inovasi pengelolaan sampah di kecamatan manggala …

85
INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR TANETE DG MARAJA 105640190714 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH

DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

TANETE DG MARAJA

105640190714

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

i

INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN

MANGGALA KOTA MAKASAR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

TANETE DG MARAJA

10564 01907 14

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 3: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …
Page 4: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …
Page 5: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …
Page 6: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

v

ABSTRAK Tanete Dg maraja, 2020. Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala, Kota Makassar (di bimbing oleh Muhlis Madani dan Ansyari Mone)

Penelitian ini membahas mengenai Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dan tipe penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan jumlah informan sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan data yaitu Observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis hasil menggunakan analisis dari indikator level inovasi menurut sangkala tahun 2014 yaitu dampak, kemitraan, Keberlanjutan, kepemimpinan dan Pemberdayaan. Analisis tersebut menunjukkan bahwa Inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala, Kota Makassar merupakan upaya Pemerintah Kecamatan Manggala dalam mengambil Kebijakan inovasi Pengelolaan Sampah ditukar emas, dengan upaya pelestarian lingkungan sekaligus memberikan kesempatan masyarakat untuk hidup lebih baik. KATA KUNCI : Inovasi, Pengelolaan Sampah,

Page 7: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

vi

KATA PENGANTAR

Allah Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang, demikian kata untuk

mewakili atas segala karunia dan nikmatnya-Nya. Jiwa ini tidak akan berhenti

bertahmid atas karunia yang diberikan disetiap detik waktu, denyut jantung, gerak

langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari

sederajat berkah-Mu.

Setiap insan dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandang,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat falam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua.

Teristimewa buat Bapak Hariono Soeltan dan Ibu Hasmawati yang telah

berjuang, berdo’a, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis

dalam proses mencari ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan kepada keluarga

yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan selalu menemani penulis

Page 8: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

vii

dengan candanya. Kepada bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku

pembimbing I dan bapak Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd selaku pembimbing II

yang dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktunya memberikan bimbingan,

petunjuk, arahan serta motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya

skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada;. Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Dr.

Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si dan Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku ketua

jurusan Ilmu Pemerintahan serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan

penulis, yang selalu menemani dalam suka dan duka, dan juga kepada seluruh

rekan mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2014 atas segala

kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah

memberikan dukungan dalam hidup penulis.

Telalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis

selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga

tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam ruang yang

terbatas ini, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih

yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk anda semua.

Page 9: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

viii

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki

kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, dan tak ada cinta yang

abadi semuanya hanya milik Allah SWT., karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan

dengan penuh keterbukaan

Makassar, 10 November 2019

Penulis

Page 10: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Persetujuan .................................................................................... ii

Halaman Penerimaan Tim ............................................................................ iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. iv

Abstrak ............................................................................................................ v

Kata Pengantar............................................................................................... vi

Daftar Isi ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Inovasi .................................................................................................. 9 B. Pengelolaan Sampah ............................................................................ 20 C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 29 D. Fokus Penelitian. .................................................................................. 30 E. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 32 B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 32 C. Sumber Data ......................................................................................... 33 D. Informan Penelitian .............................................................................. 34 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36 G. Pengabsahan Data ................................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 39

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 39 B. Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala ...................... 47

Page 11: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

x

C. Faktor yang Mempengaruhi Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala .......................................................................... 63

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 66

A. Kesimpulan .......................................................................................... 66 B. Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 74

Page 12: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah merupakan materi atau zat, baik yang bersifat organic maupun

anorganik yang dihasilkan dari setiap aktifitas manusia (Notoatmodjo 2002).

Produksi sampah di Indonesia sangat kompleks. Produksi sampah di Indonesia

mencapai 2000 ton/hari.

Untuk mengembangkan pengelolaan sampah secara baik maka dibutuhkan

identifikasi dan karakterisasi sampah itu sendiri. Kita diharapkan dapat

mengklasifikasikan sampah berdasarkan jenis sumbernya, sifat kimiawi dan

fisiknya serta tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan sampah tersebut.

Karakterisasi tersebut akan membantu para pengelola sampah untuk mengtahui

siapa saja yang terlibat dalam timbulnya sampah.

Sampah memiliki ancaman serius terhadap lingkungan alam,

perekonomian serta masyarakat kita.apa yang diberikan oleh lingkungan kita

mencakup penyediana sumberdaya-sumberdaya seperti mineral dan energy, dan

penyerapan residu sampah yang dihasilkan oleh aktivitas kehidupan kita.

Sampah juga mengancam pembangunan ekonomi. Aktivitas ekonomi

berlangsung dilingkungan alam dan oleh karenanya alam memiliki sumbangsi

yang tidak kecil. sampah tidak saja mempengaruhi lingkungan, akan tetapi

sampah juga mempengaruhi perekonomian. Contoh pada tataran global tentang

saling ketergantungan antara lingkunagan dan ekonomi serta proses lingkungan

yang dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi adalah masalah perubahan iklim.

Page 13: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

2

Sampah harus dikelola agar mempunyai nilai tambah, dapat dipakai

kembali dan tidak merusak lingkungan. Pengelolaan sampah diidentikkan dengan

fungsi keteknikan. Peningkatan produksi telah menciptakan masalah yang

membutuhkan tempat pembuangan sampah. Dengan meningkatnya keinginan

untuk standar hidup yang lebih baik, manusia menjadi memiliki tingkat konsumsi

yang lebih tinggi dan menghasilakan lebih banyak sampah. Konsekuensinya

masyarakat harus mencari metode pengelolaan sampah yang efektif

(Tchobanoglous, 2002).

Namun yang terjadi saat ini pengelolaan sampah masih memakai kebiasan

lama. Kebiasaan lama yang dimaksud adalah pengelolaan sampah yang bertumpu

pada pendekatan akhir yaitu hanya sebatas kumpul, angkut dan buang yang

berakhir di TPA. Cara pengelolaan sampah dengan pendekatan lama

menimbulkan banyak masalah salah satunya pencemaran air dan juga penyakit.

Kebiasaan pengelolaan sampah dengan pendekatan akhir sudah saatnya

ditinggalkan dan diganti dengan kebiasaan baru pengelolaan sampah terpadu.

Sesuai dengan tujuan mendasar mengenai pengelolaan sampah

sebagaimana yang ditetapkan dalam amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah, kini perlu perubahan cara pandang masyarakat

mengenai sampah dan cara memperlakukan atau mengelola sampah.

Kebiasaan lama masyarakat pada pengelolaan sampah seharusnya tidak

lagi memandang sampah sebagai hasil buangan yang tidak bermanfaat. Sampah

seharusnya dipandanag sebagai sesuatu yang mempunyai nilai guna dan manfaat

dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang

Page 14: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

3

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga, maka praktek mengelola dan memanfaatkan sampah harus menjadi

langkah yang nyata dalam mengelola sampah.

Masyarakat harus meninggalkan kebiasaan lama yang hanya membuang

sampah dengan mendidik dan membiasakan masyarakat memilih, memilah dan

menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi kerakyatan (tallei Dkk.,

2013).

Melihat kondisi tersebut tentu stakeholder harus hadir sebagai jawaban

untuk mengurangai dampak negative sebagaimana yang telah diuraikan diatas,

maka dari itu perlu adanya suatu inovasi dari pemerintah dan bekerja sama dengan

masyarakat dalam mewujudkan masalah pengelolaan sampah dengan baik.

Inovasi merupakan bagiann dari perjuangan manusia mempertahankan

identitas atau kelangsungan hidup. Sejauh ini, manusia berhasil melakukannya

dengan menciptakan solusi-solusi baru, meskipun sebagian berubah menjadi

ancaman (Fonseca, 2002).

Bagi suatu lembaga inovasi dapat dipandang sebagai sebuah produk yang

diperlukan untuk memperthankan atau memperbaharui proses kelembagaan.

Menurut Tuomi (1999) proses utama inovasi terkait dengan pembaruan (renewal)

dan pertumbuhan (growth) – inovasi sebagai penyebab utama pembaruan dan

pertumbuhan.

Beberapa dasawarsa yang lalu, inovasi dikenal secara luas sebagai tujuan

utama kegiatan ekonomi, oleh karena itu inovasi telah menjadi instrument penting

untuk mencapai dan melestarikan keunggulan daya asing. Bahkan ekonomi

Page 15: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

4

neoklasik memandang inovasi sebagai salah satu sumber kekuatan monopolistic

untuk mendapatkan keuntungan diatas normal. Artinya inovasi telah menjadi

sebuah variable dalam fungsi produksi atau penawaran penilaian rasional terhadap

potensi keuntungan monopolistic ini, kemudian menjadi pendorong utama

inovasi, (Bataris Gorat: 2003).

Perkembangan suatu wilayah selalu diukur dari meningkatnya jumlah

penduduk serta aktivitas masyarakat yang akan berpengaruh terhadap lingkungan

terutama berkaitan dengan kebersihan. Besarnya penduduk dan keragaman

aktivitas di Indonesia mengakibatkan munculnya persoalan dalam kehidupan,

seperti masalah sampah. Diperkirakan hanya sekitar 60% sampah di Indonesia

yang dapat terangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA), yang operasi utamanya

adalah pengurungan (landfilling). Banyaknya sampah yang tidak terangkut

kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung

berdasarkan ritasi truk menuju TPA.

Cara utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampah adalah

pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA. Pengelola kota cenderung

kurang memberikan perhatian yang serius pada TPA tersebut, sehingga muncul

kasus-kasus kegagalan TPA. Pengelola kota nampaknya beranggapan bahwa TPA

yang dipunyainya dapat menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus

memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana tersebut.

Penanganan sampah khususnya di kota-kota besar Indonesia merupakan

salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini menjadi tantangan bagi

pengelola kota. Pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas yang demikian

Page 16: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

5

pesat di Kota-kota besar, telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah

disertai permasalahannya.

Seiring dengan pertambahan penduduk, tambah lama akan tambah banyak

jumlah sampah yang harus ditangani.defisit anggaran dalam penanganan sampah

kota merupakan hal yang biasa terdengar, sehingga agak sulit bagi pengelola

sampah untuk berpikir kedepan dalam upaya pengembangan. Prasarana yang

tersedia tambah akan tambah tua dan tambah terbatas kempuannya.

Disamping itu sebagian besar Pemda sampai saat ini menganggap bahwa

penanganan sampah belum menjadi prioritas penting, apalagi dengan kondisi

ekonomi yang sulit. Dengan demikian beban pengelola sampah kota menjadi berat

kecuali bila cara pandang dalam pengelolaan sampah diperbaiki. Perbaikan ini

tidak dapat dilakukan dalam waktu sekejap, karena menyangkut pula cara

pandang masyarakat penghasil sampah, dan yang juga penting adalah cara

pandang pengambil keputusan baik eksekutif maupun legislative.

Kota Makassar merupakan kawasan strategis, tentu banyak investor yang

tertarik untuk mengembangkan usahanya. Permasalahan sampah yang terjadi di

Kota Makassar adalah semakin banyak sumber-sumber sampah yang

bermunculan,pembangunan usaha dibidang penginapan, penyediaan kebutuhan

pokok yang marak bermunculan.

Produksi sampah di kota Makassar masih menjadi persoalan yang harus

ditangani dengan serius, terlebih pada saat musim hujan, sampah bisa memicu

terjadinya banjir. Tingginya populasi di kota Makassar berdampak langsung

terhadap produksi sampah. Diperkirakan 900 ton sampah yang terbuang di TPA

Page 17: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

6

tiap harinya. Program bank sampah merupakan salah satu metode untuk

mengelola sampah yang ada di Kota Makassar untuk mengurangi reduksi sampah.

Kecamatan Manggala salah satu kecamatan di Kota Makassar yang

mempunyai bank sampah yang dibangun oleh pegadaian setelah berhasil

dilaksanakan di beberapa Kota di Indonesia. Di Kecamatan Manggala mempunyai

inovasi yang cukup menarik, inovasi tersebut membantu memberikan pelajaran

untuk memilih dan memilah sampah kemudian ditukar menjadi tabungan emas

yang disebut dengan bank sampah sektoral clean & gold, kecamatan Manggala

kota Makassar.

Inovasi bank sampah ditukar emas di Kecamatan Maggala Kota Makassar

dapat meningkatkan nilai perekonomian, karena masyrakat dapat memanfaatkan

sampah rumah tangga dan ditukar menjadi tabungan emas.

Penelitian terdahlu dilakukan oleh Andi Firmansyah Dkk, pada tahun

2016, penelitian tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat

tentang pentingnya menjaga lingkungannya.dari penelitian tersebut ditemukan

bahwa di Wilayah Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten

Karawang pengelolaan sampah belum dapat terintis dengan baik.

Penelitian juga dilakukan Ayu Dewanti Dkk, Tahun 2014. Penelitiannya

tentang banyaknya hambatan yang terjadi dalam proses inovasi bank sampah Sri

Wilis, Perum Wilis II Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojokerto, Kota Kediri.

Contohnya ketidaksiapan anggota, ketidaksiapan nasabah dalam simpan pinjam

dan masalah keterlibatan masyarakat sekitar.

Page 18: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

7

Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik membuat karya ilmiah dengan

judul Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala Kota Makassar

dengan alasan apakah penerapan bank sampah ditukar emas di kecamatan

manggala kota Makassar berjalan dengan baik dan juga efektif. Karena kasus

seperti ini masih terbilang baru di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti berusaha

seoptimal mungkin mengkaji masalah dengan batasan:

1. Seberapa efektif inovasi pengelolaan sampah yang ditukar emas di

Kecamatan Manggala Kota Makassar

2. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung pengelolaan sampah

yang ditukar emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektifitas inovasi pengelolaan sampah yang ditukar

emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pengelolaan

sampah yang ditukar emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Untuk mengukur efektifitas penerapan bank sampah yang ditukar

dengan emas di Kecamatan Manggal Kota Makassar

Page 19: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

8

2. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi pihak lain yang

tertarik untuk meneliti topic yang sama.

Page 20: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi

Rogers dalam Suwarno,( 2007,3) menjelaskan inovasi adalah sebuah ide,

praktek, atau objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lain.

Menurut Mckeown dalam Ancok, (2012,34-35) bahwa inovasi adalah suatu

bentuk perubahan dari suatu hal, baik yang bersifat inkremental (sedikit demi

sedikit), maupun perubahan yang radikal. Penerapan inovasi dalam kehidupan

masyarakat akan mendapatkan manfaat dari segi social dan ekonomi.

Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang

dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003)

inovasi yaitu: sebagai kemampuan untuk menerap-kan kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya

kehidupan.

Muluk (2008, h.46-47) membagi inovasi menjadi tiga level, yaitu inovasi

incremental, radikal dan transformative. System inovasi daerah diperlukan untuk

meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan

masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi secara terarah dan

berkesinambungan. Inovasi Inkremental, berarti inovasi yang membawa

perubahan-perubahan kecil terhadap proses atau layanan yang ada.

Inovasi Radikal, merupakan perubahan mendasar dalam pelayanan public

atau pengenalan cara-cara yang sama sekali baru dalam proses keorganisasian

atau pelayanan.inovasi jenis ini jarang sekali dilakukan karena membutuhkan

Page 21: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

10

dukungan politik yang sangat besar karena memiliki resiko yang besar pula.

Inovasi radikal diperlukan untuk membawa perbaikan yang nyata dalam kinerja

pelayanan public dan memenuhi harapan pengguna layanan yang lama terabaikan

(Muluk, 2008:46).

Inovasi Transformatif atau sistematis, membawa perubahan dalam struktur

angkatan kerja dan keorganisasian dengan mentransformasi semua sector secara

dramatis mengubah hubungan keorganisasian. Inovasi jenis ini membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan

membutuhkan perubahan mendasar dalam susunan social, budaya dan organisasi

(Muluk, 2008:47).

Dilihat dari segi prosesnya, inovasi juga dapat dibedakan menjadi dua

kategori, yaitu: Sustaning Innovation (inovasi terusan) merupakan proses inovasi

yang membawa perubahan baru namun dengan tetap mendasarkan diri pada

kondisi pelayanan dan system yang sedang berjalan atau produk yang sudah ada.

Distcontinues Innovation (inovasi terputus) merupakan proses inovasi yang

membawa perubahan yang sama sekali baru dan tidak lagi berdasar pada kondisi

sebelumnya. (Muluk, 2008:48)

Sebastian (2014, h.12) mengungkapkan inovasi atau innovation berasal

darikata toinnovate yang berarti melakukann suatu perubahan atau

memperkenalkan sesuatu yang baru, yang memberikan nilai tambah (addeevalue).

Ada tiga tipe dari inovasi menurut Sebastian (2014, h.37) sebagai berikut: yang

pertama Product Innovation, sebuah inovasi dimana produk yang sudah ada

dimodifikasi sehingga menghasilkan nilai tambah baik dari segi fungsi maupun

Page 22: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

11

penggunaan. Kedua Process Innovation, bentuk inovasi dengan memperkenalkan

suatu metode tertentu sehingga proses pekerjaan bisa dilakukan dengan efektif

dan lebih efisien. Ketiga Quality Innovation, sebuah bentuk inovasi yang mampu

meningkatkan kualitas produk atau jasa.

Secara umum inovasi seringkali diterjemahkan sebagai penemuan baru.

Namun sebenarnya aspek kebaruan dalam inovasi sangat ditekankan untuk

inovasi swasta atau di sector industry. Sedangkan, inovasi pada sector public lebih

ditekankan pada aspek perbaikan yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut,

yaitu pemerintah mampu memberikan pelayanan secara efektif, efisien dan

berkualitas, murah dan terjangkau (Wijayanti, 2008:42)

Dalam penerapan inovasi memiliki atribut yang melekat dalam inovasi

tersebut. Atribut inovasi yang dimaksud menurut Rogers (Suwarno, 2008: 16-18),

Antara lain sebagai berikut: (1) Relative Advantage atau keuntungan relatif,

sebuah inovasi harus memiliki keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan

inovasi sebelumnya. Selalu ada nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang

menjadi ciri dan dapat membedakannya dengan yang lain. (2) Compatibility atau

kesesuaian, inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan inovasi

yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta

dibuang begitu saja. (3) Complexity atau kerumitan, dengan sifatnya yang baru,

maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi

dibandingkan dengan yang sebelumnya. (4) Triability atau kemungkinan dicoba,

inovasi hanya bisa diterima apabilah telah teruji dan terbukti mempunyai

keuntungan atau nilai lebih dari inovasi sebelumnya. (5) Observability atau

Page 23: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

12

kemudahan diamati, sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi

sebagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Tujuan Inovasi adalah upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan

mengembangkan organisasi dalam sebuah lingkungan. Adanya inovasi dalam

organisasi tersebut diharapkan dapat menanggapi kompleksitas lingkungan dan

perubahan lingkungan terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya serta

persaingan produk dan jasa (Faiz, 2016:9).

1. Prinsip Inovasi

Sama seperti kegiatan lainya, inovasi merupakan hasil kerja keras yang

memerlukan pengetahuan dan kemurnian. Memang ada orang yang sangat

berbakat, tetapi bakat mereka pada bidang yang jelas. Oleh karena itu, seorang

innovator yang berhasil jarang berada pada dua bidang atau lebih. Thomas Edison

misalnya, hanya pada bidang kelistrikan dan Citibank hanya pada bidang

keuangan. Apabila bakat, kemurnian dan pengetahuan sudah tersedia dan bekerja,

apa yang diperlukan inovasi adalah kerja keras yang terfokus dan bertujuan.

Tanpa kesungguhan, bakat, kemurnian dan pengetahuan tidak ada artinya. (Gorat,

Bataris. 2003)

Kenyataannya, tidak seorangpun dapat memastikan apakah inovasi akan

mengakhiri sebuah bisnis besar, mengubah aturan main atau hanya sebuah prestasi

biasa. Akan tetapi, tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma,

menentukan arah teknologi atau industry, tentunya menciptakan bisnis dan berada

didepan. Apabila dari awal tidak dimaksudkan sebagai Leader, tidak mengubah

lingkungan hidup, inovasi tersebut tidak cukup inovatif.

Page 24: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

13

Adapun level innovative governance dilihat dari sejauhmana pelaksanaan

dari kriteria best practices menurut United Nations (Sangkala, 2014:8), terdiri

atas:

1. Dampak (impact) adalah sebuah best practices harus menunjukkan

sebuah dampak positif dan dapat dilihat (tangibel) dalam meningkatkan

kondisi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan tidak

beruntung.

2. Kemitraan (partnership) adalah sebuah best practices harus didasarkan

pada sebuah kemitraan antar aktor-aktor yang terlibat, setidaknya

melibatkan dua pihak.

3. Keberlanjutan (sustainability) adalah sebuah best practices harus

membawa perubahan dasar dalam wilayah permasalahan berikut:

a. Legislasi, kerangka pengaturan oleh hukum atau standar formal yang

menghargai isu-isu dan masalah yang dihadapi.

b. Kebijakan sosial dan atau strategi sektoral didaerah yang memilik

potensi bagi adanya replikasi dimanapun.

c. Kerangka institusional dan proses pembuatan kebijakan yang memilki

kejelasan peran dan tanggung jawab beragam tingkatan dan kelompok

aktor seperti pemerintah pusat dan daerah, LSM dan organisasi

masyaratkat.

d. Efisiensi, transparan dan sistem manajemen yang akuntabel dapat

membuat lebih efektif penggunaan sumber daya manusia, teknik dan

keuangan.

Page 25: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

14

4. Kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership & community

empowerment), yakni:

a. Kepemimpinan yang menginspirasikan bagi adanya tindakan dan

perubahan termasuk didalamnya perubahan dalam kebijakan pubik.

b. Pemberdayaan masyarakat, rukun tetangga dan komunitas lainnya

serta penyatuan terhadap kontribusi yang dilakukan oleh masyarakat

tersebut.

c. Penerimaan dan bertangggungjawab terhadap perbedaan sosial dan

budaya.

d. Kemungkinan bagi adanya transfer (transferability) pengembangan

lebih lanjut dan replikasi.

e. Tepat bagi kondisi lokal dan tingkatan pembangunan yang ada.

5. Kesetaraan gender dan pengecualian sosial (gender equality & social

inclusion) yakni inisiatif haruslah dapat diterima dan merupakan respon

terhadap perbedaan sosial dan budaya, mempromosikan kesetaraan dan

keadilan sosial atas dasar pendapatan, jenis kelamin, usia dan kondisi

fisik/mental serta mengakui dan memberikan nilai terhadap kemampuan

yang berbeda.

6. Inovasi dalam konteks lokal dan dapat ditransfer (innovation within local

content & transferability) yakni bagaimana pihak lain dapat belajar dan

cara yang digunakan untuk membagi serta mentransfer pengetahuan,

keahlian dan pelajaran untuk dapat dipelajari tersebut.

Page 26: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

15

2. Peluang Inovasi

Menurut Drucker (HBR, 2002), inovasi merupakan kerja nyata yang dapat

dan harus dikelola, sama seperti fungsi organisasi lainnya. Inovasi adalah sebuah

fenomena yang bergantung pada kendali manusia. Lebih lanjut menurut Drucker,

inovasi lebih merupakan hasil pemanfaatan peluang-peluang yang dilakukan

secara sistematis dan bertujuan.

Kesalahan terburuk yang dapat dilakukan sebuah perusahaan menurut

Levitt (HBR, 2002) adalah menyerahkan urusan inovasi kepada orang yang

menghasilkan gagasan-gagasan komplusif atau kepada mereka yang tidak

memahami realitas sesungguhnya kehidupan organisasi, sehingga tidak dapat

dijadikan proyek yang nyata.

Pemanfaatan peluang inovasi secara sistematis dan bertujuan dimulai

dengan analisis sumber-sumber peluang. Tergantung pada konteksnya, sumber-

sumber peluang ini memiliki tingkat kegunaan yang berbeda. Akan tetapi, apapun

situasinya, para innovator harus menganalisis semua sumber-sumber peluang yang

ada. (Gorat, Bataris. 2003)

Memenagkan persaingan atau memperthankan identitas lewat inovasi

adalah tetntang kemampuan memanfaatkan peluang melebihi pesaing. Ini dapat

menyangkut pemanfaatan ketidaksinambungan dalam pengetahuan dan teknologi

yang secara proaktif membentuk sumber-sumber peluang, baik untuk masa kini

maupun masa depan. (Gorat, Bataris. 2003)

Oleh karena itu, para innovator harus mampumerangkul dan bersahabat

dengan ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan ketidaksinambungan tersebut

Page 27: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

16

melalui inovasi dalam artimenjadi lebih baik, lebih handal, lebih menarik dan

lebih berguna. (Gorat, Bataris. 2003)

Mengingat inovasi bersifat konseptual dan perseptual, maka para innovator

sering harus keluar dari perspektifnya, mengamati dan mendengar. Selanjutnya

para innovator harus mengidentifikasi pengguna potensial, mempelajari harapan-

harapan, nilai-nilai dan kebutuhan mereka. Dengan kata lain, inovasi harus

mengarah pada desain yang dapat diproduksi dan jual, oleh karena itu,innovator

yang berhasil menggunkan kedua sisi otaknyta. (Gorat, Bataris. 2003)

3. Faktor Penghambat Inovasi

Inovasi tidak terjadi secara mulus atau tanpa resistensi. Banyak dari kasus

inovasi diantaranya justru terkendala oleh berbagai factor. Biasanya budaya

menjadi factor penghambat terbesar dalam mempenetrasikan sebuah inovasi.

Hambatan inovasi ada delapan jenis. Salah satunya yang dimaksud dengan

budaya risk aversion adalah budaya yang tidak menyukai resiko. Hal ini

berkenaan dengan sifat inovasi yang memiliki segala resiko, termasuk resiko

kegagalan. Sector public, khususnya pegawai cenderung enggan berhubungan

dengan resiko, dan memilih untuk melaksanakan pekerjaan secara procedural-

administratif dengen resiko minimal. Selain itu, secara kelembagaanpun, karakter

unit kerja disektor public pada umumnya tidak memiliki kemampuan untuk

menangani resiko yang muncul akibat dari pekerjaannya.

Hambatan lainnya adalah ketergantungan terhadap figure tertentu yang

memiliki kerja tinggi, sehingga kecenderungan kebanyakan pegawai di sector

Page 28: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

17

public hanya menjadi followe. Ketika figure tersebut hilang, maka yang terjadi

adalah stagnasi dan kemacetan kerja.

Selain itu, hambatan anggaran yang periodenya terlalu pendek, serta

hambatan administrative yang membuat system dalam berinovasi menjadi tidak

fleksibel. Sejalan dengan itui juga, biasanya penghargaan atas karya-karya

inovatif masih sangat sedkit. Sangat disayangkan hanya sedikit apresiasi yang

layak atas prestasi pegawai atau unit yang berinovasi.

Sebuah inovasi dalam organisasi selalu memiliki 2 (dua) konsekuensi

adalah barhasil atau gagal. Namun tidak jarang kita jumpai penerapan inovasi

dalam organisasi mengalami kegagalan. Dengan adanya persepsi masyarakat yang

menganggap inovasi sulit untuk dilaksanakan. Biasanya budaya menjadi faktor

penghambat terbesar dalam mengimplementasikan inovasi.

Salah satunya adalah budaya risk aversion yaitu budaya yang tidak

menyukai resiko. Hal ini di sebabkan oleh sifat inovasi yang memiliki segal

resiko, termasuk resiko kegaglan dsektor publik, khususnya pegawai cenderung

enggan berhubungan dengan resiko dan memilih untuk melaksanakan sesuai

dengan prosedural administratif yang memiliki resiko minimal. Selain itu secara

kelembagaan pun karakter unit kerja di sektor publik pada umumnya tidak

memiliki kemampuan untuk menangani resiko yang muncul dari pekerjaan (Faiz,

2016:13).

Hambatan lain merupakan ketergantungan terhadap figur tertentu yang

memiliki kinierja tinggi, sehingga kecenderungan kebanyakan pegawai di sektor

publik hanya menjadi follower. Ketiga figur tersebut hilang maka yang terjadi

Page 29: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

18

adalah stagnasi dan kemacean kerja. Kemudian hambatan anggaran yang

periodenya terlau pendek, serta hambatan administratif yang membuat sistem

dalam bernovasi menjadi tidak fleksibel (Albury dalam Suyono, 2016:21).

Menurut Mulgan dan Albury (Junior, 2016:9) terdapat delapan

penghambat dalam inovasi, antara lain:

1. Keengganan untuk menutup program atau organisasi yang gagal

(Reluctance to close down failing program or organization),

2. Tingginya ketergantungan pada salah satu pihak sebagai sumber inovasi

(Over-reliance on high performers as source of innovation),

3. Teknologi tersedia tetapi tidak sesuai dengan budaya organisasi

(Technologies available but constraining cultural or organizational

arrangement).

4. Tidak ada imbalan atau insentif untuk berinovasi atau mengadopsi inovasi

(No rewards or incentives to innovate or adopt innovations).

5. Rendahnya kemampuan (Poor skills in active risk or change

management).

6. Perencanaan dan penganggaran jangka pendek (Short-term budget and

planning horizons),

7. Adanya tekanan administrasi (Delivery pressures and administrative

burdens),

8. Budaya menghidari resiko (Culture of risk aversion).

Dari berbagai kendala yang dikemukakan diatas secara sederhana dapat di

temukan adanya 3 (tiga) faktor keberhasilan inovasi, yaitu keterampilan dan

Page 30: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

19

pengetahuan, motivasi, serta lingkungan yang kondusif. Ketiga hal ini harus

dilakukan secara berkelanjutan sebagai sebuah strategi menumbuhkan inovasi

dalam organisasi. Inovasi yang berhasil menghendaki adanya sistem

pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Selain melakukan pelatihan-

pelatihan dan pembimbingan untuk replikasi inovasi, juga harus dibarengi dengan

pemberian konsultasi dari pimpinan yang memiliki gagasan inovasi (Faiz,

2017:14).

4. Inovasi dan Pemerintahan

Menurut laporan UNDESA, keharusan sector public berinoivasi karena

alasan-alasan berikut:

1. Demokratisasi

Fenomena demokratisasi telah menyebar keseluruh dunia, melewati batas-

batas kedaulatan, ideology dan politik bangsa-bangsa.

2. Perjanjian Internasional/glocalization

Perjanjian internasional sebagai bagian dari konsekuensi globalisasi dan

interaksi antar bangsa dalam rangka kerja sama.

3. Brain Drain

Fenomena human capital fight yang terjadi dari Negara berkembang ke

Negara maju, sehingga terjadi ketidak seimbangan persenaran sumber

daya manusia unggulan. Alhasil kesenjangan social ekonomi politik

Antara Negara maju dan Negara berkembang makin melebar.

4. Negara Pasca Konflik, Demokrasi dan Ekonomi Transisi

Page 31: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

20

Beberapa Negara baru saja melewati konflik dan instabilitas poloitik

akibat perang atau firiksi kepentingan politik dalam negri. Saat ini mulai

mengadopsi system demokrasi serta mengalami transisi.

5. Moral Pegawai Negri

Moralitas menjadi salah satu isu integritas pegawai dalam penataan

birokrasi yang lebih baik.

6. Sumber Baru Persaingan: Privatisasi dan Outsourcing

Privatisasi dan outsourcingf adalah fenomena organisasional yang telah

menambah sector public sejak lama. Hal ini berdampak pada perubahan

struktur, budaya dan lingkungan dinamis organisasai.

Dalam hal inovasi di sector public, pemerintah mempunyai tiga peranan

kebijakan terkait dengan inovasi yaitu:

1. Inovasi kebijakan

2. Inovasi dalam pembuatan kebijakan

3. Kebijakan untuk mengembangkan inovasi dan penyebarannya

B. Pengelolan sampah

1. Sampah

Menurut Azwar (1990:53), Sampah adalah sesuatu yang tidak

dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus

dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya,

sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai

terjadi.

Page 32: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

21

Kodoatie (2003:312) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan

yang bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan

perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian

dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak menganggu

kelangsungan hidup.

Menurut Hadiwiyoto (1983:25), klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya

dibagi menjadi 2 macam yaitu ;

1. Sampah organik, yaitu sampah yang terdiri dari daun-daunan, kayu, kertas,

karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur dan buah. Sampah organik

adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik yang tersusun

oleh unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini mudah di

degradasi oleh mikrobia.

2. Sampah anorganik, yaitu sampah yang terdiri dari kaleng, plastik, besi dan

logam-logam lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak tersusun

oleh senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat terdegradasi oleh

mikrobia.

Menurut Hadiwiyoto (1983:24), berdasarkan lokasinya, sampah dapat

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1. Sampah kota (urban) yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar.

2. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di luar

perkotaan, misalnya di desa, di daerah permukiman dan di pantai.

Page 33: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

22

Sampah pada umumnya dianggap sebagai benda yang tidak berguna,

kompleks seiring dengan berkembangnya aktivitas ekonomik. Sehingga disikapi

dengan kaidah not in my backyard (NIMBY). Pada prinsipnya jumlah sampah

akan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Selain

jumlahnya, jenis dan dampak dari sampah juga semakin beragam, ketika dalam

aktivitas ekonomik tersebut terlibat teknologi-teknologi baru. Misalnya, produksi

bahan-bahan transgenic akan menghasilkan sampah transgeni, produksi bahan

radioaktif. Jadi, permasalahan sampah akan cenderung semakin kompleks seiring

dengan berkembangnya aktivitas ekonomi. (Madani, 2011:12)

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup

masyarakat telah meningkatkan jumlah, jenis, dan keberagaman karakteristik

sampah. Meningkatnya daya beli masyrakat terhadap berbagai jenis bahan pokok

dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang

pertumbuhan pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi

yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya

volume sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak

mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan

selain akan dapat menimbulkan dampak negative terhadap kesehatanjuga akan

sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman,

hutan, persawahan, sungai dan lautan. (Madani, 2011:12)

Sebuah pendekatan pengelolaan sampah yang konvensional, yang masih

umum dipraktikkan, adalah yang bersifat pasif, instruksional dengan penekanan

pada pengelolaan sampah diujung proses produksi ekonomi (dikenal sebagai

Page 34: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

23

endof pipe approach). Pengelolaan sampah dengan pendekatan seperti ini tidak

mendorong inovasi dalam aktivitas ekonomik yang diperlukan untuk memasukkan

nilai-nilai lingkungan dan keberlanjutan pembangunan kedalam aktivitas tersbut.

Pengelolaan sampah yang bersifat instruktif (top-down) juga kurang kondusif bagi

terjadinya pembelajatan masyarakat. (Madani, 2011:12)

2. Jenis dan Sumber Sampah

Jenis dan sumber sampah menurut Widyatmoko (2002:2), dapat

dikelompokan menjadi :

1. Sampah rumah tangga, terdiri dari:

a. Sampah basah yaitu sampah yang terdiri bahan-bahan organik

yang mudah membusuk yang sebagaian besar adalah sisa

makanan, potongan hewan, sayuran dan lain-lain.

b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi,

kaleng bekas dan sampah kering yang non logam misalnya

kertas, kayu, kaca, keramik, batu-batuan dan sisa kain.

c. Sampah lembut, misalnya sampah debu yang berasal dari

penyapuan lantai, penggergajian kayu dan abu dari sisa

pembakaran kayu.

d. Sampah besar yaitu sampah yang terdiri dari buangan ruamah

tangga yang besar-besar seperti meja, kursi dan lain-lain.

Page 35: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

24

2. Sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan komersial

seperti pasar, perkotaan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan dan

lain-lain.

3. Sampah bangunan, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan

termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen,

kayu, batubata dan sebagainya.

4. Sampah Fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan

pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat

rekreasi dan fasilitas umum lainnya.

3. Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah ialah usaha mengatur atau mengelola sampah dari

proses pengumpulan, pemisahan, pemindahan sampai pengolahan dan

pembuangan akhir (Cipta Karya, 1993). Pengelolaan sampah terdiri dari 2 jenis

yaitu pengelolaan setempat (individu) dan pengelolaan terpusat untuk lingkungan

atau perkotaan.

Menurut Kodoatie (2003:217), Sistem pengelolaan sampah perkotaan pada

dasarnya dilihat dari komponen-komponen yang saling mendukung satu dengan

yang lain saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yaitu kota yang bersih sehat

dan teratur. Komponen tersebut adalah teknik, intuitusi, finansial, hokum serta

peran masyarakat.

Karena system pengelolaan sampah padat perkotaan harus utuh dan tidak

terpotong rantai ekosistemnya maka diperlukan tindakan terkordinatif,

sinkronisasi dan simplikasi. Untuk peningkatan penanganan sampah banyak hal

Page 36: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

25

yang harus ditinjau diantaranya operasional pengumpulan, pengangkutan dan

pembuangan akhir serta peralatan yang digunakan. Disamping itu yang sangat

berperan adalah aspek organisasi dan manajemen di dalam pengelolaannya.

Menurut SK SNI T-13-1990-F, pada dasarnya sistem pengelolaan sampah

perkotaan dilihat sebagai komponen-komponen subsistem yang saling

mendukung, saling berinteraksi, dan saling berhubungan satu sama lain.

4. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Kastaman (2004) dalam Koesrimardiyati (2011) mendefinisikan

pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebagai suatu pendekatan pengelolaan

sampah yang didasarkan pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah dan

lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator. Douglas, dkk (1994)

menyatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup memerlukan adanya fasilitas

dan implementasi upaya berbasis masyarakat sebagai suatu strategi pemberdayaan

dan peningkatan akses mereka kepada sumber dya lingkungan hidup yang

penting, terutama tanah, infrastruktur, dan pelayanan.

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat sangat penting, karena kegiatan

tersebut dilakukan oleh anggota komunitas itu sendiri. Mereka mengambil

keputusan yang terkait dengan kehidupan mereka sendiri. Hal ini akan menjadi

lebih tepat gun ajika disesuaikan dengan kebutuhan local serta prioritas dan

kapasitas mereka (Sutandyo-Buchholz, 2005 dalam Koesrimardiyati, 2011).

Perencanaan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat

merupakan suatu proses yang mempersiapkan seperangkat keputusan untuk

melakukan tindakan dimasa depan. Tahap perencanaan merupakan tahapan

Page 37: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

26

awal dalam proses pelaksanaan program pembangunan pengelolaan sampah. Hal

ini dimaksudkan bahwa perencanaan akan memberikan arah, langkah atau

pedoman dalam proses pembangunan dimaksud. Pada tahapan ini akan ditelusuri

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan masyarakat, dimulai dari keterlibatan

mereka dalam menyusun rencana program yang diaktualisasikan melalui

keaktifannya dalam setiap rapat dan inisiatif diadakannya rapat, danketerlibatan

dlam memberikan pendapat, tanggapan masyarakat serta pengembangan terhadap

upaya pengelolaan sampah, sampai dengan keterlibatan mereka dalam

pengambilan keputusan terhadap program yang direncanakan. Melalui interaksi

dan komunikasi, perencanaan bersama dengan masyarakat membantu

mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan, memahami situasi dan

mengidentifikasi solusi bagaimana meecahkan masalah-masalah yang dimaksud.

Dalam konteks ini perencanaan adalah aktivitas moral, perencanaan merupakan

komunikator yang menggunakan bahasa sederhana dalam pekerjaannya agar

membuat logic dan perilaku manusia. Kunci dari gagasan perencanaan dan

pembelajaran social adalah evolusi dari desentralisasi yang membantu orang-

orang untuk memperoleh akses yang lebih dalam pengambilan keputusan yang

mempengaruhi kehiduan mereka (Hadi, 2001:19).

Pengetahuan, sikap, dan keterampilan warga mengelolah sampah rumah

tangga untuk melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan

sampah (Akhtar dan Soetjipto, 2014). Penilaian sampah rumah tangga yang

termasuk kategori sampah organic dapat dijadikan kompos seddangkan sampah

anorganik ditabung ke bank sampah untuk didaur ulang kembali dan dapat

Page 38: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

27

dijadikan bahan yang bernilai ekonomis (Jumar dkk, 2014) adaptasi bank sampah

pada setiap komunitas sangat ditentukan partisipasi warga yang juga akan

menentukan keberlanjutan program bank sampah sehingga pengelolaan berbasis

komunitas menjadi perlu diperhatikan (Kristina, 2014).

5. Bank Sampah

Pada dasarnya bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah

kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankkan, tetapi yang

ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung (menyerahkan

sampah) juga disebut nasabah dan memiliki buku tabyngan serta dapat meminjam

uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.

Sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang,

kemudian akan dijual di pabrik yang sudah bekerjasama dengan bank sampah.

Sementara plastic kemasan dapat dibeli oleh pengurus PKK setempat untuk didaur

ulang menjadi barang-barang kerajinan (Anonim, 2012)

Strategi nasional kebijakan penanganan sampah melalui program 3R

adalah: pengurangan sampah, penanganan sampah, pemanfaatan sampah,

peningkatan kapasitas pengelolaan, dan pengembangan kerja sama. Sedangkan

UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah mengatakan bahwa

pengelolaan sampah rumah tangga, terdiri dari pengurangan sampah dan

penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud, meliputi: pembatasan

timbulan sampah, daur ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah.

Pengelolaan sampah di tingkat komunitas melalui Bank Sampah, pertama

kali dilakukan sejak 2008 lalu di Desa Badegan Kabupaten Bantul, Provensi

Page 39: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

28

Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan nama Bank Sampah Gemah Ripah. Ide

pendiriannya tercetus karena banyaknya kasus demam berdarah di Bantul, dan

kasusnya meningkat tajam seiring dengan banyaknya tumpukan sampah.

Setelahnya, daerah-daerah lain juga turut mendirikan Bank Sampah dan dari

waktu ke waktu perkembangannya makin meningkat. (Suriyani, 2014)

Tujuan utama pendirian bank sampah adalah buntuk membantu menangani

pengelolaan sampah di Indonesia. Tujuan selanjutnya adalah untuk menyadarkan

masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank Sampah juga

didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam

masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.

Bank sampah adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai macam sampah yang

telah dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ketempat bengkel

kerja lingkungan, hasil setoran sampah akan ditabung dan dapat diambil atau

dicairkan dalam jangka waktu tertentu dengan mengadopsi prinsip perbankan, jadi

penyetor sampah akan mendapat buku tabungan. (Suriyani, 2014)

Bank Sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan

hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan

pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. Manfaat

lain Bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan

masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan menmdapatkan

imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki.

(Suriyani, 2014)

Page 40: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

29

Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat

tabungannya sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung

tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa makanan poko seperti gula,

sabun, minyak dan beras, pembelian pulsa telpon genggam, listrik, pembayaran

jasa layanan air bersih, bahkan biaya sekolah, kredit kepemilikan barang, dan

asuransi kesehatan.(Suriyani, 2014)

C. Kerangka Pikir

Dalam rangka untuk melancarkan program bank sampah sebuah inovasi

yang dilakukan pemerintah kecamatan manggala yaitu sampah ditukar emas dan

sesuai dengan UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Tentunya

perlu sebuah prinsip atau level invosi sebagai tolak ukur untuk menilai inovasi

program bank sampah di kecamatan Manggala Kota Makassar yaitu dampak

(impact), kemitraan (partnership), keberlanjutan (sustainability) kepemimpinan

dan pemberdayaan masyarakat (leadership and community empowerment).

Pada gambar 2.1 kerangka pikir ini memberikan prinsip atau level inovasi

sebagai tolak ukur pelaksanaan program inovasi bank sampah di Kecamatan

Manggala Kota Makassar dan di dukung UU No 18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah.

Page 41: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

30

Bagan Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pikir di atas, maka yang menjadi focus

penelitian adalah Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala Kota

Makassar

E. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Dampak (impact) sejauhmana program inovasi bank sampah di Kecamatan

Manggala Kota Makassar memberikan dampak positif terhadap pihak-pihak

Inovasi Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Manggala Kota Makassar

Kriteria Inovasi

1. Dampak 2. Kemitraan 3. Keberlanjutan 4. Kepemimpinan dan

Pemberdayaan

Terwujudnya Inovasi Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Manggala Kota Makassar

Faktor Penghambat

Faktor Pendukung

Page 42: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

31

yang berkaitan terutama masyarakat. Oleh karenanya, semakin baik dampak

yang dirasakan oleh masyarakat, maka semakin inovatif program tersebut.

2. Kemitraan (partnership) sejauhmana bentuk kerjasama dari berbagai

stakeholder dalam pelaksanaan program inovasi bank sampah di Kecamatan

Manggala Kota Makassar. Keterlibatan masyarakat, swasta dan pemerintah

dalam pelaksanaan program tersebut adalah cerminan dari prinsip inovasi

yang baik.

3. Keberlanjutan (sustainability) berlanjutnya sebuah program menjadi sangat

penting ketika inovasi pada pelaksanaan program bank sampah dalam hal ini

sampah ditukar emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar memberikan

manfaat dan perubahan yang lebih baik.

4. Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat (leadership and community

empowerment) sebuah inovasi tidak lepas dari sikap pemimpinnya yang

tidak hentinya melakukan perubahan dalam inovasi pada pelaksanaan

program bank sampah dalam hal ini sampah ditukar emas di Kecamatan

Manggala Kota Makassar. Tentu peran masyarakat sangat dibutuhkan

mengingat untuk membantu proses pelaksanan program inovasi tersebut.

Page 43: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan. Adapun lokasi penelitian ini

dilakukan di wilayah Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar dengan alasan

untuk meneliti dan mengetahui inovasi program bank sampah dalam hal ini sampah

ditukar emas.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

digunakan untuk meneliti keadaan yang alamiah. Peneliti merupakan

instrument penting untuk mengumpulkan data secara trigulasi (gabungan),

analisis datayang bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generelisasi (Sugiyono, 2013:1)

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif,

dimana tipe penelitian ini menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih

luas (Sugiyono 2014:3) suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk

Page 44: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

33

memberikan gambaran umum berbagai macam data yang dikumpul dari

lapangan secara objektif. Sedangkan dasar penelitiannya adalah survey

yakni tujuan dari penelitian deskriptif ini merupakan gambaran mengenai

situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis, factual dan akurat

mengenai fakta-fakta dari inovasi program bank sampah dalam hal ini

sampah ditukar emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar.

C. Sumber Data

Menurut sugiyono (2013:2) kriteria dalam penelitian kualitatif merupakan

data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya sebagaimana adanya,

bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna balik

yang terlihat dan terucap tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu data hasil penelitian yang didapatkan melalui dua sumber data, yaitu primer dan

skunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2015:403) mendefinisikan bahwa data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dengan cara melakukan

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan

dengan program inovasi bank sampah di Kecamatan Manggala Kota

Makassar.

Page 45: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

34

2. Data Skunder

Menurut Sugiyono (2014:131) data skunder merupakan sumber data

penelitian secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain. Data skunder berupa dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan dengan teknik Purposive

Sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalkan orang tersebut

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi social yang

diteliti (Sugiyono 2014:53-54)

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang akan diteliti. Sumber informan merupakan informasi dari

pemerintah dan pihak-pihak yang terkait dengan program inovasi bank sampah dalam

hal ini sampah ditukar emas di Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Adapun informan tersebut sebagai berikut:

1. Pemerintah Kecamantan Manggala

2. Pegadaian

3. Masyarakat

Page 46: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

35

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:63) mendefinisikan bahwa dalam penelitian

kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan natural setting (kondisi yang

alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada

observasi, serta wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian data yang digunakan dalam peneliti

merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dengan

dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan serangkaian Tanya jawab untuk

memperoleh data secara langsung dari informan penelitian. Dalam

penelitian ini wawancara dilakukan dengan bertatap muka secara langsung

dengan informan dan mempertanyakan hal-hal yang erat kaitannya dengan

pokok-poko masalah yang diangkat.

2. Dokumentasi

Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data melalui dokumen atau

buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sihingga

menunjang kerelevanan data. Metode dokumentasi diganakan untuk

mengungkap serta melengkapi informasi yang berkaitan dengan pokok

permasalahan.

Page 47: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

36

3. Observasi

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pengamatan

secara langsung terhadap objek yang akan diteliti, sehingga mendapatkan

data-data factual dari objek tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

dikemukakan oleh Miles dan A.Michael Hurman dalam Sugiyono (2012:92) memiliki

tiga langkah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi9 Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok dan

memfokuskan pada hal; yang penting. Reduksi data juga berarti

komponen pertama dalam analisis data yang memperpendek,

mempertegas dan membuang hal yang dirasa tidak penting ataupun tidak

berkaitan dengan focus penelitian sehingga penarikan kesimpulan dapat

dilakukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah bentuk rakitan data dalam uraian singkat.

Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitan kualitatif adalah

bersifat naratif. Hal ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi

secara lebih mudah.

3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Page 48: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

37

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpuilan.

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

berkembang setelah peneliti ada dilapangan. Kesimpulan penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum ada yang

bersifat deskripsi atau gambaran yang sebelumnya belum jelas menjadi

jelas.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiyono (2012:121) uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas

data, uji transferability, uji depanability, dan uji comfirmability. Keabsahan data pada

penelitian ini diperiksa menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan

teknik trigulasi. Trigulasi merupakan pengecekan dengan berbagai cara, berbagai

sumber, dan berbagai waktu,. Dengan demikian terdapat tiga trigulasi dalam

keabsahan data, yaitu trigulasi sumber, trigulasi teknik, dan trigulasi waktu.

1. Trigulasi Sumber

Trigulasi sumber digunakan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui berbagai sumber. Kemudian beberapa sumber tersebut,

data dideskripsikan data dan dikategorikan berdasarkan pandangannya

sama atau tidak

Page 49: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

38

2. Trigulasi Teknik

Trigulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Jika menghasilkan data yang

berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan

sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data

mana yang dianggap benar.

3. Trigulasi Waktu

Trigulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

waktu atau situasi yang berbeda.

Page 50: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian.

1. Gambaran Umum Wilayah Kota Makassar

Deskripsi umum hasil penelitian dipaparkan dalam pembahasan ini

bertujuan untuk memberi gambaran yang komprehensif tentang objek

penelitian dan juga menjadi bahan informasi guna menganalisis lebih

lanjut tentang Inovasi Pengelolaan Sampah di Kota Makassar.

a. Letak Geografis dan Topografis Kota Makassar

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang

terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung

Pandang, yang terletak antara antara 119:18'38” sampai

119:32'31”Bujur Timur dan antara 5:30'30” sampai 5:14'49” Lintang

Selatan. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan

0-2: (datar) dan kemiringan lahan 3-15: (bergelombang) dengan

hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25

meter dari permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan Kota Makassar

sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat

turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang. Secara umum

topografi kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

sebagai berikut:

1) Bagian barat ke arah utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai,

Page 51: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

40

2) Bagian timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di

Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang dan lain sebagainya.

Secara Administratif, Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan, yaitu:

Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate, Rappocini, Makassar, Ujung

Pandang, Wajo, Bontoala, ujung Tanah, Tallo, Panakukkang, Manggala,

Biringkanaya dan Tamalanrea.

Kota Makassar cukup unik dengan bentuk mnyudut di bagian Utara,

sehingga mencapai dua sisi pantai yang saling tegak lurus di bagian Utara dan

Barat. Di sebelah Utara kawasan pelabuhan hingga Tallo telah berkembang

kawasan campuran termasuk di dalamnya armada angkutan laut,

perdagangan, pelabuhan rakyat dan samudera, Sebagai rawa-rawa, tambak,

dan empang dengan perumahan kumuh hingga sedang.

Kawasan pesisir dari arah Tengah ke bagian Selatan berkembang

menjadi pusat kota (Centre Busines District) dengan fasilitas perdagangan,

pendidikan, pemukiman, fasilitas rekreasi dan resort yang menempati pesisir

pantai membelakangi laut yang menggunakan lahan hasil reklamasi pantai.

Kenyataan di atas menjadikan beban kawasan pesisir kota Makassar saat ini

dan dimasa mendatang akan semakin berat terutama dalam hal daya dukung

dan aspek fisik lahan termasuk luasnya yang tertabatas. Ditambah lagi

pertumbuhan dan perkembangan penduduk sekitarnya yang terus

berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya di dalamnya.

Page 52: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

41

Tabel 1.2 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Makassar

Sumber: BPS Kota Makassar Tahun 2015

Tabe 1.3 Wilayah Administratif Kota Makassar yaitu :

Sebelah Utara Kabupaten Maros

Sebelah Selatan Kabupaten Gowa

Sebelah Timur Kabupaten Gowa dan Maros

Sebelah Barat Selat Makassar

Sumber: BPS Kota makassar 2015

KECAMATAN LUAS

(%)

1. Biringkanaya 48,22 27,43

2. Tamalanrea 31,84 18,11

3. Tallo 5,83 3,32

4. Panakukang 17,05 9,70

5. Manggala 24,14 13,73

6. Rappocini 9,23 5,25

7. Tamalate 20,21 11,50

8. Makassar 2,52 1,43

9. Bontoala 2,10 1,19

10. Ujung Tanah 5,94 3,38

11. Wajo 1,99 1,13

12. Ujung Pandang 2,63 1,50

13. Mamajang 2,25 1,28

14. Mariso 1,82 1,04

Jumlah 175,77 100,00

Page 53: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

42

b. Penduduk

Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016

sebanyak 1.469.601 jiwa yang terdiras 727.314 jiwa penduduk laki-laki

dan 742.287 jiwa penduduk perempuan Dibandingkan dengan proyeksi

jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Kota Makassar mengalami

pertumbuhan sebesar 1,39 persen dengan masing-masing persentase

pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,43 persen dan penduduk

perempuan sebesar 1,36 persen.

Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2016

penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98. Kepadatan

penduduk di Kota Makassar tahun 2016 mencapai 8.361 jiwa/km2 dengan

rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga empat orang.

Gambar 4.1. Piramida Penduduk Kota Makassar Tahun 2015

Sumber: BPS Kota Makassar 2015

Page 54: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

43

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Makassar

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Mariso 29,853 29,436 59,292

Mamajang 29,884 31,123 61,007

Tamalate 96,516 97,977 194,493

Rappocini 79,660 84,903 164,563

Makassar 42,048 42,710 84,758

Ujung pandang 13,453 15,004 28,497

Wajo 15,164 15,769 30,933

Bontoala 27,579 28,597 56,536

Ujung Tanah 24,794 24,429 49,223

Tallo 69,739 69,428 139,167

Panakkukang 73,114 74,669 147,783

Manggala 69,541 69,118 138,659

Biringkanayya 100,978 101,542 202,520

Tamalate 54,988 57,182 112,170

Makassar 727,314 742,287 1,469,601

Sumber Data: BPS 2016 Kota Makassar

c. Visi dan Misi Kota Makassar

Visi kota makassar 2005-2025 adalah “Makassar sebagai kota

maritim, Niaga, Pendidikan, Budaya dan jasa Berorientasi Global,

Berwawasan Lingkungan dan Paling Bersahabat”. Berdasarkan analisis

Page 55: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

44

terhadap permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah Kota

Makassar dengan memperhatikan sepenuhnya visi kepala daerah

terpilih, maka visi Pemerintah Kota Makassar 2014-2019 adalah:

“Makassar Kota Dunia yang Nyaman Untuk semua”.

Misi dimaksudkan sebagai upaya umu yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. Adapun misi Kota Makassar yaitu:

1) Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat yang sejahtera

standar dunia.

2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berstandar dunia.

3) Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik standar

dunia bebas korupsi.

Pemerintah Kota Makassar terdiri dari Walikota, Wakil

Walikota,Sekretariat Kota, Dinas-dinas, dan beberapa Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD). Dinas-dinas terdiri dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian,

dan Peternakan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal;

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Dinas Tenaga Kerja; Dinas Kesehatan;

Dinas Pendidikan; Dinas Sosial; Dinas Tata Ruang dan Bangunan; Dinas

Pekerjaan Umum; Dinas Pertamanan dan Kebersihan; Dinas Pemadam

Kebakaran; Dinas Perhubungan; Dinas Pendapatan Daerah; Dinas Koperasi

dan UKM; Dinas Komunikasi dan Informatika; Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil; Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah; serta Dinas Pemuda

dan Olahraga.

Page 56: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

45

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kota Makassar

Sumber: BPS Kota Makassar Tahun 2016

2. Profil Instansi Obyek Penelitian

Pemerintah Kota Makassar (Kantor Kecamatan Manggala Kota

Makassar). Kecamatan Manggala merupakan salah satu kecamatan di Kota

Makassar yang tidak berbatasan langsung dengan laut. Luas wilayah

Page 57: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

46

sebesar 24,14 km2 atau sekitar 13,73% dari luas keseluruhan wilayah Kota

Makassar dengan kepadatan penduduk 4.101 jiwa/km2. Topografi wilayah

kecamatan ini berelief dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan

elevasi 2-22 m di atas permukaan laut. Penggunaan lahan untuk pertanian

sawah dan tegalan/kebun merupakan yang terluas dibandingkan kecamatan

lain yakni 827 ha dan 411 ha dengan potensi produksi 4774,90 ton dan

1360,84 ton.

Dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-2019,

pemerintah Kecamatan Manggala sebagai salah satu bagian dari wilayah

yang ada pada Pemerintah Kota Makassar telah merumuskan Visi yang

tidak terlepas dari Visi Kota Makassar, yaitu : “Mewujudkan Kota Dunia

yang Nyaman Untuk Semua”. Dimana dalam mencapai visi tersebut di

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

ditetapkan misi yang berfungsi sebagai upaya untuk mewujudkan visi

yang rumusannya dapat dielaborasi sebagai berikut :

1) Misi pertama “Merekonstruksi Nasib Rakyat menjadi Masyarakat

Sejahtera standar dunia”.

2) Misi kedua “Merestorasi Tata Ruang Kota menjadi Kota Nyaman

berkelas dunia”.

3) Misi ketiga “Mereformasi Tata Pemerintahan menjadi Pelayanan

Publik kelas dunia bebas korupsi.

Gambar 1.2 Peta Wilayah Kecamatan Manggala

Page 58: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

47

Sumber: BPS Kota Makassar

B. Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala Kota Makassar

Pemerintah Kota Makassar melaksanakan Program bank sampah di

setiap kecamatan dan kelurahan, sebanyak 1000 unit bank sampah yang ada di

Kota Makassar. diantaranya Kecamatan Manggala, dengan adanya program

bank sampah penulis meneliti tentang Inovasi dalam program pengelolaan

sampah dalam hal ini bank sampah. Secara umum inovasi seringkali

diterjemahkan sebagai penemuan baru. Namun sebenarnya aspek kebaruan

dalam inovasi sangat ditekankan untuk inovasi swasta atau di sector industry.

Sedangkan, inovasi pada sector public lebih ditekankan pada aspek perbaikan

yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu pemerintah mampu

memberikan pelayanan secara efektif, efisien dan berkualitas, murah dan

terjangkau.

Kemudian seperti yang kita ketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang

sekarang ini sedang memasuki trend, sedangkan inovasi sendiri memiliki

pengertian sebagai kemampuan pemimpin daerah untuk membuat sebuah

Page 59: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

48

terobosan baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk

diantaranya kemampuan marketing dan promosi bagi daerah. (Prananda dalam

M, Tahir. 2017)

Program inovasi pengelolaan sampah ditukar emas adalah program dari

Pegadaian kemudian bekerjasama dengan Kecamatan Manggala, dengan alasan

untuk membantu masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dann sehat,

program inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pegadaian sudah

banyak tersebar di daerah-daerah yang ada di Indonesia.

Program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala

menyangkut kepentingan banya pihak yang tidak terbatas pada pemerintahan

saja, pelaksanaan program inovasi ttersebut dilaksanakan dengan pendekatan

partisipatif melalui perlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan. Hal ini

dimaksudkan agar program inovasi pengelolaan sampah dapat berfungsi

sebagai produk kesepakatan antara pemangku kepentingan sehingga dapat

diimplementasikan secara efektif. Dalam pelaksanaan program inovasi

pengelolaan sampahm perann masyarakat tidak diabaikan mengingat

masyrakat adalah objek dalam program inovasi pengelolaan sampah tersebut.

Adapun level innovative governance dilihat dari sejauhmana pelaksanaan

dari kriteria best practices menurut United Nations (Sangkala, 2014:8), terdiri

atas dampak, kemitraan, keberlanjutan, kepemimpinan dan pemberdayaan

masyarakat, kesetaraan gender dan pengecualian sosial, inovasi dalam konteks

lokal

Page 60: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

49

1. Dampak

Dampak (impact) adalah sebuah best practices harus menunjukkan sebuah

dampak positif dan dapat dilihat (tangibel) dalam meningkatkan kondisi

kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan tidak beruntung.

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam

setiap keputusan yang diambil oleh seseorang biasanya mempunyai dampak

tersendiri. Dampak juga bisa juga merupakan proses lanjutan dari sebuah

pelaksanaan pengawasan internal.

Dalam hal ini dampak tentu ada di setiap apa yang dilakukan oleh

manusia, misalnya dalam kebijakan-kebijakan pemerintah, di Kota Makassar

kususnya di Kecamatan Manggala telah melakukan program pengelolaan

sampah dalam bentuk bank sampah tentu mempunyai dampak terhadap

masyarakat sekitar.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lalukan penelitih terhadap

informan di mana yang di maksud adalah Staf Pegawai Kecamatan manggala

mengenai bagaimana dampak dari program bank sampah di Kecamatan

Manggala Kota Makassar yaitu menyatakan bahwa:

“Program Bank sampah memiliki hasil dan manfaat di Kecamatan Manggala yang bisa kita rasakan, karena menjaga kebersihan sangatlah penting. Dengan adanya program Bank Sampah dalam hal ini sampah ditukar dengan emas warga Kecamatan Manggala mengalami perubahan yang cukup baik, tentunya dengan menjadi salah satu bagian nasabah bank sampah, sebelumnya kami sudah memiliki program tukar sampah dengan beras, dengan adanya program tukar sampah jadi emas warga semakin sadar bahwa sampah tidak hanya berakhir di TPA saja, tapi juga memiliki nilai ekonomi (Wawancara dengan MF, 05 Maret 2020).

Page 61: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

50

Terkait dengan pernyataan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa program Pengelolaan Sampah dalam hal ini sampah di tukar dengan

emas sudah berjalan dengan baik, dengan memberikan kesempatan kepada

masyarakat memanfaatkan sampah agar dapat bernilai ekonomi, sehingga

kebutuhan-kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, dengan menjadi nasabah

bank sampah, yang dulunya hanya penukaran sampah dengan beras kini

tersedia juga penukaran sampah dengan tabungan emas.

Dengan adanya fasilitas dari pihak pegadaian tentu mempermudah

pemerintah dalam menjalankan program inovasi pengelolaan sampah ditukar

emas. Dampak dari program ini bukan semata-mata menunjang ekonomi

masyarakat setempat, tapi juga berdampak pada kebersihan lingkungan yang

ada di Kota Makassar pada umumnya, dan terkhusus di Kecamatan

Manggala.

Di Kota Makassar volume sampah bisa di bilang cukup besar, khususnya

di Kecamatan Manggala terdapat TPA (tempat pembuangan akhir) tentu

dengan adanya program ini pemerintah dan masyarakat dapat memanfaatkan

hal itu menjadi sesuatu yang berguna. Seperti yang dikatakan oleh salah satu

masyarakat di Kecamatan Manggala bahwa:

“dengan adanya program bank sampah ini sangat bagus karena kita masyarakat dapat mimilih dan memilah sampah agar dapat sadar tentang kebersihan dan juga mengetahui bahwa sampah juga mempunyai nilai ekonomi. Dengan adanya program ini saya pribadi senang karena sudah banyak kebutuhan yang bisa terpenuhi. (Wawancara dengan NB, 06 Maret 2020).

Sesuai hasil wawancara diatas peneliti mendeskripsikan bahwa inovasi

pengelolaan sampah ditukar emas di Kecamatan Manggala sudah

Page 62: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

51

memberikan dampak yang positif bagi sejumlah pihak yang merasakan

manfaatnya terutama kalangan masyarakat yang sudah merasakan dari hasil

inovasi pengelolaan sampah ini. Sesuai dengan konsep inovasi, bahwa

inovasi memiliki pengertian yaitu kemampuan pemimpin daerah untuk

membuat sebuah terobosan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. (Prananda dalam M. Tahir)

Selanjutnya inovasi pengelolaan sampah ditukar emas di Kecamatan

Manggala memberikan dampak positif akan manfaat yang dirasakan berbagai

pihak, dapat dilihat dari aspek ekonomi sebagai sumber pendapatan tambahan

masyarakat dari sesuatu yang pada dasarnya di nilai tidak berharga tetapi

memilki nilai. Selain itu berfungsi sebagai meningkatkan kebersihan,

keindahan, kenyamanan dan tentunya menambah nilai estetika pada wilayah

Kecamatan Manggala.

Pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Makassar telah dilaksanakan di

beberpa daerah di wilayah Kota Makassar, ini merupakan salah satu program

yang termasuk unggul di kota Makassar. Di mana saat ini pengelolaan

sampah dilakukan oleh pihak pemerintah dalam hal ini pihak Kantor

Kecamatan, Kelurahan dan dinas pemerintah terkait lainnya, beserta dengan

warga masyarakat yang ikut berpartisipasi.

Dalam hal ini di kemukakan oleh masyarakat Kecamatan Manggala, Kota

Makassar.

“dari program pengelolaan sampah, dalam hal ini sampah di tukar emas saya tidak mengetahui, karena saya belum pernah melihat adanya sosialisasi oleh pihak pemerintah Kecamatan maupun Kelurahan.

Page 63: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

52

mungkin ada Cuma saya yang kurang tau karena saya juga cukup sibuk dengan kerjaan saya. (Wawancara dengan DE, 11 Maret 2020)

Terkait dengan pernyataan diatas salah satu masyarakat di Kecamatan

Manggala , bahwa Menurut peneliti, pengelolaan sampah dalam hal ini sampah

di tukar emas belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat, tujuan dari

pengelolaan sampah ini adalah sebenarnya untuk menyadarkan masyarakat

pentingnya akan lingkungan sehat, terampil, rapih, bersih dan yang paling

penting memperbaiki psikologis masyarakat akan dampak dari sampah ini.

Program ini dimaksudkan untuk menciptakan masyarakat produktif dan

memperbaiki kondisi wilayah Kecamatan Manggala untuk meminimalisir

sampah. Sampah yang biasanya menjadi sumber penyakit, ingin dijadikan

menjadi sesuatu yang berharga, bahkan ditargetkan menjadi salah satu sumber

ekonomi masyarakat.

Namun secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat

Kecamatan Manggala masih ada yang belum mengetahui tentang program

pengelolaan sampah ini, dan masyarakat yang mengetahui tentang program ini,

mereka sangat antusias ingin menjadi nasabah di bank sampah dalam program

pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala. Sisa bagaimana pemerintah

mensosialisasikan dan menginformasikan secara merata tentang program ini

agar implementasi tentang Program pengelolaan sampah dalam hal ini sampah

di tukar emas berjalan dengan baik. Jadi bisa dikatakan bahwa inovasi

pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala sudah berjalan dengan baik,

hanya saja masih ada yang perlu diperhatikan demi kelancaran program inovasi

tersebut.

Page 64: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

53

2. Kemitraan

Kemitraan adalah Sebuah best practices harus didasarkan pada sebuah

kemitraan antar aktor-aktor yang terlibat, setidaknya melibatkan dua pihak.

Menurut undang-undang republic Indonesia no.9 tahun 1995 Kemitraan

adalah kerjasama antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar

disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar

dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan

saling menguntungkan.

Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha

kecil dibidang manajemen, Produk, pemasaran dan teknis, disamping agar

bisa mandiri demi kelangsugan usahanya sehingga bisa melespakan diri dari

sifat ketergantungan. (Tohar, M. 2000)

Berdasarkan hal tersebut kemitraan ialah hubungan antara dua pihak

atau lebih dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, dimana ketika pihak

yang kondisinya lebih rendah dari yang lain namun membentuk hubungan

yang mendudukkan keduanya berdasarkan kata sepakat untuk mencapai

tujuan.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lalukan penelitih terhadap

informan di mana yang di maksud adalah Staf Pegawai Kecamatan manggala

mengenai bagaimana bentuk kerjasama dari program bank sampah di

Kecamatan Manggala Kota Makassar yaitu menyatakan bahwa:

“dalam program pengelolaan sampah ini kami bekerjasama dengan pegadaian, jadi kerjasama ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala, terutama membiasakan kepada masyarakat untuk hidup yang bersih dan sehat,

Page 65: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

54

maka dari itu komitmen antara pemerintah Kecamatan Manggala dengan pihak Pegadaian sejalan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Kecamatan Manggala” (Wawancara dengan MF, 05 Maret 2020) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

adanya kerjasama antara Pemeritah Kecamatan Manggala dengan pegadaian

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di Kecamatan Manggala untuk

mengelola sampah, sampah sudah sangat produktif untuk memberi

penghasilan tambahan dengan hadirnya pegadaian ini yang bekerjasama

dengan Kecamatan Manggala. Tentu saja ini menambah semangat masyarakat

untuk lebih menjaga pola hidup bersih dann sehat, karena dengan itu

masyarakat bisa produktif.

Selain itu, seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam program

inovasi pengelolaan sampah di tukar emas di Kecamatan Manggala memiliki

peranan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sesuai

dengan konsep pemanfaatan kerjasama dalam strategi inovasi pemerintahan

bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif untuk memenuhi peningkatan

pelaksanaan program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala

agar lebih efisien dalam pemberian layanan public, lebih bermitra antar

organisasi dan juga terjadi kerjasama antar public dan swasta.

Adapun keterlibatan pihak pegadaian dalam program inovasi

pengelolaan sampah di tukar emas di Kecamatan Manggala. Sebagaimana

dikemukakan oleh pihak pegadaian (pegawai bank sampah) mengatakan

bahwa:

Page 66: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

55

“Kami dari pihak pegadaian dalam menjalakan program inovasi pengelolaan sampah di tukar emas berpartisipasi menyiapkan alat pengelolaan sampah dan juga membrikan biaya operasional, untuk kelancaran program inovasi ini. (Wawancara dengan MSA 05 Maret 2020) Berdasarkan hasil wawancara diatas pihak swasta dalam hal ini

pegadaian memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam merealisasikan

program inovasi pengelolaan sampah di tukar emas di Kecamatan Manggala

karena selain konsep yang sifatnya inovatif yang ditawarkan kepada

pemerintah kecamatan juga memberikan tindakan nyata.

Selain pihak swasta yang memiliki peran penting bukan berarti

pemerintah dan masyarakat tidak terlibat dalam kelancaran program inovasi

pengelolaan sampah ditukar emas. Karena selain fasilitas yang diperlukan

dari pihak pegadaian juga memerlukan sumber daya manusia lain masyarakat

sebagai distributor dan pemerintah sebagai perumus atau perancang

kebijakan.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program inovasi

pengelolaan sampah Kecamatan Manggala berjalannya kerja sama dengan

baik antara semua elemen yang terlibat pada program tersebut, baik itu

pemangku kepentingan dari pemerintah, swasta, dan masyarakat.

3. Keberlanjutan

Keberlanjutan artinya berlangsung terus-menerus atau berkesinambungan

artinya ada rangkaian peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, itu

disebut peristiwa yang berkelanjutan atau suatu keadaan yang telah

Page 67: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

56

berlangsung lama. Jadi dalam hal ini program yang bersifat inovasi diupayakan

agar program tersebut konsisten dan berlangsung lama.

Makna keberlanjutan dalam konteks inovasi pengelolaan sampah yakni

adanya dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, dimana pihak yang terlibat

adalah dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat, lingkungan, dan sumber

daya manusia (SDM). Masalah yang terjadi pada keberlanjutan ini tergantung

bagaimana upaya pemerintah untuk mempertahankan inovasinya demi

mencapai tujuannya. Berikut yang dikemukakan oleh salah satu sat staf yang

ada di Kecamatan Manggala, mengatakan bahwa:

“kita selalu berupaya untuk tetap melaksanakan dan memaksimalkan program inovasi pengelolaan sampah daalam hal ini sampah di tukar emas, karena kami di Kecamatan Manggala terdapat TPA (tempat pembuangan akhir) jadi itu kami jadikan sebagai potensi untuk sesuatu yang bisa berguna, jadi ini termasuk program unggulan kami di Kecamatan Manggala” (wawancara dengan MF 05 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara diatas menujukkan bahwa pemerintah

sangat serius dalam melaksanakan program inovasi pengelolaan sampah di

Kecamatan Manggala. Pemerintah Kecamataan manggala menilai pentingnya

menjaga kebersihan melalui program inovasi pengelolaan sampah ditukar

emas, tentu untuk memberi kelayakan hidup kepada masayarakat di Kecamatan

manggala.

Dilihat dari pihak pegadaian sendiri juga sangat serius menjalakan

program ini karena sebelumnya pegadaian sudah banyak melaksanakan

program bank sampah di berbagai daerah, di Kecamatan Manggala adalah

daerah ke enam belas untuk program pegadaian bersih-bersih dalam hal ini

bank sampah. Kemudian terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang di

Page 68: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

57

kemukakan pihak pegadaian dalam hal ini oleh pegawai bank sampah di

Kecamatan Manggala mengatakan bahwa:

“dalam hal keberlanjutan kami tetap memperhatikan dari dukungan sumber daya manusia (SDM) . untuk sumber daya manusia (SDM) saat ini cukup baik mengingat sebelumnya sudah ada program yaitu sampah di tukar beras, jadi walaupun program inovasi sampah di tukar emas terbilang baru di Indonesia Khususnya di Sulawesi Selatan untuk sumber daya manusia (SDM) cukup baik dalam pelaksanaan program ini karena mereka sudah mempunyai pengalaman tentang bank sampah sebelumnya” (Wawancara dengan MSA 05 Maret 2020)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM)

cukup siap dalam hal program inovasi pengelolaan sampah dalam hal ini

sampah ditukar emas, meskipun terdapat kendala dalam pengelolaan sampah

dan pelayanan nasabah bank sampah, tetapi hal itu juga dapat diselsaikan

dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dari informan diatas dapat disimpulkan

bahwa keberlanjutan dari program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan

Manggala cukup berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari pihak pemerintah

Kecamatan Manggala dan juga pihak dari Pegadaian selalau berupaya untuk

menjalakan dan memaksimalkan program tersebut disertai dengan dukungan

lingkungan dan masyarakat.

4. Kepemimpinan dan Pemberdayaan

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah proses dalam mengarahkan atau

memengaruhi kegiatan terkait sebuah organisasi atau kelompok demi

mencapai tujuan tertentu. Jadi seorang pemimpin wajib memiliki

kemampuan untuk memengaruhi atau memandu sekelompok orang.

Page 69: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

58

Jadi pemimpin harus mempunyai skil dalam mengelolah dan mengatur

anggotanya sehingga dapat menentukan tupoksi dari anggotanya masing-

masing sehingga semua orang yang ada dalam suatu organisasi atau

kelompok dapat menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai

tujuan bersama.

Sebuah program inovasi tidak terlepas dari sikap pemimpinnya yang

tidak berhenti melakukan perubahan. Kepemimpinan dalam pelaksanaan

program inovasi pengelolaan bank sampah di Kecamatan Manggala

bermakna kemampuan pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk

mengarahkan dan mengelola sumber daya, serta pihak pendukung yang

dimiliki untuk mencapai tujuan dari program yang dicanangkan.

Berikut yang dikemukakan oleh salah satu pegawai Kecamatan

Manggala mengatakan bahwa:

”Kami selaku pemerintah tentunya selalu memikirkan bagaimana bisa melayani masyarakat secara baik. Karena itu, merupakan tanggungjawab kami terhadap amanah yang diberikan kepada kami selaku pemimpin, untuk itu maka ketika mengambil sebuah kebijakan kita harus selalu sesuaikan dengan kebutuhan masyrakat salah satunya adalah inovasi dalam hal pengelolahan sampah yang ada, tujuannya agar masyarakat bisa punya kesadaran tentang kebersihan lingkungan dan itu harus kita bantu lewat kebijakan yang berdampak, agar masyrakat juga bisa merasa terbantu” (Wawancara dengan MF 05 Maret)

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa

saat ini pemerintah Kecamatan Manggala terus berusaha dalam

membangun daerah, tentu dengan membuat kebijakan-kebijakan yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melihat potensi-potensi yang ada

di daerah Kecamatan Manggala. Program inovasi pengelolaan sampah

Page 70: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

59

ditukar emas di Kecamatan Manggala adalah inovasi yang di lakukan

bersama Pegadaian dan kerjasama ini diharapkan dapat memberi manfaat

terhadap pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala. Terutama

membiasakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

Kemudian pernan pegadaian dalam pelaksanaan program pengelolaan

sampah yaitu sampah di tukar emas di Kecamatan Manggala. Hal ini dapat

di jelaskan bahwa pegadaian berupaya melakukan tugas dan fungsinya di

program inovasi tersebut.berdasarkan hasil wawancara dengan informan

dalam hal ini pihak pegadaian di sektor bank sampah Kecamatan

Manggala menyatakan bahwa:

”Kami sebagai inisiator dari program sampah tukar emas ini sangat bersykur karena bisa bekerjasama dengan pemerintah kecamatan maggala dalam upaya melakukan pemberdayaan terhadap masyrakat kerna untuk membangun sebuah perubahan dalam masyarakat maka bukan saja tanggungjawab pemerintah tetapi swasta juga punya berperan penting sebagai mitra dari pemerintah untuk mengembangkan masyrakat”. (Wawancara dengan MSA 05 Maret 2020)

Sesuai hasil wawancara diatas mengambarkan bahwa pihak pegadaian

tetap berupaya memaksimalkan program ini sesuai dengan tujuan awal

pegadaian. Secara keseluruhan program pengelolaan sampah dalam hal ini

sampah ditukar emas tidak hanya di Kecamatan Manggala saja namun juga

dilaksanakan di berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa

dalam hal kepemimpinan semua yang berkepentingan dalam program

inovasi pengelolaan sampah ditukar emas selalu berupaya dalam

Page 71: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

60

pengembangan program ini, dengan bertanggung jawab untuk memberikan

kebijakan-kebijakan yang berdampak positif pada masyarakat khususnya

di daerah Kecamatan Manggala agar masyarakat dapat produktif.

b. Pemberdayaan

Secara umum peran masyarakat dalam pelaksanaan program inovasi

pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala sangat dibutuhkan

mengingat untuk membantu menjaga dan memelihara lingkungan, sebab

pada dasarnya terjadinya berbagai permasalahan lingkungan di beberapa

kawasan Kecamatan Manggala itu disebabkan oleh kurangnya kesadaran

masyarakat dalam menjaga dan memelihara lingkungan. Sehingga

permaslahan lingkungan yang terjadi dapat diminimalisir dengan adanya

partisipasi masyarakat.

Pemberdayaan sangat diperlukan untuk pembangunan daerah melalui

pendekatan pemberdayaan masyarakat dianggap sangat penting dengan

pertimbangan proses partisipasi dalam pembangunan masyarakat

merupakan pencegahan berbagai sikap tidak peduli dari individu dalam

masyarakat.

Proses pemberdayaan adalah suatu proses pengambilan keputusan

oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan

tersebut. Mereka diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dengan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya agar dapat

memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung dari pihak luar.

Page 72: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

61

Berikut yang dikemukakan oleh salah satu staf di Kecamatan

Manggala menyatakan bahwa:

”Langkah ini di ambil sebagai upaya pemerintah kecamatan untuk mengembangkan kehidupan masyrakat kelas bawah terutama mereka yang berprofesi sebagai pekerja kebersihan di kecamatan setidaknya ada penghargaan dari pemerintah atas pekerjaan yang di lakukan oleh masyrakat dan menghilangkan stigma negative di masyrakat bahwa profesi sepeprti itu bukan profesi yang tidak layak tetapi profesi yang mulia dan mereka bisa punya penghasilan yang lebih dari pekerjaan yang mereka jalani dan itu adalah tanggungjawab pemerintah dalam memeberikan kelyakan hidup serta pendapatan bagi masyrakat terutama masyrakat sasaran dari program ini”. (Wawancara MF 05 Maret 2020)

Hasil dari wawancara diatas menunjukkan bahwa program inovasi

pengelolaan sampah dalam hal ini sampah di tukar emas mempunyai dua

poin yang pertama merubah paradigma negatif masyarakat tentang profesi

petugas kebersiahan dan yang kedua memberikan kesempatan pada

masyarakat untuk menambah penghasilan yang lebih. Dari upaya

pemerintah Kecamatan Manggala program ini tentunya untuk

mengembangkan dan meningkatkan potensi yang ada di Kecamatan

Manggala.

Program inovasi pengelolaan sampah ditukar emas di Kecamatan

Manggala dalam aspek pemberdayaan memberi kesempatan kepada

masyarakat untuk hidup yang lebih layak, dengan membawa sampah ke

bank sampah maka masyarakat akan langsung dibuatkan rekening

tabungan emas, dan tabungan dalam bentuk emas sesuai dengan jumlah

sampah yang ditukarkan, kalkulasinya telah di atur.

Page 73: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

62

Adapun respon dari masyarakat mengenai program inovasi

pengelolaan sampah dalam hal ini sampah ditukar emas di Kecamatan

Manggala mengatakan bahwa:

Sebagai masyarakat tentunya kami sangat terbantukan dengan program dari kecamatan ini kerna hal ini minimal bisa meningkatkan ekonomi kami sebagai masyrakat bawah agar kami bisa meningkatkan taraf hidup kami dengan pekerjaan yang kami jalani.saat ini”. (Wawancara dengan H 06 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan inovasi pengelolaan sampah dalam hal ini sampah ditukar

emas di Kecamatan Manggala dalam hal pemberdayaan sudah

dilaksanakan oleh pemerintah Kecamatan dengan bekerja sama dengan

pegadaian. Namun diakui juga bahwa pelaksanaan program ini belum

maksimal, dikarenakan pelayan yang masih kurang memadai terkait

persoalan sumber daya manusia sehingga kekurangan ini berdampak pada

sebagian masyarakat yang tidak merasakan dampak dari program inovasi

pengelolaan sampah ditukar emas.

Pelaksanaan program inovasi pengelolaan sampah tersebut masyarakat

sangat merespon, namun perlu diketahui bahwa partisipasi sebagian

masyarkat dalam program ini, masih minim karena sebagaian dari

masyarakat masih ada yang belum mengetahui dan juga masih ada yang

belum berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan.

Jadi dalam menjalankan program inovasi sampah ditukar emas

dikecamatan manggala tidak hanya berfokus pada pemerintah sebagai

Page 74: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

63

subjek atau pihak pegadaian sebagai mitra dan masyarakat sebagai

objeknya. Akan tetapi adanya sinerjitas antara ketiga elemen yang terkait

dalam hal ini pemerintah kecamatan manggala dengan pihak pegadaian

dan masyarakat akan membuat program inovasi ini berjalan dengan efektif

dan efisien.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan

Manggala

Adapun faktor yang mempengaruhi inovasi Pengelolaan Sampah di

Kecamatan Manggala merupakan hal-hal yang menjadi hasil analisa dan

konsep inovasi pemerintah daerah terhadap pelaksanaan Program inovasi

Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala baik yang bersifat mendukung

maupun menghambat dalam proses pelaksanaan program tersebut. Berikut ini

faktor yang mempengaruhi inovasi pada Pelaksanaan Program inovasi

Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung pemerintah daerah dalam melakukan inovasi pada

Pelaksanaan inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala adalah

hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan pemerintah daerah dalam

meningkatkan pelaksanaan Program inovasi Pengelolaan Sampah di

Kecamatan Manggala yaitu Pola Kemitraan (partnership) dan Keberlanjutan

(sustainability). Sebagaimana yang dikemukakan staf pegawai Kecamatan

Manggala oleh mengemukakan bahwa:

Page 75: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

64

“Berbicara mengenai faktor pendukung dalam pelaksanaan inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala pasti yang pertama adalah kemitraan (kerjasama), kedua adalah Keberlanjutan. Dukungan dari keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder) baik itu pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat, dalam artian jika ketiga elemen yang terlibat bersatu dalam proses kemitraaan kemudian memiliki konsep dan tujuan yang jelas ini tentunya sangat mendukung dan akan menjadi kekuatan. Sehingga pelaksanaan program Pengelolaan sampah ini, menjadi aktif dan berkelanjutan.” (Wawancara dengan MF 05 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hal-hal

yang dapat mendukung pemerintah daerah melakukan inovasi Pengelolaan

Sampah di Kecamatan Manggala adalah adanya kemitraan (kerjasama) yang

dibangun oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) pemerintah, pihak

swasta, dan pelibatan masyarakat, sesuai dengan konsep strategi inovasi

pemerintahan mengenai pemanfaatan kerjasama sebagai pemerintahan yang

inovatif untuk memenuhi peningkatan pelaksaaan program agar lebih efisien

dalam pemberian layanan publik, terjadi kerjasama (bermitra) antara publik,

swasta maupun pelibatan warga (partisipasi masyarakat).

Kemudian pelaksanaan kemitraan dalam inovasi Pengelolaan Sampah

di Kecamatan Manggala ini mendorong perubahan lingkungan untuk

berpartisipasi menjaga, memelihara lingkungan. Sehingga inovasi

Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala berjalan dengan baik.

2. Faktor Penghambat

Inovasi pemerintah daerah pada inovasi Pengelolaan Sampah di

Kecamatan Manggala tidak selalunya berjalan dengan mulus. Tentunya

terdapat berbagai hambatan-hambatan yang dapat menghambat

keberlangsungan pelaksanaan inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan

Page 76: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

65

Manggala. Hambatan-hambatan tersebut merupakan hal-hal yang dapat

menghambat kinerja daerah dalam peningkatkan inovasi Pengelolaan Sampah

di Kecamatan Manggala adalah kurangnya kesadaran dan kepercayaan

masyarakat terhadap program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan

Manggaala seperti yang di kemukakan oleh staf pegawai Kecamatan

Manggala bahwa:

“Hambatan yang dialami pemerintah ketika melakukan inovasi pada Pelaksanaan Program inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala yaitu terkendala pada kurangnya kesadaran masyarakat atau kurang peduli terhadap program inovasi ini, sehingga apa yang telah kami sosialisasikan selesai pada saat itu juga.” (Wawancara dengan MF, 05 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

hambatan yang dirasakan pemerintah dalam inovasi Pengelolaan Sampah di

Kecamatan Manggala, adalah sebagian masyarakat masih kurang peduli

terhadap kebijakan pemerintah dalam hal ini inovasi pengelolaan sampah

ditukar emas sehingga program inovasi pengelolaan sampah ini belum

sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Manggala itu sendiri.

Page 77: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

66

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang inovasi pengelolaan sampah

di Kecamatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala

a. Dampak

Dampak yang dirasakan oleh sejumlah pihak terutama masyarakat

dalam pelaksanaan Program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan

Manggala memberikan dampak yang sangat positif/baik, sebab berbagai

dampak dan manfaat yang dirasakan oleh sejumlah pihak yang dapat

dilibatkan dalam program ini ditinjau dari berbagai aspek-aspek yang

terkait baik itu aspek ekologis, kesehatan, ekonomi, dan nilai estetika

(keindahan dan kenyamanan).

b. Kemitraan

Dari aspek kemitraan bahwa inovasi pengelolaan sampah di

Kecamatan Manggala berjalannya kerjasama (Kemitraan) dengan baik

antar semua elemen terlibat pada program tersebut. Baik itu, pemangku

kepentingan (stakeholder) dari Pemerintah, Pihak Swasta, dan Masyarakat.

c. Keberlanjutan

Dari sisi keberlanjutan bahwa inovasi pengelolaan sampah di

Kecamatan Manggala menujukkan bahwa pemerintah serius dalam

melaksanakan program inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan

Page 78: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

67

Manggala. Dilihat dari pihak pegadaian sendiri juga sangat serius

menjalakan program ini karena sebelumnya pegadaian sudah banyak

melaksanakan program bank sampah di berbagai daerah.

d. Kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat

Untuk indikator kepemimpinan peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa pemerintah Kecamatan Manggala dengan terus berusaha dalam

membangun daerah, tentu dengan membuat kebijakan-kebijakan yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melihat potensi-potensi yang ada

di daerah Kecamatan Manggala.. Sedangkan pemberdayaan masyarakat

dapat dilihat dari komitmen antara pemerintah Kecamatan dan pihak

pegadaian yang serius dalam melaksanakan program inovasi pengelolaan

sampah di tukar emas dengan upaya memberi penghasilan tambahan dan

membiasakan masyarakat di Kecamatan Manggala hidup sehat dan bersih.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka

peneliti memberikan saran yang kemudian bisa menjadi masukan bagi

pemerintah Kecamatan dalam upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan

inovasi pengelolaan sampah di Kecamatan Manggala yaitu sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah seharusnya lebih memaksimalkan sosialisasi kepada

masyarakat supaya semua elemen dalam masyarakat di Kecamatan

Manggala dapat merasakan dampak dari program ini.

2. Masyarakat semestinya ikut berpartisipasi pada pelaksanaan Program

inovasi pengelolaan sampah dalam hal membangun kesadaran/kepedulian

Page 79: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

68

untuk menjaga, memelihara dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan

oleh pemerintah.

3. Pemerintah Daerah Seharusnya memberikan sanksi bagi yang merusak

fasilitas, memberikan pengawasan dan peringatan larangan untuk merusak

fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal ini

pegadaian.

Page 80: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

69

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, H., dan Soetjipto, H.P., 2014. Peran Sikap dalam Memediasi Pengaruh

Pengetahuan Terhadap Perilaku Minimisasi Sampah Pada Masyarakat

Terban, Yogyakarta. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3): 386-392

Ancok, Djamaluddin. (2012) Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Jakarta,

Erlangga. VOL.2.

Anonim, 2012. Profil Bank Sampah Indonesia 2012. Kementrian Lingkungan

Hidup, Jakarta.

Azwar, Azrul, 1990, Pengantar Ilmu Lingkungan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta

Bataris, Gorat. (2003) Inovasi Sebuah Kesadaran

Douglas, M, Lee, Y.S, dan K. Lowry. 1994. Urban Poverty and Enviromental

Management in Asia. Asian Jurnal of Enviromental Management 2(1).

Drucker, Peter F. (2002) The Discipline of Innovation in HBR on The Innovative

Enterprise. Boston: Harvard Business School Press

Faiz, Kahrul. 2016. Inovasi Manajemen Perkotaan (Studi Kasus Pengelolaan

Drainase di Kota Palopo). Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Hasanuddin

Makassar.

Fonseca, Jose (2002) Complexity and Inovation in Organization, London:

Routledge

Page 81: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

70

Hadi, Sudharto P. 2005. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan,

Yogyakarta: Gadjha Madha University Press.

Hadiwiyoto, Soewedo, 1983, Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, Yayasan

Idayu, Jakarta.

Hills, Gerald. 2008. “Marketing and Enterpreneur-Ship, Research Ideas and

Opportunities”, Jurnal of Small and Medium Enterpreneur-Ship, Page:

27-39

Jumar, Fitriyah, N., dan Kalalinggie, R., 2014. Strategi Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota

Samarinda. Journal Administrative Reform, 2(1): 771-782

Junior, Marten Prasetyo. 2016. Inovasi Pelayanan Publik. Studi: Perizinan

penanaman Modal di BPPT Kota Semarang. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Kodoatie, Robert J., 2003, Manajemen dan Rekayasa Infrstruktur, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Kristina, H., 2014. Model Konseptual Untuk Mengukur Adaptabilitas Bank

Sampah di Indonesia. Jurnal Teknik Industri, 9(1):19-28.

Levitt, Theodore (2002). Creativity Is Not Enaugh in HBR on The Innovative

Enterprise. Boston: Harvard Business School Press

Page 82: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

71

M. Tahir, Muchlas. 2015. Inovasi Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Program

Smart Card di Kota Makassar. Prosiding Seminar Nasional Prodi Ilmu

Pemerintahan Fisip Unikom.

Madani, Muhlis. 2011. Agenda Setting Pengelolaan Sampah Pasar di Kota

Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammmadiyah Makassar. Vol.1

Modul Pelatihan manajemen Persampahan, Ditjjen Cipta Karya Departemen

Pekerja Umu, 1993.

Muluk, Khairul. (2008). Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi

Pemerintahh Daerah. Malang Bayu Media. Vol.2

Notoatmodjo S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga dan sampah Sejenis sampah Rumah Tangga.

Sangkala. 2014. Inovative Governance Konsep dan Aplikasi. Capiya Publising:

Yogyakarta.

Sebastian, Yoris. (2014) Biang Inovasi. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Vol.3

Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia:

SK SNI-S 04-1993-03, Yayasan LPMB Bandung, Departemen Pekerjaan

Umum, Jakarta.

Page 83: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

72

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit CV.

Alfabete: Bandung.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit CV.

Alfabete: Bandung.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Penerbit CV. Alfabete: Bandung.

Suriayani, Anih Sri. 2014. Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan

Sampah.

Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses,

Edisi Revisi, Jakarta: Salaemba Empat.

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Sekto Publik, Jakarta, STIA-LAN Press. Vol.2

Suyono, Evan. 2015. Inovasi Kebijakan Pendidikan di Kota Palopo. Pada Skripsi

Program Studi Ilmu Administrsi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Hasanuddin Makassar.

Tchobanuglous G, Kreith F, Williams ME. 2002. Chapter 1 Introduction.In G.

Tchobanuglous G, & F, Kreith, Hand Book of Solid Waste Management

Second Edition. (pp.1.1-1.27). McGraw- Hill. United States of America.

Trina, E., Tallei, T.E, Iskandar, J., Runtuwenw, s., dan filho, W.L., 2013. Localo

Community-Based Initiatives of Waste Management Activities on

Page 84: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

73

Bunaken Island in North Sulewesi, Indonesia. Research Journal of

Enviromental and Earth Science, 5(12):737-743.

Tuomi, Likka. 1999. Corporate Knowledge: Theory and Practices of Inteligent

Organisation. Helsinki, Finland: Metaxis.

Undang-Undamg Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

United Nations, 2005. Innovations in the Public Sector. Conpemdium of Best

Practices. UNDESA. New York..

Widyatmoko, Sintorini, 2002. Menghindari, Mengola dan Menyingkirkan

Sampah, Abadi Tandur. Jakarta.

Wijayanti, Sri Wahyuni. 2008, Inovasi Pada Sektor Pelayanan Publik: Jurnal

Administrasi Publik, Vol. 4, No 4, H 39-52.

Page 85: INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA …

74

RIWAYAT HIDUP

Tanete Dg Maraja, dilahirkan di Kabupaten Pinrang

tanggal 15 Oktober 1996. Penulis merupakan anak ke-2 dari

4 bersaudara dari buah kasih pasangan Bapak Hariono

Soeltan dan Ibu Hasmawati. Penulis mengawali

pendidikan formal mulai pada tahun 2002 di SD Negeri 169

Buttu Sawe dan tamat tahun 2008, pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 2 Duampanua dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun

yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 8 Pinrang dan

tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke

jenjang perguruan tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan S1.

Berkat Rahmat Allah SWT dan iringan doa dari keluarga serta teman-

teman. Perjuangan panjang penulis dalam penempuh pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar berhasil dengan tersusunnya skripsi yang berjudul

Inovasi Pengelolaan Sampah di Kecamatan Manggala Kota Makassar.