indo,syafniwati circ

123
 1 1   U   N   I   V E  R S ITA S ISLA M  R   I  A U   P E K ANBA R U PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF DALAM PENGUMUMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 P EKANBARU TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi  Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu  Pendidikan Oleh S y a f n i w a t i NPM : 076212429 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia  Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau 2 0 1 0

Upload: in

Post on 05-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CIRC

TRANSCRIPT

  • 1

    1

    U N IVER S ITA S IS LA M R IA U

    P EK AN B A R U

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT EFEKTIF DALAM PENGUMUMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh

    S y a f n i w a t i NPM : 076212429

    Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

    Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

    Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Islam Riau

    2 0 1 0

  • 2

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Efektif dalam Pengumuman Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010dapat diselesaikan dengan baik. Skipsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau.

    Penulisan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak yang turut memberikan bantuan data dan informasi yang dibutuhkan. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Drs. Amir Amjad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Islam Riau.

    2. Dra. Erni, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

    pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau

    sekaligus pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan

    selama penulisan skripsi ini berlangsung.

    3. Drs. Darusman AR, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingannya kepada penulis berupa masukan, saran dan petunjuk-

    petunjuk yang berhubungan dengan penelitian dan penulisan skripsi ini.

    4. Kepala sekolah, guru dan siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru yang turut

    membantu penulis memberikan data dan informasi penelitian yang dibutuhkan

    sehubungan dengan penelitian.

    5. Dipersembahkan buat Ayahanda dan Ibunda tercinta, teristimewa buat suami

    dan anak-anakku tersayang, serta seluruh keluarga yang senantiasa menyertai

    perjalanan penulis dengan iringan doanya dan dukungan moril, material dan

  • 3

    3

    spritual selama pendidikan berlangsung hingga penelitian dan penyelesaian

    penulisan skripsi ini.

    6. Rekan-rekan seperjuangan yang turut memotivasi pelaksanaan pendidikan dan

    penyelesaian skripsi ini dengan baik.

    Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

    menyempurnakan skripsi ini. Namun karena keterbatasan kemampuan

    yang penulis miliki maka tentunya masih terdapat kekurangan. Oleh

    karena itu, diharapkan masukan berupa saran dan kritikan yang positif

    untuk kesempurnaan hasil skripsi ini. Akhir kata, atas kebaikan semua

    pihak kepada Allah jualah dikembalikan untuk membalasnya dengan

    pahala yang berlipat ganda, amin.

    Pekanbaru, Februari 2010 Penulis

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar ....... i

    Daftar Isi ... iii

    Daftar Tabel . vi

    Abstrak .. viii

    Bab I Pendahuluan ... 1

    1.1 Latar Belakang dan Masalah ..... 1

    1.1.1 Latar Belakang .. 1

    1.1.2 Masalah ......... 7

  • 4

    4

    1.2 Tujuan Penelitian . 8

    1.3 Ruang Lingkup Penelitian .... 8

    1.3.1 Pembatasan Penelitian ..... 9

    1.3.2 Penjelasan Istilah ... 9

    1.4 Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori . 10

    1.4.1 Anggapan Dasar .. 10

    1.4.2 Hipotesis Tindakan ..... 11

    1.4.3 Teori ... 11

    1.5 Penentuan Sumber Data .... 26

    1.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian .. 26

    1.5.2 Subjek Penelitian .... 26

    1.6 Metodologi Penelitian ..... 28

    1.6.1 Metode ...... 28

    1.6.2 Instrumen Penelitian . 31

    1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32

    1.6.3 Teknik Analisis Data ...... 33

    Bab II Deskripsi dan Analisis Data .. 35

    2.1 Tes Awal 35

    2.2 Pelaksanaan Siklus I ...... 37

    2.2.1 Pertemuan Pertama . 37

    2.2.1.1 Tahap Persiapan ..... 37

    2.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 37

    2.2.1.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa .. 41

    2.2.1.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 1 .. 44

    2.2.2 Pertemuan Kedua . 45

    2.2.2.1 Tahap Persiapan ..... 45

    2.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 45

    2.2.2.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa . 48

    2.2.2.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 2 .. 54

  • 5

    5

    2.2.3 Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok dan

    Pemberian Penghargaan Siklus I . 54

    2.2.4 Refleksi dan Keputusan 57

    2.3 Pelaksanaan Siklus II ..... 59

    2.3.1 Pertemuan Ketiga 59

    2.3.1.1 Tahap Persiapan ... 59

    2.3.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan .... 59

    2.3.1.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa . 62

    2.3.1.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 3 .. 65

    2.3.2 Pertemuan Keempat 66

    2.3.2.1 Tahap Persiapan ... 66

    2.3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan .... 67

    2.3.2.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa . 69

    2.3.2.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 4 .. 72

    2.3.3 Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok dan

    Pemberian Penghargaan Siklus II .. 75

    2.3.4 Refleksi dan Keputusan . 77

    2.4 Pelaksanaan Siklus III (Pemantapan) ... 79

    2.4.1 Pertemuan Kelima .. 79

    2.4.1.1 Tahap Persiapan ..... 79

    2.4.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan .... 80

    2.4.1.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa . 83

    2.4.1.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 5 .. 86

    2.4.2 Pertemuan Keenam . 87

    2.4.2.1 Tahap Persiapan ..... 87

    2.4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan .... 87

    2.4.2.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa . 90

    2.4.2.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 6 .. 93

    2.4.2.5 Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok dan

  • 6

    6

    Pemberian Penghargaan Siklus III . 96

    2.4.2.6 Refleksi dan Keputusan .. 98

    2.4.2.7 Sumbangan Nilai Individu terhadap Nilai Kelompok dan

    Ketuntasan Belajar Siswa 100

    2.5 Interpretasi Data ..... 105

    Bab III Kesimpulan .... 108

    3.1 Kesimpulan ... 108

    Bab IV Hambatan dan Saran .. 110

    4.1 Hambatan ... 110

    4.2 Saran .. 111

    DAFTAR PUSTAKA . 113

    LAMPIRAN 115

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Kriteria Penentuan Nilai Perkembangan Individu . 23

    2. Langkah Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .. 24

    3. Subjek Penelitian 27

    4. Kriteria Penilaian Bentuk Kuantitatif dan Kualitatif . 34

    5. Hasil Pretest Menulis Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9Pekanbaru 35

    6. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 1 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 41

  • 7

    7

    7. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Menyunting Teks Pengumuman Pada Siklus I Pertemuan 1 .. 42

    8. Kemampuan Menyunting Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Pertemuan I 44

    9. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 2 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 49

    10. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pekanbaru Menentukan Pokok Pokok Pengumuman dan Menulis Teks Pengumuman Dengan Bahasa yang Efektif Pada Siklus I Pertemuan 2 .. 50

    11. Kemampuan Menentukan Pokok Pokok Pengumuman dan Menulis Teks Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus I Pertemuan 2 . 52

    12. Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus I .. 53

    13. Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok danPemberian Penghargaan Pada Siklus I 55

    14. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 3 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 63

    15. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Menyunting Teks Pengumuman Pada Siklus II Pertemuan 3 . 64

    16. Kemampuan Menyunting Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Pertemuan 3 65

    17. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 4 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 70

    18. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 PekanbaruPekanbaru Menentukan Pokok Pokok Pengumuman dan Menulis Teks Pengumuman Dengan Bahasa yang Efektif Pada Pertemuan 4 71

    19. Kemampuan Menentukan Pokok Pokok Pengumuman dan Menulis Teks Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus I Pertemuan 4 . 72

    20. Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus II ... 74

    21. Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok danPemberian Penghargaan Pada Siklus II . 76

  • 8

    8

    22. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus III Pertemuan 5 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 83

    23. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Menyunting Teks Pengumuman Pada Siklus II Pertemuan 5 . 84

    24. Kemampuan Menyunting Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Pertemuan 5 86

    25. Nilai Aktivitas Guru Pada Siklus III Pertemuan 6 di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ... 90

    26. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 PekanbaruPekanbaru Menentukan Pokok Pokok Pengumuman danMenulis Teks Pengumuman Dengan Bahasa yang Efektif Pada Pertemuan 6 91

    27. Kemampuan Menentukan Pokok Pokok Pengumuman dan Menulis Teks Pengumuman Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus I Pertemuan 6 . 93

    28. Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Pada Siklus III ... 94

    29. Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok danPemberian Penghargaan Pada Siklus III . 96

    30. Ketuntasan Belajar Menulis Kalimat Efektif dalam PengumumanMelalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru .. 102

    ABSTRAK

    Syafniwati. 2010. Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Efektif dalam Pengumuman Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010. Pekanbaru.

    Penelitian ini penulis lakukan karena strategi pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) banyak diterapkan saat ini, yakni siswa belajar belajar atau bekerjasama dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda untuk menyelesaikan tugas akademik. Jadi penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman sesudah

  • 9

    9

    tindakan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010.

    Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yakni guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan observasi atau pengamatan, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.

    Hasil penelitian menyimpulkan, (1) Nilai rata-rata siswa pada siklus I setelah tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 73,20. (2) Nilai rata-rata siswa pada siklus II setelah tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 78,34 yang berarti terjadi peningkatan kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman dibandingkan skor pada siklus I dengan rata-rata 73,20. (3) Nilai rata-rata siswa pada siklus III (pemantapan) setelah tindakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 85,26 yang berarti terjadi peningkatan kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman dibandingkan siklus II dengan rata-rata 78,34. (4) Ketuntasan menulis kalimat efektif dalam pengumuman melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa setelah pelaksanaan tindakan (siklus I) adalah 24 orang (68,57%), pada siklus II ketuntasan belajar siswa adalah 34 orang (97,14%), dan ketuntasan pada siklus III adalah 34 orang (100%) karena 1 orang siswa tidak hadir. (5) Hipotesis tindakan yang dirumuskan terdahulu dapat diterima.

  • 10

    10

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang dan Masalah

    1.1.1 Latar Belakang

    Pembelajaran bahasa di setiap jenjang pendidikan, pada dasarnya

    dimaksudkan agar siswa terampil berbahasa lisan dan tulisan sesuai

    dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

    Pentingnya arti bahasa dapat dipahami, yakni bahasa sebagai alat

    komunikasi yang berperan untuk menyampaikan sesuatu gagasan atau

    pendapat, pesan maupun perasaan kepada orang lain dari seseorang yang

    bertindak selaku penyampai informasi.

    Mencermati peran penting bahasa dalam kehidupan manusia dan

    siswa khususnya, maka kepada siswa diberikan pembelajaran bahasa

    Indonesia agar siswa memiliki kompetensi berbahasa yang diharapkan.

    Artinya, siswa dituntut mampu menguasai standar kompetensi yang

    ditetapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang mencakup aspek

    mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis sesuai dengan ketentuan

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dewasa ini.

    Penguasaan kompetensi berbahasa merupakan hal yang logis

    supaya siswa terampil berbahasa, sebab berbahasa yang tidak baik (dalam

    artian belum sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia) sering ditemui,

    baik dalam bentuk lisan (aspek mendengarkan, berbicara, membaca)

  • 11

    11

    maupun bentuk tulisan (aspek menulis). Salah satu aspek yang menjadi

    perhatian penulis adalah kemampuan siswa kelas VII SMPN 9 Pekanbaru

    menulis kalimat efektif dalam pengumuman.

    Hal ini sejalan dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan

    untuk kelas VII SMP aspek menulis (Depdiknas, 2006: 6), yaitu menulis

    teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar. Materi

    pokok pembelajaran adalah penulisan pengumuman, dengan indikator

    (a) mampu menentukan pokok-pokok pengumuman, (b) mampu

    menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, dan (c) mampu

    menyunting teks pengumuman.

    Setiap siswa dituntut mampu menulis kalimat efektif dalam

    pengumuman dengan baik dan benar sebagai wujud keberhasilan

    berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Lahirnya konsep bahasa

    Indonesia yang baik dan benar dijelaskan Putrayasa (2007: 81) berikut :

    Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan demikian, yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan situasi pemakaiannya dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

    Kemampuan menulis kalimat efektif khususnya dalam

    pengumuman yang menjadi fokus penelitian ini dimaksudkan agar

    informasi yang hendak disampaikan dapat dipahami pembaca dengan

    mudah dan jelas. Suparno dan Mohamad Yunus (2003: 2.1) menyatakan

  • 12

    12

    bahwa kalimat efektif itu menjadi alat pengungkap satuan gagasan

    dalam berkomunikasi, termasuk dalam berkomunikasi tulis. Dengan

    kalimat efektif, penulis akan mengungkapkan gagasannya dengan jelas

    dan pembaca dapat memahami gagasan penulis dengan jelas pula.

    Kalimat efektif dimaknai sebagai suatu kalimat yang mampu

    menyampaikan informasi secara sempurna, tetapi tentunya dengan

    memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Menurut Putrayasa (2007: 66)

    secara garis besar ada 2 syarat kalimat efektif, yaitu syarat awal meliputi

    pemilihan kata (diksi) dan penggunaan ejaan, dan syarat utama meliputi

    struktur kalimat efektif (struktur umum, priodik, dan paralel) dan ciri

    kalimat efektif (kesatuan, kehematan, penekanan dan kevariasian).

    Kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman perlu

    menjadi perhatian setiap siswa termasuk siswa kelas VII SMPN 9

    Pekanbaru, mengingat pengumuman termasuk salah satu bentuk

    komunikasi. Komunikasi itu sendiri dapat berbentuk lisan maupun

    tulisan. Menurut Sugeng, dkk (2001: 120) :

    Sebagai salah satu bentuk komunikasi, pengumuman harus mempunyai faktor penentu berkomunikasi, misalnya kepada siapa pengumuman ditujukan, siapa yang mengumumkan, dan isi pengumuman. Isi pengumuman biasanya untuk ditanggapi, oleh karena itu isi pengumuman harus memberikan informasi atau keterangan yang jelas tentang : kegiatan, tempat, waktu dan persyaratan (jika ada).

    Kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman harus

    memperhatikan kriteria yang ditetapkan di atas. Akan tetapi berdasarkan

  • 13

    13

    pengamatan di SMPN 9 Pekanbaru diketahui siswa kelas VII SMPN

    belum mampu menulis kalimat efektif dalam pengumuman dengan baik

    dan benar. Hal ini ditandai beberapa kesalahan yang dilakukan siswa

    dalam penulisan kalimat efektif, misalnya kalimat yang dapat dipahami

    maknanya tetapi terasa janggal, biasanya disebabkan oleh kata-kata yang

    mubazir di awal kalimat seperti penggunaan kata bagi, dalam dan lain-lain.

    Penulis tertarik menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student

    Team Achievement Division (STAD). Dasar pertimbangannya menurut

    Slavin (2005: 12) STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran

    yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial

    dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa

    kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk

    mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti

    matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika

    bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu

    pengetahuan ilmiah.

    Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

    (STAD) ini merupakan bagian dari metode STL (Student Team Learning).

    Dalam metode STL siswa bukan diharapkan untuk melakukan sesuatu

    dalam satu team, tetapi semua anggota team mempelajari sesuatu sebagai

    suatu team. Dengan pembelajaran metode STL, siswa diharapkan dapat

    terlibat secara aktif dalam kelompoknya untuk menerima pembelajaran

  • 14

    14

    bahasa Indonesia yang disampaikan guru sehingga siswa mampu menulis

    kalimat efektif dalam pengumuman dengan baik dan benar.

    Metode STL menurut Gimin dan Atma Murni, dkk (2008: 36)

    adalah salah satu bentuk cooperative learning yang telah dikembangkan

    melalui berbagai penelitian. Metode ini menekankan pada penggunaan

    tujuan dan kesuksesan team, yang hanya dapat dicapai apabila masing-

    masing anggota team mempelajari materi yang sedang diajarkan.

    Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

    (STAD), diakui dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama

    memotivasi siswa untuk belajar secara aktif di dalam suatu kelompok.

    Materi pembelajaran menulis aspek menulis teks pengumuman

    dengan kalimat efektif untuk siswa kelas VII SMPN adalah : (1)

    memahami penggunaan pola kalimat dalam pengumuman, (2) menulis

    pengumuman, dan (3) menyampaikan pesan dari pengumuman.

    (Nurhadi, dkk (2005: 81-89). Melalui pembelajaran kooperatif tipe Student

    Team Achievement Division (STAD) yang diterapkan, diharapkan siswa

    kelas VII SMPN 9 Pekanbaru mampu menulis kalimat efektif tersebut

    dengan baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku. Tujuannya agar

    informasi atau gagasan yang disampaikan dalam bentuk tulisan itu dapat

    dipahami orang lain dengan baik

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD termasuk dalam rangkaian

    metode STL, hendaknya diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

  • 15

    15

    agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sebab melalui

    pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dituntut bekerjasama dalam

    satu kelompok kecil untuk mempelajari materi yang telah ditetapkan. Hal

    inilah yang memotivasi penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

    dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Efektif dalam

    Pengumuman Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) Siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun

    Pelajaran 2009/2010.

    Penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) ini sudah pernah diteliti oleh Mamah

    Salamah dengan judul Perbandingan Hasil Belajar yang Menggunakan

    Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Metode

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

    dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Siswa Kelas X SMA

    Serirama YLPI Pekanbaru Tahun Pelajaran 2006/2007, mahasiswa

    Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UIR tahun 2007. Hasil

    penelitian menyimpulkan bahwa (1) Hasil belajar pembelajaran bahasa

    dan sastra Indonesia kelas X.2 dengan menggunakan metode

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berkategori tinggi dengan jumlah

    nilai yang diperoleh rata-rata 83,26. (2) Hasil belajar pembelajaran bahasa

    dan sastra Indonesia kelas X.3 dengan menggunakan metode

  • 16

    16

    pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

    berkategori sedang dengan jumlah nilai yang diperoleh rata-rata 79,94.

    Perbedaan antara penelitian penulis dengan peneliti Mamah

    Salamah terlihat jelas pada waktu dan lokasi penelitian serta pokok

    masalah yang diteliti. Keunggulan peneliti terdahulu adalah melakukan

    perbandingan antara penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe

    jigsaw pada kelas X.2 dan tipe STAD pada kelas X.3. Penulis di sini

    menekankan pembahasan pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe

    STAD metode STL (Student Team Learning) untuk meningkatkan

    kemampuan menulis kalimat efektif dalam suatu pengumuman siswa

    kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru. Dengan demikian penelitian yang

    dilaksanakan ini merupakan penelitian lanjutan.

    Hasil dari penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat

    memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara

    teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran

    dalam memperkaya disiplin keilmuan yang ada kaitannya dengan

    pelaksanaan pengajaran. Manfaat praktisnya bagi guru bahasa dan sastra

    Indonesia di SMPN 9 Pekanbaru serta siswa kelas VII.7 SMPN 9

    Pekanbaru khususnya dalam memperdalam pengetahuan tentang

    menulis kalimat efektif dalam pengumuman yang baik dan benar.

  • 17

    17

    1.1.2 Masalah

    Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka

    dapatlah dirumuskan permasalahan pokok penelitian sebagai berikut :

    Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

    Division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif

    dalam pengumuman siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun

    Pelajaran 2009/2010 ?

    1.2 Tujuan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan ini secara umum bertujuan untuk

    meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman

    siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru melalui pembelajaran kooperatif tipe

    STAD. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan,

    menganalisis dan menginterpretasikan kemampuan menulis kalimat

    efektif dalam pengumuman sesudah tindakan melaksanakan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru

    Tahun Pelajaran 2009/2010.

    1.3 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian tentang kemampuan menulis kalimat efektif dalam

    pengumuman melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru ini

  • 18

    18

    termasuk dalam cakupan disiplin ilmu pendidikan aspek pengajaran

    bahasa Indonesia. Ruang lingkup penelitian sangat luas berkaitan dengan

    isi kurikulum, yakni program pengajaran, pendekatan pengajaran, metode

    pengajaran, teknik pengajaran, bahan sumber dan alat bantu pengajaran

    serta penilaian. Sedangkan metode pengajaran mencakup model-model

    pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kooperatif tipe STAD, Teams

    Assisted Individualization (TAI), Teams Games Tournament (TGT), Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC), dan tipe Jigsaw.

    1.3.1 Pembatasan Penelitian

    Melihat luasnya cakupan pembahasan tentang aspek pengajaran

    tersebut, maka penulis membatasi kajian pada aspek pendekatan

    kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang termasuk

    dalam metode STL (Student Team Learning). Sedangkan materi

    pembelajaran bahasa Indonesia dibatasi pada aspek menulis kalimat

    efektif dalam pengumuman.

    1.3.2 Penjelasan Istilah

    Guna menciptakan keseragaman pemahaman serta menghindari

    kesalahan atau kekeliruan dalam memahami istilah-istilah yang

    digunakan, maka perlu diberi batasan sebagai berikut :

  • 19

    19

    1) Kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman

    dimaksudkan dengan kesanggupan dan kecakapan siswa menulis

    kalimat efektif dalam pengumuman yang baik dan benar. Kalimat

    efektif menurut Finoza (2007: 146) adalah kalimat yang dapat

    mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat

    dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.

    2) Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu kumpulan dari

    strategi pembelajaran yang melibatkan para siswa untuk bekerjasama

    dalam suatu kelompok kecil guna mencapai tujuan tertentu. (Ibrahim

    dan Fida Rachmadiarti, dkk, 2000: 17) Metode STL merupakan salah

    satu bentuk cooperative learning yang dapat dipahami sebagai metode

    pembelajaran yang menekankan kerjasama dalam satu team untuk

    mempelajari sesuatu.

    1.4 Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori

    1.4.1 Anggapan Dasar

    Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.7

    SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010 mendapatkan

    pembelajaran menulis sesuai dengan kurikulum tingkat satuan

    pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang berlaku. Kompetensi dasarnya adalah

    menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar.

  • 20

    20

    1.4.2 Hipotesis Tindakan

    Bertitik tolak dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas,

    maka dapat dirumuskan hipotesis berikut : jika dilakukan pembelajaran

    kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) maka dapat

    meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif siswa Kelas VII.7

    SMPN 9 Pekanbaru.

    1.4.3 Teori

    Guna mendukung pembahasan yang dilakukan terkait dengan

    kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman melalui

    pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka teori yang digunakan sebagai

    pedoman untuk mendukung penelitian ini adalah satuan-satuan teori

    yang berkaitan dengan (1) kalimat efektif, dan (2) pembelajaran kooperatif

    tipe STAD.

    Kalimat efektif menurut Finoza (2007: 146) adalah kalimat yang

    dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga

    pendengar/pembaca memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas

    dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

    Arifin dan S. Amran Tasai (2006: 99) menyatakan kalimat efektif adalah

    kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali

    gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang

    ada di dalam pikiran pembaca atau penulis.

  • 21

    21

    Fungsi kalimat efektif dalam penggunaan bahasa tulis adalah unsur

    pengungkap gagasan yang penting dan strategis sekali, sehingga harus

    diperhatikan penggunaannya secara tepat sesuai dengan kaidah yang

    berlaku. Suparno dan Mohamad Yunus (2003: 2.1) dalam hal ini

    menegaskan bahwa :

    Kalimat efektif menjadi unsur yang berguna untuk menghindari kesalahan pemahaman pembaca. Kesalahan pemahaman itu tidak dapat dikendalikan karena pembaca tidak berhadapan dengan penulis, melainkan dengan teks tulis. Hal itu sangat berbeda dengan penggunaan bahasa lisan. Dalam penggunaan bahasa lisan, kesalahan pemahaman pendengar dapat dikendalikan karena sangat mungkin pembicara mengetahui segera adanya kesalahan itu sehingga pembicara dapat memberikan koreksinya.

    Mencermati hal tersebut, maka penggunaan kalimat efektif harus

    memenuhi enam persyaratan menurut Finoza (2007: 147-152) berikut :

    1) KesatuanKesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dan yang lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal.Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :

    - Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).

    Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :- Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk

    membangun gedung sekolah baru.2) Kepaduan (koherensi)

    Koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren :

  • 22

    22

    - Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidakjelas).

    Contoh kalimat unsur-unsurnya tidak koheren :- Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

    3) KeparalelanKepararelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama menggunakan verba maka unsur kedua dan seterusnya juga harus verba.Contoh paralelisme yang salah :

    - Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.

    Contoh paralelisme yang benar :- Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan

    katalog, dan pelabelan buku.4) Ketepatan

    Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting.Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan :

    - Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang (salah dalam pemakaian kata sehingga).

    Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan- Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai

    petang.5) Kehematan

    Kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, dengan kata lain tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang subjek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak.Contoh kalimat yang tidak hemat kata :

    - Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.

    Contoh kalimat yang hemat kata :- Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

    6) KelogisanKelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang

  • 23

    23

    sistematis (runtut/teratur dalam penghitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa.Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :

    - Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang antiair).

    - Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki).

    - Kepala Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan).

    Kalimat efektif menurut Putrajaya (2007: 66) adalah kalimat yang

    mampu menyampaikan informasi secara sempurna. Ini berarti, kalimat

    efektif sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan

    kalimat itu dapat terjamin. Tetapi perlu ditegaskan bahwa untuk dapat

    membuat kalimat efektif, maka harus dipahami syarat-syarat yang

    menjadi ciri atau karakteristik sebuah kalimat efektif sebagaimana

    dikemukakan Putrajaya (2007: 55 - 56) berikut :

    1) Kesatuan (unity)Betapa pun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti maupun kalimat luas, agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatuan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan.

    2) Kehematan (economy)Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat bukan karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyak kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Untuk penghematan kata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  • 24

    24

    a. Mengulang subjek kalimatTerkadang tanpa sadar, penulis sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih luas. Oleh karena itu, pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.

    b. Hiponim dihindarkanDalam bahasa ada kata yang merupakan bawaan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna.

    c. Pemakaian kata depan dari dan daripadaDalam bahasa Indonesia, kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal(asal-usul), sedangkan daripada berfungsi membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.

    3) Penekanan (emphasis)Penegasan dalam kalimat maksudnya adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain :a. Pemindahan letak frase

    Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat memindahkan letak frase atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamaan bagian kalimat.

    b. Mengulang kata-kata yang samaPengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting, sehingga maksud kalimat menjadi lebih jelas.

    4) Kevariasian (variety)Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola kalimat yang sama akan membuat suasana menjadi monoton atau datar sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi. Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu

  • 25

    25

    dibandingkan dengan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut :a. Variasi dalam pembukaan katab. Variasi dalam pola kalimatc. Variasi dalam jenis kalimatd. Variasi bentuk aktif-pasif

    Terkait dengan kalimat efektif dalam penggunaan bahasa tulis,

    kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa di berbagai tempat sering

    terbaca oleh kita bermacam-macam produk komunikasi tulis yang

    bahasanya dalam hal ini kalimatnya tidak efektif. Kesalahan yang

    umumnya terjadi menurut Finoza (2007: 152-156) ada tiga, yaitu :

    1) Ada kalimat yang dapat dipahami maknanya, tetapi terasa kurang pas dan sepertinya ada yang mengganjal.Contoh :

    - Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.Salah satu kesalahan yang tergolong laten di kalangan pemakai awam adalah pemakaian kata depan bagi di samping kepada dalam tuturan yang bersifat informatif dan instruktif. Selain kesalahan pemakaian kata bagi, dalam kalimat yang berisi peringatan kepada orang yang akan menitipkan sepeda motornya itu terdapat kesalahan yang fatal. Apa yang harus dikunci menurut kalimat di atas ? Tidak lain adalah yang menitip sepeda motor (orang), bukan sepeda motor. Jika yang harus dikunci sepeda motor, kalimatnya yang benar adalah :

    - Sepeda motor yang dititip harus dikunci. atau- Kuncilah sepeda motor yang dititip (di sini).

    2) Makna kalimatnya sukar dipahami karena mendua (ambigu).Contoh :

    - Saya melihat kelakuan anak itu bingung.Kalimat ini terasa ambigu terutama jika dituliskan, sebab yang tersurat dalam kalimat itu bisa dua pihak yang bingung, yaitu saya atau anak itu. Jika yang dimaksudkan saya yang bingung, perbaikannya ada dua varian yaitu :

    - Saya bingung melihat kelakuan anak itu.- Bingung saya melihat kelakuan anak itu.

    Jika yang dimaksudkan si anak yang bingung, perbaikannya adalah :

  • 26

    26

    - Anak itu saya lihat (sedang) bingung.- Saya melihat anak itu (sedang) kebingungan.

    3) Salah nalar, akibatnya kalimat yang dihasilkan menjadi salah total. Walaupun makna kalimat bisa direkayasa untuk dipahami, sebenarnya pemahaman itu terjadi karena dipaksakan. Contoh :

    - Bebas parkir.Salah kaprah tentang bebas parkir sudah lama terjadi. Mengapa salah ? Kalau suatu kawasan dinyatakan bebas buta huruf, bebas becak, bebas narkoba; artinya di daerah itu tidak ada lagi orang yang buta huruf; tidak boleh ada lagi becak yang beroperasi; tidak ada pemakai narkoba. Demikian juga dengan istilah bebas bea berarti tidak ada bea atau pajak. Akan tetapi, mengapa bebas parkir diartikan boleh parkir, atau tidak bayar parkir.Untuk mengungkapkan maksud yang sama, dalam bahasa Inggris dipakai frasa free parking. Free parking itulah yang diterjemahkan secara salah kaprah ke dalam bahasa Indonesia menjadi bebas parkir (memakai pola hukum DM, padahal bahasa Inggris memakai pola MD). Jadi terjemahan yang benar untuk frasa free parking adalah parkis gratis atau parkis bebas (ingat, bukan bebas parkir).

    Melihat berbagai kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan

    kalimat efektif secara tulisan khususnya bagi siswa Kelas VII SMP, maka

    guru perlu melakukan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

    Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

    Division (STAD) bertujuan untuk memotivasi keaktifan siswa mengikuti

    pembelajaran yang disampaikan guru, karena mau tidak mau siswa harus

    terlibat dalam suatu kelompok yang telah ditetapkan guru.

    Guru perlu merancang strategi pembelajaran yang tepat, karena

    kemampuan guru menggunakan strategi pembelajaran dimaksudkan

    untuk mendukung siswa mencapai hasil belajar sebaik-baiknya. Gimin

    dan Atma Murni, dkk (2008: 1) yang menyatakan bila guru tidak dapat

  • 27

    27

    menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai maka hasil belajar siswa

    tidak mungkin tercapai secara optimal. Guru dituntut menggunakan

    strategi pembelajaran yang tepat, seperti pembelajaran kooperatif dengan

    mempertimbangkan kondisi siswa dan materi yang disampaikan.

    Menurut pandangan Ibrahim dan Rachmadiarti, dkk (2000: 21)

    aspek terpenting pembelajaran kooperatif di samping membantu

    mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik

    di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu

    siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin (1994: 24)

    menyatakan :

    Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dalam belajar dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4 5 orang siswa yang heterogen (jenis kelamin, kemampuan) dalam mencapai tujuan. Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi pengembangan kemampuan siswa, karena ciri khas pembelajaran kooperatif adalah siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok kooperatif dan tinggal bersama sebagai satu kelompok untuk beberapa minggu atau bulan sehingga dapat memupuk pembentukan kelompok kerja yang saling bergantungan secara positif sekaligus menghindari persaingan individu.

    Pembelajaran kooperatif ini mengarahkan siswa untuk aktif dalam

    proses pembelajaran yang berlangsung, karena siswa dituntut berdiskusi,

    mengemukakan pendapat dan saran berkaitan dengan permasalahan

    pembelajaran. Hal ini dikemukakan Suryadi dikutip Arikunto, dkk (2006:

    33) pembelajaran dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil

    akan menciptakan suasana belajar yang asyik dalam berdiskusi, relatif

  • 28

    28

    lebih hidup, siswa lebih aktif dalam bekerjasama dan berinteraksi untuk

    menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

    Mencermati pernyataan di atas dapat ditegaskan bahwa

    pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik sendiri yang hakekatnya

    adalah membiasakan siswa bekerjasama dalam suatu kelompok untuk

    menyelesaikan tugas yang diberikan. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

    menurut pendapat Ibrahim dan Fida Rachmadiarti, dkk (2000: 22), yaitu :

    (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (2) anggota kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang, rendah), (3) anggota kelompok berasal dari ras, suku, jenis kelamin berbeda-beda, (4) penghargaan yang diberikan atas dasar penilaian terhadap kelompok bukan individunya.

    Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok kooperatif dalam

    pelaksanaan pembelajaran tidak lain untuk memberi kesempatan kepada

    siswa berpikir secara aktif dalam kegiatan belajar yang berlangsung,

    karena model kooperatif dirancang agar siswa dapat menyelesaikan

    tugas-tugas yang diberikan dengan cara bekerja sama di dalam kelompok

    yang heterogen. Tetapi perlu diingat, pembelajaran kooperatif ini terdiri

    dari berbagai metode dan tipe yang dapat diterapkan sesuai dengan

    kondisi siswa serta kepentingan pencapaian tujuan yang diharapkan.

    Mengenai pembelajaran kooperatif ini, Gimin dan Atma Murni,

    dkk (2008: 39) mengklasifikasikan pembelajaran kooperatif dalam dua

    metode yaitu :

  • 29

    29

    (1) Metode Student Team Learning (STL) yang merupakan salah satu bentuk cooperative learning. Metode ini memberikan penekanan pada penggunaan tujuan dan kesuksesan team, yang hanya dapat dicapai apabila masing-masing anggota team mempelajari materi yang sedang diajarkan. Model STL ini mengembangkan lima konsep, tiga di antaranya disebut cooperative learning umum yang bisa diadaptasi pada semua bidang studi dan tingkat kelas, yaitu (a) Student Teams Achievement Division (STAD), (b) Teams Games Tournament (TGT), dan (c) Jigsaw II. Sedangkan dua model lagi hanya bisa dilakukan dalam kurikulum yang dirancang sekomprehensif mungkin pada mata pelajaran tertentu dan kelas tertentu, yaitu (a) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk mata pelajaran membaca dan menulis kelas 2-8, dan (b) Team Accelerated Instruction (TAI) untuk mata pelajaran matematika pada kelas 3-6. (2) Model cooperative learning yang lain.

    Sehubungan dengan tipe pembelajaran kooperatif, Slavin (1994: 27)

    membagi tipe-tipe pembelajaran berdasarkan struktur tugas utama, yaitu

    (a) tipe Student Teams Achievement Division (STAD), (b) Teams Assisted

    Individualization (TAI), (c) Teams Games Tournament (TGT), (d) Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC), dan (e) Jigsaw. Dari kelima tipe

    pembelajaran kooperatif ini, yang menjadi fokus penelitian adalah tipe

    Student Teams Achievement Division atau disingkat tipe STAD.

    Tipe STAD atau Student Teams Achievement Division menurut

    pendapat Ibrahim dan Fida Rachmadiarti, dkk (2000: 24) adalah

    pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang

    menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa,

    menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu

    menggunakan presentasi verbal atau teks. Menurut Slavin (1994: 28)

  • 30

    30

    Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4 (empat) orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

    Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dilakukan

    dalam beberapa tahapan. Hal yang perlu diperhatikan dalam STAD

    menurut Gimin dan Atma Murni, dkk (2008: 40) adalah :

    (1) Kelompok siswaAnggota kelompok dirancang 4 5 orang, kemampuan, jenis kelamin dan etnisnya beragam.

    (2) Aktivitas siswa setelah guru menyampaikan informasib. Siswa harus bekerja dalam kelompok atau teamnya.c. Semua anggota team harus yakin dan percaya bahwa

    masing-masing mereka harus menguasai pelajaran tersebut.d. Semua siswa dalam team harus mampu menjawab satu

    pertanyaan atau kuis. Masing-masing siswa mengikuti kuis/ evaluasi secara individual.

    (3) Ketentuan point atau skor yang diperoleh siswaa. Skor kuis yang mereka peroleh dibandingkan dengan rata-

    rata skor yang mereka peroleh sebelumnya.b. Point yang mereka peroleh itu dihadiahkan pada team yang

    didasari pada tingkat keberhasilan yang mereka miliki sebelumnya.

    c. Semua point tersebut ditambahkan menjadi skor team, sehingga team yang mencapai kriteria akan mendapatkan sertifikat atau hadiah.

    (4) Siklus aktivitas yang terjadi memerlukan waktu 3 5 pertemuan dan meliputi presentasi yang dilakukan guru, kerja team, dan kuis yang dilakukan oleh setiap anggota team.

    Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

    menurut Slavin yang dikutip Isjoni (2007: 37) terdiri dari beberapa tahap

    yaitu tahap persiapan, penyajian kelas, kegiatan kelompok, tes individu,

    penghitungan skor perkembangan individu dan tahap pemberian

  • 31

    31

    penghargaan kelompok. Lebih lanjut tahap-tahap pembelajaran kooperatif

    dapat diuraikan sebagai berikut :

    1) Tahap persiapanPada tahap ini disiapkan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran, menentukan skor dasar individu, membagi siswa dalam kelompok kooperatif dan menentukan jadwal kegiatan. Sebelum menyajikan materi pelajaran, terlebih dahulu dibuat lembaran kerja siswa. Setiap kelompok berjumlah 4 5 orang.

    2) Tahap penyajian kelasGuru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Teknik penyajian materi dapat dilakukan secara klasikal ataupun melalui audiovisual. Lamanya presentasi dan berapa kali harus dipresentasikan bergantung pada kekompleksan materi yang akan dibahas.

    3) Tahap kegiatan kelompokSetiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok anggota dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.

    4) Tahap tes individuTes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.

    5) Tahap perhitungan skor perkembangan individuSkor perkembangan individu dihitung berdasarkan skor awal yang didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester bersangkutan. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan skor perkembangan individu

  • 32

    32

    diambil dari skor perkembangan individu yang dikemukakan Slavin (1994: 32) seperti terlihat pada tabel berikut :

    TABEL 1. KRITERIA PENENTUAN NILAI PERKEMBANGAN INDIVIDU

    No. Skor tes Nilai perkembangan

    1. Lebih dari 10 point di bawah skor dasar 5

    2. 10 point sampai 1 point di bawah skor dasar 10

    3. Sama dengan skor dasar sampai 10 point di atas skor dasar

    20

    4. Lebih dari 10 point di atas skor dasar 30

    5. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)

    30

    Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara catat dan jumlahkan nilai perkembangan setiap anggota kelompok dan bagi dengan jumlah anggota kelompok yang ada.Terkait dengan skor dasar, Isjoni (2003: 3) menyatakan bahwa penentuan skor dasar berdasarkan tes awal atau dengan rata-rata skor tes siswa sebelumnya pada mata pelajaran tersebut.

    6) Tahap pemberian penghargaan kelompokBerdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Untuk memberikan nilai prestasi kelompok, Slavin (1994: 32) membuat kriteria sebagai berikut : a. Kelompok dengan rata-rata skor 15 sebagai kelompok baik.b. Kelompok dengan rata-rata skor 20 sebagai kelompok hebat.c. Kelompok dengan rata-rata skor 25 sebagai kelompok super.

    Tahapan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat

    dilakukan guru untuk setiap mata pelajaran. Tahapan tersebut berlaku

    untuk setiap mata pelajaran dalam satu siklus atau satu pertemuan. Gimin

    dan Atma Murni, dkk (2008: 39) menambahkan bahwa setelah 2 atau 3

    kali pertemuan untuk satu periode penilaian pembelajaran kooperatif,

  • 33

    33

    dilakukan perubahan kelompok dan perhitungan ulang skor dasar baru

    untuk bekerja dengan teman yang lain dan memelihara program

    kooperatif tetap segar.

    Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah

    satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil

    belajar siswa. Keberhasilan pencapaian tujuan dimaksud tentunya tidak

    dapat diraih begitu saja, tetapi membutuhkan suatu pemikiran yang logis

    dan objektif agar pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan

    benar-benar memberikan perubahan positif pada diri siswa. Oleh sebab

    itu, maka perlu disusun langkah-langkah penerapan pembelajaran

    kooperatif tipe STAD yang secara umum terdiri dari enam langkah

    menurut Nur dikutip Gimin dan Atma Murni, dkk (2007: 37-38) yakni :

    TABEL 2. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

    Fase Aktivitas guru

    Fase 1

    Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

    Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

    Fase 2

    Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

    Fase 3

    Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

    Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

    Fase 4

    Membimbing kelompok bekerja dan belajar

    Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

  • 34

    34

    TABEL 2. (SAMBUNGAN)

    Fase 5

    Evaluasi

    Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

    Fase 6

    Memberikan penghargaan

    Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik proses maupun hasil belajar individu dan kelompok.

    Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini

    dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMPN 9

    Pekanbaru menggunakan kalimat efektif dalam pengumunan sesuai

    dengan KTSP tahun 2006. Sejalan dengan materi pembelajaran kelas VII

    SMP yang ditetapkan, siswa diharapkan mampu menulis pengumuman

    dengan bahasa yang efektif dan komunikatif. Menurut Mawardi (2006: 30)

    dengan bahasa yang efektif, maka pengumuman yang ditulis tidak perlu

    menggunakan kata/kalimat yang mubazir/tidak perlu. Dengan bahasa

    yang komunikatif, maka pengumuman itu mudah dipahami.

    Ciri bahasa pengumuman menurut Nurhadi, dkk (2005: 86) adalah

    bahasa pengumuman harus ringkas dan jelas. Isinya harus padat,

    misalnya tentang siapa, kapan dan di mana kegiatan berlangsung. Hal

    ini dapat dipahami, mengingat pengumuman termasuk salah satu bentuk

    komunikasi yang dapat dikemas secara lisan maupun tulisan. Menurut

    Sugeng, dkk (2001: 120) :

    Sebagai salah satu bentuk komunikasi, pengumuman harus mempunyai faktor penentu berkomunikasi, misalnya kepada siapa pengumuman ditujukan, siapa yang mengumumkan, dan isi

  • 35

    35

    pengumuman. Isi pengumuman biasanya untuk ditanggapi, oleh karena itu isi pengumuman harus memberikan informasi atau keterangan yang jelas tentang : kegiatan, tempat, waktu, dan persyaratan (jika ada).

    Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan

    tuntutan logis yang harus menjadi perhatian setiap siswa, terutama dalam

    kegiatan menulis agar informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh

    pembaca atau pendengar dengan baik. Tidak terkecuali pula dengan

    pengumuman yang ingin disampaikan kepada orang lain, setiap siswa

    harus memperhatikan penggunaan bahasa yang efektif terutama

    menyangkut isi pengumuman yang akan disampaikan agar pengumuman

    yang ditulis itu tepat sasaran.

    1.5 Penentuan Sumber Data

    1.5.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (ganjil) Tahun

    Pelajaran 2009/2010 yang berlangsung pada bulan Oktober sampai

    dengan bulan Desember 2009. Sedangkan yang menjadi tempat penelitian

    ini dilaksanakan adalah SMPN 9 Pekanbaru.

    1.5.2 Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru

    Tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 35 orang, terdiri dari 14 orang laki-

  • 36

    36

    laki dan 21 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya subjek penelitian ini,

    maka dapatlah dilihat tabel berikut.

    Tabel 3. SUBJEK PENELITIAN

    No. Nama Jenis Kelamin1. Abdi Oktavian L2. Andika L3. Anugrah Purba L4. Albert Silalahi L5. Balqis Arifin P6. Destia Sari Fatimah P7. Dewinda Rahman P8. Dian Dernita P9. Fernando L10. Fitri Wahyuni P11. Flodhea Caroski P12. Frengki Simanjuntak L13. Imam Purwanto L14. Irma Dwi Matlen P15. Irven Nadila P16. Jonathan Zakaria L17. Maridilli Putri P18. Marissa A. P19. Melda Maharani P20. M. Rafsanjani L21. Mutia Reza P22. Nabila P23. Natalia Sitompul P24. Ninin Yuningsih P25. Nurhalizah P26. Nurul Istiqomah P27. Oca Gustra P28. Rian Saputra L29. Rizky Fernando L30. Septi Suarmita P31. Siti Sadiah P32. Triono L33. Windi Ariani P34. Zaigo L35. Zuandi Anggara L

  • 37

    37

    1.6 Metodologi Penelitian

    1.6.1 Metode

    Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yakni

    guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Tindakan

    yang diberikan adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam rangka

    meningkatkan kemampuan siswa menggunakan kalimat efektif. Tindakan

    dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 tahapan. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Arikunto, dkk (2006: 113) yang menyatakan,

    (1) Planning yang mencakup kegiatan : (a) identifikasi masalah, (b) perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan (c) pengembangan intervensi; (2) Acting yaitu intervensi dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah; (3) Observing mencakup : (a) pengumpulan data, (b) sumber data, (c) critikal friend, (d) analisis data; dan (4) Reflecting yakni kegiatan mengulas secara kritis setiap perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru.

    Lebih jelasnya tindakan yang diberikan dalam Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) ini dapatlah dilihat pada bagan berikut.

    Sumber : Arikunto (2006: 113)

    Refleksi

    Rencana

    Observasi

    Tindakan Kelas Refleksi Tindakan Kelas

    Rencana

    Observasi

  • 38

    38

    Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan planning atau tahap

    persiapan dengan melakukan kegiatan perencanaan, kemudian actuating

    yaitu tindakan kelas untuk selanjutnya dilakukan observing atau

    pengamatan dan terakhir reflecting. Terkait dengan penelitian ini, tindakan

    dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, sebagaimana Tim Pelatih Proyek PGSM

    (1999: 52) menyatakan,

    Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan maka penelitian tindakan harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang sama seperti pada siklus ke-1 (perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, analisis-refleksi). Jika pada siklus ke-2 ini permasalahan sudah terselesaikan (memuaskan) maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus ke-3. Namun jika pada siklus ke-2 masalahnya belum terselesaikan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3 dan seterusnya.

    Sehubungan dengan penelitian tentang pembelajaran kooperatif

    tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai upaya

    meningkatkan kemampuan menulis kalimat efektif dalam pengumuman

    yang dilakukan sebanyak 3 siklus, untuk lebih jelasnya tindakan yang

    dilakukan dalam penelitian ini dapatlah dilihat bagan berikut.

  • 39

    39

    SIKLUS I

    Rencana I

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi I

    - Menyusun rencana tindakan per-siklus

    - Menyusun RPP

    - Pertemuan 1 Menyunting teks pengumuman

    - Pertemuan 2 Menentukan pokok-pokok

    pengumuman Menulis teks pengumuman

    dengan bahasa yang efektif

    - Mengamati dampak / hasil tindakan yang diberikan pada siklus I

    Observasi dan diskusi Hasil

    SIKLUS II

    Rencana II

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi II

    - Menyusun tindakan siklus II- Menyusun RPP II

    - Pertemuan 3 Menyunting teks pengumuman

    - Pertemuan 4 Menentukan pokok-pokok

    pengumuman Menulis teks pengumuman

    dengan bahasa yang efektif

    - Mengamati dampak / hasil tindakan yang diberikan pada siklus II

    Observasi dan diskusi Hasil

    Belum berhasil Simpulan

    Belum berhasil Simpulan

  • 40

    40

    1.6.2 Instrumen Penelitian

    Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1) Perangkat pembelajaran, yaitu :

    a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk

    enam kali pertemuan berdasarkan ketentuan KTSP dewasa ini,

    memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi

    pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, serta kegiatan

    pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

    b. Lembar kerja siswa (LKS). Setiap pertemuan yang dilaksanakan

    terhadap siswa akan membahas satu lembar kerja siswa (LKS).

    SIKLUS III

    Rencana III

    Observasi

    Refleksi III

    - Menyusun tindakan siklus III- Menyusun RPP III

    - Pertemuan 5 Menyunting teks pengumuman

    - Pertemuan 6 Menentukan pokok-pokok

    pengumuman Menulis teks pengumuman

    dengan bahasa yang efektif

    - Mengamati dampak / hasil tindakan yang diberikan pada siklus III

    Observasi dan diskusi Hasil

    Laporan

    Tindakan

  • 41

    41

    Setiap lembar kerja siswa tersebut memuat tujuan pembelajaran

    dan materi ajar.

    c. Buku siswa yang berguna sebagai pedoman bagi siswa dalam

    mengerjakan LKS.

    2) Instrumen pengumpulan data

    Data yang dikumpulkan di sini adalah data tentang aktivitas siswa dan

    guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

    lembar pengamatan. Data tentang kemampuan siswa menulis kalimat

    efektif dalam pengumuman dikumpulkan melalui tes yang diukur

    dengan indikator sebagai berikut :

    a. Mampu menentukan pokok-pokok pengumuman

    b. Mampu menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif

    c. Mampu menyunting teks pengumuman

    Berdasarkan indikator di atas, maka disusun pernyataan kemampuan

    menulis kalimat efektif dalam pengumuman dengan empat option

    jawaban dan diberi skor masing-masing yaitu sangat mampu diberi

    skor 4, mampu diberi skor 3, kurang mampu diberi skor 2, dan tidak

    mampu diberi skor 1.

    1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah terdiri dari dua, yaitu :

  • 42

    42

    1) Tes dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa

    menulis kalimat efektif dalam pengumuman setelah mendapatkan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut.

    2) Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas

    yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

    berlangsung, yakni dengan menggunakan lembar pengamatan yang

    telah disediakan.

    1.6.4 Teknik Analisis Data

    Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

    analisis deskriptif, yakni menurut Sudijono (2006: 43) setiap hasil

    tanggapan responden dihitung secara persentase dengan menggunakan

    rumus persentase berikut :

    100xn

    FP

    Keterangan :

    P = Persentase

    F = Jumlah responden yang memberikan alternatif jawaban

    n = Jumlah responden seluruhnya

    Untuk kepentingan penilaian kuantitatif dan kualitatif, maka

    penulis menggunakan standar penilaian yang ditetapkan Depdiknas

    (2006: 121) seperti tertuang dalam tabel berikut ini.

  • 43

    43

    TABEL 4. KRITERIA PENILAIAN BENTUK KUANTITATIF DAN KUALITATIF

    No. Bentuk kuantitatif Bentuk kualitatif

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    85 100

    75 84

    55 74

    40 54

    < 40

    Sangat baik

    Baik

    Cukup

    Kurang

    Kurang sekali

  • 44

    44

    BAB II DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

    2.1 Tes Awal

    Penelitian tentang pembelajaran koperatif tipe Student Teams

    Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menulis

    kalimat efektif ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, dan masing-masing

    siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tetapi perlu ditegaskan, bahwa sebelum

    pelaksanaan tindakan penulis melakukan pretest menulis pengumuman

    siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam

    aspek menyunting teks pengumuman, menentukan pokok-pokok

    pengumuman, dan menulis teks pengumuman dengan bahasa yang

    efektif. Mengenai hasil pretest menulis pengumuman siswa dapatlah

    dilihat tabel berikut.

    TABEL 5. HASIL PRETEST MENULIS PENGUMUMAN SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU

    No NamaSkor yang diperoleh

    Jumlah skor

    Rata-rata NilaiMenyunting Pokok Menulis

    1. Abdi 4 8 4 16 532. Andika 2 6 4 12 403. Anugrah 4 8 4 16 534. Albert 2 6 4 12 405. Balqis 4 8 6 18 606. Destia 4 8 4 16 537. Dewinda 4 6 6 16 538. Dian 4 8 4 16 539. Fernando 2 6 4 12 4010. Fitri 2 8 4 14 4711. Flodhea 4 8 6 18 6012. Frengki 2 6 4 12 40

  • 45

    45

    TABEL 5. (SAMBUNGAN)

    13. Imam 2 6 4 12 4014. Irma 6 8 6 20 6715. Irven 4 6 5 15 5016. Jonathan 4 8 5 17 5717. Maridilli 4 8 6 18 6018. Marissa 4 8 6 18 6019. Melda 4 6 6 16 5320. M. Raf 2 6 4 12 4021. Mutia 4 8 6 18 6022. Nabila 4 6 6 16 5323. Natalia 4 8 4 16 5324. Ninin 2 6 5 13 4325. Nur 2 6 4 12 4026. Nurul 4 8 5 17 5727. Oca 4 8 4 16 5328. Rian 2 6 4 12 4029. Rizky 2 6 4 12 4030. Septi 5 10 6 21 7031. Siti 2 8 4 14 4732. Triono 2 8 4 14 4733. Windi 4 6 4 14 4734. Zaigo 4 6 4 14 4735. Zuandi 3 8 4 15 50Skor Perolehan 116 250 164 530 1736Skor Maksimal 350 350 350 1050 3500% Perolehan 33,14 71,43 46,86 50,48 49,60

    Tabel 5 ini mendeskripsikan data hasil pretest menulis

    pengumuman siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru yang diadakan oleh

    guru mata pelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan pembelajaran bahasa

    Indonesia 2 (dua) minggu sebelum tindakan dilaksanakan. Hasil tersebut

    menunjukkan persentase menulis pengumuman siswa pada saat pretest

    untuk aspek menyunting adalah 33,14%, aspek menentukan pokok-pokok

    pengumuman 71,43% dan menulis teks pengumuman dengan bahasa

  • 46

    46

    yang efektif, baik dan benar adalah 46,86%. Secara keseluruhan persentase

    rata-rata kemampuan menulis pengumuman siswa adalah 49,60%.

    2.2 Pelaksanaan Siklus I

    2.2.1 Pertemuan Pertama

    2.2.1.1 Tahap Persiapan

    Mengingat penelitian ini merupakan tindakan kelas, maka sebagai

    tahap persiapan guru menyusun pedoman pembelajaran berupa silabus,

    RPP sesuai ketentuan KTSP memuat standar kompetensi, kompetensi

    dasar, indikator, materi, kegiatan pembelajaran dan penilaian, lembar

    observasi guru dan siswa, dan lembar kerja siswa (LKS). Prosedur

    perencanaan penelitian yang telah dilakukan guru sebagai berikut.

    1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus I

    yang terdiri dari 2 pertemuan.

    2. Menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas guru dan siswa.

    3. Menyiapkan lembar kerja siswa.

    4. Menyiapkan observer atau pengamat dari pihak sekolah.

    2.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Guru melaksanakan tindakan pembelajaran pada pertemuan

    pertama dengan langkah-langkah pendahuluan, kegiatan inti dan

  • 47

    47

    penutup. Lebih jelasnya pelaksanaan tindakan pembelajaran di kelas pada

    pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut.

    1. Pendahuluan (15 menit)

    Pada tahap pendahuluan ini guru mengkondisikan kelas agar siswa

    siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, menjelaskan tujuan

    pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan informasi

    pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan materi

    menyunting teks pengumuman.

    2. Kegiatan inti (55 menit)

    Pertemuan pertama siklus I hari Rabu tanggal 11 November 2009

    pukul 07.15 08.35 Wib di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun

    Pelajaran 2009/2010, tepatnya pada jam pelajaran bahasa Indonesia.

    Pelaksanaan penelitian dihadiri oleh guru selaku peneliti dan satu

    orang pengamat (observer) dari guru bahasa Indonesia Kelas VII

    SMPN 9 Pekanbaru. Pokok bahasan pada pertemuan pertama ini

    adalah menyunting teks pengumuman yang sudah dipersiapkan guru

    terkait dengan peningkatan kemampuan menulis kalimat efektif dalam

    pengumuman melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

    Kegiatan inti yang dilakukan guru dalam pelaksanaan tindakan dapat

    diuraikan sebagai berikut.

    a. Pelaksanaan tindakan kelas dimulai guru dengan mengucapkan

    salam dan menjelaskan tujuan pembelajaran, lalu menyampaikan

  • 48

    48

    informasi tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD serta materi

    tentang menulis kalimat efektif dalam pengumuman.

    b. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-masing

    kelompok terdiri dari 5 orang siswa secara heterogen dari segi

    kepandaian, jenis kelamin, suku dan status sosial. Pembagian

    kelompok telah dipersiapkan guru di rumah. Suasana kelas sempat

    ribut karena siswa mencari teman sekelompoknya dan pengaturan

    bangku untuk pelaksanaan pembelajaran.

    c. Beberapa saat setelah semua siswa berada dalam kelompok masing-

    masing, guru kembali menjelaskan materi pembelajaran tentang

    menulis kalimat efektif dalam pengumuman. Guru selaku peneliti

    membagikan LKS yang harus dipelajari dan dikerjakan siswa di

    dalam kelompok. Fokus kegiatan adalah menyunting teks

    pengumuman yang sudah dipersiapkan. Guru mengingatkan siswa

    untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya dalam

    menyelesaikan LKS tersebut.

    d. Guru memantau aktivitas siswa di dalam kelompoknya dan menilai

    aspek keaktifan, keseriusan dan kerjasama.

    e. Setelah berjalan lebih kurang 30 menit, guru meminta masing-

    masing ketua kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

    dan menyerahkan kepada guru. Satu kelompok mempresentasikan

  • 49

    49

    hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi, lalu guru dan

    siswa menyimpulkan tentang kalimat efektif secara bersama-sama.

    f. Guru dan observer menilai aktivitas kerja kelompok.

    g. Guna mengukur kemampuan menyunting siswa, guru melakukan

    tes individual setelah siswa membubarkan diri dan kembali ke

    tempat duduknya semula. Guru membagikan lembar tes kepada

    setiap siswa, lalu guru dan pengamat mengawasi pelaksanaan tes.

    Setiap siswa diminta untuk menyunting teks pengumuman yang

    sudah ditentukan guru. Suasana kelas menjadi tenang karena siswa

    berusaha menyelesaikan tes yang diberikan oleh guru berdasarkan

    kemampuan yang dimiliki masing-masing.

    h. Setelah 15 menit berlalu, guru mengingatkan siswa bahwa waktu

    menulis segera habis. Beberapa siswa langsung mengumpulkan

    lembar tes karena sudah selesai, dan sebagian lainnya

    mengumpulkan begitu guru menyatakan waktu habis.

    3. Penutup (10 menit)

    Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa apakah

    pembelajaran hari ini menyenangkan atau tidak. Siswa menjawab

    bahwa pembelajaran menyenangkan karena mereka saling memberi

    dan menerima nformasi dalam kelompok. Yang menantang adalah

    setelah tugas kelompok mereka harus menyelesaikan tes individual

    yang pointnya akan disumbangkan dalam kelompok.

  • 50

    50

    2.2.1.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

    2.2.1.3.1 Aktivitas Guru

    Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pada saat tindakan

    pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi

    yang telah disediakan. Unsur yang diamati adalah tahap pendahuluan,

    kegiatan inti dan penutup sebagaimana digambarkan pada lampiran di

    belakang skripsi ini. Khusus dalam pembahasan ini, penulis hanya

    menampilkan aktivitas guru pada kegiatan inti dengan skor maksimal per

    item adalah 4. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.

    TABEL 6. NILAI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I PERTEMUAN 1 DI KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU

    No Aktivitas Guru Skor

    1. Menyampaikan informasi pelaksanaan pembelajaran dengan itpe STAD

    2

    2. Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar

    2

    3. Membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan

    3

    4. Memantau aktivitas siswa pada tiap kelompok 35. Memberikan bimbingan dan arahan kepada

    kelompok yang membutuhkan3

    6. Memotivasi siswa agar saling kerjasama 27. Mengambil hasil kerja kelompok 38. Memberikan tes secara individual 39. Mengawasi kegiatan pelaksanaan tes 3

    Jumlah 24Rata rata skor 66,67

    Dari tabel 6 ini terlihat dengan jelas hasil observasi aktivitas guru

    pada pertemuan pertama khususnya dalam kegiatan inti penerapan

  • 51

    51

    pembelajaran kooperatif tipe STAD di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru

    memperoleh rata-rata skor 66,67.

    2.2.1.3.2 Aktivitas Siswa

    Aktivitas siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru juga diamati selama

    pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan berpedoman

    pada lembar observasi yang telah disediakan. Aspek yang diamati adalah

    keaktifan, keseriusan dan kerjasama. Kriteria penilaian yang ditetapkan

    adalah 4 berarti sangat baik, 3 berarti baik, 2 berarti cukup dan 1 berarti

    kurang, skor maksimal per aspek adalah 4, dan skor maksimal perolehan

    adalah 420. Hasil penilaian aktivitas siswa dapat dilihat tabel berikut.

    TABEL 7. PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU MENYUNTING TEKS PENGUMUMAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN 1

    No. Kelpk Nama SiswaAktivitas siswa

    JumlahKeaktifan Keseriusan Kerjasama

    1.

    I

    Anugrah 3 3 2 82. Dewinda 4 4 3 113. Fernando 2 2 2 64. Flodhea 4 4 3 115. Septi 4 4 3 11

    6.

    II

    Frengki 2 2 2 67. Irma 4 4 3 118. Melda 3 4 3 109. Nur 2 2 2 610. Zuandi 3 2 2 711.

    III

    Abdi 2 2 2 612. Destia 3 3 3 913. Imam 2 2 2 614. Maridili 3 3 3 915. Siti 2 3 2 7

  • 52

    52

    TABEL 7. (SAMBUNGAN)

    16.

    IV

    Balqis 3 3 3 917. Irven 2 2 1 518. Natalia 3 3 3 919. Rizky 2 2 1 520. Triono 2 3 2 721.

    V

    Andika 2 2 2 622. M. Raf 2 2 2 623. Ninin 3 3 2 824. Nurul 3 3 3 925. Oca 3 3 3 926.

    VI

    Albert 1 2 1 427. Dian 3 3 3 928. Fitri 2 3 2 729. Marissa 3 4 3 1030. Rian 2 2 2 631.

    VII

    Jonathan 3 3 3 932. Mutia 3 3 3 933. Nabila 3 2 2 734. Windi 2 3 2 735. Zaigo 2 3 2 7Jumlah 92 98 82 272Persentase Perolehan 64,76

    Tabel 7 ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa Kelas VII.7 SMPN 9

    Pekanbaru menyunting teks pengumuman melalui observasi dilakukan

    dengan persentase perolehan 64,76%. Aktivitas siswa yang memberikan

    nilai tinggi adalah keseriusan, tetapi kerja sama siswa dalam kelompok

    masih kurang. Terlihat dua kelompok yaitu kelompok II dan kelompok IV

    yang tidak bisa bekerjasama, karena masing-masing anggota kelompok II

    dan kelompok IV itu menonjolkan sifat egoisnya karena tidak mau

    menerima pendapat teman sekelompoknya, sehingga teman yang lain

    mengadu kepada guru. Guru berusaha menenangkan mereka untuk tetap

    berdiskusi karena anggota kelompok memang belum bisa diganti.

  • 53

    53

    2.2.1.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 1

    Setelah pelaksanaan tindakan di kelas selesai, guru selanjutnya

    menilai setiap lembar tes individual siswa dalam menyunting teks

    pengumuman secara objektif. Kriteria penilaian yang ditetapkan adalah

    suntingan tepat skor 10, suntingan cukup tepat skor 6 9 dan suntingan

    kurang tepat diberi skor 1 5, dengan skor maksimalnya 350. Hasil tes

    menyunting siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat tabel berikut.

    TABEL 8. KEMAMPUAN MENYUNTING PENGUMUMAN SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU PADA PERTEMUAN I

    No. Nama Siswa Nilai Menyunting

    1. Abdi 62. Andika 43. Anugrah 44. Albert 45. Balqis 66. Destia 67. Dewinda 88. Dian 49. Fernando 410. Fitri 611. Flodhea 612. Frengki 613. Imam 614. Irma 815. Irven 416. Jonathan 817. Maridilli 618. Marissa 819. Melda 620. M. Raf 621. Mutia 822. Nabila 623. Natalia 824. Ninin 625. Nur 626. Nurul 8

  • 54

    54

    TABEL 8. (SAMBUNGAN)

    27. Oca 828. Rian 429. Rizky 630. Septi 831. Siti 832. Triono 433. Windi 834. Zaigo 635. Zuandi 8

    Skor perolehan 218Persentase perolehan 62,29

    Tabel 8 ini menggambarkan kemampuan siswa kelas VII.7 SMPN 9

    Pekanbaru menyunting pengumuman yang sudah dipersiapkan guru

    melalui tes individual yang dilakukan. Secara keseluruhan skor perolehan

    siswa pada pertemuan pertama ini adalah 218 dengan persentase

    perolehan adalah 62,29%.

    2.2.2 Pertemuan Kedua

    2.2.2.1 Tahap Persiapan

    Pertemuan kedua dilaksanakan keesokan harinya, yaitu hari Kamis

    tanggal 12 November 2009 pukul 08.35 10.35 Wib di Kelas VII.7 SMPN 9

    Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010. Guru telah mempersiapkan

    program pembelajaran sebagaimana pada pertemuan pertama karena

    pertemuan kedua ini masih termasuk dalam siklus I.

    2.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini terdiri dari

  • 55

    55

    kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Lebih jelasnya

    pelaksanaan tindakan pembelajaran di kelas pada pertemuan kedua

    adalah sebagai berikut.

    1. Pendahuluan (20 menit)

    Tahap pendahuluan ini guru mengkondisikan kelas agar siswa siap

    untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, dan menyampaikan materi

    pembelajaran yaitu menentukan pokok-pokok pengumuman yang

    sudah dipersiapkan guru dan menulis teks pengumuman dengan

    bahasa yang efektif, baik dan benar. Guru juga mengadakan tanya

    jawab dengan siswa tentang pelajaran terdahulu.

    2. Kegiatan inti (90 menit)

    Pokok bahasan pada pertemuan kedua ini adalah menentukan pokok-

    pokok pengumuman, dan menulis teks pengumuman dengan bahasa

    yang efektif. Tindakan yang dilakukan sama dengan kegiatan inti pada

    pertemuan pertama yang dapat diuraikan sebagai berikut :

    a. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok seperti

    sebelumnya (kelompok asal) yang terdiri dari 5 orang siswa secara

    heterogen. Pembagian kelompok ini kembali menimbulkan suasana

    ribut selain karena pengaturan bangku juga adanya anggota

    kelompok yang tidak mau bekerjasama dalam satu kelompok yang

    ditetapkan guru, tetapi guru berusaha menenangkan siswa untuk

  • 56

    56

    tetap berada dalam kelompoknya dan menyelesaikan LKS yang

    sudah diberikan.

    b. Setelah semua siswa berada dalam kelompoknya, guru kembali

    menjelaskan materi pembelajaran tentang menulis kalimat efektif

    dalam pengumuman. Guru selaku peneliti membagikan LKS yang

    harus dipelajari dan dikerjakan siswa di dalam kelompok. Fokus

    kegiatan adalah menentukan pokok-pokok pengumuman, dan

    menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.

    c. Sambil memantau dan menilai aktivitas siswa di dalam kelompok,

    guru terus mengingatkan siswa untuk bekerjasama dan

    memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan.

    d. Setelah berjalan lebih kurang 50 menit, guru meminta tiap ketua

    kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja kelompoknya dan

    menyerahkan kepada guru. Satu kelompok mempresentasikan hasil

    diskusinya dan kelompok lain menanggapi, lalu guru dan siswa

    menyimpulkan tentang kalimat efektif secara bersama-sama.

    e. Guru lalu melakukan tes individual setelah siswa membubarkan

    diri dan kembali ke tempat duduknya semula. Guru membagikan

    lembar tes kepada siswa. Setiap siswa diminta untuk menentukan

    pokok-pokok pengumuman, dan menulis teks pengumuman

    dengan bahasa yang efektif yang sudah ditentukan guru.

  • 57

    57

    f. Suasana kelas tenanng, siswa berusaha menyelesaikan tes yang

    diberikan oleh guru.

    g. Guru dan pengamat mengawasi pelaksanaan tes.

    h. Setelah 25 menit berlalu, guru mengingatkan siswa bahwa waktu

    menulis segera habis. Beberapa siswa langsung mengumpulkan

    lembar tes karena sudah selesai, dan sebagian lain mengumpulkan

    begitu guru menyatakan waktu habis.

    3. Penutup (10 menit)

    a. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kepada siswa

    apakah pembelajaran hari ini menyenangkan atau tidak.

    b. Guru memberikan latihan-latihan tentang materi menulis kalimat

    efektif dalam pengumuman untuk dikerjakan siswa di rumah.

    2.2.2.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

    2.2.2.3.1 Aktivitas Guru

    Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pada saat tindakan

    pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi

    yang telah disediakan, mencakup prapembelajaran, tahap pendahuluan,

    kegiatan inti dan penutup. Khusus dalam pembahasan ini, penulis hanya

    menampilkan aktivitas guru pada kegiatan inti dengan skor maksimal per

    item adalah 4. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.

  • 58

    58

    TABEL 9. NILAI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I PERTEMUAN 2DI KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU

    No Aktivitas Guru Skor

    1. Menyampaikan informasi pelaksanaan pembelajaran dengan itpe STAD

    3

    2. Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar

    3

    3. Membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan

    3

    4. Memantau aktivitas siswa pada tiap kelompok 35. Memberikan bimbingan dan arahan kepada

    kelompok yang membutuhkan3

    6. Memotivasi siswa agar saling kerjasama 27. Mengambil hasil kerja kelompok 38. Memberikan tes secara individual 39. Mengawasi kegiatan pelaksanaan tes 3

    Jumlah 26Rata rata skor 72,22

    Dari tabel 9 ini terlihat dengan jelas hasil observasi aktivitas guru

    pada pertemuan kedua khususnya dalam kegiatan inti penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD di Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru

    yang sudah mengalami peningkatan yaitu rata-rata skor 72,22.

    2.2.2.3.2 Aktivitas Siswa

    Aktivitas siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru juga diamati selama

    pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan berpedoman

    pada lembar observasi yang telah disediakan. Aspek yang diamati adalah

    keaktifan, keseriusan dan kerjasama. Kriteria penilaian didasarkan atas

    skor yang ditetapkan, yakni 4 berarti sangat baik, 3 berarti baik, 2 berarti

    cukup dan 1 berarti kurang, dan skor maksimal per aspek adalah 4,

  • 59

    59

    sedangkan skor maksimal perolehan adalah 420. Adapun hasil penilaian

    aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

    TABEL 10. PENILAIAN AKTIVITAS SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU MENENTUKAN POKOK-POKOK PENGUMUMAN DAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN DENGAN BAHASA YANG EFEKTIF PADA SIKLUS I PERTEMUAN 2

    No. Kelpk Nama SiswaAktivitas siswa

    JumlahKeaktifan Keseriusan Kerjasama

    1.

    I

    Anugrah 3 3 3 92. Dewinda 4 4 3 113. Fernando 2 3 2 74. Flodhea 4 4 3 115. Septi 4 4 3 116.

    II

    Frengki 2 3 2 77. Irma 4 4 3 118. Melda 3 4 3 109. Nur 2 3 2 7

    10.

    III

    Zuandi 3 2 3 811. Abdi 3 2 2 712. Destia 3 3 3 913. Imam 2 3 2 714. Maridili 3 4 3 1015. Siti 2 3 3 816.

    IV

    Balqis 3 3 3 917. Irven 2 2 2 618. Natalia 3 3 3 919. Rizky 2 2 2 620. Triono 2 3 3 821.

    V

    Andika 3 2 2 722. M. Raf 2 2 2 623. Ninin 3 3 3 924. Nurul 3 4 3 1025. Oca 3 4 3 1026.

    VI

    Albert 2 2 2 627. Dian 3 3 3 928. Fitri 3 3 3 929. Marissa 4 4 3 1130. Rian 2 3 2 7

  • 60

    60

    TABEL 10. (SAMBUNGAN)

    31. VII Jonathan 3 3 3 932. Mutia 3 3 3 933. Nabila 3 2 3 834. Windi 2 3 3 835. Zaigo 2 3 3 8Jumlah 97 106 94 297Persentase Perolehan 70,71

    Tabel 10 ini menunjukkan aktivitas siswa Kelas VII.7 SMPN 9

    Pekanbaru melalui observasi yang dilakukan pada pertemuan kedua

    dengan persentase perolehan 70,71%. Aktivitas siswa yang memberikan

    nilai tinggi adalah keseriusan. Kerja sama siswa dalam kelompok masih

    kurang, terlihat beberapa anggota kelompok II dan IV memang tidak

    kompak dan tidak bisa bekerjasama sehingga minta diganti. Namun

    karena anggota kelompok belum diganti maka anggota kelompok II dan

    IV tidak bersemangat berdiskusi dalam kelompoknya sehingga hasil kerja

    kelompoknya kurang memuaskan.

    2.2.2.4 Hasil Tes Menulis Pertemuan 2

    Guru juga melaksanakan tes individual untuk mengetahui

    kemampuan menentukan pokok-pokok pengumuman dan menulis teks

    pengumuman dengan bahasa yang efektif. Adapun kemampuan menulis

    pengumuman siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru Tahun Pelajaran

    2009/2010 pada pertemuan 2 dengan ketentuan skor maksimalnya 350.

    Lebih jelasnya dapatlah dilihat tabel berikut.

  • 61

    61

    TABEL 11. KEMAMPUAN MENENTUKAN POKOK-POKOK PENGUMUMAN DAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU PADA SIKLUS I PERTEMUAN 2

    No. Nama Nilai menentukan pokok-pokok pengumuman

    Nilai menulis pengumuman

    1. Abdi 8 72. Andika 8 63. Anugrah 10 84. Albert 8 55. Balqis 8 76. Destia 8 77. Dewinda 8 88. Dian 8 69. Fernando 8 610. Fitri 8 811. Flodhea 10 712. Frengki 8 813. Imam 8 614. Irma 10 715. Irven 8 816. Jonathan 10 717. Maridilli 10 818. Marissa 8 819. Melda 10 620. M. Raf 8 621. Mutia 8 722. Nabila 10 623. Natalia 10 624. Ninin 8 625. Nur 8 626. Nurul 10 727. Oca 8 828. Rian 8 829. Rizky 8 630. Septi 10 831. Siti 8 732. Triono 10 633. Windi 8 734. Zaigo 8 735. Zuandi 10 8Skor Perolehan 304 242% Perolehan 86,86 69,14

  • 62

    62

    Tabel 11 ini menggambarkan kemampuan menulis pengumuman

    siswa kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru melalui tes individual yang

    dilakukan pada pertemuan 2. Secara keseluruhan skor perolehan siswa

    dalam menentukan pokok-pokok pengumuman adalah 86,86% dan untuk

    kegiatan menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan

    benar diperoleh 69,14%.

    Selanjutnya perlu digambarkan ketuntasan belajar siswa pada

    siklus I sehubungan dengan kemampuan menulis pengumuman melalui

    penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut.

    TABEL 12. KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VII.7 SMPN 9 PEKANBARU PADA SIKLUS I

    No NamaSkor yang diperoleh

    Jumlah skor Nilai Ket.Menyunting Pokok Menulis

    1. Abdi 6 8 7 21 70 T2. Andika 4 8 6 18 60 TT3. Anugrah 4 10 8 22 73 T4. Albert 4 8 5 17 57 TT5. Balqis 6 8 7 21 70 T6. Destia 6 8 7 21 70 T7. Dewinda 8 8 8 24 80 T8. Dian 4 8 6 22 73 T9. Fernando 4 8 6 18 60 TT10. Fitri 6 8 8 22 73 T11. Flodhea 6 10 7 23 77 T12. Frengki 6 8 8 22 73 T13. Imam 6 8 6 20 67 TT14. Irma 8 10 7 25 83 T15. Irven 4 8 8 20 67 TT16. Jonathan 8 10 7 25 83 T17. Maridilli 6 10 8 24 80 T18. Marissa 8 8 8 24 80 T19. Melda 6 10 6 22 73 T20. M. Raf 6 8 6 20 67 TT

  • 63

    63

    TABEL 12. (SAMBUNGAN)

    21. Mutia 8 8 7 23 77 T22. Nabila 6 10 6 22 73 T23. Natalia 8 10 6 24 80 T24. Ninin 6 8 6 20 67 TT25. Nur 6 8 6 20 67 TT26. Nurul 8 10 7 25 83 T27. Oca 8 8 8 24 80 T28. Rian 4 8 8 20 67 TT29. Rizky 6 8 6 20 67 TT30. Septi 8 10 8 26 87 T31. Siti 8 8 7 23 77 TT32. Triono 4 10 6 20 67 T33. Windi 8 8 7 23 77 T34. Zaigo 6 8 7 21 70 T35. Zuandi 8 10 8 26 87 TSkor Perolehan 218 304 242 768 2562 -Skor Maksimal 350 350 350 1050 3500 -% Perolehan 62,29 86,86 69,14 73,14 73,20 -

    Tabel 12 ini memperlihatkan ketuntasan belajar menulis

    pengumuman siswa Kelas VII.7 SMPN 9 Pekanbaru melalui tes individual

    yang dilakukan pada siklus I. Secara keseluruhan persentase kemampuan

    menulis siswa adalah 73,20% dengan jumlah siswa yang tuntas 24 orang

    dan tidak tuntas 11 orang. Adapun 11 orang siswa yang tidak tuntas

    adalah siswa dengan nomor urut 2, 4, 9, 13, 15, 20, 24, 25, 29, 29 dan 31.

    2.2.3 Skor Perkembangan Individu, Perkembangan Kelompok dan

    Pemberian Penghargaan Siklus I

    Setelah diperoleh nilai kemampuan menulis pengumuman siswa

    pada siklus I dalam konteks penerapan pembelajaran kooperatif tipe

    Student Team Achievement Division (STAD), maka berikutnya dapat

  • 64

    64

    dihitung skor perkembangan individu. Skor perkembangan individu

    diperoleh dengan membandingkan skor nilai tes pertemuan pertama dan

    kedua (siklus I) dengan skor dasar. Skor dasar merupakan skor nilai yang

    diperoleh siswa pada saat pretest dilakukan sebelum tindakan (penerapan

    model kooperatif tipe STAD).

    Selanjutnya dapat dihitung skor kelompok secara keseluruhan.

    Skor kelompok diperoleh dengan cara menjumlahkan skor perkembangan

    individu seluruh anggota kelompok lalu dibagi dengan jumlah anggota

    kelompok yang hadir. Hasil perhitungan ini akan dijadikan acuan dalam

    memberikan penghargaan kelompok. Skor perkembangan individu

    setelah pelaksanaan tindakan (siklus) I sehubungan dengan penerapan

    pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam menulis pengumuman, serta

    perkembangan kelompok dan pemberian penghargaan lebih jelasnya