implementasi metode talaqqi dalam program tahfidz al-eprints.ums.ac.id/62778/12/naspub oke fix new...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI METODE TALAQQI DALAM PROGRAM TAHFIDZ AL-
QUR’AN JUZ 29,30 DI MI MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh
YOSINA MAHARANI
A510140128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAⅣIAN PERSETUJUAN
IⅣIPLEPIENTASI PIETODE TALAQQI DALAM PROGRAⅣ I TAHFIDZ AL―
QUR'AN JUZ 29,30 DI卜 IIPIUⅡAMPIADIYAⅡ PROGRAⅣ I KⅡUSUS
PUBLIKASIILⅣIIAⅡ
01ch:
YOSINA MAHARANI
A510140128
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Dra. Ratnasari Diah Utami, M.Si, M.Pd)
NIK.200.1223
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diaukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
daam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 11 Mei 2018
Penulis,
YOSINA MAHARANI
A510140128
1
IMPLEMENTASI METODE TALAQQI DALAM PROGRAM TAHFIDZ AL-
QUR’AN JUZ 29,30 DI MI MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode talaqqi
di MI Muhammadiyah Program Khusus Kenteng. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
deskriprif dengan menggunakan tiga analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
madrasah tersebut telah melaksanakan metode talaqqi setiap hari kecuali pada hari
Jum’at dengan alokasi waktu (2 x 35 menit). Implementasi metode talaqqi dalam
program tahfidz memiliki tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti serta penutup. Kegiatan
inti adalah guru membacakan ayat Al-Qur’an yang akan dihafalkan, sementara siswa
mendengarkan dengan teliti apa yang dibacakan oleh gurunya, lalu siswa menirukan
bacaan tersebut dan mengulanginya sampai hafal. Keterampilan guru ketika mengajar
tahfidz dalam pemberian motivasi, penguasaan Al-Qur’an, penguasaan metode talaqqi,
serta performance sudah baik, sedangkan kedisiplinan, keaktifan, perhatian siswa, daya
tangkap siswa serta penguasaan Al-Qur’an ketika mengikuti program tahfidz rata-rata
juga sudah baik. Target hafalan surat yang dihafalkan adalah juz 30 yang terdapat 37
surat dimulai dari surat An-Naas sampai An-Naba, dan juz 29 dimulai dari surat Al-
Mursalat sampai Al- Mulk. Dengan menggunakan metode talaqqi, siswa dapat membaca
dan menghafalkan Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang benar.
Kata Kunci :Metode Talaqqi, Tahfidz Al-Qur’an
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the implementation of talaqqi mehod in
MI Muhammadiyah Special Program Kenteng. This type of research is qualitative
descriptive by using three analysis that is data reduction, data presentation, and
conclusion. The method used in this research is the method of observation, interview and
documentation. The result of this study indicate that the madrasah has performed
talaqqi every day except on Friday with time allocation (2 x 35 minutes).
Implementation of the talaqqi method in the tahfidz program has three activities is
initial, core and closing activities. The core activity is the teacher reciting verses of the
Qur’an that will be memorized, while the students listen carefully to what is read by the teacher, then students imitate the reading and repeat it until memorized. Teachers skills
when teaching tahfidz in giving motivation, mastery of the Qur’an, mastery of talaqqi
method, as well as good performance, while the discipline, liveliness, student attention,
the ability to catch students and mastery of the Qur’an when following tahfidz program
2
average also good. The target memorized Qur’an letter is juz 30 which contains 37
letters starting from An-Naas to An-Naba’ and juz 29 starting from Al-Mursalat to Al-
Mulk. WithQu’an according to using talaqqi method, students can read and memorize
the correct teaching of tajwid.
Keyword:Talaqqi Method, Tahfidz Qur’an
1. PENDAHULUAN
Sebagai seorang muslim percaya bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci agama
Islam. Membaca setiap huruf saja dalam kitab Allah (Al-Qur’an) akan mendapat satu
kebaikan dan satu kebaikan tersebut akan dibalas sepuluh kali lipat. Namun, seperti
yang telah diketahui bahwa kebiasaan membaca Al-Qur’an sudah mulai ditinggalkan.
Remaja muslim banyak yang bangga menghafal materi pengetahuan dengan cepat
tetapi sama sekali tidak memiliki rasa minat untuk menghafal Al-Qur’an. Kenyataan
ini membawa pertanyaan, bagaimana bisa untuk melestarikan minat untuk belajar dan
menghafal Al-Qur’an, sedangkan saja banyak remaja yang belum bahkan tidak peduli
akan hal itu?
Di dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 pada pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwasanya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan undang-undang tersebut,
dapat dijelaskan bahwa fungsi dari pendidikan nasional adalah membentuk manusia
yang berjiwa nasional dan religius. Untuk membentuk manusia yang religius, maka
dibutuhkan suatu pendidikan yang mendukung. Salah satu pendidikan yang
mendukung adalah pendidikan Islam yang mana pendidikan tersebut mengacu pada
dasar-dasar sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Salah satu penerapan pembelajaran di pendidikan Islam adalah tahfidz Al-Qur’an
yaitu proses mempelajari Al-Qur’an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
3
Hashim (2016: 31) menyatakan bahwa “By using Al-Qur’an, the prophet (pbuh) has
managed to build a vable Muslim community through uranic education in a practical
way. His effort has become a role model and it has been continued by as Salafas
Saleh (pious Predecessors) who put Quran as tp priority in early education to Muslim
children”
Berdasarkan pernyataan di atas dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW telah
berhasil membangun komunitas Muslim melalui pendidikan Al-Qur’an dengan cara
yang praktis dan usahanya pun telah menjadi teladan dan dilanjutkan oleh Salafus
Shalih (orang sholeh terdahulu) yang menempatkan Al-Qur’an sebagai prioritas
utama dalam pendidikan awal untuk anak-anak Islam. Dalam mengajarkan tahfidz Al-
Qur’an alangkah baiknya jika diajarkan ketika masa anak-anak dikarenakan masa
anak-anak adalah awal perkembangan dan pendidikan dari manusia sehingga aspek-
aspek yang terkandung dalam Al-Qur’an akan lebih kuat tertanam pada dirinya serta
akan menjadi panutan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. Masa anak-anak juga
adalah masa dimana anak mempunyai daya serap atau tangkap yang tinggi. Hal ini
tentunya akan memudahkan anak-anak untuk menghfalkan ayat Al-Qur’an dengan
lebih cepat dibandingkan dengan belajar menghafal di masa tua. Oleh sebab itu, hal
yang sangat mendukung mengajarkan tahfidz Al-Qur’an adalah sebuah madrasah
Islam yang di dalamnya memiliki beragam potensi yang salah satunya adalah
program tahfidz Al-Qur’an. Salah satu madrasah yang menerapkan adanya program
tahfidz Al-Qur’an adalah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus
Kenteng Nogosari Boyolali.
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kenteng (MIM PK
Kenteng) adalah salah satu madrasah unggulan di daerah Boyolali yang di dalamnya
menerapkan program tahfidz Al-Qur’an juz 29 dan 30.Program tahfidz ini merupakan
suatu program unggulan di madrasah walaupun program tahfidz ini baru berjalan
efektif kurang lebih 3 (tiga) tahun. Oleh karena itu, untuk mengajarkan tahfidz Al-
Qur’an diperlukan metode atau cara yang pantas dan cocok agar mencapai tujuan
yang diinginkan. Hashim (2015: 91) menyatakan bahwa “Strategy in tahfiz learning
4
styles should be given special attention by all parties whwn drafting a curiculum for
tahfiz teaching and learning so that the excellence in quality of the students can be
achieved”
Dari pernyataan di atas dijelaskan bahwa strategi dalam gaya belajar tahfidz
harus diberikan sebuah perhatian khusus oleh semua pihak ketika menyusun suatu
kurikulum pengajaran dan pembelajaran tahfidz sehingga kunggulan dalam kualitas
siswa dapat tercapai.
Dalam memudahkan mengajarkan tahfidz Al-Qur’an juz 29 dan 30 kepada siswa
maka digunakan sebuah metode untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Salah
satu metode yang digunakan adalah menggunakan metode talaqqi. Madrasah ini
menggunakan metode talaqqi dikarenakan metode menghafal ini dinilai sangat pantas
dan cocok untuk diterapkan kepada siswa di madrasah tersebut mengingat siswa baru
memasuki jenjang sekolah dasar yang mana sebagian besar siswa masih tahap awal
untuk belajar serta menghafalkan Al-Qur’an. Tentunya siswa yang masih tahap awal
belajar Al-Qur’an memiliki berbagai permasalahan seperti belum mengenal huruf
hijaizah, belum lancar dalam membaca iqra’, belum lancar membaca ayat-ayat Al-
Qur’an serta belum menguasai ilmu-ilmu dalam tajwid dengan baik
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana penerapan metode talaqqi dalam pengajaran pada program
tahfidz Al-Qur’an juz 29 dan 30, sehingga penelitian ini diberi judul “Implementasi
Metode Talaqqi dalam Program Tahfidz Al-Qur’an Juz 29,30 di MI
Muhammadiyah Program Khusus”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode talaqqi dalam
program tahfidz Al-Qur’an juz 29,30 di MI Muhammadiyah Program Khusus
Kenteng. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
implementasi metode talaqqi yang digunakan sebagai metode dalam mengajar tahfidz
Al-Qur’an.
Metode pengajaran talaqqi yaitu guru membacakan, sementara murid
mendengarkan, lalu menirukan sampai hafal (Makhyaruddin, 2016: 80). Talaqqi
5
(menurut penafsiran sebagian ulama) atau talqin (menurut pendapat yang lain) yaitu
cara pengajaran hafalan yang dilakukan oleh seorang guru dengan membaca hafalan
yang dilakukan oleh seorang guru dengan membaca suatu ayat, lalu ditirukan oleh
sang murid secara berulang-ulang hingga menancap dihatinya (Herry, 2013: 83)
2. METODE
Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif yang
dimaksudkan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejaidan yang
diteliti sehingga meudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui dan memhami tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti yaitu berhubungan dengan implementasi metode talaqqi
dalam program tahfidz Al-Qur’an juz 29 dan 30
. Sumber penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi dan
wawancara yang terkait dengan implementasi metode talaqqi dalam program tahfidz
Al-Qur’an, sedangkan sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen yang
meliputi profil sekolah, motto, visi-misi, serta tujuan sekolah, serta berkas-berkas
mengenai program tahfidz di sekolah.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisa kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada
adanya hubungan semantIk antar masalah penelitian. Oleh karena itu, dalam analisis
kualitatif data-data yang terkumpul perlu distrukturkan, disemantikkan dan
disintesiskan agar memiliki makna yang utuh (Musfiqon, 2015: 153). Peneliti
melakukan 3 (tiga) kegiatan analisis data secara serempak, yaitu 1) mereduksi data
yaitu tahap peneliti memilah data dari kancah penelitiansekaligus mengidentifikasi
tentang penelitian yang dilakukan. 2) menyajikan data yaitu tahap peneliti akan
memaparkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3)
penarikan kesimpulan yaitu tahap akhir dari penelitian yang sudah dilakukan oleh
6
peneliti, Triangulasi yang digunakan ada 2 (dua) diantaranya adalah 1) triangulasi
metode digunakan untuk mengecek efektifitas metode yang digunakan dalam
penelitian. Selain menggunakan wawancara, peneliti juga menggunakan metode
observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data yang sama. 2) triangulasi
sumber data untuk melakukan pencarian data yang sama pada sumber data yang
berbeda. Misalnya selain menanyakan kepada siswa, peneliti juga mengkonfirmasi
masalah yang sama pada guru tahfidz kelas 5 dan kelas 4.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Implementasi Metode Talaqqi dalam Program Tahfidz Al-Qur’an Juz 29,30
untuk Siswa Kelas 5 di MIM PK Kenteng
Program tahfidz dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at
dengan alokasi waktu (2 x 35 menit). Subjek dari penelitian ini adalah guru
tahfidz kelas 5 serta siswa kelas 5a dengan jumlah 22 yang terdiri dari 13
siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Dalam implementasi metode
talaqqi dalam program tahfidz memiliki 3 (tiga) langkah kegiatan yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Adapun langkah-langkah
dalam implementasi metode talaqqi dalam program tahfidz adalah sebagai
berikut.
7
Tabel 1 Langkah-langkah Implementasi Metode Talaqqi
No
1 Kegaiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam
b. Ketua kelas memimpin doa’a sebelum memulai pembelajaran
tahfidz
c. Siswa membuka Al-Qur’an sesuai sengan arahan guru dan
memulai untuk melakukan tilawah (membaca) Al-Qur’an secara
bersam-sama
d. Setelah selesai, guru memberikan motivasi dan mengajak siswa
untuk fokus dengan hafalan ayat Al-Qur’an pada hari ini.
2 Kegiatan Inti
a. Guru akan membacakan ayat Al-Qur’an yang akan dihafalkan
sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
b. Siswa mendengarkan dengan teliti apa yang dibacakan oleh
gurunya
c. Setelah mendengarkan dengan teliti, siswa menirukan bacaan
tersebut dan mengulanginya sampai hafal
d. Guru mengecek siswa satu persatu untuk memastikan siswa sudah
hafal dengan bacaan yang dihafal tersebut dengan kaidah ilmu
tajwid
e. Siswa diberikan waktu untuk menghafalkan ayat Al-Qur’an
tersebut kemudian menyetorkan hafalan tersebut kepada gurunya.
3 Kegiatan Penutup
a. Guru bersama siswa melakukan muroja’ah (mengulang-ulang
bacaan) yang telah dihafalkan pada hari ini
b. Guru menilai / merefleksi kegiatan pembelajaran tahfidz pada hari
8
ini
c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran tahfidz pada hari ini
d. Guru mengakhiri pembelajaran tahfidz dengan mengucapkan
salam dan berdo’a masing-masing
3.1.2 Observasi tentang keterampilan guru dalam mengajar tahfidz Al-Qur’an
dilaksanakan pada tanggal 03-13 April 2018 dan hasilnya sebagai berikut.
1) Keterampilan dalam Pemberian Motivasi
Hal yang diamati oleh peneliti adalah antusias guru dalam
mengajar tahfidz dan diperoleh hasil bahwa guru tahfidz kelas 5a dalam
mengajar tahfidz Al-Qur’an kepada siswa-siswanya sudah sangat baik.
Dalam membangkitkan semangat siswa juga sudah sangat baik.
Kepedulian guru terhadap siswa sudah baik, akan tetapi terkadang guru
membiarkan begitu saja siswa yang sedang bersendau gurau, maka hal
seperti ini harus diperbaiki lagi oleh guru serta ketepatan guru dalam
memberikan reward dan punishment yang dilakukan oleh guru juga
sudah baik. Siswa yang hafal ayat yang dihafalkan akan diberikan akan
diberikan nilai yang baik, sedangkan siswa yang tidak memenuhi atran
akan ditambah 2 x menghafal
2) Keterampilan dalam Penguasaan Al-Qur’an
Hal yang diamati oleh peneliti adalah keterampilan guru dalam
membaca Al-Qur’an dan diperoleh hasil bahwa guru sudah sangat baik
dalam membaca A;-Qur’an dengan memperhatikan ilmu tajwidnya.
Dalam menghafal Al-Qur’an juga sudah sangat baik dan memperhatikan
ilmu tajwidnya serta sudah sangat baik dalam menguasai ilmu tajwid
seperti panjang pendek, pengucapan makhraj, bacaan yang harus dibaca
dengan jelas, samar-samar dan mendengung
9
3) Keterampilan dalam Penerapan Metode Talaqqi
Hal yang diamati oleh peneliti adalah penguasaan guru terhadap
penerapan metode talaqqi dan diperoleh hasil bahwa guru sudah sangat
baik dalam menguasai metode talaqqi. Guru sudah benar-benar
memahami metode talaqqi dari pengertian, urutan / sintaks, kelebihan,
kelemahan serta upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi
kelamahan tersebut. Dalam menerapkan metode talaqqi, guru juga
sudah sangat baik. Penguasaan terhadap urutan / sintaks dalam mengajar
tahfidz sangat diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Tingkat pemahaman siswa rata-rata sudah baik ketika guru mengajar
tahfidz dengan menggunakan metode talaqqi ini
4) Keterampilan Performance Guru saat Mengajar Tahfidz
Hal yang diamati oleh peneliti adalah kesiapan guru dan diperoleh
hasil bahwa kesiapan guru sudah baik ketika mengajar tahfidz di kelas.
Guru pun sudah tepat waktu ketika masuk kelas dan sangat siap untuk
mengajarkan tahfidz Al-Qur’an kepada siswa-siswanya. Suara guru
ketika mengajar tahfidz sudah sangat baik dan terdengar dari belakang
kelas, sehingga siswa memahami apa yang disampaikan oleh gurunya
Keluwesan sikap guru terhadap siswa sudah sangat baik, karena ketika
ada siswa yang mengalami kesulitan, guru akan membantunya dengan
senang hati. Komunikasi pun antara guru dengan siswa sudah sangat baik
dan terjalin dengan harmonis
3.1.3 Adapun hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 03-13 April 2018
terhadap siswa yang mengikuti program pembelajaran tahfidz adalah
sebagai berikut.
1) Kedisiplinan Siswa
Hal yang diamati oleh peneliti adalah kehadiran / absensi siswa
saat mengikuti program tahfidz sudah baik, dilihat dari absensi bulan Juli
2017 – April 2018 hanya beberapa siswa yang tidak masuk dikarenakan
10
sakit, izin karena ada kepentingan keluarga serta hanya ada beberapa
siswa tidak masuk tanpa keterangan. Rata-rata kehadiran siswa ke
sekolah sangat tepat waktu yaitu pada pukul 07.15 WIB. Hanya ada 2
atau 3 siswa yang tidak tepat waktu Observasi tentang kesesuaian siswa
dalam mengenakan seragam pun juga sangat baik. Tahfidz ini
dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at dan siswa mengenakan
seragam sekolah sesuai hari yang telah ditentukan. Siswa pulang juga
tepat pada waktunya, kecuali ada siswa yang izin untuk pulang terlebih
dahulu dikarenakan sakit atau ada kepentingan keluarga
2) Keaktifan Siswa
Hal yang diamati oleh peneliti adalah keaktifan siswa dan
diperoleh hasil bahwa rata-rata siswa sudah aktif dalam mengikuti program
tahfidz, kecuali siswa yang izin karena kepentingan keluarga. Rata-rata
siswa juga sudah aktif untuk setoran hafalan kepada gurunya, dan hanya
ada 3 atau 4 siswa saja yang malas untuk menyetorkan hafalan kepada
gurunya (Terlampir dalam Data Nilai Tahfidz). Rata-rata siswa juga sudah
aktif untuk bertanya kepada gurunya apabila mengalami kesulitan dalam
membaca dan menghafal ayat Al-Qur’an. Hanya ada beberapa siswa saja
yang malas untuk bertanya kepada gurunya apabila mengalami kesulitan
3) Perhatian Siswa
Hal yang diamati oleh peneliti adalah antusias siswa dan diperoleh
hasil bahwa siswa yang suka dengan program tahfidz akan sangat antusias,
sedangkan siswa yang kurang suka dengan program tahfidz kurang antusias
dalam menghafal. Rata-rata siswa yang mengikuti program tahfidz juga
sudah mematuhi aturan dari gurunya, yaitu diam, tenang dan
memperhatikan apa yang diajarkan oleh gurunya dalam menghafal Al-
Qur’an. Hanya ada 4 atau 5 siswa yang kurang memperhatikan dan mereka
akan bersendau gurau sendiri dengan teman disampingnya dan rata-rata
11
siswa juga sudah baik untuk fokus terhadap hafalan ayat Al-Qur’an yang
diajarkan oleh gurunya
4) Daya Tangkap Siswa
Hal yang diamati oleh peneliti adalah tingkat pemahaman siswa
dan diperoleh hasil bahwa rata-rata siswa mudah mengerti dan paham apa
yang diajarkan oleh gurunya. Hanya ada beberapa siswa yang mengalami
kendala. Rata-rata siswa pun juga cepat menghafal ayat Al-Qur’an. Hanya
ada beberapa siswa yang sulit sekali dalam menghafal ayat Al-Qur’an
5) Penguasaan Al-Qur’an
Hal yang diamati oleh peneliti adalah penguasaan Al-Qur’an dan
diperoleh hasil bahwa rata-rata siswa sudah baik dalam membaca Al-
Qur’an hanya saja ilmu tajwidnya masih perlu diperhatikan. Rata-rata
siswa juga sudah baik dalam menghafal ayat Al-Qur’an hanya saja ilmu
tajwidnya masih perlu diperhatikan. Dalam penguasaan ilmu tajwid, siswa
masih kurang menguasai ilmu tajwid dalam membaca dan menghafal ayat
Al-Qur’an seperti panjang pendek, pengucapan makhraj dan ilmu tajwid
lainnya masih perlu diperhatikan
Dalam pelaksanaan program tahfidz, materi surat yang harus
dihafalkan oleh siswa adalah materi surat pada juz 30 dan 29, yang mana juz
30 terdapat 37 surat yang dimulai dari surat An-Naas sampai surat An-
Naba’dan juz 29 yang mana terdapat 11 surat yang dimulai dari surat Al-
Mursalat sampai surat Al-Mulk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 03-
13 April 2018 didapatkan hasil bahwa metode talaqqi yang digunakan dalam
program tahfidz dinilai sangat cocok dan pantas untuk diterapkan di
madrasah dikarenakan faktor motivasi dan kebiasaan hafalan siswa yang
masih kurang serta siswa yang belum menguasai ilmu tajwid dalam membaca
dan menghafal Al-Qur’an, maka siswa akan semakin lebih mengetahui dan
12
paham tentang cara membaca dan menghafalkan Al-Qur’an yang sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid yang benar.
3.2 Pembahasan
Berkaitan dengan implementasi metode talaqqi dalam pembelajaran
tahfidz Al-Qur’an, Makhyaruddin (2016: 80) menjelaskan bahwa metode
talaqqi adalah metode yang dilakukan dengan cara guru membacakan,
sementara murid mendengarkan, lalu menirukan sampai hafal. Hal serupa
juga diungkapkan oleh Herry (2013: 83) yang menyatakan bahwa metode
talaqqi (menurut penafsiran sebagian ulama) atau talqin (menurut pendapat
lain) adalah cara pengajaran hafalan yang dilakukan oleh seorang guru
dengan membaca suatu ayat, lalu ditirukan oleh sang murid secara berulang-
ulang hingga menancap dihatinya.
4. PENUTUP
Program tahfidz dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at dengan alokasi
waktu (2 x 35 menit). Dalam implementasi metode talaqqi terdapat 3 (tiga) kegiatan
yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Pada kegiatan inti terdapat urutan / sintaks
yaitu guru akan membacakan ayat Al-Qur’an yang dihafalkan sementara siswa
mendengarkan dan memperhatikan dengan teliti, kemudian siswa akan menirukan
ayat yang sudah dibacakan oleh gurunya dan setelah itu guru akan mengecek hafalan
siswa dan memastikan hafalan siswa sudah sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
Dalam pelaksanaan program tahfidz, keterampilan guru dalam mengajar sangat
penting. Guru memiliki keterampilan yang sudah baik dalam mengajar tahfidz Al-
Qur’an. Kedisiplinan, keaktifan, perhatian, daya tangkap siswa serta penguasaan Al-
Qur’an ketika mengikuti program tahfidz juga sudah baik. Dalam pelaksanaan tahfidz
Al-Qur’an, target hafalan siswa adalah menghafal juz 30 dan 29, yang mana juz 30
dimulai dari surat An-Naas samapi An-Naba’, sedangkan juz 29 dimulai dari surat Al-
Mursalat sampai Al-Mulk. Dengan menggunakan metode talaqqi, siswa dapat
membaca dan menghafalkan Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hashim, Azmil. 2015. “Corelation between Strategy of Tahfiz Learning Styles and
Students Performance in Al-Qur’an Memorization (Hifz)”. Mediterranean
Journal of Social. Malaysia: Fakulty of Human Science, Universiti Pendidikan
Sultan Idris. Vol. 6, No 2 S5 hal 13-21
Hashim, Azmil. 2016. “Role of Employers in Empowering Lecturers in Tahfiz
Institutions of Malaysia”. Mediterranean Jornal of Social. Malaysia: Universiti
Pendidikan Sultan Idris. Vol. 6 Issue 1 hal 85-92
Herry, Bahirul Amali. 2013. Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta:
Pro-U Media.
Makhyaruddin.2016. Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: PT. Mizan
Publika.
Musfiqon. 2015. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003.