imkg tipus tujuan dapus

6
1. TUJUAN 1.1. Memanipulasi resin akrilik aktivasi panas dengan cara dan alat yang tepat. 1.2. Mengamati tahap yang terjadi pada penadonan polimer dan monomer yaitu sandy stage, stringy stage, dough stage, ruberry stage dan stiff stage. 4. TIPUS 4.2 Manipulasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi resin akrilik polimerisasi panas yaitu : a. Perbandingan polimer dan monomer Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5:1 satuan volume atau 2,5:1 satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit maka tidak semua polimer dapat dibasahi oleh monomer sehingga akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul. Sebaliknya, pemberian monomer yang terlalu banyak dapat menyebabkan kontraksi yang terjadi pada adonan resin akrilik besar. b. Pencampuran Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough. Pada saat pencampuran ada lima tahap yang terjadi yaitu :

Upload: rika

Post on 10-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

yu

TRANSCRIPT

1. TUJUAN1.1. Memanipulasi resin akrilik aktivasi panas dengan cara dan alat yang tepat.1.2. Mengamati tahap yang terjadi pada penadonan polimer dan monomer yaitu sandy stage, stringy stage, dough stage, ruberry stage dan stiff stage.

4. TIPUS

4.2 Manipulasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi resin akrilik polimerisasi panas yaitu : a. Perbandingan polimer dan monomer Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5:1 satuan volume atau 2,5:1 satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit maka tidak semua polimer dapat dibasahi oleh monomer sehingga akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul. Sebaliknya, pemberian monomer yang terlalu banyak dapat menyebabkan kontraksi yang terjadi pada adonan resin akrilik besar.

b. Pencampuran Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough. Pada saat pencampuran ada lima tahap yang terjadi yaitu : 1. Sandy stageMerupakan tahap pertama saat polimer dan monomer dicampur dan apabila diamati maka adonan masih seperti pasir, sedikit kasar dan berbutir serta konsistensinya basah.2. Stringy stage Pada tahap stringy, polimer menyerap cairan monomer. Beberapa rantai polimer terdispersi dalam monomer cair. Rantai polimer melepaskan jalinan ikatan sehingga meningkatkan kekentalan adukan. Ciri tahap stringy yaitu adonan akan melekat dan berserat ketika ditarik. Adonan pada tahap stringy memiliki konsistensi yang rendah. Sehingga pada saat dilakukan pengepresan, hasil cetakan tidak padat dan terjadi porositas. Porositas mempengaruhi sifat fisik, kebersihan serta nilai estetik dari protesa tersebut. Shrinkage porosity kelihatan sebagai gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform.Hasil pengepresan tahap stringy juga lebih lentur. Kekuatannya dipengaruhi oleh derajat polimerisasinya. Polimerisasi dalam waktu singkat menghasilkan monomer sisa lebih tinggi. Monomer sisa yang tinggi berpotensi untuk menyebabkan iritasi jaringan mulut, inflamasi dan alergi, selain itu juga dapat mempengaruhi sifat fisik resin akrilik yang dihasilkan karena monomer sisa akan bertindak sebagai plasticizer yang menyebabkan resin akrilik menjadi fleksibel dan kekuatannya menurun. (Anusavice KJ, 2003) Pada tahap stringy proses polimerisasi belum berjalan sepenuhnya. Pembuatan basis menggunakan akrilik seharusnya dilakukan pada saat tahapan dough.Karena proses polimerisasi yang belum berjalan sempurna,warna hasil pengepresan juga lebih pudar dan jika dipegang masih ada bubuk sisa polimernya. Tapi polimerisasi yang belum sempurna itu menyebabkan campuran adonan bubuk polimer dengan larutan monomer lebih cair. Sehingga flow campuran lebih bagus.3. Dough stagePada tahap ini jumlah rantai polimer yang memasuki larutan meningkat dan terjadi larutan monomer dan polimer yang terlarut. Namun terdapat sejumlah polimer yang belum larut. Proses hingga fase dough berakhir lebih kurang 3 menit. Bila fase dough berakhir campuran sudah tidak bisa dimanipulsi. Ciri dough stage yaitu adonan halus, homogen, mudah diangkat dan tidak melekat lagi, tahap ini merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould. (Van Noort, R., 2007)Waktu dough tergantung pada : a. Ukuran partikel polimer, partikel yang lebih kecil lebih cepat larut dan lebih cepat tercapai konsistensi dough. b. Berat molekul polimer, lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi dough. c. Terdapatnya plastisizer yang akan mempercepat terbentuknya dough. d. Suhu e. Perbandingan polimer dan monomer, bila tinggi, waktu dough lebih singkat.4. Rubbery stageKarakteristik rubbery stage yaitu adonan bersifat seperti karet (terasa kenyal dan memantul bila ditekan atau diregangkan) dan tidak dapat dibentuk dengan kompresi konvensional. 5. Stiff Merupakan tahap dimana adonan akan tampak kering dan berubah menjadi keras akibat adanya penguapan monomer bebas.

c. Pengisian Sebelum pengisian, dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekat dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik. Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat dipres terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke dalam mould penuh kemudian dilakukan pres pertama sebesar 1000 psi ditunggu selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan pres terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit. Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring.

d. Kuring Kuvet beserta press dipanaskan pada suhu 70C selama 7 jam, selanjutnya 100C dibiarkan selama 3 jam. (Mc Cabe,2008) Namun waktu proses kuring juga dapat ditentukan oleh pabrik berdasarkan merk monomer dan polimer yang digunakan.

DAPUSAnusavice KJ. 2003. Science of Dental Materials 11th ed. London: W.B. Saunders Company. p 730-731; 155-160.Mc Cabe, JF., Walls A. 2008. Applied Dental Materials 9th ed. Wiley, John and Sons Incorporated. Van Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Materials 3rd ed. London: WB Saunders Company. p 216-217.