indera rasa kulit

16
BAB I DASAR TEORI Untuk dapat merasakan segala rangsangan yang ada pada kulit, dibutuhkan adanya reseptor. Dalam kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua golongan, yaitu paleo-sensibilitas dan neo- sensibilitas. Golongan pertama, yakni paleo- sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau rasa- rasa vital, antara lain rasa raba, rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas. Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi dengan motor-motor neuron dari medulla spinalis dan juga dengan thalamus dan cortex cerebri melalui traktusspinotalamicus. Indera somatik merupakan mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indera somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera somatik mekanoreseptif yang dirangsang oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan tubuh, indera termoreseptor yang mendeteksi panas dan dingin, dan indera nyeri yang digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan. Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-rasa yang sangat dideferensiasikan, 1

Upload: mahardika-rahmawati

Post on 10-Aug-2015

666 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Laporan Fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Indera Rasa Kulit

BAB I

DASAR TEORI

 

Untuk dapat merasakan segala rangsangan yang ada pada kulit, dibutuhkan

adanya reseptor. Dalam kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa.

Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua golongan,

yaitu paleo-sensibilitas dan neo-sensibilitas. Golongan pertama, yakni paleo-

sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital, antara lain rasa raba,

rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas. Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini

bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi dengan motor-

motor neuron dari medulla spinalis dan juga dengan thalamus dan cortex cerebri

melalui traktusspinotalamicus. Indera somatik merupakan mekanisme saraf yang

mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indera somatik dapat digolongkan

menjadi tiga jenis fisiologis yaitu indera somatik mekanoreseptif  yang dirangsang

oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan tubuh, indera termoreseptor  yang

mendeteksi panas dan dingin, dan indera nyeri yang digiatkan oleh faktor apa saja

yang merusak jaringan.

Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-rasa

yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi

rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, serta

diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf-saraf afferen dari rasa-rasa ini

menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus

dorsospinalis kedaerah sensoris di dalam cortex cerebri setelah diintegrasikan

seperlunya.

1

Page 2: Indera Rasa Kulit

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 Paleosensibilitas

2.1.1 Rasa Panas dan Dingin

2.1.1.1 Jari Tangan

2.1.1.2 Punggung Tangan

2.1.2 Reaksi-reaksi di Kulit

2

Page 3: Indera Rasa Kulit

2.2 Neosensibilitas

2.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

3

Page 4: Indera Rasa Kulit

2.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan

2.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan

2.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan

2.3 Neosensibilitas Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-

Fechner

4

Page 5: Indera Rasa Kulit

2.3.1 Grafik Hubungan Antara Beban Awal terhadap Beban yang

Dirasakan

2.3.2 Pertanyaan

1. Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner ?

Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada

umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan

tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya.

2. Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan ?

Sesuai Tidak Sesuai

Mengapa? Menurut hukum weber-fechner sensor perasa memiliki

pengaruh langsung pada perilaku. Pada reaksi sensor perasa akan

ditemukan dua macam perilaku. Bergantung pada kondisi organ dan

sifat perangsangnya, maka dampaknya mungkin menjadi semakin

bertambah atau makin berkurang dalam kepekaannya. Pada hasil

percobaan didapatkan bahwa sebuah rangsang/stimulus yang

didapatkan akan lebih rendah daripada rangsang/stimulus yang

diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban

asalnya.

5

Page 6: Indera Rasa Kulit

2.4 Kemampuan Diskriminasi

2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Ukuran

2.4.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

6

Page 7: Indera Rasa Kulit

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Paleosensibilitas

Paleosensibilitas meliputi rasa-rasa primitive atau rasa-rasa vital, seperti

rasa raba, tekan, nyeri, dingin, dan panas.

3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

3.1.1.1 Jari Tangan

Pada percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin pada

jari tangan, dilakukan dengan memasukkan telunjuk kanan ke dalam

air es (5oC), telunjuk kiri ke dalam air panas (40oC), dan kedua

telunjuk kedalam air dengan suhu kamar (30oC). Pada saat jari

telunjuk kanan orang coba dimasukkan ke dalam air es (5oC), orang

coba merasa jarinya semakin dingin, terasa kaku, dan nyeri.

Sedangkan pada saat jari telunjuk kiri orang coba dimasukkan ke

dalam air panas (40oC), orang coba merasa jarinya nyeri, namun tidak

kaku seperti jika jari dimasukkan pada air dingin. Ketika kedua jari

telunjuk tersebut dimasukan ke dalam air dengan suhu kamar (30oC),

maka jari terasa biasa, kembali seperti semula.

3.1.1.2 Punggung Tangan

Pada percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin pada

punggung tangan, saat punggung tangan orang coba dalam kondisi

kering ditiup, orang coba merasa dingin sesaat. Sedangkan, saat orang

coba mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupan akan terasa lebih

dingin dibanding saat kondisi kering. Dan pada saat orang coba

membasahi punggung tangannya dengan alkohol, tiupan akan terasa

makin dingin dibanding saat kondisi kering maupun saat diolesi

alkohol walaupun rasa dingin tersebut berangsur hilang. Hal ini

disebabkan karena titik penguapan alkohol lebih rendah dari air

7

Page 8: Indera Rasa Kulit

sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit dan

orang coba merasa lebih dingin.

3.1.2 Reaksi-reaksi di Kulit

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksi-reaksi

di kulit yang meliputi, rasa nyeri, tekan, suhu panas maupun dingin,

dibuktikan bahwa setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang

berbeda-beda pada tiap bagiannya.

Pada hasil percobaaan, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki

kepekaan paling tinggi adalah Telapak tangan. Pada pemberian rangsangan

nyeri, bagian tubuh yang paling peka adalah telapak tangan dan pipi. Pada

pemberian rangsangan tekanan, bagian tubuh yang paling peka adalah pipi.

Pada pemberian rangsangan dingin, bagian tubuh yang paling peka adalah

lengan bawah dan kuduk. Pada pemberian rangsangan panas, bagian tubuh

yang paling peka adalah telapak tangan dan kuduk. Hal-hal tersebut dapat

terjadi karena setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-

beda yang disebabkan karena kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian

kulit tidaklah sama.

3.2 Neosensibilitas

Neosensibilitas meliputi rasa-rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti

pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan

rangsang, diskriminasi kekasaran, serta diskriminasi ukuran dan bentuk.

3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil

dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi

dan kuduk. Orang coba menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang

dirangsang tersebut dan dilakukan 3 kali.

Berdasarkan rerata pada hasil percobaan yang telah kita lakukan

bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada kuduk. Hal ini

8

Page 9: Indera Rasa Kulit

ditunjukan dengan hasil rerata pada daerah kuduk yang paling kecil yaitu

sebesar 3.63 mm.

3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan

3.2.2.1 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan

Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung

jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm sampai

dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik oleh orang coba.

Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang paling peka

dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada bibir. Terbukti

dengan rerata yang kecil yaitu 15.3 mm.

3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan

Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang

paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada

telapak tangan. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 18.3 mm.

3.3 Neosensibilitas Diskriminasi Kekuatan Rangsangan Hukum Weber-

Fechner

Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber – Fencher yang

menyatakan kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada

umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi

pada perbedaan relatifnya. Hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon

indra rangsang yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan.

Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.

3.4 Kemampuan Diskriminasi

3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

Pada percobaan ini yang dilakukan adalah kemampuan merasakan

perbedaan kekasaran kertas gosok yang sudah diberi nomor 1, 2, dan 3

berdasarkan derajat kekasarannya (halus,sedang,kasar). Bagian tubuh yang

9

Page 10: Indera Rasa Kulit

dilakukan percobaan yaitu jari tangan dan lengan bawah. Bagian yang

paling peka dan benar dalam menebak kekasaran kertas gosok adalah pada

jari tangan.

3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Ukuran

Pada percobaan ini yang dilakukan adalah kemampuan merasakan

perbedaan berat cincin pada ukuran I, II, III, IV. Bagian yang paling peka

dan benar dalam menebak perubahan berat adalah pada jari tangan.

3.4.3 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan merasakan

bentuk dari suatu benda yang diberikan kepada orang coba. Pengukuran

kemampuan dilakukan dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu

bentukan segitiga, persegi panjang, persegi, dan bulat. Pada bagian telapak

tangan orang coba dapat menebak hampir semua bentukan dengan benar.

10

Page 11: Indera Rasa Kulit

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa Mekanisme sensoris pada reseptor-reseptor tekanan, suhu dan nyeri dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu paleo-sensibilities dan neo-sensibilities.

Bila suatu rangsang tetap diberikan secara terus-menerus pada suatu

reseptor, frekuensi potensial aksi di saraf sensorik lama- kelamaan akan menurun.

Hal ini yang dinamakan dengan adaptasi. Serta tubuh memiliki tingkat kepekaan

yang berbeda-beda pada tiap bagiannya yang disebabkan karena kepadatan titik-

titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama.

11

Page 12: Indera Rasa Kulit

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.

12