in do met as in

16

Click here to load reader

Upload: renaldazwari

Post on 19-Jun-2015

347 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sorry judulnya aneh... In Do Met As In? judul apa an tuh... makalah ini berisi tentang farmakologi dari obat antiinflamasi yaitu indometasin yang digunakan untuk obat rematik, serta aspek keperawatan dari asuhan keperawatan rematik

TRANSCRIPT

Page 1: In Do Met as In

IMPLIKASI KEPERAWATAN PADA PEMBERIAN

OBAT ANTIINFLAMASI

Kelompok II

Renaldy Azwari Delmi I1B109005 Ema Dessy Naediwati I1B109006 Borneo Yuda Pratama I1B109009 Indah Ramadhan I1B109016 Enny Zahratunnisa I1B109018 Imam Fauzi I1B109204

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

BANJARBARU Juni, 2010

Page 2: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implikasi

Keperawatan pada Pemberian Obat Antiinflamasi” ini dapat diselesaikan.

Makalah ini memuat tentang konsep dasar obat, dalam hal ini indometasin, serta

penggunaan obat ini dalam proses keperawatan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Saran

dan kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di

masa mendatang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca khususnya

mahasiswa perawat yang kelak akan melaksanakan tugasnya dibidang keperawatan.

Banjarbaru, 4 Juni 2010

Penulis

Page 3: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

BAB II ISI

A. KONSEP DASAR OBAT .......................................................................................... 6

B. PROSES KEPERAWATAN ANTIINFLAMASI ..................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15

Page 4: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indometasin merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963

untuk pengobatan artritis rheumatoid dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif tetapi karena

toksik maka penggunaan obat ini dibatasi. Indometasin memiliki efek anti-inflamasi dan

analgenik-antipiretik yang kira-kira sebanding denan aspirin. Telah terbukti bahwa indometasin

memiliki efek analgenik perifer maupun sentral. Seperti kolkisin, indometasin menghambat

motilitas leukosit polimorfonuklear.

Absorpsi indometasin setelah pemberian oral cukup baik, 92-99% indometasin terikat

pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati. Indometasin diekskresi dalam bentuk asal

maupun metabolit melalui urin an empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam.

Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi. Pada dosis

terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek samping. Efek samping saluran

cerna berupa nyeri abdomen, diare, perdarahan lambung dan pancreatitis. Sakit kepala hebat

dialami oleh kira-kira 20-25% pasien dan sering disertai pusing, depresi dan rasa bingung.

Halusinasi dan psikosis pernah dilaporkan. Indometasin juga dilaporkan menyebabkan

agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia. Vasokontriksi pembuluh koroner pernah

dilaporkan. Hiperkalemia dapat terjadi akibat hambatan yang kuat terhadap biosintesis PG di

ginjal. Alergi dapat pula timbul dengan manifestasi urtikaria, gatal dan serangan asma. Obat ini

mengurangi efek natriuretik dari diuretik tiazid dan furosemid serta memperlemah efek

hipotensif obat β-bloker.

Karena toksisitasnya, indometasin tidak dianjurkan diberikan kepada anak, wanita hamil,

pasien dengan gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung. Pengunaannya kini

hanya dianjurkan bila AINS lain kurang berhasil misalnya pada spondilitis ankilosa, artritis pirai

akut dan osteoarthritis tungkai. Indometasin tidak berguna pada penyakit pirai kronik karena

tidak berefek urikosurik. Dosis indometasin yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari. Untuk

mengurangi gejala reumatik di malam hari, indometasin diberikan 50-100 mg sebelum tidur.

Page 5: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 5

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui obat

antiinflamsi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui obat antiinflamasi yang cocok untuk penderita rematoid.

b. Mengetahui implikasi keperawatan untuk obat antiinflamasi untuk penderita

rematoid.

C. Ruang Lingkup Permasalahan

Makalah ini membahas tentang konsep dasar dari Indometasin, yang mencakup indikasi,

kerja, farmakokinetik, farmakodinamik, kontraindikasi, efeksamping, interaksi, rute dan dosis,

sediaan, waktu profil. Selain itu, juga membahas tentang konsep penggunaan obat ini dalam

proses keperawatan, yaiut pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Page 6: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 6

BAB II

PEMBAHASAN

Tn. Y (77 tahun) mengeluh merasa pegal pada persendian, terutama pagi hari. Selain itu, ia

juga mengeluh kesemutan pada kedua kakinya. Dan ia mengatakan biasanya kalau penyakit ini

kambuh ia berobat ke puskesmas terdekat dan minum obat. Jika sakitnya kambuh, ia hanya bisa

tiduran dan tidak beraktivitas. Pada daerah yang nyeri diolesi dengan balsem. Namun pagi itu

ia terjatuh di pintu menuju kamar mandi karena berusaha untuk ke belakang sendiri. Sama

anaknya kakinya yang sakit hanya di urut pelan-pelan. Sekarang ia masih merasa nyeri dan

agak membengkak pada sendi lutunya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg,

RR 12 kali/menit, suhu tubuh 36 o C, dan nadi 40 kali/menit.

A. Konsep dasar Obat

1. Nama Obat

Obat yang digunakan adalah Indometasin dalam mengobati Artritis Reumatoid.

Indometasin merupakan derivat asam indoleasetik yang termasuk obat golongannonsteroidal

anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang juga memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik. Secara

komersial, indometasin steril sodium trihidrat bersifat lipofilik, berupa serbuk putih sampai

kuning dan larut dalam air dan alcohol. Indometasin sensitive terhadap cahaya dan tidak stabil di

dalam larutan alkali.

B. Indikasi

1. per oral atau rektal

Penatalaksanaan gangguan inflamasi meliputi: Arttritis rheumatoid, arthritis gout,

osteoarthritis.

2. Intravena

Merupakan alternatif dari pembedahan dalam penatalaksanaan paten duktus

arteriosus pada neonates premature.

C. Kerja Obat

Page 7: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 7

1. Menghambat sekresi prostaglandin

2. Efek terapeutik

• per oral dan rektal: supresi nyeri dan inflamasi

• intravena: penutupan paten duktus arteriosus.

D. Farmakokinetik

1. Absorpsi: diabsorbsi dengan baikdari saluran gastrointestinal

2. Distribusi: menembus sawar darah otak dan plasent. Memasuki ASI.

3. Metabolisme dan ekskresi: sebagian besar dimetabolisme oleh hati.

4. Waktu paruh: 2,6-11 jam (memanjang pada bayi baru lahir-sampai 60 jam, rentang rata-

rata 12-21 jam).

E. Farmakodinamik

Indometasin termasuk golongan obat NSAIDs yaitu golongan obat yang terutama bekerja

perifer, memiliki aktivitas penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis

prostaglandin melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Prostaglandin ini

berperanan penting pada timbulnya nyeri, demam, dan reaksi-reaksi peradangan, maka NSAIDs

melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase, mampu menekan gejala-gejala tersebut.

Sebagai tambahan, indometasin kemungkinan juga mendesak efek penghambatan pada

pergerakan PMNs (polymorphonuclear leukocyte).

F. Kontraindikasi dan Perhatian

1. Dikontraindikasikan pada:

• Hipersensitivitas

• Diketahui tidak tolerans terhadap alcohol (suspensi).

• Sensitivitas silang dengan agens antiinflamasi nonsteroid lainnya, termasuk aspirin

• Perdarahan gastrointestinal aktif

• Penyakit ulkus

• Proktitis atau perdarahan rektal yang baru saja dialami.

2. Gunakan secara hati-hati:

Page 8: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 8

• Penyakit kardiovaskuler, ginjal, atau hati yang parah

• Riwayat penyalit ulkus

• Kehamilan dan laktasi

G. Reaksi Merugikan dan Efek Samping

• SSP: sakit kepala, mengantuk, gangguan psikis, pusing

• Kardiovaskuler: edema, aritmia

• Dermatologik: ruam

• Mata dan THT: penglihatan kabur, tinnitus

• Cairan dan elektrolit: hiperkalemia

• Gastrointestinal: per oral-mual, dyspepsia, muntah, konstipasi

• Perdarahan gastrointestinal: rasa tidak nyaman, hepatitis; rectal-iritasi rectal,

tenesmus

• Genitourinaria: gagal ginjal, hematuria, sistitis

• Hemat: diskrasia darah, masa perdarahan memanjang.

• Lokal: flebitis pada tempat penyuntikan intravena (hanya intravena)

• Lain-lain: reaksi alergi, termasuk anafilaksis.

H. INTERAKSI

1. Obat-obat:

• Penggunaan bersama aspirin dapat menurunkan efektifitasnya

• Efek gastrointestinal yang merugikan akan bertambah bila digunakan bersama

aspirin, agens antiinflamasi nonsteroid lainnya, suplemen kalium, glikokortikoid atau

alkohol

• Penggunaan kronik bersama asetaminofen dapat meningkatkan risiko reaksi ginjal

yang merugikan

• Dapat menurunkan efektifitas diuretikatau terapi antihipertensi

• Dapat meningkatkan hipoglikemia akibat insulin atau agens hipoglikemik oral

• Dapat meningkatkan kadar dalam serumdan toksisitas litium atau zidovudin

(penggunaan bersama zidovudin harus dihindari)

Page 9: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 9

• Meningkatkan risiko toksisitas metotreksat

• Probenesid meningkatkan risiko toksisitas indometasin

• Meningkatkan risiko perdarahan bila digunakan bersama sefandol, sefotetan,

sefoperazon, asam valproat, atau plikamisin, agens trombolitik atau antikoagulan.

• Meningkatkan risiko hematologik yang merugikan bila digunakan bersama agens

antineoplastik atau terapi radiasi

• Meningkatkan risiko nefrotoksisitas bila digunakan bersama siklosporin.

I. RUTE DAN DOSIS

1. Antiinflamasi:

• Per oral, rektal (dewasa): 25-50 mg 2-4 kali sehari atau 75 mg kapsul lepas lambat

satu klai atau dua kali sehari (tidak lebih dari 200 mg atau 150 SR/hari. Untuk gout,

dapat digunakan dosis awal per oral 100 mg. untuk arthritis, sampai 100 mg per oral

diberikan menjelang tidur.

• Per oral, rectal (anak-anak): 1,5-2,5 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi (tidak lebih

dari 4 mg/kg/hari atau 150-200 mg/hari).

2. Penutupan paten duktus arteriosus

• Intravena, per oral (neonates): 0,2 mg/kg di awal, kemudian 2 dosisberikutnya dengan

interval 12-24 jam 0,1 mg/kg bila umur bayi <48 jam pada saat pemberian dosis awal,

0,2 mg/kg atau jika berusia 2-7 hari pada saat pemberian dosis awal, 0,25 mg/kg bila

usia >7 hari saat pemberrian dosis pertama.

J. Sediaan

• Kapsul: 25 mg, 50 mg

• Kapsul lepas lambat: 75 mg

• Supositoria: 50 mg

• Suspensi oral: 25 mg/5 ml

• Injeksi: 1 mg vial.

K. Waktu/Profil Kerja Obat

Page 10: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 10

Awitan Puncak Durasi

Per Oral (analgesik) 30 menit 0,5-2 jam 4-6 jam

Per Oral-extended release (lepas lambat)

(analgesik)

30 menit Tidak diketahui 4-6 jam

Per Oral (antiinflamasi) Sampai 7 hari 1-2 minggu Tidak diketahui

Per Oral-extended release (lepas lambat)

(antiinflamasi)

Sampai 7 hari 1-2 minggu Tidak diketahui

Intravena (penutupan PDA) Sampai 48 jam Tidak diketahui Tidak diketahui

B. Proses Keperawatan Obat Antiinflamasi

1. Pengkajian

• Kaji keterbatasan gerak dan nyeri-catat jenis, lokasi dan intensitasnya sebelum dan 1-

2 jam setelah pemberian.

• Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya gangguan persendian

• Lakukan palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, krepitasi,

dan nodular.

• Kaji rentang gerak persendian (range of motion)

• Catat hasil pemeriksaan

Dari hasil pengkajian, akan didapatkan data objektif dan data subjektif sebagai berikut:

a. Data Subjektif

Pasien kemungkinan besar akan mengatakan:

1. Mengeluh pegal di persendian pada pagi hari

2. Nyeri yang dirasakan biasanya kambuh

b. Data Objektif

1. Demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.

2. Rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.

Page 11: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 11

3. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid

ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah

trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas

siku dan jari tangan.

2. Diagnosis Keperawatan

a. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh

akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

b. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal, nyeri,

ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

3. Intervensi Keperawatan

a. Diagnosa I: Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan

oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Kriteria Hasil:

• Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

• Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai

kemampuan.

• Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

• Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program

kontrol nyeri.

Intervensi keperawatan:

• Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat

dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

• Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.

yang bertujuan mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi

netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada

sendi

Page 12: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 12

• Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun

dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang

sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

• Berikan masase yang lembut untuk meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri

• Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

• Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)

• Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan

b. Diagnosa II: Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal, nyeri,

ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil:

• Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.

• Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi

bagian tubuh.

• Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Intervensi Keperawatan:

• Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi

• Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika

memungkinkan.

• Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik

pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze

• Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan R/

Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

• Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan

tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.

• Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.

R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada

kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat.

\

Page 13: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 13

4. Implementasi

• Per oral: berikan obat setelah makan atau bersama makanan atau berikan antasid untuk

mengurangi iritasi lambung. Jangan mengerus, mematahkan atau mengunyah kapsul

lepas lambat.

• Intervena langsung: encerrkan 1 atau 2 ml NaCl 0,9% bebeas pengawet atau air steril

bebas pengawet sampai konsentrasi 0,1 mg/ml atau 0,05 mg/ml. encerkan sesaat sebelum

penggunaan dan buang larutan yang tidak digunakan. Jangan mengencerkannya lebih

atau mencampurnya dengan obat lain.

• Kecepatan: berikan selama 5-10 detik. Hindari ekstravasasi, Karena larutan ini sangat

iritatif terhadap jaringan.

• Rektal: anjurkan pasien untuk mrnahan suposituria 1 jam setelah pemberian.

Penyuluhan Pasien/Keluarga

a. Informasi umun: anjurkan pasien untuk meminum obat ini dengan segelas air dan tetap

dalam posisi tegak selama 15-30 menit setelah pemberian.

b. Intruksikan pasien untuk meminum obat ini sesuai petunjuk. Dosis yang terlupa harus

segera diminum di saat ingat kecuali jika sudah dekat dengan dosis berikutnya. Jangan

menggandakan dodis.

c. Dapat menyebabkan kantuk/pusing. Anjurkan pasien untuk tidak mengemudi kendaraan

atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan sampai respons

obat in I diketahui.

d. Peringatkan pasien untuk menghindari pemakaian alkohol, aspirin, ibuprofen,

asetaminofen, atau obat yang dijual bebas lainnya tanpa nasehat dokter atau apoteker.

e. Instruksikan pasien untuk memberitahu dokter bila terjadi ruam, gatal, mengigil, demam,

nyeri otot, gangguan penglihatan, penambahan berat badan, edema, nyeri abdomen, fese

hitam, atau sakit kepala menetap.

f. Anjurkan pasien untuk memberitahu dokter atau dokter gigi mengenai program

pengobatan ini sebelum dilakukan tindakan atau pembedahan.

5. Evaluasi

Page 14: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 14

a. Efektivitas terapi ditunjukkan dengan:

b. Berkurang keparahan nyri sedang

c. Membaiknya mobilitas sendi. Penyembuhan sebagian artritis biasanya sudah terlihat

dalam 2 minggu, namun efektivitas maksimum memerlukan waktu sampai 1 bulan terapi

yang kontiyu.

Page 15: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indometasin adalah salah satu obat yang sangat baik untuk mengobati rematoid artritis,

arthritis gout, osteoarthritis. Obat ini dapat diberikan secara oral, maupun intravena. Obat ini

bekerja dengan menghambat sekresi prostaglandin dan menghambat efek inflamasi. Obat ini

dapat menembus sawar darah otak dan ASI, sehingga penggunaannya pada ibu hamil perlu

diperhatikan. Indometasin mempunyai efek samping sakit kepala, mengantuk, gangguan psikis,

pusing.

Pasien dengan rematoid artritis biasanya mengeluh pegal di persendian pada pagi hari, dan

nyeri yang dirasakan biasanya kambuh, yang disertai dengan pembengkakan sendi. Hasil yang

diinginkan dari terapi dengan penggunaan indometasin adalah berkurangnya rasa nyeri dan

radang.

Page 16: In Do Met as In

Farmakologi Keperawatan

RAD-09/005-01-PSIK/FK-UNLAM 16

DAFTAR PUSTAKA

1. Deglin JH, April HP. Pedoman obat untuk perawat. Jakarta: EGC, 2004.

2. Syarif, Amir. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta: FK UI, 2007.

3. Priharjo, R. Pengkajian fisik keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC, 2006.