intro

6
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan hidup mereka. Mulai dari makan, minum, mencari pendidikan yang lebih baik, mencari status sosial yang tinggi, kelayakan yang mapan dalam hidup dan masih banyak yang lainnnya. Beberapa contoh ini, tidak jarang menimbulkan sisi negatif di dalam hidup manusia. Manusia seakan-akan melupakan nilai-nilai moral yang sudah ada lama terkandung di dalam masyarakat kita. Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai pemecahan masalah tersebut, salah satunya adalah dengan adanya fasilitas atau tempat yang berfungsi untuk menaungi serta memenuhi kebutuhan rohani kita. Fasilitas tersebut antara lain adalah gereja. Gereja merupakan tempat berkumpulnya orang-orang beriman yang biasanya digunakan bagi umat Kristen dan Katolik untuk beribadah dan berkomunikasi dengan Tuhan mereka yaitu Yesus Kristus. Selain berfungsi sebagai wadah dalam pencapaian rohani mereka, gereja juga memiliki fungsi lain seperti: pemberkatan nikah, sakramen baptis, penunjang fasilitas pendidikan (sekolah minggu, perpustakaan, pelatihan-pelatihan), sosial (klinik, bimbingan konseling), kantor, taman doa dan lain-lain. Sekarang ini perkembangan gereja di Indonesia sangat pesat dan menyebar keseluruh daerah-daerah. Salah satu daerah yang memiliki tingkat penyebaran yang tinggi adalah Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah jemaat yang berakibat pada terdapatnya beberapa jam kebaktian di suatu gereja. Jam kebaktian tersebut diadakan pagi, siang, sore bahkan malam. Mulanya masalah ini dapat diatasi dengan baik, namun lama-kelamaan gereja semakin sulit menampung keseluruhan jemaat yang jumlahnya terus bertambah. Sehingga harus

Upload: mia

Post on 01-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Intro

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Kelayakan

Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang

cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba

dalam mempertahankan hidup mereka. Mulai dari makan, minum, mencari

pendidikan yang lebih baik, mencari status sosial yang tinggi, kelayakan yang

mapan dalam hidup dan masih banyak yang lainnnya. Beberapa contoh ini, tidak

jarang menimbulkan sisi negatif di dalam hidup manusia. Manusia seakan-akan

melupakan nilai-nilai moral yang sudah ada lama terkandung di dalam masyarakat

kita.

Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai pemecahan masalah tersebut,

salah satunya adalah dengan adanya fasilitas atau tempat yang berfungsi untuk

menaungi serta memenuhi kebutuhan rohani kita. Fasilitas tersebut antara lain

adalah gereja. Gereja merupakan tempat berkumpulnya orang-orang beriman yang

biasanya digunakan bagi umat Kristen dan Katolik untuk beribadah dan

berkomunikasi dengan Tuhan mereka yaitu Yesus Kristus. Selain berfungsi

sebagai wadah dalam pencapaian rohani mereka, gereja juga memiliki fungsi lain

seperti: pemberkatan nikah, sakramen baptis, penunjang fasilitas pendidikan

(sekolah minggu, perpustakaan, pelatihan-pelatihan), sosial (klinik, bimbingan

konseling), kantor, taman doa dan lain-lain.

Sekarang ini perkembangan gereja di Indonesia sangat pesat dan menyebar

keseluruh daerah-daerah. Salah satu daerah yang memiliki tingkat penyebaran

yang tinggi adalah Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah

jemaat yang berakibat pada terdapatnya beberapa jam kebaktian di suatu gereja.

Jam kebaktian tersebut diadakan pagi, siang, sore bahkan malam. Mulanya

masalah ini dapat diatasi dengan baik, namun lama-kelamaan gereja semakin sulit

menampung keseluruhan jemaat yang jumlahnya terus bertambah. Sehingga harus

Page 2: Intro

2

menggunakan atau menyewa tempat pada sebuah hotel atau gedung-gedung yang

ada. Disadari atau tidak, cepat atau lambat gereja tersebut harus membutuhkan

tempat yang lebih nyaman dan bersifat permanen, hal ini terlihat dari data jumlah

pendatang yang ada di Yogyakarta ataupun jumlah jemaat yang ada pada gereja

tersebut. Tidak berlebihan rasanya kalau gereja tersebut harus menambah gedung

baru dengan kapasitas yang memadai agar para jemaat yang menggunakan dapat

merasa nyaman dan tidak was-was karena takut tidak mendapatkan tempat saat

hendak beribadah.

Perancangan gereja ini menggunakan pemanfaatan cahaya alami sebagai

dasar perancangan. Hal ini didasarkan pada alasan psikologis, spiritual dan

fisiologis. Pencahayaan alami memiliki konsekuensi estetis, baik pada interior

maupun pada eksterior bangunan.1 Dengan pencahayaan alami, kita bisa

menghemat energi untuk masa depan yang berkelanjutan dan dapat mengurangi

penggunaan listrik, sehingga sedikit pula polusi yang dibuang ke lingkungan. Jadi,

sebagai usulan desain untuk gereja, diharapkan pencahayaan alami bisa

mendukung kegiatan yang ada di dalam gereja sehingga dapat berlangsung

dengan baik.

1.1.2. Tinjauan Pustaka

Gereja adalah rumah, tempat ibadah/persekutuan atau tempat berdoa dan

untuk melakukan upacara yang sama kepercayaan, ajaran dan tata caranya

(Katolik, Protestan, dan sebagainya).2 Hal-hal spesifik pada gereja Kristen adalah

seperti pada bangunan ibadah, yaitu: akustik, letak mimbar, tempat duduk

Elemen-elemen praktis dan komponen-komponen ruang yang dibutuhkan

dalam sebuah gereja adalah sebagai berikut: area ruang gereja (pusat liturgis),

ruang administrasi, sekolah minggu dan fasilitas pendidikan gerejawi, dapur,

kamar mandi, pertamanan, dan pelataran parkir.

1 Norbert Lechner, ed., Heating, Cooling, Lighting (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 457, mengutip Louis Kahn. 2 J. S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), hal. 272.

Page 3: Intro

3

Pemanfaatan cahaya alami adalah pemanfaatan sinar atau terang (dari

sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, lampu) yang memungkinkan mata

menangkap bayangan benda-benda di langit dan di bumi.3

Penggunaan cahaya alami di siang hari harus mempertimbangkan berbagai

faktor perancangan, meliputi: distribusi cahaya dari langit cerah, variasi dalam

intensitas dan arah cahaya matahari, efek dari cahaya yang tersedia pada area

lokal, pertamanan, dan bangunan sekitar.

Jenis/tipe pencahayaan alami: penyaluran cahaya dari jendela samping,

penyaluran cahaya dari jendela atas, kombinasi pengaturan jendela samping dan

jendela atas, pengaturan maju mundur jendela atas dari dinding samping, jarak ke

dinding belakang, ketinggian dari jendela atas, dan kemiringan jendela atas.

Material yang digunakan untuk pemanfaatan cahaya alami dibagi menjadi

2 yaitu yang memantulkan dan yang meneruskan. Yang memantulkan terdiri dari:

spekular (kaca cermin, kromium, plastik yang menyerupai logam, aluminium

yang halus, besi yang tahan karat, kaca gelap, aluminium proses), menyebarkan

(aluminium proses, kromium satin, cat aluminium, aluminium etched, aluminium

brushed), penyebaran (plesteran putih, lapisan porselen, kaca putih, terakota putih,

batu kapur, cat putih. Yang meneruskan terdiri dari: kaca (kaca bening, kaca pasir,

kaca baur, batu pualam yang putih, kaca padat buram), plastik (warna-warni,

putih, lensa prismatik bening), marmer, batu pualam putih.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang Gereja Kristen Indonesia di Yogyakarta dengan

memanfaatkan cahaya alami sebagai dasar perancangan.

1.3. Tujuan

Merancang Gereja Kristen Indonesia di Yogyakarta dengan memanfaatkan

cahaya alami sebagai dasar perancangan.

3 Ibid., hal. 145.

Page 4: Intro

4

1.4. Sasaran

1. Melakukan studi tentang gereja.

2. Melakukan studi tentang Gereja Kristen Indonesia.

3. Melakukan studi tentang Yogyakarta.

4. Melakukan studi tentang cahaya alami sebagai dasar perancangan.

5. Melakukan studi tentang manfaat cahaya.

1.5. Lingkup Pembahasan

1. Gereja meliputi/dibatasi pada bangunan gereja dan fasilitasnya.

2. Gereja Kristen Indonesia dibatasi untuk kebaktian atau ibadah.

3. Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site

untuk bangunan tersebut.

4. Prinsip-prinsip cahaya alami dibatasi pada bukaan-bukaan dinding,

bukaan-bukaan pada langit-langit dan bukaan-bukaan pada atap gereja.

1.6. Metode Pengumpulan Data

A. Metode Mencari Data

1. Observasi

Pengamatan langsung pada Gereja Kristen Indonesia.

2. Studi Pustaka/Literatur

Mempelajari buku-buku tentang gereja, ruang mimbar dan pemanfaatan

cahaya alami.

3. Studi Banding

Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di Yogyakarta yaitu Gereja

Kristen Indonesia (GKI) Gejayan serta dari pustaka.

B. Metode Menganalisis Data

1. Kuantatif: # Dari data jumlah pemeluk agama.

# Dari data jumlah jemaat di GKI Gejayan.

2. Kualitatif: Dari analisis data pada GKI Gejayan terlihat bahwa sebagian

besar dari jemaat tersebut adalah para mahasiswa.

Page 5: Intro

5

C. Metode Perancangan

Metode yang digunakan dalam merancang Gereja Kristen Indonesia di

Yogyakarta yaitu dengan memanfaatkan cahaya alami yang ada, sehingga

dapat menunjang aktifitas yang terjadi di dalam gereja tersebut.

D. Metode Penataan

Metode penataan gedung gereja secara cluster dimana kelompok massa

mengacu pada ruang-ruang yang memiliki kedekatan hubungan atau bersama-

sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan tertentu. Seperti: gedung gereja

dikelompokkan pada zona utama; ruang peralatan, ruang konsistori, ruang

administrasi, ruang kantor pendeta, ruang koster gereja, ruang kelas,

perpustakaan, toko buku, dan studio musik dikelompokkan pada zona

penunjang; sedangkan dapur, gudang, pos satpam, WC pria, WC wanita,

parkir mobil, dan parkir motor dikelompokkan pada zona servis.

1.7. Sistematika Penulisan

Bab 1. PENDAHULUAN

Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran,

lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan.

Bab 2. TINJAUAN GEREJA KRISTEN INDONESIA DI YOGYAKARTA

Mengungkapkan potensi dan jenis Gereja Kristen di Yogyakarta beserta

segala fasilitas yang menyertai/yang ada.

Bab 3. TINJAUAN TEORITIS GEREJA KRISTEN

Mengungkapkan design requirement Gereja Kristen.

Bab 4. TINJAUAN TEORITIS BANGUNAN YANG MEMANFAATKAN

CAHAYA ALAMI

Mengungkapkan teori pemanfaatan cahaya alami, terutama pemanfaatan

yang dapat diterapkan pada ruang mimbar atau ruang kotbah.

Page 6: Intro

6

Bab 5. ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN GEREJA KRISTEN INDONESIA

Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan

dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada

lokasi atau site tersebut.

Bab 6. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA

KRISTEN INDONESIA

Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam

rancangan fisik arsitektural.