indonesia pertambangan yang terdaftar di bursa …dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh andes,...

86
PENGARUH INFLASI, KURS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh M.AKBAR 105721104316 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH INFLASI, KURS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR

    PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    SKRIPSI

    Oleh

    M.AKBAR

    105721104316

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    MAKASSAR

    2020

  • ii

    PENGARUH INFLASI, KURS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR

    PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    SKRIPSI

    M.AKBAR

    105721104316

    Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.M,)

    pada Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    Program Studi Manajemen

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya karya

    ilmiah ini dengan baik dan lancar. Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk:

    1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak H.Bahar dan Ibu HJ.Nuhaya, yang telah

    memberikan seluruh cintanya kepadaku, yang tak pernah bosan memberikan

    saya nasehat, bimbingan, dan semangat yang begitu besar. Terima kasih

    karena selalu mendukung saya untuk mengejar impian saya. Terima kasih

    karena telah menjaga saya dalam doa-doamu. Tanpa inspirasi, dorongan,

    dan dukungan yang telah kalian berikan kepada saya, saya mungkin tidak

    mampu untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

    2. Bapak dan Ibu dosen, khususnya kepada kedua dosen pembimbing yang

    selama ini telah memberikan motivasi, dukungan dan meluangkan banyak

    waktunya untuk mengajarkanku menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih

    telah rela membagi waktunya untukku guna lulus tepat waktu. Terima kasih

    atas segala bekal ilmu yang telah kalian bagikan tanpa pamrih, begitupun

    dengan kritikan, tuntutan yang kalian berikan akan sangat bermanfaat bagi

    saya.

    3. Kepada teman-teman saya yang selalu memberikan banyak semangat,

    bantuan, motivasi maupun dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

    MOTTO HIDUP

    Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah

    ketika aku menginginkannya

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

    serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai salah

    satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana

    Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

    semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penelitian ini. Karena atas

    bantuannya baik berupa ide, gagasan, materi maupun bantuan berupa spirit

    mampu mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian dengan baik. Oleh

    karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

    1. Kedua orang tua saya, bapak H.Bahar dan ibu HJ.Nuhaya yang telah

    memberikan semangat, motivasi dan dukungan selama menempuh dan

    menyelesaikan pendidikan ini.

    2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universita

    Muhammadiyah Makassar.

    3. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    4. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E., M.Si., Ak., CA CSP dan Bapak Alamsjah,

    ST., S.E., M.M selaku dosen pembimbing yang telah membimbing mulai dari

    persiapan dan selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

    dan pengetahuan serta pengalaman yang sangat berguna kepada penulis,

    beserta staf Kependidikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang banyak

    membantu selama proses akademik.

  • viii

    6. Sahabat saya Asmita, yang telah menjadi pendengar dan orang yang sangat

    membantu saya dalam menjalani semua ini.

    7. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah membantu baik secara langsung

    maupun tidak langsung dalam perkuliahan maupun dalam penyususnan

    skripsi.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini

    dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis, baik sumber data,

    pengalaman, maupun pengetahuan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat

    berguna bagi mereka yang memerlukan.

    Makassar, 17 November 2020

    M.Akbar

  • ix

    ABSTRAK

    M.Akbar, 2020. Pengaruh Inflasi, Kurs dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

    Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan determinasi, serta pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan pertumbuhan ekonomi bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Kata Kunci: Inflasi, Kurs, Pertumbuhan Ekonomi dan Return Saham.

  • xi

    ABSTRAK

    M.Akbar, 2020. The Influence of Inflation, Exchange Rates and Ecomoic Growth on Stock Returns in Mining Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange.

    The purpose of this study was to determine and analyze the effect of inflation, exchange rates and economic growth on stock returns in mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The data analysis used in this study is multiple linear regression analysis, classic assumption test which includes normality test, multycolonearity test, heteroscedasticity test, and determination, and hypothesis testing using t test.

    The results showed that inflation has a positive and significant effect on stock returns, exchange rates have a positive and significant effect on stock returns and economic growth has a negative and insignificant effect on stock returns in mining sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

    Keywords: Inflation, Exchange Rates, Economic Growth and Stock Returns.

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL.........................................................................................................i

    HALAMANSAMPUL.......................................................................................ii

    HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iii

    HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................iv

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................v

    SURAT PERNYATAAN..................................................................................vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................vii

    ABSTRACT BAHASA INDONESIA ...............................................................x

    ABSTRACT.....................................................................................................xi

    DAFTAR ISI ....................................................................................................xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv

    BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

    A. Latar Belakang .....................................................................................1

    B. Rumusan Masalah................................................................................6

    C. Tujuan Penelitian..................................................................................6

    D. Manfaat Penelitian................................................................................7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................8

    A. Tinjauan Teori.......................................................................................8

    1. Pasar Modal ..................................................................................8

    a. Pengertian Pasar Modal ...........................................................8

    b. Peranan Pasar Modal ...............................................................9

    2. Teori Sinyal (Signaling Theory) ....................................................10

    3. Return Saham ................................................................................12

  • xiii

    4. Aspek Makro Ekonomi....................................................................13

    a. Inflasi ........................................................................................13

    b. Kurs….......................................................................................15

    c. Pertumbuhan Ekonomi .............................................................16

    B. Tinjauan Empiris...................................................................................17

    C. Kerangka Konsep ................................................................................22

    D. Hipotesis...............................................................................................23

    BAB III METODE PENELITIAN......................................................................24

    A. Jenis Penelitian dan Sumber Data .......................................................24

    B. Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................................24

    C. Definisi Operasional Variabel ...............................................................25

    D. Populasi dan Sampel............................................................................26

    E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................28

    F. Teknik Analisis Data .............................................................................28

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................32

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................32

    B. Gambaran Umum Unit Penelitian........................................................33

    C. Hasil penelitian ...................................................................................48

    D. Pembahasan .......................................................................................61

    BAB V PENUTUP...........................................................................................68

    A. Kesimpulan..........................................................................................68

    B. Saran...................................................................................................68

    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................70

    DAFTAR LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    3.1 Sampel Penelitian 27

    4.1 Data Inflasi Tahun 2016-2019 49

    4.2 Data Kurs Tahun 2016-2019 50

    4.3 Data Pertumbuhan Ekonomi 2016-2019 51

    4.4 Data Return Saham Perusahaan Sektor 52Pertambangan Tahun 2016-2019 yangterdaftar di BEI

    4.5 Uji Multikolinearitas 55

    4.6 Analisis Regresi Linier Berganda 57

    4.7 Uji Koefisien Determinasi 59

    4.8 Uji Parsial (t) 60

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    2.1 Kerangka Konsep 23

    4.1 Uji Normalitas 54

    4.2 Uji Heteroskedastisitas 56

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan suatu lembaga yang

    mengelola pasar modal di Indonesia, yang mana Bursa Efek inilah

    yang menyediakan berbagai infrastruktur demi terselenggaranya

    transaksi di pasar modal. Pasar modal secara umum adalah suatu

    sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah

    bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang

    keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.

    (Sunariyah, 2011:4). Pasar modal dipandang sebagai salah satu

    sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu

    negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan

    wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang

    dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang produktif.

    Apabila pengerahan dana dari masyarakat melalui lembaga-

    lembaga keungan maupun pasar modal berjalan dengan baik,

    maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin

    lama makin dapat dikurangi.

    Di dalam Bursa Efek Indonesia terdapat berbagai sektor,

    salah satunya adalah sektor pertambangan. Sektor pertambangan

    merupakan salah satu sektor yang mempunyai sumbangsi terbesar

  • 2

    bagi Indonesia, dimana Indonesia kaya akan sumber daya

    alam yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan

    merupakan salah satu sumber tambang global yang memproduksi

    dan mengekspor komoditas utama diantaranya batu bara, tembaga,

    timah, emas, perak dan nikel.

    Sebagai salah satu negara yang memiliki tambang global

    yang mengekspor berbagai hasil tambang, tentunya ini akan

    memberikan kontribusi besar bagi investasi dalam negeri dan

    mendatangkan banyak devisa bagi negara. Serta apabila sektor

    pertambangan dikelola dengan baik maka akan membantu dalam

    meningkatkan pembangunan nasional.

    Menurut Fahmi (2015:208), return adalah keuntungan yang

    diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil

    kebijakan investasi yang telah dilakukannya. Semakin besar return

    saham yang dihasilkan oleh suatu investasi, maka akan semakin

    besar pula daya tarik investasi saham tersebut bagi investor,

    walaupun tetap memperhitungkan faktor risiko yang melekat pada

    investasi tersebut. Karena dalam dunia investasi, dikenal adanya

    hubungan kuat antara risk and return. Jika risiko tinggi, maka

    return yang akan diperoleh juga akan tinggi. Sebaliknya, jika return

    yang diperoleh rendah maka risiko yang dihadapi juga akan

    rendah. Return saham dapat juga dikatakan sebagai perubahan

    harga saham saat ini dengan harga saham sebelumnya. Semakin

  • 3

    tinggi harga saham maka return saham yang diperoleh pemegang

    saham juga akan tinggi.

    Return saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro

    yaitu inflasi. Inflasi merupakan suatu kejadian yang

    menggambarkan situasi dan kondisi di mana harga barang

    mengalami kenaikan dan nilai uang mengalami pelemahan (Fahmi,

    2015:61). Inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya

    profitabilitas suatu perusahaan, sehingga akan menurunkan

    pembagian deviden dan daya beli masyarakat juga akan

    mengalami penurunan ( Sunariyah, 2011:23). Sehingga inflasi yang

    tinggi mengakibatkan harga saham juga akan menurun. Penurunan

    harga saham membuat return yang didapat oleh pemegang saham

    juga mengalami penurunan.

    Selain Inflasi faktor lain yang juga dapat mempengaruhi

    return saham adalah kurs. Perubahan nilai kurs sangat penting

    dalam pertumbuhan ekonomi karena dapat mempengaruhi harga

    produk maupun jasa dalam negeri dan luar negeri. Nilai tukar

    rupiah terhadap US dollar turut mempengaruhi pergerakan indeks

    saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs

    menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam

    kegiatan ekspor dan impor yang tidak terlepas dari penggunaan

    mata uang asing yaitu US Dollar sebagai alat transaksi atau mata

    uang yang sering digunakan dalam perdagangan internasional. Jika

  • 4

    nilai mata uang rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS,

    maka harga produk Indonesia cenderung mahal bagi orang-orang

    Amerika. Sebaliknya jika rupiah mengalami depresiasi, maka harga

    produk Indonesia menjadi lebih murah bagi orang-orang

    Amerika.Menurunnya kurs rupiah dapat meningkatkan biaya impor

    bahan baku dan meningkatkan suku bunga, Keadaan tersebut

    mendorong pelaku usaha lebih banyak melakukan ekspor

    (Sunariyah 2011:23). Semakin besar volume ekspor dan semakin

    produktif perusahaan tersebut maka harga saham juga akan

    mengalami peningkatan. Jika harga saham meningkat, otomatis

    return yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi.

    Selanjutnya faktor lain yang juga dapat mempengaruhi

    return saham adalah pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator

    dari pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah PDB (Produk

    Domestik Bruto). Jika PDB meningkat akan berpengaruh positif

    terhadap pendapatan perusahaan karena dapat meningkatkan

    permintaan terhadap produk perusahaan (Sunariyah, 2011:23). Hal

    ini memberikan kesempatan pada perusahaan untuk meningkatkan

    penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan maka kesempatan

    memperoleh laba juga akan mengalami peningkatan dan pada

    akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan sehingga

    menaikkan return saham yang diterima investor.

  • 5

    Faktor-faktor ekonomi makro yang mempengaruhi return

    saham juga pernah diteliti oleh Karim (2015) dengan judul Analisis

    Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham

    Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Periode 2010-2012. Salah satu faktor ekternal dalam penelitian

    tersebut adalah inflasi dan hasil yang diperoleh dari penelitian

    tersebut yaitu inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham

    pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian tersebut berbeda

    dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andes, dkk. (2017)

    dengan judul Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Suku Bunga

    Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di

    Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

    inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham.

    Melihat adanya perbedaan pendapat mengenai hasil

    penelitian dari peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan variabel yang sama namun pada

    sektor perusahaan yang berbeda yaitu pada perusahaan sektor

    pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu

    adapun judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Inflasi, Kurs

    dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham Pada

    Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa

    Efek Indonesia”.

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan diatas,

    maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini

    adalah:

    1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap return saham pada

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia?

    2. Apakah kurs berpengaruh terhadap return saham pada

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia?

    3. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap return

    saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia?

    C. Tujuan Penelitian

    Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan

    pelaksanaan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap

    return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia.

    2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kurs terhadap

    return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia.

  • 7

    3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan

    ekonomi terhadap return saham pada perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    D. Manfaat Penelitian

    Kegunaan yang diharapkan dengan diadakannya penelitian

    ini adalah:

    1. Bagi Perusahaan

    Penelitian ini dapat menjadi acuan pengambilan keputusan

    bagi manager perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia yang akan merencanakan pertumbuhan ke

    depan.

    2. Bagi Investor

    Sebagai bahan masukan kepada pihak investor, dalam

    melakukan transaksi perdagangan saham khususnya pada

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia agar dapat mengalokasikan dana secara efektif.

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan

    melakukan penelitian lebih mendalam dengan menggunakan

    variabel yang sama.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Pasar Modal

    a. Pengertian Pasar Modal

    Menurut sunariyah (2011:4) pasar modal secara umum

    adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk

    didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

    perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat

    berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah

    suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna

    memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis

    surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara

    pedagang efek.

    Pasar modal adalah tempat pertemuan antara

    penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat ini para

    pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang

    mempunyai kelebihan dana (sur-plus funds) melakukan

    investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten.

    Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang

    membutuhkan dana penawaran surat berharga dengan cara

    8

  • 9

    listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal

    sebagai emiten.

    b. Peranan Pasar Modal

    Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu

    negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu

    negara dengan negara yang lain. hampir semua negara di dunia

    ini mempunyai pasar modal, yaitu bertujuan menciptakan

    fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam

    memenuhi permintaan dan penawaran modal.

    Dalam rangka perekonomian secara nasional (tinjauan

    secara makro ekonomi) atau dalam kehidupan sehari-hari,

    pasar modal mempunyai peranan yang lebih luas

    jangkauannya. Menurut sunariyah (2011:8) peranan pasar

    modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai

    berikut:

    1. Fungsi Tabungan (Saving Function)

    Investasi dapat dilakukan dengan membeli surat-surat

    berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan

    berinvestasi di pasar modal selain lebih efisien juga dapat

    mengurangi resiko dari perubahan mata uang yang semakin

    menurun karena inflasi.

  • 10

    2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)

    Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan

    kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai

    kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali.

    3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)

    Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga,

    bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang sangat

    minimal dibandingkan dengan aktiva lain. proses likuidasi surat

    berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat.

    4. Fungsi Pinjaman (Credit Function)

    Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk

    konsumsi atau investasi. Pinjam merupakan utang kepada

    masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara

    merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman

    yang dihimpun dari masyarakat.

    2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

    Signalling theory menurut Brigham dan Houston (2011:186)

    merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen suatu

    perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang

    bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan. Signaling

    theory menjelaskan alasan perusahaan memiliki menekankan

    kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

    terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

  • 11

    Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku

    bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

    keterangan, catatan, gambaran baik untuk keadaan masa lalu,

    saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi

    kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap,

    relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor

    di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil

    keputusan investasi.

    Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman

    akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

    keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung

    nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

    pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

    Godfrey, dkk (2010:375) menjelaskan, ada konsekoensi

    logis dari teori sinyal, bahwa ada insentif bagi semua manajer

    yang memberikan sinyal mengenai keuntungan yang diperoleh

    dimasa depan karena jika investor mempercayai sinyal tersebut,

    maka harga saham akan meningkat dan pemegang saham

    akan mendapatkan keuntungan. Jika pengumuman informasi

    tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi

    perubahan dalam volume perdagangan saham.

    Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

    yang dapat menjadi sinyal bagi pihak diluar perusahaan,

  • 12

    terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi

    yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa

    informasi akutansi yaitu informasi yang berkaitan dengan

    laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi

    yang tidak brkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan

    hendaknya memuat informasi yang relevan dan

    mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk

    diketahui oleh pengguna laporan, baik pihak dalam maupun

    pihak luar.

    3. Return Saham

    Menurut Fahmi (2015:208), return adalah keuntungan

    yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil

    kebijakan investasi yang telah dilakukannya. Return saham

    merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam

    menginvestasikan sahamnya dan juga merupakan imbalan atas

    keberanian menanggung risiko atas investasi yang dilakukan

    (Tandelilin, 2010:102). Berdasarkan pendapat para ahli

    mengenai return sahan, return saham adalah imbalan atau

    tingkat pengembalian yang diperoleh investor ketika melakukan

    investasi saham. Semakin besar return saham yang dihasilkan

    oleh suatu investasi, maka akan semakin besar pula daya tarik

    investasi saham tersebut bagi investor, walaupun tetap

  • 13

    memperhitungkan faktor risiko yang melekat pada investasi

    tersebut. Semakin tinggi harga saham maka return saham yang

    diperoleh pemegang saham juga akan tinggi.

    Menurut Hartono (2013:205) return dapat dibagi menjadi

    dua yaitu yang pertama adalah return ekspektasian (rexpected

    return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh

    investor dimasa mendatang atau return ini sifatnya belum

    terjadi. Kemudian yang kedua adalah return realisasian

    (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return

    realisasian dihitung menggunakan data historis. Salah satu

    pengukuran return realisasian yang digunakan adalah return

    total.

    Rumus yang digunakan dalam menghitung return saham

    adalah:

    𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 Saham =Pt ― Pt⎼ı

    Pt⎼ı

    Keterangan:

    Pt : Harga saham periode sekarang.

    Pt⎼ı : Harga saham periode sebelum.

    4. Aspek Makro Ekonomi

    a. Inflasi

    Menurut Fahmi (2015:61) inflasi merupakan suatu

    kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi di mana

    harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang

  • 14

    mengalami pelemahan. Menurut Suparmoko dan Sofilda

    (2014:185) inflasi adalah suatu keadaan di mana terdapat

    kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jika kondisi ini

    terjadi secara terus menerus, akan berdampak pada

    semakin buruknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta

    terjadi guncangan pada tatanan stabilitas politik suatu

    negara.

    Menurut Fahmi (2015:63) berdasarkan skala penilaian

    inflasi, ada empat kategori skala yang biasa digunakan yaitu:

    1) Inflasi ringan (creeping inflation), kondisi inflasi yang skala

    inflasinya berada di bawah 10%. Kondisi yang ringan

    seperti ini dialami oleh Indonesia pada era sekarang

    (pasca reformasi) dan masa orde baru.

    2) Inflasi Sedang (moderate inflation), inflasi sedang

    dianggap tidak efektif bagi keberlangsungan ekonomi

    suatu negara karena dinilai dapat mengganggu dan

    bahkan mengancam pertumbuhan ekonomi. Inflasi

    sedang memiliki skala inflasi 10-30% per tahun.

    3) Inflasi berat adalah kondisi ketika sektor-sektor ekonomi

    sudah mengalami kelumpuhan (kecuali yang dikuasai

    negara) dan memiliki skala inflasi 30-100% per tahun.

    4) Inflasi sangat berat (hyper inflation) adalah inflasi yang

    memiliki skala inflasi di atas 100%.

  • 15

    b. Kurs

    Menurut Latumaerissa (2015:288) secara umum kurs

    atau nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata

    uang asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata

    uang domestik. Sedangkan menurut Suparmoko dan Sofilda

    (2014:310) kurs valuta asing adalah nilai rupiah yang

    dinyatakan dalam nilai mata uang asing.

    Sistem nilai tukar dapat dikategorikan dalam

    beberapa jenis berdasarkan pada seberapa kuat tingkat

    pengawasan pemerintah terhadap nilai tukar. menurut

    Suparmoko dan Sofilda (2014:312) sisitem nilai tukar dapat

    dibagi menjadi 3 yaitu:

    1) Kurs Valuta Tetap (Fixed Exchange Rates)

    Kurs valuta tetap adalah kurs yang ditetapkan oleh

    pemerintah pada suatu nilai tertentu dan hanya dapat

    diubah dengan keputusan pemerintah.

    2) Kurs Valuta Mengambang (Floating Exchange Rates)

    Dalam sistem kurs valuta mengambang, pemerintah

    tidak perlu campur tangan dalam pasar valuta asing. Kurs

    ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran

    terhadap valuta asing.

  • 16

    3) Devaluasi Mata Uang

    Pemerintah secara resmi boleh menentukan dan

    mempertahankan nilai tukar atau kurs antara mata uang

    dalam negeri (rupiah) dengan mata uang asing.

    Pemerintah dapat pula secara resmi mengubah besarnya

    nilai tukar antara mata uang rupiah dengan mata uang

    asing tersebut.

    c. Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam kegiatan perekonomian, pertumbuhan ekonomi

    berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang

    berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah

    produksi barang industri, perkembangan infrastruktur,

    pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor

    jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno,

    2015:423). Menurut Suparmoko dan Sofilda (2014:10) ada

    dua kekuatan yang mendorong terjadinya pertumbuhan

    ekonomi yaitu pertumbuhan faktor produksi baik itu tenaga

    kerja maupun kapital, dan adanya peningkatan efisiensi

    dalam produksi karena perkembangan teknologi,

    transportasi, komunikasi, perbaikan pengetahuan dan

    keterampilan.

  • 17

    B. Tinjauan Empiris

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Karim (2015) dengan judul Analisis

    Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return Saham

    Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Periode 2010-2012. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

    earning per share (EPS) dan struktur modal tidak berpengaruh

    terhadap return saham, Dividend per Share berpengaruh positif

    terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif terhadap

    return saham, inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham,

    suku bunga dan nilai tukar berpengaruh positif terhadap return

    saham.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Andes, dkk. (2017) dengan judul

    Pengaruh Inflasi, Kurs Rupiah dan Suku Bunga Terhadap Return

    Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

    Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kurs rupiah

    berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur,

    sedangkan inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap

    return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia periode 2012-2016.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Mursidah Nurfadillah, Sariani, Siti

    Maimunah, Variatin, Yuli Yanti, Rinda Safitri (2019) dengan judul

    Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga dan Risiko Sistematis

    Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan di

  • 18

    Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan secara

    simultan inflasi, nilai tukar, suku bunga dan risiko sistematis

    berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan secara

    parsial hanya suku bunga yang berpengaruh signifikan.

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Endah Supeni dan Robiatul

    Adawiyah (2015) dengan judul Kinerja Keuangan Berbasis

    Penciptaan Nilai, Makro Ekonomi dan Dampaknya Terhadap

    Return Saham Sektor Pertambangan. Hasil penelitian ini

    menyatakan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa

    secara parsial dengan alpha (a) 0,05 ROA berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap return saham sektor pertambangan, dan inflasi

    berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan ROE dan Kurs

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham

    sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.

    Dan secara simultan variabel independen memiliki pengaruh yang

    signifikan terhadap return saham sektor pertambangan di Bursa

    Efek Indonesia tahun 2012-2014.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Verawaty, Ade Kemala Jaya, Tita

    Mendala (2015) dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan

    Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan

    bahwa dengan menggunakan tingkat signifikan (a) = 5 %, tidak ada

    pengaruh signifikan antara kinerja keuangan, DER (Debt to Equity

  • 19

    Raito), REO ( Return On Equity), EPS ( Earning Per Share), PER

    (Price Earning Ratio) dan NPM (Net Profit Margin) dengan return

    saham.

    6. Penelitian yang di lakukan oleh Rinda safitri (2020) dengan judul

    Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham Pada

    Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batubara yang terdaftar Di

    Bursa Efek Indonesia. Hasil Penelitian menyatakan bahwa hasil

    analisis menyatakan bahwa dengan menggunakan uji parsial (uji-t),

    variabel berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham

    dengan koefisien regresi sebesar -0,403 dengan nilai signifikan -

    0,300. Nilai tukar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

    Return saham dengan koefisien regresi 0,121 dengan tingkat

    signifikan 0,070. Price Earning Ratio berpengaruh negatif signifikan

    terhadap Return Saham dengan koefisien regresi sebesar -0,275

    dengan tingkat signifikan 0,753. Kemampuan variabel independen

    dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah sebesar 22%

    sisanya sebesar 78% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.

    7. Penelitian yang dilakukan oleh Nurvendi, Titin Ruliana, dan Rina

    Masithoh Haryadi (2018), judul Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar

    Rupiah Terhadap Harga Saham Syariah Di sektor Pertambangan

    Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-2017.

    Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa inflasi memiliki

    pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham syariah di

  • 20

    sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

    tahun 2014-2017. Hal ini disebabkan karena para investor disektor

    saham syariah tidak melihat faktor .

    8. Penelitian yang dilakukan oleh Werastuti dan Purnamawati (2013)

    dengan judul penelitian Faktor fundamental ekonomi makro

    terhadap harga saham LQ45. Hasil dari penelitian ini menyatakan

    bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan variabel suku bunga SBI

    berpengaruh negative terhadap harga saham LQ45 dalam jangka

    pendek dan jangka panjang. Variabel inflasi berpengaruh positif

    pada harga saham LQ45 dalam jangka pendek dan jangka

    panjang. Sedangkan variabel nilai tukar dalam jangka pendek

    berpengaruh negative dan dalam jangka panjang berpengaruh

    positif terhadap harga saham LQ45.

    9. Penelitian yang dilakukan Eveline dan Ishak Ramli (2018) dengan

    judul Faktor-Faktor Internal Penentu Pertumbuhan Perusahaan

    Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun

    2010-2014. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

    pertumbuhan pendapatan dan keuntungan 96%-98% ditentukan

    oleh profitabilitas, arus kas,leverage,dan likuiditas sebelum tahun

    2012, namun setelah tahun2012, profitabilitas, arus kas, leverage,

    dan likuiditas sebagai penentu 32% pertumbuhan pendapatan

    mempengaruhi pertumbuhan ( growth). Sementara leverage dan

    likuiditas cenderung negatif mempengaruhi growth. Kemudian, arus

  • 21

    kas sangat mempengaruhi pertumbuhan keuntungan tetapi tidak

    demikian halnya untuk pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan

    industri pertambangan di BEI banyak ditentukan oleh arus kas,

    sementara pertumbuhan berbanding terbalik dengan penggunaan

    utang.

    10.Penelitian yang dilakukan Adhi Yunantu Yanuar (2013) dengan

    judul Dampak Variabel Internal dan Eksternal terhadap ideks harga

    saham gabungan (IHSG) di Indonesia. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa dalam jangka pendek hanya variable indeks

    dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berpengaruh signifikan

    terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG), sedangkan untuk

    pengaruhnya, inflasi berpengaruh positif terhadap(IHSG),

    pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap terhadap

    IHSG, DJIA berpengaruh positif terhadap IHSG, harga minyak

    dunia berpengaruh negatif terhadap IHSG.

  • 22

    C. Kerangka Konsep

    Gambar 2.1

    Kerangka Konsep

    Keterangan:

    Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa Bursa Efek Indonesia adalah

    tempat bagi investor melakukan investasi saham. Dimana dalam Bursa

    Efek tersebut terdapat perusahaan pertambangan yang

    memperdagangkan sahamnya masing-masing. Penelitian ini berfokus

    pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek

    Indonesia. Sehingga bagi investor yang ingin menginvestasikan

    modalnya perlu memperhatikan bagaimana inflasi, kurs dan

    pertumbuhan ekonomi mempengaruhi return saham sebagai langkah

    dalam pengambilan keputusan agar apa yang diharapkan calon

    investor yang mengharapkan return saham sesuai dengan yang

    diharapkan.

    Inflasi

    (X1)

    Return Saham

    (Y)

    Kurs

    (X2)

    Pertumbuhan Ekonomi

    (X3)

  • 23

    D. Hipotesis

    Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka

    konsep, adapun hipotesis yang dapat diajukan sebagai jawaban atau

    dugaan sementara dari penelitian ini adalah:

    1. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

    pada perusahaan sektor pertambangan.

    2. Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

    pada perusahaan sektor pertambangan.

    3. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    return saham pada perusahaan sektor pertambangan.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian Dan Sumber Data

    1. Jenis Penelitian

    a. Data kuantitatif, yaitu berupa data harga saham, inflasi, kurs,

    pertumbuhan ekonomi serta laporan keuangan perusahaan

    sektor pertambangan yang diperlukan dalam penelitian periode

    2016-2019

    2. Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder, yaitu data yang telah dipublikasikan berupa data harga

    saham, inflasi, kurs, pertumbuhan ekonomi serta laporan

    keuangan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah informasi

    yang diperoleh dari galeri investasi Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi universitas

    Muhammadiyah Makassar yang beralamat di Jalan Sultan Alauddin

    No. 259 Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua

    bulan, September - Oktober 2020.

    24

  • 25

    C. Definisi Operasional Variabel

    Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sehingga

    didefinisikan secara operasional agar menjadi petunjuk dalam

    penelitian ini. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Return Saham adalah imbalan atau tingkat pengembalian yang

    diperoleh investor ketika melakukan investasi saham. Return

    saham juga dapat diartikan sebagai hasil keuntungan (capital gain)

    atau kerugian (capital loss) yang diperoleh dari hasil investasi

    saham dalam kurun waktu tertentu. Return yang di gunakan dalam

    penelitian ini adalah return yang telah terjadi yang dihitung

    berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu

    pengukur kinerja perusahaan sehingga dapat menjamin adanya

    pengembalian atau return dan mengikuti perkembangan

    perusahaan tersebut. Dimana dapat ditulis dengan rumus:

    2. Inflasi adalah suatu kondisi atau keadaan terjadinya kenaikan

    harga untuk semua barang secara terus-menerus yang berlaku

    pada suatu perekonomian tertentu.

    3. Kurs atau nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang

    asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata uang

    domestik.Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs

    tengah.

  • 26

    4. Pertumbuhan Ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan

    atau perkembangan kegiatan dalam perekonomian Indonesia yang

    menyebabkan produksi barang dan jasa bertambah. Indikator

    pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian adalah

    PDB (Produk Domestik Bruto) di Indonesia berdasarkan harga

    konstan.

    D. Populasi Dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan sektor

    pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

    2016-2019.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

    purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

    a. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan

    keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian.

    b. Perusahaan pertambangan yang memiliki kapitalisasi pasar di

    atas 1,3 triliun pada periode penelitian.

    c. Perusahaan pertambangan yang mempublikasian data harga

    sahamnya pada periode penelitian.

  • 27

    Berdasarkan Kriteria tersebut, maka sampel penelitian

    yang diperoleh adalah sebanyak 13 perusahaan yaitu:

    Tabel 3.1Sampel Penelitian

    No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

    Sub Sektor Batubara1 ADRO Adaro Energi Tbk.2 ITMG Indo Tambangraya Mega Tbk.3 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.4 HRUM Harum Energy Tbk.5 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk6 ARII Atlas ResourcesTbk

    Sub Sektor Minyak Mentah dan Gas Alam1 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk.2 MEDC Medco Energi Internasioanal Tbk.3 ELSA Elnusa Tbk4 ENRG Energi Mega Persada Tbk

    Sub Sektor Logam dan Mineral1 MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.2 INCO Vale Indonesia Tbk.3 TINS Timah Tbk.

    Sumber: www.idx.co.id

    http://www.idx.co.id/

  • 28

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,

    maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara:

    1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Pengumpulan data atau informasi dari membaca

    buku-buku, literatur, jurnal dan informasi lainnya yang

    berkaitan dengan penelitian ini.

    2. Penelitian Dokumentasi (Documentation Research)

    Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan

    data yang berkaitan dengan perusahaan pertambangan dari

    publikasi Bursa Efek Indonesia melalui Galeri Investasi

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    F. Teknik Analisis Data

    Adapun bentuk pengujian yang akan dilakukan dengan

    cara sebagai berikut:

    1. Uji Asumsi Klasik

    Pengujian menggunakan statistik regresi berganda

    mensyaratkan melakukan pengujian asumsi klasik. Ada

    beberapa pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam

    penelitian ini, yaitu:

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduaanya

  • 29

    memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

    adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

    normal.

    b. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah

    model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Cara

    untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan

    melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor

    (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel

    independen mana yang dijelaskan oleh variabel independen

    lainnya. Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel

    independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

    independen lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk

    menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance

    > 0,1atau sama dengan nilai VIF < 10 .

    c. Uji Heterokedastisitas

    Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah

    dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan

    residul (kesalahan penganggu) satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi

    ada tidaknya heteroskedastitas dilakukan dengan melihat

    ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai

  • 30

    prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya

    (SRESID).

    2. Persamaan Regresi

    Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan

    hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah

    hubungan antara variabel dependen dengan independen.

    Analisis regresi linear berganda adalah model analisis untuk

    melihat secara langsung seberapa besar pengaruh variabel

    bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel bebas pada

    penelitian ini adalah inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi.

    Sedangkan variabel terikat yaitu return saham. Adapun

    persamaan regresi yang digunakan adalah :

    Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

    Keterangan:

    Y = Return Saham

    a = Konstanta

    X1 = Inflasi

    X2 = Kurs

    X3 = Pertumbuhan Ekonomi

    b1, b2, b3 = Koefisien regresi untuk variabel independen

    e = Standard Error

    3. Koefisien Determinasi (R²)

  • 31

    Koefisien determinasi (R²) merupakan ukuran untuk

    mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen dalam satu

    persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi

    menunjukan kemampuan variabel X (X1, X2,X3) yang merupakan

    variabel bebas, menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang

    merupakan variabel terikat. Semakin besar nilai koefisien

    determinasi, semakin baik kemampuan variabel X menerangkan

    atau menjelaskan variabel Y .

    4. Uji Hipotesis

    a. Uji t (Parsial)

    Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh

    variabel independen secara parsial terhadap variabel

    dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah : Ha : b ≠

    0 = ada pengaruh signifikan masing-masing variabel

    independen terhadap dependen. Signifikan atau tidaknya

    pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

    dapat dilihat dari nilai profitabilitas (nilai sig) dari t rasio

    masing-masing variabel independen pada taraf uja α=5%

    (0.05).

  • 32

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya BEI ( Bursa Efek Indonesia )

    Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum

    Indonesia merdeka. Pasar Modal atau bursa efek telah hadir sejak

    jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.

    Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah kolonial atau VOC.

    Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

    perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti

    yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar

    modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh

    beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

    kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik

    Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa

    efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

    Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar

    modal pada tahun1977, dan beberapa tahun kemudian pasar

    30

  • 33

    modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif

    dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

    2. Visi dan Misi BEI ( Bursa Efek Indonesia )

    a.Visi

    Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat

    dunia.

    b.Misi

    Menyediakan infrastruktur untuk mendukung

    terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan

    efesien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan

    (stakeholders)

    B. Gambaran Umum Unit Penelitian

    Objek penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah

    perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia periode 2016-2019. Berikut ini gambaran umum dari

    perusahaan-perusahaan pertambangan yang menjadi objek

    penelitian dalam skripsi ini:

    1. PT. Adaro Energy Tbk (ADRO)

    Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT.

    Padang Karunia tanggal 28 Juli 2004 dan mulia beroperasi

    secara komersial pada bulan juli 2005. Adaro Energy adalah

    perusahaan energi yang terintegrasi secara vertikal di Indonesia

  • 34

    dengan bisnis di sektor batubara, energi, utilitas dan infrastruktur

    pendukung.

    Adaro Energy memiliki model bisnis terintegrasi yang terdiri

    dari delapan pilar yaitu Adaro Mining, Adaro Services, Adaro

    Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital

    dan Adaro Foundation.

    Lokasi utama tambang Adaro Energy terletak di Kalimantan

    Selatan, tempat di tambangnya Envirocoal, batubara termal

    dengan kadar polutan yang rendah. Adaro Energy juga memiliki

    aset batubara metalurgi yang beragam mulai dari batubara kokas

    semi lunak sampai batubara kokas keras premium di Indonesia

    dan Australia. Walaupun batubara tetap merupakan DNA

    perusahaan, Adaro Energy terus mengembangkan bisnis non

    batu bara untuk mendapatkan dasar penghasilan yang lebih

    stabil dan mengimbangi volatilitas sektor batubara.

    2. PT. Indo Tambangraya Mega Tbk. (ITMG)

    PT. Indo Tambangraya Mega Tbk. (ITMG) didirikan tanggal

    02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya

    padatahun1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di Pondok Indah

    Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok

    Indah Kav.V-TA, Jakarta Selatan 12310.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan ITMG adalah beroperasi dalam bidang pertambangan,

  • 35

    pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan,

    perindustrian dan jasa. Sat ini, kegiatan utama ITMG adalah

    bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak

    usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak

    usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan

    batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan penambangan

    batubara dan perdagangan batubara.

    Pada tangga 07 Desember 2007, ITMG memperoleh

    pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham ITMG (IPO) kepada

    masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal

    RP500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per

    saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Desember 2007.

    3. PT. Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR)

    PT Baramulti Suksessarana Tbk (Perseroan) didirikan pada

    31 Oktober 1990 dan memulai kegiatan usahanya di bidang

    perdagangan batubara. Seiring perjalanan bisnisnya, perseroan

    terus meningkatkan kapasitas dan pengembangan infrastruktur

    tambangnya. Baik di anak perusahaan maupun di lokasi

    tambang. Pada tahun 2011, perseroan memulai produksi

    batubara sendiri di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi

  • 36

    Produksi Batubara (IUP OP), yaitu di Loa Janan, Kutai

    Kartanegara, Kalimantan Timur.

    Pada tahun 2012, perseroan menjalin kemitraan strategis

    dengan The Tata Power Company Limited, sebuah perusahaan

    pembangkit listrik terintegrasi terbesar di India. Kemitraan ini

    dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur

    pertambangan batubara perseroan, serta instalasi crusher baru.

    Pada tahun yang sama pula perseroan melakukan penawaran

    umum perdana atas sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan

    kode saham BSSR.

    Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, kegiatan

    usahanya meliputi kegiatan usaha yang berhubungan dengan

    pertambangan batubara, perdagangan batubara, pengangkutan

    dan perindustrian. Perseroan sebagai pemegang Izin Usaha

    Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) batubara

    mengutamakan kegiatan di bidang usaha pertambangan dengan

    hasil produk yang dihasilkan berupa batubara. Untuk kegiatan

    usaha lainnya adalah kegiatan usaha yang terkait dengan

    penjualan batubara dan kegiatan usaha yang menunjang

    pertambangan batubara itu sendiri.

    Visi perseroan adalah menjadi perusahaan energi

    terintegrasi yang terkemuka di Indonesia yang mampu

    memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder secara

  • 37

    berkesinambungan. Dengan misi mengelola perusahaan

    berdasarkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good

    Corporate Governance). Mengedepankan budaya perbaikan

    berkesinambungan (Continuous Improvement). Mampu

    memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan

    dan mempunyai struktur biaya yang kompetitif.

    4. PT. Harum Energi Tbk. (HRUM)

    PT Harum Energy Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama

    PT Asia Antrasit, berdasarkan akta No. 79 tanggal 12 Oktober

    1995. Berdasarkan akta No. 30 tanggal 13 November 2007 dari

    notaris James Herman Rahardjo, S.H., notaris di Jakarta, nama

    PT Asia Antrasit berubah menjadi PT Harum Energy dan

    sekaligus mengubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk

    disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas.

    Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang

    lingkup kegiatan Perseroan bergerak di bidang pertambangan,

    industri, perdagangan dan jasa. Kegiatan usaha utama

    Perseroan pada saat ini adalah beroperasi dan berinvestasi

    dalam bidang pertambangan batubara dan logistik melalui entitas

    anak.

    Sepanjang perjalanan bisnisnya, Perseroan terus

    berekspansi untuk menjadi perusahaan tambang terkemuka.

  • 38

    Kekuatan Perseroan terletak pada rantai produksi yang

    terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan penambangan

    hingga pengapalan di laut lepas, serta sejumlah infrastruktur

    kunci yang dimiliki, yaitu jalan angkut, pelabuhan, fasilitas

    pengolahan, armada kapal tunda dan tongkang, serta derek

    terapung.

    Kegiatan operasional penambangan batubara Perseroan

    dioperasikan melalui empat anak perusahaannya, yaitu PT

    Mahakam Sumber Jaya (MSJ), PT Santan Batubara (SB), PT

    Tambang Batubara Harum (TBH) dan PT Karya Usaha Pertiwi

    (KUP). MSJ mulai melakukan kegiatan operasional

    penambangan batubara secara resmi pada tahun 2004 dan

    disusul oleh SB yang merupakan perusahaan joint venture pada

    tahun 2009. Sementara TBH dan KUP direncanakan untuk dapat

    mulai beroperasi di tahun 2017, terkait dengan kondisi pasar

    batubara yang kurang baik saat ini. Di sisi lain, untuk semakin

    memperkuat posisi Perseroan di peta persaingan, Perseroan

    juga memiliki PT Layar Lintas Jaya (LLJ), yang bergerak di

    bidang pengangkutan laut dan alihmuat batubara. Perseroan

    juga menjalankan usaha di bidang investasi melalui anak

    perusahaan, Harum Energy Capital Limited, dan sampai dengan

    akhir 2015 memiliki 5,39% saham Cockatoo Coal Limited yang

    beroperasi di Australia.

  • 39

    Seiring dengan kapabilitas dan keunggulan yang telah teruji,

    Perseroan percaya diri untuk menjadi perusahaan terbuka. Pada

    6 Oktober 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum

    Saham Perdana (“IPO”) kepada masyarakat untuk perdagangan

    saham sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per

    saham dan harga penawaran Rp5.200 per saham. Dengan

    demikian, nama Perseroan resmi tercatat di Bursa Efek

    Indonesia dengan kode saham HRUM.

    Dengan terus mewujudkan kinerja unggul, Perseroan telah

    memasarkan batubara kepada berbagai pelanggan baik di pasar

    domestik maupun di berbagai negara Asia seperti Jepang, Korea

    Selatan, Taiwan, Tiongkok dan India. Reputasi dalam

    memberikan kualitas terbaik membawa Perseroan pada berbagai

    penghargaan membanggakan. Di tahun 2012, Perseroan

    mendapatkan penghargaan 100 Best Companies in Indonesia

    dari Fortune Indonesia dan 200 Best Under A Billion dan Best

    Return on Investment dari Forbes Asia. Kemudian pada tahun

    2013, Perseroan berhasil masuk dalam MSCI Global Small Cap

    Indices.

    5. PT. Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP)

    Didirikan pada tanggal 28 Oktober 1992, PT Mitrabara

    Adiperdana Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara

    yang memiliki izin usaha pertambangan batubara dan wilayah

  • 40

    izin usaha pertambangan di Kabupaten Malinau, Kalimantan

    Utara (dahulu Kalimantan Timur).

    Perseroan memulai kegiatan operasional pertambangan

    batu baranya pada tahun 2008 dan hingga saat ini telah

    diperkuat oleh sinergi antar entitas anak serta integrasi

    infrastruktur yang mengakomodasi kegiatan eksplorasi, produksi,

    dan distribusi dari hulu hingga hilir. Produk unggulan Perseroan

    adalah batubara berkualitas tinggi dengan medium CV (low ash-

    low sulfur) yang sangat diminati oleh pasar internasional berkat

    karakteristiknya yang lebih ramah lingkungan.

    Sebagai salah satu strategi Perseroan dalam melakukan

    pengembangan usahanya, pada tahun 2014 Perseroan

    melaksanakan penawaran umum saham perdana dengan

    mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia menggunakan

    nama PT Mitrabara Adiperdana Tbk dengan kode bursa “MBAP”.

    Dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana tersebut

    dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan

    seperti pengembangan fasilitas pelabuhan dan pengoperasian

    fasilitas penanganan batubara (coal handling facilities).

    6. PT. Atlas Resources Tbk. (ARII)

    Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan tanggal 26 Januari

    2007 dan mulai beroperasi secara komersial pada Maret 2007.

    Kantor pusat berlokasi di Sampoerna Strategic Square, South

    http://www.britama.com/index.php/tag/arii/

  • 41

    Tower, Lt. 18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 – 46, Jakarta Selatan,

    Indonesia.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan usaha ARII adalah bergerak dalam bidang

    perdagangan batubara, transportasi pertambangan dan

    batubara, dan kegiatan penunjang operasi penambangan

    batubara lainnya seperti penyewaan peralatan dan kendaraan.

    Saat ini, kegiatan utama ARII adalah ekspor-impor dan

    perdagangan bahan bakar padat, yakni termasuk perdagangan

    batubara, batubara padat (bricket), batu abu tahan api, dan

    transportasi pertambangan dan batubara yang termasuk

    pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas transportasi di bidang

    pertambangan dan batubara.

    Pada tanggal 31 Oktober 2011, ARII memperoleh

    pernyataan efektif Bapepam – LK untuk melakukan Penawaran

    Umum Perdana Saham ARII (IPO) kepada masyarakat sebanyak

    650.000.000 saham dengan nilai nominal Rp200,- per saham

    serta harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham

    tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

    tanggal 08 November 2011.

    7. PT. Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX)

    Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) didirikan 20 juni 1984

    dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan mei 1992.

    http://www.britama.com/index.php/2011/11/jadwal-ipo-atlas-resources-tbk/http://www.britama.com/index.php/2011/11/jadwal-ipo-atlas-resources-tbk/

  • 42

    Kantor pusat Apexindo beralamat di Gedung Office 8, SCBD Lot

    28, Lt 20 dan 21, Jl. Jenderal Sudirman Kav, 52-53 Kebayoran

    Baru, Jakarta 12190 – Indonesia.

    Apexindo Pratama Duta Tbk merupakan satu-satunya

    perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pengeboran

    lepas pantai dan pengeboran darat untuk industri minyak, gas,

    panas bumi dan coal bed methane. Pada tahun 2002 untuk

    mendukung strategi ekspansi usaha, Apexindo telah mencatat

    sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2009,

    perseroan melakukan voluntary delisting sehubungan dengan

    peraturan pasar modal terkait dengan chain listing. Pada tahun

    2013, Apexindo berhasil mencatatkan kembali sahamnya di

    Bursa Efek Indonesia dengan kode APEX.

    8. PT. Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)

    PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) didirikan

    tanggal 09 Jun 1980 dan mulai beroperasi secara komersial

    pada tanggal 13 Desember 1980. Kantor pusat Medco terletak di

    Lantai 53, Gedung The Energy, SCBD lot 11A, Jl. Jenderal

    Sudirman, Jakarta 12190 – Indonesia.

    Induk usaha Medco adalah Encore Energy Pte. Ltd, sebuah

    perusahaan yang didirikan di Singapura. Sedangkan pemegang

    saham induk usaha Medco adalah Encore International Ltd,

    (60,60%) sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin

    http://www.britama.com/index.php/tag/medc/

  • 43

    Islands dan Mitsubihi Corp. (39,40%), sebuah perusahaan yang

    didirikan di Jepang.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan MEDC antara lain, eksplorasi dan produksi minyak dan

    gas bumi, dan aktivitas energi lainnya, usaha pengeboran darat

    dan lepas pantai, serta melakukan investasi (langsung dan tidak

    langsung) pada anak usaha.

    Pada tanggal 13 September 1994, MEDC memperoleh

    pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham MEDC (IPO) kepada

    masyarakat sebanyak 22.000.000 dengan nilai nominal

    Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.350,- per

    saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Oktober 1994.

    9. PT. Elnusa Tbk. (ELSA)

    PT. Elnusa Tbk (ELSA) didirikan tanggal 25 Januari 1969

    dengan nama PT Electronika Nusantara dan memulai kegiatan

    usaha komersialnya pada tahun 1969. Kantor pusat ELSA

    berdomisili di Graha Elnusa, Lt. 16, Jl. T.B. Simatupang Kav. 1B,

    Jakarta Selatan 12560 – Indonesia.

    Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan ELSA adalah bergerak dalam bidang jasa,

    perdagangan, pertambangan, pembangunan dan perindustrian.

    http://www.britama.com/index.php/tag/elsa/

  • 44

    Kegiatan usaha utama ELSA dan anak usahanya adalah

    beroperasi di bidang jasa hulu migas dan penyertaan saham

    pada entitas anak serta entitas ventura bersama yang bergerak

    dalam berbagai bidang usaha, yaitu jasa dan perdagangan

    penunjang hulu migas, jasa dan perdagangan hilir migas, jasa

    pengolahan dan penyimpanan data migas, pengelolaan aset

    lapangan migas dan jasa telekomunikasi. Elnusa juga beroperasi

    di bidang penyediaan barang dan jasa termasuk penyediaan dan

    pengelolaan ruang perkantoran.

    Pada tanggal 25 Januari 2008, ELSA memperoleh

    pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham ELSA (IPO) kepada

    masyarakat sebanyak 1.460.000.000 dengan nilai nominal

    Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp400,- per

    saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Februari 2008.

    10. PT. Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)

    PT Energi Mega Persada Tbk merupakan salah satu

    perusahaan hulu minyak dan gas (migas) yang berdiri secara

    independen dengan kantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini

    pertama kali didirikan sejak bulan Oktober 2001, dan memiliki

    wilayah operasi tersebar di kepulauan Indonesia. Kegiatan usaha

    PT. Energi Mega Persada meliputi eksplorasi, pengembangan

  • 45

    dan produksi minyak mentah dan gas bumi. Pada bulan Juni

    2004 Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode

    saham ENRG.

    Visi Perseroan adalah menjadi Perusahaan Eksplorasi dan

    Produksi Minyak dan Gas independen terkemuka di Asia.

    Menerapkan keunggulan dalam kesehatan, keselamatan kerja

    dan lindung lingkungan, menjunjung tinggi tata kelola

    perusahaan yang baik dan berkontribusi dalam pengembangan

    komunitas.

    Sebagai salah satu Perseroan yang mengeksplorasi dan

    memproduksi minyak dan gas bumi di Indonesia, PT. Energi

    Mega Persada Tbk, melalui anak perusahaannya

    mengoperasikan working interest dengan kepemilikan portofolio

    minyak dan gas bumi berskala besar. Keahlian dalam

    manajemen cadangan minyak dan gas, penggunaan teknologi

    modern yang inovatif serta teknik-teknik pengeboran diterapkan

    perseroan dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi

    di area seluas lebih dari 32.677 km2. Perusahaan ini merupakan

    pemasok utama gas bumi bagi industri-industri yang sedang

    berkembang pesay di wilayah Jawa Timur.

    11.PT. Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)

    PT. Merdeka Copper Gold Tbk didirikan tanggal 05

    September 2012. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang

  • 46

    berlokasi di The Convergence Indonesia, Lantai 20, Rasuna

    Epicetrum, Jl. HR Rasuna Said Jakarta 12 – Indonesia. Sebagai

    perusahaan induk yang memiliki lima anak usaha operasional

    yang bergerak dibisnis pertambangan yang meliputi kegiatan

    eksplorasi dan kegiatan produksi emas, perak dan tembaga,

    mineral serta jasa pertambangan. Kelima anak usahan PT.

    Merdeka Copper Gold Tbk adalah PT. Bumi Suksesindo (BSI)

    yang telah memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi

    Produksi pada tanggal 9 Juli 2012, PT. Damai Suksesindo yang

    telah memegang IUP Eksplorasi pada tanggal 10 Desember

    2012, PT. Cinta Bumi Suksesindo, PT. Beta Bumi Suksesindo

    Serta yang terakhir adalah PT. Merdeka Mining Servis.

    Aset utama perusahaan adalah Proyek Tujuh Bukit yang

    terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sekitar 205

    Kilometer ke arah tenggara kota Surabaya. Proyek ini

    merupakan salah satu proyek kelas dunia yang memiliki

    endapan porfiri dengan deposit tembaga dan emas yang belum

    dikembangkan. Serta memiliki sumber daya mineral sebesar 28

    juta ounce emas dan 19 miliar pon tembaga.

    12. PT. Vale Indonesia Tbk. (INCO)

    Pada awalnya perusahaan ini bernama Internasional Nickel

    Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dan memulai

    kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Nama

  • 47

    Perusahaan resmi berubah menjadi PT Vale Indonesia Tbk pada

    tanggal 24 Januari 2012. Perubahan nama tersebut memberikan

    sinyal bahwa Perseroan telah menjadi bagian dari Vale S.A.,

    korporasi multi-tambang berkelas dunia. Komitmen investasi dan

    visi Vale S.A. menjadi perusahaan tambang nomor satu di dunia

    menuntut Perseroan melaksanakan praktik-praktik

    pertambangan terbaik. Kantor pusat PT. Vale Indonesia Tbk

    terletak di The Energy Building Lt. 31, SCBD Lot 11 A, Jl. Jend.

    Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta 12190.

    Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup

    kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan,

    pengolaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel

    beserta produk mineral terkait lainnya. Saat ini, INCO

    menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel dalam

    matte (produk yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi)

    dengan penambangan dan pengolaan terpadu di Sorowako. Dan

    pada tanggal 16 Mei 1990 PT. Vale Indonesia Tbk memperoleh

    pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

    Penawaran Umum Perdana Saham INCO (IPO) kepada

    masyarakat.

    13. PT. Timah Tbk. (TINS)

    PT. Timah Tbk didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976,

    kantor pusat perusahaan ini berlokasi Jl. Jend. Sudirman No. 51,

  • 48

    Pangkalpinang Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

    33121. Dan memiliki kantor perwakilan di Jl. Medan Merdeka

    Timur No. 15, Jakarta Pusat 10110.

    PT. Timah Tbk memiliki ruang lingkup kegiatan yaitu bidang

    pertambangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama

    perusahaan ini adalah produsen dan eksportir logam timah, serta

    memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai

    dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolaan hingga

    pemasaran. Selain itu melalui anak usahanya TINS menjalankan

    kegiatan usaha yaitu penambangan mineral non-timah

    (batubara) dan bidan usaha berbasis kompetensi seperti sektor

    kontruksi dan rumah sakit (Rumah Sakit Bakti Timah).

    C. HASIL PENELITIAN

    1. Deskriptif Variabel

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

    pengaruh inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi terhadap

    return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

    empat variabel dengan tiga variable bebas dan satu variabel

    terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu inflasi (X1), kurs

    (X2) dan pertumbuhan ekonomi (X3). Sementara variabel terikat

    yaitu return saham.

  • 49

    Adapun masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a. Inflasi

    Inflasi adalah suatu kondisi atau keadaan terjadinya

    kenaikan harga untuk semua barang secara terus-menerus

    yang berlaku pada suatu perekonomian Indonesia. Berikut

    data inflasi yang terjadi di Indonesia yang disajikan pada

    table 4.1 yaitu:

    Tabel 4.1Data Inflasi Tahun 2016-2019Tahun Inflasi (%)2016 3,532017 3,812018 3,202019 3,03

    Sumber: www.bi.go.id

    Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Inflasi dari

    tahun 2016 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan,

    mulai dari tahun 2016 sebesar 3,53%, kemudian pada tahun

    2017 sebesar 3,81% dan pada tahun 2018 menjadi 3,20%.

    Namun inflasi mengalami penurunan pada tahun 2019 yaitu

    menjadi 3,03%.

    b. Kurs

    Kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs

    tengah yang dapat diperoleh dengan menjumlahkan kurs jual

    dan kurs beli kemudian dibagi dua. Sehingga diperolah kurs

    http://www.bi.go.id/

  • 50

    tengah pada tahun 2016-2019 yang disajikan pada table 4.2

    yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.2Data Kurs Tahun 2016-2019

    Tahun Kurs Tengah (Rp)2016 13.308,332017 13.380,832018 14.236,942019 14.144,10

    Sumber: www.bi.go.id

    Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada

    tahun 2016 jumlah kurs sebesar Rp13.308,33 kemudian

    mengalami peningkatan pada pada tahun 2017 sebesar

    Rp13.380,83. Namun dari tahun 2018 ke tahun 2019

    mengalami penurunan yaitu dari Rp14.236,94 menjadi

    Rp14.144,10.

    c. Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini

    menggunakan indikator PDB (Produk Domestik Bruto) di

    Indonesia berdasarkan harga konstan. Berikut ini disajikan

    data PDB (Produk Domestik Bruto) dengan harga konstan

    dari tahun 2016-2019 yaitu sebagai berikut:

  • 51

    Tabel 4.3Data Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016-2019

    (Dalam Miliar)

    Tahun Produk Domestik Bruto Harga Konstan (Rp)

    2016 9.434.613,4

    2017 9.912.703,6

    2018 10.425.316,3

    2019 10.949.243,7 Sumber: www.bps.go.id

    Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Produk

    Domestik Bruto dari tahun 2016-2019 mengalami kenaikan

    yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp9.434.613,4 dan

    Rp9.912.703,6 pada tahun 2017. Kemudian pada tahun

    2018 sebesar Rp10.425.316,3 hingga pada tahun 2019

    Produk Domestik Bruto tetap mengalami kenaikan yaitu

    Rp10.949.243,7.

    d. Return Saham

    Data penelitian pada tahun 2016-2019 dapat

    diperoleh dengan melihat return saham perusahaan, adapun

    return saham perusahaan pertambangan disajikan dalam

    tabel berikut:

  • 52

    Tabel 4.4Data Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan

    Tahun 2016-2019 yang Terdaftar di BEIReturn Saham (%)

    No. Kode Saham2016 2017 2018 2019

    1 ADRO. 39,67 69,80 6,53 84,102 ITMG -9,50 80,86 36,07 -55,643 BSSR -0,26 50,48 31,16 31,164 HRUM 8,60 86,50 13,84 -47,665 MBAP 53,07 38,37 32,57 32,576 ARII 16,43 30,66 68,54 -34,487 APEX -10,38 -40,30 -1,31 -80,298 MEDC. -36,27 54,53 -50,66 -16,109 ELSA -0,93 -21,83 14,50 -21,54

    10 ENRG -25,46 61,16 91,83 -67,5311 MDKA -0,46 16,12 28,13 -64,0912 INCO -9,67 10,02 40,95 3,8213 TINS 4,03 11,10 -1,87 -4,29

    Sumber: www..idx.co.id

    Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa

    tingkat return saham Perusahaan Pertambangan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi dari

    tahun 2016 sampai tahun 2019. Tingkat return saham

    tertinggi terlihat pada perusahaan yang memiliki kode saham

    ENRG pada tahun 2018 yaitu sebesar 91,83%. Sedangkan

    tingkat return saham terendah terlihat pada perusahaan yang

    memiliki kode saham APEX pada tahun 2019 yaitu sebesar -

    80,29%.

  • 53

    2. Hasil Analisis

    Dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 22

    dan yang akan menjadi objek penelitian yaitu return saham

    sebagai variabel terikat (Dependen), sementara inflasi, kurs dan

    pertumbuhan ekonomi sebagai variabel bebas (Independen).

    Adapun alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Uji Asumsi Klasik

    Pengujian asumsi klasik digunakan sebelum

    melakukan pengujian regresi linear berganda yang dilakukan

    untuk menguji hipotesis. Uji asumsi klasik terdiri dari:

    1) Uji Normalitas

    Uji normalitas data digunakan untuk melihat apakah

    dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel

    independen atau keduanya mempunyai distribusi normal

    atau tidak. Pemeriksaan asumsi distribusi normal

    dilakukan dengan melihat plot profitabilitasnya,

    sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai

    berikut:

  • 54

    Gambar 4.1 Uji Normalitas

    Sumber: Hasil olah data SPSS 22

    Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan hasil asumsi

    klasik normalitas data, dapat dilihat bahwa (titik) menyebar

    di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam

    model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas data.

    2) Uji Multikolinearitas

    Pengujian Multikolinearitas dilakukan untuk melihat

    apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

    antara variabel-variabel independen (bebas). Model

    regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

  • 55

    Multikolinearitas. Model regresi ikatan bebas dari

    multikolinearitas apabila nilai tolerance di atas 0,10 dan

    nilai VIF di bawah 10.

    Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

    Coefficientsa

    Collinearity Statistics

    Model Tolerance VIF(Constant) Inflasi .220 4.544Kurs .124 8.046

    1

    Pertumbuhan Ekonomi .217 4.605

    a. Dependent Variable: Y (Return Saham) Sumber: Hasil output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai

    tolerance untuk Inflasi adalah 0,220, kemudian kurs

    sebesar 0,124 dan nilai tolerance untuk pertumbuhan

    ekonomi adalah 0,217 dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas dalam penelitian

    ini tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance

    ketiga variabel di atas 0,10.

    Pada table 4.5 juga menunjukkan bahwa Variance

    Inflation Factor (VIF) dari ketiga variabel bebas yaitu VIF

  • 56

    3) Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat

    apakah dalam sebuah model regresi terjadi

    ketidaksamaan varian dari residul atau pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas

    dapat dilakukan dengan melihat grafil scatterplot. Apabila

    titik-titik pada grafik scatterplot menyebar dan berpola

    tidak teratur maka dapat diindikasikan bahwa model

    regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas.

    Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

    Sumber: Hasil Output SPSS 22

  • 57

    Berdasarkan grafik scatterplot gambar 4.2

    menunjukkan bahwa gambar atau titik-titik yang

    menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola

    tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di

    bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

    b. Persamaan Regresi

    Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

    menguji hipotesis dari penelitian ini. Pengujian ini bertujuan

    untuk mengetahui pengaruh inflasi (X1), kurs (X2) dan

    pertumbuhan ekonomi ((X3) terhadap return saham (Y).

    Persamaan umum regresi linear berganda adalah Y = a +

    b1X1 + b2X2 + b3X3 + e.

    Tabel 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda

    CoefficientsaUnstandardized

    CoefficientsStandardized CoefficientsModel

    B Std. Error BetaT Sig.

    (Constant) 191863.901 292041.896 .657 .514

    Inflasi 130.996 36.548 .958 3.584 .001Kurs .094 .034 .974 2.739 .009Pertumbuhan Ekonomi -226.200 197.907 -.308 -1.143 .259

    a. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Hasil Output SPSS 22

    Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diperoleh rumus

    regresi linear berganda sebagai berikut:

    Y = 191.863,901 + 0,958X1 + 0,974X2 – 0,308X3

  • 58

    Dari persamaan regresi tersebut, hasil regresi dapat

    dijelaskan sebaga berikut:

    1) Nilai konstanta sebesar 191.863,901 yang berarti jika

    variabel inflasi (X1), kurs (X2) dan pertumbuhan ekonomi

    (X3) bernilai 0 maka variabel return saham (Y) sebesar

    191.863,901.

    2) Nilai koefisien regresi untuk inflasi (X1) sebesar 0,958

    bertanda positif, maka hal ini menunjukkan bahwa setiap

    kenaikan inflasi sebesar satu persen akan menambah

    return saham sebesar 0,958.

    3) Nilai koefisien regresi untuk kurs (X2) sebesar 0,974

    bertanda positif, maka hal ini menunjukkan bahwa setiap

    kenaikan kurs sebesar satu rupiah akan menambah

    return saham sebesar 0,974.

    4) Nilai koefisien regresi untuk pertumbuhan ekonomi (X3)

    sebesar -0,308 bertanda negatif, maka hal ini

    menunjukkan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi

    meningkat sebesar satu triliun akan mengurangi return

    saham sebesar -0,308.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi merupakan alat ukur yang

    digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel

    independen menjelaskan variabel dependennya.

  • 59

    Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi

    Model Summaryb

    Model R R SquareAdjusted R

    SquareStd. Error of the

    Estimate

    1 .495a .245 .198 3717.49909 Sumber: Hasil Output SPSS 22

    Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7 nilai

    koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya

    persentasi pengaruh semua variabel bebas inflasi (X1), kurs

    (X2) dan pertumbuhan ekonomi (X3) terhadap return saham

    (Y) yang ditunjukkan besarnya R Square sebesar 0,245 atau

    24,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 24,5% variabel

    dependen yaitu return saham dipengaruhi oleh tiga variabel

    independen yaitu inflasi, kurs dan pertumbuhan ekonomi,

    sedangkan sisanya 75,5% dipengaruhi oleh faktor atau

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

    d. Uji Hipotesis (Uji t)

    Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

    pengaruh secara linear variabel bebas dan variabel terikat,

    jika angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat

    dikatakan bahwa variabel independen (variabel bebas)

    secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

    variabel dependen (variable terikat). Namun jika angka

    signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

  • 60

    variabel independen (variabel bebas) tidak berpengaruh

    signifikan terhadap variabel dependen (variabel terikat)

    Tabel 4.8 Uji Parsial (t) Coefficientsa

    Unstandardized Coefficients

    Standardized CoefficientsModel

    B Std. Error BetaT Sig.

    (Constant) 191863.901 292041.896 .657 .514Inflasi 130.996 36.548 .958 3.584 .001Kurs .094 .034 .974 2.739 .009Pertumbuhan Ekonomi -226.200 197.907 -.308 -1.143 .259

    a. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Hasil Output SPSS 22

    Hasil pengujian secara parsial dari variabel bebas

    terhadap variabel terikat disajikan dalam tabel 4.8

    berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh tabel tersebut maka

    dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis secara parsial

    sebagai berikut:

    1) Inflasi (X1) terhadap Return Saham (Y)

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat inflasi

    memiliki signifikansi 0,001 yang berarti lebih kecil dari

    0.05 dengan nilai t sebesar 3,584 maka hal ini artinya

    tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    return saham.

    2) Kurs (X2) terhadap Return Saham (Y)

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat kurs

    memiliki signifikansi 0,009 yang berarti lebih kecil dari

  • 61

    0,05 dengan nilai t sebesar 2,739 maka hal ini artinya

    tingkat kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    return saham.

    3) Pertumbuhan Ekonomi (X3) terhadap Return Sham (Y)

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat

    pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi 0,259 yang

    berarti lebih besar dari 0,05 dengan nilai t sebesar -1,143

    maka hal ini artinya tingkat pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return

    saham

    .D. PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka

    pembahasan dilakukan dengan cara mendeskripsikan pengaruh

    antara variabel independen yang terdiri dari inflasi, kurs dan

    pertumbuhan ekonomi terhadap variabel dependen yaitu return

    saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia.

    1. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham

    Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh

    peneliti, koefisien regresi berganda untuk tingkat inflasi adalah

    sebesar 0,958 yang berarti positif. Hal tersebut dapat diartikan

    bahwa arah variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)

    searah, maka setiap peningkatan inflasi sebesar satu persen

  • 62

    maka return saham juga akan meningkat sebesar 0,958.

    Sebaliknya jika inflasi menurun satu persen maka harga saham

    juga menurun sebesar 0,958.

    Kemudian untuk menguji signifikansi dari inflasi terhadap

    return saham dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji

    parsial (Uji t), hasil dari uji hipotesis tersebut disajikan dalam

    tabel coefficient dengan nilai t sebesar 3,584 dengan

    signifikansi sebesar 0,001. Artinya nilai signifikansi tersebut

    lebih kecil dari 0,05. Maka dari hal tersebut dapat diketahui

    bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

    saham perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia.

    Jika dilihat dari deskriptif variabel untuk tingkat inflasi pada

    tahun 2016–2019 memiliki nilai dibawah 10% yang artinya

    tingkat inflasi tersebut termasuk inflasi ringan dan tidak

    mengganggu keberlangsungan ekonomi. Jika inflasi mengalami

    kenaikan yang stabil seperti pada tahun penelitian, hal ini

    berarti inflasi memiliki dampak yang positif yaitu menyebabkan

    peredaran dan perputaran barang lebih cepat dimasyarakat

    sehingga produksi barang-barang bertambah, dan keuntungan

    pengusaha bertambah. Ketika inflasinya terkendali dan diikuti

    dengan pendapatan nominal yang bertambah, maka

    pendapatan rill masyarakat meningkat. Hal ini sejalan dengan

  • 63

    pendapat Ratnawati dkk (2018) yang menyatakan bahwa inflasi

    berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham,

    hal ini karena risk dan return bergerak positif, maka jika terjadi

    peningkatan inflasi, harga-harga akan cenderung naik, profit

    perusahaan meningkat dan investor akan mendapatkan return

    ya