implementasi peraturan daerah kabupaten...

93
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NO 10 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA TERHADAP PETI DI SUNGAI BATANGHARI DESA BETUNG BEDARAH TIMUR PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Oleh : MAZRAATUN NIM: SIP.162376 PEMBIMBING: Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI Mustiah RH, S.Ag.,M.Sy PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NO 10

TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN

USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA

TERHADAP PETI DI SUNGAI BATANGHARI

DESA BETUNG BEDARAH TIMUR

PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Oleh :

MAZRAATUN

NIM: SIP.162376

PEMBIMBING:

Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI

Mustiah RH, S.Ag.,M.Sy

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

MOTTO

الْمُحْسِنِيهَ مِهَ قَرِيب رَحْمَةاَلله إنِ وَطَمَعاً َ خَىْفاً وَادْعُىهُ إصِْلاحِهَا بَعْد الأرْضِ فِي تفُْسِدُوا وَلا

Artinya: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah

(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut

(Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan), Sesungguhnya

rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Qs al-

A’raf [7]: 56)

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

ABSTRAK

Judul Skripsi: Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10

Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara Terhadap PETI di Sungai Batanghari Desa Betung

Bedarah Timur Provinsi Jambi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan usaha pertambangan

emas tanpa izin, kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Tebo dan

upaya pemerintah daerah dalam menerapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo

Nomor 10 Tahun 2009 tentang penyelengaraan pengelolaan usaha pertambangan

mineral dan batu bara. Jenis penelitian yang digunakan yuridis empiris adalah

jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula dengan penelitian

lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi

dalam kenyataannya di masyarakat. Metode pendekatan yuridis sosiologis adalah

mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang riil

dan fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder,

instrument pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan dalam

mengimplementasikan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu

Bara. Belum berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hal

tersebut dapat dilihat tidak adanya ketegasan dari pemerintah yang turun langsung

kelapangan untuk melakukan kegiatan penyuluhan, pembinaan, pengawasan dan

penertiban pertambangan emas tanpa izin di desa Betung Bedarah Timur.

Kata Kunci : Implementasi, Peraturan Daerah, PETI.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim…

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang Maha Agung,

Maha Tinggi, Maha Adil, dan Maha Penyayang. Taburan cinta dan

kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, menjadikan aku

manusia yang senantiasa berpikir, membekaliku dengan ilmu, beriman

dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Kupersembahkan skirpsi

ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Ibundaku Nur pala dan Ayahandaku Taufiq. Sebagai tanda bakti,

hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan

karya kecil ini kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang tiada

pernah hentinya selama ini memberiku semangat, Do’a, dorongan,

nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tidak dapat

tergantikan, hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada

didepanku. Ibu, Ayah terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku

untuk membalas semua pengorbananmu.

Kakak ku tercinta Husniati., S.Sy tiada yang paling mengharukan

saat kita kumpul bersama. Terimakasih atas do’a dan kebaikan kakak

selama ini, terimakasih karena sudah menjadi kakakku yang paling

terbaik, walaupun kita berjauhan aku selalu mendo’akan yang terbaik

untuk kakak disana, semangat kerjanya. Semoga nanti kita bisa

membahagiakan kedua orangtua kita dengan hasil kerja keras kita.

Terimakasih ku persembahkan untuk Alm. Nenek dan Alm Kakek

ku. Terimakasih dari lahir hingga aku dewasa sudah menjaga,

merawatku, memberikan semua yang terbaik untuk cucunya. Mohon

maaf karena selama nenek dan kakek masih hidup aku belum bisa

membalas semua kebaikan nenek dan kakek. Terimakasih

kupersembahkan untuk teman-teman seperjuangan angkatan 2016

Semoga nanti kita semua bisa menjadi orang yang sukses. Aamiin…

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniannya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Shalawat beriring salam tak lupa

penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari

zaman jahiliyah ke zaman yang penuh akan nikmat iman dan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini penulis susun sebagai sebagai salah satu tugas akhir studi dan

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selelainya skripsi ini tidak lepas

dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, terutama dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta

saran untuk kesempurnaan penulisan kripsi ini.

Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saat ini kecuali

Do’a kepada Allah SWT, semoga jasa baiknya dan pengorbanan mereka

mendapat balasannya dari Allah SWT. Pada kesempatan ini, penulis juga

menyampaikan ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag., MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., MA.M.IR.,Ph.D Wakil Dekan I Fakultas Syariah

Bidang Akademik dan Kelembagaan.

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut
Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kondisi Geografis Desa Betung Bedarah Timur…………………36

Tabel 2 : Orbitrasi Jarak dari Pusat Pemerintahan Desa Betung Bedarah

Timur .............................................................................................. 36

Tabel 3 : Luas Lahan Desa Betung Bedarah Timur…………………………40

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Desa Betung Bedarah Timur Tahun 2019 ........ 41

Tabel 5 : Sarana Pendidikan di Desa Betung Bedarah Timur ....................... 41

Tabel 6 : Sarana Ibadah Desa Betung Bedarah Timur .................................. 42

Tabel 7 : Sarana Olaraga Desa Betung Bedarah Timur ................................ 42

Tabel 8 : Usaha Tambang Emas Tanpa Izin ................................................. 42

Tabel 9 : Daftar Nama Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Betung

Bedarah Timur Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo .................. 43

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

DAFTAR SINGKATAN

PETI : Pertambangan Emas Tanpa Izin

PERDA : Peraturan Daerah

UU : Undang-Undang

ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral

SDM : Sumber Daya Manusia

PEMDES : Pemerintahan Desa

SEKDES : Sekretaris Desa

KADUS : Kepala Dusun

IUP : Izin Usaha Pertambangan

IPR : Izin Pertambangan Rakyat

IUPK : Izin Usaha Pertambangan Khusus

AKABNO : Angka Kematian Anak Bayi Belita Nol

BABSNO : Buang Air Besar Sembarangan Nol

BASSNO : Buang Sampah Sembarangan Nol

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Pemerintahan Desa Betung Bedarah Timur ................. 44

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik

sumber daya alam yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat

diperbaharui. Potensi yang sangat berpengaruh di Indonesia yaitu sumber

daya alam yang tidak dapat di perbaharui yang berupa bahan galian

(tambang). Sumber daya alam, yang berupa minyak dan gas, emas, tembaga,

perak, batu bara dan lainnya itu di kuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.1 Sebagaimana yang tertuang di

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal

33 Ayat (3) menyatakan bahwa: “bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Dalam hal ini, penguasaan oleh negara diselenggarakan oleh

pemerintah. Untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau

pengusahaan bahan galian, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan

pengaturan pengelolaan bidang pertambangan dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batu Bara (Minerba) sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Penambangan.

1 Salim HS. Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. (Bandung : Pustaka

Reka Cipta, 2013 ), hlm 1.

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

17

kegiatan usaha pertambangan telah menimbulkan dampak negatif,

maka dalam kegiatan pertambangan perlu adanya pengaturan yang dapat

mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan. salah satu

instrumen hukum yang dipergunakan oleh pemerintah adalah perizinan.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa negara mempunyai hak menguasai

atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan

hal tersebut setiap orang yang melakukan kegiatan pertambangan wajib

meminta izin terlebih dahulu dari negara atau pemerintah.2 Pengertian dari

izin tersebut adalah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat

mengendalikan yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh masyarakat.3

Sejak tahun 2000 penambangan emas di Provinsi Jambi marak

dilakukan oleh masyarakat. Terdapat beberapa titik wilayah-wilayah yang

mengandung bahan galian emas, terutama di Kabupaten Tebo khusunya di

Desa Betung Bedarah Timur. Keberadaan tambang emas di sungai

Batanghari di Desa Betung Bedarah Timur ini tidak memiliki izin dari

pemerintah.

Penambang yang tidak mempunyai izin sudah diatur di dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Berdasarkan Pasal 74 Ayat (2) Tidak mempunyai IUP melakukan kegiatan

2 Gatot Supramomo, Hukum Pertambangan Mineral dan Batu Bara di Indonesia (Jakarta:

Rineka Cipta, 2012), hlm 248.

3Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik ,(Jakart:Sinar Grafika

2011), hlm 241.

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

18

pertambangan, diancam dengan hukuman penjara dan denda sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.4

Kegiatan pertambangan emas yang tidak mempunyai izin juga diatur

di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan

Mineral dan Batu Bara. Pasal 158 berbunyi: “Setiap orang yang melakukan

usah penambangan tanpa IUP, IPR atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 Pasal 40 Ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 Ayat (1) Pasal 74 Ayat (1) atau

Ayat (5) dipidana dengan penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda

paling banyak Rp. 10.000.000.000.00 (sepuluh miliar rupiah).5

Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa implementasi kebijakan

pemerintah daerah Kabupaten Tebo dalam menangani pertambangan illegal

belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan masih terjadi penambangan

illegal yang dilakukan masyarakat di desa Betung Bedarah Timur ini.

Penambangan illegal ini menyebabkan kerusakan daerah aliran sungai (DAS)

dan pencemaran air Sungai Batanghari di Desa Betung Bedarah Timur

semakin parah, air sungai berubah menjadi keruh. Pada tahun 2004, terjadi

aktivitas penambangan yang mulai dilakukan lebih terbuka dan menggunakan

mesin-mesin, sebelumnya masyarakat juga sudah menambang emas hanya

saja dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dengan mendulang. Cara inilah

yang kemudian diperbaharui secara teknis menggunakan mesin dompeng

4 Perda Kabupaten Tebo No 10Tahun 2009, Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Bab 24 Pasal 74 Ayat 2. 5 Undang-Undang No 4 Tahun 2009, Tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Bab

23, Pasal 158: Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

19

yang menyedot pasir mengandung emas kemudian disaring dan dipisahkan

emasnya menggunakan air raksa.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung

Bedarah Timur sebagai berikut :

“Sesuai fakta yang ada, pertambangan illegal telah berdampak buruk

pada lingkungan sekitar, para penambang juga belum memiliki izin

untuk melakukan kegiatan tersebut. Sampai sekarang pertambangan

emas di aliran Sungai Batanghari di Desa Betung Bedarah Timur

belum semuanya bisa ditertibkan sehingga diperlukan penertiban yang

lebih intensif agar pertambangan emas illegal ini tidak menjamur di

Kabupaten Tebo khususnya di Desa Betung Bedarah Timur. Oleh

karena itu pemerintah Kabupaten Tebo diharapkan lebih tegas lagi

dalam menyelesaikan masalah pertambangan emas tanpa izin (PETI)

yang menjadi tanggungjawab besar pemerintah karena menyebabkan

banyaknya terjadi kerusakan lingkungan dan mengancam

kelangsungan hidup manusia dan ekosistem lainnya6.

Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan pada lingkungan akibat

pertambangan illegal adalah kerusakan yang sangat berbahaya, bahkan akan

mencemari lingkungan dengan jangka panjang, ini akan menjadi masalah

yang sangat memprihatinkan, jika tidak diambil tindakan yang cepat maka

dampak dari pertambangan illegal ini tidak akan berkurang dan akan terus

bertambah. Maka dari itu dibutuhkan peran pemerintah untuk menjalankan

fungsinya yaitu pengaturan, mengatur kegiatan yang ada ditengah masyarakat

yang dapat merugikan dan merusak lingkungan hidup dengan menerapkan

6 Wawancara dengan Bapak Semanaji Selaku Ketua Rt 13 Desa Betung Bedarah Timur

26 Agustus 2019

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

20

aturan tegas yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup yang

salah satunya diakibatkan oleh pertambangan emas tanpa izin (PETI).7

Kurang efektifnya implementasi kebijakan menurut Kasim

dikarenakan tidak memahami benar-benar apa yang perlu dikerjakan, tidak

ada penerimaan dan motivasi pihak-pihak terkait terhadap apa yang harus

dikerjakan sebagai konsekuensi keputusan, serta tidak memberi cukup

sumberdaya bagi apa yang diperlukan. Apabila implementasi kebijakan

penanggulangan PETI dibiarkan berlarut-larut maka akan membahayakan

kelestarian lingkungan, khususnya daerah sekitar lokasi pertambangan.

Terkait dengan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul : “Impelementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo

No 10 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batu Bara Terhadap PETI di Sungai Batanghari

Desa Betung Bedarah Timur Provinsi Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data.8 Berdasarkan latar belakang diatas,

maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengelolaan usaha pertambangan emas tanpa izin di Sungai

Batanghari desa Betung Bedarah Timur?

7 Wawancara dengan Bapak Jamhuri Selaku Kepala Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 26 Agustus 2019 8 Prof. Dr. Sugiyono Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta

2013), hlm 35.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

21

2. Apa kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah Kabupaten Tebo

dalam menanggulangi penambang emas tanpa izin di desa Betung Bedarah

Timur?

3. Bagaimana upaya pemerintah daerah dalam menerapkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pengelolaan

usaha pertambangan mineral dan batu bara terhadap PETI di desa Betung

Bedarah Timur?

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang dibahas, maka perlu adanya

batasan masalah agar pembahasan ini lebih terarah, terkonsep dan tidak keluar

dari apa yang menjadi tujuan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis

hanya membahas tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No

10 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara Terhadap PETI di Sungai Batanghari Desa Betung

Bedarah Timur Provinsi Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang

hendak dicapai oleh peneliti.9

1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha pertambangan emas tanpa izin di

Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah Timur?

9 Bahrul Ulum, MA dan Zulqarnain, M.Hum Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas

Syari’ah IAIN STS Jambi dan Syari’ah Press, 2010), hlm 13.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

22

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh pemerintah Daerah

Kabupaten Tebo dalam menanggulangi penambang emas tanpa izin di

desa Betung Bedarah Timur?

3. Untuk mengetahui upaya pemerintah daerah dalam menerapkan

Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 tentang

penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batu

bara terhadap PETI di desa Betung Bedarah Timur?

b. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian yang

penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain sesuai

dengan bidang penelitian yang penulis teliti.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat

yang berhubungan dengan pertambangan emas tanpa izin.

b. Diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat Kabupaten Tebo

untuk mengetahui perbuatan mana yang boleh dilakukan dan

perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan.

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

23

E. Kerangka Teori

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat

konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum,

teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation)

meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.10

Sedangkan kerangka teoritis didefenisikan sebagai suatu model konseptual

tentang bagaimana teorisasi dari suatu hubungan antara masing-masing faktor

yang telah didefenisikan sebagai penting untuk masalah.11

Berdasarkan rumusan di atas, penulis akan mengemukakan beberapa

teori, pendapat ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berpikir

dalam penelitian ini:

1. Kebijakan Publik

Kebijakan publik menurut Thomas Dye dalam Subarsono, adalah

apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public

policy is whatever governments choose to do or not to do). Sedangkan

menurut James E. Anderson dalam Subarsono. Kebijakan publik sebagai

kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah.

Harrold Laswell dan Abraham Kaplan dalam Subarsono, berpendapat

bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai dan praktika-

praktika sosial yang ada dalam masyarakat.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D”, (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm, 81. 11

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke 3, (Bandung: Refika Aditama, 2012),

hlm 91.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

24

2. Implementasi Kebijakan Publik

Pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip

oleh Solichin Abdul Wahab “Konsep implementasi berasal dari Bahasa

Inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar Webster, to implement

(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out

(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical

effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”.

Sedangkan Van Meter dan Van Horn mendefenisikan implementasi

sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan.

Menurut Ripley dan Franklin menyatakan bahwa implementasi

adalah apa yang terjadi setelah undang-undang di tetapkan yang

memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu

jenis keluaran yang nyata (tangible output). Implementasi mencakup

tindakan-tindakan oleh sebagai aktor, khususnya para birokrat yang

dimaksudkan untuk membuat program berjalan.12

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti, “implementasi intinya adalah

kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy

12

Ripley Rendal B and Grace A. Franklin.Policy Implementation and Bureaucracy, second

edition, (the Dorsey Press. Chicago-Illionis, 1986), hlm 148.

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

25

output) yang dilakukan oleh para implementor kepada kelompok sasaran

(target group) sebagai upaya untuk mewujudkan kebijakan”.13

3. Model Implementasi Kebijakan Publik

a. Model Implementasi oleh George C. Edward III

Model implementasi kebijakan yang berspektif top down yang

dikembangkan oleh George C. Edward III menanamkan model

implementasi kebijakan publiknya dengan Direct and Indirect Impact

on Implementation. Dalam pendekatan teori ini terdapat empat variabel

yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu:

1. Komunikasi; 2. Sumber Daya; 3. Disposisi; dan 4. Struktur

Birokrasi.14

1. Komunikasi

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan menurut George C. Edward III (

dalam Agustino), adalah komunikasi. Komunikasi menurutnya

sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif terjadi

apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan

mereka kerjakan.15

13

Purwanto dan Sulistyastuti,AnalisisKebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

(Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 21. 14

Edward III, George C. (edited) Publick Policy Implementing, (Jai Press Inc, London

England. Goggin, Malcolm L et al. 1990), hlm 149-154. 15

Ibid, hlm 142.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

26

2. Sumber Daya

Variabel kedua yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya

merupakan hal penting lainnya dalam mengimplementasikan

kebijakan, menurut George C. Edward III (dalam Agustino),16

Indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen yaitu, staf,

informasi, wewenang dan fasilitas.

3. Disposisi

Variabel ketiga yang mempengaruhi implementasi

kebijakan adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati

pada variabel disposisi, menurut Goerge C. Edward III (dalam

Agustino) adalah pengangkatan birokrat dan intensif.

4. Struktur Birokrasi

Keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah

struktur birokrasi. Walaupun sumber daya untuk melaksanakan

suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana kebijakan mengetahui

apa yang seharusnya dilakukan dan mempunyai keinginan untuk

melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut

tidak dapat dilaksanakan atau direalisasikan karena terdapatnya

kelemahan dalam struktur birokrasi.

16 Syaiful Sagala, Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta,2009), hlm 49.

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

27

b. Model G. Shabbir Cheema dan Dennis A Rondinelli

Ada empat kelompok variabel yang dapat memengaruhi kinerja

dan dampak suatu program yaitu: (1) Kondisi lingkungan; (2)

Hubungan antar organisasi; (3) Sumberdaya organisasi untuk

implementasi program; (4) Karakteristik dan kemampuan agen

pelaksana.

c. Implementasi Marilee S. Grindle

Menurut Grindle, keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh

dua variabel besar yakni isi kebijakan (content of policy) dan

lingkungan implementasi (context of implementation).

d. Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn

Enam variabel menurut Van Metter dan Carl Van Horn yang

mempengaruhi kinerja kebijakan yaitu:17

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur

keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang

realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan.

2. Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat

tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia.

17 Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Metter dan Carl Van Horn,

(Jakarta: Rajawali Press, 2010), hlm 154.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

28

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi

formal dan organisasi informal yang akan terlibat

pengimplementasian kebijakan (publik) akan sangat banyak

dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta sesuai dengan para agen

pelaksananya.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan

sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja

implementasi kebijakan publik.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam

implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi

komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses

implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat

kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja

implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van

Metter Carl Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal

turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah

ditetapkan.

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

29

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap

penelitian Bayu Prtama Aji, dengan judul “Implementasi Perda No Tahun

2011 tentang Pertambangan Mineral bukan Logam dan Batuan di Kabupaten

Boyolali”. Di Universitas Negeri Yogyakarta 2017. Bayu Pratama Aji

memaparkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No

10 tahun 2011 telah berjalan dengan baik. Secara umum dengan adanya

kebijakan ini berhasil memberikan perubahan yang signifikan terhadap

kegiatan pertambangan yang berwawasan lingkungan di Kabupaten Boyolali

khususnya di Desa Klakah. Pelakasanaan kebijakan pertambangan melibatkan

beberapa implementor kebijakan melalui dukungan komunikasi dan

koordinasi, berdasarkan kekuasaan, kepentingan, dan karakteristik yang

dimiliki, sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah dalam mewujudkan pertambangan yang berwawasan lingkungan

di Desa Klakah.18

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sulaemi dengan judul

“Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 11

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral” (Studi Desa

Tarempa Selatan Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas 2014).

Di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. Sulaemi memaparkan

bahwa Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepualauan

Anambas dalam menangani tambang pasir illegal pada desa Tarempa Selatan

18

Bayu Pratama Aji, Implementasi Perda No 10. Tahun 2011 tentang Pertambangan

Mineral bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Boyolali, Skripsi (Universitas Negeri Yogyakarta

Tahun 2011), https://eprints.uny.ac.id/53651/ diakses 20 Agustus 2019, pukul 20:25 WIB.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

30

Kecamtan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2014 belum berjalan

dengan baik, hal ini dikarenakan terjadi penambangan illegal yang dilakukan

masyarakat, karena masyarakat beralasan bahwa ini adalah mata

pencahariannya.19

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Budi Santoso, dengan judul

“Penegakan Hukum Terhadap Penambangan Emas Tanpa Izin Berdasarkan

Perda No. 3 Tahun 2012 di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat”.

Di Universitas Indonesia Yogyakarta Tahun 2018. Budi Santoso memaparkan

bahwa dalam penegakan hukum terhadap pelaku penambang emas tanpa izin

di Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatra Barat yang tidak memiliki izin

secara resmi dari pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat sudah

mendapatkan perhatian dari aparat kepolisian, kemudian dilakukan

penindakan secara tegas dan dikenakan Pasal 158 Undang-Undang No 4

Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, polisisi juga melakukan penyitaan

alat berat yang ada dilapangan, alat berat yang disita dijadikan alat bukti

bahwa benar adanya penambangan emas tanpa izin. Proses penegakan hukum

terhadap pertambanga emas tanpa izin telah dilaksanakan sesuai Peraturan

Daerah/Undang-Undang Minerba yang berlaku, namun penegakan tersebut

belum maksimal karena sanksi pidana yang dijatuhkan kurang dari 2 (dua)

tahun dan denda kurang dari 10.000.000.00 sehingga belum memberikan efek

19

Sulaemi, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas No 11 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral, (Studi desa Tarempa Selatan Kecamatan Siantan

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014) Jurnal (Universitas Maritim Raja Ali Haji), diakses 20

Agustus 2019 pukul 20:08 WIB. https://jurnal.umrah.ac.id/?p=6504

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

31

jera terhadap pelaku kejahatan penambang emas tanpa izin di Kabupaten

Dharmasraya.20

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Jika pada penelitian yang dilakukan oleh Bayu Prtama Aji,

dengan judul “Implementasi Perda No Tahun 2011 tentang Pertambangan

Mineral bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Boyolali”. Di Universitas

Negeri Yogyakarta 2017. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sulaemi

dengan judul “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Pertambangan

Mineral” (Studi Desa Tarempa Selatan Kecamatan Siantan Kabupaten

Kepulauan Anambas 2014). Di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung

Pinang. Kemudian penelitian yang di lakukan oleh Budi Santoso membahas

tentang Penegakan Hukum Terhadap Pertambangan Emas Tanpa Izin di

Kabupaten Dharmasraya.

Sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan tentang

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Terhadap PETI di Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah Timur Provinsi

Jambi.

20

Budi Santoso, Penegakan Hukum Terhadap Penambang Emas Tanpa Izin Berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat,

Skripsi (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Tahun 2018), diakses 20 Agustus 2019, pukul

20:40 WIB.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10372/Budi%20Santoso.pdf?sequence=1

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

17

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu sistem dan suatu proses yang

mutlak harus dilakukan dalam suatu kegiatan penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan

untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

menganalisanya.21

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yang

dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat

disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum

yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat.22

Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap

keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan

maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang

dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju

kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian

masalah.23

21

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009). Hlm 18 22

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002),

hlm 15. 23

Ibid, hlm 16.

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

33

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah

mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial

yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata.24

Pendekatan

yuridis sosiologis adalah menekankan penelitian yang bertujuan

memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan jalan terjun

langsung ke lapangan.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis sumber

data yaitu data Primer dan data Sekunder:

1. Data Primer

Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari lapangan oleh yang melakukan penelitian

atau yang bersangkutan memerlukannya. Data primer ini disebut

juga sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.25

Data primer yang peneliti maksud adalah

informasi-informasi yang diperoleh secara langsung yang

dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada:

a. Kepala Seksi Pengembangan dan Pengawasan Dinas ESDM

Provinsi Jambi

24 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press

1986), hlm 51. 25

Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 42.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

34

b. Kepala Desa Betung Bedarah Timur

c. Sekretaris Desa Betung Bedarah Timur

d. Kepala Dusun Betung Bedarah Timur

e. Masyarakat Desa Betung Bedarah Timur

Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10

Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pengelolaan usaha

pertambangan mineral dan batu bara terhadap PETI di Sungai

Batanghari desa Betung Bedarah Timur Provinsi Jambi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui

pengumpulan atau pengelolaan data yang bersifat studi

dokumentasi atau data yang berbentuk sudah jadi.26

Data sekunder

dalam penelitian ini diperoleh dari sumber berupa literatur-

literatur berupa buku-buku, undang-undang, perda, skripsi, jurnal

dan data pendukung yang diperoleh penelitian dari sumber

informasi yang dikumpulkan selama proses penelitian.

3. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini

adalah dari subjek mana data diperoleh.27

Adapun yang menjadi

sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi

26

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif Dan Kualitatif,

(Jakarta: GP Press, 2008), hlm 253. 27

Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:PT Gramedia Indonesia,

2002), hlm 207.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

35

Pengembangan dan Pengawasan Dinas ESDM Provinsi Jambi,

Kepala desa Betung Bedarah Timur, Sekretaris desa Betung

Bedarah Timur, Kepala Dusun Betung Bedarah Timur, dan

Masyarakat desa Betung Bedarah Timur. Sumber selanjutnya

dalam penelitian ini adalah sumber berupa tulisan, yaitu berupa

buku, jurnal, skripsi dan data-data lainnya.

4. Instrument Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan

berbagai teknik, namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan

adalah:

a. Observasi

Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan

serangkaian perilaku dan sesuai yang berkenaan dengan organisme

yang sesuai dengan tujuan empiris.28

Observasi yang dilakukan dengan

menggunakan panduan observasi yang disiapkan untuk memudahkan

dan membantu peneliti dalam memperoleh data. Panduan tersebut

dikembangkan dan diperbaharui selama penulis berada di lokasi

penelitian. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode observasi partisipan, yang mana peneliti melibatkan diri

secara langsung dalam lingkungan penelitian mengenai aktivitas

pertambangan emas tanpa izin di Sungai Batanghari desa Betung

Bedarah Timur.

28

Ibid, Hlm 118

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

36

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara

langsung melalui permintaan keterangan kepada pihak pertama yang

dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap

pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur agar lebih

leluasa dalam penelitian29

. Sebelum melakukan wawancara penulis

mempersiapkan pertanyaan dan alat seperti buku catatan dan

handphone. Adapun responden dalam penelitian ini yakni pihak

terkait, yaitu Kepala Seksi Pengembangan dan Pengawasan Dinas

ESDM Provinsi Jambi, Kepala Desa beserta Pegawai di Kantor Desa

Betung Bedarah Timur untuk mengetahui tentang gambaran umum

Desa Betung Bedarah Timur dan Pertambangan yang beroperasi di

Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah Timur, dan masyarakat Desa

Betung Bedarah Timur sebagai informan yang mengetahui secara riil

mengenai pertambangan emas tanpa izin di Sungai Batanghari Desa

Betung Bedarah Timur.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui metode dokumentasi diperlukan

seperangkat atau instrument yang memandu untuk pengambilan data

dan dokumen, guna untuk menyeleksi data yang dianggap diperlukan

dan tidak diperlukan, data dokumentasi dapat berupa foto kegiatan

29

Nasution, Metode Penelitian, cet. Ke-12 (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm 113.

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

37

pertambangan emas tanpa izin di Desa Betung Bedarah Timur, foto

struktur pemerintahan desa, data sejarah desa, dan lainnya dalam

kegiatan pengumpulan informasi atau data30

.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Jadi dalam analisis

data bertujuan untuk mengorganisasikan data-data yang diperoleh. Setelah

data dari lapangan terkumpul dengan metode pengumpulan data yang telah

dijelaskan diatas, maka penulis akan mengelola dan menganalisis data

tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.31

6. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antara babnya ada

yang terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas

permasalahan-permasalahan tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara

sub bab dengan bab yang berikutnya. Adapun sistematikanya sebagai

30

Muhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, cet. Ke-1 (Jambi : Sulthan Thaha

Press, 2007), hlm 90. 31 Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Ed. Rev (Jakarta: Remaja Rosdakarya,

2010), hlm 248.

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

38

berikut: Bab Pertama, membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari

sub bab sebagai berikut: latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka.

Bab Kedua, metode penelitian yaitu waktu dan tempat penelitian,

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik analisis data,

sistematika penulisan, dan jadwal penelitian. Bab Ketiga, membahas

mengenai gambaran lokasi penelitian Desa Betung Bedarah Timur. Bab

Keempat, membahas temuan dan pembahasan tentang implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 tentang

penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batu bara

terhadap PETI di Sungai Batanghari desa Betung Bedarah Timur. Bab

Kelima, penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

39

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Betung Bedarah Timur

Menurut sejarah, konon Desa Betung Bedarah adalah sudah ada dari

zaman Hindu dan Budha, pada zaman itu belum mempunyai nama dari

tempat tinggal, hanya ada dua kelompok kumpulan manusia pada zaman itu

yang disebut dengan Penton, dua kumpulan manusia pada zaman itu ada dua

tempat yang berada di Ulu Desa Betung Bedarah Sekarang, dan berada di Ilir

Desa Betung Bedarah sekarang. Penton yang dari Ulu tersebut disebut

dengan Penton dari Intan Teluk Majo, dan Penton yang dari Ilir disebut

Penton dari Tambak Bato.32

Bukti dari tempat sekumpulan manusia itu terbukti dengan adanya

Pusara atau Makam lama yang dianggap pada masyarakat adalah kuburan

keramat, bahkan ada sebagian penduduk modern sekarang masih ada yang

mengatakan kuburan itu adalah Keramat. Pusara atau Makam yang ada di

Ulu Desa Betung Bedarah itu adalah Pusara atau Makam Putri Salero Pinang

Masak terkenal dengan nama Putri Mayang Mengurai karena rambutnya

mengurai melewati tumit kakinya, dan Mayang Mengurai karena kedatangan

Putri itu waktu tidak bernyawa lagi dari atas seperti Mayang Pinang sampai

tergeletak di bumi ternyata seorang Putri ini Permaisuri dari Datuk Paduko

Berhalo adalah Sultan Pertama di Negeri Jambi, dan Pusaran atau Makam

yang ada di Ilir Desa Betung Bedarah itu adalah Keramat Tambak Bato.

32

Profil Desa Betung Bedarah Timur tentang Sejarah Desa, 26 September 2019. Hlm 5

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

40

Sedangkan Kuburan atau Makam yang ada di tengah Desa Betung

Bedarah, yang terkenalnya Keramat Mesan Bungkuk, itu sudah di masa

Penjajahan Belanda, dibawah oleh Kapal Kompeni Belanda dari Daerah

Uluan, dan tidak tahu asalnya, waktu di dalam Kapal Kompeni Belanda itu

sudah di anggap oleh Belanda sudah meninggal, namun sewaktu Kapal

Kompeni sedang Berlabuh di Desa Betung Bedarah itu, Datuk Mesan

Bungkuk ini memegang pinggir Kapal Belanda, dan dimiringkannya, lalu

kapal miring, dan masuklah air ke dalam Kapal Kompeni Belanda ini, Para

Kompeni Belanda rebut, dan diperintahkan rakyat Betung Bedarah Kuburkan

Hidup-Hidup, hanya di bungkus dengan sehelai tikar yang terbuat dari daun

rumbai saja.

Masyarakat dari kedua Penton ini adalah berasal dari kerajaan

Melayu, kemudian dari beberapa puluh tahun dan ratusan tahun maka

kerajaan Islam masuk dan berkembang sehingga kedua kelompok atau penton

masyarakat ini sudah mulai merasa membutuhkan orang banyak untuk

melaksanakan solat Jum’at berjamaah, satu minggu kumpulan atau Penton

dari Ulu yang berkunjung ke Ilir, dan satu minggu yang akan datang

kumpulan masyarakat atau Penton dari Ilir yang berkunjung ke Ulu. Seperti

itu berlalu beberapa tahun lamanya.

Kemudian zaman berkembang dan pemikiran masyarakat semakin

maju, maka ada pemikiran dari masing-masing kumpulan atau Penton ini

mempunyai pemikiran untuk bersatu, namun hanya bersatu belum ada timbul

pemikiran untuk memberi nama tempat tinggal tersebut. Maka pada suatu

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

41

hari setelah selesai sembahyang Jum’at, kedua kumpulan masyarakat ini

bermusyawarah untuk bersatu tapi masih Pro dan Kontra ada yang setuju dan

ada yang tidak setuju, karena masih berebut siapa yang akan memimpin,

salah satu pemimpin dari kedua kumpulan ini tidak mau turun Tahta dalam

kepemimpinan, karena pada zaman itu kepemimpinan, Siapo Kuat Jadi Rajo

dan Siapo yang Lemah Jadi Hambo. Namun berulang kali dalam beberapa

tahun berlalu, akhirnya ada kesepakatan untuk bersatu dengan cara

menentukan tempat bersatu itu adalah Kumpulan atau Penton dari Ulu Penton

dari Intan Teluk Majo berburu dengan membawa anjing buruan kea rah Ilir,

seperti itu juga kumpulan atau Penton dari Tambak Bato berburu membawa

anjing buruan dari Ilir kea rah Ulu maka dimana bertemu kedua Penton atau

Kumpulan masyarakat ini, maka disanalah membuat tempat tinggal bersama-

sama atau bersatu dari kedua kumpulan atau Penton kedua masyarakat ini.33

Maka sepakatlah setelah ayam berkukuk pada subuh hari Jum’at

masing-masing Kumpulan atau Penton mulai melakukan berburu, setelah

beberapa hari perjalanan dalam berburu ini belum juga bertemu, terhitung

satu minggu tepat pada subuh Jum’at berikutnya di subuh hari pada saat

ayam bersautan berkukuk, terdengarlah dari kesayupan suara anjing dari

kumpulan Penton masyarakat Intan Teluk Majo dan anjing dari Kumpulan

Peton dari Tambak Bato sudah gonggong-menggonggongan dan salak

menyalak, kemudian masyarakat kedua Penton tadi menyusul arah dimana

dua suara anjing tersebut setelah di lihat kelompok atau Penton tadi kedua

33 Ibid, hlm 5

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

42

anjing dari Ulu dan anjing dari Ilir ini, menggonggong atau menyalak sebuah

periuk belanga yang sedang menggelegak seakan periuk atau belanga tersebut

sedang memasak nasi untuk kedatangan para pemburu itu.

Melihat kenyataan ini, para hulubalang dari kedua kumpulan manusia

ini atau kedua Penton ini melakukan pencak silat yang namanya Sinding

adalah pencak silat asli Rajo Jambi, yang satu Hulu Balang dari Intan Teluk

Majo, dan satu Hulu Balang dari Tambak Bato, dengan kata-kata Sikolah

Tempat Kito, Sikolah Tempat Kito dengan ucapan beberapa kali dan disertai

sorak-sorak riuh dan sukaria para masyarakat kedua kumpulan tadi.

Di dalam pencak silat dan riuh sorak-sorak, tidak disadari dan semua

terdiam dan hening dalam kesunyian satupun tidak ada yang bicara karena

dilihat Periuk atau belanga yang sedang menggelegak tadi sudah menghilang.

Hari pun semakin sore dan masyarakat kedua Penton ini pun sepakat

membuat tempat, inilah sebagai tempat tinggal untuk bersatu, namun juga

belum mau bersatu yang dari Ulu masih membuat tempat tidur sebelah Ulu

dan yang dari Ilir masih membuat tempat tinggal disebelah Ilir. Itulah yang

masih ada pada masyarakat kita sekarang tidak mau bersatu yang dari Ulu

dan yang dari Ilir.

Begitulah berjalan entah beberapa lamanya kadang kala terjadi

perselisihan masalah bahasa yangberbeda, yang sekarang kita dengar dalam

masyarakat Ulu dan Ilir Nada dan Intonasi Bahasa masih terdengar berbeda

sampai sekarang, tinggal sudah bersatu namun pemimpin masih lain-lain

karena salah satu tidak mau turun tahta dalam kepemimpinannya.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

43

Maka pada suatu ketika, ada dari salah satu kedua masyarakat

berpendapat kita harus saru pemimpin dengan cara dipilih, bagaimana

caranya, caranya dari pemimpin kita masing-masing membuat tabung dari

Buluh (Bambuh), kemudian Bambuh ini kita kita drikan bersampingan, maka

seluruh masyarakat kita masing-masing melemparkan tujuh butir buah

Gagamat sesuai dengan jumlah hari. Dengan cara mata ditutup dengan kulit

kayu terap, dan nanti tabung siapa berisi banyak itulah yang menjadi

pemimpin. Maka dari pendapat ini ada yang setuju dan ada yang tidak, ada

juga berpendapat harus disuruh bertarung siapa yang menang itulah yang

memimpin, macam-macam pendapat. Kemudian ada yang berpendapat biar

adil kita cari pemimpin dari daerah lain untuk memimpin kita, maka

bersuaralah kedua Pemimpin dari Intan Teluk Majo dan Pemimpin dari

Tambak Bato ini berkata serentak “kami bersedio dipilih, dan kami

sumpahkan kalau nang mimpin kito urang lain, kalau kito dipimpin urang

lain, mako celakolah kito. Kareno kito dak ndak jalan kito ditempuh urang

sekali lalu, padi kito digantangi urang sakatiko” disinilah timbulnya sampai

sekarang masih ada orang tua yang memegang Pituah bahwa yang menjadi

pemimpin dalam Desa ini harus orang asli dari Desa Betung Bedarah (Putra

Daerah).34

Maka dengan persetujuan dan pemilihan pemimpin terus telaksana

dengan acara pemilihan tadi, dan pada suatu hari pemilihan berlangsung dan

dengan waktu beberapa jam penghitungan isi tabung mulai di hitung oleh

34 Ibid, hlm 6

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

44

para hulu baling dan para debelang yang memegang peranan waktu itu,

ternyata hasil dari isi tabung tadi sama banyak, maka riuh lagi suasana, ada

yang berpendapat harus ulang, dan ada yang berpendapat harus ulang, dan

ada yang berpendapat kalau di ulang hasilnya akan tetap sama. Maka keluar

pendapat memang sudah tepat hasil samadam kita bentuk pemimpin itu

kedudukannya sama tetapi bidangnya lain-lain, satu bidang Syarak dan satu

bidang Adat, dan ketingkatan tahtanya sama saja, tetapi kewenangannya lain-

lain. karena zaman itu belu ada yang namanya Kepemerintahan ini, maka

disinilah timbulnya Adat Bersendi Syarak Syarak Bersendi Kitabullah di

Desa Betung Bedarah ini. Zaman berkembang dan Dunia semakin maju terus

menerus yang bagian adat mengembangkan hukum adat yang mana Undang

Adat Nang Duo Puluh menjadi dua bagian.

1. Pucuk Undang Nang Delapan

2. Anak Undang Nang Dua Belas

Mengenai Hukum Adat, demikian juga Syarak terus berkembang

yang mana Syarak berkato adat nang memakai yang kito Eco pakai Titian

teras tango batu. Tian teras merupakan Perturan adat yang tersirat dan tango

batu adalah Kitabullah yang ditinggalkan Al-Qur’an dan Hadist.

Kemudian timbulah pemikiran maju untuk membuat nama tempat

tinggal, maka diperintahkan para hulubalang dan debalang-debalang Raja,

mencari sesuatau yang ajaib di sungai dan di darat, sebagian bertebar di darat

di hutan-hutan, sebagian bertebar di sungai Batanghari, maka yang dahulu

menemukan keajaiban adalah Hulubalang dan Debalang yang di sungai

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

45

Batanghari menemukan masyarakat berperahu menemukan Buluh Betung(

Bambu Betung) di kapak mengeluarkan darah.

Maka para Hulubalang dan Debalang menghadap Penguasa pada

zaman itu, kami yang diperintahkan di sungai bertemu dengan penduduk

yang berperahu di Sungai Batanghari menemukan Buluh (Bambu) yang

mengeluarkan darah. Maka para penguasa berkumpul untuk menyepakati

nama tempat kita ini adalah Betung Bedarah, dan kepada para Hulubalang

dan para Debalang diberi penghargaan dari penguasa pada zaman itu.

Masa terus berlalu sehingga memasuki lebih kurang awal Abad ke IV

Masehi, sampai dengan kedatangan Bangsa Barat masuk ke Tanah Air secara

berturut-turut. Masa kekuasaan Kerajaan Melayu, Kerajaan Sriwijaya,

Kerajaan Singosari, Kerajaan Damayasraya, sampai dengan Era Pra

Kemerdekaan. Sekitar pada Tahun 1460-1907 Jambi berbentuk Kerajaan

Islam, yang disebut Kerajaan Melayu II, sebagai Sultan Pertama di Jambi

adalah Datuk Paduko Berhala dengan Permaisurinya Putri Salero Pinang

Masak salah seorang Putranya adalah Rangkayo Hitam yang dikenal dengan

senjata utamanya Keris Siginjai yang menjadi pegangan kekuasaan Kerajaan

Melayu Jambi. Namun dalam perlawanan Kompeni sampai puncaknya pada

Tahun 1856-1904 dalam suatu pertempuran di Betung Bedarah tepatnya pada

waktu itu yang sekarang disebut daerah Lebung Rajo Sungai Besar

(sekarang) tidak ada lagi bekas sejarahnya, karena sudah menjadi daerah

perkebunan Sawit Perusahaan Mitra Masyarakat.

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

46

Singkat cerita pada kekuasaan Raja Jambi Sultan Thaha gugur di

medan perang. Keris Siginjai lambang kekuasaan Kerajaan Melayu Jambi di

bawah oleh Belanda, maka Jambi langsung di kuasai oleh Belanda, tapi

menurut keterangan Hakim di Betung Bedarah, pada zaman itu Sultan Thaha

tidak meninggal, yang meninggal itu adalah Demang Buncit salah seorang

Debalang Sultan Thaha pada zaman itu, karena Hakim zaman itu adalah

tempat Sultan Thaha mencukur rambut apabila Sultan Thaha mau mencukur

rambutnya, setelah Sultan Thaha ceritanya sudah gugur, tapi seminggu

berikutnya masih ada Sultan Thaha bercukur pada Hakim di Betung Bedarah,

karena Hakim pada zaman itu berkata apa adanya, di tanya Belanda, Hakim

menjawab dengan jujur, Sultan Thaha masih hidup, maka pada hari Jum’at

Hakim Betung Bedarah di bawah Belanda masuk kapal ke arah Muaro Tebo,

sampai sekarang tidak tau kemana hilangnya Hakim Betung Bedarah di

bawah Belanda.35

Selanjutnya sekitar pada Tahun 1905 Jambi menjadi Keresidenan

adalah beberapa wilayah Kepemerintahan, menjadi Onder Afdeling yang

dikepalai oleh Controleur, antara lain Kerinci, Sumatera Barat, Jambi sebagai

Keresidenan langsung di bawah pemerintah pusat, maka kepemerintahan

merebak sampai ke Betung Bedarah. Mendengar itu, para penguasa pada

zaman itu berubah menjadi kepemimpinan di Betung Bedarah menjadi

Pasirah yaitu Pasirah pada zaman itu Pasirah Barugo sekitar Tahun1932,

kemudian beralih nama menjadi Kepala Kampung dan Lurah salah satu

35

Ibid, hlm 7

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

47

Lurahnya adalah Lurah Abdullah yang dikenal dengan Lurah Doret, sekitar

pada Tahun 1932-1943. Seterusnya Lurah beralih pada H. Karim sekitar pada

Tahun 1943-1952, kamudian kembali lagi Lurah Abdullah atau Lurah Dolet

sekitar Tahun 1952-1964 kemudian beberapa Tahun kembali pada H. Karim

sekitar pada Tahun 1964-1968, dan kemudian kembali lagi dipilih H. Karim

sekitar Tahun 1968-1972, setelah itu dipilih Lurah Muhammad Kamad yang

dikenal dengan Lurah Mat Lencong sekitar Tahun 1972-1981 berhenti karena

meninggal dunia, dan sebagai pejabat sementara adalah Mangku Nawawi

selama satu Tahun yaitu Tahun 1982, setelah jabatan sementara dan terpilih

lagi M. Maki hanya berjalan selama enam bulan, kemudian berpindah

kembali kepada Lurah M. Bakri atau dikenal dengan Lurah Kret adalah

menantu dari Lurah Muhammad Kamad tadi pada Tahun 1982-1990.

Pada Tahun 1990-an inilah Betung Bedarah menjadi Pemekaran dan

Betung Bedarah menjadi dua, Betung Bedarah Timur dan Betung Bedarah

Barat, pemilihan terus berganti dan menjabat lagi Lurah berganti nama

menjadi Kepala Desa adalah Rasyidin yaitu sekitar Tahun 1990-2000.

Kepemimpinan dipilih kembali dipilih dan kepemimpinan beralih kepada M.

Rusli. Bin H. Kapi pada Tahun 2000-2006 periode pertama dengan

perkembangan kepemerintahan, maka M. Rusli. HK mengangkat

bawahannya sebagai Sekretaris Desa pada tangga Oktober 2003 Ning Ilham

Bin Syamsu, maka roda pemerintahan Desa dijalankan dengan bawahannya

sebagai Sekretaris Desa, Periode Pertama habis dan Periode ke II masih

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

48

terpilih M. Rusli. HK dan sebagai Sekretaris Desa masih dijabat oleh Ning

Ilham Bin Syamsu.

Pada sekitar Tahun 2005 terdengar di kepemerintah Pusat Jakarta,

bahwa Sekretaris Desa akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, maka

waktu terus berlalu, Untung Tak Dapat Diraih, Malang Tak Dapat Ditolak,

maka Sekretaris Desa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Tahun

2009 yang dilantik langsung oleh Bupati Tebo H. Madjid Mu’as MM, sejarah

mengukir Ning Ilham Bin Syamsu adalah Sekretaris Desa yang pertama

menjadi Pegawai Negeri Sipil di Desa Betung Bedarah Timur.

Derap Kepemimpinan terus berjalan, Kepemimpinan Kepala Desa M.

Rusli. HK periode ke II Tahun 2007-2012 yang dalam halang rintang susah

dan senang, untuk membangun Desa Betung Bedarah Timur yang didampingi

bawahannya selaku Sekretaris Desa dan Perangkatnya, atas jasa-jasa yang

sudah diberikannya Semoga Allah SWT memberikan balasan sesuai dengan

apa yang sudah diperbuat dan disumbangkannya.36

Kemudian Kepemimpinan Kepala Desa Betung Bedarah Timur

dipilih kembali pada Tahun 2013 dan terpilihlah Jamhuri sebagai Kepala

Desa Betung Bedarah Timur Tahun 2013-2019.

Kepemimpinan dalam Desa Betung Bedarah Timur

1. Pesirah Barugo sekitar Tahun 1932

2. Lurah Abdullah ( Dolet ) Tahun 1932-1952

3. Lurah H. Karim Tahun 1943-1952

36

Ibid, hlm 8

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

49

4. Lurah Abdullah Tahun 1964-1968

5. Lurah H. Kapi Tahun 1968-1972

6. Lurah Muhammda Kamad Tahun 1972-1982

7. Lurah PJS Nawawi Tahun 1982-1983

8. Lurah M. Maki Tahun 1982

9. Lurah M. Bakri Tahun 1982-1990

10. Kepala Desa Rasyidin Tahun 1990-2000

11. Kepala Desa M. Rusli. HK 2000 -2012

12. Kepala Desa Jamhuri Tahun 2013-2019

B. Visi dan Misi Desa Beyung Bedarah Timur

1. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan

masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.

Penyusunan Visi Desa Betung Bedarah Timur ini dilakukan dengan

pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di

Desa Betung Bedarah Timur seperti Pemerintah Desa, BPD, Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Masyarakat Desa, dan Masyarakat

Desa pada umumnya. Dan konsultasi dengan pihak terkait seperti

Kecamatan dan Kabupaten. Visi Desa Betung Bedarah Timur adalah :

“Membangun tata kelola pemerintahan desa yang baik, guna menuju

kehidupan masyarakat yang makmur, sejahtera, sehat dan bermartabat”.37

37

Dokumentasi Kantor Desa Betung Bedarah Timur Tentang Visi dan Misi Desa Betung

Bedarah Timur, 26 September 2019.

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

50

2. Misi

Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan Misi-Misi yang

memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar

tercapainya Visi Desa tersebut. Visi berada di atas Misi. Pernyataan Visi

kemudian dijabarkan ke dalam Misi untuk memudahkan didalam

pelaksanaan program. Sebagaimana penyususnan Visi, Misi pun dalam

penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan

potensi serta kebutuhan masyarakat Desa Betung Bedarah Timur,

sehingga di dalam menunjang dan mendukung terwujudnya Visi di atas,

diperlukan Misi yang jelas dan konkrit maka Misi Desa Betung Bedarah

Timur adalah:

a. Mensukseskan Program Desa Siaga Aktif.

b. AKABNO (Angka Kematian Anak Bayi Belita Nol )

c. BABSNO ( Buang Air Besar Sembarangan Nol )

d. BASSNO ( Buang Sampah Sembarangan Nol )

e. Menata Wilayah Desa, menjadi Desa yang bersih, indah dan

aman.

f. Mempertahankan dan melestarikan nilai budaya lokal dan adat

istiadat setempat.

g. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga

kamtibmas.

h. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana di Desa.

i. Meningkatkan SDM melalui pendidikan.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

51

j. Peningkatan taraf hidup masyarakat melalui sarana dan

prasarana penunjang ekonomi.

k. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan kesehatan dan posyandu.

Dari misi ini pencapaiannya adalah :

1. AKABNO (Angka Kematian Anak Bayi Belita Nol ) 90%

2. BABSNO ( Buang Air Besar Sembarangan Nol ) 30%

3. BASSNO ( Buang Sampah Sembarangan Nol ) 40%

1. Strategi dan Arah Kebijakan Desa

a. Strategi Pencapaian

Berdasarkan gambaran kondisi umum potensi dan hambatan

yang ada di Desa Betung Bedarah Timur serta memperhatikan Visi dan

Misi Desa Betung Bedarah Timur maka diperlukan strategi

pencapaian, diantaranya sebagai berikut :38

1. Mengaplikasikan kebijakan pembangunan berkelanjutan.

2. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana yang

menunjang ekonomi masyarakat.

3. Meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan.

4. Meningkatkan serta mengupayakan kebangkitan ekonomi,

sehingga akan berpengaruh langsung terhadap daya beli

masyarakat.

5. Memelihara dan mempertahankan adat sosial budaya yang ada.

38

Profil Data Desa Betung Bedarah Timur. Hlm 9

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

52

6. Meningkatkan serta mewujudkan keamanan dan ketertiban.

Strategi pencapaian sasaran sebagaimana dikemukakan diatas

memerlukan keterlibatan pemangku jabatan (Stakeholders), konsistensi

pelaksanaan, evaluasi dan dukungan segenap sumber daya untuk

mewujudkan pencapaian Visi dan Misi tersebut.

b. Arah Kebijakan Desa

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang

peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Desa Pasal 90 disebutkan, bahwa :

1. Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan

kewenangan lokal bersekala Desa di danai oleh APD Desa.

2. Penyelenggara kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana di

maksud pada ayat (1) selain di danai oleh APD Desa, juga dapat di

danai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3. Penyelengaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh

Pemerintah di danai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara.

Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban desa

dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Desa yang dapat di nilai

dengan uang. Dan keuangan Desa merupakan bagian dari proses

Musrenbangdes. Kebijakan Pemerintah Desa Betung Bedarah Timur

dilakukan dengan mempertimbangkan keuangan desa yang ada. Untuk

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

53

itu harapan dari Pemerintah Desa Betung Bedarah Timur masalah

dana-dana bantuan dari pemerintah Kabupaten Tebo maupun

pemerintah Provinsi dan Pusat terus diperbesar untuk menyelesaikan

beberapa kegiatan pembangunan yang ada di Desa Betung Bedarah

Timur baik fisik maupun non fisik. Semua kegiatan pembangunan desa

harus sepenuhnya di dukung oleh masyarakat sesuai dengan

kemampuan masyarakat itu sendiri.

C. Letak Geografis

Desa Betung Bedarah Timur merupakan sebuah desa yang terletak

dalam (daerah) Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi,

Indonesia. Jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten 56 Km. Adapun luas

wilayah Desa Betung Bedarah Timur ±17,000. Ha, Desa Betung Bedarah

Timur berbatasan langsung dengan :39

Sebelah Utara berbatasan dengan : Rantau Api

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Teluk Rendah

Sebelah Barat berbatasan dengan : BetungBedarah Barat/Desa Pintas

Sebelah Timur berbatasan dengan : Sungai Aro

Tabel 1

Kondisi Geografis Desa Betung Bedarah Timur

No Keterangan Luas

1 Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut ± 360 M

2 Banyaknya Curah Hujan ...............

3 Topografi (Daratan, Rendah, Tinggi, 14.333 Km

39

Profil Data Desa Betung Bedarah Timur tentang letak Geografis desa

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

54

Pantai)

4 Suhu Udara Rata - Rata .....................

Tabel 2

Orbitrasi Jarak dari Pusat Pemerintahan Desa Betung Bedarah

Timur

No Keterangan Jarak

1 Jarak dari Ibu Kota Kecamatan 10 Km

2 Jarak dari Ibu KotaKabupaten 56 Km

3 Jarak dari Ibu Kota Provinsi 156 Km

4 Jarak dari Ibu Kota Negara 1,140 Km

D. Demografi Desa Betung Bedarah Timur40

Tabel 3

Luas Lahan Desa Betung Bedarah Timur

No Keterangan Luas

1 Luas Wilayah ±17,000. Ha

2 Luas Persawahan ±590. Ha

3 Luas Perkebunan Rakyat 13,674,905 Ha

4 Luas Tanah Wakaf 0,75 Ha

5 Luas Pasar Desa 1,25 Ha

6 Luas Pertkoan 1,25 Ha

7 Luas Perkantoran 0,12,5 Ha

8 Luas Perkebunan Swasta 755,25 Ha

9 Luas Perkarangan 89,10 Ha

10 Luas Perladangan 360 Ha

40 Dokumentasi Data Desa Betung Bedarah Timur, 26 September 2019.

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

55

1. Kependudukan

Tabel 4

Jumlah Penduduk Desa Betung Bedarah Timur Tahun 201941

No Keterangan Jumlah

1 Penduduk Laki - Laki 1.593 Jiwa

2 Penduduk Perempuan 1.733 Jiwa

3 Rt 19

4 KK 945 KK

2. Sarana dan Prasarana

Tabel 5

Sarana Pendidikan di Desa Betung Bedarah Timur

No Keterangan Jumlah

1 Gedung SD 2 ( Dua ) Unit

2 Gedung Paud 1 ( Satu ) Unit

3 Gedung Madrasah Ibtidaiyah 1 ( Satu ) Unit

Tabel 6

Sarana Ibadah Desa Betung Bedarah Timur

No Keterangan Jumlah

1 Masjid 1 ( Satu ) Unit

2 Musolla 8 ( Delapan ) Unit

41 Dokumentasi Data Desa Betung Bedarah Timur, 26 September 2019.

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

56

Tabel 7

Sarana Olaraga Desa Betung Bedarah Timur

No Keterangan Jumlah

1 Sepak Bola 3 Perkumpulan

2 Polly Ball 1 Perkumpulan

3 Bulu Tangkis 2 Perkumpulan

4 Tenis Meja 4 Perkumpulan

Tabel 8

Usaha Tambang Emas Tanpa Izin

No Keterangan Jumlah

1 Dompeng 25 ( Unit )

2 Dulang 8 ( Orang )

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

57

Tabel 942

Daftar Nama Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Betung Bedarah

Timur Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo

No

Nama

Bin

Rt

Jumlah

Satuan

Keterangan

1 Hamdi Hasan Rt. 10 3 Unit

2 Ishak Rahali Rt. 10 1 Unit

3 Rozi. S Awi Rt. 13 1 Unit

4 Nudin Mualap Rt. 10 1 Unit

5 Holil Jakrip Rt. 13 1 Unit

6 Hozim Jakrip Rt. 01 1 Unit

7 Bastar Basar Rt. 09 1 Unit

8 Bahtiar Rahali Rt. 10 2 Unit

9 Bujang 1 Unit

10 Ar Ali Rt. 10 2 Unit

11 Ali Muhammad Rt. 01 1 Unit

12 Rapiqi Baharun Rt. 08 1 Unit

13 Sarbaini A.Panji Rt. 01 1 Unit

14 Jailani R. 06 1 Unit

15 Suban Sapi’i Rt. 17 1 Unit

16 Suardi Syukur Rt. 01 1 Unit

17 Abdullah Ibrahim Rt 06 1 Unit

18 Junis Syukur Rt. 01 1 Unit

19 Amri Ismail Rt. 01 1 Unit

20 Kamal Karim Rt. 04 1 Unit

21 Maspen Maki Rt. 06 1 Unit

Jumlah 25 Unit

42

Dokumentasi Kantor Desa Betung Bedarah Timur, 26 September 2019.

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

58

Gambar 143

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA BETUNG BEDARAH TIMUR

43

Dokumentasi Struktur Pemerintahan Desa Betung Bedarah Timur, 26 September 2019.

KEPALA DESA

JAMHURI

SEKRETARIS DESA

NING ILHAM

KEPALA

URUSAN

KEUANGAN

KEPALA URUSAN

UMUM DAN TATA

USAHA

tatTPERENCANAAN

KEPALA SEKSI

KESEJAHTERAAN

DAN PELAYANAN

KEPALA SEKSI

PEMERINTAHAN

EDI. H ABDUL GAFUR SUTIA RIANI AMIR RAHMAN

KADUS-KADUS

RONI

KADUS BETUNG TENGAH

HAMDI

KADUS BETUNG ILIR

MASPEN

KADUS BETUNG ULU

RT 12 s/d 16 & 19 RT 07 s/d 11 & 17.18 RT 01 s/d 06

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

59

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Usaha Pertambangan Emas Tanpa Izin di Sungai

Batanghari Desa Betung Bedarah Timur

Pengelolaan pertambangan emas tanpa izin di sungai Batanghari,

adalah pengeloaan pertambangan dengan cara mendulang dan menggunakan

mesin dompeng, merkuri digunakan untuk memisahkan emas dengan pasir

hitam, dengan cara campurkan pasir hitam dan emas kemudian dituangkan air

sedikit dan merkuri kemudian di aduk-aduk, lalu secara otomatis emas akan

berpisah dengan pasir. Setelah itu emasnya diambil, pasir hitam dibuang,

sedangkan air merkuri dibuang langsung ke Sungai Batanghari di Desa

Betung Bedarah Timur.

Dulu sebelum masyarakat mengenal mesin dompeng, mereka

melakukan pertambangan dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan

dulang. Seperti wawancara penulis dengan Kepala Desa Betung Bedarah

Timur sebagai berikut :44

“Pertambangan di Desa Betung Bedarah Timur sudah ada sejak lama.

Tapi orang-orang dahulu belum ada menggunakan mesin seperti

sekarang, mereka hanya menggunakan dulang, lahan yang

ditambangpun hanya terbatas pada Sungai Batanghari saja. Hasil yang

diperoleh dengan menggunakan dulang ini tidak seberapa.

Pertambangan Emas Tanpa Izin diawali oleh keberadaan para

penambang tradisional, pada Tahun 2000 para penambang emas

menambang dengan cara mendulang. Kemudian pada Tahun 2004,

terjadi aktivitas penambangan yang mulai dilakukan lebih terbuka dan

menggunakan mesin-mesin, sebelumnya masyarakat juga sudah

menambang emas hanya saja dilakukan dengan cara tradisional, yaitu

44 Wawancara dengan Bapak Jamhuri Selaku Kepala Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 26 Agustus 2019.

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

60

44

dengan mendulang. Cara inilah yang kemudian diperbaharui secara

teknis menggunakan mesin dompeng yang menyedot pasir

mengandung emas kemudian disaring dan dipisahkan emasnya

menggunakan air raksa. Selain aktivitas pertambangan yang tidak

dilengkapi dengan izin, juga aktivitas penambang emas tersebut

merusak alam dan ekosistem serta menyengsarakan kehidupan warga

yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti di saat musim

kemarau, sumur warga kering dan air sungai yang seharusnya dapat

dimanfaatkan, sudah tercemar akibat limbah Pertambangan Emas

Tanpa Izin (PETI)”.

Dari wawancara diatas, dapat dipahami bahwa kegiatan pertambangan

emas yang terjadi di Desa Betung Bedarah Timur sudah berlangsung sejak

beberapa tahun lalu. Masyarakat cukup banyak melakukan kegiatan

pertambangan emas disekitar lokasi tersebut, hanya saja sistem kerja yang

dilakukan masyarakat saat itu masih tradisional, orang-orang terdahulu tidak

menggunakan alat berat yang berpotensi merusak lingkungan, mereka

menggunakan alat yang biasanya disebut dulang.

Dulang merupakan alat kecil yang terbuat dari kayu berbentuk

bundar, cara penggunaannya sangat sederhana, cukup dengan mendulang

atau mengerai kumpulan pasir dan untuk menemukan biji-biji emas. Lokasi

yang dijadikan tempat mendulang emas saat itu hanya terbatas pada wilayah

bagian Sungai Batanghari.

Dulang yang digunakan masyarakat saat itu tidak terlalu berpengaruh

dalam memberikan hasil pertambangan, karena dulang hanya alat tradisional

yang dalam sistem kerjanya hanya menggunakan dan bertumpu pada tenaga

tangan manusia tanpa ada bantuan mesin, oleh karena itu keuntungan yang

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

61

44

diperoleh tidaklah seberapa, masyarakat yang bekerja mendulang emas saat

itu hanya bekerja untuk diri mereka pribadi.

Sebelum terjadinya pertambangan emas tanpa izin secara besar-

besaran, mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Betung Bedarah Timur adalah

petani karet, memang hasil kebun karet tidak lantas meningkatkan

perekonomian mereka secara langsung, namun penghasilan tersebut tetap

cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan mereka.

Ketika harga karet anjlok pada tahun 2012 lalu masyarakat mulai marak

melakukan pertambangan illegal.

Dalam waktu singkat, pertambangan itu berhasil meningkatkan

perekonomian dan taraf kehidupan masyarakat di daerah tersebut, dan

bersamaan dengan itu ada banyak hal penting yang diabaikan oleh

masyarakat di antaranya bahwa pertambangan emas tanpa izin yang mereka

lakukan juga dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan

generasi kehidupan selanjutnya.

“Berdasarkan wawancara peneliti, Kepala Desa Betung Bedarah

Timur mengatakan bahwa pekerjaan pertambangan di wilayah Desa

Betung Bedarah Timur pada saat itu bukanlah merupakan pekerjaan

prioritas, tidak terlalu banyak masyarakat yang bekerja di

pertambangan, karena hasil yang diperoleh sangatlah kecil tidak

sesuai dengan kerjanya yang banyak menguras tenaga, masyarakat

lebih banyak mengurus dan mengelola lahan kebun dan persawahan

sendiri”.45

45

Wawancara dengan Bapak Jamhuri Selaku Kepala Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 26 Agustus 2019.

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

62

44

Seiring perkembangan zaman, banyak teknologi dan mesin canggih

yang sudah semakin berkembang, bagitu pula dengan mesin untuk

pertambangan, salah satu nama mesin terbaru tersebut adalah dompeng.

Berikut penjelasan tentang awal berkembangnya tambang dompeng di

Desa Betung Bedarah Timur yang peneliti peroleh dari wawancara dengan

Sekretaris Desa, mengatakan :

“Mesin dompeng masuk ke Desa Betung Bedarah Timur mulai dari

tahun 2004, awalnya hanya ada beberapa unit saja, lama kelamaan

jumlah mesin yang datang kesini semakin bertambah, lahan yang

digalih juga masih disekitaran Sungai Batanghari belum masuk

kelahan pertanian, waktu itu harga karet masih mahal jadi masyarakat

lebih memilih mengolah lahan mereka dan belum ada keinginan untuk

membuka pertambangan dilahan tersebut”.46

Kemudian penulis memperoleh keterangan tambahan dari Kadus Desa

Betung Bedarah Timur, dia mengatakan :

Pekerjaan mencari emas memang sudah lama ada di Desa Betung

Bedarah Timur ini, bahkan sudah beberapa tahun yang lalu, tapi

bekerja dengan menggunakan mesin dompeng baru ada sejak tahun

2004. Meskipun sudah ada mesin dompeng tapi mayoritas masyarakat

belum tertarik dengan pekerjaan tambang tersebut, karena waktu itu

harga karet masih menjamin kebutuhan hidup.47

Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa mesin dompeng dapat

bekerja dengan cepat dari pada dulang, sehingga hasil yang diperolehpun

lebih besar dari pada hasil dulang, pada tahun 2004 mesin mulai masuk ke

Desa Betung Bedarah Timur, dan sebagian masyarakat Desa Betung Bedarah

46 Wawancara dengan Bapak Ning Ilham Sekretaris Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 30 Agustus 2019 47

Wawancara dengan Bapak Hamdi Kadus Desa Betung Ilir pada tanggal 09 September

2019

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

63

44

Timur mulai menggunakan mesin ini untuk mendompeng emas di aliran

Sungai Batanghari.

Seperti halnya wilayah pertambangan dulang yang terbatas pada

Sungai Batanghari, pertambangan dompeng juga hanya mendompeng

wilayah Sungai Batanghari saja, masyarakat tidak terlalu tertarik memberikan

lahan milik pribadi mereka untuk dijadikan area pertambangan, sepertinya

masyarakat menyadari bahwa mesin dompeng berpotensi merusak lahan,

sedangkan hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan kerusakan yang akan

ditimbulkan. Hasil persawahan dan kebun karet saat itu masih menjamin

kebutuhan ekonomi sehingga masyarakat enggan membuka lahan untuk

pertambangan.

Hingga pada tahun 2012, ketika harga karet mulai jatuh di pasaran

internasional, masyarakat Desa Betung Bedarah Timur mulai banyak

mengikuti kegiatan pertambangan emas tanpa izin di aliran Sungai

Batanghari tersebut.

Seperti keterangan yang diperoleh penulis dari wawancara dengan

salah satu mahasiswa asal Desa Betung Bedarah Timur, sebagai berikut :

Semenjak harga karet turun drastis, masyarakat di Desa Betung

Bedarah Timur Kecamatan Tebo Ilir yang umumnya berprofesi

sebagai petani karet seperti kehilangan pekerjaan tetap, untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari banyak diantara mereka yang

mencoba usaha sampingan seperti mengolah pinang dan memafaatkan

pasir sungai untuk dijual, dan tidak sedikit juga masyarakat yang

tetap mengelolah karet meskipun harganya sangat rendah. Selanjutnya

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

64

44

banyak masyarakat yang mulai ikut menambang di Sungai

Batanghari.48

Keterangan serupa penulis peroleh dari tokoh pemuda Desa Betung

Bedarah Timur :

“Dulu mayoritas masyarakat Desa Betung Bedarah Timur ini

pekerjaannya adalah petani, meskipun pertambangan semakin

berkembang dengan masuknya mesin canggih namun mereka tetap

konsisten mengolah dan bekerja di lahan mereka sendiri. Ketika harga

karet turun, masyarakat mulai merasa kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Oleh karena itu mereka mulai mencoba ikut

menambang emas yang masih berlokasi di Sungai Batanghari”.49

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa masyarakat Desa

Betung Bedarah Timur yang umumnya berprofesi sebagai petani karet mulai

merasakan desakan ekonomi, mereka membutuhkan pekerjaan yang lebih

menjamin hidup dan ekonomi mereka, mereka mencoba pekerjaan lain

seperti menggeruk pasir dan mengelola biji pinang, namun hasil yang

diperoleh sepertinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mulai saat itu juga warga Desa Betung Bedarah Timur semakin banyak

mengikuti kegiatan pertambangan emas yang masih berlokasi di sekitar

pinggiran Sungai Batanghari.

Rendahnya kesadaran dari sebagian masyarakat penambang emas

tanpaa izin di Desa Betung Bedarah Timur tentang pentingnya penambangan

yang berwawasan lingkungan. Menumbuhkan kesadaran masyarakat agar

48 Wawancara dengan Siti Khadijah, mahasiswa asal Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 14 September 2019. 49 Wawancara dengan Andriyadi, Tokoh Pemuda di Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 15 September 2019.

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

65

44

turut aktif dalam upaya pengawasan kegiatan tambang yang ada di Desa

Betung Bedarah Timur.

Sumber daya yang ada di daerah merupakan bagian dari sistem

penyangga kehidupan masyarakat, seterusnya masyarakat merupakan sumber

daya pembangunan bagi daerah. kesejahteraaan masyarakat merupakan satu

kesatuan dan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kelestarian sumber

daya yang ada di daerah. selain itu cagar alam baik yang menyangkut flora

dan fauna harus tetap dilindungi kelestariannya, agar anak cucu kita dapat

menikmati dan melihat segala keindahan alam semesta atas karunia Tuhan

Yang Maha Esa.

B. Kendala yang Dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo dalam

Menanggulangi Penambang Emas Tanpa Izin di Desa Betung Bedarah

Timur

Kendala yang dihadapi Pemerintah dalam menanggulangi

pertambangan emas tanpa izin adalah lemahya kesadaran masyarakat dan

masih adanya perlawanan dari masyarakat terhadap PETI karena masalah

ekonomi, Polres dan Pemerintah di Kecamatan Tebo Ilir telah melakukan

berbagai upaya dan tindakkan terkait PETI, yaitu dengan cara pencegahan,

razia, dan penertiban PETI. Namun, setelah beberapa hari razia masyarakat

mulai melakukan aktivitas menambang emas tanpa izin di Sungai Batanghari

Desa Betung Bedarah Timur karena tuntutan ekonomi dan karena belum ada

alternatif solusi bagi mereka, agar aktivitas PETI ini dapat berhenti secara

total.

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

66

44

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kepala Seksi

Pengembangan dan Pengawasan Dinas ESDM Provinsi Jambi yaitu sebagai

berikut :

“Pada dasarnya setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat yang

berhubungan dengan lingkungan sosial harus mempunyai izin, dan

pertambangan emas yang dilakukan masyarakat di Desa Betung

Bedarah Timur ini sudah pasti dilarang karena tidak adanya izin resmi

dari pemerintah dan bertentangan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Tebo No. 10 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara dan

bertentangan UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral

dan Batu Bara”.50

Jadi sebenarnya kegiatan pertambangan tidak hanya diberikan kepada

BUMN dan Badan Usaha Swasta saja untuk melakukannya, namun penduduk

setempat juga diberikan hak mengusahakan kegiatan pertambangan.

Penduduk yang ingin membuka usaha pertambangan harus mengajukan

permohonan izin melalui Izin Pertambangan Rakyat (IPR).

Seperti keterangan wawancara saya dengan pemilik dompeng emas

tanpa izin di Desa Betung Bedarah Timur :51

“Semenjak harga karet turun, saya mencoba membuka usaha

sampingan yaitu dengan mendompeng di sungai Batangahari Desa

Betung Bedarah Timur, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

saya dan keluarga. Setelah saya mencoba untuk mendompeng ternyata

hasil dari mendompeng emas sangat cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup kami sekeluarga. Sebenarnya disini kami

mendompeng tidak memiliki izin dari pemerintah, karena kami

mendompeng di sungai Batanghari tapi mau seperti apa lagi

dikarenakan tuntutan ekonomi kami terpaksa menambang secara

illegal”.

50 Wawancara dengan Bapak Muhammad Nuh selaku Kepala Seksi Pengembangan dan

Pengawasan Dinas ESDM Provinsi Jambi pada tanggal 04 Maret 2020. 51 Wawancara dengan Bapak Rozi S, selaku pemilik dompeng desa Betung Bedarah Timur

pada tanggal 26 Agustus 2019.

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

67

44

Dalam menangani masalah PETI ini, pemerintah Desa Betung

Bedarah Timur tidak bisa bertindak sendiri, oleh karena itu mereka telah

membicarakan dan bekerjasama dengan Pemerinta Kecamatan dan

Kabupaten. Dalam upaya pemberantasan PETI ini. Pemerintah Desa Betung

Bedarah Timur telah melakukan berbagai cara seperti mengingatkan dan

menegur masyarakat yang menambang emas tanpa izin di Sungai Batanghari

Desa Betung Bedarah Timur.

Seperti keterangan wawancara saya dengan Bapak Kepala Desa

Betung Bedarah Timur, sebagai berikut :

“Bisa dikatakan kami telah kehabisan cara dalam menanggulangi

masalah PETI, berbagai macam cara kami lakukan seperti menegur

dan mengingatkan mereka, tapi masyarakat sama sekali tidak

memperdulikannya. Bahkan sesekali pemerintah Kecamatan

menurunkan petugas keamanan untuk melakukan razia, ketika razia

berlangsung mereka akan bersembunyi dan berhenti sejenak, dan

ketika beberapa hari setelah razia selesai mereka kembali bekerja

seperti semula”.52

Sulitnya pemberantasan PETI ini karena PETI sangat berhubungan

sekali dengan persoalan ekonomi, pemerintah dihadapkan pada dua pilihan

yang keduanya sama sekali tidak menguntungkan, yang pertama jika

bersikeras mencegah masyarakat dari pekerjaan PETI itu sama halnya dengan

membiarkan masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan dan menambah

jumlah angka pengangguran, dan yang kedua jika membiarkan aktifitas PETI

berlanjut sama halnya dengan mengabaikan Peraturan Daerah Kabupaten

Tebo dan Perundang-Undangan dan membiarkan kerusakan lingkungan.

52

Wawancara dengan Bapak Jamhuri, selaku Kepala desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 26 Agustus 2019

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

68

44

1. Dampak Negatif dari Pertambangan Emas Tanpa Izin

Dewasa ini orang mengharapkan dapat menikmati lingkungan

hidup yang baik dan sehat tidak sekedar bebas dari pencemaran

lingkungan hidup yang dapat membahayakan kesehatan mereka, tetapi

juga bebas dari gangguan-gangguan lain, yang meskipun tidak terlalu

membahayakan kesehatan, tetapi dapat merusak segi-segi estetika dari

lingkungan hidup mereka atau lingkungan tempat tinggal mereka, jadi

masalah ke indahan dan kebersihan juga merupakan kepedulian banyak

orang. Banyak orang menolak adanya gangguan-gangguan berupa bau,

kebisingan, atau kabut yang melanda di tempat tinggal mereka.53

Namun jika berhadapan dengan persoalan ekonomi dan kebutuhan

hidup, kebersihan dan keindahan lingkungan tidak lagi menjadi perhatian

masyarakat. Dimana memenuhi kebutuhan hidup saat ini dirasa jauh lebih

penting dari pada menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan.

Beginilah yang terjadi pada masyarakat di Desa Betung Bedarah

Timur Kecamatan Tebo Ilir, lingkungan tempat tinggal mereka yang

dulunya indah yang seharusnya dijaga, justru sekarang dirusakan oleh

tangan mereka sendiri melalui aktifitas PETI yang semakin marak terjadi,

demi menikmati keuntungan sesaat mereka melupakan dampak jangka

panjang dari kerusakan yang ditimbulkan oleh PETI tersebut.

53

Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Jakarta, Rajawali Pers, 2013), hlm

4.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

69

44

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat

dan masyarakat setempat maka penulis dapat menjelaskan dampak-

dampak negatif dari Pertambangan Emas Tanpa Izin sebagai berikut :

a. Mencemarkan Air Sungai Batanghari

Masyarakat Desa Betung Bedarah Timur dulunya

menggunakan air sungai Batanghari untuk kebutuhan sehari-hari

seperti minum, mandi dan sebagainya tapi sekarang mereka tidak bisa

lagi menggunakan dan memanfaatkan air sungai Batanghari tersebut

karena sungai Batanghari sudah sangat kotor dan tidak layak untuk

dikonsumsi.

Seperti keterangan salah satu warga Desa Betung Bedarah

Timur yang ikut merasakan pencemaran air sungai Batanghari akibat

tambang sebagai berikut:

“Dulu sungai Batanghari ini merupakan sumber penghidupan

kami, airnya sangat jernih dan bersih, kami menggunakan air

ini untuk minum, masak, mandi, mencuci dan masih banyak

lagi untuk memenuhi kebutuhan lain. Tapi sejak pertambangan

emas mulai beroperasi di Desa Betung Bedarah Timur, seluruh

aliran sungai Batanghari menjadi tercemar. Maraknya kegiatan

dompeng illegal atau pertambangan emas tanpa izin dalam hal

ini sangat meresahkan masyarakat yang memanfaatkan air

sungai tersebut akan terganggu dengan beroperasinya dompeng

tersebut. Lobang-lobang besar yang dibuat ditengah-tengah

maupun dipinggiran sungai akan merusak fungsi sungai.

Limbah pertambangan seperti pasir bercampur tanah lumpur ini

dibuang dan disalurkan langsung ke sungai Batanghari.

Akibatnya, sungai akan menjadi keruh dan kotor dan pada

akhirnya tidak bisa dimanfaatkan sebagai mana mestinya”.54

54

Wawancara dengan Bapak Taupik Masyarakat Desa Betung Bedarah Timur pada tanggal

23 September 2019

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

70

44

Mesin-mesin tambang yang bekerja di sepanjang hari

menyebabkkan Sungai Batanghari menjadi tercemar, terlebih lagi

dalam penyuciannya emas masyatakat menggunakan bahan kimia

seperti merkuri dan air raksa yang menyebabkan Sungai Batanghari

menjadi keruh, pekat dan berminyak, dan ini tentunya akan merusak

kualitas dan kebersihan air sungai Batanghari yang sudah tercemar

menyebabkan ikan-ikan banyak yang mati.

PETI menyebabkan sepanjang aliran sungai Batanghari

menjadi tercemar, mulai dari Desa Betung Bedarah Timur yang

terletak di hulu sampai ke desa yang di hilir, desa yang tidak ada

aktifitas PETI juga harus ikut menanggung akibatnya. Adapun

larangannya pencemaran air tertuang dalam Pasal 24 UU No. 7 Tahun

2004 Tentang Sumber Daya Air, yaitu :

“Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang

mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu

upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air”.55

Undang-undang di atas telah jelas melarang segala bentuk

kegiatan yang dapat merusak dan mencemarkan sumber air, namun

mayoritas masyarakat awam buta terhadap hukum, ditambah dengan

tuntutan ekonomi yang kian mendesak, sehingga dengan demikian

menyebabkan mereka melakukan aktifitas PETI yang pasti dapat

55 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, Pasal 24

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

71

44

merusak sumber air, dan ini tentu bertentangan sekali dengan peraturan

perundang-undangan.

b. Mengakibatkan Polusi Udara dan Kebisingan

Aktifitas pertambangan yang dilakukan sepanjang waktu mulai

dari pagi hingga sore hari, sebenarnya sangat mengganggu

kenyamanan masyarakat, bau dari minyak mesin dompeng tersebut

yang menyebar semakin membuat polusi udara di pemukiman warga

yang tinggal di pinggir sungai Batanghari semakin buruk. Selain dari

itu suara mesin yang bekerja sepanjang waktu membuat masyarakat

kesulitan beristirahat di siang hari.

Wawancara Penulis dengan salah satu warga Desa Betung

Bedarah Timur, dia mengatakan :

Suara mesin yang bekerja menimbulkan kebisingan dan bau

minyak tentu sangat mengganggu saya sekeluarga untuk

istirahat di siang hari.56

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dampak

negatif PETI lebih banyak dibandingkan dengan manfaat positifnya.

Manfaatnya hanya meningkatkan perekonomian saja, sedangkan

mudharatnya berdampak pada kenyamanandan keamanan hidup

masyarakat, baik berlangsungnya hidup jangka pendek maupun jangka

panjang.

56 Wawancara dengan Ibu Nita, selaku warga Desa Betung Bedarah Timur, pada tanggal 25

September 2019.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

72

44

Dengan diberlakukannya Undang-Undang dan Perda (Peraturan

Daerah) tersebut ternyata tidak efektif mengurangi jumlah kasus

pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Betung Bedarah Timur.

Kegiatan pertambangan emas tanpa izin bahan galian tambang emas,

semakin marak seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Berbagai penanggulangan telah dilaksanakan, namun dalam

penanggulangan masalah pertambangan emas tanpa izin, selalu

dihadapkan kepada barbagai hambatan dan masalah.

Kerusakan lingkungan yang dampaknya dirasakan oleh seluruh

masyarakat Desa Betung Bedarah Timur, mulai dari hilangnya sumber

daya alam, rusaknya lapisan ozon. Namun, kerusakan ini lebih

khususnya pada daerah pertambangan yang banyak menimbulkan

berbagai masalah lingkungan.

C. Upaya Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tebo Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara Terhadap

PETI di Desa Betung Bedarah Timur

Dalam rangka meminimalkan pertambangan emas tanpa izin di

Kabupaten Tebo khususnya di desa Betung Bedarah Timur, pihak pemerintah

Kabupaten Tebo mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10

Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara, yang mengacu pada ketentuan-ketentuan pokok

pertambangan. Namun, dengan terbentuknya dan diterbitkan Undang-Undang

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

73

44

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara untuk

menggantikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967, kewenangan

pemerintah daerah telah diatur di dalamnya dengan jelas dan terperinci.

Maksud Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Kabupaten Tebo Nomor 10

Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara adalah sebagai ketentuan pokok bagi Bupati dalam

pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasan.

Dari hasil penelitian dalam penerapan Peraturan Daerah Kabupaten

Tebo Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Hubungan antar instansi yang terkait,

yaitu dukungan komunikasi dan koordinasi Dinas ESDM dengan instansi lain

belum berjalan dengan baik.

Pada dasarnya proses komunikasi tidak hanya dilakukan antar

pemerintah maupun pemerintah dengan masyarakat, namun juga dilakukan

antar Dinas ESDM dengan masyarakat kelompok sasaran di Desa Betung

Bedarah Timur. Menurut George C. Edward III mengemukakan bahwa setiap

kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi komunikasi

efektif antara pelaksana program (kebijakan) dengan para kelompok sasaran

(target group). Tujuan dan sasaran dari program/kebijakan dapat

disosialisasikan secara baik sehingga menghindari adanya distorsi atas

kebijakan dan program.57

57

Edward III, George C. (edited) Publick Policy Implementing, (Jai Press Inc, London

England. Goggin, Malcolm L et al. 1990), hlm 149

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

74

44

Berdasarkan hasil wawancara, maka adapun upaya pemerintah dalam

mengoptimalkan penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 10

Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara, terhadap pelaku pertambangan emas tanpa izin di

Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah Timur Provinsi Jambi sebagai

berikut :

Seperti ini penjelasan dari wawancara penulis dengan Bapak

Sekretaris Desa Betung Bedarah Timur sebagai berikut :

“Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Desa Betung Bedarah

Timur dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batu Bara dalam penanggulangan PETI

ini Kabupaten Tebo masih belum mempunyai tenaga-tenaga

lapangan yang professional untuk melakukan pengawasan terhadap

PETI tersebut. Dalam menyikapi kebijakan penanggulangan PETI,

setiap badan (departemen) masih berjalan sendiri-sendiri, seharusnya

ada suatu badan gabungan yang tugasnya dikhususkan dalam

penanggulangan dan pencegahan PETI, yang dilegitimasi oleh

peraturan. Saya beserta perangkat desa sudah mengingatkan dan

menegur kepada masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas

di sungai Batanghari bahwa mereka tidak di izinkan untuk

menambang di sungai Batanghari ini, karena tidak memiliki izin dari

pemerintah”.58

Berdasarkan uraian di atas, jika sedikit menoleh kebelakang, Presiden

telah mengeluarkan Inpres Nomor 03 Tahun 2000, yang mana di dalamnya

menyatakan bahwa : (1) Gubernur dan Bupati membentuk Tim Terpadu

Daerah untuk melaksanakan koordinasi dengan Tim Terpadu Pusat dan

seluruh instansi terkait di daerah masing-masing dalam melaksanakan

program penanggulangan masalah PETI, (2) Melakukan pengawasan dan

58 Wawancara dengan Bapak Ning Ilham, Selaku Sekretaris Desa Betung Bedarah Timur

pada tanggal 30 Agustus 2019

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

75

44

pengendalian terhadap kelancaran dan keamanan semua usaha pertambangan

di wilayahnya dalam rangka mendorong terlaksananya pertambangan yang

baik (good mining practice) serta menjaga dan memelihara citra

pemerintahan yang baik (good governance) dan, (3) Kepala Kepolisian

Republik Indonesia dan Jaksa Agung sesuai tugas dan kewenangan masing-

masing melakukan tindakan-tindakan hukum secara tegas kepada semua

pihak, baik aparat pemerintah maupun masyarakat yang terlibat PETI.

Berdasarkan wawancara saya dengan pemilik dompeng emas tanpa

izin di Desa Betung Bedarah Timur :

“Sebenarnya disini saya tidak mengetahui bahwa ada peraturan yang

melarang memambang emas di Sungai Batanghari, karena selama ini

pemerintah tidak pernah melakukan sosialisasi ke Desa Betung

Bedarah Timur untuk memberitahu masyarakat bahwa ada aturan

yang harus kami patuhi, karena disini saya sibuk bekerja dan

kebanyakan dari kami para penambang sekolah SD saja kami tidak

tamat bagaimana kami mau mengetahui Perda yang berlaku yang

melarang menambagan emas tanpa izin, karena tidak ada sosialisasi

ke Desa Betung Bedarah Timur, yang hanya kami ketahui ketika ada

razia saja, itu artinya bahwa disini kami tidak di izinkan untuk

menambang. Setelah beberapa hari razia kami mulai menambang lagi

karena tuntutan ekonomi kami harus memenuhi kebutuhan hidup

keluarga kami”.59

Berdasarkan keterangan dari wawancara di atas, karena tidak

ketegasan dan sanksi yang berat diberikan oleh aparat penegak hukum

terhadap penambang emas tanpa izin di Sungai Batanghari Desa Betung

Bedarah Timur, maka para penambang emas tidak akan takut menambang

secara illegal.

59 Wawancara dengan Bapak Sarbaini, Pemilik Dompeg Emas di Desa Betung Bedarah Timur

pada tanggal 31 Agustus 2019

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

76

44

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Nuh Kepala

Seksi Pengembangan dan Pengawasan ESDM sebagai berikut:

“Pemberantasan pertambangan emas tanpa izin (PETI) dilakukan oleh

aparat penegak hukum dalam hal ini Polisi karena PETI itu

merupakan tindakan pidana sebagaimana diatur di dalam Pasal 158

UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu

Bara, terkait pidana tersebut ASN Dinas ESDM sebagai saksi Ahli

guna diminta keterangannya apabila ada penangkapan pelaku PETI

oleh Polisi”.60

Lemahnya pemahaman pelaku usaha PETI terhadap hukum atau

peraturan pertambangan dapat diatasi dengan melakukan sosialisai secara

masif dan berkelanjutan mengenai peraturan daerah dan peraturan undang-

undang yang mengatur tentang mengenai kegiatan pengelolaan pertambangan

mineral dan batu bara.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Desa Betung Bedarah

Timur, tentang pelaksanaan kebijakan penanggulangan PETI, menyatakan

bahwa :

“Pengawasan PETI adalah keterpaduan tugas Dinas Pertambangan

Daerah dibantu oleh Satpol PP, Pihak Kepolisian, Dinas Pertanian

dan Dinas Kehutanan. Akan tetapi sampai saat ini belum adanya tim

terpadu untuk pengawasan dan penanggulangan dengan tujuan

pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Penertiban selama ini

hanya dilaksanakan oleh pihak kepolisian. Penertiban seharusnya

dilakukan oleh tim terpadu yang berdiri berdasarkan peraturan dari

Bupati, sehingga tim ini dapat langsung melaksanakan sosialisasi atau

penyuluhan, penanggulangan, pencegahan dan pembinaan masyarakat

penambang”.61

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa keterbatasan tenaga lapangan

ini juga beberapa dipengaruhi oleh sumberdaya dalam hal dana sebagaimana

60 Wawancara dengan Bapak Muhammad Nuh selaku Kepala Seksi Pengembangan dan

Pengawasan Dinas ESDM Provinsi Jambi pada tanggal 04 Maret 2020. 61

Wawancara dengan Bapak Jamhuri, selaku Kepala Desa Betung Bedarah Timur pada

tanggal 26 Agustus 2019

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

77

44

yang dikemukakan Meter dan Horn. Pendanaan haruslah tersedia dalam

rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan.

Kekurangan sumberdaya suatu badan dalam mengimplementasikan suatu

kebijakan secara tidak langsung akan memperbesar kegagalan implementasi

kebijakan.

Walaupun telah dibentuk berbagai peraturan perundang-undangan

baik di tingkat pusat maupun daerah Kabupaten Tebo, namun aktivitas

pertambangan emas tanpa izin masih terus terjadi. Kenyataannya

menunjukkan bahwa pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh PETI

mengkhawatirkan atau membahayakan

Dalam kenyataan terdapat aktivitas PETI yang dilakukan oleh

masyarakat mengakibatkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

disekitar lokasi PETI, dan hal ini dilakukan secara illegal oleh masyarakat

tanpa memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Faktor yang

menyebabkan terjadinya PETI yang dilakukan oleh masyarakat yang

mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di

Kabupaten Tebo antara lain:

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Nuh Kepala

Seksi Pengembangan dan Pengawasan sebagai berikut62

:

1. Faktor lapangan kerja yang terbatas;

2. Faktor ekonomi(untuk memenuhi kebutuhan hidup);

3. Faktor kurangnya kesadaran hukum masyarakat;

62

Wawancara dengan Bapak Muhammad Nuh selaku Kepala Seksi Pengembangan dan

Pengawasan Dinas ESDM Provinsi Jambi pada tanggal 04 Maret 2020.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

78

44

4. Faktor menipisnya etika/moral masyarakat dengan mengabaikan aspek

keselamatan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan

5. Faktor penegakan hukum yang lemah.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, tergambar bahwa cukup banyak

faktor yang menyebabkan terjadinya PETI, namun dari beberapa faktor tersebut,

yang dominan adalah faktor untuk memenuhi kebutuhan hidup, hal ini didasarkan

bahwa menambang merupakan pekerjaan yang sudah lama dan turun temurun

dilakukan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian untuk membiayai

keseluruhan kebutuhan hidup penambang dan keluarganya. Di Kabupaten Tebo

terdapat beberapa daerah yang potensi emasnya cukup tinggi salah satunya Desa

Betung Bedarah Timur, karena setiap melakukan kegiatan PETI ada hasil yang

mereka dapatkan sehingga bagi mereka daerah/lokasi tersebut memiliki potensi

sumber daya emas yang cukup banyak sehingga peluang untuk mendapatkan

butiran emas di sungai Batanghari akan terbuka.

Melihat besarnya dampak negatif yang timbul akibat kegiatan PETI yang

dilakukan masyarakat, maka saran saya seharusnya Pemerintah Daerah sesuai

dengan kewenangannya melakukan tindakan untuk mengatasi masalah PETI dan

membuat berbagai kebijakan untuk pengaturannya. Adapun langkah-langkah yang

harus dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku pertambangan

emas tanpa izin, agar tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan

hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

79

44

2. Perlu dilakukan pengaturan sedini mungkin untuk mengurangi dan

menanggulangi dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan hidup,

serta memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam berusaha.

3. Mendorong pembangunan sektor pertambangan dalam rangka

mempercepat perkembangan wilayah dengan tetap memperhatikan

kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menerapkan prinsip-prinsip Good

Governance dalam pemberian perizinan di bidang pertambangan.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai barikut :

1. Pengelolaan usaha pertambangan emas tanpa izin di sungai Batanghari,

adalah pengeloaan pertambangan dengan cara mendulang dan

menggunakan mesin dompeng, merkuri digunakan untuk memisahkan

emas dengan pasir hitam, dengan cara campurkan pasir hitam dan emas

kemudian dituangkan air seidikit dan merkuri kemudian di aduk-aduk,

lalu secara otomatis emas akan berpisah dengan pasir. Setelah itu

emasnya diambil, pasir hitam dibuang, sedangkan air merkuri dibuang

langsung ke Sungai Batanghari di Desa Betung Bedarah Timur. PETI

merupakan kegiatan pertambangan emas tanpa izin yang dilakukan oleh

sebagian masyarakat maupun oknum lainnya. Namun pada saat ini

kegiatan tersebut telah banyak menimbulkan dampak negatif pada

lingkungan disekitar tambang tersebut seperti pencemaran air, hal ini

terjadi akibat adanya penggunaan senyawa merkuri untuk memisahkan

biji emas dengan logam lainnya.

2. Kendala yang dihadapi Pemerintah dalam menanggulangi pertambangan

emas tanpa izin adalah masih adanya perlawanan dari masyarakat yang

terhadap PETI karena masalah ekonomi, Polres dan Pemerintah di

Kecamatan Tebo Ilir telah melakukan berbagai uapaya dan tindakan

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

81

terkiait PETI, yaitu dengan cara pencegahan, razia, dan penertiban PETI.

Namun, setelah beberapa hari razia masyarakat mulai melakukan aktivitas

menambang emas tanpa izin di Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah

Timur karena tuntutan ekonomi dan karena belum ada alternatif solusi

bagi mereka, agar aktivitas PETI ini dapat berhenti secara total. Terkait

dengan persoalan ekonomi masyarakat yang masih dalam kemiskinan

mendorong masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas PETI.

Koordinasi antar instansi di daerah dalam hal implementasi kebijakan

penanggulangan PETI khususnya ESDM dengan Dinas terkait masih

lemah. Sumber daya yang menjadi pelaksana di lapangan belum tersedia

secara resmi sehingga kontrol dan pengawasan sangat terkandala.

3. Upaya Pemerintah Daerah dalam menerapkan Peraturan Daerah Kabupaten

Tebo Nomor 10 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pengelolaan usaha

pertambangan mineral dan batu bara, belum berjalan dengan baik karena

masih banyak masyarakat di desa Betung Bedarah Timur yang

menambang secara illegal di Sungai Batanghari, dan masyarakat tidak

mengetahui bahwa ada Perda yang mengatur tentang perizinan

pertambangan karena pemerintah tidak pernah melakukan sosioalisasi atau

mengadakan seminar di desa Betung Bedarah Timur.

B. Saran

1. Sebaikanya masyarakat lebih meningkatkan kesadaran dari dampak yang

akan ditimbulkan dari aktivitas pertambangan. Harapan penulis semoga

masyarakat Kabupeten Tebo khusus Desa Betung Bedarah Timur yang

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

82

sekarang pekerjaannya sebagai penambang emas bisa beralih profesi ke

bidang pekerjaan yang tidak bertentangan dengan aturan yang telah di

tetapkan Kabupaten Tebo, seperti beralih ke bidang pertanian, peternakan

dan lain-lain yang tidak bertentang dengan Peraturan Daerah dan Peraturan

Perundang-Undangan.

2. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam

menertibkan pertambangan emas tanpa izin (PETI) di sungai Batanghari

dengan cara mensosialisasikan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor

10 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usah Pertambangan

Mineral dan Batu Bara. Perda ini mengarah pada aksesibilitas, otoritas,

dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya tersebut. Kemudian

dalam jangka panjang, untuk mengurangi ketergantungan masyarakat

terhadap aktivitas penambang emas, Pemerintah Daerah perlu melakukan

Focus Group Discussion, pengenalan, pendampingan dan pemberdayaan

bagi masyarakat untuk mencari alternatif usaha lainnya dengan

mengandalkan sumber daya lokal.

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar

Grafika, Jakarta:2011.

Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Metter dan Carl Van

Horn, Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Arif Zulkifli, Pengolahan Tambang Berkelanjutan. Yogyakarta: Graha Ilmu

2014.

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Gramedia Indonesia, 2002.

Bahrul Ulum dan Zulqarnain Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas

Syari’ah IAIN STS Jambi dan Syari’ah Press, 2010.

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta Sinar Geafika

2009.

Edward III, George C. (edited), Publick Policy Implementing, Jai Press Inc,

London England. Goggin, Malcolm L et al. 1990.

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan

Kualitatif, Jakarta: GP Press, 2008.

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Ed. Rev, Jakarta: Remaja

Rosdakarya, 2010.

Muhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, cet. Ke-1 (Jambi :

Sulthan Thaha Press, 2007)

Nasution, Metode Penelitian, cet. Ke-12 (Jakarta : Bumi Aksara, 2011)

Purwanto dan Sulistyastuti Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementi

Kebijakan, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Ripley, Rendal B and Grace A. Franklin. Policy Implementation and

Bureaucracy,second edition, the Dorsey Press. Chicago-Illionis,

1986.

Salim HS. Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia,

Bandung: Pusta Reka Cipta,2013.

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia Press 1986.

Sugiyono Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung

Bandung: Alfabeta, 2013.

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, cet. Ke 3, Bandung: Refika

Aditama, 2012.

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

84

B. Peraturan Perundang-Undangan

Perda Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan

Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara, Bab 24

Pasal 74 Ayat 2.

Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batu

Bara Bab 23 Pasal 158: Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, Pasal 24

C. Lain-Lain

Bayu Pratama Aji, Implementasi Perda No 10 Tahun 2011 Pertambangan

Mineral bukan Logam dan Batua di Kabupaten Boyolali, Skripsi

(Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011),

https://eprints.uny.ac.id/53651/ diakses 20 Agustus 2019, pukul

20:25 WIB.

Sulaemi, Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral.

(Studi desa Terempa Selatan Kecamatan Siantan Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014) Jurnal (Universitas Maritim Raja

Ali Haji), https://jurnal.umrah.ac.id/?p=6504 diakses 20 Agustus

2019 pukul 20:08 WIB.

Budi Santoso, Penegakan Hukum Terhadap Penambang Emas Tanpa Izin

Berdasarkan Perda No 3 Tahun 2012 di Kabupaten Dharmasraya,

Provinsi Sumatera Barat. Skripsi (Universitas Islam Indonesia

YogyakartaTahun2018).

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10372/Budi%20

Santoso.pdf?sequence=1 diakses 20 Agustus 2019, 20:40 WIB.

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

85

Lampiran I

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul : Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun

2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara Terhadap PETI di Sungai Batanghari Desa

Betung Bedarah Timur Provinsi Jambi.

A. Dokumentasi

1. Sejarah dan Geografis Desa Betung Bedarah Timur

2. Demografi Desa Betung Bedarah Timur

3. Visi dan Misi Desa Betung Bedarah Timur

4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Betung Bedarah Timur

5. Daftar Nama Penambang Emas Illegal Desa Betung Bedarah Timur

B. Wawancara

1. Bagaimana pengelolaan usaha pertambangan emas tanpa izin di Sungai

Batanghari desa Betung Bedarah Timur?

2. Apa kendala yang dihadapi oleh pemerintah Daerah Kabupaten Tebo

dalam menanggulangi penambang emas tanpa izin di desa Betung

Bedarah Timur?

3. Bagaimana Upaya Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Peraturan

Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan

pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batu bara terhadap PETI

di Desa Betung Bedarah Timur?

C. Observasi

4. Pengelolaan usaha pertambangan emas tanpa izin di Sungai Batanghari

desa Betung Bedarah Timur.

5. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah Daerah Kabupaten Tebo

dalam menanggulangi penambang emas tanpa izin di desa Betung

Bedarah Timur.

6. Upaya Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Peraturan Daerah

Kabupaten Tebo No 10 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan

pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batu bara terhadap PETI

di Desa Betung Bedarah Timur

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

86

Lampiran II

DAFTAR NAMA INFORMAN

Judul : Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Tebo No 10 Tahun

2009 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batu Bara Terhadap PETI di Sungai Batanghari Desa

Betung Bedarah Timur Provinsi Jambi.

No Nama Keterangan

1 Muhammad

Nuh

Kepala Seksi Pengembangan

dan Pengawasan Dinas

ESDM Provinsi Jambi

2 Jamhuri Kepala Desa Betung Bedarah

Timur

3 Ning Ilham Sekretaris Desa Betung

Bedarah Timur

4 Hamdi Kadus Desa Betung Ilir

5 Semanaji Ketua Rt 13 Desa Betung

Bedarah Timur

6 Taupik Masyarakat Desa Betung

Bedarah Timur

7 Nita Masyarakat Desa Betung

Bedarah Timur

8 Siti

Khadijah

Mahasiswa Desa Betung

Bedarah Timur

19 Andriyadi Tokoh Pemuda Desa Betung

B. Timur

10 Rozi. S Pemilik Dompeng Emas

Tanpa Izin

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

87

11 Sarbaini Pemilik Dompeng Emas

Tanpa Izin

Lampiran III

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kegiatan Penambang Emas Tanpa Izin di Desa Betung Ilir Timur

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

88

Gambar 2. Kegiatan Penambang Emas Tanpa Izin di Desa Betung Ulu Timur

Gambar 3. Sungai Batanghari Desa Betung Bedarah Timur

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

89

Gambar 4. Dompeng Emas Illegal di Sungai Batanghari Desa Betung Timur

Gambar 5. Dompeng Emas Illegal di Desa Betung Bedarah Timur

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

90

Gambar 6. Wawancara Dengan Bapak Jamhuri Selaku Kepala Desa Betung Timur

Gambar 7 : Kantor ESDM Provinsi Jambi

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

91

Gambar 8 : Foto bersama Kepala Seksi Pengembangan dan Pengawasan dan

Pegawai Dinas ESDM Provinsi Jambi

Gambar 9 : Foto bersama Ibu Kasubbag Umum Dinas ESDM Provinsi Jambi

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

92

Gambar 10 : Foto bersama Kepala Seksi Pengembangan dan Pengawasan dan

Pegawai Dinas ESDM Provinsi Jambi

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...repository.uinjambi.ac.id/3086/1/MAZRAATUN-SIP162376.pdfBerdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala RT 13 Betung Bedarah Timur sebagai berikut

93

CURRICULUM VITAE

A. Biodata Pribadi

Nama : Mazraatun

Tempat,Tanggal Lahir : Betung Bedarah Timur, 03 Maret 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas/Jurusan : Syariah/Ilmu Pemerintahan

Universitas : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Agama : Islam

Tinggi Badan : 158 Cm

Berat Badan : 40 Kg

Alamat Asal : Betung Bedarah Timur, Rt 13, Kecamatan

Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Status : Belum Kawin

Kewargaannegara : WNI

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

SDN 154/VIII. Betung Bedarah Timur (2003-2008)

MTS Swasta Irsyadul Ibad. Kubu Kandang (2008-2011)

MA Laboratorium. Kota Jambi (2011-2014)

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (20016-sekarang)

C. Pengalaman Organisasi

Pergerakan Mahasiswa Isalam Indonesia (PMII) UIN STS JAMBI

Dewan Pengurus Provinsi, Pergerakan Indonesia (DPP-PI) Jambi