena IOS merupakan sesuatu

    yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan untuk

    menggantikan IOS. Proksi yang digunakan sebagai surogasi adalah growth firm

    dan nongrowth firm. Penjelasan mengenai growth firm dan nongrowth firm telah

    diuraikan pada sesi sebelumnya.

    34

  • 3.6 Model Analisis

    Model analisis korelasi yang disusun variabel dependennya adalah

    cumulative abnormal return (CAR) dan variabel independennya adalah rasio

    proksi IOS. Pengujian hipotesis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

    signifikansi korelasi antara rasio proksi IOS dengan cumulative abnormal return

    (CAR). Rasio proksi IOS yang digunakan sebagai proksi pertumbuhan perusahaan

    (growth firm dan nongrowth firm) adalah dengan menggunakan empat indikator,

    market to book value of asset ratio (MKTBKASS), market to book value of equity

    (MKTBKEQ), ratio of capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) dan

    earning price ratio. Nilai masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

    menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian

    dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Indeks tersebut selanjutnya

    diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks

    tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen

    terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Alasan

    menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan tiga puluh persen

    terakhir sebagai penetapan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh adalah

    sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

    ekstrim.

    IOS yang diproksikan dengan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

    kemudian dikorelasi dengan nilai abnormal return setiap perusahaan yang

    dihitung dengan menggunakan beta koreksi selama periode jendela (t+3 hari, t=0

    35

  • merupakan hari tanggal publikasi laporan keuangan setiap perusahaan setiap

    tahun).

    Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan abnormal

    return, akan dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian

    normalitas setiap variabel menggunakan one sample kolmogorov smirnov test.

    Sedangkan metode analisis korelasi yang digunakan adalah nonparametric

    correlation Kendalls tau_b, penggunaan model ini dikarenakan apabila data yang

    diperoleh setelah dilakukan uji normalitas one sample kolmogorov smirnov test

    untuk variable IOS (rasio MKTBKASS, MKTBKEQ, dan CAPBVA) dan variable

    CAR tidak berdistribusi normal. Dari hasil pengujian normalitas data dengan one

    sample kolmogorov smirnov test diperoleh bahwa variable proksi IOS yang akan

    diuji korelasinya dengan abnormal return tidak berdistribusi normal. Oleh karena

    itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric test.

    3.7 Pengujian Hipotesis

    Langkah- langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan Hipotesis

    Pernyataan hipotesis 1

    Ho1: bo 0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh

    36

  • Ha1 : b1>0 artinya : market value to book of asset berkorelasi positif

    terhadap abnormal return perusahaan tumbuh

    Pernyataan hipotesis ke 2

    Ho2 : b0 0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi

    negatif terhadap abnormal return perusahaan

    tidak tumbuh

    Ha2 : b1 < 0 artinya : market value to book of asset berkorelasi negatif

    terhadap abnormal return perusahaan tidak

    tumbuh

    Pernyataan hipotesis ke 3

    Ho3 : b00 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh

    Ha3 : b2 >0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

    positif terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh

    Pernyataan Hipotesis 4

    Ho4 : b0 0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi

    negatif terhadap abnormal return perusahaan

    tidak tumbuh

    37

  • Ha4 : b2 < 0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

    negatif terhadap abnormal return perusahaan

    tidak tumbuh

    Pernyataan Hipotesis 5

    Ho5 : b0 0 artinya : capital addition to asset book value tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return

    perusahaan tumbuh.

    Ha5 : b3 > 0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi

    positif terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh.

    Pernyataan Hipotesis 6

    Ho6 : b00 artinya : capital addition to asset book value tidak

    berkorelasi negatif terhadap abnormal return

    perusahaan tidak tumbuh.

    Ha6 : b30 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi positif

    terhadap abnormal return perusahaan tumbuh

    38

  • Pernyataan Hipotesis 8

    Ho8 : b00 artinya : earning to share / price ratio tidak berkorelasi

    negatif terhadap abnormal return perusahaan

    tidak tumbuh

    Ha8 : b3

  • BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini membahas hasil pengujian mengenai hubungan variable

    independen yakni Investment Opportunity Set (IOS) yang disurogasikan dengan

    growth firms dan nongrowth firm terhadap variable dependen yakni Cummulative

    Abnormal Return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return selama

    periode pengamatan. Model abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode

    Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag.

    Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2003. Pemilihan sampel pada penelitian ini

    menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel

    dengan kriteria tertentu. Setelah melewati tahapan proses pemilihan sampel,

    jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 320

    perusahaan selama periode penelitian yakni pada tahun 1999-2003. Proses

    pemilihan sampel dapat dilihat pada bab 3 hal 27-28.

    Perhitungan dimulai dengan menentukan variable independent yaitu

    menghitung Investment Opportunity Set (IOS), akan tetapi karena IOS merupakan

    sesuatu yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan

    untuk menggantikan IOS, proksi tersebut adalah MKTBKASS, MKTBKEQ,

    CAPBVA dan EP. Kemudian proksi tersebut digunakan untuk menentukan

    40

  • growth firm dan nongrowth firm. Langkah selanjutnya adalah mencari variable

    dependen yaitu CAR selama tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan.

    4.1 Analisis Deskriptif

    Dalam analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, nilai

    maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi baik untuk Perusahaan Tumbuh

    (Tabel 4.1) maupun Perusahaan Tidak Bertumbuh (Tabel 4.2)

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh

    Descriptive Statistics

    160 .43 328.32 5.9247 29.50296160 -31.17 685.36 13.3113 73.10399160 .00 687.85 4.9041 54.33269160 -29.76 12.72 -1.3125 4.64030160 -.49576 .47293 .0033330 .10025130160

    MKTBKASS TumbuhMKTBKEQ TumbuhCAPBVA TumbuhEP TumbuhCAR TumbuhValid N (listwise)

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Tabel 4.2

    Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Bertumbuh Descriptive Statistics

    160 .33 5.32 1.0396 .66257

    160 -56.89 10.09 -.1405 5.74785160 .00 .86 .2405 .17978160 -8.61 20.70 .2893 2.14869160 -.84225 .40456 -.0064461 .10862507160

    MKTBKASS TidakTumbuhMKTBKEQ Tidak TumbuhCAPBVA Tidak TumbuhEP Tidak TumbuhCAR Tidak TumbuhValid N (listwise)

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 160 data perusahaan yang

    termasuk kategori tumbuh nilai minimum Market to book Value of Asset

    41

  • (MKTBKASS) sebesar 0,43 dan nilai maksimum sebesar 328,32 dengan rata-rata

    5,9247. Sedangkan untuk perusahaan yang termasuk kategori tidak tumbuh, nilai

    minimum adalah 0,33 dan nilai maksimum 5,32, dengan rata-rata 1,0396, dengan

    standar deviasi sebesar 29,50296 untuk perusahaan tumbuh dan 0,66257 untuk

    perusahaan tidak tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa rasio MKTBKASS yang

    digunakan untuk pengukuran IOS sebagai kategori perusahaan tumbuh dan tidak

    tumbuh termasuk ekstrim, karena rata-rata MKTBKASS perusahaan sampel

    memiliki nilai yang jauh berbeda. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa

    perusahaan yang tumbuh cenderung mengandalkan banyaknya asset yang dimiliki

    dalam menjalankan usahanya.

    Dilihat dengan rasio Market to book Value of Equity (MKTBKEQ)

    diketahui bahwa nilai minimum MKTBKEQ sebesar -31,17 untuk perusahaan

    tumbuh dan -56,89 untuk perusahaan tidak tumbuh dengan nilai maksimum yang

    jauh berbeda dimana perusahaan yang tumbuh memiliki nilai MKTBKEQ yang

    jauh lebih tinggi yaitu sebesar 685,36 sedangkan perusahaan tidak tumbuh hanya

    10,09, dengan standar deviasi sebesar 73,10399 untuk perusahaan tumbuh dan

    5,74785 untuk perusahaan tidak tumbuh, demikian juga untuk rata-rata

    MKTBKEQ tersebut jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (13,3113) dan

    perusahaan tidak tumbuh (-0,1405). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

    permodalan perusahaan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tidak

    tumbuh.

    Untuk rasio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CAPBVA),

    diketahui bahwa nilai minimum untuk perusahaan tumbuh sebesar 0,00 dan

    42

  • perusahaan tidak tumbuh sebesar 0,00, dengan nilai maksimum yang jauh berbeda

    yaitu sebesar 687,85 untuk perusahaan kategori tumbuh dan 0,86 untuk

    perusahaan kategori tidak tumbuh, dengan rata-rata yang jauh berbeda juga yaitu

    sebesar 4,9041 untuk perusahaan tumbuh dan 0,2405 untuk perusahaan tidak

    tumbuh, serta standar deviasi sebesar 54,33269 pada perusahaan tumbuh dan

    0,17978 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

    perusahaan yang tumbuh lebih banyak memanfaatkan tambahan modalnya dalam

    melakukan aktivitas investasi produktifnya dibandingkan dengan perusahaan yang

    tidak tumbuh.

    Kemudian untuk rasio Earning to Price Ratio (E/P), diketahui bahwa

    perusahaan tumbuh memiliki nilai minimum sebesar -29,76 sedangkan

    perusahaan tidak tumbuh sebesar -8,61, dengan nilai maksimum antara 12,72

    untuk perusahaan tumbuh dan 20,70 untuk perusahaan tidak tumbuh, serta rata-

    rata yang jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (-1,3125) dan tidak tumbuh

    (0,2893) serta standar deviasi sebesar 4, 64030 pada perusahaan tumbuh dan

    2,14869 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

    perusahaan tumbuh memiliki earning power yang lebih tinggi dari perusahaan

    yang tidak tumbuh.

    Rata-rata CAR selama periode pengamatan adalah bernilai positif untuk

    kategori perusahaan tumbuh dan bernilai negatif untuk kategori perusahaan tidak

    tumbuh, hal ini menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap

    perusahaan yang tumbuh disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan

    dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh, sehingga dapat

    43

  • menghasilkan abnormal return kepada pasar. Reaksi pasar yang positif

    mengindikasikan adanya perubahan harga saham yang disebabkan karena para

    pelaku pasar khususnya investor menggunakan informasi dalam laporan keuangan

    untuk menilai pertumbuhan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi.

    4.2 Pengujian Normalitas Data

    Pengujian korelasi keempat variable rasio proksi IOS menggunakan

    analisis nonparametric correlations. Hal ini dikarenakan hasil pengujian

    normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov

    menunjukkan bahwa data keempat variable yang diuji korelasinya dengan

    abnormal return tidak berdistribusi normal. Tabel berikut ini hasil pengujian

    normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov.

    Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data

    One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tumbuh. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    MKTBKASS

    Tumbuh MKTBKEQ

    Tumbuh CAPBVA Tumbuh

    EP Tumbuh

    CAR Tumbuh

    N 160 160 160 160 160Normal Parameters(a,b)

    Mean 5.9247 13.3113 4.9041 -1.3125 .0033330

    Std. Deviation 29.50296 73.10399 54.33269 4.64030 .10025130

    Most Extreme Differences

    Absolute .453 .445 .513 .273 .284

    Positive .453 .445 .513 .246 .284 Negative -.426 -.392 -.464 -.273 -.263Kolmogorov-Smirnov Z 5.735 5.632 6.484 3.455 3.597

    Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

    a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

    44

  • Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data

    One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tidak Tumbuh

    MKTBKASS

    Tidak Tumbuh

    MKTBKEQ Tidak

    Tumbuh

    CAPBVA Tidak

    Tumbuh EP Tidak Tumbuh

    CAR Tidak Tumbuh

    N 160 160 160 160 160Normal Parameters(a,b)

    Mean 1.0396 -.1405 .2405 .2893 -.0064461

    Std. Deviation .66257 5.74785 .17978 2.14869 .10862507

    Most Extreme Differences

    Absolute .148 .400 .158 .348 .303

    Positive .148 .296 .158 .348 .261 Negative -.142 -.400 -.093 -.331 -.303Kolmogorov-Smirnov Z

    1.875 5.061 1.997 4.398 3.832

    Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000 .001 .000 .000

    a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

    Dari hasil pengujian normalitas data dapat diketahui bahwa nilai

    signifikansi 2tailed keempat variable rasio IOS yaitu MKTBKASS, MKTBKEQ,

    CAPBVA dan E/P memiliki nilai signifikansi

  • (2001) menemukan bahwa semakin tinggi rasio nilai pasar aktiva terhadap nilai

    buku, maka akan semakin tinggi pula nilai IOS. Tabel hasil pengujian

    nonparametric correlations Kendalls_tau b antara MKTBKASS dengan

    Cummulative Abnormal Return sebagai berikut:

    Tabel 4.5

    Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendalls_tau b Correlations

    1.000 .118*. .013

    160 160.118* 1.000.013 .160 160

    Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

    MKTBKASS Tumbuh

    CAR Tumbuh

    Kendall's tau_b

    MKTBKASSTumbuh CAR Tumbuh

    Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

    Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

    Market to book Value of Asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)

    sebagai proksi IOS dengan Cummulative Abnormal Return sebesar 0,118 dan

    signifikan pada = 0,05 serta bernilai positif. Hasil pengujian tersebut

    membuktikan bahwa rasio Market to book Value of Asset (MKTBKASS) sebagai

    proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap abnormal return perusahaan

    tumbuh. Sehingga apabila Cummulative Abnormal Return diproksikan sebagai

    sinyal adanya pertumbuhan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa rasio

    MKTBKASS sebagai rasio proksi IOS mampu menimbulkan reaksi pasar yang

    positif terhadap pengumuman laporan keuangan perusahaan tumbuh sehingga

    memberikan abnormal return kepada pasar. Dengan demikian penelitian ini

    46

  • menerima hipotesis alternatif pertama yang menyatakan bahwa market value to

    book of asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

    Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

    Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS)

    mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

    dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin rendah MKTBKASS maka akan

    semakin rendah nilai IOS perusahaan. Gaver and Gaver (1993) juga menemukan

    bahwa semakin rendah rasio nilai pasar terhadap nilai bukunya, maka akan

    semakin rendah pula nilai IOS. Sehingga dapat dikatakan bahwa MKTBKASS

    perusahaan yang tidak tumbuh berkorelasi negatif terhadap cummulatif abnormal

    retrun-nya. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 4.6

    Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendalls_tau b Correlations

    1.000 -.156**. .002

    160 160-.156** 1.000.002 .160 160

    Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

    MKTBKASS TidakTumbuh

    CAR Tidak Tumbuh

    Kendall's tau_b

    MKTBKASSTidak

    TumbuhCAR Tidak

    Tumbuh

    Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

    Dari hasil pengujian berikut dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

    market to book value of asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)

    47

  • sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar -0.156 dan

    signifikan terhadap = 0.05 yaitu sebesar 0.002 serta bernilai negatif. Sehingga

    dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ke dua yang menyatakan

    bahwa market value to book of asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

    perusahaan tidak bertumbuh gagal ditolak. Hal ini dibuktikan bahwa rasio

    MKTBKASS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan memiliki korelasi negatif

    serta signifikan terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Sehingga

    apabila cumulative abnormal return diproksikan sebagai adanya perubahan reaksi

    pasar, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKASS sebagai rasio proksi

    IOS mampu memberi reaksi yang signifikan terhadap pasar dan mampu memberi

    informasi kepada investor.

    4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

    Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

    Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

    mencerminkan adanya peluang investasi bagi suatu perusahaan. Collin and

    Kothari (1989) dalam Agustina M (2001) membuktikan bahwa perbedaan nilai

    pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang investasi. Proksi

    ini dapat menjelaskan pula bahwa besarnya return dari aktiva yang ada dan

    investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari

    ekuitas yang diinginkan. Table hasil pengujian nonparametric correlation

    Kendalls_ tau antara MKTBKEQ dengan Cummulative abnormal return adalah

    sebagai berikut:

    48

  • Tabel 4.7 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendalls_tau b

    Correlations

    1.000 .104*. .025

    160 160.104* 1.000.025 .160 160

    Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

    MKTBKEQ Tumbuh

    CAR Tumbuh

    Kendall's tau_b

    MKTBKEQTumbuh CAR Tumbuh

    Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

    Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendalls_tau b ini dapat

    disimpulkan bahwa nilai korelasi antara nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas

    sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.104 dan

    signifikan pada tingkat = 0.05 serta bernilai positif. Sehingga korelasi antara

    rasio MKTBKEQ terhadap reaksi pasar dapat dijelaskan bahwa korelasi kedua

    variable tersebut sebesar 0.104 dan signifikansi marjinal pada tingkat = 0.05.

    Hasil pengujian hipotesis tiga membuktikan bahwa rasio market to book value of

    equity (MKTBKEQ) sebagai proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap

    abnormal return perusahaan tumbuh, sehingga apabila cummulatif abnormal

    return diproksikan sebagai reaksi pasar dan reaksi investor, maka dapat

    disimpulkan bahwa rasio MKTBKEQ sebagai rasio proksi IOS mempunyai

    korelasi yang positif dengan return pasar dan mampu mempengaruhi kesempatan

    adanya perolehan abnormal return. Dengan demikian penelitian ini menerima

    hipotesis alternatif ketiga yang menyatakan bahwa market value to book of equity

    berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

    49

  • 4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

    Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

    Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

    mencerminkan adanya peluang investasi bagi perusahaan,Perusahann yang

    bertumbuh akan lebih menggunakan modalnya untuk berinvestasi sehingga

    perusahaan akan menjadi lebih berkembang lagi dimasa yang mendatang. Tetapi

    tidak demikian bagi perusahaan yang tidak bertumbuh karena equitas yang

    dimiliki perusahaan tidak seluruhnya diinvestasikan, tetapi kemungkinan akan

    dibagikan kepada para pemegang saham/ pemilik dalam bentuk deviden.

    Tabel 4.8

    Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendalls_tau b

    Correlations

    1.000 .027. .303

    160 160.027 1.000.303 .160 160

    Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

    MKTBKEQ Tidak Tumbuh

    CAR Tidak Tumbuh

    Kendall's tau_b

    MKTBKEQTidak

    TumbuhCAR Tidak

    Tumbuh

    Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendalls tau b ini dapat

    disimpulkan bahwa nilai korelasi antara rasio nilai pasar terhadap nilai buku

    ekuitas sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.027 dan

    tidak signifikan. Koefesien dari MKTBKEQ bertanda positif dengan yang lebih

    besar dari 0.05 yaitu 0.303 sehingga hasil ini berlawanan dengan hipotesis

    50

  • alternatif yang ke empat yang menyatakan bahwa market value to book of equity

    berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

    4.7 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Capital Expenditure

    to Book Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

    Rasio capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) menggunakan

    investasi riil sebagai ukuran nilai buku aktiva tetap dan tambahan aktiva tetap.

    Rasio ini diproksikan sebagai rasio yang mencerminkan adanya peluang investasi

    bagi suatu perusahaan melalui kesempatan adanya tambahan modal melalui nilai

    investasi riil berupa aktiva tetap. Bagi suatu perusahaan, nilai peluang investasi

    juga dapat dianalisis melalui investasi riil berupa aktiva tetap. Yang dapat

    diinvestasikan dalam satu atau lebih periode. Apabila perusahaan dikategorikan

    sebagai perusahaan bertumbuh, maka secara langsung peluang investasi tersebut

    dapat dibuktikan melalui adanya tambahan modal melalui tambahan aktiva tetap.

    Hasil perngujian nonparametric correlation antara nilai CAPBVA dengan

    cumulative abnormal return adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.9 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendalls_tau b

    Correlations

    1.000 -.038. .236

    160 160-.038 1.000.236 .160 160

    Correlation CoefficientSig. (1-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (1-tailed)N

    CAPBVA Tumbuh

    CAR Tumbuh

    Kendall's tau_b

    CAPBVATumbuh CAR Tumbuh

    51

  • Dari hasil pengujian nonparametric correlation Kendalls tau_b untuk

    menguji korelasi antara rasio nilai tambahan modal dari aktiva tetap terhadap nilai

    buku dengan adanya kesempatan memperoleh abnormal return dipasar dapat

    dijelaskan sebesar -0.038 dan bernilai negatif, artinya nilai korelasi antara set

    peluang investasi dengan adanya kesempatan memperoleh tambahan modal dari

    aktiva tetap sebesar -3.8% dan signifikan pada = 0.05. Sehingga dapat

    dijelaskan pula bahwa rasio IOS CAPBVA sebagai proksi pertumbuhan

    perusahaan memiliki korelasi -3.8% tetapi tidak signifikan pada = 0.05 karena

    tingkat signifikannya sebesar 0.236 yakni lebih besar dari serta memiliki

    korelasi yang negatif. Dengan demikian