instrumen akreditasi puskesmas jawa barat asli

245
1 COVER Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS DISUSUN OLEH TIM AKREDITASI PUSKESMAS DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011

Upload: windy6285

Post on 23-Oct-2015

6.279 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Instrumen Akreditasi Puskesmas Jawa Barat 2012

TRANSCRIPT

1

COVER

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

INSTRUMEN AKREDITASI

PUSKESMAS

DISUSUN OLEHTIM AKREDITASI PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2011

2

DAFTAR ISIHalaman

1. MANAJEMEN PUSKESMAS 3

2. PROMOSI KESEHATAN 23

3. KESEHATAN LINGKUNGAN 41

4. GIZI MASYARAKAT 62

5. P2M 81

6. KIA- KB 131

7. PENGOBATAN DASAR DAN KEGAWAT DARURATAN

167

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

3

INSTRUMEN I

MANAJEMEN PUSKESMAS

Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedNama Penilai

:

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Parameter :1.1. Visi, Misi dan Fungsi Puskesmas dirumuskan dengan jelas,

sehingga pelaksanaan program puskesmas dan keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan secara menyeluruh.

Definisi Operasional (DO) :Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, penyelenggara upaya kesehatan, penanggungjawab sebagian penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas (konsep wilayah) sesuai dengan kemampuannya.Visi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kerja puskesmas setempat.Misi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional yaitu (1). Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, (2). Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, (3). Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan, (4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Skor : …………..

0 Tidak ada Visi, Misi Puskesmas

1. Ada Visi, Misi tetapi tidak ada Strategi dan Langkah-langkah pencapaian visi & misi

2. Ada Visi, Misi ada Strategi dan Langkah-langkah mencapai visi misi Puskesmas tetapi tidak ada keterkaitan dengan Visi, Misi Dinas Kesehatan Kab/Kota

3. Ada Visi, Misi, ada keterkaitan dengan Visi, Misi Dinas Kesehatan Kab/Kota, tetapi dirumuskan sendiri oleh Kepala Puskesmas

4. Ada Visi, Misi, ada keterkaitan dengan Visi, Misi Dinas Kesehatan Kab/Kota, dan dirumuskan oleh Kepala puskesmas beserta seluruh petugas puskesmas

5. Point 4 ditambah diketahui dan dipahami oleh seluruh staf puskesmas

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

4

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Ada Dokumen Visi, Misi, Tujuan, Fungsi Puskesmas

Buku Pedoman Kerja PuskesmasKebijakan Dinas Kesehatan Kab./Kota (Renstra)SK atau buku Panduan Puskesmas Lainnya

Observasi (O) Lihat Penyajian Visi, Misi dan Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas

Wawancara (W)

Kepala Puskesmas/Kepala Tata Usaha atau Tenaga LainnyaPetugas tahu dan mampu menjelaskan Visi, Misi, strategi/langkah-langkah dan tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas.

1.2. Dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik, agar upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat berkualitas.

Definisi Opersional (DO) :Penyelenggaraan upaya kesehatan puskesmas terdiri upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen Puskesmas yang baik, sehingga menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.Manajemen Puskesmas adalah Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen.Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yakni Perencanaan, Penggerakan/Pelaksanaan dan Pengendalian, Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan sehingga menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.

Skor : …………..

0 Tidak ada Dokumen Perencanaan, dokumen Lokmin/Lokbul dan dokumen Evaluasi Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)

1. Dokumen Perencanaan saja yang ada

2. Dokumen Perencanaan, dan dokumen Lokmin /Lokbul saja

3. Dokumen Perencanaan, dan dokumen Hasil Kinerja saja

4. Dokumen Perencanaan, dokumen Lokmin /Lokbul dan dokumen Penilaian Kinerja Puskesmas tetapi tidak ada Jadwal Kegiatan /PKP

5. Ada Dokumen Perencanaan, ada dokumen Lokmin, dokumen Evaluasi Kinerja Puskesmas dan dilengkapi dengan POA

Catatan ;

Cara PembuktianDokumen (D) Dokumen Perencanaan, Dokumen Hasil

Pelaksanaan Lokmin/Lokbul (Notulen, Daftar Hadir Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

5

dsb), Dokumen Hasil PKPObservasi (O) Lihat POA manajemen (ada POA/jadwal P1,P2 dan

P3)Wawancara (W) - Kepala Puskesmas/Kepala Tata Usaha/Petugas

Lainnya.- Petugas tahu dan mampu menjelaskan proses

penyusunan perencanaan, Pelaksanaan Lokmin/Lokbul dan Proses Penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas

1.3 Dalam Upaya penyelenggaraan kegiatan di puskesmas, Puskesmas wajib mempunyai buku/standar/pedoman yang menunjang kegiatan pelayanan di puskesmas agar dapat dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku dan dapat dipertanggung jawabkan.

Definisi OperasionalStandar/Pedoman pelayanan puskesmas adalah acuan yang digunakan oleh puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan di puskesmas, meliputi :1. Undang -Undang ttg Kesehatan no 36 tahun 20092. Standar /pedoman Kebijakan Dasar Penyelenggaraan Puskesmas3. Standar/pedoman tentang perencanaan puskesmas4. Standar/ pedoman bangunan di puskesmas5. Standar/ pedoman peralatan di puskesmas6. Standar/ pedoman manajemen puskesmas (P1, P2 dan P3)7. Standar/ pedoman Ketenagaan di puskesmas8. Standar/ pedoman Pengobatan Dasar di puskesmas9. Standar/ pedoman Pengelolann Kesehatan lingkungan /limbah10.Standar/ pedoman teknis upaya kesehatan perorangan11.Standar/ pedoman teknis upaya kesehatan masyarakat12.Standar/ pedoman Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)13.Standar /pedoman tentang pengaturan Keuangan Puskesmas14.Standar/ pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas15.Standar/pedoman Upaya pokok dan upaya pengembangan di puskesmas

Skor : …………..

0 Tidak ada buku pedoman /stándar di puskesmas

1. Ada < 20 % dari yang disebutkan di Definisi Operasional

2. Ada, antara 20 % < 40% dari Definisi Operasional

3. Ada, antara 40 % < 60% dari Definisi Operasional

4. Ada, antara 60 % < 80 % dari Definisi Operasional

5. Ada, antara 80 % - 100 % dari Definisi Operasional.

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Tersedia Dokumen / Buku Pedoman

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

6

Observasi (O) lihat Dokumen /catat

Wawancara (W) Kepala Puskesmas/Kepala Tata Usaha/ Petugas Puskesmas Lainnya

STANDAR 2 ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Parameter :2.1 Fungsi Puskesmas bisa berjalan dengan baik, apabila dilengkapi

dengan struktur organisasi dengan uraian tugas yang jelas bagi setiap petugas

Definisi Opersional (DO) :Struktur organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan kerja antara bagian dan garis kewenangan antara kepala puskesmas dan petugas lainnya yang ditetapkan oleh Ka. Dinas Kesehatan kab./Kota atau Bupati/Walikota.

Skor = …………

0 Tidak ada struktur organisasi1. Ada struktur organisasi tetapi tidak ada SK Penetapan

2. Ada struktur organisasi, ada SK penetapan, tidak ada pembagian tugas kepada setiap petugas

3. Ada struktur organisasi, ada SK penetapan , ada pembagian tugas setiap petugas sesuai SK penetapan, tetapi tidak ada uraian tugas secara rinci per petugas di puskesmas

4. Ada struktur organisasi, ada SK penetapan, ada pembagian tugas dan ada uraian tugas yang jelas setiap petugas di puskesmas dari Kepala puskesmas, namun belum dilaksanakan sesuai uraian tugas.

5. Ada struktur organisasi, ada SK penetapan, ada pembagian tugas dari Bupati atau Walikota, ada pembagian tugas, ada uraian tugas setiap petugas dari Kepala puskesmas, sudah dilaksanakan oleh setiap petugas.

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Bagan /Ghant Chart Struktur organisasi puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

7

Observasi (O) Melihat struktur organisasi , dokumen uraian tugas semua petugas, SK penetapan struktur organisasi.

Wawancara (W) Kepala Puskesmas/Kepala Tata Usaha dan Petugas Lainnya

2.2 Untuk membuat perencanaan puskesmas salah satu data yang dipakai adalah data hasil kegiatan puskesmas tahun lalu (dari penilaian kinerja) yang dibuat secara benar dengan memperhatikan permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.

Definisi Opersional (DO) :- Perencanaan puskesmas adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus

dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.

- Perencanaan puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

- Langkah-langkah perencanaan :a. Tahap persiapan : Pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan

penetapan masalah.b. Analisa situasi gambaran pelayanan kesehatan di puskesmasc. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)d. Mengajukan Usulan Kegiatane. Menyusun rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) / POA

Skor = ……………

0 Tidak tersedia dokumen perencanaan

1 Tersedia dokumen perencanaan, tanpa melalui tahapan langkah2 perencanaan

2 Tersedia dokumen perencanaan melalui tahapan langkah2 perencanaan, tidak ada data hasil analisa tahun lalu

3 Tersedia dokumen perencanaan, melalui tahapan perencanaan, ada data analisa tahun lalu, akan tetapi tidak ada konsistensi dengan perencanaan atau kegiatan yang dilaksanakan tahun tersebut atau tahun berjalan.

4 Tersedia dokumen perencanaan, melalui tahapan, ada data analisa tahun lalu, ada konsistensi dengan kegiatan yang dilaksanakan akan tetapi tidak ditindak lanjuti dengan penyusunan RUK, RPK dan POA

5 Tersedia dokumen perencanaan, melalui tahapan, ada data analisa tahun lalu, ada konsistensi dengan kegiatan yang dilaksanakan dan ditindak lanjuti dengan penyusunan RUK, RPK dan POA

.Catatan :

Cara PembuktianDokumen (D) Ada dokumen perencanaan puskesmas lengkap

dengan 4 tahapan yaitu Tahap Persiapan, Analisis Situasi, Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

8

(RUK), Penyusunan Rencana Pelaksana Kegiatan (RPK) dan Laporan SP3

Observasi (O) Melihat usulan /perencanaan program (upaya wajib dan upaya pengembangan).Tabel/Format tahap-tahapan penyusunan RUK, tabel identifikasi masalah, prioritas masalah s/d pemecahan masalah dan Format RPK yg sudah jadi apa sesuai dengan permasalahan program atau tidak.

Wawancara (W) - Kepala Puskesmas/Kepala Tata Usaha/Tim Penyusun Perencanaan

- Petugas tahu dan mampu menjelaskan proses penyusunan perencanaan beserta tahapannya

2.3 Untuk mengevaluasi hasil kegiatan di puskesmas, di laksanakan lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini tribulan secara rutin dan terstruktur

Definisi Operasional (DO)Lokakarya Mini puskesmas dibagi 2 yaitu :(1) Lokakarya bulanan (lokbul) ádalah pertemuan yang diselenggarakan

setiap bulan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di puskesmas, puskesmas pembantu dan bidan desa dengan keluaran rencana kerja bulan yang akan datang.

(2) Lokakarya mini tribulanan yaitu pertemuan yang diselenggarakan / dilaksanakan tiap tiga bulan dengan melibatkan lintas sektor/tokoh masyarakat

Untuk dapat melaksanakan Lokakarya Mini dengan baik perlu perencanaan yang :

1. Tertulis dan terstruktur2. Pelaksanaannya teratur setiap bulan3. Ada penjadwalan perkegiatan termasuk lokakarya mini tribulanan4. Ada Plan of Action yang jelas dan rinci

Skor = ………….

0 Tidak ada perencanaan lokakarya mini

1. Ada perencanaan lokakarya mini tetapi tidak tertulis

2. Perencanan sudah tertulis, tetapi belum dilengkapi jadwal /POA

3. Perencanaan sudah ada, ada jadwal tetapi pelaksanaannya tidak teratur sesuai Jadwal

4. Perencanaan sudah ada, ada jadwal, pelaksanaannya teratur(hari/, tanggal/ minggunya tetap) ,tetapi catatan hasil hasil kegiatan tidak lengkap.

5. Perencanaan sudah ada, ada jadwal, pelaksanaannya teratur, catatan hasil hasil kegiatan lengkap.

Catatan :

Cara Pembuktian :Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

9

Dokumen (D) Buku Notulen lokmin, Jadwal / absensi, bukti surat menyurat

Observasi (O) Lihat buku notulen, lengkap apabila memuat tentang materi, hasil evaluasi kegiatan perprogram, ada identifikasi masalah, problem solving ada kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut.

Wawancara (W)

Salah seorang staff tahu dan mampu menjelaskan proses pelaksanaan lokmin bulanan/ lokmin tribulanan di puskesmas

2.4 Agar pelaksanaan penilaian Kinerja puskesmas terselenggara dengan baik dan benar, harus tersedia data data dan informasi yang akurat dan lengkap.

Definisi Operasional (DO)Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / Prestasi Puskesmas. Syarat utama untuk menilai kinerja puskesmas yaitu tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periode teratur.Data yang dikumpulkan merupakan hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas dan jejaringannya.Data dan Informasi dapat diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3), Profil puskesmas, laporan tahunan, laporan Keuangan, Laporan LPPO, Data lintas sektor serta laporan-laporan lain yang masih berlaku di Puskesmas.

Pencatatan dan Pelaporan mencakup :1. Data umum dan demogafi wilayah kerja Puskesmas2. Data Kegiatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang dilakukan baik di

dalam dan diluar Gedung Puskesmas serta pelayanan kesehatan di Jejaring wilayah kerja Puskesmas.

3. Data Sumber Daya (Ketenagaan, Obat dan bahan habis pakai, Peralatan, Sumber Pembiayaan, Sarana dan Prasarana)

4. Data Peran Serta Masyarakat5. Data Sekolah dan Kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas 6. Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayanan puskesmas, dll

Skor = .................0 Tidak tersedia data

1. Tersedia data, tidak lengkap, dan belum direkap perkegiatan

2. Tersedia data, lengkap, belum direkap perkegiatan

3. Tersedia data lengkap, sudah direkap perkegiatan tetapi belum dianalisa

4. Tersedia data lengkap, sudah direkap perkegiatan sudah dianalisa tapi belum divisualisasikan

5. Tersedia data lengkap, sudah direkap perkegiatan diolah dan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

10

divisualisasikan

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D)

Data semua kegiatan di Puskesmas lengkap dan sudah diolah/direkap /perkegiatan sesuai Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) Laporan Keuangan, Laporan LPPO, Data lintas sektor serta laporan-laporan lain yang masih berlaku di Puskesmas.Buku Pedoman/Panduan SP3Buku Panduan PKPProfil dan Laporan Tahunan Puskesmas

Observasi (O)

Lihat kualitas datanya lengkap dan benar, teratur, tepat waktu, ada rekapitulasi dari setiap kegiatan yang dilaksanakan. Terintegrasi satu data dengan data lainnya yang terkait.

Wawancara (W)

Kepala Puskesmas /ka TU/Petugas administrasi, Koordinator SP3, dan Pemegang program terkait, tahu dan ampui menjelaskan proses Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), Sistem Pencatatan Pelapporan Puskesmas (SP3)

2.5 Tersedia kartu status pasien (klien)/Rekam Medik yang berkunjung ke puskesmas sebagai dokumen pencatatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di dalam gedung dan dokumen pencatatan kegiatan pelayanan luar gedung (promotif, preventif) sesuai dengan sistem pencatatan program.

Definisi Operasional (DO) Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (SK Men Pan No. 135 thn 2002 atau Permenkes RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 ttg Rekam Medis

Rekam Medik Puskesmas meliputi :Isi rekam medis⌂ Identitas Pasien : nama, umur, alamat, jenis kelamain⌂ Tanggal/ Waktu : pelayanan⌂ Anamnesa⌂ Pemeriksaan Fisik / Penunjang medic⌂ Diagnosa⌂ Pengobatan dan/atau Tindakan⌂ Pelayanan lain yang diberikan kepada pasien⌂ Persetujuan tindakan bila diperlukan⌂ Nama dan Tanda Tangan oleh Pemeriksa yang memberikan pelayanan

kesehatan⌂ Pencatatan progam : sistem pencatatan yang sesuai dengan juknis

sistem pencatatan dan pelaporan program dasar pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas (upaya kesehatan wajib : 6 program), antara lain dokumen pencatatan pemberantasan penyakit, pelayanan KIA- Gizi, Kesehatan lingkungan, Promkes dan Upaya Pengembangan sesai program yang dilaksanakan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

11

Skor = .................

0 Tidak tersedia Rekam Medik pasien dan dokumen pencatatan program.

1. Tersedia Rekam Medik pasien dengan kelengkapan variabel dibawah 50% tetapi tidak tersedia dokumen pencatatan program

2. Tersedia Rekam Medik pasien dan dokumen pencatatan program dengan kelengkapan variabel antara 50% < 70%.

3. Tersedia Rekam Medik pasien dan dokumen pencatatan program dengan kelengkapan variabel antara 70% < 80%

4. Tersedia Rekam Medik pasien dan dokumen pencatatan program dengan kelengkapan variabel antara 70% < 80% disertai cara penyimpanan dokumen yang dapat mempermudah pencarian dokumen

5. Tersedia Rekam Medik pasien dan dokumen pencatatan program dengan kelengkapan variabel 80% < 100% disertai cara penyimpanan dokumen yang dapat mempermudah pencarian dokumen

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D)

Ada Family Folder / Kartu Status Pasien dan Pencatatan Program

Observasi (O)

Lihat Rekam Medik /Kartu Status Pasien secara acak minimal 5 status pasien dalam wakt 10 menit

Wawancara (W)

Dokter Pemeriksa/Petugas Rekam Medik/ petugas kes lainnya tahu dan mampu menjelaskan proses pengisian Rekam Medik atau Status Pasien

2.6 Tersedianya dokumentasi pelaporan yang menjadi kewajiban rutin puskesmas, meliputi laporan hasil kegiatan antara lain cakupan pelayanan kesehatan program, laporan morbiditas, laporan sumber daya puskesmas dll.

Definisi Operasional (DO)Laporan Puskesmas : adalah laporan yang harus disampaikan puskesmas pada periode tertentu (mingguan,bulanan, triwulanan, tahunan), antara lain laporan SP3, laporan program pelayanan imunisasi, P2M, surveilans, KIA-Gizi, KB, Promkes, Kesling, pelayanan kesehatan khusus dan inventori data puskesmasSkor = .................0 Tidak tersedia dokumentasi pelaporan puskesmas.

1. Tersedia dokumentasi laporan SP3 dengan kelengkapan laporan < 50%

2. Tersedia dokumentasi laporan SP3 dgn kelengkapan laporan antara 50% < 70%

3. Tersedia dokumentasi laporan SP3 dgn kelengkapan laporan antara 70% < 80%

4. Tersedia dokumentasi laporan SP3 dengan kelengkapan laporan antara 70% < 80% yang berisikan angka yang sama dgn laporan yang disampaikan pengelola program di puskesmas (imunisasi, P2M, surveilans, KIA-Gizi, Kesling, pelayanan kesehatan khusus)ke

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

12

dinkes kabkota dalam periode waktu laporan yang sama.5. Tersedia dokumentasi laporan SP3 dgn kelengkapan laporan diatas

80% yang berisikan angka yang sama dgn laporan yg disampaikan pengelola program di puskesmas (imunisasi, P2M, surveilans, KIA-Gizi, Kesling, pelayanan kesehatan khusus)ke dinkes kabkota dalam periode waktu laporan yang sama

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Ada Laporan SP3

Ada Laporan ProgramObservasi (O)

Lihat laporan per-bulan sampai terakhir bulan

Wawancara (W)

Petugas tahu dan mampu menjelaskan proses dan alur pelaporan

2.7 Tersedia penyajian data untuk manajeman kesehatan di wilayah kerja puskesmas, yang di sajikan ditempat tertentu yang memungkinkan setiap orang petugas puskesmas/ orang tertentu dapat melihat dan mengetahui perkembangan pembangunan kesehatan di walayah kerja puskesmas.

Definisi Operasional (DO) Penyajian data : penyajian data hasil capaian pelayanan maupun

perkembangan penyakit pada periode waktu tertentu (bulanan/triwulanan/tahunan) sebagai gambaran capaian kinerja pembangunan kesehatan di WKP puskesmas.

Data yang disajikan antara lain meliputi data :

- Data Umum dan Kependudukan

- Data Kesakitan

- Data Kematian

- Data Upaya Pelayanan Kesehatan

- Data Perilaku Masyarakat

- Data Sumber Daya Kesehatan (Tenaga, Sarana Prasarana, Kefarmasian/Obat, Keuangan dll)

Skor = .............

0 Tidak tersedia penyajian data

1. Tersedia penyajian data namun tidak ditempatkan di media/tempat yang memungkinkan orang mudah mengetahuinya.

2. Tersedia penyajian data dan ditempatkan di media/Tempat yang memungkinkan orang mudah mengetahuinya (publikasi).

3. Tersedia penyajian yang mencakup data hasil pelayanan kesehatan, angka kesakitan, faktor risiko kesakitan, sarana prasaran kesehatan, serta sudah ditempatkan di media yang memungkinkan orang mudah mengetahuinya.

4. Point 3, akan tetapi Tidak tersedia Dokumen Perencanaan kegiatan puskesmas (respon puskemas), yang disusun berdasarkan hasil

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

13

telaahan data capaian pelayanan kesehatan puskesmas yang datanya telah dipublikasikan

5. Point 3, dan Tersedia dokumentasi perencanaan kegiatan puskesmas (respon puskemas), yang disusun berdasarkan hasil telaahan data capaian pelayanan kesehatan puskesmas yang datanya telah dipublikasikan

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Ada Profil Kesehatan Puskesmas

Ada Laporan TahunanObservasi (O) Lihat Bagan Penyajian Data dan Informasi

Wawancara (W)

Petugas tahu dan mampu menjelaskan proses penyajian data dan informasi kesehatan

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Manajemen puskesmas yang terdiri dari Perencanaan Puskesmas, dilanjutkan dengan minilokakarya puskesmas dan diakhiri oleh evaluasi kinerja puskesmas dipimpin oleh kepala puskesmas dan dilaksanakan oleh sebuah tim penyusun yang ditetapkan oleh kepala puskesmas

Parameter :3.1 Adanya pembagian tugas yang jelas kepada tim penyusun

perencanaan puskesmas sesuai dengan kualifikasi yang memadai.

Definisi Operasional (DO) :Perencanaan puskesmas dilaksanakan oleh tim perencanaan puskesmas yang kualifikasinya tertinggi untuk setiap kegiatan yang ada, setiap anggota tim mempunyai uraian tugas yang jelas

Skor = ................

0 Tidak ada tim penyusun perencanaan puskesmas

1. Ada penyusun perencanaan tetapi bukan tim perencanaan puskesmas

2. Ada tim penyusun perencanaan tidak di lengkapi dengan Surat Tugas

3. Ada tim penyusun perencanaan, dilengkapi dengan Surat Tugas tetapi tidak mempunyai uraian tugas

4. Ada tim penyusun perencanaan, ada Surat Tugas, mempunyai uraian tugas, tetapi belum dilaksanakan sesuai uraian tugas.

5. Ada tim penyusun perencanaan, ada surat tugas, ada uraian tugas, dan sudah dilaksanakan.

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

14

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Dokumen perencanaan puskesmas, ada SK tim,

lengkap dengan uraian tugas/pembagian tugas, ada POA / Jadwal Kegiatan, ada sertifikat atau bukti penunjang lainnya

Observasi (O) Lihat bukti hasil Kegiatan , SK, Surat TugasWawancara (W) Pimpinan puskesmas, salah satu anggota tim

3.2 Adanya pembagian tugas yang jelas kepada setiap petugas yang ditunjuk sebagai tim penyusun evaluasi kinerja puskesmas

Definisi Operasional (DO) Agar evaluasi/penilaian kinerja puskesmas dapat dilakukan secara efektif dan efesien maka harus :

1. Ada pembagian tugas penilaian2. Ada uraian tugas yang jelas bagi setiap petugas yang ditunjuk3. Penanggung jawab adalah petugas yang kompeten atau pernah

mendapat pelatihan khusus tentang penilaian kiner puskesmas.

Tim evaluasi kinerja di puskemas terdiri dari : Tim Penilaian Kinerja Puskesmas, Tim Jaminan Mutu, Tim Akreditasi Puskesmas dsb.

Skor = ..............

0 Tidak ada tim evaluasi kinerja Puskesmas

1 Ada penyusun evaluasi kinerja puskesmas tetapi bukan tim

2 Ada tim penyusun evaluasi kinerja puskesmas, tetapi tidak di lengkapi dengan Surat Keputusan

3 Ada tim penyusun evaluasi kinerja puskesmas, dilengkapi dengan Surat Keputusan tetapi tidak mempunyai uraian tugas

4 Ada tim penyusun evaluasi kinerja puskesmas, mempunyai SK, mempunyai uraian tugas, tetapi belum dilaksanakan.

5 Ada tim penyusun evaluasi kinerja puskesmas, ada SK, ada uraian tugas, dan sudah dilaksanakan.

Catatan :

Cara PembuktianDokumen (D) Dokumen penilaian kinerja, SK tim dan uraian

tugas dan JadwalObservasi (O) Lihat dokumen hasil evaluasi kinerja puskesmas

(hasil PKP, Laporan Tahunan, Profil) SK, Uraian Tugas, Jadwal/POA

Wawancara (W) Pimpinana puskesmas / salah seorang anggota Tim

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

15

Dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas, Puskesmas perlu didukung oleh fasilitas dan peralatan yang memadai serta siap pakai untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan.

Parameter :4.1 Tersedia Fasilitas ruangan yang diperlukan untuk kegiatan

administrasi dan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas

Definisi Operasional (DO) :Fasilitas ruangan : Ruangan untuk melaksanakan pelayanan ke pengunjung puskesmas dan Ruangan untuk administrasiLengkap : tersedia

o Ruang pendaftaran o Ruang Unit Gawat Darurato Ruang Rekam Mediko Ruang Balai Pengobatan umumo Ruang Pengobatan Gigi o Ruang pelayanan KIA – KB o Ruang program lainnya (Upaya wajib dan Upaya Pengembangan) o Ruang administrasi ( pencatatan dan peloporan termasuk TU) o Ruang laboratorium Sederhanano Ruang Obat o Ruang konseling terpaduo Ruang Tunggu o Ruang Kamar mandi/WCo utk puskesmas DTP ada Ruang Perawatan, ada Dapuro PONED ada Ruang Persalinan

Skor = ………..

0 Tidak ada fasilitas /ruangan di puskesmas1 Ada kurang 20 % dari yang disebutkan di Definisi Operasional2 Ada, antara 20 % < 40% dari Definisi Operasional3 Ada, antara 40 % < 60% dari Definisi Operasional4 Ada, antara 60 % < 80 % dari Definisi Operasional5 Ada, antara 80 % - 100 % dari Definisi Operasional.

Catatan :

Cara PembuktianDokumen (D) Bagan Peta RuanganObservasi (O) Lihat ruanganWawancara (W) Pimpinana puskesmas / salah seorang petugas

4.2 Salah satu sumberdaya yang diperlukan untuk membantu kelancaran kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah tersedianya peralatan dan berfungsi di puskesmas

Definisi Operasional (DO) :Peralatan Puskesmas :adalah semua alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program/pelayanan kesehatan di puskesmas al :

1. Poliklinik Set2. Minor Surgery Set

5. Sanitarian Kit6. Dental Kit

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

16

3. KIA :a. Bidan Kitb. Partus Setc. Implant Kitd. IUD Kit

4. Immunisasi Kit

7. Dental Unit8. Laboratorium Set9. Nutrition Kit10.KIE Kit (Paket Penyuluhan)11.Emergency Kit12.Radiologi Unit

Skor = ………0 Tidak ada peralatan di puskesmas1 Ada kurang dari 20 % dari yang disebutkan di Definisi Operasional2 Ada, antara 20 % < 40% dari Definisi Operasional3 Ada, antara 40 % < 60% dari Definisi Operasional4 Ada, antara 60 % < 80 % dari Definisi Operasional5 Ada, antara 80 % -100 % dari Definisi Operasional.

Catatan :

Cara Pembuktian :

Dokumen (D) Buku inventaris peralatanObservasi (O) Lihat daftar inventaris barangWawancara (W) Pimpinana puskesmas / salah seorang petugas

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDURE

Untuk menjamin penyelenggaraan proses manajemen kesehatan di puskesmas, Pelayanan kesehatan di puskesmas dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang tertulis dan berlaku yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

Parameter :5.1 Tersedianya Prosedure yang terkait dengan proses Manajemen

perencanaan puskesmas yang menyangkut tentang procedure perencanaan program, perencanaan alat, perencanaan obat, perencanaan tenaga dsb

Definisi Opersional :Kebijakan atau Presedur yang dimaksud adalah :1. Prosedure /alur pelayanan pengunjung mulai masuk sampai pengunjung

tersebut pulang2. Prosedure Kepegawaian3. Prosedure Keuangan4. Prosedure Perencanaan5. Prosedure Penilaian Kinerja Puskesmas6. Prosedure Penyusunan Laporan Tahunan7. Prosedure sarana dan prasarana8. Prosedure pelayanan laboratorium

Skor = ................

0 Tidak ada Prosedure di puskesmas1 Ada kurang 20 % dari yang disebutkan di Definisi Operasional2 Ada, antara 20 % < 40% dari Definisi Operasional3 Ada, antara 40 % < 60% dari Definisi Operasional4 Ada, antara 60 % < 80 % dari Definisi Operasional

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

17

5 Ada, antara 80 % -100 % dari Definisi Operasional.

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) Ada prosedure yang tertulisObservasi (O) Lihat bundle ProsedureWawancara (W) Pimpinana puskesmas / salah seorang petugas

5.2 Sebagai bagian dari manajemen puskesmas, pelaksanaan lokakarya mini dilaksanakan melalui pertemuan pembahasan dengan lintas program (bulanan) dan lintas sektor (tribulanan) sesuai dengan prosedur yang berlaku (effectiveness)

Definisi Operasional (DO) ;Mini lokakarya akan dilaksanakan dengan baik bila :1. Ada kebijakan pelaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas2. Ada prosedur tetap tertulis yang disepakati bersama-sama3. Ada pelaksanaan yang dilakukan sesuai protap

Skor = ..............

0 Tidak protap pelaksanaan lokakarya mini bulanan & tribulanan puskesmas

1 Ada lokakarya mini bulanan & tribulana protap penilaian kinerja puskesmas tetapi tetapi tidak tertulis

2 Ada lokakarya mini bulanan & tribulanaprotap PKP tertulis tetapi belum tertulis sesuai tahapan

3 Ada prosedur tetap , tertulis, menyebutkan tahapan lokakarya mini bulanan & tribulana, belum dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap

4 Ada prosedur tetap, tertulis, menyebutkan tahapan lokakarya mini bulanan & tribulanan, dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap, belum di sahkan oleh ka. Puskesmas

5 Ada prosedur tetap , tertulis, menyebutkan tahapan lokakarya mini bulanan & tribulanan puskesmas, sudah dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap dan disahkan oleh Ka. Puskesmas

Catatan / Komentar :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) Kebijakan dan protap pelaksanaan lokminObservasi (O) Lihat Dokumen sesuai DOWawancara (W) Petugas puskesmas

5.3 Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas berdasarkan tahapan yang jelas dan terlaksana tepat waktu untuk kesinambungan program

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

18

Definisi Operasional (DO) :Penilaian kinerja puskesmas harus dilaksanakan dgn adanya prosedure yang berlaku di :1. Tertulis dan ditetapkan oleh pimpinan puskesmas 2. Ada prosedure tetap yang menjadi penunjangnya3. Dilaksanakan tepat waktu yaitu setiap awal bulan januari tahun

berikutnya4. Ada tahapan-tahapan secara rinci tentang tata laksana penilaian

Skor = ............

0 Tidak protap pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas

1 Ada protap penilaian kinerja puskesmas tetapi tetapi tidak tertulis

2 Ada protap PKP tertulis tetapi belum tertulis sesuai tahapan

3 Ada prosedur tetap , tertulis, menyebutkan tahapan2 pelaksanaan penilaian, belum dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap

4 Ada prosedur tetap, tertulis, menyebutkan tahapan2 pelaksanaan penilaian, dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap, belum di sahkan oleh ka. Puskesmas

5 Ada prosedur tetap , tertulis, menyebutkan tahapan2 pelaksanaan penilaian, sudah dilaksanakan sesuai tahapan dalam protap dan disahkan oleh Ka. Puskesmas

Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) = Protap tertulis ditanda tangani Ka Puskesmas,

Uraian Tugas, JadwalObservasi (O) = Ada SK tim, ada dokumen PKPWawancara (W) = Pimpinan Puskesmas

STANDAR 6. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN STAF

Manajemen puskesmas yang terdiri dari Perencanaan Puskesmas, dilanjutkan dengan minilokakarya puskesmas dan diakhiri oleh evaluasi kinerja puskesmas dan dilaksanakan oleh sebuah tim penyusun sesuai dengan kualifikasi yang memadai.

Parameter :6.1 Tim penyusun perencanaan puskesmas telah mendapat pelatihan

atau orientasi khusus tentang penyusunan perencanaan dan penilaian kinerja puskesmas (tehnical competency)

Definisi Operasional (DO) :Pelaksanaan pelatihan/ orientasi materi perencanaan diadakan pada masa persiapan baik penyusunan perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini puskesmas maupun evaluasi kinerja puskesmas. Orientasi ini dianggap telah memenuhi keperluan kesamaan pengertian para anggota tim bila ada acuan misalnya kebijaksanaan Dinkes kabupaten maupun Provinsi, serta adanya

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

19

strategi untuk mengukur apakah materi orientasi telah dihayati oleh setiap anggota tim penyusun

Skor = ..................0 Belum pernah ikut pelatihan atau orientasi1 Bukan pelatihan/ orientasi, hanya pemberitahuan lisan saja2 Ada pelatihan/orientasi tetapi belum semua anggota tim3 Ada pelatihan/ Orientasi dipimpin langsung oleh kepala puskesmas

diikuti oleh semua anggota tim4 Pelatihan /Orientasi dipimpin oleh Ka. Puskesmas, diikuti semua

anggota tim, dengan memperhatikan kebijakan Dinkes K/K atau Provinsi

5 Poin 4 + dan tim mampu menyusun perencanaan puskesmas sesuai tahapan perencanaan.

Catatan / Komentar :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) = Laporan rapat/ SK /sertifikat pelatihan/ surat tugasObservasi (O) = Lihat dokumen PerencanaanWawancara (W) = Tim penyusun perencanaan

6.2 Tenaga puskesmas telah mendapat pelatihan atau orientasi khusus tentang:

⌂ Keuangan⌂ Kepegawaian⌂ Inventarisasi Sarana Prasarana⌂ Komputerisasi (IT)⌂ Rekam Medik⌂ Manajemen Puskesmas/P2KT⌂ Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

Skor = ………0 Belum ada tenaga puskesmas yang pernah ikut pelatihan

1 Bukan pelatihan, hanya pemberitahuan lisan saja

2 Orientasi dipimpin langsung oleh kepala puskesmas

3 Ada pelatihan / orientasi tetapi belum semua, dibawah 50% pelatihan

4 Ada pelatihan / orientasi tetapi belum semua, ≤ 50% - 70% pelatihan

5 Ada pelatihan / orientasi tetapi belum semua, diatas 70% - 100% pelatihan

Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) = Laporan rapat/ SK /sertifikat pelatihan/ surat tugasObservasi (O) = Lihat dokumen Perencanaan/dokumen rekapitulasi

tenaga yg pernah mendapatkan pelatihan tersebut

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

20

diatasWawancara (W) = Tim penyusun perencanaan

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Dalam pelaksanaan manajemen puskesmas, yang berupa penyusunan perencanaan puskesmas, Lokakarya Mini Puskesmas dan evaluasi Kinerjanya dilakukan secara terstruktur tidak hanya pada proses perencanaannya tetapi juga pada proses pelaksanaannya, demi untuk menjamin mutu manajemen puskesmas serta pengendalian, pengawasan, penilaian secara keseluruhan

Parameter :7.1 Ada data hasil pembinaan secara terus menerus pelaksanaan

program jaminan mutu di puskesmas (continuity)

Definisi Operasional (DO)Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan standar yang telah ditetapkan serta menentukan dan melaksanakan cara pemecahan masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindaklanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.Kepuasan pelanggan merupakan indikator mutu suatu pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan harus diselenggarakan dengan orientasi pada pemenuhan harapan dan kebutuhan pelanggan.Data yang berisi inventarisasi kegiatan pelayanan puskesmas dalam rangka peningkatan mutu puskesmas :

1. Lengkap dan benar2. Teratur disusun setiap bulan/ tribulanan3. Ada analisis 4. Ada Rencana Tindak Lanjut

Skor = ..............

0 Tidak ada data pelaksanaan jaminan mutu di puskesmas1 Ada data tetapi tidak direkap dalam suatu laporan2 Ada data dan direkap dalam suatu laporan3 Ada data dan direkap dalam suatu laporan tetapi tidak ada analisa4 Sudah ada analisa tetapi tidak ada tindak lanjut5 Sudah ada analisa dan tindak lanjutnya.

Catatan :

Cara Pembuktian : Dokumen (D) = Laporan proses kegiatan atau data kegiatan

contohnya kegiatan survey kepuasan pelanggan di puskesmas

Observasi (O) = Hasil kegiatan, direkap dianalisa dan ditindak lanjuti

Wawancara (W) = Pimpinan Puskesmas /TU

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

21

7.2 Terumuskannya permasalahan kegiatan selama satu tahun dalam laporan tahunan puskesmas sesuai permasalahan kesehatan di wilayah kerja (effectivness)

Definisi Operasional (DO) ;Yang dimaksud perumusan permasalahan kegiatan yang lengkap adalah :1. Meliputi seluruh kegiatan yang ada di puskesmas2. Meliputi seluruh tahapan yang ada yaitu : pengumpulan data, identifikasi

masalah, dan cara-cara untuk mengatasi masalah yang ada

Skor = ................

0 Tidak ada laporan tahunan1 laporan tahunan ada tapi permasalahan di puskesmas selama 1

thn tidak disebutkan hanya laporan rutin saja2 Permasalahan sudah ada yang dilaporkan, tetapi urutan proritas

masalah tidak jelas3 Permasalahan sudah ada yang dilaporkan, urutan prioritas

masalah ada tetapi analisanya tidak ada4 Permasalahan sudah ada yang dilaporkan, prioritas masalah

disebutkan, analisanya ada, tindak lanjut permasalahan tidak ada5 Permasalahan sudah ada yang dilaporkan, prioritas masalah

disebutkan, analisanya ada, termasuk tindak lanjut kegiatan

Catatan :

Cara Pembuktian (CP)Dokumen (D) = Data-data puskesmasObservasi (O) = Lihat dokumenWawancara (W) = Pimpinan Puskesmas

7.3 Terdesiminasikannya hasil evaluasi kinerja puskesmas kepada masyarakat, lintas sektoral terkait (interpersonal relationship)

Definisi Operasional (DO) :Yang dimaksud dengan desiminasi hasil evaluasi adalah :1. Hasil evaluasi sudah disosialisasikan pd staf puskesmas sendiri secara

luas.2. Ada selebaran tertulis serta ceramah2 tentang hasil pencapaian

Hasil kinerja puskesmas.

Skor = ...................

0 Tidak ada evaluasi hasil kinerja puksesmas

1 Ada evaluasi hasil kinerja tetapi tidak dianalisa dan tidak disosialisasikan pada staf puskesmas

2 Ada Evaluasi hasil kinerja, dianalisa, disosialisasikan ke staf tetapi tidak dilaporkan/disosialisasikan pd masyarakat / sektor terkait

3 Ada Evaluasi kinerja puskesmas dianalisa, dilaporkan pd

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

22

masyarakat tertentu saja4 Sudah dilaporkan sudah didesiminasikan secara luas ke

masyarakat tetapi tidak ada umpan balik5 Sudah ada desiminasi luas, ada umpan balik./ usul saran dari

masyarakat/ lintas sektor ada upaya Tindak Lanjut

Catatan :

Cara Pembuktian (CP)Dokumen (D) = Laporan hasil evaluasi, rapat2 selebaran/edaranObservasi (O) = Lihat dokumen hasil sosialisasiWawancara (W) = Tokoh masyarakat yg ikut aktif menyusun PTP

puskesmas

Lembar Rangkuman

REKOMENDASI MANAJEMEN

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

23

LAMBAR Rangkuman

NIlai manajemen

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

24

INSTRUMEN 2

PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedNama Penilai

:

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN.

Upaya promosi kesehatan di Puskesmas secara operasional dilakukan agar masyarakat mampu ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya maupun yang berpotensi mengancam kesehatannya, secara mandiri. Disamping itu petugas Puskesmas diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat untuk melakukan PHBS.Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

25

Strategi dasar utama promosi kesehatan adalah (1) Gerakan Pemberdayaan Masyarakat (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi serta dijiwai semangat kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut promosi kesehatan dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas dan tujuan upaya promosi kesehatan.

Parameter :1.1. Setiap petugas Puskesmas memahami falsafah (Visi dan Misi Promosi

Kesehatan), pengertian, tujuan dan strategi Promosi kesehatan

Definisi Operasional ( DO) :Visi Promosi Kesehatan adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS.Misi Promosi Kesehatan adalah :1. Memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam

masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.

2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.

3. Mengadvokasikan para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (stekeholders) dalam rangka: Mendorong diberlakukanya kebijakan dan peraturan perundang-

undangan yang berwawasan kesehatan. Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan

masyarakat, dalam program-program kesehatan. Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat (termasuk LSM) dan dunia usaha.

Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan bidang kesehatan pada umunya.

Tujuan : meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup bersih dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.

Strategi :1. Gerakan Pemberdayaan, 2. Bina Suasana, 3. Advokasi

Strategi tersebut dilaksanakan melalui Kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.

Skor = ………….

0 = Petugas promkes tidak dapat menjelaskan visi & misi promkes1 = Petugas promosi kesehatan puskesmas dapat menjelaskan visi &

misi promkes2 = Ada penjelasan lisan dari petugas : perawat dan bidan3 = Ada penjelasan lisan dari petugas : perawat, bidan dan sanitarian4 = Ada penjelasan lisan dari petugas : perawat, bidan, sanitarian,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

26

dan petugas gizi,5 = Ada penjelasan lisan dari petugas promkes, perawat, bidan,

sanitarian, petugas gizi,dan petugas puskesmas lainnya

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) :

Buku Pedoman Pelaksanaan Promkes di Puskesmas yang berisi informasi dasar tentang promosi kesehatan di Puskesmas yang idikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kepmenkes 585/2007).

SK tentang ruang lingkup kegiatan Promkes Puskesmas berdasarkan Pedoman Promkes di Puskesmas.

Ada dokumen/laporan pertemuan/buku catatan tentang falsafah (Visi Misi) / tujuan promosi kesehatan.

Observasi (O) : Telaah dokumen/laporan pertemuan pembahasan falsafah (visi dan misi serta tujuan promkes)

Wawancara (W) : Petugas promkes dan petugas kesehatan lainnya di Puskesmas.

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN.

Upaya promosi kesehatan di Puskesmas dikelola dalam kesatuan manajemen Puskesmas yang meliputi aspek perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Pengelola promosi kesehatan di Puskesmas adalah tenaga pejabat fungsional penyuluh (minimal terampil).

Parameter :2.1. Upaya promosi kesehatan di Puskesmas perlu direncanakan agar

terlaksana secara efektif serta mencapai tujuan yang diharapkan.

Definisi Operasional (DO)Perencanaan promosi kesehatan terdiri dari perencanaan tahunan (menyatu dalam Perencanaan Tahunan Puskesmas – PTP) serta Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan. Disamping itu apabila diperlukan dibuat rencana yang bersifat khusus/ insidental.

Skor = …………

0 = Tidak ada perencanaan promosi kesehatan tahunan maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan.

1 = Ada perencanaan promosi kesehatan tahunan.2 = Ada perencanaan promosi kesehatan tahunan maupun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Bulanan sebanyak 1-5 bulan.3 = Ada perencanaan promosi kesehatan tahunan maupun Rencana

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

27

Pelaksanaan Kegiatan Bulanan sebanyak 6-8 bulan.4 = Ada perencanaan promosi kesehatan tahunan maupun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Bulanan sebanyak 9-11 bulan.5 = Ada perencanaan promosi kesehatan tahunan maupun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Bulanan sebanyak 12 bulan.

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) : Dokumen Perencanaan Tahunan Promosi Kesehatan dan

Rencana Kegiatan Bulanan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Observasi (O : -Wawancara (W) : Petugas promkes Puskesmas, Kepala Puskesmas.

2.2. Kegiatan promosi kesehatan Puskesmas dikelola dan dilengkapi dengan Administrasi pencatatan agar dapat dimonitor apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

Definisi Operasional (D.O) :Administrasi pengelolaan yang berhubungan dengan promosi kesehatan di Puskesmas meliputi; pencatatan/register, jadwal kegiatan, jadwal pelaksanaan, dsb.

1. Kegiatan pengkajian penyuluhan kelompok dalam gedung2. Register KIP/K3. Catatan pengkajian dan pembinaan PHBS institusi kesehatan4. Register penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat5. Register kunjungna rumah6. Catatan pembinaan dan pengkajian strata posyandu7. Catatan pembinaan dan pengkajian strata desa siaga aktif8. Catatan pembinaan PHBS rumah tangga

Skor : …………….

0 = Tidak ada kegiatan pencatatan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.

1 = Ada kegiatan pencatatan/register tetapi hanya 1 jenis dari 8 pencatatan diatas

2 = Ada kegiatan pencatatan/register 2 jenis3 = Ada kegiatan pencatatan/register 3 – 4 jenis4 = Ada kegiatan, ada pencatatan/register, 5 – 6 jenis5 = Ada kegiatan, pencatatan/register 7 – 8 jenis

Cara Pembuktian (C.P) :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

28

Dokumen (D) : Buku pencatatan/data tentang kegiatan Promkes Puskesmas.

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes dan petugas kesehatan lainnya di Puskesmas.

2.3. Setiap kegiatan promkes harus ditindak-lanjuti dengan laporan kegiatan promkes secara berkesinambungan.

Defnisi Operasional (D.O.) :Laporan kegiatan promkes harus dibuat setiap kali melakukan kegiatan termasuk pembahasan, tindak lanjut dan penanggung jawabnya.

Skor : ……….

0 = Tidak ada laporan pelaksanaan program promkes1 = Ada laporan tetapi tidak teratur2 = Ada laporan secara teratur3 = Ada laporan secara teratur dan ada petugas bertanggung jawab

membuat visualisasi hasil kegiatan promkes minimal 1 jenis laporan dari 8 pencatatan/register

4 = Ada laporan secara teratur dan ada petugas bertanggung jawab membuat visualisasi hasil kegiatan minimal 2 jenis laporan dari 8 pencatatan/register

5 = Ada laporan secara teratur dan ada petugas bertanggung jawab membuat visualisasi hasil kegiatan promkes lebih dari 3 jenis laporan dari 8 pencatatan/register

Catatan :

Pembuktian (C.P.) : Dokumen (D) : Arsip laporan kegiatan ; jadwal, protap kegiatan dalam

gedung dan luar gedung dan laporan tahunan.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes dan petugas kesehatan lainnya di Puskesmas.

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN.

Promosi kesehatan di Puskesmas dilaksanakan oleh semua tenaga kesehatan yang dikoordinir oleh seorang petugas promkes dan dapat menjaga hubungan yang baik dengan sesama staf serta dengan pimpinan Puskesmas.

Parameter : 3.1. Petugas promosi kesehatan Puskesmas adalah tenaga Jabatan

Fungsional Penyuluh (minimal tenaga Jabatan Penyuluh Terampil) yang memiliki tugas dan kewenangan sesuai dengan SK Menpan, atau tenaga kesehatan lain yang sudah dilatih tentang kepromkesan yang ditugaskan oleh kepala Puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

29

Definisi Operasional- Jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat adalah pelaksana

teknis fungsional di bidang penyuluhan kesehatan masyarakat di instansi / unit pelayanan kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan dan instansi lain di luar Kementerian Kesehatan.

- Jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat terampil pendidikan minimal D3 kesehatan dengan pangkat serendah-rendahnya pengatur golongan II/C.

- Tenaga Kesehatan lain yang ditunjuk sebagai tenaga Promkes, sudah dilatih tentang Promosi Kesehatan dan mendapat STTPL.

Skor : …………..

0 = Tidak ada petugas yang khusus menangani kegiatan promosi kesehatan

1 = Ada tenaga yang khusus menangani promkes namun bukan tenaga jafung

2 = Ada tenaga promkes yang memenuhi syarat untuk menjadi tenaga jafung, belum pelatihan jafung

3 = Ada tenaga promkes yang memenuhi syarat untuk menjadi tenaga jafung, sudah pelatihan jafung/ promkes namun belum diangkat jafung

4 = Ada tenaga jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat dan dilatih tentang Promkes tapi belum pernah naik pangkat.

5 = Ada tenaga jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat dan dilatih tentang Promkes dan sudah pernah naik pangkat

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) : SK Jafung/Surat penunjukan kepala Puskesmas, SK naik

pangkat jafung, STTPL, uraian tugas (tugas pokok promkes dan tugas tambahannya adalah program pengembangan bukan program wajib) yang ditandatangani oleh Ka. Puskesmas.

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Tenaga promkes Puskesmas, Kepala Puskesmas.

3.2. Kegiatan promkes puskesmas dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terampil promkes yang telah dilatih tentang pengembangan masyarakat serta metode dan media promkes

Definisi Operasional (D.O) :Tenaga kesehatan terampil promkes adalah tenaga yang bukan jafung penyuluh kesehatan masyarakat, tetapi sudah mengikuti pelatihan pengembangan masyarakat serta metode dan media promosi kesehatan masyarakat, atau sarjana D3/S1 kesehatan masyarakat.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

30

Skor : ……………

0 = Tidak ada tenaga kesehatan yang turut serta melaksanakan promkes

1 = Ada tenaga kesehatan yang turut serta melaksanakan promkes tetapi belum pernah dilatih tentang pengembangan masyarakat serta metode dan media promosi kesehatan masyarakat

2 = Ada tenaga kesehatan yang turut serta melaksanakan promkes sudah pernah dilatih tentang pengembangan masyarakat atau metode dan media promosi kesehatan masyarakat

3 = Ada tenaga promkes yang sudah dilatih dengan pengembangan masyarakat serta metode dan media promosi kesehatan masyarakat

4 = Ada tenaga D3 pendidikan kesehatan masyarakat5 = Ada tenaga S1 pendidikan kesehatan masyarakat (SKM)

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen ( D) : Sertifikat, Ijazah, STTPL, Uraian tugas (tugas pokok/ tugas

tambahan) yang ditanda-tangani kepala puskesmasObservasi (O) : -Wawancara (W) : Tenaga kesehatan terampil promkes, tenaga jafung

promkes, Kepala Puskesmas

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Promkes Kesehatan di Puskesmas dapat berjalan dengan baik dan lancar (effective end efficient) bila tersedia Fasilitas serta Peralatan yang cukup/ memadai.

Parameter :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

31

4.1 Klinik KIP/K : tempat untuk pelayanan penyuluhan individual sekaligus sebagai tempat pengelolaan promkes puskesmas, perlu disediakan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

Definisi Operasional (DO):Ruang yang diperlukan untuk kegiatan KIP/K sekaligus sebagai tempat pengelolaan promkes kesehatan di puskesmas yang dilengkapi dengan peralatan penyuluhan dan peralatan kantor yang diperlukan.Untuk Puskesmas dengan Tempat Tidur (DTP) kegiatan KIP/K dilakukan juga di samping tempat tidur pasien (bed side teaching)

Skor : …………

0 = Tidak ada ruang khusus KIP/K maupun ruang untuk pengelolaan promkes

1 = Ada ruang pengelolaan promkes tetapi tidak khusus untuk ruang KIP/K dan tanpa peralatan penyuluhan (sesuai standar dalam buku Pedoman Pelaksanaan promkes di Puskesmas–Kepmenkes 585/2007) serta tanpa peralatan kantor (mesin ketik, lemari file)

2 = Ada ruang khusus untuk ruang KIP/K dan pengelolaan promkes tetapi tanpa peralatan penyuluhan (sesuai standar dalam buku Pedoman Pelaksanaan promkes di Puskesmas – Kepmenkes 585/ 2007) serta peralatan kantor (mesin ketik, lemari file)

3 = Ada ruang khusus untuk ruang KIP/K sekaligus untuk pengelolaan promkes namun belum dilengkapi dengan peralatan kantor (mesin ketik, lemari file) serta peralatan penyuluhan belum sesuai standar dalam buku Pedoman Pelaksanaan promkes di Puskesmas – Kepmenkes 585/2007.

4 = Ada ruang khusus untuk ruang KIP/K sekaligus untuk pengelolaan promkes dilengkapi dengan peralatan kantor (mesin ketik, lemari file) serta peralatan penyuluhan namun belum sesuai standar dalam buku Pedoman Pelaksanaan promkes di Puskesmas – Kepmenkes 585/2007.

5 = Ada ruang khusus untuk ruang KIP/K sekaligus untuk pengelolaan promkes dilengkapi dengan peralatan penyuluhan (sesuai standar dalam buku Pedoman Pelaksanaan promkes di Puskesmas – Kepmenkes 585/2007) serta peralatan kantor (mesin ketik, lemari file).

Catatan :

Cara Pembuktian (CP):Dokumen (D) : Inventaris peralatan penyuluhan sesuai dengan Buku

pedoman Promkes Puskesmas (Kepmenkes 585/ 2007) yaitu : flipchart & stands, OHP atau multi media player (contoh infokus), Amplifier & wireless, Kamera foto, megaphone, Portable generator, tape/ cassette recorder/ player dan papan informasi. Dan ada daftar infentaris sarana dan prasarana.

Observasi (O) : Inspeksi ruangan KIP/KWawancara (W) : Tenaga jafung promkes, kepala puskesmas.

4.2. Tempat penyimpanan sarana/media promkes perlu disediakan agar tidak mudah rusak. (Safety, efficiency)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

32

Definisi Operasional (D.O.):Ruang atau lemari khusus untuk penyimpanan sarana/ media promkes yang disimpan secara tertata baik dengan ventilasi yang cukup /tidak lembab sehingga peralalan promkes dapat bertahan lebih baik.

Skor : …………..

0 = Belum ada ruang atau lemari khusus penyimpanan sarana/ media promkes dan penanggung jawabnya

1 = Ada ruang atau lemari tetapi tidak khusus penyimpanan sarana/ media promkes dan penanggung jawabnya

2 = Ada ruang atau lemari khusus penyimpanan sarana/ media promkes tidak tertata baik walau ventilasi cukup baik / tidak lembab dan penanggung jawabnya.

3 = Ada ruang atau lemari khusus penyimpanan sarana/ media promkes yang disimpan tidak tertata baik namun ventilasi tidak cukup baik / lembab dan penanggung jawabnya

4 = Ada ruang atau lemari khusus penyimpanan sarana/ media promkes yang disimpan secara tertata baik namun ventilasi tidak cukup baik / lembab dan penanggung jawabnya.

5 = Ada ruang atau lemari khusus penyimpanan sarana/ media promkes yang disimpan secara tertata baik dengan ventilasi cukup, tidak lembab dan ada penanggung jawabnya

Catatan ;

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Inventaris alat/ruangan, ada tempat khusus

penyimpanan alat – alat promkes, dan penanggungjawabnya.

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

4.3. Pemanfaatan semua sarana/ peralatan/ media promkes secara optimal merupakan hal yang sangat diperlukan untuk keberhasilan promkes di puskesmas.

Definisi Operasional (D.O.) :Pemanfaatan/ penggunaan peralatan/ media baik cetak maupun elektronik seoptimal mungkin sesuai dengan ketersediaan alat/media yang ada untuk mendukung keberhasilan promkes di Puskesmas yang dilengkapi dengan protap penggunaan peralatan, penggunaan media elektronik dan cetak.

Skor : …………

0 = Tidak ada kegiatan promkes kelompok dalam gedung dan luar gedung

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

33

1 = Ada kegiatan promkes dalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/ K dan Bed Side Teaching untuk Puskesmas DTP) belum menggunakan peralatan/ media dengan benar dan belum melaksanakan kegiatan promkes di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah) secara terjadwal, tercatat dan dievaluasi hasilnya secara berkala

2 = Ada kegiatan promkes dalam gedung (penyuluhan kelompok dengan menggunakan peralatan/ media dengan benar, KIP/ K dan Bed Side Teaching untuk Puskesmas DTP) belum melaksanakan kegiatan promkes di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah) secara terjadwal, tercatat dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

3 = Ada kegiatan promkes dalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/ K dan Bed Side Teaching untuk Puskesmas DTP dengan menggunakan peralatan/ media secara benar,) belum melaksanakan kegiatan promkes di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah) secara terjadwal, tercatat dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

4 = Ada kegiatan promkes dalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/ K dan Bed Side Teaching untuk Puskesmas DTP) dan melaksanakan kegiatan promkes di luar gedung (penyuluhan kelompok) dengan menggunakan peralatan/ media secara benar, tetapi belum melaksanakan kunjungan rumah secara terjadwal, tercatat dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

5 = Ada kegiatan promkes dalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/ K dan Bed Side Teaching untuk Puskesmas DTP) dan melaksanakan kegiatan promkes di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah) dengan menggunakan peralatan/ media dengan benar secara terjadwal, tercatat dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

Cara Pembuktian (C.P.):Dokumen (D) : Buku pencatatan tentang pemanfaatan peralatan/

media elektronik maupu cetak sesuai jadwal kegiatan Promkes, Protap penggunaan peralatan penyuluhan/media elektronik dan cetak.

Hasil evaluasi penggunaan peralatan/media promkes puskesmas

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes, petugas kesehatan yang

melaksanakan promkes, kepala puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

34

STANDAR 5. KEBIJAKSANAAN DAN PROSEDUR

Adanya kebijakan dan prosedur tertulis tentang tata cara promkes yang baik sesuai dengan kelompok sasaran serta dikomunikasikan kepada seluruh petugas dalam memberikan arah terhadap pelaksanaan promkes yang lebih efektif.

Parameter : 5.1. Kegiatan promkes dilaksanakan sesuai tata cara atau prosedur

tetap yang baku sehingga promkes dapat terlaksana secara efektif (Effectiveness, Efficiency).

Definisi Operasional (D.O.)Promkes di Puskesmas dilaksanakan dengan mengacu pada buku pedoman promkes puskesmas (kepmenkes 585/2007)

Skor:……………

0 = Tidak ada kegiatan promkes baik di dalam gedung maupun di luar gedung.

1 = Kegiatan Promkes meliputi kegiatan didalam gedung (penyuluhan kelompok), tetapi belum melaksanakan KIP/K dan bed side teaching untuk Puskesmas DTP, pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan institusi kesehatan, dan belum melaksanakan kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok , kunjungan rumah, pengkajian/pembinaan PHBS di berbagai tatanan utamanya di tatanan rumah tangga, kegiatan pemberdayaan menuju desa siaga aktif, pembinaan UKBM utamanya pembinaan Posyandu)

2 = Kegiatan Promkes meliputi kegiatan didalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/K dan bed side teaching untuk Puskesmas DTP) tetapi belum melaksanakan pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan institusi kesehatan, dan belum melaksanakan kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah, pengkajian/pembinaan PHBS di berbagai tatanan utamanya di tatanan rumah tangga, kegiatan pemberdayaan menuju desa siaga aktif, pembinaan UKBM utamanya pembinaan Posyandu)

3 = Kegiatan Promkes meliputi kegiatan didalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/K dan bed side teaching untuk Puskesmas DTP , pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan institusi kesehatan), tetapi belum melaksanakan kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah, pengkajian/pembinaan PHBS di berbagai tatanan utamanya di tatanan rumah tangga, kegiatan pemberdayaan masyarakat menuju desa siaga aktif, pembinaan UKBM utamanya pembinaan Posyandu)

4 = Kegiatan Promkes meliputi kegiatan didalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/K dan bed side teaching untuk Puskesmas DTP , pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan institusi kesehatan), dan kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah, pengkajian/pembinaan PHBS di berbagai tatanan utamanya di tatanan rumah tangga tetapi belum melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat menuju desa siaga aktif, pembinaan UKBM utamanya pembinaan Posyandu).

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

35

5 = Kegiatan Promkes meliputi kegiatan didalam gedung (penyuluhan kelompok, KIP/K dan bed side teaching untuk Puskesmas DTP, pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan institusi kesehatan), dan kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah, pengkajian/pembinaan PHBS di berbagai tatanan utamanya di tatanan rumah tangga, pemberdayaan masyarakat menuju desa siaga aktif, pembinaan UKBM utamanya pembinaan Posyandu,)

Cara Pembuktian (C.P.):Dokumen (D) : Buku Pedoman promkes kesehatan untuk petugas

Puskesmas, protap kegiatan promkes dalam Gedung (penyuluhan Kelompok, KIP/K, pengkajian dan pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan ), protap kegiatan di luar gedung (penyuluhan kelompok, kunjungan rumah, pengkajian dan pembinaan PHBS di berbagai Tatanan, pemberdayaan Masyarakat menuju Desa Siaga Aktif, pembinaan Pos Yandu dan UKBM lainnya).Protap pelimpahan tugas promkes bila petugas promkes berhalangan.

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

5.2. Topik promkes meliputi masalah utama yaitu penyakit yang paling banyak ( 10 besar penyakit di Puskesmas) maupun penyakit yang bukan masalah di wilayah kerja Puskesmas tersebut namun berpotensi terjadi di wilayah tsb. dan perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat.

Definisi Operasional :Topik promkes utama adalah masalah 10 besar penyakit yang paling banyak di wilayah kerja puskesmas bersangkutan. Promkes lebih di arahkan kepada masalah perilaku penyebab timbulnya penyakit tersebut.

Skor : ……………..

0 = Belum ada topik promkes1 = Ada promkes cuma 1 topik masalah utama di masyarakat di

wilayah kerjaPuskesmas, penyakit yang bukan masalah dan berpotensi terjadi di wilayah puskesmas

2 = Promkes meliputi 2 topik masalah utama di masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas, penyakit yang bukan masalah dan berpotensi terjadi di wilayah puskesmas

3 = Promkes meliputi 3 topik masalah utama di masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas, penyakit yang bukan masalah dan berpotensi terjadi di wilayah puskesmas

4 = Promkes meliputi 4 topik masalah utama di masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas, penyakit yang bukan masalah dan berpotensi terjadi di wilayah puskesmas

5 = Meliputi lebih dari > 5 topik masalah utama di masyarakat, penyakit yang bukan masalah dan berpotensi terjadi di wilayah puskesmas, termasuk penyakit yang cenderung meningkat

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

36

(penyakit jantung dan pembuluh darah, TBC, ISPA, malaria, HIV/AIDS dll) dengan aspek pencegahannya

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Laporan promkes, data sepuluh besar penyakit.Observasi (O) : Kegiatan promkesWawancara (W) : Kepala puskesmas, petugas promkes,

5.3. Kegiatan promkes dilaksanakan dengan mempertimbangkan upaya tindak lanjut.

Definisi Operasional (D.O.) :Rencana tindak lanjut dari setiap kegiatan promkes termasuk umpan balik sasaran penyuluhan.

Skor : ……………

0 = Tidak ada rencana tindak lanjut1 = Ada tindak lanjut tetapi tidak direncanakan2 = Ada rencana tindak lanjut dan pelaksanaannya3 = Ada tindak lanjut tetapi tidak semua kegiatan promkes4 = Ada tindak lanjut untuk semua kegiatan promkes5 = Ada tindak lanjut untuk semua kegiatan promkes serta ada

umpan balik dari sasaran penyuluhan.

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Rencana Tindak Lanjut, laporan kegiatan terkait

dengan umpan balik dari sasaran penyuluhan.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

Catatan :

37

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pembinaan dan pengembangan staf dapat dilakukan dengan pembinaan teknis sehari -hari, pelatihan maupun pendidikan.

Parameter :6.1. Pengembangan staf dilaksanakan oleh petugas jafung promkes

terampil atau petugas kesehatan yang sudah dilatih tentang promkes. Untuk kesinambungannya diperlukan adanya pembinaan dan pengembangan petugas pelaksana secara berkesinambungan.

Definisi Operasional (DO): Pengembangan staf dalam promkes dilakukan untuk menjaga mutu pelaksana agar sesuai dengan perkembangan jaman. Pengembangan staf dilakukan oleh puskesmas dengan cara: pelatihan tentang pengelolaan promkes, teknis promkes.

Rutin :Skor : ……………

0 = Tidak pernah ada kegiatan pembinaan dan pengembangan.1 = Ada kegiatan pembinaan pengembangan melalui pertemuan -

pertemuan tetapi tidak rutin.2 = Ada kegiatan pembinaan dan pengembangan staf pelaksana

secara rutin di Puskesmas.3 = Ada pembinaan berupa pertemuan rutin dengan pembina dari

dalam dan luar Puskesmas (Dinkes Kab/ Kota, Provinsi atau Pusat).

4 = Ada pembinaan rutin berupa diskusi antar Puskesmas yang dilakukan oleh Kab/ Kota.

5 = Ada kegiatan pelatihan dan pembinaan rutin dan penghargaan terhadap kinerja Promkes dari interen Puskesmas, Kab/ Kota, Provinsi dan Pusat.

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Laporan pertemuan pembinaan dan pengembangan staf,

laporan hasil pelatihan, Ijasah D3 Kesehatan, Surat Tugas

Pelatihan, STTPL, Piagam Penghargaan.Observasi (O) : -

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / Komentar :

38

Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

6.2. Adanya penyebarluasan metoda dan teknik promkes kepada staf lainnya

Definisi Operasional (DO):Hasil pelatihan petugas puskesmas tentang metoda dan teknik promkes disebarluaskan pada saat lokmin secara rutin (1 tahun 4 kali) dan dilaksanakan secara berkala (3 bulan sekali).

Skor : ……………

0 = Tidak ada penyebarluasan metode dan teknik promkes1 = Ada penyebarluasan metode dan teknik promkes kepada staf 1

kali setahun2 = Ada penyebarluasan metode dan teknik promkes kepada staf 2

kali setahun3 = Ada penyebarluasan metode dan teknik promkes kepada seluruh

staf 3 kali setahun4 = Ada penyebarluasan metode dan teknik promkes kepada seluruh

staf 4 kali setahun tetapi tidak dievaluasi5 = Ada penyebarluasan metode dan teknik promkes kepada seluruh

staf 4 kali setahun dan dievaluasi

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Laporan kegiatan penyebarluasan hasil Pelatihan (Notulen).Observasi : -Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

6.3. Pengembangan dan Pembinaan Staf lebih lanjut dapat dilaksanakan dengan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang dapat ditunjang oleh Puskesmas.

Definisi Operasional (DO):Pendidikan dan Pelatihan berkelanjutan yang berhubungun dengan Pendidikan/ Promosi kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas Promkes dan ada upaya puskesmas untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam hal promkes dalam bentuk usulan pelatihan ke tingkat lebih atas termasuk menganggarkannya

Skor : …………….

0 = Tidak ada kegiatan pendidikan/pelatihan staf pelaksana1 = Ada pendidikan/pelatihan oleh kabupaten/kota/provinsi tetapi

sangat jarang (diatas satu tahun satu kali).Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

39

2 = Ada pendidikan/pelatihan oleh kabupaten/kota/provinsi rutin setiap tahun

3 = Ada pendidikan/pelatihan ke tingkat kabupaten/kota/provinsi setiap enam bulan Sekali

4 = Ada pendidikan dan pelatihan ke tingkat kabupaten/kota/provinsi atau pusat dan ada usulan/rencana pelatihan/pendidikan ke kabupaten/kota/provinsi secara tertulis.

5 = Ada pendidikan dan pelatihan ke tingkat kabupaten/kota/provinsi atau pusat serta ada usulan/rencana pendidikan/pelatihan Promosi Kesehatan termasuk penganggaran oleh puskesmas secara tertulis

Cara Pembuktian (C.P.):Dokumen (D) : Surat Tugas, STTPL, Rencana Diklat Promkes, surat usulan.Observasi : -Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Evaluasi dan pemantauan Promosi Kesehatan Masyarakat dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan, proses dan hasil kegiatan tersebut agar dapat dilakukan langkah-langkah pembenahan apabila diperlukan.

Parameter : (Dimensi mutu)7.1. Pemantauan/ monitoring kegiatan dilakukan secara berkala untuk

melihat apakah input, proses dan output sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Definisi Operasional (D.O.):Pemantauan/ Monitoring kegiatan promosi yang dilakukan secara berkala (tribulanan, 6 bulanan, dsb) sesuai dengan rencana monitoring. Kegiatan monitoring dilaksanakan dengan menggunakan instrumen (pencatatan sederhana/komplek sesuai dengan yang diinginkan) dan hasilnya di tindak lanjuti.

Skor : ……………

0 = Tidak ada kegiatan pemantauan/monitoring1 = Ada kegiatan pemantauan/monitoring tetapi tanpa

menggunakan instrumen/ pencatatan monitoring, tidak rutin dilakukan.

2 = Ada kegiatan pemantauan/monitoring dengan pencatatan/instrumen dilakukan secara tidak rutin.

3 = Ada kegiatan pemantauan/monitoring dengan menggunakan instrumen, dilakukan secara berkala dan rutin.

4 = Ada kegiatan pemantauan/monitoring dengan menggunkan instrumen, dilakukan secara rutin, ada pengolahan/ analisa hasil pemantauan/monitoring dan kemudian dibuatkan rekomendasi/ feedback namun belum ditindak lanjuti

5 = Ada kegiatan pemantauan/monitoring dengan menggunakan instrumen dilaksanakan secara rutin, ada pengolahan/ analisa hasil pemantauan/monitoring dan kemudian dibuatkan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / Komentar :

40

rekomendasi/ feedback dan ditindak lanjuti.

Cara Pembuktian (CP):Dokumen (D) : Instrumen monitoring, laporan hasil monitoring,

rekomendasi hasil monitoring, dan tindak lanjut hasil monitoring, protap kegiatan pemantauan promkes.

Observasi (O) : Pelaksanaan kegiatan Wawancara (W): Petugas promkes, kepala puskesmas

7.2. Evaluasi Kegiatan promkes puskesmas untuk melihat dampak atas dilaksanakannya kegiatan promkes.

Definisi Operasional (D.O.):Evaluasi/ penilaian kegiatan promkes dilakukan pada akhir tahun kegiatan, atau sesuai dengan waktu yang direncanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan instrument, chek list, daftar tilik.

Skor : ………

0 = Tidak ada kegiatan evaluasi/penilaian1 = Ada kegiatan evaluasi/penilaian tetapi tanpa menggunakan

instrumen/pencatatan evaluasi, tidak rutin dilakukan2 = Ada kegiatan evaluasi/penilaian dengan pencatatan/instrumen,

dilakukan secara tidak rutin3 = Ada kegiatan evaluasi/penilaian dengan menggunakan

instrumen dilakukan setiap akhir tahun.4 = Ada kegiatan evaluasi/penilaian dengan menggunakan

instrumen dilakukan setiap akhir tahun, ada pengolahan/analisis hasil evaluasi/penilaian dan kemudian dibuatkan rekomendasi/feedback

5 = Ada kegiatan evaluasi/penilaian dengan menggunakan instrumen dilakukan setiap akhir tahun, ada pengolahan/analisis hasil evaluasi/penilaian dan kemudian dibuatkan rekomendasi/feedback dan ada tindak lanjut.

Cara Pembuktian (C.P.):Dokumen (D) : Instrumen evaluasi/penilaian, laporan hasil

evaluasi/penilaian, rekomendasi hasil dan tindak lanjut serta protap evaluasi/penilaian

program promkes.Observasi (O) : Pelaksanaan kegiatan Wawancara (W) : Petugas promkes, kepala puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / Komentar :

Catatan

41

LEMBAR : REKOMENDASI PROMKES

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

42

Lembar : NILAI PROMKES

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

43

INSTRUMEN 3

KESEHATAN LINGKUNGAN Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedNama Penilai

:

Puskesmas sebagai sarana pelayanan umum, wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar persyaratan, untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada pasien, staf puskesmas serta masyarakat yang tinggal di sekitar puskesmas yang kemungkinan dapat terkena dampak pencemaran lingkungan puskesmas.

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Setiap Puskesmas dalam mewujudkan Paradigma Sehat bukan sekedar melaksanakan upaya pelayanan kuratif dan rehabilitative, tetapi perlu menekankan pentingnya upaya preventif dan promotif dengan mengupayakan penyehatan lingkungan Puskesmas agar terjamin kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung, pegawai, dan masyarakat sekitarnya.

Parameter :1.1 Ada kebijakan upaya kesehatan lingkungan

Definisi Operasional ( DO) :1. Kebijakan: adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

2. Kebijakan upaya kesehatan lingkungan ditetapkan oleh pimpinan puskesmas yang menyatakan komitmen dan tanggungjawab, termasuk dalam hal penganggaran

3. Kebijakan harus sesuai dengan visi dan misi 4. Kebijakan disusun oleh pimpinan puskesmas melibatkan seluruhstaf5. Pimpinan puskesmas mengkomunikasikan kebijakan upaya kesehatan

lingkungan puskesmas kepada seluruh staf, pengunjung (pasien).

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

44

Skor = ............

0 = Tidak ada kebijakan tertulis1 = Ada kebijakan tertulis yang ditetapkan pimpinan puskesmas2 = Kebijakan tidak mendukung/berpihak kepada peningkatkan upaya

kesling3 = Kebijakan mendukung/berpihak kepada peningkatkan upaya kesling4 = Kebijakantersebut hanya disebarluaskan kepada seluruh staf.5 = kebijakan disebarluaskan kepada seluruh staf dan pengunjung/pasien

(leaflet, brosur, poster,dibingkai)

Catatan :

Cara Pembuktian (C) ::Dokumen (D) : a. Ada kebijakan mendukung upaya kesling

b. Undangan pertemuanc. Daftar hadird. Notulene. Leaflet/brosur/poster

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Pimpinan puskesmas

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Setiap Puskesmas wajib mempunyai upaya kesehatan lingkungan yang dilengkapi uraian tugas

Parameter :2.1. Ada upaya kesehatan Lingkungan dalam bagan organisasi Puskesmas

yang menggambarkan kedudukan, wewenang, tanggungjawab, dan hubungan kerja.

Definisi Operasional (D.O.) :1. Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas adalah segala upaya untuk

penyehatan dan pemeliharaan lingkungan Puskesmas sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya

2. Bagan organisasi adalah bagan yang dapat memperlihatkan alur komunikasi dan garis kewenangan dlm kegiatan Puskesmas antara Pimpinan dan staf Puskesmas.

3. Uraian tugas: adalah “ringkasan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk didalamnya tugas dan tanggungjawab

4. Ada perencanaan tertulis program penyehatan lingkungan Puskesmas5. Sasaran dan target program penyehatan lingkungan Puskesmas sesuai

dengan kondisi dan situasi wilayah setempat

Skor : .................

0 = Tidak ada upaya kesehatan lingkungan1 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas2 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas

tetapi Tidak ada uraian tugas lengkap

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

45

3 = Ada upaya kesehatan lingkungan dalam bagan organisasi puskesmas ada uraian tugas lengkap

4 = Ad. 3 Ada perencanaan, target dan sasaran program belum ditindak lanjuti

5 = Ada perencanaan, target dan sasaran program sudah ditindak lanjuti

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : a. SK penetapan struktur organisasi puskesmas

b. Uraian tugas upaya keslingc. Target dan sasaran sesuai PKP

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Pimpinan puskesmas, petugas kesehatan lingkungan

2.2. Ada pedoman kerja tertulis yang digunakan sebagai acuan program upaya kesehatan Lingkungan.

Definisi Operasional : Pedoman Kerja adalah ketentuan teknis dan manajemen kesehatan lingkungan berupa pedoman dan peraturan perundang-undangan berlaku.

Daftar Pedoman Kerja di Puskesmas:1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan2. UU No. 7/1996 tentang Pangan3. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup4. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air PMK 416/19905. Persyaratan Kesling Hotel PMK 80/19906. Tatalaksana pengawasan kualitas air minum PMK 736/20107. Pedoman teknis analisis dampak kesling KMK 876/20018. Pengelolaan Pestisida KMK 1350/20019. Persyaratan Kesling Kerja Perkantoran dan Industri KMK 1405/200210.Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Jasaboga KMK 715/200311.Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara KMK 1407/200212.Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan KMK 942/200313.Persyaratan hygiene dan sanitasi rumah makan dan restoran KMK

1098/200314.Persyaratan Kesling Rumah Sakit KMK 1204/200415.Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Depkes RI,

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 200016.Pedomam Penyelenggaraan Kesling Puskesmas KMK 1428/200617.Pedoman Penyelenggaraan Kesling di Lingkungan Sekolah KMK 1429/200618.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis masyarakat KMK 852/200819.Pedoman Pelaksanaan Klinik sanitasi, Depkes RI, 200720.Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, SKB 34/2005 Depdagri

& Depkes 1138/200521.Pedoman Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Depkes RI,

200622.Protap (SOP) Monitoring Kualitas kesehatan Lingkungan di Lingkungan

Kerja pada Sarana Kesehatan, Depkes RI, 200123.Persyaratan Kualitas Air Minum PMK 492/201024.Petunjuk Singkat Penyehatan Makanan Bagi pengusaha dan Masyarakat,

Depkes RI, 1989Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

46

25.Pola pengawasan Tepat Pengelolaan Makanan, Depkes RI, 199226.Petunjuk Teknis Desain Pengelohan Air, Seri Pertama, Depkes RI, 200727.Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 200228.Pemeriksaan Cholinesterase Darah Dengan Tintometer Kit, Depkes RI,

199229.Persyaratan Kesling Tempat Tempat Umum, Depkes RI, 199330.Persyaratan Kesling Kolam Renang dan pemandian Umum PMK 061/199131.Pedoman Pengendalian pencemaran Udara Ambien yang Berhubungan

dengan kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 199432.Pedoman Umum Pengamanan dampak Radiasi Keputusan Dirjen PPM & PL

HK.00.06.6.655, Depkes RI, 200033.Pedoman Umum Pengawasan pencemaran Limbah Industri, Depkes RI,

198834.Petunjuk Pengukuran Kualitas Udara, Depkes RI, 198835.Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja Bagi Perajin Industri Kecil, Depkes

RI, 199336.Pedoman Teknis Perbaikan Kualitas Air, Depkes RI, 199237.Pedoman Teknis Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan di

sekolah, Depkes RI, 200438.Juklak/Juknis Pengawasan Kualitas Air Aspek Kimia Air Minum dan Air

Bersih, Depkes RI, 199339.Pedoman umum program pariwisata sehat, Depkes RI, 199940.Pedoman Umum Sarana dan bangunan Umum, Depkes RI, 200241.Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum, KMK 288/200342.Pedoman Pembinaan dan pengembangan UKS, Diknas, 200243.Peraturan perundangan yang terkait dengan kesehatan lingkungan lainnya44.Perda setempat

Skor : .................= Tidak ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan

1 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan 10 – 15 jenis2 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan 16 – 20 jenis3 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan 21 – 25 jenis4 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan 26 – 30 jenis5 = Ada pedoman kerja upaya kesehatan lingkungan > 31 jenis

Catatan :

Dokumen (D) Juklak/Juknis, Pedoman, SOP, Keputusan Menteri Kesehatan (KMK), Peraturan Menteri Kesehatan (PMK), Undang-undang, Peraturan Bupati/Walikota setempat dan peraturan perundangan yang terkait dengan kesling lainnya

Observasi (o)Wawancara (W

Lihat dokumen /bukuPetugas Kesling

2.3. Ada perencanaan kerja tahunan program kegiatan kesehatan lingkungan

Definisi Operasional :1. Perencanaan adalah merupakan keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, maka harus dilakukan secara sistematik, terorganisir dan dapat dilaksanakan sesuai kemampuan yang ada.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

47

2. Puskesmas wajib membuat perencanaan kerja tahunan kegiatan kesehatan lingkungan, dalam rangka implementasi kebijakan puskesmas

3. Penyusunan rencana kerja tahunan meliputi:1) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan2) Tujuan/Sasaran/target/indikator tiap jenis kegiatan3) Jadwal pelaksanaan kegiatan4) Tenaga yang akan melaksanakan kegiatan5) Pencatatan dan pelaporan6) Evaluasi kegiatan 7) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan8) Pembiayaan untuk setiap jenis kegiatan

Skor : ...............0 = Tidak ada perencanaan kerja tahunan1 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 – 42 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 – 53 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 – 64 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 – 75 = Ada perencanaan, memenuhi kriteria 1 – 8Cara Pembuktian

Dokumen (D) : a. Dokumen perencanaanb. Dokumen pencatatan & pelaporanc. Dokumen Evaluasi kegiatan

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas Kesehatan LIngkungan

2.4. Ada anggaran biaya untuk melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan.

Definisi Operasional (D.O) :Anggaran biaya adalah biaya yang dialokasikan untuk operasional kegiatan upaya kesehatan lingkungan tahunan Puskesmas

Skor : .................0 = Tidak ada anggaran biaya1 = Ada anggaran biaya, tetapi tidak untuk semua kegiatan program

upaya kesling2 = Ada anggaran untuk semua kegiatan upaya kesehatan lingkungan3 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran < 50%4 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran 51% - 90%5 = Ad. 2, Realisasi kegiatan dan anggaran >91%

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

:

Dokumen (D) : a. Anggaran/biaya operasionalb. Perencanaan kerja tahunanc. Laporan kegiatand. Laporan keuangan

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

48

2.5. Ada pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas

Definisi Operasional (D.O) :1. Pencatatan adalah rekapitulasi data kesehatan lingkungan yang telah

dilaksanakan program kesehatan lingkungan 2. Pelaporan adalah analisis hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan

lingkungan di Puskesmas yang dilakukan oleh program kesehatan lingkungan dikaitkan dengan target/indikator

3. Laporan lengkap berupa laporan bulanan, triwulan dan tahunan dilihat dari jenis laporan dan kelengkapannya

4. Ditindaklanjuti jika diinformasikan kepada pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dan pemecahan masalah

Skor : ………..0 = Tidak ada pencatatan dan tidak ada pelaporan1 = Ada pencatatan tidak ada pelaporan2 = Ada pencatatan dan ada pelaporan tidak lengkap3 = Ada pencatatan dan ada pelaporan lengkap4 = Ad. 3, tidak ditindak lanjuti5 = Ad. 3, ditindaklanjutiCatatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : a. Pencatatan(SP3) ,data primer

b. Laporan bulanan, triwulan, tahunanc. Daftar hadird. Notulen rapat

Observasi (O) : --Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Petugas kesehatan lingkungan mempunyai kualifikasi sesuai ketentuan

Parameter :3.1. Ada kualifikasi tenaga kesehatan lingkungan, atas dasar pendidikan,

pengalaman dan ketrampilan sesuai tugas dan jabatan atau profesinya.

Definisi Operasinal (D.O) :1. Sanitarian/ahli kesehatan lingkungan: adalah tenaga professional di

bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi dan matra.(KMK 373/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian)

2. Kualifikasi pendidikan profesi sanitarian adalah Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH), Akademi Kontrolir Kesehatan (AKK), Akademi Penilik Kesehatan (APK), Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS), Pendidikan Ahli Madya Kesehatan Lingkungan (PAM-KL), atau lulusan Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan Kesehatan Lingkungan.

3. Jabatan fungsional sanitarian terdiri dari sanitarian ahli dan sanitarian terampil:

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

49

a. Sanitarian ahli terdiri dari: sanitarian muda/gol. III/c-d sanitarian pertama/gol. III/a-b

b. Sanitarian Terampil terdiri dari: sanitarian penyelia/gol. III/c-d sanitarian pelaksana lanjutan/gol. III/a-b sanitarian pelaksana/gol. II/b-d sanitarian pelaksana pemula/gol. II/a

Skor = .............0 = Pelaksana kesling bukan sanitarian.1 = Pelaksana keslingsanitarian terampil/pelaksana pemula, pelaksana2 = Pelaksana kesling sanitarian terampil/pelaksana lanjutan3 = Pelaksana kesling sanitarian terampil/penyelia4 = Pelaksana kesling sanitarian ahli/pertama5 = Pelaksana kesling sanitarian ahli/muda

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

Dokumen (D) : a. Ijazahb. SK Jabatan Fungsionalc. SK/Surat Tugas (dokumen

kepegawaian)d. Kurikulum vitae

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Tersedia fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan.

Parameter :4.1. Tersedia peralatan monitoring kualitas kesehatan lingkungan

Definisi Operasinal (D.O) :1. Monitoring kualitas kesehatan lingkungan: adalah pengamatan secara

berkala terhadap parameter lingkungan yang berpotensi menimbulkan dampak atau diduga ada hubungannya dengan kejadian penyakit dan gangguan kesehatan

2. Puskesmas harus memiliki Peralatan monitoring kualitas kesehatan lingkungan sesuai pedoman dan kriteria:A. Peralatan monitoring vector:

1. lalat/flygrill; 2. mirror inspection, perangkap monitor kecoa

B. Peralatan monitoring tanah: 3. soil test kit

C. Peralatan monitoring limbah cair: 4. thermometer, 5. DO meter, 6. pH meter,

D. Peralatan monitoring air minum / air bersih:

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

50

7. pH meter, 8. comparator (sisa klor, Fe, Mn, NO3/NO2,pH).

E. Peralatan monitoring udara:9. sanitarian test kit, 10. sound lever meter, 11.lux meter, 12.anemometer, 13. hygrometer.

F. Peralatan kualitas kesehatan lingkungan lainnya yang terkait3. Peralatan kualitas kesehatan lingkungan harus berfungsi dengan baik

(tidak dalam keadaan rusak)

Skor = .............0 = Puskesmas tidak memiliki peralatan monitoring kualitas kesling1 = Punya 3 jenis peralatan monitoring kesling2 = Punya 4- 6 jenis peralatan monitoring kesling3 = Punya 7-9 jenis peralatan monitoring kesling4 = Punya 10 -12 jenis peralatan monitoring kesling5 = Punya>12 jenis peralatan monitoring kesling

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Peralatan monitoring kualitas lingkungan secara fisik

dalam kondisi baik dan dapat dioperasionalkan.Observasi (O) : Ruangan kerja / LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

4.2 Tersedia fasilitas sanitasi puskesmas yang memenuhi syarat kesehatanbaik secara kualitas maupun secara kuantitas.

Definisi Operasional (D.O.) :A. Fasilitas sanitasi adalah fasilitas yang digunakan oleh

pengunjung/karyawan puskesmas al meliputi (6 jenis) yaitu : 1. Kamar Mandi dan Jamban2. Air Bersih 3. sarana pembuangan air limbah4. sarana pengelolaan sampah5. wastafel/tempat cuci tangan pakai sabun (CRPS)6. fasilitas sanitasi dan keamanan lainnya (water tower, tabung pemadan

kebakaran, genset)B. Fasilitas memenuhi syarat apabila :

Kamar mandi dan Jamban:1. Kamar mandi dan jamban harus terpisah antara laki-laki dan wanita2. Tersedia air yang cukup dan sabun3. Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih4. Ada himbauan, slogan atau peringatan untuk memelihara

kebersihan5. Bebas dari perindukan vector6. Jumlah Kamar mandi sesuai standar sesuai KMK 1428/2006 Yaitu:

Jumlah kamar mandi dan jamban Non Rawat Inap:

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

51

Bagi Karyawan : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 15 orang Bagi pengunjung : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 40 orangJumlah kamar mandi dan jambanRawat Inap: Bagi Karywan : 1 Kamar Mandi & Jamban untuk 15 orang Bagi pengunjung : 3 Kamar Mandi & Jamban untuk 10 orang

Air bersih: o Jumlah air bersih :

PKM NRawat Inap : 15 - 20 liter/orang/hari PMK Rawat Inap : 15 - 20 liter/orang/hari (ditambah dengan

40-60 lt/org/hr)o Kualitas Air Bersih memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologi

sesuaiPMK 416/1990o Sumber air bersih harus bebas dari sumber pencemar fisik, kimia

dan biologis Persyaratan sarana pembuangan air limbah, pengelolaan sampah,

wastafel / tempat cuci tangan, dan fasilitas lainnya sesuai dengan KMK 1428/2006

Skor : ...............

0 = Tidak tersedia fasilitas sanitasi1 = Tersedia fasilitas sanitasi (hanya 2 jenis) dan belum memenuhi

syarat kesehatan.2 = Tersedia fasilitas sanitasi (ada 3 sd 4 jenis ) dan blm memenuhi

syarat kesehatan3 = Tersedia fasilitas sanitasi (ada 5 sd 6 jenis ) dan belum memenuhi

syarat kesehatan4 = Tersedia fasilitas sanitasi≤ 70 % dari 6 jenis fasilitas sanitasi,

memenuhi syarat kesehatan5 = Ada fasilitas sanitasi > 70% dari 6 jenis fasilitas sanitasi,

memenuhi syarat kesehatan

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

:

Dokumen (D) : a. Ratio fasilitas sanisati sesuai pengunjung /karyawan

b. Hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air bersih

Observasi (O) : Ruangan kerja / LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

4.3. Tersedia fasilitas/sarana pembuangan air limbah medis

Definisi Operasional (D.O) :1. Sarana pembuangan air limbah medis adalah sarana pengolahan limbah

cair Puskesmas yang biasanya meliputi proses pengolahan fisik, biologik

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

52

dan atau kimia agar kualitas effluent limbah cair tersebut memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku sebelum dibuang ke badan air.

2. Tangki septik adalah tempat penampungan dan pengolahan limbah cair dengan proses biologik anaerob yang dikategorikan sebagai Unit kerja Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana

3. Effluent adalah limbah cair yang keluar dari sarana pengolahan limbah cair dan akan dibuang ke tanah resapan atau badan air

4. KepMen LH Nomor 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit

5. Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas

6. Diambil secara rutin apabila limbah cair yang dihasilkan oleh puskesmas diperiksa setahun sekali dalam 3 tahun terakhir

7. Ditindaklanjuti apabila hasil pemeriksaan laboratorium air limbah tidak memenuhi syarat, dilakukan upaya perbaikan terhadap sarana tersebut

Skor : ...............

0 = Tidak ada fasilitas/sarana pembuangan air limbah medis1 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, tetapi tidak pernah diambil

sampel untuk pemeriksaan laboratorium2 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk

pemeriksaan lab, tetapi tidak rutin3 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk

pemeriksaan lab, dan dilaksanakan secara rutin4 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk

pemeriksaan lab, dilaksanakan secara rutin tetapi hasilnya tidak ditindak lanjuti

5 = Ada fasilitas pembuangan air limbah, diambil sampel untuk pemeriksaan lab, dilaksanakan secara rutin hasilnya ditindak lanjuti

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : a. Ada fasilitas/sarana pembuangan air limbah medis

b. Dokumen hasil pemeriksaan laboratorium air limbahc. Dokumen upaya tindaklanjut (jika tdk memenuhi

syarat kesehatan)Observasi (O) : Lapangan Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

53

4.4. Tersedia wadah/kontainer/kantong plastik/safety box untuk pengelolaan limbah medis padat yang memenuhi syarat kesehatan

Definisi Operasional (D.O) :1. Wadah/container/kantong plastic/safety box adalah tempat yg

dipergunakan untuk menyimpan sampah medis padat sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir

2. Limbah medis padat adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau sejenisnya, pengobatan, yang menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya

3. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya

4. Sesuai standar jika wadah/container/kantong plastic/safety box memenuhi ketentuan/syarat-syarat sesuai peraturan yang berlaku(Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit).

5. Pemusnahan secara aman adalah pemusnahan yang dilakukan sesuai pedoman/standar antara lain dengan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Skor : ................

0 = Tidak ada wadah sesuai standar1 = Ada wadah plastiK bukan berwarna kuning untuk limbah infeksius,

tidak ada wadah untuk limbah benda tajam2 = Ada wadah plastik warna kuning tidak ada peringatan infeksius,

tidak ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box

3 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, tidak ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box

4 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, tetapi bukan safety box

5 = Ada wadah plastik warna kuning ada peringatan infeksius, ada symbol infeksius, ada wadah untuk limbah benda tajam, berupa safety box

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : a. Ada wadah limbah infeksius warna kuning,

b. Ada wadah limbah infeksius dengan peringatan ”limbah infeksius”

c. Ada wadah limbah infeksius dengan simbul ”infeksius”

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

54

d. Ada wadah limbah benda tajam(safety box) denganperingatan ”limbah infeksius”

e. Ada wadah limbah benda tajam (safety box) dengan simbul”infeksius”

Observasi (O) : Lapangan Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

4.5. Ada proses manajemen faktor risiko kegiatan klinik sanitasi di puskesmas

Definisi Operasional (D.O.) :1. Konseling: adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang

ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien

2. Ruang konseling: adalah ruang khusus atau ruang terpadu yang dipergunakan untuk sarana konseling pasien/klien penyakit berbasis lingkungan

3. Penyakit berbasis lingkungan: adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak memenuhi syarat

4. Pasien: adalah orang yang menderita penyakit berbasis lingkungan5. Klien: adalah pasien lama atau orang sehat yang berkunjung ke ruang

konseling, untuk mendapatkan penjelasan teknis sarana kesehatan lingkungan

6. Ada analisis data: apabila ada data tabel, grafik, peta factor risiko7. Klinik sanitasi merupakan proses manajemen factor risiko kesehatan

lingkungan yang dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas terhadap pasien/klien penyakit berbasis lingkungan untuk mengetahui gambaran factor risiko kesehatan lingkungan

8. Tindaklanjut adalah berupa perbaikan sarana sanitasi pasien/klien

Skor : ...............

0 = Tidak ada proses manajemen factor risiko1 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling2 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, tidak ada

kunjungan lapangan3 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan

lapangan, tidak ada pengolahan data4 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan

lapangan, ada pengolahan data, namun belum ditindak lanjuti5 = Ada manajemen factor risiko dan ada konseling, ada kunjungan

lapangan, ada pengolahan data, ditindak lanjuti

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

:

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

55

Dokumen (D) : a. Register pasien/klienb. Tabel, grafik, peta faktor risikoc. Berita acara perbaikan sarana sanitasi

pasien/kliend. Dokumentasi

Observasi (O) : Ruangan kerja / LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Tersedia kebijakan, peraturan, ketentuan tertulis, dan pedoman tertulis yang diterapkan untuk mencapai kondisi kesehatan lingkungan yang optimal di Puskesmas.

Parameter :5.1. Ada standar operasional prosedur (SOP) /Instruksi Kerja terhadap

fasilitas sanitasi puskesmas dan di tempat yang mudah dilihat.

Definisi Operasional (D.O) :1. Setiap fasilitas sanitasi puskesmas wajib dilengkapi dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP)/Instruksi Kerja yang berkaitan dengan upaya kesehatan lingkungan

2. Dapat berupa SOP mengenai :a) Tata cara pengambilan sampel air b) Tata cara pengambilan sampel makananc) Mekanisme kerja Klinik Sanitasid) Pelaksanaan Inspeksi Sanitasie) Pengelolaan limbah medisf) Tata cara pembuatan komposg) Penggunaan peralatan pengawasan kualitas lingkunganh) Penatalaksanaan keracunan pangan

3. SOP harus dikomunikasikan/ditempel di tempat yang mudah dilihat

Skor : ..................0 = Tidak ada SOP1 = Ada 1 SOP2 = Ada 2 SOP3 = Ada 3 - 4 SOP4 = Ada 5 SOP5 = Ada > 5 SOP

Catatan :

Cara pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Dokumen SOPObservasi (O) : --Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

5.2. Ada kebijakan, ketentuan tertulis pengelolaan limbah medis padat.Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

56

Definisi Operasional (D.O.) :1. Kebijakan adalah ketentuan tertulis pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah medis Puskesmas berupa pedoman dan SOP dalam pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan limbah medis padat di Puskesmas yang mengacu pada:a. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan

RI Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

c. Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2000

2. Pengelolaan limbah medis meliputi:a. Pemilahan limbah medis padat b. Pengumpulan limbah medis padat c. Pengangkutan limbah medis padat d. Pemusnahan limbah medis padat dilakukan dengan insinerator.e. MOU dengan pihak pengelola limbah medis yang sudah mempunyai

legal aspek3. Prosedur adalah serangkaian tindakan atau operasi yang harus dijalankan

sesuai standar agar selalu memperoleh hasil yang sama4. Ditindaklanjuti seluruhnya apabila pengelolan limbah medis yang

dilakukan dimulai sejak timbulnya limbah sampai pemusnahan limbah tersebut secara aman sesuai prosedur

5. Ditindak lanjuti sebagian apabila ada proses pengelolaan limbah medis yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur

Skor : ............0 = Tidak ada kebijakan1 = Ada kebijakan, tidak ada prosedur pengelolaan limbah padat2 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, namun

belum disosialisasikan3 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan belum ditindak lanjuti4 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan sudah ditindak lanjuti sebagian5 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan sudah ditindak lanjuti seluruhnya

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : a. dokumen kebijakan pengelolaan limbah medis padat

b. Daftar hadirc. Notulen rapatd. Prosedur pengelolaan limbah medis padate. MOU dengan pihak ketiga

Observasi (O) : Ruang kerja/LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

5.3. Ada kebijakan yang diterapkan dalam kegiatan pengelolaan limbah cair.

Definisi Operasional (D.O.) :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

57

1. Kebijakan adalah ketentuan tertulis pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah medis cair Puskesmas berupa pedoman dan SOP dalam pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan limbah medis cair di Puskesmas yang mengacu pada:a. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis dan Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1404/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

c. Modul Sterilisasi dan Pengelolaan limbah di Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2000

2. Pengelolaan limbah medis meliputi:a. Pemilahan limbah medis cairb. Pengumpulan limbah medis cairc. Pengangkutan limbah medis caird. Pemusnahan limbah medis cairdilakukan dengan insinerator.e. MOU dengan pihak pengelola limbah medis yang sudah mempunyai

legal aspek6. Prosedur adalah serangkaian tindakan atau operasi yang harus dijalankan

sesuai standar agar selalu memperoleh hasil yang sama7. Ditindaklanjuti seluruhnya apabila pengelolan limbah medis yang

dilakukan dimulai sejak timbulnya limbah sampai pemusnahan limbah tersebut secara aman sesuai prosedur

8. Ditindak lanjuti sebagian apabila ada proses pengelolaan limbah medis yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur

Skor : ............

0 = Tidak ada kebijakan1 = Ada kebijakan, tidak ada prosedur pengelolaan limbah padat2 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, belum

disosialisasikan3 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan4 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan , ditindaklanjuti sebagian5 = Ada kebijakan, ada prosedur pengelolaan limbah padat, sudah

disosialisasikan , ditindaklanjuti seluruhnya

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) :

a. dokumen kebijakan pengelolaan limbah medis padat, Daftar hadir, Notulen rapat

b. Prosedur pengelolaan limbah medis padatc. MOU dengan pihak ketiga

Observasi (O) : Ruang kerja/LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

5.4 Ada ketentuan tertulis tentang larangan merokok di lingkungan puskesmas

Definisi Operasional (D.O) :Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

58

1. Larangan merokok adalah himbauan/ajakan untuk tidak merokok yang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas bagi semua orang yang berada di lingkungan puskesmas.

2. Larangan merokok ini harus disebarluaskan agar diketahui dan dipatuhi semua karyawan dan pengunjung puskesmas yang ditempelkan secara jelas ditujukan kepada semua orang termasuk karyawandan pengunjung puskesmas

3. Sosialisasi dilakukan secara rutin apabila sosialisasi tersebut dilakukan setiap 3 bulan pertahun

4. Sosialisasi dilakukan secara rutin apabila sosialisasi tersebut tidak dilakukan setiap 3 bulan pertahun

Skor .............0 = Tidak ada ketentuan tertulis1 = Ada ketentuantertulis, tidak disebarluaskan2 = Ada ketentuantertulis, disebarluaskan3 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi namun tidak

rutin4 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi rutin5 = Ada ketentuan tertulis, disebarluaskan, ada sosialisasi rutin,

kegiatan tercantum dalam perencanaan

Catatan :

Cara Pembuktian (C) ::Dokumen (D) : a. SK larangan tidak merokok

b. Poster / stiker dilarang merokokc. Dokumen perencanaan

Observasi (O) : LapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

59

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Petugas kesehatan lingkungan berhak mendapatkan kesempatan pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan.

Parameter :6.1. Ada pengembangan kompetensi petugas kesehatan lingkungan

dalam bentuk pendidikan lanjutan, pelatihan, dan pertemuan ilmiah.

Definisi Operasional (D.O.) :1. Pertemuan Ilmiah adalah pertemuan (seminar, workshop, lokakarya) yg

pernah diikuti oleh petugas kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan lingkungan

2. Pendidikan Lanjutan adalah jenjang pendidikan formal lanjutan yg diikuti oleh staf kesehatan lingkungan dan berkaitan dengan program kesehatan lingkungan.

3. Pelatihan adalah Pelatihan yg pernah diikuti yg berkaitan dgn kesehatan lingkungan yg diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan/ pihak lain yang mempunyai kemampuan menyelenggarakan pelatihan baik diklat teknis dan diklat fungsional.

Skor : ...............

0 = Petugas kesling belum pernah mengikuti pendidikan lanjutan, pelatihan, dan pertemuan ilmiah

1 = Petugas kesling mengikuti pertemuan ilmiah2 = Petugas kesling mengikuti pelatihan teknis bidang kesling3 = Petugas kesling mengikuti pelatihan & pertemuan ilmiah.4 = Ad. 3, dan mengikuti pendidikan lanjutan bukan bidang kesling

5 = Ad. 3, mengikuti pendidikan lanjutan bidang kesling

Catatan :

Cara Pembuktian Dokumen (D) : Ijazah, Sertifikat dan Makalah, Jadwal pertemuan. Observasi (O) : -- Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

60

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Adanya kebijakan tentang pelaksanaan evaluasi dan pengendalian mutu kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas.

Parameter :7.1. Ada evaluasi kinerja program upaya kesehatan lingkungan diluar

gedung puskesmas

Definisi Operasional (D.O) :1. Evaluasi kinerja adalah laporan/mengenai gambaran kecenderungan

cakupan program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan target cakupan

2. Jangkauan pengawasan sarana kesling adalah persentase pengawasan sarana kesehatan lingkungan yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah sarana yang ada atau terdaftar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

3. Efektifitas pengawasan sarana kesling adalah persentase pengawasan sarana kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatandibandingkan dengan jumlah sarana yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

4. Ruang lingkup cakupan upaya kesehatan lingkungan antara lain:1) Cakupan Pengawasan Rumah Sehat2) Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih3) Cakupan Pengawasan Jamban4) Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah)5) Cakupan Pengawasan tempat pengelolaan sampah akhir (TPA)6) Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)7) Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)8) Cakupan Pengawasan Perusahaan Industri Rumah Tangga (PIRT)9) Cakupan pengawasan Paparan Pestisida10) Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi

Skor :.....................

0 = Tidak ada evaluasi kinerja upaya kesling1 = Ada evaluasi jangkauan pengawasan sarana kesling, belum dianalisis2 = Ada evaluasi jangkauan pengawasan sarana kesling, sudah dianalisis3 = Ada evaluasi efektifitas pengawasan sarana kesling, belum dianalisis4 = Ada evaluasi efektifitas pengawasan sarana kesling, sudah dianalisis5 = Ad. 2, dan Ad. 4

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :Dokumen (D) : a. Dokumen perencanaan program kesling

b. LaporanSP3c. Data analisis jangkauan pengawasand. Data analisis efektifitas pengawasane. Dokumen tindakan lanjut pengawasan

Observasi (O) : Ruang kerja/lapangan Wawancara : Petugas Kesehatan Lingkungan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

61

7.2 Ada laporan kinerja upaya kesehatan lingkungan

Definisi Operasional (D.O) : Laporan upaya kesehatan lingkungan dibuat secara berkala bulanan,

triwulan dan tahunan Ditindaklanjuti adalah ada upaya perbaikan dan peningkatan pengawasan

dan pembinaan yang dilakukan untuk mencapai target dan tujuan program upaya keslingSkor : ………..

012345

======

Tidak ada laporan.Ada laporan tahunan, tidak dilaksanakan secara rutin.Ada laporan tahunan, dilaksanakan secara rutinAd. 2, tetapi tidak di analisis.Ad. 2, tetapi belum ditindak lanjuti.Ad.2, Sudah ditindak lanjuti.

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

:

Dokumen (D) : a. Arsip laporan SP3kesling , 2 tahun terakhirb. Laporan tahunan kesling, 2 tahun terakhirc. Grafik, Tabel, pemetaan factor risiko kesling

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

7.3 Ada audit sanitasi puskesmas secara berkala untuk pengendalian mutu

Definisi Operasional (D.O) :1. Audit sanitasi: adalah proses observasi terhadap parameter kesehatan

lingkungan2. Audit sanitasi dilaksanakan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali3. Sasaran audit sanitasi adalah persyaratan kesehatan lingkungan

puskesmas di dalam gedung dan di luar gedung/sekitar gedung puskesmas

4. Instrumen audit sanitasi menggunakan instrument inspeksi sanitasi (IS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang PedomanPenyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

5. Acuan Audit sanitasi puskesmas adalah Keputusan Menteri Kesehatan RINomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang PedomanPenyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Skor : ...............0 = Tidak ada audit sanitasi puskesmas1 = Ada audit sanitasi puskesmas, tidak dilaksanakan secara berkala2 = Ada audit sanitasi puskesmas, dilaksanakan secara berkala3 = Ad. 2, hasilnya sudah dianalisis4 = Ad. 3, tetapi belum dilakukan tindakan perbaikan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

62

5 = Ada audit sanitasi puskesmas, dilaksanakan secara berkala, hasilnya dianalisis dan sudah dilakukan tindakan perbaikan

Catatan :

Cara Pembuktian (C) :

:

Dokumen (D) : a. Data audit sanitasi puskesmasb. Instrumen audit sanitasic. Jadwal audit sanitasi puskesmasd. Analisis datae. Dokumen tindakan perbaikan sanitasi

Observasi (O) : Ruang kerja/lapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

7.4 Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPLwajib membuat SPPL, termasuk puskesmas

Definisi Operasional (D.O) :1. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan

hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yangtidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

2. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.

3. Dilaksanakan secara rutin jika, dilaksanakan pemantauan dan pengelolaan sekali dalam kurun waktu satu tahun

4. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

5. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan dilakukan secara rutin apabila dilaksanakan setahun sekali dalam 3 tahun terakhir

6. Pemantauan dan pengelolaan lingkungan dilakukan secara tidak rutin apabila dilaksanakan tidak setahun sekali dalam 3 tahun terakhir

Skor : .................

0 = Tidak ada dokumen UKL – UPL atau SPPL1 = Ada dokumen UKL – UPL atau SPPL2 = Ad. 1, tidak dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan3 = Ad. 1, dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan, tetapi

tidak rutin4 = Ad. 1, dilakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan, secara

rutin5 = Ad. 4, tidak ada pengaduan dari masyarakat

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

63

Cara Pembuktian (C):Dokumen (D) : a. Dokumen UKL – UPL

b. Dokumen SPPLc. Laporan pemantauan/pengelolaan lingkungan 3

tahun terakhirObservasi (O) : Ruang kerja/lapanganWawancara (W) : Petugas kesehatan lingkungan

Lembar

REKOMENDASI KESLING

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

64

lembar

NILAI KESLING

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

65

INSTRUMEN 4

PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT DI PUSKESMAS

Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedNama Penilai

:

Upaya pembinaan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam Undang-undang No.36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses, mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan dan teknologi.

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Pembinaan Gizi Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama ibu hamil, bayi dan balita serta usia produktif.

Parameter :1.1 Tujuan dan upaya pembinaan gizi masyarakat merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari tujuan pembangunan kesehatan di wilayah puskesmas sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misi puskesmas

Definisi OperasionalAda Tujuan dan upaya pembinaan gizi yang mendukung Visi dan Misi Puskesmas diketahui oleh petugas, dan dievaluasi

URAIAN PENJELASANTujuan Tujuan program gizi tertuang dalam strategi puskesmasKegiatan Program Gizi yg dilaksanakan

Sesuai masalah dan kebutuhan puskesmas . sesuai dengan kegiatan yang diluncurkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Diketahui oleh petugas

Yaitu Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan petugas lain (KIA, Promkes, surveilan, pengelola obat)

Dievaluasi Dilakukan penilaian minimal setahun sekali

Skor : ……………..0 = Tidak ada tujuan dan upaya1 = Tidak ada tujuan, ada kegiatan sesuai dengan alokasi dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota , diketahui oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

66

2 = Tidak ada tujuan, ada kegiatan sesuai dengan alokasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota , diketahui oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan oleh petugas lain

3 = Ada tujuan, ada kegiatan sesuai alokasi Dinas Kesehatan Kab/kota dan sesuai dengan masalah / kebutuhan puskesmas, diketahui hanya oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG).

4 = Ada tujuan, ada kegiatan sesuai alokasi Dinas Kesehatan Kab/kota dan sesuai dengan masalah / kebutuhan puskesmas, diketahui oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan petugas lain

5 = Ada tujuan, ada kegiatan sesuai alokasi Dinas Kesehatan Kab/kota dan dan sesuai dengan masalah / kebutuhan puskesmas, diketahui oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) ,petugas lain, dan di evaluasi

Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Wawancara (W)

:

:

Lihat dokumen master plan puskesmasLihat dokumen kegiatan gizi di puskesmasLihat dokumen kegiatan dari Kab/Kota (juknis)Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) , petugas lain (KIA, Promkes, Surveilan, pengelola obat)

1.2 Upaya pembinaan gizi masyarakat dilaksanakan dengan kerjasama Lintas Sektor.

Definisi Operasional Kerjasama Lintas Sektor meliputi seluruh unsur manajemen ( perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi )

URAIAN PENJELASANPerencanaan

Adanya rencana kegiatan gizi yang melibatkan Lintas Sektor

Pelaksanaan

Ada kegiatan gizi yang melibatkan Lintas Sektor misalnya : Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan melibatkan TP PKK Kegiatan PMT Pemulihan melibatkan TP PKK, Pertanian Dll

Monitoring Pemantauan kegiatan yang melibatkan Lintas Sektor misalnya Supervisi terpadu (Pembinaan ke posyandu, kunjungan rumah kasus gizi buruk)

Evaluasi Evaluasi hasil kegiatan gizi pada forum Lintas Sektor misalnya Rakor kecamatan, Rapat tingkat desa/ kelurahan (minggon),Rapat khusus

Tindak lanjut

Hasil evaluasi ditindak lanjuti bersama

Skor : ……….

0 = Tidak ada kerjasama Lintas Sektor1 = Kerjasama hanya pada salah satu unsur manajemen2 = Kerjasama yang dilakukan meliputi 2 unsur manajemen3 = kerjasama yang dilakukan meliputi 3 unsur manajemen

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

67

4 = Kerjasama yang dilakukan meliputi semua unsur manajemen5 = Kerjasama yg dilakukan meliputi semua unsur manajemen disertai

tindak lanjut Catatan :

Cara Pembuktian (CP) Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Lihat POA kegiatan giziLihat Jadwal kegiatan giziLihat / cek undangan rapat (arsip surat masuk dan surat keluar)Periksa laporan hasil kegiatan (hasil supervisi, monev dll)Cek bahan/ materi rapat, Cek notulenTenaga Pelaksana Gizi (TPG)

STANDAR 2 : ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Upaya pembinaan gizi di Puskesmas dikelola dalam kesatuan manajemen Puskesmas yang meliputi aspek perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Pengelola upaya pembinaan gizi di Puskesmas adalah tenaga pelaksana gizi

Parameter : 2.1 Agar upaya pembinaan gizi di Puskesmas terlaksana secara

efektif serta mencapai tujuan , maka sebagai acuannya Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) membuat perencanaan

Definisi Operasional Perencanaan upaya pembinaan gizi meliputi rencana pelaksanaan kegiatan dalam tahun berjalan, rencana kebutuhan Obat Program Gizi (Vit-A, Tab Fe, Mineral Mix, Taburia ), rencana kebutuhan KMS/ buku KIA dan rencana kebutuhan biaya untuk menunjang tugas pokok yang diketahui oleh kepala puskesmas.

Uraian PenjelasanLengkap Rencana yang dibuat mencakup rencana pelaksanaan, obat

program, KMS/Buku KIA, kebutuhan biaya.Dokumen rencana diketahui oleh ka Puskesmas

Tidak lengkap

Rencana yang dibuat mencakup semua butir diatas, tetapi tidak diketahui oleh kepala puskesmas atau

Rencana yang dibuat tidak mencakup semua butir diatas tetapi diketahui oleh kepala puskesmas

Pelaksanaan ssesuai

Seluruh kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai waktu yang dijadwalkan

pelaksanaan belum

Seluruh kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan tetapi ada pergeseran waktu ATAU

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

68

sesuai Bila ada satu atau lebih kegiatan yang tidak dilaksanakanDievaluasi Kepala puskesmas melakukan penilaian terhadap

pelaksanaan rencana yang telah dibuat oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) sekurang-kurangnya satu tahun sekali

Skor : ………..

0 = Tidak ada perencanaan 1 = Ada perencanaan , tidak lengkap, pelaksanaan belum sesuai 2 = Ada perencanaan , tidak lengkap , pelaksanaan sesuai 3 = Ada perencanaan , lengkap , pelaksanaan belum sesuai 4 = Ada perencanaan , lengkap, pelaksanaan sesuai 5 = Ada perencanaan , lengkap, pelaksanaan sesuai dan

dievaluasi Catatan :

Cara pembuktian :Dokumen : Lihat/ cek dokumen rencana kegiatan, dokumen hasil

kerja, laporan tahunan, dan catatan hasil evaluasi yang dibuat oleh kepala Puskesmas

Wawancara : Kepala puskesmas dan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

4.2 Kegiatan perbaikan gizi di puskesmas dikelola dan dilengkapi dengan administrasi berupa dokumen pencatatan yang akan digunakan sebagai bahan pelaporan

Definisi OperasionalAdministrasi pencatatan yang berhubungan dengan kegiatan perbaikan gizi di Puskesmas meliputi; pemantauan pertumbuhan , distribusi kapsul Vitamin-A , distribusi Tablet Fe , ASI Eksklusif dan balita gizi buruk mendapat perawatan.Minimal untuk satu tahun sebelumnya dan tahun berjalan

Uraian PenjelasanPencatatan Catatan dalam bentuk buku/ disket atau perangkat lainnya

meliputi hasil pemantauan pertumbuhan, distribusi Vitamin-A , distribusi tablet Fe, ASI Eksklusif dan balita gizi buruk mendapat perawatan.

Sesuai standar

Pencatatan tsb terdiri dari Pemantauan pertumbuhan meliputi S.K,D ,N, BGM dan 2 T Distribusi Vitamin-A untuk bayi dan Anak dan ibu nifas Distribusi tablet Fe untuk ibu hamil ASI Eksklusif minimal pemantauan individu tiap bulan

/kohort ASIBalita gizi buruk mendapat perawatan (daftar nama balita gizi buruk lama dan baru , tanggal lahir , tanggal ditemukan, BB, TB, intervensi yang diberikan, perkembangan BB)

Lengkap Bila ada semua catatan sebagaimana dimaksud pada butir diatasuntuk satu tahun sebelumnya dan tahun berjalan

Kurang lengkap

Ada pencatatan untuk tahun berjalan sampai dengan 1 bulan sebelum penilaian akreditasi

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

69

Tidak lengkap

Ada pencatatan hanya untuk satu tahun sebelumnya atau Ada pencatatan hanya beberapa bulan pada tahun berjalan

Skor : …………….

0 = Tidak ada pencatatan 1 = Ada pencatatan tidak sesuai standar dan tidak lengkap2 = Ada pencatatan tidak sesuai standar, kurang lengkap, 3 = Ada pencatatan , sesuai standar, tidak lengkap4 = Ada pencatatan sesuai standar , kurang lengkap5 = Ada pencatatan sesuai standar dan lengkap,

Catatan / Keterangan :

Cara pembuktian :Dokumen : Lihat/ cek dokumen pencatatan kegiatan perbaikan gizi

tahun lalu dan tahun yang sedang berjalanWawancara : Kepala puskesmas dan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

2.3 Kegiatan perbaikan gizi di puskesmas dikelola dan dilengkapi dengan administrasi berupa dokumen laporan

Definisi OperasionalAdministrasi pelaporan yang berhubungan dengan kegiatan perbaikan gizi di puskesmas dibuat secara rutin, dikirim tepat waktu dan arsipnya lengkap minimal untuk satu tahun sebelumnya dan tahun berjalan

Uraian PenjelasanPelaporan Laporan bulanan hasil pemantauan pertumbuhan, distribusi

Vitamin-A , distribusi tablet Fe, ASI Eksklusif, dan balita gizi buruk mendapat perawatan (PMT)

Lengkap Ada arsip laporan untuk satu tahun sebelumnya dan tahun berjalan yang ditandatangani oleh kepala puskesmas.

Tidak lengkap

Ada arsip laporan lengkap, tapi tidak diketahui oleh kepala puskesmas, atau

Ada laporan tidak lengkap.Secara Rutin Laporan sebagaimana dimaksud pada butir diatas, dibuat

setiap bulan.Dikirim Tepat waktu

Dikirim ke kabupaten/kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya.

Skor : …………

0 = Tidak ada laporan 1 = Ada laporan, tidak lengkap2 = Ada laporan, tidak lengkap, dikirim tidak tepat waktu3 = Ada laporan, tidak lengkap, dikirim tepat waktu4 = Ada laporan, lengkap, dikirim tidak tepat waktu5 = Ada laporan, lengkap, dikirim tepat waktu

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

70

Catatan :

Cara PembuktianDokumen : Lihat / cek dokumen /arsip pelaporan, surat pengantar

pengiriman laporan Wawancara : Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

STANDAR 3 : STAF DAN PIMPINAN

Program perbaikan gizi di Puskesmas dikoordinir oleh seorang Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) , bekerjasama dengan lintas program (bidan, perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya yang ada di puskesmas) dan dipimpin oleh kepala puskesmas

Parameter : 3.1. Pengelola Program Gizi Puskesmas adalah tenaga yang mempunyai

kemampuan teknis /manajerial bidang gizi yang ditugaskan oleh kepala puskesmas untuk mengkoordinir (menjadi koordinator) kegiatan perbaikan gizi di wilayah puskesmas yang biasa disebut Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

Definisi OperasionalTenaga yang mempunyai kemampuan teknis /manajerial bidang gizi adalah tenaga yang mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai standar , berpengalaman , dan telah mengikuti pelatihan teknis

Uraian Penjelasan

Latar belakang pendidikan sesuai standar

Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas mempunyai kualifikasi pendidikan D-1 Gizi/ D-3 Gizi/D-4 Gizi/S-1 Gizi

Berpengalaman Sudah bekerja di Puskesmas atau di institusi yang memberikan pelayanan gizI

Pelatihan Pelatihan yang diikuti dapat berupa pelatihan teknis /fungsional, magang, seminar atau lokakarya

Skor = ………….

0 = Latar belakang pendidikan tidak sesuai standar, tidak berpengalaman

1 = Latar belakang pendidikan tidak sesuai standar, berpengalaman2 = Latar belakang pendidikan sesuai standar, tidak berpengalaman,

tidak pernah ikut latihan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

71

3 = Latar belakang pendidikan sesuai standar, tidak berpengalaman, pernah ikut latihan

4 = Latar belakang pendidikan sesuai standar, berpengalaman, tidak pernah ikut latihan

5 = Latar belakang pendidikan sesuai standar, berpengalaman, pernah ikut latihan

Catatan :

Cara PembuktianDokumen = Lihat / cek ijazah, SK pengangkatan Pegawai, sertifikat

pelatihan, surat keterangan bukti kerjaWawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

3.2 Kepala Puskesmas bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas dan kegiatan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang dikoordinir oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG).

Definisi Operasional (DO) :Kepala puskesmas bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas dan kegiatan program perbaikan gizi : artinya mengesahkan/ menetapkan uraian tugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan secara berkala memantau pelaksanaan dan hasil kerja Tenaga Gizi Puskesmas

Uraian PenjelasanDisahkan/ditetapkan

Ada dokumen Uraian Tugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) yang ditandatangani oleh kepala puskesmas

Dipantau setiap bulan

Tugas yang dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan hasilnya sesuai ,di tandatangani oleh kepala puskesmas rutin setiap bulan

Dipantau tidak setiap bulan

Tugas yang dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan hasilnya sesuai, tapi tidak setiap bulan di tandatangani oleh kepala puskesmas

Tidak ipantau Tugas yang dilaksanakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan hasilnya tidak semuanya sesuai, di tandatangani oleh kepala puskesmas

Skor : …………

0123

4

5

====

=

=

Tidak ada Uraian Tugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Ada Uraian Tugas, tidak disahkan / ditetapkan oleh kepala puskesmas Ada uraian tugas , disahkan/ ditetapkan oleh kepala puskesmasAda Uraian Tugas, disahkan/ ditetapkan oleh kepala puskesmas, tidak dipantau setiap bulanAda Uraian Tugas, disahkan/ ditetapkan oleh kepala puskesmas, dipantau tidak setiap bulanAda Uraian Tugas, disahkan/ditetapkan oleh kepala puskesmas,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

72

dipantau rutin setiap bulan

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen = Uraian Tugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) , Buku catatan

kegiatan TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG), arsip laporan bulanan

Wawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan kepala puskesmas

3.3 Agar kegiatan yang dilaksanakan oleh TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG) sesuai dengan tupoksinya , maka sebagai pemimpin dalam hal ini kepala puskesmas harus melakukan pembinaan untuk perbaikan kinerja TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG) tsb.

Definisi operasional :Pembinaan utk perbaikan kinerja TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG) adalah pembinaan yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan melalui pertemuan lintas program di puskesmas dan atau pembinaan langsung (perorangan)

Uraian PenjelasanRutin Pembinaan yang dilakukan secara teratur/berkala

sekurang-kurangnya tiga bulan sekaliTidak Rutin Pembinaan dilakukan secara tidak teratur dan atau

diadakan sewaktu-waktuBerkesinambungan

Materi pembinaan ke- II dan seterusnya dilakukan berdasarkan hasil pembinaan sebelumnya (mengevaluasi hasil /melihat tindak lanjut pembinaan sebelumnya) bila diperlukan ditambah dengan hal-hal penting lain

Tidak Berkesinambungan

Materi pembinaan ke- II dan seterusnya tidak ada hubungannya dengan hasil pembinaan yang dilakukan sebelumnya

Ditindak Lanjuti TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG) melakukan tidak lanjut hasil pembinaan

Skor = ……….

0 = Tidak ada pembinaan 1 = Ada pembinaan , tidak rutin ,tidak berkesinambungan2 = Ada pembinaan, tidak rutin , berkesinambungan 3 = Ada pembinaan, tidak rutin, berkesinambungan, ditindak lanjuti4 = Ada pembinaan , rutin , berkesinambungan, tidak ditindak lanjuti5 = Ada pembinaan rutin, berkesinambungan, ditindak lanjuti

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

73

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen = Buku catatan, dokumen pencatatan tentang pembinaan

kepala puskesmas kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Wawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan kepala puskesmas

STANDAR 4 : FASILITAS dan PERALATAN

Upaya pembinaan gizi Masyarakat di puskesmas dilaksanakan didalam dan diluar gedung puskesmas . Agar upaya tsb dapat dilaksanakan dengan baik ,dan sesuai dengan rencana perlu dilengkapi dengan fasilitas , peralatan dan obta program gizi yang cukup (sesuai kebutuhan)

Parameter4.1 Pelayanan gizi di dalam gedung puskesmas memerlukan

ruangan yang nyaman untuk melakukan konseling, penyuluhan kelompok, dan deteksi dini tumbuh kembang balita.

Definisi operasional :Ruangan yang nyaman untuk melakukan konseling , penyuluhan kelompok, dan deteksi dini tumbuh kembang balita di puskesmas adalah ruangan yang bersih, ada ventilasi , cukup untuk menyimpan meja dan 2 kursi serta rak atau lemari untuk menyimpan peralatan

Uraian Penjelasan

Ruangan bersih Tersedia tempat sampah dan tidak ada sampah yang berceceran

Ruangan cukup luas

Cukup untuk satu meja tulis, dua kursi, dan 1 rak/ lemari untuk menyimpan alat /arsip

Ruangan ada ventilasi

Ada sirkulasi udara

Skor :………….

0 = Tidak ada ruang khusus1 = Ada ruangan khusus , ada meja dan 2 kursi, tetapi kotor, tidak

ada ventilasi ,sempit2 = Ada ruangan khusus kotor , ada meja dan 2 kursi, tidak ada

ventilasi , cukup luas3 = Ada ruangan khusus bersih, ada meja dan 2 kursi, tdk ada

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

74

ventilas, sempitt4 = Ada ruangan khusus ,bersih, ada meja dan 2 kursi , ada ventilasi,

sempit5 = Ada ruangan khusus, bersih, ada meja & 2 kursi, ada ventilasi

dan cukup luas

Catatan :

Cara Pembuktian :Observasi = Ruang konseling , ruang deteksi dini tumbuh kembang

balita , ruang penyuluhan Kelompok, Jadwal KonselingWawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan Kepala Puskesmas

4.2 Pelayanan gizi di dalam gedung puskesmas memerlukan peralatan yang lengkap untuk melakukan konseling, penyuluhan kelompok, dan deteksi dini tumbuh kembang balita.

Definisi operasional Peralatan yang lengkap untuk melakukan konseling , penyuluhan kelompok, dan deteksi dinitumbuh kembang balita, di puskesmas adalah peralatan meja dan 2 kursi, Antropometri, media KIE, APE (SIDTK Kit )

Uraian PenjelasanAlat Antropometri

Alat antropometri ( timbangan bayi, timbangan detecto, alat ukur panjang dan tinggi badan), Lingkar Lengan Atas

Media KIE Media KIE ( food model, kit konseling menyusui, leaflet konseling, KMS/Buku KIA )

APE (SIDTK Kit)

APE (SIDTK Kit)

Pencatatan Pelaporan

Pencatatan /Pelaporan ( Buku pencatatan , formulir dan standar antropometri WHO-2005)

Skor : ………

0 : Tidak ada peralatan

1 : Ada alat tapi tidak lengkap

2 : Hanya salah satu jenis alat yang lengkap

3 : ada 2 kelompok /jenis alat yang lengkap

4 : Ada 3 kelompok /jenis alat yang lengkap

5 : Semua peralatan ada, lengkap sesuai DO dan Berfungsi

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

75

Catatan :

Cara pembuktian :Dokumen : daftar inventaris peralatan, catatan alat (terbaru dan tahun

berjalan)Observasi : Peralatan yang ada untuk konseling, deteksi dini tumbuh

kembang dan penyuluhan kelompokWawancara : Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan kepala puskesmas

4.3 Suplementasi obat program merupakan salah satu pelayanan gizi yang dilaksa nakan didalam dan diluar gedung puskesmas memerlukan dukungan ketersediaan obat program sesuai dengan kebutuhan

Definisi operasional Ketersediaan obat program gizi yang sesuai kebutuhan artinya vitamin-A untuk bayi , anak balita dan ibu nifas serta tablet Fe untuk ibu hamil selalu tersedia di puskesmas dan posyandu dengan jumlah sesuai kebutuhan masing-masing kelompok sasaran

Uraian PenjelasanKapsul Vitamin-A untuk bayi

Jumlah kapsul Viatmin-A yang tersedia di puskesmas dan di seluruh posyandu dalam 1 tahun sesuai dengan jumlah bayi 6 – 11 bulan + 10 % untuk stock

Kapsul Vitamin-A untuk anak balita

Jumlah kapsul Viatmin-A yang tersedia di puskesmas dan di seluruh posyandu dalam 1 tahun adalah 2 kapsul X jumlah anak (12 – 59 bulan + 10 % untuk stock

Kapsul Vitamin-A untuk ibu nifas

Jumlah kapsul Viatmin-A yang tersedia di puskesmas dalam 1 tahun adalah 2 kapsul X jumlah ibu nifas + 10 % untuk stock

Tablet tambah Jumlah tablet tambah darah yang tersedia di puskesmas dalam 1 tahun adalah 3 sase x jumlah ibu hamil

Skor : …………..

0 = Puskesmas tidak mempunyai persediaan obta program gizi1 = Tersedia semua obat program gizi tapi tidak sesuai dengan

kebutuhan2 = Tersedia hanya satu jenis obat prog gizi yang sesuai dengan

kebutuhan kelp sasaran3 = Tersedia 2 jenis obat program gizi yang sesuai dengan kebutuhan

kelompok sasaran

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

76

4 = Tersedia 3 jenis obat prog gizi yang sesuai dengan kebutuhan kelompk sasaran

5 = Semua obat program gizi tersedia sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen = Catatan stock obat program gizi, data sasaran ibu hamil, bayi

(6-11 bulan), anak balita (12 – 59 bulan), ibu nifasObservasi = Stock obat program yang ada di puskesmasWawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan Kepala Puskesmas

STANDAR 5 : KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Ada kebijakan teknis dan prosedur tertulis tentang tata cara pelayanan gizi kepada masyarakat yang ditetapkan oleh kepala puskesmas berdasarkan pedoman /acuan yang ditetapkan oleh pusat, provinsi dan atau kabupaten/kota dan disosialisasikan kepada seluruh petugas serta dievaluasi

Parameter :5. 1 Pelayanan gizi dipuskesmas dilaksanakan sesuai dengan kebijakan

yang berlaku

Definisi Operasional Kebijakan pelayanan gizi yang berlaku di puskesmas ditetapkan oleh kepala puskesmas dan disosialisasikan kepada seluruh petugas puskesmas :Uraian PenjelasanDitetapkan oleh KepalaPuskesmas

Dokumen tertulis tentang kebijakan pelayanan gizi ditandatangani oleh kepala puskesmas

Disosialisasikan kepada seluruh petugas puskesmas

Tenaga Pelaksana Gizi (TPG), dan dua petugas lain ( KIA, Promkes, Surveilans atau pengelola obat ) yang diwawancarai mengetahui kebijakan pelayanan gizi yang berlaku di puskesmas

Disosialisasikan ke sebagian petugas

Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan satu petugas lain ( KIA, Promkes, Surveilans atau pengelola obat ) yang diwawancarai mengetahui kebijakan pelayanan gizi yang berlaku di puskesmas

Hanya disosialisasikan kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

Hanya Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) yang mengetahui kebijakan pelayanan gizi yang berlaku di puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

77

Tidak disosialisasikan

Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) dan dua petugas lain ( KIA, Promkes, Surveilans atau pengelola obat ) yang diwawancarai tidak mengetahui kebijakan pelayanan gizi yang berlaku di puskesmas

Skor = ………..0 = Tidak ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas1 = Ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas tetapi tidak

disahkan oleh kepala puskesmas2 = Ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas disahkan , tetapi

tidak disosialisasikan3 = Ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas disahkan , tetapi

hanya disosialisasikan kepada petugas gizi4 = Ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas disahkan , hanya

disosialisasikan kepada sebagian petugas 5 = Ada kebijakan tertulis yang berlaku di puskesmas disahkan , dan

disosialisasikan kepada seluruh petugas

Catatan / Keterangan :

Cara Pembuktian :Dokumen = Dokumen kebijakan puskesmas, notulen rapatWawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) , petugas lain (KIA, Promkes,

Surveilans, pengelola obat)

5. 2. Puskesmas harus mempunyai protap pelayanan gizi tertulis yang disahkan oleh kepala puskesmas

Definisi Operasional Protap pelayanan gizi adala protap yang mencakup semua pelayanan gizi yang ada di puskesmas , disahkan oleh kepala puskesmas dan dievaluasi

Uraian Penjelasan

Ada semua protap pelayanan gizi dan disahkan oleh kepala puskesmas

Protap Konseling, Penyuluhan, Deteksi Dini Tumbuh kembang Balita , Tata laksana Gizi Buruk, dan Suplementasi obat program gizi

Dievaluasi Protap dievaluasi minimal 1 tahun sekali

Skor : …………..

0 = Tidak ada protap pelayanan gizi1 = Ada protap , tapi tidak disahkan oleh kepala puskesmas 2 = Ada 1 protap , disahkan oleh kepala puskesmas3 = Ada 3 protap , disahkan oleh kepala puskesmas4 = Ada semua protap dan disahkan oleh kepala puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

78

5 = Ada semua protap , disahkan oleh kepala puskesmas dan dievaluasi

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen = Buku Pedoman Kerja TENAGA PELAKSANA GIZI (TPG), Buku

Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Buku Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Buku Pedoman Distribusi Obat Program Gizi Dokumen Protap yang ada dan disahkan oleh kepala puskesmas

Wawancara = Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas / kepala Puskesmas

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Ada kegiatan pengembangan staf oleh pimpinan puskesmas yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan , keterampilan dan kemampuan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas melalui pembinaan, orientasi, pelatihan dan pendidikan.

Parameter :6.1. Adanya pembinaan kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan gizi

Definisi Operasional :Pengembangan staf dilakukan oleh pimpinan puskesmas kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas untuk menjaga kualitas pelayanan gizi di wilayah puskesmas (dalam dan luar gedung) yang dilakukan melalui pembinaan secara terarur oleh pimpinan puskesmas.

URAIAN PENJELASANPembinaan kegiatan gizi

Pembinaan yang dilakukan pimpinan puskesmas kepada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) agar terampil dalam melakukan kegiatan pelayanan kegiatan gizi di wilayah kerja puskesmas.

Pembinaan dilakukan oleh pimpinan puskesmas disertai analisa terhadap semua hasil kegiatan pelayanan gizi.

Pembinaan rutin dan teratur

Pembinaan yang dilakukan oleh pimpinan puskesmas pada waktu tertentu baik sebelum maupun setelah melakukan kegiatan dan dilakukan secara teratur. (satu kali dalam satu bulan)

Skor : …………

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

79

0123

4

5

====

=

=

Tidak pernah ada pembinaan oleh pimpinan puskesmasAda pembinaan pimpinan puskesmas tetapi dilakukan secara umumAda kegiatan pembinaan staf tetapi tidak rutin (tidak teratur, kadang-kadang).Ada kegiatan pembinaan staf secara rutin tetapi tidak meliputi semua kegiatan pelayanan gizi.Ada pembinaan staf oleh pimpinan puskesmas tidak disertai dengan analisa kegiatan.Ada pembinaan staf oleh pimpinan puskesmas disertai dengan analisa kegiatan dan dilakukan secara teratur.

Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)Observasi (OWawancara (W)

:::

Notulen , catatan Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas

-Pimpinan Puskesmas, Tenaga Gizi Puskesmas,

6.2 Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas telah mendapatkan orientasi atau pelatihan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan gizi.

URAIAN PENJELASANOrientasi/ pelatihan

Orientasi/ pelatihan pada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dilakukan untuk menilai kinerja Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskemas.

Pengumpulan , pengolahan dan analisa data

Orientasi pada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas meliputi pengumpulan data gizi, mengolah dan melakukan analisa secara sederhana dan tepat waktu.

Kebijakan kab/kt

Orientasi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas mengacu pada kebijakan program gizi dari kab/ kota atau provinsi

Rutin Orientasi dilakukan setiap tahun minimal 1 kali setahun.

Skor =0 = Tidak ada orientasi/ pelatihan bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)

puskesmas1 = Ada orientasi pada Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dilakukan

secara umum dan lisan2 = Ada orientasi kepada petugas tetapi belum semua staf3 = Ada orientasi kepada petugas tetapi tidak mengacu kepada kebijakan

Kab/kota

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

80

4 = Ada orientasi kepada petugas mengacu pada kebijakan dari kab/ kota atau Provinsi

5 = Ada orientasi dan sudah mengacu pada kebijakan dilakukan secara rutin

Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)Observasi (O)Wawancara (W)

:::

Surat Undangan, Laporan Hasil Pertemuan.-Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas, Kepala Puskesmas

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTUParameter :7.1 Adanya upaya pemantauan pencapaian hasil cakupan kegiatan

pelayanan gizi dan dibandingkan dengan standar pencapaian yang telah ditetapkan.

Definisi Operasional (DO) :Pemantauan adalah pengawasan secara periodik terhadap pelaksanaan kegiatan gizi untuk menentukan besarnya input yang diberikan, proses kegiatan yang berjalan dan output yang dicapai.

URAIAN PENJELASANPemantauan Dapat dilakukan dengan melihat pencatatan dan

pelaporan Hasil Kegiatan pemantauan ada Tindak lanjut

pemantauan dalam bentuk Umpan balik, Supervisi dan Bimbingan tehnis.

Evaluasi Dilakukan pada saat pelaksanaan maupun setelah selesai kegiatan pelayanan gizi

Untuk menentukan bentuk kegiatan yang tepatTepat waktu Pengumpulan, pengolahan dan analisa data gizi yang

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

81

telah dikerjakan oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dilakukan tepat waktu. (pelaporan ke Kab/Kota setiap tgl 5 bulan berikutnya)

Skor : ………..

0 =Tidak ada kegiatan pemantauan1 = Ada kegiatan pemantauan tetapi tanpa menggunakan instrumen/

pencatatan monitoring, tidak rutin dilakukan2 = Ada kegiatan pemantauan dengan instrumen dilakukan secara tidak

rutin.3 = Ada kegiatan pemantauan dengan menggunakan instrumen,

dilakukan secara berkala dan rutin4 = Ada pemantauan dengan instrumen dilaksanakan rutin ada

pengolahan/ analisa hasil pemantauan ,ada umpan balik5 = Ada pemantauan dengan instrumen, rutin ada umpan balik

secara rutin dan ada tindak lanjut Catatan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Laporan hasil pemantauan, catatan hasil monitoring, catatan penyerahan laporan

Pimpinan Puskesmas, Tenaga Gizi Puskesmas,

7.2 Ada Evaluasi Kegiatan pelayanan gizi untuk melihat dampak kegiatan pelayanan gizi.

Definisi Operasional (DO) :Evaluasi adalah proses untuk mengukur efektif dan efisiensi serta dampak kegiatan pelayanan gizi yang dilakukan untuk memperbaiki perencanaan, memperoleh masukan untuk mengukur keberhasilan program

Skor :

0 = Tidak ada evaluasi hasil kegiatan gizi di puskesmas1 = Ada evaluasi hasil kegiatan tetapi tidak menggunakan

instrumen, tidak rutin2 = Ada evaluasi hasil kegiatan tidak menggunakan instrumen dan

dilakukan rutin3 = Ada evaluasi hasil kegiatan menggunakan instrumen

dilaksanakan rutin, tetapi tidak ada tindak lanjut

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

82

4 = Ada evaluasi hasil dan menggunakan instrumen, rutin dan ada tidak lanjut

5 = Ada evaluasi hasil kegiatan, menggunakan instrumen ,rutin ada tindak lanjut umpan balik.

Catatan /Keterangan :

Cara Pembuktian (CP) :

Dokumen (D)Observasi (O)Wawancara (W)

: : :

Notulen rapat, laporan hasil rapat, perencanaan tahun sebelumnya.-Pimpinan Puskesmas, Tenaga Gizi Puskesmas,

LEMBAR REKOMENDASI GIZI

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

83

LEMBAR NILAI GIZI

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

84

INSTRUMEN 5

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedNama Penilai

:

Puskesmas bertanggung jawab untuk mencegah, mengendalikan penyakit dan menanggulangi kejadian luar biasa penyakit yang terjadi di wilayah kerjanya dengan cara memonitor ( melaksanakan surveillans ), melakukan tindakan pencegahan ( a.l. Program Immunisasi dan Surveillans khusus PD³I ) dan penanggulangan dengan cara pengobatan dan lain-lain.

STANDAR 1 : FALSAFAH DAN TUJUAN P2 PENYAKIT MENULAR

Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh, baik didalam maupun diluar Puskesmas dengan tujuan untuk Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

85

mencegah secara dini terjadinya penyebaran penyakit dengan melakukan pemantauan penyakit secara terus menerus.Kegiatan pengendalian penyakit dilakukan secara terus-menerus dan sistematik dengan tujuan menurunkan,mengurangi kejadian kesakitan agar tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat melalui serangkaian kegiatan program yang terpadu dan menyeluruh

Parameter

1.1. Tujuan Program P2ML dan P2BB tertuang dalam buku pedoman

program.

Definisi Operasional : Program-program P2ML dan P2BB di puskesmas memiliki buku pedoman (juklak,juknis) Program.

SKOR : …………..

0 = Tidak satu pun program memiliki buku pedoman1 = Hanya satu program yang memiliki buku pedoman.2 = Ada dua program yang memiliki buku pedoman3 = Ada tiga program yang memiliki buku pedoman4 = Ada empat program yang memiliki buku pedoman5 = Lebih atau sama dengan 5 program memiliki buku pedoman

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Buku pedoman (juklak,juknis).Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2M

Catatan :

1.2. Program P2 TB memiliki target penemuan kasus baru

Definisi Operasional :Target penemuan kasus baru dihitung berdasarkan 107/100.000 penduduk wilayah kerja puskesmas.

SKOR : ……….

0 = Tidak memiliki target dan sasaran

1 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota namun tidak terdokumentasikan

2 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota dan terdokumentasikan

3 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak tepat.

4 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak terdokumentasikan

5 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas secara tepat dan terdokumentasikan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

86

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 TB.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

1.3. Program P2 ISPA memiliki target penemuan kasus baru pada bayi dan balita

Definisi Operasional :Target penemuan kasus baru dihitung berdasarkan rumus 1o% dari penduduk bayi dan balita wilayah kerja puskesmas.

SKOR : …………..

0 = Tidak memiliki target dan sasaran1 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota namun tidak

terdokumentasikan2 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota dan

terdokumentasikan3 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak tepat.4 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak

terdokumentasikan5 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas secara tepat dan

terdokumentasikan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 ISPA.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

1.4. Program P2 DIARE memiliki target penemuan kasus baru

Definisi Operasional :Target penemuan kasus baru dihitung berdasarkan 411/1000 penduduk bayi dan balita wilayah kerja puskesmas.

SKOR : ………..

0 = Tidak memiliki target dan sasaran

1 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota namun tidak terdokumentasikan

2 = Memiliki target berdasarkan distribusi dari kab/kota dan terdokumentasikan

3 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak tepat.

4 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas namun tidak terdokumentasikan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

87

5 = Memiliki target hasil penghitungan puskesmas secara tepat dan terdokumentasikan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 DIARE.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

1.5. Program P2 Kusta memiliki tujuan menurunkan angka kecacatan TK 2 pada kasus baru kusta melalui penemuan dini kasus diantaranya dengan melakukan kontak survei pada setiap kasus baru.

Definisi Operasional :Kontak survei dilakukan pada setiap kasus baru dengan menggunakan format kontak survei P2 Kusta dan ada kegiatan tindak lanjut terhadap kasus baru yang ditemukan.

SKOR : …………

0 = Tidak memiliki format kontak survey

1 = Melakukan kegiatan kontak survei kasus baru kusta tanpa melakukan pencatatan

2 = Melakukan kegiatan kontak survei kasus baru kusta tercatat namun bukan dalam format kontak survei kasus baru kusta

3 = Melakukan kegiatan kontak survei pada kasus baru kusta diantara kasus yang ada, tercatat dalam format kontak survei kasus baru kusta

4 = Melakukan kegiatan kontak survei pada seluruh kasus baru yang ada, tercatat dalam format kontak survei kasus baru kusta

5 = Melakukan kegiatan kontak survei pada seluruh kasus baru yang ada, tercatat dalam format kontak survei disertai tindak lanjut.

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 Kusta.Observasi (O) : -Wawancara (W)

: Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

1.6. Program P2 DBD mempunyai tujuan mencegah munculnya kasus DBD melalui kegiatan 3 (tiga) M dan pengamatan jentik

Definisi Operasional :Terdapat kegiatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

88

- 3 (tiga) M oleh masyarakat- Pengamatan jentik oleh masyarakat.- Pengamatan jentik dilakukan pada saat ada kasus DBD

SKOR : ………

0 = Tidak ada kegiatan 3 (tiga) M dan pengamatan jentik1 = Ada kegiatan pengamatan jentik ketika ada kasus DBD2 = Ada kegiatan pengamatan jentik berkala oleh puskesmas3 = Ada kegiatan pengamatan jentik oleh masyarakat4 = Ada kegiatan 3 (tiga) M oleh masyarakat5 = Ada kegiatan 3 (tiga) M dan pengamatan jentik oleh masyarakat

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 DBDObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

1.7. Tercegahnya kejadian rabies pada manusia melalui tatalaksana luka gigitan hewan penular rabies (HPR) sesuai dengan pedoman tatalaksana luka gigitan HPR.

Definisi Operasional :Program P2 Rabies memiliki pedoman tatalaksana gigitan hewan penular rabies mengacu ke buku pedoman pelaksanaan program penanggulangan rabies di Indonesia, direktorat Jenderal PP-PL Depkes RI

SKOR : ……………0 = Tidak memiliki buku pedoman1 = Ada buku pedoman tatalaksana2 = Ada pedoman tatalaksana perawatan luka yang dikeluarkan oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota3 = Ada pedoman tatalaksana perawatan luka yang dikeluarkan oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota yang terpampang di ruang pemeriksaan/tindakan

4 = Ada petunjuk tatalaksana perawatan luka yang dibuat oleh puskesmas

5 = Ada pedoman tatalaksana perawatan luka yang dikeluarkan oleh puskesmas yang terpampang di ruang pemeriksaan/tindakan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 RabiesObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

Khusus daerah endemis Malaria

1.8. Program Malaria bertujuan menurunkan angka kesakitan pada manusia dengan pemutusan transmisi penularan melalui

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

89

tatalaksana kasus malaria sesuai pedoman.

Definisi Operasional :Program P2 Malaria bisa menjelaskan tatalaksana kasus dan memiliki pedoman tatalaksana kasus

SKOR : ……….0 = Tidak ada kegiatan P2 Malaria

1 = Belum memiliki buku pedoman penatalaksanaan kasus2 = Memiliki pedoman tatalaksana kasus3 = Memiliki tatalaksana kasus namun petugas belum bisa

menjelaskan tatalaksana kasus4 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus meskipun tidak

memiliki pedoman5 = Petugas mampu menjelaskan dan memiliki pedoman tatalaksana

kasus.

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Buku pedoman, alur tatalaksana, Dokumen

kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung maupun bersumber binatang dilawali dengan perencanaan program, pencatatan pelaksanaan kegiatan, pelaporan dan evaluasi.

Parameter :2.1 Puskesmas memiliki dokumen perencanaan kegiatan Program

P2ML dan P2BB*)

Definisi Operasional :Seluruh kegiatan program P2ML (ISPA, Diare, TB, Kusta) dan P2BB (Zoonosis dan Arbovirosis) yang ada di puskesmas tercantum dalam dokumen perencanaan puskesmas

SKOR : …………

0 = Tidak ada perencanaan puskesmas1 = Tidak ada perencanaan namun ada kegiatan programP2ML dan

P2BB2 = Ada perencanaan, yang meliputi 3 program3 = Ada perencanaan, yang meliputi 4 program4 = Ada perencanaan, yang meliputi 5 program5 = Ada perencanaan, yang meliputi >5 program

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

90

Cara Pembuktian : Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatan puskesmasObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2M

Catatan :

2.2. Perencanaan kegiatan P2 TB di puskesmas

Definisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.3. Prencanaan kegiatan P2 Diare di puskesmasDefinisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.4. Perencanaan kegiatan P2 ISPA di puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

91

Definisi Operasional Perencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.5. Perencanaan kegiatan P2 ISPA di puskesmasDefinisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.6. Perencanaan kegiatan P2 DBD di puskesmasDefinisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

92

5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.7. Perencanaan kegiatan P2 Zoonosis (Rabies, Leptospirosis, Pes, Antrax, Flu Burung) di puskesmas

Definisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.8. Perencanaan kegiatan P2 Malaria di puskesmas (khusus daerah endemis)

Definisi OperasionalPerencanaan dibuat dan terdapat unsur sasaran,target, lokasi, waktu, pelaksana, dan biaya

Skor : ………………0 = Tidak ada perencanaan1 = Ada perencanaan2 = Ad.1. dengan sasaran dan target

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

93

3 = Ad.2. lokasi, waktu4 = Ad.3. pelaksana5 = Ad.4. biaya

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen perencanaan kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

Parameter : Pencatatan dan pelaporan2.9. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 TB di puskesmas

Definisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kegiatan penemuan kasus dan pengobatan kasus TB dengan menggunakan Form Surveilans TB (01,02,03,04, 05,06,09,10)

Skor : ………………0 = Tidak ada kegiatan program TB1 = Ada kegiatan program TB2 = Ada kegiatan TB, namun tidak memiliki form surveilans TB3 = Ada kegiatan TB, memiliki form surveilans TB terisi tidak lengkap4 = Ada kegiatan TB, memiliki form surveilans TB terisi lengkap dan

terlaporkan5 = Ada kegiatan TB, memiliki form surveilans TB terisi lengkap dan

terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan TBObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.10. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 ISPA di puskesmasDefinisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kegiatan penemuan kasus dan tatalaksana Pneumonia dalam Form pencatatan dan pelaporan P2 ISPA

Skor : ………………0 = Tidak ada kegiatan program P2 ISPA

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

94

1 = Ada kegiatan program ISPA2 = Ada kegiatan ISPA, namun tidak memiliki form P2 ISPA3 = Ada kegiatan ISPA, memiliki form P2 ISPA terisi tidak lengkap4 = Ada kegiatan ISPA, memiliki form P2 ISPA terisi lengkap dan

terlaporkan5 = Ada kegiatan ISPA, memiliki form P2 ISPA terisi lengkap dan

terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 ISPAObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.11. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 DIARE di puskesmasDefinisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kegiatan penemuan kasus dan tatalaksana DIARE dalam Form pencatatan dan pelaporan P2 DIARE

Skor : ………………0 = Tidak ada kegiatan program P2 DIARE1 = Ada kegiatan program P2 DIARE2 = Ada kegiatan P2 DIARE, namun tidak memiliki form P2 DIARE3 = Ada kegiatan P2 DIARE, memiliki form P2 DIARE terisi tidak lengkap4 = Ada kegiatan P2 DIARE, memiliki form P2 DIARE terisi lengkap dan

terlaporkan5 = Ada kegiatan P2 DIARE, memiliki form P2 DIARE terisi lengkap dan

terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 DIAREObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.12. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 KUSTA di puskesmasDefinisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kegiatan penemuan kasus dan tatalaksana KUSTA dalam Form pencatatan dan pelaporan P2 KUSTA

Skor : ………………

0 = Tidak ada kegiatan program P2 KUSTA1 = Ada kegiatan program P2 KUSTA2 = Ada kegiatan P2 KUSTA, namun tidak memiliki form P2 KUSTA

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

95

3 = Ada kegiatan P2 KUSTA, memiliki form P2 KUSTA terisi tidak lengkap

4 = Ada kegiatan P2 KUSTA, memiliki form P2 KUSTA terisi lengkap dan terlaporkan

5 = Ada kegiatan P2 KUSTA, memiliki form P2 KUSTA terisi lengkap dan terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 KUSTAObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.13. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 DBD di puskesmasDefinisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kasus DBD dan kegiatan pemantauan jentik berkala

Skor : ………………0 = Tidak ada kegiatan program P2 DBD1 = Ada kegiatan program P2 DBD2 = Ada kegiatan P2 DBD, namun tidak memiliki form pencatatan dan

pelaporan3 = Ada kegiatan P2 DBD, memiliki form pencatatan dan pelaporan,

terisi tidak lengkap4 = Ada kegiatan P2 DBD memiliki form pencatatan dan pelaporan P2

DBD , terisi lengkap dan terlaporkan5 = Ada kegiatan P2 DBD memiliki form pencatatan dan pelaporan P2

DBD , terisi lengkap dan terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 DBDObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.14. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 Zoonosis di puskesmasDefinisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kasus Zoonosis

Skor : ………………

0 = Tidak ada kegiatan program P2 Zoonosis1 = Ada kegiatan program P2 Zoonosis

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

96

2 = Ada kegiatan P2 Zoonosis, namun tidak memiliki form pencatatan dan pelaporan

3 = Ada kegiatan P2 Zoonosis, memiliki form pencatatan dan pelaporan, terisi tidak lengkap

4 = Ada kegiatan P2 Zoonosis memiliki form pencatatan dan pelaporan P2 Zoonosis , terisi lengkap dan terlaporkan

5 = Ada kegiatan P2 Zoonosis memiliki form pencatatan dan pelaporan P2 Zoonosis , terisi lengkap dan terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 ZoonosisObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

2.15. Pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 Malaria di puskesmas (Khusus daerah endemis)Definisi OperasionalPencatatan dan pelaporan yaitu tercatat dan terlaporkannya kasus Malaria dalam form P2 Malaria

Skor : ………………

0 = Tidak ada kegiatan program P2 Malaria1 = Ada kegiatan program P2 Malaria2 = Ada kegiatan P2 Malaria, namun tidak memiliki form pencatatan

dan pelaporan3 = Ada kegiatan P2 Malaria, memiliki form pencatatan dan pelaporan,

terisi tidak lengkap4 = Ada kegiatan P2 Malaria memiliki form pencatatan dan pelaporan

P2 Malaria , terisi lengkap dan terlaporkan5 = Ada kegiatan P2 Malaria memiliki form pencatatan dan pelaporan

P2 Malaria , terisi lengkap dan terlaporkan tepat waktu

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pencatatan dan pelaporan P2 MalariaObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

STANDAR 3 . STAF dan PIMPINAN

Kepala puskesmas bertanggung jawab atas`kegiatan P2ML dan P2BB di wilayah kerjanya yang dibantu oleh para pelaksana program sesuai dengan Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

97

kualifikasinya.

3.1. Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas terselenggaranya pengendalian penyakit diwilayah kerjanya.Definisi Operasional :Terdapatnya pembagian tugas sesuai dengan kompetensi sumber daya yang ada

SKOR : ………..0 = Ada pembagian tugas1 = Petugas memiliki tugas lebih dari 3 Program tanpa surat tugas2 = Petugas memiliki tugas 3 Program dengan 1-2 program disertai

ada surat tugas3 = Petugas memiliki tugas 3 Program dan semuannya ada surat

tugas4 = Petugas memiliki tugas 2 Program dan hanya 1 program ada

surat tugas5 = Petugas memiliki tugas 2 Program dan ada surat tugas untuk ke

2 program

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen penugasan .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas

Catatan :

3.2. Kepala puskesmas bertanggungjawab dalam pengendalian penyakit Flu Burung (H5N1)

Definisi Operasional :Kepala puskesmas pernah mengikuti sosialisasi penyakit Flu Burung (H5N1) dan Swine Flue (H1N1) serta mensosialisasikan kepada staf puskesmas

SKOR : ………..0 = Belum pernah mendapat sosialisasi1 = Pernah mendapat sosialisasi2 = Pernah mendapat sosialisasi dan mensosialisasikan kepada seluruh

staf puskesmas3 = Pernah mendapat sosialisasi dan mensosialisasikan kepada seluruh

staf puskesmas dan menunjuk salah satu petugas sebagai pengelola program Flu Burung

4 = Pernah mendapat sosialisasi dan mensosialisasikan kepada seluruh staf puskesmas dan menunjuk salah satu petugas pengelola program Flu Burung disertai surat tugas

5 = Pernah mendapat sosialisasi dan mensosialisasikan kepada seluruh staf puskesmas dan menunjuk salah satu petugas pengelola program Flu Burung disertai surat tugas dan mensosialisasikan ke masyarakat.

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen pertemuan/kegiatan, surat tugas .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

98

Catatan :

3.3. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 TB

Definisi Operasional :Petugas P2 TB memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas

SKOR : ………..0 = Tidak ada petugas P2 TB1 = Ada petugas P2TB mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2TB mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2TB mempunyai surat penugasan , uraian tugas

dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2TB mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan mempunyai pencatatan dan pelaporan5 = Ada petugas P2TB mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan, pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program . surat tugas dan uraian tugasObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.4. Petugas P2 TB memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas TB memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program3 = Pendidikan D3, belum mendapat pelatihan dan belum pernah

mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat

kabupaten/kota5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

99

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

3.5. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 ISPADefinisi Operasional :Petugas P2 ISPA memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas.

SKOR : ………..0 = Tidak ada petugas P2 ISPA1 = Ada petugas P2 ISPA mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2 ISPA mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2 ISPA mempunyai surat penugasan, uraian tugas

dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2 ISPA mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan dan mempunyai pencatatan dan pelaporan5 = Ada petugas P2 ISPA mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan, mempunyai pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program . surat tugas dan uraian tugasObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.6. Petugas P2 ISPA memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas P2 ISPA memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program3 = Pendidikan D3, belum mendapat pelatihan dan belum pernah

mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat

kabupaten/kota5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

100

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

3.7. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 Diare

Definisi Operasional :Petugas P2 Diare memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas

SKOR : ………..0 = Tidak ada petugas P2 Diare1 = Ada petugas P2 DIare mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2 Diare mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2 Diare mempunyai surat penugasan, uraian tugas

dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2 Diare mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan dan mempunyai pencatatan dan pelaporan5 = Ada petugas P2 Diare mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan, mempunyai pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.8. Petugas P2 Diare memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas P2 Diare memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program3 = Pendidikan D3 tapi belum mendapat pelatihan dan belum pernah

mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

101

kabupaten/kota5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

3.9. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 KustaDefinisi Operasional :Petugas P2 Kusta memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas

SKOR : ………..0 = Tidak ada petugas P2 Kusta1 = Ada petugas P2 Kusta mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2 Kusta mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2 Kusta mempunyai surat penugasan, uraian tugas

dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2 Kusta mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan dan mempunyai pencatatan dan pelaporan5 = Ada petugas P2 Kusta mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan, mempunyai pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.10. Petugas P2 Kusta memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas P2 Kusta memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

102

3 = Pendidikan D3 tapi belum mendapat pelatihan dan belum pernah mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota

4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat kabupaten/kota

5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

3.11. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 ZoonosisDefinisi Operasional :Petugas P2 Zoonosis memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas

SKOR : ………..

0 = Tidak ada petugas P2 Zoonosis1 = Ada petugas P2 oonosis mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2 Zoonosis mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2 Zoonoosia mempunyai surat penugasan, uraian

tugas dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2 Zoonoosis mempunyai surat penugasan, uraian

tugas, dokumen perencanaan dan mempunyai pencatatan dan pelaporan

5 = Ada petugas P2 Zoonoosis mempunyai surat penugasan, uraian tugas, dokumen perencanaan, mempunyai pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.12. Petugas P2 Zoonosis memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas P2 Zoonosis memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

103

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program3 = Pendidikan D3 tapi belum mendapat pelatihan dan belum pernah

mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat

kabupaten/kota5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

3.13. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dan menkoordinir Kegiatan P2 Malaria (khusus daerah endemis)

Definisi Operasional :Petugas P2 Malaria memiliki surat tugas, uraian tugas, perencanaan, pencatatan dan pelaporan yang diketahui oleh kepala puskesmas

SKOR : ………..0 = Tidak ada petugas P2 Malaria1 = Ada petugas P2 Malaria mempunyai surat penugasan atau uraian

tugas2 = Ada petugas P2 Malaria mempunyai surat penugasan dan uraian

tugas3 = Ada petugas P2 Malaria mempunyai surat penugasan, uraian tugas

dan dokumen perencanaan4 = Ada petugas P2 Malaria mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan dan mempunyai pencatatan dan pelaporan5 = Ada petugas P2 Malaria mempunyai surat penugasan, uraian tugas,

dokumen perencanaan, mempunyai pencatatan dan pelaporan dan diketahui oleh kepala puskesmas

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen program .Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas program

Catatan :

3.14. Petugas P2 Malaria memiliki tenaga pelaksana program yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan tugas dan jabatannya

Definisi Operasional :Petugas P2 Malaria memiliki pendidikan minimal D3 dan telah mengikuti pelatihan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

104

Kabupaten/Kota atau Provinsi.

SKOR : ……………..

0 = Tidak memiliki pendidikan D3, dan belum pelatihan1 = Pendidikan belum D3, dan telah mengikuti pertemuan program2 = Pendidikan belum D3, tapi telah pelatihan program3 = Pendidikan D3 tapi belum mendapat pelatihan dan belum pernah

mengikuti pertemuan tingkat Kab./Kota4 = Pendidikan D3, dan telah mengikuti pertemuan di tingkat

kabupaten/kota5 = Pendidikan D3, dan telah pelatihan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertfikat.Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN.

Kegiatan Pengendalian Penyakit di Puskesmas dilengkapi sarana sesuai dengan Pedoman berupa format pelaporan, alat diagnostik, obat.

Parameter4.1 Pelayanan Program TB

Definisi Operasional (DO)Pelayanan TB terdiri atas format pencatatan dan pelaporan, laboratorium program P2 TB dan obat TB.

SKOR : ……………..0 = Tidak ada kegiatan program P2 TB1 = Ada Kegiatan program TB dengan format pencatatan, pelaporan2 = Ad.1. ada kegiatan laboratorium namun belum untuk Program P2

TB3 = Ad.2. Ada kegiatan laboratorium untuk P2 TB namun tenaga

belum terlatih4 = Ad.3. tenaga terlatih5 = Ad.4. kecukupan obat TB

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan TB, sertifikat pelatihan lab. fasilitas

lab. Dokumen obatObservasi (O) : Format pencatatan,pelaporan, sarana lab.Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

105

4.2 Pelayanan Program ISPA

Definisi Operasional (DO)Fasilitas pelayanan ISPA terdiri atas format pencatatan dan pelaporan, timer untuk pemeriksaan tarikan nafas dan obat.

SKOR : ……………..0 = Tidak ada kegiatan program P2 ISPA1 = Ada Kegiatan program P2 ISPA2 = Ad.1. dengan format pencatatan, pelaporan3 = Ad.2. memiliki timer4 = Ad.3. obat5 = Ad.4. kecukupan obat

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan P2 ISPA, sertifikat pelatihan

tatalaksana kasus, timer , Dokumen obatObservasi (O) : Format pencatatan,pelaporan,Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

4.3 Pelayanan Program Diare

Definisi Operasional (DO)Fasilitas pelayanan Diare terdiri atas format pencatatan dan pelaporan, oralit,zinc, antibiotika, infus.

SKOR : ……………..

0 = Tidak ada kegiatan program P2 Diare1 = Ada Kegiatan program P2 Diare2 = Ad.1. dengan format pencatatan, pelaporan3 = Ad.2. tersedia oralit dan antibiotika4 = Ad.3. tersedia infuse5 = Ad.4. zinc

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan P2 Diare, sertifikat pelatihan

tatalaksana kasus, Dokumen obatObservasi (O) : Format pencatatan,pelaporan, obatWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

4.4 Pelayanan Program Kusta

Definisi Operasional (DO)Pelayanan Kusta terdiri atas format pencatatan dan pelaporan, MDT.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

106

SKOR : ……………..

0 = Tidak ada kegiatan program P2 Kusta1 = Ada Kegiatan program P2 Kusta2 = Ad.1. dengan format pencatatan dan pelaporan tidak lengkap3 = Ad.1. dengan format pencatatan dan pelaporan lengkap4 = Ad.3. tersedia MDT5 = Ad.4. tenaga terlatih

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan P2 Kusta, Dokumen obatObservasi (O) : Format pencatatan,pelaporan, obatWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

4.5 Pelayanan Program P2 Malaria (khusus daerah endemis)

Definisi Operasional (DO)Pelayanan P2 Malaria terdiri atas format pencatatan dan pelaporan, laboratorium untuk pemeriksaan Malaria, obat.

SKOR : ……………..0 = Tidak ada kegiatan program P2 Malaria1 = Ada Kegiatan program Malaria dengan format pencatatan,

pelaporan2 = Ad.1. ada kegiatan laboratorium namun belum untuk pemeriksaan

Malaria3 = Ad.1. dengan tenaga laboratorium terlatih namun perlu dukungan

dukungan laboratorium dari puskesmas lain4 = Ad.1 dengan dukungan lab. dan tenaga terlatih5 = Ad.4. kecukupan obat Malaria

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan P2 Malaria, sertifikat pelatihan lab.

fasilitas laboratorium, Dokumen obatObservasi (O) : Format pencatatan,pelaporan, sarana lab.Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDURKepala puskesmas menulis atau menunjukkan buku pedoman atau jklak/juknis dan SOP pelayanan program P2ML dan P2BB

Parameter5.1 Puskesmas memiliki buku pedoman/juklak/juknis

Definisi Operasional (DO)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

107

SOP pelayanan program P2ML dan P2BB tertuang dalam buku pedoman/juklak/juknis.

0 = Tidak satu pun program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

1 = Hanya satu pun program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

2 = Ada dua program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

3 = Ada tiga program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

4 = Ada empat program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

5 = Lebih atau sama dengan program membuat SOP pelayanan program P2ML dan P2BB sesuai buku pedoman / juklak/juknis

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ada SOP, ada Buku pedoman/juklak/juknisObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

5.2 P2 TB memiliki alur pencegahan dan pengendalian TB Paru

Definisi Operasional :Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus dan memiliki alur tatalaksana yang tertuang didalam pedoman P2 TB

SKOR : ………….

0 = Tidak ada buku pedoman1 = Ada buku pedoman2 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, tetapi tidak

mempunyai buku pedoman3 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, dan mempunyai

buku pedoman4 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana kasus TB Paru5 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana kasus TB Paru serta terpampang di ruang pemeriksaan

CARA PEMBUKTIANDokumen (D)

= Dokumen program P2 TB, tata laksana kasus dan alur tata laksana kasus

Observasi (O)

= -

Wawancara = Kepala Puskesmas dan pelaksana program

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

108

5.3 P2 ISPA melakukan tatalaksana kasus ISPA sesuai dengan Pedoman

Definisi Operasional :Petugas Program P2 ISPA mampu menjelaskan tatalaksana dan memiliki pedoman tatalaksana ISPA

SKOR : ………….

0 = Tidak ada buku pedoman1 = Ada buku pedoman2 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, tetapi tidak

mempunyai buku pedoman3 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, dan mempunyai

buku pedoman4 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana kasus ISPA5 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana Kasus ISPA serta terpampang di ruang pemeriksaan

CARA PEMBUKTIANDokumen (D) = Dokumen program P2 ISPA, tata laksana kasus

dan alur tata laksana kasusObservasi (O) = -Wawancara = Kepala Puskesmas dan pelaksana program

Catatan :

5.4 Pencegahan kecacatan (POD) dilakukan melalui pemeriksaan kepada setiap kasus saat pengambilan obat (DOT) kusta setiap bulan, untuk kasus kusta PB 6 kali, kusta MB 9 kali..

Definisi Operasional :Setiap bulan/obat habis, kasus diperiksa ulang dan hasilnya dimasukkan kedalam kartu pemeriksaan pencegahan cacat yang harus di isi secara lengkap.

SKOR : …………..0 = Tidak memiliki format POD

1 = Melakukan kegiatan POD hanya pada saat pertama kasus dating2 = Melakukan kegiatan POD kurang dari setengah dari yang

seharusnya (PB 6 kali dan MB 9 kali) tidak terisi lengkap3 = Melakukan kegiatan POD kurang dari setengah dari yang

seharusnya (PB 6 kali dan MB 9 kali) terisi lengkap.4 = Melakukan kegiatan POD lebih dari setengah dari yang

seharusnya (PB 6 kali dan MB 9 kali) tidak terisi lengkap

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

109

5 = Melakukan kegiatan POD lebih dari setengah dari yang seharusnya (PB 6 kali dan MB 9 kali) terisi lengkap.

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 Kusta, Format POD (prevention of

disability).Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2 Kusta

Catatan :

5.5 Terkendalinya Diare melalui kegiatan program yang terorganisir

Definisi Operasional :Petugas Program P2 Diare mampu menjelaskan tatalaksana dan memiliki pedoman tatalaksana kasus

SKOR : ………….

0 = Tidak ada buku pedoman1 = Ada buku pedoman2 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, tetapi tidak

mempunyai buku pedoman3 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, dan mempunyai

buku pedoman4 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana kasus P2 Diare5 = Petugas mampu menjelaskan tatalaksana kasus, mempunyai

buku pedoman, dan mempunyai alur tata laksana Kasus P2 Diare serta terpampang di ruang pemeriksaan

Cara PembuktianDokumen (D) = Dokumen program P2 Diare, tata laksana kasus

dan alur tata laksana kasusObservasi (O) = -Wawancara = Kepala Puskesmas dan pelaksana program

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen Program P2 DiareObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2 Diare

Catatan :

5.6 P2 DBD memiliki alur pencegahan dan pengendalian kasus DBDInstrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

110

Definisi Operasional :Kegiatan program dilakukan sesuai dengan alur pengendalian yang tertuang didalam pedoman P2 DBD

SKOR : ………….0 = Tidak ada buku pedoman1 = Ada buku pedoman2 = Ada buku pedoman namun tidak ada alur pengendalian3 = Ada alur pengendalian namun tidak ada buku pedoman4 = Ada alur pengendalian DBD dan buku pedoman5 = Ada buku pedoman dan alur pengendalian DBD yang

terpampang di ruang pemeriksaan.

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Pencatatan dan pelaporan program, Buku pedoman, alur

penegendalian DBDObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

Khusus daerah endemis Malaria5.7 Kasus klinis malaria ditatalaksana sesuai alur tatalaksana malaria

Definisi Operasional :Kasus klinis malaria wajib dilakukan pemeriksaan laboratorium

SKOR : …………0 = Tidak ada kegiatan pemeriksaan laboratorium1 = Ada kegiatan laboratorium namun tidak memadai baik tenaga

maupun sarana2 = Ada kegiatan laboratorium dengan dukungan laboratorium

puskesmas lain3 = Ada kegiatan laboratorium dengan sarana memadai namun

belum ada tenaga terlatih4 = Ada kegiatan laboratorium dengan tenaga terlatih namun belum

sarana belum mendukung5 Ada kegiatan laboratorium dengan tenaga dan sarana memadai

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Buku pedoman, alur tatalaksana, Dokumen

kegiatan ,sertifikat, atau bukti telah mengikuti pelatihan

Observasi (O) : Ruangan lab, paralatan lab. Untuk pemeriksaan malaria

Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

111

S TANDAR 6. PENDIDIKAN dan PENGEMBANGAN STAF

Pengembangan kemampuan Pengelola Program P2ML dan PPBB di puskesmas melalui pendidikan berkelanjutan, pelatihan, on the job training, pertemuan (seminar, workshop, studi banding.

PARAMETER :6.1 Program pendidikan atau pelatihan bagi pelaksana Program P2ML dan

PPBB

Definisi Operasional (DO) :Pendidikan atau pelatihan yang diikuti oleh petugas program P2ML dan P2 BB dalam 2 tahun terakhir baik di tingkat kab/kota maupun provinsi.

Skor = ………..

0 = Tidak ada petugas yang mengikuti pendidikan atau pelatihan dalam 2 tahun terakhir

1 = Ada petugas yang mengikuti pendidikan atau pelatihan dalam 2 tahun terakhir sesuai permintaan kab/kota

2 = Ada petugas yang mengikuti pendidikan atau pelatihan atas keinginan pelaksana program

3 = Kepala puskesmas mengajukan petugas untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan

4 = Kepala puskesmas merencanakan kegiatan pendidikan atau pelatihan bagi pelaksana program

5 = Kepala puskesmas bersama seluruh petugas pelaksana program mengadakan pelatihan secara mandiri

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ijazah, Sertikat, buku hasil kegiatanObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

6.2 Kepala Puskesmas membina kemampuan petugas pelaksana program P2 ML dan P2 BB

Definisi Operasional (DO) :Adanya pertemuan rutin yang mengkaji pelaksanaan program P2 ML dan

P2 BBSKOR : ………….

0 = Tidak ada pertemuan rutin1 = Ada pertemuan namun tidak rutin yang membahas pelaksanaan

kegiatan2 = Ada pertemuan rutin yang membahas pelaksanaan kegiatan3 = Ada pertemuan namun tidak rutin berupa pembinaan

ketrampilan pelaksanaan program4 = Ada pertemuan rutin berupa pembinaan ketrampilan

pelaksanaan program dan baru sebagian program yang terbina5 = Semua program telah mendapat pembinaan ketrampilan pada

pertemuan rutin

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

112

Cara PembuktianDokumen (D) : Buku hasil rapat, laporan kegiatan programObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2M

Catatan :

S TANDAR 7. EVALUASI dan PENGENDALIAN MUTU

Program P2ML dan PPBB harus melaksanakan evaluasi dan kegiatan pengendalian mutu program melalui pemantauan hasil kegiatan terhadap target yang ditetapkan disetiap bulan/triwulan/tahunan dan pertemuan rutin yang dipimpin oleh kepala puskesmas

PARAMETER7.1. Kepala puskesmas mengikuti rapat koordinasi lintas program dan

lintas sektor tingkat kecamatan

Definisi OperasionalKepala puskesmas menyampaikan permasalahan kesehatan diwilayah kerja puskesmas pada rapat koordinasi (Rakor) tingkat kecamatan.

SKOR : ……………

0 = Belum pernah mengikuti Rakor1 = Pernah mengikuti rapat Rakor2 = Mengikuti rapat koordinasi dan mendapat giliran 1 (satu) kali

menyampaikan situasi kondisi masalah kesehatan3 = Mengikuti rapat koordinasi dan mendapat giliran 2 (dua) kali

menyampaikan situasi kondisi masalah kesehatan4 = Mengikuti rapat koordinasi dan mendapat giliran 3 (tiga-lima) kali

menyampaikan situasi kondisi masalah kesehatan5 = Mengikuti rapat koordinasi dan mendapat 4 (empat) kali

menyampaikan situasi kondisi masalah kesehatan

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ada dokumentasi laporan rapat koordinasi RakorObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas

Catatan :

7.2. Kepala Puskesmas menkoordinasi pengendalian penyakit di wilayah kerja puskesmas

Definisi Operasional :Puskesmas menyelenggarakan Loka Karya Mini (LOKMIN)

SKOR : ……………

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

113

0 = Belum pernah mengadakan LOKMIN1 = LOKMIN 1 kali per tahun2 = LOKMIN 2 kali per tahun3 = LOKMIN 3 kali per tahun4 = LOKMIN 4 kali per tahun5 = Ada rencana tindak lanjut hasil LOKMIN

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ada dokumentasi hasil LOKMINObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas

Catatan :

7.3. Program P2 ML dan P2 BB menyampaikan analisis situasi program dalam LOKBUL (loka karya bulanan) yang dipimpin kepala puskesmas

Definisi OperasionalLOKBUL merupakan media menyampaikan perkembangan program.

SKOR : ……………….

0 = Belum pernah ada LOKBUL1 = 1-3 kali dalam setahun dan hanya sebagian program presentasi

program2 = 4-6 kali dalam setahun dan hanya sebagian program presentasi

program3 = 7-9 kali dalam setahun dan sebagian besar program presentasi

program4 = 10-12 kali dalam setahun dan sebagian besar program presentasi

program5 = 10-12 kali dalam setahun dan semua program presentasi

program

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Catatan rapatObservasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas P2M

Catatan :

7.4. Petugas program P2 TB melakukan rencana tindak lanjut melalui pengolahan dan analisa data.

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

114

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap triwulan2 = Ada laporan program, tidak setiap triwulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

7.5. Petugas program P2 ISPA melakukan rencana tindak lanjut melalui pengolahan dan analisa data.

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap bulan2 = Ada laporan program, tidak setiap bulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

7.6. Petugas program P2 Diare melakukan rencana tindak lanjut melalui

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

115

pengolahan dan analisa data.

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap bulan2 = Ada laporan program, tidak setiap bulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

7.7. Petugas program P2 Kusta melakukan rencana tindak lanjut melalui pengolahan dan analisa data.

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap triwulan2 = Ada laporan program, tidak setiap triwulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap triwulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

116

Catatan :

7.8. Petugas program P2 DBD melakukan rencana tindak lanjut melalui pengolahan dan analisa data.

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap bulan2 = Ada laporan program, tidak setiap bulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

7.9. Petugas program P2 Malaria melakukan rencana tindak lanjut melalui pengolahan dan analisa data. (khusus daerah endemis)

Definisi OperasionalHasil kegiatan disajikan dalam bentuk tabel/grafik/map dan ada rencana tindak lanjut.

SKOR : …………

0 = Tidak ada laporan program1 = Ada laporan program setiap bulan2 = Ada laporan program, tidak setiap bulan ada penyajian

tabel/grafik/map3 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik /map4 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik/map dan dilakukan analisa,5 = Ada laporan program, setiap bulan disajikan dalam bentuk

tabel/grafik dan dilakukan analisa, disertai rencana tindak lanjut

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

117

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Dokumen kegiatan program, hasil analisa dan tindak

lanjutObservasi (O) : Display tabel/grafikWawancara (W) : Kepala Puskesmas dan petugas

Catatan :

B. PROGRAM IMUNISASI

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Kegiatan pelayanan Imunisasi di Puskesmas ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak secara bermakna, karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti Campak, Polio, Tetanus Neonatorum, Hepatitis B, Diphteri, Pertusis, Tetanus dan TBC.

Parameter 1.1. Ada tujuan program imunisasi

URAIAN PENJELASANTujuan Umum

Tujuan Khusus

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)1. Tercapainya target UCI desa/kelurahan minimal 80%

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

118

2. Persentase bayi 0-11bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap minimal 80%

3. 90% Ibu hamil memperoleh imunisasi TT lengkap (≥ 2x)4. Semua anak SD kelas 1 memperoleh imunisasi DT

dan Campak, kelas 2 dan kelas 3 memperoleh imunisasi TT.

Definisi Operasional Tujuan Program Imunisasi : Adalah Pengelola imunisasi Puskesmas dapat menyebutkan tujuan umum dan tujuan khusus (4 poin)

Skor : ..............

0 = Tidak dapat menjelaskan tujuan umum dan khusus1 = Dapat Menjelaskan tujuan umum saja2 = Dapat Menjelaskan tujuan umum dan 1 poin tujuan khusus3 = Dapat menjelaskan tujuan umum dan 2 poin tujuan khusus4 = Dapat menjelaskan tujuan umum dan 3 poin tujuan khusus5 = Dapat menjelaskan tujuan umum dan 4 poin tujuan khusus

Catatan :

Cara Pembuktian ( C.P )

:

Dokumen ( D ) : Salah satu dokumen di puskesmas1. Keputusan menteri Kesehatan 1611/

Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman penyelenggaraan imunisasi atau

2. Keputusan menteri Kesehatan No. 482 / Menkes/SK/IV/2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional , Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014) atau

3. Buku Pedoman Imunisasi TT pada wanita usia subur, Tahun 2009 atau

4. Buku Pedoman Bulan Imunisasi Anak Sekolah, tahun 2002

Observasi ( O ) : Terdapat pada salah satu dokumen atau menunjukan juknis imunisasi

Wawancara ( W ) : Pimpinan Puskesmas atau pengelola program imunisasi dapat menunjukan atau menyebutkan tujuan program imunisasi pada salah satu dokumen tersebut diatas atau juknis imunisasi

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Kegiatan imunisasi di Puskesmas mempunyai ruang lingkup mulai dari perencanaan program (antara lain penetapan sasaran, kebutuhan logistik, jadwal kegiatan), pencatatan (antara lain kohor bayi, kohor ibu hamil, pencatatan stok vaksin, pencatatan grafik suhu), pelaporan (antara lain laporan cakupan yang dikirim tiap bulan ke Kab/Kota), dan evaluasi (antara lain PWS, cakupan).

Parameter :Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

119

2.1. Perencanaan tentang kegiatan imunisasi di Puskesmas.

Definisi Opersional Perencanaan kegiatan imunisasi : Adalah perencanaan tertulis tentang kegiatan imunisasi di Puskesmas yang memuat variabel :1. Jumlah Sasaran2. Waktu pelaksanaan3. Lokasi 4. Logistik (vaksin, alat suntik, safety box)5. Pelaksana (dokter/bidan/perawat)

Skor : ................ 0 = Tidak ada perencanaan tertulis1 = Ada perencanaan tertulis, direncanakan sendiri oleh pengelola

program tanpa dikonsultasikan dan disyahkan oleh Kepala Puskesmas

2 = Ada perencanaan tertulis, yang memuat 5 variabel pada DO tanpa disyahkan oleh Kepala Puskesmas

3 = Ada perencanaan tertulis yang memuat 5 variabel pada DO disyahkan oleh Kepala Puskesmas

4 = Ada perencanaan tertulis yang memuat 5 variabel pada DO, disyahkan oleh Kepala Puskesmas dan telah disosialisasikan di lokbul Puskesmas sebelum pelaksanaan program dimulai atau dilaksanakan

5 = Ada perencanaan tertulis yang memuat 5 variabel pada DO, disyahkan oleh Kepala Puskesmas dan telah disosialisasikan di lokmin Puskesmas sebelum pelaksanaan program dimulai atau dilaksanakan

Catatan /Keterangan :

Cara Pembuktian ( C.P ) :

Dokumen ( D ) : Ada dokumen perencanaan, buku lokbul, lokmin, absensi notulen pertemuan

Observasi ( O ) : Melihat dokumen perencanaan yang memuat 5 variabel

Wawancara (W)

: Pimpinan Puskesmas atau pengelola program immunisasi.

2.2. Pencatatan stok vaksin

Definisi Operasional (DO)Pencatatan vaksin adalah setiap pemasukan dari Dinas Kesehatan Kab./Kota dan pengeluaran vaksin berdasarkan permintaan/usulan Bidan Desa, Bidan Koordinator Puskesmas dan UPS (unit pelayanan swasta) yang dicatat pada Buku Stok Vaksin di Puskesmas. Meliputi pencatatan :

1. Mencantumkan tanggal masuk dan keluar2. Mencantumkan keterangan VVM vaksin3. Mencantumkan Expire Date (tanggal daluarsa)4. Mencantumkan Nomor Batch vaksin5. Ada 7 buku stock vaksin

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

120

Skor :

0 = Tidak ada buku pencatatan stock vaksin

1 Hanya mencantumkan 1 poin

2 = Hanya mencantumkan 2 poin

3 = Hanya mencantumkan 3 poin

4 = Hanya mencantumkan 4 poin

5 = Hanya mencantumkan 5 poin

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen ( D )Observasi ( O )Wawancara (W)

: ::

Buku Stok VaksinMelihat kelengkapan pencatatan Buku Stok

VaksinKepala Puskesmas atau Pengelola Imunisasi

2.3 Sistem pencatatan program imunisasi

Definisi Opersional :pencatatan program imunisasi : Adalah pencatatan tentang kegiatan program imunisasi di Puskesmas yang memuat variabel :1. Pencatatan sasaran bayi (0 – 11 bulan) pada format kohor bayi atau

pada ”buku kuning”2. Pencatatan ibu hamil pada format kohor ibu hamil atau pada ”buku

merah”3. Pencatatan vaksin pada buku stok vaksin untuk semua antigen (BCG,

DPT-HB, Polio, Campak, HB Uniject, TT dan DT)4. Pencatatan suhu lemari es pada buku grafik suhu atau register

pencatatan suhu harian

SKOR : ………….0 = Tidak ada pencatatan kegiatan program imunisasi1 = Hanya ada 1 jenis pencatatan2 = Hanya ada 2 jenis pencatatan3 = Hanya ada 3 jenis pencatatan4 = Ada 4 jenis pencatatan kegiatan5 = Ada 4 jenis pencatatan kegiatan program imunisasi dan diisi

lengkap

Catatan :

Cara Pembuktian ( C.P )

Dokumen ( D )Obervasi ( O )

::

Ada dokumen pencatatanMelihat dokumen pencatatan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

121

Wawancara ( W ) : Pengelolaan program immunisasi

2.4 Laporan rutin cakupan yang dikirim tiap bulan ke Kab./Kota

Definisi Operasional Laporan cakupan bulanan :Adalah laporan hasil cakupan program imunisasi yang dilaporkan tiap bulan ke Kab/Kota meliputi semua antigen (BCG, DPT-HB 1,2,3, Polio 1,2,3,4, Campak, HB-Uniject 0 – 7 hari, TT1,TT2,TT3,TT4 dan TT5)

Skor = ………..

0 = Tidak ada laporan.

1 = Laporan diatas tanggal 10 pada bulan berikutnya memuat atau tidak memuat semua antigen

2 = Laporan tanggal 6 – 10 pada bulan berikutnya tidak memuat semua antigen

3 = Laporan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya tidak memuat semua antigen

4 = Laporan tanggal 6 – 10 pada bulan berikutnya memuat semua antigen

5 = Laporan sebelum tanggal 5 pada bulan berikutnya memuat semua antigen

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) : Ada dokumen laporanObservasi (O) : Melihat dokumen laporanWawancara (W) : Kepala Puskesmas atau Pengelola Program Imunisasi

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas pelaksanaan program imunisasi dan dalam pelaksanaannya dapat dibantu oleh pengelola imunisasi dan tenaga kesehatan lainnya.Kepala Puskesmas memberikan tugas untuk melaksanakan pelayanan imunisasi kepada tenaga kesehatan : Dokter, Bidan, dan Perawat yang sudah mempunyai kompetensi dalam memberikan pelayanan imunisasi (Technical Competence).

Catatan : Kompetensi (Technical Competence) adalah perawat yang sudah mendapatkan pelatihan program imunisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi atau Kementerian Kesehatan yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.

Parameter :3.1. Tenaga pelaksana imunisasi

Definisi Operasional (DO)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

122

Seluruh tenaga kesehatan dokter, bidan, dan perawat yang sudah mempunyai kompetensi (Technical Competence) dan ditugaskan oleh Kepala Puskesmas

Skor = …………

0123

4

5

====

=

=

Belum ada petugas imunisasi yang kompetenAda petugas imunisasi namun belum kompetenAda petugas imunisasi yang kompeten namun belum mempunyai surat tugasAda Petugas imunisasi yang mempunyai kompetensi mempunyai surat tugas namun belum dilengkapi uraian tugasAda Petugas imunisasi yang kompeten mempunyai surat tugas dengan uraian tugas namun belum disyahkan oleh Kepala PuskesmasAda Petugas imunisasi yang kompeten mempunyai surat tugas dengan uraian tugas disyahkan oleh Kepala Puskesmas

Cara Pembuktian :

Dokumen ( D ) : Sertifikat dan surat tugas, uraian tugasObservasi ( O ) :Wawancara ( W ) : Kepala Puskesmas , dan petugas pelaksana

imunisasi

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Kegiatan imunisasi di Puskesmas dilengkapi peralatan imunisasi yang lengkap sesuai dengan standar WHO yaitu : lemari es khusus tempat penyimpanan vaksin, alat suntik, safety box, thermometer alat pengukur suhu, freeze tag alat indikator vaksin terpapar suhu beku, vaccine carier dan thermos.

Parameter

4.1 Peralatan pelayanan imunisasi

Definisi Operasional (DO)

Peralatan yang digunakan dalam pelayanan imunisasi yang sudah memenuhi standar dari WHO yaitu :1. Lemari es khusus tempat penyimpanan vaksin adalah lemari es yang buka

tutup atas bawah.2. Alat suntik adalah alat suntik sekali pakai atau ADS (auto disable syringe)3. Safety box adalah tempat menyimpan alat suntik yang sudah dipakai.4. Thermometer adalah alat pengukur suhu lemari es yang mempunyai skala

antara –50oC s.d + 50oC 5. Freeze Tag adalah alat indikator vaksin terpapar suhu beku yaitu bila

tanda ‘V’ vaksin tidak terpapar suhu beku dan ‘X’ vaksin terpapar suhu beku.

6. Vaccine carier adalah alat untuk membawa vaksin dari Kabupaten/Kota7. Thermos adalah alat untuk membawa vaksin dari Puskesmas ke Posyandu

SKOR = ….............

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

123

0 = Tidak memenuhi poin 1 s.d 7

1 = Memenuhi poin 1 sd 4 ditambah poin 6

2 = Memenuhi poin 1 s.d. 4 ditambah salah satu poin 6 dan 7

3 = Memenuhi poin 1 s.d. 5 ditambah salah satu poin 6

4 = Memenuhi poin 1 s.d. 5 ditambah salah satu poin 6 dan 7

5 = Memenuhi poin 1 s.d. 7 peralatan standar WHO

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen ( D )Observasi ( O )Wawancara ( W )

:::

Daftar inventaris imunisasiMelihat semua kelengkapan alat poin 1 s.d. 7Kepala Puskesmas dan pengelola imunisasi.

STANDAR 5 KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Kepala Puskesmas menuliskan atau menunjukan buku pedoman atau Kepmenkes RI tentang SOP (standar operasional prosedur) imunisasi.

Parameter5.1 SOP

(standar operasional prosedur) imunisasi

Definisi Operasional SOP imunisasi adalah standar operasional kerja berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI, terdiri atas 1. Keputusan menteri Kesehatan 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman

penyelenggaraan imunisasi atau2. Keputusan menteri Kesehatan No. 482/Menkes/SK/IV/2010 tentang

Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional , Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014) atau

3. Buku Pedoman Imunisasi TT pada wanita usia subur, tahun 2009 atau4. Buku Pedoman Bulan Imunisasi Anak Sekolah, tahun 2002

SKOR : ………..

0

1234

5

=

====

=

Tidak ada SOP berdasarkan buku pedoman dan Kepmenkes 1611/2005 ttg pedoman penyelenggaraan imunisasiAda SOP berdasarkan buku buku pedoman poin 3 dan 4Ada SOP berdasarkan buku buku pedoman poin 1Ada SOP berdasarkan buku buku pedoman poin 1 dan 2Ada SOP berdasarkan buku buku pedoman poin 1 dan 2 ditambah salah satu poin 3 atau 4Ada SOP berdasarkan buku buku pedoman poin 1 sd 4

Catatan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

124

Cara Pembuktian ( C.P )

:

Dokumen ( D )Observasi ( O )Wawancara ( W )

:::

Melihat buku pedoman dan Kepmenkes-Kepala Puskesmas atau pengelola imunisasi

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pengembangan kemampuan Pengelola Imunisasi dan Pelaksana Imunisasi di Puskesmas di lakukan melalui upaya pelatihan, on the job training, work shop imunisasi, studi banding

Parameter :6.1.

Pengembangan kemampuan Pengelola Imunisasi

Definisi Operasional (DO)Pengembangan kemampuan Pengelola Imunisasi adalah pengembangan kemampuan petugas pengelola imunisasi Puskesmas yang berlatar belakang pendidikan bisa dari pendidikan umum atau pendidikan kejuruan kesehatan yang telah di berikan pelatihan oleh tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi atau Kemenkes yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.

Skor : ……………..

01

2

3

4

5

==

=

=

=

=

Tidak ada petugas Pengelola ImunisasiAda petugas pengelola imunisasi, tetapi tidak mempunyai surat penunjukan dari Ka. Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kab./KotaAda petugas petugas pengelola imunisasi, mempunyai surat penunjukan dari Ka. Puskesmas atau Dinkes Kab./Kota namun belum pernah dilatihAda petugas petugas pengelola imunisasi, tidak mempunyai surat penunjukan dari Ka. Puskesmas atau Dinkes Kab./Kota dan terlatihAda petugas pengelola imunisasi sudah mendapat pelatihan dan mendapat surat penunjukan dari Kepala Puskesmas dan Dinkes kab./KotaAda petugas petugas pengelola imunisasi, dan mendapat pelatihan dalam waktu 2 tahun terakhir serta mendapat surat penunjukan dari Ka. Puskesmas atau Dinkes Kab./Kota

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian

( C.P )

:

Dokumen ( D ) : surat tugas, undangan dan sertifikat

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

125

Observasi ( O )Wawancara ( W )

::

lihat dokumenPengelola Imunisasi Puskesmas

6.2. Pengembangan kemampuan Pelaksana Imunisasi

Definisi Operasional (DO) :Pengembangan kemampuan Pelaksana Imunisasi adalah pengembangan kemampuan petugas Pelaksana Imunisasi yang berlatar pendidikan kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang telah di berikan pelatihan oleh tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi atau Kemenkes yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.

Skor : ................

0 = Tidak ada petugas Pelaksana Imunisasi1 = Ada Petugas Pelaksana Imunisasi yang belum mendapatkan

pelatihan dan tidak bisa menunjukan surat tugas dari Ka Puskesmas / Ka. Dinas Kes Kab./Kota

2 = Ada Petugas Pelaksana Imunisasi yang belum mendapatkan pelatihan dan bisa menunjukan surat tugas dari Ka Puskesmas/Ka. Dinas Kes Kab./Kota

3 = Ada Petugas Pelaksana Imunisasi yang mendapatkan pelatihan tidak bisa menunjukan sertifikat dan tidak bisa menunjukan surat tugas dari Kepala Puskesmas/ Ka. Dinas Kes. Kab./Kota

4 = Ada Petugas Pelaksana Imunisasi yang mendapatkan pelatihan tidak bisa menunjukan sertifikat tapi bisa menunjukan surat tugas dari Kepala Puskesmas/Ka. Dinas Kes. Kab./Kota

5 = Ada Petugas Pelaksana Imunisasi yang mendapatkan pelatihan dengan menunjukan sertifikat dan menunjukan surat tugas dari Kepala Puskesmas/Ka. Dinas Kes. Kab./Kota

Catatan :

Cara Pembuktian :Dokumen : Surat tugas, sertifikat pelatihanObservasi : lihat dokumenWawancara : Kepala Puskesmas atau Pengelola Imunisasi

STANDAR 7 EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Kegiatan evaluasi pelaksanaan Imunisasi (Desa/Kelurahan UCI) di puskesmas mulai dari input, proses dan out put (Pencapaian Desa/Kelurahan UCI)

7.1 Laporan penetapan status Desa/Kelurahan UCI/Non UCI

Definisi Operasional (DO)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

126

Laporan penetapan status Desa/Keluarahan UCI/Non Uci adalah tersedianya dokumen laporan pencapaian target UCI berdasarkan cakupan BCG, DPT-HB 3, Polio 4 dan Campak dalam periode I tahun minimal 80 %.

Skor :

012

3

4

5

===

=

=

=

Tidak ada laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCIAda laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCI 2 tahun terakhirAda laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCI 2 tahun terakhir namun belum dievaluasiAda laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCI 2 tahun terakhir sudah dievaluasi, belum ditindak lanjutiAda laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCI 2 tahun terakhir sudah dievaluasi dan ditindak lanjutiAda laporan pencapaian desa/kelurahan UCI dan Non UCI 2 tahun terakhir sudah dievaluasi, ditindak lanjuti serta untuk rencana tindak lanjut dibahas pada pertemuan lokbul atau lokmin

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian

( C.P )

:

Dokumen ( D )

Obervasi ( O )Wawancara ( W )

:

::

Arsip laporan pencapaian UCI desa 2 tahun terakhir, Notulen lokbul/lokminDisplay pemetaan Desa UCIKepala Puskesmas atau Pengelola Imunisasi

7.2. PWS (pemantauan wilayah setempat) imunisasi

Definisi Operasional (DO) :PWS adalah alat evaluasi hasil cakupan pelayanan imunisai tiap Desa/Kelurahan berupa grafik batang dengan menggunkan indikator akses ( DPT-HB1 ) indikator kualitas/perlindungan (BCG, DPT-HB3, Polio 4 campak) dan indikator manajemen program (drop Out DPT-HB1-Campak) dibuat setiap bulan.

SKO

R

:

012345

======

Tidak ada laporan PWSAda laporan PWS tidak tiap bulan tidak dilakukan analisaAda laporan PWS tidak tiap bulan dilakukan analisaAda laporan PWS tiap bulan tidak dilakukan analisaAda laporan PWS tiap bulan dan dilakukan analisa tidak ada tindak lanjutnyaAda laporan PWS tiap bulan dan dilakukan analisa serta tindak lanjutnya

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

127

Catatan :

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D )Observasi ( O )Wawancara ( W )

:::

Laporan PWS, hasil analisa dan tindak lanjutDisplay grafik PWSKepala Puskesmas atau Pengelola Imunisasi

C. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

Penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus-menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya

Tujuan penyelenggaraan system surveilans epidemiologi kesehatan adalah tersedia data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

Standar 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Parameter

1.1. Tersedia Buku Pedoman sebagai acuan puskesmas dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan.

Definisi Operasional : Tersedia pedoman yang berkaitan dengan penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan yang menjadi pedoman petugas melaksanakan kegiatan surveilans.

Buku pedoman penyelenggaraan surveilans epidemiologi meliputi :1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/MenKes/SK/VIII/2003,

tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1479/MenKes/SK/X/2003, tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu

3. Pedoman Penyelidikan dan Penaggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular dan Keracunan. (Kementrian Kesehatan RI,Dirjen PP dan PL) 2010.

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

128

Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan

Skor : ……………..0 = Tidak ada buku pedoman penyelenggaraan surveilans epidemiologi

kesehatan1 = Tersedia buku pedoman penyelenggaraan surveilans epidemiologi

kesehatan tetapi bukan buku pedoman seperti tercantum dalam definisi operasional

2 = Tersedia salah satu pedoman3 = Tersedia 2 (dua) pedoman4 = Tersedia 3 (tiga) pedoman5 = Tersedia 4 (empat) pedoman

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : Tersedia buku pedomanObservasi ( O ) : Melihat buku pedomanWawancara ( W ) : Wawancara dengan petugas Surveilans atau

Kepala Puskesmas

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Parameter 2.1. Sistem Pelaporan

Definisi Operasional : Sistem Pelaporan adalah pelaporan surveilans epidemiologi yang didokumentasikan, terdiri atas :1. Dokumen C1/Zero reporting C12. Dokumen STP KLB/Zero reporting STP KLB3. Dokumen STP Puskesmas/Zero reporting STP Puskesmas4. Dokumen W2 /Zero reporting W2

Skor0 = Tidak memiliki dokumen1 = Tersedia 1 dokumen2 = Tersedia 2 dokumen3 = Tersedia 3 dokumen4 = Tersedia dokumen point 1 sampai dengan 45 = Tersedia dokumen point 1 sampai dengan 4 dilaporkan tepat

waktu

Cara Pembuktian (CP)Dokumen ( D ) : Tersedia dokumen atau pedomanObservasi ( O ) : -Wawancara ( W )

: Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala Puskesmas

2.2. Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

129

Definisi Operasional : KLB penyakit menular termasuk keracunan pangan dilakukan investigasi dalam kurun waktu satu tahun.

Skor : ………

0 = KLB tidak dilakukan investigasi1 = ≤ 10 % KLB dilakukan investigasi2 = 11 % - 29 % KLB dilakukan investigasi3 = 30% - 55% KLB dilakukan investigasi4 = 56% -79% KLB dilakukan investigasi5 = ≥ 80% KLB dilakukan investigasi atau tidak terjadi KLB

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : 1. Dokumen laporan investigasi

2. Dokumen laporan mingguan penyakitObservasi ( O ) : 1. Melihat trend penyakit mingguan (ada KLB/tidak

ada KLB)2.Dokumen penyakit tertentu yang dapat

dikategorikan sebagai KLB seperti : Satu kasus Difteri Lima kasus Campak klinis dalam

kurun waktu satu bulan di wilayah kerja puskesmas

Satu kasus Polio Satu Kasus TN Satu Kasus Rabies Keracunan Satu kasus DSS

Wawancara ( W )

: Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala Puskesmas

2.3. Konfirmasi Laboratorium Klinis Campak

Definisi Operasional : Pengambilan specimen serologis Campak klinis 20% dalam 1 tahun diperiksa di Lab Nasional (PT. Bio Farma)

Skor0 : Tidak dilakukan pemeriksaan serologis di Lab Nasional1 : 1% - 5% kasus Campak Klinis diperiksa serologis di Lab Nasional2 : 6% - 10% kasus Campak Klinis diperiksa serologis di Lab Nasional3 : 11% - 15% kasus Campak Klinis diperiksa serologis di Lab Nasional4 : 16% - 19% kasus Campak Klinis diperiksa serologis di Lab Nasional5 : ≥20% kasus Campak Klinis diperiksa serologis di Lab Nasional

Catatan

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : Dokumen hasil pemeriksaanObservasi ( O ) : Melihat dokumenWawancara : Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

130

( W ) Puskesmas

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Parameter 3.1. Petugas Surveilans

Definisi Operasional : Pegawai yang ditugaskan Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan. Skor0 : Tidak ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan.1 : Ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan, tetapi tidak dilengkapi dengan surat tugas dan uraian tugas

2 : Ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan tetapi tidak dilengkapi dengan surat tugas dan tetapi mempunyai uraian tugas

3 : Ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan dilengkapi dengan surat tugas, tetapi tidak mempunyai uraian tugas.

4 : Ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan dilengkapi dengan surat tugas dan uraian tugas.

5 : Ada petugas Puskesmas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan dilengkapi dengan surat tugas dan uraian tugas serta dilakukan evaluasi setiap tahun.

Cara Pembuktian ( C.P ) :

Dokumen ( D ) : Surat Tugas dari Kepala Puskesmas, uraian tugasObservasi ( O ) : Melihat surat tugas dan uraian tugasWawancara ( W ) : Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala

Puskesmas

Standar 4 & 5 tidak ada

STANDAR 6. PENDIDIKAN DAN PENGEMBAGAN STAF

Parameter :6.1. Pertemuan Staf

Definisi Operasional : Dilaksanakan pertemuan staf puskesmas yang membahas masalah penyakit (menular/tidak menular), dilakukan 3 (tiga) kali dalam 3 bulan terakhir ada rekomendasi dan tindak lanjut

Skor0 : Tidak pernah dilaksanakan pertemuan staf puskesmas1 : Dilaksanakan pertemuan staf tetapi hanya membahas masalah

penyakit (menular / tidak menular )2 : Dilaksanakan pertemuan staf puskesmas membahas masalah

penyakit (menular/ tidak menular ), tetapi hanya dilakukan 1 (satu)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

131

kali dalam 3 (tiga) bulan terakhir3 : Dilaksanakan pertemuan staf puskesmas membahas masalah

penyakit (menular / tidak menular) tetapi hanya dilakukan 3 (tiga) kali dalam 3 bulan terakhir, tetapi tidak ada rekomendasi dan tindak lanjut

4 : Dilaksanakan pertemuan staf puskesmas membahas masalah penyakit (menular dan tidak menular ) dilakukan 3 (tiga) kali dalam 3 bulan terakhir tetapi tidak ada rekomendasi dan tindak lanjut

5 : Dilaksanakan pertemuan staf puskesmas yang membahas masalah penyakit (menular/ tidak menular) dilakukan 3 (tiga) kali dalam 3 bulan terakhir dan ada rekomendasi dan tindak lanjut

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : Notulen hasil pertemuan stafObservasi O ) : Lihat notulenWawancara ( W ) : Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala

Puskesmas

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Parameter :7.1. Evaluasi

Definisi Operasional : Tersedia dokumen evaluasi semester dan tahunan penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan, seperti surveilans penyakit, surveilans factor resiko (terutama yang menjadi masalah kesehatan setempat serta ada tindak lanjut)

Skor0 : Tidak Tersedia dokumen evaluasi1 : Tersedia dokumen evaluasi tetapi tidak rutin setiap semester dan

setiap tahun2 : Tersedia dokumen evaluasi semester3 : Tersedia 2 (dua) dokumen evaluasi semester dan tahunan4 : Tersedia 2 (dua) dokumen evaluasi semester dan tahunan dan ada

tindak lanjut5 : Tersedia 2 (dua) dokumen evaluasi semester dan tahunan dan

ditindal lanjuti

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : Dokumen evaluasi

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

132

Observasi ( O ) : Lihat dokumen evaluasiWawancara ( W )

: Wawancara dengan petugas surveilans atau Kepala Puskesmas

7.2. DiseminasiDefinisi Operasional : Dilakukan diseminasi informasi ( dalam bentuk pertemuan atausektor atau dalam bentuk surat umpan balik) tentang penyelenggaraan surveilans kesehatan minimal 4 (empat) kali dalam satu tahun kepada Lintas program atau Lintas sektor

Skor0 = Tidak dilakukan diseminasi informasi tentang penyelenggaraan

surveilans epidemiologi kesehatan kepada lintas program atau lintas sektor

1 = Dilakukan desiminasi informasi tentang penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan kepada lintas program /lintas sektor tetapi tidak rutin setiap tahun

2 = Dilakukan desiminasi informasi tentang penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan kepada lintas program/ lintas sektor sebanyak 1 (satu) kali dalam kurun waktu satu tahun

3 = Dilakukan diseminasi informasi tentang penyelenggaraan surveilans epidemiologi kepada lintas program / lintas sektor sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu satu tahun

4 = Dilakukan diseminasi informasi tentang penyelenggaraan surveilans epidemiologi kepada lintas program / lintas sektor sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu satu tahun.

5 = Dilakukan diseminasi informasi tentang penyelenggaraan surveilans epidemiologi kepada lintas program / lintas sektor sebanyak 4 (empat ) kali dalam kurun waktu satu tahun

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen ( D ) : Dokumen Diseminasi informasi (notulen, bulletin,

surat umpan balik)Observasi ( O ) : Melihat dokumenWawancara ( W )

: Wawancara dengan petugas surveilans atau Ka. Puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

133

Rekomendasi p2m

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

134

REKOMENDASI IMUNISASI

REKOMENDASI SURVEILANS

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

135

Nilai

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

136

INSTRUMEN 6

PELAYANAN KESEHATAN

KELUARGA

Kab./Kota :

Puskesmas :Status : Non DTP, DTP, DTP PonedPenilai :

A. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Falsafah Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah tercapainya derajat pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang optimal (komprehensif, integrative dan berkesinambungan) melalui pelayanan kesehatan bagi Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang berkualitas, termasuk pelayanan kedaruratan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir. Tujuannya adalah menyelamatkan ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi yang baru dilahirkan melalui kegiatan peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir serta penanganan komplikasinya.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

137

Parameter :1.1. Ada informasi tertulis yang mengatur pelaksanaan pelayanan

Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang mencakup pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.

Definisi Operasional : Informasi tertulis yg dimaksud adalah dokumen tentang kebijakan & rencana strategi puskesmas (rencana kerja) sebagai dasar pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga yg meliputi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Skor = ………….0

1

2

3

4

5

=

=

=

=

=

=

Tidak ada dokumen tentang kebijakan dan strategi pelaksanaan pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahirTersedia dokumen tentang kebijakan, tetapi belum ada strategi pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru LahirTersedia dokumen ttg kebijakan, strategi tetapi belum ada tujuan kegiatan pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru LahirTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, dan ada rencana kerja sajaTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, ada rencana kerja dan sudah dilaksanakanTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, dibuat rencana kerja tahunan, sudah dilaksanakan dan selalu dievaluasi

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

: :

-Rencana tahunan puskesmas yang di syahkan oleh kepala puskesmas

-Rencana kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.

-Laporan penyelenggaraan pertemuan sosialisasi rencana kerja lengkap (Daftar hadir, jadwal, notulen)

Pelaksana PelayananPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/Dokter)

1.2. Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir sesuai dengan standar pelayanan.

Definisi Operasional :Puskesmas mampu melayani sesuai standar adalah puskesmas memberikan pelayanan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), persalinan dan kunjungan nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai dengan Pedoman Pelayanan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

138

Kebidanan dan Neonatal Dasar dan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) yang dilaksanakan oleh dokter/bidan.

Skor : …………..

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada pemeriksaan/pelayanan ibu hamil ( ANC), persalinan dan Nifas, dan bayi baru lahir di PuskesmasPuskesmas hanya mampu memberikan 2 jenis pelayanan (ANC, nifas) saja tetapi tidak sesuai dengan standarPuskesmas memberikan pelayanan ANC, persalinan dan Nifas dan bayi baru lahir tetapi tidak sesuai standarPuskesmas hanya mampu memberikan 2 jenis pelayanan (ANC, nifas) saja sesuai standarPuskesmas mampu memberikan 3 jenis pelayanan (ANC, nifas, bayi baru lahir) sesuai standarPuskesmas mampu memberikan 4 jenis pelayanan ANC, persalinan, Nifas dan bayi baru lahir sesuai standar

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (w)

:

::

-Adanya buku pedoman Pelayanan Kebidanan dan Neonatal Dasar

- Adanya buku Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)- Adanya jadwal pelayanan di KIA- Ada pencatatan hasil pelayanan (Kartu Ibu, register, kohort ibu) Pelaksanaan pelayanan dan RRPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter)

1.3. Puskesmas mampu mendeteksi dan menyediakan pelayanan kasus kegawat daruratan pada Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan Bayi baru lahir, serta mampu mendeteksi, dan menangani serta merujuk kasus-kasus komplikasi obstretri dan neonatal.

Definisi Operasional :Yang dimaksud adalah Puskesmas mampu menyediakan, melaksanakan pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal 24 jam oleh tenaga (dokter dan bidan) terampil dalam menanggulangi kegawatdaruratan ibu dan bayi di tingkat pelayanan dasar. (PONED)

Skor : …………

0

12

3

4

5

:

::

:

:

:

Tidak ada deteksi risiko tinggi kebidanan dan neonatal dan penanganan serta rujukan kasus-kasus komplikasi obstetri dan neonatalHanya melaksanakan deteksi Risiko tinggi/Komplikasi obstetric-neonatalAda pelayanan deteksi Risiko Tinggi/ komplikasi obstetri – neonatal, tidak melakukan penanganan dan hanya merujukAda pelayanan deteksi Risiko Tinggi/ komplikasi obstetri – neonatal, dan melakukan penanganan dan rujukannya selama < 12 jamAda pelayanan deteksi Risiko Tinggi/ komplikasi obstetri – neonatal, penanganan dan rujukannya selama 12 jam - < 24 jamAda pelayanan deteksi Risiko Tinggi/ komplikasi obstetri – neonatal,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

139

penanganan dan rujukannya selama 24 jam

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

- Jadwal Pelayanan, jadwal jaga, laporan hasil pelayanan-SPO pelayanan gawat darurat-Alur rujukanPelaksanaan pelayanan kegawat daruratan obstetri – NeonatalPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter)

1.4. Pusksemas mempunyai jaringan kerja dan rujukan, baik dengan unit pelayanan dibawahnya (Pustu, Polindes) maupun dengan dengan unit pelayanaan di tingkat Kabupaten/Kota (RSU serta dengan Puskesmas lainnya.

Definisi Operasional :Jaringan kerja adalah suatu tatanan kerjasama dalam pelaksanaan program kesehatan ibu dan bayi baru lahir dengan sektor di luar kesehatan yang terkait misalnya BKKBN, Depag, Pemerintah setempat. Dalam pelaksanaannya diperlukan kesepakatan kerja dama, pertemuan koordinasi lintas sektor tersebut, Jaringan rujukan merupakan system pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik dengan unit kesehatan yang lebih tinggi, setingkat atau dibawah puskesmas. Sistem tersebut harus dilengkapi dengan alat penunjang agar dapat berfungsi dengan baik, antar lain : tatalaksana baku yang disepakati semua pihak (tertulis), kesiapan transportasi, donor darah (berjalan), asuransi kesehatan (tabulin sdt.).

Skor : ……….

012

345

:::

:::

Puskesmas tidak mempunyai jaringan kerja dan rujukan .Puskesmas hanya mempunyai jaringan kerja di wilayahnya, tidak ada rujukan.Puskesmas hanya mempunyai salah satu rujukan saja, tetapi tidak mempunyai jaringan kerja.Puskesmas hanya mempunyai jaringan kerja dan rujukan ke bawah.Puskesmas mempunyai jaringan kerja dan rujukan kebawah dan horizontal.Puskesmas mempunyai jaringan kerja dan rujukan balik kebawah dan keatas horizontal maupun vertical.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

Catatan :

140

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

- Dokumen kerjasama dengan LS/LP- Adanya dokumen pencatatan rujukan dan umpan

balik hasil rujukan- Alur Rujukan- Adanya formulir rujukan- Adanya dokumen rujukan balikPerencanaan kerjasama pelaksanaan program KIA dengan LS/LP & rujukanPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter)

STANDAR 2 . ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Pelayanan kesehatan Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan Bayi baru lahir dilaksanakan dengan menggunakan perangkat administrasi dan dikelola sesuai dengan sistem pengelolaan.

Parameter :2.1 Puskesmas melaksanana pencatatan & pelaporan secara lengkap

sesuai dengan pedoman.

Definisi Operasional :

Yang dimaksud dengan puskesmas harus dilengkapi dengan perangkat administrasi baku adalah puskesmas mempunyai system pencatatan dan pelaporan sesuai dengan (Kartu Ibu , Kohort ibu, Partograf, PWS ) SIMPUS

Perangkat administrasi baku seperti : format pencatatan, KMS Ibu, Kartu Ibu, partograf, PWS-KIA, register kohort ibu/ bayi, format laporan seperti LB3 dalam (system Informasi Puskesmas) SIMPUS, serta buku pedoman Pencatatan dan Pelaporan (information)

Pihak terkait : Bidan Koordinator, Bidan Desa, Pembina Desa, BPS, Fasilitas Kesehatan Swasta, Aparat Desa/Kecamatan

Skor : …………

01

2

3

4

5

::

:

:

:

:

Puskesmas tidak mempunyai pencatatan dan pelaporan administrasi.Puskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan, namun tidak diisi lengkap dan pelaporan tidak dikirimPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi tidak lengkap dan dikirim tidak tepat waktuPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi tidak dianalisa dan diumpan balikan dikirim tepat waktuPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi dengan lengkap dianalisa dikirim tepat waktu namun tidak diumpan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

141

balikanPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi dengan lengkap dan benar serta di analisa diumpan balikan pada pihak terkait dan dikirim tepat waktu.

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Hasil pencatatan dan pelaporan program sesuai buku SIMPUS(SP3) serta format – format laporan yang telah diisi & bukti kirim laporanDokumen laporanPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter)

2.2. Adanya pertemuan rutin yang dilaksanakan di Puskesmas untuk membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya.

Skor : ………..

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya.Ada pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya 1 – 2 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya 3 – 5 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di wilayah kerjanya 6 – 8 k ali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya 9 – 11 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan programpelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di wilayah kerjanya 12 kali/setahun

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D) : - Ada rencana kegiatan pertemuan rutin- Ada undangan, rencana pembahasan, daftar hadir,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

Catatan :

142

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

- Adanya notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut

Ada laporan hasil pertemuan rutin / rapat tentang programpelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, ada jadwal.Petugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter)

STANDAR 3 . STAF DAN PIMPINAN.

Kegiatan Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dikoordinir oleh Pimpinan Puskesmas dan diselenggarakan oleh tenaga Bidan Puskesmas.

Parameter :3.1 Pimpinan Puskesmas bertanggung jawab dan mengkoordinir dalam

pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, baik di dalam maupun di luar gedung.

Definisi Operasional :Yang dimaksud pimpinan bertanggung jawab dan mengkoordinir kegiatan pelayanan adalah pimpinan yang terlibat langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut (termasuk memberikan uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi staf) programpelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di wilayah kerjanya.

Skor : ……….

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian Pelayanan Kesehatanibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.Adanya mekanisme dalam perencanaan dan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai standar.Adanya mekanisme dalam perencanaan dan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai standar, tetapi tidak ada mekanisme pemantauan, penilaian dan tindak lanjut.Adanya mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan Pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai standar, ada pemantauan tetapi tidak ada mekanisme penilaian dan tindak lanjut.Adanya mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian Pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, sesuai standar,ada pemantauan dan mekanisme penilaian tetapi tidak ada tindak lanjutAdanya koordinasi dalam mekanisme perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, penilaian dan tindak lanjut Pelayanan Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir, sesuai standar.

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D) : - Adanya dokumen perencanaan, pelaksanaan,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

143

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

pemantauan dan penilaian program Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir yang masuk/ tercantum dalam rencana tahunan puskesmas. (capaian indikator KIA )

- Uraian Tugas dari masing-masing staf yang dikeluarkan oleh Kepala Puskesmas.

- Notulen hasil evaluasi dan tindak lanjutAdanya proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian program Kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.Pimpinan Puskesmas (Dokter)

3.2 Tenaga pengelola pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah tenaga keperawatan Lulusan D3 Kebidanan dalam melaksanakan pelayanan program Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan tenaga pengelola KesehatanIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah tenaga keperawatan berpendidikan Bidan dengan lulusan D3.

Skor : …………

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada pengelola dan pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.Pengelola pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir oleh tenaga perawat / D1 Kebidanan25 % Pengelola pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah lulusan D3 Kebidanan50 % Pengelola pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah lulusan D3 Kebidanan.75 % Pengelola pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah lulusan D3 Kebidanan100% Pengelola pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah lulusan D3 Kebidanan

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

- SK penempatan bidan sebagai pelaksana pelayanan Kesehatan bu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir

- SIB dan SIPBPelayanan di KIAPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/perawat)

STANDAR 4 . FASILITAS DAN PERALATAN

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, Puskesmas harus dilengkapi dengan fasilitas kesehatan sesuai standar Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

144

Parameter :4.1. Adanya ruangan dan fasilitas yang memadai untuk dapat

melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan ibu dan ruang persalinan normal;

Definisi Operasional :

Yang dimaksud dengan ruangan memadai adalah ruangan yang terdiri dari ruangan ANC, persalinan, Nifas dan ruangan untuk melakukan proses alat bekas pakai baik secara steriliasi atau DTT (disinfeksi tingkat tinggI).

DTT adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikro organisme kecuali endospora bakteri dengan cara merbus atau secara kimiawi

Sterilisasi adalah tindakan untuk menghilangkan semua mikro organisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen. Strerilisasi dapat menggunakan Oven/autoklaf/Kimia

Skor :012

3

4

5

:::

:

:

:

Tidak tersedia ruangan yang memadai dan fasilitas peralatan sesuai kebutuhanAdanya ruangan pelaksanaan kegiatan pelayanan yang tidak memadai.Adanya ruangan yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang tidak dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan peralatanAdanya ruangan yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan peralatan, tetapi tidak dilengkapi dengan instrument sterilisasi.Adanya ruangan ANC yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, adanya ruangan pertolongan persalinan yang tidak dilengkapi dengan Gynaecology Bed dan mempunyai alat sterilisasi InstrumentAdanya ruangan ANC yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, adanya ruangan pertolongan persalinan yang memadai yang dilengkapi dengan Gynaecology Bed dan saran prasarana penunjang serta ada ruangan/ area alat sterilisasi Instrument.

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

- Adanya daftar inventarisasi alat untuk pelayanan KIA- Adanya kartu pemeliharaan alat, jadwal kalibrasi alat- Adanya ruangan kerja- Kondisi peralatan yang adaPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan / dokter)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

145

4.2. Penyediaan obat–obatan untuk pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir dilaksanakan sesuai dengan standar.

Definisi Operasional :

Yang dimaksud dengan penyediaan obat sesuai standar, kebutuhan dan jadwal adalah tersedianya obat sesuai dengan jenis obat, kuantitas dan kualitas (penyimpanan) serta tersedia secara berkesinambungan .

Skor : ………..

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak tersedia obat-obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.Tersedianya obat – obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir Jenis dan jumlah tidak sesuai kebutuhanTersedianya obat – obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai Jenis, jumlahnya tidak sesuai dan tidak berkesinambungan.Tersedianya obat – obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai jenis dan jumlahnya tidak sesuai dan berkesinambungan.Tersedianya obat – obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai Jenis dan jumlahnya, tetapi tidak berkesinambungan.Tersedianya obat – obatan untuk Pelayanan KesehatanIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai Jenis dan jumlahnya, dan berkesinambungan.

Cara Pembuktian (CP)

Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

-Adanya renacana usulan kebutuhan obat-obatan-Adanya daftar obat yang tersedia-Adanya dokumen penerimaan dan pemakaian obat–

obatan Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.

Tersedianya obat-obatan untuk Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkanPetugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

146

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDURE

Ada informasi tertulis yang mengatur pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang mencakup : kebijakan dan prosedur tetap di puskesmas di wilayah kerja puskesmas (di luar dan di dalam gedung puskesmas). Sehingga kegiatan ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan sesuai denga situasi dan kondisi setempat.

Parameter :5.1. Adanya kebijakan yang mengatur pelaksanaan pelayanan di tingkat

puskesmas yang diwujudkan dalam prosedur tetap pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam dan di luar gedung puskesmas disertai rencana tindak lanjutnya.

Definisi Operasional :Informasi tertulis yang dimaksud adalah dokumen tentang Standar Prosedur Opearsional (SPO) pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang dilaksanakan di dalam dan di luar gedung puskesmas beserta rencana tindak lanjutnya melalui rujukan maupun pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.

Skor : …………….

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada SPO dan rencana tindak lanjut pelayanan program pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam maupun di luar gedung puskesmas.Ada SPO dan pelayanan ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir hanya di dalam gedung puskesmas sajaAda Prosedur Tetap pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di luar gedung puskesmasAda Prosedur Tetap pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, tetapi tidak ada tindak lanjutAda Prosedur Tetap dan rencana tindak lanjut pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, tetapi belum dimengerti oleh pelaksana programAda Prosedur Tetap dan rencana tindak lanjut pelayanan bagi seluruh kasus Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, dimengerti oleh pelaksana program pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, yang di sahkan oleh kepala puskesmas.

Cara Pembuktian (CP) : Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara(W)

:

:

:

SPO untuk setiap pelayanan program, pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir di dalam maupun di luar gedung PuskesmasSPO Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas & Bayi Baru Lahir yang telah di syahkan oleh Kepala Puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

147

Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pembinaan dan pengembangan staf kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir dilaksanakan secara berkelanjutan, dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

Parameter :6.1. Adanya mekanisme dan pelaksanaan pembinaan teknis dan

administratif berkelanjutan baik oleh pimpinan Puskesmas maupun oleh bidan koordinator terhadap bidan pembina wilayah ( Bidan Desa / Bidan Kelurahan).

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan pembinaan teknis adalah proses pembinaan yang dilakukan oleh dokter atau bikor dalam pelaksanaan pelayanan KIA (pertolongan persalinan, pemasangan IUD, PI dll) dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kompetensi petugas.

Pembinaan administrative adalah proses pembinaan dalam hal kemampuan manajerial pengelolaan KIA (p1,P2 dan P3)Berkesinambungan : Pemberian yang terus menerus berdasarkan masalah yang ditemukan.

Skor : ………….

0

1234

5

:

::::

:

Tidak terlaksana pembinaan administratif dan teknis berkelanjutan secara berkesinambungan.Terlaksana pembinaan administratif saja.Terlaksana pembinaan teknis saja dan tidak berkesinambunganTerlaksana pembinaan teknis saja dan berkesinambunganTerlaksana pembinaan administratif dan teknis berkelanjutan tetapi tidak berkesinambunganTerlaksana pembinaan teknis dan administrative berkelanjutan secara berkesinambungan (berdasarkan masalah)

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

-Analisa hasil pelayanan kegiatan KIA baik kualitas maupun kuantitas

-Rencana program pengembangan staf- Jadwal pembinaan administratif dan teknis.-Hasil pembinaan baik administatif maupun teknisPelaksanaan kegiatan pembinaan (administratif dan teknis)Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

148

6.2. Adanya program pendidikan/pelatihan yang disusun untuk para staf yang berkaitan dengan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan program pendidikan/pelatihan adalah rencana pendidikan/pelatihan teknis medis pelayanan kesehatan bagi pengelola Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir (APN, Asfiksia, BBLR, PI, IUD dll)

Skor : ………….0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada rencana program pendidikan/pelatihan teknis medis bagi seluruh petugas pelayanan KesehatanIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru LahirAda rencana pendidikan/pelatihan bagi seluruh petugas pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, tetapi tidak tertulisAda rencana pendidikan/pelatihan bagi seluruh petugas pelayanan Kesehatan ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, secara tertulisAda rencana pendidikan/pelatihan tertulis dan pendidikan/pelatihan teknis medis tertulis bagi seluruh petugas pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir, tertulis dan terealisasi ≤ 50%Ada rencana pendidikan/pelatihan teknis medis bagi seluruh petugas pelayanan KesehatanIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir terealisasi > 50%Terealisasinya rencana pendidikan/pelatihan program dan teknis medis bagi seluruh petugas pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir. Terealisasi 100%

Cara Pembuktian (CP) :

Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Adanya dokumen tertulis tentang rencana program pendidikan/pelatihan bagi staf.

-Dokumen program pengembangan staf (pendidikan/pelatihan) untuk staf pemberi pelayanan KIA (dalam bentuk usulan ke dinas di tdd ka.pusk)

-AdanyA sistem seleksi untuk staf yang akan mengikuti pendiddikan/pelatihan (masa kerja, dedikasi,jabatan)

-Dokumen pelaksanaan program dan evaluasi ( adanya daftar staf yang telah mengikuti pelatihan (dok surat tugas dan sertifikat/ijazah

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

149

pelatihan )Adanya daftar staf yang mengikuti pendidikan/pelatihan.

Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Untuk mencapai hasil pelayanan kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir yang bermutu diperlukan mekanisme penilaian dan peningkatan mutu pelayanan yang terintegrasi dengan Manajemen Puskesmas.

Parameter :

7.1. Ada pemantauan terus menerus pada pelaksanaan kegiatan Pelayanan kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir melalui pemantauan PWS KIA serta tindak lanjutnya.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan PWS adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dari pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut.

Skor : …………

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada pelaksanaan kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan Pelayanan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir serta tindaklanjutnya.Pemantauan dilaksanakan tidak terus menerus kegiatan Pelayanan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir dan tidak dianalisis.Pemantauan dilaksanakan terus menerus kegiatan PelayananIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir tetapi tidak dilakukan analisis.Pemantauan dilaksanakan terus menerus dan analisis terhadap hasil cakupan kegiatan PelayananIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir namun masih analisis indikator tunggal.Pemantauan dan analisis dilaksanakan terus menerus terhadap hasil cakupan program kegiatan PelayananIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir dan menggunakan analisis continum of care (berkelanjuatan)Pemantauan dilaksanakan dan analisis terus menerus terhadap hasil cakupan program kegiatan PelayananIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir dan menggunakan analisis continum of care (berkelanjuatan) disertai tindak lanjut ( PWS sebagai indicator membuat scoring dll) dan diumpan balikan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

150

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)Observasi (O)

Wawancara (W)

::

:

Adanya data hasil kegiatan PWS – KIADokumen hasil kegiatan & analisis PWS – KIA di tempat pelayanan.Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

7.2. Adanya mekanisme pengendalian mutu kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan pengendalian mutu kegiatan Pelayanan KesehatanIbu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas dan Bayi Baru Lahir adalah dilaksanakannya Audit Maternal Perinatal (AMP Medik dan Sosial), Analisis hasil kegiatan setahun termasuk penggunaan media KIE dan Quality Assurance serta Supervisi terhadap pelaksana program di tingkat desa (pustu, Polindes)

AMP Medik adalah : Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi faktor medik/Pelayanan Kesehatan yang berpengaruh kepada kesakitan dan kematian Ibu maupun perinatal

AMP Sosial adalah : Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi faktor sosial yang berpengaruh Kesakitan dan kematian Ibu maupun Perinatal

Skor : ………..

0

12

3

4

5

:

::

:

:

:

Tidak ada kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan, AMP medik dan sosial , serta supervise ke tingkat desa.Hanya terlaksana kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan.Terlaksananya kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan AMP medik.Terlaksananya kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan AMP medik dan sosial.Terlaksananya kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan AMP medik dan sosial serta Supervisi ke tingkat desa disertai rekomendasi namun belum di tindaklanjut Terlaksananya kegiatan Analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan AMP medik dan Sosial, serta Supervisi ke tingkat desa disertai dengan rekomendasi dan dan tindak lanjut dari hasil rekomendasi (pembelajaran)

Cara Pembuktian (CP) :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / Keterangan :

Catatan :

151

Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

-Adanya jadwal pelaksanaan AMP-Adanya hasil Analisis dampak kegiatan setahun

berjalan, AMP medik dan Sosial, QA serta Supervisi.-Hasil survey kepuasan pelanggan- Hasil analis dari kegiatan KIA sesuai program KIA- Tersedianya data satu hasil analisis (Analisis kegiatan

setahun berjalan, AMP medic dan sosial, QA serta supervisi)

Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

B. PELAYANAN KESEHATAN BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Falsafah Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah adalah tercapainya derajat pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah yang optimal (komprehensif, integratif dan berkesinambungan) melalui pelayanan kesehatan bagi Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah yang berkualitas dengan memperhatikan hak dan kepentingan anak untuk menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Tujuan Program Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah adalah terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar bagi bayi, balita dan anak pra sekolah termasuk penanganan kesakitan, deteksi dini dan pemantauan serta stimulasi pertumbuhan/perkembangan anak.

Parameter :1.1. Adanya informasi tertulis yang mengatur pelaksanaan pelayanan

kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.

Definisi Operasional : Informasi tertulis yg dimaksud adalah dokumen tentang kebijakan & rencana strategi puskesmas (rencana kerja) sebagai dasar pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga yg meliputi kesehatan bayi, balita dan anak prasekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Skor = ………….

0

1

2

3

4

=

=

=

=

=

Tidak ada dokumen tentang kebijakan dan strategi pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.Tersedia dokumen tentang kebijakan, tetapi belum ada strategi pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolahTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi tetapi belum ada tujuan kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolahTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak pra sekolah,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

152

5 =dan ada rencana kerja sajaTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak pra sekolah, ada rencana kerja dan sudah dilaksanakanTersedia dokumen tentang kebijakan, strategi dan tujuan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu bayi, balita dan anak pra sekolah, dibuat rencana kerja tahunan, sudah dilaksanakan dan selalu dievaluasi

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

: :

-Rencana tahunan puskesmas yang disahkan oleh Kepala Puskesmas

-Rencana kegiatan pelayanan Kesehatan bayi, balita dan anak

pra sekolah-Laporan penyelenggaraan pertemuan sosialisasi

rencana kerja lengkap (daftar hadir, jadwal, notulen)Pelaksana PelayananPetugas pelaksana pelayanan KIA (Dokter, Bidan,

Perawat)

1.2 Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah sesuai dengan standar

Definisi Operasional :Puskesmas mampu memberikan pelayanan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah yang meliputi pelayanan MTBM, MTBS, Imunisasi, SDIDTK, serta penjaringan kesehatan anak pra sekolah sesuai dengan pedoman/standar yang ada yang dilaksanakan oleh dokter/bidan/perawat/tenaga kesehatan lainnya.

Skor : ………….

0

1

2

3

4

:

:

:

:

:

Tidak ada pelayanan MTBM dan MTBS, SDIDTK dan penjaringan kesehatan anak pra sekolahAda pelayanan MTBM dan MTBS, tidak ada pelayanan SDIDTK, belum ada penjaringan kesehatan anak pra sekolah.Ada pelayanan MTBM dan MTBS dan SDIDTK, belum ada pelayanan kesehatan anak pra sekolah di dalam dan di luar gedungAda pelayanan MTBM/MTBS dan SDIDTK, sudah ada pelayanan kesehatan anak pra sekolah di dalam gedung.Ada pelayanan MTBM/MTBS dan SDIDTK, sudah ada pelayanan kesehatan anak pra sekolah di dalam dan di luar gedung.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

153

5 : Ada ruang pelayanan MTBM dan MTBS, pelayanan poli tumbuh kembang, sudah ada pelayanan kesehatan anak pra sekolah di dalam dan di luar gedung

Cara Pembuktian (CP) : Dokumen (D)

Observasi (O) Wawancara (W)

:

::

-Pedoman standar pelayanan-Ada SOP-Modul/formulir MTBS, SDIDTK-Ada jadwal pelayananPelayanan kesehatan di ruanganPetugas pemberi pelayanan penanganan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

154

STANDAR 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah dilaksanakan dengan menggunakan perangkat administrasi dan dikelola sesuai dengan sistem pengelolaan sesuai standar.

Parameter :2.1 Puskesmas melaksanakan pencatatan & pelaporan secara lengkap

sesuai dengan pedoman.

Definisi Operasional :Yang dimaksud melaksanan pencatatan dan pelaporan sesuai standar adalah puskesmas harus dilengkapi dengan perangkat administrasi baku yaitu sistem pencatatan dan pelaporan sesuai dengan (Kartu Bayi , Kohort Bayi dan Balita, Formulir MTBM/MTBS, Formulir SDIDTK, PWS) SIMPUS.

Perangkat administrasi baku seperti : format pencatatan, KMS Bayi, Kartu Bayi, PWS-KIA, register kohort bayi dan balita, formulir MTBM/MTBS dan SDIDTK, format laporan seperti LB3 dalam (system Informasi Puskesmas) SIMPUS, serta buku pedoman Pencatatan dan PelaporanPelaporan tepat waktu : sesuai pedoman SP3Pihak terkait : Bidan Koordinator, Bidan Desa, Pembina Desa, BPS, Fasilitas Kesehatan Swasta, Aparat Desa/Kecamatan

Skor : …………

01

2

3

4

5

::

:

:

:

:

Puskesmas tidak mempunyai pencatatan dan pelaporan administrasi.Puskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan, namun tidak diisi lengkap dan pelaporan tidak dikirimPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi tidak lengkap dan dikirim tidak tepat waktuPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi tidak dianalisa dan diumpan balikan dikirim tepat waktuPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi dengan lengkap dianalisa dikirim tepat waktu namun tidak diumpan balikanPuskesmas mempunyai pencatatan dan pelaporan yang diisi dengan lengkap dan benar serta di analisa diumpan balikan pada pihak terkait dan dikirim tepat waktu.

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Hasil pencatatan dan pelaporan program sesuai buku SIMPUS(SP3) serta format – format laporan yang telah diisi & bukti kirim laporanDokumen laporanPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter/perawat)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

155

2.2 Adanya pertemuan rutin yang dilaksanakan di Puskesmas untuk membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah terintegrasi di wilayah puskesmas.

Definisi Operasional :Ada pembahasan hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan antara pimpinan dan staf puskesmas minimal 1 kali sebulan.Pembahasan dilakukan khusus materi bayi, balita dan APRAS dan terintegrasi dgn program lain.

Skor : ………….

0

1

2

3

4

5

=

=

=

=

=

=

Tidak ada pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah di wilayah kerjanya.Ada pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah di wilayah kerjanya 1 – 2 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah di wilayah kerjanya 3 – 5 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dana anak pra sekolah di wilayah kerjanya 6 – 8 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah di wilayah kerjanya 9 – 11 kali/setahunAda pertemuan rutin membahas pelaksanaan program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah di wilayah kerjanya rutin setiap bulan (12 kali/setahun)

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

- Ada rencana kegiatan pertemuan rutin- Ada undangan, rencana pembahasan, daftar

hadir,- Adanya notulen hasil pertemuan dan rencana

tindak lanjutAda laporan hasil pertemuan rutin / rapat tentang program pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolahPetugas pelaksana pelayanan KIA (bidan/dokter/perawat)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

156

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Pengelolaan program dan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah dilaksanakan oleh tenaga medis yang profesional dan kompeten yang dibantu oleh petugas non medis dibawah koordinasi dan tanggung jawab pimpinan puskesmas.

Parameter :3.1 Penanggungjawab program dan pelayanan kesehatan bayi, balita

dan anak pra sekolah adalah petugas medis dan keperawatan (perawat dan bidan) sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensi.

Definisi Operasional Yang dimaksud dengan penanggung jawab kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah adalah pelaksana/koordinator pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak prasekolah di Puskesmas yang berlatar belakang pendidikan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya.

Skor :………..

012

3

4

5

:::

:

:

:

Tidak ada penanggungjawab program dan pelayanan.Penanggungjawab program dan pelayanan adalah tenaga kesehatan lainnya.Penanggungjawab program dan pelayanan adalah tenaga keperawatan (Bidan/ Perawat) dengan kualifikasi pendidikan minimal D 3 belum ditetapkan secara tertulis.Penanggungjawab program dan pelayanan adalah tenaga keperawatan (Bidan/ Perawat) dengan kualifikasi pendidikan minimal D 3 telah ditetapkan secara tertulis.Penanggungjawab program dan pelayanan adalah tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan S1 kesehatan belum ditetapkan secara tertulis.Penanggungjawab program dan pelayanan adalah tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan S1 kesehatan telah ditetapkan secara tertulis.

Cara Pembuktian :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Adanya dokumen penanggungjawab program dan pelayanan.Adanya surat tugas /SK sebagai penanggung jawabAdanya sertifikat kompetensiAdanya dokumen kepegawaianAdanya dokumenrasi kepegawaian sebagai penanggungjawabPetugas penanggungjawab program dan pelayanan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

157

3.2 Tersedia uraian tugas untuk penanggung jawab program/pelayanan, pengelola dan pemberi pelayanan.

Definisi operasional : Yang dimaksud dengan uraian tugas adalah serangkaian kegiatan dalam pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah sesuai dengan kompetensi dan keahlian masing-masing yang ditetapkan oleh pimpinan terkait.

Skor : ………….

01

2

3

4

5

::

:

:

:

:

Tidak ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan.Ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan yang belum ditetapkan secara tertulis dan tidak diketahui oleh seluruh staf.Ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan yang belum ditetapkan secara tertulis dan diketahui oleh seluruh staf.Ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan yang telah ditetapkan secara tertulis oleh kepala puskesmas dan tidak diketahui oleh seluruh staf.Ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan yang telah ditetapkan secara tertulis oleh kepala puskesmas dan diketahui oleh seluruh staf.Ada uraian tugas untuk penanggung jawab program dan pelayanan yang telah ditetapkan secara tertulis oleh Kepala Puskesmas, diketahui oleh seluruh staf dan Dinas Kesehatan Kab./Kota

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara

(W)

:

::

Uraian tugas untuk penanggungjawab program dan pelayanan, Surat tugas Penanggung JawabDokumen uraian tugas.Petugas penanggungjawab program dan pelayanan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

158

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Dalam pelaksanaan kegiatan program kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah, puskesmas harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang sesuai standar pelayanan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien.

Parameter :4.1 Dalam pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah

diperlukan ruang, peralatan medis, dan obat-obatan.

Definisi Operasional Yang dimasksud dengan ruangan pelayanan adalah ruangan khusus pelayanan kesehatan bayi dan balita, ruang MTBS dan ruang/poli pelayanan tumbuh kembang.

Yang dimaksud dengan peralatan/alat bantu adalah peralatan/alat bantu baik medis maupun non medis yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah sesuai dengan standar.

Yang dimaksud dengan obat-obatan adalah segala jenis obat-obat yang digunakan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah sesuai dengan standar (MTBS).

Skor : …………

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada ruang pelayanan kesehatan khusus, peralatan medis/alat bantu, dan obat-obatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah.Tidak ruangan pelayanan khusus, ada peralatan medis/alat bantu, ada obat-obatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah namun belum lengkap.Ada ruangan pelayanan kesehatan khusus (terpisah dengan penderita dewasa), ada peralatan medis/alat bantu dan obat bagi bagi bayi, balita dan anak pra sekolah akan tetapi tidak lengkap.Ada ruangan pelayanan kesehatan (terpisah dengan penderita dewasa), peralatan medis/alat bantu tidak lengkap dan obat-obatan lengkap bagi bayi, balita dan anak pra sekolah.Ada ruangan KIA dan MTBS, peralatan medis/alat bantu dan obat-obatan yang lengkap bagi bayi, balita dan anak pra sekolah.Ada ruangan KIA dan MTBS, ruang/poli tumbuh kembang, peralatan medis dan obat-obatan lengkap bagi bayi, balita dan anak pra sekolah.

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Observasi (O)

:

:

-Daftar inventaris ruangan dan peralatan medis, obat dan fasilitas yang ditanda tangani oleh kepala puskesmas.

-

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

159

Wawancara (W)

:

-Adanya daftar obat yang tersedia, ditanda tangani oleh kepala puskesmas

-Adanya ruangan pelayanan tersendiri khusus untuk anak-Alat yang tersedia, obat yg tersediaPenanggungjawab Dokumen inventaris ruangan dan peralatan medis, obat dan fasilitas laboratorium.

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah harus dilaksanakan mengikuti standar pelayanan yang berlaku sesuai dengan perundang-undangan dengan mengacu kepada kebijakan lokal dan pusat.

Parameter :5.1. Tersedianya dan dipahaminya kebijakan dan standar prosedur pelayanan

kesehatan bayi, balita, dan anak pra sekolah yang sesuai dengan kebijakan dan pedoman baik di dalam gedung maupun diluar gedung.

Definisi Operasional :

Informasi tertulis yang dimaksud adalah dokumen tentang Prosedur Tetap pelayanan Kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah yang dilaksanakan di dalam dan di luar gedung puskesmas beserta rencana tindak lanjutnya melalui rujukan maupun pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.

Skor :…………..

0123

4

5

::::

:

:

Tidak ada kebijakan dan prosedur.Ada kebijakan dan standar prosedur tidak tertulis.Ada kebijakan dan standar prosedur tertulis yang tidak lengkap.Ada kebijakan dan standar prosedur tertulis yang lengkap dan ditetapkan oleh kepala puskesmas.Ada kebijakan dan standar prosedur tertulis yang lengkap dan ditetapkan oleh kepala puskesmas telah dilaksanakan akan tetapi belum dievaluasi.Ada kebijakan dan standar prosedur tertulis, lengkap dan ditetapkan oleh kepala puskesmas, telah dilaksanakan serta dievaluasi.

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

Dokumen kebijakan dan standar prosedur pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah baik di dalam maupun di luar gedungAdanya SPO pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekilah yang mengacu kepada standar /pedoman dan disahkan oleh kepala puskesmasAdanya dokumen pelaksanaan SPOAdanya dokumen evaluasi SPOPelaksana pelayanan.(dokter/bidan/perawat/tenaga non medis)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

160

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pembinaan dan pengembangan staf program kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah dilaksanakan secara berkelanjutan yang sesuai dengan standard dan kemajuan teknologi serta kebutuhan, harapan dan tuntunan masyarakat.

Parameter :6.1 Adanya mekanisme dan pelaksanaan pembinaan teknis dan

administratif berkelanjutan baik oleh pimpinan Puskesmas maupun oleh bidan koordinator terhadap bidan pembina wilayah ( Bidan Desa / Bidan Kelurahan).

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan pembinaan teknis adalah proses pembinaan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga keperawatan (bidan & perawat) dalam pelaksanaan pelayanan KIA (MTBM, MTBS, SDIDTK, Imunisasi, Penjaringan anak pra sekiolah dll) dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kompetensi petugas.

Pembinaan administrative adalah proses pembinaan dalam hal kemampuan manajerial pengelolaan KIA (P1,P2 dan P3)

Berkesinambungan : Pemberian pembinaan yang terus menerus berdasarkan masalah yang ditemukan.

Skor : ………….

0

12345

:

:::::

Tidak terlaksana pembinaan administratif dan teknis berkelanjutan secara berkesinambungan.Terlaksana pembinaan administratif saja tetapi tidak berkesinambunganTerlaksana pembinaan administratif dan berkesinambunganTerlaksana pembinaan teknis saja tetapi tidak berkesinambunganTerlaksana pembinaan teknis dan berkesinambunganTerlaksana pembinaan teknis dan administratif yang berkesinambungan

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) : -Analisa hasil pelayanan kegiatan program KIA baik

kualitas maupun kuantitas-Rencana program pengembangan staf- Jadwal pembinaan administratif dan teknis.-Hasil pembinaan baik administatif maupun teknis

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

161

Observasi (O)Wawancara (W)

::

Pelaksanaan kegiatan pembinaan (administratif dan teknis)Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan/ Perawat)

6.2 Adanya program pendidikan/pelatihan yang disusun untuk para staf yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan program pendidikan/pelatihan adalah rencana pendidikan/pelatihan teknis medis dan non medis dalam pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah bagi pengelola program kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah (MTBM, MTBS, SDIDTK, Imunisasi, Penjaringan anak pra sekolah, dll)

Skor : …………

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada rencana program pendidikan/pelatihan teknis medis bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolahAda rencana pendidikan/pelatihan bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah, tetapi tidak tertulisAda rencana pendidikan/pelatihan bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah, tertulisAda rencana pendidikan/pelatihan tertulis dan pendidikan/pelatihan teknis medis tidak tertulis bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah, tertulis dan terealisasi < 50%Ada rencana pendidikan/pelatihan teknis medis bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah yang terealisasi > 50%Terealisasinya rencana pendidikan/pelatihan program dan teknis medis bagi staf pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah (100%)

Cara Pembuktian (CP) :

Dokumen (D) : -Adanya dokumen tertulis tentang rencana program pendidikan/pelatihan bagi staf.

-Dokumen program pengembangan staf (pendidikan/pelatihan) untuk staf pemberi pelayanan KIA (dalam bentuk usulan ke dinas di tdd ka.pusk)

- Adanya sistem seleksi untuk staf yang akan mengikuti pendiddikan/pelatihan (masa kerja,

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

162

Observasi (O)Wawancara (W)

::

dedikasi, jabatan)- Dokumen pelaksanaan program dan evaluasi

( adanya daftar staf yang telah mengikuti pelatihan (dok surat tugas dan sertifikat/ijazah pelatihan )

Adanya daftar staf yang mengikuti pendidikan/pelatihan.Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / bidan / perawat / tenaga non medis)

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Untuk mencapai hasil pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah yang bermutu, diperlukan mekanisme penilaian dan peningkatan mutu pelayanan yang terintegrasi dengan Manajemen Puskesmas.

Parameter : 7.1 Ada pemantauan terus menerus pada pelaksanaan kegiatan

pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah melalui pemantauan PWS KIA serta tindak lanjutnya.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan PWS adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dari pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut.

Skor :…………………..

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada pelaksanaan kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan Pelayanan bayi, balita dan anak pra sekolah serta tindaklanjutnya.Pemantauan dilaksanakan tidak terus menerus terhadap kegiatan pelayanan bayi, balita dan anak pra sekolah tetapi tidak dianalisis.Pemantauan dilaksanakan terus menerus terhadap kegiatan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah tetapi tidak dilakukan analisis.Pemantauan dilaksanakan terus menerus dan analisis terhadap hasil cakupan kegiatan Pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah namun masih analisis indikator tunggal.Pemantauan dan analisis dilaksanakan terus menerus terhadap hasil cakupan program kegiatan Pelayanan kesehatan bayi, balita dana anak pra sekolah dan menggunakan analisis continuum of care (berkelanjuatan)Pemantauan dilaksanakan dan analisis terus menerus terhadap hasil cakupan program kegiatan Pelayanan kesehatan bayi, balita dana anak pra sekolah dan menggunakan analisis continuum of care (berkelanjutan) disertai tindak lanjut ( PWS sebagai indikator membuat skoring, dll) dan diumpanbalikkan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

163

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D)Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

Adanya data hasil kegiatan PWS – KIADokumen hasil kegiatan & analisis PWS – KIA di tempat pelayanan.Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / bidan)

7.2. Adanya mekanisme pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak pra sekolah.

Definisi Operasional :Yang dimaksud dengan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan bayi, balita dana anak pra sekiolah adalah dilaksanakannya Otopsi Verbal (OV) kematian bayi dan balita, analisis hasil kegiatan setahun termasuk penggunaan media KIE dan Quality Assurance serta supervisi terhadap pelaksana program di tingkat desa (pustu, polindes, BPS)

Otopsi Verbal kematian bayi dan balita adalah cara penentuan kematian pada bayi dan

balita melalui penelusuran kasus dengan wawancara kepada orang yang mengetahui

riwayat sakit dengan menggunakan formulir OV.

Skor : ……………

0

12

3

4

5

:

::

:

:

:

Tidak ada kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan, otopsi verbal, serta supervisi ke tingkat desa/BPS.Hanya terlaksana kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan.Terlaksananya kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan otopsi verbal.Terlaksananya kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan otopsi verbal serta pembahasannya.Terlaksananya kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan otopsi verbal serta supervisi ke tingkat desa/BPS disertai rekomendasi namun belum di tindaklanjutTerlaksananya kegiatan analisis hasil kegiatan selama satu tahun berjalan dan otopsi verbal, serta supervisi ke tingkat desa/BPS disertai dengan rekomendasi dan dan tindak lanjut dari hasil rekomendasi (pembelajaran)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

Catatan :

164

Cara Pembuktian (CP) :

Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

- Adanya catatan kegiatan otopsi verbal- Adanya hasil analisis dampak kegiatan setahun

berjalan, Otopsi verbal, penjaminan mutu serta Supervisi.

-Hasil survey kepuasan pelanggan- Hasil analis dari kegiatan KIA sesuai program KIA- Tersedianya data hasil analisis (analisis kegiatan

setahun berjalan, otopsi verbal, penjaminan mutu serta

supervisi)Petugas pelaksana pelayanan KIA (dokter / Bidan)

C. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

STANDAR 1 : FALSAFAH DAN TUJUAN

Falsalah pelayanan KB adalah terpenuhinya kesehatan dan hak reproduski perorangan dalam pengaturan kehamilan, yang berarti setiap kehamilan diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat.

Tujuan pelayanan KB adalah menyediakan pelayanan kontrasepsi berbagai macam cara (sistem kafetaria) secara paripurna, mulai dari konseling pra dan pasca pelayanan, pelayanan kontrasepsi sampai dengan pelayanan penanganan efek samping dan komplikasi serta rujukannya, dengan mutu pelayanan yang terjamin serta berorientasi kepada kebutuhan klien.

Parameter :I.1 Pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan prinsip dasar

falsafah dan tujuan pelayanan KB dalam memberikan pelayanan kepada klien.

Definisi Operasional (D.O) :Prinsip dasar falsafah dan tujuan pelayanan KB adalah esensi dari falsafah dan tujuan pelayanan KB seperti disebutkan di atas.

Skor : …………..

0

1

2

3

:

:

:

:

Semua pelaksana pelayanan KB tidak memahami dan tidak menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.10% pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.25% pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.50% pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

165

4

5

:

:

75% pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.Semua pelaksana pelayanan KB memahami dan menerapkan falsafah serta tujuan pelayanan KB.

II.III. Pembuktian (C.P) :

Cara Pembuktian (C.P) : Dokumen (D) : Standar /pelayanan Standar Prosedour Operasional

(SPO) tentang hal tersebutObservasi (O) : Pelaksanaan pelayanan KBWawancara (W) : Pelaksana pelayanan KB dari seluruh provider yang

memberikan Pelayanan KB

1.2. Pasangan usia subur (PUS) mendapat informasi tentang manfaat ber KB dan pengaruhnya terhadap kesehatan ibu, keadaan dan saat yang tepat untuk hamil, hak untuk memilih cara pelayanan KB yang diinginkannya, serta hak untuk mendapat pelayanan KB berkualitas.

Definisi Operasional (D.O) :Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB paripurna seperti yang disebutkan pada tujuan pelaksanaan KB di atas.

Skor : …………….

012345

::::::

PUS tidak mendapat informasi tersebut.PUS mendapat 10%-<25% informasi tersebut.PUS mendapat 25%-< 50% informasi tersebut.PUS mendapat 50%-<60% informasi tersebut.PUS mendapat 60%-<75% informasi tersebut.PUS mendapat 75 % informasi tersebut .

IV.

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)

:

:

- Jumlah sasaran PUS- Jumlah cakupan PUS yang ber KB dan diberikan

informasi di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, BPS, Polindes/Poskesdes).

- Catatan hasil pelayanan KB, brosur, leaflet, lembar balik ABPK (alat bantu pengambilan keputusan ber KB).

- Lapangan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / :

Catatan :

166

WawancaraW) : - Pelaksana pelayanan KB- Klien

STANDAR 2 : ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Pelayanan KB di Puskesmas dilaksanakan dengan sistem administrasi dan pengelolaan administratif yang tertib.

Parameter :2.1 Ada skema struktur organisasi yang menyebutkan

penanggungjawab dan pelaksanan pelayanan KB, serta petunjuk bagi klien tentang tempat, waktu dan biaya pelayanan KB secara transparan.

Definisi Operasional (D.O) : Struktur organisasi dan petunjuk bagi klien: cukup jelas.

Skor : ………..

0

123

4

5

:

:::

:

:

Tidak ada struktur organisasi dan petunjuk bagi klien tentang tempat, waktu, dan biaya pelayanan KB secara transparan.Ada struktur organisasi saja.Ada struktur organisasi dan petunjuk bagi klien tentang tempat pelayanan KB.Ada struktur organisasi dan petunjuk bagi klien tentang tempat dan waktu pelayanan KB.Ada struktur organisasi dan petunjuk bagi klien tentang tempat,waktu dan biaya pelayanan KB .Ada struktur organisasi dan petunjuk bagi klien tentang tempat, waktu, dan biaya pelayanan KB yang mudah terlihat oleh klien.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

167

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

Struktur organisasi pelayanan KB- Adanya jadwal pelayanan KB- Adanya daftar tarif pelayanan KB (Retribusi

Puskesmas).Gedung Puskemas- Pelayanan KB di puskesmasPetugas Puskesmas, klien

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Pelayanan KB dikelola oleh dokter puskesmas (dokter Ka. Puskesmas atau dokter fungsional Puskesmas) sebagai pimpinan pelayanan , yang dibantu oleh bidan puskesmas dan bidan di desa sebagai staf dan pelaksana pelayanan KB di wilayah puskesmas.

Parameter :3.1 Pimpinan pelayanan KB satu orang dokter, yang dibantu

minimal oleh satu orang bidan puskesmas dan masing-masing seorang bidan untuk desa-desa yang berada di luar jangkauan puskesmas dan pustu.

Definisi Operasional (D.O) :Pimpinan dan staf pelayanan KB: cukup jelas.

Skor : ……….

012

3

4

5

:::

:

:

:

Tidak ada pimpinan dan staf untuk pelayanan KB.Ada staf pelayanan KB namun tidak ada pimpinan (Dokter) .Ada dokter sebagai pimpinan dan seorang bidan sebagai staf pelayanan KB.Ada dokter sebagai pimpinan, seorang bidan puskesmas dan bidan di 25% desa yang berada di luar jangkauan puskesmas dan pustu.Ada dokter sebagai pimpinan, seorang bidan puskesmas dan bidan di 50% desa yang berada di luar jangkauan puskesmas dan pustu.Ada dokter sebagai pimpinan, paling sedikit seorang bidan puskesmas dan seorang bidan di tiap desa yang berada di luar jangkauan puskesmas dan pustu.

III.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

168

buktian (C.P)

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

- Struktur oraganisasi- Surat tugas- Uraian tugas- Daftar jumlah bidan di wilayah kerja PuskesmasLapanganDokter, bidan puskesmas, bidan di desa.

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Pelayanan KB dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas dan peralatan yang memenuhi standar (Buku pedoman panduan praktis pelayanan kontrasepsi/BP3K ).

Parameter :4.1 Tersedianya ruang pelayanan KB yang bersih dan memungkinkan

privasi klien, serta per alatan sesuai dengan standar.

Definisi Operasional (D.O) : Fasilitas peralatan dan sarana prasaran yang lengkap sesuai standar adalah yang mendukung pelayanan KB di tingkat puskesmas .

Skor : ……….

0

1

2

3

4

5

:

:

:

:

:

:

Tidak ada ruang yang memenuhi syarat dan tidak ada peralatan untuk pelayanan KB yang memenuhi standar.Ada ruang untuk pelayanan KB yang kotor dan tidak menjamin privasi, dengan peralatan pelayanan KB yang sangat kurang.Ada ruang untuk pelayanan KB yang kotor, menjamin privasi, tetapi peralatan pelayanan KB yang kurang lengkap.Ada ruang untuk pelayanan KB yang bersih tetapi tidak menjamin privasi, dengan peralatan pelayanan KB yang kurang lengkap.Ada ruang untuk pelayanan KB yang bersih dan menjamin privasi dengan peralatan pelayanan KB yang kurang lengkap.Ada ruang untuk pelayanan KB yang bersih dan menjamin privasi dengan peralatan pelayanan KB yang lengkap.

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)

Wawancara (W)

:

:

:

Inventaris ruangan PKMDaftar inventarisasi alat untuk pelayanan KBRuangan pelayanan KBPeralatan pelayanan KBPelaksana pelayanan KB

STANDAR 5 : KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan / Keterangan :

169

Pelayanan KB di puskesmas dilaksanakan dengan mengacu kepada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan.

Parameter :5.1 Adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan KB yang

memenuhi standar dan diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari.

Definisi Operasional (D.O) :Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan KB yang memenuhi standar dapat dilihat pada buku Pedoman Baku Klinis Pelayanan KB. (BP3KB)Skor : …………

01

2

3

4

5

::

:

:

:

:

Tidak ada Standar Prosedur Operasional (SPO) pelaksanaan pelayanan KB.Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang tidak memenuhi standar dan tidak diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari.Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) walaupun tidak memenuhi standar tetapi diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari.Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang memenuhi standar tetapi tidak selalu diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari.Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang memenuhi standar dan selalu diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari.Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang memenuhi standar dan selalu diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari serta dievaluasi.

Cara Pembuktian (C.P) :

Dokumen (D)

Observasi (O)Wawancara (W)

:

::

Pedoman pelayanan KB, Daftar tilik kepatuhan, Standar Prosedure Operasional (SPO) pelayanan Dokumen kebijakan dan standar prosedur pelayanan.- Adanya SPO pelayanan KB yang telah disyahkan

oleh Kepala Puskesmas yang mengaju pada buku pedoman

- Hasil penyeliaan fasilitatif KB dalam kepatuhan penggunaan SPO

- Laporan evaluasi SPOPelaksana pelayanan KB

STANDAR 6 : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN STAF

Pembinaan dan pengembangan staf dalam pelaksanaan pelayanan KB dilakukan secara berkelanjutan.

Parameter6.1 Adanya pembinaan secara teratur dan pelatihan bagi pelaksana

pelayanan KB dari dokter Puskesmas (Dokter Ka. Puskesmas atau dokter fungsional Puskesmas) dan Tim Jaminan Mutu Kabupaten/Kota.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

170

Definisi Operasional (D.O) :Pembinaan dan pelaksanaan pelayanan KB adalah kegiatan pemantauan dan penilaian pelaksanaan pelayanan KB dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Pelatihan adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan komunikasi interpersonal bagi pelaksana pelayanan.

Skor : ………..

01234

5

:::::

:

Tidak ada pembinaan dan pelatihan berkelanjutan sama sekali.Ada pembinaan hanya sekali saja oleh dokter puskesmas.Ada pembinaan tidak teratur oleh dokter puskesmas.Ada pembinaan secara teratur oleh dokter puskesmasAda pembinaan secara teratur oleh dokter puskesmas serta ada pelatihan tapi tidak terencanaAda pembinaan secara teratur oleh doker puskesmas ada pelatihan yang terencana.

V.VI. Pembuktian (C.P) :

VII. Cara Pembuktian (C.P) :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen : Laporan pembinaan, pelatihan/orientasi

- Adanya program pembinaan dan pelatihan / orientasi- Adanya jadwal pembinaan dilengkapi dengan absen- Adanya rencana tindaklanjut hasil pembinaan- Adanya hasil pembinaan dan pelatihan yang telah

dilaksanaan (evaluasi program).Observasi : ----

STANDAR 7 : EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Evaluasi dan kegiatan pengendalian mutu pelayanan KB merupakan bagian dari mekanisme pengendalian mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan pelayanan KB.

Parameter7.1 Adanya mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan

kesehatan di puskesmas secara integrative/terpadu, karena pelayanan KB merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan ibu, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Definisi Operasional (D.O) :Yang dimaksud dengan pengendalian mutu kegiatan Pelayanan KB adalah dilaksanakannya Audit Medik Pelayanan Keluarga Berencana (AMP KB) , Analisis hasil kegiatan setahun termasuk penggunaan media KIE serta

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

171

Supervisi terhadap pelaksana program KB disarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, Polindes/Poskesdes, BPS, RB ).

AMP KB adalah : Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi faktor medik/Pelayanan KB yang berpengaruh kepada kejadian kesakitan (komplikasi ).

Analisis hasil kegiatan setahun adalah : Analisis kegiatan Cakupan program Keluarga Berencana setahun berjalan dikaitkan dengan indikator dampak terhadap kejadian kesakitan (komplikasi).

Skor : ………..

01

2

3

4

5

::

:

:

:

:

Tidak ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu.Ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan KB yang berdiri sendiri dan kurang efektif dalam meningkatkan pelayanan KB.Ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan KB yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan pokok lainnya, namun kurang efektif dalam meningkatkan pelayanan KB.Ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan KB yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan pokok lainnya, cukup efisien namun kurang efektif dalam meningkatkan pelayanan KB.Ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan KB yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan pokok lainnya, cukup efektif namun kurang efisien dalam meningkatkan pelayanan KB.Ada mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan KB yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan pokok lainnya, cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan pelayanan KB.

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D)Observasi (O)

Wawancara (W)

::

:

Dokumen pemantauan, rapatAdanya cek list / instrument pemantauan mutu pelayanan KB PelayananPimpinan dan Pelaksana pelayanan KB

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan :

172

Lembar Rekomendasi KIA _ KB

LEMBAR NILAI

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

173

INSTRUMEN 7

PENGOBATAN DASAR PENYAKIT DAN PELAYANAN GAWAT DARURAT

Kab./Kota :

Puskesmas :

Status : Non DTP, DTP, DTP PonedPenilai :

STANDAR 1. FALSAFAH DAN TUJUAN

Pengobatan Penyakit dan Pelayanan Gawat Darurat merupakan pelayanan medik dasar (termasuk pelayanan keperawatan) yang komprehensif, holistik, terpadu, dan berkesinambungan harus disediakan dan diberikan kepada individu, baik klien maupun pasien secara profesional sesuai standar profesi yang telah ditentukan dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta memanfaatkan kemampuan dan fasilitas yang ada secara optimal.Tujuan Pengobatan Penyakit adalah untuk menghilangkan penyakit atau gejalanya, dilakukan oleh tenaga medis dengan cara teknologi khusus untuk keperluan tersebut, dengan cara menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita, mengurangi penderitaan seseorang karena penyakit, mencegah serta

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

174

mengurangi kecacatan, dan merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila diperlukan.Sedangkan tujuan Pelayanan Gawat Darurat adalah : terselenggaranya pelayanan secara cepat, tepat, aman, profesional ramah dan sabar kepada pasien dengan problem medis yang mendadak (cito) dan segera harus dilayani serta terselenggaranya kegiatan administrasi dan pencatatan pasien yang terdapat di UGD dan memberikan surat pengantar apabila pasien yang dirujuk ke unit lain di puskesmas atau ke rumah sakit.

Parameter : 1.1 Setiap pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat

darurat harus diberikan sesuai dengan standar yang telah disusun oleh perhimpunan profesi dan standar atau pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Definisi Operasional :1. Buku Standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan adalah buku

Standar Pelayanan Medis yang disusun oleh IDI, diterbitkan tahun 1993 dan telah direvisi pada tahun 1997.

2. Buku Standar maupun Pedoman Lainnya yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan diantaranya adalah :.a. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007, yang dikeluarkan

oleh Depkes RI tahun 2007.b. Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas berdasarkan Gejala

yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

c. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Kepmenkes RI No.279/Menkes/SK/IV/2006, Depkes RI,tahun 2006.

d. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Direktorat Bina Pelayanan Medik, Depkes RI, tahun 2006.

e. Daftar Obat Esensial Nasional 2008 yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2008.

f. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, tahun 2006.

g. Pedoman Informasi Obat bagi Pengelola Obat di Puskesmas, Depkes RI, tahun 2006.

h. Pedoman Pengeloaan Obat di Puskesmas (dilengkapi judulnya)i. Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian

3. Pelayanan medik dasar menyongsong milenium III dikeluarkan oleh direktorat Pelayanan Medik Dasar, DitJen Pelayanan Medik, tahun 2001

Skor = …………..

0 = Tidak ada standar pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat.

1 = Ada semacam standar pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat yang dibuat sendiri oleh Puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

175

2 = Ada sebagian standar maupun pedoman pelayanan lainnya yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, belum disosialisasikan di lingkungan Puskesmas.

3 = Ada sebagian standar maupun pedoman pelayanan lainnya yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas.

4 = Ada buku standar maupun pedoman pelayanan lainnya, lengkap yang disusun oleh perhimpunan profesi atau dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan diberlakukan Kepala Puskesmas sebagai pedoman dan acuan oleh semua tenaga kesehatan, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas.

5 = Ada buku standar maupun pedoman pelayanan lainnya, lengkap yang disusun oleh perhimpunan profesi atau dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan diberlakukan Kepala Puskesmas sebagai pedoman dan acuan oleh semua tenaga kesehatan, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas dan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya.

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Sesuai dokumen pada D.O. di atas; surat edaran sosialisasi

di semua lingkungan Puskesmas dan Bukti PenerimaannyaObservasi (O) : buku – buku pedoman seperti tersebut pada D.O.

Notulen lokminWawancara (W) : Koordinator dan tenaga pelaksana penyuluhan kesehatan,

peningkatan gizi masyarakat, KIA dan KB, serta imunisasi, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, pengobatan dan kegawat daruratan.

1.2. Bila pengobatan tidak berhasil karena memerlukan penanganan spesialistik, maka dilakukan upaya rujukan medis ke institusi kesehatan yang lebih mampu, baik secara horizontal (antar Puskesmas) maupun vertikal (dokter spesialis atau Rumah Sakit) sesuai pedoman pelayanan rujukan yang telah diberlakukan kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas .

Definisi Operasional : 1. Standar Pelayanan Medis yang telah diberlakukan sesuai dengan D.O.

pada parameter 1.12. Kelompok Kerja Teknis (Pokja teknis pengobatan dan Keperawatan)

adalah dokter, dokter gigi, Tenaga Keperawatan (perawat dan Bidan) dan sebagai tenaga Puskesmas tersebut.

Skor = ...............

0 = Tidak ada ketentuan / pedoman rujukan medis.1 = Ada ketentuan / pedoman rujukan medis tertulis yang diberlakukan

oleh kepala puskesmas, belum disosialisasikan di lingkungan Puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

176

2 = Ada ketentuan / pedoman rujukan medis tertulis yang diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan puskesmas.

3 = Ada ketentuan / pedoman rujukan tertulis yang diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas dan dilaksanakan .

4 = Ada ketentuan / pedoman rujukan tertulis yang diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas dan dilaksanakan dan dievaluasi.

5 = Ada ketentuan / pedoman rujukan tertulis yang diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, telah disosialisasikan di lingkungan Puskesmas dan dilaksanakan ,dilakukan evaluasi dan dtindaklanjuti .

Catatan/Keterangan :Keterangan : tersedianya pedoman untuk kasus – kasus apa saja yang perlu dirujuk dan tidak perlu / tidak bisa ditangani oleh puskesmas; mengacu kepada standar pelayanan medis; ditambah dengan alur rujukan dengan parameter yang jelas.Catatan Penilai :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Ketentuan / pedoman rujukan yang diberlakukan Kepala

Puskesmas, arsip surat rujukan, laporan rujukan, dokumen – dokumen, seperti yang tercantum pada DO di parameter 1.1.

Observasi (O) : buku – buku pedoman dan dokumen – dokumen rujukan, serta protap / alur rujukan pasien (sebaiknya ditempatkan di lokasi yang mudah diakses/dilihat oleh setiap petugas).

Wawancara (W) : Pada dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, maupun

Kepala Puskesmas.

STANDAR 2 ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Agar pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diselenggarakan berjalan dengan baik, bermutu, efektif dan efisien, maka pelayanan harus didukung dengan suatu organisasi dan manajemen yang baik.

Parameter : 2.1 Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan)

dengan tugas dan fungsi yang jelas, diberlakukan oleh kepala Puskesmas, dan mengadakan pertemuan secara berkala serta tindak lanjutnya.

Definisi Operasional :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

177

1. Kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) adalah kelompok tenaga kesehatan yang keanggotaannya terdiri dari dokter, dokter gigi, dan tenaga keperawatan, serta tenaga kesehatan lainnya. Pokja Pengobatan dan Keperawatan ini merupakan bagian dari tim perencanaan tingkat Puskesmas.

2. Fungsi dan Tugas Pokja Pengobatan dan Keperawatan adalah :a. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan pengobatan dasar penyakit di

dalam dan di luar lingkungan puskesmas dan pelayanan gawat darurat di dalam lingkungan puskesmas.

b. Membahas permasalahan dan penyebab yang timbul di bidang pelayanan pengobatan dan pelayanan gawat darurat, baik di dalam maupun di luar puskesmas yang berkaitan dengan etika profesi, mencari pemecahan permasalahannya dan evaluasi hasil penanggulangan permasalahan tersebut.

c. Menyusun, memantau dan memberi saran tindak lanjut mengenai kebijakan / ketentuan / SOP pelayanan medik dasar yang secara operasional harus dilaksanakan oleh semua tenaga kesehatan Puskesmas.

d. Manajemen kasus dan QA berkesinambungan.e. Mempersiapkan, memfasilitasikan dan memantau serta memberi

saran tindak lanjut kegiatan yang berhubungan dengan akreditasi pelayanan pengobatan dasar penyakit.

3. Pertemuan berkala : pertemuan yang dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali dan bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan membahas dan mencari pemecahan permasalahan pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat, serta meningkatkan mutu pelayanan pengobatan dasar penyakit secara efisien, efektif, dan merata.

4. Organisasi kelompok kerja teknis (Pokja pengobatan dan keperawatan) sejajar dengan unit fungsional lainnya bertanggung jawab langsung pada Kepala Puskesmas.

Skor = ................0 = Tidak ada kelompok kerja teknis (Pokja pengobatan dan

keperawatan)1 = Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan)

dengan fungsi dan tugas terbatas, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas dan mengadakan pertemuan tidak teratur, tidak ada tindak lanjutnya.

2 = Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) dengan fungsi dan tugas terbatas, diberlakukan oleh kepala Puskesmas dan mengadakan pertemuan secara tidak teratur, ada tindak lanjutnya.

3 = Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) dengan fungsi dan tugas terbatas, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas dan mengadakan pertemuan secara berkala, tidak ada tindak lanjutnya.

4 = Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) dengan fungsi dan tugas terbatas, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas dan mengadakan pertemuan secara berkala, serta tindak lanjutnya.

5 = Ada kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) dengan fungsi dan tugas lengkap, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas dan mengadakan pertemuan secara berkala, serta tindak lanjutnya.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

178

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : SK Pokja, Bagan organisasi kelompok kerja teknis (Pokja

Pengobatan dan Keperawatan), perencanaan, maupun program kerja kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan), POA, pelaksanaan program, notulen, dan kehadiran rapat-rapat anggota kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan), komunikasi berupa surat-surat atas ke bawah atau bawah ke atas.

Observasi (O) : -Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, ketua serta anggota kelompok kerja

teknis (Pokja Pengobatan dan Keperawatan) tenaga kesehatan lainnya.

2.2 Perencanaan tahunan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan

bagi pelayanan pengobatan dan gawat darurat, dibuat berdasarkan metoda konsumsi dan dibandingkan dengan pola penyakit.

Definisi Operasional :1. Buku petunjuk perencanaan yang dipakai, antara lain :

Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang diterbitkan Departemen Kesehatan 2003 atau yang diterbitkan baru.

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas berdasarkan gejala, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, 2005.

2. Perencanaan tahunan berdasarkan metoda konsumsi, yaitu berdasarkan analisa pemakaian tahun lalu dan perkiraan pola penyakit tahun yang akan datang.

3. Tim Perencanaan kebutuhan obat terpadu terdiri dari lintas program dan ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas.

4. Perencanaan tahunan berdasarkan pola penyakit, yaitu berdasarkan penyakit dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Skor = ................

0 = Tidak tersedia perencanaan tahunan.1 = Tersedia perencanaan tahunan, buku petunjuk perencanaan tidak

tersedia.2 = Tersedia perencanaan tahunan, tapi perhitungan perencanaan tidak

berdasarkan buku petunjuk perencanaan.3 = Tersedia perencanaan tahunan berdasarkan buku petunjuk

perencanaan tetapi tim perencanaan belum terpadu.4 = Tersedia perencanaan tahunan secara terpadu berdasarkan buku

petunjuk perencanaan, dengan menggunakan metoda konsumsi, dan SK tim perencanaan dari Kepala Puskesmas.

5 = Tersedia perencanaan tahunan secara terpadu berdasarkan buku petunjuk perencanaan, dengan menggunakan metoda konsumsi dan dibandingkan dengan pola penyakit dan SK/SP (Surat Perintah/Penugasan) panitia perencanaan kebutuhan obat terpadu dari Kepala Puskesmas.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

179

Catatan/Keterangan :Keterangan : perencanaan kebutuhan obat berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).Catatan penilai :

Cara pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Semua dokumen pada DO diatas harus tersediaObservasi (O) : Berkas (arsip) dokumen perencanaan tahunan dan SK

Kepala Puskesmas yang mencakup perencanaan tahunan di dalamnya.

Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan tim perencanaan kebutuhan obat terpadu.

2.3 Adanya pengelolaan rekam medik yang dilaksanakan berdasarkan peraturan, buku petunjuk dan pedoman tertulis .

Definisi Operasional :1. Buku Petunjuk adalah Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam

Medik / Medical Record yang diterbitkan Departemen Kesehatan.2. Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis (Bab

II Pasal 3 : isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari)dan isi rekam medis untuk pasien gawat darurat)● isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana kesehatan

sekurang-kurangnya memuat :a. identitas pasienb. tanggal dan waktuc. hasil anamnesis : mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakitd. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medike. diagnosisf. rencana penatalaksanaang. pengobatan dan / tindakanh. pelayanan lain yang diberikan kepada pasieni. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik danj. persetujuan tindakan bila diperlukan

● isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat :a. poin A sd poin j RM pasien Rawat jalan sama dgn diatas

ditambah c. catatan observasi klinis dan hasil pengobatand. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medike. Ringkasan pulang (discharge summary)f. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yg memberikan pelayanan kesehatan.g. pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu dan i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik danj. persetujuan tindakan bila diperlukan

● isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat :a. identitas pasien

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

180

b. kondisi saat pasien tiba disarana pelayanan kesehatan c. identitas pengantar pasiend. tanggal dan waktue. hasil anamnesis, mencakup sekurang kurangnya keluhan dan riwayat

penyakit.f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik g. diagnosish. pengobatan dan atau tindakani. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan UGD dan rencana

tindak lanjutj. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yg memberikan pelayanan kesehatan.k. sarana transportasi yg digunakan pasien yg akan dipindahkan ke

sarana lain danl. pelayanan lain yg telah diberikan kepada pasien.

3. Pedoman Tertulis adalah Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik yang diberlakukan sendiri oleh Kepala Puskesmas sebagai ketentuan pelaksanaan dari buku petunjuk teknis tersebut, memuat prosedur, alur dokumen, formulir format baku, dan lain sebagainya.

4. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medik harus diberlakukan dengan keputusan tertulis oleh Kepala Puskesmas.

5. Rekam Medik (termasuk Rekam Medik Keperawatan) = setiap catatan mengenai pasien.Buku Petunjuk harus diberlakukan dengan SK Kepala Puskesmas.Penjelasan skor 3,4,5, dengan gradasi pelaksanaan dari ketentuan pedoman tertulis.

Yang disebut atau dimaksudkan sebagian kecil, besar dan semua didasarkan pada kegiatan – kegiatan :a. Penerimaan / pencatatan data sosial pasien.b. Pencatatan data – data pelayanan.c. Pengolahan data (coding, indexing).d. Pelaporan.e. Penyimpanan / pengambilan kembali.

Keterangan : Kegiatan a & b = melaksanakan sebagian kecil ketentuan RM Kegiatan a,b,c,d = melaksanakan sebagian besar ketentuan RM Kegiatan a,b,c,d,e = melaksanakan semua ketentuan RM.

Skor = .............0 = Tidak ada rekam medik (RM).1 = Ada rekam medik, tidak ada buku petunjuk, tidak ada pedoman

tertulis.2 = Ada rekam medik, ada buku petunjuk, ada pedoman tertulis tetapi

ketentuan dalam pedoman tertulis belum dilaksanakan.3 = Ada rekam medik, ada buku petunjuk, ada pedoman tertulis baru

sebagian kecil ketentuan dalam pedoman tertulis dilaksanakan.4 = Ada rekam medik, ada buku petunjuk, ada pedoman tertulis baru

sebagian besar ketentuan dalam pedoman tertulis sudah dilaksanakan.

5 = Ada rekam medik, ada buku petunjuk, ada pedoman tertulis semua ketentuan dalam pedoman tertulis sudah dilaksanakan.

Catatan/Keterangan :

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

181

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen (D) : Dokumen pada DO di atas dan dokumen rekam medik pasien.Observasi (O) : Berkas dokumen rekam medik.Wawancara(W) : Petugas rekam medik.

STANDAR 3. STAF DAN PIMPINAN

Agar pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat di puskesmas dapat efektif, efisien, dan manusiawi, maka pelayanan harus dilakukan oleh tenaga profesional, etis, dan berdedikasi tinggi.

Parameter :3.1 Jenis dan kualifikasi tenaga pelaksana pelayanan pengobatan dasar

penyakit dan pelayanan gawat darurat memenuhi persyaratan sesuai yang dibutuhkan.

Definisi Operasional :- Pelatihan PPGD/BCLS adalah Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat

Darurat yang diselenggarakan oleh ikatan profesi atau institusi kesehatan sesuai materi pelatihan yang diakui oleh Kementrian Kesehatan.

- ALS Pilihan- ATLS (Advanced Trauma Life Support) adalah training yang dilaksanakan

selama 3 (tiga) hari. Penyelenggara Komisi Trauma, Ikatan Ahli Bedah Indonesia (Sekretariat di Bagian Bedah FKUI-RSCM / FKUNPAD-RSHS) untuk menanggulangi penderita gawat darurat akibat trauma. Target training adalah dokter umum di rumah sakit, dokter umum (Puskesmas) di daerah rawan kecelakaan, kasus trauma.

- ACLS (Advanced Cardiac Life Support) adalah training yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari Penyelenggara Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI) dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita ditujukan untuk menanggulangi penderita gawat darurat akibat kelainan / penyakit jantung.

- APLS (Advanced Pediatric Life Support) adalah training yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Target training adalah dokter umum di rumah sakit dan Puskesmas (optional).

Skor = ...............

0 = Belum ada tenaga yang mendapatkan pelatihan PPGD.1 = Hanya perawat atau bidan yang telah mendapatkan pelatihan PPGD2 = Hanya perawat dan bidan yang telah mendapatkan pelatihan PPGD3 = Semua dokter telah mendapatkan Pelatihan PPGD4 = Semua dokter dan perawat telah mendapatkan Pelatihan PPGD5 = Semua dokter , perawat dan bidan telah mengikuti Pelatihan PPGD.

(Khusus bagi dokter + ALS Pilihan: ATLS, ACLS, APLS )

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan /Keterangan

182

Cara Pembuktian ( C.P ) :Dokumen (D) : 1. Daftar dan jenis kualifikasi ketenagaan, sertifikat pelatihan,

surat tugas.2. Pola kebutuhan tenaga kesehatan yang diberlakukan oleh Puskesmas.

Observasi (O) :Tenaga pelaksana pelayanan pengobatan dasar penyakit (dokter umum, perawat, atau bidan).

Wawancara : Kepala Puskesmas, dokter, perawat, dan bidan.

3.2 Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat diwajibkan seorang dokter umum, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas secara tertulis, diketahui oleh semua unsur, dan dilaksanakan.

Definisi Operasional : sudah jelas

Skor : ..............

0 = Tidak ada penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat.

1 = Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat adalah tenaga kesehatan lainnya.

2 = Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat adalah perawat D-III atau SPK, belum ditetapkan oleh Kepala Puskesmas secara tertulis, diketahui oleh semua unsur dan dilaksanakan.

3 = Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat adalah perawat D-III atau SPK, ditetapkan secara tertulis, diketahui oleh semua unsur dan dilaksanakan.

4 = Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat adalah seorang dokter umum, belum ditetapkan oleh Kepala Puskesmas secara tertulis, diketahui oleh semua unsur dan dilaksanakan.

5 = Penanggung jawab pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat adalah seorang dokter umum, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas secara tertulis, diketahui oleh semua unsur dan dilaksanakan.

Catatan /Komentar :

Cara Pembuktian ( CP )Dokumen (D) : 1. Fungsi, wewenang, tanggung jawab, serta uraian tugas

penanggung jawab. 2.Surat ketetapan Kepala Puskesmas mengenai

penanggung jawab pelayanan medik dasar.3. Surat tugas penanggung jawab.4. Surat edaran sosialisasi nama dan kualifikasi

penanggung jawab pelayanan medik ke semua unit kerja.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

183

5. Laporan – laporan kegiatan berkala penanggung jawab pelayanan medik ke Kepala Puskesmas / Kepala Dinas Kesehatan.

Observasi (O) : Berkas dokumen SK Kepala Puskesmas, surat tugas penanggung jawab, berkas pelaksanaan sosialisasi (daftar hadir, jadwal, dan notulen), dan laporan – laporan kegiatan berkala pelayanan medik dasar.

Wawancara (W) : Penanggung jawab (dokter umum, perawat, atau bidan ); karyawan Puskesmas; Kepala Puskesmas.

3.3 Koordinator dan masing – masing staf pelayanan pengobatan dasar penyakit dan gawat darurat mempunyai wewenang, tanggung jawab, serta uraian tugas yang rinci, tertulis, dan dilaksanakan.

Definisi Operasional : - Koordinator dan staf pelayanan pengobatan dan gawat darurat adalah

koordinator dan Staf yang ada di BP dan Gawat Darurat- Sebagian staf adalah masih ada staf yang belum mempunyai tugas,

wewenang, tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis

Skor : ................

0 = Koordinator dan masing – masing staf pelayanan pengobatan dasar penyakit dan gawat darurat tidak mempunyai pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, serta uraian tugas tidak tertulis.

1 = Koordinator dan sebagian staf pelayanan pengobatan dasar penyakit dan gawat darurat mempunyai wewenang dan tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis, belum dilaksanakan.

2 = Koordinator dan sebagian staf pelayanan pengobatan dasar penyakit dan gawat darurat mempunyai pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis, dan dilaksanakan.

3 = Koordinator dan sebagian staf pelayanan pengobatan dasar penyakit dan gawat darurat mempunyai pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis, dilaksanakan dan ada evaluasi.

4 = Koordinator dan semua staf pelayanan pengobatan dan gawat darurat mempunyai pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis, dan dilaksanakan.

5 = Koordinator dan semua staf pelayanan pengobatan dan gawat darurat mempunyai pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab, serta uraian tugas tertulis, dilaksanakan dan dievaluasi.

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) : Fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas

tertulis yang diberlakukan Kepala Puskesmas; surat tugas dari Kepala Puskesmas.

Observasi (O) : Pelaksanaan tugas disesuaikan dengan bukti- bukti dokumen/laporan kegiatan staf.

Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, koordinator dan semua staf.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

184

3.4 Petugas Pengelola Obat di Puskesmas

Definisi Operasional :

1. Tenaga teknis kefarmasian : tenaga yang membantu apoteker

dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana

Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah

Farmasi/Asisten Apoteker.

2. Tenaga Apoteker: cukup jelas

3. Yang dimaksud dengan pelatihan adalah minimal telah mengikuti pelatihan manajemen pengelolaan obat Puskesmas, dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen terkait (surat tugas, surat undangan

Skor : ..............

0 = Pengelolaan obat di puskesmas dilaksanakan oleh tenaga non farmasi.

1 = Pengelolaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian belum terlatih

2 = Pengelolaan obat dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian yang sudah mengikuti pelatihan pengelolaan obat

3 = Pengelolaan obat dilakukan oleh apoteker yang belum mengikuti pelatihan pengelolaan obat.

4 = Pengelolaan obat dilakukan oleh apoteker yang telah mengikuti pelatihan pengelolaan obat.

5 = Pengelolaan obat dilakukan oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang telah mengikuti pelatihan pengelolaan obat.

Catatan /Keterangan :

Cara Pembuktian : D : Fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas tertulis yang

diberlakukan Kepala Puskesmas; surat tugas dari Kepala PuskesmasO : Ijazah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dan dokumen pd poin

3 Pelaksanaan tugas disesuaikan dengan bukti- bukti dokumen/laporan kegiatan staf

W : Kepala Puskesmas dan Pengelola Obat

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

185

STANDAR 4. FASILITAS DAN PERALATAN

Fasilitas, sarana dan prasarana harus tersedia agar kegiatan penegakan diagnosa, pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat serta rehabilitasi dapat dilaksanakan secara tepat, cepat, aman, efektif, efisien, dan manusiawi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Parameter :4.1. Adanya pemantauan keberadaan dan kondisi fisik fasilitas peralatan

medik maupun non medik sebagai salah satu upaya efisiensi, keselamatan dan keamanan, serta efektifitas penggunaan fasilitas peralatan.

Definisi Operasional :Pemantauan keberadaan dan kondisi fisik fasilitas peralatan di setiap ruangan dilaksanakan oleh petugas non medis yang bertanggung jawab dalam tugas inventarisasi barang medik maupun non medik melalui pengisian KIR (Kartu Inventaris Ruangan) yang harus selalu ada di setiap ruangan sesudah secara berkala melihat jumlah, jenis, dan kondisi ruangan serta fasilitas peralatan.

Skor : .....................

0 = Semua ruangan tidak mempunyai KIR 1 = Sebagian besar ruangan mempunyai KIR, jumlah dan kondisi tidak

sesuai, tidak ditandatangani oleh kepala Puskesmas.2 = Sebagian besar ruangan mempunyai KIR, jumlah dan kondisi tidak

sesuai dengan peralatan, ditandatangani oleh kepala Puskesmas.3 = Sebagian besar ruangan mempunyai KIR, jumlah dan kondisi peralatan

sesuai, ditandatangani oleh kepala Puskesmas.4 = Semua ruangan mempunyai KIR, jumlah dan kondisi peralatan sesuai,

tidak ditandatangani oleh kepala Puskesmas.5 = Semua ruangan mempunyai KIR, jumlah dan kondisi peralatan sesuai,

ditandatangani oleh kepala Puskesmas.

Catatan/keterangan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas

tertulis yang diberlakukan Kepala Puskesmas; surat tugas dari Kepala PuskesmasAdanya KIR yang tergantung di dinding masing-masing ruangan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

186

Observasi (O) : Mengamati jumlah dan kondisi peralatan yang ada di ruangan dan disesuaikan dengan yang ada di KIR.

Wawancara (W) : Kepala Puskesmas dan penanggung jawab ruangan

4.2. Peralatan yang dipergunakan pada pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat harus sesuai dengan syarat – syarat sterilitas dan keamanan .

Definisi Operasional : sudaj jelas

Skor : ..............

0 = Tidak ada alat sterilisasi maupun SOP pemakaian alat sterilisasi.1 = Ada alat sterilisasi, tidak ada SOP pemakaian alat sterilisasi2 = Ada alat sterilisasi, ada SOP pemakaian alat sterilisasi secara tertulis,

disosialisasikan dan sebagian dilaksanakan, tidak dievaluasi.3 = Ada alat sterilisasi, ada SOP pemakaian alat sterilisasi secara tertulis,

disosialisasikan dan sebagian dilaksanakan, dievaluasi secara berkala.4 = Ada alat sterilisasi, ada SOP pemakaian alat sterilisasi secara tertulis,

disosialissikan dan dilaksanakan, tidak dievaluasi.5 = Ada alat sterilisasi, ada SOP pemakaian alat sterilisasi, secara tertulis,

disosialisasikan dan dilaksanakan, dievaluasi secara berkala dan ditindaklanjuti.

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) : Dokumen SOP pemakaian alat sterilisasi dan catatan

hasil kegiatan sterilisasi.Observasi (O) : Peralatan medis laboratorium, alat sterilisator.Wawancara (W) : Petugas laboratorium, perawat, bidan.

4.3 Di Puskesmas tersedia sarana dan prasarana pengelolaan obat

Definisi Operasional :a. Luas gudang obat harus sesuai dengan jumlah obat yangersedia

(observasi : obat mudah dicari, tidak bertumpuk, obat tidak bersentuhan langsung dengan plafon

b. Loket obat tidak terlalu sempit, mempunyai ruang gerak leluasa dan mempunyai meja untuk bekerja.

c. Tersedia sarana penyimpanan obat di gudang obat: rak dan/atau lemari, palet (apabila dibutuhkan), sesuai kebutuhan

d. Tersedia sarana penyimpanan obat di loket obat : lemari yang berkunci sesuai kebutuhan

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

187

e. Di loket obat tersedia meja untuk menyiapkan obatf. Gudang obat mempunyai ventilasi yang cukup, atau Kipas Angin /AC

bagi gudang yg tidak mempunyai ventilasig. Gudang obat mempunyai penerangan yang cukuph. Pintu, jendela dan langit2 Gudang obat berteralis dengan kondisi yang

kokohi. Penataan obat sudah sesuai aturan (berdasarkan bentuk sediaan dan

disusun alfabetis, atau berdasarkan fungsi obat)j. Gudang obat hanya menyimpan obat dan perbekalan kesehatank. Tersedia SOP pengelolaan obat (SOP penyimpanan & SOP distribusi obat)l. Tersedia ruangan untuk PIO (Pelayanan Informasi Obat)

Skor : ...............

0 = tidak ada yang tersedia ruangan pengelolaan obat1 = tersedia 1 - 2 item2 = tersedia 3 - 4 item3 = tersedia 5 - 6 item4 = tersedia 7 - 9 item5 = tersedia 10 – 12 item

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian : D : SOP pengelolaan obat (SOP penyimpanan & SOP distribusi

obat)O : Peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat : ruang penyimpanan

obat di gudang dan loket obat, penerangan & ventilasi di gudang, sarana penyimpanan obat, kondisi gudang obat

W : Kepala Puskesmas dan pengelola obat

STANDAR 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDURE

Ada kebijakan / ketentuan yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan kebijakan ini dijabarkan dalam prosedur tetap tertulis diketahui oleh semua staf dan dilaksanakan, dievaluasi secara periodik untuk penyempurnaan sesuai pengembangan IPTEK dan ditindaklanjuti.

Parameter :5.1. Ada kebijakan/ ketentuan perundang-undangan dan Standar

Prosedur Operasional (SPO) pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat yang mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti .

Definisi Operasional : 1. Lengkap apabila kebijakan dan prosedur tetap sudah meliputi pelayanan

pengobatan dasar penyakit , rujukan medis, pelayanan gawat darurat, laboratorium, serta pelayanan rehabilitasi (jika melakukan pelayanan ).

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

188

Kebijakan dan prosedur pelayanan tersebut di atas dijabarkan secara tertulis.

2. Tidak lengkap : apabila belum semua SPO dalam poin 1 tersedia.3. SPO (Standar Prosedur Operasional) adalah prosedur tetap yang terdiri

dari SPO pelayanan medik keilmuan (SPO Medis) dan SPO administrasi / manajerial pelayanan medik.a. SPO medis adalah prosedur yang antara lain berisi :

- Tanggung jawab dokter.- Batasan tindakan medis.- Protokol medis, antara lain untuk kasus – kasus tertentu yang

mengancam jiwa, khususnya pada kelompok resiko tinggi (ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan balita) dan kelompok rentan (orang tua, masyarakat di bawah garis kemiskinan).

b. SPO administrasi manajerial pelayanan medik antara lain : pengaturan pemeriksaan penegakan diagnosa melalui laboratorium, pengaturan pasien mendapatkan pengobatan, prosedur konsultasi dan lain sebagainya.

Skor = ..................

0 = Tidak ada kebijakan dan Standar Prosedure Operasional (SOP)1 = Kebijakan ada tetapi SOP dalam proses penyusunan.2 = Ada kebijakan dan SOP tertulis namun belum lengkap, diberlakukan

oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi.

3 = Ada kebijakan dan SOP tertulis tidak lengkap, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, sudah dievaluasi

4 = Ada kebijakan dan SOP tertulis lengkap, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi.

5 = Ada kebijakan dan SOP tertulis lengkap, diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, dan sudah dievaluasi

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) : 1. Buku kumpulan kebijakan / ketentuan, prosedur tertulis

yang ditetapkan/ditandatangani oleh Kepala Puskesmas2. Surat edaran ke semua staf tentang adanya dan

pemberlakuan kebijakan maupun prosedur tetap.3. Laporan kegiatan pelayanan di cek dengan kebijakan

maupun prosedur tetap pelayanan tersebut.Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.Wawancara (W) : Menanyakan kepada Kepala Puskesmas dan semua staf

tentang keberadaan dan pemahaman mengenai langkah-langkah dari SPO yang diberlakukan atau mengenai kebijakan sampai dengan realisasi pelaksaanaannya.

5.2. Adanya standar prosedur operasional (SPO) rujukan medis ditandatangani oleh kepala puskesmas, diketahui oleh semua staf, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

189

Definisi Operasional :1) Rujukan medik adalah :

Rujukan yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan medik perorangan yang antara lain meliputi :a) Rujukan kasus : untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan

operasi dan lain – lain jantung, pemberian alat / obat bantuan hidup dasar).

b) Rujukan Bahan (spesimen) intuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap

c) Mendatangkan atau mengirimkan tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan atau memberi pelayanan pengobatan sesuai dengan keahliannya, sehingga meningkatkan pelayanan setempat.

2) SPO rujukan medis terdiri daria) SPO medis penanganan pasien sebelum dan selama dirujuk

(dalam perjalanan), termasuk penanganan keselamatan nyawa pasien (pembebasan jalan napas, napas buatan, pijat jantung, pemebrian alat/obat bantuan hidup dasar)

b) SPO administrasi dan manajemen pelayanan rujukan, antara lain: pencatatan pada formulir rujukan, persiapan transportasi dan komunikasi pada institusi pelayanan yang dituju, persiapan perawat pendamping pasien bila diperlukan dan lain- lain

Skor = ..............

0 = Tidak ada SPO tentang rujukan medis.1 = Ada SPO rujukan medis tertulis, sudah ditandatangani oleh kepala

puskesmas.2 = Ada kebijakan dan SPO tertulis tidak lengkap, ditetapkan oleh Kepala

Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi dan ditindaklanjuti.

3 = Ada kebijakan dan SPO tertulis tidak lengkap, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, serta sudah dievaluasi dan ditindak lanjuti.

4 = Ada kebijakan dan SPO tertulis lengkap, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi dan ditindaklanjuti.

5 = Ada kebijakan dan SPO tertulis lengkap, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan serta sudah dievaluasi dan ditindak lanjuti.

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) : 1. Buku kumpulan kebijakan / ketentuan dan prosedur

tertulis yang ditetapkan/ditandatangani oleh Kepala Puskesmas

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

190

2. Surat edaran ke semua staf tentang adanya dan pemberlakuan kebijakan maupun prosedur tetap rujukan medik.

3. Laporan kegiatan pelayanan rujukan di cek dengan kebijakan maupun prosedur tetap pelayanan tersebut.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.Wawancara (W) : Menanyakan kepada Kepala Puskesmas dan staf mengenai

keberadaan dan pemahaman langkah – langkah SPO rujukan medik atau mengenal kebijakan sampai dengan realisasi pelaksanaannya.

5.3. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pengobatan dasar penyakit dan pelayanan gawat darurat harus ada perjanjian kerja sama (SPK) dengan rumah sakit yang terdekat (dalam hal ini RS berfungsi sebagai pembina teknis medis, pengembangan staf dan program pendidikan ).

Definisi Operasional :1) SPO Lengkap : ada SPO tentang Pembinaan Teknis Medis,

Pengembangan staf, Program pendidikan.2) Tidak lengkap apabila hanya ada 1 (satu) SPO dari 3

Skor : .................

0 = Belum ada perjanjian kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan RS1 = Ada SPK, belum ada SPO2 = Ada SPK dan SPO, belum disosialisasikan.3 = Ada SPK dan SPO , sudah disosialisasikan, belum dilaksanakan4 = Ada SPK dan SPO , sudah disosialisasikan, sudah dilaksanakan, belum

dievaluasi.5 = Ada SPK dan SPO, sudah disosialisasikan,sudah dilaksanakan dan

sudah dievaluasi.Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (CP) :Dokumen (D) :

1. Surat Perjanjian Kerja sama (SPK) antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS terdekat perihal pembinaan teknis medis , pengembangan staf puskesmas dan program pendidikan

2. Bukti sudah melaksanakan sosialisasi ke semua staf melalui rapat atau surat edaran ( notulen,daftar hadar, surat edaran)

3. Bukti pelaksanaan berupa laporan tertulis kegiatan, POA, dll.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.Wawancara (W) : Menanyakan kepada Kepala Puskesmas dan staf mengenai

keberadaan dan pemahaman langkah-langkah dari SOP yang diberlakukan atau mengenai kebijakan sampai dengan realisasi pelaksanaannya.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

191

5.4. Ada Standar Prosedur Operasional tetap mengenai evaluasi dan pengendalian mutu diberlakukan oleh Kepala Puskesmas, diketahui oleh semua staf, dilaksanakan, dievaluasi dan ditindak lanjuti (Quality).

Definisi Operasional :1) Standar Prosedure Operasional (SPO) adalah suatu perangkat

instruksi/langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

2) Quality Assurance (QA) adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur dan memperbaiki pelayanan melalui pengukuran tertulis, dilanjutkan dengan koreksi atau perbaikan dari kekurangan – kekurangan yang ditemukan dan selanjutnya dimonitor hasil dari perbaikan tersebut.

3) Quality Assurance dilaksanakan untuk 7 PKD (Pelayanan Kesehatan Dasar) ialah ANC, ISPA, Imunisasi, Diare, Balita KEP / Anemia, Bumil KEK anemia.

Skor : ....................

0 = Tidak ada SPO1 = SPO dalam proses penyusunan atau tidak tertulis, dan belum

dilaksanakan.2 = Ada SPO dan Pengendalian Mutu (QA), tidak tertulis, ditetapkan oleh

Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi dan ditindak lanjuti.

3 = Ada SPO dan Pengendalian Mutu (QA), tidak tertulis, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, serta sudah dievaluasi dan ditindak lanjuti.

4 = Ada SPO dan Pengendalian Mutu (QA), tertulis, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, tetapi belum dievaluasi dan ditindak lanjuti.

5 = Ada SPO dan Pengendalian Mutu (QA), tertulis, ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, disosialisasikan, sudah dilaksanakan, serta sudah dievaluasi dan ditindak lanjuti.

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) :

1. Buku kumpulan kebijakan / ketentuan dan prosedur tertulis yang diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.

2. Surat edaran ke semua staf tentang adanya dan pemberlakuan kebijakan maupun prosedur tetap jaminan mutu.

3. - Laporan hasil kegiatan jaminan mutu.- Laporan pembahasan pelaksanaan program jaminan mutu.- POA pemecahan permasalahan.- Laporan monitoring pelaksanaan pemecahan permasalahan.- Laporan monitoring secara berkala pelaksanaan QA.

Observasi (O) :Dokumen kebijakan / ketentuan peningkatan mutu pelayanan; laporan – laporan kegiatan jaminan mutu (pembahasan pelaksanaan, pemecahan masalah, pelaksanaan pemecahan masalah); berkas dokumen monitoring berkala pelaksanaan QA.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

192

Wawancara (W) : Pimpinan Puskesmas, tim QA, seluruh staf, kordinator Pelayanan.

5.5 Penggunaan obat generik di Puskesmas

Definisi Operasional :- Penggunaan obat generik, yaitu sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan RI, NO. HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah.

- Laporan penggunaan obat generik Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dibuktikan dengan adanya arsip di Puskesmas

- Data yang dievaluasi : 1 tahun terahir

Skor : ..................

1 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas < 90 %2 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas <95 %3 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas 95 - <100 %, tidak

membuat laporan penulisan obat generik Puskesmas4 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas 95 - <100 %, membuat

laporan penulisan obat generik Puskesmas5 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas 100 %, tapi tidak

membuat laporan penulisan obat generik Puskesmas6 = Obat generik yang digunakan di Puskesmas 100 %, membuat

laporan penulisan obat generik Puskesmas

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian (CP) :-Dokumen (D) :

1. Tersedia Permenkes No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah.

2. Tersedia laporan penulisan obat generik di Puskesmas-Observasi (O) :

1. Gudang obat untuk melihat jenis obat yang tersedia, apakah semua generik atau tidak.

2. Buku penerimaan obat di gudang, dilihat apakah semua obat yang masuk obat generik.

3. LPLPO (lembar pemakaian dan permintaan obat), untuk melihat apakah obat yang diterima dari Dinkes Kab/Kota obat generik atau tidak

- Wawancara (W) : Ka PKM, pengelola obat, penulis resep di BP

5.6 Puskesmas selalu membuat PWS indikator peresepan1. Presentasi penggunaan antibiotika untuk kasus ISPA non pnemonia ≤ 20

%2. Presentasi penggunaan antibiotika untuk kasus Diare non spesifik ≤ 20 %

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

193

3. Presentasi penggunaan injeksi untuk kasus myalgia ≤ 20 %4. Rata-rata jumlah obat yang diresepkan tidak lebih dari 3 jenis5. Point 1 – 3 dilaporkan ke Dinkes Kab/Kota setiap triwulan

Definisi Operasional :PWS (pemantauan wilayah setempat), yaitu laporan 3 kasus (ISPA non pneumoni, Diare Non Spesifik, Myalgia) yang harus dilaporkan oleh puskesmas setiap triwulan ke Dinkes Kab/Kota

Skor : ..............

0 = tidak pernah membuat PWS indikator peresepan1 = ada 1 item, tapi bukan item 52 = ada 2 item3 = ada 3 item4 = ada 4 item5 = ada 5 item

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian :Dokumen (D) :

- Tersedia Laporan triwulan untuk 3 kasus penyakit diatas (minimal 1 tahun terahir)

- Ada buku pencatatan ke tiga kasus penyakit diatas- tersedia data : jumlah rata-rata jenis obat yang

diresepkan per pasienObservasi (O) : -----Wawancara (W) : Ka. Puskesmas, petugas BP, Pengelola obat

5.7 Adanya dokumen tertulis mengenai cara : penerimaan dan pengeluaran/distribusi obat.

Definisi Operasional : dokumen tertulis mengenai penerimaan dan pengeluaran obat : SPO penerimaan dan SPO pengeluaran obat

Dokumentasi yang harus dimiliki oleh puskesmas :1. Laporan pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) 2. Buku pemakaian/ pengeluaran obat harian3. Buku rekapitulasi pemakaian/ pengeluaran obat bulanan yang diisi

lengkap4. Surat bukti barang keluar ( SBBK dari Dinas Kesehatan Kab./Kota)5. SBBK sub unit6. Kartu stok yang diisi aktif dengan mencantumkan ED dan & bet7. Buku penerimaan obat8. Jadwal permintaan obat ke dinas kesehatan kab./kota9. Jadwal pendistribusian obat ke sub unit

Skor : .................

0 = tidak tersedia dokumen 1 = tersedia 1 - 2 dokumen

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

194

2 = tersedia 3 - 4 dokumen3 = tersedia 5 – 6 dokumen 4 = tersedia 7 - 8 dokumen 5 = tersedia 9 dokumen

Catatan/Keterangan :

Cara Pembuktian : Dokuman =

- Arsip LPLPO (Bulanan/Triwulan)- Buku pemakaian dan pengeluaran obat harian (Bulanan)- Buku rekapitulasi pemakaian dan pengeluaran obat bulanan

(Bulanan)- Arsip SBBK dari Dinas Kesehatan Kab/Kota (Bulanan/Triwulan

tergantung jadwal distribusi obat dari Dinas Kesehatan Kab/Kota)

- Arsip SBBK sub Unit (Bulanan/Triwulan tergantung jadwal distribusi obat dari Puskesmas)Kartu stok

- Buku penerimaan obat (Bulanan/Triwulan tergantung jadwal distribusi obat dari Dinas Kesehatan Kab/Kota)

- Jadwal permintaan obat rutin ke Dinas Kesehatan kab/kota (Bulanan/Triwulan)

- Jadwal pendistribusian obat rutin ke sub unit (Bulanan/Triwulan)

- SPO penerimaan dan SPO pengeluaran obat

Observasi = ---Wawancara = Ka, PKM, pengelola obat, penulis resep di BP

STANDAR 6. PENGEMBANGAN STAF PROGRAM PENDIDIKAN

Adanya sistim pengembangan staf dan program pendidikan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan sesuai dengan kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat serta selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Parameter :6.1. Kepala Puskesmas, koordinator dan staf Puskesmas secara aktif

selalu mengikuti kegiatan – kegiatan dan pelatihan yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat (antara lain : pelatihan PPGD atau Basic Life Support / BLS, ALS Optional, dll)

Definisi Operasional :Kegiatan maupun pelatihan secara aktif / diikuti, apabila kegiatan maupun pelatihan – pelatihan sering dilaksanakan kontinyu minimal 1 (satu) tahun sekali. Kegiatan maupun pelatihan disebut tidak aktif diikuti apabila jarang dilaksanakan dengan pelaksanaan minimal 2 (dua) Tahun sekali.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

195

Sebagian staf adalah tidak semua staf mengikuti pelatihan

Skor : ...............

0 = Tidak ada kegiatan maupun pelatihan yang diikuti.1 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang

berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang hanya diikuti oleh sebagian staf.

2 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang hanya diikuti oleh koordinator.

3 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti koordinator dan sebagian staf di pelayanan gawat darurat.

4 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti oleh koordinator dan semua staf di pelayanan gawat darurat

5 = Adanya kegiatan – kegiatan dan pelatihan secara aktif/diikuti yang berhubungan dengan pengobatan penyakit dan pelayanan gawat darurat yang diikuti oleh Kepala Puskesmas, koordinator dan semua staf di pelayanan gawat darurat

Catatan/keterangan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (O) :

1) Leaflet / brosur kegiatan seminar, simposium, kongres, rapat kerja, lokakarya, pelatihan – pelatihan maupun keterampilan, dan lain – lain.

2) Surat tugas mengikuti kegiatan / pelatihan di atas.3) Sertifikat, makalah – makalah.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, koordinator, dan staf.

STANDAR 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Adanya penilaian pelayanan, kemudian memperbaiki segala kekurangan yang ditemukan dan selanjutnya dimonitor hasil perbaikan tersebut, hasil monitoring perbaikan ditindaklanjuti, kegiatan penilaian dan perbaikan dilaksanakan secara berulang dan berkesinambungan.

Parameter :7.1. Jaminan mutu (QA) dilaksanakan secara berkesinambungan (Quality,

Continuity).

Definisi Operasional : sudah jelas

Skor : ...........0 = Jaminan mutu tidak dilaksanakan.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

196

1 = Jaminan mutu dilaksanakan, tidak dievaluasi.2 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi belum selesai.3 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, tidak ada pembahasan

masalah hasil evaluasi.4 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, ada pembahasan masalah hasil

evaluasi, tidak ada tindak lanjutnya.5 = Jaminan mutu dilaksanakan, dievaluasi, ada pembahasan masalah hasil

evaluasi, ada tindak lanjutnya

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P) :Dokumen (D) : Ada dokumen hasil pelaksanaan jaminan mutu, ada

dokumen daftar hadir dan notulen rapat evaluasi dan rapat pembahasan masalah hasil jaminan mutu, serta ada dokumen tindak lanjutnya.

Observasi (O) : Berkas dokumen – dokumen di atas.SK Tim Jaminan Mutu dari Kepala Puskesmas

Wawancara (W) : Kepala Puskesmas, Tim Jaminan Mutu, dan Staf.

7.2. Ada evaluasi atau jajak pendapat keluhan ketidakpuasan pasien dan masyarakat dalam hal pelayanan pengobatan dan kegawatdaruratan, dilakukan berkala dan ditindaklanjuti.

Definisi Operasional :1) Ketidakpuasan pasien dan masyarakat adalah dalam hal :

a. Kebersihan dan kenyamanan, ruang pemeriksaan dan pengobatan, ruang gawat darurat, ruang pemeriksaan laboratorium, ruang pemeriksaan radiologi (bila ada), ruang rawat (bila ada), ruang suntik, toilet, ruang tunggu.

b. Kemudahan dan kelancaran dalam mendapatkan pelayanan.c. Keramahan pemberi pelayanan.d. Kemudahan mendapatkan informasi mengenai prosedur pemeriksaan,

pengobatan, tarif, jenis – jenis pelayanan, pelayanan rujukan, dan lain – lain.

e. Kemudahan mendapatkan pembebasan biaya pengobatan bagi pasien tidak mampu.

2) Dilakukan berkala sesuai perencanaan yang telah diberlakukan sesuai kebijakan,minimal setiap 6 (enam) bulan.

3) Ditindaklanjuti apakah ada pertemuan membahas pemecahan permasalahan dan selanjutnya dilaksanakan pemecahan permasalahan tersebut berupa perbaikan – perbaikan pelayanan maupun perbaikan administratif.

Skor : .............

0 = Tidak ada evaluasi.1 = Tidak ada rencana untuk dilaksanakan evaluasi.2 = Ada evaluasi, waktu evaluasi tidak teratur, tidak ditindaklanjuti.3 = Ada evaluasi, waktu evaluasi tidak teratur, ditindaklanjuti.4 = Ada evaluasi secara berkala, tidak ditindaklanjuti.5 = Ada evaluasi secara berkala, ditindaklanjuti.

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

197

Catatan :

Cara Pembuktian (C.P ) :Dokumen (D) : - Surat – surat keluhan, pengisian formulir surat keluhan.

- Daftar hadir dan notulen rapat pembahasan keluhan pasien dari surat – surat keluhan maupun secara lisan.

- Laporan hasil pemeriksaan permasalahan keluhan pasien.- Hasil survei jajak pendapat keluhan pasien dan

masyarakat. Observasi (O) : Adanya kotak saran dan isi kotak saran (surat / keluhan –

keluhan dari masyarakat). Wawancara (W) : Pimpinan, kelompok kerja teknis (Pokja Pengobatan dan

Keperawatan), tim QA, staf.

7.3. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium sangat penting dilaksanakan dengan menginformasikan secara utuh hasil pemeriksaan laboratorium kepada koordinator pelayanan medis, untuk dibahas dalam rapat kelompok kerja teknis (Pokja teknis medis) / Tim QA maupun mini lokakarya untuk melihat tinggi rendahnya frekuensi penyakit tertentu / kelainan tertentu pada pasien maupun untuk mengetahui sejauh mana dokter menjalankan prosedur medik sesuai standar yang diberlakukan (Quality).

D.O. : 1. Pembahasan hasil laboratorium hanya pada kasus – kasus khusus, dengan resiko tinggi, pada kaum rentan, menimbulkan akibat yang merugikan pasien.

2. Nama orang yang tercantum di hasil laboratorium seharusnya dirahasiakan, ada sistem pengkodean dan sistem pemeriksaan di laboratorium

3. - Penyampaian kumpulan hasil pemeriksaan laboratorium secara berkala dilakukan setiap 1 bulan.

- Penyampaian kumpulan hasil pemeriksaan laboratorium tidak berkala ialah penyampaian yang tidak teratur, kadang – kadang setiap bulan, kadang – kadang lebih dari 1 bulan.

Skor : ..........

0 = Ada buku pencatatan hasil laboratorium, tetapi pencatatan tidak lengkap

1 = Ada buku pencatatan hasil laboratorium, secara lengkap2 = Melakukan atau melaksanakan Pemantapan Mutu Internal (PMI)

terhadap sebagian pemeriksaan laboratorium.3 = Melakukan atau melaksanakan PMI untuk seluruh pemeriksaan

laboratorium4 = Melakukan evaluasi terhadap hasil PMI oleh penanggung jawab

laboratorium5 = Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil PMI oleh

penanggung jawab laboratorium dan buku pencatatan laboratorium divalidasi setiap hari oleh koordinator pemeriksa atau penanggung jawab laboratorium

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011

Catatan /Keterangan :

198

Cara Pembuktian (C.P.) :Dokumen (D) :

- Buku pencatatan laboratorium - Dokumen / buku Pemantapan Mutu Internal (PMI)- Bukti telah dilakukan tindak lanjut.

Observasi (O) : Ruang Laboratorium, grafik PMI.Wawancara (W) : Petugas laboratorium.

Penanggung jawab laboratoriumKoordinator hematologi, kimia klinik, Urinalis, Microbiologi (kalau ada)

Instrumen akreditasi puskesmas-diskes Jabar 2011