indra 7 kulit
TRANSCRIPT
Pemicu 7 Kulit
Chastine405070070
Dermatitis
• DERMATITIS• Dermatitis Kontak Iritan (DKI)• Dermatitis Kontak Alergika (DKA)• Dermatitis Atopik• Neurodermatitis Sirkumkripta• Dermatitis Numularis• Dermatitis Stasis• Dermatitis Auto Sensitisasi
Dermatitis
• Ekzem• Peradangan kulit sebagai respon terhadap fk
endogen &faktor eksogen• Etiologi :
– Faktor endogen:• Misal,dermatitis atopik
– Faktor eksogen:• Bahan kimia,fisik,mikroorganisme,
Gejala klinisStadium akut Stadium subakut Stadium kronis
Eritema,edema,vesikel atau bula,erosi dan eksudasi sehingga tampak basah (madidans)
Eritema & edema berkurangeksudatkrusta
Lesi tampak keringskuamahiperpigmentasipapullikenifikasimungkin terdapat erosi dan eksoriasi karena garukan
Tidak selalu sama karena stadiumnya tidak selalu berurutan
Histologi Stadium akut Stadium subakut Stadium kronis
Kelainan di epidermis:Spongiosisvesikel atau bulaedema intraseleksositosismononuklearkelainan dermis:Sembabpembuluh darah melebarKadang eosinofil
Spongiosis,jumlah vesikel berkurang,epidermis mulai menebal (akantosis ringan),tertutup krusta,stratum korneum mengalami parakeratosis setempat,eksositosis berkurang,edema di dermis berkurang,vasolidatasi masih jelas,sebukan sel radang masih jelas,fibroblas mulai meningkat jumlahnya
Menebal(akantosis),stratum korneum menebal,rete ridges memanjang,kadang ditemukan spongiosis ringan,tidak lagi terlihat vesikel,eksositosis vesikel,pigmen melanin terutama di sel basal bertambah.
Pengobatan,sistemik,topikal
• Pengobatan : bersifat simptomatis– Sistemik kasus ringanantihistamin– Kasus berat akut kortikosteroid
• Topikal :– Dermatitis akut atau basah cara basah(kompres
terbuka)– Sub akut losio (bedak kocok), krim pasta atau
linimentum(pasta pendingin)– Krimdaerah berambut, pasta daerah tidak
berambut,kronik diberi salap
Dermatitis kontak
• Oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit.
• Jenis:– Kontak iritanreaksi peradangan kulit non
imunologik kerusakan kulit tanpa proses sensitasi – Kontak alergik mengalami sensitasi terhadap
suatu alergen
Dermatitis kontak iritan(DKI)• Epidemiologi semua ras , golongan umur,jenis kelamin.• etiology bahan yang bersifat iritan
– Dipengaruhi oleh:ukuran molekul daya larut konsentrasi bahan dan vehikulum , lama kontak kekerapan adanya oklusi (kulit lebih permeabel),gesekan,trauma fisis,suhu,dan kelembapan ,individu
• Patogenesiskerusakan sel bahan iritan merusak lap tanduk ,denaturasi keratin,menyingkirkan lemak lap tanduk,mengubah daya ikat air kulit – Bahan iritan(toksin)menembus membran sel,merusak
lisosom,mitokondria.– Kerusakan membranaktifkan fosfolipase &melepaskan aa(AA),
(DAG),(PAF),(IP3)
• AA PG dan LT induksi vasodilatasi,meningkatkan permeabilitas vaskular mempermudah transudasi komplemen dan kinin– PG < kemoaktratan kuat (limfosis dan
neutrofil)aktifasi sel mas melepaskan histamin• Rentetan kejadiangejala klasikeritema dkk
Gejala klinisDKI akut DKI akut
lambatDKI kumulatif
Reaksi iritan
DKI traumatik
DKI noneritematosa
DKI subyektif
Iritan kuatkarena kecelakaan&reaksi segera timbulKulit terasa pedih,panas,rasa terbakar,eritema edema,bula,nekrosis, kelainan tugas batas tegas,asimetris
Muncul 8-24 jam /lebih etelah kontakpodofilin,antrafilin, dkk
Paling sering,DKI kronisGejala klasik kulit kering,eritema,skuama,hiperkeratosis,likenifikasi,difus,kulit dpt retakbiasa berhubungan dengan pekerjaan
Dermatitis iritan subklinis pada seseorang yang terpajan pekerjaanbasahkelainan kulit monomorf
Kelainan kulit berkembang lambat setelah trauma panas atau laserasigejala sepertidermatitis numularispaling sering di tangan
Bentuk subklinis DKIperubhan fungsi sawar stratum korneum tanpa kelainan klinis
DKI sensori,kelainan kulit tidak terlihat,tapi pasien merasa seperti tersengat atau terbakar setelah kontak bahan kimia tertentu
Histopatologik
• DKI akutiritan primer dalam dermis terjadi vasodilatasi& sebukan sel mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas
diagnosis
• DKI akut lebih cepat diketahui drpd DKI kronis
Pengobatan
• Menghindari pajanan bahan iritan• Menyingkirkan faktor yang memperberat• Dapat digunakan kortikosterois untuk radang
DERMATITIS ALERGI
DERMATITIS ALERGI
• Etiologi: Bahan kimia, dengan berat molekul rendah (< 1000 dalton) alergen yang belum diproses hapten– Lipofilik– Sangat reaktif– Dapat nembus stratum korneum sehingga
mencapai sel epidermis di bawahnya
Gejala
• Gatal• Akut
– Bercak eritematosa jelas– Diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula– Vesikel dapat pecah erosi dan eksudasi (basah)– Eritema dan edema lebih dominan daripada vesikel– Kelopak mata, penis, skrotum,
Faktor resiko
• Potensi sensitisasi alergen• Dosis per unit area• Luas daerah yang terkena• Lama pajanan• Oklusi• Suhu, kelmbaban lingkungan• Vehikulum• Ph• Faktor individu (keadaan kulit pada lokasi kontak)• Status imunologik
Patogenesis
• Fase sensitisasiHapten masuk ke epidermis melewati stratum korneum dengan cara pinositosis atau endositosis oleh sel LE (Langerhans Epidermal) ikatan kovalen dengan protein karier di epidermis komplek hapten protein Kemudian sel LE menuju duktus Limfatikus dan ke parakorteks Limfonodus regional terjadi proses penyajian antigen kepada molekul CD4+ dan CD3. Kedua reseptor antigen tersebut terdapat pada permukaan sel T. Pada saat ini telah terjadi pengenalan antigen (antigen recognition).
Lalu sel Langerhans dirangsang IL-1 yang akan merangsang sel T IL-2 proliferasi sel T sehingga terbentuk memory T cells bersirkulasi ke seluruh tubuh meninggalkan limfonodi dan akan memasuki fase elisitasi bila kontak berikut dengan alergen yang sama.
– 2-3 minggu– Pada saat ini individu tersebut telah tersensitisasi yang
berarti mempunyai resiko untuk mengalami dermatitis kontak alergik.
• Fase elisitasiTerjadi pada pajanan kedua dari antigen yang sama dan sel yang telah tersensitisasi. Sel Langerhans mensekresi IL-1 merangsang sel T untuk mensekresi Il-2 IL-2 merangsang INF (interferon) gamma.IL-1 dan INF gamma merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang langsung beraksi dengan limfosit T, lekosit, dan sekresi eikosanoid.
Eikosanoid mengaktifkan sel mast dan makrofag untuk melepaskan histamin vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat. timbul kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan tampak sebagai dermatitis.– 24 – 48 jam
Lokasi DKA
• Tangan– pada ibu rumah tangga.– Alergen: deterjen, antiseptik, getah sayuran/tanaman,
semen dan pestisida.
• Lengan– jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen dan
tanaman. – Di aksila: deodoran, antiperspiran,formaldehid yang ada di
pakaian.
• Wajah– bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang ada di udara,
nikel (tangkai kaca mata).– Di bibir : lipstik, pasta gigi dan getah buah-buahan. Di
kelopak mata : cat kuku, cat rambut, maskara dan obat mata.
• Telinga– Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel– obat topikal, tangkai kaca mata, cat rambut dan alat bantu
pendengaran.
• Leher dan Kepala– kalung dari nikel, cat kuku (yang berasal dari
ujung jari), parfum, alergen di udara dan zat warna pakaian.
– Kulit kepala: cat rambut, semprotan rambut, sampo atau larutan pengeriting rambut.
• Badan – Pakaian, zat warna, kancing logam, karet (elastis, busa ),
plastik dan deterjen, bahan pelembut, pewangi.
• Genitalia– antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut wanita
dan alergen yang berada di tangan.
• Paha dan tungkai bawah– pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon,
obat topikal (anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, sandal dan sepatu.
• Dermatitis kontak sistemik– Pada individu yang telah tersensitisasi secara topikal oleh
alergen, selanjutnya terpajan secara sistemik, kemudian timbul rx terbatas pada tempat tersebut
Dermatitis karena jam tangan
Hairstylish dermatitisDermatitis karena air liur
Karena sabun deterjen
Diagnosis
• Anamnesis• Pertanyaan mengenai kontaktan
– Misal ada kelainan kulit berukuran numular di sekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul dan erosi tanya apakah pasien memakai kancing celana / ikat pinggang dari logam (nikel)
• Riwayat pekerjaan, hobi• Obat topikal, sistemik, kosmetik yang digunakan.• Riwayat atopi
Pemeriksaan • Uji tempel
– Biasanya dipunggung– Dermatitis harus sudah tenang (sembuh)– Dilakukan min 1 minggu setelah pemakaian KS sistemik
dihentikan– Di buka setelah 2 hari lalu di baca. Pembacaan ke 2 dilakukan
pada hari ke 3-7 setelahh aplikasi
– Penderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel longgar dan dilarang mandi sekurang2nya 48 jam.
– Jangan dilakukan pada penderita dengan riwayat tipe urtikaria dadakn (immediate urticarial type) menimbulkna urtikaria generalisata bahkan rx anafilaksis.
– Setelah 48 jam uji tempel dilepas. Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas, agar efek tekanan bahan yang diuji hilang.
1. = rx lemah (nonvesikular) : eritema, infiltrat, papul (+)2. = rx kuat : edema atau vesikel (++)3. = rx sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus (+++)4. = meragukan : hanya eritematosa (?)5. = iritasi : seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)6. = rx negatif (-)7. = excited skin8. = tidak di tes (NT = not tested)
– Pembacaan ke 2 72 – 96 jam setelah aplikasi penting untuk membedakan respons alergik atau iritasi.
• Reaksi positif palsu– Konsentrasi terlalu tinggi atau bahan tersebut bersifat
iritan bila dalam keadaan tertutup.– Efek pinggir uji tempel, umumnya karena iritasi, bag
tepi reaksi ebih kuat sedangkan yang tengah ringan / tidak ada karena konsentrasi iritasi cairan di pinggir meningkat.
• Reaksi negatif palsu– Konsentrasi terlalu rendah– Vehikulum tidak tepat– Bahan uji tempel tidak melekat dengan baik / longgar
akibat pemakain– Penghentian pemakain KS kurang cukup waktu
Pengobatan
• KS jangka pendek mengurangi peradangan DKA akut (eritema, edema, vesikel atau bula, eksudatif)– Prednison 30 mg/hari
• DKA ringan atau DKA akut cukup KS atau makrolaktam (pimecrolimus atau tacrolimus) secara topikal.
Diagnosa banding
• Utama: DKI• Dermatitis atopik• Dermatitis numularis• Dermatitis seboroik• Psoriasis
Dermatitis Seboroik (DS)
Dermatitis Seboroik
• Dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik.
Etiopatologis
• Idiopatik• Pertumbuhan P. Ovale >> inflamasi,(akibat
produk metabolitnya ke epidermis atau sel jamur,melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans.)
• Proliferasi epidermis yg meningkat
• DS berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea.
• DS pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balig dan insidennya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua.
• Sebanding dg inf piogenik.• > sering pada pria
• Faktor predisposisi: kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoic state) yang rupanya diturunkan.
• Faktor resiko: faktor predisposisi + faktor kelelahanStres emosionalInfeksi Defisiensi imun
Gejala Klinis• eritema dan skuama berminyak agak kekuningan.• Batasnya kurang tegas.• DS ringan : kulit kepala skuama halus (mulai bercak
kecil meluas ke seluruh kepala jdi skuama kasar halus ;Pitiriasis Sika/ Ketombe, Dandruff).
• Pitiriasis Steatoides : bntk berminyak, eritema dan krusta tebal. Rambut rontok di verteks dan frontal
• Bentuk yang berat bercak berskuama berminyak disertai eksudasi,krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaaurikular dan leher.
• Bentuk yang lebih berat lagi seluruh kepala tertutup krusta kotor,bau tidak sedap.
• Supraorbita skuama halus di alis mata, kulit dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak skuama kekuningan, dapat terjadi blefaritis.
• Dapat juga mengenai: liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternal, areola mamae, lipatan di bawah mamae wanita, intraskapular, umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-papul.
• D.S dapat terjadi bersama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner.
DD
• Psoriasis Inversa• Kandidosis• Otomikosis• Otitis eksterna
Pengobatan
• SistemikKS digunakan pada bentuk yang berat,
prednison 20-30 mg sehari, jika ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi antibiotik.
.
Isotretinoin kasus yang rekalsitran.Narrow band UVB (TL-01) D.S yang parahKetokonazol bila ditemukan P. Ovale , dosis 200
mg per hari
• Topikal Pitiriasis sika dan oleosaseminggu 2-3x scalp dikeramasi
5-15 menit, misalnya dengan selenium sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien, misalnya
krim urea 10%.
Obat lain yang dapat dipakai untuk D.S. ialah:– Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2-5% atau pragmatar.– Resorsin 1-3%– Sulfur praesipitatum 4-20% dapat digabung dengan asam salisilat 3-6%.– Kortikosteroid, misalnya krim hidroksida 2,5%– Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung
terdapat banyak P.ovale.Sebaiknya dipakai dalam bentuk krim
Prognosis
• Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.
PITIRIASIS ROSEA
Pitiriasis Rosea
• Awal lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus
• Kemudian disusul dengan lesi2 yg kecil di badan, lengan, paha atas dan tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam 3-8 minggu
Pitiriasis Rosea
Epidemiologi• Didapati pada semua umur, terutama usia 15-
40th
• Wanita = pria
Etiologi• Belum diketahui, kemungkinan virus
ETOLOGI
Gejala Klinis
Initial phase• Sebelum lesi terlihat mungkin ada gejala ISPA: • Gatal ringan• Lesi I (herald patch) di badan, solitar, oval,
anular, diameter 3cm• Ruam eritema dengan skuama halus dipinggir
(eritroskuama)
Gejala Klinis
Progression• Terdapat lesi berikutnya setelah 4-10hari lesi
pertama :– Lesi sama tetapi lebih kecil– Susunan sejajar costae mirip pohon cemara terbalik– Timbul serentak / beberapa hari
– Predileksi tempat : badan, lengan atas proximal, paha atas, lesi kecil pada lengan, kaki/wajah
– Gatal
• Bentuk lesi dapat juga berbentuk urtika, vesikel dan papul (lebih sering pd anak
Pitiriasis Rosea
Pityriasis rosea (initial phase) Pityriasis rosea (rash)
HERALD PATCH
Diagnosis Klinis
• Gambaran klinis mirip tinea korporis eritoskuama dan bentuk anular
• Pada pitiriasis rasa gatal tidak separah tinea dan skuamanya halus
• Lesi inisial tidak seluruhnya eritematosa lagi, bentuk masih tampak oval dan tengahnya terlihat hipopigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
• Profil darah normal• LED sedikit meningkat• Rheumatoid Factor (RF), pembekuan darah, dan
cryoglobulins normal• Pemeriksaan Biopsi Kulit :
Untuk membedakan dengan Tinea Corpora KOH + Tinea
• Infeksi jamur :cek dg beri KOH• Psoriasis• Morbus Hansen tipe T• Intoksikasi• Liken planus• Sifilis maupun dermatitis seboroika tes
serologis
Differential Diagnoses
Penatalaksanaan
• self-limited disease supportive treatment• Mandi menggunakan lukewarm water dan oatmeal bath
• Pengobatan – Terapi simptomatik : antipruritik (antihistamin) , Topical
zinc oxide dan calamine lotion – Terapi keratolitik : Bedak salisilat 1,5-2%& Terapi UV– Bila berat/ menyebar (vesicular pityriasis rosea) : +kan
topical /oral steroids• Ultraviolet radiation therapy efektif untuk PR tetapi dapat
menimbulkan postinflammatory pigmentation
Corticosteroids
Prednisone • May decrease inflammation by reversing
increased capillary permeability and suppressing PMN activity.
Hydrocortisone • Adrenocorticosteroid derivative suitable for
application to skin or external mucous membranes. Mineralocorticoid and glucocorticoid effects resulting in anti-inflammatory activity.
Antibiotik & Antivirus• Empiric antimicrobial therapy must be comprehensive and should
cover all likely pathogens in the context of the clinical settingErythromycin• Inhibits bacterial growth blocking dissociation of peptidyl tRNA
from ribosomes and causing RNA-dependent protein synthesis to arrest.
• In children, age, weight, and severity of infection determine proper dosage.
AntibioticsAntiviral agents (Acyclovir)
• ↑resolution rate if given within 1 week of rash
• Prodrug activated by phosphorylation by virus-specific thymidine kinase inhibits viral replication
• Guanylate kinase converts monophosphate diphosphate and triphosphate analogues inhibit viral DNA replication
• Has affinity for viral thymidine kinase and, once phosphorylated, causes DNA chain termination when acted on by DNA polymerase. Interferes with DNA replication within the virions.
Prognosis Pitiriasis Rosea
• Sembuh spontan dalam waktu 3-8mg• < 3% rekuren
Pediculosis kapitis
PEDICULOSIS CAPITIS
• Sinonim: Pediculosis capitis; Penyakit tuma kepala• Etiologi: Pediculus humanus var. capitis (Head louse)• Insiden: Anak dan wanita berambut panjang
SIMPTOMATOLOGI
• Gatal digaruk infeksi, keluar serum infeksi sekunder impetigo/furunkulosis
• Predileksi di regio occipital & post-auricular• Rambut kering & tak mengkilap• Jika bernanah + krusta + bau busuk Plica
polonica (rambut gimbal)
DIAGNOSIS
• Gatal pada predileksi• Telur/ tuma (+) (diagnosis pasti)• Impetigo; furunkulosis + KGB > pada anak
DD
– Pioderma– Tinea kapitis– Dermatitis seboroika– Hair casts– Trichorrhexis nodosa
PENATALAKSANAAN
• Hilangkan / basmi kutu dan telurnya– Umum: jaga kebersihan rambut cukur
– Topikal: – emulsi/ bubuk DDT 5 – 10%– emulsi benzyl benzoas 20 – 25%– Gameksan 0,5 – 1%– Gama Benzen Hexachloride 1%– Bubuk malathion 1%
– Sistemik: antibiotika/ kemoterapeutika infeksi sekunder
MILIARIA
Miliaria • Definisi
– Kelainan kulit akibat tertutupnya saluran kelenjar keringat yang menyebabkan retensi keringat
– Tidak ada hubungan dengan seks/ ras– Banyak pada infant
• Sinonim– Biang keringat– Keringat buntet– Liken Tropikus– Prickle Heat
• Klasifikasi • Berdasarkan kedalaman letak sumbatan : Miliaria kristalina (sudamina)
• Sumbatan terjadi di dalam stratum korneum Miliaria rubra (Prickly heat)
• Sumbatan terjadi di lapisan dalam epidermis Miliaria profunda (mamillaria)
• Sumbatan di dalam dermoepidermal junction
Miliaria kristalina• Manifestasi klinis • Ditandai dengan adanya vesikel berdiameter 1mm (seperti
percikan air) tanpa tanda radang• Umumnya tidak memberi keluhan• Sering terdapat di daerah intertriginosa(misalnya aksila)• Tidak perlu pengobatan karena mudah pecah dengan mandi
atau pergerakan anggota tubuh
Miliaria rubra• Manifestasi klinis• Ditandai adanya makula/ papul eritematosa dengan vesikel
punktata di atasnya, ekstrafolikuler, kadang-kadang menjadi pustul bila luas dan kronis
• Bila berat dan luas dapat menyebabkan demam• Disertai rasa gatal dan kadang-kadang rasa panas bila ada
keringat• Terutama di daerah badan dan leher
Miliaria profunda• Manifestasi klinis• Papul putih berukuran 1-3 mm• Tidak gatal dan tidak merah• Lokasi pada badan dan ekstremitas• Sering ditemukan pada iklim panas• Dapat berasal dari miliaria rubra yang berulang Bila luas dapat
menyebabkan gangguan evaporasi, yang dapat mengakibatkan demam, takikardi, heat stres, kolaps; disebut sebagai tropical anhydrotic asthenia
• Diagnosis – Mudah didiagnosis secara klinis– Tidak perlu pemeriksaan penunjang
• Diagnosis banding– Miliaria kristalina: (-)– Miliaria rubra: Reaksi iritasi primer, eritema
neonatorum, folikulitis– Miliaria profunda: musinosis papular, amiloidosis
• Pengobatan – Miliaria kristalina
• Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis dan meyerap keringat
– Miliaria rubra• Menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menghisap
keringat• Dapat diberikan bedak salisil 2% dibubuhi mentol• Losio Faberi juga dapat digunakan, untuk menambahkan efek anti
pruritus dapat ditambahkan mentholum atau camphora pada losia Faberi
– Miliaria profunda• Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan• Mengusahakan regulasi suhu yang baik dan pakaian yang tipis• Dapat diberikan losio calamin dengan atau tanpa menthol