integrasi islam dengan fisika dan kimia

22
INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA Zainal Abidin Pendamping Desa Kabupaten Indragiri Hilir Abstrak Telah jelas bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan tidak ada pertentangan, bersifat integral, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Hubungan tersebut menunjukkan betapa positifnya Islam memandang ilmu pengetahuan (dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah). Dalam kaitan ini, pendidikan Islam bisa dihayati dan dipahami secara lengkap dan “kaffah” (utuh dan menyeluruh tidak dikotomi antara pendidikan agama dengan pendidikan umum). Sebagai konsekuensi dari tidak adanya pemisahan antar ilmu dan agama, dapat pula ditegaskan bahwa tidak ada pemisahan antara apa yang disebut ilmu agama dan ilmu umum. Munir Mursi menyatakan bahwa “seluruh ilmu adalah Islami sepanjang berada di dalam batas-batas yang digariskan Allah kepada kita”. Dalam konsep Islam (Timur), semua yang dipikirkan, dikehendaki, dirasakan dan diyakini, membawa manusia kepada pengetahuan dan secara sadar menyusunnya ke dalam sistem yang disebut Ilmu. A. PENDAHULUAN Allah menegaskan dalam drama kosmisnya yang diantara dialognya di awal penciptaan nabi Adam yang akan didaulat menjadi khalifah di muka bumi. Di saat para malaikat menolak dan mempertanyakan otoritas argumentatif Allah memilih nabi Adam (Al- Baqarah (2): 30), Allah kemudian mengungkapkan kelebihan Adam yang telah diberikan semua “nama” (yakni ilmu) (Al-Baqarah (2): 31).

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Zainal Abidin

Pendamping Desa Kabupaten Indragiri Hilir

Abstrak

Telah jelas bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan

tidak ada pertentangan, bersifat integral, tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan lainnya. Hubungan tersebut

menunjukkan betapa positifnya Islam memandang ilmu

pengetahuan (dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

ilmiah). Dalam kaitan ini, pendidikan Islam bisa dihayati

dan dipahami secara lengkap dan “kaffah” (utuh dan

menyeluruh tidak dikotomi antara pendidikan agama

dengan pendidikan umum). Sebagai konsekuensi dari tidak

adanya pemisahan antar ilmu dan agama, dapat pula

ditegaskan bahwa tidak ada pemisahan antara apa yang

disebut ilmu agama dan ilmu umum. Munir Mursi

menyatakan bahwa “seluruh ilmu adalah Islami sepanjang

berada di dalam batas-batas yang digariskan Allah kepada

kita”. Dalam konsep Islam (Timur), semua yang dipikirkan,

dikehendaki, dirasakan dan diyakini, membawa manusia

kepada pengetahuan dan secara sadar menyusunnya ke

dalam sistem yang disebut Ilmu.

A. PENDAHULUAN

Allah menegaskan dalam drama kosmisnya yang diantara

dialognya di awal penciptaan nabi Adam yang akan didaulat menjadi

khalifah di muka bumi. Di saat para malaikat menolak dan

mempertanyakan otoritas argumentatif Allah memilih nabi Adam (Al-

Baqarah (2): 30), Allah kemudian mengungkapkan kelebihan Adam

yang telah diberikan semua “nama” (yakni ilmu) (Al-Baqarah (2): 31).

Page 2: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

30 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

Bahkan di sisi lain, betapa Allah mengungkapkan penghargaan yang

begitu tinggi terhadap orang beriman yang berilmu dengan tanpa

membatasi jenis ilmu tersebut (al-Mujadilah (58): 11) Pada dasarnya

dalam Al-Qur’an dan Hadits tidak membedakan antara ilmu agama dan

ilmu umum. Yang ada dalam Al-Qur’an adalah ilmu holistik-

integralistik, yaitu ilmu yang bentuknya satu kesatuan dan tidak

terpilah-pilah1 pembagian adanya ilmu agama dan ilmu umum adalah

merupakan hasil kesimpulan manusia yang mengidentifikasi ilmu

berdasarkan sumber objek kajiannya.

Jika objek ontologik yang dibahasnya adalah wahyu (al-Qur’an)

termasuk penjelasan atas wahyu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW, berupa hadis dengan menggunakan metode ijtihad, maka yang

dihasilkannya adalah ilmu-ilmu agama, seperti teologi, fiqh, tafsir,

hadis, tasawuf, dan lain sebagainya. Kemudian jika objek ontologik

yang dibahasnya adalah alam jagad raya, seperti langit, bumi serta isi

yang ada di dalamnya yakni matahari, bulan, bintang, tumbuh-

tumbuhan, binatang, air, api, udara, batu-batuan dan sebagainya dengan

menggunakan metode penelitian eksperimen di laboratorium,

pengukuran, penimbangan dan sebagainya, maka yang dihasilkannya

ialah ilmu alam seperti ilmu fisika, biologi, kimia, astronomi dan lain-

lain. Dalam makalah penulisan memaparkan mengenai intergrasi Islam

dengan sains (fisika dan kimia) secara ilmiah.

1Baharuddin, et, al, Dikotomi Pendidikan Islam; Historisitas dan implikasi

pada masyarakat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 226

Page 3: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 31

Zainal Abidin

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Integrasi Ilmu

Secara etimologis, integrasi merupakan kata serapan dari

bahasa Inggris integrate; integration yang kemudian diadaptasi ke

dalam bahasa Indonesia menjadi integrasi yang berarti menyatu-

padukan; penggabungan2 atau penyatuan menjadi satu kesatuan

yang utuh; pemaduan.3Adapun secara terminilogis, integrasi ilmu

adalah pemaduan antara ilmu-ilmu yang terpisah menjadi satu

kepaduan ilmu, dalam hal ini penyatuan antara ilmu-ilmu yang

bercorak agama dengan ilmu-ilmu yang bersifat umum.4

2. Konsepsi Integrasi Ilmu dalam Islam

Telah jelas bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan tidak

ada pertentangan, bersifat integral, tidak dapat dipisahkan antara

satu dengan lainnya. Hubungan tersebut menunjukkan betapa

positifnya Islam memandang ilmu pengetahuan (dan hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan ilmiah). Dalam kaitan ini, pendidikan

Islam bisa dihayati dan dipahami secara lengkap dan “kaffah” (utuh

dan menyeluruh tidak dikotomi antara pendidikan agama dengan

pendidikan umum).

Sebagai konsekuensi dari tidak adanya pemisahan antar ilmu

dan agama, dapat pula ditegaskan bahwa tidak ada pemisahan

2 Baca Alim Ruswantoro, “Paradigma Keilmuan UIN Yogyakarta” dalam M.

Yusuf dan Mustofa (ed.), Mengukir Prestasi di Jalur Khusus,(Yogyakarta: Penerbit

Pendi Pontren Depag RI, 2007), h. 39. 3 Lihat John M. Echlos dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 326. 4Ibid.,

Page 4: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

32 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

antara apa yang disebut ilmu agama dan ilmu umum. Munir Mursi

menyatakan bahwa “seluruh ilmu adalah Islami sepanjang berada di

dalam batas-batas yang digariskan Allah kepada kita”.5

Dalam konsep Islam (Timur), semua yang dipikirkan,

dikehendaki, dirasakan dan diyakini, membawa manusia kepada

pengetahuan dan secara sadar menyusunnya ke dalam sistem yang

disebut Ilmu. Tetapi berbeda dengan konsep Barat, yang

mengelompokkan ilmu itu kepada tiga:

a. Natural Sciences (ilmu-ilmu kealaman, murni, biologi, fisika,

kimia dan lainnya).

b. Social Sciences (ilmu-ilmu kemasyarakatan yang menyangkut

perilaku manusia dalam interaksinya dalam masyarakat, dan

c. The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan

yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan

nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia.6

Padahal dalam kenyatannya, Islam mengandung multi-

disipliner ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu alam (natural sciences)

seperti fisika, kimia, matematika, biologi, astronomi, arkeologi dan

botani. Ilmu-ilmi sosial (social sciences) seperti sosiologi, ekonomi,

hukum, pendidikan, politik, antropologi dan sejarah. Serta

Humaniora seperti psikologi dan filsafat.7 Dengan demikian, berarti

Islam mempunyai ajaran yang lengkap, integral dan universal.

5 Hasbi Indra, Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, (Jakarta: Ridamulia,

2005), h. 49. 6A. Mattulada, Ilmu-ilmu Kemanusiaan (Humaniora) Tantangan, harapan-

harapan Dalam Pembangunan, (t.k.p: Unhas, 1991), h. 3. 7 Mujamil, Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Manusia, (Solo:

Ramadhani, 1993), h. 118.

Page 5: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 33

Zainal Abidin

Kelengkapan inilah sehingga Islam mampu menampung segala

persoalan dan dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, A.M. Saefuddin dan

M. Zainuddin mengajukan formula pemikiran kreatif untuk dapat

mengintegrasikan secara padu ilmu pengetahuan dalam Islam.

Perpaduan (integrasi) tersebut secara sederhana masing-masing

dapat dilihat dalam skema berikut:

Skema: Bangunan Ilmu yang Integratif.8

Dengan adanya penyatuan ilmu pengetahuan dengan nilai-

nilai agama, dalam hal ini ajaran Islam, maka wawasan ilmu tidak

lagi dipisahkan secara dikotomis dalam pembagian ilmu-ilmu

agama dan non agama, tetapi akan dibedakan (bukan dipisahkan)

8 M. Zainuddin, Paradigma Pendidikan Terpadu: Menyiapkan Generasi Ulul

Albab, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 164

Page 6: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

34 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

menjadi ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah (ayat-ayat yang

tersurat dalam Al-Qur’an dan Hadis) dan ilmu-ilmu tentang ayat

kauniyah (ilmu-ilmu tentang kealaman).

Berangkat dari pemikiran di atas, maka dalam pembahasan

materi integrasi ini, ilmu pengetahuan yang akan diintegrasikan

dengan agama (baca: Islam) adalah ilmu kealaman (Fisika dan

Kimia), karena sejauh ini masih dianggap sebagai ilmu-ilmu non

agama.

3. Islam dan Ilmu Kealaman (Natural Science)

Dalam pandangan Islam, kriteria keterpujian suatu bidang

ilmu adalah kebergunaannya, dan ini berarti bidang ilmu tersebut

mampu membawa manusia kepada Tuhan. Bidang ilmu apapun

yang memiliki ciri semacam ini adalah terpuji, dan usaha untuk

memperolehnya adalah sebentuk ibadah. Dalam hal ini tidak ada

perbedaan antara ilmu-ilmu yang secara fisik bersifat keagaman dan

ilmu-ilmu kealaman.9 Soejati menyatakan bahwa, sebenarnya alam

semesta setingkat dengan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu dan

hukum Islam yang tak terpisahkan dengan Al-Qur’an berkaitan dan

saling menguatkan.10

Para ilmuan dewasa ini, baik ahli sejarah atau filsafat sains

mengakui, bahwa sejumlah gejala yang dipilih untuk dikaji oleh

ilmuan adalah alam materi. Ilmu pengetahuan ke-alam-an ini,

9 Mehdi Golshani, Melacak Jejak Tuhan dalam Sains: Tafsir Islami atas Sains,

(Bandung: Mizan, 2004), h. 1 10 Zanzawi Soejati, Sains dan Teknologi dalam Perspektif Al-Qur’an, dalam

Yunahar Ilyas (ed.), Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Yogyakarta: Lembaga

Pengkajian dan Pengamalan Islam), h. 120

Page 7: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 35

Zainal Abidin

menurut A. Mattulada, yang utama menghasilkan peralatan-

peralatan kehidupan manusia yang disebut teknologi.11

Dalam Al-Qur’an terdapat lebih dari 750 ayat yang

menunjuk kepada fenomena alam dan memerintahkan manusia

untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan

alam dan merenungkan isinya.12 Pemahaman terhadap tanda-tanda

kekuasaan Allah dan pemahaman terhadap alam merupakan

pemahaman tanda-tanda yang membawa pada ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Kemajuan dan perkembangan IPTEK yang dicapai manusia

dari masa ke masa tentu tidak lepas dari penyelidikan manusia

terhadap alam semesta beserta isinya. Pasalnya, IPTEK menggali

sumber pengetahuannya dari alam. Dan Islam sebagai agama yang

diturunkan Allah yang menyeru manusia untuk melakukan

penyelidikan dan eksperimen tentang alam adalah menjadi faktor

kemajuan itu.

Secara tegas Allah memerintahkan manusia untuk belajar

terhadap sesuatu, membawa dan menulis hal-hal yang ada

disekitarnya, serta memahami tanda-tanda kekuasaan dan petunjuk

dari-Nya. Hanya orang yang beriman dan berilmu pengetahuan

sajalah yang oleh Allah sajalah yang diangkat derajatnya, sehingga

hidup di dunia bahagia dan sejahtera, serta di akhirat sentosa

stimulus untuk manusia dalam mengembangkan IPTEK telah

11A. Mattulada, Ilmu-ilmu Kemanusiaan (Humaniora) Tantangan, harapan-

harapan Dalam Pembangunan… h. 4 12 Imam Syafi’i, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an: Telaah

Pendekatan Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: UII Press, 2000), h. 85

Page 8: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

36 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

diberikan oleh Tuhan sejak dahulu, yang terlihat dalam firman-Nya

bahwa manusia diberi tantangan untuk melintasi langit dan bumi:

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus

(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu

tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS.

Ar-Rahman: 33)13

Maurice Bucaille berkata “sungguh teknologi yang dalam hal

ini merupakan jawaban atas sulthan (kekuatan) sebagai kunci dari

Tuhan untuk menggapai langit dan bumi mulai terungkap sudah.14

Allah memberikan bimbingan-Nya lebih lanjut dalam Al-

Qur’an sebagaimana cara memahami ayat-ayat yang berkaitan

dengan alam semesta, dan bagaimana caranya untuk memperoleh

teknologi yang dijanjikan itu. Firman Allah:

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan

apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-

Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

berfikir.”(QS. Al-Jaatsiyah: 13)15

Ayat ini menyatakan bahwa seluruh isi langit dan bumi akan

ditundukkan al-khaliq bagi umat manusia dengan teknologi, yang

akan diberikan kepada mereka yang mau menggunakan akal

pikirannya.16

13 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz

1 - Juz 30, (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 887 14 Maurice Bucaille, Bibel, Al-Qur’an dan Sains Modern, terj. Rasjidi, (Jakarta:

Bulan Bintang, 2001), h. 199 15 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya

Juz 1 - Juz 30… h. 816 16 Ahmad Baiquni, Sains dan Teknologi dalam Perspektif Al-Qur’an, dalam

Yunahar Ilyas (ed.), Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Yogyakarta: Lembaga

Pengkajian dan Pengamalan Islam, 1999), h. 109

Page 9: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 37

Zainal Abidin

Istilah “alam” digunakan untuk menunjuk lingkungan obyek-

obyek yang dapat dalam ruang dan waktu. Dalam arti yang sangat

luas “alam” ialah hal-hal yang ada disekitar kita yang dapat kita

serap secara inderawi.17Sedangkan ilmu alam atau yang biasa

disebut kosmologi adalah ilmu yang membicarakan realitas jagat

raya, yakni keseluruhan sistem alam semesta. Kosmologi terbatas

pada realitas yang lebih nyata, yakni alam fisik yang sifatnya

material.18

J.J.G.M. Drost S.J dalam buknya “Agama Ilmu Pengetauan

Alam” sebagaimana dikutip Rosyidi, bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam adalah ilmu tentang semesta alam sejauh berada dalam waktu

dan ruang. Tetapi waktu dan ruang baru ada pada waktu alam ada.

Maka titik dan saat terjadinya sendiri terletak di luar sudut

pandangan ilmu pengetahuan alam.19

Dalam Al-Qur’an, kata ‘ilm atau pengetahuan digunakan

baik untuk ilmu-ilmu kealaman maupun jenis ilmu yang lain. Al-

Qur’an telah mendorong kita memikirkan keagungan alam semesta

ini, serta telah memberikan dasar penelitian ilmiah. Ilmu alam

merupakan pengetahuan yang diperoleh atau diambil melalui

observasi, penelitian ilmiah terhadap apa yang diteliti.

17 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

1996), h. 307 18 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif: Upaya

Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), h. 66 19 Khoiron Rosyidi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),

h. 84

Page 10: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

38 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

Seperti yang dikatakan oleh A. Baiquni bahwa ciri khas dari

sains natural, ialah disusun atas dasar intizhar terhadap gejala-

gejala alamiyah yang dapat diteliti ulang oleh orang lain, dan

merupakan hasil konsensus masyarakat ilmuan yang

bersangkutan.20

Para sarjana muslim pada era gemilang peradaban Islam

menekankan bahwa motivasi dibalik upaya pencarian ilmu-ilmu

kealaman dan matematis adalah mengetahui ayat-ayat Tuhan di

alam semesta. Mehdi Golshani mengatakan bahwa:

Para sarjana muslim ini tidak memisahkan kajian tentang alam

dari pandangan dunia mereka yang religius, dan mereka

mencari kerangka kerja inklusif yang memungkinkan mereka

menjelaskan keseluruhan alam semesta. Gagasan ketunggalan

Pencipta dan keserasian penciptaan merupakan prinsip dasar

yang mengatur semua ranah ilmu pengetahuan. Seni Islam

memperlihatkan kembalinya semua kejamakan kepada

kesatuan, sedangkan sains Islam memperlihatkan ketunggalan

(uncity) rancangan di alam semesta.21

Berkaitan dengan hal tersebut, Muthahhari menjelaskan

bahwa menurut konsepsi Islam tentang kosmos, alam merupakan

agregat (satuan yang terbentuk dari) segala yang kasat mata

(syahadah) dan yang tidak kasat mata (ghaib). Sedangkan

mempercayai yang gaib merupakan rukun iman bagi setiap

20A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Jakarta: Penerbit Pustaka,

1983), h. 2. 21 Mehdi Golshani, Melacak Jejak Tuhan dalam Sains: Tafsir Islami atas

Sains… h. 3-4

Page 11: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 39

Zainal Abidin

muslim.22 Jadi mempelajari ilmu alam jelas akan membawa

keimanan kita kepada Sang Pencipta.

Penciptaan Allah atas alam semesta merupakan bukti terang

tentang kepemilikan-Nya atasnya dan hak-Nya untuk mengaturnya.

Tidak ada seorangpun yang menjadi sekutunya dalam kepemilikan.

Tidak ada satupun yang dapat menentang pengaturan-Nya.23

Orang-orang yang beriman tentu saja menerima semua

isyarat yang ada dengan penuh penyerahan, meskipun mereka tidak

mengetahui apa-apa tentangnya, tetapi mereka mempercayai dan

membenarkan bahwa isyarat itu berasal dari Tuhan. Dengan

mengetahui rahasia dari isyarat yang ilmiah yang ada, akan

menambah keimanan manusia walaupun sebelumnya mereka

memang telah beriman.

Sebagaimana dikatakan oleh ilmuan muslim termasyhur Al-

Bairuni, “Penglihatan mengatakan apa yang kita lihat dengan tanda-

tanda kebijaksanaan Ilahi dalam penciptaan dan menyimpulkan

adanya Sang Pencipta”.24 Sejalan dengan hal tersebut, filosof Ibnu

Sina juga mengatakan:

Pada dirinya alam adalah mumkin al-wujud artinya wujud-

wujud yang mungkin, dan dengan itu dia maksudkan sebagai

wujud potensial. Jadi dalam pandangannya bahwa alam

hanyalah sebuah potensi bukan aktualitas, dan karena itu

belum lagi memiliki realitas seperti yang kita lihat sekarang.

22 Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta: Konsepsi Islam tentang

Jagat Raya, (Jakarta: Lentera Basritama, 2002), h. 102. lihat juga di Abd. Rachman

Assegaf, Studi Islam Kontekstual: Elaborasi Paradigma Baru Muslim Kaffah,

(Yogyakarta: Gama Media, 2005), h. 199 23 Muhammad Ahmad Khalafalah, Masyarakat Muslim Ideal: Tafsir Ayat-ayat

Sosial, terj. Hasbullah Syamsuddin, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), h. 130 24Ibid., h. 9

Page 12: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

40 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

Sebagai potensi, alam tidak bisa mewujudkan dirinya sendiri

oleh dirinya. Ia membutuhkan wujud lain yang senantiasa

aktual, yaitu Tuhan yang mandiri (al-ghani), untuk

keberadaannya.25

Pada masa modern ini, ketika wilayah ilmu pengetahuan

meluas dan banyak rahasia alam tersingkap, manusia mulai

mengenal banyak hakikat terkait dengan isyarat-isyarat Al-Qur’an

yang sebelumnya tidak ia ketahui. Manusia menjadi bertambah

dekat dengan isyarat-isyarat tersebut.26

Jadi, jika seorang ilmuan mendekati alam dengan iman

kepada Tuhan, imannya akan diperkuat oleh kegiatan ilmiahnya.

Jika tidak demikian, kajian alam tidak dengan sendirinya akan

membawa kepada Tuhan. Keyakinan religius bisa memberikan

motivasi yang baik dengan kerja ilmiah.

Dengan pengetahuan ilmiah dapat memperluas cakrawala

keyakinan religius dan bahwa perspektif keyakinan religius dapat

memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta.27

Kajian tentang alam direkomendasikan untuk menemukan

pola-pola Tuhan di alam semesta dan memanfaatkannya demi

kemaslahatan umat manusia. Intizharakan melahirkan teori-teori

baru, kemudian menghasilkan teknologi sebagai penerapan sains

secara sistematis untuk mengubah / rnempengaruhi alam materi di

25 Mulyadi Kartanegara, Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik,

(Bandung: Arasy Mizan Pustaka bekerjasama dengan UIN Jakarta Press, 2005), h. 34-

35 26 Muhammad Quthb, Fenomena Kalam Ilahi: Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an,

(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2005), h. 222 27 John F. Haught, Perjumpaan Sains dan Agama: Dari Konflik ke Dialog,

(Bandung: Mizan, 2004), h. 19

Page 13: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 41

Zainal Abidin

sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia.

Teknologi pembuatan mesin, pembuatan obat-obatan, pembuatan

beraneka ragam bahan, termasuk bahan makanan, dan sebagainya

adalah hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu

kealaman yang sesuai.

Muhammad Iqbal pernah mengungkapkan, ketika ia

menyadari dampak negatif perkembangan ilmu dan teknologi.

Katanya; kemanusiaan saat ini membutuhkan tiga hal, yaitu

penafsiran spritual atas alam raya, emansipasi spritual atas individu,

dan satu himpunan asas yang dianut secara universal yang akan

menjelaskan evolusi masyarakat manusia atas dasar spiritual.

Dengan demikian pendidikan Islam, untuk menetralkan

pengaruh teknologi yang menghilangkan kepribadian, harus

menggali nilai- nilai keagamaan dan spiritual. Dan dengan

mengintegrasikan agama dengan ilmu kealaman merupakan cara

yang tepat menuju kemudahan dan kesejahteraan bagi umat

manusia.

Selanjutnya, dari beberapa pembahasan di atas, terdapat

beberapa pernyataan yang bisa disimpulkan. Antara lain:

a. Ajaran Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ayat-

ayat Al-Quran banyak sekali memberi motivasi untuk

intizhar/ meneliti, baik secara tersurat atau tersirat.

b. Pengembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu

alam secara khusus, sejalan dengan ajaran Islam yang

Page 14: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

42 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

menginginkan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat

manusia.

c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu alam yang

bertujuan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tanpa

menghiraukan kepentingan orang lain, bertentangan dengan

tujuan ajaran Islam.

4. Integrasi Islam dengan Fisika

Fisika adalah ilmu yang menyelidiki fenomena-fenomena

benda tak bernyawa. Diantara filosof muslim yang berjasa dalam

bidang ini adalah al-Kindi, al-Biruni, al-Nazzam, al-Baqillani,

Mulla Shadra, dan masih banyak lagi. Beberapa ayat yang berkaitan

dengan materi fisika diantaranya: Listrik (QS. Nur: 35); Atmosfer

(QS.Fushshilat: 12); energy panas (QS. Yasin: 80; QS. Waqi'ah: 71-

73; QS. Thaha: 10; QS. al-Naml: 7); neraca dan pengukuran (QS.

al-An'am: 152; QS. al-A'raf: 85; QS. alSyura: 17); gelombang suara

(QS. al-Kahfi: 26; QS. Saba': 50); dunia warna (QS. Fathir: 27-28;

QS. al-An'am: 99).

Sebagai suatu contoh elaborasi integrasi Islam dengan Fisika

seperti dalam menjelaskan gerakan matahari, bulan, serta bumi

terus berlangsung tanpa sedikitpun bersinggungan dengan

kehidupan kita. Semua fenomena ini terjadi untuk memberikan

kehidupan di muka bumi dan aneka kemungkinan yang terjadi.

Bumi mengitari matahari pada sudut kemiringan 23 derajat dan 27

menit. Musim silih berganti di bumi berkat kemiringan ini yang

padanya bergantung pula sistem pertumbuhan tanaman. Kecepatan

rotasi bumi di sumbunya mencapai 1.670 km/jam. Apabila bumi

Page 15: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 43

Zainal Abidin

tidak melakukan rotasi, permukaannya yang menghadap matahari

akan terus-menerus terpapar cahaya matahari, sementara bagian

belakangnya akan selalu berada pada kegelapan. Jika keadaannya

semacam itu, maka kehidupan makhluk hidup di dunia ini tidak

akan ada. Telah disebutkan dalam QS. Al-Anbiya': 33 dan QS.

Yasin: 40 dengan terjemah sebagai berikut:

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,

matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis

edarnya”. QS. Al-Anbiya': 33

“Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan, dan malam pun

tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada

garis edarnya. QS. Yasin:40”

Semua gerakan matahari, bulan, dan bumi, terus berlangsung

dalam keselarasan yang sempurna. Segala sesuatunya diatur dengan

demikian hebatnya. Bahkan Yupiter, planet terbesar dalam tata

surya, menyumbang manfaat untuk kehidupan ini. Astronom

George Wetherill dalam artikelnya tentang Yupiter, mengatakan

bahwa andai di sana tidak ada planet yang besarnya sama dengan

Yupiter, bumi akan mendapatkan ribuan kali paparan meteor dan

komet. Kemanapun menghadap, kita melihat penghitungan luar

biasa yang demikian terperinci dan merupakan karya seni. Sang

Pencipta menyajikan bukti, betapa Dia Maha kuasa, Maha

mengetahui, serta Maha Penyayang di alam semesta.28

5. Integrasi Islam dengan Kimia

28Caner Taslaman, Miracle of The Quran: Keajaiban al-Quran Mengungkap

Penemuan Penemuan Ilmiah Modern (Bandung: Mizan, 2010), h. 74.

Page 16: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

44 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

Dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang berhubungan

dengan kimia diantaranya Air/Hidrogen (QS. al-Anbiya': 30);

Partikel atom & subatom (QS. Saba':3; QS. al-Furqan: 2); reaksi

kimiawi pada fenomena batubatuan (QS. al-Baqarah: 74; QS. al-

A'raf: 58); logam mulia (QS. aliImran: 14; QS. al-Taubah: 34); besi

(QS. al-Hadid: 25; QS. al-Isra': 51, QS. Saba': 10-11; QS. Ibrahim:

50).

Sebagai suatu contoh elaborasi integrasi Islam dengan Kimia

seperti Air (atom H) ternyata makhluk pertama yang muncul

bersama Helium (atom He) di jagad raya ini. Air memiliki banyak

fungsi bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya. Sebagian besar

tubuh manusia juga tersusun oleh air. Hal ini sebagai mana yang

telah disebutkan Allah dalam QS. al-Anbiya': 30,

“dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui

bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu

yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan

dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka

Mengapakah mereka tiada juga beriman?”.

Air adalah pelarut yang mengagumkan, senyawa yang sangat

mantap dan sumber energi yang dahsyat. Air memiliki sifat harus

bersatu dengan sesamanya. Air juga memiliki sifat yang unik, yang

disebut anomali air.29 Keajaiban lain yang dimiliki air adalah daya

kapiler. Air juga dapat merespon semua pesan manusia, baik pesan

29Anomali air contohnya, ketika benda lain mengerut saat dibekukan, air justru

mengembang dan menjadi lebih ringan serta mengapung dengan sesamanya. Daya

kapiler dicontohkan bahwa air dapat memanjat dari tanah hingga ke pucuk dedaunan.

Page 17: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 45

Zainal Abidin

positif maupun negatif.30Getaran air merambat ke 75% molekul air

di tubuh manusia, sehingga mempengaruhi perilakunya. Pantaslah

jika seorang kyai dengan medium air putih yang didoakan dapat

menyembuhkan penyakit kronis seperti kanker. Air yang bermuatan

doa bisa menyembuhkan tubuh dan jiwa dari penyakit. Air di otak

dan tubuh manusia akan beresonansi atas pesan-pesan positif.

Pikiran dan ucapan melahirkan getaran (vibrasi) yang bisa

mengubah susunan molekul-molekul benda. Doa dan dzikir yang

khusyuk dan terfokus, akan mempunyai kekuatan dahsyat untuk

mengubah apapun dengan izin Allah.31

C. Penutup

Berbagai penjelasan di atas dapat kita petik pemahanan bahwa

Al-Qur'an adalah bersifat Universal. Kalam Allah (Al-Qur'an) dalam

pandangan Islam dibagi menjadi dua. Pertama, yang menjelaslakan

langsung dengan kitab-Nya disebut kalam Qauliyyah dankedua tanda-

tanda yang ditemukan dengan cara penalaran logis (akal), empiris dan

lain sebagainya dinamakan dengan kalam kauniyyah.

Dikotomi ilmu yang selama ini selalu diperdebatkan dikalangan

yang berbeda pandangan tentang ilmu, ilmu Islam dan ilmu umum

30Seorang nonmuslim bernama Masaru Emoto dari Yokohama Municipal

University Jepang, telah mengadakan penelitian mendalam tentang air. Dalam buku

pertamanya yang berjudul The Hidden Messages of Water, dia melakukan beberapa

percobaan dan memberinya rangsang dengan berbagai jenis pesan dan perasaan.

Setelah dibekukan dan membentuk Kristal, air kemudian difoto dengan teknologi

tinggi. Hasilnya sangat mengagumkan. Air dapat merespon semua pesan manusia,

dengan wujud Kristal-kristal dalam air. Lihat Agus Haryo Sudarmojo, Menyibak

Rahasia Sains Bumi dalam al-Quran (Bandung: Mizania,2008), h. 133. 31Ibid., h. 138.

Page 18: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

46 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

sebenarnya dapat kita selesaikan dengan menempatkan dan

memposisikan Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber ilmu bukan sebagai

ilmu.

Adapun bentuk formulasi integrasi sains dan Islam dapat kita

wujudkan dengan cara: menjadikan kitab suci sebagai basis atau

sumber utama ilmu, memperluas batas materi kajian Islam &

menghindari dikotomi ilmu, dan menelusuri ayat-ayat dalam al-Qur’an

yang berbicara tentang sains (fisika dan Kimia).

Page 19: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 47

Zainal Abidin

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mattulada, A., 1991, Ilmu-ilmu Kemanusiaan (Humaniora) Tantangan,

harapan-harapan Dalam Pembangunan, t.k.p: Unhas.

Assegaf, Abd. Rachman, 2005, Studi Islam Kontekstual: Elaborasi

Paradigma Baru Muslim Kaffah, Yogyakarta: Gama Media.

Baiquni, A., 1983, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, Jakarta:

Penerbit Pustaka.

Ruswantoro, Alim, 2017, Paradigma Keilmuan UIN Yogyakarta”

dalam M. Yusuf dan Mustofa (ed.), Mengukir Prestasi di Jalur

Khusus, Yogyakarta: Penerbit Pendi Pontren Depag RI,

Baharuddin, et, al, 2011, Dikotomi Pendidikan Islam; Historisitas dan

implikasi pada masyarakat Islam,Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Taslaman, Caner, 2010, Miracle of The Quran: Keajaiban al-Quran

Mengungkap PenemuanPenemuan Ilmiah Modern, Bandung:

Mizan.

Departemen Agama Republik Indonesia, 1989, Al-Qur’an dan

Terjemahannya Bandung: Gema Risalah Press.

Hasbi Indra, 2005, Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, Jakarta:

Ridamulia.

Imam Syafi’i, 2000, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an:

Telaah Pendekatan Filsafat Ilmu, Yogyakarta: UII Press.

Page 20: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

48 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017

Jasa Ungguh Muliawan, 2005, Pendidikan Islam Integratif: Upaya

Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan

Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

John M. Echlos dan Hassan Shadily, 2003, Kamus Inggris-Indonesia,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

John F. Haught, 2004, Perjumpaan Sains dan Agama: Dari Konflik ke

Dialog, Bandung: Mizan.

Khoiron Rosyidi, 2004, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Maurice Bucaille, 2001, Bibel, Al-Qur’an dan Sains Modern, terj.

Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang.

M. Zainuddin, 2008, Paradigma Pendidikan Terpadu: Menyiapkan

Generasi Ulul Albab, Malang: UIN Malang Press.

Mehdi Golshani, 2004, Melacak Jejak Tuhan dalam Sains: Tafsir Islami

atas Sains, Bandung: Mizan.

Muhammad Ahmad Khalafalah, 2008, Masyarakat Muslim Ideal:

Tafsir Ayat-ayat Sosial, terj. Hasbullah Syamsuddin,

Yogyakarta: Insan Madani.

Muhammad Quthb, 2005, Fenomena Kalam Ilahi: Bukti Kemukjizatan

Al-Qur’an, Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Mujamil, 1993, Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Manusia, Solo:

Ramadhani.

Page 21: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

Integrasi Islam dengan Fisika dan Kimia | 49

Zainal Abidin

Mulyadi Kartanegara, 2005, Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi

Holistik, (Bandung: Arasy Mizan Pustaka bekerjasama dengan

UIN Jakarta Press.

Murtadha Muthahhari, 2002, Manusia dan Alam Semesta: Konsepsi

Islam tentang Jagat Raya, Jakarta: Lentera Basritama.

Zanzawi Soejati, Sains dan Teknologi dalam Perspektif Al-Qur’an,

dalam Yunahar Ilyas (ed.), Pendidikan dalam Perspektif Al-

Qur’an, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam.

Page 22: INTEGRASI ISLAM DENGAN FISIKA DAN KIMIA

50 | Jurnal Al-Afkar

Vol. V, No. 2, Oktober 2017