investigasi risiko hipertensi segera setelah kehamilan dengan komplikasi preeklamsia
TRANSCRIPT
Terjemahan Jurnal
INVESTIGASI RISIKO HIPERTENSI SEGERA SETELAH
KEHAMILAN DENGAN KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Presentan :
dr. Aristo Farabi
Counterpart :
dr. Mulya Kurniawan
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
RSUP DOKTER KARIADI
SEMARANG
2013
INVESTIGASI RISIKO HIPERTENSI SEGERA SETELAH KEHAMILAN
DENGAN KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Andrea G. Edlow, MD; Sindhu K. Srinivas, MD; Michal A. Elovitz, MD
TUJUAN
Wanita dengan riwayat preeklampsia berada pada peningkatan risiko untuk
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular jangka panjang. Penelitian ini menilai
apakah kehamilan dengan komplikasi preeklampsia berhubungan dengan
peningkatan prevalensi hipertensi ibu dan faktor risiko kardiovaskular lainnya
segera setelah melahirkan.
DESAIN PENELITIAN
Tujuh puluh sembilan kasus dan 140 kontrol yang telah terdaftar dalam studi case-
control prospektif dievaluasi dalam analisis follow up yang direncanakan. Adanya
hipertensi, diabetes dan dislipidemia dinilai oleh kuesioner standar 6-13 bulan
setelah melahirkan
HASIL
Wanita dengan preeklampsia secara bermakna lebih mungkin memiliki hipertensi
dibandingkan kontrol (rasio odds yang disesuaikan, 13,92; 95% CI; 5,17-37,4;
P< .001) setelah meyesuaikan faktor perancu. Wanita dengan preeklampsia
preterm juga memiliki peluang memiliki hipertensi yang meningkat (rasio odds
yang disesuaikan, 18.31; 95% CI; 5,04-66,46; P< .001) dibandingkan dengan
kontrol
KESIMPULAN
Komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, dapat memberikan kesempatan
untuk mengidentifikasi wanita yang memiliki risiko morbiditas kardiovaskular
selama bertahun-tahun sebelum timbulnya penyakit tersebut, sehingga
memungkinkan dilakukannya pencegahan dan intervensi.
Kata kunci: penyakit jantung, hipertensi, preeklampsia, kehamilan, komplikasi
kehamilan
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita, baik di
Amerika Serikat dan internasional. Masih sulit untuk mengidentifikasi wanita
beresiko sejak dini, saat modifikasi gaya hidup dan / atau intervensi dapat
mencegah morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Baru-baru ini studi kohort
retrospektif berbasis populasi menunjukkan hipertensi selama kehamilan dan
preeklampsia berhubungan dengan risiko jangka panjang yang signifikan untuk
penyakit kardiovaskular onset dini dan kematian akibat kardiovaskuler.
Mengingat panjangnya rentang waktu dan sifat retrospektifnya, studi ini tidak
dapat mengidentifikasi ketika wanita mulai mengalami peningkatan risiko untuk
penyakit kardiovaskular.
Hanya ada 1 studi yang telah meneliti status kardiovaskular ibu dalam
kohort prospektif yang dikumpulkan dari wanita dengan hipertensi gestasional
atau preeklampsia yang telah diverifikasi oleh dokter. Tidak ada studi yang dapat
mengenali perkembangan jangka pendek dari hipertensi pada wanita dengan
preeklampsia. Mengidentifikasi waktu dimana sang wanita ini memiliki
peningkatan risiko dan menargetkan kelompok ini untuk mulai memodifikasi gaya
hidup / intervensi terapeutik mungkin memiliki dampak signifikan pada
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular jangka panjang.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah
preeklampsia berhubungan dengan peningkatan prevalensi hipertensi atau faktor
risiko kardiovaskular lainnya 6-13 bulan setelah melahirkan. Tujuan sekunder
kami adalah untuk menentukan apakah keparahan preeklampsia mempengaruhi
hubungan antara preeklampsia dan prevalensi hipertensi jangka pendek.
BAHAN DAN METODE
Suatu studi case-control yang telah disetujui oleh dewan peninjau
institusional, bernama Preeklampsia: Mekanisme dan Konsekuensi (PMC),
dilakukan di Rumah Sakit University of Pennsylvania (HUP) antara bulan Maret
2005 dan Agustus 2007. Metode penelitian ini telah dijelaskan secara rinci di
tempat lain. Persetujuan untuk dilakukannya wawancara follow up via telepon
yang terstandar diperoleh pada saat pendaftaran. Kasus-kasus secara prospektif
diidentifikasi berdasarkan kriteria ibu untuk preeklampsia. Preeklampsia
didefinisikan sebagai tekanan darah ≥ 140/90 mm Hg pada 2 pengukuran dengan
≥ 6 jam terpisah atau ≥ 160/105 mm Hg, dan proteinuria. Para perempuan yang
memenuhi kriteria untuk tekanan darah tetapi tidak memiliki proteinuria juga
disertakan, sehingga sampai dengan 20% dari wanita eklampsia tidak memiliki
proteinuria. Untuk analisis studi ini, preeklampsia preterm didefinisikan dengan
kriteria tekanan darah yang sama, dan persalinan ≤ 34 minggu setelah diagnosis
preeklampsia.
Adanya hipertensi dan risiko kardiovaskular lainnya pada kasus dan
kontrol dinilai melalui wawancara via telepon 6-13 bulan setelah melahirkan.
Kasus dan kontrol yang terdaftar dalam studi PMC dari Januari 2006-Oktober
2006 dihubungi melalui telepon antara Januari 2007 dan April 2007. Semua
wawancara melalui telepon dilakukan oleh penulis utama (USIA) dengan naskah/
script standar.
Jika pasien tidak dapat dihubungi atau jika informasi kontak tidak valid,
pasien yang disebut "tidak terjangkau." Pasien yang dihubungi dimintai untuk
menjawab serangkaian pertanyaan untuk menentukan prevalensi hipertensi dan
faktor risiko kardiovaskular lainnya setelah preeklampsia (Tabel 1).
Indeks massa tubuh (BMI) postpartum pada follow up dinilai dengan
menggunakan tinggi badan yang didokumentasikan saat pendaftaran awal dan
melaporkan berat badan pada saat wawancara follow up. Prevalensi hipertensi
pada saat follow up dinilai sebagai variabel dikotomis. Pasien yang tidak
menerima perawatan medis setelah kunjungan postpartum dan tidak diukur
tekanan darahnya dieksklusikan dari analisis hipertensi (13 kontrol dan 5 kasus).
Karakteristik demografi dibandingkan dengan menggunakan analisis X2.
Student t-test digunakan untuk membandingkan variabel kontinu. Hubungan
antara status kontrol kasus dan hipertensi, diabetes, dan dislipidemia pada saat
follow-up dievaluasi dengan menggunakan uji hubungan Pearson X2. Sebuah
analisis yang dikelompokkan berdasarkan paritas (dikotomis) dilakukan dan tidak
ada bukti efek modifikasi. Regresi logistik multivariabel digunakan untuk
mengendalikan faktor perancu yang signifikan, termasuk ras (Afrika Amerika vs
lainnya), BMI (dikotomis ≥ 30), Paritas (dikotomis), dan hipertensi kronis
(dikotomis). Analisis yang sama dilakukan untuk membandingkan wanita dengan
preeklampsia prematur (≤ 34 minggu) dengan kontrol. Semua analisis dilakukan
dengan menggunakan software statistik STATA, versi 9.0 Special Edition
(College Station, TX).
HASIL
Seratus dua puluh empat kasus dan 279 kontrol terdaftar dalam studi PMC
antara Januari 2006 dan Oktober 2006. Pada saat pendaftaran awal, 9% (11) kasus
dan 14% (40) dari kontrol menolak berpartisipasi dalam studi lanjutan. Jumlah
total pasien yang memenuhi syarat untuk penilaian follow up dari risiko
kardiovaskular diantaranya 113 kasus dan 239 kontrol. Dari pasien yang
memenuhi syarat, 79 kasus (70%) dan 140 kontrol (59%) menyelesaikan studi
lanjutan. Dari 79 kasus, 17 (21,5%) memiliki preeklampsia preterm.
Alasan utama pasien tidak terjangkau meliputi: (1) telepon terputus atau
berubah nomor telepon (59% [20/34] kasus dan 53% [52/99] kontrol), (2) tidak
ada jawaban atau pesan tidak dibalas (41 % [14/34] kasus dan 43% [43/99]
kontrol), dan (3) pasien menolak partisipasi pada saat wawancara follow up via
telepon (3% [3/99] kontrol). Karakteristik demografi dari kasus dan kontrol
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 3 menggambarkan prevalensi faktor risiko kardiovaskular pada
kasus dan kontrol pada saat follow up. Tabel 4 menggambarkan odds ratio yang
tidak disesuaikan dan odd ratio yang disesuaikan untuk faktor risiko
kardiovaskular pada saat follow up pada semua kasus dibandingkan dengan
kontrol. Wanita dengan preeklampsia memiliki kemungkinan hipertensi hampir
14 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol setelah faktor perancu
disesuaikan. Wanita dengan preeklampsia preterm memiliki 18 kali lipat
kemungkinan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol setelah
mengendalikan faktor perancu (Tabel 5).
PEMBAHASAN
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa riwayat preeklampsia
membawa suatu peningkatan risiko untuk penyakit kardiovaskuler di masa depan,
dan meningkatnya risiko kematian ibu dari faktor kardiovaskular. Penelitian kami
menunjukkan bahwa preeklampsia berhubungan dengan peningkatan hipertensi 6-
13 bulan setelah persalinan. Meskipun kemungkinan risiko kardiovaskular jangka
pendek mungkin lebih tinggi pada preeklampsia preterm, interval kepercayaan
yang sama untuk wanita preeklampsia preterm dan semua wanita membatasi
kemampuan kita untuk menarik kesimpulan definitif dari penelitian ini. Studi
kami menunjukkan bahwa salah satu mekanisme dimana preeklampsia
meningkatkan risiko sekuele kardiovaskular jangka panjang mungkin melalui
tingginya prevalensi hipertensi semenjak 6 bulan setelah melahirkan.
Kekuatan utama dari studi ini adalah identifikasi prospektif dari kasus dan
kontrol, yang meminimalkan risiko kesalahan klasifikasi. Kekuatan lain adalah
penilaian risiko kardiovaskular segera setelah melahirkan, pada suatu titik dimana
pada wanita berisiko mungkin dapat menjadi kandidat untuk pencegahan dan /
atau intervensi secara dini. Dimasukkannya semua bentuk hipertensi terkait-
kehamilan lebih digeneralisasikan. Telah dipaparkan bahwa hipertensi gestasional
tidak memberikan risiko masa depan yang sama besarnya sebagaimana
preeklampsia. Hal ini belum sepenuhnya dijelaskan, dan jika hal ini benar,
dimasukkannya pasien akan membiaskan hasilnya ke nol.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Penggunaan laporan yang
menggabungkan outcome pengganti dengan faktor risiko kardiovaskular dinilai
kurang tepat dibandingkan dengan pengukuran obyektif. Namun, karena risiko
jangka pendek setelah preeklampsia belum diketahui, studi ini menjadi suatu
langkah pertama dalam mengidentifikasi kebutuhan untuk penelitian masa depan.
Kuesioner memungkinkan potensi bias. Kami berusaha untuk mengendalikan ini
dengan memiliki satu penulis yang melakukan semua wawancara menggunakan
script standar.
Meskipun adanya keterbatasan pengumpulan data melalui wawancara via
telepon, studi seperti ini adalah langkah pertama dalam mengkonfirmasikan
evaluasi epidemiologi berbasis populasi besar. Risiko relatif yang besar hipertensi
pada kasus vs kontrol menunjukkan hubungan yang sebenarnya. Demonstrasi
faktor risiko kardiovaskular pada wanita preeklampsia 6 bulan postpartum
menunjukkan bahwa periode pasca-persalinan adalah waktu yang penting untuk
mengidentifikasi wanita beresiko dan mengikutsertakan mereka dalam perawatan
kesehatan rutin.
Tabel 1. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara untuk menilai faktor risiko kardiovaskuler
1. Sejak melahirkan, apakah anda pernah mengukur tekanan darah anda?
1a. Bila “ya”, sejak melahirkan, apakah ada yang menginformasikan pada anda bahwa tekanan darah anda tinggi?
2. Apakah anda sedang mengkonsumsi obat untuk tekanan darah anda?
3. Sejak melahirkan, apakah anda pernah mendapat informasi bahwa anda menderita diabetes atau masalah gula darah?
4. Apakah anda sedang menggunakan insulin atau obat minum untuk mengontrol gula darah anda?
5. Sejak melahirkan, apakah anda pernah mendapat informasi bahwa anda memiliki kolesterol yang tinggi atau masalah lemak?
6. Apakah anda menggunakan obat-obatan untuk mengontrol kolesterol atau triligliserid?
Tabel 2. Demografi
Karakteristik Kasus % (n = 79) Kontrol % (n = 140) Nilai P
Ras : Afrika Amerika 77 (61) 60.7 (85) .01
Rata-rata usia (th) 26.6 ± 6.4 28.3 ± 8.6 .07
Hipertensi kronis 15.2 (12) 5.7 (8) .02
BMI ≥ 30 (saat follow up) 48.7 (37) 40.1 (55) .23
Rata-rata BMI 29.3 ± 6.9 29.3 ± 8.3 .98
Nullipara 54 (43) 42 (59) .08
Riwayat preeklampsia > 1 kehamilan 20.3 (16) 5.7 (8) .002
Penggunaan tembakau 8.8 (7) 14.3 (20) .24
Waktu rata-rata follow-up (hari) 225.4 ± 44.8 230.4 ± 41.9 .41
Tabel 3. Prevalensi faktor risiko kardiovaskuler saat follow up
Faktor risiko Kasus % (n) Kontrol % (n) Nilai P
Hipertensi atau menggunakan obat antihipertensi 44.6 (33) 7.8 (10) < .0001
Hipertensi atau menggunakan obat antihipertensi
selain hipertensi kronis
38.7 (24) 4.4 (5) < .0001
Dislipidemia atau menggunakan obat penurun lemak 8.0 (6) 3.1 (4) .18
Diabetes atau menggunakan obat hipoglikemik 8.0 (6) 3.9 (5) .22
Tabel 4. Faktor risiko kardiovaskuler pada saat follow up : semua kasus vs kontrol
Faktor resiko OR (belum disesuaikan) OR (disesuaikan) 95% Cl Nilai P
Hipertensi 10.5 13.92 5.2 – 37.4 < .001
Diabetes 2.2 1.84 0.5 – 6.5 .35
Dislipidemia 2.7 3.12 0.81 – 12.0 .09
Tabel 5. Faktor risiko kardiovaskuler pada saat follow up: kasus preterm vs kontrol Cardiovascular ...
Faktor resiko OR (belum disesuaikan) OR (disesuaikan) 95% Cl Nilai P
Hipertensi 19.7 18.31 5.1 – 66.5 < .001
Diabetes 1.8 1.86 0.19 – 18.6 .6
Dislipidemia 4.8 5.79 0.8 – 40.7 .08