inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

11
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI DAERAH KABUPATEN BURU DAN KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU UTARA Sugeng Priyono; Nazly Bahar; Ganjar Labaik; Mudjahar; Djaenal Arifin; Heru Susilo. Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Hasil Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam di daerah Kabupaten Buru dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Utara, hingga Desember 2006, dijumpai beberapa komoditi bahan galian yang dapat dikembangkan berdasarkan kepada besarnya potensi sumber daya hipotetik. Di daerah Kabupaten Buru, antara lain bahan galian dolomit, batugamping, lempung, sirtu darat dan sirtu sungai, sebagai berikut : Sumber daya hipotetik bahan galian dolomit (Do-01-PB; Do-02-PB dan Do-03-PB;), sebesar 48.400.000.000 m 3 (111.945.000.000 Ton), dapat digunakan untuk bahan baku industri refraktory. Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-01-PB, Ls-02-PB, Ls-05-PB dan Ls- 06-PB), sebesar 1.389.500.000 m 3 (3.166.400.000 Ton), cukup baik digunakan untuk kapur pertanian, bahan bangunan dan kapur padam. Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-03-PB dan Ls-04-PB), sebesar 1.894.750.000 m 3 (4.352.900.000 Ton), cukup baik digunakan sebagai mamer interior dan eksterior, batu berdimensi, batu ukir dan bahan baku industri semen portland. Sumber daya hipotetik bahan galian lempung (Cly-01-PB sampai dengan Cly-08-PB), sebesar 130.840.000 m 3 (248.700.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan baku keramik kasar (batu-bata, genteng, tembikar dan gerabah); dengan teknologi yang lebih tinggi dapat digunakan untuk industri keramik halus dan semen Portland. Sumber daya hipotetik bahan galian sirtu darat (Gra-01-PB dan Gra-02-PB), sebesar 132.750.000 m 3 (292.250.000 Ton), dapat digunakan untuk bahan bangunan konstruksi menengah hingga berat. Sumber daya hipotetik bahan galian sirtu sungai (Gra-03-PB sampai dengan Gra-17-PB), sebesar 42.100.000 m 3 (92.720.000 Ton), cukup baik untuk bahan bangunan konstruksi ringai hingga menengah. Di daerah Kabupaten Seram Bagian Barat, antara lain bahan galian batuan ultrabasa, serpentinit, batugamping, lempung dan sirtu sungai, sebagai berikut : Sumber daya hipotetik bahan galian ultrabasa (Ub-01-SBB sampai dengan Ub-04-SBB), sebesar 230.250.000 m 3 (530.225.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah dan batuan ornamen, dengan teknologi yang lebih tinggi kemungkinan cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO . 2 Sumber daya hipotetik bahan galian serpentinit (Ser-01-SBB sampai dengan Ser-07-SBB), sebesar 688.825.000 m 3 (1.582.680.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan baku batuan ornamen, batu ukir, batu hias (batu-poles) dan bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah, dengan teknologi yang lebih tinggi kemungkinan cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO . 2 Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-01-SBB, Ls-03-SBB, Ls-05- SBB, Ls-06-SBB, Ls-11-SBB dan Ls-12-PB), sebesar 298.150.000 m 3 (1.086.750.000 Ton), secara langsung cukup baik digunakan untuk kapur pertanian, bahan bangunan dan kapur padam.

Upload: nguyenthuan

Post on 14-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM

DI DAERAH KABUPATEN BURU DAN KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

PROVINSI MALUKU UTARA Sugeng Priyono; Nazly Bahar; Ganjar Labaik; Mudjahar; Djaenal Arifin; Heru

Susilo.

Kelompok Program Penelitian Mineral

S A R I

Hasil Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam di daerah Kabupaten Buru dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Utara, hingga Desember 2006, dijumpai beberapa komoditi bahan galian yang dapat dikembangkan berdasarkan kepada besarnya potensi sumber daya hipotetik. Di daerah Kabupaten Buru, antara lain bahan galian dolomit, batugamping, lempung, sirtu darat dan sirtu sungai, sebagai berikut : Sumber daya hipotetik bahan galian dolomit (Do-01-PB; Do-02-PB dan Do-03-PB;), sebesar 48.400.000.000 m3 (111.945.000.000 Ton), dapat digunakan untuk bahan baku industri refraktory. Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-01-PB, Ls-02-PB, Ls-05-PB dan Ls-06-PB), sebesar 1.389.500.000 m3 (3.166.400.000 Ton), cukup baik digunakan untuk kapur pertanian, bahan bangunan dan kapur padam. Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-03-PB dan Ls-04-PB), sebesar 1.894.750.000 m3 (4.352.900.000 Ton), cukup baik digunakan sebagai mamer interior dan eksterior, batu berdimensi, batu ukir dan bahan baku industri semen portland. Sumber daya hipotetik bahan galian lempung (Cly-01-PB sampai dengan Cly-08-PB), sebesar 130.840.000 m3 (248.700.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan baku keramik kasar (batu-bata, genteng, tembikar dan gerabah); dengan teknologi yang lebih tinggi dapat digunakan untuk industri keramik halus dan semen Portland. Sumber daya hipotetik bahan galian sirtu darat (Gra-01-PB dan Gra-02-PB), sebesar 132.750.000 m3 (292.250.000 Ton), dapat digunakan untuk bahan bangunan konstruksi menengah hingga berat. Sumber daya hipotetik bahan galian sirtu sungai (Gra-03-PB sampai dengan Gra-17-PB), sebesar 42.100.000 m3 (92.720.000 Ton), cukup baik untuk bahan bangunan konstruksi ringai hingga menengah.

Di daerah Kabupaten Seram Bagian Barat, antara lain bahan galian batuan ultrabasa, serpentinit, batugamping, lempung dan sirtu sungai, sebagai berikut : Sumber daya hipotetik bahan galian ultrabasa (Ub-01-SBB sampai dengan Ub-04-SBB), sebesar 230.250.000 m3 (530.225.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah dan batuan ornamen, dengan teknologi yang lebih tinggi kemungkinan cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO . 2Sumber daya hipotetik bahan galian serpentinit (Ser-01-SBB sampai dengan Ser-07-SBB), sebesar 688.825.000 m3 (1.582.680.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan baku batuan ornamen, batu ukir, batu hias (batu-poles) dan bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah, dengan teknologi yang lebih tinggi kemungkinan cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO . 2

Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-01-SBB, Ls-03-SBB, Ls-05-SBB, Ls-06-SBB, Ls-11-SBB dan Ls-12-PB), sebesar 298.150.000 m3 (1.086.750.000 Ton), secara langsung cukup baik digunakan untuk kapur pertanian, bahan bangunan dan kapur padam.

Page 2: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Sumber daya hipotetik bahan galian batugamping (Ls-02-SBB, Ls-04-SBB, Ls-07-SBB, Ls-08-SBB, Ls-09-SBB, Ls-10-SBB, Ls-13-SBB dan Ls-14-SBB), sebesar 2.182.800.000 m3 (4.870.530.000 Ton), dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga berat, dan batuan ornamen, dengan teknologi yang lebih tinggi digunakan sebagai mamer interior dan eksterior, batu berdimensi, batu ukir dan bahan baku industri semen portland. Sumber daya hipotetik bahan galian lempung (Cly-01-SBB dan Cly-08-SBB), sebesar 105.200.000 m3 (229.665.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan baku keramik kasar (batu-bata, genteng, tembikar dan gerabah), dengan teknologi yang lebih tinggi dapat digunakan untuk bahan baku industri keramik halus dan semen Portland. Sumber daya hipotetik bahan galian sirtu sungai (Gra-01-SBB dan Gra-17-SBB), sebesar 48.865.000 m3 (107.775.000 Ton), cukup baik untuk bahan bangunan konstruksi menengah hingga berat.

1. PENDAHULUAN Memilih komoditi mineral non logam yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat segera dikembangkan atau menjadi unggulan.

1.1 Latar Belakang Pada pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam Tahun Anggaran 2006, Sub Kelompok Kerja Mineral Non Logam, Kelompok Kerja Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, telah mengadakan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di beberapa kabupaten antara lain di Kabupaten Buru dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Utara.

Mengevaluasi keterdapatan komoditi mineral non logam yang mempunyai prospek cukup baik untuk dapat segera dikembangkan dan dimanfaatkan. Melakukan pemutakhiran data dasar dalam bank data mineral non logam baik dalam bentuk spasial ataupun digital. 1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan Kabupaten Buru dan Kabupaten Seram Bagian Barat terletak di wilayah Provinsi Maluku Utara, dengan batasan sebagai berikut :

Melalui kegiatan Inventarisasi, bahan galian yang terdapat di daerah penyelidikan dapat dievaluasi, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga diketahui kemungkinannya untuk dikembangkan, sebagai usaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kabupaten Buru termasuk dalam peta dasar Lembar Namlea, Pulau Buru (2512), skala 1:250.000, sebelah barat berbatasan dengan Laut Buru, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat, di sebelah utara dengan Laut Seram dan Laut Buru dan di sebelah selatan dengan Laut Banda. Secara geografis daerah Kabupaten Buru terletak di antara koordinat : 126

Basis Data bahan galian nasional diperlukan untuk lebih memudahkan dalam proses evaluasi bahan galian sampai ketingkat kabupaten. Dengan pesatnya perkembangan teknologi Informasi, maka data mengenai bahan galian di seluruh wilayah Indonesia perlu didapatkan dalam waktu singkat dengan tingkat keakuratan data yang maksimal, sehingga pihak investor dapat memperoleh informasi lebih cepat dan akurat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

o 00’ 07” - 127o 15’ 32” BT dan 3o 03’ 36” - 3o 53’ 56” LS. Luas daratan Kabupaten Buru 856.800 hektar. Kabupaten Seram Bagian Barat, termasuk dalam peta dasar Lembar Ambon (2612 dan 2613) dan Lembar Masohi (2612, 2613, 2712 dan 2713), di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda dan sebelah barat dibatasi oleh Pulau Buru. Secara geografis daerah Kabupaten Seram Bagian Barat terletak di antara garis-garis koordinat : 127° 29’ 20” - 128° 52’ 48” BT dan 2° 50’ 06” - 3° 46’ 08” LS. Luas daratan Kabupaten Seram Bagian Barat sekitar 584.000 hektar.

1.2 Maksud dan Tujuan Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam, mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : Mendapatkan data baik primer maupun sekunder mengenai mineral non logam di daerah Kabupaten Buru dan Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Utara, secara lebih akurat dan aktual. Mempelajari kemungkinan penyebaran dan memperkirakan besarnya potensi sumber daya secara umum.

2. G E O L O G I 2.1 Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Page 3: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem yang telah dipublikasikan, urutan litologi, berturut-turut dari tua ke muda : Kabupaten Buru : Kompleks Wahlua (Pzw) Kompleks Wahlua merupakan formasi tertua di daerah ini, terdiri dari batupasir arkosa malih, sekis, kuarsit, pualam dan filit. Berumur Karbon Akhir – Perem Awal. Kompleks Rana (Pzr) Kompleks Rana ini terdiri dari filit, batusabak, arkosa meta, grewake malih dan pualam. Berumur Perem Akhir Formasi Ghegan (Trg) Formasi ini diperkirakan berumur Trias, menindih takselaras Kompleks Rana dan tertindih tak selaras oleh Formasi Kuma, terdiri dari batugamping dolomitan, kalkarenit, serpih dan napal. Formasi Dalan (Trd) Terdiri dari batupasir yang arkosa, serpih, dan sisipan batulanau serta konglomerat bersifat aneka bahan. Berumur Trias. Formasi Mefa (Jm) Formasi Mefa merupakan batuan gunungapi bawah laut yang terdiri atas lava basal berlosong terisi kalsit dan kuarsa sekunder, tuf napalan terkersikkan. Berumur Jura. Diabas (Jkd) Merupakan batuan terobosan bersusunan mineral piroksen, olivine, plagioklas basa, klorit, serisit dan epidot yang menerobos batupasir Formasi Dalan (Trd). Berumur Jura Akhir – Kapur Awal. Formasi Kuma (MTk) Formasi ini terdiri dari kalsilutit, lutit rijangan, rijang, napal, konglomerat aneka bahan berkomponen kuarsa, sekis, batugamping dolomitan dan batupasir. Berumur Jura Akhir hingga Miosen, tertindih tak selaras oleh Formasi Waeken (Tomw). Formasi Waeken (Tomw) Didominasi oleh napal, berlapis tebal; napal pasiran yang merupakan bagian kecil satuan, berlapis baik, tebal lapisan 15-30 cm; kalsilutit berlapis tipis sebagai sisipan di dalam napal; konglomerat. Berumur Oligosen Akhir, tertindih takselaras oleh Formasi Ftau (Tmfv) dan Formasi Hotong (Tmh). Formasi Wakatin (Tmw) Berupa batugamping koral, kelabu muda, keras dan berongga. Berumur Miosen Akhir. Formasi Hotong (Tmh) Formasi Hotong terdiri dari batupasir berbutir halus-sedang, gampingan; serpih; lempung; napal dan konglomerat aneka bahan berupa kuarsa, sekis, filit, batusabak, batupasir dan

batugamping dengan massa dasar pasir. Tertindih takselaras oleh Formasi Leko (Tpl), bagian bawah menjemari dengan Formasi Fatau (Tmfv). Berumur Miosen Akhir. Formasi Fatau (Tmfv) Formasi ini berumur Miosen Akhir, terdiri dari lava, breksi gunungapi dan tuf andesitik. Menjemari dengan Formasi Hotong (Tmh). Andesit (Tpa) Berupa batuan terobosan yang diperkirakan berumur Pliosen, terdiri dari andesit biotit berwarna kelabu dan umumnya lapuk. Batuan Gunungapi Ambalau (Tpav) Terdiri dari lava dan piroklastika bersusunan andesit, diperkirakan berumur Pliosen. Satuan ini terdapat di P. Ambelau berupa perbukitan yang tertindih tak selaras oleh batugamping terumbu berumur Kuarter (Ql) Formasi Leko (Tpl) Diperkirakan berumur Pliosen, terdiri dari konglomerat beraneka bahan yang berkomponen kuarsa, sekis, filit, batusabak, batupasir dan batugamping; batupasir; batugamping klastik. Tertindih tak selaras oleh Endapan Undak (Qt) dan batugamping terumbu (Ql), serta tersebar di daerah pantai barat, timur dan utara. Batugamping Terumbu (Ql) Terdiri dari batugamping terumbu bioherma dan biostroma, berwarna putih dan kelabu. Berumur Plistosen - Holosen, berada di daerah pantai utara bagian timur, menjemari dengan endapan undak (Qt), tebalnya sampai 500 m. Endapan Undak (Qt) Berupa klastika yang umumnya terdiri atas kuarsa, kuarsit, sekis, filit, batugamping dan batupasir; kerikil; pasir; lanau dan lempung. Endapan Danau (Qd) Terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lempung, gambut. Terlampar di barat danau Rana. Aluvium (Qa) Terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau dan Lumpur. Tersebar di lembah sungai yang besar dan di sepanjang pantai. Kabupaten Seram Barat : Kompleks Taunusa (Pzta) Berupa batuan malihan yang merupakan litologi tertua di daerah ini, berumur Trias Bawah (Valk,1945), terdiri dari sekis mika, sekis mika garnet, sekis garnet staurolit, sekis hornblende dan sekis aktinolit; kuarsit sisipan dalam sekis; amfibolit yang berasosiasi dengan batuan ultramafik; genes; pualam berwarna kelabu putih dan filit. Kompleks Tehuru (PTrt) Berupa filit serisit, klorit, aktinolit; batusabak; batugamping terpualamkan kelabu putih; sekis

Page 4: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Dikelompokkan ke dalam “Ambonite”, berumur Pliosen, terdiri dari andesit, dasit, breksi dan tuf .

mengandung mika halus, kuarsa dan grafit. Berumur Perem (Tjokrosapoetro, drr, 1982). Batuan Malihan Saku (Trs)

Formasi Fufa (TQf) Termasuk batuan malihan, terdiri dari batusabak mengandung serisit dan sedikit grafit; grewake meta; konglomerat meta mengandung komponen sekis dan filit; batugamping sisipan dalam batusabak. Tertindih takselaras oleh Formasi Kanikeh.

Merupakan perselingan batugamping, batupasir, batulanau dan lempung di bagian bawah; batupasir dan konglomerat di bagian atas, diperkirakan berumur Plio –Plistosen. Batugamping Koral (Ql)

Formasi Kanikeh (Trjk) Merupakan koloni koral, ganggang dan bryozoa, berwarna putih sampai kotor, berongga, diisi oleh kalsit dan pecahan koral. Umurnya diduga Plistosen Atas – Holosen.

Formasi ini diduga berumur Trias Akhir – Jura (Valk,1945), terdiri dari perselingan batupasir (yang umumnya terdiri dari arkosa dan grewake), serpih dan lanau, dengan sisipan konglomerat dan batugamping.

Konglomerat (Qt) Merupakan konglomerat aneka bahan, dengan komponen kerakal dari sekis, filit, batupasir, batugamping dan kuarsa; massa dasarnya pasir, tersemen oleh oksida besi dan umumnya lapuk. Menjemari dengan batugamping koral.

Formasi Manusela (TrJm) Terdiri dari batugamping mengandung koral, terpualamkan; kalsilutit dan batugamping oolit mengandung urat-urat hematit (5-6 cm). Berumur Trias Akhir – Jura (Valk,1945) Aluvium (Qa) Batuan Ultramafik (JKu) Terdiri dari kerakal, kerikil, lanau, pasir,

lempung dan sisa tumbuhan. Berumur Jura - Kapur. Terdiri dari harsburgit terserpentinkan; dunit terserpentinkan; serpentinit dan gabro.

3. HASIL PENYELIDIKAN 3.1 Bahan Galian Non Logam Yang Dijumpai Di Daerah Kabupaten Buru : Batuan Mafik (JKg) Bahan galian non logam yang dijumpai antara lain sirtu (sungai), sirtu (darat), dolomit, batugamping dan lempung.

Terdiri dari gabro (tersusun oleh piroksen 51%, olivine 26%, plagioklas 12%, serpentin 11%); plagiogabro (tersusun oleh plagioklas 53%, piroksen 4%, olivine 28%, serpentin 14% dan bijih 1%); serta diorit.

Bahan Galian Bangunan : Bahan galian sirtu (sungai), merupakan hasil rombakan berbagai macam batuan di daerah hulu sungai dan ditransport serta diendapkan di daerah aliran dan dataran aluvial sungainya (Qa) atau di daerah Endapan Danau (Qd).

Formasi Lisa Bata (Toml) Terdiri dari batugamping masif, batugamping pasiran, batupasir, napal dan serpih, berumur Oligosen Akhir – Miosen Tengah. Menutupi tidak selaras di atas Formasi Kanikeh (TrJk)

Bahan galian sirtu (darat), antara lain merupakan hasil rombakan Forrmasi Wahlua (Pzw) dan Endapan Undak Sungai Tua (Qt).

Batuan Gunungapi Kelang (Tmkv) Terdiri dari lava andesit sampai basal, menunjukkan struktur aliran atau bantal; tuf (mengandung kuarsa, felspar, gelas dan umumnya telah lapuk); breksi gunungapi dan aglomerat (komponennya bersusunan andesit sampai basal). Diduga berumur Miosen Akhir

Bahan Galian Industri : Bahan galian dolomit, umumnya berupa zonasi yang tersebar cukup luas di daerah sebaran lapisan batugamping dolomitan dan kalkarenit dari Formasi Chegan (TRg). Kompleks Uli (Tmpu) Bahan galian batugamping, sebagian berupa endapan berumur Kuarter terdapat dalam Formasi Batugamping Terumbu (Ql), lainnya berumur Tersier terdapat sebagai batugamping klastik, masif dan kristalin dalam Formasi Wakatin (Tmw). Formasi Waeken (Tomw) dan Formasi Kuma (MTk).

Terdiri dari batuan bancuh berbagai jenis batuan (batupasir, batugamping, rijang merah, amfibolit, sekis, filit, gabro, diabas dan batuan granitan) dengan massa dasar lempung, berumur Miosen Akhir. Tertindih tak selaras oleh Formasi Fufa Granit Ambon (Ti (d,g))

Bahan Galian Keramik : Terdiri dari granit biotit dan granit kordierit biotit, menerobos batuan peridotit dan menunjukkan sentuhan malihan. Berumur Pliosen Tengah - Pliosen Akhir (Priem, 1978).

Bahan galian lempung, antara lain berupa lensa dan sisipan dalam Komplek Wahkua (Pzw) dan dalam Endapan Undak (Qt). Sebagian lain merupakan hasil rombakan dan pelapukan batuan yang terendapkan dalam

Batuan Gunungapi Ambon (Tpav)

Page 5: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Mageswain, Desa Wakatin, Kecamatan Leksula (Do-03-PB), sumber daya hipotetik 5.950.000.000 m

Aluvium Sungai dan Pantai (Qa) serta Endapan Danau (Qd).

3 (13.700.000.000 Ton). 3.2 Di Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat : Dengan teknologi sederhana, dapat digunakan

sebagai batu berdimensi dalam berbagai ukuran dan bentuk; setelah melalui proses pemanggangan sederhana dapat digunakan sebagai bata tahan api (refractory) pada tungku peleburan logam. Sumber daya hipotetik bahan galian dolomit sebesar 48.400.000.000 m

Bahan galian non logam yang dijumpai antara lain ultrabasa, serpentinit, sirtu (sungai), batugamping dan lempung. Bahan Galian Bangunan : Bahan galian ultrabasa, memdominasi batuan yang membentuk Komplek Batuan Ultramafik (Jku) ; Komplek Batuan Mafik (JKg) dan Komplek Taunusa (Pzta).

3 (111.945.000.000 Ton). Batugamping di daerah-daerah :

Bahan galian sirtu (sungai), merupakan hasil rombakan berbagai macam batuan di daerah hulu sungai dan ditransport serta diendapkan di daerah aliran dan dataran aluvial sungainya (Qa).

Wae Ura, Desa Wae Plau, Kecamatan Wae Plau (Ls-01-PB), sumber daya hipotetik 269.500.000 m3 (619.850.000 Ton). Wae Hega Waeleman, Desa Hata Wanu, Kecamatan Wae Plau (Ls-02-PB), sumber daya hipotetik 1.100.000.000 m3Bahan Galian Batumulia : (2.500.000.000 Ton). Bahan galian serpentinit, antara lain terdapat

berupa zonasi dengan dimensi yang sangat bervariasi dan tidak beraturan di daerah sebaran batuan ultrabasa dalam Komplek Batuan Ultramafik (Jku); Komplek Batuan Mafik (JKg) dan Komplek Taunusa (Pzta).

Wae Peran, Desa Sawa, Kecamatan Namlea (Ls-05-PB), sumber daya hipotetik 15.000.000 m3 (34.750.000 Ton). Lala, Desa Ubung, Kecamatan Namlea (Ls-06-PB), sumber daya hipotetik 5.000.000 m3 (11.800.000 Ton). Bahan Galian Industri :

Bahan galian batugamping, sebagian berupa endapan berumur Kuarter terdapat dalam Formasi Batugamping Terumbu (Ql), lainnya berumur Tersier sebagai batugamping klastik dan terumbu dalam Formasi Fufa (TQf); sebagai batugamping masif dan kristalin dalam Formasi Lisabata (Toml) dan Formasi Kanikeh (TRJk), serta sebagai batugamping marmeran dalam Formasi Manusela (TRJm) dan Batuan Malihan Saku (Trs).

Batugamping pada lokasi Ls-01-PB, Ls-02-PB, Ls-05-PB dan Ls-06-PB, mempunyai sumber daya hipotetik 1.389.500.000 m3 (3.166.400.000 Ton), cukup baik digunakan langsung untuk kapur pertanian dan bahan bangunan dan kapur padam. Batugamping di daerah-daerah Tifane, Desa Enbiloro, Kecamatan Leksula (Ls-03-PB), sumber daya hipotetik 1.650.000.000 m3 (3.790.000.000 Ton).

Bahan Galian Keramik : Wamala Hulu, Desa Wae Mala, Kecamatan Leksula (Ls-04-PB), sumber daya hipotetik 244.750.000 m

Bahan galian lempung, antara lain berupa lensa dan sisipan dalam Komplek Taunusa (Pzta) dan Komplek Uli (Tmpu). Lainnya merupakan hasil rombakan dan pelapukan batuan yang terendapkan dalam Aluvium sungai, danau dan pantai (Qa).

3 (562.900.000 Ton). Batugamping pada lokasi Ls-03-PB dan Ls-04-PB, dengan sumber daya hipotetik 1.894.750.000 m3 (4.352.900.000 Ton), secara langsung dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga berat, pupuk pertanian dan batuan ornamen, dengan modal yang relatif tidak begitu besar dan teknologi yang sederhana. Lainnya dengan modal besar dan teknologi tinggi dapat dibuat sebagai mamer interior dan eksterior, batu berdimensi, batu ukir serta bahan baku industri semen portland. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 3.284.250.000 m

4. KESIMPULAN Bahan galian non logam yang dapat dikem-bangkan berdasarkan besarnya sumber daya hipotetik, di Kabupaten Buru, antara lain dolomit, batugamping, lempung, sirtu darat dan sirtu sungai (Gambar : 01), sebagai berikut : Dolomit di daerah-daerah :

3 (7.519.300.000 Ton).

Dusun Nanali, Desa Biloro, Kecamatan Buru Selatan (Do-01-PB), sumber daya hipotetik 41.000.000.000 m3 (94.875.000.000 Ton). Lempung di daerah-daerah :

Lala, Desa Ubung, Kecamatan Namlea (Cly-01-PB), sumber daya hipotetik 2.240.000 m

Waeno Waelo, Desa Enbiloro, Kecamatan Leksula (Do-02-PB), sumber daya hipotetik 1.450.000.000 m

3 (4.250.000 Ton). 3 (3.370.000.000 Ton).

Page 6: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Wae Mana, Desa Wamlana, Kecamatan Wamlana (Gra-08-PB), sumber daya hipotetik 3.555.000 m

Batu Buoy, Desa Siahon, Kecamatan Namlea (Cly-02-PB), sumber daya hipotetik 13.750.000 m3 3 (26.000.000 Ton). (7.800.000 Ton). Wailo Wabloi, Desa Wae Apu, Kecamatan Mako (Cly-03-PB), sumber daya hipotetik 28.850.000 m

Wae Puda Liku Hoson, Desa Wapuda, Kecamatan Air Buaya (Gra-09-PB), sumber daya hipotetik 2.925.000 m3 3 (54.850.000 Ton). (6.435.000 Ton).

Sinavati, Desa Galela, Kecamatan Wae Plau (Cly-04-PB), sumber daya hipotetik 30.800.000 m

Wae Mangi Fena Kute, Desa Wamangi, Kecamatan Air Buaya (Gra-10-PB), sumber daya hipotetik 4.185.000 m3 3 (58.500.000 Ton). (9.200.000 Ton).

Waleman, Desa Air Buaya, Kecamatan Air Buaya (Cly-05-PB), sumber daya hipotetik 23.800.000 m

Wae Ili Waha Wahi, Desa Aerbuaya, Kecamatan Air Buaya (Gra-11-PB), sumber daya hipotetik 4.275.000 m3 3 (45.250.000 Ton). (9.400.000 Ton).

Botit, Desa Kabutean, Kecamatan Wamlana (Cly-06-PB), sumber daya hipotetik 25.650.000 m

Wae Langa Walnetata, Desa Walanga, Kecamatan Air Buaya (Gra-12-PB), sumber daya hipotetik 1.845.000 m3 3 (48.750.000 Ton). (4.000.000 Ton).

Waeno Waelo, Desa Enbiloro, Kecamatan Leksula (Cly-07-PB), sumber daya hipotetik 3.750.000 m

Wae Bebek, Desa Badaroit, Kecamatan Air Buaya (Gra-13-PB), sumber daya hipotetik 2.295.000 m3 3 (7.200.000 Ton). (5.000.000 Ton).

Wahanga, Desa Wakatin, Kecamatan Leksula (Cly-08-PB), sumber daya hipotetik 2.000.000 m

Wae Duma, Desa Bara, Kecamatan Air Buaya (Gra-14-PB), sumber daya hipotetik 2.565.000 m3 3 (3.900.000 Ton). Secara langsung dapat

digunakan sebagai bahan baku keramik kasar (batu-bata, genteng, tembikar dan gerabah), dengan modal yang relatif tidak begitu besar dengan teknologi yang cukup sederhana. Untuk industri keramik halus dan semen Portland masih memerlukan modal besar dengan teknologi yang tinggi. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 130.840.000 m

(5.640.000 Ton). Wae Apu, Desa Lalarame, Kecamatan Namlea (Gra-15-PB), sumber daya hipotetik 5.130.000 m3 (11.285.000 Ton). Wae Lata, Desa Walatadafa, Kecamatan Namlea (Gra-16-PB), sumber daya hipotetik 2.650.000 m3 (5.840.000 Ton). Wae Kajeli, Desa Kajeli Masarete, Kecamatan Namlea (Gra-17-PB), sumber daya hipotetik 1.750.000 m

3 (248.700.000 Ton). 3 (3.860.000 Ton). Dapat

langsung digunakan untuk bahan bangunan tanpa melalui proses pengolahan yang rumit dan mahal. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 42.100.000 m

Sirtu darat di daerah-daerah : Jiku Merasa, Kecamatan Namlea (Gra-01-PB), sumber daya hipotetik 64.000.000 m3 (141.000.000 Ton). 3 (92.720.000 Ton). Batunuhan, Desa Hata Wanu, Kecamatan Wae Plau (Gra-02-PB), sumber daya hipotetik 68.750.000 m

Bahan galian non logam di Kabupaten Seram Bagian Barat, antara lain serpentinit, batuan ultrabasa, batugamping, lempung dan sirtu sungai (Gambar : 02), sebagai berikut :

3 (151.250.000 Ton). Secara langsung digunakan untuk bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah.

Serpentinit di daerah-daerah : Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 132.750.000 m3 (292.250.000 Ton). Bukit Mata Empat, Desa Eti, Kecamatan

Seram Barat (Ser-01-SBB), sumber daya hipotetik 9.000.000 m

Sirtu sungai di daerah-daerah : 3 (21.000.000 Ton). Wae Poti, Desa Wamaso, Kecamatan

Wamlana (Gra-03-PB), sumber daya hipotetik 2.000.000 m

Perbukitan Wae Hoka, Desa Eti, Kecamatan Seram Barat (Ser-02-SBB), sumber daya hipotetik 34.000.000 m

3 (4.550.000 Ton). 3 (79.000.000 Ton). Wae Nibe, Desa Wasamparo, Kecamatan

Wamlana (Gra-04-PB), sumber daya hipotetik 2.790.000 m

Perbukitan Totonata, Desa Eti, Kecamatan Seram Barat (Ser-03-SBB), sumber daya hipotetik 77.000.000 m

3 (6.150.000 Ton). 3 (177.000.000 Ton). Wae Sepait, Desa Badaibu, Kecamatan

Wamlana (Gra-05-PB), sumber daya hipotetik 1.935.000 m

Gunung Kobar, Desa Masika Jaya, Kecamatan Wae Sala (Ser-04-SBB), sumber daya hipotetik 48.000.000 m

3 (4.255.000 Ton). 3 (110.680.000 Ton). Wae Tabi, Desa Watabi, Kecamatan Wamlana

(Gra-06-PB), sumber daya hipotetik 2.000.000 m

Supe Luhu, Desa Wae Sala, Kecamatan Wae Sala (Ser-05-SBB), sumber daya hipotetik 165.000.000 m

3 (4.455.000 Ton). 3 (379.500.000 Ton). Wamlana, Desa Wamlana, Kecamatan

Wamlana (Gra-07-PB), sumber daya hipotetik 2.200.000 m

Dusun Kaibobu Talaga, Desa Ariate, Kecamatan Seram Barat (Ser-06-SBB), 3 (4.850.000 Ton).

Page 7: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

sumber daya hipotetik 200.000.000 m3 Ketapang Miring, Desa Luhu, Kecamatan

Seram Barat (Ls-11-SBB), sumber daya hipotetik 18.000.000 m

(460.000.000 Ton).

3 (42.000.000 Ton). Aur Sampuk Paloan, Desa Pahauman, Kecamatan Seram Barat (Ser-07-SBB), sumber daya hipotetik 155.825.000 m

Leaela Iha, Desa Luhu, Kecamatan Seram Barat (Ls-12-SBB), sumber daya hipotetik 174.000.000 m

3 (355.500.000 Ton). Dapat secara langsung digunakan tanpa melalui proses pengolahan yang rumit dan mahal sebagai bahan baku batuan ornamen, batu ukir dan batu hias (batu-poles) dan bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah. Dengan modal besar dan teknologi yang tinggi diperkirakan cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO

3 (400.000.000 Ton). Batugamping pada lokasi Ls-01-SBB, Ls-03-SBB, Ls-05-SBB, Ls-06-SBB, Ls-11-SBB dan Ls-12-PB, mempunyai sumber daya hipotetik 298.150.000 m3 (1.086.750.000 Ton), cukup baik dipergunakan secara langsung untuk kapur pertanian dan bahan bangunan serta dibakar sebagai kapur padam. Batugamping di daerah-daerah Dusun Kawa, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Ls-02-SBB), sumber daya hipotetik 22.900.000 m

2. Jumlah sumber daya hipotetik serpentinit sebesar 688.825.000 m3 (1.582.680.000 Ton). 3

(52.700.000 Ton). Batuan ultrabasa di daerah-daerah : Bukit Sembilang, Neniari, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Ub-01-SBB), sumber daya hipotetik 25.000.000 m

Dusun Wakolo Patahuwe, Desa Mornateng, Taniwel (Ls-04-SBB), sumber daya hipotetik 385.000.000 m3 3 (885.000.000 Ton).

(57.975.000 Ton). Gunung Naka Ela Besar, Desa Taniwel, Kecamatan Taniwel (Ls-07-SBB), sumber daya hipotetik 935.000.000 m

Bukit Sembilang, Desa Eti, Kecamatan Seram Barat (Ub-02-SBB), sumber daya hipotetik 26.500.000 m

3 (2.000.000.000 Ton). 3 (61.650.000 Ton). Naka Ela Kecil, Desa Hulung, Kecamatan Taniwel (Ls-08-SBB), sumber daya hipotetik 476.500.000 m

Dusun Kotania Pantai, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Ub-03-SBB), sumber daya hipotetik 13.750.000 m3 3 (31.600.000 Ton). (1.096.000.000 Ton). Dusun Hulung, Desa Luhu, Kecamatan Seram Barat (Ub-04-SBB), sebaran lebih dari 450 Ha, ketinggian perbukitan 200 m. Sumber daya hipotetik 165.000.000 m

Lumahuwe, Walakone, Desa Wae Ela, Keca-matan Taniwel (Ls-09-SBB), sumber daya hipotetik 49.500.000 m3 (113.850.000 Ton).

3 (379.000.000 Ton). Secara langsung dapat digunakan tanpa melalui proses pengolahan yang rumit dan mahal sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga menengah serta batuan ornamen. Dengan modal besar dan teknologi yang tinggi, cukup baik digunakan sebagai bahan penyerapan emisi gas CO

Gunung Tatinang, Dusun Hanunung, Desa Wae Sala, Kecamatan Wae Sala (Ls-10-SBB), sumber daya hipotetik 53.000.000 m3 (122.280.000 Ton). Wae Mital, Desa Hunitetu, Kecamatan Kairatu (Ls-13-SBB), sumber daya hipotetik 22.900.000 m3 (52.700.000 Ton). Seriholu, Desa Tala, Kecamatan Kairatu (Ls-14-SBB), sumber daya hipotetik 238.000.000 m

2. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 230.250.000 m3 3 (548.000.000 Ton). (530.225.000 Ton). Batugamping di daerah-daerah : Batugamping pada lokasi (Ls-02-SBB), (Ls-

04-SBB), (Ls-07-SBB), (Ls-08-SBB), (Ls-09-SBB), (Ls-10-SBB), (Ls-13-SBB) dan (Ls-14-SBB), mempunyai sumber daya hipotetik 2.182.800.000 m

Dusun Morekau, Desa Eti, Kecamatan Seram Barat (Ls-01-SBB), sumber daya hipotetik 68.750.000 m3 (158.000.000 Ton).

3 (4.870.530.000 Ton). Secara langsung dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan hingga berat, pupuk pertanian dan batuan ornamen, dengan modal yang relatif tidak begitu besar dan teknologi yang sederhana. Lainnya dengan modal besar dan teknologi cukup tinggi dapat dibuat sebagai mamer interior dan eksterior, batu berdimensi, batu ukir dan bahan baku industri semen portland.

Dusun Lamase, Desa Mornateng, Kecamatan Taniwel (Ls-03-SBB), sumber daya hipotetik 77.900.000 m3 (179.000.000 Ton). Uwet, Dusun Latuhelu, Desa Nukulukan, Kecamatan Taniwel (Ls-05-SBB), sumber da-ya hipotetik 27.500.00 m3 (63.250.000 Ton). Hulung, Dusun Niwelehu, Desa Nukulukan, Kecamatan Taniwel (Ls-06-SBB), sumber daya hipotetik 106.000.000 m3 (244.500.000 Ton). Kemungkinan cukup baik untuk bahan bangunan dan kapur pertanian. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar

2.480.950.000 m3 (5.957.280.000 Ton). Lempung di daerah-daerah :

Page 8: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Lai Uwin, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Cly-01-SBB), sumber daya hipotetik 1.340.000 m3. (2.540.000 Ton). Kilo Dua, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Cly-02-SBB), sumber daya hipotetik 18.000.000 m3. (34.800.000 Ton). Kotania Pantai, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Cly-03-SBB), sumber daya hipotetik 27.000.000 m3. (51.375.000 Ton). Taman Jaya, Desa Wae Sala, Kecamatan Wae Sala (Cly-04-SBB), sumber daya hipotetik 5.500.000 m3. (10.450.000 Ton). Alang Asaude, Desa Wae Sala, Kecamatan Wae Sala (Cly-05-SBB), sumber daya hipotetik 27.500.000 m3. (52.250.000 Ton). Dusun Kawa, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Cly-06-SBB), sumber daya hipotetik 3.750.000 m3. (7.000.000 Ton). Musihuwei, Desa Solea, Kecamatan Taniwel (Cly-07-SBB), sumber daya hipotetik 23.800.000 m3. (45.250.000 Ton). Sanahu, Desa Tala, Kecamatan Kairatu (Cly-08-SBB), sumber daya hipotetik 13.750.000 m3. (26.000.000 Ton). Secara langsung digunakan sebagai bahan baku keramik kasar (batu-bata, genteng, tembikar dan gerabah), dengan modal yang relatif tidak begitu besar dengan teknologi yang cukup sederhana. Untuk industri keramik halus dan semen Portland masih memerlukan modal besar dengan teknologi yang tinggi. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 105.200.000 m3 (229.665.000 Ton). Sirtu sungai di daerah-daerah : Wae Kawa, Dusun Kawa, Desa Piru, Kecamatan Seram Barat (Gra-01-SBB), sumber daya hipotetik 3.380.000 m3. (7.435.000 Ton). Wae Fana, Dusun Lisabata, Desa Murnateng, Kecamatan Taniwel (Gra-02-SBB), sumber daya hipotetik 3.300.000 m3. (7.000.000 Ton). Wae Hanua, Dusun Kasieh, Desa Nikulukan, Kecamatan Taniwel (Gra-03-SBB), sumber daya hipotetik 1.950.000 m3. (4.250.000 Ton). Wae Sapalewa, Dusun Nikuhai, Desa Pasinalo, Kecamatan Taniwel (Gra-04-SBB),

sumber daya hipotetik 1.300.000 m3. (2.850.000 Ton). Wae Mala, Desa Pasinalo, Kecamatan Taniwel (Gra-05-SBB), sumber daya hipotetik 2.850.000 m3. (6.290.000 Ton). Wae Kaputih, Desa Sohuwe, Kecamatan Taniwel (Gra-06-SBB), sumber daya hipotetik 3.800.000 m3. (8.400.000 Ton). Wae Uli, Desa Lumapelu, Kecamatan Taniwel (Gra-07-SBB), sumber daya hipotetik 2.900.000 m3. (6.575.000 Ton). Wae Hau, Dusun Uwen Pantai, Desa Hatunuru, Kecamatan Taniwel (Gra-08-SBB), sumber daya hipotetik 1.365.000 m3. (3.000.000 Ton). Wae Marina, Dusun Musihuwey, Desa Solea, Kecamatan Taniwel (Gra-09-SBB), sumber daya hipotetik 3.700.000 m3. (8.000.000 Ton). Wae Ela, Dusun Lumapelu, Desa Wae Ela, Kecamatan Taniwel (Gra-10-SBB), sumber daya hipotetik 2.275.000 m3. (5.000.000 Ton). Wae Sarisa, Desa Kamal, Kecamatan Kairatu (Gra-11-SBB), sumber daya hipotetik 2.600.000 m3. (5.700.000 Ton). Wae Samu, Desa Nurue, Kecamatan Kairatu (Gra-12-SBB), sumber daya hipotetik 2.000.000 m3. (4.575.000 Ton). Wae Hatu, Desa Hutasua, Kecamatan Kairatu (Gra-13-SBB), sumber daya hipotetik 2.790.000 m3. (6.000.000 Ton). Wae Mital, Desa Hunitetu, Kecamatan Kairatu (Gra-14-SBB), sumber daya hipotetik 3.000.000 m3. (6.700.000 Ton). Wae Ira, Desa Kamarian, Kecamatan Kairatu (Gra-15-SBB), sumber daya hipotetik 2.000.000 m3. (4.425.000 Ton). Wae Ama, Desa Hualooy, Kecamatan Kairatu (Gra-16-SBB), sumber daya hipotetik 2.655.000 m3. (5.850.000 Ton). Wae Tala, Dusun Sumeith Pesinaru, Desa Tala, Kecamatan Kairatu (Gra-17-SBB), sumber daya hipotetik 7.000.000 m3. (15.725.000 Ton). Secara langsung dapat digunakan untuk bahan bangunan tanpa melalui proses pengolahan yang rumit dan mahal. Jumlah sumber daya hipotetik sebesar 48.865.000 m3 (107.775.000 Ton).

DAFTAR PUSTAKA 1. Bemmelen, R. W. van, 1949 : The Geology of Indonesia, volume I-A dan I-B, Government

Printting Office, The Haque. 2. Madiadipoera, T, 1990 : Bahan Galian Industri di Indonesia, Direktorat Sumber Daya

Mineral, Bandung. 3. S. Tjokrosapoetro, T. Budhitrisna dan E. Rusmana, 1993 : Peta Geologi Lembar Buru, Maluku,

skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Page 9: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

4. S. Tjokrosapoetro, E. Rusmana dan Suharsono, 1994 : Peta Geologi Lembar Ambon, Maluku, skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

5. S. Tjokrosapoetro, A. Achdan, E. Rusmana dan H.Z. Abidin, 1993 : Peta Geologi Lembar Masohi, Maluku, skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

6. Kantor Wilayah Departemen Pertambangan Dan Energi Provinsi Maluku di Ambon, Tahun 1998 : Potensi Komoditi Bahan Galian Mineral, Provinsi Maluku, Perpustakaan Kanwil Departemen Pertambangan Dan Energi, Provinsi Maluku.

Page 10: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

Gambar 01 : Peta Komoditi Mineral Non Logam, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku Utara.

Page 11: inventarisasi dan evaluasi mineral non logam di daerah kabupaten

Gambar 02 : Peta Komoditi Mineral Non Logam, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku Utara.