implementasi peraturan menteri agama republik … · 2020. 7. 28. · tahun 2012 tentang pengawas...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH DALAM KINERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SUBULUSSALAM
TESIS
O L E H
SAHDIN BOANG MANALU NPM. 171801081
PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN 2019
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN
PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH DALAM KINERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SUBULUSSALAM
T E S I S
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Administrasi Publik pada Program Magister Ilmu Administrasi Publik
Universitas Medan Area
O L E H
SAHDIN BOANG MANALU NPM.171801081
PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN 2019
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
Scanned by CamScanner
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
Scanned by CamScanner
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
Scanned by CamScanner
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
ABSTRAK
Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama di Kota Subulussalam belum dilaksanakan sesuai standar nasional Pendidikan Agama Islam, yang berarti pula bahwa pelaksanaan pembimbingan guru Pendidikan Agama Islambelum terlaksana dengan baik. Keadaan tersebut juga menjadi gambaran bahwa Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2012 belum dapat memperbaiki kinerja pengawas Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas bagi guru binaan. Penelitian ini bertujuan Untuk menganalisis Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah Pertama Kota Subulussalam, dan untuk menganalis kinerja pengawas Pendidikan Agama Islamdi Sekolah Menengah Pertama Kota Subulussalam.Informan penelitian dipilih secara purposive sampling.Teknik Pengumpulan Data yangdigunakan melalui wawancaradan observasi. Teknik Analisa Data yang digunakan penelitian ini adalah teknikanalisa data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2012 dalam hal komunikasi dan struktur birokrasi telah berhasil dilaksanakan pada Kantor Kemenag Subulussalam, tetapi belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan dalam hal sumber daya dan disposisi.Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2012 sering mengalami kendala di lapangan karena kondisi yang dihadapi kurang mendukung dalam penerapannya sehingga kebijakan lebih lanjut bisa menjadi kurang sejalan dengan peraturan yang diimplementasikan. Ketersediaan dana untuk pelaksanaan pengawasan Pendidikan Agama Islam masih tergolong kurang. Pengawas Pendidikan Agama Islamjuga kurang aktif dalam keorganisasian, khususnya organisasi profesi pengawas, serta kurang berkomitmen terhadap pelaksanaan tugas pengawasan. Kinerja pengawas Pendidikan Agama Islamtelah meningkat dalam hal penyusunan program pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengawasan, tetapi kinerja pengawasi Pendidikan Agama Islam belum berhasil meningkat dalam hal pelaksanaan pengawasan. Kata Kunci: Implementasi, Pengawas Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Menengah Pertama
i
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
ABSTRACT
Junior High School Islamic Education in Subulussalam City has not been implemented according to the national standard of Islamic Education, which also means that the implementation of Islamic Education teacher guidance has not been implemented properly. This situation also illustrates that Minister of Religion Regulation No. 2 of 2012 has not been able to improve the performance of Islamic Education supervisors in carrying out their duties as supervisors for assisted teachers. This study aims to analyze the Implementation of the Minister of Religion Regulation of the Republic of Indonesia No 02 of 2012 concerning Madrasah Supervisors and Islamic Religious Education Supervisors at Subulussalam City Junior High School, and to analyze the performance of Islamic Religious Education supervisors in Subulussalam Municipality Middle School. Research informants were selected by purposive sampling. Data collection techniques used through interviews and observation. Data Analysis Techniques used in this study are qualitative data analysis techniques. The results showed that the implementation of RI Minister of Religion Regulation No. 02 of 2012 in terms of communication and bureaucratic structure has been successfully implemented at the Subulussalam Ministry of Religion, but has not been fully successful in terms of resources and disposition. Implementation of RI Minister of Religion Regulation No. 02 of 2012 often experiences obstacles in the field because the conditions faced are less supportive in its implementation so that further policies can become less in line with the regulations implemented. Availability of funds for the implementation of supervision of Islamic Education is still relatively low. Islamic Education Supervisors are also less active in organization, especially supervisory professional organizations, and are less committed to carrying out supervisory duties. The performance of Islamic Education supervisors has increased in terms of the preparation of supervision and reporting programs for the implementation of supervision, but the supervisory performance of Islamic Education has not succeeded in increasing in terms of implementing supervision. Keywords: Implementation, Islamic Education Supervisor, Junior High School
ii
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telahmemberikan rahmat dan berkat kepada peneliti sehingga peneliti
dapatmenyelesaikan Tesis “Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia No 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dalam Kinerja Pengawas Pendidikan
Agama Islam (PAI) di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kota Subulussalam”.
Tesis ini disusun untuk memenuhisalah satu syarat guna memperoleh gelar
Magister Administrasi Publik padaProgram Studi Magister Administrasi Publik,
Program Pascasarjana UniversitasMedan Area.
Dalam proses pengerjaan Tesis ini, peneliti telah mendapat bimbingandari
berbagai pihak, baik berupa materil, motivasi, spiritual, informasi maupundari segi
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkanterimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng., M.Sc, selaku Rektor Universitas
Medan Area.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Retna Astuti K. MS, selaku Direktur Program Magister
Universitas Medan Area.
3. Bapak Dr. Warjio, MA, selaku Ketua Program Studi Magister
AdministrasiPublik Universitas Medan Area.
4. Bapak Dr. Abdul Kadir, M.Si, selaku Pembimbing I yang telahbanyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalammenyelesaikan tesis
ini.
iii
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
5. Ibu Dr. Nina Siti Salmaniah Siregar, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah
banyakmemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikantesis ini.
6. Kepada Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam dan
Staf yang telah bersedia memberikan izin penelitian dan memberikan data yang
dibutuhkan dalam penyelesaian tesis ini.
7. Keluarga yang tercinta istriku Sumaniar,S.Ag dan anakku Mawaddah
Ramadhani Br Boang Manalu yang selalu menjadi semangat dan juga
mendorong untuk menyelesaikan tesis ini.
8. Seluruh sahabat seperjuangan di Program Studi Magister Administrasi Publik
Pascasarjana Universitas Medan Area.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih banyak kekurangannya,
olehkarena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demipenyempurnaannya.
Semoga Tesis ini dapat bermanfaat, baik bagi perkembangan ilmupengetahuan
maupun bagi pemerintah.
Medan, Maret 2019
Penulis
Sahdin Boang Manalu
iv
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sahdin Boang Manalu, S.Ag lahir di Kecupak pada tanggal, 06 Juni 1972,
merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rem Boang
Manalu dan Ibu Nuraini Br Berutu.
Pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Kecupak Kecamatan
Salak Kabupaten Dairi, tamat dan lulus tahun 1986. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Madrasah Tsanawiyah Swasta
Salak Kecamatan Salak Kabupaten Dairi, tamat dan lulus tahun 1989. Selanjutnya
meneruskan pendidikan ke Madrasah Aliyah Swasta Zending Islam Indonesia
Medan, tamat dan lulus tahun 1992. Melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam,tamat dan lulus tahun 1997.
Pendidikan Magister dilakukan di Program Pascasarjana Universitas Medan
Area Program Studi Magister Administrasi Publik tahun 2017, tamat dan lulus
tahun 2019. Karir pekerjaan dimulai pada tahun 1999 menjadi Pegawai Negeri
Sipil di Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan dan Tahun 2000 Pindah Ke
Aceh Singkil Tahun 2002 Menjadi Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas
Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kabupaten Aceh Singkil. Pada Tanggal 31
Maret 2004 Mutasi menjadi Kepala MIN Runding Kecamatan Runding Kota
Subulussalam hingga Tahun 2013 dan Tahun 2013 sampai sekarang menjadi
Kepala Seksi Pendidikan Islam Pada Kantor Kementerian Agama Kota
Subulussalam.
Menikah dengan Sumaniar,S.Ag dan dikaruniai seorang anak yaitu Mawaddah Ramadhani Br Boang Manalu
v
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebijakan Publik ........................................................................ 8
2.2. Tahap-tahap Kebijakan Publik ................................................... 10
2.3. Implementasi Kebijkan .............................................................. 13
2.4. Kinerja ........................................................................................ 19
2.5. Pengawasan ............................................................................... 27
2.6. Pengawasan Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah
Pertama ..................................................................................................... 31
2.7. Kerangka Pemikiran .................................................................. 38 2.8. Penelitian Terdahulu ................................................................. 40 BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 42
3.2. Bentuk Penelitian ........................................................................ 42
vi
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
3.3. Informan Penelitian ..................................................................... 43
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................... 44
3.6. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional ............................... 46
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 49
4.1.1. Profil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Subulussalam ...................................................................................... 49
4.1.2. Profil Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam ... 63
4.2. Pembahasan ................................................................................. 78
4.2.1. Implementasi PMA RI No. 02 Tahun 2012 Tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama
Islam ......................................................................................................... 78
4.2.2.Kinerja Pegawas PAI SMP Kota Subulussalam ................ 117
BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.Kesimpulan ................................................................................... 123
5.2.Rekomendasi ................................................................................ 124
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 125
vii
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2.1. Kerangka Konseptual ........................................................................ 40 Gambar4.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam .............................................................................. 51 Gambar4.2. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam ....................................................................................... 68
Gambar4.3. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam ....................................................................................... 71
viii
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia saat ini mendapatkan perhatian yang seriusdari
pemerintah. Pemerintah melakukan berbagai upaya untukmewujudkan tujuan
pendidikan yang sudah dicanangkan. Sebagaimanatercantum dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 3 yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradabanbangsa yang
bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, faktor pembelajaran merupakan hal
yang paling sentral dan guru memiliki peran yang sangat strategis, baik sebagai
perencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilai pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus
menerus agar dalam pembelajaran dapat efektif dan efesien sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai suatu lembaga. Untuk menjamin terlaksanannya proses
pembelajaran yang baik maka diperlukan adanya pengawasan dalam rangka
1 UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
2
mengetahui serta memperbaiki berbagai kelemahan yang selama ini dilakukan,
menuju pencapaian tujuan kegiatan yang telah direncanakan dan ditetapkan.
Pendidik diharapkan dan dituntut harus memiliki kualitas kinerja yang
memadai.Mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik
kompetensi personal, professional, maupun aktualisasi kebijakan pendidikan yang
telah ditetapkan.Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan
pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru itu sendiri dan
tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofessionalannya
maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012
Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah ditetapkan atas dasar pertimbangan. Pertimbangan itu adalah dalam
rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 39 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 39 ayat (1) Pengawasan pada
pendidikan formal 2 dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan. (2) Kriteria
minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan meliputi:
a. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala
sekolah sekurangkurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan yang
sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi,
b. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan,
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
3
c. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.
d. Telah Lulus Asesmen Pengawas.
Peraturan ini berpijak pada landasan hukum Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pertimbangan tersebut adalah:
a. Pendidikan di Indonesia membutuhkan standar nasional yang memerlukan
penyesuaian terhadap dinamika kehidupan yang berkembang di masyarakat,
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan belum dapat memenuhi kebutuhan
dunia pendidikan saat ini,
c. Syarat kelulusan peserta didik dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan,
serta kurikulum pendidikan merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan perlu dikelola secara baik
agar hasil yang dicapai juga sesuai harapan bersama.Pendidik diharapkan mampu
mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD).Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji
dapat dilakukan dengan teratur. Peran semua unsur mulai dari sekolah, kepala
sekolah, guru Pendidikan Agama Islam (PAI), Pengawas Pendidikan Agama
Islam (PPAI), Orang tua siswa dan Masyarakat sangat penting dalam mendukung
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
4
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam dalam semua tingkatan,
mulai dari tingkatan SD sampai kepada tingkatan SMA.
Pilar-pilar peningkatan mutu pendidikan itu terdiri dari 3, yaitu pengawas,
guru dan kepala sekolah. Menurut Rohmat (2012:105), pengawas sebagai
thinktank menjadi pilar peningkatan mutu pendidikan. Pengawas sebelumnya
adalah sumber daya manusia yang memiliki potensi akademik diri dalam
menderivatifkan kurikulum di dalam proses belajar 6 mengajar. Selain itu,
sebelumnya seorang pengawas memiliki kualifikasi dengan kompetensi ahli di
bidangnya. Di samping itu pula, pengawas juga telah teruji terhadap kompleksitas
problematika berkenaan dengan proses belajar mengajar.
Selanjutnya, memiliki peran bukan saja pendidik melainkan juga pengajar,
motivator, evaluator, stabilitator, creator, dinamisator, terbuka, innovator, orang
tua, sahabat, kawan, dan lawan diskusi/dialog untuk mengembangkan
pembelajaran yang menarik.Pengawas juga harus melaksanakan journey towards
excellence.Tujuannya adalah roadmap or management and academic. Sedikitnya
ada lima pilar di dalamnya mencakup: leadership, academic, teaching and
learning, governance and, research and development. Begitu pula, pengawas juga
harus mengedepankan living values dan life skills. Living values meliputi nilai-
nilai kehidupan diantaranya: kejujuran, disiplin, terbuka, toleransi, tanggung
jawab, kesatuan, kebebasan dan spiritual. Adapun life skills yang harus dimiliki
adalah kecakapan hidup seperti; personal skill, social skill, rational/academic
skill, vocational skill, dan transidental skill.Jadi pengawas adalah pengawal unjuk
kerja akademik dalam belajar sepanjang masa.Pengawas adalah pilar peningkatan
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
5
mutu pendidikan yang mengawal juga menuju peradaban bangsa yang lebih baik
(Rohmat, 2012:106).
Pada dasarnya tugas pokok pengawas adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru, dalam hal ini pengawas membimbing guru menjadi tenaga
pendidik yang profesional. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga
dapat menentukan terbentuknya karakter peserta didik, terutama dalam kaitannya
dengan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Kinerja pengawas dapat dilihat dari pelaksanaan tugas pokok danfungsi
kepengawasan. Hal ini sebagaimana tertera dalam PeraturanMenteri Agama
(PMA) RI No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasahdan Pengawas
Pendidikan Agama Islam pada sekolah pasal 3 ayat (2) yangberbunyi bahwa
Pengawas PAI pada sekolah mempunyai tugasmelaksanakan pengawasan
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Sementara pada pasal 4 ayat 2 dinyatakan
bahwa fungsi pengawas PAI pada sekolah adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan program pengawasan PAI;
b. Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru PAI;
c. Pemantauan penerapan standar nasional PAI;
d. Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan;dan
e. Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.
Tetapi menurut pengamatan penulis di sekolah-sekolah SMP Kota
Subulussalam, bahwa fungsi pengawasan PAI tersebut belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Keadaan tersebut terlihat dari kondisi lapangan bahwa
Pendidikan Agama Islam belum dilaksanakan sesuai standar nasional PAI, yang
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
6
berarti pula bahwa pelaksanaan pembimbingan guru PAI belum terlaksana dengan
baik. Disamping itu, koordinasi pengawas PAI dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Subulussalam belum dilaksanakan dengan baik karena pada
umumnya pengawas PAI kurang aktif dalam hal organisasi profesi pengawas di
Dinas Pendidikan dan Kebudayana Kota Subulussalam. Keadaan tersebut juga
menjadi gambaran bahwa PMA No. 2 Tahun 2012 belum dapat memperbaiki
kinerja pengawas PAI dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas bagi guru
binaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tesis dengan judul: “Implementasi Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia No 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan
Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dalam Kinerja Pengawas
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota
Subulussalam”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No
02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kota Subulussalam?
2. Bagaimana kinerja pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah
Menegah Pertama (SMP) Kota Subulussalam?
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
7
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kota
Subulussalam.
2. Untuk menganalis kinerja pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kota Subulussalam.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi Kementerian Agama Kota Subulussalam dalam upaya
peningkatan kinerja pengawas guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Menengah Pertama.
2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
menambah khasanah pengetahuan bidang administrasi publik khususnya yang
berkaitan dengan penelitian di bidang implementasi kebijakan publik.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebijakan Publik
Pada dasarnya banyak batasan atau definisi apa yang dimaksud dengan
kebijakan publik (public policy) dalam literatur-literatur ilmu politik. Masing-
masing definisi tersebut memberi penekanan yang berbeda-beda.Perbedaan ini
timbul karena masing-masing ahli mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
Sementara di sisi yang lain, pendekatan dan model yang digunakan oleh para ahli
pada akhirnya juga akan menentukan bagaimana kebijakan publik tersebut hendak
didefinisikan (Winarno, 2007: 16).
Definisi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye (1975,
dalam Syafiie (2006: 105) menyatakan bahwa “kebijakan publik adalah apapun
juga yang dipilih pemerintah, apakah mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan
(mendiamkan) sesuatu itu (whatever government choose to do or not to do)”. Dye
dalam Harbani Pasolong (2008) mengemukakan bahwa bila pemerintah
mengambil suatu keputusan maka harus memiliki tujuan yang jelas, dan kebijakan
publik mencakup semua tindakan pemerintah, jadi bukan semata-mata merupakan
pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Sementara Carl
Friedrich (dalam Winarno 2007: 17) mengemukakan bahwa:
Kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan peluang-peluang terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.
8 UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
9
Namun demikian, satu hal yang harus diingat dalam mendefinisikan
kebijakan, adalah bahwa pendefinisian kebijakan tetap harus mempunyai
pengertian mengenai apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah, daripada
apa yang diusulkan dalam tindakan mengenai suatu persoalan tertentu. Definisi
mengenai kebijakan publik akan lebih tepat bila definisi tersebut mencakup pula
arah tindakan atau apa yang dilakukan dan tidak semata-mata menyangkut usulan
tindakan.
Winarno mengemukakan bahwa definisi yang lebih tepat mengenai
kebijakan publik adalah sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh James
Anderson (1969, dalam Winarno 2007: 18) yaitu kebijakan merupakan arah
tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan.
Konsep kebijakan ini dianggap tepat karena memusatkan perhatian pada
apa yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau
dimaksudkan oleh pemerintah. Amir Santoso (1993, dalam Winarno (2007: 19),
dengan mengkomparasi berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang
menaruh minat dalam kebijakan publik mengemukakan bahwa pada dasarnya
pandangan mengenai kebijakan publik dapat dibagi ke dalam dua wilayah
kategori yaitu:
Pertama, pendapat ahli yang menyamakan kebijakan publik dengan tindakan-tindakan pemerintah.Para ahli dalam kelompok ini cenderung menganggap bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan publik.Kedua, menurut Amir Santoso berangkat dari para ahli yang memberikan perhatian khusus kepada pelaksanaan kebijakan. Para ahli yang masuk dalam kategori ini terbagi dalam dua kubu, kubu pertama melihat kebijakan publik dalam tiga lingkungan, yakni perumusan
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
10
kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan penilaian dan kubu kedua memandang kebijakan publik sebagai suatu hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat- akibat yang bisa diramalkan
Lebih lanjut, Effendi dalam Syafiie (2006: 106) mengemukakan bahwa
pengertian kebijakan publik dapat dirumuskan sebagai:
Pengetahuan tentang kebijakan publik adalah pengetahuan tentang sebab-sebab, konsekuensi dan kinerja kebijakan serta program publik, sedangkan pengetahuan dalam kebijakan publik adalah proses menyediakan informasi dan pengetahuan untuk para eksekutif, anggota legislatif, lembaga peradilan dan masyarakat umum yang berguna dalam proses perumusan kebijakan serta yang dapat meningkatkan kinerja kebijakan.
Berdasarkan definisi dan pendapat para ahli di atas, maka dapat
dikemukakan bahwa kebijakan publik merupakan tindakan-tindakan tertentu yang
dilakukan oleh pemerintah ataupun pejabat pemerintah.Setiap kebijakan yang
dibuat pemerintah pasti memiliki suatu tujuan, sehingga kebijakan publik berguna
untuk memecahkan masalah atau problem yang ada dalam kehidupan
masyarakat.Kebijakan publik sangat perlu adanya karena tugas pemerintah
sebagai pelayan masyarakat yang harus merumuskan tindakan-tindakan untuk
masyarakat.
2.2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Tahap-Tahap Kebijakan Publik Charles Lindblom (1986, dalam Winarno
2007: 32) mengemukakan bahwa proses pembuatan kebijakan publik merupakan
proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang
harus dikaji oleh aktor pembuat kebijakan. Oleh karena itu, beberapa ahli politik
yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
11
penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap.Tujuan pembagian seperti
ini adalah untuk memudahkan dalam mengkaji kebijakan publik.
Tahap-tahap kebijakan publik yang dikemukakan oleh Dunn (2008: 22)
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Penyusunan
Agenda Sejumlah aktor yang dipilih dan diangkat untuk merumuskan masalah-
masalah pada agenda publik.Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi
terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan, karena tidak
semua masalah menjadi prioritas dalam agenda kebijakan publik.Pada
akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus
kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali,
sementara masalah lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula
masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
b. Tahap Formulasi Kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para
aktor pembuat kebijakan.Masalah-masalah tersebut kemudian didefinisikan
untuk kemudian dicari solusi pemecahan masalah terbaik.Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy
alternatives/policy options) yang ada.Sama halnya dengan perjuangan suatu
masalah untuk masuk ke dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan
kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai
tindakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, masing-
masing aktor akan “bermain” untuk mengusulkan pemecahan masalah tersebut.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
12
c. Tahap Adopsi Kebijakan
Berbagai macam alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para aktor perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi
untuk tindakan lebih lanjut dalam kebijakan publik dengan dukungan dari
mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan
peradilan.
d. Tahap Implementasi
Kebijakan suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatam elit,
jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan
program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah
harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan pemerintah di
tingkat bawah.Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh badan-badan
pemerintah yang memobilisasi sumberdaya finansial dan manusia. Pada tahap
implementasi ini muncul berbagai kepentingan yang akan saling bersaing.
Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana
(implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para
pelaksana.
e. Tahap Evaluasi Kebijakan
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, hal
ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu
memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih
dampak yang diinginkan.Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat.Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
13
yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih
dampak yang diinginkan.Dilihat dari uraian di atas mengenai tahapan
pembuatan kebijakan publik, maka dapat dimengerti bahwa dalam perumusan
kebijakan publik tidaklah mudah.Mengingat banyaknya masalah-masalah yang
ada dalam masyarakat tentunya juga membutuhkan pemecahan masalah yang
tepat dan sesuai untuk kondisi masyarakat yang ada.Oleh karena itu dalam
menentukan kebijakan para aktor harus benar-benar mengkaji dengan tepat
sehingga tidak merugikan masyarakat.
2.3.Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang.Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu
langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi
kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut.Rangkaian
implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai dari program, ke
proyek dan ke kegiatan.Model tersebut mengadaptasi mekanisme yang lazim
dalam manajemen, khususnya manajemen sektor publik.Kebijakan diturunkan
berupa program program yang kemudian diturunkan menjadi proyek-proyek, dan
akhirnya berwujud pada kegiatan-kegiatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat maupun kerjasama pemerintah dengan masyarakat.
Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno, 2007:146-147) mendefinisikan
implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan dalam keputusan-
keputusan sebelumnya.Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
14
mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam
kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk
mencapai perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan
kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai
tujuantujuan yang telah ditetapkan.
Adapun makna implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul
Sabatier (1979) sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008:
65), mengatakan bahwa: Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya
terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan
fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan
kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman
kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada
masyarakat atau kejadian-kejadian.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi
kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
ditetapkan atau diidentifikasi oleh keputusan-keputusan kebijakan. Jadi
implementasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh berbagai
aktor sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan
tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran kebijakan itu sendiri.
Terdapat beberapa teori dari beberapa ahli mengenai implementasi
kebijakan, yaitu:
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
15
Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90-92) berpandangan bahwa
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:
a. Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar
implementor mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang menjadi
tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran
(target group), sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Secara umum
membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi kebijakan yakni
transmisi, konsistensi dan kejelasan.Transmisi artinya sebelum pejabat dapat
mengimplementasikan suatu keputusan ia harus menyadari bahwa suatu
keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk pelaksanaannya telah
dikeluarkan. Kejelasan, jika kebijakan sebagaimana yang diinginkan, maka
petunjuk pelaksana tidak hanya harus diterima oleh para implementor, tetapi
juga komunikasi kebijakan harus jelas. Ketidakjelasan pesan komunikasi yang
disampaikan berkenaan dengan implementasi kebijakan akan mendorong
terjadinya interpretasi yang salah bahkan mungkin bertentangan dengan
makna pesan awal. Konsistensi, artinya bahwa jika implementasi kebijakan
ingin berlangsung efektif, maka perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten
dan jelas.
b. Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan
konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk
melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya
tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi
implementor dan sumber daya finansial.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
16
c. Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor,
seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki
disposisi yang baik, maka implementor tersebut dapat menjalankan kebijakan
dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika
implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat
kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.
d. Struktur Birokrasi, struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan
kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi
kebijakan. Aspek dari struktur organisasi adalah Standard Operating
Procedure (SOP) dan fragmentasi. Struktur organisasi yang terlalu panjang
akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni
prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, yang menjadikan aktivitas
organisasi tidak fleksibel.
Menurut pandangan Edwards (dalam Winarno, 2007: 181) sumber-sumber
yang penting meliputi, staff yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan
pelayanan-pelayanan publik. Struktur Birokrasi menurut Edwards (dalam Budi
Winarno, 2007: 203) terdapat dua karakteristik utama, yakni Standard Operating
Procedures (SOP) dan Fragmentasi SOP atau prosedur-prosedur kerja ukuran-
ukuran dasar berkembang sebagai tanggapan internal terhadap waktu yang
terbatas dan sumber-sumber dari para pelaksana serta keinginan untuk
keseragaman dalam bekerjanya organisasi-organisasi yang kompleks dan tersebar
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
17
luas. Sedangkan fragmentasi berasal dari tekanan-tekanan diluar unit-unit
birokrasi, seperti komite-komite legislatif, kelompok-kelompok kepentingan
pejabat-pejabat eksekutif, konstitusi negara dan sifat kebijakan yang
mempengaruhi organisasi birokrasi pemerintah.
Teori Merilee S. Grindle Keberhasilan implementasi menurut Merilee S.
Grindle (dalam Subarsono, 2011: 93) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni
isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of
implementation). Variabel tersebut mencakupsejauhmana kepentingan kelompok
sasaran atau target group termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima
oleh target group, sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan,
apakah letak sebuah program sudah tepat, apakah sebuah kebijakan telah
menyebutkan implementornya dengan rinci, dan apakah sebuah program
didukung oleh sumberdaya yang memadai.
Sedangkan menurut Wibawa dkk (2008: 22-23) mengemukakan model
Grindle ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya
adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah implementasi
kebijakan dilakukan.Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementability
dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan tersebut mencakup hal-hal berikut:
a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan.
b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan.
c. Derajat perubahan yang diinginkan.
d. Kedudukan pembuat kebijakan.
e. Siapa pelaksana program.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
18
f. Sumber daya yang dihasilkan
Sementara itu, konteks implementasinya adalah:
a. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat.
b. Karakteristik lembaga dan penguasa.
c. Kepatuhan dan daya tanggap.
Keunikan dari model Grindle terletak pada pemahamannya yang
komprehensif akan konteks kebijakan, khususnya yang menyangkut dengan
implementor, penerima implementasi, dan arena konflik yang mungkin terjadi di
antara para aktor implementasi, serta kondisi-kondisi sumber daya implementasi
yang diperlukan.
Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier.Menurut Mazmanian
dan Sabatier (dalam Subarsono, 2011: 94) ada tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni karakteristik dari masalah
(tractability of the problems), karakteristik kebijakan/undang-undang (ability of
statute to structure implementation) dan variabel lingkungan (nonstatutory
variables affecting implementation).
Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn. Menurut Meter dan
Horn (dalam Subarsono, 2011: 99) ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja
implementasi, yakni standar dan sasaran kebijakan, sumberdaya, komunikasi
antarorganisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana dan kondisi
sosial, ekonomi dan politik.
Menurut pandangan Edward III (Budi Winarno, 2008: 175-177) proses
komunikasi kebijakan dipengaruhi tiga hal penting, yaitu:
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
19
a. Faktor pertama yang berpengaruh terhadap komunikasi kebijakan adalah
transmisi. Sebelum pejabat dapat mengimplementasikan suatu keputusan, ia
harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah untuk
pelaksanaannya telah dikeluarkan.
b. Faktor kedua adalah kejelasan, jika kebijakan-kebijakan diimplementasikan
sebagaimana yang diinginkan, maka petunjuk-petunjuk pelaksanaan tidak
hanya harus diterima oleh para pelaksana kebijakan, tetapi juga komunikasi
kebijakan tersebut harus jelas. Seringkali instruksi-intruksi yang diteruskan
kepada pelaksana kabur dan tidak menetapkan kapan dan bagaimana suatu
program dilaksanakan.
c. Faktor ketiga adalah konsistensi, jika implementasi kebijakan ingin
berlangsung efektif, maka perintah-perintah pelaksaan harus konsisten dan
jelas. Walaupun perintah-perintah yang disampaikan kepada pelaksana
kebijakan jelas, tetapi bila perintah tersebut bertentangan maka perintah
tersebut tidak akan memudahkan para pelaksana kebijakan menjalankan
tugasnya dengan baik.
2.4.Kinerja
2.4.1. Pengertian Kinerja
Suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan pegawai sebagai tenaga
kerjanya gunameningkatkan produk yang berkualitas. Mengingat pegawai
merupakan aset penting bagi perusahaan maupun organisasi, banyak hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan kinerjanya.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
20
Menurut Hamali (2018: 98) istilah kinerja juga dapat digunakan untuk
menunjukkan keluaran perusahaan, alat, fungsi-fungsi manajemen (produksi,
pemasaran, keungan), atau keluaran seorang karyawan.Konsep kinerja atau
prestasi kerja merupakan singkatan dari kinetika energy kerja yang padanya dalam
bahasa ingris adalah performance.Istilah performance sering di Indonesia sebagai
peforma, atau dikenal juga dengan istilah kinerja.Kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
profesi dalam waktu tertentu.
Menurut Fahmi (2016: 127), kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu
organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented
yang dihasilkan selama satu priode waktu. Secara lebih tegas kinerja merupakan
hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Penilaian pekerjaan adalah suatu metode untuk membandingkan berbagai
pekerjaan dengan menggunakan prosedur-prosedur formal dan sistematis untuk
menentukan urutan pekerjaan-pekerjaan melalui penentuan kedudukan dan rasion
antara satu pekerjaan dengan yang lainnya. Hasil dari penilaian ini disebut sebagai
kinerjayang dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan suatu system upah
yang adil.
Menurut Hamali (2018: 98), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasaan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Kinerja adalah tentang
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
21
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh
individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan dari
organisasi. Ada tiga komponen besar dari kinerja yaitu kinerja tugas (task
performance), kinerja keanggotaan (citizenship performance), dan kinerja kontra
produktif (counter productive performance).
2.4.2. Penilaian Kinerja Pengawas PAI
Pada dasarnya, penilaian kerja merupakan faktor kunci dalam
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhanorganisasi secara keseluruhan.
Menurut Umam (2018: 190), penilaian kinerja adalah cara mengukur
kontribusi individu (karyawan) pada organisasi tempat mereka bekerja. Penilaian
kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan
dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok.
Penilaian kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses
pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang telah
ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan
menilai prestasi kerja karyawan diwaktu yang lalu atau untuk memprediksi
prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
22
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson dalam Fahmi (2016: 136),
penilaian merupakan peroses mengevaluasi seberapa baik pegawai mengerjakan
pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standart, dan kemudian
mengkomunikasikan informasi tersebut. Penilaian yang dilakukan tersebut
nantinya akan menjadi bahan masukan yang berarti dalam menilai kinerja yang
dilakukan dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan, atau yang biasa disebut
perbaikan yang berkelanjutan.
Dalam rangka melakukan kebaikan yang berkesinambungan maka suatu
organisasi perlu melakukan penilaian kinerja, dimana penillaian kinerja tersebut
memiliki berbagai alasan. Menurut Fahmi (2016: 136), ada beberapa alasan dan
mempertimbangkan itu, yaitu:
1. Penilaian kinerja memberikan informasi bagi pertimbangan pemberian
promosi dan penetapan gaji.
2. Penilaian kinerja memberikan umpan balik bagi para manajer maupun
karyawan untuk melakukan intropeksi dan meninjau kembali prilaku selama
ini, baik positif maupun negatif untuk kemudian dirumuskan kembali sebagai
perilaku yang mendukung tumbuh berkembangnya budaya organisasi secara
keseluruhan.
3. Penilaian kinerja diperlukan untuk pertimbangan pelatihan dan pelatihan
kembali (retraining), serta pengembangan.
4. Penilaian kinerja dewasa ini bagi setiap organisasi kuhusunya organisasi
bisnis merupakan suatu keharusan, apalagi jika dilihat tingginya persaingan
antar perusahaan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
23
5. Hasil penilaian kinerja lebih jauh akan menjadi bahan masukan bagi
pemerintah dalam melihat bagaimana kondisi perusahaan tersebut. Termasuk
menjadi bahan masukan bagi lembaga memberi pinjaman dalam melihat
kualitas kinerja suatu perusahaan, misalnya pada saat pengajuan pinjaman
kredit maka pihak perusahaan bisa memperlihatkan kualitas hasil penilaian
kinerja, dimanabisa menjadi bahan masukan untuk mendukung
keputusanpemberian kredit, yaitu pihak pemberi pinjaman menjadi jauh lebih
yakin dan percaya.
Penilaian kinerja memang memakan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan hasil. Namun penilaian kinerja memiliki tujuan utama yang paling
penting adalah untuk menghasilkan informasi sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pencapaian tujuan organisasi. Tujuan penilaian kinerja dapat
digolongkan kedalam 2 bagian yaitu evaluasi dan pengembangan.
Kedua tujuan tersebut tidaklah terpisah, tetapi memang secara tidak
langsung berbeda dari segi orientasi waktu, metode, serta peran atasan dan
bawahan. Dengan mengkombinasikan aspek evaluasi dan aspek pengembangan
penilaian kinerja haruslah menyediakan dasar bagi keputusan personalia,
meningkatkan SDM melalui penempatan kerja yang lebih baik dan spesifikasi
kebutuhan akan pelatihan.
Menurut Syafrudi Alwi dalam Umam (2018: 191), secara teoritis, tujuan
penilaian kinerja dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evalution dan
development. Suatu yang bersifat evaluation harus menyelesaikan :
1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
24
2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
3. Hasil penilaian digunakan sebgaai dasar mengevaluasi sistem seleksi
Penilaian kinerja pengawas PAI adalah proses menentukankinerja
seseorang dengan menggunakan kriteria tertentu melaluipengumpulan informasi
mengenai pelaksanaan tugas-tugas dan/ataupekerjaan-pekerjaan yang telah
didefinisikan, baik proses maupun hasilkerja yang dicapainya sebagai pengawas
PAI. Arikunto (2009:6)menjelaskan penilaian adalah mengambil keputusan baik
dan burukterhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk dan penilaian
bersifatkualitatif.
Penentuan kinerja pengawas PAI dapat dilihat dari sejauhmana pengawas
tersebut berperan dalam melaksanakan tugas pokokdan fungsi dengan batas
tanggungjawab dan wewenangnya dalamberkontribusi pemberdayaan pada guru
PAI di sekolah serta tentunyasesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Aspek penting yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah indikator
kinerja,orientasi waktu metode penilaian kinerja, fokus penilaian kinerja,masalah-
masalah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaiankinerja.
1) Indikator Kinerja.
Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukurandalam
menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolok ukur dalammenilai kinerja.
Sudarmanto (2009:11-19) mengutip dari JohnMiner mengenai indikator kinerja
adalah ada 4 dimensi yangmenjadi tolok ukur dalam menilai kinerja: (a) kualitas,
yaitutingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan, (b) kuantitas, yaitujumlah
pekerjaan yang dihasilkan, (c) penggunaan waktu dalamkerja, ialah tingkat
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
25
ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerjaefektif/jam kerja hilang, dan (d)
kerjasama dengan orang laindalam bekerja.
Adapun indikator kinerja pengawas PAI dapat dilihat daripelaksanaan
beberapa program berikut:
a) Penyusunan program pengawasan PAI SMP
Penyusunan program pengawasan adalah rencana kegiatanpengawasan yang
akan dilaksanakan oleh pengawas sekolahdalam kurun waktu (satu periode)
tertentu. Dirjen PMPTK(2009:37) membagi menjadi tiga program
pengawasan,berkaitan di sini program pengawasan mata pelajaran PAIyang
terdiri dari: Program tahunan, Program semester danRencana kepengawasan
akademik (RKA).
b) Pelaksanaan program pengawasan PAI
Terdapat tiga kriteria yang akan dibahas penulis dalammenganalisis
pelaksanaan program pengawasan yaitu:i. Pembimbingan, pelatihan dan
pengembanganprofesionalitas guru PAI. ii. Pemantauan dan pembinaan
standar nasional PAI,iii. Penilaian kinerja guru PAI.
c) Pelaporan program pengawasan PAI
Pengertian pelaporan program pengawasan adalahpenyampaian informasi
yang dilakukan secara teratur tentangproses dan hasil suatu kegiatan pada
pihak yang berwenangdan bertanggungjawab terhadap kelancaran
kegiatanpengawasan. Dalam laporan tersebut berisi tentang
sistematikapelaksanaan program pembinaan, pemantauan dan penilaianserta
pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
26
BintiMaunah (2009:34) menjelaskan laporan pengawas sebagaibukti
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugaskepengawasannya. Dalam hal
ini pengawas membuat laporansecara berkala seperti laporan bulanan,
semesteran dan tahunandibuat secara obyektif dilengkapi dengan data
pendukung.
2) Orientasi Waktu Metode Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja berdasarkan waktu ada dua cara. Triton(2009:91-92)
membagi ada dua metode penilaian kinerjamenurut orientasi waktunya yaitu: (1)
metode penilaianberorientasi masa lalu, antara lain: (a) rating scale, (b)
checklist,(c) peristiwa kritis, (d) tes dan observasi prestasi kerja, (e)
evaluasikelompok, dan (2) Metode penilaian berorientasi masa depan,antara lain:
(a) penilaian diri (self appraisal), (b) penilaianpsikologis (psychological
appraisal), (c) pendekatan managementby objective (MBO).
3) Fokus Penilaian Kinerja
Penilaian semestinya berfokus menerjemahkan tanggungjawabpekerjaan
dalam aktivitas sehari-hari karyawan. Tanggungjawabpekerjaan ditentukan atas
dasar suatu analisis pekerjaan yangmenyeluruh. Penilaian ini juga memusatkan
perhatian pada kinerja pekerjaan, bukan individu. Pentingnya fokus
penilaiankinerja ini tidak hanya pada kinerja pekerjaan, akan tetapi
adapertimbangan 3 aspek relevansinya dalam kontek penilaiankinerja, yaitu: (1)
defisiensi, (2) kontaminasi, dan (3) distorsi(Ivancevich, 2008: 217).
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
27
4) Masalah-masalah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalampenilaian
kinerja.
Ada hal penting dalam penilaian kinerja. Darma (2010:372-374)
menjelaskan ada 9 hal yang perlu diperhatikan dalampermasalahan penilaian
kinerja, yaitu: (1) hallo effect, (2)kecenderungan menilai rata-rata, (3) kekakuan-
kemurahan hati, (4)peristiwa akhir-akhir ini, (5) akibat penilaian sebelumnya,
(6)pertemanan, (7) akibat perbandingan, (8) kesan pertama, dan (9)sama dengan
saya. Agar penilaian kinerja mendapatkan hasil tetap objektif,maka hindari
delapan hal berikut ini, yaitu: kekurangan standar,standar yang tidak relevan atau
subjektif, standar yang tidakrealistis, ukuran yang jelek terhadap karyawan,
kesalahan menilai,umpan balik yang jelek terhadap karyawan, komunikasi
yangnegatif, dan kegagalan untuk menerapkan data evaluasi (Sulthon,2010:26).
2.5.Pengawasan
Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen dalam pencapaian
tujuan, memegang peranan yang sangat penting karena dengan adanya
pengawasan kemungkinan terjadinya penyimpangan dapat dicegah, sehingga
usaha untuk mengadakan perbaikan atau koreksi dapat segera dilakukan. Menurut
Terry dikutip Winardi (2007:395) bahwa pengawasan sebagai mendeterminasi apa
yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Dale dalam Winardi (2007:224)dikatakan bahwa pengawasan
tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
28
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskanya
sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang diinginkanya. Sedangkan
Sondang P. Siagian (2014:213) mengemukakan pengawasan adalah proses
pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
semua pekerjaan yang sedang di lakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah di tentukan.
Agar fungsi pengawasan mencapai hasil yang diharapkan, maka pimpinan
organisasi atau unit organisasi yang melaksanakan fungsi pengawasan harus
mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan.Menurut Koontz dan
Cyril O’Donnel yang dikutip oleh Sukarna (2011:112). Menetapkan atas prinsip-
prinsip pengawasan sebagai berikut:
1. Prinsip Tercapainya Tujuan (Principle of assurance of objective)
Pengawasan harus ditunjukan kearah tercapainya tujuan, yaitu dengan
mengadakan perbaikan(koreksi) untuk menghindari penyimpangan-
penyimpangan atau devisiasi perencanaan.
2. Prinsip Efisiensi Pengawasan (Principle of effiency of control)
Pengawasan itu efisien bila dapat menghindari devisiasi-devisiasi dari
perencanaan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang diluar dugaan.
3. Prinsip Tanggung Jawab Pengawasan (Principle of control responbillity)
Pengawasan hanya dapat dilaksanakan apabila mananjer bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan rencana.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
29
4. Prinsip Pengawasan Masa Depan (Principle of future control)
Pengawasan yang efektif harus ditunjukan kearah pencegahan penyimpangan
perencanaan yang akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun masa yang
akan datang.
5. Prinsip Pengawasan Langsung (Principle of direct control)
Teknik control yang efektif adalah dengan mengusahakan adanya manajer
yang berkualitas baik. Pengawasan ini dilakukan oleh manajer atas dasar
bahwa manusia itu sering berbuat salah.
6. Prinsip Refleksi Perencanaan (Principle of reflection of plan)
Pengawasan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan
karakter dan susunan perencanaan
7. Prinsip Penyesuaian dengan Organisasi (Principle of
organizationalsuitabillity)
Pengawasan harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi manajer dan
bawahanya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana.Dengan demikian
pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang
manajer, sehingga mencerminkan susunan organisasi.
8. Asas Wewenang Individual (Principle of individuality of control)
Pengawasan harus sesuai dengan kebutuhan manajer Teknik control harus
ditunjukan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer.
Ruang lingkup organisasi yang dibutuhkan ini beda satu sama lain, tergantung
pada dan tingkat tugas manajer.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
30
9. Prinsip Standar (Principle of standar)
Kontrol yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat, yang akan
dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang tercapai.
10. Prinsip Pengawasan Terhadap Strategis (Principle of strategic control)
Pengawasan yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang
ditunjukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
11. Prinsip Kekecualian (The expection Primciple)
Efisien dalam kontrol membutuhkan adanya perhatian yang dihadapkan
terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi kedalam keadaan
tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama.
12. Prinsip Pengawasan Fleksible (Principle of flexibility of control)
Pengawasan harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Prinsip Peninjauan Kembali (Principle of review)
Sistem kontrol harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna
untuk mencapai tujuan.
14. Prinsip Tindakan (Principle of action)
Pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk mengkoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing dan Directing.
Menurut Harahap (2012:313-315) yang mengemukakan apabila sistem
pengawasan kerja itu dapat berjalan dengan baikberdasarkan standar pengawasan
dan metode yang sesuai maka diperoleh berbagai manfaat atau keuntungan bagi
perusahaan antara lain:
1. Tujuan yang dicapai akan lebih cepat, mudah dan murah.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
31
2. Menimbulkan keterbukaan, kejujuran, dan keterusterangan.
3. Menimbulkan saling percaya dan menghilangkan rasa curiga.
4. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab.
5. Memberikan iklim persaingan yang sehat, sehingga karyawan berprestasi.
2.6. Pengawasan Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama
Secara etimologi, adalm kamus besar Bahasa Indonesia (2012: 79)
pengawasan berasal dari kata “awas” yang artinya dapat melihat baik-baik, tajam
penglihatan, tidak meleng (memperhatikan baik-baik) waspada. Kemudian
derivikasi awas adalah pengawas, artinya orang yang mengawasi.Lalu derivasi
lainya adalah pengawasan, maknanya penilaian atau penjagaan.
Pengawas PAI pada sekolah melakukan pengawasan pada
sekolah.Menurut PMA No. 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan
diSekolah pada bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 9 menjelaskan
bahwapengawas PAI adalah guru agama yang berstatus pegawai negeri sipilyang
ditugaskan oleh pejabat yang berwenang untuk melakukanpengawasan
penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah. Sebagaimanadalam PMA No. 2
Tahun 2012 pasal 1 ayat (4) disebutkan bahwaPengawas Pendidikan Agama Islam
yang selanjutnya disebut PengawasPAI pada sekolah adalah Guru Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat dalamjabatan fungsional pengawas pendidikan agama Islam
yang tugas,tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan
pengawasanpenyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah.
PMA No. 2 Tahun 2012 pasal 3 ayat (2) disebutkan pengawas PAIpada
Sekolah mempunyai tugas melaksanakan pengawasan PendidikanAgama Islam
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
32
pada Sekolah. Disebutkan pula pasal 4 ayat (2) PengawasPAI pada Sekolah
mempunyai fungsi melakukan, (a) penyusunanprogram pengawasan PAI, (b)
pembinaan, pembimbingan, danpengembangan profesi guru PAI, (c) pemantauan
penerapan standarnasional PAI, (d) penilaian hasil pelaksanaan program
pengawasan, dan(e) pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 2001Tahun 2012
tentang Pedoman pengawas PAI pada sekolah Bab IVmenyatakan bahwa:
Lingkup kerja pengawas Pendidikan Agama Islampada sekolah diatur sebagai
berikut:
1) Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas Pendidikan Agama Islamterhadap 24
(dua puluh empat) jam tatap muka menggunakanpendekatan minimal 60 orang
guru PAI TK/SD/ SDLB, 40 orangguru PAI SMP/SMA/SMK yang dibina
pada beberapa sekolah.
2) Rincian kerja pengawas Pendidikan Agama Islam sesuai
fungsinyasebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun
2012pasal 4 adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Program Pengawasan Mata Pelajaran Pendidikan AgamaIslam
1) Setiap pengawas Pendidikan Agama Islam baik secarakelompok
maupun perorangan wajib menyusun rencanaprogram pengawasan.
Program pengawasan terdiri atas (1)Program Pengawasan Tahunan, (2)
Program PengawasanSemester, dan (3) Rencana Kepengawasan
Akademik (RKA).
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
33
2) Program Pengawasan tahunan Pengawas Pendidikan AgamaIslam
disusun oleh Kelompok Kerja Pengawas(POKJAWAS) Pendidikan
Agama Islam di Kabupaten/Kotamelalui diskusi terprogram. Kegiatan
penyusunan programtahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1
(satu) minggu.
3) Program pengawasan semester adalah perencanaan teknisoperasional
kegiatan yang dilakukan oleh setiap PengawasPendidikan Agama
Islam pada setiap sekolah dimana gurubinaannya berada. Program
tersebut disusun sebagaipenjabaran atas Program Pengawasan Tahunan
di tingkatKabupaten/Kota. Kegiatan penyusunan program
semesteroleh setiap pengawas Pendidikan Agama Islam
inidiperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.
4) Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) merupakanpenjabaran dari
program semester yang lebih rinci dansistematis sesuai dengan
aspek/masalah prioritas yang harussegera dilakukan, setelah kegiatan
supervisi. PenyusunanRKA ini diperkirakan berlangsung 1 (satu)
minggu.5) Program Tahunan, Program Semester, dan
RencanaKepengawasan Akademik (RKA) sekurang-
kurangnyamemuat aspek/masalah, tujuan, indikator
keberhasilan,strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario
kegiatan,sumber daya yang diperlukan, penilaian dan
instrumentkepengawasan.
b. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
34
1) Kegiatan supervisi akademik meliputi pembinaan danpemantauan
pelaksanaan standar isi, standar proses, standarpenilaian dan
standar kompetensi lulusan merupakankegiatan dimana terjadi
interaksi langsung antara pengawasPendidikan Agama Islam
dengan guru Pendidikan AgamaIslam binaanya.
2) Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja gurupendidikan
agama Islam dalam merencanakan, melaksanakandan menilai
proses pembelajaran.
3) Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan/KKG/MGMP,sesuai
dengan uraian kegiatan dan jadwal yang tercantumdalam RKA
yang telah disusun.
c. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Kepengawasan
1) Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporanbulanan,
laporan semester dan laporan tahunan. Laporan inilebih ditekankan
kepada pencapaian tujuan dari setiap butirkegiatan pengawasan
yang telah dilaksanakan pada setiapguru Pendidikan Agama Islam
binaan.
2) Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya
untukmengkomunikasikan hasil kegiatan atau
keterlaksanaanprogram yang telah direncanakan.
3) Menyusun laporan pelaksanaan program kepengawasandilakukan
oleh setiap pengawas pendidikan agama Islamdengan setelah
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
35
melaksanakan pembinaan, pemantauan ataupenilaian. Paling
lambat 1 (satu) minggu bulan berikutnya.
d. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guruPAI.
1) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guruPAI
dilaksanakan secara berkelompok di MGMP/KKGpaling sedikit 3
(tiga) kali dalam satu semester ataudisesuiakan dengan kondisi
daerah.
2) Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupunjumlah jam
yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuaidengan tema atau jenis
keterampilan dan kompetensi yangakan ditingkatkan. Dalam
pelatihan ini diperkenalkan kepadaguru Pendidikan Agama Islam
cara-cara baru yang lebihsesuai dalam melaksanakan proses
pembelajaran/pembimbingan.
3) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitasguru PAI ini
dapat dilakukan melalui workshop, seminar,observasi, individual,
KKG/MGMPdan group conference,serta kunjungan kepada guru
PAI melalui supervisi akademik.
Lingkup tugas kepengawasan Pengawas Pendidikan Agama Islampada
Sekolah hanya terkait dengan tugas kepengawasan akademik.Kepengawasan
akademik tersebut mencakup dalam kegiatan; (1)menyusun program pengawasan;
(2) melaksanakan programpengawasan; (3) evaluasi dan tindak lanjut hasil
pelaksanaan programpengawasan; (4) membimbing dan melatih profesional guru
PAI.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
36
Penyusunan program pengawasan difokuskan pada
peningkatanpemenuhan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam (SN-
PAI).Pelaksanaan program pengawasan meliputi : (1) melaksanakanpembinaan
guru PAI; (2) memantau Standar Nasional Pendidikan, a)Standar Isi, b) Standar
Proses, c) Standar Penilaian, dan d) StandarKompetensi Lulusan; dan (3)
melaksanakan penilaian kinerja guru PAI.
Evaluasi hasil program pengawasan pada guru PAI binaan pada
tingkatKabupaten/kota.Kepengawasan akademik atau supervisi akademik
adalahfungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan
tugaspembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan profesional guru
PAIdalam; (1) merencanakan pembelajaran PAI; (2) melaksanakanpembelajaaran
PAI; (3) menilai hasil pembelajaran PAI; (4) membimbingdan melatih peserta
didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yangmelekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerjaguru PAI (PP 74 Tahun 2008). Hal
tersebut dapat dilaksanakanmelalui kegiatan tatap muka maupun non tatap muka.
Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah sebagaimanadimaksud
PMA No. 2 Tahun 2012 dalam pasal 2 ayat (2) berwenang:
1. Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan,pelaksanaan,
dan evaluasi pendidikan dan/atau pembelajaran pendidikanagama Islam
kepada kepala sekolah dan instansi yang membidangipendidikan agama Islam
di Kabupaten/kota;
2. Memantau dan menilaikinerja guru PAI serta merumuskan saran tindak lanjut
yangdiperlukan;
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
37
3. Melakukan pembinaan terhadap guru PAI;
4. Memberikanpertimbangan dalam penilaian pada pelaksanaan tugas guru
PAIkepada pejabat yang berwenang; dan
5. Memberikan pertimbangan dalampenilaian pelaksanaan tugas dan penempatan
guru PAI dan kepalasekolah dan pada pejabat yang berwenang;
6. Menandatangani/mengesahkan perangkat pembelajaran guru PAI.
Adapun uraian tugas Pengawas Pendidikan Agama Islam adalahsebagai
berikut:
1. Pembinaan,
a. Tujuannya : 1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru PAI,terutama
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme(Tupoksi Guru,
Kompetensi Guru, Pemahaman KTSP), 2)Meningkatkan kemampuan guru
PAI dalam mengimplementasikanstandar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan dan standarpenilaian (pola pembelajaran KTSP,
pengembangan silabus danpengembangan RPP, pengembangan penilaian,
pengembanganbahan ajar, dan penulisan butir soal). 3) Meningkatkan
kemampuanguru PAI dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
4)Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam melaksanakanpembelajaran
yang dititik beratkan pada aspek afektif danpsikomotor sebagai
implementasi dari pendidikan karakter.
b. Ruang Lingkupnya, 1) Melakukanpendampingandalammeningkatkan
kemampuan guru PAI, menyusun adminstrasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
38
rencanapembelajaran/program pembimbingan. 2) Melakukan
pendampingandalam meningkatkan kemampuan guru PAI dalam
prosespelaksanaan pembelajaran/bimbingan. 3) Melakukan
pendampinganmembimbing guru PAI dalam meningkatkan
kemampuanmelaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik. 4)
Melakukanpendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
PAImenggunakan media dan sumber belajar. 5) Memberikan
masukankepada guru PAI dalam memanfaatkan lingkungan dan
sumberbelajar. 6) Memberikan rekomendasi kepada guru PAI
mengenaitugas pada pelaksanaan bimbingan bagi peserta didik. 7)
Memberibimbingan kepada guru PAI dalam menggunakan
teknologiinformasi dan komunikasi untuk pembelajaran. 8)
Memberibimbingan kepada guru PAI dalam memanfaatkan hasil
penilaianuntuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran
ataupembimbingan. 9) Memberi bimbingan kepada guru PAI
untukmelaksanakan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.
2. Pemantauan
Pemantauan pengawas merupakan tugas yang harus dilakukan olehseorang
pengawas. Pemantauan tersebut meliputi pelaksanaan StandarIsi, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan StandarPenilaian.
3. Penilaian (Kinerja Guru PAI)
Penilaian dilakukan untuk mengevaluasi program dan kinerja guru PAIyang
telah dilakukan dalam:
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
39
a. Merencanakan pembelajaran;
b. Melaksanakan pembelajaran;
c. Menilai hasil pembelajaran;
d. Membimbing dan melatih peserta didik, dan
e. Melaksanakan tugastambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuaidengan beban kerja guru PAI.
2.7. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai
skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat yang melatar
belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba
menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan
menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
Ketika kebijakan telah dibuat, kebijakan tersebut harus diimplementasikan dan
hasilnya sedapat mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembuat
kebijakan.
Suatu kebijakan memiliki tujuan yang jelas sebagai wujud orientasi nilai
kebijakan.Kebijakan diformulasi ke dalam program aksi dan proyek tertentu yang
dirancang dan dibiayai. Program dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Implementasi kebijakan atau programsecara garis besardipengaruhi oleh isi
kebijakan dan konteks implementasi. Keseluruhan implementasi kebijakan dengan
cara mengukur luaran program berdasarkan tujuan kebijakan. Luaran program
dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik individu dan
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
40
kelompok maupun masyarakat. Luaran implementasi kebijakan adalah perubahan
dan diterimanya perubahan oleh kelompok sasaran.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat di rumuskan dalam bagan
kerangka pemikiran pada gambar berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis, 2019.
2.8. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Naufal Lubab (2013) dengan judul “Kinerja Pengawas
PAI SMA di KotaSemarang”yang berkesimpulan bahwa kinerja pengawas PAI
kurangmaksimal dikarenakan beban kerja pengawas yang overload karena
merangkap jabatan sebagai pengawas guru dan pengawas madrasah, sertasistem
kerjasama yang bersifat individual.
Hasil penelitian Suhri Nasution (2010) dalam penelitiannya yang berjudul
ProfesionalismePengawas PAI di Bidang Supervisi Akademik, disimpulkan
bahwakeprofesionalan pengawas PAI di lingkungan Kemenag Provinsi
Bantencukup baik, yaitu angka 66,7%. Informasi yang diperoleh dari
ketuaPokjawas Kanwil Kemenag Provinsi Banten, baru 80% pengawas yangtelah
mengikuti diklat. Intensitas kunjungan pengawas ke sebuahsekolah/madrasah
PMA RI No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan PengawasPAI
Implementasi dengan teori Edward III 1. Komunikasi 2. Sumber daya 3. Struktur birokrasi 4. Disposisi
Melihat pengawas PAI SMP Kota Subulussalam melaksanakan pengawasan guru PAI sesuai dengan yang diatur pada PMA No 02 Tahun 2012
Kinerja Pengawas PAI SMP Kota Subulussalam
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
41
jarang, lokasi yang luas, dan sulitnya alat transportasimenjadi permasalahan
tersendiri dalam pelaksanaan pengawasanpendidikan di lapangan. Di wilayah
Provinsi Banten masih ada pengawasyang mempunyai wilayah binaan 130
sekolah/madrasah, padahal idealnyamenurut Permenpan No. 21 Tahun 2010,
beban kerja pengawas hanya37,5 jam perminggu. Pengawas sekolah mengawasi
sekolah 10-15 sekolahdan 40 orang guru.
Hasil penelitian Dwi Purnama Wati (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pelaksanaan Fungsi Pengawas Pendidikan Agama Islam TerhadapGuru
Pendidikan Agama Islam di Kota Bandar Lampung”, disimpulkanbahwa
pelaksanaan fungsi pengawas pendidikan agama Islam terhadapguru pendidikan
agama Islam di Bandar Lampung adalah hanya terkaitdengan pengawasan
akademik dan administrasi perangkat pembelajaran.Kepengawasan akademik
tersebut mencakup dalam kegiatan; (1)menyusun program pengawasan, (2)
melaksanakan program pengawasan,(3) evaluasi dan tindak lanjut hasil
pelaksanaan program pengawasan, (4)membimbing dan melatih profesional guru
Pendidikan Agama Islam.Faktor penghambat Pengawas Pendidikan Agama Islam
yang dihadapiadalah faktor dana, faktor obyek pembinaan, faktor jumlah
pengawas, danfaktor sarana dan prasarana. Saran yang dapat diberikan
sebaiknyaKementerian Agama Kota Bandar Lampung dapat menambah
jumlahpengawas yang disesuaikan dengan jumlah sekolah dan guru agama
yangada di Kota Bandar Lampung sehingga pengawasan lebih maksimal.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada Januari-Februari
2019.Adapun Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota
Subulussalam yang berlamat Jl. Raja Tua Komplek Perkantoran DPRK
Subulussalam No.5, Kota Subulussalam, Aceh 24782.
3.2. Bentuk Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif kualitatif yaitu mendiskripsikan Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia No 02 Tahun 2012 Tentang Pengawasan Madrasah dan Pengawasan
Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dalam Kinerja Pengawasan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Pada SMP Kota Subulussalam. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yaitu penelitian tentang data yang di kumpulkan dan
menyatakan dalam bentuk kata-kata dan disusun dalam kalimat, misalnya kalimat
hasil wawancara antara peneliti dan Informan.
Penelitian kualitatif menggali dari apa yang sebenarnya terjadi secara
mendalam. Menurut Sukmadinata (2006: 94), penelitian kualitatif bertolak dari
filsafat kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,
interaktif, dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang dinterprestasikan oleh
individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-
42 UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
43
fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang
yang diajak berwawancara, di observasi, di minta memberikan data, pendapat,
pemikiran, persepsinya.
3.4. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitiannya. Menurut Suyatno (2010:172) bahwa Informan penelitian
meliputi beberapa macam, yaitu: 1) informan kunci merupakan mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian, 2) informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti, 3) informan tambahan merupakan mereka yang dapat
memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial
yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci yaitu: Kepala
Kantor Kementrian Agama Kota Subulussalam, Staf Pelaksana Bidang PAI,
Pengawas PAI, dan Guru PAI SMP Kota Subulussalam.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.
a. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
44
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.
b. Wawancara mendalam
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehinhgga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang.Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu.Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:346), mengemukakan
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam
analisis data meliputi : data reduction (reduksi data), data display (penyajian
data), dan conclusion drawing (verification dan penarikan kesimpulan). Menurut
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
45
Sugiyono (2013: 337-345) langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini jelas
sebagai berikut:
1. Data reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema, polanya dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (penyajian data)
Penyajian data biasanya dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya.Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, dan mencarinya bila perlu.
3. Conclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
46
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.6. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
Menurut Singarimbun dan Efendi (2008:43), definisi konseptualadalah
pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan penelitiuntuk
mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan pengertiantersebut
maka definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan suatu informasi,
ide,pengertian dari seseorang kepada orang lain melalui cara lisan, tertulis aupun
cara non verbal dengan tujuan orang lain tersebut menginterprestasikannyasesuai
dengan maksud yang dikehendaki misalnya penyampaian pesan kepersonil yang
tepat, kejelasan pesan, konsistensi pesan, kemampuan pemberidan penerima pesan
untuk memahami maksud pesan, cara penyampaian pesanmedia/sarana
penyampaian pesan.
2. Sumber Daya
Adalah penyediaan suatu hal pada suatu organisasi atau individu yang
dapatberupa staf/tenaga kerja, informasi, kewenangan, fasilitas atau infrastruktur.
3. Disposisi
Dapat diartikan sebagai pernyataan evaluatif seseorang terhadap suatu
keadaanyang terdiri dari komponen kognitif, afektif, tindakan, serta terpengaruh
olehpandangan kelompok.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
47
4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah struktur organisasi yang menentukan
bagaimanapekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasikan secara formal
yangmeliputi dimensi pembagian pekerjaan, garis komando, cakupan
kendali,formalisasi aturan dan Standart Operating Procedur.
Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel yang
akanmenjelaskan dalam penelitian ini, perlu di rumuskan pengertian dan istilah
yangakan digunakan untuk memperoleh batasan yang jelas dan memudahkan
dalammenentukan indikator. Masing-masing indikator Implementasi Peraturan
Menteri Agama Republik Indonesia No 02 Tahun 2012 Tentang Pengawas
Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dalam Kinerja
Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Menegah Pertama (SMP) Kota
Subulussalam adalah:
1. Komunikasi, mencakup:
a. Transmisi (penyampaian pesan).
b. Kejelasan perintah tentang penyelenggaraan program.
c. Konsistensi perintah yang diberikan tentang penyelenggaraan program
yang dilakukan
2. Sumber daya, mencakup:
a. Kompetensi Implementor
b. Sumber daya finansial
3. Disposisi, mencakup:
a. Komitmen
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
48
b. Kejujuran
c. Sifat demokratis
4. Struktur birokrasi, mencakup:
a. Pembagian tugas
b. Koordinasi
c. Kepatuhan terhadap SOP.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
125
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Bumi Aksara. Darma, Agus. 2010. Manajemen Supervisi (Petunjuk Praktis bagi
paraSupervisor,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2014. Pedoman Pembinaan Pengawas
Madrasah dan Pengawai Pendidikan Agam Islam pada Sekolah. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.
Dunn, William N.2008.Pengantar Analisis Kebijakan
Publik.GadjahMadaUniversityPress. Fahmi, Irham. 2016. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Gujarati. Hamali, Arif Yusuf. 2018. Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
CAPS. Harahap, Marzuki. 2012. Pengawasan Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Ivancevich, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara. Maunah, Binti. 2009. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas
Guru. Bandung: Alfabeta. O’Brien, James A. 2003. Introduction to Information System : Essentials for the
E-business Enterprise.New Yorl: McGraw Hill Inc. Pasolong, Harbani. 2008. Teori Administrasi Negara. Bandung: Alfabeta. Rivai. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Rohmat, Sumitro. 2012. Ketentuan Pokok Pengawasan. Jakarta: Rineka Cipta. Siagian, Sondang P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Akasra. Subarsono, A.G. 2011.Analisis Kebijakan Publik (Konsep, teori, dan Aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
126
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukarna. 2011. Teknik Pengawasan Pegawai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Sulthon. 2010. Penilaian Kinerja. Jakarta: Refika Aditama. Suyatno, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Masmedia. Syafiie, Inu Kencana. 2006. Pengantar Ilmu Pemerintahan.Bandung: Refika
Aditama. Triton P.B. 2009. Mengelola Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
PenerbitOriza. Umam,Khaerul. 2018. Teori Penilaian Kinerja. Yogyakarta: Andi Offset. Wahab, Solichin Abdul,2008.Analisis Kebijaksanaan: dari
FormulasikeImplementasi KebijaksanaanNegara. Jakarta: BumiAksara.
Wibawa. 2008. Model-modek Kebijakan Implementasi. Jakarta: Samudra. Winardi. 2007. Evaluasi Kinerja Pegawai. Jakarta: Bumi Aksara. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus).
Yogyakarta: Buku Seru. Zubairi, Hasan. 2011.Optimalisasi Pengawasan Syariah. Semarang: Pustaka
Rizki Putra. Jurnal: Lubab, Naufal. 2013. Kinerja Pengawas PAI SMA di kota Semarang tahun
2012(Tesis), Semarang: IAIN Walisongo. Nasution, Suhri. 2010. Profesionalisme Pengawas PAI di Bidang Supervisi
Akademikdi Lingkungan Kemenag Provinsi Banten. (Tesis).Serang: Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Wati, Dwi Purnama. 2014. Pelaksanaan Fungsi Pengawas Pendidikan Agama
Islam Terhadap Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Bandar Lampung. (Tesis). Lampung: Universitas Lampung.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
127
Peraturan-peraturan: Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 2001 Tahun 2012 tentang
Pedoman pengawas PAI pada sekolah.
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)
Dokumentasi Penelitian
Foto Saat Wawancara dengan Rislizar Nas, S.Ag Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Subulussalam dan Azharuddin Bin Paeteh Sebagai Pengawas PAI
(Dokumentasi Tanggal 17 Januari 2019)
UNIVERSITAS MEDAN AREA----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)9/3/20
Access From (repository.uma.ac.id)