ilustrasi kasus bayi
TRANSCRIPT
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 1/13
ILUSTRASI KASUS
No. Registrasi Forensik : 714/SK-II/VII/2013
No. Registrasi RSCM : 2476A0713Pemeriksaan : Pemeriksaan Luar : 16 Juli 2013 pukul 12.40 WIB
Pemeriksaan Dalam : 16 Juli 2013 pukul 13.00 WIB
Identitas Jenazah
Nama : Bayi X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 2013
Usia : 0 tahun
Agama : -
Pekerjaan : -
Warganegara : Indonesia
Alamat : Jalan Sabeni RT 15/12 Kebon Melati
Riwayat Kasus
Pada tanggal 16 Juli 2013 mayat bayi laki-laki tidak dikenal dibawa oleh Kepolisian
Resort Metropolitan Jakarta Pusat Sektor Tanah Abang ke Departemen Forensik dan
Medikolegal Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Jenazah tersebut
ditemukan oleh polisi pada tanggal yang sama di pekarangan Jalan Sabeni.
Mayat bayi dibawa ke RSCM dengan bungkus mayat. Pada mayat tersebut tidak
ditemukan luka-luka atau patah tulang.
Kepolisian Sektor Tanah Abang membuat surat permintaan dengan Nomor Polisi
151/VER/VII/2013/SEKTOR TNB yang ditujukan ke Departemen Forensik dan Medikolegal
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat untuk dilakukan pemeriksaan luar dan
pemeriksaan dalam, dan dibuatkan Visum et Repertum.
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 2/13
PEMBAHASAN UMUM
I. Prosedur Medikolegal
Pelanggaran yang terjadi dalam kaitannya dengan tubuh manusia memiliki pengkajian khusus
dalam keilmuaannya. Untuk membantu penyidikan akan pelanggaran yang terjadi, pihak penyidik
dapat meminta bantuan dari ahli sesuai bidangnya masing-masing. Pelanggaran ini dilihat dari sisi
hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pada kasus-kasus tersebut penyidik
mungkin membutuhkan bantuan dari ahli, salah satunya adalah dokter maupun ahli kedokteran
kehakiman untuk mengungkap kasus atau membantu membuat perkara menjadi lebih terang sehingga
kasus bisa segera terselesaikan. Hal ini sesuai dengan pasal 1 butir 28 KUHAP: “ Keterangan ahli
adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.”
Untuk dapat memberikan peranannya seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu
kedokteran yang dimilikinya secara optimal. Peranan dokter dalam hal ini adalah membuat keterangan
ahli.1
Dalam sebuah penyidikan, telah diatur dalam KUHAP pasal 133 (1) “ Dalam hal penyidik
untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan, ataupun mati
yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya”. 1Wewenang penyidik untuk meminta keterangan ahli juga diatur dalam pasal 179 KUHAP
yaitu “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. “
Bentuk-bentuk keterangan ahli yang dimaksud diatur dalam pasal-pasal KUHAP yaitu, pasal
186 yang menyatakan bahwa “Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan, yang berarti keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.” Selain itu pada pasal 187 (c)
dinyatakan bahwa “Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya .”
Keduanya termasuk ke dalam alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP. 1
Pada pasal 184 ayat 1 diterangkan bahwa “Alat bukti yang sah adalah keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa.”1 Nama visum et repertum sendiri tidak pernah
disebutkan dalam KUHAP maupun hukum acara pidana sebelumnya. Nama visum et repertum
disebutkan di dalam Statsblad 350 tahun 1937. Terkandung makna didalamnya bahwa visum et
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 3/13
repertum hanya sah bila dibuat oleh dokter yang sudah mengucapkan sumpah sewaktu mulai menjabat
sebagai dokter dengan lafal sumpah dokter dan yang dimaksud dengan keterangan ahli maupun surat
dalam KUHAP adalah sepadan dengan yang dimaksud dengan visum et repertum. 1
Secara garis besar, keterangan ahli oleh dokter dituangkan dalam bentuk Visum et Repertum
(VER), yaitu keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai
hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian
dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan. 1
Sebelum dilakuan pembuatan visum et repertum, dokter perlu memastikan adanya permintaan
visum et repertum oleh penyidik. Surat permintaan visum et repertum (SPV) diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1983. SPV terdiri atas bagian-bagiannya, yaitu kop surat, pihak yang
meminta visum, pihak yang dituju, identitas korban, dugaan penyebab kematian, permintaan jenis
pemeriksaan, jabatan peminta visum, dan tanda tangan peminta visum. Visum et repertum terdiri dari
lima komponen tetap, yaitu kata Pro Justitia, bagian Pendahuluan, bagian Pemberitaan, bagian
Kesimpulan, dan bagian Penutup. Terdapat beberapa jenis visum et repertum, antara lain visum et
repertum perlukaan, kejahatan susila, jenasah, dan psikiatrik. 1 Pembuat permintaan visum serendah-
rendahnya berpangkat Pembantu Letnan Dua letnan dua, dan penyidik pembantu adalah bintara
serendah-rendahnya sersan dua. Dalam KUHAP pasal 133 (2) “Permintaan keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat”
Pada visum et repertum Jenasah, jenasah harus diberi label yang memuat identitas jenasah, di-
lak dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya. Pada surat
permintaan visum et repertumnya harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta, apakah hanya
pemeriksaan luar jenasah, ataukah pemeriksaan autopsi (bedah jenasah) (ps 133 KUHAP). 1
Pada pemeriksaan autopsi, penyidik wajib memberitahu kepada keluarga korban dan
menerangkan maksud dan tujuan pemeriksaan. Autopsi dilakukan setelah keluarga korban tidak
keberatan, atau bila dalam dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga korban (ps 134
KUHAP). 1
Pemeriksaan forensik terhadap jenasah antara lain pemeriksaan luar jenasah, yaitu
pemeriksaan dilakukan dengan tanpa merusak keutuhan jaringan jenasah. Pemeriksaan dilakukan
secara teliti dan sistematik, kemudian dilakukan pencatatan secara rinci, mulai dari bungkus atau tutup
jenasah, pakaian, benda-benda di sekitar jenasah, perhiasan, ciri-ciri umum identitas, tanda-tanda
tanatologik, gigi-geligi dan luka-luka atau cedera atau kelainan yang ditemukan di seluruh bagian
luar. 1
Kesimpulan pada visum et repertum pemeriksaan luar jenasah berisi jenis luka atau kelainan
yang ditemukan dan jenis kekerasan penyebabnya, sedangkan sebab kematian tidak dapat ditentukan
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 4/13
karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam jenasah. Apabila perkiraan saat kematian dapat
diperkirakan, maka dapat dicantumkan dalam kesimpulan.
Pemeriksaan bedah jenasah dilakukan secara menyeluruh dengan membuka rongga
tengkorak, leher, dada, perut dan panggul. Dari pemeriksaan bedah jenasah maka dapat
disimpulkan sebab kematian korban, selain jenis luka atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya,
dan saat kematian seperti tersebut di atas. Apabila diperlukan, maka dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan histopatologik, toksikologik, serologik, dsb.
II. Pengguguran Kandungan
Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum ialah tindakan menghentikan
kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia
kandungannya. Juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut
lahir bayi hidup atau mati. Yang dianggap penting adalah bahwa sewaktu pengguguran
kehamilan dilakukan, kandungan tersebut masih hidup. Secara rinci KUHP mengancam
pelaku-pelaku:
1. KUHP pasal 346 “Wanita yang sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh
orang lain melakukannya”
2. KUHP pasal 347 “Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa
seizinnya”
3. KUHP pasal 348 “Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin
wanita tersebut”
4. KUHP pasal 349 “Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan di atas”
5. KUHP pasal 283 “Barang siapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan
kandungan kepada anak di bawah usia 17 tahun/di bawah umur”
6. KUHP pasal 299 “Barang siapa menganjurkan/merawat/memberi obat kepada
seorang wanita dengan memberi harapan agar gugur kandungannya”
7. KUHP pasal 535 “Barang siapa mempertunjukkan secara terbuka alat/cara
menggugurkan kandungan”
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 5/13
Dikenal dua macam indikasi abortus terapeutikus, yaitu indikasi ibu (kepentingan
medik si wanita hamil) dan indikasi anak (kepentingan medik si janin), namun kedua
macam indikasi tersebut belum menerangkan secara tuntas tentang batasan derajat resiko
ibu atau anak yang dapat digolongkan ke dalam cakupan indikasi. Kasus abortus jarang
diajukan ke pengadilan, karena pihak si ibu yang merupakan korban juga sebagai ‘pelaku’
sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus. Umumnya kasus abortus diajukan ke
pengadilan hanya bila terjadi komplikasi (si ibu sakit berat atau mati) atau bila ada
pengaduan dari si ibu atau suaminya (dalam hal izin). Mengenali tindakan abortus
provokatus :
1. Kekerasan mekanik lokal
a. Luar : melakukan gerakan fisik berlebihan, jatuh, pemijatan atau pengurutuan perut
bagian bawah, kekerasan langsung pada perut atau uterus, pengaliran listrik pada
cervix
b. Dalam dengan manipulasi vagina dan cervix : penyemprotan air sabun atau air
panas pada porsio, aplikasi asam arsenik, kalium permanganat pekat, yodium
tinktur, pemasangan laminaria stift atau kateter ke dalam cervix, dengan jari
tangan, pemecahan selaput amnion atau penyuntikan ke dalam uterus dengan alatyang cukup panjang dan kecil melalui cervix dengan Higginson syringe isi air
sabun, desinfektan, air biasa, air panas yang menimbulkan emboli udara
2. Obat atau zat tertentu, bergantung kepada takaran dan usia gestasi.
- Minyak eter tertentu yang merangsang saluran cerna yang menyebabkan kolik
abdomen
- Jamu perangsang kontraksi uterus dan hormon yang merangsang kontraksi uterus
melalui hiperemi mukosa uterus, jamu peluntur
- Nanas muda
- Bubur beras dicampur lada hitam
- Bahan yang agak beracun : garam logam berat, laksans
- Bahan beracun : strichnin, prostigmin, pilokarpin, dikumarol, kina
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 6/13
- Bahan sangat efektif : kombinasi kina dan ekstrak hipofisis, sitostatika
Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya merupakan tindak pidana
seperti yang terdapat pada KUHP pasal 181 “Barang siapa mengubur, menyembunyikan,
membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian
atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara selama 9 bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
• Lahir mati
Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan dari ibunya tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun
setelah kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin
yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung,
denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.
Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition) merupakan tanda proses pembusukan
intrauterin, berlangsung dari luar ke dalam (berlainan dengan proses pembusukan yang
berlangsung dari dalam ke luar). Tanda maserasi baru terlihat setelah 8-10 hari kematianin utero. Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari, hanya terlihat perubahan pada kulit saja
berupa vesikel atau bula yang berisi cairan kemerahan, dan bila pecah akan terlihat kulit
berwarna merah kecoklatan. Tanda-tanda lain adalah epidermis berwarna putih dan
keriput. Bau tengik (bukan bau busuk), tubuh mengalami perlunakan sehingga dada
terlihat mendatar, sendi tangan dan tungkai lunak, sehingga dapat dilakukan hiperekstensi,
otot atau tendon terlepas dari tulang. Pada bayi yang mengalami maserasi, organ-organ
tampak basah tapi tidak bau busuk. Bila janin telah lama sekali meninggal dalam
kandungan, akan terbentuk litopodion.
Selain itu ditemukan dada yang belum mengembang, iga masih datar dan diafragma
setinggi iga ke 3-4, tapi sering sukar dinilai bila mayat telah membusuk. Pemeriksaan
makroskopik paru, paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat,
tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar (slack pleura). Berat paru kira-kira 1/70
kali berat badan.
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 7/13
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 8/13
• Umur bayi intra dan ekstrauterin
1. Rumus De Haas
Panjang kepala-tumit (cm) = kuadrat umur gestasi (bulan) 5 bulan pertama
Panjang kepala-tumit (cm) = umur gestasi (bulan) x 5 selanjutnya
Umur Panjang kepala-tumit (cm)
1 bulan 1 x 1 = 1
2 bulan 2 x 2 = 4
3 bulan 3 x 3 = 9
4 bulan 4 x 4 = 16
5 bulan 5 x 5 = 25
6 bulan 6 x 5 = 30
7 bulan 7 x 5 = 35
8 bulan 8 x 5 = 40
9 bulan 9 x 5 = 45
2. Melihat pusat penulangan (ossifications centers)
Pusat penulangan Umur (bulan)
Klavikula 1,5
Tulang panjang (diafisis) 2
Iskium 3
Pubis 4
Kalkaneus 5-6
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 9/13
Manubrium sterni 6
Talus Akhir 7
Sternum bawah Akhir 8
Distal femur Akhir 9 atau setelah lahir
Proksimal tibia Akhir 9 atau setelah lahir
KuboidAkhir 9 atau setelah lahir
(bayi wanita lebih cepat)
• Penentuan maturitas
Walaupun dalam undang-undang tidak dipersoalkan umur bayi, tetapi harus dapat
ditentukan apakah bayi tersebut cukup bulan atau belum cukup bulan (prematur) atau non
viable. Karena pada keadaan prematur dan non viable, kemungkinan besar bayi tersebut
meninggal akibat proses alamiah. Viable adalah keadaan bayi atau janin yang dapat hidup
di luar kandungan lepas dari ibunya, dengan kriteria :
1. Usia* : 37-42 minggu
2. Berat badan* : 3 kg
3. Panjang badan kepala-tumit : 46-50 cm
4. Panjang badan kepala-tungging : >30 cm
5. Lingkar kepala oksipitofrontal* : 33-34 cm
6. Diameter dada anteroposterior : 8-9 cm
7. Diameter perut anteroposterior : 7-8 cm
8. Lingkar dada : 30-33 cm
9. Lingkar perut : 28-30 cm
Ciri eksternal bayi cukup bulan yang objektif adalah pusat penulangan pada epifisis
distal femur dan proksimal tibiasudah terbentuk, dan kalau dipotong ada bercak berwarnaungu berdiameter >5 mm.
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 10/13
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 11/13
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 12/13
7/27/2019 Ilustrasi Kasus Bayi
http://slidepdf.com/reader/full/ilustrasi-kasus-bayi 13/13
Tidak adanya tanda-tanda perawatan bayi, seperti tali pusat terpotong tidak rata dan
tidak diikat, lemak pada lipatan bayi tidak dapat dinilai karena sebagian besar kulit sudah
terkelupas dan tidak ada pakaian atau penutup bayi.
VII. Sebab dan Mekanisme Kematian
Sebab dan mekanisme kematian pada mayat ini tidak dapat ditentukan karena
sebagian besar organ tubuh mayat sudah membusuk.
VIII. Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat bayi berusia antara 20-24 minggu dalam kandungan, dengan
berat 230 gram, tidak mampu hidup di luar kandungan, tidak ditemukan tanda-tanda
perawatan dan tanda-tanda kekerasan. Bayi lahir hidup atau mati menunggu hasil
pemeriksaan jaringan (histopatologik).