interaksi sosial pada kelompok suporter tim sepak bola

24
TUGAS MAKALAH KELOMPOK SEPULUH MATA KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR DOSEN : AMRI P.SIHOTANG SS., S.H., M.Hum “INTERAKSI SOSIAL PADA KELOMPOK SUPORTER TIM SEPAK BOLA” 1 ANGGOTA KELOMPOK : NAMA NIM YUSUF EFENDI G.10.00 MUSTA’IN G.10.00 DEDI ACHFIANTO G.10.00 DANANG PRASETYO G.10.00 RIDWAN FAHLEVI

Upload: ridwan-fahlevy

Post on 05-Aug-2015

872 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gambaran Umum Sepakbola merupakan olahraga yang banyak diminat

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

TUGAS MAKALAH KELOMPOK SEPULUH

MATA KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

DOSEN : AMRI P.SIHOTANG SS., S.H., M.Hum

“INTERAKSI SOSIAL PADA KELOMPOK SUPORTER TIM SEPAK BOLA”

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASIFAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SEMARANG2011

1

ANGGOTA KELOMPOK :

NAMA NIM

YUSUF EFENDI G.10.00

MUSTA’IN G.10.00

DEDI ACHFIANTO G.10.00

DANANG PRASETYO G.10.00

RIDWAN FAHLEVI G.131.10.0083

Page 2: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum

Sepakbola merupakan olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat dari

berbagai kalangan tanpa memandang kasta dan usia. Selain itu, adanya kemajuan

teknologi menyebabkan sepakbola dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat, baik

di Indonesia maupun di negara-negara lain. Berbagai faktor tersebut yang menjadikan

sepakbola sebagai olahraga yang digemari oleh banyak orang di berbagai tempat.

Penonton dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu penonton yang hanya

sekadar menikmati pertandingan sepakbola tanpa memihak atau mendukung salah satu

tim sepakbola serta kelompok penonton yang mendukung dan memberikan semangat

kepada tim sepakbola yang mereka dukung atau disebut suporter.

Suporter merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang relatif tidak teratur dan

terjadi karena ingin melihat sesuatu (spectator crowds). Kerumunan semacam ini hampir

sama dengan kelompok penonton, akan tetapi perbedaannya adalah spectator crowds

merupakan kerumunan penonton tidak direncanakan, serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan pada umumnya tidak terkendali. Sedangkan suporter merupakan suatu

kelompok manusia yang tidak hanya tergantung pada adanya interaksi di dalam

kelompok itu sendiri, melainkan karena adanya pusat perhatian yang sama. Fokus

perhatian yang sama dalam kelompok penonton yang disebut suporter dalam hal ini

adalah tim sepakbola yang didukungnya.

Suporter sepakbola dengan suporter olahraga lain banyak perbedaannya. Yang

pertama jumlahnya lebh besar, ini mungkin karena stadion yang digunakan juga

berukuran besar. Stadion Utama Bung Karno saja dapat memuat 80.000 lebih penonton

dalam satu pertandingan. Suporter sepakbola juga dikenal lebih atraktif, lihat saja

pertandingan sepakbola di dalam negeri, kita akan melihat tingkah-tingkah kreatif mereka

yang sekarang juga menjalar ke cabang olahrga lainnya. Suporter sepakbola juga lebih

dikenal memiliki fanatisme yang tinggi bahkan cenderung suka melampaui batas.

Suporter adalah potret kebersamaan. Kita dapat melihat bagaimana konsep

“bangsa” tiba-tiba menyeruak di antara reruntuhan nasionalisme. Kita dapat merasakan

semangat solidaritas ini dapat terlihat sewaktu digelar hajatan PialaAFC 2010 yang lalu.

Disana kita dapat merasakan kembali kesatuan sebagai bangsa Indonesia yang telah lama

2

Page 3: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

hilang terseret arus kapitalisme dan globalisasi. Bagaimana dengan gagahnya para

penonton saat itu bangga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu yang sudah jarang kita

nyanyikan.

Suporter adalah nyawa sepakbola. Suporterlah yang membuat ramai pertandingan.

Bahkan suporterlah yang menghidupkan sepak bola itu sendiri. Di negara maju, suporter

mereka sudah cerdas, walaupun kadang ada beberapa kasus yang memalukan. Suporter

yang cerdas adalah suporter spotif, tidak anarkis, tidak lugu, punya pengetahuan dan

kepedulian terhadap timnya.

Tingkah polah mereka pun bermacam-macam. Dari mulai bersorak untuk

memberi semangat, marah jika timnya dicurangi, berkomentar, sampai memberikan

masukan pada tim kesayangannya tentang pelatih yang harus diganti atau dipertahankan,

pemain yang layak atau tidak layak, pemain yang harus didatangkan, dan yang labih

menarik, penonton disana akan memberikan applaus kepada tim lawan bila mereka

bermain cantik, dan sebaliknya memberikan cemoohan kepada tim kesayangannya bila

mereka bermain buruk.

Suporter yang baik adalah suporter yang selalu memberikan masukan sebagai

bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan dukungan bila timnya bermain bagus,

dan tentu saja memberikan catatan bahkan cemoohan bila timnya bermain buruk. Mereka

tidak loyalitas buta untuk terus mendukung timnya sejelek apapun timnya bermain. Maka

dari itu, tidak mengherankan bila dibanyak pertandingan kita menyaksikan ada suporter

yang meninggalkan lapangan pertandingan sebelum berakhir sebagai protes terhadap

timnya yang bermain buruk. Bahkan dalam beberapa kasus ada suporter tim tuan rumah

yang mendukung tim tamu sebagai protes karena tim dukungannya bermain buruk dan

mengecewakan.

Tim yang tahu begitu berharganya suporter tentu sangat menjaga mereka. Banyak

tim mendirikan klub suporter, misalnya MU Fansclub, Internisti, Milanisti, Aremania,

Jackmania, dan lain-lain. Tim yang baik sekaliber Milan dan Liverpool sangat

mendengarkan saran dan masukan serta kepuasan suporternya, agar mereka tidak

ditinggalkan. Jarang sekali mereka menyinggung perasaan suporter. Setiap masukan

mereka terima, komentar buruk mereka terima. Cemoohan mereka terima, selanjutnya

mereka memperbaiki timnya.

3

Page 4: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

Keberadaan suporter atau pendukung merupakan salah satu pilar penting yang

wajib ada dalam suatu pertandingan sepakbola agar suasana tidak terasa hambar dan

tanpa makna. Kehadiran suporter dalam mendukung negaranya masing-masing sangat

terasa efeknya dalam mengobarkan semangat bertanding dalam diri para pemain. Lagu-

lagu yang dinyanyikan oleh para suporter mungkin sama efeknya dengan energi yang

dimunculkan dari doping dalam memacu semangat, yaitu para pemain semakin bernafsu

untuk mempersembahkan kemenangan untuk memuaskan para suporternya.

Kreatifitas suporter biasanya dilengkapi dengan berbagai atribut dan

perlengkapan. Mulai dari aneka topi yang berwarna warni sesuai warna bendera Negara,

syal, bendera, bertelanjang dada (untuk suporter pria) dengan tubuh dan wajah yang

diolesi cat atau membawa terompet serta drum sebagai genderang untuk tetabuhan.

Sejarah suporter sepakbola dapat dibilang sama tuanya dengan olahraga tersebut. Mereka

sudah ada ketika sepakbola juga muncul. Tetapi peran mereka lebih terasa ketika

sepakbola sudah dijadikan mesin industri.

Negara eropa berperan penting dalam lahirnya kelompok-kelompok suporter.

Diawali dengan Ultras di Italia, ketika itu apa yang dilakukan oleh ultras cukup unik,

mereka tidak hanya duduk diam sambil sedikit teriak saat menonton pertandingan

sepakbola. Mereka juga melakukan aksi teatrikal lainnya, seperti bernyanyi bersama,

memakai kostum yang sama, aneka jenis bendera, panji-panji dan spanduk raksasa, bom

asap warna-warni, nyala kembang api dan yang lainnya. Ultras memang menjadi pelopor

suporter sepakbola yang terorganisir dan memberikan warna baru bagi dunia sepakbola.

Aksi mereka ini lalu diikuti dan menular kepada perilaku suporter lainnya seperti Tartan

Army di Skotlandia, Denmark dengan rolligannya. Bahkan tim-tim di eropa juga

memiliki komunitas uporter seperti, Liverpudlian (suporternya Liverpool), Milanisti (AC

Milan), Laziale (Lazio), Internisti (InterMilan), dan lain-lain.

Yah, suporter sepakbola sudah menjadi kewajiban yang harus ada dalam setiap

pertandingan sepakbola. Begitu pentingnya mereka mendapat gelar sebagai pemain ke

12. Saat ini suporter tidak hanya datang untuk menonton sepakbola, mereka juga yang

menjadikan hidup suatu pertandingan.

Akan tetapi suporter juga memiliki sifat buruk. Sifat ini kadang-kadang yang

membuat tim serasa memakan buah simalakama. Selain atraktif suporter juga terkadang

4

Page 5: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

bersifat anarkis, yang dengannya membuat tim atau negara sering dirugikan. Lihat aja

bagaimana akibat tragedy Heysel, tim-tim Inggris dilarang bermain di kompetisi antartim

Eropa. Begitu juga dengan pertandingan sepakbola di Indonesia, banyak klub yang

dihukum hingga ratusan juta rupiah akibat ulah yang dilakukan oleh suporternya.

1.2 Alasan Pemilihan Judul

Dari gambaran umum di atas penulis memilih judul makalah yang mempunyai

kaitan erat dengan tema interaksi sosial pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yaitu

“Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola”. Alasannya kelompok ini

terdiri dari banyak orang dengan beragam aktifitas sehingga hubungan antara individu

baik di dalam kelompok maupun di luar kelompok begitu sangat kompleks dan nuansa

interaksinya sangat kental.

BAB II RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Apakah interaksi sosial itu ?

2. Bagaimanakah latar belakang terjadinya interaksi sosial pada kelompok suporter tim

sepak bola ?

3. Apa saja bentuk-betuk interaksi sosial pada kelompok suporter tim sepak bola ?

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Apakah Interaksi Sosial Itu ?

Interaksi sosial adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling

mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Menurut Gillin, “interaksi sosial adalah

hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang dan

orang perorangan dengan kelompok”.

5

Page 6: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut

sebagai satu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi tersebut terjadi secara lebih mencolok, apabila terjadi pertentangan antara

kepentingan-kepentingan orang perorangan dengan kepentinganaksi -kepentingan

kelompok.

Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu :

a. Faktor Imitasi

Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain.

Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya.

b. Faktor Sugesti

Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada

kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan

mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak.

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya .

Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka

mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayahnya.

d. Faktor Simpati

Perasaan simpati itu dapat juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau

suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu

timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan

perasaan cinta kasih / kasih sayang.

Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan

pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup seperti itu baru akan

terjadi apabila dalam hal ini orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja

sama, saing berbicara dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama mengadakan

persaingan, pertikaian, dan lain-lain. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah

proses-proses sosial yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial :

a. Adanya Kontak Sosial,

Kontak Sosial terdiri dari dua macam:

6

Page 7: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

Kontak Primer

Apabila yang mengadakan kontak hubungan, langsung bertemu dan bertatap muka,

seperti berjabat tangan, saling menyapa, saling tersenyum, dll.

Kontak Sekunder

Merupakan kebalikannya dari kontak primer dan memerlukan perantara.

Kemudian kontak sosial dapat terjadi dan berlsngsung dalam tiga bentuk, yaitu :

Antara orang perorangan

Antara seseorang dengan suatu kelompok.

Antara kelompok manusia yang satu dengan kelompok yang lain.

b. Adanya Komunikasi

Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang

menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi

disebut komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial

yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif .

Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas, berbelit – belit, bahkan mungkin sama

sekali tidak dapat dipahami .

Perlu kita ketahui juga bahwa di dalam interaksi sosial terdapat beberapa bentuk

interaksi, yaitu :

Kerjasama (Cooperation)

Interaksi ini timbul karena adanya orientasi terhadap suatu tujuan yang ingin

dicapai secara bersama baik antar orang perseorangan maupun antar kelompok.

Persaingan (Competition)

Merupakan bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang saling bersaing

untuk mendapatkan sesuatu dengan cara menarik perhatian tanpa menggunakan

kekerasan.

Pertentangan (Conflict)

Merupakan bentuk interaksi antar individu atau kelompok yang berusaha

mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau

kekerasan.

7

Page 8: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

Akomodasi (Accomodation)

Yaitu suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antar individu

dan kelompok manusia.

3.2 Apakah yang melatarbelakangi terjadinya interaksi sosial pada kelompok

suporter tim sepak bola ?

Jawaban dari pertanyaan ini adalah “FANTISME” dari suporter itu sendiri.

Fanatisme merupakan suatu antusiasme pada sesuatu sehingga menimbulkan agresi

sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami deindividuasi dan tidak

terkontrol perilakunya. Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku

kelompok yang dapat menimbulkan agresi pada suporter sepakbola. Sebagai bentuk

kognitif, individu yang fanatik akan cenderung kurang terkontrol dan tidak lagi berpikir

rasional. Jika bentuk kognitif ini mendasari setiap perilaku, maka peluang munculnya

agresi akan semakin besar. Faktor yang diindikasikan mempengaruhi fanatisme adalah

adanya ikatan emosional yang kuat antara suporter sepakbola dengan tim sepakbola yang

didukungnya. Ikatan emosional dapat terjadi pada seseorang dengan orang lain dan dapat

juga terjadi pada seseorang dengan sekelompok atau sebuah organisasi. Ikatan emosional

dalam kelompok terjadi dalam berbagai situasi interaksi antar anggota yang bervariasi

sehingga dapat menyebabkan suatu kelompok menjadi kelompok yang solid atau kurang

solid. Hal tersebut tergantung kohesi kelompok, di mana para anggota saling menyukai

dan saling mencintai.

Kelompok berawal dari rasa ketertarikan antara anggota sehingga kesamaan

sikap, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan meningkatkan

kohesivitas dalam kelompok. Jika suatu kelompok di mana setiap anggotanya merasa

saling memiliki dan punya rasa cinta yang sama terhadap satu hal yang sama pula, maka

akan terjadi ikatan secara emosional baik antar anggotanya maupun dengan sosok atau

hal-hal yang diagungkan. Ikatan emosional atau emotional bonding ialah proses

pembentukan attachment. Dalam keterkaitan individu dengan sesuatu atau hal-hal yang

membuat individu tersebut merasakan dirinya nyaman, cocokan dan terhubung, individu

juga menyertakan emosinya dalam hubungan yang saling terkait. Oleh karena itu, ikatan

8

Page 9: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

akan membantu mendorong ke arah suatu hubungan emosional. Oleh karena itu, ikatan

melibatkan satu set perilaku yang akan membantu mendorong ke arah hubungan

emosional. Individu selalu mengikatkan diri mereka dengan sesuatu atau seseorang yang

dianggap berarti atau penting dalam hidupnya sehingga apa yang mereka lakukan untuk

objek tersebut mereka, seolah-seolah mereka melakukan untuk diri mereka sendiri.

Proses terjadinya keterikatan berawal dari terjadi suatu hubungan yang erat

dengan ciri khas adanya emosi. Salah satu faktor terjadinya ikatan emosional ialah

pengalaman yang mendalam bersama sehingga menimbulkan hubungan emosional antara

mereka. Terjadinya pengalaman bersama tergantung pada faktor-faktor internal maupun

eksternal. Faktor internal misalnya pertimbangan pemikiran. Faktor eksternal ialah

lingkungan. Ikatan emosional dapat terjadi pada seseorang atau kelompok selain dengan

orangtua maupun dengan saudara. Suporter merasa terikat secara emosional dengan tim

sepakbola, karena setiap manusia ingin dekat dengan orang atau kelompok lain dan

merasa aman, puas, dan bahagia ketika orang atau kelompok tersebut hadir atau eksis.

Setiap suporter memiliki suatu keterikatan secara emosional dibalik fanatismenya

terhadap suatu kesebelasan yang didukungnya. Setiap suporter mempunyai nilai yang

berbeda terhadap kesebelasannya.

Jika dua individu menjalin sebuah hubungan, kehidupan keduanya juga akan

saling terhubung satu sama lain. Orang lain dapat membuat seseorang ikut merasakan apa

yang dirasakannya karena adanya kepercayaan, perasaan, dan sikap. Suporter merasakan

dirinya terikat secara emosional dengan kesebelasan yang dicintainya sehingga jika

terdapat hal-hal yang dapat mengganggu dan menjatuhkan kesebelasannya, suporter

tersebut akan membelanya. Alasannya adalah karena setiap manusia ingin dekat dengan

individu atau kelompok lain hingga akhirnya merasa nyaman, puas, dan bahagia saat

orang tersebut berhasil dan eksis.

Pada dasarnya, setiap suporter mempunyai sebuah keterikatan secara emosional di

balik fanatisme terhadap kesebelasan yang dibanggakannya. Latar belakang yang muncul

pun berbeda dari setiap suporter, baik itu karena kesebelasan tersebut berasal dari

daerahnya, permainan yang bagus saat pertandingan, maupun sekadar mengikuti

kelompok mayoritas.

9

Page 10: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

Suporter adalah komunitas yang terdiri dari beragam latar belakang dan menjalani

keseharian dalam realita kehidupan. Realita yang seringkali tidak selaras dengan konsep

idealnya tentang kehidupan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi frustasi. Tidak

adanya keadilan, kesejahteraan, dan kemapanan hidup yang dicita-citakan semakin

menambah kepenatan seseorang. Individu-individu dalam masyarakat akan menjadi

kekuatan sosial terorganisir jika memiliki kesamaan nasib antara satu dengan lainnya.

Sepak bola dapat menjadi alternatif menghilangkan rasa frustasi akibat himpitan hidup

yang semakin hari semakin berat.

Teori frustration-agression dalam memandang tingkah lagu agresif suporter sepak

bola terdiri atas contagion teory dan convergen teory. Contagion teory meneliti perilaku

penonton dan menegaskan bahwa individu-individu penonton telah berubah menjadi

individu yang sukar untuk dikontrol setelah dijangkiti oleh penularan sosial. Sedangkan

convergen teory adalah kerumunan penonton terdiri dari kelompok orang-orang yang

datang dengan kemauan sendiri dan berkumpul bersama-sama dan menunjukan sifat

kebersamaan.

Kerumunan penonton olahraga awalnya memperlihatkan gejolak dan reaksinya

dengan proses yang disebut milling, yakni proses individu menjadi tegang, takut,

bergairah dan semakin meningkat sehingga dapat membuat tindakan impulsif di bawah

pengaruh impuls bersama. Gejolak dan reaksi yang semakin meningkat dapat

mempengaruhi orang sekitar dan dapat menyebabkan kerusuhan.

Di sisi lain, dalam konteks sosial sepak bola dapat dijadikan media untuk

menumpahkan segala kepenatan dan rasa frustasi masyarakat. Masyarakat tidak sekadar

mencari hiburan untuk mengurangi kepenatan hidup lewat permainan atraktif pesepak

bola di lapangan, tetapi seringkali mengidentifikasi kesebelasan favoritnya sebagai wakil

penyampaian aspirasinya.

3.3 Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial kelompok suporter tim sepak bola ?

Pada pembahasan mengenai apa yang dimaksud dengan interaksi sosial, kita

sudah dapat mengetahui bahwa di dalam interaksi sosial terdapat beberapa bentuk

interaksi, yaitu yang berupa : kerjasama, persaingan, konflik, dan akomodosi. Kemudian

10

Page 11: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

kalau kita mengamati kelompok suporter tim sepak bola, maka terdapat dua bentuk

interaksi utama yang sering kita temui dalam banyak pemberitaan yaitu interaksi dalam

bentuk konflik dan interaksi dalam bentuk kerjasama.

1. Interaksi dalam bentuk Konflik

Konflik yang sering terjadi pada proses interaksi sosial kelompok suporter tim sepak

bola adalah tindakan anarkis yang berupa kerusuhan. Kerusuhan tersebut dapat berupa

tawuran antar suporter atau tawuran dengan aparat ataupun warga.

Contoh :

Tragedi Heysel. pada 29 Mei 1985 ketika suporter Liverpool menyerang suporter

Juventus dalam final Champions Cup di Stadion Heysel, Brussel, Belgia.

Peristiwa ini bermula dari pendukung masing-masing klub yang saling mengejek

dan melecehkan. Kemudian, para pendukung Juventus mulai melemparkan

kembang api ke arah pendukung Liverpool. Huru-hara pun meledak. Akibat

peristiwa itu, 39 orang tewas mengenaskan.

Peristiwa aksi lempar batu antara warga dengan Bonek yang sedang

menumpangi kereta api di sepanjang jalur perlintasan kereta api. Aksi ini muncul

karena ulah para bonek yang sering mencari gara-gara dan membuat keributan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tindakan anarkis suporter yaitu:

a) Faktor Internal

Yaitu faktor dari dalam diri individu yang salah satunya berupa kematangan emosi

yang kurang baik. Seseorang yang telah matang emosinya berarti pula dapat

mengendalikan luapan emosi dan nafsu, sehingga individu tersebut dapat

mengelolanya dengan baik.

b) Faktor Eksternal

Berupa reaksi atau respon emosi yang diluapkan saat menyaksikan tim yang

diidolakannya bertanding, bisa dengan rasa sukacita ketika timnya menang ataupun

kekecewaaan ketika timnya kalah.

Faktor-faktor lain yang berperan besar atas terjadinya kerusuhan dan keributan

yang melibatkan suporter, antara lain :

Menurut Rees dan Schnepel, kerusuhan tersebut terjadi karena frustasi penggemar

yang merasa tim kesayangannya “berhak” mendapat hasil yang lebih baik. Rasa

11

Page 12: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

frustasi itulah yang mendorong mereka berbuat rusuh. Dalam kasus tertentu, tim

pemenang pun juga bisa membuat rusuh. Misalnya ketika tim peringkat bawah secara

mengejutkan mengalahkan tim peringkat atas.

Faktor ekonomi adalah faktor yang berasal dari tingkatan keadaan ekonomi

seseorang, umumnya para suporter yang melakukan kerusuhan adalah seseorang

yang latar belakang sosial ekonominya rendah, hal itu juga didukung dari korban

tindakan agresi yang pernah “ditangani” petugas keamanan yang sempat kesulitan

untuk membiayai pengobatan ketika berobat dirumah sakit. (Suryantoanto,2004).

Kelas ekonomi kebawah adalah kelas yang paling banyak dalam suatu pertandingan

sepak bola. Buktinya tribun yang paling penuh terisi adalah tribun kelas ekonomi,

kerena harganya yang relatif terjangkau oleh suporter kelas menengah kebawah.

Keadaan ekonomi suporter yang berbeda seperti yang sudah berpenghasilan untuk

menonton sepak bola tidak perlu memikirkan untuk membeli tiket, tetapi bagi yang

belum berpenghasilan seperti para pelajar untuk menonton pertandingan mereka

harus berpikir ulang bagaimana cara membeli tiket.

Pengurus kelompok-kelompok suporter yang ada hingga saat ini masih lebih banyak

melakukan usaha untuk memperbanyak jumlah anggota tanpa memperhitungkan

kemampuan untuk mengelolanya. Semakin besar jumlah anggota akan semakin

menyulitkan kelompok suporter untuk menertibkan anggotanya. Apalagi di luar

anggota yang terdaftar dan terorganisir masih bayak fans yang tidak terdaftar.

Membedakan keduanya tidaklah mudah. Suporter yang tidak terorganisir inilah yang

lebih sulit untuk dikendalikan. Mungkin sudah saatnya untuk membuat seleksi yang

lebih ketat dalam penerimaan anggota. Terutama syarat minimal usia yang

diperbolehkan mendaftar. Selain itu juga dibuat atribut khusus yang dapat

membedakan antara anggota dan simpatisan. Ini cukup penting agar kelompok

suporter tidak terus menerus dijadikan kambing hitam atas setiap kerusuhan yang

terjadi. Pembinaan dan pengawasan internal mesti lebih digiatkan. Terapkan sanksi

tegas terhadap anggota yang melanggaar aturan seperti membuat keributan dan

memancing permusuhan dengan suporter lain. Bisa juga dibentuk keamanan internal

yang bertugas menjaga ketertiban anggota sebelum polisi turun tangan. Setiap

kebijakan dari pengurus hendaknya dapat diterima dan dijalankan dengan baik

12

Page 13: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

hingga ke tingkat paling bawah. Untuk itu perlu diadakan komunikasi yang intensif

dan konsisten. Beberapa kelompok suporter telah melakukan hal ini dengan baik,

namun belum juga berhasil menjangkau arus bawah yang justru paling sering

menyebabkan keributan.

Alkohol, karena banyak dilakukan menonton pertandingan olahraga sambil mabuk.

Namun selain itu, Profesor Dahl dan Stefano DellaVigna dari University of

California, Berkeley, menyatakan bahwa kerusuhan juga timbul karena pengaruh

film yang sarat dengan kekerasan.

Dalam paper yang lain, Daniel Wann menjelaskan adanya “social learning theory”

yaitu ketika seorang penggemar melihat pemain favoritnya melakukan penyerangan

pada lawan mainnya, akan memberikan efek provokasi balik terhadap penggemar

untuk ikut menyerang pendukung tim lawan.

2. Interaksi dalam bentuk kerjasama

Bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama dapat kita lihat salah satunya pada

aksi solidaritas antar suporter, misalnya :

Aksi solidaritas suporter sepakbola ditunjukkan bagi korban Merapi dan Mentawai.

Puluhan Suporter Sepakbola Persita dan Persikota Tangerang melakukan aksi

penggalangan dana di Perempatan Lampu Merah, Veteran Babakan, Kota

Tangerang-Banten, Kamis (28/10/2010). Dana yang sudah dihimpun tersebut

disalurkan secara langsung dan melalui lembaga palang merah Indonesia.

Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, pemandangan berbeda dilakukan oleh

kelompok Suporter Benteng Mania pendukung Tim Persikota Tangerang dan

Benteng Viola Pendukung Tim Persita Tangerang. Tidak seperti biasanya kedua

kelompok suporter yang kerap terlibat aksi tawuran ini melakukan aksi

penggalangan dana.Aksi yang digelar di dua titik ini, ditujukan bagi korban Gempa

dan Tsunami Kepulauan Mentawai-Sumatera Barat serta Letusan Gunung Merapi,

Jogjakarta. Aksi yang akan berlangsung selama tiga hari ini merupakan aksi

kepedulian kaum muda terhadap para korban bencana alam yang saat ini sangat

membutuhkan bantuan. Perwakilan dari masing masing kelompok suporter

mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian kaum muda terhadap korban

13

Page 14: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

bencana alam. Sekaligus sebagai kampanye damai bagi seluruh anggota kedua

belah kelompok suporter untuk tidak lagi bermusuhan.

Pada tanggal 22 Februari 2011, para suporter sepak bola yang berasal dari berbagai

daerah di pulau Jawa melakukan aksi unjuk rasa dimana target mereka adalah

menduduki kantor PSSI hingga Nurdin Halid mundur atau membatalkan

pencalonannya sebagai ketua umum PSSI priode 2011-2015.

Kerjasama antara Jak Online dengan pihak Radiobola.net, merupakan kerjasama

pertama pihak Radiobola.net kepada komunitas Suporter Sepakbola di Indonesia

yang telah mengudara pertama kalinya sejak bulan Februari 2010 dengan nama

program “OBJO” kepanjangan dari Obrolan Bareng Jak Online yang mengupas

informasi terkini seputar perkembangan kesebelasan Persija Jakarta dan organisasi

The Jakmania sebagai Fans Club dari Persija Jakarta ditambah dengan info-info

terhangat seputar Sepakbola Indonesia khususnya Tim Nasional Indonesia yang

dibawakan langsung oleh para Crew Jak Online.

Dari contoh tersebut di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kerjasama yang di

jalin para suporter sepakbola sebenarnya rata-rata menunjukkan pola hubungan yang

baik, positif dan kreatif. Dalam banyak pertandingan sepak bola khususnya tim yang

berlaga di liga super Indonesia, para suporter sudah menunjukkan kedewasaan saat

menonton pertandingan yaitu mereka melakukan aksi damai dengan tidak melakukan

tindakan anarkis berupa tawuran walaupun masih ada juga yang melakukan kerusuhan

tetapi sebenarnya fekuensinya sudah menurun dibanding dengan tahun-tahun

sebelumnya.

BAB IV PENUTUP ( KESIMPULAN )

Dari pembahasan masalah di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa:

1. Aktifitas interaksi sosial tersebut adalah sebenarnya sangat luas, karena interaksi

sosial merupakan proses-proses sosial yang menunjuk pada hubungan-hubungan

sosial yang dinamis dalam berbagai bentuk interaksi seperti kerjasama, persaingan,

akomodasi, konflik, dsb, misalnya seseorang berkomunikasi dengan orang lain, suatu

kelompok berkomunikasi dengan kelompok lain atau individu dengan kelompok .

14

Page 15: Interaksi Sosial Pada Kelompok Suporter Tim Sepak Bola

2. Kemudian mengenai paparan penulis yang berkaitan dengan latar belakang terjadinya

interaksi sosial pada kelompok suporter tim sepak bola intinya adalah kemunculuan

suporter didasari karena faktor fanatisme terhadap tim yang mereka bela dan

persepsinya pun berbeda-beda baik itu karena tim tersebut berasal dari daerahnya,

permainan yang bagus saat pertandingan, maupun sekadar mengikuti kelompok

mayoritas.

3. Pada bentuk –bentuk interaksi yang muncul pada kolompok suporter tim sepak bola,

penulis hanya menyampaikan dua bentuk terpenting dari interaksi yang mereka

lakukan karena dua bentuk tersebutlah yang sering mendominasi pemberitaan di

setiap negara yaitu interaksi berupa konflik atau pertentangan dimana para suporter

suatu tim sepak bola melakukan tindakan anarkis yang berwujud kericuhan baik pada

saat pertandingan maupun di luar pertandingan atau tawuran antara suporter dengan

aparat kepolisian maupun warga. Dan yang kedua adalah interaksi yang berupa kerja

sama antara suporter dengan suporter lain maupun dengan pihak di luar anggota

suporter tersebut. Contohnya seperti yang dikemukakan penulis di atas seperti aksi

solidaritas untuk membantu korban bencana alam, gabungan para suporter dari tim

berbeda berbondon-bondong melakukan aksi unjuk rasa dengan menduduki kantor

PSSI, atau suatu suporter bekerjasama dengan beberapa instansi untuk mendidik dan

memberikan informasi kepada anggotanya berkaitan dengan tim yang meraka bela.

DAFTAR PUSTAKA

Sihotang, Amri P, 2011, Ilmu Sosial Budaya Dasar , Semarang, Penerbit Semarang

University.

Siregar, Aminuddin. 2009 . Hubungan antara Frustasi dengan Agresivitas pada Suporter

Sepak Bola Pasoepati. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Suroso., Santi, Dian Evita., & Pramana, Aditya. 2010. Ikatan Emosional Terhadap Tim

Sepakbola dan Fanatisme Suporter Sepakbola. Jurnal Penelitian Psikologi

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 01( 01), 23-37.

15