innovation animal science competition (iasc) iii...
TRANSCRIPT
INNOVATION ANIMAL SCIENCE COMPETITION (IASC) III
ENOTECH (Egg Nano Technology) : Pengembangan Teknologi Nano
Partikel dari Daun Jati (Tectona grandis) sebagai Bahan Pembuatan Telur
Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol
SUBTEMA
TEKNOLOGI
Diusulkan oleh :
Berliananda Maranditya (NIM.155040207111122) 2015
Kayyis Muayadah Lubba (NIM.155040207111133) 2015
UNVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis dengan judul “ENOTECH (Egg Nano
Technology) : Pengembangan Teknologi Nano Partikel dari Daun Jati (Tectona
grandis) sebagai Bahan Pembuatan Telur Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah
Kolesterol " Inovasi Teknologi Pengasinan Telur Rendah Kolesterol dan
Berkualitas Tinggi dari Daun Jati.
Pembuatan karya ini didasarkan atas permasalahan pada peternak telur
dimana hasil olahan produk unggas yang berupa telur asin memiliki kadungan
kolesterol tinggi sehingga menurunkan jumlah konsumen. Dengan mengetahui
secara khusus permasalahan di lapangan tersebut, maka pengetahuan ini dapatdi
jadikan acuan untuk merancang teknologi tepat guna yang ramah efesien serta
aplkatif yakni dengan ENOTECH (Egg Nano Technology). Harapannya,
darihasildariteknologiinidapatmemberikanmanfaat yang efektifdankeuntungan
yang optimal bagisemuapihak.
Dalam menyelesaikan karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Syafrial, M.S., selaku Pembantu Dekan III bidang
kemahasiswaan FP UB yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
2. Ibu Restu Rizkyta Kusuma, SP.,MP. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dalam pembuatan karya ini.
3. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan
mendoakan penulis.
4. Rekan-rekan di PRISMA (Pusat Riset dan Kajian Ilmiah Mahasiswa)
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya serta semua pihak yang tidak
bias disebutkan satu persatu.
Kami menyadari penulisan ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan
karya ini.
Malang, 20April 2016
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................. 3
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Telur .................................................................................................. 4
2.2 Daun Jati ........................................................................................... 5
2.3 Teknologi Nano Partikel .................................................................... 6
2.4 Metode Pengasinan Telur .................................................................. 7
BAB III. METODOLOGI PENULISAN ...................................................... 8
3.1 Jenis Penulisan ................................................................................. 8
3.2 Teknik Penulisan .............................................................................. 8
3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data .............................................. 8
3.4 Metode Analisis dan Sintesis ........................................................... 8
3.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 9
BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................... 10
4.1 Potensi ENOTECH (Egg Nano Tecnology) ..................................... 10
4.2 Aplikasi Teknologi Nano Partikel ................................................... 11
4.3 Proses Pengasinan ........................................................................... 12
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15
LAMPIRAN ..................................................................................................... 16
v
DAFTAR GAMBAR
1. Strktur Kolesterol ......................................................................................... 4
2. Kerang Berfikir Penulis ................................................................................ 9
3. Penyuling modifikasi .................................................................................... 11
4. Proses Pengasinan ........................................................................................ 13
DAFTAR TABEL
1. Kandungan Gizi Telur per- Butir ................................................................. 5
1
ENOTECH (Egg Nano Technology) : Pengembangan Teknologi Nano
Partikel dari Daun Jati (Tectona grandis) sebagai Bahan Pembuatan Telur
Asin Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol
Oleh : Berliananda Maranditya, Kayyis Muayadah Lubba
Dosen Pembimbing: RestuRizkyta Kusuma, SP.,MP.
Universitas Brawijaya
Malang
ABSTRAK
Telur merupakan salah satu produk unggas yang memiliki kandungan gizilengkap
yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Di Indonesiajumlah telur
yang tersedia sangat banyak yaitu sebesar 1,378 ton. Sumbangantelur terbesar
adalah dari jenis ayam petelur dengan total 69,57%. Telur ayamburas dan telur
itik menyumbang masing-masing12,16% dan 18,27%. Namun,timbul
permasalahan baru pada peternak unggas, yakni masalah telur busuk.Salah satu
cara untuk mengatasi masalah pembusukan telur yaitu denganmembuat telur asin,
akan tetapi telur asin memiliki kandungan kolesterol yangtinggi sehingga
merugikan peternak dan pengelola hasil unggas. Untuk itudiperlukan teknologi
tepat guna dalam proses pengolahan telur asin sehinggamenghasilkan produk
berkualitas tinggi dan rendah kolesterol. Proses yangbiasanya digunakan dalam
pengolahan telur asin adalah metode pemendamanmenggunkan serbuk batu bata
dan abu sekam. Namun, cara tradisional inidipandang sudah tidak efektif karena
menghasilkan telur asin dengan kandungankolesterol yang tinggi. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu inovasi teknologi baruyang lebih baik. ENOTECH adalah
metode pengasinan telur berbasis teknologinano partikel quercetin yang diperoleh
dari llimbah daun jati. Tujuan penulisanini adalah untuk mengetahui cara aplikasi
limbah daun jati menjadi nano partikelhingga menjadi produk akhir telur asin
rendah kolesterol. Metode penulisan inimendeskripsikan secara kualitatif
teknologi nano partikel dalam menurunkankandungan lemak jahat dalam kuning
telur menggunakan zat quercetin dari daunjati. Kerangka berpikir didasarkan pada
permasalahan pengelolahan produkunggas. Secara umum quercetin bekerja untuk
meningkatkan enzim lipasesehingga proses metabolism lipid dapat bekerja secara
maksimal. Kemampuanzat quercetin pada daun jati diaplikasikan melalui
teknologi nano sehingga telurmampu menyerap dengan efisien. Oleh karena itu,
ENOCTECH memiliki potensiyang sangat besar untuk diaplikasikan sebagai
inovasi teknologi dalammenghilangkan lemak jahat (kolesterol) pada kuning telur
asin sehingga dapatmenghasilkan produk berkualitas tinggi.
Kata Kunci : Daun Jati , Nano Partikel, Telur Asin
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah telur yang tersedia di Indonesia sangat banyak yaitu sebesar 1,378
ton. Sumbangan telur terbesar adalah dari jenis ayam petelur dengan total 69,57%.
Telur ayam buras dan telur itik menyumbang masing-masing12,16% dan 18,27%.
Produksi telur di Indonesia yang cukup tinggi dapat menjadi alternatif pengganti
daging yang pada awal April 2016 ini mencapai 112.740 rupiah perkilogramnya.
Menurut Akoso (1993), telur utuh terdiri atas beberapa komponen yaitu air 66%
dan bahan kering 34% yang tersusun atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat
1% dan abu 11%. Kuning telur adalah salah satu komponen yang mengandung
nutrisi terbanyak dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan
lemak 33%. Kuning telur juga mengandung vitamin, mineral, pigmen, dan
kolestrol.
Disamping itu, timbul permasalahan baru pada peternak unggas. Yaitu
masalah telur busuk yang meningkat sehingga banyak peternak unggas dirugikan.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah pembusukan telur yaitu dengan
membuat telur asin. Akan tetapi, menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
RI, kadar lemak pada bagian kuning telur itik sebesar 35%, sedangkan kadar
lemak kuning telur ayam adalah 31,9%.4. Kuning telur memiliki kadar kolesterol
yang tergolong cukup tinggi yaitu 1075 mg/ 100gr kuning telur, menyebabkan
konsumsi telur secara berlebihan berdampak negatif untuk kesehatansehingga
minat konsumen ini menurun.
Cara yang biasanya digunakan dalam proses pengasinan telur adalah metode
pemendaman. Metode pemendaman ini adalah teknik melumuri telur
menggunakan media yang berupa campuran garam, batu bata halus atau abu
gosok. Pada metode ini tidak terjadi pemecahan kandungan kolesterol kuning
telur sehingga kualitas telur dari segi kesehatan kurang diperhatikan. Untuk itu
diperlukan teknologi tepat guna dalam proses pemecahan kolesterol dalam kuning
telur sehingga kandungan lemak jahat ini dapat berkurang dan menghasilkan
produk berkualitas tinggi.
Nanoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari partikel dalam rentang
ukuran 1-1000 nm (Buzea, et al., 2007). Nanoteknologi mulai memungkinkan
para ilmuwan, ahli kimia, dan dokter untuk bekerja di tingkat molekuler dan sel
untuk menghasilkan kemajuan penting di bidang ilmu pengetahuan dan kesehatan.
Penggunaan bahan nanopartikel menawarkan keuntungan besar karena ukuran
mereka yang unik dan sifat fisikokimia. Penelitian nanopartikel sedang
berkembang pesat karena dapat diaplikasikan secara luas seperti dalam bidang
lingkungan, elektronik, optis dan biomedis (Stern dan McNeil, 2008).
Disi lain Jawa memiliki lahan hutan jati seluas 20.300,58 ha. Dengan luas
hutan jati sebesar itu maka daun yang diproduksi akan berjumlah 3 kali lipat dari
jumlah pohon jati. Sehingga banyak daun yang akan terbuang sia-sia. Daun jati
3
memiliki kandunganquerceti. Sebenarnya, quercetin merupakan salah satu zat
yang memberi warna pada tumbuhan (flavonoid) dan banyak ditemukan pada
bagian luardaun. Quercetin bermanfaat untuk meningkatkan kinerja enzim lipase
sehingga proses metabolism lilid bisa kekerja secara maksimal. Oleh karna
itudengan menggunakan daun jati sebagai salah satu bahan dalam pengasinan
telur asin mengunakan metode ENOTECH (Egg Nano Technology) diharapkan
mampu meningkatkan kualitas dan minat konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara aplikasidaun jati menjadi nanopartikel sebagai bahan
pengasinan telur yang rendah kolesterol?
2. Bagaimana proses pengasinan telur menggunakan nanopartikel dari daun
jati?
1.3 Tujuan
1. Mengaplikasikan pemanfaatan daun jati menjadi nano partikel untuk
bahan pengasinan telur rendah kolesterol.
2. Merancang dan membuat teknik dan inovasi baru sekaligus menerapkan
prinsip kerja pengasinan telur dengan nanopartikel daun jati.
1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai potensi daun jati
sebagai bahan baku dalam pengasinan telur menggunakan metode
nanopartikel.
2. Menjadikan ENOTECH (metode pengasinan telur rendah kolesterol)
sehingga mampu meningkatkan kualitas telur dan kebutuhan akan gizi
dapat berjalan beriringan dengan kesejahteraan perekonomian masyarakat
peternak unggas.
3. Menjadikan telur sebagai alternatif sumber protein rendah kolesterol
sebagai pengganti daging dan ikan.
4. Terciptanya teknologi yang inovatif dan efektif dalam dalam pengasinan
telur dengan memanfaatkan kekayaan alam.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telur
Telur adalah hasil fertilisasi sel gamet pada hewan ovipar yang memiliki
kandungan protein hewani dan lemak tinggi. Menurut Rasyaf (1990), telur
merupakan kumpulan bahan pangan yang disediakan untuk unggas yang
digunakan untuk perkembangan menjadi embrio anak ayam dalam suatu wadah
atau tempat. Isi dari telur tersebut akan semakin habis begitu telur telah menetas.
Bagian-bagian utama penyusun dari telur meliputi kulit telur, bagian cairan
bening dan bagian cair berwana kuning.
Menurut Planck (2007), telur digunakan untuk menakar kualitas protein
dalam semua makanan, dibandingkan dengan daging dan ikan. Telur mengandung
lesitin yang terdapat pada kuning telur yang berperan membantu tubuh mencerna
lemak dan kolesterol. Lesitin merupakan sumber kolin sebagai agen menyerupai
vitamin B yang vital bagi otak janin.Sumber gizi telur lebih banyak pada kuning
telur yang didalamnya mengandung zat besi dan vitamin A yang baik untuk
pertumbuhan anak-anak, mengonsumsi telur sehari satu butir merupakan jaminan
untuk mendapatkan gizi yang baik, untuk menopang pertumbuhan fisik dan
kecerdasannya.
Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas yang
mudah rusak dan busuk, oleh karena itu perlu penanganan yang cermat sejak
pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang sampai penyimpanan pada
konsumen (Buckle, et all, 1987). Penurunan mutu telur dapat terjadi karena proses
fisiologi dan bakteri pembusuk. Proses fisiologi berlangsung cepat apabila telur
disimpan dalam suhu kamar. Dalam proses penyimpanan ini, telur mengeluarkan
H2O2 dan CO2. Hal itu membuat semakin lama telur menjadi ringan dan ruang
udara semakin besar sehingga telur membusuk (Khosman dan Faisal A., 2008)
Telur yang dihasilkan oleh unggas akan mudah mengalami kerusakan atau
pembusukan. Kerusakan isi telur karena CO2 yang terkandung didalamnya sudah
banyak yang keluar sehingga derajat keasaman telur meningkat. Penguapan yang
terjadi juga membuat bobot telur menurun dan putih telur menjadi lebih encer.
Masuknya mikroba kedalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak
isi telur. Tanda-tanda telur segar adalah bentuk kulitnya bagus, cukup tebal, tidak
cacat (retak), teksturnya baik, warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil,
posisi kuning telur ditengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah(Haryoto,
1996).
Tabel. 1 Kandungan Gizi Telur per- Butir (Khosman dan Faisal A., 2008)
Telur Kalori
(kkal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Besi
(mg)
Vitamin A
(IU)
Utuh 80 6 6 1,0 260
Putih telur 15 3 Sedikit sedikit 0
5
Kuning
Telur
65 3 6 0,9 310
Telur
Goreng
85 5 6 0,9 290
Telur rebus 80 6 6 1,0 260
Menurut Khosman dan Faisal A. (2008), dibandingkan daging dan susu,
kandungan kolesterol telur memang lebih tinggi. Kebutuhan kolesterol rata-rata
per hari 300 mg sehingga makan satu satu butir telur sudah mencukupi 80% dari
kebutuhan kolesterol tubuh. American Heart Association pernah menganjurkan
agar makan telur dibatasi sebanyak empat butir per minggu. Kelebihan kadar
kolesterol dapat diturunkan dengan mengurangi konsumsi kolesterol pakan dan
menambah konsumsi asam lemak tak jenuh yang berikatan rangkap lebih dari
satu. Gambar dibawah ini menunjukan rumus senyawa kolesterol.
Gambar 1. Strktur Kolesterol
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang
berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia, terutama didalam
lever (hati). Kolesterol berperan dalam pembuatan garam empedu yang membantu
usus untuk menyerap lemakyang berberan penting dalam tubuh. Namun terlalu
banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh. Kelebuhan
kolesterol akan menyebabkan zat tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dalam
tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh darah arteri. Hal yang akan terjadi
selanjutnya adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang lazim
disebut atherosklerosis. Kolesterol tersebut berasal dari organ binatang, terutama
bagian otak, kuning telur, dan jeroan. Demikian juga produksi yang berasal dari
susu asli, keju, mentega, dan lain-lain ( Nilawati, dkk, 2008).
2.2 Daun Jati
Tanaman jati merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia.
MenurutAriyantoro (2006) tanaman ini merupakan tanaman yang tidak suka
dengan genangan air, sehingga tanaman jati cocok hidup pada tempat beriklim
tropis. Tanaman jati ini mempunyai daun berbentuk oval atau bulat telur, dengan
panjang 13-75 cm dan lebar 10-49 cm. Bentuk tajuknya yang rimbun dan bagian
ujung daun tumpul.
6
Berdasarkan hasil identifikasi sampel daun jati yang dilakukan di Herbarium
Medanense, diperoleh klasifikasi tumbuhan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotylodonae
Ordo : Solanales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis L.f.
Salah satu kandungan pada daun jati adalah quercetin yang merupakan salah
satu pigmen warna yang bertanggung jawab atas warna merah dan coklat pada
buah dan Sifat antioksidan quercetin memiliki kemampuan mengurangi risiko
penumpukan plak di arteri yang dikenal pula sebagai aterosklerosis.Sifat anti-
inflamasi yang dimilikinya juga mencegah kerusakan yang disebabkan oleh
kolesterol LDL yang merupakan pemicu penyakit jantung (Zafra-Stone, dkk,
2007)
Berdasarkan Penelitian Monica (2000) bahwa Ekstrak daun jati yang
diberikan secara oral dengan kosentrasi 15% dan 30% dapat menurunkan kadar
kolesterol total serum kelinci. Pemberian ekstrak daun jati dengan kosentrasi yang
semakin meningkat menyebabkan penurunan kadar kolesterol total kelinci. Serta
pemakaian daun jati untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang tidak
mempengaruhi fungsi hati atau lever ( Sajekti,2000).
2.3 Teknologi NanoPartikel
Nanoteknologi merupakan ilmu yang mempelajari partikel dalam
rentang ukuran 1-1000 nm. Nanopartikel merupakan bagian dari nanoteknologi
yang sangat popular dan semakin pesat perkembangannya sejak awal tahun 2000.
Perkembangan penelitian mengeni nanopartikel diaplikasikan secara luas seperti
dalam Pengembangan Inovasi bidang pertanian, lingkungan, elektronik, optis, dan
biomedis. Nanopartikel dapat diklasifikasikan menjadi lima macam berdasarkan
jenis materi partikel yaitu kuantum dot, nanokristal, lipopartikel, nanopartikel
magnetik, dan nanopartikel polimer (Jain , 2008).
Bahan baku pembuatan nanopartikel dapat bersumber dari sumber daya
alam lokal yang melimpah di Indonesia. Indonesia sebagai negara tropis memiliki
keunggulan dalam keragaman sumber pati. Pati merupakan polimer alam,
terbarukan, dan biodegradable diproduksi oleh banyak tanaman sebagai sumber
energi yang tersimpan. Ini adalah bahan biomassa paling melimpah kedua di
alam. Hal ini ditemukan dalam akar tanaman, batang, bibit tanaman, dan tanaman
pokok seperti beras, jagung, gandum, tapioka, dan potato (Jain,2008).
Menurut Jain (2008) kelebihan penggunaan nanopartikel dibandingkan
dengan matrial sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu ukuran yang kecil
nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara luas permukaan dan volume yang
lebih besar jika dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar. Hal ini
7
membuat nanopartikel bersifat lebih reaktif. Reaktivitas matrial ditentukan oleh
atom-atom dipermukaan, karena atom-atom tersebut yang bersentuhan langsung
dengan material lain.
Menurut Nagarajan (2008), ada skla nano, modifikasi materi dapat
dilakukan untuk menciptakan materi yang memiliki ukuran, struktur, dan sifat
yang dikehendaki dengan lebih efektif dan efisien. Materi berupa nanopartikel
memiliki sifat yang unik, yang dapat dikontrol dan dimodifikasi ukuran, bentuk,
sifat kimia serta fungsionalisasi permukaannya.
2.4 Metode Pengasinan Telur
Pengasinan telur merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan telur
segar, memperpanjang masa simpan, membuang bau amis telur serta menciptakan
rasa yang khas (Astawan dan Astawan, 1989). Proses pembuatan telur asin yang
telah banyak dilakukan oleh masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu
merendam telur dengan larutan garam (NaCl) jenuh dan membungkus dengan
adonan, setelah itu dibersihkan dan direbus. Tahap pertama pembuatan telur asin
dimulai dari pemilihan telur yang bermutu baik dan berukuran seragam,
menyiapkan media yang digunakan, dan membungkus telur tersebut dalam wadah
yang tertutup, membersihkan dan merebus adonan setelah waktu pemeraman
selesai. Telur yang telah diasinkan mengalami penurunan berat sekitar 2 – 8,4 %..
Kristal garam yang digunkan biasanya memiliki ukuran ebih dari 6 mm3 agar
menghasilkan laju difusi yang cepat dan menyebabkan pengerasan lapisan protein
terluar dari telur sehingga menghambat difusi garam kebagian telur yang lebih
dalam . NaCl pada bahan pangan adalah melarutkan semua garam NaCl yang
terdapat dalam bahan pangan dan memisahkannya dengan lemak yang terdapat
dalam bahan pangan tersebut, namun kadar kolesterolnya masih tinggi yakni 1075
mg/ 100gr.
Selain kandungan jumlah kolesterol yang tinggi kekenyalan juga
mempengaruhi minat konsumen. Kekenyalan ditunjukkan dengan
membandingkan dua luasan grafik yang dihasilkan karena pengaruh gaya yang
diberikan pada sampel tersebut. Semakin kental telur asin maka nilai
kekenyalannya juga semakin besar. Menurut Fardiaz et al. (1992), faktor-faktor
yang mempengaruhi kekenyalan telur adalah kadar protein, pemanasan, kekuatan
ion dan adanya interaksi dengan komponen lainnya.
8
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan kualitatif. Metode
penulisan ini mendeskripsikan secarakualitatif metode nano partikel dalam
menurunkan kandungan kolesterol pada pembuatan telur asin.
3.2 Teknik Penulisan
Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan
dan merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasan yang
runut dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan mengambil studi
kasus terhadap permasalahan produk hasil unggas yang berupa telur asin di
wilayah peternak ayam dan bebek.
3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka
(library research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara
lain studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca,
menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang
diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian yang dianggap
relevan dengan pembahasan.
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau
data pendukung yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung atau melalui media perantara.
3.4 Metode Analisis dan Sintesis
Proses analisisdilakukanpada data-data yang terkumpul yang kemudian
dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi
silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang
relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian di olah menjadi
beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan
rekomendasi yang terkait.
9
Realita Masalah
Telur Asin Mengandung
Kolesterol Tinggi
Minat Konsumen Menurun
Potensi
Teknologi
Tepat Guna Daun Jati
“ENOTECH”
Metode Pengasinan Telur
Kualitas Tinggi dan Rendah
Kolesterol
Pemanfaatan
Daun Jati Nano Partikel
OUTPUT
Telur Asin Rendah
Kolesterol
Nilai Jual Daun Jati
Meningkat
Meningkatkan
perekonomian peternak
unggas
Terciptanya Metode efektf
dalam meningkatkan mutu
telur asin
Meningkatkan
konsumsi telur asin dan
kecukupan gizi tubuh
terpenuhi
Multiplier Effect yang Ditimbulkan
3.5 Kerangka Berpikir
Gambar 2.Kerangka Berfikir Penulis
10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Potensi ENOTECH (Egg Nano Tecnology)
Telur merupakan salah satu produk pangan berasal dari ternak unggas yang
mudah rusak dan busuk. Kerusakan isi telur disebabkan oleh kadar CO2 yang
terkandung didalamnya banyak yang keluar sehingga derajat keasaman telur
meningkat. Penguapan yang terjadi juga membuat bobot telur menurun dan putih
telur menjadi lebih encer. Masuknya mikroba kedalam telur melalui pori-pori
kulit telur juga akan merusak isi telur. Tanda-tanda telur segar adalah bentuk
kulitnya bagus, cukup tebal, tidak cacat atau retak, teksturnya baik, warnanya
bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi kuning telur ditengah, dan tidak
terdapat bercak atau noda darah(Haryoto, 1996). Oleh karena itu perlu
penanganan yang cermat sejak pemungutan dan pengumpulan telur dari kandang
sampai penyimpanan pada konsumen. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
pembusukan telur yaitu dengan membuat telur asin.
Metode pengasinan yang ada di masyarakat serta peternak unggas saat ini
dibedakan menjadi 2 cara yaitu merendam telur dengan larutan garam (NaCl)
jenuh dan membungkus dengan adonan, setelah itu dibersihkan dan
direbus.Metode pengasinan dengan merendam memiliki jangka waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan metode pemendaman menggunakan adonan. Bahan
dalam membuat adonan ini umumnya menggunkan campuran garam, batu bata
halus atau abu gosok. Padametode kedua metode ini memiliki kekurangan tidak
terjadi pemecahan kandungan kolesterol kuning telur sehingga kualitas telur dari
segi kesehatan kurang diperhatikan. Oleh karena itu dengan pengaplikasian
Teknologi pengasinan telur ENOTECH (Egg Nano Technologi) menjadi salah
satu solusi yang ditawarkan untuk meninkatkan kulaitas dan minat konsumen telur
asin menggunakan daun jati sebagai bahan pengasinan telur disebut sebagai.
Material nanopartikel telah banyak menarik peneliti karena material
nanopartikel menunjukkan sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda dari bulk
materialnya, seperti kekuatan mekanik, elektronik, magnetik, kestabilan termal,
katalitik dan optik. Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai
perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika
dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar. Ini membuat
nanopartikel bersifat lebih reaktif. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi nano partikel masih terpusat pada rekayasa material, elektronik,
magnetik, dan biomedis. Dalam bidang industri digunakan sebagai katalis, sensor,
penyimpan data dalam bentuk CD atau harddisk, pigmen warna serta teknologi
pemanas atau pendingin. Hal tersebut membuka peluang bagi bidang pertanian
dan peternakan untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil produksi. Oleh
sebab itu penulis yakin bahwa Egg Nano Technology ini dapat menjadi solusi atas
kebutuhan manusia.
11
4.2 Aplikasi Teknologi Nano Partikel
Komponenutamadalam aplikasi teknologi pengasinan melalui Nano Partikel
adalah proses pembentukan nano partikel dari daun jati untuk dimasukkan
kedalam kuning telur yang melalu membran kulit telur. Proses pembuatan partikel
nano quercetin dengan memanfaatkan daun jati kering yang, dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Ekstrasi quercetin dari Daun Jati Kering
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching
adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.
Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut
kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan
dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun untuk memudahkan
masyarakat peternak ungas atau pengelola telur asin ini maka digunakanlah teknik
ekstraksi menggunakan rotary vaccum evaporameter dan proses sintesa partikel
secara fisik.
Ekstrasi menggunakan metode penyulingan menggunakan alat rotary
vaccum evaporimeter. Langkah pertama dalam mengekstraksi adalah menyiapkan
daun jati kering di perkecil ukurannya dan dicuci. Setelah itu daun jati di rendam
menggunakan larutan metanol lalu dimasukkan kedalam rotary vaccum
evaporimeter atau alat penyuling yang dapat dimodifikasi sendiri seperti gambar
2.
Gambar 3. Penyuling modifikasi
12
Setelah itu dipanaskan dalam suhu 80oC dan uap hasil pemanasan
dialirkan kependingin dan di peroleh butiran zat cair quercetin. Sebelum
digunakan cairan quercetin harus disaring menggunakan kertas selectron OE 67
yang berbahan dasar solulosa asetat (0.45 μm), atau dapat menggunakan kertas
saring nano molekul pada umumnya. Pada pengaplikasikan pengasinan telur hasil
ekstraksi quercetin ini digunakan ukuran 20 ml pada perbutir telur utuk
mengkonversi kolesterol telur sebanyak 18 gram pada 40% larutan garam.
2. Metode sintesa partikel secara Fisika
Pada metode ini memiliki prinsip kerja pemecahan, yakni memecah atau
menghasluskan daun jati kering dengan alat penghalus seperti mortar atau blender
dengan menambahkan nitrogen cair dalam saat pemecahan ukuran untuk
mengunci quercetin. Setelah itu serbuk padatan tersebut dapat langsung
digunakan dalam pengasinan telur dan dicampur dengan bahan lainnya dengan
perbandingan 18 gram serbuk quercetin pada satu butir telur dan 40% garam.
Bahan yang digunakan sebagai adonan pengasinan telur ini adalah serbuk
geraji. Serbuk gerjaji ini mengadun banyak selulosa yang berupa lignin dan
berfungsi untuk mengikat air dalam telur sehingga proses osmosis belangsung
dengan maksimal. Sebelum telur dibungkus atau dilumuri dengan adonan kulit
telur harus digosok dengan daun jeruk purut untuk membuka pori-pori membaran
sehingga larutan garam dan quercetin dapat masuk degan cepat.
4.3 Proses Pengasinan
Proses pengasinan nanopartikel ini meliputi dua metode yaitu metode
ekstrasi dan metode sintesa nanopartikel secara fisika. Berdasarkan percobaan
Jain (2008), Proses sintesa nanopartikel dapat dilakukan dalam fasa padat, cair
maupun gas. Proses pembuatan inipun dapat terjadi secara fisika atau kimia.
Proses secara fisika hanya memcahkan material besar menjadi material berukuran
nanometer, atau penggabungan material berukuran sangat kecil,seperti kluster,
menjadi partikel berukuran nanometer tanpa mengubah sifat bahan.
13
Gambar 4. Proses Pengasinan
Dari kedua metode yang penulis ajukan ini memiliki perbedaan waktu
pengasinan. Hal tersebut disebabkan molekul cair lebih cepat bereaksi
dibandingkan molekul padatan sehingga metode perendaman hanya
membutuhkan waktu 2 hari. Pada metode pemendaman atau pelumuran ini
membutuhkan waktu 3 hari dalam proses pengasinannya. Kelebihan dari
pengasinan nano eeg technology ini memiliki waktu pengasinan yang
Proses Pengasinan
Nanopartikel
Garam + quercetin
Daun Jati Daun Jati + Larutan
Larutan Quercetin Serbuk dengan partikel
kecil
Perendaman telur Pelumuran telur
Serbuk daun jati + serbuk
gergaji
Telur Asin rendah
kolesterol
Metode Ekstraksi
Metode Sintesa
Nanopartikel Secara Fisika
Ekstraksi Sintesa nanopartikel
Secara Fisika
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. ENOTECH merupakan teknik inovasi dalam teknologi nanopartikel
quartin dari daun Jati yang yang berfungsi untuk menekan kandungan
kolesterol pada kuning telur asin.
2. Secaragaris besar, metode utama ENOTECH (egg nano technology) yaitu
pembuatan partikel micro dari daun jati, untuk diaplikasikan sebagai bahan
pelarut lemak jahat atatu kolestrol agar lipid dapat terpecah menjadi asam
lemak.
5.2 Saran
Berdasarkan kajian yang telah diuraikan penulis dan adanya beberapa
permasalahan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Meneliti lebih lanjut komposisi dan bahan-bahan lain yang sesuai untuk
pembuatan nano partikel quercetin daun jati.
2. Melengkapi komponen-komponen agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pengguna.
3. Membentuk tim khusus dalam upaya pengakajian ilmiah, implementasi
dan pelatihan kepada masyarakat peternak unggas dari berbagai elemen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ariyantoro, H., 2006. Budidaya Tanaman Kehutanan. PT. Citra Aji Parama.
Yogyakarta
Buzea C., Blandino I. I. P., Robbie K. Nanomaterials and nanoparticles. Sources
and toxicity; Biointerphases 2: 4 (2007): MR17 - MR172.
Jain, B., 2008. Synthesis of plant mediated silver nanoparticle using papaya fruit
extract and evaluation of their antimicrobial activities. Digest journal of
nanomatrial and biostructures, 4(3), 557-563.
Khosman, Ali, Faisal Anwar. 2008. Sehat itu Mudah:Wujudkan Hidup Sehat
dengan Makanan Tepat. Jakarta: HikmahSehat.
Monica, W.S. & Farida. 2000. Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda ( Guazuma
ulmifolia Lamk )terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Kelinci,
Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 6(2): 12-3.
Nagarajan, R., & dan Hatlon, T.A.2008. Nanoparticles: Synthesis, stabilization,
presivation and functionalization. Washington DC. American Cemical
Society.
Planck, Nina.2007. Real Food. New York and London: Bloomsbury.
Sajekti, P., Triwindono, Hastuti, R., et al. 2000. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid pada Fraksi Etil Asetat Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk. Var. Tomentosa K Schum.), Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 6(2):
1-5.
Stern, S.T., dan McNeil, S.E. (2008). Nanotechnology Safety Concerns Revisited.
Toxicological Sciences. 101(1): 4-21.
Zafra-Stone, S., Yasmin, T., Bagchi, M., Chatterjee, A., Vinson, J. A., andBagchi,
D. 2007. Berry anthocyanins as novel antioxidants in human health and
disease prevention. Molecular Nutrion and Food Research.,51(6):675-683
16
LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Biodata Ketua Pelaksana
A. identitas Diri
1. Nama Lengkap (Anggota
Pelaksana 1)
Berliananda Maranditya
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program studi Agroekoteknologi
4. NIM 155040207111122
5. Tempat/Tanggal Lahir Bojonegoro, 02 Maret 1996
6. Alamat Email [email protected]
7. No. Telp/Hp 08816923685
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri
Sumberrejo 1
SMP Negeri 1
Balen
SMA Negeri 1
Balen
Jurusan - - IPA
Tahun masuk -
Lulus
2003-2008 2008-2011 2011-2014
C. Pengahargaan dalam 5 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Juara10 Olimpiade Biologi Kabupaten
Bojonegoro
Dinas Pendidikan
Kabupaten
Bojonegoro
2013
2 Contingent ke 4 PKM-MABA Fakultas
Pertanian Fakultas Pertanian 2015
3 Perwakilan UBDC Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya 2016
D. Karya yang PernahDibuat
1. Kacamata Terapi Lgbt Sebagai Inovasi Teknologi Masa Depan Dalam
Penyelamatan Generasi Bangsa Indonesia
2. Pemanfaatan Lumpur Lapindo Menggunakan Metode Ekstraksi Silika
Menjadi Silikon Sel Semikonduktor Untuk Panel Surya Sebagai Energi
Masa Depan
17
E. Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
18
2. Biodata Anggota
A. Biodata Diri
1 Nama Lengkap Kayyis Muayadah Lubba
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Agroekoteknologi
4 NIM 155040207111133
5 Tempat dan Tanggal Lahir Rembang,21 April 1997
6 Email [email protected]
7 Nomor Telp / HP 081332942034
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi MI-Annashriyah SMP 1 Lasem SMA 1 Rembang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
2003-2009 2009-20012 2012-2015
C. Pengahargaan dalam 10 Tahun Terakhir
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1. Juara 2 Seni Kriya Dinas Pendidikan
Jawa Tengah 2014
2. Juara 1 Karikatur Legislator Training DPM FP UB 2015
3. Juara 3 Poster Olimpiade Geografi ITB 2014
4. Juara 3 Kaligrafi Jepang(Shodo) Dinas Pendidikan
Jateng dan DIY 2014
D. Karya yang PernahDibuat
1. Teh Kelopak Bunga Sirsak Sebagai Alternatif Terapi Bronkitis
2. COPERLIFE (Collecting Paper For Our Life) Pemanfaatan Limbah
Kertas menjadi Bioethanol dengan Sistem Barter Kertas
19
E. ScanKartuTandaMahasiswa (KTM)
20