indirect

10
1 PENGERTIAN RESTORASI LOGAM DENGAN INDIRECT RESTORATION Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang akan dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah siap dipasang. Indirect restoration dibagi menjadi dua yakni intra koronal (restorasi yang terdapat dalam kontur gigi, contoh inlay) dan ektra koronal (restorasi yang menutupi bagian mahkota gigi asli yang masih ada untuk mendapatkan montur anatomis, contoh onlay, veneer, dan mahkota pigura). Teknik yang digunakan untuk membuat restorasi melalui Indirect Restoration adalah teknik restorasi logam. Teknik restorasi logam adalah suatu restorasi yang dibuat berbahan dasar metal atau alloy (Jones and Grundy, 1992) . II. 2 MACAM-MACAM INDIRECT RESTORATION Macam-macam indirect restoration adalah: 1. Inlay Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat. Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD Eccles, RM Green, 1994). A. Inlay Klas I Merupakan klas sederhana , yang jarang digunakan B. Inlay Klas II Misalnya digunakan pada gigi yang daerah MOD terkena, sehingga perlu adanya perlindungan edengan cara menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di preparasi dengan menggunakan veneer . C. Inlay Klas III dan IV Misalnya digunakan pada jembatan atau attachnment untuk jembatan semicekat. D. Inlay Klas V

Upload: rizkidwi

Post on 09-Jul-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

veener

TRANSCRIPT

Page 1: Indirect

1 PENGERTIAN RESTORASI LOGAM DENGAN INDIRECT RESTORATIONIndirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang akan dilekatkan

atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah siap dipasang. Indirect restoration dibagi menjadi dua yakni intra koronal (restorasi yang terdapat dalam kontur gigi, contoh inlay) dan ektra koronal (restorasi yang menutupi bagian mahkota gigi asli yang masih ada untuk mendapatkan montur anatomis, contoh onlay, veneer, dan mahkota pigura). Teknik yang digunakan untuk membuat restorasi melalui Indirect Restoration adalah teknik restorasi logam. Teknik restorasi logam adalah suatu restorasi yang dibuat berbahan dasar metal atau alloy (Jones and Grundy, 1992) .

II. 2 MACAM-MACAM INDIRECT RESTORATIONMacam-macam indirect restoration adalah:

1. Inlay                 Inlay adalah restorasi  yang digunakan pada gigi yang di preparasi pada bagian

Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat. Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD Eccles, RM Green, 1994).            A. Inlay Klas I                 Merupakan  klas sederhana , yang jarang digunakan

B. Inlay Klas II     Misalnya digunakan pada gigi yang  daerah MOD terkena, sehingga perlu adanya perlindungan edengan cara menghilangkan tonjolan-tonjolan  lemah untuk kemudian di preparasi dengan menggunakan veneer .            C. Inlay Klas III dan IV       Misalnya digunakan pada jembatan atau attachnment  untuk jembatan semicekat.            D. Inlay Klas V       Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian ,atau dapat digunakan pasak untuk perawatan kavitas uang dangkal akibat abrasi atau erosi.2. Onlay            Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya mengalami perubahan karena restorasi sebeltorasi inumnya, karies, atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997)3. Mahkota/ crown            Restorasi gigi yg menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan gigi yg telah dipreparasi. Restorasi ini dibuat untuk gigi yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa ditambal lagi tetapi gigi tersebut masih vital. Restorasi ini biasanya digunakan pada gigi premolar dan molar rahang bawah karena karies yang luas atau tambalan yang rusak (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997).4. Mahkota Pigura

Page 2: Indirect

            Mahkota tuang dimana bagian labial atau bukal diberi facing  yang sama dengan warna gigi. Facing tersebut lebih mirip dengan veneers (JD Eccles, RM Green, 1994)..

II. 3 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKANDalam pembuatan  restorasi logam dibutuhkan alat dan bahan tertentu. Alat yang

digunakan untuk pembuatan model malam adalah pelumas die, pinset kapas, malam, spatula malam No. 7, pengukir Hollenback ½- 3, pengukir cleoid discoid, lampu Bunsen atau lampu alkohol, dan instrument waxing P.K. Thomas. Untuk pembuatan sprue dan penanaman model malam yang dibutuhkan adalah pembentuk sprue, pin sprue, cincin logam (bumbung tuang), bahan pelapik (non asbestos liner), bahan tanam pilihan (thermal), bowl dan spatula pengaduk, pengukur cairan, wetting agent, dan vibrator. Selanjutnya, pada saat pembuangan malam yang dibutuhkan adalah oven pembakaran, mesin pengecor, gas dan semprotan udara atau wadah peleburan listrik, larutan asam dan tempatnya, logam pengisi, sentrifugal, dan blowtorch. Sedangkan pada tahap terakhir adalah pemolesan yang membutuhkan mini bur, disc, rubber merah dan hijau, serta stone merah dan hijau (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997)

II. 4 TAHAP-TAHAP PEMBUATAN RESTORASI LOGAM            Untuk membuat restorasi logam, diperlukan tahap-tahap yang saling berurutan dan benar agar hasil restorasi yang dibuat sesuai yang diinginkan oleh dokter gigi. Tahapan-tahapan tersebut saling berpengaruh. Apabila satu tahapan terlewatkan atau tidak dilakukan, akan terjadi kemungkinan restorasi yang kita buat mengalami kegagalan. Tahap-tahap pembuatan restorasi logam adalah ( Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004)  :

1.      Mengolesi die dengan “die separator” dengan tujuan model malam bisa dilepas dari die.2.      Membentuk restorasi yang akan dibuat dengan menggunakan inlay wax, sesuai dengan bentuk

anatomis gigi aslinya.3.      Menghaluskan model malam yang telah terbentuk dengan alkohol torch.4.      Mengkilapkan model malam yang telah terbentuk dengan menggunakan air sabun.5.      Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi dan juga memasang

non-asbestos liner pada bumbung tuang.6.      Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul.7.      Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan menyesuaikan dengan

ketinggian pada bumbung tuang.8.      Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting agent.9.      Menunggu hingga wetting agent mengering.10.  Menanam model malam11.  Melepas crusible former dari bumbung tuang. Kemudian lakukan buang malam diatas api

selama ± 1 jam atau hingga bahan tanam tidak lagi tampak kebiruan yang berarti sisa malam telah habis. Kemuadian lakukan casting logam dengan menggunakanblowtorch dan centrifugal.

12.  Menunggu hingga bumbung tuang agak dingin.13.  Membongkar bumbung tuang dan mengeluarkan hasil tuangan kasar.14.  Fitting dengan cara mencoret-coret die dengan pensil, sehingga bagian yang belum fit dapat

diketahui dengan mudah.

Page 3: Indirect

15.  Finishing, menggunakan stone merah dan hijau.16.  Polishing, menggunakan rubber merah dan hijau. Lakukan polishing tersebut sampai model

malam mengkilat.

BAB  IIIPEMBAHASAN

            Restorasi logam dilakukan secara indirek yakni dilakukan diluar mulut penderita. Jenis-jenis restorasi ini adalah inlay, onlay, mahkota/ crown, dan mahkota pigura. Keempat jenis tersebut mempunyai tahapan yang sama. Dalam pembuatan model malam, yang harus diperhatikan adalah daerah kontak proksimal dan kontur anatomisnya karena akan mempengaruhi kelangsungan gigi tersebut didalam mulut penderita. Apabila daerah kontak proksimal terdapat celah, maka akan terjadi sekunder karies pada pasien penggunanya. Begitu pula dengan kontur anatomis. Kontur anatomis yang sesuai dengan gigi asli akan memudahkan gigi tiruan untuk self cleansing.

Dalam pembuatan restorasi logam, terdapat  tahapan-tahapan yang saling berurutan dan berpengaruh antar satu tahap dengan tahap lainnya. Apabila salah satu tahapan tersebut tidak dilakukan atau tidak sesuai prosedur akan berpengaruh pada restorasi yang kita buat. Oleh karena tahap-tahap tersebut harus diperhatikan. Tahap-tahap tersebut adalah:

1.               Pada tahap awal yakni pengulasan die dengan die separator agar model malam dapat dilepas dari die. Pengulasan die separator tidak boleh terlalu banyak atau sedikit. Jika terlalu sedikit, malam tidak akan bisa dilepas dari die. Namun, jika terlalu banyak, akan berpengaruh pada malam tersebut. Malam yang digunakan untuk model malam akan menjadi getas dan mudah fraktur.

2.               Untuk menghaluskan dan mengkilapkan model malam.saat menghaluskan model malam gunakan alkohol torch yang anginnya telah kita control terlebih dahulu agar inlay wax tidak berubah. Selain itu, gunakan kapas dan air sabun untuk mengkilapkannya. Model malam harus mengkilap karena akan mempermudah kita pada tahap finishing dan polishing.

3.               Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi dan juga memasang non-asbestos liner pada bumbung tuang. Tujuan pembuatan sprue adalah sebagai jalannya logam yang mencair menuju mould. Diameter sprue harus disesuaikan dengan model malam yang tertebal. Jika diameter sprue terlalu kecil, maka terjadi pemadatan sprue sebelum tuangan memadat dan terjadi porositas penyusutan setempat. Panjang sprue harus cukup panjang agar posisi model malam tepat pada bumbung tuang kira-kira 6 milimeter dari tepi ujung bumbung tuang ( Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004). Sprue dan crucible harus rata permukaannya, agar aliran logam dapat berjalan lancar. Selain itu pemasangan non asbestos liner juga berpengaruh untuk memberi ruang saat bahan tanam menaglami ekspansi. Pemasangan ventilasi dibutuhkan sebagai jalan keluarnya udara.

4.               Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul. Agar sprue tidak menyebabkan aliran langsung dari logam cair menuju ke daerah tepi yang tajam atau bagian yang tipis karena logam cair dapat mengabrasi atau mematahkan bahan tanam di daerah tersebut dan mengakibatkan kegagalan pengecoran. Tidak boleh ditempatkan tegak lurus pada permukaan yang datar dan lebar karena mengakibatkan terjadinya turbulensi atau arus putar dari logam cair di dalam kavitas mould dan porositas yang parah (Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004).

Page 4: Indirect

5.               Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan menyesuaikan dengan ketinggian pada bumbung tuang. Letaknya kira-kira 6 milimeter dari ujung terbuka bumbung tuang agar gas-gas dapat dialirkan  dan meminimalisir terjadinya porusitas.

6.               Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting agent untuk menurunkan tegangan permukaan model malam sehingga bahan tanam dapat melekat erat pada model malam tersebut. Alternative lai yang digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan model malam adalah dengan air sabun namun, model malam harus bebas dari buih-buihnya.

7.               Penanaman model malam dengan bahan tanam. Perbandingan antara air dan bubuk bahan tanam harus sesuai. Bahan tanam yang terlalu encer mudah pecah, sedangkan bahan tanam yang terlalu pekat berakibat udara tidak dapat keluar. Gunakan vibrator saat mengaduk, agar tidak ada udara yang terjebak.

8.               Pembuangan malam dan pemanasan. Bahan tanam dinyatakan telah bersih dari malam apabila tidak nampak kebiru-biruan pada permukaannya.

9.               Fitting, finishing, dan polishing. Fitting dilakukan dengan tujuan agar gigi tiruan tersebut cocok dengan pasien. Sehingga nyaman untuk dipakai. Finishing dilakukan untuk menghilangkan buble. Dan selanjutnya adalah polishing yakni mengkilapkan gigi tiruan dengan rubber merah dan hijau agar permukaan gigi tiruan tidak kasar. Dimana permukaan yang kasar tersebut mampu mengabrasi gigi lawannya.

Page 5: Indirect

Prinsip umum restorasi metal keramik

Restorasi metal keramik harus memenuhi syarat–syarat, antara lain, adalah sebagai berikut :

a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat.b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai.c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing. d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin, baik logam maupun keramik akan mengalami kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam.e. Bahan–bahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan.

Pada prinsipnya, sifat–sifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya

2.2.2 Jenis-jenis bahan metal

Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble (alloy noble) yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble (alloy noble) juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.

2.2.3 Indikasi

Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :

2,3

a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic.b. Kegagalan mahkota jaket porselen.c. Restorasi yang mengutamakan estetis.d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid.

Page 6: Indirect

2.2.4 Kontraindikasi

Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :

a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun. b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem.c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking. d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.

2.2.5 Keuntungan dan kerugian

Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis. Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi terhadap reaksi galvanik.

2.2.6 Teknik preparasi

Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak langsung, antara lain, adalah sebagai berikut :

1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat.2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi. 3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang berasal dari oklusal.4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 2 gingival harus dibuat mendekati parallel 1/3 sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli. 5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal. 6. Pengurangan oklusal harus mengikuti outline tonjol untuk memaksimalkan retensi dan meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk mahkota emas, jaraknya masing-masing 2 mm dan 1 mm.

Page 7: Indirect

7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva, keaslian material restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada di supragingiva mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan jaringan gigi yang masih sehat.