indikator derajat kesehatan
TRANSCRIPT
INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010LAMPIRAN : SK MENKES RI NO 1202/MENKES/SK/VIII/2003BEBERAPA PENGERTIAN/DEFINISI DEFINISI INDIKATOR Indikator adalah variabel yang membantu
kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981)
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. mis., BB bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart,1993)
Definisi lanjutan …
Indikator adalah statistic dari hal normatif yang menjadi perhatian kita, yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat. (Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969)
Indikator adalah variable-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur suatu perubahan (Green,1992)
Jadi, Indicator variable yang dapat digunakan u/ mengevaluasi s/ keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan2 yang terjadi dari waktu ke waktu.
S/ indicator tidak selalu menjelaskan s/ keadaan secara keseluruhan, tetapi hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sbg s/ pendugaan (proxy).
Indicator ukuran yg bersifat kuantitatif, umumnya terdiri dari pembilang (numerator) dan penyebut (denominator).
Pembilang = jumlah kejadian yang sedang diukur,
penyebut = umumnya digunakan besarnya populasi sasaran berisiko dalam kejadian yang bersangkutan.
PERSYARATAN INDIKATOR
Syarat yang paling utama dalam menetapkan indicator adalah ketepatan dalam menggambarkan atau mewakili (merepresentasikan) informasinya, sehingga indicator mejadi bermakna dalam pengambilan keputusan.
Istilah Inggris
disebut“SMART”
“SMART” (S)IMPLE; SEDERHANA,
Sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
(M)EASURABLE; DAPAT DIUKUR; Indicator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain.
“ SMART’ lanjutan … (A)TTRIBUTABLE; BERMANFAAT:
Indicator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan
(R)ELIABLE; DAPAT DIPERCAYA: Indicator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
(T)IMELY; TEPAT WAKTU: Indicator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan.
KLASIFIKASI INDIKATOR Umumnya digunakan klasifikasi
dengan pendekatan system; Indicator hasil atau
keluaran;dibedakan lagi menjadi indicator hasil antara atau output dan indicator hasil akhir atau outcome.
Indicator proses Indikator masukan (input)
Indicator Menuju Indonesia Sehat 2010, dikategorikan: Indicator Hasil Akhir, yaitu
Derajat Kesehatan. Indicator Hasil Akhir yang paling akhir adalah indicator mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indicator-indikator kesakitan dan indicator status gizi
Kategori lanjutan …
Indikator Hasil Antara. Indicator ini terdiri atas indicator-indikator ketiga pilar yang mempengaruhi hasil akhir, yaitu indicator keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, serta indicator akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Indikator Proses dan masukan. Terdiri atas indicator pelayanan kesehatan, indicator sumber daya kesehatan, indicator manajemen, dan indicator kontribusi sector terkait.
Dalam skema dibawah ini dapat dilihat hubungan antar indikator-indikator tersebut.
SKEMA HUBUNGAN ANTAR INDIKATOR KESEHATAN
Morbiditas
Menuju
Keadaan Lingkungan
Perilku Hidup Masyarakat
Akses & Mutu Yankes
Derajat Kesehatan
1.Pelayanan kesehatan2.Sumber Daya Kes3.Manajemen Kes4.Kontribusi sektor2 terkait
Mortalitas
Status gizi
Masukan &Proses Hasil Antara
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS/DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Menurut Hendrik L.Blum 4 faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,Perilaku, Lingkungan, Keturunan dan Pelayanan Kesehatan.
Dari ke 4 faktor tersebut ternyata pengaruh perilaku cukup besar, diikuti pengaruh factor lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan keturunan.
Ke 4 faktor di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS/DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Teory HL Blum;
DERAJAT KESEHATA
N
PERILAKU
GENETIK
YANKES LINGKUNGAN
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan,
banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.
Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri dari banyak penyakit, : penyakit jantung, hipertensi, stroke, kegemukan, DM, dll.
Perilaku mencuci tangan sebelum makan dapat mencegah timbulnya penyakit saluran pencernaan, seperti diare, typhus, dll.
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Disekitar kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduk yang menderita penyakit kulit gatal-gatal, infeksi saluran nafas dan infeksi saluran pencernaan.
Lingkungan yang tidak pernah atau jarang dibersihkan, banyak tempat penampungan air yang tidak pernah dibersih juga dapat sebagai tempat berkembang biakan nyamuk aedes aegypty sebagai vector timbulnya penyakit demam berdarah, penduduk sekitar memiliki risiko tinggi tertular DHF.
Banyak penyakit yang dapat dicegah,sebagian penyakit tidak dapat dihindari : penyakit akibat dari bawaan atau keturunan.
Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya peningkatan derajat kesehatan.
Oleh karena itu perlu upaya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat terwujudnya derajat kesehatan masyarakat.
Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas yang memadai harus didukung oleh tersedianya tenaga yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi dibidangnya.
Saat ini pemerintah telah berupaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun puskesmas , puskesmas pembantu, polindes/poskesdes dan jaringan lainnya.
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan membangun rumah sakit-rumah sakit dengan segala fasilitas penunjangnya termasuk ketersediaan SDM kesehatan.
Wassalam,
terima kasih
Indikator Indonesia
Sehat 2010
Indikator Derajat
Kesehatan
hasil akhir,:Indikator-2 mortalitas,
morbiditas, dan indikator status
gizi
Indikator Hasil Antara,
Indikator-2:keadaan
lingkungan, perilaku hidup masyarakat,
indikator-2 akses dan mutu YANKES.
Indikator Proses & Masukan
indikator-2: yankes, sumber daya kesehatan,
manajemen kesehatan, dan
indikator kontribusi sektor-2
terkait.
A. DERAJAT KESEHATANIndikator derajat kesehatan dan target yang
hendak dicapai di tahun 2010 :
INDIKATOR TARGET 2010
MORTALITAS:1. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup.2. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup.4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
MORBIDITAS:5. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +7. Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko)8. Angka ”Acute Flaccid Paralysis” (AFP) Pada Anak Usia <15 Tahun per-
100.000 Anak9. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000
Penduduk
STATUS GIZI:10. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk11. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi
4058
15067,9
5850,90,9
2
1580
B. HASIL ANTARAIndikator Hasil antara dan target yang hendak dicapai di tahun 2010 : INDIKATOR TARGET
2010KEADAAN LINGKUNGAN1. Persentase Rumah Sehat2. Persentase Tempat-tempat Umum SehatPERILAKU HIDUP MASYARAKAT:3. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat4. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri
AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN:5. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Puskesmas 6. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit7. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemapmpuan
Laboratorium Kesehatan8. Persentase Rumah Sakit Yang menyelenggarakan 4 Pelayanan
Kesehatan Spesialis Dasar9. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam Persediaan Obat.
8080
6540
151,5100
100
100
C. PROSES DAN MASUKANIndikator Proses & Maukan serta target yang hendak dicapai di tahun 2010 :
INDIKATOR TARGET 2010
PELAYANAN KESEHATAN:1. Persentase persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 2. Persentase Desa Yang Mencapai “Universal Child
Immunization” (UCI)3. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
ditangani <24 Jam4. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe5. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif6. Persentase Murid Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Yang
Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut 7. Persentase Pekerja Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan kerja8. Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapat Pelayanan
Kesehatan
90100
100
8080100
80
100
PROSES DAN MASUKANIndikator Proses & Maukan serta target yang hendak dicapai di tahun 2010 : lanjutan . . . INDIKATOR TARGET
2010
SUMBER DAYA KESEHATAN:1. Rasio Dokter per-100.000 Penduduk2. Rasio Dokter Spesialis per-100.000 Penduduk3. Rasio Dokter Keluarga 1.000 keluarga4. Rasio Dokter Gigi per-100.000 Penduduk5. Rasio Apoteker per-100.000 Penduduk6. Rasio Bidan Per-100.000 Penduduk7. Rasio Perawat per-100.000 Penduduk8. Rasio Ahli Gizi per-100.000 Penduduk9. Rasio Ahli Sanitasi per-100.000 Penduduk10. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 Penduduk11. Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan12. Rata-rata Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD
Kabupaten/Kota13. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-tahun
(ribuan rupiah)
40621110100117,522404080
15100
PROSES DAN MASUKANIndikator Proses & Masukan serta target yang hendak dicapai di tahun 2010 : lanjutan . . . INDIKATOR TARGET
2010
MANAJEMEN KESEHATAN:1. Persentase Kabupaten/Kota Yang Mempunyai Dokumen Sistem
Kesehatan2. Persentase Kabupaten/Kota Yang Memiliki ”Contingency Plan”
Untuk Maslah Kesehatan Akibat Bencana3. Persentase Kabupaten/Kota Yang Membuat Profil Kesehatan4. Persentase Provinsi Yang Melaksanakan Surkesda.5. Persentase Provinsi Yang Mempunyai ”Provincial Health
Account”KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT:6. Persentase Keluarga Yang Memiliki Akses Terhadap Air Bersih7. Persentase Pasangan Usia Subur Yang Menjadi Akseptor
Keluarga Berencana8. Angka Kecelakaan Lalu-lintas per-100.000 Penduduk9. Persentase Penduduk Yang Melek Huruf
100
100
100100100
8570
1095
OlehMuhammad Ramli,SKM.,M.Kes
Kasi Pendidikan dan Pelatihan SDMRSUD Patut Patuh Patju Kab. Lombok Barat
Wassalam,terimakasih