indikasi hemodialisa cito
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Indikasi Hemodialisa Cito
1/5
Indikasi Hemodialisa cito
Beberapa waktu lalu di bangsal terdapat pasien CRF dengan ureum 290 dan kreatinin 11, Hb 5.
Awal datang pasien mengeluh sesak, dan tensi tinggi 190/110 mmHg. Karena Hb 5 maka olehdr SpPD diberikan transfuse PRC sebanyak 2 kolf sambil diberikan furosemide 2 ampul dan
bicnat 31 tablet. Elektrolit belum sempat di cek. Di IGD pasien di diagnosis anemia dengan
IHD, sehingga mendapatkan ISDN. Selanjutnya setelah di ruangan ISDN di stop oleh dokterpenyakit dalam. Belakangan di bahas dalam sebuah diskusi kasus bahwa seharusnya dari awal
sudah dapat di spesifikkan diagnosis anemianya mengarah ke CRF. Mengingat pasien dengan
anemia berat namun tidak ada tanda-tanda perdarahan (hematemesis, melena), maka sudahseharusnya kita curiga adanya gagal ginjal. Namun disini saya tidak akan membahas terapi dan
diagnosisnya, tapi tentang rencana tindakan selanjutnya untuk pasien ini.
Dua hari perawatan di bangsal, kondisi pasien semakin memburuk. Terakhir, tanggal 22 Mei,
pasien semakin sesak. Rr mencapai 46x/menit, cepat dan dalam, tensi 220/110 mmHg, serta nadi140 x per menit, cepat dan lemah. Keadaan mengarah ke asidosis metabolic. Karena takut
kondisi pasien tidak terselamatkan, selanjutnya saya konsulkan ke DPJP (dokter penanggungjawab pasien) yaitu seorang dokter spesialis penyakit dalam, namun sampai beberapa kali tidak
tersambung. Maklum, dokter penyakit dalam yang satu ini memang jam terbangnya tinggi,
sehingga sulit dihubungi.
Melihat kondisi pasien yang semakin memburuk, maka saya inisiatif untuk menelpon center
yang lebih lengkap fasilitasnya untuk Hemodialisa. Karena di RS tempat saya bekerja, tidakterdapat fasilitas hemodialisa. Akhirnya setelah perdebatan lama dengan perawat tempat saya
akan merujuk pasien, akhirnya center tersebut menyetujui untuk menerima pasien. Kemudian
sekarang tinggal edukasi keluarga, mudah-mudahan mereka setuju agar pasien dirujuk ke centeryang terdapat fasilitas hemodialisanya. Dan Alhamdulillah, akhirnya keluarga pasien menyetujuiuntuk dirujuk.
Nah, sekarang permasalahannya justru muncul ketika, kondisi ini kemudian dilaporkan ke ketua
komite medis tempat saya bekerja. Menurut beliau, prosedur rujuk pasien tetap harusseijin
DPJPsehingga, harus menunggu sampai dokter DPJP bisa dihubungi. Hmmmm, memangsecara legalitasbenar pemikiran si beliau ini. Tapi dilihat dari segi keselamatan pasien,
menurut hemat saya, hemodialisa cito lebih penting di dahulukan demi menyelamatkan
kegawatdaruratan pada pasien ini, dibandingkan dengan masalah legalitas. Dalam ilmu etik
kedokteran kita mengenal istilah beneficence alias melakukan tindakan demi keselamatanpasien.
Jadi refresh lagi nih, tentang 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etikakedokteran atau bioetika, antara lain:
Beneficence Non-malficence Justice
-
7/23/2019 Indikasi Hemodialisa Cito
2/5
Autonomy
1. BeneficencePrinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga
harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip inidikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti
menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkanseorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatukeburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang
lain inginkan
2. Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.
Pernyataan kuno F ist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai
ciri-ciri:
Menolong pasien emergensi Mengobati pasien yang luka Tidak membunuh pasien Tidak memandang pasien sebagai objek Melindungi pasien dari serangan Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter Tidak membahayakan pasien karena kelalaian Tidak melakukan White Collar Crime
3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan
adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dankewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai
ciri-ciri :
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
-
7/23/2019 Indikasi Hemodialisa Cito
3/5
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Menghargai hak sehat pasien Menghargai hak hukum pasien
4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini
pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomybermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri Berterus terang menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Melaksanakan Informed Consent
Nah, wahai bapak si beliau I think you should think twice before you make decision. Memang
urusan legalitas DPJP penting, untuk urusan kemanan dari sisi hokum. Tapi ngeliat pasien lagigawat gini, tojh nanti ujung-ujungnya dari sisi etik medic juga kita harus berprinsip
beneficence kan?
Terus selain itu, dari segi kelimuan juga kita perlu refresh lagi deh, tentang
indikasi hemodialisa cito.
Hemodialisis (HD) adalah cara pengobatan / prosedur tindakan untuk memisahkan darah darizat-zat sisa / racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui membran
semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yangkemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh sesuai dengan arti dari hemo yang
berarti darah dan dialisis yang berarti memindahkan.
Indikasi HD
A. Segera
Encephalopathy, pericarditis, neouropati perifer, hiperkalemi dan asidosis metabolic, hipertensi
maligna, edema paru, oligouri berat atau anuri.
B. Dini atau profilaksis
1. Sindroma uremia, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan.
2. Laboratoriun abnormal : asidosis metabolic, azotemia
-
7/23/2019 Indikasi Hemodialisa Cito
4/5
(kreatinin 812 mg%, BUN 100120 mg%, CCT kurang dari 510 mL.menit)
Kalo ngeliat kondisi pasien kaya gini sih, kemungkinan besar si pasien asidosis metrabolik
dengan hiperkalemi juga. Sayang belum sempet cek kalium. Dan karena di RS tempat sayabekerja ga ada fasilitas buat cek analisa gas darah buat cek asidosis metabolic, yawda amannya
kan ngliat dari klinis gitu curiga ke arah asidosis metabolic, baiknya dirujuk aja. Tapi kembali
lagi dengan si pemegang kebijakan. Tapi Alhamdulillah akhirnya pasien dirujuk juga walaupundengan keterangan : Atas permintaan pasien. Gapapa deh, yang penting pasien bisa
terselamatkan (atas ijin Alloh pastinya).
syekh Ibnu Utsaimin ditanya tentanghukumcuci darah ketika puasa. Beliau menjawab,
Saya khawatir, proses pencucian ini dicampur dengan beberapa nutrisi mineral, sehingga
menggantikan makan dan minum. Jika keadaannya demikian, statusnya membatalkanpuasa.Oleh karena itu, jika ada orang yang mendapatkan ujian dengan penyakit ini sepanjang hidupnya
maka dia tergolong orang yang sakit, yang tidak ada harapan untuk sembuh, sehingga dia bolehmembayar fidyah.
Akan tetapi, jika campuran yang disisipkan di darah pasien ketika proses dialisis (cuci darah)
bukan nutrisi bagi tubuh, namun hanya sebatas membersihkan dan mencuci darah, maka hal initidak membatalkan puasanya, sehingga seseorang bolehmengambiltindakan medis ini meskipunsedang berpuasa. Persoalan semacam ini perlu ditanyakan ke dokter. (Majmu Fatawa Ibnu
Utsaimin, 20:113)
Kesimpulan dari Syekh Muhammad Al-Munajid, Pasien yang harus melakukan cuci darah,
puasanya batal di hari dilakukannya tindakan dialisis. Jika masih memungkinkan untuk qadha
maka dia wajib qadha. Namun, jika tidak memungkinkan untuk mengqadha maka statusnyasebagaimana orang tua yang tidak mampupuasa. Dia boleh tidakpuasaketika prosescuci darah
dan diganti dengan fidyah.
Read moreaboutpuasabywww.konsultasisyariah.com
Ini ada dua cara:
Pertama:
Dengan perantaraan alat yang disebut mesin dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatanpent), dimana darah dipompa menuju alat ini yang kemudian alat ini mencuci darah itu dari
berbagai zat berbahaya, kemudian kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh vena.
Dan dalam perjalanan proses ini, mungkin perlu diberikan makanan cair melalui pembuluh
darah.
Kedua:
http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum/http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum/http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum/http://www.konsultasisyariah.com/tag/puasa-2/http://www.konsultasisyariah.com/tag/puasa-2/http://www.konsultasisyariah.com/tag/puasa-2/http://www.konsultasisyariah.com/tag/mengambil/http://www.konsultasisyariah.com/tag/mengambil/http://www.konsultasisyariah.com/tag/mengambil/http://www.konsultasisyariah.com/category/puasa/feedhttp://www.konsultasisyariah.com/category/puasa/feedhttp://www.konsultasisyariah.com/category/puasa/feedhttp://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/puasa/http://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/puasa/http://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/puasa/http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/05/cuci-darah/http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/05/cuci-darah/http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/05/cuci-darah/http://www.konsultasisyariah.com/about/http://www.konsultasisyariah.com/about/http://www.konsultasisyariah.com/cuci-darah-ketika-puasa/#axzz2TqDGOHmChttp://www.konsultasisyariah.com/cuci-darah-ketika-puasa/#axzz2TqDGOHmChttp://www.konsultasisyariah.com/cuci-darah-ketika-puasa/#axzz2TqDGOHmChttp://www.konsultasisyariah.com/http://www.konsultasisyariah.com/http://www.konsultasisyariah.com/http://www.konsultasisyariah.com/http://www.konsultasisyariah.com/cuci-darah-ketika-puasa/#axzz2TqDGOHmChttp://www.konsultasisyariah.com/about/http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/05/cuci-darah/http://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/puasa/http://www.konsultasisyariah.com/category/puasa/feedhttp://www.konsultasisyariah.com/tag/mengambil/http://www.konsultasisyariah.com/tag/puasa-2/http://www.konsultasisyariah.com/tag/hukum/ -
7/23/2019 Indikasi Hemodialisa Cito
5/5
Melalui membran peritoneum (selaput rongga perut) di perut.
Yaitu dengan memasukkan pipa kecil ke dalam dinding perut di atas pusar, kemudian biasanyadimasukkan dua liter cairan yang mengandung gula glukosa berkadar tinggi ke dalam perut, dan
dibiarkan di dalam perut selama beberapa waktu, kemudian ditarik kembali dan diulangi proses
ini beberapa kali dalam satu hari.
Para ulama kontemporer berselisih pendapat tentangnya, apakah membatalkan puasa atukah
tidak?
Pendapat pertama:
Membatalkan puasa. Ini pendapat Ibnu Bazrohimahullohdan al-Lajnah ad-Daimah.
Dalil mereka, bahwa dialisis akan menggantikan darah dengan darah yang segar, dan juga akan
memberikan zat makanan lain. Sehingga terkumpullah dua pembatal puasa.
Pendapat kedua:
Tidak membatalkan puasa.
Mereka berdalil bahwa hal ini bukan perkara yang telah di-nash-kan dan bukan pula yangsemakna dengan perkara yang telah ada nashnya.