industri alkohol bir(revisi)

Upload: nurul-syefira

Post on 02-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    1/16

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    2/16

    BAB I

    ALKOHOL

    1.1Pendahuluan

    Alkohol murni disebut juga etil alkohol (etanol) adalah sejenis cairan yang mudah

    menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Alkohol mempunyairumus kimia C2H5OH dan

    rumus empirisC2H6O.

    Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia. Etanol juga

    digunakan sebagai bahan bakar (bioethanol). Saat dibakar etanol akan menghasilkan gas

    karbondioksida (CO2).

    Etanol dapat dibuat secara fermentasi, maupun secara sintetik. Secara fermentasi,

    dibuat dari bahan baku yang alami, seperti tanaman yang mengandung pati dengan bantuan

    mikroba saccharomyces cereviciae. Sedangkan secara sintetik etanol dibuat dari hidrasi etena.

    Pembuatan etanol secara sintetik dilakukan pada tahun 1826 oleh Henry Hennel dari Britania

    Raya dan S.G. Srullas dari Perancis.

    1.2Bahan Baku

    Bahan baku untuk pembuatan alkohol ada yang terbarukan dan banyak tersedia di

    alam, ada juga yang ketersediaannya di alam sangat terbatas. Proses pembuatan etanol

    secara fermentasi menggunakan bahan baku terbarukan dan banyak tersedia di alam,

    sedangkan proses pembuatan etanol secara sintetik menggunakan bahan baku yang

    terbatas.

    Bahan baku yang terbarukan :

    a) Bahan yang mengandung gula (gula tebu, gula bit, molase/tetes, sari buah-buahan)

    b) Bahan yang mengandung pati (padi-padian, jagung, gandum, ubi kayu dsb) harus

    dihidrolisis terlebih dahulu menjadi gula/sukrosa agar dapat difermentasi

    c) Bahan yang mengandung selulosa (kayu, cairan buangan pabrik pulp dan kertas)

    d) Ragi (yeast) dari strain Saccharomyces cereviseae atau Saccharomyces ellipsoides.

    Ragi ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida (CO2).

    Bahan baku yang terbatas, yaitu hidrokarbon yang berasal dari minyak bumi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_empirishttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_empirishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimia
  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    3/16

    1.2.1 Bahan Baku Utama

    Bahan baku utama yang paling banyak digunakan untuk pembuatan alkohol

    adalah molase. Molase adalah limbah hasil proses industri gula yang masih mengandung

    gula dan asam-asam organik. Molase dibagi menjadi tiga jenis :

    a. Molase kelas 1

    Molase jenis ini didapat dari sisa proses kristalisasi yang pertama. Biasanya

    disebut jus dan berwarna bening.

    b. Molase kelas 2

    Molase jenis ini biasa disebut dark,karena warnanya yang agak kecoklatan.

    Molase diperoleh dari proses kristalisasi yang kedua.

    c. Black strap

    Black strap adalah sisa dari proses kristalisasi tahap akhir. Warnanya coklat tua

    mendekati hitam. Dalam black strap masih terkandung kalsium, magnesium,

    potassium, dan besi.

    1.2.2 Bahan Penunjang

    Selain bahan baku utama, diperlukan bahan penunjang yang digunakan untuk

    pembuatan alkohol, yaitu

    Mikroba saccharomyces cereviciae (ragi)

    Ragi diperlukan untuk merubah glukosa menjadi alcohol dan karbondioksida

    (CO2).

    Syarat-syarat ragi yang digunakan untuk pembuatan alkohol :

    - Cepat berkembang biak

    - Tahan terhadap alkohol kadar tinggi, efisien dalam mengubah karbohidrat

    menjadi alcohol

    - Tahan terhadap suhu tinggi. Suhu pertumbuhan adalah 90 oC dan tidak

    banyak berubah karena adanya perubahan pH, suhu dan tekan osmosis.

    - Cepat beradaptasi terhadap media fermentasi

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    4/16

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan ragi, yaitu :

    a. Nutrisi (Zat gizi)

    - Unsur C

    - Unsur N, dengan penambahan pupuk nitrogen, ZA, urea, ammonia, dan

    sebagainya

    - Unsur P, dengan penambahan pupuk fosfat dari NPK,TSP,DSP, dan lain-

    lain.

    b. Mineral

    c. Vitamin

    d. Keasaman (pH) yaitu antara 4,85,0

    Untuk substrat yang bersifat asam ditambahkan NaHCO3, sedangkan untuk

    substrat yang bersifat basa ditambahkan H2SO4.

    e. Temperatur

    Temperatur optimum untuk pertumuhn dan perkembangbiakkan 28o30oC.

    karena pada fermentasi mengalami reaksi eksoterm, sehingga dibutuhkan

    pendinginan agar tetap 26o30oC

    f. Udara

    Fermentasi alkohol berlangsung secara anaerobik (tanpa udara). Udara

    dibutuhkan pada proses pembibitan, untuk pengembangbiakan ragi sel

    Air

    Air sangat diperlukan dalam proses hidrasi pati. Air ini dicampur dengan pati

    agar terjadi disperse.

    1.3Penggunaan Alkohol dalam Kehidupan

    Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dintaranya untuk :

    a. Minuman

    Alkohol biasanya terdapat dalam minuman beralkohol yang biasa disebut bir.

    Kadar alkohol dalam minuman biasanya sekitar 3,8%-7%

    b. Pelarut

    Alkohol banyak digunakan sebagai pelarut karena relatif aman dan bisa

    digunakan untuk melarutkan macam-macam senyawa organik yang tidak bisa

    larut dalam air. Biasanya digunakan sebgai pelarut zat warna di industri tekstil

    dan parfum.

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    5/16

    c. Bahan bakar

    Alkohol bisa digunakan sebagai bahan bakar dan biasa disebut dengan

    bioethanol. Bioethanol adalah bahan bakar yang ramah lingkungan dan bahan

    bakar alternatif pengganti minyak bumi.

    d. Bidang kedokteran

    Dalam bidang kedokteran, alkohol digunakan sebagai disinfektan dan obat-

    obatan.

    e. Sebagai bahan sintetis untuk menghasilkan bahan kimia yang lain, seperti aldehid

    f. Digunakan pada deodorant untuk menghilangkan bau

    1.4Proses Pembuatan Alkohol

    Pembuatan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan fermentasi dan hidrasi

    etena.

    1.4.1 Pembuatan Alkohol secara Fermentasi

    Reaksi dalam proses pembuatan alkohol dengan fermentasi:

    C6H22O11 +H2O 2 C2H2O5 + CO2

    a. Proses Pembiakan ragi

    b. Proses perubahan pati menjadi alkohol adalah sebagai berikut :

    Hidrasi Pati

    Pada tahap ini biji-bijian digiling dan sebuk biji-bijian diberi air sehingga terjadi

    dispersi.

    Gelatinasi PatiGelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan

    pembengkakan granula pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah

    dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan menyerap air dan mulai

    bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan

    adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena

    penyerapan air semakin banyak.

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    6/16

    Hidrolisis Pati

    Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi hidrolisispati dapat menggunakan katalisator ion H+yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang

    terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut:

    (C6H10O5)x + x H2O x C6H12O6

    c. Fermentasi

    Fermentasi dilakukan dalam tangki tertutup dan proses berlangsung secara anaerob.

    Suhu selama fermentasi dijaga tetap pada 30oC 32oC dengan mengalirkan air

    pendingin di luar tangki. Proses fermentasi berlangsung selama 30 jam lalu dialirkan

    ke bak penampung. Untuk mencegah tumbuhnya jamur serta hasil kontaminasi, maka

    dilakukan penyemprotan kalium permanganate (KMnO4).

    d. Destilasi

    Hasil fermentasi adalah alkohol dan komponen-komponen lain yang dapat

    dipisahkan dengan destilasi. Adonan hasil fermentasi yang mengandung alcohol 8-12% diberi antifoam agar tidak menghasilkan buih selama proses destilasi

    berlangsung. Adonan ini kemudian dipompa ke kondensor dengan suhu 62oC,

    kemudian masuk ke heat exchanger(HE) dengan suhu 50o-60oC. Dari heat exchanger

    (HE) dibawa ke mash column (MC) dan menghasilkan uap alcohol 56-60% yang

    kemudian masuk ke boiler. Dari boiler masuk pada bagian tengah Pre Running

    Column (PRC) dengan suhu bagian tengah 84oC. PRC menghasilkan produk atas

    berupa uap alcohol yang dilewatkan ke kondensor PRC kemudian ditampung pada

    holding tank (HT), sedangkan hasil bawahnya berupa cairan alcohol 30-40% menuju

    Less Column (LC) dan diberikan steam secara kontinu. Pada bagian bawah Less

    Column (LC) dihasilkan air flegma yang selanjutnya dialirkan ke bak air flema dan

    dipompa ke penampung air flegma dan diinjeksikan ke PRC. Hasil atas LC berupa

    uap alcohol, dialirkan ke balon column (BC).DariBC produk atasnya masuk ke RC

    dan produk bawahnya kembali ke LC. Pada RC terdapat kondensor prima yang

    berjumlah 3 buah, yitu refluk total (C1), refluk produksi (C2), dan refluk power (C3),.

    Hasil dari C1 ini kembali lagi ke RC. Hasil dari C2 merupakan produk sebelum

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    7/16

    masuk kefinal column (FC). C3 berfungsi sebagai pengontrol adanya kekurangan air

    atau kelebihan steam. Hasil dariFC adalah alcohol kualitas prima 95%.

    Diagram Alir Proses Pembuatan Alkohol secara Fermentasi

    1.4.2 Pembuatan Alkohol secara Sintetik

    Selain dengan fermentasi alkohol juga dapat dibuat secara sintetik, diantaranya :

    a. Mereaksikan alkil halida dengan basa

    Alkohol dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan suatu basa.

    Selain itu juga diperoleh produk lain, yakni garam halide

    contoh:

    b. Reduksi aldehida

    Reduksi (hidrogenasi) aldehida akan menghasilkan alkohol primer.

    http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-15.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-15.png
  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    8/16

    Contoh:

    c. Hidrolisis alkil hidrogensulfat

    Hidrolisis alkil hidrogensulfat akan menghasilkan alkohol dengan hasil sisa asam sulfat.

    Contoh :

    d. Hidrolisis ester

    Alkohol dibuat dengan hidrolisis ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi

    kesetimbangan.

    Contoh :

    e. Reduksi keton dengan hidrogen

    Reduksi suatu keton akan menghasilkan suatu alkohol sekunder.

    Contoh :

    http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-19.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-18.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-16.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-19.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-18.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-16.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-19.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-18.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-16.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-19.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-18.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-16.png
  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    9/16

    f. Mereaksikan Alkena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisis.

    Hidrolisis hasil reaksi antara alkena dengan asam sulfat akan menghasilkan alkohol.

    Contoh :

    Diagram Alir Proses Pembuatn Alkohol secara Sintetik

    Etanol dibuat dalam skala produksi dengan mereaksikan etena dengan katalis. Katalis

    yang digunakan adalah silikon dioksida padat yang dilapisi dengan asam fosfat(V). Reaksi

    terjadi secara bulak-balik(reversibel). Hanya 5% dari etena yang diubah menjadi etanol pada

    setiap kali pemasukan ke dalam reaktor. Dengan mengeluarkan etanol dari campuran

    kesetimbangan dan mendaur-ulang etena, maka pengubahan etena menjadi etanol secara

    keseluruhan dapat mencapai 95%.

    http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-20.pnghttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/alkohol-20.png
  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    10/16

    1.5 Pebedaan Proses Pembuatan Alkohol secara Sintetik dengan Proses Fermentasi

    Fermentasi Hidrasi etena

    Jenis proses

    Proses berkelompok. Semua bahan dimasukkanke dalam sebuah wadah dan kemudian dibiarkansampai fermentasi selesai. Kumpulan bahan ini

    kemudian dikeluarkan dan sebuah reaksi barudilangsungkan. Proses ini tidak efisien.

    Proses aliran kontinyu. Aliranpereaksi dilewatkan secara

    terus menerus diatas sebuahkatalis. Cara ini lebih efisien.

    Laju reaksi Sangat lambat. Sangat cepat.

    Kualitasproduk

    Menghasilkan etanol yang sangat tidak murnidan memerlukan pengolahan lebih lanjut

    Menghasilkan etanol yangjauh lebih murni.

    Kondisi-

    kondisi reaksiMenggunakan suhu dan tekanan udara yang

    sedang.

    Menggunakan suhu dantekanan tinggi, sehingga

    memerlukan banyak inputenergi.

    Penggunaan

    bahan bakuMenggunakan bahan baku yang terbaharukan

    dari material tanaman.Menggunakan bahan baku

    terbatas dari minyak mentah.

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    11/16

    BAB II

    INDUSTRI BIR

    2.1 Pendahuluan

    Bir adalah minuman beralkohol yang dibuat secara spesifik yaitu menggunakan

    campuran malt dan hop serta bahan tambahan lainnya. Produk ini mengandung alcohol

    sekitar 3,8%-7%. Ada bir yang warnanya jernih dinamakan Pisener dan ada bir yang

    warnanya agak keruh.

    Bir adalah minuman berolkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan

    berpati seperti biji malt, cereal dan diberi aroma flavor hops, tetapi tanpa melalui proses

    penyulingan setelah fermentasi. Proses pembuatan bir disebut brewing, karena bahan yang

    digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, maka

    karakteristik bir seperti rasa dan warna sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya.

    Bir juga salah satu minuman tertua yang dibuat manusia, yaitu dibuat sekitar tahun

    5000 SM yang tercatat di sejarah Mesir kuno dan Mesopotamia. Industri pembuatan Bir

    merupakan industri global yang sangat besar, dan sekarang ini kebanyakan dikuasai oleh

    konglomerat yang dibentuk dari gabungan pengusaha-pengusaha yang lebih kecil.

    2.2 Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Bir

    Bahan baku yang digunakan, yaitu :

    a. Malt

    Malt merupakan bahan baku yang banyak mengandung pati, protein, vitamin dan

    mineral. Malt yang digunakan yaitu biji barley atau semacam gandum yang

    dikecambahkan dan dikeringkan. Apabila hendak digunakan maka harus dihilangkan

    bagian tunasnya. Biji barley banyak dihasilkan dari negara-negara Eropa seperti

    Perancis dan Belgia dan Australia.

    Syarat biji barley yang digunakan untuk pembuatan bir :

    - 97% mengalami perkecambahan dalam 3 hari

    - Kandungan air 12-13%

    - Kandungan protein 9-11%

    - Kemurnian varietas minimal 99%

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    12/16

    Biji Barley

    b. Hop/Humulus lupulusHop/Humulus lupulus adalah sejenis tanaman perdu yang memiliki aroma dan rasa

    yang khas. Bagian tanaman yang digunakan untuk pembuatan bir adalah bagian

    bunga, getah dari sari tanaman tersebut yang dikeringkan. Bahan ini akan menambah

    aroma dan rasa dari cairan yang dihasilkan. Minyak esensial pada hop yang digunakan

    untuk mempengaruhi rasa dan aroma bir adalah mircen, linalol, geraniol, humulen,

    dan lain sebagainya. Tanaman ini banyak mengandung tanin (pirogaol dan katekol)

    yang pada proses penemuan bir akan berikatan dengan protein dan harus dihilangkan

    karena mempengaruhi kejernihan bir. Selain itu, juga terdapat kandungan -resin yang

    akan memberikan rasa pahit. Adanya rasa pahit inilah yang merupakan rasa pahit

    yang khas yang diinnginkan terdapat pada minuman bir. Rasa pahit ini akan timbul

    terutama bila hop sudah dipanaskan hingga cairannya mendidih.

    Tanaman Hop

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    13/16

    c. Air

    Air pada pembuatan bir harus bersifat netral dengan nilai pH 6,5-7,0 kandungan

    kalsium dan kandungan magnesium karbonat sebaiknya kurang dari 100 ppm,.

    Kandungan kalsium sulfat kurang dari 250 ppm, natrium klorida kurang dari 200

    ppm, dan besi kurang dari 1 ppm.

    d. Mikroba Saccharomyces cerevisiae dari jenis khamir permukaan dan khamir

    terendam, selain itu juga digunakan Saccharomyces carlsbergensisdari jenis khamir

    terendam.

    2.3 Jenis-jenis Bir

    Bir mempunyai jenis produk yang berbeda-beda sesuai dengan kualitasnya, diantaranya :

    a. Red Wine

    Red wineadalah wineyang dibuat dari anggur merah. Beberapa jenis anggur merah

    yang terkenal adalah merlotdanpinol noir.

    b. White wine

    White wineadalah wineyang dibuat dari anggur putih.

    c. Rose wine

    Rose wineadalah wineyang berwarna merah jambu yang dibuat dari anggur merah,

    tetapi dilakukan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan red

    wine.

    d. Sparkling wine

    Sparkling wineadalah wineyang mempunyai kandungan gelembung karbondioksida

    (CO2) yang banyak. Sparkling wine yang paling terkenal adalah champagne dari

    Perancis

    e. Sweet wine

    Sweet wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula hasil fermentasi,

    sehingga membuat rasanya manis.

    f. Fortified wine

    Fortified wine adalah wine yang paling banyak mengandung alkohol, yaitu 15-20%.

    g. Tuak

    Tuak adalah sejenis minuman hasil fermentasi dari buah-buahan/ minuman yang

    mengandung gula. Tuak sering disebut sebagai arak, yang banyak dikonsumsi di

    Cina. Bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat arak adalah beras, nira

    kelapa atau aren, dan legen dari pohon siwalan.

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    14/16

    Minuman beralkohol juga dapat dibagi menjadi tiga golongan:

    1. Bir (Beer), 4-6% alkohol

    2. Anggur (Wine), 9-16% alkohol

    3. 3. Spirit, minimal 20% alkohol

    Minuman beralkohol yang memiliki kadar alkohol rendah adalah beerdan wine. Keduanya diproduksi melalui

    fermentasi. Sedangkan minuman alkohol dengan kadar tinggi (spirit) diproduksi dengan cara fermentasi

    ditambah dengan proses distilasi (penyulingan).[10]

    Kandungan beberapa minuman beralkohol dapat dilihat pada tabel berikut :

    Jenis Minuman Kandungan Etanol (%)

    Bir 3 - 5

    Wine 9 - 18

    Anggur obat 9 - 18

    Liquor Min. 24

    Whisky Min. 30

    Brandy Min. 30

    Genever Min. 30

    Cognac Min. 35

    Gin Min. 38

    Arak Min. 38

    Rum Min. 38

    Vodka Min. 40

    2.4Proses Pembuatan Bir

    http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2888-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html#_ftn10http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2888-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html#_ftn10http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2888-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html#_ftn10http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2888-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html#_ftn10
  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    15/16

    a. Proses malting

    Proses malting adalah proses untuk memperoleh malt yang banyak mengandung

    enzim pemecah pati dan protein yaitu -amilase, -amilase dan protease. Barley yang

    dikecambahkan akan menghasilkan komponen flavor dan warna yang khas.

    b. Proses mashing

    Proses mashing adalah proses pelarutan dari malt, sehingga dapat digunakan sebagai

    media fermentasi. Prinsip dari proses mashing adalah memanaskan malt terpisah

    kemudian dilakukan pencampuran sehingga suhunya sekitar 57-77oC.

    c. Pemasakan Wort

    Filtrat (wort) yang dihasilkan harus dimasak dan dicampur dengan hop dan bila perlu

    ditambahkan gula sebagai tambahan substrat. Wort tersebut dimasak pada suhu 100oC

    selama 1,5 hingga 2,5 jam. Setelah itu disaring melewati sisa-sisa hop sehingga

    protein dan padatan hop tertahan. Endapan yang terpisah dari substrat dicuci kembali

  • 8/10/2019 Industri Alkohol Bir(Revisi)

    16/16

    dan penyaringan dilakukan untuk menahan padatan, sehingga filtrat yang terbentuk

    cukup banyak.

    d. Persiapan bahan

    Pada tahap ini dilakukan pemasakan wort, hal ini bertujuan agar terjadi reduksi

    mikroba. Mikroba patogen dan pembusuk diharapkan sudah dapat dimusnahkan

    dengan adanya pemanasan yang cukup lama. Dengan pemanasan yang cukup lama itu

    juga akan menyebabkan terjadinya pemekatan bahan, pemucatan, inaktivasi enzim,

    ekstraksi zat-zat yang dapat larut, koagulasi protein dan terbentuk karamel yang akan

    mempengaruhi mutu akhir produk.

    e. Fermentasi

    Fermentasi berlangsung pada suhu dibawah 10oC, penambahan starter dilakukan pada

    suhu 3,3-14oC pada saat itu pH media sekitar 5-5,2. Pada awal fermentasi dilakukan

    secara anaerobik sehingga dapat dihasilkan alkohol. Fermentasi akan dibiarkan

    berlangsung selama 8-20 hari tergantung dari beberapa faktor seperti bahan baku,

    kondisi starter dan faktor lainnya yang mempengaruhi proses fermentasi. Fermentasi

    permukaan biasa berlangsung antara 5-7 hari sedangkan fermentasi terendam

    mebutuhkan waktu yang lebih lama yaitu antara 7-12 hari. Pada akhir fermentasi akan

    terjadi penggumpalan dari sel-sel khamir dan akan turun kedasar wadah fermentasi.

    Proses ini dilanjutkan dengan proses penuaan atau aging. Aging berlangsung pada

    suhu 0-3oC selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Selama aging akan

    terjadi koagulasi komponen-komponen yang akan dipisahkan pada akhir proses.

    Komponen tersebut antara lain adalah protein, sel khamir dan resin. Pada saat ini bir

    akan menjadi jernih dan berbentuk aroma yang khas, karena terbentuknya ester.