implementasi pemikiran politik abu al a la al...

98
IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL ALA AL-MAUDU DI DALAM DINAMIKA POLITIK KONTEMPORER Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Ushuluddin dan Filsafat Oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM: 101033221838 Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1427 H/2006 M

Upload: vuongdieu

Post on 02-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK

ABU AL A’LA AL-MAUDUDI

DALAM DINAMIKA POLITIK KONTEMPORER

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk memenuhi persyaratan

Gelar Sarjana Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:

MUHAMMAD IQBAL

NIM: 101033221838

Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1427 H/2006 M

Page 2: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

ـ��ـ �اا�����ا�����

“Alahtelahmengujikitasecaraseriusdalamduahal:Pertama, Ia telah membiarkan manusia bebas, akan tetapi justru setelah memberikannya kebebasan

itu Ia ingin melihat apakah manusia menyadari atau tidak kedudukan yang sebenarnya itu. Kedua, Ia ingin melihat apakah manusia bersedia percaya pada Allah sedemikian

rupa sehingga mau mengorbankan jiwa atau hartanya sebagai pengantiapayangtelahdijanjikan“

Al-Maududi.

Page 3: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

PERSEMBAHAN

Skripsi dan Kesarjanaan ini Penulis Persembahkan teruntuk; Yang terhormat Ayahanda DR. K.H.D. Silahuddin, M.A dan Ibunda Ny. Enok Maemunah serta

keluargaku tercinta

Segala pengalaman telah membimbing Ananda menempuh jalan hidup yang diguratkan taqdir

Ayah....engkau hembuskan semangat dan alunan indah Do’aMustajabmu untuk Ananda Agar senantiasa Ananda yakin akan Kebesaran Yang Maha Kuasa

Ibu... engkau bisikkan Harapan dan Cita-cita Mulia tuk Ananda

Agar senantiasa Ananda Tegar dan Islah dalam mengarungi kehidupan fana ini Cinta kasih dan sayangmu tuk Ananda tidak akan pernah terganti oleh Apapun di hati ini

Ayahanda....Ibunda....Kaulah Inspirasiku

Inilah kenangan terbaikku untukmu

ii

Page 4: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

TERUNTUK:

Kekasih Setia Penulis, Adinda Silvia Rahmah Kepadamu Pula Skripsi ini Ku Persembahkan

Sayangku...

Waktu bukanlah detak detik jarum jam Bagiku... Waktu adalah debar dan detak jantungku

Dimana dalam setiap denyutnya kau hadir di sana Dan tak sedikit pun aku kehilangan waktu

Karena setiap hembusan nafasku...adalah rindu...milikmu

Indahnya...belajar mengerti Bagaimana seharusnya hati ini mencintai dan dicintai

Hingga .Senantiasakutaburkanberjutado’adalamsetiaptepianrindu Agar tetap mengalir rasa itu

Rasa...dimana kau dan aku menyatu Menjadi satu dalam mimpi...dalam rindu...dalam angan...dan harapan

Beruntung aku memilikimu Sandaran...dan harapan masa depan

Semoga...hatimu cukup teguh seperti waktu untuk

tetap memiliki...mencintai...dan menyayangiku Apapun....adanya aku

Kakanda

Page 5: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa
Page 6: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

__ __

__

______ (fathah) = a ا______ =

______

(kasrah)

= i

______ ى

=

PEDOMAN TRANSLITERASI

dh = ض tidak dibaca = ا

th = ط a = ا

zh = ظ b = ب

‘ = ع t = ت

gh = غ ts = ث

f = ف j = ج

q = ق h = ح

k = ك kh = خ

l = ل d = د

m = م dz = ذ

n = ن r = ر

w = و z = ز

h = ـه s = س

…’… = ء sy = ش

y = ي sh = ص

Vocal Pendek : Vocal Panjang :

a

i

__ _ (dhammah) = u و __ __ = u

Kata Sandang : Diftong :

au = ______ و qamariyah = al ال

syamsiah = sesuai dengan ال

bunyi ai = ______ ى

uw = __ __ و(u pada akhir kata)

iy = ______ ى(i pada akhir kata)

Page 7: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

KATA PENGANTAR

ـ��ـ �اا�����ا�����

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan

rahmat-Nyadalam wujudtaufikhidayahserta‘inayah-Nya kepada penulis, sehingga

karenanya selesailah penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada baginda mulia Nabi

Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya sampai akhir

zaman.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak luput dari

bantuan serta dorongan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sirojuddin Aly, MA yang telah dengan ikhlas meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan selama masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, serta selama penyusunan sampai selesai penulisan skripsi ini.

2. Bapak Nawirudin, MA yang telah dengan sungguh-sungguh memberikan

bimbingan selama penyusunan dan penulisan skripsi ini sampai selesai.

3. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tuntunan

dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan

4. Bapak Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

5. Bapak Syamsuri, MA Ketua Jurusan Program Studi Pemikiran Politik Islam

vi

Page 8: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

6. Ibu Dra. Hj.Hermawati, MA dan Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, MA selaku ketua

dan sekretaris Panitia Ujian, Bapak Dr. Masykur Hakim selaku Penguji I dan

Bapak Agus Nugraha selaku Penguji II, yang senantiasa membangkitkan nalar

sekaligus menggoncang rasionalitas penulis dalam meneliti lebih jauh materi

politik Islam dan juga dalam memberikan semangat dan kemudahan kepada

penulis selama menjalani perkuliahan dan detik-detik Ujian Munaqosah yang

menegangkan.

7. Yang terhormat Ayahanda tercinta Dr. K.H.D. Silahuddin, MA dan Ibunda

tercinta Ny. E. Maemunah,yangsenantiasamemberikandorongansertado’a

restu terutama cinta dan kasih sayangnya kepada Ananda selama penulisan

skripsi ini, ~tiada terkira jasa dan pengorbananmu tuk ananda, kini

kepadamu kesarjanaan ini kupersembahkan~ Robbigfirli Waliwalidayya

Warhamhuma Kama Robbayani Shaghira. Takkan pernah Ananda lupakan

pesanmutukselalumengucapkan“Bismillah “dalam melakukansesuatu

pekerjaan. Ayah...Ibu... Kaulah Inspirasiku...

8. Adik-adikku tercinta, Muhammad Ihsan Fauzy, Ira Nadya Octavira,

Muhammad Haikal Rahmatullah, Muhammad Rijaluddin Hakim, Muhammad

HilalFathurahman,yangsenantiasamemberikansemangatdando’akepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kekasih Setia Penulis, penghibur hati pelipur lara, Silvia Rahmah “Teteh”

yang senantiasa menjadi tumpuan hati penulis dikala resah dan kalut yang

vii

Page 9: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

sekaligus menjadi tempat berbagi rasa terutama dalam menyelesaikan skripsi

ini. ~Semoga hatimu cukup teguh seperti waktu untuk tetap memiliki,

mencintai dan menyayangiku... apapun adanya aku~ Cinta dan kasih

sayangmu begitu berarti untukku. Kepadamu pula skripsi ini kupersembahkan

10. Keluargaterhormatdari“teteh”BapakK.H. Hamdun Ahmad, M.A beserta

Ny. Endah Huwaida. Dikala mengingat mereka, senantiasa hadir Semangat

dan cinta kasih mereka hingga membuat penulis selalu tegar dalam menulis

skripsi ini. Tidak luput pula tuk A Daden, Teh Ai, Teh Ade, A Jajat, Lisda,

Iqbal dan Fakri. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang kalian berikan.

11. PengurusPondokPesantrenUlumulQur’an,terutamaBapakUstadzUjang

Saepudin, S.Pd.I dan adik-adik santri yang selalu membantu penulis dalam

proses terjelmanya skripsi ini, terutama untuk Dede Kobong, Saleh Sandriana,

Isan, Ira, Ikal, Ijal, Ilal.

12. Teman- teman kos-an 87 yang pernah bikin film dokumenter, Abdul Manaf,

Ginanjar, dan Pak Dukun, Hilman, de-el-el, canda tawa kalian semua selalu

memberikan semangat bagi penulis dalam mengarungi hari-hari di kos-an.

Terutama untuk Bapak Ibrahim beserta Ibu Pemilik Kos yang senantiasa

memberikan fasilitas kamar untuk penulis.

13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan serta partisipasi positif dalam

proses terjelmanya skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan tuntas.

viii

Page 10: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

14. Sahabat karib diskusiku di bangku kuliah PPI kelas B, Wahyu, Ramdhan,

Manaf, Agus, Ajid, Susan, Adi, kuharap tali silaturahmi kita tidak putus

15. Semua sahabat dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah banyak membantu penulis hingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan, semoga Allah SWT

membalas kebaikan mereka dengan balasan yang lebih baik., Amin ya mujibas-

sailin

Jakarta, 13 Juli 2006

Penulis

ix

Page 11: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

.

.

.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………… iv

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN....................................................... v

KATAPENGANTAR………………………………………………………………… vi

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................................. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN…………………………...……………………… . 1

A. Latar Balakang Masalah……………………………………… . 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………… 10

C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 10

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan………………………… 11

E. Sistematika Penulisan…………………………………………… 12

BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG AL-MAUDUDI……………… 14

A. Biografi Abu al-A’la al-Maududi………………………………… 14

B.

Posisi Abu al-A’la al-Maududi dalam Kancah Pemikiran Politik

Islam………………………………………………………………

23

xi

Page 12: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

.

.

C. Karya-karya Abu al-A’la al-Maududi…………………………… 26

1. Risalah Intelektual Abu al-A’la al-Maududi……………. 26

2.

Karya-karya Abu al-A’la al-Maududi……………………

29

BAB III ANATOMI DAN KERANGKA PEMIKIRAN POLITIK ABU

AL’ALA AL-MAUDUDI…………………………………………….… 30

A. Dasar Pemikiran Politik Abu al-A’la al-Maududi………………… 30

B. Ijtihad Al-Maududi Dalam Pemikiran Politik Islam………….… 33

1. Konsep Theo-Demokrasi…….…………………………… 33

2. Khilafah‘AlaMinhaj al-Nubuwwah……………………… 37

3. PandangantentangNegaraIslam………….……………… 39

BAB IV PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A’LA AL-MAUDUDI DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN

KONTEMPORER……………………………………………….…… 45

A. Negara dan Pemerintahan………………………………………… 45

1. Kepala negara dan pemilihannya…………………….…… 47

2.

Penguasa dan Persyaratannya………………… .…………

50

3.

Lembaga Negara Islam dan Fungsinya………….………

57

4.

Konsep Islam mengenai Kedaulatan…………….………

62

5.

Kewarganegaraan…………………………………… .…

64

xii

Page 13: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

B. Relevansi Pemikiran Politik al-Maududi dengan masa Depan

Pemikiran Politik Islam………...………………………………... 69

C. Telaah Kritis……………………………………………………… 71

1. Jama’atalIslami; Revolusi Damai………………………

71

2. Gerakan Revolusi ....................................………………… 78

BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 82

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 82

B. Saran-Saran…………………………………………………… . 83

DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………… 84

xiii

Page 14: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditinjau dari kacamata teori politik modern atau teori politik sekuler, teori

politik Islam seperti yang dikembangkan oleh Maududi kelihatan unik, bahkan

mungkin“ganjil”.Keunikan atau katakanlah keganjilan teori politik Maududi terletak

pada konsep dasar yang menegaskan bahwa kedaulatan (souverenitas) ada di tangan

Tuhan, bukan di tangan manusia. Jadi berbeda dengan teori demokrasi dalam tatanan

sistem politik modern pada umumnya yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di

tangan rakyat. Dalam kenyataannya, kata-kata ”kedaulatan rakyat” sering kali

menjadi kata-kata kosong karena partisipasi rakyat dalam kebanyakan negara

demokrasi hanyalah dilakukan empat atau lima tahun sekali dalam bentuk pemilu,

sedangkan kendali pemerintah sesungguhnya berada di tangan sekelompok kecil

penguasa yang menentukan seluruh kebijaksanaan dasar negara. Sekelompok

penguasa itu bertindak atas nama rakyat, sekalipun sebagian pikiran dan tenaga yang

mereka kerahkan bukan untuk rakyat, tetapi hanyalah untuk melestarikan kekuasaan

yang mereka pegang dan untuk mengamankan vested interests mereka sendiri.

Tampaknya Maududi sangat memahami praktek “kedaulatan rakyat”

sebagaimana yang dikemukakan oleh teori demokrasi. Siapapun yang sedikit

mendalami praktek demokrasi memang akan menyadari bahwa yang paling sering

berlaku adalah hukum besi oligarki (the iron law of oligarchy), yaitu bahwa

Page 15: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

2

sekelompok penguasa saling bekerja sama untuk menentukan berbagai kebijaksanaan

politik, sosial dan ekonomi negara tanpa harus menanyakan bagaimana sesungguhnya

aspirasi rakyat yang sebenarnya. Juga tidak boleh kita lupakan bahwa kelompok

oligarch tersebut, yang berkuasa atas nama rakyat, selalu berusaha memperpanjang,

bahkan jika mungkin melestarikan dan memonopoli kekuasaan yang dipegangnya

dengan selubung ideologi tertentu, dengan dalih konsensus nasional dan tindakan-

tindakan semacam, dan pada saat yang sama para oligarch tersebut memojokkan

setiap oposisi yang menentang legitimasi pemerintahannya dengan tuduhan-tuduhan

subversi dan disloyalitas pada Negara. Di samping itu Maududi juga pasti sangat

memahami bahwa suara mayoritas yang biasanya menentukan dalam sistem

demokrasi, dapat menjurus kepada kesalahan–kesalahan fatal, karena mesin

propaganda yang digerakan oleh pemerintah dapat saja menceritakan suara mayoritas

yang“telahdiatur”.1

Itulah sebabnya mengapa Maududi tidak bergairah menyetujui demokrasi

seperti yang dipraktekkan oleh kebanyakan negara modern, yang ternyata sistem

politik yang dianggap modern itu gagal menciptakan keadilan sosio-ekonomi, sosio-

politik dan juga keadilan hukum. Jurang lapisan kaya dan lapisan miskin tetap

menganga lebar, hak-hak politik rakyat hanya terbatas sampai pada formalitas empat

atau lima tahun sekali dan, dalam prakteknya, yang memperoleh perlindungan hukum

hanyalah mereka yang datang dari lapisan atas, sedangkan bagi rakyat kebanyakan,

1 Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Evaluasi Kritis atas Sejarah Pemerintahan Islam,

penerjemah Muhammad al Baqir, (Bandung: Mizan: 1984), cet. ke- I. h.20

Page 16: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

3

rule of law tetap merupakan selogan kosong tanpa dapat dirasakan dalam kehidupan

sehari-hari dalam negara-negara yang menamakan dirinya demokrasi (seperti

misalnya negara –negara Barat yang mengagungkan demokrasi), bahkan juga negara-

negara marxis yang menyebut dirinya sebagai demokrasi rakyat (people’s

democracy).2

Penolakan Maududi terhadap teori kedaulatan rakyat bukan terutama

berdasarkan bukti-bukti praktek demokrasi terlalu sering menyeleweng, namun

terutama berdasar pemahamannya tentang ayat-ayat al-Quran yang menunjukan

bahwa otoritas dan souverenitas tertinggi ada di tangan Tuhan. Di samping itu Tuhan

sajalah yang berhak memberikan hukum (law-giver) bagi manusia. Manusia tidak

berhak menciptakan hukum, menentukan apa yang boleh (halal) dan apa yang

terlarang (haram). Hukum di sini berarti norma-norma dasar bagi penciptaan

masyarakat yang adil dan sejahtera. Bukan hukum-hukum administratif atau hukum-

hukum lalu lintas dan lain sebagainya.

2

Maududi secara meyakinkan telah menunjukan kelemahan teori kedaulatan rakyat seperti

yang dipraktekkan dalam demokrasi sekuler Barat. Di atas telah diterangkan bahwa sebagian besar

rakyat tidak ikut dalam proses pemerintahan dan legislasi atau pembuatan hukum karena secara

teoretis mereka telah mendelegasikan kekuasaan mereka kepada para wakil rakyat lewat sistem

pemilihan umum. Para wakil rakyat membuat dan memberlakukan hukum atas nama rakyat. Akan

tetapi karena politik dan agama telah dipisahkan sama sekali sebagai akibat sekularisasi, masyarakat

pada umumnya dan mereka yang aktif dalam bidang politik pada khususnya tidak lagi menganggap

penting moralitas dan etik. Di samping itu mereka yang dapat mencapai puncak-puncak kekuasaan

dalam negara biasanya adalah orang-orang yang berhasil mempengaruhi massa rakyat lewat tekanan

kekuasaan, propaganda palsu atau uang. Dalam kenyataannya, para pemimpin ini bekerja dan berjuang

bukan untuk kesejahteraan rakyat yang telah memilihnya, namun pertama-tama dan terutama untuk

kepentingan kelompok atau kelasnya (sectoral or class interest) dan tidak jarang para pemimpin ini

memaksakan kehendaknya kepada rakyat di negara-negara yang menamakan dirinya demokrasi

sekuler ( Inggris, Amerika, dan lain-lain.) yang dianggap sebagai surga demokrasi sekuler. Lihat Al

Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Evaluasi Kritis atas Sejarah Pemerintahan Islam, penerjemah

Muhammad al Baqir, (Bandung: Mizan, 1984), h. 26-27

Page 17: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

4

Tuntutan untuk menggali kembali landasan konsep hak-hak asasi manusia

yang kelak menjadi dasar demokrasi, telah kembali menjadi wacana praksis yang

terus menerus. Abu al-‘Ala Al-Maududi, salah seorang pemikir terbesar dari dunia

Islam dan pakar yang sangat besar pengaruhnya terhadap rakyat di berbagai penjuru,

telah membahas masalah ini dalam konteks pedoman Tuhan yang terkandung dalam

Qur’andanSunnah melalui koridor bukan Demokrasi melainkan Theo-Demokrasi.3

Namun sebenarnya, Al-Maududi menyimpan sebuah proyek raksasa, yang

merupakan sebuah keinginan untuk mengimplementasikan pemikirannya, yang pada

muaranya menjelma dalam koridor Negara Pakistan melalui Jama’atalIslamy. Hal

ini yang mendorong Maududi mencari solusi sosio politik menyeluruh yang baru,

untuk melindungi kaum muslimin.4

Al-Maududi dalam formula strategi implementasi pemikiran politiknya

seringkalimempergunakanistilah“Revolusi“untukmenunjukanperubahanradikal

yang ia usahakan. Penggunaan istilah ini tidak menunjukan pilihannya kepada proses

3 Abu al‘Ala al Maududi menciptakan istilah theo-demokrasi untuk menyimpulkan konsep

politik dan pemerintahan dalam Islam. Secara esensial, theo-demokrasi Islam itu berarti bahwa Islam memberikan kadaulatan kepada rakyat, akan tetapi kedaulatan itu tidak mutlak karena dibatasi oleh

norma-norma yang datangnya dari Tuhan. Dengan kata lain, kedaulatan rakyat terbatas dibawah

pengawasan Tuhan, atau a limited popular soverignty under the suzerainty of God seperti diistilahkan

olehAbual‘Ala.Maududi,Khilafah dan kerajaan, Evaluasi Kritis atas Sejarah Pemerintahan Islam,

penerjemah Muhammad al Baqir, (Bandung: Mizan, 1984), h.24

4

Sisa terakhir pemerintahan Muslim pada saat itu kelihatan semakin tidak pasti. Maududi pun

berupaya mencari faktor penyebab semakin pudarnya kekuasaan Muslim. Dia berkesimpulan, selama

berabad-abad Islam telah dirusak oleh masuknya adat istiadat lokal dan masuknya kultur asing yang

mengaburkan ajaran sejatinya karenanya Maududi mengusulkan pembaharuan Islam kepada

pemerintah saat itu, namun tidak digubris.Thariq Ramadhan, Ensiklopedi Tokoh Islam dari Abu Bakr

sampai Nasr dan Qardhawi, (Jakarta : PT Mizan Publika), h. 228

Page 18: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

5

atau metode yang dipergunakan oleh gerakan-gerakan revolusioner yang modern

untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam studi kritis tentang Revolusi Perancis, Revolusi Rusia dan Revolusi

Musthafa Kemal di Turki, Al-Maududi menunjukkan bahwa pendekatan revolusioner

dari Barat cenderung ke arah ekstremitas. Namun, yang ada bagi gerakan-gerakan

revolusioner kontemporer adalah dugaan bahwa apabila kerangka sosial, ekonomi

dan politik, pola kehidupan manusia dari segi materi dan sosial berubah, maka suatu

perubahan radikal untuk kebaikan akan tercapai.

Gerakan revolusioner Barat di atas menurut Al-Maududi temasuk gerakan

yang sifatnya jahiliyah.5

Islam menurutnya berusaha untuk membawa revolusi total

dalam kehidupan manusia dengan maksud membentuk kehidupan itu sesuai dengan

petunjuk Tuhan. Revolusi ini mulai dengan memberikan manusia serangkaian

kepercayaan, pandangan hidup, konsepsi realitas, skala baru dari nilai-nilai,

keterikatan moral yang segar, dan transformasi motivasi dan pribadi. Ini membuka

proses murni yang menghasilkan seluruh rangkaian perubahan dalam kehidupan

individu, yang membawa individu itu mengembangkan masyarakat imani.

5

Maududi mempergunakan istilah Jahiliyah sebagai antitesis terhadap Islam. Ia

memperghunakan istilah itu untuk menunjuk semua pandangan dunia dan sistem berfikir, kepercayaan dan perbuatan yang menolak kekuasaan Allah dan petunjukNya. Lih Mukti Ali, Alam Pikiran Islam

Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan, 1998), h.254

Page 19: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

6

Masyarakat itu tumbuh sebagai gerakan ideologi yang berusaha untuk membawa

perubahan sosial pada arah yang dikehendaki. 6

Usaha ini bermaksud untuk membina kembali kehidupan manusia secara utuh

dan membawa kepada berdirinya suatu masyarakat dan negara baru, kepada

penegakkan orde baru, suatu orde yang dalam bentuk idealnya disebutkan oleh Al-

Maududisebagai“Khilafah‘ala Minhaj Al-Nubuwah”yaknikekhilafahanataspola

ke-Nabi-an, dan menjadi pola yang ideal dari orde sosial politik, di mana umat

Muslim harus berusaha untuk menciptakan proyek komprehensif tersebut dalam

konteks kekinian dan kedisinian.7

Situasi dewasa ini dalam pandangan Al-Maududi, bahwa masyarakat Muslim

berangsur-angsur menjauh dari tatanan yang ideal yang ditegakkan oleh Rasulullah

saw yang terus dan berkembang dalam garis yang sama pada zaman Khulafaur

Rasyidin. Perubahan penting pertama dalam tubuh politik Islam adalah perubahan

dari khilafah kepada monarkhi, dengan akibat-akibat perubahan yang penting pada

peranan agama dalam kehidupan sosio-politik. Berangsur-angsur ide yang sangat

penting tentang kesatuan hidup menjadi lemah, dan sadar atau tidak sadar pemisahan

antara agama dan politik pun terjadi.8

6 Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman Raliby, (Jakarta :

Bulan Bintang, 1967), h. 39.

h.255

7 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan, 1998)

8 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 33-35

Page 20: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

7

Al-Maududi telah berusaha sekeras-kerasnya untuk mengembangkan program

komprehensif yang akan mengubah dunia menjadi suatu masyarakat dan negara Islam

yang ideal. Organisasi yang ia pimpin, Jama’atalIslami merupakan alat utama yang

dengan itu ia berusaha untuk melaksanakan program raksasa ini.

Sebelum membahas rencana itu, tampaknya merupakan suatu keharusan untuk

memahami dasar-dasar pertimbangan gerakan Al-Maududi. Pertimbangan itu adalah

bahwa kaum intelektual memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap

masyarakat umat manusia terutama dalam masyarakat modern. Ia menekankan bahwa

Islam akan menjadi realitas yang operatif pada masa kita sekarang ini, apabila

manusia yang memiliki iman, integritas dan visi yang jelas tentang tatanan Islam,

orang-orang yang di baris depan dari kehidupan intelektual manusia dan mempunyai

kemampuan untuk mengurus masalah-masalah dunia akan memegang tampuk

kepemimpinan.9

Istilah pimpinan biasanya dipergunakan dalam arti yang luas, dan bisa juga

dikatakan untuk menunjuk orang-orang yang mengurus suatu masyarakat, orang-

orang yang perbuatannya dicontoh orang lain dan kata-katanya diikuti. Secara luas

mereka termasuk pada kelas terdidik, yang sementara dari mereka kebetulan juga

mengawasi organ-organ negara dan bahkan mempunyai peranan yang lebih efektif

dalam kehidupan manusia.

9 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhammad al Baqir, (Bandung Mizan

1996) h. 69-72

Page 21: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

8

Pendekatan Al-Maududi mengenai perubahan dalam tatanan masyarakat Islam

bisa diperoleh dengan perantaraan tajdid. Tajdid menunjukkan kesinambungan misi

dari para nabi untuk melaksanakan Islam. Ia tumbuh dari keyakinan yang kukuh, dari

tekad yang membaja, untuk melaksanakan kamauan Tuhan. Jiwanya adalah

kreativitas. Ia memperoleh inspirasi dari cita-cita yang tinggi, sekalipun usaha itu

sendiri harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh realisme, dan disertai

dengan persiapan moral dan material yang penuh.10

Hal ini melibatkan tiga langkah

pendahuluan :

� Menganalisis situasi yang ada dalam hubungan dengan konflik antara Islam

dengan jahiliyah dalam konteks waktu dan tempat. Penilaian yang jelas dan

langsung tentang situasi itu merupakan suatu keharusan untuk mengetahui

bentuk-bentuk jahiliyah, sumber-sumber darimana ia tumbuh, dan segi-segi

yang sensitif di mana ketegangan dan konflik terdapat antara Islam dan

jahiliyah. Sumber-sumber kelemahan dalam kehidupan Muslim kontemporer

juga harus diteliti, dan diagnosis yang tepat harus dilakukan hingga orang

dapat memperoleh kejelasan tentang penyakit utama yang diderita masyarakat

muslim dalam suatu periode sejarah tertentu.

� Tujuan pokok dari usaha intelektual ini adalah untuk memperkukuh strategi

yang didasarkan kepada analisis tersebut, hingga prinsip-prinsip Islam sekali

lagi terlaksana dalam kehidupan muslim

10 Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman Raliby, (Jakarta :

Bulan Bintang, 1967), h. 18.

Page 22: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

9

� Guna mempersiapkan strategi yang realistis adalah juga penting untuk

meneliti sumber-sumber yang terdapat dalam periode tertentu. Adalah hanya

dalam evaluasi sendiri dan penelitian yang hati-hati terhadap sumber-sumber

mental, moral dan material yang ada, maka rencana untuk kebangkitan Islam

kembali bisa dilakukan. Usaha itu harus memanfaatkan cara-cara dan jalan

yang paling efektif untuk mencapai tujuan proyek raksasa tersebut.11

Pada titik ini, kita bisa melihat bahwa Al-Maududi telah berhasil

menempatkan kajian Islam pada dimensi epistemologis dan ideologisnya. Keduanya

terkait erat dengan corak Fundamentalisme sebagai faktor pembentuknya. Dan hal

inilah yang menurut penulis sangat perlu dibahas berkaitan dengan pola dan formula

pemikiran politik Islam yang disodorkan al-Maududi yang bisa jadi menambah

khasanah pertimbangan sistem politik yang berkembang saat ini.

Namun demikian, Al-Maududi telah memberikan kontribusi besar bagi

munculnya kajian-kajian kritis atas Islam, khususnya melalui temuan-temuan

metodisnya. Karena itu, para pemikir muslim pasca dirinya bisa mengambil pelajaran

sekaligusmelakukankontekstualisasiatas“simbiosis mutualistik”antaraIslam dan

budayanya masing-masing.

h.256

11 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung: Mizan, 1998)

Page 23: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

10

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Fokus utama skripsiiniadalah “ImplementasiPemikiran Politik Islam

Maududidalam DinamikaPolitikKontemporer”.Dalam skripsiini,dirumuskanke

dalam beberapa sub masalah yaitu : (1) bagaimana corak dan konsep pemikiran

politik Islam Maududi? (2) bagaimana Implementasi Pemikiran politik Maududi

dalam kehidupan politik kontemporer ? (3) apa relevansi gagasan autentisitas Al-

Maududi bagi masa depan pemikiran Islam dan dimana Posisi Abu al-‘Ala Al-

Maududi dalam kancah politik Islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini, secara khusus adalah mengangkat nilai

positif sejarah perjuangan tokoh Islam masa lalu yakni Abu alA’la al Maududi yang

merupakan kontribusi positif atas percaturan politik kontemporer.

Secara metodologis tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana corak dan konsep pemikiran politik Islam

Al-Maududi.

2. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pola implementasi pemikiran

politik Al-Maududi dalam menghadapi dinamika politik kontemporer

3. Untuk mengetahui sejauh mana relevansi gagasan autentisitas Al-Maududi

bagi masa depan pemikiran Islam dan sekaligus mengetahui dimanakah

posisi Al-Maududi dalam kancah politik Islam

Page 24: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

11

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Pembahasan mengenai Al-Maududi mempunyai keterkaitan erat dengan dua

macam disiplin ilmu yakni, Pertama, menyangkut ilmu ketatanegaraan, dan kedua

sangat berkaitan erat dengan ilmu Agama Islam, yakni berkenaan dengan wacana

Pemikiran Politik Islam. Dalam pembahasan, kedua pendekatan keilmuan itu

dituangkan secara terpadu, hingga pembahasannya menjadi terfokus.

Lingkup pembahasan diarahkan sekitar pembentukan nalar politik Al

Maududi yang berkaitan dengan karakter dasar pemikiran Al-Maududi, kebijakan

politiknya, situasi dan kondisi politik pada masa itu, serta kondisi lingkungan yang

ada pada waktu itu. Berdasarkan hal tersebut, sebagaimana telah dirumuskan dalam

pembatasan masalah, maka masalah pokok tersebut akan diuraikan dengan membahas

corak dan konsep politik Islam Al-Maududi, implementasi pemikiran politik Al-

Maududi, relevansi gagasan Al-Maududi bagi masa depan politik Islam dan Posisi

Abu al-‘Ala Al-Maududi dalam kancah politik Islam.

Pada akhir pembahasan akan dirumuskan kesimpulan yang bersifat menjawab

masalah pokok di atas setelah terlebih dahulu dikemukakan isi pembahasan.

Penelitian terhadap masalah dilakukan melalui library research. Literatur sejarah yang

mencatat perjuangan gerakan politik Al-Mududi dijadikan sumber utama, terutama

sekali yang lebih fokus membahas pemikiran dan gerakan Al-Maududi seperti buku-

buku karya Al-Maududi serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan hal

tersebut. Buku-buku yang membahas politik dan ilmu hukum, juga dijadikan sumber

Page 25: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

12

komplementer dalam penelitian. Buku-buku tulisan orientalis pun dipakai sebagai

bahan serta data yang bersifat komparatif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif

yang fokusnya adalah analisa dan pemberian makna data.

Metode yang akan digunakan untuk membahas berbagai aspek pembahasan

adalah metode deskripsi. Metode deskripsi digunakan untuk menguraikan kondisi

politik Islam pra Al-Maududi hingga terciptanya gagasan Al-Maududi di Pakistan

melalui organisasi yang dipimpinnya yaitu Jama’atalIslami.Juga digunakan metode

induktif yakni ketika menguraikan gagasan utama dari Al-Maududi. Dengan melalui

metode induktif segala makna yang terkandung pada materi penelitian diangkat

menjadi sebuah kesimpulan dari wacana penelitian

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan menggunakan sistematika pembahasan bab per

bab, kemudian dijelaskan dalam sub-sub bab tema pembahasannya. Adapun

sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama adalah Pendahuluan, yang terdiri atas sub-sub bab yang

menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penulisan, metode penelitian dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab kedua penulis akan menjelaskan terlebih dahulu tentang Abu al- A’la Al-

Maududi”yangmeliputibiografi,baikyangbersifatpribadimaupunsosial.Babini

Page 26: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

13

juga membahas risalah intelektualnya dan karya-karya Al-Maududi sejauh terkait

dengan gagasan politiknya

Bab ketiga penulis menjelaskan tentang anatomi dan kerangka

pemikiran politik Abu al-A’la al-Maududi yang meliputi dasar pemikiran

politiknya dan juga ijtihad Abu al-A’la al-Maududi dalam pemikiran politiknya.

Bab keempat merupakan inti pembahasan tentang Pemikiran Politik Islam

Al-Maududi. Bab ini merupakan evaluasi kritis penulis atas pemikiran Al-Maududi,

sekaligusproyekbesarnya “ImplementasiPemikiranPolitikIslam”.Evaluasiini

terdiri atas kritik konsep pembaharuannya tentang sistem kenegaraan Islam ‘theo-

demokrasi’sekaliguseksplikasiatasdimensiideologisdanpraksisdaripemikiranAl-

Maududi kemudian menimbang relevansi gagasan pembaharuan tersebut bagi masa

depan pemikiran Islam dan posisi Al-Maududi dalam kancah politik Islam.

Bab kelima merupakan penutup yang berisi dari masalah yang dibahas

dan disertai saran-saran ihwal studi lebih lanjut tentang Implementasi Politik Islam

dalam pemikiran Abu al-A’la Al-Maududi.

Page 27: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

14

BAB II

DESKRIPSI UMUM TENTANG AL-MAUDUDI

A. Biografi Abu al-A'la al-Maududi

Sayyid1

Abu al-A'la Al-Maududi merupakan salah seorang pemikir dan

perombak sosial terbesar dalam dunia Islam. Beliau dilahirkan di Aurangabad

(Hiderabad, Deccan, India), pada tanggal 25 September 1903 dan memulai karier

kemasyarakatannya sebagai seorang wartawan pada tahun 1920.2

Ayah Abu al-A'la al-Maududi, Ahmad Hasan yang dilahirkan pada tahun

1855 M di Delhi, berasal dari keluarga terhormat yang silsilah keturunannya dapat

ditelusuri sampai kepada Nabi Muhammad Saw Keluarga Abu al-A'la al•Maududi

telah mempunyai tradisi kepemimpinan spiritual yang terkenal sejak lama karena

sebagian besar dari nenek moyangnya merupakan pemimpin dari tarekat-tarekat yang

terkemuka. Nenek moyang Abu al-A'la al-Maududi datang ke anak benua

Indo-Pakistan sejak lahir abad ke - 13 H atau abad ke 15 M. Sedangkan Ibu Abu

al-A'la al-Maududi yang bernama Sayyidah Ruqayyah, adalah putri bungsu dari

Mirza Qurban Ali Bik. Mirza adalah keturunan Turki dan berprofesi sebagai tentara,

di samping sebagai pujangga dan sastrawan.3

1 Sayyid artinya Tuan; nama gelar kehormatan atau sebutan kepada orang Arab keturunan

Nabi Muhammad saw. Lih. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, (Jakarta :Balai Pustaka, 1995). h. 885 2

Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, (Bandung : Mizan, 1990), h.6

3 Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.102

Page 28: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

15

Nama Maududi memang dikenal luas baik dikalangan orang-orang Islam

maupun kalangan orang-orang di luar Islam. Di antara mereka ada yang memuji dan

tidak sedikit pula yang mencibir keilmuan beliau. Guru pertama Maududi adalah

ayahnya sendiri yang pernah berprofesi sebagai pengacara yang taat beragama.

Ayahnya, Ahmad Hasan, sendiri pernah belajar di Universitas Aligarh,4

(Universitas

yang ditujukan untuk meneruskan perjuangan Sayyid Ahmad Khan)5

tetapi hal itu

tidak berlangsung lama karena pola pendidikan di Universitas tersebut sangat

kebarat-baratan. Ketika dia menjalankan profesinya sebagai pegacara, dia sangat teliti

dalam memilih pelanggannya. Dia tidak mau melakukan hal-hal yang bertentangan

dengan akhlak Islami dan hati nuraninya sehingga dia ditinggalkan oleh para

pelanggannya. Dengan demikian berhentilah dia dari profesi tersebut. Setelah itu

beliau hanya memusatkan pada pengajaran dan pendidikan anaknya. Maududi

memulai pendidikanya di rumah sampai tamat tingkat dasar. Setelah menyelesaikan

pendidikan dasar tersebut, dia melanjutkan studinya di madrasah Fauqaniyah yang

memadukan pendidikan modern barat dengan pendidikan Islam tradisional. Dia

4 Aligarh adalah gerakan yang merupakan kelanjutan dari usaha pembaruan Sayyid Ahmad

Khan di bidang Pendidikan. Didirikan pada tahun 1875 di Aligarh, India dengan tujuan untuk

meningkatkan pendidikan di kalangan umat Islam. Gerakan ini muncul setelah meninggalnya Sayyid

Ahmad Khan tahun 1988. lembaga ini dikembangkan dan namanya kemudian diganti dengan

“MohammadenAnglo-OrientalColege”( MAOC ), kemudian namanya berubah lagi diganti dengan

“UnivesityofAligarh”. Universitas ini dikenal sebagai pusat gerakan pembaruan Islam di India. Lihat :

HasanMu’arifAmbary(et.al)Esiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), h.120 5

Sayyid Ahmad Khan ( w. 1898 ) tokoh reformer dan modernis berkebangsaan India yang

menyerukan agar bangsa India mengambil ide-ide dari Barat. Beliau mendirikan “Mohammaden Anglo-OrientalColege” yang kemudian diganti namanya menjadi “UniversitasAligarh“,Hasan Mu’arifAmbary(et.al)Esiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), h.213

Page 29: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

16

dikenal sebagai seorang anak yang cerdas, dan menyelesaikan pendidikannya tepat

pada waktunya dengan mendapatkan ijazah Maulawi6

Selanjutnya Maududi berkeinginan untuk memasuki perguruan tinggi, tetapi

keadaan ekonomi dan kesehatan ayahnya yang semakin memburuk menyebabkannya

tidak bisa mewujudkan cita-citanya tersebut. Akhirnya Maududi ikut berpindah

bersama ayahnya ke Hyderabad, dimana dia dapat melajutkan pendidikannya di Dar

al-Ulum, di Deoband, suatu lembaga yang banyak mencetak ulama-ulama

kharismatik di India pada masa itu. Pendidikan Maududi hanya berlangsung selama

enam bulan karena harus merawat ayahnya yang akhirnya meninggal dunia.

Meskipun pendidikan formal Maududi terhenti, dia terus menerus belajar sendiri

untuk menambah ilmu. Hal ini bisa terjadi karena didukung oleh kemampuannya

dalam menguasai beberapa bahasa asing. Selain menguasai Urdu sebagai bahasa

Ibunya, Maududi juga memahami dengan baik bahasa Arab, Persia7

dan Inggris.

Dengan berbekal bahasa tersebut, dia mampu menerima pelajaran dan bimbingan dari

ulama-ulama yang berkompeten.8

Setelah pendidikan formal Maududi terputus, dia menjadikan jurnalisme

sebagai mata pencahariannya. Pada tahun 1918, dia telah menyumbangkan

6 Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 159 7

Persia adalah bahasa yang digunakan oleh warga Iran. Merupakan bahasa dari etnis Persia

dan merupakan etnis terbesar yang ada di Iran ( 63 % ), lihat : Cyrill Glasse, Ensiklopedi Islam,

(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1986 ) cet ke-1, h.172 8

Dengan kemampuannya berbahasa Arab, dan Urdu dengan baik pada usia empat belas

tahun, dia sudah bisa menerjemahkan Al-Mir’atAl-Jadidah (wanita modern) karya Qasim Amin, dari bahasa Arab ke Urdu., Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.103

Page 30: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

17

tulisan- tulisan kepada surat kabar setempat yang berbahasa Urdu. Pada usia tujuh

belas tahun, beliau menjadi redaktur harian Taj, Jabalpur dan kemudian redaktur

al-Jami'ah, Delhi , satu di antara surat kabar Muslim India abad ke 19-20 yang paling

populer. Tahun 1929, saat beliau berusia dua puluh enam tahun, beliau menerbitkan

karyanya yang cemerlang dan monumental, al-Jihad fi al-lslam (Perang Suci dalam

Islam). Buku ini belum pernah terdapat sebelumnya dalam literatur Islam dan tiada

bandingannya sekalipun dalam bahasa Arab. Belakangan Abu al-Ala al-Maududi

pindah dari Delhi ke Hyderabad (Deccan) dan pada tahun 1932 mulai menerbitkan

Tarjuman al-Qur'an jurnal bulanan yang dipersembahkan guna kebangkitan Islam.

Jurnal ini telah memelopori kebangkitan kembali kaum elit terpelajar India.9

Pada tahun 1937, Dr Muhammad lqbal10

menulis surat kepada Abu al-A'la al -

Maududi untuk pindah ke Punjab dan bekerja sama dengannya dalam karya riset

raksasa rekonstruksi dan kodifikasi yurisprudensi Islam. Korespondensi ini diikuti

dengan dua perternuan antara kedua tokoh tersebut. Akhirnya diputuskan babwa Abu

al-A’la al-Maududi harus pindah ke Punjab dan memimpin suatu lembaga riset Islam

Dar al-Islam. Abu al-A'la al-Maududi meninggalkan Hyderabad dan tinggal di

Punjab pada bulan Maret 1938. Akan tetapi takdir menentukan lain, Dr. Muhammad

9 Buku Tarjuman Al-Qur’an merupakan buku yang mendapatkan sambutan hangat dari

kaum Muslim sekaligus menegaskan bahwa al-Maududi merupakan tokoh yang sangat dihormati

karena keluhuran intelektualnya, Ali Rahnema Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan,

1998), h.106 10

Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876 ( 1291 H ) dari keluarga golongan

menengah Punjab, India. Pergi ke Lahore untuk meneruskan studinya hingga maraih gelar Master. Usia 29 tahun ia melanjutkan studinya di bidang filsafat Universitas Cambridge, Inggris. Dua tahun

kemudian melanjutkan studinya di Munich Jerman Barat dan meraih gelar Ph.D. tesisnya yang

terkenal adalah The Development of Metafisich in Persia, lihat : Harun Nasution (et al), Ensiklopedi

Islam Indonesia, (Jakarta: Djembatan, 1992 ) cet ke-1, h.933

Page 31: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

18

lqbal menghembuskan nafasnya yang terakhir, dan meninggalkan tugas yang maha

berat yang seharusnya digarap bersama. Oleh karena itu Maududi terpaksa pindah

meninggalkan Punjab untuk kemudian pindah ke Lahore, dimana dia menjadi staf

pengajar pada Fakultas Ushuluddin di Islamiyah College tanpa bayaran.11

Setelah itu, tepatnya pada tahun 1948, Maududi pernah menyampaikan lima

buah ceramah lewat Radio Pakistan, yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Islam

bukan hanya di Pakistan melainkan juga di seluruh dunia. Ceramah tersebut

mencakup lima bidang pokok dalam kehidupan umat Islam, yaitu bidang moral,

politik, sosial, ekonomi dan spiritual. Kelima ceramah tersebut kemudian diterbitkan

oleh Islamic Research Academy dalam bentuk buku yang diberjudul Islamic Way of

Life.12

Di Lahore, Abu al-A'la al-Maududi juga bekerja selama hampir dua tahun

sebagai Dekan Fakultas Theologi, Islamia College, Lahore, Tahun 1941 beliau

mengorganisasikan Gerakan Renaisans13

Jama’atal-Islami14

dan terpilih sebagai

ketuanya. Setelah pembagian India - Pakistan, beliau mencanangkan gerakan

11 Maryam Jameelah, Biografi Abu al-A’la al-Maududi, Terjemahan Dedi Djamaluddin

Malik, (Bandung: Risalah, 1984 ), h.5 12

Maryam Jameelah, Biografi Abu al-A’la al-Maududi, Terjemahan Dedi Djamaluddin

Malik, (Bandung: Risalah, 1984 ), h.16 13

Gerakan Renaisan adalah gerakan pembangunan dan pengembangan kembali keilmuan

untuk menghadap masa depan. Lihat : Anton M. Moelyono dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1988 ) , cet ke-1, h. 741

14 Jama’atal-Islami adalah partai revivalis Islam di Pakistan. Organisasi ini merupakan salah

satu gerakan Islam tertua dan paling berpengaruh dalam perkembangan revivalisme Islam di seluruh

dunia Islam umumnya dan di Pakistan khususnya. Organisasi ini didirikan di Lahore, Pakistan pada

tanggal 26 Agustus 1941. Dalam format besarnya, Jama’atinidibentukuntukmenyaingiLigaMuslim

dalam memimpin gerakan di pakistan, khususnya setelah resolusi Lahore tahun 1940 yang diusulkan

oleh Liga Muslim untuk menciptakan negara Muslim yang terpisah dari India, lihat : Jhon Esposito,

Ensiklopedi Dunia Islam Modern, ( Bandung: Mizan, 2001 ), h. 42

Page 32: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

19

Konstitusi Islam dan Jalan Kehidupan Islam, kemudian Beliau ditahan pada tanggal 4

Oktober 1948. Setelah dua puluh bulan dalam penjara, beliau dibebaskan pada bulan

Mei 1950. Sekali lagi, pada tahun 1953 beliau divonis mati dengan tuduhan menulis

selebaran gelap yang sebenarnya tidak terlarang. Vonis ini diremisi menjadi hukuman

seumur hidup, yang berarti kurungan ketat selama empat belas tahun. Tanggal 28

April 1955 dengan keputusan Mahkamah Agung beliau dilepaskan. Sekali lagi, pada

tanggal 6 Januari 1964 beliau ditahan untuk ketiga kalinya, ketika Jama’at al Islami

dilarang oleh Ayub Khan,15

tanggal 9 Oktober 1964, beliau dibebaskan oleh

Pengadilan Tinggi Punjab. Keempat kalinya, beliau ditahan pada tanggal 29 Januari

1967 karena menentang rezim Ayub Khan untuk merayakan Idul Fitri sebelum ru'yah

al-hilal. Akibat adanya petisi tertulis, pemerintah membebaskan Abu al-A'la al

Maududi setelah 2,5 bulan ditahan pada tanggal 15 Maret 1967.16

Abu al-A’la al-Maududi mulai menulis karyanya Tafhim al-Qur'an (Ke Arah

Pemahaman al-Quran) pada bulan Februari 1942. Ini merupakan karya paling

revolusioner dan mengejutkan di zaman itu. Buku ini diselesaikan enam jilid setelah

memakan waktu tiga puluh tahun empat bulan, tepatnya selesai pada tanggal 7 Juni

1972. Tafsir yang ditulis Maududi ini merupakan yang terbesar yang dipersiapkannya

selama tiga puluh tahun. Ciri-ciri utama tafsir ini adalalah menyajikan arti dan risalah

al-Qur'an dengan berbagai problema sehari-hari, baik secara individual maupun

15 Ayub Khan (w.1969 ) adalah Jenderal Angkatan Bersenjata Pakistan, menjadi kepala

negara tahun 1958. John Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern, (Bandung : Mizan. 2001), h. 116 16

Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, (Bandung : Mizan, 1990),

h.7

Page 33: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

20

secara kolektif maupun sosial. Dia berusaha menjelaskan ayat-ayat Allah dalam

konteks pesan yang menyeluruh.

Pada tahun 1937, dia mulai betul-betul memperhatikan soal-soal politik. Mulai

tahun itu dia terlibat lebih mendalam dan langsung. Ketika itu, India telah mendekati

titik-titik kemerdekaan setelah kira-kira 150 tahun dikuasai oleb kerajaan Inggris.

Pada saat itu, pengaturan konstitusional masa depan India yang merdeka telah

menjadi perdebatan berbagai partai di India yang menentang Inggris. Dalam keadaan

seperti itu, Maududi menyadari akan bahaya besar yang akan mengancam eksistensi

kaum Muslimin.17

Menurutnya, umat Islam India dan umat-umat lain, terutama umat Hindu,

bukanlah bangsa yang sama. Dengan tegas dia menyatakan bahwa kaum Muslimin

memiliki identitas dan kebangsaan sendiri, yaitu Islam. Lebih jauh lagi dia

mengungkapkan bahwa kaum Muslimin bersatu bukan karena ikatan ras,18

geografis,

bahasa, kepentingan bersama, ekonomi atau budaya, melainkan karena komitmen

mereka untuk mengikuti kehendak Allah dalam kehidupan mereka. Maududi menolak

keras paham nasionalisme,19

karena sangat merugikan dan memojokkan Islam.

17 CharlesJAdams,“Maududi dan Negara Islam”, dalam John L Esposito (ed.), Dinamika

Kebangunan Islam, terjemahan Bakri Siregar dari buku aslinya yang berjudul “Voiceofresurgent

Islam”,(Jakarta : CV.Rajawali, 1987 ), cet ke-1 h. 115 18

Ras adalah penggolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik suatu rumpun bangsa. Lihat :

Anton M. Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka ), h. 729 19

Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri yang dibatasi oleh suku, bangsa dan wilayah teritorial. Lihat : Anton M.Moelyono, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka ), h. 610., Dengan runtuhnya Gerakan Khilafah pada tahun 1924,

kehidupan Maududi mengalami perubahan besar. Dia jadi sinis terhadap Nasionalisme yang

diyakininya saat itu karena dia berpendapat bahwa Nasionalisme menyesatkan orang Turki dan Mesir

yuang menyebabkan mereka morongrong kesatuan Muslim dengan cara menolak imperium

Page 34: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

21

Maududi menolak faham demokrasi20

dan sekuler21

yang dinyatakannya sebagai

faham yang bertentangan dengan agama. Dia menyerukan kaum Muslimin untuk

tidak berjuang atas faham-faham tersebut karena akan merugikan kelompok Muslim

yang minoritas. Dia mendesak kaum Muslimin untuk tidak ikut serta dalam

perjuangan kemerdekaan yang dipimpin Kongres Nasional India dan para pendukung

nasionalisme. Karena hal itulah, akhirnya Maududi memulai usaha pembaharuan

Islam dengan mendirikan suatu organisasi, yaitu Jama'at al-Islami di Lahore pada

bulan Agustus 1941, dan dia terpilih sebagai Amir (pemimpin) sampai tahun 1972.22

Pada tanggal 28 Maret 1953, Maududi ditangkap dan dipenjarakan

sehubungan dengan tulisannya yang berjudul “The Qadiani Problems" Tulisan

Maududi ini bertujuan untuk mendukung tuntutan rakyat yang menginginkan agar

‘UtsmaniahdankekhalifahanMuslim.Lih.Ali Rahnema Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.105

20 Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang segenap rakyatnya diberikan kesempatan

untuk turut serta dipemerintahan dengan perataraan wakilnya. Lihat : Anton M.Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka ), h. 195., Adapun pernyataannya dengan faham

demokrasi, dia melontarkan kritikan keras, karena menurutnya faham itu hanya akan menjadi tirani

mayoritas. Jika kaum Muslimin menerima faham tersebut, mereka akan hancur dan kehilangan

identitasnya.lihat CharlesJAdams,“Maududi dan NegaraIslam”, dalam John L Esposito (ed.),

Dinamika Kebangunan Islam, terjemahan Bakri Siregar dari buku aslinya yang berjudul “Voiceof

resurgent Islam, h. 115 21

Sekuler adalah faham kenegaraan yang menghendaki suatu kesusilaan atau budi pekerti

tidak berdasarkan ajaran agama atau pemerintahan yang tidak mengikatkan ajaran agama sebagai

landasan negara, Lihat : Anton M.Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka), h. 797, Maududi mengkritik faham sekularisme karena suatu tatanan sosial tanpa agama

tidak dapat diterima dan bertentangan dengan Islam. Dia menegaskan bahwa suatu sistem

pemerintahan sekuler, secara teoritis akan mengambil sikap netral tersebut dalam prakteknya tidak

akan pernah terwujud di India, Karena pemerintah hanya akan bersikap sekuler terhadap

kelompok-kelompok agama minoritas, yaitu tidak membantu ataupun menekan mereka dan sebaliknya

akan membantu dan mendukung agama mayoritas. lihat CharlesJAdams,“Maududi dan Negara

Islam”, dalam John L Esposito (ed.), Dinamika Kebangunan Islam, terjemahan Bakri Siregar dari

buku aslinya yang berjudul “VoiceofresurgentIslam, h. 117 22

CharlesJAdams,“Maududi dan Negara Islam”,dalam John L Esposito (ed.), Dinamika Kebangunan Islam, terjemahan Bakri Siregar dari buku aslinya yang berjudul “Voiceofresurgent

Islam, h. 119

Page 35: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

22

orang-orang Qadiani harus diperlakukan sebagai kelompok minoritas, alias

non-Muslim dalam Konstitusi Pakistan, tetapi pemerintah tidak menerima tuntutan

tersebut bahkan Maududi dituduh oleh pemerintah sebagai penghasut. Berkaitan

dengan peristiwa itu, Maududi oleh pengadilan darurat dijatuhi hukuman mati ditiang

gantungan. Ketika mendengar vonis pengadilan itu, Maududi sedikit pun tidak

bergetar,bahkansebaliknyadiaberkata:“Jika ajal saya telah tiba, tak seorangpun

dapat mencegah saya darinya; dan jika ajal belum tiba, mereka tidak dapat

menggiring saya ke tiang gantungan meskipun mereka menggantung diri mereka

sendiri unluk menggantung saya".23 Karena desakan dan protes yang berdatangan

dari umat Islam baik dari dalam maupun luar negeri, akhirnya pemerintah terpaksa

mengubah keputusan dan menggantikannya dengan hukuman empat belas tahun

penjara.24

Akan tetapi, pada tanggal 25 Mei 1955, Maududi dinyatakan bebas oleh

Pengadilan Tinggi karena undang-undang yang menyebabkannya itu ditahan telah

dibatalkan.25

Meskipun sering dipenjara, perjuangannya tidak pernah terhenti demi

tercapainya cita-citanya, yaitu tegaknya tatanan Islam di negara Pakistan.

Dalam usianya yang semakin lanjut, Maududi selalu aktif dalam berbagai

kegiatan untuk mewujudkan negara Pakistan yang bedasarkan al-Qur'an dan al -

Sunnah. Sebagaimana diketahui, perjuangan Maududi selama enam puluh tahun

23 Lihat Al Maududi dalam Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman

Raliby, (Jakarta : Bulan Bintang, 1967), h.3 24

Maryam Jameelah, Biografi Abu al-A’la al-Maududi, Terjemahan Dedi Djamaluddin

Malik, h. 27 25

Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, (Bandung : Mizan, 1990),

h.52

Page 36: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

23

berhenti ketika ayahnya tiba pada tanggal 23 September 1979, yaitu setelah dirawat

beberapa hari di sebuah rumah sakit di kota New York.

Akhirnya umat Islam telah kehilangan salah seorang pejuang gigih yang terus

berusaha dalam menegakkan ajaran Islam di muka bumi ini. Kegigihan dan

ketekunannya dalam menegakkan ajaran Islam ini telah menimbulkan semangat

kepada orang-orang yang ditinggalkannya untuk terus berusaha dalam menegakkan

ajaran Islam.

B. Posisi Abu al-A’la al-Maududi Dalam Kancah Pemikiran Politik Islam

Sebagai seorang pemikir Islam yang sangat memperhatikan terhadap doktrin

dan ajaran Islam, Maududi selalu berusaha untuk membangun paradigma

pemikirannya berdasarkan al-Qur'an dan al-Sunnah. Seperti kita ketahui bahwa Abu

al-A'la al Maududi termasuk ulama yang berpikiran fundamentalis, yang berpendapat

bahwa Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna.

Dalam hal ini Munawir Sadjali dalam analisisnya berpendapat bahwa terdapat

tiga aliran dalam umat Islam tentang hubungan antara Islam dan ketatanegaraan.

Aliran pertama berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama dalam

pengertian Barat, yakni hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan,

tetapi sebaliknya Islam adalah satu agama yang sempurna dan yang lengkap dengan

pengaturan bagi segala aspek kehidupan manusia termasuk kehidupan bernegara.

Para penganut aliran ini pada umumnya berpendirian bahwa :

Page 37: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

24

1. Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Didalamnya

terdapat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik.

Oleh karenanya dalam bernegara umat Islam hendaknya

kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam, dan tidak perlu

atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat.

2. Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani

adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Besar

Muhammad saw dan nempat al-Khulafa al-Rasyidin.

Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain Syekh Hasan al-Banna, Sayyid

Quthb, Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan yang paling vokal adalah Maulana Abu

alA’la al Maududi.

Aliran Kedua berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian

Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan. Menurut aliran ini

Nabi Muhammad hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya,

dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan yang mulia

dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur; dan Nabi tidak pernah dimaksudkan

untuk mendirikan dan mengepalai negara. Tokoh-tokoh terkemuka dari aliran ini

antara lain Ali Abd Raziq dan Dr. Thaha Husein.

Aliran ketiga menolak pendapat bahwa Islam adalah suatu agama yang seba

lengkap dan bahwa dalam Islam terdapat sistem ketatanegaraan. Tetapi aliran ini juga

menolak anggapan bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat yang hanya

Page 38: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

25

mengatur hubungan antara manusia dan Maha Penciptanya. Aliran ini berpendirian

bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat

tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. Diantara tokoh-tokoh dari aliran ketiga ini

yang terhitung cukup menonjol adalah Dr, Mohammad Husein Haikal, seorang

pengarang Islam yng cukup terkenal dan penulis buku Hayatu Muhammad dan Fi

Manzil al-Wahyi26

Dari penjelasan di atas bisa kita ketahui bahwa dalam hal ini al-Maududi

termasuk pada tokoh yang berpendapat bahwa Islam adalah agama yang kaffah dan

Univarsal yang di dalamnya terdapat berbagai aspek aturan kehidupan termasuk

dalam hal ketatanegaraan.

Di negaranya, Maududi sering sejalan dengan pandangan ulama konservatif

hingga hal itu menimbulkan kesan seolah-olah dia adalah seorang konservatif. Beliau

sendiri menyatakan bahwa tidak ada ijtihad selain yang telah dijelaskan dalam nash

syari'ah. Maududi mengakui keabsahan metodologi hukum Islam yang dikembangkan

oleh para imam yang mendirikan madzhab. Maududi sering berbeda pendapat dengan

kaum modernis dalam setiap pemahamannya, meskipun kaum modernis menyerukan

untuk kembali kepada al-Qur'an dan al-Sunnah serta menganjurkan ijtihad.27

Sebagaimana pola pemikiran kaum fundamentalis yang lain, Maududi

berpaling kepada masa lampau sedang kaum modernis memandang ke masa depan.

26

Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 1-2 27

Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, (Bandung : Mizan, 1990), h.53

Page 39: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

26

Kedua kelompok itu mengklaim sebagai reformis atau pembaharu, tetapi

pembaharuan mereka berbeda. Kaum fundamentalis termasuk Maududi

mengusahakan agar Islam pada masa klasik dapat diterapkan kembali. Dengan

demikian,kelompokinilebihcocokdisebutsebagi“pemurni’”daripadapembaharu,

sedangkan yang merupakan pembaharu adalah kaum modernis.28

Jadi dalam hal ini

ini kita bisa mengambil gambaran bahwa posisi al-Maududi dalam dinamika politik

saat itu berada pada posisi ~atau bisa kita sebut sebagai tokoh~ Fundamentalis.

Akan tetapi terdapat pula perbedaan antara Maududi dengan pemikiran kaum

fundamentalis yang lain. Hal ini dikarenakan Maududi telah melakukan pembaharuan

dalam bidang kenegaraan. Di bidang ini, terdapat beberapa konsep Maududi yang

membedakannya dengan kaum konservatif maupun dengan kaum modernis. Misalnya

konsep kedaulatan Tuhan dalam negara Islam. Pemahaman ini memunculkan faham

theo-demokrasi, yaitu kekuasaan Tuhan berada ditangan umat Islam yang

melaksanakannya sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam konsep khilafah,

Maududi berpendapat bahwa bukan hanya kepala negara yang menjadi khalifah,

melainkan semua orang baik laki-laki maupun perempuan.

C. Karya-karya Abu al-Ala al-Maududi

1. Risalah Intelektual Abu al-A’la al-Maududi

Sebagai seorang pemikir Islam yang sangat produktif dalam menghasilkan

karya-karya besar khususnya bagi pembaharuan dunia pemikiran Islam. Maududi

28 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, ( Jakarta: UI Press, 1989 ), h. 96

Page 40: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

27

juga aktif dalam berbagai pergerakan yang merupakan manifestasi dari setiap buku

yang berhasil ia buat. Adapun buku-buku yang berhasil ia buat meliputi berbagai

disiplin ilmu, yaitu: tafsir, hadits, hukum, teologi, filsafat, sejarah dan berbagai

bidang ilmu lainnya.

Dalam mempelajari risalah pemikiran Maududi tidak bisa dihilangkan

khasanahsejarahpemikir‘JamaludinalAfghani’yangmenjaditokohutamayang

memancarkankan bias difergen pemikiran Islam. Beliau salah satu tokoh yang

menyatakan kembali tradisi Muslim dengan cara yang sesuai dengan berbagai

problem penting yang muncul akibat Barat semakin mengusik Timur Tengah di abad

kesembilan belas. Dengan menolak tradisionalisme murni yang mempertahankan

warisan Islam secara tidak kritis di satu pihak, dan peniruan membabi buta terhadap

Barat di lain pihak, Afghani menjadi perintis penafsiran ulang Islam, yang

menekankan kualitas yang diperlukan di dunia modern, seperti penggunaan akal,

aktivisme politik, serta kekuatan Islam, Afghani mampu dan mempengaruhi kaum

Muslim, suatu hal yang tak dapat dilakukan oleh mereka yang hanya meminjam

gagasan Barat begitu saja. Karena seringnya dia melakukan perjalanan, khususnya

ketika berada di Mesir dan India, dua wilayah yang menjadi perintis pembaruan

Islam, maka tidak bisa dipungkiri juga bahwa Maududi pun terinspirasi oleh

pemikiran murni dan hegemonik dari Afghani.

Maududi tidak pernah mempelajari secara teknis dalam masalah ilmu-ilmu

sosial, tetapi dengan ketekunannya dalam membaca berbagai buku yang membahas

Page 41: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

28

berbagai disiplin ilmu tersebut disamping terus mengamati keadan dan kondisi

masyarakat Islam serta perubahan yang dialaminya. Maududi dianggap sebagai

pembaharu besar yang dapat disejajarkan dengan Hasan al-Banna29

di Mesir,

Muhammad Natsir30

diIndonesia,AliSyari’ati31

dan Mehdi Bazargan32

di lran dan

masih banyak lainnya. Dalam menentukan pijakan berfikirnya beliau selalu

menyandarkan perhatiannya kepada al-Qur'an dan Hadits yang shahih. Seperti halnya

para mujtahid yang lain, beliau menjadikan ijma (konvensi) dan qiyas (analogi)

kerangka awal dan pijakan berpikirnya.

Uraian-uraian diatas, dapat diketahui betapa besarnya peranan yang dimainkan

oleh Maududi, baik dalam percaturan sosial politik maupun dalam pembaharuan

pemikiran keagamaan baik dinegaranya maupun di dunia Islam pada umumnya. Hal ini

dapat kita lihat dengan karya-karya beliau baik melalui buku yang beliau tulis

sendiri atau hasil ceramahnya yang kemudian dipublikasikan oleh orang lain.

29 Hasan al-Banna (1906-1949 ) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin di Mesir, lahir di

Mahmudiyah Iskandariyah, Mesir. Lihat : Jhon L Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern,

(Bandung: Mizan, 2001), h. 234 30

Muhammad Natsir (1908-1993 ) adalah cendikiawan, penulis, dan politikus Islam. Seorang

nasionalis yang keras dan idealis Muslim yang konsisten dengan ajaran Islam. Natsir berpendapat

bahwa kembali kepada tradisi Islam klasik yang intelektual dan mengacu kepada kitab suci merupakan

langkah kunci untuk modernisasi masyarakat Muslim. Lihat : John L Esposito, Ensiklopedi Dunia

Islam Modern, ( Bandung: Mizan, 2001 ), h.276 31

AliSyari’ati(1933-1977 ) adalah seorang pemikir Islam sosial yang sangat penting abad

20. Lahir di desa Mazinan tepi gurun pasir Dasht-i-kavir, provinsi Khurasan bagian timur laut Iran.

Lihat : John L Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern, ( Bandung: Mizan, 2001 ), h. 294 32

Mehdi Bazargan ( lahir 1907 ) adalah pembaharu dan modernis Iran. Ia merupakan salah

satu tokoh oposisi Islam pada era pra dan pasca revolusi. Lihat : John L Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern, ( Bandung: Mizan, 2001 ), h. 304

Page 42: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

29

2. Karya-karya Abu al-Ala al-Maududi

Selama mengarungi perjalanan intelektual, Al-Maududi membuat karya-karya

keilmuan hasil karya dari pemikirannya yang sangat mengagumkan banyak pemikir

dan kaum intelektual di dunia. Di antara karya-karya beliau yaitu :

1. Birth Control, Delhi, Markazy Maktaba Islami, 1980

2. Islamic Way of Life, Pakistan: Islamic Publishing 1987

3. Islam Today, Kuwait: Dar al-Qolam, 1968

4. Islam and Nationalism: an Analysies of the Views of Azad, Iqbal and Maududi,

Kuala Lumpur, 1994

5. Introduction to the Study of the Qur'an, Delhy: Markazy Maktabah Islami, tth

6. Toward Understanding Islam, Lahore: Islamic Foundation, 1966

7. Al-Riba, Jedah: Dar al-Suudiyah, 1987

8. The Islamic Law and Constitution, Lahore: Islamic Publication, 1975

9. Unity of the Muslim Worl'd, Lahore: Islamic Publication 1967

10. Purdah and Status of Women in Islam, Delhy, Markazy maktabah Islami, 1995

11. A Short History of the Revivalism Movement in Islam, Lahore: Islamic

Publication, 19721

12. Usus al-Iqtishad Baina al-Islam wa al-Nuzum al-Mu'ashirah wa Manzilat al-

Iqtishad wa Haluha fi al-Islam, Lahore: Islamic Publication, 1971

13. Our Message, Lahore: Islamic Publication, 1988

14. The Qodiani Problem, Lahore: Islamic Publication, 1979

Page 43: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

BAB III

ANATOMI DAN KERANGKA PEMIKIRAN POLITIK

ABU AL-A’LA AL-MAUDUDI

A. Dasar Pemikiran Politik Abu al-A’la al-Maududi

Elemen dasar dari pola pikir Al Maududi adalah konsepnya tentang

ketauhidan yang sangat kental yang mendarah daging. Memang konsepsinya tentang

Tuhan inilah yang ia tekankan dan ia menganggap bahwa konsepsi itu merupakan

konsepsi tentang Tuhan yang genuine, sebagaimana diterangkan oleh semua Nabi dan

Rasul Allah. Pernyataan "tidak ada tuhan melainkan Allah",1

suatu pernyataan yang

tampaknya hanya mengakui dengan kukuh tentang keesaan sang Pencipta. Bagian

pertama dari syahadat itu bukan hanya menerangkan tentang keesaan Tuhan sebagai

Pencipta atau bahkan sebagai satu-satunya dzat yang wajib disembah, tetapi ia juga

menerangkan tentang tidak adanya sesuatu yang menyerupai Tuhan sebagai yang

Maha Kuasa, sebagai yang Maha Pengatur. Sebenarnya hanya Tuhanlah yang

mempunyai hak untuk memberikan perintah yang menuntut manusia untuk beribadat

dan berbakti dan menuntut ketaatan manusia secara total. Dalam hal ini Al-Maududi

merujuk pada ayat al Qur’an surat al Maidah ayat 1 sebagai berikut :

1 Hendaklah manusia tidak berkeyakinan bahwa selain Allah itu ada Pelindung, sandaran,

yang dapat mencukupi keperluannya. Yang dapat menghilangkan kesulitan-kesulitan, dapat

mengabulkan permohonan. Karena selain Allah itu tidak memiliki kekuasaaan sedikitpun. Lih

.Muhammad Al-Jab’bary,Gerakan Kebangkita Islam, Studi Literatur Gerakan Islam Kontemporer

dan teori dalam berbagai gerakan reformasi Islam, penerjemah Abu Ayyub Al Anshari, (Solo : Duta

Rahmah 1996 ), h.258-259

Page 44: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

Masyarakatiniterbentukdarihasil‘kontrak’yangterjadiantaramanusiadanKhaliq-

nya.3

Gagasan tentang Tuhan ini sangat prinsipil dan menjadi otoritas pertama yang

menjadi dasar dalam mengarungi hidup di dunia. Semua prinsip, hukum, adat

kebiasaan, yang berbeda dengan petunjuk Tuhan harus dijauhi. Semua teori atau

ajaran yang tidak mengacu kepada petunjuk Tuhan diangggap sebagai menolak

kedaulatan Tuhan dan membuat tuhan-tuhan selain dari pada Tuhan yang Maha Esa

yang sebenarnya. Tunduk dan patuh kepada Tuhan berarti membawa seantero hidup

manusia ini sesuai dengan kemauan Tuhan yang diwahyukan.4

Tuhan telah memilih manusia sebagai wakil Tuhan di bumi. Setiap manusia

diberi tanggung jawab sebagai wakil Tuhan dan ia bertanggung jawab kepada-Nya.

Dalam kapasitasnya sebagai wakil Tuhan di bumi, ia juga harus mengikatkan diri

kepada yang diwakili, yaitu Tuhan, untuk mengatur semua persoalan dunia ini sesuai

dengan petunjuk-petunjuk Zat yang diwakili, dan untuk mempergunakan semua

kekuatannya yang telah diberikan oleh Allah kepadanya dalam batas-batas yang

ditentukan oleh-Nya.

Petunjuk Tuhan itu meliputi pengetahuan, kebijaksanaan dan kemurahan

Allah yang tidak terbatas, maka prinsip-prinsip yang menjadi dasar dalam kehidupan

Islam adalah baik dan sehat dan juga tidak bisa dibandingkan ketinggiannya dengan

h.59

3 Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, (Bandung : Mizan, 1990),

4

Mukti ali, Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan, 1998 ), h.244

Page 45: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

33

sistem-sistem lain yang dibuat manusia. Pemikiran dan akal manusia mempunyai

kesanggupan yang besar dalam bidang-bidang tertentu, umpamanya dalam bidang

ilmu alam dan teknologi. Tetapi akal manusia tanpa dibantu oleh petunjuk Tuhan

sama sekali tidak cukup untuk meletakkan prinsip-prinsip yang adil dan jujur

terhadap segala macam aspek yang beraneka ragam dari kodrat manusia dan yang

membawa kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Kadang-kadang hasil pengetahuan

dan kebijaksanaan yang ada pada manusia demikian sedikitnya untuk bisa

menunjukkan jalan yang sebenarnya bagi kehidupan manusia.5

Karena alasan inilah, kerangka dasar pemikiran Maududi selalu diwarnai

dengan cara hidup Islami sebagaimana ditetapkan dalam Al-Qur’andanSunnah

karena lebih baik dan lebih sesuai untuk dapat membawa kepada kebahagiaan

manusia dan usaha untuk mencapai kebutuhannya apalagi keselamatannya di hari

kiamat, lebih daripada sistem-sistem kehidupan yang dibuat oleh manusia baik dulu

maupun sekarang.

B. Ijtihad Al-Maududi dalam Pemikiran Politik Islam

1. Konsep Theo-Demokrasi

Konsepsi Maududitentang negara Islam didasarkan atassyari’ah,yang

memberikan prinsip-prinsipdasarnya.Dalam perspektifsyari’ah,menurutMaududi, ada

empat prinsip yang mendasari negara Islam : mengakui kedaulatan Tuhan,

5

Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman Raliby, (Jakarta :

Bulan Bintang, 1967), h.157

Page 46: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

34

mengakui otoritas Nabi, mengakui status perwakilan Tuhan6, dan menggunakan

musyawarah bersama (mutual consultation). Dari titik pandang prinsip-prinsip ini,

kedaulatan yang sebenarnya hanyalah milik Tuhan. Negara hanya berfungsi sebagai

alat politik yang dengannya hukum-hukum Tuhan dijalankan, atau, meminjam

ungkapan Charles Adams, ia tak punya hak untuk membuat atau menegakkan hukum

atas namanya sendiri tapi bertindak sebagai agen dari pusatnya.7

Kalau begitu maka negara Islam yang dikonsepsikan Maududi adalah negara

teokratis. Namun demikian, karena ia juga menekankan prasyarat-prasyarat Islam

bagi musyawarah bersama (syura) di antara umat Islam dalam berbuat, maka negara ini

juga punya sifat demokratis. Bentuk negara demikian paling baik disebut,

sebagaimana disarankan oleh Maududi sendiri, adalah ”theo-demokrasi”8, yakni

“pemerintahan demokratisilahiah”dimanaumatIslam diberikedaulatan rakyat

terbatas di bawah ke-Maha Kuasa-an Tuhan. Dengan theo-demokrasi Maududi ingin

mengungkapkan suatu konsep antitesis atas demokrasi Barat sekuler yang

6

Tuhan telah memilih manusia sebagai wakil Tuhan di bumi. Setiap manusia diberi tanggung

jawab sebagai wakil Tuhan dan ia bertanggung jawab kepada-Nya. Dalam kapasitasnya sebagai wakil

Tuhan di bumi, ia juga harus mengikatkan diri kepada yang diwakili, yaitu Tuhan, untuk mengatur

semua persoalan dunia ini sesuai dengan petunjuk-petunjuk Zat yang diwakili, dan untuk

mempergunakan semua kekuatannya yang telah diberikan oleh Allah kepadanya dalam batas-batas

yang ditentukan oleh-Nya. Lih Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman

Raliby, (Jakarta : Bulan Bintang, 1967), h.157

7 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhamad Al-Baqir dari judul aslinya

“Al-Khilafah wa Al-Mulk”, (Bandung : Mizan ), h. 64

8 Theo-Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan demokrasi Ilahi, karena di bawah

naungan-Nya kaum Muslim telah diberi kedaulatan rakyat yang terbatas di bawah pengawasan Tuhan.

Dan juga dalam sistem ini diperlukan pola bermusyawarah untuk mufakat yang didasarkan atas al-

Qurán dan Hadits. Lih Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep

Hikmat, (Bandung: Mizan 1995), h. 160

Page 47: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

35

menurutnya didasarkan hanya pada kedaulatan rakyat, dan karena itu bertentangan

dengan Islam. Negara Islam bertumpu pada dua prinsip : kedaulatan (sovereignty)

Tuhan dan perwakilan (vicegerency) manusia.9

Dalam teorinya yang komprehensif tentang hakikat pemerintahan Islam,

Maududi juga membahas tujuan pemerintahan Islam ini dan juga sifat-sifat dasarnya.

Dengan merujuk pada ayat-ayat al-Qur’an,misalnya QS : 57:25;10

22:41,11

Maududi

menyatakan tujuan positif dari negara Islam, termasuk perlindungan umat manusia

dari eksploitasi atau tirani, menjamin kebebasan, dan membangun sistem seimbang

mengenai keadilan sosial. Negara Islam, menurut Maududi, bersifat universal dan

juga ideologis. Ia universal karena mencakup seluruh aspek kehidupan dan pada

hakikatnya bersifat totalitarian. Ia bersifat Ideologis dalam pengertian bahwa ia

didasarkan atas, atau bekerja demi ideologi tunggal : ideologi Islam (nidzam-aI-

Islami).12

9 M Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,

2001), h. 142

10 Dalam Al-Quran Surat Al-Hadiid ayat 25 yang menekankan tentang prinsip keadilan, yakni

sbb : Øö Ó?Þö áú ÇÈö Ó? Ç?äáÇ ã?æÞõ í?öá ?äÇ?Òíöã úáÇ?æ È? ÇÊó ßö áú Ç ?ãå?Ú??ã Çóäáú Ò?úäóÃ?æ Êö Çóä?í?ÈúáÇÈö Çäó áóÓ?Ñ? Çóäáú Ó?Ñ?óà Ï?Þó áó yang artinya : Sesungguhnya Kami

telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan

bersama mereka Al-Kitab dan Neraca ( keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.

11 Surah Al-Hajj ayat 41 ini menekankan untuk selalu melakukan perbuatan yang baik agar

tercipta kondisi sistem sosial dan kemasyarakatan yang aman dan sejahtera. Ayat tersebut sebagai

berikut : öÑæ?ã ÃõúáÇ õÉ?ÈöÞÇ?Ú öå á?öáæ? öÑóßúä?ãúáÇ öäÚ? Çæ??å óä?æ öÝæ?Ñ?Ú?ã úáÇÈö Çæ?Ñ?ãóÃæ? óÉÇßó ?ÒáÇ Ç?æóÊÇ?Á?æ óÉÇóá?ÕáÇ Çæ?ã Ç óÞóà öÖ?ÑóÃáú Ç íÝö ?ã?å Ç?ä?ß?ã ?äöÅ ?äíöÐ?áÇ yang artinya : (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi niscaya

merekamendirikansembahyang,menunaikanzakat,menyuruhberbuatyangma’rufdanmencegah

dari perbuatan yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

12 Munawir Sadjali, Islam dan Tata Negara, Ajaran Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta UI

Press, 1993), h.165

Page 48: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

36

Dalam pandangan Maududi, ideologi Islam yang dirumuskan dari elaborasi

sistematik atas wahyu al-Qur’an,dirumuskandalam semangatpenyerahanpadake-

Esa-an dan kedaulatan Tuhan. Ia berfungsi sebagai acuan utama bagi sistem sosial,

ekonomi, politik dan budaya dari negara Islam. Karena menurut ideologi Islam,

kedaulatan dan hak untuk membuat hak hanya milik Tuhan. Maududi menjelaskan

bahwa legislasi hukum oleh lembaga-lembaga seperti badan legislatif dan konsultatif

dibatasiolehsyari’ah.Maududi melihat empat bentuk ijtihad dalam proses legislasi

yang dilakukan oleh badan konsultatif (ia menyebutnya MajlisSyura):ta’wil

(penafsiran), ijtihad (deduksi), qiyas (analogi), dan istihsan. Untuk membangun

pemerintahan yang berideologi Islam, Maududi melihat perlunya revolusi Islam. Ia

yakin bahwa tidak ada perjuangan untuk mendirikan negara Islam yang berhasil tanpa

revolusi, karena revolusi ini dapat menciptakan suatu kesadaran sosial dan iklim

moral yang sesuai dengan tuntutan ideologi Islam. Keberhasilan revolusi Islam,

menurutnya tergantung pada kondisi dan sikap moral tertentu pendukungnya. Ini

mencakup keyakinan pada ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an Tuhan, pemahaman

yang benar tentang Islam, kesamaan pandangan, kekuasaan hukum yang kuat, dan

pengorbanan secara menyeluruh perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan yang

sifatnya individualistik. Revolusi Islam Maududi dapat di tempuh dengan jihad,

berjuang di jalan dan di dalam kehendak Tuhan. Ia menyatakan wajibnya jihad bagi

umat Islam untuk menjaga negara Islam.

Page 49: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

37

2. Khilafah‘Ala Minhaj al-Nubuwwah

Dalam Surat An Nur ayat 55 Allah swt berfirman :

óÝóáúÎóÊ?ÓÇ Ç?ãóß öÖ?ÑóÃúáÇ íöÝ?ã?å ?äóÝöáúÎóÊ?Ó?íóá öÊÇ?ÍöáÇ?ÕáÇ Çæõáöã?Ú?æ ?ãõßúäöã Çæõä?ã Ç?Á ?äíöÐ?áÇ ?å ?ááÇ ?Ï?Ú?æ

Page 50: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

38

Hal ini dilakukan untuk membina kehidupan manusia secara utuh menuju

berdirinya suatu masyarakat dan negara baru, yang disebutkan oleh Al-Maududi

sebagai“Khilafah‘ala Minhaj Al-Nubuwah”yaknikekhilafahanataspolake-Nabi-

an, yang menjadi pola ideal dari orde sosial politik, di mana umat muslim harus

berusaha untuk menciptakan proyek komprehensif tersebut dalam konteks kekinian

dan kedisinian.

Pola Implementasi ini bermaksud mengadakan perubahan total menuju tatanan

Islam yangidealdalam koridor“khilafah‘ala minhaj al-Nubuwah”, maka dari itu

terdapat elemen-elemen yang dibutuhkan di antaranya adalah :

a. tujuan dan prinsip-prinsip Islam harus dijabarkan kembali dalam

bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat pada waktunya. Ini

mengharuskan bahwa konsep-konsep Jahiliyah yang berkembang pada

suatu waktu tertentu harus dipelajari secara berhati-hati, dianalis dan

teliti. Prinsip-prinsip Islam harus disampaikan sedemikian rupa

sehingga relevansinya dan superioritasnya di atas prinsip-prinsip lain

yang disampaikan oleh ideologi yang dibuat oleh manusia yang palsu

menjadi jelas. Ini menuntut usaha intelektual yang keras, sehingga

implementasi teoretis dan praktis dari pandangan Islam tentang dunia

dengan jelas dapat dipahami, dan jalan hidup Islam dalam aneka

ragamnya menjadi jelas.

Page 51: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

39

b. Rangkaian moral dari kehidupan rakyat harus dibina kembali untuk

mengembangkan ciri Islam yang sebenarnya dan melibatkannya dalam

usaha untuk membawa reformasi dan pembinaan kembali. Kebiasaan

sosial, adat istiadat, pendidikan, lembaga sosio-ekonomi dan kekuatan

politik, semua itu harus berada dibawah usaha ini. Kehidupan sosial

harus dibebaskan dari pelbagai macam bid’ah yang bertentangan

dengan jiwa Islam, dan harus dibina kembali supaya sesuai dengan

Sunnah.

c. Seluruh usaha ini mengharuskan adanya ijtihad fi al din. Ini berarti

bahwa cita, nilai dan prinsip Islam harus dilaksanakan kembali dalam

konteks perubahan. Pengertian yang jelas tentang cita Islam dan skema

prioritas Islam, dan pembedaan yang teliti antara elemen-elemen yang

esensial dan insidental yang terdapat dalam kehidupan nyata dari umat

Muslim adalah soal yang sulit, yang harus dihadapi.13

3. Pandangan Tentang Negara Islam

Untuk mengetahui bagaimana pandangan politik dari Maududi tentang Negara

Islam ini, perlu dilihat kembali pada ottobiografinya dan tulisan- tulisannya di

antaranyayangberjudul“The Islamic Law and Constitution”yangberbicarasoal

politik. Dari tulisannya itu dapat diketahui bahwa eksposisi ideologisnya menangkap

h.256

13 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan, 1992),

Page 52: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

40

esensi ke Islaman yang menekankan pada pengertian Islam merupakan prinsip moral,

etika, serta petunjuk di bidang politik. Secara rasional dia memandang Islam itu

sebagai ideologis yang holistis seperti ideologi Barat, secara sistematis dapat

terbentuk dalam gerakan kebangkitan Islam yang khas.14

Maududi mengemukakan ideologi Islam sebagai pengganti dari ideologi

Barat. Menurutnya penyebab kemunduran Islam India adalah British Raj, dia

meminjam konsep dan gagasan Barat untuk menyusun perlawanan Islam terhadap

Barat, demi mengemukakan bahwa Islam itu merupakan sistem sosial –politik yang

efektif untuk menggantikan sosialisme dan menentang kapitalisme. Tidak

mengherankan bila dalam tulisannya terdapat kata-kataBaratseperti ‘Revolusi

Islam,NegaraIslam,danIdeologiIslam’.SebagaimanaHasan Al-Banna, maka

Maududi juga tidak ingin tasawuf dihapuskan, ia menginginkan membersihkan dari

praktek yang tidak Islami. Tidak seperti Ayatullah Khomeini, yang sangat

memperhatikan pemetaan jalan menuju kekuasaan; sementara Maududi hanya

memperhatikan bentuk negara Islam yang berdasarkan pada Syari’ah.15

Pokok-pokok pikiran Maududi tentang kenegaraan, diikuti dengan telaah

mendalam, mengingat dari sekian banyak pemikir politik Islam, hanya Maududi

14 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhamad Al-Baqir dari judul aslinya Al-

“Khilafah wa Al-Mulk”, (Bandung : Mizan ), h 9-10

15 Sayyid Vali Reza Nashr, Editor Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung:

Mizan, 1995), h. 109

Page 53: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

41

yang menyajikan konsepsi kenegaraan yang lengkap dan rinci.16

Ada tiga dasar

pokok yang melandasi pikiran Maududi tentang kenegaraan menurut Islam :

a.. Islam adalah suatu agama yang paripurna, lengkap dengan petunjuk untuk

mengatur semua segi kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik. Dengan arti di

dalam Islam terdapat sistem politik. Oleh karenanya dalam bernegara umat Islam

tidak perlu atau bahkan dilarang meniru sistem Barat. Cukup kembali kepada sistem

Islam dengan menunjuk pada politik semasa Al-Khulafa al-Rasyidin sebagai model

sistem kenegaraan menurut Islam.

b. Kekuasaan tertinggi yang ada dalam istilah politik disebut kedaulatan,

adalah pada Allah, ummat manusia hanyalah sebagai pelaksana dari kedaulatan Allah

tersebut sebagai khalifah-khalifah Allah di Bumi, dengan demikian maka tidak dapat

dibenarkan kedaulatan rakyat, sebagai pelaksana dari kedaulatan Allah ummat

manusia atau negara harus patuh kepada hukum- hukum sebagaimana yang tercantum

di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi. Sedangkan yang dimaksud dengan khalifah-

khalifah Allah yang berwenang melaksanakan kedaulatan Allah itu adalah orang laki-

laki dan perempuan Islam.

c. Sistem politik Islam adalah sistem universal, tidak mengenal batas dan

ikatan-ikatan geografis, bahasa, dan kebangsaan.

Berlandaskan tiga dasar keyakinan itu, lahirlah konsepsi kenegaraan Islam,

yang pokoknya :

16

Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 165

Page 54: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

42

1. Sistem kenegaraan Islam tidak dapat disebut demokrasi, karena dalam

sistem ini kekuasaan negara sepenuhnya di tangan rakyat, dalam arti undang-undang

dan hukum yang diundang-undangkan, diubah dan diganti semata-mata berdasarkan

pendapat dan keinginan rakyat. Sistem politik Islam lebih tepat disebut teokrasi,

meskipun arti teokrasi di sini berbeda dengan pengertian teokrasi di Eropa. Teokrasi

Eropa adalah suatu sistem dimana kekuasaan negara berada di tangan kelas tertentu

(pendeta) yang atas nama Tuhan menyusun undang-undang dan hukum untuk rakyat

sesuai dengankeinginan kelasitu,pemerintahberlindungdibelakang“hukum-

hukum Tuhan”.Sedangkandalam Islam teokrasidiartikankekuasaanTuhanitu

berada di tangan ummat Islam yang melaksanakannya sesuai apa yang disampaikan

Al- Quran dan Sunnah Nabi. Atau bisa disebut dengan theo-demokrasi, karena dalam

sistem ini Ummat Islam memiliki kedaulatan rakyat yang terbatas.

2. Pemerintah/badan eksekutif hanya dibentuk oleh ummat Islam dan pada

merekalah hak untuk memecat dari jabatan tersebut. Penyelesaian soal-soal

kenegaraan tidak mendapatkan hukum yang jelas dalam Islam, harus diputuskan

menurut kesepakatan ummat. Untuk menafsirkan dan mengartikan suatu Nash,

adalah merupakan hak ummat Islam seluruhnya yang telah mencapai tingkat

mutjahid. Badan legislatif tidak boleh mengubah satu katapun dari Nash.

3. Kekuasaan Negara dilakukan oleh badan atau lembaga : Legislatif,

Eksekutif dan Yudikatif 17

17

Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 166-167

Page 55: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

43

Mengenai hubungan Negara dengan warga negara dan hubungan sesama

warga negara; Negara memberikan perlindungan politik serta konstitusi berdasarkan

batasanteritorialnegara,dantidakmenjaminmerekayangtinggaldiluar“Daral-

Islam”.Mengenaihukum,Maududi ingin menerapkan hukum Islam yaitu Hudud,

namun hal ini tidak pernah terealisasi sebab Hudud baru bisa terlaksana bila

masyarakat telah terislamisasi, pada kenyataannya masyarakat yang telah

terislamisasikan itu tidak akan menentang agama, maka hudud otomatis tidak

terlaksana. 18

Dengan perancangan negara Islam di benaknya, Maududi menganjurkan

pandangan Islam yang memobilisasi iman berdasarkan kebutuhan aksi politik dan

mencoba merealisasikan Islam menjadi sistem keyakinan yang keras, berdasarkan

ketaatan yang mutlak sesuai kehendak Allah, sehingga dapat menjadi struktur

perintah yang bisa mentransformasikan masyarakat dan politik yang benar-benar

Islami, dia mencoba untuk menafsirkan persoalan pokok seperti : Ilah, Rabb, Ibadah,

dan Diin. Sehingga dalam sisi ekonomi ia berupaya mengembangkan hukum Islam,

soal waris, riba, serta hak pekerja.19

Dia ingin kehidupan masyarakat kembali mencontoh Rasul dan pemerintahan

Khulafa al-Rasyidin. Meskipun Maududi dalam kiprah politiknya banyak berjasa

dalam mengungkapkan ide politik Islam, menentang pemerintahan resmi, Ayub

Khan, Ziaul-Haq, dan Zulfikar Ali Butho, Maududi mengalami hidup di penjara, ide-

18 Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.111

19 Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1998), h.112

Page 56: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

44

ide politiknya hanya sebahagian yang dapat terlaksana dan sebahagian besar ide-ide

yang muluk itu belum terealisasikan olehnya dan oleh orang-orang yang lain yang

mendukungnya. Namun demikian Maududi diakui sebagai pemikir Islam (mujtahid)

yang fundamental dan paling produktif. 20

20 Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 170

Page 57: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

BAB IV

PEMIKIRAN POLITIK ABU ALA’LA AL MAUDUDI

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN KONTEMPORER

A. Negara dan Pemerintahan

Dalam kajian ini penulis memfokuskan bahasan khusus pada pemikiran politik

meliputi konsep negara atau pemerintahan, kepala negara, struktur pemerintahan dan

hukum menurut pandangan Maududi. Dari pemikiran yang berawal dari pembenahan

sistem itulah Maududi mempunyai idealisme yang tinggi yaitu menjadikan Islam

sebagai way of life –sebagai jalan hidup –secara totalitas dan harus menjadi pijakan

bagi manusia khususnya bagi ummat Islam. Maududi menghendaki ummat Islam

pada zaman modern ini apabila ingin kembali mengalami kejayaan dan keemasannya

sebagaimana yang telah dilewati pada awal tradisi Islam, maka ummat Islam harus

kembali kepada dua sumber hukum Islam (al-Qur’andanas-Sunnah) secara mutlak

serta mengembalikan sistem pemerintahan yang sedang dijalankan pada abad modern

ini kepada sistem yang telah dibangun Rasulullah SAW dan Khulafa ar-Rasyidin

Dalam formula pemikiran Al Maududi, secara singkat tipe dari negara yang

ditegakkan atas dasar-dasar tauhid (Kemaha Esaan Tuhan) risalah (Kerasulan

Muhammad) dan khalifah seperti tersebut di atas. Al Qur-an pada hakikatnya dengan

jelas mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari negara ini ialah menegakkan,

memelihara dan memperkembangkan ma’rufat(Ing. virtues) yang dikehendaki oleh

Pencipta Alam agar menghiasi kehidupan manusia di dunia ini dan mencegah serta

Page 58: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

46

membasmi segala munkarat (Ing. vices), yaitu kejahatan-kejahatan yang ada dalam

kehidupan manusia. Negara dalam Islam bukanlah dimaksudkan untuk administrasi

politik belaka, juga bukan buat dengannya memenuhi kehendak kolektif dari sesuatu

golongan rakyat. Tidak! Islam mewajibkan negara itu supaya menggunakan segala

alat yang ada padanya untuk mencapai cita-cita besar Islam sendiri, yaitu supaya

sifat-sifat kesucian, keindahan, kebaikan, kemenangan dan kemakmuran yang

dikehendaki Tuhan berkembang dalam kehidupan rakyat-Nya digerakkan dan

dihidupkan, dan supaya segala macam penghisapan (exploitasi), kezaliman,

kekacauan dan ketidak-adilan yang dalam pandangan Tuhan bersifat menghancurkan

buat dunia dan merusak kehidupan makhluk-makhluk-Nya, ditindas dan dibasmi.1

Islam meletakkan kewajiban atas negara, sebagaimana juga atas perorangan

manusia, supaya memenuhi segala perjanjian-perjanjian, kontrak-kontrak dan

kewajiban-kewajiban: supaya mengadakan ukuran dan timbangan yang uniform;

supaya mengingat kewajiban-kewajiban di samping hak-hak, dan supaya jangan

melupakan hak-hak dari orang-orang atau negara-negara lain dalam mengharapkan

mereka memenuhi kewajiban-kewajiban mereka; supaya menggunakan kekuasaan

dan otoritas untuk menegakkan keadilan dan bukan melakukan kedzaliman; supaya

memandang tugas sebagai satu kewajiban suci dan memenuhinya dengan penuh teliti,

dan supaya menganggap kekuasaan sebagai satu amanat dari Tuhan dan

1 Al Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman Raliby, ( Jakarta :

Bulan Bintang, 1967 ), h.42

Page 59: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

47

mempergunakan kekuasaan itu dengan kepercayaan bahwa pada satu ketika di hari

akhirat ia akan harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya itu kepada

Allah, Rabbal ‘Alamin, Tuhan sekalian Alam.2

Dalam membahas pemikiran Al-Maududi mengenai Negara dan Pemerintahan,

penulis akan menguraikannya melalui beberapa sub-bab yang berkaitan dengan

Negara dan Pemerintahan, di ataranya :

1. Kepala Negara dan Pemilihannya

Kepala negara dipilih berdasarkan ketaqwaannya kepada Allah dan mengakui

kedaulatan mutlak Allah serta mengikuti hukum-hukum-Nya. Memiliki kecerdasan

dan mampu menjalankan roda pemerintahan serta memikul tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Kepala negara merupakan pemimpin tertinggi yang bertanggung

jawab kepada Allah dan masyarakat yang telah memilihnya. Dalam menjalankan

tugas-tugasnya, kepala negara harus berkonsultasi dengan penasehat-penasehatnya

atau dengan lembaga ahl al-hall wa al-'aqdi. Kepala negara juga ikut andil dalam

berbagai diskusi di dalam lembaga tersebut. Mengemukakan pendapatnya di hadapan

para anggota lembaga, serta mendengarkan pendapat dari anggota yang lain. Akan

tetapi, kepala negara berhak memutuskan sendiri berdasarkan kedudukannya sebagai

kepala negara.3

2

Al Maududi, Pokok-pokok Pandangan Hidup Muslim, Terjemahan Osman Raliby, (Jakarta :

Bulan Bitang,,1967), h.43

3 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 252

Page 60: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

48

Menurut Maududi, kepala negara tidak harus mengikuti pendapat anggota

lembaga Ahl al-hall wa al-'aqdi sekalipun didukung oleh suara terbanyak. Kepala

negara dapat mengambil pendapat yang didukung oleh suara minoritas dalam

lembaga bahkan mengabaikannya sama sekali. Dengan kata lain, kepala negara

mempunyai hak veto (hak memutuskan perkara)4. Al-Maududi menyandarkan

pendapatnya kepada ayat yang menyuruh sekelompok orang untuk bermusyawarah

dalam menentukan suatu keputusan. Al-Qur'an menyatakan dalam surat Asy Syura

ayat 38 sbb :

?ã?å Ç óäúÞ?Ò?Ñ Ç?ã öã?æ ?ã?å óä?í?È ì?ÑæõÔ ?ã?å ?Ñ?ã óÃ?æ óÉÇ óá?ÕáÇ Çæ?ã ÇóÞóÃ?æ ?ãöå ?È?Ñöá Çæ?ÈÇ?ÌóÊ?ÓÇ ?äíöÐ?áÇ?æ

Page 61: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

49

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka

dalam urusan itu5. Dan jika kamu memiliki tekad yang bulat, maka

bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya " (Ali Imron: 159)

Kedua ayat di atas mewajibkan dilaksanakannya. musyawarah dan juga

mengarahkan kepada kepala negara bilamana setelah musyawarah tersebut beliau

telah mengambil keputusan, maka beliau harus menegakkannya dengan tekad yang

bulat dan dengan selalu bertawakal kepada Allah.6

Selain itu, Maududi menyandarkan pendapat tersebut kepada preseden dimasa

pemerintahan al-Khulafa al-Rasyidun. Pada masa itu, khalifah dalam memintakan

pertimbangan terhadap suatu masalah, meminta para penasihatnya untuk bersidang dan

bermusyawarah, mereka datang dengan hati yang tulus, kepala terbuka dan dengan

kemampuannya sendiri. Khalifah mengajukan permasalahan untuk dibahas

secarabebasdenganberbagaiargumentasibaikdalam bentukyang“pro"maupun

“kontra".Padaakhirnyakhalifahmempertimbangkanmanfaatdanmudharatdari

semua argumentasi yang diberikan dalam sidang permusyawaratan itu. Setelah

mempertimbangkannya, khalifah memberikan keputusan akhir, yaitu suatu keputusan

yang secara umum dapat diterima oleh sidang. Jarang terjadi setelah itu orang

menolak atau mengubah keputusan itu, kalaupun ada mereka tetap menghormatinya,

5 Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal dunuawiyah lainnya, seperti politik, ekonomi

dan lain-lain.

6Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h.252

Page 62: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

50

karena keputusan itu datang dari khalifah. Para penasehat atau para sahabat pada

waktu itu meyakini bahwa khalifah memiliki wawasan dan hikmah Islam yang

dengannya mereka lebih suka memilih dan menerima pendapat khalifah.7

Konvensi para khalifah serta keputusan-keputusan para yuridis (ahli hukum)

terkemuka pada akhirnya memberi kita pedoman untuk menyimpulkan bahwa

tanggung jawab de facto8

semua urusan pemerintahan ada pada kepala negara.

Meskipun kepala negara ini diwajibkan untuk bermusyawarah dengan para

penasehatnya, tetapi dia tidak diwajibkan untuk menerima, mengikuti atau menganut

keputusan atau pandangan berdasarkan mufakat atau keputusan mayoritas mereka.

Dengan kata lain, dia dapat selalu menggunakan hak veto-nya.

2. Penguasa dan Persyaratannya

Dalam upaya menegakkan hukum-hukum Tuhan di suatu negara harus

dibentuk suatu negara yang dibentuk berdasarkan ajaran Islam. Karenanya semua

unsur pemerintah bertanggung jawab dalam mewujudkan berdirinya suatu negara

yang tunduk akan perintah Tuhan dengan selalu menegakkan ajaran-ajaran yang telah

disampaikan Allah melalui Rasul-Nya.

7 `Abd al-Hamid al-Mutawalli, Mabadi Nizam al-Hukm fi al Islam, (Iskandariyaat : Al

Ma’arif, 1978), h. 243-245

8 De facto artiya menurut keadaan sebenarnya (tentang pengakuan suatu pemerintah), Anton

M. Moelyono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka), h. 230

Page 63: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

51

Karenanya, selain para pejabat pemerintah yang akan memimpin negara, dia

juga bertanggung jawab serta dapat dipercaya dalam pembuatannya, Maududi

menerapkan syarat-syarat lain, yaitu:

1. Seorang muslim

2. Seorang laki-laki

3. Dewasa dan berakal

4. Warga negara dari negara Islam dimana pemilihan itu berlangsung9

Syarat pertama untuk menjadi penguasa bahwa dia harus seorang muslim

didasarkan atas perintah al-Qur'an untuk memperoleh kekuasaan dari kalangan

Muslim. Firman Allah dalam surat An –Nisaa ayat 59 :

òÁ?íóÔ íöÝã?Êõ ?Ú?ÒÇóäóÊ?äöÅóÝ?ãõßúäöã öÑ?ã ó?Ç íöáæõÃ?æ áó æ?Ó?ÑáÇ Çæ?ÚíöØÃó?æ ?å ?ááÇ ÇæÚ?íöØóà Çæõä?ã Ç?Á ?äíöÐ?áÇ Ç?å ?íóÃÇí

Ç ðáíöæúÃóÊ?ä?Ó?ÍóÃ?æ ?Ñ?íóÎ ?ßöáóÐ öÑöÎÂúáÇ öã?æ?íúáÇ?æ öå ?ááÇ öÈä?æõäöãÄú õÊ?ãõÊúäõß ?äöÅ öáæ?Ó?ÑáÇ?æ öå ?ááÇ ìóáöÅ ?åæ?Ï?ÑóÝ

Artinya :

“Haiorang-orang beriman! Taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan

taalilah orang-orang yang mempunyai kekuatan dari kalanganmu, jika kamu

berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah

dan Rasul-Nya. jika kamu beriman kepada.A11ah dan Rasul-Nya. Yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatiya " (An -N isa: 59).

Ayat di atas menerangkan bahwa seorang Muslim harus taat kepada Allah dan

Rasul-Nya serta mentati pemimpinnya. Ketaatan kepada pemimpin berbeda dengan

ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah

9 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 266

Page 64: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

52

ketaatan yang bersifat mutlak, sementara ketatan kepada pemimpin bersifat

kondisional.

Hal ini disebabkan bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan

ketaatan yang sudah baku. Sebagai hamba-Nya manusia harus mematuhi segala

perintah maupun larangan-Nya sebagai suatu ketaatan yang mutlak dan tidak perlu

menanyakan kembali apa maksud dari perintah maupun larangan yang telah

ditetapkanNya melalui al-Qur'an dan al-Hadits.

Syarat kedua bahwa ia harus seorang laki-laki didasarkan pada salah satu ayat

al-Qur'an. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 34 :

Artinya:

ا��-7+ل526ام2ن01/ا�.-�+ء

"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita " (An-Nisa: 34)

Ayat di atas merupakan rujukan utama bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi

wanita maupun kaumnya. Hal ini menimbang beberapa kenyataan bahwa laki-laki

bisa diandalkan menjadi seorang pemimpin daripada perempuan. Hal di atas

berkaitan erat dengan kemampuan laki-laki baik dalam menguasai emosi maupun

kekuatan yang ada pada dirinya. Sifat kepemimpinan biasanya muncul pada diri

laki-laki.

Syarat ketiga bahwa ia harus dalam keadaan dewasa dan berakal dijelaskan

dalam al-Qur'an surat An –Nisa ayat 5 :

و<;=;2اا��:89+ء ...

Page 65: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

53

Artinya :

"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum

sempurna akalnya10

" (An-Nisa: 5)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang pemimpin hendaknya merupakan

orang pilihan memiliki kecerdasan dan kedewasaan. Tidak mungkin suatu kaum

dapat maju jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang bodoh.

Dalam mencari pemimpin yang pandai hendaknya masyarakat yang akan

memilih dan memperhatikan betul siapa yang akan menjadi pilihannya. Begitu juga

pemimpin yang pandai harus disertai dengan kejujuran. Sebab kejujuran merupakan

kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Syarat keempat bahwa seorang pemimpin merupakan warga negara dari

negara Islam. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur'an. Firman Allah surat al- Anfal ayat 72

yaitu :

إن5ا�B5ي�ءام.2اوه+7�واو7+هKوا�Jم2ا�8�وأن9�GH�8سD�Eا�C50وا�B5ي�ءاوواون?�وا

/M5ء�GO�8�مM�م�و�+يP�+ي�ءام.2او��ي8+7�وامB�5واQ R�8�أو��+ءSR�TUأو� +��C50قوا�+W��و��.8�مP.���ا�.5?�إ5�+01/26مP�0RHي�-Kا�GH��وآ?.Mي8+7�واوإناس

;20�Rن�?��

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah dan

berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang yang

memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang

muhajirin) mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap)

orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban

atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika

mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama,

maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah

10

Orang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum baligh atau orang dewasa yang

tidak dapat mengatur hartanya

Page 66: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

54

ada perjanjian antera kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan" (Al-Anfal: 72)

Maksudnya agar pemilih diperuntukan bagi warga yang tinggal di sekitar

pemilihan itu berlangsung. Inilah empat persyaratan hukum yang menentukan apakah

seseorang memenuhi persyaratan atau tidak untuk menjadi anggota Majelis

Permusyawaratan dan jabatan kepala negara Islam. Tetapi masalahnya adalah:

Siapakah di antara orang-orang yang secara hukum memenuhi persyaratan, harus kita

pilih? Dan siapakah yang tidak boleh dipilih untuk jabatan-jahatan penting negara?

Jawaban yang jelas terhadap pertanyaan paling penting ini juga dapat kita temukan

dalam al Quran dan Hadits. Al-Quran menyatakan dalam surat an-Nisa ayat 58 :

Page 67: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

55

C50ا�K.1�P2اإن5أآ�مHر+RM�Dئ+E62�+وRO�0.+آR7و/Wي+أي:8+ا�.5+سإن5+\0].+آ�م�ذآ�وأن

��E\��01C50أ;]+آ�إن5ا� Artinya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu dimata Allah adalah orang-orang yang paling

bertaqwa " (al-Hujurat: 13)

Ayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan manusia adalah sama di sisi Allah

kecuali dibedakan dengan ketaqwaannya. Mengenai salah satu syarat harus seorang

laki-laki yang diajukan oleh Maududi, temyata tidak sepenuhnya dijalankan oleh

beliau. Karena dalam prakteknya, beliau pernah mendukung Fatimah Jinnah, adik

perempuan Ali Jinnah,11

ketika dia mencalonkan diri menjadi presiden Pakistan pada

tahun 1964.

Kenyataan di atas memberikan pengertian bahwa Abu al-A'la al-Maududi

tidak mempersoalkan apakah harus laki-laki atau perempuan yang dibolehkan

menjadi pemimpin. Sebab surat an-Nisa ayat 34:

òÖ?Ú?Èìóá?Ú ?ã?å ?Ö?Ú?È?å ?ááÇ óá?ÖóÝÇ?ãöÈöÁÇ?Ó?äáÇ ìóá?Ú ?äæ?ã Ç?æóÞõáÇ?Ì?ÑáÇ

Artinya:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena

Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(wanita)... " ( an-Nisa : 34)

11 M Ali Jinnah (1876-1948) adalah pemimpin agung dan Gubernur Jandral Pertama di

Pakistan. Lahir di Lahore tahun 1876. Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern.,(Bandung: Mizan,

2001), h. 27

Page 68: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

56

Ternyata dari kedua alasan di atas tidak dijelaskan secara pasti akan adanya

larangan atas pencalonan wanita sebagai seorang pemimpin. Adapun yang tersirat dari

kedua dalil di atas adalah kalimat berita yang menerangkan bahwa kaum laki-laki

mempunyai kelebihan dibandingkan kaum perempuan dan bahwa suatu bangsa tidak

akan mendapat kemenangan jika ia dipimpin oleh seorang perempuan.

Selain itu, dalam usaha untuk melangsungkan roda pemerintahan hendaknya

ada musyawarah antara penguasa dengan rakyatnya. Meskipun dalam hal ini Maududi

tidak menjelaskan secara rinci musyawarah yang bagaimana yang seharusnya

dijalankan oleh negara Islam. Maududi hanya menjelaskan bahwa musyawarah dapat

dilakukan secara langsung dengan rakyat atau melalui wakil-wakilnya yang mereka

pilih. Hal ini menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam memberikan ruang yang luas

dalam bermusyawarah menurut cara yang mereka anggap paling baik. Al-Qur'an

dalam Surat Ali Imran ayat 159 memang memerintahkan musyawarah. Firman Allah

dalam surat Ali-Imran ayat 59 yaitu:

?ã?å úä?Ú õÝ?ÚÇóÝ?ßöá?æ?Í ?äöã Çæ?ÖóÝúäÇ óá öÈúáóÞúáÇ óÙíöáóÛ Ç?ÙóÝóÊúäõß ?æóá?æ ?ã?å óá óÊúäöá öå ?ááÇ ?äöã òÉ ?ã?Í?Ñ Ç?ãöÈóÝ

?ááÇ ?äöÅ öå ?ááÇ ìóá?Ú úá?ß?æóÊóÝóÊ?ã?Ò?Ú ÇóÐöÅ óÝöÑ?ã óÃúáÇ íöÝ?ã?å ?ÑöæÇóÔ?æ ?ã?å óá ?ÑöÝúÛóÊ?ÓÇ?æ

Page 69: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

57

bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang bertawakkal kepada-Nya " (Ali Imron: 159)

Dalam ayat di atas, tidak dijelaskan bagaimana cara tertentu dalam

bermusyawarah. Ketentuan dalam bermusyawarah dibiarkan begitu saja tanpa

menentukan suatu sistem tersendiri. Ketentuan ini bukanlah sesuatu yang dilupakan,

tetapi merupakan rahmat bagi manusia dan memberikan jalan kepada manusia untuk

dapat memilih mana yang lebih pantas untuk digunakan. Hanya saja, bagaimanapun

cara yang dilakukan untuk musyawarah, dalam permusyawaratan itu sendiri harus ada

jaminan penuh untuk mengeluarkan pendapat secara bebas sejauh tidak bertentangan

dengan nilai-nilai islami.13

Musyawarah seperti yang telah diajarkan ini

menunjukkan bahwa penguasa tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Jadi pada

dasarnya penguasa dalam menjalankan pemerintahan adalah atas asas kesetujuan

rakyat yang tertuang dalam musyawarah.

3. Lembaga Negara Islam dan Fungsinya

Maududi membagi lembaga negara dalam Islam kepada lembaga legislatif,

eksekutif dan lembaga yudikatif atau lazim hal ini kita sebut dengan trias politica.

Ketiga lembaga tersebut berada di bawah pimpinan kepala negara. Masing-masing

lembaga ini berfungsi secara terpisah serta berdiri sendiri antara satu dan lainnya.14

13 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhamad Al-Baqir dari judul aslinya

“Al-Khilafah wa Al-Mulk”, (Bandung : Mizan ), h.115

14 Munawir Sadjzali, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : UI

Press, 1993), h. 174

Page 70: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

58

Istilah legislatif dalam Islam menurut Maududi disebut dengan Ahl al-hall wa

Al-'aqdi (Lembaga, Penengah dan Pemberi Fatwa). Lembaga ini berfungsi membuat

hukum yang tidak boleh bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Lembaga

ini harus menjunjung tinggi dan mematuhi hukum Allah dan Rasul-Nya. Karenanya,

kekuasaan perundang-undangan yang dimiliki lembaga ini terbatas dalam batas-batas

hukum Allah dan Rasul-Nya. Adapun mengenai syarat-syarat yang harus dimiliki

oleh para anggota dari lembaga Ahl al-hall wa al-'aqdi ini, Selain mereka harus

memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi o1eh penguasa yang telah disebutkan,

juga harus terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan dalam mentafsirkan

al-Qur'an, iman kepada syari'at dan bertekad bulat untuk mematuhinya, memahami

dengan benar bahasa Arab yang dengannya memungkinkan untuk mengetahui

ajaran-ajaran al-Qur'an dan Sunnah Nabi secara terperinci dan penerapannya. Selain

itu, para anggota Ahl al halli wal-Aqdi harus memahami pendapat para ahli masa

lampau.15

Akan tetapi, persyaratan untuk menjadi anggota lembaga Ahl al-hall wa

al-aqdi, sebagaimana yang dikemukakan Maududi adalah suatu persyaratan yang

tidak mungkin dimiliki secara pribadi pada masa sekarang. Hal ini dikarenakan

luasnya ilmu pengetahuan. Persyaratan ini hanya bisa diperoleh secara kolektif dalam

lembaga yang anggotanya mempunyai keahlian dalam berbagai bidang keilmuan.

15 Al- Maududi, Hukum dan konstitusi, Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h.97-98

Page 71: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

59

Untuk itulah, anggota lembaga Ahl al-hall wa al-'aqdi selain Ulama, harus pula terdiri

dari para intelektual, ahli ketatanegaraan, kehakiman, ekonomi, pertanian dan

berbagai bidang keahlian yang lain.16

Lembaga negara lainnya adalah eksekutif menurut Maududi, istilah ulil amri

(pemimpin) dan umara yang terdapat dalam al-Qur'an digunakan untuk menyatakan

lembaga eksekutif yang mana pengelolaannya harus berada di bawah kepala negara.

Kaum Muslimin diperintahkan untuk mentaatinya dengan syarat bahwa lembaga ini

tidak memerintahkan untuk berbuat dosa dan tidak melanggar ketentuan Allah dan

Rasul-Nya. 17

Adapun fungsi dari lembaga eksekutif di antaranya : Pertama, menegakkan

syari'at sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur'an dan Sunnah Nabi serta

menyiapkan masyarakat agar menjalankannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kedua, mensejahterakan kehidupan rakyat. 18

Penggunaan istilah ulil amri yang dikemukakan oleh Abu al-A'la al-Maududi

adalah berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 59 yaitu:

Page 72: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

60

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan Ulil amri diantara kamu.. "(A I-Nisa: 59)

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, ketaatan kepada ulil amri

beriringan dengan ketaatan kepada, Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu ketaatan

kepada ulil amri mengikat sebagaimana ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dan

ketaatan yang mengikat itu adalah terhadap keputusan hukum yang telah ditetapkan

oleh lembaga legislatif atau lembaga, Ahl al-hall wa al-'aqdi. Beberapa ulama

menyebutnya Ahlul Ikhtiar merekalah yang bertindak sebagai wakil bagi umat secara

keseluruhan dalam menggunakan apa yang menjadi hak murni bagi umat19

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Abu al-A'la al-Maududi sendiri, apabila

terjadi perbedaan pendapat antara eksekutif atau kepala negara dengan lembaga

legislatif, maka, pada akhirnya kepala negara harus mengikuti pendapat mayoritas

dari anggota lembaga, legislatif atau lembaga Ahl al-hall wa al-'aqdi.

Menurut Maududi, lembaga negara lainnya adalah Yudikatif atau al-Qadha

(pengadilan). Lembaga hukum ini harus mandiri dan bebas dari pengaruh dan tekanan

agar dapat menjatuhkan putusan secara adil dan memiliki kekuasaan tidak terbatas

untuk mengumpulkan semua jenis pembuktian yang dipandang perlu demi

terselenggaranya keadilan tersebut.

19 M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, Terjemahan Abdul Hayyie al Kattani, dkk,

(Jakarta : Gema Insani Press, 2001), h 176

Page 73: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

61

Lembaga ini memperoleh wewenang langsung dari syari'at dan bertanggung

jawab hanya kepada Allah. Hakim-hakimnya ditunjuk oleh eksekutif atau pemerintah

dan bertugas melaksanakan pengadilan dan sesuai dengan hukum-hukum Allah dan

Rasul-Nya, serta memiliki kekuasaan untuk membatalkan hukum-hukum dan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh lembaga legislatif atau Ahl al-hall wa al-

aqdi, jika ketetapan itu bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya.''

Pendapat Maududi ini bertentangan dengan pendapat dia sebelumnya. beliau

mengatakan bahwa lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif adalah terpisah dan

berdiri sendiri. Adanya wewenang lembaga yudikatif untuk membatalkan peraturan-

peraturan atau undang-undang oleh lembaga legislatif menunjukkan bahwa fungsi

yudikatif lebih dominan dari pada lembaga yang lain. Meskipun Islam tidak

mengharuskan bahwa ketiga lembaga itu legislatif, eksekutif dan yudikatif harus

dipisahkan tetapi tidak ada keharusan bahwa semua lembaga juga harus disatukan.20

Setelah memperoleh gambaran mengenai adanya kekuatan yudikatif atas

eksekutif dengan kebolehan lembaga ini untuk membatalkan produk hukum legislatif

yang dianggap bertentangan dengan hukum Allah. Akan tetapi, dalam hal ini maududi

tidak memberi pembahasan mengenai persyaratan orang-orang yang berhak

menduduki jabatan dalam lembaga yudikatif ini.

20 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 236

Page 74: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

62

4. konsep Islam mengenai kedaulatan

Dalam masalah kedaulatan Maududi memberikan pertanyaan mengenai siapa

yang menikmati hak untuk berdaulat di suatu negara Islam. menurutnya, al-Qur'an

memberikan jawaban yang tidak dapat diganggu gugat atas pertanyaan ini. al-Qur'an

menyatakan bahwa kedaulatan dalam semua aspeknya hanya berada di tangan Tuhan.

hanya Dialah yang merupakan pencipta dan penguasa sebenarnya di alam semesta ini.

Karenanya, di tangan-Nyalah hak kedaulatan atas semua mahluk-Nya.

Dalam terminologi sains modern, kata ini digunakan untuk mengartikan

kemaharajaan mutlak atau kekuasaan raja yang paripurna. Kedaulatan memiliki hak

yang tidak dapat diganggu gugat untuk memaksakan perintah–perintah-Nya kepada

semua rakyat dari negara yang bersangkutan dan rakyat ini memiliki kewajiban

mutlak untuk menaatinya tanpa memperhatikan apakah mereka bersedia atau tidak.21

Dari penjelasan di atas, Maududi memberikan pernyataan bahwa kedaulatan

hanyalah milik Allah semata. Pernyataan ini didasarkan atas dalil-dalil yang

bersumber dari al-Qur'an di antaranya surat Huud ayat 107 yaitu:

Page 75: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

63

Ayat di atas menerangkan bahwasannya Allah maha berkehendak, dan hanya

Allah yang dapat melaksanakan setiap kehendak-Nya. tidak ada yang dapat

menentukan kehendak selain Allah.

Dan surat al-Anbiyaa ayat 23 yaitu :

Page 76: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

apakah mereka dilahirkan di negara Islam atau telah berhijrah ke negara Islam,

merupakan warga negara Islam dan menjadi saudara antara satu dengan lainnya.23

Sementara itu, Maududi mengartikan dzimmy adalah semua kaum

non-muslim yang bersedia tetap setia dan taat kepada negara Islam yang dijadikan

tempat tinggal untuk mencari nafkah, tanpa memperdulikan di negara mana mereka

dilahirkan, untuk para warga negara semacam ini, Islam memberi jaminan

perlindungan kehidupan, nafkah dan kekayaan, serta jaminan kebudayaan, keimanan

dan martabat. Negara hanya menerapkan undang-undang negara terhadap mereka,

negara memberikan hak yang sama dengan kaum Muslimin dalam semua masalah

perdata. Mereka diberi hak yang sama untuk bekerja kecuali dalam jabatan-jabatan

kunci; mereka berhak atas semua kebebasan sipil bahkan untuk masalah-masalah

ekonomi, tidak ada diskriminasi antara kaum muslimin dengan dzimmy. Lebih lanjut,

kaum dzimmy dikecualikan dari tanggung jawab negara yang hanya di khususkan

sepenuhnya bagi semua warga negara Muslim.24 Perbedaan kedua warga negara

tersebut dalam suatu negara Islam secara jujur dikemukakan Maududi termasuk

hak-hak yang diberikan dan yang tidak dapat diberikan kepada warga negara dzimmy.

Dalam negara Islam, hak-hak warga negara Muslim ataupun yang nonmuslim

dijamin dan dipelihara, yaitu:

23 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 269

24 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 271

Page 77: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

67

1. jaminan keselamatan jiwa;

2. jaminan atas hak milik;

3. perlindungan atas kehormatan diri;

4. penjagaan kehidupan pribadi;

5. hak untuk menolak kedzaliman;

6. hak menyuruh kepada kebaikan dan melarang kejahatan;

7. kebebasan berkumpul dan memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan yang

bermanfaat;

8. hak kebebasan beragama dan berkeyakinan;

9. hak pertanggungjawaban seseorang hanya pada perbuatan sendiri;

10. hak keamanan dari penindasan keagamaan;

11. hak untuk tidak dilakukan sesuatu tindakan tanpa ada kejahatan yang

dilakukannya;

12. hak untuk mendapat tunjangan dari pemerintah terhadap fakir dan

miskin;

13. perlakuan yang sama terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi25

Karenanya, sebagai imbalan dari hak-hak warga negara tersebut, pemerintah

dari suatu negara Islam mempunyai hak-hak lainnya terhadap warga negaranya, yaitu:

1. setiap warga negara harus tunduk kepada pemerintahnya

25 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhamad Al-Baqir dari judul aslinya

“Al-Khilafah wa Al-Mulk”, (Bandung : Mizan ), h.76-81

Page 78: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

68

2. warga negara harus mentaati hukum yang berlaku, berpegang padanya

dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap sistem atau aturan-aturannya

3. setiap warga negara harus memberikan dukungan dan bantuan dari

semua usaha-usahanya yang baik

4. setiap warga negara harus bersedia mengorbankan jiwa dan raganya serta

harta benda26

Pemikiran Maududi tentang siapa yang dikatakan warga negara dari suatu negara

Islam, jelas menunjukkan bahwa kewarganegaraan seseorang tidak ditentukan oleh

warna kulit, bahasa, kondisi geografis dan agama. Kewarganegaraan seseorang justru

ditentukan oleh kelahiran, yakni setiap orang yang lahir di dalam wilayah kekuasaan

negara Islam atau setiap orang yang memilih bertempat tinggal di wilayah negara

Islam.27

B. Relevansi pemikiran politik al Maududi dengan masa depan pemikiran

Politik Islam

Haruslah diakui nilai peranan yang dimainkan oleh Jama’ahIslamiahdi India

Pakistan yang diprakarsai oleh Al Maududi dalam mengkritik ide Barat dan

penyelewengan dari segi ilmiah dan keagamaan. Bantahan terhadap nilai-nilai dan

26 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan,Terjemahan Muhammad Baqir, ( Bandung : Mizan,

1984), h. 81-82

27 Al Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terjemahan Asep Hikmat,

(Bandung: Mizan 1995), h. 269

Page 79: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

69

faham-faham Barat serta faham-faham materialis yang menjadi tumpuan berdirinya

peradaban Barat atau dalam hal ini Mukti Ali menyebutnya dengan corak dan bentuk

peradaban Jahiliyah ternyata mampu menciptakan sistem sosial masyarakat sekaligus

membuktikan bahwa Islam selain Ideal, merupakan entitas efektif yang mengungguli

model Barat. Al Maududi telah mengutamakan cara penyerangan terhadap ide Barat

dalam menghadapinya dengan kekuatan dan kepercayaan, serta mengkritik dan

mengemukakan jalan pemecahannya. Terdapat berbagai macam corak yang luas dari

sebagian atau campuran dari Jahiliyah. Ini terdiri dari pengakuan terhadap adanya

pencipta, tetapi dicampur aduk dengan kepercayaan-kepercayaan yang palsu dengan

mencampur aduk elemen-elemen tertentu dari petunjuk Allah dengan elemen-elemen

lain yang palsu. 28

Islam menolak konsep Jahiliyah dalam segala bentuk dan coraknya karena

dalam mekanisme konsep Islam, sesuatu yang haq (Islam) dan yang bathil

(Jahiliyyah) tidak bisa disatukan dan Islam berusaha untuk membawa revolusi total

dalam kehidupan manusia dengan maksud membentuk kehidupan itu sesuai dengan

petunjuk Tuhan. Ini membuka proses murni yang menghasilkan seluruh rangkaian

perubahan dalam kehidupan individu, yang membawa individu itu mengembangkan

masyarakat imani. Masyarakat itu tumbuh sebagai gerakan ideologi yang berusaha

28 Ilyas Hasan, editor Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan,

1998), h.110

Page 80: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

70

untuk membawa perubahan sosial pada arah yang islami secara kaffah seperti zaman

Nabi dan para sahabat29

.

TidakadakeraguanbahwaJama’atalIslamidiIndiadanPakistanadalah

salah satu gerakan Islam kontemporer yang terbesar di Asia. Berdiri pada asas

konsepsi keyakinan yang sehat, dan menuntut untuk kembali kepada kebersihan

aqidahdankejernihansyari’at.Gerakaninitelahmemantapkandiridengan Islam

menjagahubungannyadenganyanglainberdasarkansyari’atIslam mempersiapkan

diri dalam pertarungan yang melibatkannya melawan India, baik di Kasymir maupun

dalam perang Banglades serta telah mengorbankan ribuan putra-putrinya untuk

membela Islam.

Sejak berdirinya sampai hari ini Jama’atalIslamyitu telah menempuh

tahapan, seperti tahapan dakwah dan koreksi. Kemudian tahapan pendidikan dan

penyusunan, lalu tahapan perjuangan dan pertarungan. Sistemnya bersumber pada

kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, serta sejarah kaum salaf yang shaleh radliyallahu

‘anhumajma’in. Sistem itu mencakup :

1. percontohan sebelum perkataan

2. melaksanakan aktivitas dakwah dan segala keperluannya

3. berpegang kuat pada peraturan dakwah

4. memperhatikanpendidikandankonsolidasi/penyusunanjama’ah

29 Syahrin Harahap, Islam Dinamis, Menegakkan nilai-nilai Ajaran Al-Qur’andalam

Page 81: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

71

5. memperhatikan perbaikan masyarakat

6. perbaikan pemerintah

Inilah, dan sesungguhnya tulisan-tulisan dan gaya berjuang al-Maududi yang

ditinggalkan sekarang ini menjadi sumber yang kaya di antara sumber-sumber

pengetahuan dan penyiaran Islam, dan tetap relevan dengan masa depan Politik Islam,

di mana pun dan kapan pun.

C. Telaah kritis

1. Jama’atalIslami ; Revolusi Damai

Untuk mewujudkan ide-ide besarnya dalam menciptakan tatanan masyarakat

yang bernuansakan Islam, Maududi tidak hanya menulis, melainkan juga mendirikan

organisasi Islam yang kemudian menjelma menjadi Partai Islam yang disebut dengan

Jama’at al Islami yang didirikan pada 26 Agustus 1940 di Lahore. Tidak hanya ide-

ide Maududi, Jama’atalIslamiternyata juga realisasi dari ide-ide salah seorang

pemikir besar Pakistan lainya, yakni Muhammad Iqbal.

Sebelum melaju pada pembahasan berikutnya mengenai Jama’atalIslami

penulis coba deskripsikan beberapa gerakan-gerakan yang bergulir yang melatar

belakangi hadirnya gerakan Jama’atalIslami.Dalam haliniDr.HafidzMuhammad

alJab’barymembagiduagerakan-gerakan Islam dari sudut pandang sejarah. Pertama

kehidupan Modern di Indonesia, (Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogra, 1997), h237

Page 82: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

72

gerakan tumbuh sebelum runtuhnya khilafah Islam tahun 1343 H / 1924 M. di

antaranya :

1. Gerakan Salafiyah di Jazirah Arab. Peletak dasar / founding fathernya

adalah Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab lebih kurang tahun 1153 H

2. Gerakan Asy-Syaikh Utsman Faudi di Nigeria dan sekitarnya. Pendirinya

Asy-Syekh Utsman bin faudi lebih kurang tahun 1224 H

3. Gerakan Ahmad bin Irfan di India, lebih kurang tahun 1240 H

4. Gerakan As-Sanusiyah di Libia, pendirinya Al-Imam Muhammad Ahmad

bin Abdullah Al-Mahdi lebih kurang tahun 1297 H

Bagian kedua adalah gerakan yang tumbuh setelah jatuhnya pemerintahan

khalifah Islam. Bagian ini meliputi :

1. Al-Ikhwan Al-Muslimin di Mesir di bawah pimpinan Al-Imam Asy-

Syahid Hasan Al-Banna tahun 1928 M

2. Jama’ahAn-Nur di Turki di bawah pimpinan As-SyaikhSa’idAn-Nursi

tahun 1925 M

3. Al-Jama’ahAl-Islamiyah di India dan Pakistan di bawah pimpinan Asy-

Syaikh Abu Al-A’la Al-Maududi tahun 1941 M

4. Darul Islam di Indonesia di bawah Pimpinan Al-Mujahid Marijan

Kartosuwiryo tahun 1949 M

5. Hizbu At-Tahrir Al-Islami di Palestina didirikan oleh Asy-Syaikh

Taqiyuddin An-Nabhani tahun 1952 M

Page 83: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

73

Di sini penulis tidak membeberkan sejarah gerakan tersebut di atas akan tetapi

memfokuskanpada gerakanJama’atalIslami.Sebagai gerakan Islam, Jama’atal

Islami memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu: mencapai ridlo Allah dengan cara

penegakan ajaran agama di muka bumi. Keanggotaannya terbuka untuk semua orang.

Namun untuk menjadi anggota Jama’atalIslamidiperlukan penyaringan yang ketat

dan sangat selektif. Penyeleksian ditujukan untuk membuat fondasi pergerakan agar

sangat kokoh dan tidak goyah. Sebab sebuah gerakan, dalam pandangan Maududi,

jika tidak memiliki lapisan dasar yang kuat dan dengan pandangan yang sangat kuat,

akan sangat gampang dipatahkan. Soliditas pandangan dan wawasan para anggota

Jama’atalIslamimenjadi agenda utama gerakan ini. Dan ini sesuai dengan cara

perubahan masyarakat yang diajarkan Maududi. Yakni perubahan yang dilakukan dari

atas (top-down). Sebuah garapan yang mengincar tokoh-tokoh dan bukan massa.

Sebab, dalam pandangan Maududi, perubahan sebuah masyarakat akan gampang

berjalan jika para elit pemikirnya telah mengerti Islam yang benar. Tak heran jika

para pengikutnya berasal dari para golongan terpelajar. 30

Cara seleksi yang ketat ini,

agak sedikit menghambat partai ini untuk menggaet pengikut. Bahkan tak jarang

dianggap eksklusif, karena membidik orang-orang tertentu. Tuduhan ini sebenarnya

bersumber pada ketidak-mengertian mereka terhadap cara dan tujuan Jama’atal

Islami.

h. 71

30 Al Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Terjemahan Muhamad Al-Baqir , (Bandung : Mizan ),

Page 84: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

74

Dalam rangka mengadakan perubahan, menurut Maududi, harus diadakan

revolusi Islam (inqalab islami). Namun revolusi yang Maududi maksud bukanlah

revolusi berdarah sebagaimana yang dilakukan oleh kaum komunis yang

menginginkan perubahan dalam sekejap mata. Maududi menekankan, revolusi harus

dilakukan dengan cara gradual dan dengan penanaman keyakinan akan kebesaran

Islam. Dalam sebuah pertemuan pada tahun 1945 ia menyatakan bahwa yang dia

maksud dengan revolusi tidaklah mengerahkan seluruh massa. Revolusi yang

dimaksudkan adalah inqilab-i-imamat (revolution in leadership). Dia mengatakan,

yang mengadakan perubahan bukanlah otak masyarakat umumnya, namun para

penggerak masyarakat dan pemimpinnya. Maududi menyatakan, revolusi Islam

adalah sebuah revolusi dengan esensi damai dan tanpa tumpahan darah. Makanya dia

menekankan pendidikan sebagai sarana utama dalam proses revolusi yang pada

muaranya berujung pada terciptanya negara Islam Pakistan31

Dari kenyataan di atas dapat diambil gambaran bahwa Maududi memang tidak

mau berkompromi dalam pembentukan negara Islam Pakistan. Berkompromi di sini

maksudnya bahwa kompromi politik antar berbagai partai dalam majelis untuk

menyusun undang-undang dasar, karena Jama'at al-Islami memang tidak berada

dalam posisi seperti itu. Karenanya kompromi disini harus dipahami dalam kontek

cara perjuangan yang mereka tempuh, yaitu demontrasi dan rapat-rapat umum. Hal

tersebut dipandang efektif dalam mengumpulkan massa dan dapat memperbanyak

31 Mukti Ali, Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan. (Bandung: Mizan, 1998), h.261

Page 85: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

75

simpatisan Jama'at al-Islami. Usaha Maududi dalam mewujudkan undang-undang

dasar Islam melalui demontrasi dan rapat-rapat umum, suatu program dengan

rumusan terperinci mengenai "Islam sebagai dasar negara", "Negara Islam", ataupun

"Hukum Islam" memang sulit dijelaskan secara rinci hanya melalui pidato saja,

karenanya Beliau membuat buku Islamic Law and Constitution. 32

Usaha tersebut pada akhirnya dapat membuahkan hasil. Setelah berusaha

selama tujuh tahun, Majelis Konstituante Pakistan akhirnya mensahkan

"Undang-undang Dasar Republik Islam Pakistan" pada tahun 1956. Prinsip-prinsip

yang dikehendaki Jama’atal-Islami,sepertisebutan“Republik Islam", Islam sebagai

"Ideologi NegaraPakistan",“kedaulatanadaditanganTuhan",pemerintah adalah

“pemegang amanah Tuhan”,“syari'ah sebagai hukum tertinggi”.33

Menurut Maududi, situasi dewasa ini adalah bahwa masyarakat Muslim

berangsur-angsur menjauh dari tatanan yang ideal yang ditegakkan oleh Rasulullah

saw, yang terus dan berkembang dalam garis yang sama pada zaman Khulafa

al-Rasyidin. Perubahan penting pertama dalam tubuh politik Islam adalah perubahan

dari Khilafah kepada monarki yang kurang lebih duniawi, dengan akibat-akibat

perubahan yang penting pada peranan ulama dalam kehidupan sosio-politik. Ber-

angsur-angsur ide yang sangat penting tentang kesatuan hidup menjadi lemah, dan

32 Yusril, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam, (Jakarta : Paramadina,

1999), h. 242

33 Yusril, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam, (Jakarta : Paramadina,

1999), h. 242

Page 86: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

76

sadar atau tidak sadar pemisahan antara agama dan politik terjadi. Juga di situ

berkembang pemisahan pemimpin kepada pimpinan politik dan pimpinan agama

dengan ruang lingkup yang terpisah dan wilayah pengaruh sendiri-sendiri.34

Sebagai akibat dari perubahan-perubahan di atas, kehidupan moral rakyat

mulai kacau. Kesetiaan dan keterikatan mereka yang ikhlas menjadi lemah, dan

jurang antara teori dan praktik mulai tampak dan semakin luas yang membawa

kepada pemerkukuhan penyakit moral yang berupa kemunafikan. Maududi

menganjurkan supaya bacaan Islam itu interpretatif, dengan maksud menggerakkan

keshalehan dan iman, demi aksi politik. Usaha yang luas dilakukan sepanjang sejarah

Muslim untuk membetulkan situasi itu. Tetapi kerusakan itu terus berlangsung hingga

akhirnya umat Muslim bertekuk lutut di bawah kekuasaan kolonial Barat. Pada

periode itu sistem asing dipaksakan kepada umat Muslim dalam semua lapangan

hidup, termasuk dalam bidang pendidikan. Karena sistem pendidikan baru itulah,

maka pemisahan antara agama dan politik dalam kehidupan praktis berangsur-angsur

menjadi pemikiran yang diterima bagi masyarakat Muslim. Pada Waktu umat

Muslim mengenyahkan belenggu dominasi asing dan mulai hidup sebagai rakyat yang

merdeka, pimpinan negeri-negeri Muslim pada umumnya jatuh ke tangan orang-orang

yang sikap mental dan gaya hidupnya telah dibentuk oleh sistem pendidikan kolonial,

dan pengalaman mereka oleh penguasaan politik. Pemimpin-pemimpin ini sedikit

sekali mempunyai pengertian yang sebenarnya tentang Islam. Mereka sejauh itu hidup

34 Mukti Ali, Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan. (Bandung: Mizan, 1998), h.258

Page 87: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

77

di bawah ide-ide dan nilai-nilai non-Islam. Hal ini ditambah lagi dengan beberapa

kelemahan yang diwarisi oleh umat Muslim dari periode-periode sejarah sebelumnya.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa tampaknya kelemahan pokok

masyarakat Muslim adalah tidak adanya pengetahuan yang cukup tentang Islam,

kemunafikan, lemahnya nilai-nilai moral Islam, ketegangan antara pimpinan dan

massa yang dipimpin, dan rusaknya tata sosio-politik Islam. Rakyat umumnya

mencintai Islam tetapi tidak memahami arti dan pesannya secara cepat. Bagaimana

caranya untuk mengobati situasi yang sedemikian itu? jawab Maududi adalah dengan

perantaraan iman dan perjuangan yang terus menerus, membentuk kesatuan,

menyatukan potensi dan kekuatan umat Islam agar kembali terhormat di antara

berbagai umat di dunia.35

Tampaknya merupakan suatu keharusan untuk memahami dasar-dasar

pertimbangan gerakan Maududi. Di antaranya peranan kaum terpelajar sangat penting

dalam setiap masyarakat umat manusia, terutama dalam masyarakat modern. la

menekankan bahwa Islam akan menjadi realitas yang operatif pada masa kita

sekarang ini apabila manusia yang memiliki iman, integritas dan visi yang jelas

tentang tatanan Islam, orang-orang yang di baris depan dari kehidupan intelektual

manusia dan mempunyai kemampuan untuk mengurus masalah-masalah dunia akan

memegang tampuk pimpinan. Istilah pimpinan biasanya dipergunakan dalam arti

yang luas, dan bisa juga dikatakan untuk menunjuk orang-orang yang mengurus suatu

Page 88: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

78

masyarakat, orang-orang yang tindak-lakunya dicontoh orang lain dan kata-katanya

diikuti. Secara luas mereka termasuk pada kelas terdidik, yang sementara dari mereka

kebetulan juga mengawasi organ-organ negara dan bahkan mempunyai peranan yang

lebih efektif dalam kehidupan manusia. Karena negara mempunyai kontrol terhadap

pendidikan, media massa, kehidupan ekonomi, maka usaha-usaha untuk membawa

perubahan dalam kehidupan manusia pasti akan mengalami kegagalan kecuali apabila

negara itu bekerja sama dalam usaha-usaha itu.

2. Gerakan revolusi

Maududi seringkali mempergunakan istilah "revolusi"36

untuk menunjukkan

perubahan radikal yang ia usahakan. Penggunaan istilah ini tidak menunjukkan

pilihannya kepada proses atau metode yang dipergunakan oleh gerakan-gerakan

revolusioner yang modern untuk menggapai tujuan mereka.37

Dalam studi kritis tentang revolusi Perancis, revolusi Rusia dan revolusi

Mustafa Kemal di Turki, Maududi menunjukkan bahwa pendekatan revolusioner dari

Barat cenderung ke arah ekstremitas. Namun, yang ada bagi gerakan-gerakan

revolusioner kontemporer adalah dugaan, bahwa apabila kerangka sosial, ekonomi

35 M Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, Terjemahan Abdul Hayyie al Kattani, dkk, ( Jakarta : Gema

Insani Press, 2001), h. 164

36 Revolusi yang dimaksudkan oleh Maududi adalah usaha gradual dan bertahap, tanpa

menggunakan kekerasan, untuk mengadakan transformasi kehidupan umat Islam, perbaikan ahklak, dan

memperkuat iman serta kepercayaan akan keunggulan ajaran dan pola hidup Islam. Lih. Islam dan tata

negara, Munawir Sadjali. h. 161

37Mukti ali, Alam Pikiran Modern di India dan Pakistan. (Bandung: Mizan, 1998), h.262

Page 89: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

79

dan politik, pola kehidupan manusia dari segi materi dan sosial berubah, maka suatu

perubahan radikal untuk kebaikan dapat tercapai.38

Revolusi itu mengabaikan

perubahan manusia itu sendiri: pandangannya, tujuan hidup, dorongan dan

pribadinya. Tetapi Revolusi Islam mencari perubahan yang lebih radikal dan lebih

tuntas, sekaligus dapat menciptakan suatu kesadaran sosial dan iklim moral yang

kondusif 39

Perubahan itu mendorong untuk mempergunakan kebencian dan kekerasan,

dan tidak membatasi mempergunakan kekuatan hanya kepada hal-hal yang tidak bisa

dihindari dan secara moral dapat dibenarkan. Maududi tidak menyetujui apa yang

dikatakan teknik-teknik revolusioner, dan menekankan bahwa kebangkitan Islam

dapat dilakukan dengan Pola "revolusioner" yang lain. Jika tujuan akhir dari taktik itu

adalah untuk membawa perubahan yang menyeluruh, maka untuk mencapai tujuan itu

harus berangsur-angsur dan diperhitungkan. Dari pada menolak sama sekali sistem

yang ada dan berusaha untuk menghancurkannya secara langsung dan total, ia

menganjurkan untuk pendekatan yang berhati-hati. la menghendaki supaya sistem

yang ada itu diteliti secara berhati-hati untuk menemukan apa yang salah yang dengan

itu perlu diubah, dan apa yang baik perlu dipertahankan Lebih dari itu ketika ia

38 Demi mengemukakan bahwa Islam itu merupakan kekuatan sosio-politik yang efektif untuk

menggantikan sosialisme dan menentang kapitalisme bagi itelektual Muslim, Maududi menjelaskan

tulisandanpembicaraannyadenganistilahyangkhasbarat“revolusi Islam”,Negara Islam, dan

Ideologi Islam. Lih Para perintis Zaman Baru Islam oleh Ali Rahema. h. 109

39 M Din Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,

2001), h. 143

Page 90: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

80

mempertimbangkan pendekatan Islam harus revolusioner, itu berarti bahwa tertib

baru yang diinginkan dan akan dibentuk itu harus sama sekali berbeda dari apa yang

ada dan bahwa perubahan itu harus total dan komplit, maka sebenarnya Islam ber-

usaha untuk mendapatkan transformasi itu secara berangsur-angsur dan dengan

perantaraan gerak yang hati-hati dan diperhitungkan.40

Hal ini juga bertentangan

dengan pendapat yang baik oleh orang-orang yang revolusioner maupun tidak

revolusioner, yaitu dengan mempergunakan istilah dewasa ini, seperti "tujuan

menghalalkan cara". Sebaliknya ia menekankan bahwa baik tujuan maupun cara harus

jelas dan baik, karena hanya degan itulah perubahan yang sehat akan terjadi.

Demikian beberapa pikiran yang dapat diperoleh dari tulisan-tulisan yang

begitu banyak dari Abu A'la Maududi. Profesor Wilfred Cantwell Smith mengatakan

bahwa salah satu jasa Maududi ialah bahwa ia sanggup mencarikan dasar-dasar dalam

ajaran Islam secara tertulis tentang segala tindak laku umat manusia.

40 Di antara banyak sebab kegagalan dakwahnya, menurut Maududi, adalah karena tidak

adanya contoh hidup masyarakat islami yang dapat disaksikan oleh mata ( revolusi hening ) dan dia

percaya bahwa kalau saja umat Islam dapat menyaksikan suatu masyarakat yang para anggotanya hidup

mengikuti pola hidup para sahabat nabi yang diliputi semangat, cinta kasih, kejujuran, keadilan dan

kesediaan berkorban untuk kepentingan bersama niscaya mereka akan tertarik kepada ajaran dan pola

hidup Islami

82

Page 91: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam bab terakhir ini akan disimpulkan berbagai hal yang merupakan

jawaban dari masalah pokok yang menjadi bahasan skripsi, adalah sebagai berikut:

1. Abu al-A'la al-Maududi merupakan tokoh kharismatik yang disegani

dalam memperjuangkan Islam dan mampu memberikan nuansa pemikiran

politik yang dicita-citakan dalam politik Islam. Dia juga telah mampu

menghadirkan politik Islam yang berangkat dari pemahamannya mengenai

al-Qur'an dan al-Hadits

2. Intisari dari teori politik Islam Al-Maududi secara mendasar dimulai sejak

ditinggalkannya sistem ke-khilafah-an dan dipakainya sistem mulk atau

sistem kerajaan dalam politik pemerintahan saat itu. Dari dasar inilah Ia

mencoba mengusung konsep theo-demokrasi dengan prinsip “khilafah‘ala

minhaj al-Nubuwah”, yang kemudian ia implementasikan dalam

organisasinya Jama’ah Islamiyah yang kini masih bisa kita lihat

keberadaannya dalam politik pemerintahan Pakistan saat ini.

3. Pola dan formula Pemikiran politik al-Maududi yang tercipta dalam

dinamika masyarakat Pakistan memberikan kontribusi positif terhadap

masa depan politik Islam, di mana Islam dihadirkan sebagai sistem sosial

kemasyarakatan atau bahkan memberikan ekspresi dan bias budaya dalam

Page 92: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

83

mengatur sistem kemasyarakatan dan ketatanegaraan. Sehingga

mengantarkan Al-Maududimenjadifigur“pemurni”~atau boleh kita

sebut~ fundamentalis dalam sejarah pemikiran Islam melalui gerakan-

garakan revolusioner yang islami yang masih tetap hangat didiskusikan

kapanpun dan di manapun.

B. SARAN-SARAN

Sebagai saran penulis mensikapi pemahaman Islam dan politik kenegaraan

khususnya dalam konteks pemikiran politik Islam di antaranya:

I . Sebaiknya partai politik berjuang untuk menegakkan syari'at Islam

sebagai jalan mencari ridla Allah.

2. Memilih partai yang sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya

ajaran Islam di muka bumi.

3. Berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkan para politikus untuk

berpegang teguh pada ajaran Islam.

Akhimya penulis berdoa kepada Allah agar apa yang telah kita kerjakan

selama ini khususnya dalam perbaikan-perbaikan dalam bidang politik mendapat ridla

di sisi-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 93: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

Al-Qur’anal-Kariim

Abduh, Muhammad, Tafsir al-Manar, Mesir: Mathba'at al-Manar, Jilid I dan 5, 1954,

Adams, Charles J, Maududi dan, Negara Islam , dalam John L Esposito (Ed.),

Dinamika Kebangunan Islam, Terjemahan Bakri Siregar dari buku

aslinya yang berjudul "Voices of Resurgent 1slam ", Jakarta: CV.

Rajawali, 1987, cet. ke- I

Ahmad, Khursyid, Islamic Way of 1ife, Lahore: Islamic Publication LTD, tth

_____________& Anshari, Zafar Ishak, Maulana Sayyid Abu al-A'la al-Maududi an

Introduction to His Vision of Islam and 1slamic Revival, dalam

Khursid Ahmad & Zafar Ishak Anshari (Ed.) "Islamic Perpectives

Studies in Honour of Maulana Sayyid Abu al-A'la al--Maududi".

Leicester : Islamic Foundation, 1980, cet. ke-2

Ali, Ahmad Mukti., Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Rajawali,

1988, Cet. ke-2

____________, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung : Mizan,

1998 cet ke-4

Azzra, Azyumardi, dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Dinamika Masa Kini, PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, Jilid 6

Page 94: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

85

Azzam, Salim (ed), Concept of Islamic State, penerjemah, Malikul Awal dan Abu

Jalil, Beberapa Pandangan Tentang Pernerintahan Islam, Bandung:

Mizan, 1983, Cet. ke-1

Budiardjo, Meriam., Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, Pustaka Utama,

2002, cet. ke-12

Donohue, John J dan John L Esposito (ed), Islamic in Transition. Muslim

Perspectives, penerjemah, Machnun Husein, Islam dan Pembaharuan,

Ensiklopedi Masalah-masalah, Jakarta: CV. Rajawali, 1984, Cet. ke- I

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci al-Qur'an Departemen Agama RI. 1988/1989

Echols, John M, and Hasan Shadili, Kamus Inggris - Indonesia, Jakarta: PT.Gramedia

Jakarta, 1989, cet. ke-27

Esposito, John L (ed), Voices of Resurgent Islam, penerjemah, Bakri Siregar,

Dinamika Kebangunan Islam, Watak., Proses dan Tantangan, Jakarta:

CV. Rajawali, 1987, Cet. Ke- I

_____________, Ensiklopedi Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, 2001, cet. ke-2

Gani, Soelistiyani Ismail, Pengantar 1lmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1987, cet. ke-I

Glasse, Cyril, Ensildopedi Islam, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1992, cet. ke- I

Harahap, Syahrin, Islam Dinamis, Menegakkan nilai-nilai Ajaran Al-Qur’andalam

kehidupan Modern di Indonesia, Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Yogra, 1997

Page 95: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

86

Hassan, Ahmad, The Concept of Ijma in Islam, Karachi: Islamic Publication, t. tp

Hikam, Muhammad AS, Wacana Politik Hukum dan Demokrasi Indonesia,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, cet. ke- I

Iqbal, Muhammad, Drs, M. Ag., Fiqh Siyasah-Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam,

Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001, cet. ke- I

Jameelah, Maryam, Islam and Modernism, Lahore: Islamic Publication, 1977

_____________, Biografi Abu al-A'la al-Maududi, terjemahan Dedi Djamaluddin

Malik dari buku aslinya "Who is Maoodudi", Bandung: Risalah, 1984

Khan, Qomaruddin, Pemikiran Politik Islam Ibn Taimiyah, penterjemah Ahmad

Wahyuddin, Bandung: Pustaka, 1983

Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, Jakarta: Lentera, 1999

Ma'arif, Ahmad Syafi'i, IsIam dan Masalah kenegaraan, Jakarta: LP3ES, 1985, cet.

ke- I

Madjid, Nurcholis, 1slam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadina, 1992, cet. ke-l

____________, Cita-Cita Politik Islam Modern, Jakarta: Paramadina, 2001, cet. ke- I

Mahendra, Yusril lhza, Modernisme dan fundamentalisme dalam Politik Islam,

Jakarta: Paramadina, 1999, Cet. ke- I

Al-Maududi, Abu al-A'la, Khilafah dan Kerajaan, Evaluasi Kritis atas Sejarah

Pemerintahan Islam, penerjemah Muhammad al Baqir, Bandung:

Mizan: 1984, cet. ke- I

Page 96: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

87

_____________,Hukum dan Konstitusi, Sistem Polilik Islam, penerjemah, Asep

Hikmat, Bandung: Mizan, 1990, cet. ke- I

______________, Human Right in Islam, penerjemah Ahmad Nashir Budiman, Hak

Asasi Manusia dalam Islam, Bandung: Pustaka, 1985, Cet. Ke-1

______________, The Islamic Law and Constitution, penerjemah Asep Hikmat,

Hukurn dan Konstitusi, Sistem Politik Islam, Bandung: Mizan, 1990,

Cet. Ke- I

_____________, Esensi al-Quran, penerjemah, Ahmad Muslim, Bandung: Mizan,

1984, cet. ke-I

Al-Mawardi, Abu Hasan, Al-Ahkam al-Shulthaniyat, Beirut: Dar al-Fikr, tth

Moeliono, Anton M, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, t.tp

Mu'arif, Hasan Ambari, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999

Muhammad Al-Jab’bary,Hafizh.DR,Gerakan Kebangkitan Islam, Studi Literatur

Gerakan Islam Kontemporer dan teori dalam berbagai gerakan

reformasi Islam, penerjemah Abu Ayyub Al Anshari, Duta Rahmah,

Solo 1996 cet 1

Mujib, Muhammad, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, cet. ke- I

Mutawalli, Abd al-Hamid, Mabadi Nizam al-Hukm fi al-Islam, Iskandariyat: al -

Ma'arif. 1978, cet. Ke- 4

Nasution, Harun., Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,

Jakarta: Bulan Bintang, 1973, Cet, Ke-3

Page 97: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

88

___________, Teologi Islam, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1989

___________, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Djambatan, 1992, cet. ke-2

Noer, Deliar, Pengantar Ke Pemikiran Politik, Jakarta: CV. Rajawali, 1983, Cet. ke-1

___________, Gerakan Modern IsIam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES,

1980, Cet. ke- I

Al-Qardhawi, Yusuf., Fiqh Siyasi, Kairo: Dar al-Qolam, 1996

Al-Qasimi, Ali Yusuf, A1-Mu’zamal-Arabi al-Asasi, Beirut: Al-Rous, t. tp

Rahman, Fazlur., Metode dan Alternatif, Neomodernisine lslam, penerjemah, Taufik

Adnan Amal, Bandung: Mizan, 1989, Cet. Ke-2

____________, Islam, Chicago: The University of Chicago Press, 1982, Cet. ke-2

____________, Islam dan Modernitas, tentang Trasformasi Intelektual, penerjemah

Ahsin Muhammad, Bandung : Pustaka, 1995, cet ke-2

Rahnema, Ali, Para Perintis Zaman Baru Islam, terjemahan dari Pioneers of Islamic

Revival, terbitan Zed Book Ltd, 7 Cinthia Street, London, 1994,

Bandung ; Mizan, 1998

Rais, M. Dhiauddin, Teori Politik Islam, Terjemahan Abdul Hayyie al Kattani, dkk,

Jakarta : Gema Insani Press, 2001

Rauf, Abdul, Al-Quran dan Ilmu Hukum, Jakarta: Bulan Bintang, 1970. Cet. ke- I

Sardar, Ziauddin, The Future of Muslim Civilization, penerjemah, Rahmani Astuti,

Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Bandung: Mizan, 1986,

cet. ke- I

Page 98: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN POLITIK ABU AL A LA AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · berlaku adalah hukum besi oligarki (the ... sosial dan ekonomi negara tanpa

89

Ash-Shadr, Sayyid Muhammad Baqir, Introduction to Islamic Political

System, terjemah: Arif Mulyadi, Sistem Politik Islam, Jakarta:

Lentera Basritama, 1987, cet. ke-2

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Jakarta:

UI Press, 1990, cet. ke- I

Syamsuddin, M Din, Islam dan Politik Era Orde Baru, Jakarta : Logos Wacana

Ilmu, 2001

Sucipto, Hery, Ensiklopedi Tokoh Islam dari Abu Bakr hingga Nasr dan Qardhawi,

Jakarta : Penerbit Hikmah, 2003, cet ke-1