instrumen+evaluasi+plpbk
DESCRIPTION
instrumenTRANSCRIPT
INSTRUMEN 1TABEL EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK LOKASI PILOT
Petunjuk Pengisian1.2. Kolom PEDOMAN PELAKSAAN PLPBK (A-C) memuat TAHAPAN, KEGIATAN BESAR, HASIL (sebagaimana terdapat dalam buku Pedoman Pelaksaan PLPBK) merupakan acuan (indikator pembanding) untuk melihat realisasi pelaksanaan PLPBK di lapangan.
3.Kolom KEGIATAN YG DILAKSANAKAN (D), silahkan diisi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka implementasi KEGIATAN BESAR seperti rapat-rapat, pembuatan spanduk, pembuatan website, lomba gambar, dsb. Berbagai detail kegiatan ini akan 'dibunyikan' sebagai kreativitas dan inovasi pendamping dan masyarakat dalam menjalankan program
4.
5.
6. Kolom PELAKU YANG TERLIBAT (J-AC), silahkan di ceklist pelaku yang mengikuti kegiatan tersebut. Di kolom URAIAN PENJELASAN (AD), silahkan diisi dengan, misalnya, mengapa ada pelaku yang mestinya hadir tapi tidak hadir, adakah pelaku yang dominan, peran penting pelaku tersebut, dsb.
7.Kolom PEMBELAJARAN PENTING (AD), silahkan diisi dengan berbagai pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut, misalnya, faktor pendorong dan penghambat, lingkungan (sosial, ekonomi, politik) yang mendukung kegiatan tersebut, upaya yang dilakukan mengatasi hambatan, hal-hal yang perlu diperbaiki jika ada kegiatan serupa di depan, dsb.
TAH
APAN
PEDOMAN PELAKSANAAN PLPBK R E A L I S A S I R E A L I S A S I
KEGIATAN BESAR HASIL
MENCAPAI HASIL SESUAI PEDOMAN (√) DURASI WAKTU PELAKSANAANPELAKU YANG TERLIBAT (√)
Pemda Pemerintah Kelurahan Warga, BKM, TIM Pelaksana Konsultan Pendamping
Detail Kegiatan Ya Tidak Uraian (Penjelasan) Hari Uraian (Penjelasan) TKPKD Dinas PJOK Lurah RW RT BKM KSM UP TIPP TPP TP TAPP TAP KMW
I. TAHAP P E R S I A P A N
Loka
kary
a or
ient
asi √ 1 √ √ √ √ √ √
√ 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sosi
alis
asi
Sosialisasi Massal √ 13 √ √ √ √ √ √ √ √
II. TAHAP PERENCANAAN PARTISIPATIF
Peng
orga
nisa
sian
& P
enge
mba
ngan
Mas
yara
kat
√ 12 √ √ √ √ √ √ √ √
Tersedia sejumlah relawan masyarakat √ 7 √ √ √ √ √ √
√ 1 √ √ √ √ √
√ 14 √ √ √ √ √ √
Responden instrumen 1 adalah SF PLPBK di masing-masing kelurahan/desa lokasi pilot. Silahkan mendiskusikan instrumen ini bersama pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program selama ini seperti Askot UP, BKM, TAPP, TAP, dll
Kolom MENCAPAI HASIL SESUAI PEDOMAN (E-G) memuat kesimpulan responden apakah berbagai Detail Kegiatan yang dilakukan mampu menyumbang pada pencapaian HASIL dari KEGIATAN BESAR sebagaimana tertulis dalam PEDOMAN PELAKSANAAN PLPBK. Silahkan di ceklist di kolom YA atau TIDAK. Silahkan juga ditambahkan di kolom URAIAN PENJELASAN (G) alasan kesimpulan Ya/Tidak, tingkat kepuasan terhadap hasil, ataupun HASIL lainnya yang mungkin tercapai.
Kolom DURASI WAKTU PELAKSANAAN (H-I), silahkan diisi dengan jumlah hari yang digunakan untuk melakukan KEGIATAN BESAR tersebut. Analisis yang akan dilakukan adalah membandingkan proporsi waktu yang digunakan untuk masing-masing TAHAPAN atau KEGIATAN BESAR. Sehingga kelihatan proporsi penggunaan waktu di masing-masing lokasi. Di kolom URAIAN PENJELASAN, silahkan diisi dengan, misalnya, frekuensi kegiatan, mengapa memerlukan durasi waktu yang lebih lama dari pedoman, kegiatan tersebut juga dilakukan di TAHAPAN berikutnya, dsb.
KEGIATAN YG DILAKSANAKAN
Tim Teknis
Staf Lurah
Warga Miskin
Lokakarya orientasi PLPBK tingkat
kota/kabupaten
Pemerintah kota/kab, tokoh kelompok strategis paham dan terjadi persamaan persepsi mengenai PLPBK Kesepakatan integrasi & sinkronisasi program di daerah dengan program PLPBK
Lokakarya PLPBK di Bappeda Kabupaten Sleman. Diikuti oleh Satker PBL Provinsi DIY, Pemda Kabupaten Sleman, TKPKD, SKPD, PJOK, Pemdes dan BKM se-Kabupaten Sleman
Pemda Kabupaten Sleman memberikan dukungan pelaksanaan PLPBK di Kabupaten Sleman dan membentuk tim teknis yang melaksanakan pendampingan di 2 lokasi pilot.
Dilaksanakan di aula Bappeda Kabupaten Sleman
Lokakarya orientasi PLPBK tingkat
kelurahan
Pemerintah kelurahan, tokoh kelompok strategis paham dan terjadi persamaan persepsi mengenai PLPBK Kesepakatan integrasi & sinkronisasi program di Kelurahan dengan program PLPBK
Lokakarya PLPBK di tingkat desa dihadiri oleh Camat, PJOK, Pemdes, BKM, Tokoh2 Masyarakat dan undangan dari perwakilan masing-masing pedukuhan
Hasil Lokakarya PLPBK di tingkat desa adalah untuk menyamakan persepsi dan pemahaman tentang PLPBK. Pemdes memberikan dukungan terhadap kegiatan PLPBK dengan memberikan fasilitas berupa ruang untuk sekretariat PLPBK dan memberikan dukungan teknis berupa fasilitas tempat untuk rapat dll.
Diadakan di aula Balai Desa Margokaton dan Balai Desa Margoagung
Tersosialisasinya kegiatan PLPBK di tingkat Kota/Kabupaten/Kecamatan/Kelurahan
Terselenggaranya kegiatan sosialisasi di tingkat masyarakat dengan menggunakan media sosialisasi berupa spanduk, leaflet dan media radio komunitas
Sosialisasi awal di tingkat desa diselenggarakan dengan kegiatan informal bertemu dengan Perangkat Desa dari Kepala Desa, Pedukuhan dan beberapa tokoh masyarakat.
Bentuk sosialisasi di awal ini lebih menggunakan metode tatap muka, media tulisan dan komunikasi radio komunitas, 10-22 Nopember 2008
Sosialisasi kepada Masyarakat
Tersosialisasinya kegiatan PLPBK di warga kelurahan Adanya komitmen warga untuk berpartisipasi aktif
Terselenggaranya kegiatan sosialisasi di tingkat masyarakat pada tgl 10-22 Nopember 2008.
Dari hasil kegiatan sosialisasi awal telah disepakati masyarakat desa Margoagung dan Margokaton menerima dan bersedia menjalankan seluruh tahapan PLPBK sesuai dengan pedoman yang telah dijelaskan oleh fasilitator. Dalam kegiatan ini juga telah diperoleh kesepakatan dari masyarakat untuk bersedia menjadi relawan dalam kegiatan PLPBK
Sosialisasi kegiatan PLPBK menggunakan media pertemuan formal dan informal
Pendaftaran Relawan Proses pendaftaran relawan di tingkat desa.
Relawan yang terdaftar masih penunjukan atau warga masyarakat yang memiliki jabatan sosial/ketokohan
Format baku mengacu pada daftar relawan di PS Reguler
Pelatihan tentang Perekrutan Tenaga
Pendamping
BKM, Lurah/Kades dan Pemda memiliki kesamaan konsep perekrutan TA Pendamping BKM/LKM dan Lurah/Kades paham prosedur perekrutan
Bimbingan kepada Pemdes dan BKM tentang tatacara perekrutan dan proses rekrutmen Tenaga Pendamping Perencanaan
Tim Seleksi yang dibentuk memiliki pemahaman terhadap tujuan dan proses rekrutmen TA Pendamping Perencanaan.
Dilaksanakan coaching kepada tim seleksi TAPP yang terdiri dari 7 orang (BKM, Pemdes, Relawan dan Tim Teknis) selama 1 hari
Proses Perekrutan Tenaga Pendamping Perencanaan (TAPP)
Kelurahan dan BKM mampu mengelola TA agar dapat mendukung program sepenuhnya Kontrak TA ditandatangani
Proses rekrutmen TA diawali dengan membuka iklan di koran KR, seleksi administrasi dan seleksi wawancara. Tim seleksi terdiri Tim Teknis, Pemdes, BKM dan relawan berjumlah 7 orang.
Tim seleksi rekrutmen berhasil merekrut TA yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Yang menjadi nilai utama dalam seleksi adalah penilaian terhadap komitmen TA untuk melakukan pendampingan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Di desa Margokaton diadakan 2 kali tahap seleksi karena TAPP yg pertama mengundurkan diri
Peng
orga
nisa
sian
& P
enge
mba
ngan
Mas
yara
kat
√ 8 √ √ √ √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √ √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √
Pemanfaatan BLM-1 √ √ √ √ √
Pros
es P
ersi
apan
Per
enca
naan
Par
tisip
atif √ 15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √ √ √
√ 1
Pere
ncan
aan
Ling
kung
an M
akro
Pemetaan Swadaya √ 30 √ √ √ √ √ √ √ √
√ 30 √ √ √ √ √ √ √ √
Pembentukan Tim Inti Perencanaan
Partisipatif (TIPP) & Pokja-pokja
Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP), beserta pokja yg dibutuhkan telah terbentuk dan diumumkan ke masyarakat luas termasuk tupoksi masing-masing
Dari hasil musyawarah disepakati jumlah anggota TIPP berjumlah 15 orang.
Jumlah dan keanggotaan TIPP berjumlah 15 orang. Untuk koordinator Pokja yang menjadi anggota TIPP berjumlah 6 orang. Komposisi anggota TIPP adalah 3 orang dari unsur Pemerintah Desa, 3 orang dari unsur BKM, 9 orang dari relawan masyarakat dan TA yang terekrut. Untuk anggota pokja berjumlah 52 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Wanita dan Tokoh Pemuda dari 12 pedusunan yang terdaftar dalam relawan.
Pembentukan TIPP sebagai tim pelaksana merupakan bentuk kolaborasi antar komponen warga masyarakat
Pelatihan dasar perencanaan partisipatif.
TIPP memahami tugas dan fungsinya pada proses perencanaan partisipatif Pokja Tata ruang memahami cara menggali potensi dan masalah fisik kawasan melalui peta. Pokja Kegiatan Ekonomi memahami cara menggali potensi dan pola pengembangan sektor ekonomi warga Pokja Jaringan Jalan, drainase & jembatan memahami cara menggali kondisi aktual dan manfaat jalan, drainase & jembatan Pokja Air bersih dan sanitasi memahami cara mengenali kondisi, potensi dan pola pelayanan yang diperlukan Pokja Peningkatan Pelayanan Publik memahami cara mengenali kebutuhan sosial masyarakat dan pola pelayanannya Pokja Kelembagaan memahami cara meningkatan fungsi kelembagaan kelurahan, adat dan kelembagaan lainnya yang mendukung kelembagaan kelurahan dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan.
Terselenggaranya pelatihan /workshop perencanaan partisipatif untuk TIPP dan Pokja. Pelatihan diadakan di balai desa dan diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut. Modul dan bahan pelatihan mengacu pada materi pelatihan Askot dan SF serta materi yang dibuat oleh SF sebagai materi tambahan.
Materi pelatihan dari KMP P2KP Advanced yang sudah diberikan melalui milis PLPBK. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari. Materi yang diberikan antara lain Pengenalan dan Konsep PLPBK, Struktur Organisasi, Peran TIPP dan Pokja, Teknik Perencanaan Partisipatif, Strategi Pemanfaatan BLM dan Pelaksanaan PLPBK. Tingkat kehadiran dan keaktifan peserta cukup tinggi.
Pelatihan diselenggarakan di Balai Desa Margokaton dan Margoagung, 22-24 Pebruari 2009
Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja pelaksanaan PLPBK tersusun dan disepakati bersama sebagai acuan kerja.
Musyawarah Penyusunan RAB dan Rencana Kerja Tahap Perencanaan Partisipatif.
RAB dan Rencana Kerja disusun berdasarkan format yang telah diterima oleh Tim Fasilitator dari KMP
Menggunakan form dari KMP P2KP Advanced
Rencana kerja pelaksanaan PLPBK sdh diverifikasi dan disetujui Korkot/Askot Mandiri Advance
RAB dan Rencana Kerja telah ditandatangani oleh Korkot Advanced P2KP Advanced DIY
Pemanfaatan BLM menggunakan alur pembukuan yang telah disusun MK
Menggunakan pembukuan baku P2KP
Serangkaian kegiatan sosialisasi masyarakat
thd berbagai aspek teknik, administrasi dan
hukum dalam pengembangan
permukiman
Peserta memahami berbagai hal yang terkait dengan Perencanaan Tata Ruang Mitigasi bencana Konsep RTBL Pengamanan Sosial & Lingkungan
Kegiatan sosialisasi yang diadakan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sosialisasi di tingkat basis (pedukuhan) selama 12 hari.
Dalam kegiatan sosialisasi diberikan materi dan tema yang didapatkan dari tim teknis dan mencari informasi melalui internet
Sosialisasi lebih efektif dengan jumlah audiens yang tidak terlalu banyak dan bersedia memberikan masukan kepada TIPP
Bimbingan dan Penguatan UP-UP dan
BKM/LKM
UPL diharapkan dapat berperan sebagai pusat etika pembangunan lingkungan,pengemban pelayanan masyarakat dan sarana permukiman UPS diharapkan dapat berperan menjadi pusat pembangunan sosial, pengembangan pelayanan sosial komunitas dan kontrol Sosial UPK diharapkan dapat berperan sebagai pusat pengembangan ekonomi bersama/rakyat, jaring produksi dan pemasaran serta pelayanan modal produktif
Bimbingan Penguatan kepada UP-UP dan BKM diadakan bekerjasama dengan tim fasilitator PNPM Reguler selama 3 hari.
Materi mengenai penguatan UP-UP masih menggunakan pedoman PNPM MP Reguler
BKM dan UP-UP merupakan relawan-relawan yang sangat berjasa, pemberian kemampuan tambahan dapat mendorong semangat untuk bekerja demi pengentasan kemiskinan
Review Perencanaan
Warga mengetahui dan memahami tentang isi kebijakan dan rencana pembangunan kota, khususnya Kelurahan mereka. Terjadi persamaan persepsi pemahaman substansi perencanaan wilayah tingkat kabupaten/ kecamatan dan mengenai kebutuhan perencanaan. Pembelajaran kritis terkait dengan tata ruang, tata kepemerintahan/pelayanan publik yang ada
Pelaksanaan Review Kebijakan dan Perencanaan Pemda Kabupaten Sleman dilaksanakan tanggal 10 Pebruari 2009 di Balai Desa Margokaton. Kegiatan ini diikuti oleh TIPP Desa Margokaton dan Desa Margoagung
Hasil Review Kebijakanyang menjadi pemahaman antara lain bahwa kecamatan Seyegan merupakan daerah pertanian lahan basah, hasil perencanaan dalam PLPBK akan menajdi acuan dalam perencanaan di tingkat Kabupaten dan kedalaman hasil perencanaan diharapkan mampu memiliki "nilai jual".
Pelaksanaan Review Kebijakan dan Perencanaan Pemda Kabupaten Sleman dilaksanakan tanggal 10 Pebruari 2009 di Balai Desa Margokaton.
Terjadinya proses pembelajaran kritis di tingkat masyarakat untuk mengetahui kebutuhan riil lapangan Berbagai keunggulan wilayah dan disekitarnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kondisi tanggap bencana dikenali dan dirumuskan Catatan: Kegiatan PS diarahkan untuk penggalian potensi dan aset masyarakat dan kawasan sebagai masukan untuk merumuskan visi bersama.
Kegiatan PS dimulai dengan pembentukan PS di tingkat basis, Pelatihan/coaching dan pelaksanaan PS di tiap pedusunan selama 2 minggu
PS sudah menghasilkan peta-peta tematik yang dibutuhkan dalam melakukan analisa dan perencanaan kawasan yang disusun dalam format RPLP dan RTPLP.
PS ini berjalan hampir dalam waktu 30 hari termasuk kegiatan transek dan penggalian data-data monografi (sumber primer maupun sekunder)
Serangkaian musyawarah
penggalian visi bersama
Tergalinya alternatif visi bersama pembangunan tingkat kelurahan sebagai hasil analisis survei swadaya teridentifikasi dan dirumuskan Catatan: Pada kegiatan ini alternatif visi yang diusulkan oleh kelompok dibenturkan dengan potensi masalah yang dimiliki
Menggali Visi Bersama dilaksanakan pada seluruh elemen masyarakat. Untuk tingkat pedukuhan diadakan tanggal 28 Januari – 9 Pebruari 2009, tingkat anak-anak diselenggarakan tanggal 22 Maret 2009, tingkat Ibu-ibu PKK diselenggarakan tanggal 27 Maret – 14 April 2009
Sebagai bagian dari kegiatan PS, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sudah melibatkan seluruh komponen masyarakat. Bentuk-bentuk kegiatan yang relatif menyenangkan seperti lomba gambar memberikan suasana yang segar bagi masyarakat sehingga mendorong keterlibatan mereka untuk berpatisipasi dalam kegiatan PLPBK lainnya.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain : Lomba Menggambar untuk Anak-anak, Diskusi dalam Pertemuan Karang Taruna tingkat Basis
Pere
ncan
aan
Ling
kung
an M
akro
√ 15 √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 15 √ √ √ √ √ √ √ √
√ 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 1 √ √ √ √ √ √
Pere
ncan
aan
Ling
kung
an M
ikro
Perumusan kebutuhan √ 5 √ √ √ √ √ √ √ √
√ Dokumen RTPLP disusun oleh TIPP dan TAPP 21 √ √ √ √ √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 1 √ √ √ √ √ √
√ 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 7 Penyusunan LPJ disusun oleh TIPP √ √ √ √ √
III. TAHAP PEMASARAN
Pem
asar
an
√ 5 √ √ √ √
Serangkaian musyawarah
penyusunan Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman
Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelurahan tersusun yang memuat kesepakatan: visi, misi, tujuan, indikasi program, dll
Kegiatan musyawarah penyusunan dilaksanakan di tingkat pedukuhan (Musdus) yang diadakan di seluruh pedukuhan.
Bentuk dan tujuan RPLP masih merupakan hal yang baru dan relatif sulit bagi TIPP mengingat kemampuan masing-masing orang. Perlu bentuk-bentuk dokumen RPLP yang memudahkan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sendiri
Musyawarah di tingkat basis di 12 pedusunan dan dirangkum di tingkat desa
Serangkaian musyawarah
penyusunan aturan bersama
Aturan-aturan yg dibutuhkan dalam pengembangan lingkungan permukiman teridentifikasi dan disepakati Unit pengelola pembangunan SEL mampu untuk mengawasi dan berperan terhadap pelaksanaan aturan-aturan tersebut Masyarakat menemukenali berbagai peraturan yang perlu dikompromikan dengan pihak Pemda sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
Kegiatan musyawarah penyusunan dilaksanakan di tingkat pedukuhan (Musdus) yang diadakan di seluruh pedukuhan.
Aturan Bersama yang disusun masih mencari format yang mudah dipahami oleh masyarakat
Musyawarah tentang aturan bersama di tingkat basis di 12 pedusunan dan dirangkum di tingkat desa
Proses konsultasi publik dan review
Rencana
Terjadinya pembelajaran melalui dialog hasil perencanaan antara masyarakat dengan TIPP Diperolehnya masukan konstruktif yang akan menyempurnakan hasil perencanaan
Kegiatan Uji Publik dan Review RPP dilaksanakan dengan menggunakan metode musyawarah di tingkat desa (Musdes).
Kegiatan ini melibatkan peran serta masyarakat karena diadakan dalam bentuk pameran
konsultasi dengan tim teknis dan masyarakat melalui rembug
Penyepakatan Dokumen Rencana
Penataan Lingkungan Permukiman Kelurahan
Rencana Pengembangan Permukiman Kelurahan disepakati bersama antara pem Kota/Kab, Kelurahan dan Masyarakat serta mampu menyelesaikan masalah & mendukung perencanaan wilayah yang lebih luas
Dokumen RPP (Rencana Pengembangan Permukiman) disepakati dan ditandatangani oleh stakeholder PLPBK.
Sudah ditandatangi oleh Pemdes, BKM dan Tim Teknis Pemda Kabupaten Sleman
Rembug Warga tingkat Kelurahan/Desa
Masyarakat mampu menetapkan lingkungan prioritas yang akan mendukung perencanaan makro tingkat kelurahan
Kegiatan yang diadakan di tingkat Desa dihadiri oleh Pemdes, BKM dan TIPP.
Dalam perumusan kebutuhan kawasan prioritas, muncul kecemburuan bagi kawasan yang tidak masuk dalam pembiayaan BLM. TIPP dan Pemdes memberikan pemahaman bahwa kawasan yang tidak masuk prioritas akan dikembangkan melalui tahap pemasaran.
Musyawarah tentang aturan bersama di tingkat basis di 12 pedusunan dan dirangkum di tingkat desa
Penyusunan Rencana Tindak Penataan
Lingkungan Permukiman
Tersusun dan tersepakatinya lokasi Rencana Kawasan Prioritas yang perlu segera dibangun dan ditangani
Kegiatan yang diadakan di tingkat Desa dihadiri oleh Pemdes, BKM dan TIPP.
RTPLP disusun oleh TIPP dan dilakukan bersama TAPP
Proses konsultasi publik dan review rencana
tindak penataan lingkungan
permukiman termasuk pertemuan khusus dgn
perempuan dan kelompok rentan
Terjadinya pembelajaran proses transparansi hasil perencanaan agar terjadi dialog antara masyarakat dengan rencana yang sedang disusun Diperolehnya masukan konstruktif yang akan menyempurnakan hasil perencanaan
Kegiatan konsultasi publik diselenggarakan di tingkat kelompok yang ada di masyarakat (kelompok PKK, Karang Taruna, Gapoktan dan Kelompok Peternak) di kawasan prioritas.
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat pedukuhan terutama di kawasan prioRitas. Masyarakat didorong untuk berperan aktif dengan keterlibatan dalam KSM-KSM Pembangunan
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat pedukuhan terutama di kawasan prioRitas.
Penyepakatan Dokumen Rencana Tindak Penataan
Lingkungan Permukiman
Dihasilkannya rencana Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman yang disepakati bersama antara Pemda Kota/Kab, Kelurahan dan Masyarakat Mampu menyelesaikan masalah & mendukung perencanaan pada wilayah yang lebih luas.
Penyepakatan Dokumen RTPLP dilaksanakan di tingkat Desa
Dokumen RTBL ditandatangi oleh Pemdes, BKM dan Tim Teknis Pemda Kabupaten Sleman
Sosialisasi kegiatan PLPBK menggunakan media kesenian dan adat budaya
Sosialisasi Rencana Tindak Penataan
Lingkungan Permukiman di
masyarakat
Tersosialisasinya Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman di tingkat masyarakat
Sosialisasi RTBL melalu kegiatan pameran di Balai Desa dan menggunakan media adat merti desa
Kegiatan sosialisasi melibatkan seluruh komponen masyarakat dan menggunakan media kesenian lokal
Rembug Warga tingkat Kelurahan/Desa
Pelaporan & Pertanggungjawaban
Pemanfaatan dana dan seluruh kemajuan pekerjaan dan keuangan Lurah/Kades. progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya
Proses penyusunan Pelaporan dan Pertanggungjawabandisusun oleh TIPP.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, TIPP menyusun pelaporan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan BLM PLPBK
Proses perekrutan Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Pemasaran.
BKM, Lurah dan Pemda memiliki kesamaan konsep perekrutan Tenaga Ahli Pendamping Pemasaranan. Kelurahan dan BKM mampu mengelola TA Pemasaran agar dapat mendukung program sepenuhnya
Dilaksanakan penyebarluasan informasi perekrutan,proses seleksi&penilaian,sampai penentuan pemenang Tenaga Ahli Pemasaran sampai kepada kesepakatan Perjanjian Kerjasama, kegiatan pembentukan tim pemasaran dilaksanakan di mulai dari proses rapat yang dihadiri dari BKM, Pemdes, TIPP, Tokoh masyarakat
Tenaga Ahli terpilih bersama dengan Tim Pemasaran bekerja sama dan mencari konsep pemasaran yg bisa diadopsi oleh Tim Pemasaran
Proses berjalan dr penyiapan,seleksi dan penetapan. Termasuk diskusi2 Tim Pemasaran dan BKM
Pem
asar
an
√ 5 √ √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √
√ 3 √ √ √ √
√ 2 √ √ √
Rencana kerja pemasaran sesuai dengan aspirasi masyarakat √ 2 √ √ √ √ √ √ √ √
DTPL sub proyek terpilih selesai disusun √ 3 √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK BLM-2
Pembentukan & Pelatihan Tim
Pemasaran
Tim Pemasaran (TP), beserta pokja yg dibutuhkan telah terbentuk dan diumumkan ke masyarakat luas termasuk tupoksi masing-masing
Pertemuan warga tingkat Desa (penjaringan relawan) Tim Pemasaran,dan Pelatihan Pemasaran dengan bimbingan TA Pemasaran
Tim Pemasaran yg terbentuk mampu dan paham mengenai tujuan dan konsep melakukan kegiatan pemasaran
Pelaksanaan ditambahkan dg pelaksanaan review2 Tim Pemasaran
Bimbingan teknis penyusunan rencana pemasaran kawasan
Peserta paham proses maksud dan tujuan disusunnya rencana pemasaran
Pertemuan Tim Pemasaran dengan bimbingan TA Pemasaran untuk mencari pola dan strategi yg akan dilakukan utk pemasaran
Kegiatan yg dimaksud adalah menentukan prioritas materi pemasaran termasuk penyusunan target dan sasaran stakeholder
Pelaksanaan dengan pertemuan Tim Besar maupun secara koordinasi non-formal
Penyusunan rencana kerja pemasaran
Tersusunnya Rencana Pemasaran kawasan prioritas dan Rencana Pengembangan Kelurahan Tersusunnya Rencana kegiatan fisik skala kecil
Pertemuan Tim Pemasaran dengan bimbingan TA Pemasaran untuk menyusun rencana Kerja Pemasaran sebagai acuan anggaran dan batasan pelaksanaan Pemasaran
Didapatkan urutan pelaksanaan pemasaran,baik komersial maupunpemasaran sosial dan juga rencana pengembangan kapasitas Tim Pemasaran sebagai pengendali alur pelaksanaan pemasaran
Pelaksanaan di tambah dg kegiatan penyepakatan maupun pendetailan kegiatan dalam bentuk koordinasi Tim Pemasaran dan waktu penyusunan rencana kerja terbilang agak lama karena ada beberapa faktor yang kurang mendukung diantaranya yaitu kurang aktifnya tenaga ahli pemasaran
Pengajuan dan pencairan
pemasaran & pelaksanaan kegiatan fisik Terverifikasinya usulan rencana pemasaran dan pelaksanaan kegiatan fisik sebagai syarat pencairan BLM-2
Pertemuan dan koordinasi di tingkat Tim utk menyusun Rencana Tindak Mingguan/bulanan sekaligus pembiayan yg dibutuhkan melalui dana BLM-ND, Musyawarah dilakukan terlebih dahulu untuk melaksanakan kegiatan yang akan didanai oleh BLM, kemudian baru disusun rencana prioritas kegiatan dan diajukan ke pendamping
Pada penyesuaian rencana kerja kadang sering berbenturan ataupun tidak sesuai dg penjadwalan stakeholder yg dituju,dan juga ada perencanaan yg tidak sesuai dikarenakan kegiatan Desa
Dilaksanakan penyusunan dan penyepakatan, disamping itu masih ada proses pelengkapan administrasi pendukung
Sosialisasi masyarakat terhadap Rencana Kerja
Pemasaran Kawasan Prioritas,
Pertemuan warga tingkat Desa,dilaksanakan di balai desa selama 2 hari Rencana kerja pemasaran tidak semua memenuhi aspirasi masyarakat karena sosialisasi tidak dilakukan secara langsung namun melalui kepala dukuh
Masyarakat paham terhadap hasil perencanaannya,dan mempunyai tanggungjawab terhadap program pemasaran yang harus dilaksanakan bersama-sama
Dari 12 pedukuhan dibagi 6 pedukuhan per-harinya
Penyusunan rencana detil sub proyek yang terpilih untuk segera
dibangun
Pertemuan warga (KSM) dengan TPP dan DED di susun oleh tenaga ahli yang direkrut oleh masyarakat yang sebelumnya dimusyawarahkan terlebih dahulu.
Kegiatan pembangunan yg dimaksudkan agar langsung bermanfaat dan utk mempermudah proses pemasaran
Ada revisi2 yg menjadikan kegiatan tambahan
Pelaksanaan Pembangunan Fisik 1
Sub proyek terpilih selesai dibangun sebagai ‘mock up’ kegiatan pemasaran
Pembangunan/konstruksi dengan sebelumnya dilakukan penyiapan masyarakat melalui penguatan kapasitas bagi KSM dan TPP serta penyusunan dokumen melalui pertemuan warga dan TPP sekaligus penggalian data-data pendukung proses pembangunan, Pelaksanaan pembangunan fisik 1 dengan kegiatan pencanangan yang diresmikan oleh bapak Camat Seyegan. dari kegiatan pembangunan fisik 1 sebagai "mock up" telah selesai dilaksanakan dan dari kegiatan tersebut berhasil mendukung kegiatan pemasaran internal
Pembangunan dilaksanakan oleh KSM dan masyarakat dg monitoring dr TPP,dan mekanisme yang sudah disepakati di awal pembangunan.
Waktu yg diperlukan utk kegiatan menjadi satu dengan Pembangunan Fisik 2.
Pelaksanaan Pemasaran kawasan rencana
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dan Rencana Penataan Lingkungan kelurahan terpasarkan kepada stakeholder pemerintah dan swasta. Diperolehnya dana investasi pembangunan sesuai Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman dan Rencana Penataan Lingkungan kelurahan pemasaran oleh Tim Pemasaran Evaluasi setiap kegiatan pemasaran oleh Tim Pemasaran
Kegiatan pemasaran yg dilakukan adalah pertemuan Tim Pemasaran,penguatan kapasitas,Review dan strategi pemasaran, dan tindak pemasaran (Penyusunan proposal,penggalian dukungan Kecamatan ,Pameran,Lobi&Negosiasi,Audiensi/Presentasi,Penyepakatan/MoU). Dan juga dilakukan Evaluasi berkala pasca pelaksanaan sub-detail kegiatan pemasaran.
Kegaiatan pemasaran sosial belum bisa sepenuhnya berjalan, hanya melalui kegiatan Desa yg disitu Tim Pemasaran menyampaikan pesan dan harapan dukungan masyarakat terhadap proses pemasaran dan masyarakat disiapkan untuk mampu melaksanakan hasil kegiatan pemasaran, pelaksanaan pemasaran kawasan rencana kurang maksimal karena tenaga ahli pemasaran kurang aktif dalam melaksanakan tugasnya.
Pelaksanaan pemasaran terus berjalan,dg selalu mencari dan memanfaatkan informasi yg didapatkan terhadap stakeholder yg dituju. Serta mengacu pada skema pemasaran yng tersusun utk acuan proses dan target pemasaran.
Pers
iapa
n Ko
nstr
uksi
√ 3 √ √ √ √
Usulan teknis per sub proyek tersedia (DTPL) √ 4 √ √ √
√ 4 √ √ √ √ √ √
Pekerjaan fisik per sub proyek selesai sesuai rencana √ 180 √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ 14 √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
V. PELAKSANAAN FISIK BLM-3
Pers
iapa
n Ko
nstr
uksi
Belum terlaksana
Belum terlaksana
Usulan teknis per sub proyek tersedia (DTPL) Belum terlaksana
Belum terlaksana
Belum terlaksana
Pela
ksan
aan
Kons
truk
si
Pekerjaan fisik per sub proyek selesai sesuai rencana Belum terlaksana
Belum terlaksana
Belum terlaksana
Pelatihan dan bimbingan pengelolaan
keuanganAnggota TPP yg ditunjuk telah dilatih dan dibimbing pengelolaan dan pelaporan keuangan
Pelatihan Manaj. Konstruksi dan keuangan bagi TPP dan KSM
Pelatihan ini menjadi hal yg baru bg KSM,sehingga masih dilakukan penguatan2 di tingkat basis, terutama menyangkut aturan baku p2kp yg sebagian besar belum dipahami oleh masyarakat
Waktu pelaksanaan tidak berurutan,menyesuaikan waktu luang Desa
Penyiapan Usulan Teknis pelaksanaan per
sub proyek
Penyusunan usulan/proposal KSM kepada TPP melalui pertemuan tingkat KSM/masyarakat dan TPP ditingkat Desa maupun basis
Tersusun usulan teknis KSM dengan mengacu pada perencanaan DED yg sudah disusun oleh TPP dan Tenaga Tenis DED
Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kecukupan data dan informasi yg memerlukan pembahasan ditingkat TPP maupun KSM
Verifikasi Usulan Teknis per sub proyek
Terverifikasinya Usulan Teknis per sub proyek Dana cair dari LKM ke TPP/KSM/Pokja pelaksana
Pengecekan dokumen/teknis oleh TPP melalui pertemuan koordinasi dg KSM di tingkat Desa
Dokumen disetujui utk segera ditindaklanjuti dalam proses pelaksanaan pembangunan walaupun masih ada revisi2 kecil yg harus disempurnakan oleh KSM
Kegiatan ditambahkan proses diskusi2 dg KSM dan masyarakat,dan juga uji kelayakan sub kegiatan
Pela
ksan
aan
Kons
truk
si
Pelaksanaan dan pelaporan kemajuan
pekerjaan Fisik
Mobilisasi bahan dan tenaga oleh KSM dalam rangka pelaksanaan pembangunan,dan pertemuan TPP dan KSM utk penyusunan administrasi kegiatan
Ada proses pemahaman substansi maupun teknis kepada KSM dan Masyarakakat terhadap pola kegiatan dan administrasi pembangunan Fisik
Pada proses ini ada banyak hal yg mempengaruhi pelaksanaan,menyangkut lahan,kesiapan masyarakat,iklim,material,bencana dll.dan juga kemampuan KSM/masyarakat dlm mengelola kegiatan
Peng
elol
aan
dan
pem
elih
araa
n ha
sil
pem
bang
unan
Pelaporan keuangan dan pertanggung jawaban kegiatan
Pemanfaatan dana dan seluruh progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya
Pertemuan tingkat Desa/TPP dan KSM dalam rangka mengupas mekanisme pelaporan dan syarat pendukung Laporan kegiatan pembangunan oleh KSM
Masih pada proses penyusunan,dan dilakukan proses evaluasi ditingkat KSM/masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan dan keterlibatan masyarakat.
Ada proses penataan kembali administrasi KSM menyesuaikan dg format yg disediakan
Pelaksanaan pemeliharaan hasil
kegiatan fisikDiperolehnya dukungan dari masyarakat luas agar umur manfaat fasilitas terbangun dapat lebih lama
Dibentuk pengelolaan dari subkegiatan yang dibangun
pemeliharaan hasil fisik dapat terlaksana karena ada pengelolaan atau organisasi yang akan menjalankan tujuan dari dibangunya fisik tersebut.
pembentukan organisasi selama 1 minggu dan waktu pemeliharaan akan dilaksanakan sesuai waktu dari kegiatan yang ada.
Pelatihan dan bimbingan teknik
konstruksi
Anggota TPP telah dilatih dan dibimbing melaksanakan proses konstruksi TPP mampu mendukung kegiatan melalui bengkel-bengkel konstruksi agar mampu berpraktek kerja konstruksi
Pelatihan dan bimbingan pengelolaan
keuangan
Anggota TPP yg ditunjuk telah dilatih dan dibimbing pengelolaan dan pelaporan keuangan
Penyiapan Usulan Teknis pelaksanaan per
sub proyek
Verifikasi Usulan Teknis per sub proyek
Terverifikasinya Usulan Teknis per sub proyek Dana cair dari LKM ke TPP/KSM/Pokja pelaksana
Proses Pencairan BLM-3 Pelaksana PJOK
Pengajuan Pencairan BLM Tahap ke-3 untuk melaksanakan kegiatan fisik program PLP Terverifikasinya proposal kegiatan yang diajukan oleh BKM/LKM sebagai syarat pencairan BLM tahap ke-3
Pelaksanaan dan pelaporan kemajuan
pekerjaan Fisik
Pelaporan keuangan dan pertanggung
jawaban kegiatan
Pemanfaatan dana dan seluruh progress pelaksanaan kegiatan terlaporkan dan dipertanggunggawabkan sebagai syarat pengajuan pencairan BLM tahap berikutnya
Peng
elol
aan
dan
pem
elih
araa
n ha
sil
pem
bang
unan
Pelatihan Pemeliharaan kegiatan bagi
masyarakat pokja pemeliharaan
Terlatihnya masyarakat dan kelompok peduli untuk memelihara hasil – hasil pembangunan
Belum terlaksana
Nama Responden
Budhi K Widodo, STAskot UP Kabupaten Sleman
Peng
elol
aan
dan
pem
elih
araa
n ha
sil
pem
bang
unan
Pelaksanaan pemeliharaan hasil
kegiatan fisik
Diperolehnya dukungan dari masyarakat luas agar umur manfaat fasilitas terbangun dapat lebih lama
INSTRUMEN 1TABEL EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK LOKASI PILOT
Kolom KEGIATAN YG DILAKSANAKAN (D), silahkan diisi dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka implementasi KEGIATAN BESAR seperti rapat-rapat, pembuatan spanduk, pembuatan website, lomba gambar, dsb. Berbagai detail kegiatan ini akan 'dibunyikan' sebagai kreativitas dan inovasi pendamping dan masyarakat dalam menjalankan program
Kolom PELAKU YANG TERLIBAT (J-AC), silahkan di ceklist pelaku yang mengikuti kegiatan tersebut. Di kolom URAIAN PENJELASAN (AD), silahkan diisi dengan, misalnya, mengapa ada pelaku yang mestinya hadir tapi tidak hadir, adakah pelaku yang dominan, peran penting pelaku tersebut, dsb.
Kolom PEMBELAJARAN PENTING (AD), silahkan diisi dengan berbagai pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut, misalnya, faktor pendorong dan penghambat, lingkungan (sosial, ekonomi, politik) yang mendukung kegiatan tersebut, upaya yang dilakukan mengatasi hambatan, hal-hal yang perlu diperbaiki jika ada kegiatan serupa di depan, dsb.
R E A L I S A S I R E A L I S A S IPELAKU YANG TERLIBAT (√)
Konsultan Pendamping
Uraian (Penjelasan)
I. TAHAP P E R S I A P A N
√
√
√
II. TAHAP PERENCANAAN PARTISIPATIF
√
√
√
√
Kolom MENCAPAI HASIL SESUAI PEDOMAN (E-G) memuat kesimpulan responden apakah berbagai Detail Kegiatan yang dilakukan mampu menyumbang pada pencapaian HASIL dari KEGIATAN BESAR sebagaimana tertulis dalam PEDOMAN PELAKSANAAN PLPBK. Silahkan di ceklist di kolom YA atau TIDAK. Silahkan juga ditambahkan di kolom URAIAN PENJELASAN (G) alasan kesimpulan
Kolom DURASI WAKTU PELAKSANAAN (H-I), silahkan diisi dengan jumlah hari yang digunakan untuk melakukan KEGIATAN BESAR tersebut. Analisis yang akan dilakukan adalah membandingkan proporsi waktu yang digunakan untuk masing-masing TAHAPAN atau KEGIATAN BESAR. Sehingga kelihatan proporsi penggunaan waktu di masing-masing lokasi. Di kolom URAIAN PENJELASAN,
PEMBELAJARAN PENTING (Faktor Pendukung, Faktor Penghambat, Upaya
Mengatasi Hambatan, Hal-hal yang Perlu Diperkuat)Korkot
Askot
Lokakarya menghasilkan kesepahaman mengenai PLPBK di Kabupaten Sleman terutama untuk Kecamatan Seyegan sebagai lokasi pilot
Kegiatan lokakarya diharapkan tidak hanya menjadi ajang seremonial sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat, diperlukan kebijakan atau dukungan policy dari pemerintah baik dari pusat maupun pemda provinsi dan kota/kabupaten lokasi PLPBK
Lokakarya menghasilkan kesepahaman mengenai PLPBK di Desa Margokaton dan Desa Margoagung sebagai lokasi pilot
Materi lokakarya disesuaikan format yang tidak hanya menampilkan narasumber dari pihak pemda namun dari pihak swasta/LSM/NGO yang peduli terhadap penataan ruang berbasis masyarakat
Kegiatan sosialisasi diikuti seluruh warga dengan kegiatan berupa diskusi dan budaya adat desa di tingkat basis
Sebagai titik awal sebuah kegiatan, sosialisasi memegang peranan penting dimana masyarakat diajak berperan serta. Bentuk yang tidak hanya formal namun kegiatan informal harus selalu dilakukan sesuai dengan kebutuhan lokal
Media sosialisasi berupa spanduk, leaflet, radio sudah cukup memberikan informasi awal tentang kegiatan PLPBK
Masyarakat sebagai pelaku dan stakehoder perlu diajak untuk memikirkan bagaimana media sosialisasi yang efektif. Beberapa media informasi yang ada seperti radio komunitas (Margokaton) dan kesenian tradisional (Margoagung) efektif untuk menggerakan masyarakat untuk terlibat aktif di PLPBK
Pendaftaran relawan dilaksanakan dengan menggunakan kantor BKM sebagai tempat relawan mendaftar
Relawan dari kegiatan PNPM MP Reguler disusun dalam database sehingga memudahkan untuk penyusunan keaktifan
Tim Fasilitator memberikan coaching kepada tim seleksi TAPP
Kebutuhan TAPP sangat diharapkan, namun kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat tidak hanya kompetensi ilmu namun perlu komitmen dan kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat yang harus dimiliki seorang TAPP
Tim Seleksi Rekrutmen TAPP melakukan tahapan seleksi administrasi, seleksi wawancara dan presentasi serta melakukan rembug penetapan TAPP
Proses rekrutmen sudah tranparan dan akuntabel, format-format penilaian mampu disusun oleh tim seleksi. Hambatan yang dialami lebih kurang "pede"nya tim seleksi menghadapi calon-calon TAPP yang notabene dianggap kaum pintar oleh masyarakat
√
√
√
√
√
√
√
√
Dari relawan-relawan yang terekrut diberikan kesempatan untuk menjadi Tim Inti Perencanaan Partisipatif. Kesepakatan yang diperoleh adalah jumlah anggota TIPP sebanyak 15 orang terdiri unsur Pemdes, BKM dan relawan. Untuk pokja dibentuk 6 pokja yang masing-masing pokja beranggotakan 5 orang
Sebagai sebuah tim perencanaan yang akan membuat wajah desanya lebih baik, TIPP menjadi ujung tombak seluruh kegiatan PLPBK. Namun dukungan dari masyarakat masih melihat pada ketokohan dari para anggota TIPP sehingga bukan sebagai sarana pembelajaran bersama namun dilihat sebagai kebijakan semata. Waktu 6 bulan dalam perencanaan dirasa kurang karena TIPP harus bisa merangkum seluruh warga untuk terlibat dalam penyusunan RPLP atau RTPLP
Pelatihan diselenggarakan oleh Pemdes dan BKM diikuti oleh seluruh anggota TIPP, Pokja dan Perangkat Desa (Kadus). Dalam pelaksanaan pelatihan mengacu pada materi yang disusun oleh KMP. Metode maupun kegiatan dibuat
Dalam pelatihan diharapkan masyarakat mampu menyusun sebuah kegiatan perencanaan yang dapat diterapkan dalam 5 tahun kedepan. Hambatan dan tantangan yang terjadi lebih pada keaktifan peserta TIPP dan Pokja yang tidak sama. Sehingga bentuk pelatihan diupayakan mampu memberikan kemampuan pada peserta dengan SDM yang berbeda-beda karakter maupun tujuan pribadi mendalami aktivitas PLPBK.
TIPP, BKM dan Pemdes menyusun RAB dan RK secara partisipatif
RAB dan RK yang disusun masih belum detail, perlu pendampingan dari fasilitator ekonomi
Penggunaan BLM melalui proses penyusunan RPD dan LPD tiap bulan
penggunaan BLM sudah dapat dimonitoring oleh tim fasilitator
Kegiatan sosialisasi diikuti seluruh warga dengan kegiatan berupa diskusi (FGD) kelompok masyarakat.
Fasilitator harus bisa memetakan kondisi sosial dan ekonomi warga. Mapping ini sangat berguna untuk menemukenali dan memberikan ruang kepada warga sesuai dengan kelompok dan keinginannya. Contoh pada kelompok Gapoktan akan berbeda cara pikir dan cita-citanya dengan kelompok PKK/Ibu-ibu mengenai rencana aspek pengembangan lingkungannya.
Penguatan Kapasitas BKM dan UP-UP ditujukan untuk memberikan kemampuan UP-UP menjadi unit yang mandiri dan memiliki inovasi dalam pelaksanaan pengentasan kemiskinan di daerahnya.
Metode penguatan dan peningkatan kapasitas UP-UP masih belum optimal dalam pendampingan pelaksanaan PLPBK, kesibukan harian dan kegiatan BKM sudah sangat banyak, terlebih dengan banyaknya kegiatan di tingkat masyarakat
Review diikuti oleh seluruh stakeholder PLPBK dari tingkat pemda maupun masyarakat. Review kebijakan pemda maupun pemdes memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan RPLP
Untuk kabupaten Sleman belum memiliki RTRW Kabupaten maupun RDTRK Kecamatan Seyegan yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan RPLP. Embrio kegiatan PLPBK diharapkan mampu memberi masukan kepada pemda sebagai bentuk partisipasi warga dalam merencanakan wilayahnya (bottom up)
Pemetaan Swadaya yang berjalan di tingkat basis melaksanakan dua kegiatan utama yaitu pengisian kuesioner (wawancara, literatur) maupun pendataan peta di lapangan (transek)
Sebagai inti kegiatan PLPBK, PS merupakan sumber data bagi TIPP untuk mendapatkan informasi kondisi desa yang up to date. Hal yang belum berjalan dengan optimal pada penyediaan peta yang tidak ada baik di tingkat desa maupun di tingkat pemdes, sehingga perlu inovasi dan kreativitas dari TAPP maupun Fasilitator (misal: donwload peta dari Google Earth)
Kebutuhan menggali visi perlu dikembangkan bentuk dan implementasi terhadap masyarakat, kegiatan ini menjadi dasar dalam menentukan arah perencanaan
Penggalian visi oleh masyarakat dilakukan untuk mendapatkan gambaran cita-cita maupun semangat yang muncul untuk kemajuan daerahnya, perlu diperkuat dengan mendatangkan pelaku-pelaku daerah lain yang lebih bagus sehingga masyarakat termotivasi dengan pengalaman tersebut
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
III. TAHAP PEMASARAN
√
Musyawarah yang diharapkan pada penyusunan RPLP dilakukan di tingkat basis
Kendala kegiatan di masyarakat yang banyak serta keadaan cuaca yang menghambat proses kegiatan musyawarah, hal ini perlu dipertimbagkan dalam menyusun rencana kerja/master schedule
Musyawarah oleh masyarakat pada penyusunan Aturan Bersaman dilakukan di tingkat basis
Kendala kegiatan di masyarakat yang banyak serta keadaan cuaca yang menghambat proses kegiatan musyawarah, hal ini perlu dipertimbagkan dalam menyusun rencana kerja/master schedule
RPLP mendapatkan masukan melalui pameran di tingkat desa maupun di tingkat pemda (Tim Teknis), TIPP menindaklanjuti dengan menyusun review RPLP
Proses uji publik ini perlu dibuat semenarik mungkin, aktivitas uji publik tidak semata-mata hanya mendapatkan masukan namun untuk mendapatkan dukungan (rasa handarbeni)
Dokumen RPLP menjadi salah satu sumber perencanaan pembangunan di kelurahan/desa
Sebagai bentuk kesepakatan bersama, RPLP dapat menjadi rujukan pihak luar untuk bersama-sama membangun. Komitmen pemda juga perlu diwujudkan dalam bentuk musrenbang yang memiliki mainstream perencanaan yang sama dengan RPLP
Perumusan kebutuhan kawasan prioritas mengacu pada RPLP
Wilayah-wilayah yang tidak termasuk kawasan prioritas perlu diberikan pemahaman bahwa program PLPBK tidak hanya mengandalkan BLM, namun ini tidak mudah karena yang terjadi ada kemunduran dalam aktivitas PLPBK selanjutnya
TIPP dan TPP menyusun kegiatan dan rencana yang lebih detail melalui bentuk DED
Kendala kegiatan di masyarakat yang banyak serta keadaan cuaca yang menghambat proses kegiatan musyawarah, hal ini perlu dipertimbagkan dalam menyusun rencana kerja/master schedule
RTPLP mendapatkan masukan melalui pameran di tingkat desa maupun di tingkat pemda (Tim Teknis), TIPP menindaklanjuti dengan menyusun review RTPLP bersama TAPP
Proses uji publik ini perlu dibuat semenarik mungkin, aktivitas uji publik tidak semata-mata hanya mendapatkan masukan namun untuk mendapatkan dukungan (rasa handarbeni)
Dokumen RTPLP menjadi salah satu sumber perencanaan pembangunan di kawasan prioritas.
Sebagai bentuk kesepakatan bersama, RPLP dapat menjadi rujukan pihak luar untuk bersama-sama membangun. Komitmen pemda juga perlu diwujudkan dalam bentuk musrenbang yang memiliki mainstream perencanaan yang sama dengan RPLP
Pelaku dalam sosialisasi rencana kerja masih kurang maksimal karena wakil dari masyarakat yang tidak masuk kawasan prioritas menurun
Faktor penghambat dalam proses sosialisasi adalah masih kurangnya keterlibatan warga atau masyarakat secara langsung.
TIPP menyusun LPJ baik kegiatan maupun penggunaan dana BLM
TIPP menyusun LPJ baik kegiatan maupun penggunaan dana BLM
pelaku yang terlibat sudah di mencukupi untuk proses perekrutan, dari pemda sudah diwakili oleh tim teknis, dari pemerintah kelurahan diwakili lurah dan staf lurah, dari warga diwakili BKM, TIPP, TP, dan dari konsultan diwakili oleh Askot
dari kegiatan proses perekrutan tersebut didapat faktor pendukung yaitu masyarakat mendapat pembelajaran mengenai bagaimana cara bermitra dan bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan di desa, dan faktor penghambat yang ada adalah mencari kriteria tenaga pemasaran yang sesuai dengan hasil perencanaan yang akan dipasarkan.
√
√
√
√
√
√
√
√
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK BLM-2
pelaku yang terlibat untuk tingkat pemda masih kurang terwakili dari Tim teknis, dalam proses pelaksanaan pemasaran tim teknis sangat berperan dalam kegiatan pemasaran eksternal
Faktor pendukung dalam pembentukan tim yaitu keterlibatan pemdes dan perangkat desa (dukuh) sangat bagus, faktor yang kurang mendukung yaitu proses sosialisasi setelah terbentuk tidak dilaksanakan secara langsung. Seharusnya diadakan sebuah acara khusus sosialisasi ke masyarakat secara langsung tidak melalui dukuh.
dari pelaku yang terlibat masih ada kekurangan yaitu dari unsur pemda khususnya tim teknis dan PJOK, Karena dalam pelaksanaan pemasaran tim teknis harus memahami rencana kerja dari pemasaran.
Faktor pendukung yang ada yaitu diadakan studi banding sehingga peserta dapat secara langsung belajar dan bisa merencanakan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mendukung pemasaran.
Untuk kegiatan penyusunan rencana kerja seharusnya pihak pemda terlibat khususnya Tim teknis dan PJOK
Dalam penyusunan rencana kerja faktor pendukung yang paling penting adalah di tingkat masyarakat karena kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut akan dilakukan oleh masyarakat.
keterlibatan pelaku dalam pencairan tidak begitu banyak karena dalam pelaksanaanya kegunaan dana BLM hanya tim yang akan mengelola.
dari kegiatan pencairan dana BLM tersebut Masyarakat di ajarkan bagaimana mengelola dana secara transparan dan akuntabilitas
Pelaku dalam sosialisasi rencana kerja masih kurang maksimal karena wakil dari warga masih kurang.
Faktor penghambat dalam proses sosialisasi adalah masih kurangnya keterlibatan warga atau masyarakat secara langsung.
pelaku kegiatan dalam sosialisasi sudah terwakili dari berbagai pihak baik dari pemda, pemdes, warga dan konsultan
dalam pemilihan kawasan prioritas yang akan dibangun harus melihat kesiapan masyarakat yang ada dalam kawasan tersebut karena keberhasilan berawal dari masyarakat.
dalam pelaksanaan pembangunan semua pelaku terlibat baik secara langsung maupun secara tidaklangsung
dalam proses pelaksanaan pembangunan keterlibatan warga sangat lah penting karena faktor pendukung dari pembangunan tersebut dari peran serta masyarakat.
pelaku kegiatan pemasaran kawasan rencana sudah terwakili dari beberapa pihak
faktor penghambat dari kegiatan pemasaran kawasan rencana dari tenaga ahli pemasarann sendiri, untuk mengatasi hambatan tersebut perlu evaluasi ulang tim pemasaran dengan tenaga ahli.
√
√
√
√
√
V. PELAKSANAAN FISIK BLM-3
Untuk pelaku kegiatan dari pemerintah desa masih kurang namun terwakili oleh kepala dukuh.
Masyarakt diajarkan cara pengelolaan uang dalam tahap pewlaksanaan pembangunan
Pelaku kegiatan penyusunan dari pihak pemda masih kurang wakil dari kecamatan yaitu PJOK karena PJOK merupakan penangung jawab dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat diajarkan bekerjasama dengan pihak lain untuk membantu pelaksanaan kegiatan
Pelaku kegiatan verivikasi dari pihak pemda masih kurang wakil dari kecamatan yaitu PJOK karena PJOK merupakan penangung jawab dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat di ajarkan memahami standart2 dalam tahap proses persiapan pembangunan
Dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan pihak Pemda masih kurang terutama tim teknis
faktor pendukung dalam proses pembangunan dari peran serta dan keterlibatan masyarakat.
pelaporan pertangungjawaban dibuat oleh KSM ke TPP dan TPP ke BKM.
Masyarakat diajarkan pengelolaan dana secara transparan dan akuntabilitas.
Pelaku pembentukan organisasi pemelihara berasal dari pemdes dan masyarakat dan untuk organisasi pemelihara dari masyarakat setempat.
Masyarakat diajarkan bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang telah dibangun untuk masyarakat.
INSTRUMEN 2POLA HUBUNGAN PENDAMPING PELAKSANA PROGRAM PLPBK
Petunjuk Pengisian
KMW Provinsi Satker Provinsi KMP P2KP Advanced
- - - - -
- - - -
KMW Provinsi - - - -
Satker Provinsi - - - -
KMP P2KP Advanced - - - - -
1. Responden instrumen ini adalah Askot UP dan SF PLPBK di setiap kota/kabupaten. Silahkan tim ini mendiskusikan penilaian mereka terhadap pola hubungan antar pendamping mulai dari tingkat pusat, provinsi, kota/kabupaten hingga kelurahan/desa.
2. Di setiap kolom hubungan antar pendamping, silahkan dituliskan aktivitas-aktivitas yang selama ini terjadi antar kedua pihak, kerjasama, pembagian peran, pola komunikasi, pola koordinasi, konflik yang terjadi, maupun hal-hal yang perlu diperkuat antar kedua pihak.3. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan persepsi Askot UP dan SF PLPBK terhadap pendamping lainnya. Apabila tidak memiliki persepsi sama sekali, mungkin karena tidak punya cukup informasi, dapat juga dituliskan harapan relasi antar pihak tersebut ke depan.
4. Silahkan dituliskan pula manfaat yang diperoleh Fasilitator PLPBK dari setiap hubungan dengan pendamping lainnya. Manfaat ini bisa berupa penguatan kapasitas, dukungan sumber daya, motivasi, kerjasama, dsb.
5. Menggunakan teknik Diagram Venn, silahkan gambarkan tingkat manfaat dan tingkat kedekatan pendamping lainnya terhadap Fasilitator PLPBK. Jadikan Fasilitator PLPBK sebagai pusat 'gravitasi' dalam berhubungan dengan pihak pendamping lainnya. Semakin besar manfaat, maka lingkaran pendamping tersebut akan semakin besar. Semakin jauh jarak lingkaran Fasilitator PLPBK dan Pendamping lainnya, maka semakin jauh tingkat kedekatan antar keduanya.
Fasilitator PLPBK (Askot UP & SF PLPBK)
Tim Fasilitator PNPM MP di Kelurahan/Desa dampingan
Tim Korkot/Askot Mandiri Advanced
Tim Korkot/Askot Mandiri PNPM MP
Fasilitator PLPBK (Askot UP & SF PLPBK)
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi secara informal untuk setiap pelaksanaan kegiatan PLPBK diantara tim fasilitator
mengikuti pertemuan rutin dengan tim korkot advanced dan koordinasi rutin baik formal maupun informal
memberikan informasi kepada tim korkot secara tertulis berupa progres kegiatan PLPBK
ada pertemuan formal yang diadakan oleh KMW (OC5) yang diikuti oleh Korkot dan Askot Mandiri baik reguler maupun advanced
dukungan penuh dari satker untuk seluruh kegiatan PLPBK di Provinsi DIY
Informasi dan dukungan KMP sudah terjalin dengan baik menggunakan media internet maupun telekomunikasi yang ada
Tim Fasilitator PNPM MP di Kelurahan/Desa dampingan
mendampingi BKM dan mendukung kegiatan secara bersama-sama
Tim Korkot/Askot Mandiri Advanced
memberikan dukungan penuh kepada tim fasilitator PLPBK (fasilitas rapat, operasional lapangan)
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi secara informal untuk setiap pelaksanaan kegiatan PLPBK
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi intensif (formal dan informal) untuk setiap pelaksanaan kegiatan P2KP Advanced
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi intensif (formal dan informal) untuk setiap pelaksanaan kegiatan P2KP Advanced
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi intensif (formal dan informal) untuk setiap pelaksanaan kegiatan P2KP Advanced
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi intensif (formal dan informal) untuk setiap pelaksanaan kegiatan P2KP Advanced
Tim Korkot/Askot Mandiri PNPM MP
belum ada dukungan real yang diberikan, namun komunikasi berjalan secara informal
melakukan sinergi kegiatan dengan koordinasi intensif (formal dan informal) untuk setiap pelaksanaan kegiatan P2KP Advanced
KMW melibatkan tim fasilitator PLPBK pada kegiatan seleksi lokasi baru
ada pertemuan formal yang diadakan oleh KMW (OC5) yang diikuti oleh Korkot dan Askot Mandiri baik reguler maupun advanced
Satker mengadakan pertemuan rutin dengan tim fasilitator PLPBK
dukungan penuh dari satker untuk seluruh kegiatan PLPBK di Provinsi DIY
Kurang diberikan materi pemasaran dan pembangunan
Nama Responden
Budhi K Widodo, STAskot UP Kabupaten Sleman
INSTRUMEN 3EVALUASI DUKUNGAN KMP P2KP ADVANCED TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK LOKASI PILOT
Petunjuk Pengisian
3. Silahkan ditambahkan aspek-aspek DUKUNGAN KMP lainnya yang dirasa penting untuk dievaluasi.
DUKUNGAN KMP KEKUATAN KELEMAHAN
I. T A H A P P E R S I A P A N
Pedoman Pelaksanaan PLPBK
Pelatihan 1 Askot & Fasilitator
II. TAHAP PERENCANAAN PARTISIPATIF
Pedoman Teknis Perencanaan
Pelatihan TAPP
Pengendalian Pemanfaatan BLM
1. Responden instrumen ini adalah Askot UP dan SF PLPBK di setiap kota/kabupaten. Silahkan tim ini mendiskusikan penilaian mereka terhadap dukungan KMP selama ini terhadap pelaksanaan PLPBK di kota/kabupatennya.
2. Pada setiap aspek DUKUNGAN KMP, silahkan dideskripsikan KEKUATAN, KELEMAHAN dan HAL YANG PERLU DIPERKUAT. Di kolom terakhir ini silahkan didiskusikan juga harapan terhadap dukungan KMP ke depan.
HAL YANG PERLU DIPERKUAT (HARAPAN KE DEPAN)
Materi yang disampaikan dalam pedoman sudah membantu dalam pelaksanaan PLPBK di tiap lokasi, pedoman berupa draft yang sangat terbuka dalam pelaksanaan (diperlukan inovasi, kreativitas, kearifan lokal)
Antar pelaku (Askot dan SF) banyak terjadi perbedaan pemahaman terhadap pedoman sehingga perlu konsultasi dengan USK PLPBK via email atau phone
Pedoman PLPBK yang sudah diterima masih perlu dievaluasi tentang beberapa hal sehingga tidak menjadi "harga mati" bagi pelaksanaan pendampingan ke depan
Bentuk pelatihantidak menjemukan dan memberikan ruang untuk berdiskusi dan saling menguatkan
Belum melibatkan peran pemerintah (hanya sebatas narasumber), perlu pelatihan untuk tim teknis tingkat pemda
Bentuk pelatihan melibatkan seluruh stakeholder baik dari pemda maupun konsultan sebagai bentuk sinergi/kolaborasi sehingga memudahkan pelaksanaan
Perlu materi tentang P2KP yang langsung diberikan oleh masyarakat untuk memberikan pengalaman bagi TAPP tentang substansi P2KP dan PLPBK
TAPP tidak bisa maksimal melakukan pendampingan karena masih tergantung pada output semata (mengejar produk perencanaan)
Perlu diadakan pelatihan/penguatan rutin yang memberikan pemahaman kepada TAPP tentang tujuan PLPBK yang lebih mengedpankan aspek pemberdayaan, tidak hanya sebagai obyek dalam penyusunan RPLP dan RTPLP
Pengendalian penyusunan RPLP & RTPLP (Quality Control)
Bentuk RPLP dan RTPLP disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman masyarakat (open menu) dan mengadopsi pada RTBL
Materi RTBL yang relatif berat sangat sulit untuk memberikan hal tersebut kepada TIPP mengingat kapasitas dan kemampuan anggota TIPP berbeda-beda
Perlu evaluasi pada bentuk RPLP dan RTPLP yang diseuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, tidak digeneralisir antara wilayah rural dan urban
Bentuk penarikan dan pemanfaatan BLM sama dengan tata cara P2KP Reguler
Aturan dan Pedoman Pemanfaatn BLM dari MK berubah-ubah
Perlu disederhanakan pola pelaporan penggunaan BLM
III. TAHAP PEMASARAN
Pedoman Teknis Pemasaran
Pelatihan 2 Askot & Fasilitator
Pelatihan TAP
Pengendalian Pemanfaatan BLM
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK
Pengendalian Pemanfaatan BLM
Nama Responden
Budhi K Widodo, ST
Materi dan bentuk pelatihan sudah baik, peserta bisa memberikan masukan dan kunjungan lapangan membantu pemahaman mengenai pemasaran
Untuk materi pemasaran sosial/internal masih perlu ditambah dengan studi banding atau pemaparan yang sesuai dengan kebutuhan PLPBK
Perlu pelatihan yang melibatkan tim teknis atau pihak pemerintah sehingga terbangun komunikasi dan semangat yang sama dalam tahap pemasaran
TAP memiliki kemampuan memberikan pendampingan di masyarakat
Materi tentang PLPBK dan P2KP masih merupakan hal yang "asing" dan bukan menjadi pedoman dalam pelaksanaan di lapangan
TAP yang direkrut tidak hanya mampu dalam kompetensi pemasaran, namun memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat
Pengendalian Implementasi Strategi dan Rencana Kerja Pemasaran
Strategi pemasaran dan skema kemitraan cukup untuk menjalin kemitraan dengan pihak luar
Dukungan dari pemda atau tim teknis tidak optimal, belum ada kesepahaman dari jajaran birokrat
Jajaran birokrat perlu dilibatkan dari tingkat pusat sehingga ada keaktifan di tingkat bawah
Bentuk pengendalian BLM sudah termuat dalam RAB dan dikerjakan bersama-sama faskel ekonomi
Format pembukuan yang berubah-ubah sehingga sulit untuk segera dibuat pengendaliannya
USK PLPBK dan USK MK di tingkat KMP perlu duduk bersama membahas format yang akan diterapkan dalam pelaksanaan PLPBK Tahap Pemasaran. Diberikan kisi-kisi penggunaan BLM Pemasaran yg efektif.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Pembangunan
Menggunakan format PNPM MP (reguler), pedoman aturan pelaksanaan pembangunan melanjutkan dr pola yg sudah ada di P2KP, modifikasi yg dilakukan merupakan penggabungan struktural Tim TPP dan KSM saja
Perlu disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan PLPBK (modifikasi pedoman)
Segera diadakan pelatihan khusus tentang pendampingan kegiatan fisik PLPBK
Menggunakan format PNPM MP (reguler). Mekanisme pencairan melalui TPP dan UPD merupakan aspek monitoring yg berjalan. Ada proses dan progress yg diketahui oleh TPP selaku penanggung jawab Tingkat Desa
Belum ada format pedoman pengendalian khusus PLPBK, materi mengacu dari materi yang diberikan askot infra advanced, Realisasi di lapangan /pembangunan mjd sulit apabila dibandingkan dg cara pen-Termijn an (30%,50%,20%).
Kegiatan Infrastruktur PLPBK yang menggunakan BLM 700 juta perlu pendampingan khusus yang melibatkan KMP dan KMW sehingga memudahkan untuk bentuk pertanggungjawaban baik kualitas pekerjaan maupun pertanggunggjawaban keuangannya
Askot UP Kabupaten Sleman