indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kesesuaian
DESCRIPTION
rumus kesesuaian wisata dan daya dukung kesesuaian wisataTRANSCRIPT
Indeks Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kesesuaian
Kesesuaian ekowisata yaitu criteria sumberdaya dan lingkungan terhadap kebutuhan akan pengembangan EKOWISATA.
Analisis Matriks Kesesuaian untuk Snorkling, Selam dan Analisis IndeksKesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian pemanfaatan wisata bahari mencakup penyusunanmatriks kesesuaian setiap kategori ekowisata bahari yang ada pada setiap stasiun pengamatan, pembobotan dan pengharkatan, serta analisis indeks kesesuaiansetiap kategori wisata bahari.
a.Matriks Kesesuaian untuk Snorkling
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling mempertimbangkantujuh (7) parameter dengan empat (4) klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaianwisata snorkling antara lain kecerahan perairan, tutupan karang, jenis
lifeform
, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparandatar karang (Yulianda, 2007)
b.Matriks kesesuaian untuk selam
Kesesuaian wisata bahari dalam kategori wisata selam mempertimbangkanenam parameter dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitaskarang (karang keras, karang lunak dan biota lain), jenis lifefrom, jenis ikankarang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang (Yulianda, 2007).Berdasarkan parameter – parameter tersebut disusun matriks kesesuaian.Kelas-kelas kesesuaian pada matriks tersebut menggambarkan tingkat kecocokandari suatu bidang untuk penggunaan tertentu. Dalam penelitian ini, kelaskesesuaian dibagi dalam tiga kelas: (1)Kelas S1: Sangat sesuai(highly suitable); (2) Kelas S2: Sesuai
Sumber : Yuliandra (2006), Bakosurtanal (1995) dan Purbani (1999), Modifikasi (2010).
Untuk menentukan indeks kesesuaian wisata dapat digunakan persamaan :
IK W = ∑ [ Ni/Nmaks] x 100 %
Dimana : IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni = Nilai parameter ke-i
(Bobot x Skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari suatu
kategori wisata
Dari matriks kesesuaian di atas maka dapat ditentukan penilaian untuk kesesuaian area
ekowisata mangrove. Sistem pembobotan disusun berdasarkan minat pengunjung (Tabel
7) ,Yuliandra (2006), Bakosurtanal (1995) dan Purbani (1999), Modifikasi 2010.
a. Daya Dukung Kawasan
Daya dukung kawasan disini adalah kemampuan suatu kawasan/ lingkungan untuk
mendukung kehidupan manusia (Yuliandra, 2006). Untuk menghitung daya dukung kawasan
dapat digunakan rumus :
DDK = K x Lp/Lt x Wt/Wp
Dimana : DDK = Daya dukung kawasan
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt = Unit area untuk kategori tertentu
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan
tertentu
Sehingga daya dukung kawasan dalam kawasan konservasi perlu dibatasi dengan “Daya
Dukung Pemanfaatan” (DDP) dengan rumus:
DDP = 0.1 x DDK
Menurut Yuliandra, (2006) elemen - elemen pada formula daya dukung kawasan/
lingkungan (Table 2 dan 3).
Tabel 4. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
Jenis K Unit Area Keterangan
kegiatan (orang) (LT)
Selam 2 1000 m2 Setiap 2 orang dalam 100 x 10 m
Snorkling 1 250m2 Setiap 1 orang dalam 50 x 5 m
Wisata
Lamun
1 250m2 Setiap 1 orang dalam 50 x 5 m
Wisata
Mangrove
1 50 m2 Di hitung panjang Track, setiap 1 orng
sepanjang 50 m
Rekreasi 1 50 m2 1 orng setiap 50 m panjang pantai
Wisata Olah Raga
1 50 m2 1 orng setiap 50 m panjang pantai
Sumber : Yuliandra (2006), Bakosurtanal (1995) dan Purbani (1999).
Analisis Nilai Daya Dukung Kawasan
Metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung pengembanganekowisata alam dengan menggunakan konsep daya dukung kawasan (DDK).DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampungdikawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia.