intensitas moral

Upload: erwinsyah

Post on 21-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    1/6

    Moral

    Etika dalam bahasa latin adalah ethica, yang berarti falsafah moral. Menurut

    Keraf (1998) etika secara harah berasal dari kata unani, ethos (!amaknya ta

    etha), yang artinya sama dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik. "dat

    kebiasaan yang baik ini kemudian men!adi sistem nilai yang berfungsi sebagai

    #edoman dan tolok ukur tingkah laku yang baik dan buruk. Etika meru#akan

    suatu #rinsi# moral dan #erbuatan yang men!adi landasan bertindak seseorang

    sehingga a#a yang dilakukannya di#andang oleh masyarakat sebagai #erbuatan

    ter#u!i dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang. Etika sangat

    erat kaitannya dengan hubungan yang mendasar antar manusia dan berfungsi

    untuk mengarahkan ke#ada #erilaku moral.

    $.$. %su Moral

    &roses #embuatan ke#utusan manusia sering digerakkan oleh munculnya suatu

    #roblem'masalah yang membutuhkan solusi atau#un res#on, dan seringkali

    membentuk tindakan (ones, 1991). idak terkecuali #embuatan ke#utusan

    moral* #roses dimulai dengan suatu #roblem, yang mencaku# kom#onen moral.

    Kom#onen moral dari #roblem, atau isu moral, da#at dikarakteristikkan dalam

    istilah intensitas moral.

    +ntuk memulai #roses #embuatan ke#utusan moral, seseorang harus mam#uuntuk mengenali isu moral. Meski#un banyak ke#utusan tersebut bermoral,

    #embuat ke#utusan tidak selalu mengenali elemen moral #ada setia#

    ke#utusannya. %su moral muncul ketika tindakan seseorang, ketika dengan bebas

    ditun!ukkannya, da#at merugikan atau#un menguntungkan orang lain.

    eseorang tersebut harus menyadari bah-a dia adalah #emba-a moral (moral

    agent). eseorang yang gagal mengenali isu moral akan gagal #ula dalam

    melakukan #roses #embuatan ke#utusan moral.

    $.. &erse#si

    Matlin (1998) mendefenisikan #erse#si sebagai suatu #roses yang melibatkan

    #engetahuan/#engetahuan sebelumnya dalam mem#eroleh dan

    menginter#retasikan stimulus yang ditun!ukkan oleh indera. &erse#si !uga

    meru#akan kombinasi faktor dunia luar (stimulus 0isual) dan diri sendiri

    (#engetahuan sebelumnya). &erse#si memiliki dua as#ek, yaitu #engakuan #ola

    (#attern recognition) dan #erhatian (attention). &engakuan #ola meli#uti

    identikasi serangkaian stimulus yang kom#leks, yang di#engaruhi oleh konteks

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    2/6

    yang dihada#i dan #engalaman masa lalu. ementara, #erhatian meru#akan

    konsentrasi dari akti0itas mental, yang melibatkan #emerosesan lebih lan!ut atas

    suatu stimuli dan dalam -aktu bersamaan tidak memindahkan stimuli yang lain.

    ementara 2akhmat (199) menyatakan bah-a #erse#si meru#akan

    #engalaman tentang ob!ek, #eristi-a, atau hubungan/hubungan yang di#eroleh

    dengan menyim#ulkan informasi dan menafsirkan #esan, yang ditentukan oleh

    faktor #ersonal dan faktor situasional .

    e!alan dengan Matlin (1998), 3a0ido4 (1981) menyatakan bah-a #erse#si

    sebagai satu ker!a yang rumit dan aktif. &erse#si dikatakan rumit karena

    -alau#un #erse#si meru#akan #ertemuan antara #roses kognitif dan kenyataan,

    #erse#si lebih banyak melibatkan kegiatan kognitif. &erse#si lebih banyak

    di#engaruhi oleh kesadaran, ingatan, #ikiran, dan bahasa, maka dengan

    demikian #erse#si bukanlah cerminan yang te#at dari realitas.

    $.5. &embuatan Ke#utusan Etis (Ethical 3ecision Making)

    Ke#utusan etis (ethical decision) adalah sebuah ke#utusan yang baik secara

    legal mau#un moral da#at diterima oleh masyarakat luas (re0ino, 1986* ones,

    1991). 7ebera#a re0ie- tentang #enelitian etika mengungka#kan bebera#a

    #enelitian em#irik tentang #embuatan ke#utusan etis. alah satu determinan

    #enting #erilaku #embuatan ke#utusan etis adalah faktor/faktor yang secara unikberhubungan dengan indi0idu #embuat ke#utusan dan 0ariabel/0ariabel yang

    meru#akan hasil dari #roses sosialisasi dan #engembangan masing/masing

    indi0idu. aktor/faktor indi0idual tersebut meli#uti 0ariabel/0ariabel yang

    meru#akan ciri #emba-aan se!ak lahir (gender, umur, kebangsaan dan

    sebagainya). edangkan faktor/faktor lainnya adalah faktor organisasi,

    lingkungan. &enelitian tentang #engambilan ke#utusan etis, telah banyak

    dilakukan dengan berbagai #endekatan mulai dari #sikologi sosial dan ekonomi.

    7eran!ak dari berbagai hasil #enelitian tersebut kemudian dikembangkan dalam

    #aradigma ilmu akuntansi.

    7ebera#a model #enelitian etis seringkali hanya mendeskri#sikan bagaimana

    #roses seseorang mengambil ke#utusan yang terkait dengan etika dalam situasi

    dilema etika (ones, 1991* re0ino, 198). ebuah model #engambilan etis tidak

    berada ke#ada #emahaman bagaimana seharusnya seseorang membuat

    ke#utusan etis (ought to do), namun lebih ke#ada #engertian bagaimana #roses

    #engambilan ke#utusan etis itu sendiri. "lasannya adalah sebuah #engambilan

    ke#utusan akan memungkinkan menghasilkan ke#utusan yang etis dan

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    3/6

    ke#utusan yang tidak etis, dan memberikan label atau mendenisikan a#akah

    suatu ke#utusan tersebut etis atau tidak etis akan mungkin sangat

    menyesatkan.

    $.:. ;atar 7elakang &embuatan Ke#utusan Moral

    ames 2est (198, dalam e Moral %ssue (#engenalan isu moral),

    $. Make Moral udgment (melakukan #ertimbangan moral)

    . Establish Moral %ntent (membentuk maksud'niat moral), dan

    5. Engage Moral 7eha0ior (menggunakan #erilaku moral).

    ones (1991) menyatakan ada unsur utama dalam #embuatan ke#utusan etis,

    yaitu #ertama, moral issue, menyatakan sebera#a !auh ketika seseorang

    melakukan tindakan, !ika dia secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan

    mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benet) bagi orang lain.

    3alam bahasa yang lain adalah bah-a suatu tindakan atau ke#utusan yang

    diambil akan mem#unyai konsekuensi ke#ada orang lain. Kedua adalah moral

    agent, yaitu seseorang yang membuat ke#utusan moral (moral decision). Ketiga

    adalah ke#utusan etis (ethical decision) itu sendiri, yaitu sebuah ke#utusan yangsecara legal dan moral da#at diterima oleh masyarakat luas.

    ones (1991) mengembangkan suatu model isu/kontin!en untuk lebih memahami

    #engaruh dari isu/isu moral yang terdiri atas konstruk intensitas moral yang

    digagas oleh 2est melalui model em#at kom#onennya untuk meneliti #engaruh

    #erse#si intensitas moral dalam #roses #embuatan ke#utusan moral. ones

    menyatakan bah-a isu intensitas moral ber#engaruh secara signikan terhada#

    #roses #embuatan ke#utusan. &enelitian terdahulu telah mengu!i #engaruh

    kom#onen intensitas moral terhada# sensiti0itas moral (ingha#akdi dkk., 199*

    May dan &auli, $===), #ertimbangan moral (?ebber, 199=, 1999* Morris dan

    Mc3onald, 199:* Ketchand dkk., 1999* hafer dkk., 1999), dan intensi moral

    (ingha#akdi dkk., 199, 1999* hafer dkk., 1999* May dan &auli, $===). 3alam

    #enelitian ini, kom#onen intensitas moral diketahui memiliki #engaruh secara

    signikan terhada# #roses #embuatan ke#utusan moral.

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    4/6

    $.. %ntensitas Moral

    %ntensitas Moral (Moral %ntensity) adalah sebuah konstruk yang menggambarkan

    tingkat isu moral utama dalam suatu situasi. ifatnya multidimensi, dan masing/

    masing kom#onennya meru#akan karakteristik dari isu/isu moral. ones (1991,

    h.6$) menyebutkan intensitas moral tersebut tidak memasukkan sifat'ciri dari

    si/#embuat ke#utusan, se#erti #engembangan moral (moral de0elo#ment)

    (Kohlberg, 196), kekuatan ego (ego strength), locus of control (re0ino, 198),

    #engetahuan atau nilai (kno-l-dge and 0alue) (errel dan @resham, 198:). uga

    tidak memasukkan faktor/faktor organisasional, se#erti budaya organisasi

    (re0ino, 198), atau kebi!akan #erusahaan (errel dan @resham, 198:).

    %ntensitas moral hanya berfokus #ada isu moral, bukan #ada #emba-a moral

    (moral agent) mau#un konteks organisasi.

    %ntensitas moral #ada hakekatnya ber0ariasi dari setia# isu, dengan sedikit isu

    menca#ai tingkat yang tinggi dan banyak isu #ada tingkat yang rendah.

    2eabilitas dan stabilitas intensitas moral tidak diketahui #asti, ta#i #arameter/

    #arameter ini diteta#kan secara em#iris (ones, 1991, h. 6).

    $.6. Kom#onen dari %ntensitas Moral ones

    ones (1991) menyatakan bah-a intensitas moral (moral intensity) terdiri atas

    enam elemen, yaitu 7esaran Konsekuensi (the magnitude of conseAuences),Konsensus osial (social consensus), &robabilitas Efek (#robability of e4ect),

    Kesegeraan em#oral (tem#oral immediacy), Kedekatan (&roBimity), dan

    Konsentrasi Efek (concentration of e4ect). lory, dkk. (199$, dalam ;eisch, $==5)

    merangkum keenam kom#onen yang berkaitan dengan isu/isu (masalah) yang

    berhubungan dengan akuntansi ini dalam skenario yang berkaitan dengan situasi

    akuntansi, dan da#at digambarkan sebagai berikut.

    (1) 7esaran Konsekuensi (the Magnitude of

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    5/6

    kese#akatan sosial bah-a sebuah tindakan diangga# !ahat atau baik. ebagai

    contoh skenario mengenai si " (seorang #enga-as internal #ada suatu

    #erusahaan) yang diminta oleh atasannya untuk menaikkan modal ker!a dengan

    berbagai cara (se#erti menahan #en!ualan lebih lama atau menin!au ulang

    kerugian #iutang). Ketika si " mendiskusikan hal ini dengan temannya, temannya

    tersebut mengatakan bah-a hal tersebut -a!ar, dan kebanyakan #im#inan akan

    meminta hal yang sama ke#ada ba-ahannya.

    () &robabilitas Efek (&robability Cf E4ect) meru#akan sebuah fungsi bersama

    dari kemungkinan bah-a tindakan tertentu akan secara aktual mengambil

    tem#at dan tindakan tersebut akan secara aktual menyebabkan kerugian

    (manfaat) yang ter#rediksi. ebagai contoh Kasus si " #ada #oin ($) di atas akan

    melakukan #ertimbangan moral dengan mengasumsikan kecil sekali

    kemungkinan ke#utusannya tersebut akan mengakibatkan kerugian.

    (5) Kesegeraan em#oral (em#oral %mmediacy) adalah !arak atau -aktu antara

    #ada saat ter!adi dan a-al mula konsekuensi dari sebuah tindakan moral

    tertentu (-aktu yang makin #endek menun!ukkan kesia#an yang lebih besar).

    Kesegeraan em#oral ini adalah sebuah konstruk kom#onen dengan dua alasan.

    &ertama, !ika nilai mata uang sekarang lebih besar dari #ada #ada masa yang

    akan datang, seorang #edagang cenderung mendiskon barang dagangan untuk

    mem#eroleh uang sece#atnya. Kedua, #eriode -aktu antara tindakan yangditanyakan dan yang dihara#kan dalam mem#erluas bidang usaha akan

    menyebabkan kerugian yang sedikit. ebagai contoh si " #ada skenario #ada

    #oin ($) di atas mengangga# ke#utusannya tidak akan dengan segera

    menyebabkan kerugian dimasa mendatang, sehingga tindakannya di masade#an

    akan terbiasa untuk melakukan hal yang sama.

    (:) Kedekatan (&roBimity) adalah #erasaan kedekatan (sosial, budaya, #sikologi,

    atau sik) yang dimiliki oleh #emba-a moral (moral agent) untuk si #elaku dari

    ke!ahatan (kemanfaatan) dari suatu tindakan tertentu. Konstruk kedekatan ini

    secara intuitif dan alasan moral menyebabkan seseorang lebih #eduli #ada

    orang/orang yang berada didekatnya (secara sosial, budaya, #sikologi atau#un

    secara sik) dari#ada ke#ada orang/orang yang !araknya !auh. ebagai contoh

    i " #ada skenario diatas memutuskan untuk mengambil tindakan akan

    mem#ertimbangkan a#akah ke#utusannya tersebut akan mem#engaruhi rekan

    ker!anya atau tidak.

    () Konsentrasi Efek (

  • 7/24/2019 Intensitas Moral

    6/6

    dilakukan. Crang/orang yang memiliki #erasaan ke#entingan yang tertinggi akan

    bertindak secara amoral yang akan menghasilkan konsentrasi efek tinggi.