integral dan persamaan diferensial · pdf filejika bilangan n ≠−1, maka integral dari...
TRANSCRIPT
Integral danPersamaan Diferensial
Sudaryatno Sudirham
Bahan Kuliah Terbuka
dalam format pdf tersedia di
www.buku-e.lipi.go.id
dalam format pps beranimasi tersedia di
www.ee-cafe.org
Bahasan akan mencakup
1. Integral Tak Tentu2. Integral Tentu3. Persamaan Diferensial
1. Integral Tak Tentu
Misalkan dari suatu fungsi f(x) yang diketahui, kita diminta untuk mencari suatu fungsi y sedemikian rupa sehingga dalam rentang nilai x
tertentu, misalnya a< x < b, dipenuhi persamaan
)(xfdx
dy =
Persamaan yang menyatakan turunan fungsi sebagai fungsi x seperti inidisebut persamaan diferensial.
036
652
222
2
2
=++
++=
yxdx
dyxy
dx
yd
xxdx
dy
Contoh persamaan diferensial
Pengertian-Pengertian
)(xFy =Suatu fungsi dikatakan merupakan solusi dari persamaan diferensial jika dalam rentang tertentu ia dapat diturunkan dan dapat
memenuhi
)()(
xfdx
xdF =
)(xfdx
dy =Tinjau persamaan diferensial
[ ]0
)()()( +=+=+dx
xdF
dx
dK
dx
xdF
dx
KxFdKarena maka
KxFy += )(fungsi juga merupakan solusi
Integrasi ruas kiri dan ruas kanan memberikan secara umum
KxFdxxf +=∫ )()(
dxxfxdF )()( =
Jadi integral dari diferensial suatu fungsi adalah fungsi itu sendiri ditambah suatu nilai tetapan. Integral semacam ini disebut integral tak
tentu di mana masih ada nilai tetapan K yang harus dicari
)()(
xfdx
xdF =
dapat dituliskan
45xdx
dy =
dxxdy 45=
dxxxd 45 5)( =
Kxxddxxy +=== ∫∫ 554 )(5
Cari solusi persamaan diferensial
ubah ke dalam bentuk diferensial
Kita tahu bahwa
Contoh:
oleh karena itu
Carilah solusi persamaan
yxdx
dy 2=
Contoh:
dxyxdy 2= kelompokkan peubah sehinggaruas kiri dan kanan mengandung
peubah berbedadxxdyy 22/1 =−
( ) dyyyd 2/12/12 −= dxxxd 23
3
1 =
( )
= 32/1
3
12 xdyd
Jika kedua ruas diintegrasi
23
12/1
3
12 KxKy +=+
KxKKxy +=−+= 312
32/1
3
1
3
12
Dalam proses integrasi seperti di atas terasa adanya keharusan untuk memiliki kemampuan menduga jawaban. Beberapa hal tersebut di bawah ini
dapat memperingan upaya pendugaan tersebut.
Kydy +=∫
1. Integral dari suatu diferensial dy adalah y ditambah konstanta K.
∫∫ = dyaady
2. Suatu konstanta yang berada di dalam tanda integral dapat dikeluarkan
1 jika ,1
1−≠+
+=
+
∫ nKn
ydyy
nn
3. Jika bilangan n ≠ −1, maka integral dari yndy diperoleh dengan menambah pangkat n dengan 1 menjadi (n + 1) dan membaginya dengan (n + 1).
Penggunaan Integral Tak Tentu
Dalam integral tak tentu, terdapat suatu nilai K yang merupakan bilangan nyata sembarang.
Ini berarti bahwa integral tak tentu memberikan hasil yang tidak tunggal melainkan banyak hasil yang tergantung dari berapa nilai yang
dimiliki oleh K.
kurva 210xy =adalah kurva bernilai tunggal
50
100
-5 -3 -1 1 3 5x
y = 10x2
y
50
100
-5 -3 -1 1 3 5
K1
K2
K3
yi = 10x2 +Ki
y
x
Kxdxx +=∫ 2
310
3
10kurva
adalah kurva bernilai banyak
Dalam pemanfaatan integral tak tentu, nilai K diperoleh dengan menerapkan apa yang disebut sebagai syarat awal atau kondisi awal.
Kecepatan sebuah benda bergerak dinyatakan sebagai
30 =sPosisi benda pada waktu t = 0 adalah ; tentukanlah posisi benda pada t = 4.
Contoh:
tatv 3==kecepatan percepatan waktu
dt
dsv =Kecepatan adalah laju perubahan jarak,
dt
dva =Percepatan adalah laju perubahan kecepatan,
.
vdtds =
∫ +=+== KtKt
atdts 22
5,12
3
274 =ssehingga pada t = 4 posisi benda adalah
K+= 03 3=KKondisi awal: pada t = 0, s0 = 3 35,1 2 += ts
Luas Sebagai Suatu Integral
Luas Sebagai Suatu Integral
)(xfy =Kita akan mencari luas bidang yang dibatasi oleh suatu kurvasumbu-x, garis vertikal x = p, dan x = q.
Contoh:y = f(x) =2
y
x0
2
p x x+∆x q
Apx ∆Apx
)(2 xfx
Apx ==∆
∆atau
2)(lim0
===∆
∆→∆
xfdx
dA
x
A pxpx
xKxdxdAA pxpx +=== ∫∫ 22
Kondisi awal (kondisi batas) adalah Apx = 0 untuk x = p
Kp += 20 pK 2−=atau
xApx ∆=∆ 2
pxApx 22 −= )(222 pqpqApq −=−=
Kasus fungsi sembarang dengan syarat kontinyu dalam rentang qxp ≤≤
p x x+∆x q
y
x
y = f(x)
0
f(x)f(x+∆x )
Apx ∆Apx
∆Apx bisa memiliki dua nilai tergantung dari pilihan
∆Apx = f(x)∆x atau ∆Apx = f(x+∆x)∆x
xxxfxxfxxfApx ∆∆+≤∆≤∆=∆ )()()( 0
x0 adalah suatu nilai x yang terletak antara x dan x+∆x
Jika ∆x → 0: )(lim0
xfdx
dA
x
A pxpx
x==
∆
∆
→∆KxFdxxfdAA pxpx +=== ∫∫ )()(
] qppq xFpFqFA )()()( =−=
2. Integral Tentu
Integral tentu merupakan integral yang batas-batas integrasinya jelas.
Konsep dasar integral tentu adalah luas bidang yang dipandang sebagai
suatu limit.
p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0
Bidang dibagi dalam segmen-segmen
Luas bidang dihitung sebagai jumlah luas
segmen
p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0 p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0
Luas tiap segmen dihitung
sebagai f(xk)×∆xk
Luas tiap segmen dihitung
sebagai f(xk+∆x)×∆xk
Ada dua pendekatan dalam menghitung luas segmen
kkkkkk xxxfxxfxxf ∆∆+≤∆≤∆ )()()( 0
k
n
kk
n
kkk
n
kkk xxxfxxfxxf ∆∆+≤∆≤∆ ∑∑∑
=== 110
1
)()()(
Jika ∆xk → 0 ketiga jumlah ini mendekatisuatu nilai limit yang sama
p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0 p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0
Luas tiap segmen dihitungsebagai f(xk)×∆xk
Luas tiap segmen dihitungsebagai f(xk+∆x)×∆xk
Jika x0k adalah nilai x di antara xk dan xk+1 maka
Nilai limit itu merupakan integral tentu
∫=q
ppq dxxfA )(
] )()()()( pFqFxFdxxfA qp
q
ppq −=== ∫
p x2 xk xk+1 xn q
y
x
y = f(x)
0
Luas bidang menjadi
Luas Bidang
Apx adalah luas bidang yang dibatasi oleh y=f(x) dan sumbu-x dari p sampaix, yang merupakan jumlah luas bagian yang berada di atas sumbu-x dikurangi
dengan luas bagian yang di bawah sumbu-x.
Definisi
xxy 123 −=Luas antara dan sumbu-x dari x = −3 sampai x = +3.
Contoh:
xxy 123 −=
-20
-10
0
10
20
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4x
75,33)5425,20(0
64
)12(
0
3
240
3
3
=−−−=
−=−=
−−∫ x
xdxxxAa
75,33)0(5425,20
64
)12(
3
0
243
0
3
−=−−=
−=−= ∫ x
xdxxxAb
5,67)755,33(75,33 =−−=−= bapq AAA
Contoh di atas menunjukkan bahwa dengan definisimengenai Apx, formulasi
( )))()( pFqFdxxfAq
p−== ∫
tetap berlaku untuk kurva yang memiliki bagian baik di atas maupun di bawah sumbu-x
p
q
y
xA4
A1
A2
A3
y = f(x)
( )))()( pFqFdxxfAq
ppq −== ∫
4321 AAAAApq +−+−=
Luas Bidang Di Antara Dua Kurva
)(11 xfy = )(22 xfy =berada di atas
p q
y
x0
y1
y2
x x+∆x
∆Apx
{ } xxfxfAA pxsegmen ∆−=∆= )()( 21
Rentang qxp ≤≤dibagi dalam n segmen
{ }∑∑∆−=
=∆−=
xqx
px
n
segmen xxfxfA )()( 211
jumlah semua segmen:
{ }∫∑ −==∞→ q
p
n
segmenpq dxxfxfAA )()(lim 211
Dengan membuat n menuju tak hingga sehingga ∆x menuju nol kita sampai pada suatu limit
{ } ] 30)12(186)2(4( 32
3
2=−−==−−= +
−+
−∫ xdxApq
41 =y 22 −=yJika dan
berapakah luas bidang antara y1 dan y2
dari x1 = p = −2 sampai x2 = q = +3.
Contoh:
21 xy = 42 =yJika dan
berapakah luas bidang yang dibatasi oleh y1 dan y2.
Contoh:
Terlebih dulu kita cari batas-batas integrasi yaitu nilai x pada perpotongan antara y1 dan y2.
2 ,24 212
21 ==−==⇒=→= qxpxxyy
3
32
3
16
3
16
3
88
3
88
34)4(
2
2-
32
2
2
=−−=
−−−−
−
−=−= ∫−
xxdxxApq
0
2
4
-2 -1 0 1 2
y2
y1y2
di atas y1
y
x
221 +−= xy xy −=2Jika dan
berpakah luas bidang yang dibatasi oleh y1 dan y2.
Contoh:
Batas integrasi adalah nilai x pada perpotongan kedua kurva
22
811 ;1
2
811
02atau 2
2
2
2
1
2221
=−
+−−==−=−
++−==
=++−−=+−→=
qxpx
xxxxyy
5,4 22
1
3
142
3
8
223
)2(
2
1
232
1
2
=
−+−−−
++−=
++−=++−=
−−∫ x
xxdxxxApq
-4
-2
0
2
4
-2 -1 0 1 2
y1 di atas y2
y1
y2
y
x
Sebuah piranti menyerap daya 100 W pada tegangan konstan 200V. Berapakah energi yang diserap oleh piranti ini selama 8 jam ?
Daya adalah laju perubahan energi. Jika daya diberi simbol p dan energi diberi simbol w, maka
yang memberikan dt
dwp = ∫= pdtw
[kWh]hour Watt kilo 8,0
[Wh]r Watt.hou800100 10080
8
0
8
0
=
==== ∫∫ tdtpdtw
Penerapan Integral
Contoh:
Perhatikan bahwa peubah bebas di sini adalah waktu, t. Kalau batas bawah dari waktu kita buat 0, maka batas atasnya adalah 8, dengan satuan jam. Dengan demikian maka energi yang diserap selama 8 jam adalah
dt
dqi = ∫= idtq
coulomb 625,02
25,1
2
05,005,0
5
0
5
0
25
0===== ∫∫ ttdtidtq
Arus yang melalui suatu piranti berubah terhadap waktu sebagai i(t) = 0,05 t ampere. Berapakah jumlah muatan yang dipindahkan melalui piranti ini antara t = 0 sampai t = 5 detik ?
sehingga
Jumlah muatan yang dipindahkan dalam 5 detik adalah
Contoh:
Arus i adalah laju perubahan transfer muatan, q.
Volume Sebagai Suatu Integral
Berikut ini kita akan melihat penggunaan integral untuk menghitung volume.
Balok
∆x
Jika A(x) adalah luas irisan di sebelah kiri dan A(x+∆x) adalah luas irisan di sebelah kanan
maka volume irisan ∆V adalah
xxxAVxxA ∆∆+≤∆≤∆ )()(
Volume balok V adalah ∑ ∆=q
p
xxAV )(
luas rata-rata irisan antara A(x) dan A(x+∆x).
Apabila ∆x cukup tipis dan kita mengambil A(x) sebagai pengganti maka kita memperoleh pendekatan dari nilai V, yaitu: ∑ ∆≈
q
p
xxAV )(
Jika ∆x menuju nol dan A(x) kontinyu antara p dan q maka : ∫∑ =∆=
→∆
q
p
q
pox
dxxAxxAV )()(lim
Rotasi Bidang Segitiga Pada Sumbu-x
y
x
∆x
O Q
P
A(x) adalah luas lingkaran dengan jari-jari r(x); sedangkan r(x) memiliki persamaan garis OP.
[ ] ∫∫∫ π=π==hhh
dxxmdxxrdxxAV0
22
0
2
0)()(
m : kemiringan garis OP h : jarak O-Q.
3
3
PQ/OQ)(
32
3232
kerucuth
rhhm
V π=π=π=
Jika garis OP memotong sumbu-y makadiperoleh kerucut terpotong
Rotasi Bidang Sembarang
y
x
∆x
0 a b
f(x)
( ) ( )22 )()()( xfxrxA π=π=
( )∫ π=b
adxxfV 2)(
Rotasi Gabungan Fungsi Linier
Fungsi f(x) kontinyu bagian demi bagian. Pada gambar di samping initerdapat tiga rentang x dimana fungsi linier kontinyu. Kita dapat menghitung volume total sebagai jumlah volume dari tiga bagian.
y
x
∆x
0 a b
f2(x)f1(x)
f3(x)
3. PersamaanDiferensial Orde-1
Pengertian
Persamaan diferensial diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menurut jenis atau tipe: ada persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Jenis yang kedua tidak termasuk pembahasan di sini, karena kita hanya meninjau fungsi dengan satu peubah bebas.
2. Menurut orde: orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi turunan fungsi yang ada dalam persamaan.
3. Menurut derajat: derajat suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari turunan fungsi orde tertinggi.
xex
y
dx
yd
dx
yd =+
+
+
12
5
2
22
3
3
Contoh:
adalah persamaan diferensial biasa, orde tiga, derajat dua.
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan di mana terdapat satu atau lebih turunan fungsi.
Solusi
Suatu fungsi y = f(x) dikatakan merupakan solusi dari suatu persamaan diferensial jika persamaan tersebut tetap terpenuhi dengan digantikannya y dan turunannya dalam persamaan tersebut oleh f(x) dan turunannya.
0=+− −− xx keke
xkey −= 0=+ ydt
dyadalah solusi dari persamaan
xkey −=xke
dt
dy −−=karena turunan adalah
dan jika ini kita masukkan dalam persamaan akan kita peroleh
Contoh:
Persamaan terpenuhi.
Pada umumnya suatu persamaan orde n akan memiliki solusi yang mengandung n tetapan sembarang.
Persamaan Diferensial Orde Satu Dengan Peubah Yang
Dapat Dipisahkan
Pemisahan Peubah
Jika pemisahan peubah ini bisa dilakukan maka persamaandiferensial dapat kita tuliskan dalam bentuk
0)()( =+ dxxgdyyf
Apabila kita lakukan integrasi, kita akan mendapatkan solusi umum dengan satu tetapan sembarang K, yaitu
∫∫ =+ Kdxxgdyyf ))()(
Suku-suku terbentuk dari peubah yang berbeda
yxedx
dy −=
0=− dxedye xy
y
x
e
e
dx
dy =Persamaan ini dapat kita tuliskan
yang kemudian dapat kita tuliskan sebagaipersamaan dengan peubah terpisah
Kee xy =− Kee xy +=sehingga atau
Contoh:
Kdxedye xy =− ∫∫Integrasi kedua ruas memberikan:
Contoh:xydx
dy 1=
0=−x
dxydy
Kx
dxydy =− ∫∫
Pemisahan peubah akan memberikan bentuk
Kxy =− ln2
2
Kxy ′+= 2ln
atau
x
dxydy = atau
Integrasi kedua ruas:
Persamaan Diferensial Homogen Orde Satu
Persamaan Diferensial Homogen Orde Satu
Suatu persamaan disebut homogen jika ia dapat dituliskan dalam bentuk
=x
yF
dx
dy
Ini dapat dijadikan sebagai peubah bebas baru
x
yv =
vxy =
dx
dvxv
dx
dy +=)(vFdx
dvxv =+
0)(
=−
+vFv
dv
x
dx
Pemisahan peubah:
yang akan memberikan
dan
vvFdx
dvx −= )(
x
dx
vvF
dv =−)(
atau:
Contoh: 02)( 22 =++ xydydxyx
02)1(2
22 =++ xydydx
x
yxUsahakan menjadi homogen
dyx
ydx
x
y2)1(
2
2−=+
)/()/(2
)/(1 2xyF
xy
xy
dx
dy =+−=
Peubah baru v = y/x
vxy =
dx
dvxv
dx
dy += v
v
dx
dvxv
2
1 2+−=+
v
v
v
vv
dx
dvx
2
31
2
1 22 +−=+−−=
x
dx
v
vdv −=+ 231
2 031
22
=+
+v
vdv
x
dxPeubah terpisah atau
)(2
1 2vF
v
v
dx
dy =+−=
Kita harus mencari solusi persamaan ini untuk mendapatkanv sebagai fungsi x.
031
22
=+
+v
vdv
x
dx
dx
xd
x
)(ln1 =
)6(31
1
)31(
)31(
)31ln()31ln(2
2
2
22v
vdv
vd
vd
vd
dv
vd
+=+
++=+Kita coba hitung
KKvx ′==++ ln3
1)31ln(
3
1ln 2
0)31ln(
3
1 2=++ dv
dv
vd
x
dx
KKvx ′==++ ln)31ln(ln3 2
Kvx ′=+ )31( 23
( ) Kxyx ′=+ 23 )/(31 ( ) Kyxx ′=+ 22 3
Suku ke-dua ini berbentuk 1/x dan kita tahu bahwa
Hasil hitungan ini dapat digunakan untuk mengubahbentuk persamaan menjadi
Integrasi ke-dua ruas:
Persamaan Diferensial Linier Orde Satu
Dalam persamaan diferensial linier, semua suku berderajat satu atau nol
P dan Q merupakan fungsi x atau tetapan
Pembahasan akan dibatasi pada situasi dimana P adalah suatu tetapan. Hal ini kita lakukan karena pembahasan akan langsung dikaitkan dengan
pemanfaatan praktis dalam analisis rangkaian listrik.
Persamaan diferensial yang akan ditinjau dituliskan secara umum sebagai
)(tfbydt
dya =+
Dalam aplikasi pada analisis rangkaian listrik, f(t) tidak terlalu bervariasi. Mungkin ia bernilai 0, atau mempunyai bentuk sinyal utama yang hanya ada tiga, yaitu anak tangga, eksponensial, dan sinus. Kemungkinan lain adalah bahwa ia
merupakan bentuk komposit yang merupakan gabungan dari bentuk utama.
QPydx
dy =+Oleh karena itu persamaan diferensial orde satu yang juga linier dapat kita tuliskan dalam bentuk
Persamaan diferensial linier orde satu seperti ini biasa kita temui pada peristiwa transien (atau peristiwa peralihan) dalam rangkaian listrik.
Cara yang akan kita gunakan untuk mencari solusi adalah cara pendugaan
Persamaan diferensial linier mempunyai solusi total yang merupakan jumlah dari solusi khusus dan solusi homogen. Solusi khusus adalah
fungsi yang dapat memenuhi persamaan yang diberikan, sedangkan solusi homogen adalah fungsi yang dapat memenuhi persamaan
homogen
0=+ bydt
dya
Peubah y adalah keluaran rangkaian (atau biasa disebut tanggapan rangkaian) yang dapat berupa tegangan ataupun arus sedangkan nilai
a dan b ditentukan oleh nilai-nilai elemen yang membentuk rangkaian.
Fungsi f(t) adalah masukan pada rangkaian yang dapat berupa tegangan ataupun arus dan disebut fungsi pemaksa atau fungsi
penggerak.
Hal ini dapat difahami karena jika f1(t) memenuhi persamaanyang diberikan dan fungsi f2(t) memenuhi persamaan homogen,
maka y = (f1+f2) akan juga memenuhi persamaan yang diberikan,sebab
( )
0
)(
11
22
11
2121
++=+++=
+++=+
bfdt
dfabf
dt
dfabf
dt
dfa
ffbdt
ffdaby
dt
dya
Jadi y = (f1+f2) adalah solusi dari persamaan yang diberikan, dan kita sebut solusi total. Dengan kata lain solusi total adalah jumlah
dari solusi khusus dan solusi homogen.
Solusi Homogen
Persamaan homogen 0=+ bydt
dya
Jika ya adalah solusinya maka
0=+ dta
b
y
dy
a
a
Integrasi kedua ruas memberikan
Kta
bya =+ln
sehingga
Kta
bya +−=ln
taba
Kta
b
a eKey )/(−+−==
Inilah solusi homogen
)(tfbydt
dya p
p =+
Bentuk f(t) ini menentukan bagaimana bentuk yp.
tKtKytAtftAtf
KeyAetf
KyAtf
ytf
scp
tp
t
p
p
ω+ω=→ω=ω=
==→==
==→==
=→=
αα
sincos cos)(atau , sin)( Jika
aleksponensi al,eksponensi)( Jika
konstan konstan,)( Jika
00)( Jika
Jika solusi khusus adalah yp , maka
Dugaan bentuk-bentuk solusi yp yang tergantung dari f(t) inidapat diperoleh karena hanya dengan bentuk-bentuk sepertiitulah persamaan diferensial dapat dipenuhi
Jika dugaan solusi total adalahtab
aptotal eKyy )/(−+=
Masih harus ditentukan melalui kondisi awal.
Dari suatu analisis rangkaian diperoleh persamaan
01000 =+ vdt
dv
Carilah solusi total jika kondisi awal adalah v = 12 V.
Contoh:
Persamaan ini merupakan persamaan homogen, f(t) = 0. Solusi khusus bernilai nol.
01000 =+ dtv
dv
Ktv +−= 1000ln
ta
Kt eKev 10001000 −+− ==
Penerapan kondisi awal: aK=12
Solusi total: V 12 1000tev −=
Contoh: Suatu analisis rangkaian memberikan persamaan
1210 3 =+− vdt
dv
Dengan kondisi awal v(0+) = 0 V , carilah tanggapan lengkap.
Solusi homogen: 010 3 =+−a
a vdt
dv0103 =+ dt
v
dv
a
a
taa eKv 1000−=
Solusi khusus: 12=pv karena f(t) = 12
Solusi total (dugaan):t
atotal eKv 100012 −+=
Penerapan kondisi awal: aK+= 120 12−=aK
Solusi total: V 1212 1000ttotal ev −−=
Contoh:
tvdt
dv10cos1005 =+
Pada kondisi awal v = 0 V, suatu analisis transien
menghasilkan persamaan
Carilah solusi total.
Solusi homogen: 05 =+ aa v
dt
dv05 =+ dt
v
dv
a
a
Ktva =+ 5ln taa eKv 5−=
Solusi khusus: tAtAv scp 10sin10cos +=
ttAtAtAtA scsc 10cos10010sin510cos510cos1010sin10 =+++−
ttAtA cs 10cos10010cos510cos10 =+ 100510 =+ cs AA
010sin510sin10 =+− tAtA sc 0510 =+− sc AA
8=sA 4=cA
Solusi total (dugaan): taeKttv 510sin810cos4 −++=
Penerapan kondisi awal: aK+= 40 4−=aK
Solusi total : tettv 5410sin810cos4 −−+=
Bahan Kuliah Terbuka
Integral danPersamaan Diferensial
Sudaryatno Sudirham