inkontinensia fekal new ka helen.doc

3
Nama : HELEN NPM : 1206322713 Mata Ajar : KD V ______________________________________________________________ _____________ I. Definisi : Inkontinensia fekal adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar, menyebabkan feses keluar. II. Penyebab inkontinensia fekal dibagi menjadi 4 : 1. Gangguan pada volume dan konsistensi feses Pada pasien dengan diare dan konstipasi terjadi perubahan pada volume dan konsistensi feses. 2. Gangguan pada kemampuan untuk pengisian rectum Terjadi pada pasien yang mengalami kerusakan pada syaraf pudendal, lesi di spinal cord, distensi rectal kronik, dan perubahan cognitif Kerusakan syaraf pudendal merupakan penyebab terjadinya inkontinensia fekal. Kerusakan syaraf pudendal pada wanita diakibatkan saat melahirkan dan pada lansia. 3. Gangguan pada fungsi sphincter Pada pasien dengan trauma obstetric, tindakan pembedahan seperti hemmoroidectomy, perineal trauma, fraktur pelvis akan mengakibatkan kerusakan sphincter sehingga terjadi inkontinensia fekal. 4. Gangguan kapasitas rectum

Upload: dadanpriyana

Post on 19-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Nama : HELEN

NPM : 1206322713

Mata Ajar : KD V___________________________________________________________________________

I. Definisi :Inkontinensia fekal adalah ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar, menyebabkan feses keluar. II. Penyebab inkontinensia fekal dibagi menjadi 4 :1. Gangguan pada volume dan konsistensi feses

Pada pasien dengan diare dan konstipasi terjadi perubahan pada volume dan konsistensi feses.

2. Gangguan pada kemampuan untuk pengisian rectum Terjadi pada pasien yang mengalami kerusakan pada syaraf pudendal, lesi di spinal cord, distensi rectal kronik, dan perubahan cognitif

Kerusakan syaraf pudendal merupakan penyebab terjadinya inkontinensia fekal. Kerusakan syaraf pudendal pada wanita diakibatkan saat melahirkan dan pada lansia.3. Gangguan pada fungsi sphincter

Pada pasien dengan trauma obstetric, tindakan pembedahan seperti hemmoroidectomy, perineal trauma, fraktur pelvis akan mengakibatkan kerusakan sphincter sehingga terjadi inkontinensia fekal.

4. Gangguan kapasitas rectum

Normalnya rektum dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan. Pada saat yang tepat feses akan dikeluarkan. Peningkatan kapasitas rektum dapat terjadi pada orang - orang yang mempunyai kebiasaan menunda defekasi. Pengurangan kapasitas rectal akan mengakibatkan kondisi inflamasi. III. Penatalaksanaan medis1. Strategy untuk menormalkan konsistensi feses

a. Obat anti-diare

b. Obat pencahar

c. Obat untuk mengurangi gerakan spontan usus 2. Diet Konsistensi tinja dipengaruhi oleh apa yang di makan dan minum. Minum banyak cairan dan makan makanan kaya serat, jika konstipasi yang menyebabkan inkontinensia fekal. 3. Latihan Jika inkontinensia fekal disebabkan oleh kerusakan otot, program latihan dan terapi lain untuk memulihkan kekuatan otot dapat dilakukan . Latihan ini bisa meningkatkan kontrol sfingter anal dan kesadaran untuk buang air besar.

Pilihan meliputi:

Biofeedback . Mengajarkan latihan sederhana yang dapat meningkatkan kekuatan otot dubur. Belajar bagaimana memperkuat otot panggul.

Latihan usus.

Stimulasi saraf sakral. 4. Operasi Mengobati inkontinensia fekal memerlukan pembedahan untuk memperbaiki masalah yang mendasari, seperti prolaps rektum atau kerusakan yang disebabkan oleh sfingter melahirkan. Pilihan meliputi:

a. Sphincteroplasty Prosedur ini perbaikan sfingter anal rusak atau melemah..

b. Mengobati prolaps rektum, rectocele atau hemorroid.

c. Sfingter pengganti. Sebuah sfingter anal yang rusak dapat diganti dengan sfingter anal buatan.

d. Perbaikan sfingter. Dalam operasi ini otot diambil dari paha bagian dalam dan melilit sphincter, memulihkan otot untuk sphincter.

e. Kolostomi. Operasi ini mengalihkan tinja melalui sebuah lubang di perut. 5. Bedah. Operasi untuk mengobati pembuluh darah membesar pada rektum atau anus (wasir), serta operasi yang lebih kompleks yang melibatkan rektum dan anus, bisa menyebabkan otot dan kerusakan saraf yang mengarah ke inkontinensia tinja.

6. Kondisi-kondisi lain. Inkontinensia fekal bisa terjadi jika rektum turun ke dalam anus (dubur) atau, pada wanita, jika menjorok rektum melalui vagina (rectocele).

Referensi :

Doughty, Dorothy B, Urinary and fecal incontinence, third edition, 2006, Mosby