informasi pertanian tropika bmf pkl

7
INFORMASI PERTANIAN TROPIKA BMF NO. 66, 2002 BMF 2002 TEKNOLOGI PERTANIAN YANG MAMPU ANTISIPASI KEKERINGAN SAAT TANAM MUSIM KEMARAU Tjandramukti * PENDAHULUAN Faktor – faktor pembatas produksi pertanian ( limiting factors ) saat musim kemarau sbb : Pertama, kekurangan air ; kedua, penguapan air tanah tinggi ; ketiga, temperatur panas bumi tinggi ; keempat, sistem olah tanah non konservasi ; kelima, pemupukan pupuk organik rendah, keenam, efisiensi pupuk N ( Urea ) rendah ; ketuju, menanam tanaman yang tidak toleran terhadap kekeringan ; kedelapan, pemanfaatan jerami padi atau sekam padi sebagai mulsa masih rendah ; kesembilan, belum ada kebersamaan membuat embung sebagai tandon air. Kesembilan faktor – faktor pembatas produksi, semuanya berhubungan dengan ketersediaan air tanah yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk hidup dan produksi. Musim kemarau, hujan sangat berkurang, bahkan tanpa hujan dalam jangka waktu lama. Ketidak tersediaan air yang terikat tanah merupakan faktor pembatas produksi yang dampaknya paling besar pengaruhnya terhadap kemerosotan produksi, timbul gagal panen akibat kekeringan. Siklus air dibumi, prinsipnya bisa diuraikan sbb : Pertama, penguapan air tanah, tanaman, makhluk hidup, air sungai dan air laut berkumpul menjadi awan ; kedua, saat bulan Nopember hingga bulan April di pulau Jawa meniup angin muson barat yang basah dan manyebabkan kondensasi uap air, timbul hujan, pulau Jawa memasuki musim hujan. Sedang bulan Juni hingga bulan September, meniup angin muson tenggara yang kering, tidak terjadi kondensasi uap air, pulau Jawa memasuki musim kemarau. Air bagi kehidupan makhluk hidup di bumi termasuk untuk pertanian 100 % berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh kebumi bisa merupakan air permukaan tanah yang mengalir ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Sebagaian air hujan akan meresap kedalam tanah sebagai air tanah. Kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung memiliki fungsi sebagai 1

Upload: adi-widjaja

Post on 02-Dec-2015

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Informasi Pertanian Tropika Bmf Pkl

INFORMASI PERTANIAN TROPIKA BMF NO. 66, 2002 BMF 2002

TEKNOLOGI PERTANIAN YANG MAMPU ANTISIPASI KEKERINGAN SAAT TANAM MUSIM KEMARAU

Tjandramukti *

PENDAHULUAN Faktor – faktor pembatas produksi pertanian ( limiting factors ) saat musim

kemarau sbb : Pertama, kekurangan air ; kedua, penguapan air tanah tinggi ; ketiga, temperatur panas bumi tinggi ; keempat, sistem olah tanah non konservasi ; kelima, pemupukan pupuk organik rendah, keenam, efisiensi pupuk N ( Urea ) rendah ; ketuju, menanam tanaman yang tidak toleran terhadap kekeringan ; kedelapan, pemanfaatan jerami padi atau sekam padi sebagai mulsa masih rendah ; kesembilan, belum ada kebersamaan membuat embung sebagai tandon air.

Kesembilan faktor – faktor pembatas produksi, semuanya berhubungan dengan ketersediaan air tanah yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk hidup dan produksi. Musim kemarau, hujan sangat berkurang, bahkan tanpa hujan dalam jangka waktu lama. Ketidak tersediaan air yang terikat tanah merupakan faktor pembatas produksi yang dampaknya paling besar pengaruhnya terhadap kemerosotan produksi, timbul gagal panen akibat kekeringan.

Siklus air dibumi, prinsipnya bisa diuraikan sbb : Pertama, penguapan air tanah, tanaman, makhluk hidup, air sungai dan air laut berkumpul menjadi awan ; kedua, saat bulan Nopember hingga bulan April di pulau Jawa meniup angin muson barat yang basah dan manyebabkan kondensasi uap air, timbul hujan, pulau Jawa memasuki musim hujan. Sedang bulan Juni hingga bulan September, meniup angin muson tenggara yang kering, tidak terjadi kondensasi uap air, pulau Jawa memasuki musim kemarau.

Air bagi kehidupan makhluk hidup di bumi termasuk untuk pertanian 100 % berasal dari air hujan. Air hujan yang jatuh kebumi bisa merupakan air permukaan tanah yang mengalir ke sungai yang akhirnya mengalir ke laut. Sebagaian air hujan akan meresap kedalam tanah sebagai air tanah. Kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung memiliki fungsi sebagai daerah resapan air hujan yang paling penting dan memiliki fungsi menghidupkan sumber mata air pegunungan sebagai sumber mata air hulu sungai dan sumber mata air sumur / sumur pantek dikawasan bawah yang merupakan bagian dari sungai dibawah tanah.

Saat musim kemarau, bumi kekurangan air, sedang saat musim hujan bumi kelebihan air yang dampaknya air tanah naik tinggi, timbul kejenuhan air tanah ( water lodge ) dan banjir yang merupakan faktor pembatas produksi bagi tanaman, kecuali tanaman padi dan kenaf.

Tanam holtikultura saat musim hujan dengan kondisi tanah berkelebihan air, dibutuhkan Rekayasa Teknologi Off Season musim hujan yang mendukung keberhasilan usaha tani. Rekayasa Teknologi Off Season musim hujan dapat dipelajari dari Informasi Pertanian BMF No. 50, 2000 yang berjudul : “ CARA MENANAM HOLTIKULTURA OFF SEASON SAAT MUSIM HUJAN “.

HUBUNGAN AIR TANAH.Hubungan air dan tanah yang mendukung budi daya tanaman sangat tergantung

dari cara mengontrol kelembaban air tanah yang akan mendukung pertumbuhan akar yang luas dan dalam, mendukung pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kebutuhan air

1

Page 2: Informasi Pertanian Tropika Bmf Pkl

tanah yang favorable untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal, ialah yang tidak menimbulkan kejenuhan air tanah, juga yang tidak menimbulkan kekurangan air tanah bagi pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal.

1. MENGENDALIKAN DAN MENINGKATKAN EFISIENSI AIR HUJAN SAAT MUSIM HUJAN

a. Dibuat waduk dengan jaringan irigasi.Tujuanya untuk mengendalikan air permukaan, mengendalikan banjir / banjir bandang, sebagai tandon air untuk irigasi, terutama untuk kebutuhan air saat musim kemarau.

b. Dibuat embung sebagai tandon air, terutama di lahan marginal.c. Dibuat lubang – lubang resepan di lahan pertanian tadah hujan, umpama

dibuat sumur ditengah lahan dengan dinding bambu yang bisa berfungsi sebagai resapan air dan sebagai tandon air yang sangat dibutuhkan saat musim kemarau. Resapan air masuk dalam tanah juga sebagai tandon air berupa air yang terikat tanah.

d. Reboisasi kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung secepat mungkin akibat kerusakan hutan dampak perjarahan hutan yang mengakibatkan hutan menjadi gundul dan terbuka. Tujuanya untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai kawasan resapan air hujan segera dapat dipulihkan kembali. Sehingga air tanah, sungai dalam tanah, sumber mata air hulu sungai, waduk tidak mengalami kekeringan. Ketersediaan air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi dan didalam tanah, termasuk tanaman pangan yang dibutuhkan sebagai sumber kehidupan manusia.

Tujuan dari usaha manusia tersebut diatas merupakan usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air hujan, sehingga saat musim kemarau masih mampu memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan makhluk hidup didunia dan masih mampu memenuhi kebutuhan untuk budi daya tanaman pangan.

2. MEMANFAATKAN AIR IRIGASI DAN AIR TANAH SE – EFISIEN MUNGKIN SAAT MUSIM KEMARAU.

Membutuhan rekayasa Teknologi Off Season musim kemarau, yang mampu antisipasi kekurangan air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk pertanian dengan produksi optimal.

Prinsip Teknologi Pertanian Off season musim kemarau : Pertama, menanam tanaman yang toleran terhadap iklim kering ; kedua, sistem olah tanah konservasi ; ketiga, membatasi penguapan air tanah sekecil mungkin ; keempat, membatasi peningkatan temperatur tanah ; kelima, memanfaatkan embun malam dan pagi dipermukaan bumi untuk meningkatkan kelembaban tanah ; keenam, meningkatkan pertumbuhan akar yang vigor, luas dan dalam ; ketujuh, mempertebal dinding sel daun dengan sistem hardening ; kedelapan, bila ada jaringan irigasi, embun tandon air, sumber air tanah, sungai dengan sistem pencelepan didukung pompanisasi.

TEKNOLOGI PERTANIAN OFF SEASON MUSIM KEMARAU1. Tanaman yang toleran terhadap iklim kering.

a. Tanaman palawijo : Jagung, sorgum, wijen, kedelai, kacang hijau, kacang tanah.

2

Page 3: Informasi Pertanian Tropika Bmf Pkl

b. Tanaman holtikultura : Tomat, cabe, terong, kentang, semangka, melon, ketimun, krai, gambas, labu, waluh.

c. Tanaman perkebunan : Tembakau, kapas.

Semua tanaman yang toleran terhadap iklim kering, memiliki akar yang dalam, sehingga mampu menambang air dan hara di sub soil.

2. Sistem olah tanah konservasi. a. Awal musim kemarau saat tanah belum kering : Sistem olah tanah xero

tillage. Metode tanam dengan ditugal tanpa olah tanah.b. Musim kemarau saat tanah permukaan sudah kering : Sistem olah tanah

minimum tillage. Metode tanam dengan sistem koak, tanam dalam koakan. Bila saat tanam masih sering hujan, tanah koakan dikembalikan kembali, baru banih ditanam dengan sistem tugal dibekas tanah koakan. Tujuannya benih tidak busuk bila hujan turun. Sistem tanam dengan koakan, tujuannya agar akar mampu sub soil sebab tanah dalam koakan relatip basah. Tanah koakan akan lebih mengikat air bila didukung dengan pengocoran setelah tanam. Usaha untuk meningkatkan kelembaban sekitar benih, bila dilakukan penutupan benih dengan kompos / pupuk kandang atau sekam padi.

Kebiasaan petani saat tanam musim kemarau sbb : Dibuat selokan drainage, tanah cangkulan drainage dinaikan diatas gulutan terutama gulutan yang rendah. Tanam sistem koak, tetapi koakan tidak sampai di tanah bawah ( tanam waras ), dampaknya akar tunggang ( akar seminal untuk jagung dan sorgum ) tidak mampu menerobos ke tanah bawah ( sub soil ), akar tunggang akan membelok ke lateral. Tanaman sangat rentan terhadap kekeringan, tumbuh menara, kerdil, pertumbuhan tampak terhenti dengan daun pucuk menguning dan ngerupuk separti layaknya tanaman yang terserang panyakit virus keriting. Sebetulnya tanaman terserang panyakit fisiologi yang disebut Die Back disebabkan perakaran yang tidak berkembang. Bila tanaman dicabut, akar tampak pendek disekliling batang dengan akar tunggang pendek tidak berkembang, membelok ke lateral.

3. Mulsa jerami padi dan mulsa sekam padi .Sebagai usaha untuk membatasi :

a. Membatasi penguapan air tanah sekecil mungkin.Mekanismenya : Jerami padi atau sekam padi ditutupkan merata di atas gulutan, untuk jarami padi setebal 4 – 5 cm, untuk sekam padi setebal 3 cm. Tanah permukaan akan terlindungi dari sinar matahari, sehingga mampu membatasi penguapan air tanah, tanah tidak cepat mengalami kekeringan.

b. Membatasi peningkatan temperatur tanah.Mekanismenya : Disamping membatasi penguapan air tanah, mulsa juga membatasi peningkatan temperatur tanah, karena dengan adanya mulsa diatas tanah, tanah tidak langsung terkena sinar matahari. Temperatur tanah yang relatip rendah akan menurunkan derajat respirasi. Energi untuk respirasi jadi rendah, sehingga energi untuk pertumbuhan dan produksi masih optimal.

c. Memanfaatkan embun malam dan pagi dipermukaan bumi untuk meningkatkan kelembaban tanah.Mekanismenya : Kelembaban nisbi saat musim kemarau rendah. Timbul penguapan air tanah, dampaknya temperatur bumi rendah ( musim mbediding ). Mulsa jerami temperaturnya juga rendah, sehingga penguapan

3

Page 4: Informasi Pertanian Tropika Bmf Pkl

air tanah dibawah jerami akan mengalami kondensasi di mulsa jerami, jerami akan basah sehingga tanah dibawah mulsa jerami juga basah.

4. Meningkatkan pertumbuhan akar vigor, luas dan dalam.Mekanismenya : Pertumbuhan akar yang vigor, luas dan dalam merupakan jaminan keberhasilan tanam saat musim kemarau. Akar yang vigor memiliki kemampuan akar dalam menerobos kedalam tanah, sehingga akar dalam akan meningkatkan kemampuan akar dalam menambang hara dan air di lapisan sub soil. Tanaman lebih toleran terhadap iklim yang kering.Untuk mendukung pertumbuhan akar yang vigor, luas dan dalam dibutuhkan metoda pemupukan yang mampu memacu pertumbuhan akar dengan Kompos BIO LEMI. Diaplikasikan bersamaan dengan saat mengocor, atau disemprotkan ke tanah.

5. Mempertebal dinding sel daun dengan sistem hardening.Mekanismenya : Ketebalan daun di dataran rendah lebih tipis dibandingkan ketebalan daun didataran tinggi. Bila temperatur bumi tinggi seperti saat musim kemarau, daun tanaman terutama di dataran rendah akan mengalami kelayuan atau menggulung sehingga proses carbon asimilasi terhenti saat siang hari. Produksi karbohidrat rendah yang terdampak produksi akan rendah pula.Usaha untuk antisipasi ialah usaha mempertebal dinding sel daun dengan metoda hardening sehingga dinding sel daun menjadi tebal. Daun lebih toleran terhadap temperatur tinggi, tidak mengalami kelayuan atau menggulung, sehingga carbon asimilasi tidak terjadi hambatan, produksi karbohidrat akan meningkat sehingga produksi optimal.Keberhasilan metoda hardening dinding sel daun didukung PPC Organik BIO FERT PLUS yang disemprotkan melalui daun. PPC BIO FERT PLUS disamping fungsinya sebagai hardening dinding sel daun juga mencegah kerontokan bunga dan buah sehingga produksi dan kenampakan akan optimal.

6. Pengairan, pencelapan dan pengocoran.Didukung adanya jaringan irigasi, embung tandon air, sumber air tanah ( sumur pantek ), sungai didukung pompanisasi.Pengairan, pencelepan dan pengocoran merupakan faktor pendukung usaha tani dalam antisipasi kekurangan air saat musim kemarau yang paling sempurna.

MEKANISME KOMPOS CAIR BIO LEMI DAN PPC ORGANIK BIO FERT PLUS DALAM ANTISIPASI TANAM SAAT MUSIM KEMARAU.

1. KOMPOS CAIR BIO LEMI. Kompos Cair BIO LEMI merupakan pupuk cair organik ekstrak fermentasi phyto & biomas organik dalam konsentrasi tinggi. Kaya asam humus ditambah pupuk meso yang dibutuhkan guna meningkatkan pertumbuhan akar vigor, luas dan dalam, sehingga mampu meningkatkan fungsi akar dalam menambang hara dan air tanah. Mengandung precusor phytohormon yang menjamin sintesa phytohormon Indole Acetic Acid ( IAA = Auxin ), yang fungsinya sebagai hormon pertumbuhan. Meningkatkan hardening akar sehingga akar lebih kuat dan mampu meningkatkan daya tahan akar terhadap genangan air, sebab BIO Lemi juga berfungsi melindungi ujung akar yang fungsinya sebagai exudat akar. BIO LEMI mampu melepaskan hara terikat menjadi hara tersedia bagi akar umpama hara P, K, Ca, Mg, dan

4

Page 5: Informasi Pertanian Tropika Bmf Pkl

Fe yang terikat tanah. BIO LEMI meningkatkan efisiensi pemupukan pupuk anorganik.

2. PPC ORGANIK BIO FERT PLUS.PPC Organik BIO FERT PLUS merupakan pupuk pelengkap cair organik

ekstrak fermentasi phyto & zoo organik + pupuk makro dan mikro yang umumnya kahat di lahan pertanian intensip, tanah mineral berpasir dan tanah dengan pemupukan pupuk organik dosis tinggi. Kaya asam humus dan precusor phytohormon yang mampu mendukung pertumbuhan dan produksi optimal. Memiliki fungsi hardening dinding sel daun, sehingga dinding sel daun menjadi tebal, daun lebih tahan terhadap sinar matahari saat siang hari. Daun tidak layu atau menggulung, sehingga proses carbon asimilasi tidak mengalami hambatan. Produksi karbohidrat akan meningkat, merupakan jaminan produksi mencapai produksi yang optimal.

PENUTUPTanam holtikultura saat musim kemarau terutama sayur mayur ( bayem, kangkung

cabut, sawi, dsb ) memiliki peluang pasar yang sangat menjanjikan bila didukung tersedianya air yang cukup umpama tanam dibantaran sungai, tanam didukung sumur pantek atau tanam dilahan yang didukung jaringan irigasi.

5